Planeshift

Project of creative fiction that can be related to light novels or of an original nature.

Moderators: Fringe Security Bureau, Senior Editors, Senior Translators, Alt. Language Translator/Editor, Executive Council, Project Translators, Project Editors

Post Reply
altux
Project Translator
Posts: 58
Joined: Tue Jul 21, 2009 3:42 am
Favourite Light Novel: Ahouka!
Location: [email protected] ITB Bandung

Planeshift

Post by altux »

another one from rileks
credit to
Asuka404
http://rileks.comlabs.itb.ac.id/index.php?showuser=5463

Yet another indonesian language story

Planeshift

------------------
A Harry Potter >< Haruhi Suzumiya crossover fanfic
------------------



Sebuah konfrontasi terakhir antara Sang Pemburu dan yang diburu.

“Kupuji dirimu karena telah berhasil menemukanku di sini, Harry Potter.”

Suara itu lagi. Suara yang menggema ketika nasib merenggut nyawa Cedric Diggory pada turnamen Triwizard beberapa tahun yang lalu. Suara yang telah membawa maut kepada beratus nyawa.

“Voldemort.”

“Permainan yang benar-benar menyenangkan, Potter. Sangat disayangkan, semuanya harus kita akhiri di sini.”

“MATILAH!”

Mantra-mantra segera bertabrakan diantara kedua musuh bebuyutan itu. Segala kebencian, kesenangan, dan nafsu tercurah dalam setiap berkas sinar yang melesat dari wand masing-masing. Harry Potter, dengan kemudaan dan semangat membaranya, terlihat dapat mengimbangi Tom Marvolo Riddle yang jauh lebih berpengalaman.

Tiba-tiba, entah dari mana, terdengar sebuah suara tepuk tangan. Voldemort, dengan senyum kemenangan, meloncat mundur ke arah suara tepuk tangan itu. Harry, tak ingin jatuh ke dalam perangkap, meloncat mundur dengan perasaan heran.

“Menarik, menarik sekali~”

Suara seorang gadis itu mengagetkan Harry. Begitu merdu dan terdengar ceria, namun kosong.

“Menikmatinya, Lady Muon?” Tanya Voldemort sambil menyeringai menyeramkan ke arah Harry.

“Tentu, tentu~” jawab gadis yang dipanggil dengan nama Lady Muon itu sambil tertawa kecil, “Begitu menyenangkannya hingga aku ingin mencobanya sendiri.”

Peristiwa berikutnya tak terlalu jelas di mata Harry, namun ia melihat kepala Voldemort tercerai dari tubuhnya dan menggelinding ke arah Harry. Ajaib, tubuh dan kepala itu tidak memuncratkan darah sedikitpun. Malah, tubuh kurus itu amblas ke tanah bak setumpuk pasir yang terjatuh di pantai. Berikutnya, pemandangan di sekitar Harry mulai meliuk dan berubah.

“Urk! Kau… kau…” geram Harry sambil menahan putaran isi kepala yang mencoba membuatnya pingsan.

“Ada apa, Harry? Er, atau lebih tepat kalau kusebut, Sampel Anomali 012?” tanya suara merdu Lady Muon yang sosoknya tampak mulai melayang ke udara. Beberapa pasak merah sepanjang beberapa kaki muncul mengancam di sekitar sosok Lady Muon, siap meluncur ke arah Harry.

“Siapa… kau?” tanya Harry pelan, sementara ia berjuang menguasai ketakutan dan keheranannya.

“Aku? Well, kau tak akan berurusan dengan Entitas Data lagi, jadi…”

“Cukup, antarmuka 454-KU124.”

Sebuah suara lain, kali ini di belakang Harry.

“Ah~ Yuki… tak kusangka kau mengikutiku ke sini. Aku tersanjung!” sambut Lady Muon sambil tersenyum, “Bagaimana kabar Haruhi dan Kyon?”

“Data itu sudah bukan tanggung jawabmu lagi, 454-KU124. Bersyukurlah kemarin yang kau dapatkan hanya overwrite, dan bukan penghapusan data permanen,” balas orang yang dipanggil Yuki itu sambil berjalan pelan melewati ke arah Lady Muon. Harry melihat jubah hitam dan topi penyihirnya, namun tidak terlalu memperhatikan wajah sang pendatang baru.

