Date A Live (Indonesia):Jilid 5 Bab 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 2: Gadis Cyclone[edit]

Bagian 1[edit]

"Perjalanan sekolah? Aah, aku mendengarnya. Di Okinawa kan?"

Itsuka Kotori berada di anjungan kapal terbang <Fraxinus>, menggerakkan tangkai Chupa Chups di mulutnya sambil menjawab laporan yang datang dari bawahannya.

Dia adalah Gadis dengan rambut panjang yang dikuncir 2 dengan pita hitam, dan jaket merah tua yang dipakai di bahunya. Dia memiliki sepasang mata seperti biji pohon ek. Ciri-ciri ekspresi wajahnya masih seperti kekanak-kanakan. Tak peduli berapa kali kau melihatnya, dia adalah seorang gadis muda yang tidak pantas untuk berada di tempat seperti anjungan kapal terbang.

"............Tidak, lokasi yang direncanakan diganti dengan tergesa-gesa. Tujuannya sekarang adalah Pulau Arubi"

Wanita yang mengenakan sebuah seragam tentara dengan bayangan tebal dibawah matanya-----Murasame Reine, mengayunkan kepalanya seolah dia sedang minum sambil melanjutkan perkataannya.

"Pergantian? Di saat seperti ini? Kenapa begitu?"

"............Aah. Sebulan yang lalu, sebuah perusahaan perjalanan yang dipanggil perjalanan lintas menghubungi atasan sekolah. Nampaknya mereka mengatakan bahwa demi PR tamasya, mereka akan secara acak mengambil suatu sekolah, dan memberikan mereka undangan ke pulau. Meskipun ada saat-saat dimana mereka mengambil foto untuk pamflet mereka, kelihatannya semua biaya perjalanan sekolah dibiayai oleh dana perusahaan"

"Ha---, bukankah mereka cukup dermawan. ............Tapi, tak peduli betapa baiknya kondisinya, apakah baik bagi mereka untuk tiba-tiba mengganti lokasi disaat terakhir seperti itu. Sesuatu seperti tempat penginapan juga diputuskan kan?"

".............nampaknya begitu, penginapan sekolah yang dipesan telah hancur dan menjadi tidak bisa digunakan. Dan karena itu, ketika usulan datang pihak sekolah yang berwenang langsung berangkat kesana"

"Hancur?"

Ini bukanlah pembicaraan yang tenang. Kotori mengerutkan dahinya dengan ragu-ragu.

"......AAh. Meskipun aku tidak mengetahui secara penuh detailnya tapi, aku takut alasannya adalah mungkin karena sudah tua"

"Fuun................ Yah, meskipun aku merasa kalau pemilihan waktunya terlalu bagus..........bukankah tak apa jika pesta terakhir baik-baik saja dengan ini? Bagaimana kalau Reine pergi dan melepaskan stress juga"

Kotori mengangkat sedikit bahunya sambil mengatakannya.

Murasame Reine, seorang anggota analisis dari<Organisasi Ratatoskr>, sementara disaat yang sama dia juga adalah seorang guru wali kelas untuk tahun ke 2 grup 4 dari SMA Raizen. Direncanakan bahwa dia juga akan hadir sebagai guru dalam perjalanan sekolah kali ini.

Tapi, Reine tiba-tiba mengerutkan wajahnya, dan mengeluh dengan wajah kesusahan.

"Apa masalahnya?"

".............Tidak, mungkin baik jika aku berpikir terlalu berlebihan tapi, tampaknya maskapai penerbangan perjalanan lintas------dengan menelusuri kembali ke asalnya, telah bergabung dengan perusahaan DEM"

"Apa yang kau katakan?"

Ketika dia mendengar nama itu, wajah Kotori menjadi curiga.

Perusahaan DEUS. EX. MACHINA. Adalah pimpinan perusahaan badan hukum besar yang bermarkas di United Kingdom, jika Asgard Elektronik, yang merupakan keberadaan kebanggaan <Ratatoskr>, meninggalkan persatuan, maka akan menjadi satu-satunya perusahaan di dunia yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan realizers.

Dan, organisasi itu memiliki prinsip yang menentang Kotori dan tim <Ratatoskr> yang mana menggunakan cara damai untuk menyegel Spirits.

Ini artinya, mereka secara langsung melenyapkan Spirits.

"............Entah mengapa, terasa mencurigakan"

Kotori menarik keluar stik Chupa Chupsnya dan mengerutkan dahinya diantara alisnya.

Di dalam banyaknya orang-orang dari SMA Raizen yang sedang dalam perjalanan sekolah, Shidou dan Tohka bergabung juga. Mereka mungkin tidak bersiap untuk skenario terburuk apa saja yang akan terjadi.

"Meskipun mungkin hanya kebetulan, Aku akan mencocokan jadwal <Fraxinus> pada perjalanan di hari itu untuk berjaga-jaga. Yah, tak akan menjadi masalah jika kita bisa membuatnya segera berjalan ketika saat genting terjadi, meskipun mungkin akan hanya menjadi seperti sebuah liburan biasa"

".................Hmm, itu benar. Itu mungkin baik. Jika ada masalah yang terjadi, aku akan menghubungimu pada tempat itu. Akan baik-baik saja jika kau bersiap-siap sampai nanti"

"Berapa banyak hari perjalanan sekolah lagi?"

"............Dari 17 July, akan menjadi penginapan 3 hari 2 malam"

"Geh. Begitukah? Pada hari itu, Aku akan menuju markas besar. Ini buruk"

Dan, ketika Kotori menempatkan tangannya di dagunya menunjukkan bahwa dia sedang kesusahan, datang dari belakang *Zan*, suara langkah kaki bergema dan seorang pria dengan rambut panjang muncul.

Wakil-komandan <Fraxinus>, Kannazuki Kyouhei, tersenyum bahagia sambil mengacungkan ibu jarinya. Gigi putihnya yang hina berkerlap-kerlip.

"Aku menyerah. Apa yang akan kau katakan padaku untuk kulakukan?"

Tapi, Kotori, tidak melihat padanya dan melanjutkan perkataannya.

"................Fumu, tak bisakah kita ganti saja jadwalnya?"

