Sword Art Online Bahasa Indonesia:Aria Bagian 11 - 15

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bagian 11[edit]

Kata-kata di bawah ini adalah sesuatu yang sebelumnya dikatakan oleh dirinya sendiri: Mengenai semua kejadian yang ada di dunia ini, hanya ada satu yang benar, dan itu adalah “tidur”.

Dan ini adalah apa yang Asuna pikirkan.

Yang lainnya adalah virtual –berjalan, berlari, berbicara, makan, dan bertarung, bukanlah sebuah kebohongan untuk mengatakan bahwa semua tindakan ini hanyalah angka-angka yang dikeluarkan dari hasil perhitungan algoritma-algoritma dari SAO. Tidak peduli apa yang dilakukan oleh tubuh virtual, tubuh yang berada di dunia nyata yang terbaring entah dimana tidak akan bergerak sedikitpun. Satu-satunya pengecualian adalah, ketika tubuh virtual berbaring di atas sebuah tempat tidur dan memasuki dunia mimpi, otak dari tubuh yang nyata mungkin melakukan hal yang sama. Jadi ketika tidur di dalam penginapan yang terletak di area tepi jalan, perlu untuk membiarkan diri sendiri memasuki keadaan tertidur, tetapi hal ini terkadang adalah suatu pekerjaan yang sulit.

Di dalam area dengan monster-monster atau di dalam area ruang bawah tanah, pikiran dan tubuh akan terperangkap dalam sengitnya pertempuran, jadi tidak akan ada waktu sama sekali untuk duduk diam dan merefleksikan diri. Tetapi pada saat dia kembali ke area tepi jalan dan berbaring di atas tempat tidur dari kamar tunggal yang disewa dari sebuah penginapan, semua yang telah terjadi selama satu bulan ini akan kembali berputar ulang di dalam pikirannya. Mengapa pada saat itu, dia memikirkan pikiran-pikiran yang menyakitkan semacam itu di dalam pikirannya? Mengapa dia tidak puas setelah menyentuh Nerve Gear itu? Mengapa dia mengambil helm GEAR itu dan memakaikannya di atas kepalanya, dan mengatakan “Link Start”—

Membawa penyesalan semacam ini ke dalam tidur bersamanya tentunya adalah sebuah resep untuk mimpi buruk. Pada saat teman-teman sekelasnya pastinya akan setengah-bercanda mengenai pentingnya musim dingin dari kelas tiga SMP, dia yang telah berlari ke depan tiba-tiba sudah dihentikkan oleh sebuah permainan. Di dalam beberapa tahun berikutnya, para sanak saudara akan mengasihani gadis ini yang mundur dari perlombaan kehidupan. Dan—memandangi tubuhnya yang tertidur di dalam rumah sakit tertentu, dengan ekspresi wajah yang tidak dapat dia lihat, adalah kedua orang tuanya.

Dengan tubuh yang gemetar, dia tiba-tiba terduduk, melihat kepada waktu yang ditunjukkan di ujung kiri bawah dari penglihatannya. Walaupun waktu yang lama telah berlalu, jumlah waktu yang sebenarnya telah dia gunakan untuk tidur hanyalah sekitar tiga jam. Setelah itu, walaupun dia tetap memejamkan matanya, dia tidak dapat kembali tertidur. Kemudian juga, bila dia tidak tidur sedikitpun tiap malam, tidak mungkin dia dapat bertarung dengan sengit secara terus menerus selama tiga hari di dalam ruang bawah tanah.

Karena semua ini, Asuna selalu menginginkan untuk menghabiskan uang yang ditabungnya untuk sebuah kamar tidur berkelas-tinggi dengan tempat tidur yang nyaman. Mengenai kamar-kamar di dalam penginapan-penginapan, semuanya sempit dan gelap, dengan tempat tidur yang dibuat dari bahan yang tidak diketahui yang terlalu keras untuk ditiduri. Bila bahannya adalah busa urethane [1] berdaya pegas tinggi yang dibuat di Italia... atau bahkan kapas biasa, waktu tidurnya akan meningkat dari tiga jam menjadi empat jam. Poin lainnya adalah, seharusnya ada sebuah pancuran di dalam kamar. Walaupun mandi tidak lebih dari pengalaman virtual dan tubuh nyata akan dijaga agar tetap higienis oleh pihak rumah sakit, ini adalah masalah suasana hati. Setelah hampir mati karena kehilangan kesadaran sementara bertarung secara solo di lantai paling dasar, bahkan bila ini hanyalah hal virtual, dia benar-benar ingin mencelupkan kedua kakinya ke dalam air panas...

—Ini pastinya karena keinginan-keinginan ini yang semakin menguat, sehingga Asuna mengatakan kata-kata ini kepada pengguna pedang satu-tangan berambut hitam itu.

"...............Apa katamu?”

Asuna bertanya dengan suara serak, sementara secara tidak sadar menggenggam kerah baju pihak satunya. Apa yang baru saja dia dengar tidak mungkin karena halusinasi pendengaran, bukan? Pendekar pedang itu benar-benar mengatakan...

"A—Ada susu untuk diminum......?"

"Setelah itu.”

"D—dari tempat tidur, kamu dapat melihat pemandangan yang indah......?"

"Jauh setelah itu!”

"A—Ada kamar mandi......?"

Kelihatannya ini memang bukan hanya sekedar halusinasi pendengaran. Asuna melepaskan kerah baju pendekar itu, lalu segera bertanya:

"Kamu bilang bahwa kamarmu, untuk menginap selama semalam adalah 120 col?”

"Ya... Ya aku memang bilang begitu.”

"Kamar itu, berapa dari kamar seperti itu yang masih ada? Dimana lokasinya? Aku juga ingin menyewa satu, tolong tunjukkan kepadaku jalan kesitu.”

Pendekar pedang itu akhirnya menyadari situasinya. Dia terbatuk sekali, memasang ekspresi wajah tenang, dan berkata:

"Baru saja, tidakkah aku baru berkata bahwa aku menyewa lantai dua dari sebuah rumah petani?”

"......Kamu memang bilang begitu.”

"Maksudku adalah aku menyewa seluruh lantai dua tersebut. Tidak ada kamar yang tidak terpakai. Kebetulan, tidak ada kamar yang disewakan di lantai pertama.”

"Appaa—......"

Pada saat itu, kedua lututnya menjadi lemas dan dia hampir tidak bisa berdiri.

"...............itu, kamar itu........."

Walaupun dia hanya berkata begitu, pihak yang satunya mungkin menyadari mengenai apa yang tidak dikatakan. Matanya yang hitam melirik kesana-kemari, dan dengan ekspresi wajah meminta maaf dia berkata:

"Mengenai itu, sebenarnya, aku sudah sangat puas dengan seminggu tinggal di dalam kamar itu, jadi aku tidak keberatan memberikannya kepadamu... Akan tetapi kenyataannya, aku telah membayar sistem penyewaannya untuk waktu terlama penyewaan... sepuluh hari lamanya. Jadi, tidak ada cara untuk membatalkannya.”

"..."

Asuna berusaha keras untuk tetap tegak, kelihatannya tidak yakin mengenai apa yang harus dilakukan.

Selain penginapan, ada tempat lain untuk menyewa kamar, dan bahkan kamar mewah juga ada. Itu adalah apa yang baru saja dikatakan oleh pendekar pedang itu kepadanya. Bila seperti itu, lalu selama dia berusaha mencari, mungkin masih ada kamar yang belum terpakai di dalam desa Tolbana yang dapat dia temukan. Tetapi, di dalam desa satu ini, puluhan pemain tingkat atas telah berkumpul di sini untuk berkelompok untuk menyelesaikan lantai ini. Kamar-kamar yang bagus mungkin telah diambil semua, dan itu adalah mengapa pendekar pedang berambut hitam ini telah membayar jumlah hari sewa maksimum.

