Hyouka Bahasa Indonesia:Jilid 1 Penutup

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Sekitar 60% dari novel ini adalah murni cerita fiksi sementara sisanya berdasarkan fakta sejarah. Kisah ini sedikit berdasarkan peristiwa - peistiwa yang dicatat di surat kabar lokal.

Oh iya, untuk seni cerita fiksi yang berhubungan dan fakta sejarah, kau dapat muncul dengan kesimpulan yang bisa menjadi fiksi, sementara fakta sejarah akan menjadi bagian yang kau tak bisa ubah. Itulah inti dari ini semua. Namun, untuk novel ini berdasarkan pada latar belakang sejarah, aku merasa kesulitan dalam memikirkan ide-ide saat mencari tahu bagaimana menyelesaikan bagian fiksi.

Dalam rangka menyelesaikan cerita, seseorang harus membayangkan sebuah spiral deflasi. Aku berpikir tentang Sabrina si penyihir remaja, yang disiarkan di NHK-E beberapa waktu lalu, aku melakukan pekerjaan dengan lebih baik pada saat itu.

Buku ini tidak akan bisa melihat cahaya terang yang menerangi hari tanpa bantuan dari banyak orang. Terutama :

Yamaguchi-san dan Nakai-kun, yang memberikan petunjuk yang penting bagiku pada jam sebelas. Saitou-san, yang mendesakku untuk membuat cerita yang menyenangkan dan menarik ini. Tada-san, yang telah sabar menungguku selama ini. Akiyama-kun, yang telah tanpa lelah memperingatkanku jangan terlalu puas.

aku mengucapkan terima kasih yang tulus kepada orang-orang ini. Terima kasih semua. Karena sekarang mendekati musim sushi yellowtail, saya mengundang anda ke tempatku untuk mencoba beberapa potong sushi.

Kedua.

Untuk semua orang dari panitia seleksi yang telah memberikan novel ini kesempatan, Untuk S-san yang bertanggung jawab atas semuanya, untuk Uesugi-san, yang merancang ilustrasi cover (untuk edisi pertama), Hyouka tidak mungkin terwujud tanpa kontribusi anda. saya sangat mengucapkan terima kasih yang tulus.

oh iya, beberapa hari yang lalu seorang teman mengundangku untuk makan beberapa sushi. sushi yang cocok dengan harganya, aku senang dia menawarkan akan mengantarkan aku ke sana, namun temanku tampaknya tidak terburu-buru seperti aku ketika ia mengemudi.

Karena sekarang hampir makan malam, parkir mobil perlahan-lahan semakin penuh. Sejujurnya, itu mengganggu, namun tidak peduli betapa aku buru buru temanku, dia hanya tersenyum ambigu saat mobil bergerak perlahan.

Aku tahu temanku bukan orang yang suka menggoda orang lain, bahkan dia cukup bijaksana dan serius. Jadi aku tidak tahu apa yang merasukinya hari itu.


Mungkin aku akan mengatakan yang sebenarnya di kesempatan berikutnya.

Hingga saat itu, Terima kasih telah membaca.