Accel World (Indonesia):Jilid 4 Bab 11

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

11[edit]

“Rasio kemenangan 100%”

Setelah mengepalkan tangan kanannya, Haruyuki menurunkan bahunya dan melanjutkan.

“…itu yang harusnya terjadi, tapi kita kalah dalam pertarungan terakhir…”

Keesokan harinya 20 april, sabtu malam. Lokasi yang sama seperti kemarin, ruang utama di rumah Arita.

Territory Battle antar Legion terbaik dari fighting game <<Brain Burst>> yang dilakukan setiap minggu. Legion dimana Haruyuki dan lainnya berada, <<Nega Nebulas>>, telah memperkirakan perang yang berat minggu ini dengan tanpa kehadiran pemimpin mereka Black Lotus, tapi saat semua dimulai hasilnya mendekati kemenangan yang sempurna.

Alasannya karena Lime Bell yang baru saja bergabung dengan Legion mereka kemarin, telah berpartisipasi dalam perang.

Meskipun <<healing ability>>-nya sebenarnya adalah <<time-reversing ability>> ,yang juga bisa digunakan sebagai penyembuhan-HP-semu. Masalah utamanya adalah saat mereka disembuhkan dan disembuhkan lagi dalam waktu yang singkat, mereka bisa saja kembali ke keadaan yang luka sebelumnya, tapi masalah ini dapat ditutupi oleh kemampuan intuisi sang pengguna.

Karenanya, Haruyuki dan lainnya menggunakan taktik dimana Silver Crow atau Cyan Pile melindungi Lime Bell saat salah satunya menyerang-dengan-brutal kemudian kembali ke markas dan menyembuhkan dirinya ke keadaan semula. Metode ini befungsi baik, dan mereka pikir dapat memperoleh kemenangan dalam tiap territory battle - namun .

Tim-dengan-3orang tipe-jarak-jauh yang terakhir menantang mereka sama sekali tidak mendekati Territory milik tim Haruyuki, melainkan menghujani tembakan ke orang yang menyerang-dengan-brutal ke territory lainnya. Hasilnya, 2 anggota yang tersisa tidak punya pilihan selain menyerang secara bergantian, dan menerima serangan khusus saat mereka tiba di tempat tim-dengan-3orang itu menanti, dan dimusnahkan dengan mudah.

“Yah, ini sudah hebat. Kita mendapat kemenangan yang cukup banyak dengan hanya tim yang terburu-buru dibentuk.”

Setelah Takumu mengatakan hal itu dan meneguk minuman dengan gelas berukuran L, Haruyuki pun merajuk.

“Yeah, tapi tetap saja. Pada akhirnya kelemahan kita dalam tidak memiliki serangan jarak jauh membuat kita kalah.”

“Kelemahan itu tidak akan berubah meskipun Master kembali.”

“Itupun jika kita mengabaikan kekuatan pikirannya.”

Keduanya ingat saat teknik jarak jauh Kuroyukihime membelah bangunan sekolah Umesato dengan sekali serangan, mereka pun merinding.

Mungkin karena dia malu tentang kecengengannya kemarin, Chiyuri berkata dia akan melakukan dive dari rumahnya dan tidak datang ke tempat Haruyuki, jadi hanya ada mereka berdua saat ini. Setelah menelan satu dari kentang goreng paket hamburger yang dibelinya di pusat perbelanjaan lantai pertama, Haruyuki membatuk dan mengubah pembicaraan.

"Sudah cukup tentang Territory Battle-nya. Selanjutnya… Taku. Umm… apakah kau mendapatkan kontak?”

Itu adalah pertanyaan yang menghilangkan 'dari Noumi Seiji' di bagian akhirnya, tapi Takumu hanya bergeleng kecil.

“Tidak… samasekali tidak. Aku juga khawatir, meskipun duel itu Noumi yang memintanya, aku tak percaya Noumi menyerah begitu saja.”

“Aku juga.”

Mereka tiba-tiba terdiam dan suasana menjadi serius.

Setelah beberapa saat Haruyuki bergumam.

“….. Avatar bernama <<Black Vise>> yang muncul saat itu. Dia mengatakan sesuatu yang aneh. Mereka mantan-pengguna kemampuan akselerasi yang telah kehilangan Brain Burst-nya tidak bisa ikut campur di Accel World lagi. Kira-kira apa maksudnya ya…?”

“Eh..? Mungkin saja maksudnya karena mereka tidak bisa berakselerasi, mereka juga tidak bisa ber-duel?”