"Sepertinya mustahil. Rounds meminta yang lainnya untuk berkumpul secara langsung, hal seperti ini hanya terjadi setahun sekali."

Ketika Kotori mengatakannya, Kannazuki yang sedang berdiri dibelakangnya melangkah ke depan, Kotori merasa seperti dia mendengar suara dramatis seperti[BOOOOOOOOOOM] atau [Dodododododododo] datang dari belakangnya.

"................apakah begitu. Jika itu masalahnya"

"Ya, tidak ada pilihan selain meninggalkannya pada seseorang di dalam kapal. Jika memungkinkan aku akan bertanya pada Reine untuk melakukannya tapi.........."

"....................aku juga akan langsung menghadirinya juga. Ini juga akan menjadi buruk jika personil kontak menghilang dari tempat"

"Kau benar. Aku berharap jika ada seseorang"

Ketika dia menghela sambil mengomel, *Spin* *spin* Kannazuki datang menari di depan mereka berdua. Dan seperti seekor angsa, dia melebarkan tangannya dengan sikap anggun------

"Kau mengganggu"

"Matanya menyala-nyala!?"

Kotori melekukan matanya dan Kannazuki ditendang di tempat sebelum ia terjatuh.

"Ada apa denganmu, berkeliaran sembarangan barusan. Jika kau sedang latihan tarian daerah, bagaimana kalau melakukannya di tempat lain?"

"Tidak tidak tidak, apa yang kamu katakan. Setelah apa yang kudengar dari percakapan, komandan saat ini sedang mencari pengganti untuk menjaga <Fraxinus> sementara Shidou-kun sedang dalam perjalanan sekolahnya"

Kannazuki langsung merebahkan kedua tangannya.

"Itu tanggung jawab yang berat, apakah ada manusia lain yang lebih pantas dariku! Tidak ada satupun! Jawablah!"

"Jadi, jika begini masalahnya, seperti yang diduga sebaiknya Mikimoto atau Kawagoe"

"...................Aku pikir. Meskipun mereka adalah anggota kru yang sempurna, aku ragu jika mereka mampu mengambil alih komando"

"Abaikan saja! Apakah ada sesuatu seperti itu juga"

Ketika mereka mengabaikannya dan melanjutkan percakapan, Kannazuki mulai bernafas*haa**haa*berlebihan. Seperti yang diduga karena itu menjengkelkan, Kotori membunyikan lidahnya bersamaan dengan menghadap ke Kannazuki.

"...................Selama aku pergi di waktu sebelumnya, aku mendengar kalau kau membuat cukup kekacauan?"

"Ini tidak apa-apa! Karena pada waktu itu aku hanya akan PigBang pada komandan termangapcinta! Oink! Tidak ada masalah kali ini! Aku akan menunjukkanmu, kalau aku akan memastikan untuk melihat satu halaman masa muda Shidou-kun!"

".............Reine"

"................yah, aku juga lagipula di tempat itu, mungkin akan baik-baik saja"

Untuk menghilangkan perasaan ketidakpastian di dadanya, Kotori menghela *Haah*.

Bagian2[edit]

17 Juli, Senin. Setelah 3 jam terguncang di pesawat terbang, Shidou dan grup tahun kedua sedang terbang di atas Samudra Pasifik dan telah sampai di pulau.

"O, ooh.................!"

Tohka, yang telah keluar dari bandara, menggoyang-goyangkan kedua tangannya dengan mata yang terbuka lebar sambil heran.

Tapi ini mungkin sesuatu yang tak bisa dipercaya. Itu karena sekarang, di penglihatannya sebuah pemandangan spektakuler tersebar luas dan tidak mungkin untuk dipahami kecuali orang itu menggelengkan lehernya.

Samudranya tersebar luas di seberang jalan dan pasir, cakrawalanya meluas seperti memisahkan langit dan bumi.

Langitnya cerah.

Matahari menyinari dengan megah, dan mewarnai samudra dengan gradasi yang indah.

"J-Jadi ini adalah.................Samudra!"

Dia berteriak, dan seolah dia mencoba untuk mengukur ukurannya, dia merentangkan tangannya dengan lebar.

Tapi tentu saja, samudra tidaklah sekecil itu, sampai bisa cocok di antara kedua tangannya. Apa lagi, dalam keadaan bersemangat, dia menggetarkan sedikit bahunya dan melenturkan badannya.

"Haha..........kamu sangat bersemangat huh"

Ngomong-ngomong, Tohka mungkin belum pernah melihat lautan secara langsung sebelumnya. Shidou tersenyum masam melihat sikap Tohka yang sangat gembira sambil mengangkat bahunya.

Pulau Arubi. Berlokasi diantara pulau Izu dan Ogasawara; adalah sebuah pulau yang memiliki luas daerah sekitar 70 kilometer persegi.

Karena Gempa Ruang yang berturutan sejak 30 tahun lalu, bagian utara dari pulau itu telah terkikis. Pada tahun ini telah dikembangkan ulang menjadi sebuah tempat tamasya baru. Dengan kata lain pulau ini adalah sebuah tempat yang mempunyai sejarah yang mirip dengan Kota Tenguu dimana Shidou dan lainnya bertempat tinggal.

Pembangunan ulang kota yang sempurna di kawasan komplek utara, dan tanpa pengecualian dari daerah pengembangan ulang, semuanya terpasang dengan tindakan anti-bencana. Dan lagi, keindahan dan kelangkaan dari pantai yang dengan indahnya terkikis oleh Gempa Ruang, Jepang juga mula-mula, sebuah tempat yang memanggil banyak turis asing untuk berkunjung.

Tentu saja, mungkin kelewatan jika mereka berpikir tentang korban yang kehilangan nyawa mereka karena Gempa Ruang tapi.............di pulau ini yang terus berlanjut dengan mengurangnya jumlah penduduk, bahkan tak bisa di katakan secara berlebihan kalau Gempa Ruang telah menyebabkan daya tarik yang besar pada turis.

"Unn----.............."

Bahkan jika bukan Tohka, bagi Shidou dia mengurangi kepekaan untuk merasakan apapun bahkan berada di depan pemandangan hebat ini. Dia melihat pemandangan di sekitarnya, dan menghirup nafas sambil meregangkan badannya.

Dan di saat itu tak terduga, dia menguap.

