A Simple Survey (Indonesia):Jilid 1 File16

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

File 16: Mereka yang Dibicarakan Dalam Legenda[edit]

Sang Raja Iblis sedang melihat kearahku seperti ia ingin bergabung dengan kelompokku!


Aku mengenakan baju zirah dengan rok. Terlihat menyolok, namun itu menyebabkan goresan-goresan parah di seluruh bagian bawah tubuhku saat berjalan melewati hutan dan pegunungan. (Kenapa masyarakat mau pahlawan wanita untuk berpakaian seperti ini? Ini membuatku takut mengendarai kuda. Kudanya akan menyentuh kakiku secara langsung!) Selagi itu, aku mengayunkan pedangku dan berteriak.

“Tidak! Kau adalah raja iblis! Jadi kau tidak bisa melakukan itu! Kita harus menyelesaikan ini!! Aku ingin mengalahkan raja iblis dan kembali ke kerajaan! Perjalanan panjang dari tinggal di penginapan murah telah membuat tubuhku penuh dengan keringat sampai kau akan sulit memanggilku gadis! Tolong biarkan aku tidur di kasurku!”

“Ya, tapi aku juga tidak terlalu senang dengan ini,” komplain seorang gadis kecil dengan tanduk kambing di kepalanya, sayap kelelawar dari punggungnya, dan sesuatu seperti ekor dari bokongnya. Ia mengenakan pakaian dari kulit dan sedang duduk di singgasanna dengan kedua lengannya memeluk lututnya. “Aku mendapatkan dan mengangkat para elit dari dari pasukan Raja Iblisku dan pasukan putri duyungku dipimpin oleh pekerja idol. Jadi mengapa mereka mengkhianatiku dengan mudahnya setelah kau mengalahkan mereka?! Kembalikan waktu dan uang yang kugunakan untuk mereka!! Sebenarnya, kalau mereka akan mengubah afiliasi mereka berdasarkan kekerasan, aku akan mengalahkan mereka kembali ke sisiku!”

“Aku mengerti perasaanmu, tapi ayolah bertarung. Kalau tidak, legenda ini tidak akan pernah berakhir.”

“Pasti kau merasa sedikit kecewa setelah susah-susah berteman dengan pasukan raja iblis dan menemukan pimpinan desa dan lainnya yang menyebabkan orang-orang sengsara (dengan mengadakan ritual aneh di desa mereka dan lain lain). Tidakkah kau mulai berpikir kenapa kau mempertaruhkan nyawamu untuk kemanusiaan saat banyak manusia seperti itu?”

Aku tidak yakin apa yang ia teriakkan, jadi aku hanya membetulkan ucapannya dengan tatapan bingung.

“Tidak, aku hanya menebas bos tipe manusia tanpa ampun. Mereka hampir tidak punya kemampuan bertarung tapi mereka masih memberi exp setingkat boss, jadi mereka cukup gampang.” [1]

“Itu keadilan yang menakutkan! A-apakah itu sumber dari kekuatan pahlawan yang selalu berkembang?!”

“Aku pikir kegagalan dari pasukan Raja Iblis adalah kurangnya sistem untuk naik level. Itu menghilangkan setengah kenikmatan bertarung.”

“Itu sebagian untuk mencegah para pemimpin untuk melawanku. Bagaimanapun juga raja iblis haruslah yang terkuat. Selain itu..”

“Apa?”

“Tidakkah kau berpikir kita dipilih secara aneh?”

“Apa maksudmu?”

“Kenapa Raja Iblis dan Pahlawan keduanya perempuan? Kalau salah satu dari kita adalah laki-laki, kau bisa menambah macam-macam hal dalam cerita seperti kita jatuh cinta dan bermasalah dengan posisi masing-masing.”

Pahlawan menginspirasi orang-orang dengan legendanya dan Raja Iblis membawa ketakutan ke dunia dengan legendanya. Singkatnya, legenda yang menarik akan menguasai dunia. Karena itu, kami lebih memperhatikan bagaimana dunia melihat kami daripada yang kau pikirkan. Kami selalu mengulangi adegan aksi dengan akrobatik yang tidak perlu unutk memberi materi yang para penyair pasti masukan dalam syair mereka.