“Kupikir juga begitu. Tapi dia tidak berbicara seperti itu… aku merasa ada sesuatu yang sengaja dia tidak ucapkan. –Hey, Taku. Apa yang akan aku tanyakan mungkin akan tidak menyenangkan, tapi…”

Melihat takumu yang duduk di sofa tepat di sebelahnya, Haruyuki bertanya.

“<<Parent>>-mu… kapten kendo dari sekolahmu sebelumnya, dia mendapatkan uninstall secara paksa dari <<Judgement Blow>> Blue King, kan??"

“…Yeah, itulah yang aku dengar.”

“Setelah itu apakah kau bicara dengannya? Tentang Brain Burst.”

Lalu Takumu menyipitkan alisnya, dan terlihat seolah dia sedang sedikit berfikir.

“-Aku pindah sekolah setelah itu, jadi… meskipun aku pergi ke klub kendo untuk memberi salam perpisahan ada juga anggota klub lainnya saat itu, jadi untuk alaminya aku tidak membicarakan tentang Brain Burst dengannya. Bagaimanapun juga kelihatannya tiba-tiba dia seperti tenang-tenang saja, dan aku tak tega untuk membicarakan hal itu dengannya.”

“Tenang, menurutmu…”

Setelah bergumam, Haruyuki berfikir, sepertinya hal ini pernah terjadi sebelumnya. Segera dia tersadar. <<Parent>> dari Niko si Red King, <<Cherry Rook>>. Setelah menggunakan Disaster Armor, Chrome Disaster, lalu mengamuk di Accel World, dia mendapat Judgement Blow dari Niko dan kehilangan Brain Burst-nya.

Niko pernah membicarakan tentangnya. Mengatakan bahwa dia sudah sudah kembali seperti semula dan mereka berdua kembali bicara. Bahwa, meski dia pindah, mereka berencana untuk terus bermain game lainnya bersama. Entah bagaimana, hal ini mirip dengan cerita Takumu.

Meski demikian, dia tidak bisa percaya keduanya mirip dengan kasus Noumi. Perkataan Noumi masih terngiang di telinganya hingga sekarang. Mungkin saja dia masih berusaha balas dendam pada mereka-tapi. Masih saja dia belum membuat kontak dengan Haruyuki, Takumu ataupun Chiyuri.

“Senin. Kita tidak akan punya pilihan lain selain berbicara dengannya.”

Takumu berkata sambil mendesah, jadi Haruyuki membalas dengan sedikit anggukan.

“Kupikir juga gitu… juga masih ada masalah dengan Video…”

Lagipula Noumi bukan Burst Linker lagi dan tidak perlu khawatir untuk kehilang sesuatu di Accel World, jadi kemungkinan besar dia akan membalas dendam dengan menyebarkan Video itu dan menyebarkan identitas asli Haruyuki dan lainnya ke Burst Linker lainnya. Satu satunya yang mereka bisa andalkan adalah Brain Implant Chip yang ada di kepala Noumi, tapi <<Black Vise>> mengatakan sesuatu yang menghawatirkan tentang hal itu.

Jika Brain Burst hilang, BIC[1] secara otomatis akan berhenti berfungsi dan menghilang begitu saja.

Bentuk asli BIC adalah penyatuan sintesis mesin-mocro protein. Karena benda ini dapat terpisah dan hilang tergantung dari pemrogramannya, benda ini tidak bisa terdeteksi oleh mesin scan jika menghilang. Dengan kata lain hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk membuat Noumi dikeluarkan dari sekolah.

Jadi Haruyuki dan lainnya tidak bisa memutuskan kontak dengan Noumi begitu saja. Mereka tidak punya pilihan lain selain membuat negosiasi sekali lagi dengan Noumi untuk menghapus Videonya. Topik ini sebenarnya cukup berat untuk dipikirkan.

Setelah menyelesaikan minumnya, Takumu berbicara setelah membuang es di cangkirnya di dapur, mencuci cangkir daur ulang dan melemparnya ke dalam kantong cangkir-eksklusif.

“Sampai jumpa di sekolah pada hari senin. Saat kau menemui Noumi, perlukah aku menemanimu?”

“Gak perlu, aku sendiri yang akan menemuinya, tapi terimakasih. Kerja bagus untuk hari ini oke…”

Melihat Takumu keluar dan kemudian kembali ke ruang tamu untuk bersih-bersih, Haruyuki mendesah.

Ia melihat jam di jendela mayanya, dan menatap ke langit malam di luar dari jendela.