"Fua........aa"

ini mungkin karena waktu berkumpul pagi-pagi sekali, kelopak matanya dengan anehnya memberat. Bahkan di dalam pesawat, dia hampir ketiduran.

Yah, meskipun demikian.............

Shidou mengayunkan tangannya dengan tidak bergairah, sambil menguap dia memandang Tohka dan Origami yang keluar dari jalan masuk bandara udara.

Entah ini keberuntungan atau kesialan, karena tempat duduk pesawatnya dijadikan 3 berjajaran, membuat Shidou tepat duduk di tengah di ikuti kiri dan kanan, dia berusaha agar Tohka dan Origami duduk pada susunan itu tetapi.............

(Shidou,lihat. pemandangannya indah)

(Shidou! di sebelah sini indah juga-------achk! jendelanya jauh!? Tobiichi Origami, kau, menipuku!)

(Salahmu sendiri karena tidak mengirim permintaan untuk memesan bangku)

(Gununu...............)

(Shidou. Lihat, kamu bisa melihat cakrawala)

(Kuh..............,shi-shidou! Di sini juga, err, itu dia! ini menakjubkan! jalan lepas landas pesawatnya keren! keindahannya tidak bisa di bandingkan dengan cakrawala!)

(Lihat. Kau bisa melihat gunung di kejauhan. mendekatlah)

(Unuu..............., bahkan disini juga.........! shidou, lihat! Ada pegunungan besar di dada Reine!)

(Kita melewati awan-awan.Lihat. Lautan awan. Awannya terlihat seperti karpet)

(Di, disini err...............Uh, ugahhh!)

...............karena kegaduhan yang dibuat oleh suara nyaring itu, Shidou tidak bisa tidur bahkan jika dia menginginkannya.

"Nu................?"

Tiba-tiba, Tohka yang sedang membuat kehebohan bersuara aneh dan terlihat waspada disekitar tempatnya.

"? ada apa, Tohka?"

"...............Tidak, aku merasa sesuatu atau seseorang sedang melihatku"

"Eh?"

Dan, pada saat Shidou memiringkan kepalanya, *Chick chak* suara itu bergema, dan mereka berdua terkena cahaya.

"Wah!"

Karena kejadian mendadak, Shidou tanpa sengaja menutup wajahnya dengan tangannya. Ketika dia melihat ke arah cahaya sambil menyipitkan matanya yang berkerlap-kerlip, dia menjumpai seorang wanita berdiri disana berdiri dengan kamera besarnya.

Bisa dibilang wanita berambut pirang; dia adalah wanita dengan rambut pirang berwarna pucat yang berkibasan karena angin.

Dia memiliki ciri-ciri ekspresi wajah yang jelas berbeda dari orang Asia dan kulit putihnya adalah karakteristiknya.

"Err.............apakah ada sesuatu?"

Ketika Shidou menanyainya sambil kebingungan, wanita itu merendahkan kameranya dan mengarahkan pandangannya ke Shidou.

"Aku minta maaf atas ketidaksopanannya. Aku dipanggil Ellen Mathers, seorang kameramen yang hadir dan ditugaskan oleh Perjalanan lintas. Dimulai dari hari ini untuk 3 hari, aku akan menerapkan semua catatan perjalanan. ---Aku minta maaf untuk foto sembarangan. Tolong ijinkan aku untuk meminta maaf karena melukai perasaanmu"

"Aah, tidak, tidak seperti itu"

Ngomong-ngomong, dia merasa seperti dia diberitahu kalau kameramen itu akan dikirim untuk mengambil foto untuk perjalanan. Untuk memikirkannya sebagai orang asing----dan apalagi, seorang wanita yang membuatnya berpikir dia memiliki umur yang tidak jauh berbeda dari Shidou dan kelompoknya.

"Maaf telah mengambil waktumu. Baiklah kalau begitu"

Dan, setelah dia melihat penampilan Shidou dan Tohka sendiri dengan kecurigaan, Ellen membungkuk sekali lagi, dan berjalan menuju ke yang lain.

"Ada apa dengan dia?"

Sambil melipat tangannya, Tohka memiringkan kepalanya dengan heran.

"Aku heran juga...............tapi, kamu benar tentang perasaan seseorang sedang melihatmu"

"Mu, umu"

Dia mengatakannya lalu menolehkan pandangannya ke kanan dan kiri, dan di akhir dia mengangkat kepalanya dan memandang ke atas.

"............meski begitu, aku merasa masih ada seseorang yang melihatku."

"Eh?"

Shidou mengangkat alis matanya saat mengatakan itu, dan memandang ke arah pandangan Tohka tapi----disana, hanya ada langit biru yang menyegarkan seolah memberikan berkah kepada Shidou dan kelompoknya untuk kedatangan mereka.

Bagian 3[edit]

"Telegram diterima dimulai dari Adeptus1. Target telah memasuki pulau"

"Kamera nomor 6, bagian utara, Bandara udara Akaru, target dikonfirmasi"

"Dia dikonfirmasi dari sini juga. itu<Princess>"Suara-suara dari bawah dek kapal bergabung bersama dan bergema, dan di monitor sesosok gadis sedang ditunjukkan.

Seorang Spirit peringkat AAA. Kode nama<Princess>, gadis yang memiliki fisik cukup mirip dan juga penampilannya.

"fumu.........."

Kapal terbang kelas 500 meter Perusahaan DEM, <Arbatel>.

Seorang pria berusia hampir tua sedang duduk di bangku kapten di kapal;dia sedang mangangguk kecil sambil mengelus janggut yang tumbuh di dagunya.

James A Paddington. Kepala Kolonel eksekutif kedua Perusahaan DEM, dan juga kapten <Arbatel> yang mana ditinggalkan pengendaliannya oleh Westcott.

"Ini mengecewakan melebihi dugaan. Apakah dia benar-benar seorang Spirit?"

"---Tolong hati-hati jangan membiarkan kewaspadaanmu lengah"

Seolah menjawab pertanyaannya, suara wanita muda bergema dari speaker kapal.

Tanda Panggilan Adeptus1, kepala eksekutif kedua DEM yang secara langsung di tempat itu, itu adalah suara Ellen.