Bila seperti itu, lalu bagaimana jika dia pergi ke desa sebelumnya? Tetapi setelah matahari teerbenam akan terdapat monster-monster yang kuat dan agresif berkeliaran, dan besok pagi dia harus bertemu dengan kelompok penyerbuan tepat waktu di alun-alun air mancur. Walaupun dia tidak terlalu tertarik dalam kelompok penyerbuan bos ini, ini bukanlah sifatnya untuk mengabaikan tugasnya dan sampai terlambat—untuk alasan yang remeh juga.

Jadi, hanya ada satu pilihan yang tersisa.

Untuk beberapa detik, Asuna merasa hatinya terbelenggu. Bila ini adalah dunia nyata, bahkan bila langit dan bumi terbalik dia tidak akan melakukan hal seperti ini. Tetapi, ini hanyalah dunia virtual yang dibuat dari angka dan data, dan tubuhnya tidak berbeda. Lagipula, orang di depan matanya tidak bisa lagi dianggap sebagai orang yang benar-benar asing. Mereka telah makan roti bersama, dan membentuk grup untuk pertempuran melawan bos, dan, betul juga, pria ini juga telah berjanji untuk mengajarinya mengenai quest itu. Bila dia ingin mendengarkannya, lalu itu akan menjadi alasan yang layak... dia pasti bisa. Mungkin.

Dia melihat pendekar pedang itu yang dengan mengkhawatirkannya tetap perhatian, lalu tiba-tiba menurunkan kepalanya—menggunakan suara yang hanya mungkin didengar oleh pendekar pedang itu, dan berkata:

".........ijinkan aku pergi ke tempat kamu tinggal. Dan kamar mandimu, ijinkan aku meminjamnya.”


* * *

Rumah petani yang disewa pendekar pedang berambut hitam itu berada dekat padang rumput kecil di bagian timur dari Tolbana. Rumah itu lebih besar dari yang dia bayangkan. Bila dia memasukkan bagian untuk menaruh bajak di dalam perhitungannya, tempat ini akan sebesar rumah Asuna di dunia nyata.

Tersembunyi di samping tempat tinggal adalah sungai yang indah, dan sungai itu akan mengalir melalui kincir air membuat suara *pitter-patter *. Sampai di teras dari bangunan berlantai-dua itu, dimana keluarga petani NPC itu tinggal di lantai pertama, di lorong Asuna disambut oleh wajah tersenyum dari nyonya petani itu. Wanita tua yang tertidur di kursi goyang di dekat perapian lalu tiba-tiba mengangkat kepalanya. Sebuah simbol «!» keemasan ―― Tanda permulaan sebuah quest ―― mengapung diatas kepala nyonya itu, tetapi dia mengabaikannya untuk sekarang.

Asuna mengikuti pendekar pedang itu hingga di lantai kedua, dimana hanya ada satu pintu di ujung koridor pendek itu. Pendekar pedang itu menyentuh pintu itu dan, secara otomatis, terdengar suara kunci yang dibuka. Bila itu adalah Asuna yang menyentuh pintu itu, pintu itu pasti tidak akan terbuka. Tidak mungkin untuk membuka kunci kamar yang disewakan kepada pemain bahkan bila seseorang memiliki keahlian «Lock Picking».

"......J... Jadi, silahkan masuk.”

Pendekar pedang itu mendorong pintu itu hingga terbuka, dan melakukan sikap penyambutan yang canggung.

"......Terima kasih.”

Menunjukkan rasa terima kasihnya dengan suara kecil, Asuna lalu memasuki ruangan ―― dan pada saat itu, dia tanpa sadar berteriak.

"A... Apa ini? Besar sekali............ K... Kamar ini dan kamarku hanya berbeda dua puluh col!? T... tidakkah itu terlalu murah............?"

"Untuk bisa menemukan kamar seperti ini dengan cepat adalah keahlian penting yang tidak dimasukkan di dalam sistem. ......Yah, untuk situasiku......"

Asuna melirik pendekar pedang itu yang secara tidak wajar memotong pembicaraannya sebelum sedikit menggelengkan kepalanya. Asuna lalu melihat ke dalam kamar itu lagi dan menghembuskan napas besar.

Kamar ini setidaknya sebesar dua-puluh tatami. [2] Pintu menuju kamar tidur dapat dilihat di dinding sebelah timur, kamar itu pastinya berukuran sama. Lalu dinding sebelah barat memiliki sebuah pintu dengan papan bertuliskan [Kamar Mandi]. Asuna dapat merasakan tenaga sihir yang menariknya dari alfabet typeface[3] yang eksentrik itu. Memanfaatkan suasana yang tenang ini, pendekar pedang itu dengan cepat melepaskan pedang, sarung tangan, dan sepatunya, dan membenamkan dirinya keatas sofa yang terlihat empuk tersebut.

Setelah melihat Asuna, yang sedang terpaku itu, pendekar pedang itu berdehem dan berkata,

"Erm, yah, kamu mungkin dapat mengetahui hanya dari melihat, kamar mandinya ada disana...... S..Silahkan digunakan.”

"Ah...... o-oke."

Asuna tidak dapat percaya bahwa dia akan tiba-tiba berlari masuk ke dalam kamar mandi segera sesudah memasuki kamar seseorang, tetapi ini bukanlah waktu untuk membatasi diri . “Yah, lau...”, dia mengguman sementara dia bergerak ke arah pintu, dan suara pendeka pedang itu terdengar di belakangnya,

"Oh iya, aku perlu untuk memberitahukanmu untuk berjaga-jaga, mandi disini tidak sama dengan di dunia nyata. Nerve Gear kelihatannya belum bisa membuat suasana berair...... Jadi, jangan terlalu berharap.”

"......Air panas saja cukup, aku tidak berharap lebih dari itu.”

Menjawab dengan perasaannya yang sebenarnya, Asuna membuka pintu kamar mandi itu.


Bagian 12[edit]

......Selain air panas, hal lain yang dipikirkannya adalah kunci dari kamar mandi itu.

Sementara dia memandang pintu yang tertutup itu, walaupun dia ingin bergantung kepada dirinya sendiri untuk merasa tenang, hal ini mustahil. Dia tidak dapat menemukan benda apapun seperti slot atau tombol di sekitar pegangan pintu. Karena ruangan ini tidak disewa oleh Asuna, menu untuk mengoperasikan kamar ini tidak dapat dipanggil.

Dengan begitu, tidak adanya kunci adalah sesuatu yang remeh dalam situasi ini. Mengapa? Setelah berlari masuk ke dalam kamar dari pria yang baru saja dia temui kemarin, karena dia berkata bahwa dia akan meminjamkan kamar mandinya kepadanya. Pendekar pedang satu-tangan berambut hitam itu —— bila dipikirkan, dia masih belum tahu namanya —— usia dan karakternya juga tidak diketahui, tetapi bukanlah tipe orang yang akan masuk ke dalam kamar mandi yang terpakai, mungkin. Yah, bahkan bila dia masuk, karena ini masih di dalam «Batas kota», «Kode pencegahan kejahatan» akan diaktifkan, jadi dia juga tidak dapat melakukan apa-apa.

Setelah berpikir sampai sini, Asuna berbalik dari pintu, dan menghadap ke arah selatan.

"............Aah............"

Dia tanpa sadar mengeluarkan sebuah suara rendah.

Kamar ini terlalu luas. Bagian sebelah utara adalah tempat untuk melepaskan pakaian. Lantainya ditutupi dengan karpet tebal. Terpasang di dinding adalah sebuah lemari padat yang terbuat dari kayu. Setengah dari sebelah selatan ditutupi oleh ubin batu yang terpoles, sementara sebagian besar bagian lainnya dipakai oleh sebuah bak mandi yang seperti perahu.

Di atas dinding batu bata sebelah selatan, sebuah keran air panas yang terlihat seperti kepala monster terpasang, yang menyemburkan banyak cairan transparan dari mulutnya. Bak mandinya secara perlahan terisi dengan air dan uap putih, hingga airnya mencapai pinggirannya dan meluap, dan dibuang melalui sebuah ubin di pinggir.