-Apakah dia masih di pesawat? Atau dia sudah sampai di airport?

Setelah memikirkannya, dia menggelengkan kepalanya dan merubah perasaannya. Ia akan bertemu dengannya di sekolah hari Senin. Dia sudah menunggu seminggu, jadi satu setengah hari lagi ia pasti bisa bertahan.

Kemudian bel pintu berbunyi sesaat setelah Ia merubah perasaannya. Ia yakin bahwa Takumu yang kembali karena lupa sesuatu.

Ia memutuskan untuk mengambil jeda waktu lalu membuka jendela interfon dan menuju pintu. Ia membuka kunci dan berkata ‘silahkan masuk’.

“Apa yang keting-“

kata terakhir ‘keting’ berhenti di tenggorokannya dan nafasnya terhenti. Tanpa menyadarinya Haruyuki melebar menatap apa yang ada di depannya.

Yang berdiri di situ seorang perempuan dengan seragam Sekolah Menengah Umesato, dengan tas kantong kertas tergantung di tangan kanannya dan tas tenteng yang dilengkapi dengan roda tergantung di tangan kirinya. Pita merah tua dan rambut hitam panjangnya bergoyang dihembus angin sepoi-sepoi, dan ia samar-samar bisa mencium bau daerah selatan mengalir darinya.

“… berapa lama kamu akan diam?”

Setelah perkataannya itu, otak Haruyuki berfungsi lagi. Setelah terengah-engah, Haruyuki mengeluarkan suara putus-putus.

“… …S-S-Sen, senp…senpai!? A-A-Apa yang…?

“Jahat banget. Meskipun aku sudah berkorban datang ke sini dari Haneda untuk memberikan souvenir.”

  • PUKU* Sebagai kakak kelasnya-Kuroyukihime mengembungkan pipinya dengan manisnya, Haruyki berdiri tegak ketika ia melihat ekspresinya itu. Dan ia memainkan jarinya hingga berputar-putar seperti robot pengatur lalu lintas, lalu berbicara.

“Ah, s-silahkan masuk!"

“Terima kasih. Maaf merepotkan.”

Mengangguk, Kuroyuki melengkah melewati pintu, menaruh sepatu dan tasnya kemudian memasuki koridor. Dia melewati Haruyuki dan memasuki ruang tamu.

Mengikutinya setelah kakinya bisa bergerak, Haruyuki menoleh kesana kemari tanpa tau apa yang akan dilakukannya dan kemudian berkata.

“…U-Umm, orang tuaku baru pulang saat larut nanti.”

“Aku tau. Makanya aku datang.”

“O-O-W. Err, umm… , aku akan membuat t-t-teh”

Saat Haruyuki menuju dapur dan berkata pada dirinya sendiri ‘Tenang! Hadapi situasinya dengan tenang!’, Kuroykihima berkata ‘Ah benar’ dan memasukkan tangannya ke tas.

“Lalu, kenapa gak sekalian hangatkan ini juga di microwave?”

Yang dia keluarkan adalah bola besar merah kecoklatan . Haruyuki menerima bola berdiameter 15cm dengan kedua tangan dan menatap Kuroyukihime.

“…I-Ini adalah sata andagi[2]?”

“Ya. Permintaanmu adalah kamu ingin memakan makanan yang berdiameter 30cm kan? Seperti yang kuduga, tak ada makanan yang sebesar itu, jadi makan saja yang ini.”

“T-Tidak. Ini sudah cukup. Aku terkejut dengan ukurannya.”

“Iya? Aku juga terkejut dengan ukurannya.”

Menatap Kuroyukihime yang tertawa 'Fufufu', Haruyuki akhirnya merasa tenang. Saat yang bersamaan matanya mulai melembab dengan sendirinya, jadi dia begegas lari menuju dapur.

Ia mengambil donat besar khas Okinawa dari tas dan menghangatkannya di microwave. Ia kemudian membawa sebotol teh Oolong dan dua gelas ke meja, menaruh andagi yang sudah hangat ke atas piring dan setelah sedikit memikirkannya menyertakan sebuah pisau kecil.

Kuroyukihime yang sudah duduk di meja makan, mengambil pisau dari piring dan memotong andagi menjadi dua sama besar, seperti yang sudah diduga bagi seseorang yang mahir menggunakan benda tajam. Dia memberi haruyuki sebagian donatnya yang masih mengeluarkan asap hangat dari bagian yang berwarna keemasan.

“I… Itadakimasu.”