"'Kemungkinan dia adalah Spirit'. Hanya karena itu, memiliki cukup alasan untuk berada pada Level siaga 1"

Di layar kanan, Ellen sedang ditunjukkan dan satu-satunya yang mengatakan itu tapi, dia menjawab kembali sambil mengangkat bahunya.

"Aku akan mengingatnya"

Kemungkinan tidak puas dengan respon Paddington, Ellen sedikit menyimpangkan alisnya.

"...........tsk"

Dia membunyikan lidahnya, cukup keras bagi Ellen untuk tidak mendengarnya.Dia tak peduli entah benar atau tidaknya bahwa dia adalah Wizard terkuat atau apapun, tapi untuk mengambil perintah dari seorang gadis, yang mana umurnya ketika dibandingkan dengannya mirip seperti orang tua dan anak, tidak menarik sama sekali. Di tambah lagi, dia adalah seorang wanita yang memiliki rumor menjadi kekasih Westcott.

Tetapi Paddington tidak sebodoh itu untuk mengerti jabatan dan situasi yang di berikan padanya. Dia tidak berencana untuk menjadi kekanak-kanakan dan menggunakan kata-kata dengan kesan buruk tanpa alasan apapun. Setelah melegakan tenggorokannya, dia menjawab kembali pada gadis di layar itu.

"Jadi apa yang akan kita lakukan sekarang? tidaklah penting jika dia adalah Spirit. Bagi tim <Bandersnatch>, seharusnya tidak masalah untuk mereka untuk mengamankan satu gadis kecil kan?"

"Tidak semudah itu. Ayo mulai dengan hati-hati. Pertama-tama, tolong matikan gelombang transmisi radio"

"Dimengerti. Melakukan permulaan <Ashcoft-Beta>dari mesin nomor 25 sampai 40, aktivasi Territorial Permanen. Targetnya adalah-----seluruh bagian Pulau Arubi"

Merespon suara Paddington, para kru menggerakkan tangannya dengan cepat dan mengoperasikan pengendalian.

Ketika mereka melakukannya, di gambar Pulau Arubi yang sedang di tunjukkan di layar, gambaran kubah kecil terlihat di seluruh pulau dengan pola CG yang bisa dilihat.

Ini tidak bisa di deteksi dengan penglihatan;ini tidak bisa disamakan bahkan dengan menyentuhnya, sebuah tembok tak terlihat. Territorial.

Sekarang <Arbatel> sedang mengapung 20000 meter diatas langit Pulau Arubi.

Dari sana, menggunakan Realizer <Ashcroft-Beta> yang di pasang di pesawat, Territorial yang digunakan oleh mereka dalam skala dimana itu bahkan tidak dapat dibandingkan pada apa yang anggota AST gunakan, dan Territori sekarang di aktivasi di seluruh pulau.

Yang berarti, transmisi dari luar atau dalam pulau tidak akan lama lewat dan hanya mesin komunikasi yang disiapkan oleh Ellen dan kelompok yang akan bekerja. Dengan begitu-----tidak peduli apa yang terjadi di dalam pulau, AST tidak akan ikut campur tangan mereka ke dalam urusan ini.

"-----dan, ngomong-ngomong, bagaimana dengan Wizard khusus itu?"

Paddington bertanya sambil mengelus dagunya. Ini benar bahwa di dalam kelas target; ada pembicaraan mengenai satu Wizard yang termasuk AST di dalamnya. Yah, nampaknya dia dilarang menggunakan Realizer karena situasinya saat ini tahanan rumah, dia tidak menjadi ancaman bagi mereka tapi...............masalahnya adalah, Wizard khusus itu telah bertemu Ellen.

"Itu seharusnya bukan masalah. Karena kami hanya bertemu beberapa saat, dan di saat itu aku sedang memakai kacamata matahari. Dia tampaknya tak menyadarinya-----"

Dan, di tengah pembicaraan kata-kata Ellen telah terpotong. Ketika paddington melihat ke monitor, kelihatannya wajah Ellen telah bersalut angin dengan mendadak.

"Apakah semuanya baik-baik saja, Nyonya kepala eksekutif?"

"Ya. Entah mengapa...........ini sedikit aneh"

Setelah dia mengatakannya, Ellen menatap ke langit.

Di saat yang bersamaan, gambar yang sedang ditunjukkan di monitor besar di anjungan mulai berubah.

Paddington tidak sengaja mengerutkan alisnya.

Alasannya sederhana. Dengan kecepatan yang normalnya tidak masuk akal.Langit, awan, seolah telah di tebas oleh tangan yang tak terlihat, dan mulai memutar.




"Aahh mou, kita ditinggal oleh yang lain. Ayo, cepat Tohka"

Shidou mulai berjalan cepat sambil berbalik, dan berkata pada Tohka yang masih memiringkan kepalanya.

Ya, setelah masalah yang Tohka katakan kalau dia masih terganggu dengan itu dan pergi mencari disekitar, sebelum mereka mengetahuinya teman-teman mereka dari sekolah mulai bergerak.

"Mu...........Maaf, tapi aku sunggu merasa seseorang sedang melihatku"

Sambil berjalan, Tohka meminta maaf padanya. Shidou mengeluh seolah menyerah.

"Itu pasti, kalau kamu akan dilihat setelah membuat semua keributan itu"

"Muu, apakah begitu................."

Tohka berkata seolah dia sedang mengerang, dan tetap diam.

"Errr.........kalau tidak salah seharusnya lewat sini?"

Dia mencoba mengingat peta yang dia lihat tepat sebelum keberangkatan di kepalanya, dan jalan ke kiri di pertingaan jalan. Jika aku ingat dengan benar, musium yang seharusnya kami kunjungi harusnya lewat jalan ini.

Dan pada saat itu, dia menyentuh telinga kanannya untuk memastikan speaker berukuran kecil yang dia pakai.

Dia diberitahu untuk memakainya untuk berjaga-jaga kalau mood Tohka jatuh di tengah perjalanan.

Kelihatannya Kotori bilang dia akan menuju markas dan tidak akan disini hari ini tapi, <Fraxinus> mengapung di atas pulau sekarang. Dalam skenario terburuk, mereka mungkin tidak akan tersesat jika Shidou menghubungi mereka dengan komunikasi-dalam.