——berdasarkan cara berpikir pada umumnya, model arsitektur dari rumah ini seharusnya berasal dari Eropa abad pertengahan. Bila tidak, peralatan untuk mengeluarkan air panas tidak akan sebesar ini.” Tetapi Asuna tidak memiliki suasana hati untuk mengeluh mengenai penelitian yang belum selesai dari dunia virtual. Dia membuka jendela Main Menu dan bergerak ke arah penunjuk di sebelah kanan dari layar «perawakan perlengkapan» dan menekan tombol untuk melepaskan semua pelindung dan senjatanya.

Mantel tak berlengan bertudung yang dia gunakan sekarang, pelindung tembaga yang menutupi dadanya, kedua sarung tangan panjang dan sepatu bot panjangnya, dan rapier yang bergantung di pinggangnya, semua menghilang. Rambut panjang lurus berwarna kemerah-merahan melambai di belakang tubuhnya. Satu-satunya pakaian yang tersisa adalah atasan dari wol berlengan tiga-perempat dan celana kulit ketat. Tombol yang barusan berubah menjadi «Lepaskan semua pakaian», dan dia menekan tombol itu lagi. Tunic dan celana itu menghilang, meninggalkan dua bagian sederhana dari pakaian dalam katun.

Asuna melihat ke arah pintu lagi, lalu menekan tombol yang telah berubah menjadi «Lepaskan semua pakaian dalam». Dengan ketiga operasi ini, tubuh virtualnya menjadi benar-benar telanjang. Sebuah rasa dingin virtual menyentuh kulitnya. Di dalam Aincrad yang dinamai dengan aneh, pergantian musim di sinkronisasikan dengan kenyataan, dan karena dunia nyata sekarang berada di awal bulan Desember, terasa sangat dingin di dalam ruangan.

Dengan segera berlari di dalam kamar mandi, dia mencapai bak mandi dari keramik itu, dan membenamkan kaki kirinya ke dalam air panas, menyebabkan sinyal sensoris yang rumit terbuat di dalam otaknya. Menahan keinginan untuk memercikkan seluruh tubuhnya dengan air, dia pertama menggerakkan kepalanya untuk mandi di bawah mulut dari kepala monster itu, dan sementara sensasi kehangatan menyelimuti sekujur tubuhnya, dan perbedaan temperatur antara tubuhnya dan atmosfir sekitar berkurang ――

*Byur*.

Seluruh punggungnya terbenam.

"............Uaaa............"

Asuna tidak dapat menahan keluarnya suara itu lagi.

Benar, seperti apa yang dikatakan pendekar pedang berambut hitam itu, kamar mandi di dunia nyata tidak dapat dibuat ulang. Perasaan dari air panas menyentuh kulit, tekanan air terhadap tubuh, cahaya yang terpantul di permukaan air, semuanya secara samar meninggalkan perasaan aneh.

Hingga tahap tertentu, makan juga sama, operasi program standar dari «perasaan saat mandi», selama kamu menutup matamu dan mengulurkan kedua tangan dan kakimu, perasaan aneh yang samar-samar itu tidak dapat lagi dirasakan. Ini adalah mandi. Terlebih lagi, air panas yang terbuang masih mengalir keluar dari bak mandi edisi mewah yang hampir mencapai dua meter itu.

Dengan kedua matanya tertutup, mulut terendam di dalam air, dan seluruh tubuhnya berelaksasi, dia mulai berpikir.

————Sekarang ini, tidak masalah bila aku mati. Aku tidak memiliki penyesalan apapun.”

Sebuah pemikiran tetap berada di dalam pikirannya sejak dia meninggalkan Starting City dua minggu lalu. Menyelesaikan permainan kematian ini adalah sebuah tugas yang tidak mungkin, semua dari sepuluh ribu orang yang terpenjara di dalam sini akan mati pada akhirnya. Masalahnya apakah segera atau tidaknya, jadi segala yang ada di dalam dunia virtual yang palsu ini tidak berguna. Lebih baik lagi, daripada terus menerus bergerak maju, akan lebih baik untuk berhenti saja dan mati.

Melihat kebelakang dalam «pertemuan strategi» yang diadakan kemarin dan hari ini, Asuna menjadi tidak tertarik. Dia tidak peduli siapa para beta tester itu (dimana dia masih tidak tahu arti dari kata itu) atau bagaimana item seharusnya dibagikan. Besok adalah hari Minggu, hari dimana mereka akan menantang penghalang terbesar, lantai yang telah menelan dua ribu orang, lantai pertama dari Aincrad. Hal seperti itu, menggantungkan diri hanya kepada empat puluh orang yang berpengalaman, seharusnya tidak mungkin, dan ada kemungkinan tinggi untuk pemusnahan, jadi kekalahan tidak dapat dihindarkan.

Asuna meninggalkan kelakuannya yang biasanya, membiarkan bak mandi itu menyerap semuanya. Karena keinginan «Mari lakukan ini sekali sebelum aku mati» ini, sekarang sudah terpenuhi, bahkan bila dia menghilang di dalam pertempuran dengan bos besok, dia tidak akan memiliki penyesalan apapun.........

————Itu, roti hitam yang dilapisi krim itu.”

————Sebelum mati, aku ingin makan itu sekali lagi.”

Keinginan yang keluar dari dadanya ini, membuat Asuna kembali bingung. Dia membuka kedua matanya, dan menggerakkan tubuhnya di dalam air panas ini.

Rasanya memang enak. Tetapi hal ini terasa semu. Penampilannya terbuat dari berbagai poligon. Sinyal perasanya juga telah ditentukan sebelumnya. Untuk hal itu, tempat mandi ini juga sama. Apa yang kelihatannya seperti air panas, adalah tidak lebih dari sebuah batasan yang dibuat dari formula matematis yang mengatur pemancaran dan pemantulannya. Temperatur di sekitar yang menyelubungi tubuh juga adalah sinyal-sinyal elektronis yang dikeluarkan dari Nerve Gear.

Tetapi............, akan tetapi.

Satu bulan yang lalu ketika dia tinggal di dunia nyata, apakah dia memiliki nafsu makan sekuat ini? Apakah dirinya di masa lalu juga memiliki keinginan yang kuat untuk mandi?

Jelas-jelas tidak ingin makan, akan tetapi memasukkan satu set menu yang terbuat dari bahan-bahan organik ke dalam mulutnya secara mekanis di depan kedua orang tuanya, dibandingkan dengan krim virtual yang membuatnya berliur, manakah yang perlu dianggap «Nyata»............?

Asuna yang sekarang, memikirkan mengenai masalah ini yang dia anggap sangat penting, mengnarik napas dalam-dalam.


* * *

Aku tidak tahu bahwa berusaha keras untuk tidak melihat pintu kamar mandi memerlukan Will saving throw setinggi ini.” [4]

Sementara tubuhku terbenam jauh di atas sofa, aku menggunakan seluruh energi mentalku untuk terus melihat «Panduan Strategi Argo: Edisi Bos Lantai Pertama» yang aku dapatkan hari ini. Akan tetapi, walaupun membaca kata-kata yang dituliskan dengan huruf yang sederhana beberapa kali, isi di dalamnya tidak benar-benar mencapai otakku.

――Yah, setidaknya, hal ini membuktikan bahwa kita tidak berada di dunia nyata.

Bila, sebagai contoh, karena suatu kemungkinan, ini adalah rumahku di daerah Kawagoe, Prefektur Saitama, dengan ibu dan saudara perempuanku pergi, tetapi ada teman sekelas wanita berada di dalam kamar mandi di dalam rumahku. Apa yang aku lakukan bila itu terjadi? Tentu saja, aku akan keluar dari kamarku diam-diam. Lalu mengendarai MTB[5] tercintaku pada jalan prefektural nomor 51 kearah Arakawa dengan kecepatan penuh.