Ia menerimanya dan menggigitnya besar. Ia menikmati kedua sensai renyah luarnya dan lembab di dalamnya, dan bebicara pada dirinya ‘jadi ukurannya ini memiliki arti tersendiri’.

“N-Nikmatnya.”

“Baguslah.”

Saat ini, Haruyuki akhirnya tiba pada pertanyaan ‘Lagi pula, kenapa aku meminta sesuatu seperti andagi?’.

Saat Ia berusaha mengingat kembali tindakannya, Kuroyukihime yang tersenyum di sisi lain meja, memberi senyum yang lebih menawan lagi di wajahnya yang secantik bunga dafodil[3] –dan berkata.

“Lalu, Haruyuki-kun.”

“y… ya.”

“49% dari diriku ingin memujimu karena sangat hebat. Dan 50% dari diriku marah.”

…Dan sisa 1%nya?

Tapi ia tak bisa menanyakannya, oleh karena itu ia meluruskan punggungnya dengan berteriak 'HII'. Sebagian besar makanan pun tersangkut di tenggorokannya, dan setelah entah bagaimana ia menelannya, Haruyuki menundukkan kepalanya ke bawah dengan kecepatan penuh.

“M… Maaf! Ini semua tanggung jawabku. Meskipun aku memutuskan untuk tidak memberi masalah saat senpai sedang melakukan studi wisata. Pada akhirnya aku pun bergantung padamu… kau bahkan berlari selama 15 jam dari Okinawa…”

“Hey…”

Tiba-tiba mengubah senyumannya menjadi ekspresi berbahaya, Kuroyukihime bicara dengan suara sangat tidak senang.

“Aku tidak marah karena aku harus bertarung. Sebaliknya, kenapa kamu tidak memberi tahu aku dari awal? Jika saja kamu menjelaskan situasi ini dengan sedikit penjelasan, aku akan segera terbang kembali dari Okinawa!”

“K-Karena ini adalah satu-satunya studi wisata dari sekolah selama hidupmu…”

“Lagipula aku juga tidak begitu menikmatinya! Tidakkah kau akan mengerti kecuali aku menjelaskan alasannya juga?”

Mengatakannya dengan kekuatan seperti itu seakan dia mungkin saja akan membelah meja ini jika saja dia sedang berada dalam bentuk avatar-nya sekarang. Kuroyukihime memberikan tampang cemberut dengan ‘MUUU’. Namun untungnya segera mereda dan nadanya perlahan-lahan menurunkan nada suaranya dan melanjutkan.

“….. Ok tak apa, lagipula kau harus menjelaskan semuanya tentang hal ini. Dari awal hingga akhir tanpa ada 1 byte pun informasi yang terlewatkan.”

Dan begitulah Haruyuki menceritakan semuanya sambil mengunyah andagi yang besar. Cerita panjang yang sangat panjang, dari pertama munculnya Noumi Seiji, pertarungan pertama melawan Dusk Taker, hingga pelatihan di Unlimited Neutral Field – dan akhirnya pertarungan kamarin.

Setelah dia mendengar penjelasannya sekitar sejam, Kuroyukihime menurunkan tatapannya dan sedikit mendesah.

Kata yang keluar dari mulutnya setelah beberapa detik adalah-

“… Haruyuki-kun saat kamu mensummon enhanced armament… <<Gale Thruster>> aku merasa jantungku akan berhenti.”

Sambil meminum teh Oolong, Haruyuki mengangkat kepalanya, namun tak sepatah katapun terucap.

Player yang hidup menyendiri di Accel World yang memberikan Haruyuki <<Gale Thruster>>, Sky Raker. Dia dulunya pernah menjadi anggota <<Nega Nebulos>> yang pertama, dan dia juga teman Kuroyukihime.

Tergila-gila akan langit, Sky Raker meminta Kuroyukihime untuk memotong kakinya, Kuroyukime memenuhi permintaannya dan kemudian Kuroyukihime putus asa dan terlibat pertengkaran dengan Raja lainnya.

Tapi sekarang, yang terlihat hanyalah ekspresi kelembutan, dan juga kesedihan dari senyum yang nampak dari wajahnya.

“Aku tak percaya… orang pertama yang mengajarimu <<Incarnate System>> ke kamu adalah dia…”

“… maaf. Aku telah melakukan sesuatu tanpa izin dari senpai.”

Bersamaan dengan permintaan maaf Haruyuki, Kuroyukihime menggelengkan kepalanya.