“Whatever~ yang penting kita bersenang-senang!” sahut Lady Muon sambil melempar pasak-pasak merah yang sedari tadi mengapung disekitar dirinya dengan kecepatan tinggi ke arah Harry.

Harry hanya bisa menutup mata, pasrah menerima apa yang tampaknya telah tergaris untuknya.

“Guahk.”

Tampaknya tidak.

Didepannya, tampak seorang gadis belia berambut pendek tertusuk beberapa pasak merah di bagian torsonya. Jubah hitamnya koyak di beberapa bagian, mungkin akibat tersambar pasak-pasak yang tidak langsung menembus tubuhnya.

“Kau... hei, bertahanlah!” seru Harry sembari berusaha menangkap tubuh gadis itu.

“Bersiaplah...” bisiknya pelan.

Setelah sepatah kata itu, semuanya putih bagi Harry.


...


“... -san...”

“Urrrhhh...”

“... kenji-san...?” ujar suara seorang gadis, pelan.

“Mmh... dimana...”

“Ah, baguslah... nampaknya dia mulai sadar,” sebut suara seorang pemuda, “Asahina-san, mungkin lebih baik kita siapkan secangkir teh untuknya...”

“Aa, ide bagus, Kyon-kun... sebentar,” sahut suara sang gadis sambil menjauh.

“Jadi, Nagato... apa maksudmu membawa Harima-kun ini ke sini?” suara pemuda yang sama.

“Dia pingsan di gang, sementara ruang kesehatan sudah terkunci dan Kato-san sudah pulang,” sambut suara gadis yang samar-samar dikenal Harry, “Ah, ya.”

Harry merasakan dahinya disentuh oleh sebuah tangan, namun tak jelas tangan siapa karena matanya masih terpejam.

“OK, dia akan baik-baik saja,” lanjut sang gadis bernama Nagato itu.

“Uh... Dimana... ini?” desis Harry/Harima sambil membuka mata dan bangkit duduk.

“Minum dulu, Harima-kun. Kau pasti masih pusing karena pingsan tadi,” ujar seorang gadis manis berkostum french maid sambil menyodorkan segelas teh hangat, “udara saat ini memang sangat panas, tak heran banyak yang menderita serangan panas sepertimu.”

“Ah, Arigatou...”

Tunggu dulu. Ada yang salah pada diriku, pikir Harry sambil meraba pinggangnya sendiri mencari tongkatnya. Sedetik kemudian, baru ia menyadari kalau seluruh pakaiannya telah berubah. Kini ia mengenakan sebuah setelan jas berwarna hijau lumut, dasi merah, kemeja putih, dan celana panjang warna gelap.

“I... ini...” desis Harry/Harima tak percaya.

“Lain kali, kita tidak boleh membiarkan Haruhi mengambil apapun yang berbau sihir di pasar loak...” dengus sang pemuda sambil duduk di dekat ‘ranjang’ kursi tempat Harry/Harima berbaring, “atau nanti dia akan menciptakan dunia aneh-aneh seperti yang ada dalam novel Harry Potter itu...”

“Benar,” jawab Nagato sambil berlutut di samping Harry/Harima dan kemudian berbisik, “Tidurlah untuk sementara waktu. Ketika kau bangun nanti, ikuti aku.”

Harry, lemah oleh kebingungan dan keputusasaan, akhirnya kembali tertidur di atas ‘ranjang’ semi-darurat yang terbuat dari kursi yang disusun itu.


...


Harry/Harima terbangun sore itu, mendapati langit telah memerah dan Nagato menunggunya dengan sabar sambil membaca buku.

“Sang Legenda Harry Potter, eh,” ujar Nagato sambil menutup sebuah kopi Goblet of Fire begitu menyadari Harry tersadar, “tiga ratus lima puluh juta kopi sejarah duniamu telah dibaca orang di Bumi. Mungkin empat ratus juta orang di dunia memimpikanmu setiap malam. Well done, Joanne Kathleen Rowling.”

“Aku... apa yang terjadi padaku? A-... Voldemort...?” Harry/Harima menggumam tanpa arah, sementara Nagato hanya memandangnya dengan pandangan kosong.