Untungnya, ini adalah lantai kedua dari bangunan berlantai dua yang berada di pinggiran Tolbana di lantai pertama dari kastil Aincrad yang melayang, dan aku bukanlah murid SMP yang adalah seorang maniak permainan, tetapi pendekar pedang satu-tangan bernama Kirito. Sebagai seorang avatar di dunia virtual, tidak akan ada yang terjadi bahkan bila aku melihat pemain anggar wanita bernama Asuna berjalan keluar dari kamar mandi. Tidak, ini mungkin adalah sebuah perangkap yang rumit. Bila aku pergi ke kamar mandi, dia mungkin memeriksa kamarku, dan semua yang berada dalam petiku akan menghilang. Akan tetapi, peti yang ada di dalam kamar ini hanyalah berisi monster drop dengan level yang rendah, dan aku tidak memiliki alasan untuk pergi ke kamar mandi. Aku akan menunggu dia keluar, lalu berkata "Mari bekerja keras besok" dan menemaninya kembali. Hanya itu.

Sementara aku mengangguk berulang kali, sementara menaruh buku panduan itu di meja kecil, pada saat itu,

Pintunya ―― bukan pintu dari kamar mandi, tetapi pintu yang mengarah ke koridor di luar ―― mengeluarkan suara ketukan, sebuah suara tok-tok-tok.

Suara ketukan. Tetapi orang yang mengetuk itu bukanlah nyonya petani itu. Ritme ini adalah sebuah sinyal yang telah disetujui antara aku dan seseorang tertentu.

Terkejut, aku dengan gemetar berdiri, dan dengan takut-takut berbalik, menghadap ke arah pintu dari kayu oak yang tebal itu ―― berdiri di sis lain pintu, seharusnya adalah Argo si tikus.

Bagian 13[edit]

Dengan cepat kabur melalui jendela sebelah selatan menuju halaman depan, melompat ke atas seekor keledai yang terikat di kandang, dan bergerak lurus ke hutan untuk mencapai zona labirin.

Pilihan in tiba-tiba muncul tanpa aku memikirkannya. Tetapi, untuk dapat menunggangi hewan, keahlian «mount» tidak terlalu sulit di SAO. Bila kamu berlatih menaiki kuda, lalu kamu dapat menguasainya secara bertahap. Walaupun aku telah mendengar mengenai hal ii, aku tidak memiliki slot keahlian berlebih untuk menaruh ketertarikan ini pada saat ini.

Karena itu, aku turun dari sofa dan dengan cepat berdiri. Aku melirik kamar mandi untuk memeriksa situasinya. Saat ini, di sisi lain dari pintu ini, pengguna rapier bernama Asuna-san pasti sedang menikmati mandinya. Bila Argo mengetahuinya, dia pasti akan mengambil buku catatannya dan menambahkan «Kirito adalah tipe pria yang akan menarik seorang wanita yang dia temui untuk pertama kali ke dalam kamarnya» ke dalam bukunya. Bila informasi ini disebarkan, reputasiku sebagai seorang pemain solo akan benar-benar hancur.

Untungnya ―― Bisa dikatakan semua pintu di dunia ini benar-benar kedap suara. Sejauh yang kutahu, tiga suara yang dapat diteruskan dari pintu adalah ① Sebuah panggilan keras «teriakan», ② ketukan, ③ suara pertarungan. Untuk suara seperti pembicaraan normal dan air di kamar mandi, kamu tidak akan dapat mendengarnya bahkan bila kamu menempelkan telingamu di pintu.

Karena itu, bahkan bila aku membiarkannya masuk, dia seharusnya tidak menyadari bahwa kamar mandinya sedang dipakai oleh Asuna. Bila, ketika Argo masuk, pengguna rapier itu berjalan keluar ―― Aku akan segera melompat keluar dari jendela dan pergi dengan keledai.

Setelah menyelesaikan pertarungan di dalam pikiranku dengan cepat, aku mencapai pintu, dan dengan penuh keyakinan membukanya. Setelah aku melihat wajah dari orang yang berada di balik pintu, aku berkata,

"Sungguh langka, untuk kamu mengunjungi kamarku."

Ungkapan yang telah aku siapkan di dalam pikiranku sebelumnya keluar dari mulutku. Penjual informasi «Argo sang Tikus», kumis di wajah yang menjadi ciri khas-nya mengejang sesaat dengan sikap yang menunjukkan sebuah kecurigaan, tetapi dia segera mengangkat bahu dan menjawab,

"Ya. Kliennya ingin mendengar jawabanmu hari ini."

Hanya dengan itu, Argo berjalan masuk ke dalam kamar dengan santai dan duduk di sofa yang baru saja aku tinggalkan. Aku dengan serius menahan diri untuk melihat ke dalam kamar mandi, dan berjalan ke arah kereta dorong di pinggir ruangan, mengambil sekendi susu segar dan menuangnya ke dua gelas, dan membawa kedua gelas itu ke arah set sofa, menaruhnya di meja kecil. «Tikus» itu mengangkat sebelah alisnya, lalu tertawa.

"Ki-bou sungguh penuh perhatian. Mungkinkah secara kebetulan, kamu menaruh obat tidur di situ?"

"......Hal seperti itu akan melanggar prinsip dari sebagian besar pemain, bukan? Lagipula, aku juga tidak dapat melakukan apapun selama kamu tidur di dalam batas kota."

Mendengarku berkata hal ini, Argo menepukkan kedua tangannya dan berkata "Benar juga.", dan mengangguk. Mengangkat gelasnya, dia menghabiskan isinya dalam satu teguk.

"Terima kasih untuk minumannya. Minuman tanpa batas ini sungguh terasa enak. Mengapa kamu tidak mebotolkannya untuk menjualnya kepada pemain lain?"

"Sayangnya, setelah memindahkannya dari daerah rumah petani susu ini hanya bertahan selama lima menit, dan cairan yang tersisa bukannya menghilang tetapi akan menjadi kental yang menjijikkan ..."

"Ho, aku tidak tahu tentang itu. Kelihatannya tidak ada yang lebih menakutkan dibandingkan hal-hal yang gratis."

......Sementara dia berbicara, hatiku berkata "Cepatlah berbicara langsung ke masalah". Bila dia menemukan rahasia dari kamar ini aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku memasang ekspresi wajah tidak berdosa, mengambil «Panduan strategi Argo: Edisi Bos Lantai Pertama», dan mengetuknya dengan ringan.

"Berbicara mengenai gratis, mengingatkanku akan benda ini. Aku selalu merepotkanmu, tetapi aku selalu menggunakan lima ratus col untuk membeli benda-benda ini...... dan pada pertemuan kemarin, aku mendengar pengguna kapak bernama Agil berkata, bahwa buku-buku ini dibagikan secara cuma-cuma?"

Mendengar nadaku yang sedikit marah, tikus itu tertawa "nishishi".

"Ini, yang aku jual kepada Ki-bou dan pelari garis depan lainnya adalah cetakan edisi pertama. Edisi kedua adalah yang dibagikan secara gratis. Tetapi jangan khawatir, hanya cetakan pertama yang memiliki tanda tangan Argo-sama."

"............Begitu, lalu di masa depan aku tidak akan membelinya."

――Hal ini berarti, versi gratis, adalah cara dari Argo sendiri untuk bertanggung jawab sebagai seorang beta tester. Walaupun aku ingin mendengar lebih banyak mengenai hal itu, tetapi kata beta tidak akan pernah keluar dari mulut kami karena hal itu adalah sebuah tabu diantara kami. Tidak, karena aku tidak berkontribusi sebelumnya sebagai seorang tester, aku tidak memiliki hak apapun untuk meperbincangkannya.

Suasananya menjadi berat. Argo melambaikan rambut ikal coklat keemasannya dan mengganti topik pembicaraan.

"Jadi, aku rasa sekarang adalah waktunya untuk berpindah ke topik utama."

Silahkan-silahkan-silahkan! meneriakkan hal itu dalam kebisuan, aku mengangguk dengan lembut.