“Tidak. Dia mungkin orang yang paling cocok daripada aku. Raker mungkin satu-satunya orang yang paling percaya system itu diantara Burst Linker ber-level tinggi lainnya yang sudah menguasai system itu. Lagi pula… berbeda dengan Raker, aku mungkin tidak bisa berubah menjadi setan sepenuhnya saat melatihmu.”

Dia tersenyum, dan Haruyuki memberikan anggukan.

“Di… dia sangat kejam. Dia mendorongku dari puncak Tokyo Tower yang tua.”

“Hahaha begitulah dia.”

Setelah tertawa nostalgia sejenak, Kuroyukihime tiba-tiba terdiam.

Tatapannya matanya turun ke meja, pada akhirnya dia mendorong kursinya sedikit dan berdiri. Dia pindah dan berdiri di depan jendela besar yang berada di sebelah selatan apartemen, dan menatap ke arah langit malam di luar dengan diam.

Haruyuki menatap punggungnya yang dihiasi oleh rambut hitam panjangnya, lalu ia membulatkan tekadnya dan berdiri. Dia berjalan dan berdiri di samping Kuroyukihime dan juga menatap ke arah yang sama.

“… kekuatan <<Incarnate System>> itu terlalu besar.”

Dia mengeluarkan kata-kata itu setelah beberapa detik.

“Semua yang membuat kontak dengan hal itu akan terpesona oleh kekutannya. Mereka akan menggapai sedalam mungkin kekuatan itu dan menganggap hal itu adalah miliknya. Tapi… yang aku pikirkan. Jika saja hal itu adalah bug, dan bukan sistem yang tercipta secara tak sengaja. Administrator pasti sudah berusaha menyingkirkannya… hal itu, bukankah lebih mirip dengan perangkap tertentu yang dipasang di Brain Burst sejak awal?”

“P-P-Perangkap…?”

“Ya. Demi untuk menggoda kita para Burst Likner dan menarik jiwa kita ke dimensi lain di suatu tempat…”

Arti dari kata-kata tersebut sepenuhnya misteri untuk Haruyuki. Meskipun begitu, Haruyuki mengerutkan alisnya untuk memahami kata-kata itu. Kemudian Kuroyukihime melirik Haruyuki dan meletakkan tangan kirinya di pipi Haruyuki dengan lembut.

“Tidak. Jangan terlalu menghawatirkannya, kamu seharusnya terus berkembang seperti saat ini. Ya… jika kamu… kamu pasti bisa melewati kegelapan itu. Dan menggapai cahaya sejati dari hatimu.”

Tersenyum lembut, Kuroyukihime menatap haruyuki dan juga menaruh tangan kanannya di wajah Haruyuki.

Dia lalu mengubah expresi dan nadanya, dan-

“Sekarang, kesampingkan semuanya. Aku akan memberitahumu sisa dari 1% perasaanku.”

  • HII* seluruh tubuh Haruyuki tegang. Apakah ini bagian dari ‘marah’!? dengan kata lain tehnik judo?? Tidak, suatu tehnik penakluk lainnya!?

Saat Haruyuki tercengang, Kuroyukihime meletakkan lengannya di sekitar leher Haruyuki dan menariknya menuju dadanya dengan kuat.

  • MUGYUUUUU* dipeluk dengan intesitas kekuatan yang seperti itu, kesadaran Haruyuki diserang dari segala arah dengan tekanan dan sensasi dari kontak langsung dengan apa yang ada di depannya, dan roda gerigi di otaknya berdecit.

Suaranya menyentuh telinga kiri Haruyuki yang memerah. Sangat dekat hingga bersentuhan.

“- Aku sudah lama ingin melakukannya, sejak Chiyuri memberitahuku lewat e-mail bahwa kau kehilangan sayapmu… dan kau tetap berusaha sebaik mungkin untuk melawan musuhmu, aku selalu, selalu ingin melakukannya.”

Memeluk haruyuki semakin erat dengan kekutan yang membuat ia berfikir ‘seberapa jauh aku akan tenggelam dalam tubuh langsing ini?’. Kuroyukihime berbisik dengan suara yang bergetar.

“Kau sungguh melakukan yang terbaik. Meski dibawah situasi yang menyakitkan…,-pada saat seperti itu, aku tidak ada di sampingmu dan tidak melakukan apa-apa untukmu. Aku… <<parent>> yang gagal..."

Sebuah tetesan yang hangat menyentuh pipi kirinya dan mengalir turun.

Haruyuki melebarkan matanya. Rambut indah yang bergoyang di hadapannya bercampur dengan lampu ruangan dan menjadi kabur.