“Duniamu telah hancur,” balas Nagato datar sambil bangkit, “Sekarang dirimu adalah Harry MacKenzie, atau lebih dikenal sebagai Harima Kenji*, seorang murid pindahan dari Inggris di Kita Gakuen ini. Kau adalah penggemar sastra dan pernah membacakan A Midsummer Night’s Dream berdasarkan ingatan di depan kelas. Kau sekelas denganku dan tinggal di bangunan apartemen yang sama denganku. Semua orang disekitarmu, kecuali mungkin orang-orang Agensi dan para Pengarung-Waktu, mengetahui bahwa bekas luka di dahimu adalah hasil dari kecelakaan di masa kecilmu. Hanya anggota kedua organisasi tersebut dan Kyosuke Nadaka yang _akan_ mengetahui kebenaran kehidupanmu.”

“Kau... kau pasti berbohong,” Harry/Harima menukas sambil bangkit, “Ini semua hanya mimpi buruk! Aku pasti masih tergeletak di sana!”

Nagato tidak mengatakan apapun, namun dengan gerakan yang lincah menusukkan sebuah pulpen yang tadi ada di saku bajunya ke lengan Harry.

“Argh!” seru Harry/Harima dengan suara tertahan sambil menarik tangannya.

“Ini kenyataan. Duniamu yang sebelumnya telah hancur, Harry Potter,” desah Nagato pelan sambil mengelap pulpennya dengan lengan baju, “Ayo, kita pulang. Tepat empat belas menit dan tiga puluh lima detik lagi penjaga sekolah akan mengunci semua pintu. Akan kujelaskan semuanya di rumah.”


...


“Kau berhutang penjelasan padaku sekarang, Nagato,” ujar Harry saat ia memasuki kamar apartemen Nagato yang relatif kosong.

“Baik,” ujar Nagato sambil duduk di ruang tengah, “Duniamu adalah dunia yang tercipta saat Suzumiya Haruhi membaca salah satu kopi buku Harry Potter beberapa minggu yang lalu. Ia sekarang sudah bosan dan menghilangkannya dari multiverse. Pendeknya, dia menghapus duniamu.”

“Apa? Tapi itu tak mungkin! Siapa itu Haruhi Suzumiya? Ia bukan Tuhan!” seru Harry sambil menggebrak meja.

“Bukan, dia bukan ‘Tuhan’ dalam batasan-batasan konsep yang kita ketahui,” ujar Nagato tenang, “Haruhi Suzumiya hanyalah sebuah makhluk dengan kemampuan penciptaan informasi dan realita.”

“Apa maksudmu?” bentak Harry sambil bangkit berdiri.

“Seperti ini,” ujar Nagato dingin sambil melambaikan tangannya. Seluruh kamar itu, kecuali lantai, meja, dirinya, dan Nagato, menghilang terganti oleh kegelapan.

“Kuanjurkan kau tidak menyentuh ruang hitam itu, Harry Potter. Sekarang kita sedang berada di jantung Cygnus X-1, dan seluruh ruangan yang berada dalam jangkauan penglihatanmu berada dalam cakrawala peristiwa**. Keluar dari batas itu, dan Harry Potter akan direntangkan hingga mencapai singularitas dan benar-benar musnah,” lanjut Nagato dengan nada mengancam.

Harry, menyadari ancaman Nagato mempunyai kebenaran, memutuskan untuk duduk kembali.

“Jadi, apa yang bisa kulakukan?” tanya Harry, frustasi.

“Untuk saat ini, masuk ke dalam SOS-dan dan menyimpan kebenaran kecuali kepada kami berempat: aku Nagato Yuki, Asahina Mikuru, Nadaka Kyosuke, dan Koizumi Itsuki. Selain itu, Entitas Data belum dapat memberikan kalkulasi yang jelas,” jawab Yuki, sambil mengembalikan pemandangan ke semula.

“Wait and see,” ujar Harry pasrah, "memang tak ada lagi yang bisa dilakukan..."