"Maa [6], Kali ini kliennya merasa beruntung dan bijaksana, subyek pembicaraannya adalah pedang milik Ki-bou...... Bila kamu ingin menjualnya hari ini, kliennya akan membelinya seharga tiga puluh sembilan ribu delapan ratus col."

"............Ti............"

Tiga sembilan delapan? Aku hampir berteriak keras. Setelah menarik napas, dan berpikir untuk beberapa detik, aku membuka mulutku,

"......Aku tidak mengatakan hal ini untuk menghinamu......, tetapi, bukankah itu adalah penipuan atau semacamnya? Pedang itu tidaklah berharga empat puluh ribu col. Bagaimanapun juga, harga pasar untuk «Anneal Blade» yang baru seharusnya berkisar sekitar lima belas ribu col, bukan? Menambah dua puluh ribu col kepada harga itu, kamu pada dasarnya dapat membeli material-materialnya dan meningkatkan pedang itu hingga +6 dengan aman. Walaupun itu membutuhkan beberapa waktu, tiga puluh lima ribu dapat digunakan untuk membuat sebuah pedang yang sama sepertiku."

"Aku juga, telah memberitahukan kliennya mengenai hal itu tiga kali.

Wajah Argo, yang tertutupi oleh kedua tangannya yang terbuka lebar, memiliki ekspresi "Aku tidak mengerti" yang langka tertulis di wajahnya.

Aku menyilangkan kedua lenganku, dan dengan bantalan sofa di punggungku, masalah yang merepotkan mengenai kamar mandi dan sebagainya semua meninggalkan pikiranku untuk sesaat. Dalam masalah ini, aku benar-benar menolak mengurangi uangku. Tetapi, meninggalkan pertanyaannya tidak terjawab terasa lebih menjijikkan. Aku telah memutuskan, jadi aku menghadap penyedia informasi paling baik di Aincrad.

"......Argo, aku ingin tahu nama dari klienmu untuk seribu lima ratus col. Apakah harganya telah naik, atau kamu perlu memeriksanya dengan kliennya?"

"......Aku mengerti."

Tikus itu mengangguk, membuka window miliknya, dan mengetik dengan kecepatan yang sangat tinggi sebelum mengirim pesan instan tersebut.

Setelah satu menit, bagian pinggir dari alisnya mengejang sesaat karena refleks sementara dia membaca balasannya, lalu dia mengangkat bahu.

"Aku tidak keberatan."

".................."

Aku tidak lagi peduli, membuka window milikku dalam keadaan mental itu, dan seribu lima ratus col terbentuk. Aku menaruh enam koin yang mewakili uang itu ke depan Argo.

Menjepit koin-koin itu dengan santai dengan keujung jari-jemarinya, tikus itu memasukkan koin-koin itu ke dalam inventory miliknya dengan main-main. "Sungguh", dia berkata sembari mengangguk.

"......Ki-bou, kamu sudah mengetahui namanya. Dia adalah orang yang berdiri di depan selama kekacauan di dalam pertemuan kemarin."

"..................Mungkinkah.................. Kibaou? "

Mendengar bisikanku, tikus itu mengangguk.

――Kibaou. Orang yang memulai permusuhan dengan beta tester di dalam pertemuan. Orang itu, ingin membeli pedangku dengan empat puluh ribu col?"

Memang, orang itu memiliki senjata yang mirip denganku di punggungnya, juga menggunakan «Longsword[7] Satu-Tangan». Tetapi kemarin seharusnya adalah kali pertama kami bertemu. Akan tetapi Argo berkata bahwa perjanjiannya awalnya ditawarkan seminggu yang lalu......

Menggunakan seribu lima ratus col untuk mengetahui identitasnya, hanya membuatku lebih bingung. Argo, duduk di atas sofa, menghadapku sementara aku berpikir keras, dan mengingatkan,

"......Kali ini, perjanjian mengenai pedangnya kelihatannya gagal?"

"Emm............"

Tentu saja, aku tidak ingin menjual pedang tercintaku tidak peduli harganya sejak awal. Aku setengah mengangguk, dan tikus itu berdiri diam-diam.

"Kalau begitu, maaf mengganggumu. Aku harap panduan strategi itu akan menjadi bermanfaat untukmu."

"Emm............"

"Sebelum aku pergi, aku ingin meminjam kamar sebelah. Aku ingin memakai pakaian malamku."

"Emm............"

――Memikirkan hal itu, dalam pertemuan kemarin, aku merasa bahwa Kibaou sedang memeriksa semua orang, dan kedua matanya tetap menatapku untuk beberapa waktu. Jadi, pandangannya kemarin bukanlah karena dia mencurigaiku sebagai seorang beta tester, tetapi untuk melihat pedangku ...... mungkin? Tidak, mungkin untuk keduanya......

――Tunggu sebentar. Apa yang baru saja Argo katakan?

Memikirkan mengenai Kibaou telah benar-benar memakai delapan puluh persen dari pikiranku, aku menatap ke atas dengan pandangan kosong.

Di sudut kedua mataku, aku melihat Argo memutar kenop pintu. Dan itu bukanlah pintu yang mengarah ke koridor di luar, maupun pintu di sebelah timur, yang mengarah kamar tidurku ―― tergantung di pintu adalah sebuah pelat yang bertuliskan kamar mandi.

Aku melihat dengan tertegun dari sudut kedua mataku, sementara tubuh mungil dari tikus itu menyelinap masuk ke dalam kamar mandi dan menghilang.

Tiga detik kemudian ――

"Woaa!?"

Sebuah suara kaget,

"............Kyaaaaaaaaaaaa!!"

Sebuah teriakkan yang memekakkan telinga yang menggetarkan seluruh ruangan. Kemudian, yang terbang keluar dari kamar itu, bukanlah seorang pemain bernama Argo.

Aku tidak punya ingatan mengenai apa yang terjadi setelah itu.

Bagian 14[edit]

Minggu, empat Desember, jam 10 pagi.

Permainan kematian yang dimulai pada jam satu siang di hari Minggu, pada tanggal enam November. Dalam tiga jam, ini akan menjadi empat minggu semenjak ini semua dimulai.

Saat aku pertama kali menemukan bahwa tombol Logout menghilang, aku mengira itu adalah kesalahan dari sistem, dan berpikir bila aku menunggu cukup lama, aku akan dapat logout. Lalu, GM tak berwajah Kayaba Akihiko memberitahukan kondisi untuk dapat logout, yaitu untuk menyelesaikan keseluruhan seratus lantai dari Aincrad. Aku mengira bahwa dalam perhitungan kasar kami akan terpenjara selama seratus hari, berdasarkan dari perhitungan bahwa kami dapat menyelesaikan rata-rata satu lantai sehari.

Tetapi hingga sekarang—— Sudah empat minggu semenjak saat itu, dan kami bahkan belum mencapai lantai kedua.

Aku hanya dapat tertawa kepada diriku sendiri karena terlalu naif, tetapi berdasarkan serangan hari ini terhadap bos lantai ini, kami dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk kebebasan kami. Empat puluh empat pemain sekarang berkumpul di alun-alun air mancur di Tolbana. Bisa dibilang ini adalah kekuatan bertempur paling kuat yang dapat kami harapkan pada titik ini. Bila karena suatu kebetulan, kelompok penyerbuan ini dihancurkan, tidak, bahkan dengan kehancuran sebagian, rumor akan dengan cepat tersebar ke Starting City. Penyerahan diri karena «SAO itu tidak mungkin diselesaikan» akan tersebar keseluruh lantai pertama. Mengatur pasukan kedua akan memakan waktu yang sangat lama —— atau, bisa menjadi mustahil untuk menghadapi bosnya untuk kedua kalinya. Bahkan bila kami ingin meningkatkan level kami untuk melawan bos lagi, kami telah mencapai batas atas dari efisiensi untuk mendapatkan experience dari para monster di lantai pertama.