"Nu...............?"

Dan, dia mendengar suara Tohka yang curiga di belakangnya, Shidou menghentikan kakinya.

Ketika di berbalik, Tohka sedang melihat ke langit lagi.

"Oi, berhenti bermain-main. Tak peduli berapa kali kamu melihat--------"

"Tidak, ini berbeda. Tidakkah kamu merasa aneh?"

"Huh...............?"

Dia mengatakannya dan menghadapkan matanya ke langit-------Shidou kehilangan kata-katanya.

"Ap, apa..................itu"

Di langit, yang tadinya cantik dan menyegarkan beberapa saat lalu, telah berubah menjadi mendung dan mulai berputar-putar.

Sedikit demi sedikit, dalam kecepatan yang menakutkan, keadaan disekitar berubah secara total.

Langit yang cerah terisi dengan awan gelap. Angin sepoi-sepoi menjadi angin ribut yang dahsyat. Air permukaan yang tenang berubah menjadi amukan ombak yang besar.

Singkatnya, mungkin hanya beberapa menit terlewati.

Dalam waktu itu, dunia di sekitar Shidou dan yang lainnya berubah secara drastis.

Suara angin yang menggetarkan tanah bisa terdengar bergema di sekitar. *Rustle**Rustle* Pohon-pohon yang tumbuh dekat tempat itu bergoyang-goyang. Tingkatan badainya bisa dikatakan sama seperti angin topan skala-besar. Sebuah tempat sampah yang dekat mungkin telah tersapu, karena koran dan kaleng kosong melewati pandangannya.

Shidou langsung memegang bahu Tohka, dan merendahkan sikap berdirinya. Jika dia tidak melakukannya, mereka mungkin telah tertiup oleh angin.

"Ada apa----ini...............!"

Shidou mengerutkan alisnya sambil menggunakan tangannya untuk melindungi wajahnya.

Menurut laporan cuaca, cuacanya seharusnya cerah untuk waktu yang lama dalam perjalanan sekolah. Tentu saja Shidou tidak menganggapnya sebagai 100% prediksi tapi, tidak peduli bagaimana kau melihat situasinya, ini terlalu aneh.

"Tohka, kamu tidak apa-apa!? ini berbahaya ayo cepat ke musium-----"

"Shidou! Awas!"

Dan, di tengah pembicaraan Tohka mendorong tubuh Shidou.

"Ap................"

Selanjutnya, sebuah tempat sampah yang terbuat dari besi terbang menuju mereka, dan membuat tabrakan kritis ke kepala Tohka.

"Gyapfuu!?"

Dia mengeluarkan suara menggelikan dan jatuh di tempat.

"Oi,oi Tohka!Tohka!"

Shidou berteriak dengan panik, dan menggoyangkan bahunya, tapi mata Tohka berputar-putar sepenuhnya.

"Kuh...............aku tidak ada pilihan"

Shidou dalam keadaan lelah entah bagaimana berusaha menggendong Tohka di punggungnya, dan berjalan menuju arah musium.

Dengan lambat, tapi pasti, dia memajukan satu kaki setap kali.

"Kita hampir disana, Tohka............!"

--dan, membayangkan betapa lamanya telah terlewati sejak dia mulai berjalan.

"Ah........?"

Shidou, tidak sengaja menaikkan alisnya.

Di tengah-tengah langit yang mengamuk.

--Disana, dia seperti melihat 2 bayangan-manusia di dalamnya.

"Itu adalah.............."

Shidou tiba-tiba menghembus nafas.

Untuk bayangan manusia yang terbang di langit, hanya ada 2 hal yang lewat di pikiran Shidou.

Bisa jadi Spirits, atau AST Wizards.

"Jangan katakan..........."

Sebuah perasaan buruk terlewat di benaknya.

Itu adalah kemunculan mendadak dari badai besar yang normalnya tak dapat dibayangkan dalam keadaan normal. Jika ada kemungkinan, ini adalah sesuatu yang keluar dari kekuatan Spirit lalu-----

"Tidak, tapi....................alarm Gempa Ruang tidak berbunyi sama sekali. Lalu apa yang....................."

Setelah Shidou membulatkan tekadnya dengan berpikir untuk beberapa saat, dia melanjutkan berjalan menuju rute yang di rencanakannya.

Jika ada kemungkinan bayangan manusia itu mirip dengan Spirits maka, dia tidak bisa hanya meninggalkannya sendirian. Tapi ini tidaklah seperti dia mempunyai bukti apapun untuk pernyataannya dan masalah yang paling penting sekarang adalah untuk memindahkan Tohka ke tempat yang lebih aman seperti yang dia rencanakan sebelumnya. Dia membenarkan Tohka yang pusing dengan baik di punggungnya, sebelum menuju musium.

Tapi.

“------------!”

Shidou menghela. Bayangan yang berbentrok dengan satu sama lain berkali-kali di langit, pada saat ketika kedua gelombang kejut itu berbentrokan bersama, sebuah angin yang sangat hebat yang tidak bisa dibandingkan dengan lainnya tertiup ke arahnya.

"U, Uwah..............!"

Untuk menghindari tiupan itu dia berdiri dengan tegap, dan dan memperbaiki sikap berdirinya yang mengacaukan tubuhnya.

Dan demikian, dua bayangan yang sedang berbentrok di atas langit, meniup satu sama lain dan keduanya jatuh menuju permukaan.

---kedua bayangan terjatuh tepat di sebelah kiri dan kanan Shidou.

"Wha.............."

Keringat menetes keluar dari dahi Shidou. Perasaan gugup membuat jantungnya berdetak sampai batasnya, dan tenggorokannya dengan cepat menjadi kering. Saat dia melakukannya, badai besar keras yang bertiup di sekitar tempatnya menjadi melemah.

"Eh........?"

Dia tidak sengaja mengangkat alisnya, dan melihat di sekelilingnya.

Badainya telah mereda.................... , Mengucapnya adalah sebuah ekspresi perkataan yang salah. Pulau Arubi masih tetap, di tiup oleh angin yang kuat.

Hanya ada Shidou dan Tohka di sekeliling, Tidak--------lebih tepatnya jika di katakan bahwa hanya di sekeliling dari dua bayangan yang jatuh ke permukaan yang memiliki kondisi angin sepoi-sepoi seperti seseorang yang berada di tengah mata topan.