“Kira-kira begitulah,” balas Nagato sambil bangkit dan berjalan ke dapur, “Ada sedikit kari dan nasi, bila kau ingin makan di sini. Ayah dan ibumu belum pulang dari Skotlandia karena menghadiri pemakaman anggota keluarga dan pertemuan bisnis.”

“Tunggu, apa maksudmu?” tanya Harry heran, “Ayah dan ibuku? Maksudmu James dan Lily Potter?”

“MacKenzie, bukan Potter. Dan nama ibumu adalah Lillia, bukan Lily. Mereka sedang bernegosiasi dengan Joanne Kathleen Rowling untuk menggantikan Matsuoka Yuko dalam penerjemahan novel Harry Potter terakhir ke dalam bahasa Jepang,” balas Nagato sambil mengenakan celemek lalu menyalakan kompor, “mereka adalah dosen di universitas Osaka dan Kwansei, masing-masing untuk James Palfrey MacKenzie dan Lillia Rickham MacKenzie. Ayahmu adalah dosen hukum internasional, sedangkan ibumu dosen sastra. Keduanya memegang gelar doktorat.”

“Mereka… seperti apa?” tanya Harry sambil memandang langit-langit, “Yang jelas mereka tidak harus melawan kekuatan kegelapan…”

“Tidak berbeda dengan sekitar 10,5% populasi Bumi, kukira,” jawab Nagato sambil terus menghangatkan makanan, “Ayahmu mempunyai apartemen kecil di sekitar Toyonaka, dan pulang ke kota ini setiap akhir pekan. Ibumu tinggal di sini. Mereka juga merupakan teman Joanne Kathleen Rowling. Tampaknya ia mendapatkan sebagian inspirasi untuk novelnya darimu. Tidak ada tendensi penyakit fisik dan mental apapun.”

“Hahaha… lucu,” ujar Harry sambil tertawa kecil, "menjadi bintang dari ceritamu sendiri."

“Kontinuitas Retroaktif,” balas Nagato sambil membawakan sepanci kari dan meletakkannya ke atas meja, “Keberadaanmu di sini diperlukan agar kontinuitas novel Harry Potter di dimensi ini tetap terjaga. Kalau tidak, seri novel tersebut bersama segala sesuatu yang berhubungan dengannya akan hilang selamanya dari peredaran. Faktor ketidaktentuan yang akan tiba-tiba terjadi dapat memicu kolapsnya dimensi ini. Kau harus ditarik ke sini untuk... sebuah sebab.”

“Ooh, mengerikan sekali,” ujar Harry sambil mendengus, jelas tidak percaya, “berapa besar kemungkinannya?”

“Sekitar satu banding sepuluh pangkat minus sembilan belas,” ujar Nagato sambil membawakan nasi dalam sebuah mangkuk besar***, “namun apabila kau sedang mengamati makhluk yang dapat mengamplifikasikan data dengan kekuatan tak terbatas, segala hal kecil akan masuk ke dalam pertimbangan.”

“Biar kutebak, makhluk itu bernama Haruhi Suzumiya,” ujar Harry malas, sambil menerima mangkuk dari Nagato.

"Besok aku akan memperkenalkanmu padanya," balas Nagato singkat, "dan juga tiga orang terpercaya lagi. Itadakimasu.^"


...21 Juli 2007...


Harry, yang sudah terbiasa dengan keberadaannya dalam SOS-dan dan kehidupan secara umum, tak urung agak kaget juga dengan kemunculan Nagato di depan pintu apartemen keluarganya.

"Ah, Yuki... mari, masuk. Ayah dan Ibu sedang berdiskusi dengan Matsuoka-san tentang detail penerjemahan di Tokyo, dan mereka tidak akan pulang sampai besok lusa," ujar Harry/Harima sambil mempersilahkan Yuki masuk.

"Harry, maukah kau kembali ke duniamu?" tanya Yuki, masih membeku di ambang pintu.

Beberapa saat mereka terdiam sambil saling pandang.

"Apa maksudmu?" tanya Harry bingung.

"Duniamu telah ditemukan kembali letaknya melalui kalkulasi vektor transgresial yang dilakukan oleh Entitas Data, sehingga kami bisa mengirimmu ke sana dengan bantuan Koizumi-kun. Hal ini juga sebagian karena minat baru Suzumiya Haruhi pada novel Harry Potter," jelas Yuki tanpa emosi, "Ia akan mendapatkan kiriman pre-ordernya hari ini."