Segalanya bergantung kepada apakah kekuatan monster bos «Illfang the Kobold Lord»'s telah berubah dari Versi Beta Test. Raja Kobold di dalam ingatanku dapat dengan mudah dikalahkan dengan sekumpulan orang seperti ini, dengan keahlian, level, dan perlengkapan mereka, tanpa ada kematian. Setelah itu adalah, karena keadaannya menyangkut nyawa kita, dapatkah kita tetap tenang hingga akhir......

Sementara aku berpikir hingga otakku kepanasan, aku tiba-tiba menyadari pemain yang ada di sebelahku, yang mengambil napas pendek, dan memberi senyum kecut.

Pengguna rapier «Asuna», identitasnya terembunyi di balik tudungnya, terlihat seperti saat aku pertama bertemu dengannya di area ruang bawah tanah pagi kemarin. Melesat secepat bintang jatuh dan setajam baja. Dibandingkan dengannya, aku terlihat sangat gelisah.

Sementara aku terus melihat ke arahnya. Dia tiba-tiba berbalik dan melotot kepadaku.

"............Apa yang kamu lihat?"

Bisikan yang samar-samar, tetapi kuat ini, membuatku menggelengkan kepalaku. Alasan dari suasana hatinya yang buruk semenjak pagi tadi adalah, menurutnya, meminum seember susu basi yang ditawarkan kepadanya, tetapi aku tidak dapat mengingatnya sendiri.

"T- tidak ada."

Aku segera menjawab tanpa berpikir, Asuna sekali lagi memperhatikanku setajam ujung rapiernya, sebelum dia berbalik membelakangiku. Aku bertanya-tanya apakah pertemuan strategi hari ini akan baik-baik saja, Bagaimanapun juga, kami berdua berada bersama dalam satu grup, hanya karena kami adalah pemain tambahan, dan sementara aku memikirkan hal-hal seperti itu——

"Hei."

Sebuah suara yang tidak dapat dianggap ramah datang dari belakang, jadi aku berbalik dan menghadapinya.

Berdiri di sana, adalah sebuah pemain dengan rambut berwarna coklat pendek, yang tajam, dan seperti kaktus. Aku mau tidak mau mundur. Hari ini, walaupun adalah hari dimana banyak pemain berkumpul, dia adalah wajah yang paling tidak ingin aku lihat—— Yaitu wajah Kibaou.

Di depanku yang tertegun, Kibaou dengan berbahaya mengerling kepadaku sementara dia berdiri di lantai yang lebih rendah, dan berkata dalam nada rendah,

"Dengarkan, hari ini kalian harus tetap di belakang. Kalian berdua hanyalan sebagai pendukung di sini."

"............"

Aku mungkin bukanlah orang yang halus, tetapi aku tahu bahwa aku tidak boleh bereaksi terhadapnya di sini. Baru kemarin, aku telah menolak permintaan empat puluh ribu col miliknya, yang adalah sejumlah uang yang besar. Sebagai tambahan, dia telah berusaha untuk menyembunyikan namanya, jadi situasi ini lumayan canggung untuk orang-orang yang berpikiran normal. Bila situasinya dibalik, aku tidak akan mau mendekatinya dalam radius dua puluh meter.

Walaupun begitu, sikap Kiabou sangat tidak menyenangkan sehingga hal itu menggugurkan keinginanku untuk berkata "tentu saja". Kedua pipi yang tersenyum memuakkan menonjol ke depan, lalu dia meludah.

"Patuh sajalah, kalian berdua dapat mengambil kobold murahan itu yang berhasil menyelinap dari grupku sebagai musuhmu."

Kibaou meludah lebih banyak air ludah virtual ke tanah sebagai penekanan, sebelum berbalik dan pergi. Aku melihat punggungnya sementara dia kembali ke anggota lain dari grup E. Aku kembali terlihat tertegun seperti biasa, tetapi terkaget oleh suara yang berasal dari tepat di sebelahku.

"......Apa, yang barusan itu?"

Tentu saja, kata «kalian berdua» yang diucapkan juga termasuk Asuna. Untukku, pandangan yang diberikannya memberikan 30 persen lebih banyak rasa teror daripada kerlingan mata barusan.

"Y-yah...... Mungkin dia tidak ingin para pemain solo untuk menjadi terlalu sombong......"

Aku berbicara tanpa berpikir terlalu dalam, tetapi sebuah pemikiran datang, dan aku berkata kepada diriku sendiri.

——Atau bisa juga, jangan terlalu sombong, original beta tester, mungkin saja."

Bila itu benar, lalu berdasarkan sikapnya, Kibaou telah yakin bahwa aku adalah seorang beta tester. Tetapi —— apa dasar dari penuduhannya? Bahkan Argo sang Tikus tidak akan menjual informasi apapun mengenai apakah pemain lain adalah seorang original tester. Dan hingga sekarang, aku bahkan tidak pernah mengatakan kata Beta kepada siapapun.

Sekali lagi tersiksa oleh perasaan tidak menyenangkan yang sama dengan kemarin, aku terus memandangi punggung Kibaou.

"............Eeh............?"

Lalu, aku menyadari sesuatu, yang membuatku mengeluarkan suara itu.

Kemarin, pria itu menawariku empat puluh ribu col, jumlah uang yang abnyak, untuk membeli Anneal Blade +6 milikku. Hal ini adalah sebuah kenyataan. Tentu saja, itu dimaksudkan untuk digunakkan dalam pertempuran melawan bos hari ini. Ditingkatkan sebanyak tiga kali dari «Durabilitas»,yang meningkatkan berat dari pedangnya. Menghiraukan masalah mengenai bagaimana dia secara tiba-tiba bisa mengayunkan pedang yang berat, dia sebelumnya ingin mendapatkan senjata yang kuat di medan pertempuran untuk meningkatkan pengaruh dan kemampuan kemimpinannya. Motif penyebabnya tidak mengejutkan.

Akan tetapi, bila begitu, berarti sekarang, dia seharusnya sudah menghabiskan empat puluh ribu col itu untuk meningkatkan perlengkapannya.

Seharusnya begitu, tetapi scale mail[8] yang dipakainya, dan pedang satu tangan di punggungnya, sama dengan apa yang dipakainya kemarin. Sebenarnya itu tidak terlalu buruk, tetapi dengan empat puluh ribu col, seharusnya mungkin untuk mengganti perlengkapannya dengan yang lebih kuat, karena masih ada cukup waktu. Kenyataanya, rapier yang ada di pinggang Asuna di sebelahku, karena saranku tadi malam, mengganti senjatanya dari «Iron rapier» yang dibeli dari toko menjadi «Wind fleuret+4»[9] yang dia dapatkan dari hasil drop. Lagipula, hari ini mungkin kita semua mati, jadi apa gunanya menyimpan empat puluh ribu col............

―― Tetapi, pemikiranku hanya mencapai titik ini.

Sebelum aku menyadarinya, kesatria berambut hijau Diavel berdiri di depan di ujung dari air mancur, menaikkan suara indahnya yang terdengar akrab dan berkata,

"Semuanya, walaupun ini mungkin mendadak ―― Terima kasih semua, aku benar-benar bersyukur bahwa ke semua empat puluh empat anggota kelompok sudah berkumpul, tanpa ada seorangpun yang menghilang."

Setelah berbicara, sebuah sorakan *OH* menggetarkan seluruh alun-alun. Yang kemudian diikuti oleh tepuk tangan yang seperti air terjun. Aku berhenti menebak dan menaikkan tanganku untuk bertepuk tangan.

Setelah tersenyum kepada semua orang, kesatria itu mengepalkan tangan kanannya ke atas, dan terus berteriak keras,

"Sekarang aku akan mengatakan, bahwa aku sebenarnya berpikir untuk menggagalkan misi ini bila ada satu orang yang tidak muncul! Tetapi...... kekhawatiran macam ini, adalah penghinaan untuk semuanya. Aku sangat senang bahwa...... kelompok penyerbu terbaik...... yah, walaupun jumlah orangnya tidak cukup!"