Karena itu, aku mengerti kenapa sang Raja Iblis merasa sedikit kesal.

“Zaman sekarang, pria untuk diidentifikasi tidak lagi diperlukan. Sepertinya orang-orang lebih senang untuk mengintip percakapan antara wanita dengan mata tuhan.”

“Ketika kupikir tentang itu, itu benar-benar menjijikkan.”

“Dari sudut pandang mereka yang diintip, tentu saya iya. Tapi biar kuberitahu sesuatu, Raja Iblis. Sesuatu yang paling aneh bagiku ialah penampilanmu. Kenapa kau seorang gadis kecil?”

“A-apa yang kau maksud dengan itu? Aku telah hidup lebih dari 20.000 tahun tapi aku masih terlihat seperti ini, jadi tidak ada yang bisa dilakukan!”

Dari posisinya di singgasana dengan kedua lengannya memeluk lututnya, sang Raja Iblis meregangkan tangan dan kakinya secara lurus saat ia protes. Ia mungkin mencoba membuat tubuhnya terlihat lebih besar.

“Hm? Bukankah boss terakhir wania biasanya lebih ke tipe-tipe yang mempesona? Jadi ada apa dengan AAA ini? Apakah ini standar keamanan?”

“Diam! Candaan seperti itu tuh sakit! Dan kalau kau mau ke situ, bukankah aneh bagi seorang Pahlawan untuk jadi sangat besar?! Tidak ada yang bisa berempati dengan tubuh yang sempurna seperti itu! Ada apa dengan omong kosong H ini? Apakah itu dibuat secara spesial? Figur seperti itu cocok sekali dengan seorang penyihir atau peran sampingan lainnya?!”

“Ya, aku adalah perwakilan dari orang-orang. Setelah kupikir lagi, apa artinya saat pasukan Raja Iblis tunduk kepada gadis kecil sebagai wakil mereka?”

“Jangan kasar! Mereka terkesima dengan kekuatanku!”

Sang Raja Iblis mengayunkan tangan dan kakinya sambil menggeliat di singgasana. Tapi meskipun penampilannya seperti itu, waspada sangat diperlukan. Ia punya kemampuan untuk memanggil asteroid dari angkasa untuk menenggelamkan satu benua.

Lagipula, aku tidak begitu peduli kalau sang raja mati di bencana besar setelah ia memberiku tongkat kayu dan memintaku untuk menyerang pasukan Raja Iblis.

“Hei, gadis Pahlawan.”

“Apa?”

“Tidakkah kau pikir kalau pertarungan kita hanya akan melelahkan?”

“Sejujurnya, aku hanya berpikir kalau aku tidak lagi harus melakukan apa yang Raja perintahkan sekarang setelah aku naik level sangat banyak. Tapi sebaiknya kita tetap menyelesaikan ini.”

“Kita bisa, tapi apa yang akan kau lakukan setelah itu? Tentunya kau tidak berpikir kalau menghancurkan pasukan Raja Iblis dan mendirikan kembali kemasyarakatan akan menyelesaikan setiap masalah dan meninggalkanmu dengan akhir bahagia, kan?”

“Hmm... aku sedikit menyadarinya. Aku pikir akan tidak ada harapan,” Aku berbisik dengan pelan.

Sang Raja Iblis pasti merasa sedikit sombong karena ia bersandar pada singgasananya dan melipat kakinya.

Itu benar-benar membuatku ingin melakukan figure-four leg lock kepadanya. [2]

“Kau tahu, gadis Pahlawan, dunia akan jatuh di bawah kendali seorang raja yang memerintahkan seorang gadis remaja untuk mengalahkan Raja Iblis hanya dengan tongkat kayu. Sudah jelas akan ada banyak kesalahan kalau ia yang berada di puncak. Dan aku mendapat perasaan ia akan melebihi ekspektasiku dalam hal itu.”

“Eh? Kalau begitu apa yang seharusnya kulakukan? Mengalahkan sang raja?”

Sang Raja Iblis semakin merasa sombong setelah aku secara ceroboh terbawa suasana percakapannya, jadi ia menempatkan sikunya pada sandaran tangan dan menaruh dagunya di tangannya.