"Kukira dunia seperti itu tidak akan membutuhkanku lagi," ujar Harry sambil tersenyum.

"Tapi... mengapa?" ujar Yuki tak mengerti, "Bukankah kau yang empat bulan lalu sangat ingin kembali ke duniamu sendiri dan melanjutkan keberadaanmu di sana?"

"Yah... kukira aku tidak terlalu membutuhkan kehidupan sihir lagi," desah Harry sambil menghela nafas, "Suzumiya bisa membuat dunia baru penuh sihir kalau dia mau, tapi aku sendiri telah memperoleh kebahagiaan yang tak mungkin kudapatkan di sana dalam bentuk keluarga. Sedikit absurd bila aku ingin kembali ke dalam kegelapan dan rasisme di dunia itu."

"Baiklah, bila itu maumu," ujar Yuki sambil membalikkan badan, hendak pergi.

"Lagipula, siapa yang ingin meninggalkan salju penyejuk hatinya di belakang?" lanjut Harry sambil tersenyum.

Yuki tersentak, lalu kembali menghadap Harry.

"Beautiful snow flower, will you bloom for me?"


...


Sebuah sore yang baru, sebuah bulan yang baru, kegiatan klub yang lain...

Dalam sebuah pertemuan SOS-dan, dipimpin oleh seorang Suzumiya Haruhi yang mengenakan jubah dan topi a la penyihir...

Harry mendengus bosan seraya mendengarkan ocehan Haruhi dalam proyek terbarunya untuk memancing para penyihir keluar dari persembunyian.

"Bila Suzumiya membuatmu dapat menggunakan sihir lagi, apa yang akan kau lakukan?"

Harry menoleh, mendapati Nagato yang duduk di sampingnya membisikkan sesuatu, sambil membuka-buka sebuah kopi buku Harry Potter and The Deathly Hallows.

"Well, bila kau punya seseorang yang dapat mengurusnya, apa yang kau takutkan?"





F I N
---------------------------------

notes:
* : joke ini (dari School Rumble) berasal dari fakta bahwa Harry MacKenzie dan Harima Kenji dibaca dengan sangat mirip di Jepang (masing-masing disuarakan sebagai Hari Makkenji dan HariMa kenji).
** : terjemahan dari istilah Inggris event horizon, sebuah istilah yang berhubungan erat dengan black hole. Cygnus X-1 adalah black hole. lengkapnya lihat wiki ^^
*** : mangkuk besar di sini adalah mangkuk nasi yang biasa terlihat di Indonesia, bukan donburi (mangkuk ukuran besar juga) yang umum di Jepang.
^ : Itadakimasu = selamat makan
altux
Project Translator
Posts: 58
Joined: Tue Jul 21, 2009 3:42 am
Favourite Light Novel: Ahouka!
Location: [email protected] ITB Bandung

Re: Planeshift

Post by altux »

Sori altux lupa harus pakai bhs Inggris

altux will translate it immediately
User avatar
onizuka-gto
Editor-in-Chief
Posts: 4840
Joined: Wed May 10, 2006 9:02 pm
Favourite Light Novel: Suzumiya Haruhi
Mahouka koukou no Rettousei
No Game No Life
Mushoku Tensei
Mother of Learning
Location: N.E.E.T Federation
Contact:

Re: Planeshift

Post by onizuka-gto »

woah! i didn't know we had Indonesian fanfiction here. :]

thanks for bringing the world flavour to the forum!

Although I didn't really read it because I HATE Harry Potter.

Which is ironic since I'm British..... :roll:
"Please note, we have added a consequence for failure.Any contact with the chamber floor will result in an unsatisfactory mark on your official test record, followed by death. Good luck."

@Onizukademongto
User avatar
b0mb3r
Taiga's Sword
Posts: 6051
Joined: Wed Feb 07, 2007 7:54 pm
Favourite Light Novel:

Re: Planeshift

Post by b0mb3r »

i would read it if i know how to read it....google translate?
.
Image

baka baka baka
Post Reply

Return to “Creative works”