Beberapa orang tertawa dan bersiul, dan beberapa orang mengepalkan tangannya ke atas menirunya.

Aku tidak ingin menemukan kesalahan dalam kepemimpinan Diavel. Akan tetapi, dari sudut pandangku, terdapat terlalu banyak semangat. Ketegangan berlebihan dapat mengarah ke arah ketakutan-seperti racun, tetapi terlalu bersemangat juga mempunyai pengaruh yang buruk, seperti menjadi ceroboh. Selama masa beta test, dikalahkan karena terlalu bersemangat adalah sebuah hiburan, tetapi di sini, kegagalan dapat mengarah kepada kematian dari seorang pemain. Dalam situasi seperti ini, akan lebih baik bagi para pemain untuk tidak terlalu bersemangat.

Sementara aku memikirkan mengenai hal-hal ini. Aku melihat grup lain dari belakang. Pemimpin grup B Agil, si pengguna kapak dua-tangan dan beberapa orang lainnya, semuanya memiliki ekspresi wajah yang serius dan lengan mereka terlipat di depan mereka. Pada masa-masa kritis, mereka akan dapat diandalkan. Kiabou dari grup E punggungnya menghadapku, jadi aku tidak dapat membaca ekspresi wajahnya.

Sementara semua orang berteriak, Diavel menaikkan kedua tangannya untuk menenangkan sorak-sorai yang ada.

"Semuanya...... Apa yang ingin aku katakan sekarang adalah ini!"

Tangan kanannya bergerak ke panggul kirinya, dan menarik pedangnya yang keperakan dengan suara yang keras ――

"............Mari menang!!"

Teriakan yang keras keluar, hal ini mengingatkanku akan empat minggu yang lalu, di alun-alun pusat dari Starting City, ketika sepuluh ribu pemain berteriak.

Bagian 15[edit]

Kelompok besar ini berjalan dari kota Tolbana menuju daerah menara labirin, dan pemandangan ini sepertinya memancing sesuatu di dalam ingatan Asuna. Setelah beberapa menit berpikir, dia akhirnya mengingatnya.

Itu adalah pada saat wisata sekolah yang dia ikuti pada bulan Januari tahun ini. Tujuannya adalah Queensland, Australia. Ketegangan dari para murid yang berpindah dari Tokyo di tengah musim dingin menuju ke Gold Coast di tengah musim panas benar-benar melebihi puncaknya, itu terasa seperti festival tidak peduli kemanapun dia pergi.

Hampir semua yang ada dalam situasi ini sama hingga hampir tidak ada perbedaan, suasana dari berjalan di bawah dedaunan dengan empat puluh atau lebih orang, adalah sama dengan berjalan bersama teman sekelasnya pada saat itu. Perbincangan tanpa henti dan seringnya gelak tawa. Satu-satunya perbedaan adalah, monster-monster kadang-kadang menyerang mereka dari dalam hutan. Akan tetapi, semua monster yang mendekat dibantai dalam sekejap oleh teknik-teknik yang dibanggakan semua orang.

Asuna, bergerak mendekat ke belakang di samping seorang pendekar pedang, lupa mengenai kejadian tadi malam dan mulai berbicara.

"......Hei, kamu, sebelum datang kesini, apakah kamu bermain M...... permainan MMO yang lain? Apakah itu namanya?"

"Emm...... ah, ya, ya itu benar."

Pendekar pedang itu masih terlihat sedikit malu-malu, sementara rambutnya yang hitam bergerak naik-turun.

"Di dalam permainan lain, apakah biasanya ada keadaaan dengan perasaan seperti ini? Bagaimana aku mengatakannya...... seperti pergi dalam perjalanan wisata......"

"......Ha ha, perjalanan wisata akan lebih indah."

Tertawa pendek, pendekar pedang itu kemudian mengangkat bahu.

"Sayangnya, permainan lain yang aku mainkan tidak mempunyai perasaan seperti ini. Karena bagaimanapun juga, permainan-permainan itu tidak menggunakan teknologi FullDive, jadi kami perlu menggunakan mouse dan keyboard untuk mengendalikan gerakan avatarnya, jadi tidak ada banyak waktu untuk memeriksa chat window."

"...Ah, begitu......"

"Yah, ada permainan-permainan lain yang menggunakan voice chat, tetapi aku belum pernah bermain permainan-permainan itu."

"Hmm."

Sementara karakter permainan lari yang diam terus bergerak di layar monitor di dalam imaginasinya, Asuna berkata lembut,

"......Hal sebenarnya, bagaimana rasanya?"

"Eh? H-hal sebenarnya?"

Pendekar pedang itu memberikan pandangan bertanya-tanya, jadi Asuna mencoba menjelaskan gambaran yang ada dalam pikirannya.

"Seperti yang aku katakan...... dunia fantasi semacam ini... berada di dalam kelompok dengan para pendekar pedang dan penyihir, di dalam perjalanan kita untuk melawan pimpinan para monster yang kejam. Sepanjang perjalanan, apa yang akan kita katakan...... ataukah mereka akan berjalan dalam diam. Topik pembicaraan semacam ini."

".................."

Pendekar pedang itu anehnya tetap diam, dan ketika Asuna melirik dan melihatnya terlihat seperti ini, Asuna sadar bahwa dia telah bertanya pertanyaan yang kekanak-kanakkan. Ketika dia akan secara refleks berbalik, dan baru saja akan mengatakan "Aku rasa hal itu tidak penting,"

"Berjalan di jalan yang mengarah entah kepada kematian atau kemegahan, huh."

Kata-kata yang tenang itu mencapai telinga kanan Asuna.

"Bila kita membandingkannya dengan orang-orang yang menjalani kehidupan normal... mungkin, itu seperti pergi ke sebuah restoran untuk makan malam. Bila ada sesuatu yang dapat diperbincangkan, aku akan berbicara, bila tidak aku akan tetap diam. Aku rasa penyerbuan bos ini pada akhirnya berubah menjadi seperti itu. Bila mungkin, aku harap kita dapat menantang bos setiap hari."

"...... hu hu, hu"

Kata-kata jujur dari pendekar pedang itu terdengar lucu oleh Asuna, yang tertawa kecil. Dia segera menjelaskan, hampir sebagai alasan.

"Maaf tertawa, tetapi...... hal ini sangat aneh. Dunia ini adalah bentuk paling jauh dari kehidupan sehari-hari, tetapi kamu ingin aktivitas seperti ini menjadi rutinitas harian kita."

"Ha ha...... Aku rasa itu benar."

Pendekar pedang itu tertawa dengan cara yang sama, lalu dengan diam-diam berkata,

"Akan tetapi, dibutuhkan empat minggu untuk mencapai titik ini. Bahkan bila kita mengalahkan bosnya hari ini, kita masih memiliki sembilan puluh sembilan lantai lagi. Aku...... siap untuk berjuang untuk dua, tidak, tiga tahun seperti ini. Bila hal ini berjalan terus seperti ini, bahkan kegiatan seperti ini akan menjadi hal sehari-hari."

Kata-kata itu akan membuat Asuna yang lama sangat kaget dan putus asa. Tetapi sekarang, dia menyadari bahwa ini sekarang seperti angin kering yang bertiup keluar dari dadanya.

"......Kuat sekali. Bila itu adalah aku, aku tidak dapat berpikir seperti itu. Memikirkan mengenai hidup di dunia ini untuk bertahun-tahun...... mati dalam pertempuran akan menjadi lebih tidak menakutkan untukku."

Pendekar pedang itu meliriknya untuk sesaat setelah mendengarkannya, lalu menaruh kedua tangannya di dalam kantung yang ada di jaket abu-abunya, dan berkata dengan suara yang tertahan,

"Bila kita mencapai lantai yang lebih atas, mungkin ada tempat mandi yang lebih baik disana."

"............Be-benarkah?"

