Boku wa Tomodachi ga Sukunai:Jilid 3 Santo VS Vampir

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Hari setelah Kobato berhenti mengenakan pakaian goth lolinya.

Aku berangkat ke ruang klub dengan Kobato yang entah karena apa dengan ajaib sembuh dari hikikomorinya setelah menganti pakaiannya ke yang lebih ringan.

Anggota klub yang lain, termasuk Maria, sudah berkumpul di sana.

"Onii-chan!"

Maria terbang ke arahku sesaat setelah Aku masuk ruangan.

"Hei, sudah lama tak jumpa."

Kataku, ketika menepuk kepala Maria.

Aku dengar dia sibuk dengan pekerjaan, jadi beberapa hari yang lalu saat Aku disini Maria tidak ada.

"Hei, kamu tahu!? Yukimura memberiku beberapa makanan enak hari ini! Dia juga memberiku steak kemarin! Yukimura itu orang yang baik! Apa kamu tahu ini Onii-chan!? Tuna toro disebut toro karena itu akan 'tororo' dan langsung meleleh di mulut! Juga, steak itu sangat lembut!"

Ap-, Sus-? Stea-...!?

Aku melihat Yukimura dalam kekagetanku, tapi semua yang dia lakukan adalah menunjukan padaku wajah bangganya.

"Anda memerintah saya untuk menyiapkan makanan enak untuk Nyonya Maria, jadi Saya menaruh cinta dan jiwa saya untuk menyiapkan makanan yang sangat baik untuk dia."

"M-memang benar, Aku bilang untuk membuatnya enak, tapi tidakkah kau pikir sushi dan steak terlalu berlebihan...!?"

Yukimura memiringkan kepalanya seperti memikirkan dia tidak tahu apa yang Aku maksud.

Orang ini selalu mengambil jalan yang ekstrim...

...Aku membayangkan berapa biaya makanan Maria beberapa hari yang lalu yang harus ia keluarkan...

Aku tidak bisa membiarkan junior ku membayar untukku, jadi setiap kali Yukimura membawakanku Roti berperisa dan manga yankee, Aku menyelidiki apa yang Aku hutangi di dompetnya.

Kepalaku sakit hanya karena memikirkan berapa yang harus Aku bayar...

"Aku berdoa pada Tuhan agar Tuhan akan menendang omong kosong si cross-dressing gila ini saat dia membuatku memakan makanan aneh yang terasa seperti obat itu, tapi sekarang berbeda! Terima kasih, Yukimura!"

Kata Maria, dengan senyum yang lebar tergambar di wajahnya.

"Tolong ajukan semua terima kasihmu pada Aniki, dialah yang pantas menerimanya."

"Makasih Onii-chan! Aku super bahagia karena kamu memberiku semua makanan enak ini untuk dimakan! Aku sayang kamu Onii-chan!"

Kh, ketika dia menunjukan padaku senyum itu yang benar benar terisi dengan kebahagiaan, gak bakal mungkin Aku akan bilang "Kamu harus makan makanan yang seharga 300 yen (Rp 35700) atau kurang dari sekarang" padanya...!!

Saat Aku berpikir begitu,

"Uu~...! Bodoh! Bodoh! Bodoh!"

Kobato datang dan menghentikan Maria yang menempel padaku.

"Kamu bisa makan terus dan berubah menjadi babi gendut, dan lalu An-chan akan membencimu!"

"A-apa yang tadi kamu bilang!?"

Maria berbalik menghadap Kobato, dan membuat wajah bingung.

"...? Siapa kamu?"

"Aku adik An-chan!"

"Hmm?"

Maria memiringkan kepalanya dan memandangi wajah Kobato, sebelum akhirnya berteriak "Ahhh!" dengan terkejut.

"Kamu si vampir itu! Kenapa ada seorang vampir disini!? Kamu menipu aku, kan!"

Aku tebak Maria tidak mengenali Kobato seperti Kobato yang sekarang memakai T-shirt normal dan rok.

"Eh? Ah... H-... Hmph... Dasar hina, si bodoh yang dengan mudah terkelabui... Kukuku... Salibmu dan sinar matahari tidak ada apa apanya dengan Ratu dari Malam yang Agung..."

Mood Kobato benar benar menjadi baik dengan cepat.

...Aku benar-benar yakin itu karena dia tahu Maria adalah satu-satunya orang di dunia yang akan memperlakukannya sebagai vampir sungguhan.

"Khh! Aku membiarkan pertahananku lengah karena kamu pergi beberapa hari! Dasar inkarnasi kegelapan yang buruk! Aku akan menghancurkanmu dengan kekuatan Tuhan lagi!"

Maria mengambil salibnya dan menerjang Kobato.

Tak! Tak!

Salib itu mengenai tepat di dahi Kobato, yang membuat dia hampir menangis.

"---! K-k-k-Kau! Itu diluar aturan! Kenapa kamu masih mengayun-ayunkan benda itu ketika kukatakan itu tidak akan berguna, dasar orang bodoh sialan! Ugaaa!!"

Kobato menggigit tangan Maria dalam pembalasan.