"Ku,kukukukuku............................."

Dan, dari kanannya, gadis yang memiliki rambut panjang yang terjalin, berjalan dengan senyuman tak kenal takut.

Umurnya tidak berbeda dari Shidou dan lainnya. Dari rambut oranyenya, selaput mata berwarna merkurinya. Sekarang terlebih lagi dari ciri-ciri struktur ekspresi wajahnya, menunjukkan senyuman yang hina.

Dan bagian yang paling berkarakteristik darinya adalah pakaian yang ia kenakan. Tertutupi lapisan berwarna hitam, dan bermacam bagian dari tubuhnya di pererat dengan sesuatu yang tampaknya seperti sebuah sabuk. Kesimpulannya, gembok berada di lehernya, di tangan kanan dan kaki kanan, dan bersambung dengan rantai. Dia terlihat seperti kriminal yang telah melakukan sebuah kejahatan yang hebat-----sebaliknya, ini akan menjadi sebuah pakaian yang terlihat seperti keingintahuan-mencari masokis.

"-----Kelihatannya kau bisa bertarung dengan baik, Yuzuru. Atau haruskah kukatakan, siapa sangka dari setengah diriku yang lain. Ini harusnya diduga dari seseorang yang rekor pertarungannya 25 kemenangan,25 kekalahan dan 49 seri dariku. Tapi-----itu juga akan berakhir hari ini"

Entah dikatakan berlebihan, atau sedikit terlalu dramatis, dia adalah seorang gadis yang menggunakan ucapan aneh.

Dan kali ini menanggapi perkataan itu, datang dari sebelah kirinya, bayangan lain sedang berjalan keluar.

"Keberatan. Seseorang yang mengatur untuk pertarungan ke 100 ini, tidak pantas bagi kaguya Akan tetapi Yuzuru"

Dari sini, dia adalah seorang gadis yang rambutnya terjalin menjadi 3. Meskipun dia memiliki wajah persis seperti gadis yang di panggil Kaguya tapi, ekspresinya, tergambarkan dengan setengah mata terbuka yang entah mengapa membuatnya terlihat lesu.

Gadis yang di panggil Yuzuru juga, mengenakan desain pakaian yang sama anehnya, dia memakai pakaian tahanan yang sama seperti Kaguya. Tapi, posisi dari gembok di tempatkan di lehernya, tangan kiri dan kaki kiri. Benda-benda itu di tempatkan pada bagian yang berlawanan di bandingkan Kaguya.

"Fu, kau cerewet. Bagaimana kalau menyerah, dan mengakui bahwa akulah Spirit yang pantas menjadi Yamai yang asli?"

"Penolakan. Satu-satunya yang akan hidup adalah Yuzuru. Kaguya tidak pantas untuk memiliki nama Yamai."

"Fuu...........perjuangan yang tidak berguna. Masa depanku memprediksi kalau mata magis telah melihat apa yang akan terjadi pada jaman dahulu. Pada serangan berikutnya, aku melihat sebuah penglihatan dari tubuhmu yang tertusuk oleh Sturm Lanzeku!"

"Penetapan. Tidak ada contoh dari mata magis Kaguya akan mengenai prediksinya."

Ketika Yuzuru mengatakannya, Kaguya ragu-ragu, dan berteriak seolah dia telah lupa keadaan berlebihannya barusan.

"Di, Diam! prediksiku benar sebelumnya! Jangan bercanda denganku!"

"Permintaan. Yuzuru meminta sebuah pertunjukan dari contoh spesifik tuntutannya dari Kaguya."

"Kuku...........itu,tentang itu. Lihat.................aku benar tentang cuaca pada hari selanjutnya."

"Mengejek. Hasil dari mata magis tidak berbeda dari sisi yang salah dari Geta[5B 1] Tertawa mengejek(Tertawa) Yuzuru tidak bisa menahan tawaannya"

Yuzuru menempatkan tangannya di mulutnya, Fusu---dan menghela. Nampaknya dia tertawa.

"Di, diam! Aku akan membunuhmu, karena mengejek teknik mata iblisku! Aku akan memiliki tubuhmu sebagai bayaran karena membuatku marah!"

Tampaknya itu cukup menghina di mata Kaguya. Dia membuat pendirian sambil berteriak. Tapi, karena dia gagal mengakhiri kalimatnya dengan benar, tidak ada ketenangan darinya.

Akan tetapi Yuzuru tidak bersusah-susah dan melanjutkan bertanya.

"Permintaan. Yuzuru ingin penjelasan lain mengenai Sturm Lanze dari Kaguya."

"Fu........Sturm Lanzeku tidak terikat dengan hukum logika yang ada. Ini nyata namun tidak nyata. Ini terlihat namun tak terlihat. Tapi memiliki kekuatan dan konsep umum yang hanya di khususkan ketika waktunya menusuk."

"Intinya. Yang mana berarti tidak ada alasan khusus sebenarnya."

"Sa, salah! Ada alasannya! Yuzuru bodoh untuk tidak memahaminya!"

"Seruan. Lalu tunjukkan sebuah penjelasan yang bisa membuat Yuzuru mengerti. Ini harusnya mungkin untuk Kaguya yang pintar"

"Itu..............me, mendadak. Tapi jangan sedih, karena sel hitam otakku, telah naik ke tingkatan yang lebih tinggi dimana kau tidak akan pernah mengerti. Ya, ini seperti tiada singa yang akan memberitahukan tujuannya pada seekor semut------

"Dimengerti. Ini berarti kau mengatakan kau tidak bisa melakukannya"

"Kuku,kau....................lebih baik tidak membuatku marah"

"Mengejek. Sturm Lanze (Tertawa)"

"Ja, jangan tertawaaaaaaaaaaaaa!"

Kaguya berteriak dengan wajahnya yang memerah, dan langsung merentangkan kedua tangannya. Rantai dari leher dan tangan kanannya *Clank**clank* berbunyi dan badai di sekitar bahkan menjadi lebih kuat.

Ini waktunya Yuzuru juga, mengambil pendirian seolah dia meresponnya.