Caranya duduk dengan tangan disekeliling lututnya adalah salah.

“Lalu siapa yang akan menguasai dunia setelah sang raja tidak ada? Kau harus berpikir lebih jauh, Pahlawan. Inilah yang kubilang dari tadi. Kau harus melatih generasi selanjutnya. Entah itu pasukan raja iblis atau sang raja, hanya menghancurkan mereka saja tidak akan membawa akhir bahagia. Malah, kalau soal kekuatan penghancur murni, kau sangat mirip dengan Raja Iblis murni dari zaman kakekku, Pahlawan.”

“Maksudmu Raja Iblis 8 bit? Ia terkadang muncul di cerita di batu prasasti dan monumen. Pertarungan saat itu sangatlah sederhana. Kedengarannya menyenangkan.” [3]

“Zaman itu, ‘Akulah Sang Raja Iblis, jadi akan kuhancurkan dunia ini!’ akan menyelesaikannya. Sekarang, aku berani bertaruh para penyair tidak akan tahu apa yang harus dilakukan dengan kalimat itu.”

“Dan aku dengar kau tidak bisa men-save di tengah jalan. Untuk menyelesaikan seluruh ceritanya, para penyair harus melakukannya 50 jam nonstop.” Gadis kecil bertanduk kambing mengangkat jari telunjuknya dan berkata, “Bagaimana kalau kau membuat pasukan pahlawan? Sesuatu yang lain dari pasukan manusia. Dengan begitu, siapapun yang memenangkan pertarungan bisa menggunakan pasukannya untuk menguasai dunia.”

“Aku tidak yakin orang lain bisa bertahan melewati latihan kejamku. Selain itu, aku seorang pembela diri yang tegas sampai-sampai aku datang kesini tanpa menyusun kelompok.”

“Berjalan di jalur yang membuat orang takut, dan tidak berbeda dengan memiliki kharisma. Apakah aku bisa melihat buku panduannya?”

“Sebagai sang Pahlawan, aku tidak bisa melakukannya.”

“Bagaimana kau bisa berkata seperti itu setelah kau mendiamkan monsterku dengan tinjumu dan membangkitkan mereka ke jalur masokisme? Dari yang kulihat, tidak masalah siapa yang menang karena salah satu dari kita bisa membangun dunia bersama lewat ketakutan.”

“Tidak adil! Kau mencoba membawa akhir dimana sang Pahlawan menang namun terkena kutukan raja iblis kan? Kau mencoba mengambil semua bagian yang baik untukmu sendiri! Dan kau akan bangkit lagi ketika kekuatan kegelapan yang memenuhi dunia sudah terkumpul, ya kan?!”

“Lalu apa kau punya visi yang lebih heroik tentang bagaimana mengatasi ini? Sesuatu yang lain daripada hanya melakukan apa yang sang raja ucapkan?”

Dihadapi oleh pertanyaan itu, aku tidak bisa mengatakan apa-apa.

Aku dengan gelisah menggerakkan jari-jariku sebentar sebelum berkata.

“Ya, ada beberapa hal yang aku ingin lakukan. Contohnya, aku bisa menjalankan jasa pengiriman pahlawan bersenjata. Dunia ini masih dihuni oleh monster, jadi mengirim barang bisa sulit. Pahlawan berlevel tinggi sepertiku bisa menghasilkan banyak uang menemani karavan dari kota ke kota.”

“Kalau kau berpikir sejauh itu, kenapa tidak kau lakukan saja?! Tunggu, apa itu alasanmu membawa monster-monsterku ke bawah kendalimu?!”

“Tapi kalau aku mengalahkan sang raja demi kemajuanku, aku tidak akan jadi pahlawan, kan?! Ini akan lebih mudah kalau ia dikendalikan oleh kejahatan atau semacamnya!! Raja Iblis, kenapa kau tidak mengakali sang raja? Malah, kalau sang raja tidak memberi perintah itu, pahlawan sepertiku tidak akan pernah pergi untuk mengalahkan raja iblis!”

Sang Raja Iblis bertanduk kambing menghela nafasnya pada pertanyaan sederhana milikku.