"Gyaaaaa!?"

Maria melepaskan teriakan dan mundur menjauh dari Kobato.

"Uu~! Kau mengigitku! Si vampir menggigitku! Kenapa kamu menggigitku, dasar sepotong kotoran bodoh!"

"Apa yang kamu harapkan dari vampir..."

Kata Kobato pada Maria, yang hampir menangis.

Kobato lalu menyatakan, sambil tertawa kecil,

"Kukuku... Apa kamu tahu, dasar bidak buruk Tuhan...? Siapa yang tergigit vampir akan menjadi vampir dengan sendirinya... Kuhahahaha, dengan ini, Kamu sekarang menjadi pelayan setiaku...!!"

"Ehhh!?"

Maria menjadi kacau oleh kata kata Kobato.

"Ha, itu tidak benar, iya kan Onii-chan!?"

"...Aku pernah dengar orang orang membicarakan itu sebelumnya."

Tunggu, bukankah itu ketika darahmu dihisap daripada terkena gigitan?

Aku sangat yakin ada cerita dimana manusia menjadi vampir karena meminum darah vampir juga.

"Uwaahhh! Aku seorang vampir sekaraaang!"

Yozora membuat raut wajah yang benar benar terganggu pada ratapan Maria.

"...Maria. Jika kamu keluar dan berjemur matahari dengan baik saat tepat setelah tergigit, kamu tidak akan berubah menjadi vampir."

"Benarkah!?"

Kata kata setengah hati Yozora mengisi mata Maria dengan harapan.

"Ya, benar. Aku benar benar berkata jujur."

Yozora, hanya kamu yang bisa mengatakan kebohongan yang nyata dengan muka datar seperti itu.

Yozora menunjukan sebuah senyuman iba kepada Maria.

"Cepat, berlari mengelilingi sekolah dan bermandikan sinar matahari sebelum terlambat!"

"Aku mengerti! Makasih Yozora!"

Maria menganguk dengan senyuman... Jangan tertipu dengan tipuan seperti itu semudah itu...

"Dan juga, itu tak akan berhasil bila kamu masih memakai baju, jadi lakukan dengan benar benar telanjang."

"Baik! Aku akan berlarian dengan telanjang!"

Maria membuat suara plip plop saat dia lari keluar ruangan klub.

"...Wow... Gak ada sehelai benangpun yang menempel di tubuhnya..."

Yozora terlihat tercengang walaupun dialah yang mengatakan kebohongan itu.

"...Kau benar benar jahat... Walau Akupun khawatir tentang Maria yang terlalu naif juga."

Kata Sena dengan raut wajah iba.

Dia lalu mulai menatap Kobato.

"Kfu-"

"A-apa... Tidak sopan penduduk siang rendahan menatapku seperti..."

Kobato mengatakan itu pada Sena, dengan wajah yang awas.

Sena tersenyum lebar, dan matanya tergantikan dengan sepasang hati (seperti ini: ♥).

"Hei~~Hei! Kenapa kamu berhenti memakai pakaian goth lolimu Kobato? Mencoba tampilan baru?"

"...A-aku melepaskan kekuatan asliku untuk persiapan pertempuran yang akan datang melawan Tuhan..."

"Ahn! Aku benar benar gak ngerti apa yang kamu katakan, tapi kamu itu sangat I.M.U.T.! Bahkan jika kamu mengganti pakaianmu kamu masih terlihat imut sakit banget~~♥"

"Uu~~..."

Kobato bersembunyi dibalik punggungku, hampir menangis.

Lalu, reaksi ketakutan Kobato itu lah yang benar benar Sena inginkan.

"Auuuuu!♥ Kamu tuh dibuat dari apa sih, kamu benar benar terlalu imut!! Hei hei, Kobato-chan, kenapa kamu tidak menjadi adikku!?"

"Uuu... An-chan..."

Kobato benar benar ketakutan.

Diatas itu, bahkan Rika datang pada kami dan ber-"Haa Haa" dan bernapas dengan berat.


"Uehehe~... Hei gadis kecil disana, celana dalam apa yang kamu pakai hari ini?"

"Dasar mesum!?"

Aku berteriak pada Rika dengan sekuat tenaga, tapi semua yang Rika lakukan adalah menunjukan seringai mesum padaku.

"Beneran, kalian Hasegawa bersaudara berada tepat di daerahku... Hehe, datanglah kalian berdua, ayo bertelanjang bersama~♥"

"Haa Haa... Bagaimana Aku bisa membuat Kobato akhirnya..."

"...Hentikan, dasar kalian orang gila."

Bugh! Plak!

Yozora, yang masih terlihat kesal, mendiamkan kedua mesum itu dengan beberapa pukulan dari pemukul lalatnya.

Yah, itulah bagaimana semuanya bertemu dengan Kobato mode musim panas untuk pertama kalinya.

Dan juga, mungkin ini gak nyambung, tapi saat jalan pulang kami melihat Maria duduk gaya seiza di ruang tahanan kapel mengenakan sebuah tanda di lehernya yang bertuliskan "Saya mempertunjukan aksi yang tak pantas. Saya menyesal."