Dan lalu, mereka berdua mencampur adukkan pandangan mereka bersama tanpa melengahkan pertahanan mereka.

"Tenggelamlah dalam kegelapan! Haaaaa!"

"Serang.Eiyaaa-----"

Bersama dengan teriakan keras dari spirit yang bertarung dan suara datar, mereka berdua menggetarkan permukaan tepat pada saat yang sama.

"Kuh.............."

Shidou menghela. Mereka mungkin tak berdaya jika terbagi menjadi 2 spirit yang berselisih dalam jarak dekat seperti itu, Meskipun Shidou mungkin dapat menyembuhkan lukanya dari Mana yang dia ambil dari Kotori, ini tidak sulit untuk di bayangkan apa yang akan terjadi pada Tohka yang telah kehilangan kesadarannya.

Bahkan jika Shidou dalam keadaan terburu-buru, mereka berdua makin mendekati jarak mata Shidou dengan kecepatan yang hebat.

Tidak ada waktu untuk biasa berpikir segalanya. Shidou mengambil nafas besar dan baik-baik . lalu-----

"STOOOOOOOOOOOOOOOOOPPPPPPPPPPPPPP"

“”..........!?””

Karena teriakan keras Shidou, mereka berdua terdiam di tempat.

"Apa, suara barusan apa itu....................eeerrrr,ya, entah mengapa mirip dengan kesedihan dari kematian yang bergema di dalam dasar Cocytus...................."

"Lapor. Kaguya, tolong lihatlah itu"

Yuzuru menunjuk ke Shidou, dan Kaguya mengangkat alisnya. Tampaknya begitu, mereka sungguh tidak menduga keberadaan Shidou dan Tohka sampai barusan.

"Seorang manusia...........kau bilang? tidak mungkin. Untuk seseorang yang melangkahkan kakinya ke dalam pertempuran kita, siapa kau?"

"Kekaguman. Yuzuru tidak bisa menahan kejutannya"

Dia mengatakannya, dan memandang curiga pada Shidou.

"Ah, Tidak............"

Shidou menjadi kebingungan dan bergerak selangkah mundur.

Namun dia berusaha untuk menghentikan mereka berdua dari perselisihan tapi, sebagai kompensasi, dia telah mengambil perhatian.

Dia menelan ludahnya sementara, di soroti oleh 2 pasang mata yang tajam.

Meskipun dia tidak punya pilihan lain, itu adalah sebuah tindakan sembrono. Itu karena, dia hanya bertujuan untuk memanggil perhatian dari (Apa lagi, ada 2 di antara mereka) Spirit sambil tidak tahu sifat dan personalitas mereka seperti apa. Jika masalahnya ternyata mereka adalah spirit penggemar-perang, maka situasinya dengan tidak di percaya menjadi buruk.

Dan, pada saat itu bunyi seperti-statis menggetarkan gendang telinga kanannya dan diikuti itu, dia mendengar suara mengantuk yang datang.

"................Shin, kamu bisa mendengarku, Shin"

" !Reine-san!"

"..............aah, kelihatannya sudah tersambung. Dimana kamu sekarang"

It, itu"

Shidou merendahkan suaranya sementara, menjelaskan situasinya dalam singkat kata. ---------dia mengatakan kalau, ada 2 Spirit, di depannya saat ini.

"............apa yang kamu katakan? Didalam angin ada-----Jangan katakan padaku"

"A, apakah ada sesuatu yang kamu ketahui........?"

Dan, seolah menyela percakapan Shidou dan Reine, Kaguya yang memandanginya dengan tajam membuka mulutnya.

"-----Untuk memasuki dan mencampuri dengan duel suci kami, kau, apa maksudmu? Berdasarkan jawabanmu aku akan...........errrr, menggunakan Schatten Lanze dan menusukmu"

"Membenarkan. Namanya berbeda barusan"

"Te, terserah! Yuzuru kau tetap diam!"

"Pertanyaan. Yuzuru tidak mengerti mengapa dia harus tetap diam"

Ketika Yuzuru mengatakannya dengan wajah polos, *Growl* Kaguya seperti seekor binatang pemakan-daging..............membuat suara itu dengan tenggorokannya.

Shidou memiliki banyak hal yang mengganggunya tapi, dia mengulangi kalimat yang tidak benar yang paling mengganggunya.

"Du, duel...........?"

Dia bertanya, dan mata Kaguya manjadi tajam.

"Itu benar. Beraninya kau mengganggu duel suci kami yang menentukan takdir kami. Apa yang akan kau lakukan untuk mempertanggungjawabkan semua ini?"

"Pengendalian. Kaguya, itu adalah ancaman jika kau mengatakannya seperti itu"

"Diam Dan ketika aku berpikir ini akan berjalan lancar kali ini................."

"Konfirmasi. Apa kau mengatakan sesuatu"

"Ti, tidak ada!"

Kaguya *Fuun* menghembuskan nafasnya, dan membalikkan pandangannya dari Yuzuru.

"bagaimanapun, jika begini terus aku tidak bisa menenangkan pikiranku. Apa yang akan kulakukan dengan tak ba--------"

Tapi, seolah Kaguya berpikir sesuatu yang bagus, dia melebarkan matanya.

" ! Aah aku tahu, kalau seperti itu maka................."

Dia sekali lagi menghadapi Yuzuru, dan seolah ia pelan-pelan menilainya, dia melihat dari atas kepala Yuzuru sampai ujung kakinya.

"Pertanyaan. apakah ada sesuatu, Kaguya?"

"Kuku..............Aku memikirkan metode yang bagus, Oh Yuzuru. Kita berdua telah menyelesaikan banyak jenis pertarungan. Sampai sejauh ini, dimana aku tidak bisa lama berpikir pertandingan lain apa lagi yang bisa kita saingkan" Dan seolah dia sedang tampil dalam sebuah pertunjukan opera, Kaguya bersikap berlebihan sambil melanjutkan berbicara.

"Tapi...............bukankah kau pikir kita masih punya satu lagi pertandingan yang belum kita putuskan siapa pemenangnya?"

"Pertanyaan. Pertandingan apa yang masih belum kita tentukan siapa pemenangnya?"

Yuzuru memiringkan kepalanya, dan Kaguya *kukuku* tawaan kecil keluar sebelum melihat ke Shidou.