“Ia tidak bisa diandalkan. Kemampuan satu-satunya ialah tetap menjadi raja yang berkuasa. Ia adalah seorang politisi. Sejujurnya, aku meremehkanmu karena kau adalah pahlawan yang disiapkan olehnya. Aku telah hidup selama 20.000 tahun dan kau adalah pahlawan pertama yang sampai sejauh ini.”

“Raja iblis selalu meremehkan para pahlawan. Kau selalu membiarkan kami hidup di awal, berkata bahwa kami tidak layak untuk dibunuh kalau kami akan mati di awal. Sepertinya kau membantu perkembangan kami kalau kau bertanya padaku.”

“Oh, saat kalian Level 2 atau 3, kalian para penantang terlihat sangat imut. Seperti anak anjing yang dengan sembrono menggigit tumitku. Masalahnya adalah ketika kau sudah Level 300 dan punya kekuatan yang tidak masuk akal. Lalu kau bisa menyerang lima kali dalam satu giliran dan kau punya serangan elemental hebat yang tidak mempedulikan pertahanan dan bisa meng-one-hit K.O. jendralku. Kau berkembang terlalu cepat.”

Ia pasti sedang mengingat saat aku masih seorang “anak anjing” karena sang Raja Iblis memanyunkan bibirnya, menyilangkan tangannya dan mengayun-ayunkan kakinya. Di pikiran gadis kecil bertanduk kambing itu mungin adalah gambaran diri tak bersalahku menggigit kaki yang terayun itu.

“Jadi kau punya pandangan yang sama seperti pecinta binatang peliharaan yang kejam yang mengarungi kucing atau anjing mereka dan melemparnya keluar saat mereka sudah terlalu besar. Itulah seorang raja ibis. Kau selalu menempuh jalur kejahatan.”

“Ya, tapi peliharaan itu tumbuh jadi raksasa dan menjadi anggota pasukan raja iblisku, jadi itu adalah kesepakatan yang baik buatku.”

“Kau benar-benar berpikir jauh, aku salut.”

Ekspresi sang Raja Iblis berubah menjadi waswas terhadap komentar kagum itu.

“Ya, aku memang mengurus pasukan dan sebuah kerajaan. Terkadang, aku berharap aku adalah pekerja lepas seperti kalian para pahlawan.”

“Kau, sang Raja iblis, merasa terkekang?”

“Ya, benar! Semuanya selalu meminta aku menurunkan pajak, tapi mereka juga memaksa aku menambah lebih kepada keamanan masyarakat mereka! Ada yang salah ketika kerajaan sang raja iblis memiliki dana yang lebih besar untuk bioenergi daripada untuk pertahanan nasional yang mana merupakan untuk bertarung melawan kalian para pahlawan! Bukankah kau berpikir begitu, Pahlawan?!”

“Aku pikir kau seorang raja iblis karena kau yang terkuat diantara para monster? Kenapa kau begitu terkekang oleh keinginan mereka? Kalau kau tidak suka sesuatu, tidak bisakah kau menendang bokong mereka agar mereka diam?”

“Itulah halnya dengan kalian pekerja lepas. Kau bilang kau bertarung untuk melindungi, tapi kau tidak bisa berpikir selain kehancuran. Kamilah yang harus bekerja sangat keras untuk menimbun dungeon dan senjata pemusnah masa lampau! Kalau bukan karena usaha kami, legenda para pahlawan akan menjadi sangat membosankan.”

“Haah~. Andai saja aku adalah raja iblis. Maka semuanya akan lebih...”

“Andai saja aku adalah pahlawan. Maka sekarang, aku akan...”

“...”

“...”


Menurut para penyair, sang pahlawan dan sang raja iblis bertaruh suatu hadiah dan memulai pertarungan terakhir.

Tidak jelas apa hadiahnya.

Tapi...

Meskipun itu pertarungan terakhir, sang pahlawan dan sang raja iblis keduanya berhasil selamat.

Dan tidak ada yang butuh syair untuk mengingatkan mereka bahwa sejarah dunia kemudian mengalami perubahan yang cukup drastis untuk membuat utusan-utusan pingsan.



Catatan Penerjemah[edit]

  1. TL note : exp = experience point
  2. TL note: istilah gulat
  3. TL note : 8 bit = game jadul