Secara tidak sadar mengangkat kedua tangannya, haruyuki juga menaruh kedua tangannya di sekitar pinggangnya dan mengeluarkan suara yang bergetar.

“A… aku minta maaf karena telah membuatmu khawatir.”

Dengan cepatnya-

“Aku khawatir. Aku sangat khawatir. Pikirkan jika kamu tidak lagi disini, apa yang akan aku lakukan… aku takut, aku sangat takut.”

Mengatakannya sambil setengah berteriak, bahu Kuroyukihime bergetar.

Tenggorokannya terhadang, Haruyuki tidak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa berdoa di dalam hatinya. ‘Aku disini. Aku akan selalu ada di sampingmu. Aku sudah pasti tidak akan menghilang’.

Kuroyukihime mengeluarkan tangisan kecil untuk beberapa saat. Tapi tiba tiba dia menghirup nafas panjang, dan akhirnya melonggarkan pelukannya.

“… Aku harus memberimu sebuah hadiah.”

Saat dia mengatakannya, Haruyuki tiba-tiba terkejut.

“Eeh, hadiah….??”

“Kau mempertahankan Territory kita di Territory Battle dengan hebat, kan? Seperti janjiku, jika kau mempertahankan Suginami hingga akhir, aku akan mengabulkan satu permintaanmu, apapun itu.”

Saat dia membisikkan hal itu di dekat telinganya, kesadaran Haruyuki sekali lagi menuju daerah merah.

-meski demikian.

Ide mesumnya tentang ber-direct connect dengan kabel 30cm atau foto Kuroyukihime dengan pakaian renangnya disapunya dari pikiran.

Berada disini seperti ini, saat ini.

Lagi pula memilikinya disini saat ini di dunia ini, hal apa lagi yang bisa ia harapkan?

… aku akan menjadi lebih lebih kuat dan menjadi ksatria yang akan melindungimu dari segala musuh suatu saat nanti. Jadi, tolong tetap berada di sisiku hingga saat itu tiba, mengajariku dan menuntunku.

Sekejap ia mengharapkan hal itu, mulutnya bergerak secara setengah-otomatis.

“ … jadi tetaplah selalu berada di sampingku.”

Dengan rasa panas yang mendidih di dadanya, Haruyuki berkata dengan suara serak.

“Aku mohon selalu, selalu ada di sisiku. Itu… satu-satunya yang aku minta.”

Meskipun kau lulus. Sebagai senpai-ku. Sebagai masterku. Dan sebagai <<Parent>>-ku.

Haruyuki menambahkan kata-kata itu di pikirannya- itulah apa yang ia inginkan, tapi.

Tubuh Kuroyukihime yang sedang memegang kepala Haruyuki menjadi kaku dengan ‘BIKUUN’.

Tiba-tiba melepaskan pelukannya dan menjauh sekitar 2 meter dengan ‘SHUBAH’, menabrak sofa dan jatuh di atasnya. Meski wajahnya cukup serius dengan air mata tadi, orang yang melebarkan matanya itu telah lupa akan semua itu dan mebuka-tutup mulutnya.

Tiba-tiba dengan cepat dari leher hingga kepalanya memerah. Suaranya, keluar masuk, menggema dengan nada tinggi.

“A-A-Ap… A-A-Apa yang kau katakana!!”

“Heh? Umm, eh..? A-Aku, umm, aku tidak bermaksud seperti itu.”

Tidak sadar akan situasinya, Ia mebuka-tutup mulutnya dengan kecepatan tinggi, dan setelah 10 detik tepat berlalu, wajah Kuroyukihime mulai kembali normal dari atas hingga bawah. Bersama dengan mengeluarkan desahan panjang, dia menggelengkan kepalanya ke kiri dan kanan beberapa kali.

“…… Aku mengerti.”

Tiba-tiba, Kuroyukihime menggumamkannya.

Berdiri, dia kemudian berjalan ke arah Haruyuki dan menaruh tangan kanannya di atas kepala Haruyuki.

“Aku berjanji. Aku akan selalu ada di sampingmu. Selalu. Untuk selamanya.”

Sambil memberantakkan rambutnya, Kuroyukihime memberikan senyuman kelas atas, dan mengatakan hal itu.


references[edit]

  1. Brain Implant Chip
  2. Makanan khas Okinawa kayak donat
  3. Bunga dafodil atau Narcissus: Tanaman dengan bunga indah yang hidup di daerah beriklim sedang dan subtropis.