Dia tanpa sadar menjawab, lalu menyadari apa yang baru saja dia katakan. Merasa malu, dia berkata dengan suara rendah,

".....Ingat hal ini. Atau kamu benar-benar akan meminum satu gentong susu basi."

"Lalu, setidaknya kita harus dapat kembali selamat hari ini."

Setelah membuat komentar itu, pendekar pedang itu tersenyum lebar dan tertawa.

* * *

11.00 siang, kami bergerak menuju labirin.

12.30 siang, kami berjaan ke lantai teratas dari labirin.

Sejauh ini, tidak ada yang meninggal. Aku diam-diam menepuk dadaku sendiri. Bagaimanapun juga, hampit empat puluh delapan orang dari kelompok «Penyerbuan Penuh» bergerak, dan untuk sebagian besar orang-orang yang ada disini ini adalah pengalaman pertama mereka. Di dunia ini, «Pertama» adalah sebuah tindakan yang memiliki resiko kecelakaan dan berbahaya, tanpa ada pengecualian.

Kenyataannya, ada tiga situasi yang sangat menakutkan. Orang-orang yang menggunakan senjata panjang seperti «Spear [10]» dan «Halberd», kebanyakan berada di dalam grup F dan G, di serang mendadak oleh Kobold tipe melee di sepanjang jalan. Di dalam SAO, senjata melee tidak akan melukai pemain lainnya bila mereka secara tidak sengaja terayun (tentu saja, hal ini tidk sebanding dengan sebuah tindakan kriminal), dan teknik pedang yang menyentuh halangan juga dihentikan. Senjata jarak jauh sudah beresiko tinggi karena hal ini, dan serangan melee dadakan membuat situasinya lebih buruk.

Dalam situasi seperti itu, si kesatria Diavel menunjukkan kemampuannya untuk memerintah dengan tepat. Sebagai pemimpin dari pasukan ini, dia membuat berapa keputusan yang berani, seperti tetap bertarung sementara membuat yang lain mundur, menggunakan sejumlah besar teknik pedang untuk memukul mundur para monster, dan melakukan pergantian antara anggota-anggota yang menggunakan senjata melee dan jarak jauh. Keputusan-keputusan ini hanya dapat dibuat bila dia sudah biasa menjadi pemimpin.

Karena hal-hal ini, sebelum berangkat sebagai pemain solo aku telah mengatakan "Hal ini tidak terlalu menarik" dan khawatir mengenai terlihat terlalu arogan. Diavel memiliki filosofinya sendiri mengenai kepemimpinannya, "percaya sepenuhnya kepadanya adalah kewajiban semua anggota kelompok penyerbuan" adalah alasan mengapa semua mencapai titik ini.

――Setelah mengetahui hal ini, dua pintu besar berdiri di depan mata kami, dan mereka yang berada di belakang harus berjinjit untuk melihatnya.

Di permukaan dari batu abu-abu tersebut, ada sebuah ukiran mengenai monster berkepala hewan buas yang menakutkan. Mengenai Kobold, di kebanyakan permainan MMO gerombolan ini biasanya adalah yang terlemah dari yang lemah, tetapi di dalam SAO kelas «Demi-Human» dari makhluk-makluk humanoid adalah musuh-musuh yang kuat. Mereka memiliki kemampuan untuk memakai senjata seperti pedang dan kapak, dan bahkan dapat menggunakan teknik pedang. Dibandingkan dengan serangan normal, Kobold memiliki kecepatan yang lebih tinggi, tenaga yang lebih kuat, dan bahkan memiliki kemampuan mengkoreksi serangan. Bila seorang pemain terperangkap di dalam situasi dimana ia tidak bisa bertahan, bahkan teknik dasarnya dapat menyebabkan serangan yang kritis, dan mengurangi HP gauge secara drastis. Pengguna rapier Asuna di sampingku, mencapai bagian terdalam dari labirin dengan hanya menggunakan «Linear», yang membuktikan kekuatan dan horor dari teknik pedang...

"......Dapatkah kamu mendengarkanku untuk beberapa saat?"

Aku bergerak mendekat ke arah Asuna, dan berbisik.

"Hari ini, musuh kita adalah «Ruin Kobold Sentinels», dan walaupun mereka bukanlah bos, mereka tetap adalah sebuah musuh yang kuat yang muncul di sekitar bosnya. Aku menyebutkannya sebelumnya bahwa sebagian besar kepala dan tubuh mereka ditutupi dan dilindungi oleh pelindung dari metal, teknik «Linear» milikmu akan tidak cukup."

Setelah mendengar, dengan pandangan mata tajam dibalik tudungnya, pemain anggar itu mengangguk.

"Aku mengerti. Cukup arahkan ke arah tenggorokan mereka, bukan."

"Tepat sekali. Seperti apa yang mereka lakukan setelah menggunakan teknik pengguna «Pole Axe» itu, kita harus segera melakukan pertukaran posisi begitu aku menyerang mereka untuk membuka pertahanan mereka."

Mengangguk, Asuna mengangguk sebelum menghadap pintu ganda yang besar itu, dan aku terus melihatnya untuk beberapa detik.

Dimana dan bagaimana kamu mati, cepat atau lambat adalah satu-satunya perbedaan.

Ketika kami pertama bertemu, dia mengatakan hal itu kepadaku. Aku tentu saja tidak dapat membiarkan kata-kata itu menjadi kenyataaan. «Linear» milik Asuna menunjukkan bakat yang tidak disadari oleh dirinya sendiri. Diantara semua bintang jatuh, bintang jatuh miliknya adalah sesuatu yang tidak terbakar di atmosfir, menahan panasnya api hingga menghantam tanah.

Bila dia dapat selamat dari pertempuran hari ini, Asuna pasti dikenal sebagai salah satu dari pendekar pedang tercepat dan tercantik di Aincrad. Dia pasti akan menjadi sebuah bintang jatuh yang terang, yang akan membimbing pemain-pemain lainnya yang berada dalam ketakutan dan keputusasaan. Aku sangat yakin akan hal ini. Tanggung jawab ini, adalah peran yang tidak dapat dilakukan oleh seorang beta tester sepertiku karena stigma yang ada.

Setelah aku membulatkan tekadku dan menelan ludah, aku menghadap pintu besar itu. Di depan kami, Diavel telah selesai mempersiapkan barisan dari ketujuh Grup.

Kesatria itu tidak berani berteriak "Mari menang!" di tempat ini. Hal ini karena para monster humanoid disini akan bereaksi terhadap suara-suara keras.

Sebaliknya, Diavel mengangkat longsword peraknya tinggi ke atas, dan mengangguk besar. Ke-empat-puluh-tiga anggota penyerbuan juga menaikkan senjata mereka dan balas mengangguk.

Rambut hijau panjangnya tersibak sementara dia berbalik, kesatria itu meletakkan tangan kirinya di tengah pintu ganda besar itu ――

"――――Mari pergi!"

Dengan teriakan pendek itu, dia membuka pintu itu dengan segenap kekuatannya.

Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. Poliuretana; bisa dibilang kapas sintentis yang empuk.
  2. Tatami adalah tikar ala Jepang yang dibuat dari jerami, di sini tatami digunakan sebagai ukuran dari kamar ini yang cukup besar untuk terisi 20 tatami (kurang lebih sekitar 10 meter persegi).
  3. [1] atau [2]
  4. Will saving throw adalah istilah dari permainan RPG tabletop Dungeon and Dragons, sebagai contoh bila seseorang membaca mantra kematian kepadamu, dan guliran dadumu cukup, kamu tidak akan mati.
  5. Mountain bike
  6. まあ(Jp), my; oh dear (en,inf) , yah (id,inf)
  7. http://en.wikipedia.org/wiki/Longsword
  8. http://en.wikipedia.org/wiki/Scale_mail
  9. http://en.wikipedia.org/wiki/Fleuret
  10. http://id.wikipedia.org/wiki/Tombak


Mundur ke Bagian 6 - 10 Kembali ke Halaman Utama Maju ke Bagian 16 - 20