"heh............?"

heran mengapa---------Shidou merasakan perasaan agak dingin, datang dari ekspresi itu.

Bagian 4[edit]

Di tengah perjalanan, tiba-tiba angin ribut bertiup, dalam sebuah skala yang langsung meningkat, dan mengubahnya menjadi badai.

Karena kondisi itu, mereka tidak punya banyak waktu untuk berjalan secara sembarangan. Setiap murid tahun ke 2 dari SMA Raizen, mengikuti instruksi guru, mereka sedang dievakuasi ke musium yang merupakan tempat terdekat dari bandara.


tapi.

"Shidou........."

Pada angin topan yang membunyikan jendela kaca besar, Origami sedang mengepalkan tinjunya sambil mengeluarkan suaranya.

Di dalam, jumlah murid-murid yang sedang di evakuasi di dalam bangunan, sosok Shidou(dan satu kumbang darat) tidak ada di dalamnya. Mereka pasti telah terpisah sepanjang perjalanan, dan tak diragukan tertinggal di luar.

Sebenarnya dia mencoba berlari keluar untuk mencari Shidou tapi, di menit terakhir dia dihentikan oleh guru.

Tidak------jika ada kemungkinan dia telah pergi keluar, dia bahkan tidak bisa melangkah kedepan dalam badai ini.

"Kuh............"

Sekarang, satu-satunya hal yang bisa Origami lakukan adalah berdoa untuk keselamatan Shidou. Perasaan tak berdaya berubah menjadi rasa ketidaksabaran dan mengelilingi didalam tubuhnya.

"...............oi. bukankah langitnya entah mengapa, terlihat cerah sekarang?"

Dan, seorang murid laki-laki yang dekat dengan jendela, tidak terduga mengeluarkan kata-kata itu. Murid-murid yang mondar-mandir lalu berkumpul menuju jendela, dan mulai melihat ke langit.

Ketika Origami mengangkat wajahnya seolah dia teralihkan dari suara itu, dia berdesak-desakan melewati keramaian murid-murid dan berlari menuju pintu masuk musium.

"Ah............!To, Tobiichi-san! Ini masih berbahaya!"

Origami mengguncang pengendalian Tamae, dan membuka pintunya. Dan seperti itulah ketika dia akan-------pergi keluar.

".................?"

Origami tidak terduga menghentikan langkahnya.

Di depan musium, sosok dari seseorang yang ingin Origami cari sudah ada disana.

"O. ou...............Origami"

Tampaknya menyadari bahwa Origami ada disana, Shidou membuka mulutnya. Mungkin karena angin, rambut dan bajunya acak-acakan tapi, untungnya, tidak ada yang terluka.

Tapi Origami, bukannya merasa lega dia malah mengerutkan alisnya, dan menajamkan pandangannya.

Kondisi Shidou aneh.................dibandingkan itu, terlebih lagi pada Shidou yang memiliki pilihan aneh yang mengikutinya.

Hal pertama adalah Tohka yang sedang Shidou gendong di punggungnya. Tampaknya dia telah hilang kesadaran.

Yah, ini baik-baik saja. Tidak, ini tidak baik tapi, ini bukan situasi dimana Origami tidak bisa memprediksi alasannya.

Masalahnya adalah-----

"Bagaimana Shidou. Daripada Yuzuru itu aku lebih mempesona kan? Jika kau memilihku,Aku tidak akan segan membiarkanmu membuat ciuman kontrak di segala bagian tubuhku?"

"Menggoda. Tolong pilih Yuzuru. Aku akan melakukan sesuatu yang bagus untukmu. Itu adalah sebuah hal yang sangat menakjubkan. Milik Kaguya bahkan tidak dapat mendekatinya"

Dari kiri dan kanannya, ada dua gadis dengan wajah yang sama berseragam berdiri disana, untuk beberapa alasan mereka sangat-akrab menyentuh tubuh Shidou, dan terlalu sering mencoba untuk menggodanya.


Ketika Shidou merasa putus asa, tubuhnya sedang bermandikan tatapan dari murid lainnya; dia lalu teringat insiden yang terjadi sekitar 10 menit lalu.

Di dalam tempat yang diselimuti angin topan, hal yang Kaguya katakan dengan senyum tak takut adalah-----konten ini.




"-----hal yang belum kita tentukan siapa pemenangnya. Yaitu adalah.........[Daya tarik]!"

Sambil tiba-tiba berpose keren, Kaguya mendeklarasikannya dengan keras.

"Dalam Yamai Spirit asli dan anak dari angin topan, tidak hanya memiliki kekuatan dan kecerdasan tapi juga memiliki, kemanisan dan kecantikan yang cukup untuk membuat pencipta semesta iri, bukankah kau pikir itu di perlukan?"

"Mempertimbangkan. ................................."

Beberapa detik tetap terdiam, Yuzuru juga, melihat Kaguya. Dari atas kepalanya sampai ujung kakinya, seolah dia sedang mengevaluasinya, dia dengan lambat melihat.

Dan setelah melakukannya, Fumu, dia mengangguk.

"Membalas. aku tahu, apa yang akan aku jawab. Pastinya, kita tidak bertanding dengan satu sama lain mengenai ini pun"

"Kuku...........apa aku benar. Tapi itu wajar. Tidak-ada orang yang memaksa jalan mereka kedalam konflik kita----itu karena seharusnya tidak ada kemunculan dari orang ketiga yang harus kita percayakan keputusannya pada konflik. ------tapi, sekarang"

Sambil mengeluarkan cekikikan kecil *Menunjuk*!, Kaguya menunjuk jarinya ke arah Shidou.

"------Kau, siapa namamu"

"Eh? I-Itsuka.........Shidou"

"Shidou. Fumu. Sebuah nama lemah yang cocok untuk pengorbanan. Baiklah kalau begitu. Mulai sekarang kau, akan menjadi pemeran jurinya"

"Huh...............? Eh, tidak.................."

Dia tidak bisa mengerti maksud perkataannya, pupil matanya berubah menjadi bintik.

Tapi Kaguya, dia tampaknya tidak peduli dengan kehendak Shidou dalam masalah ini. Dia mengangkat dagunya seolah menertawakannya dan melanjutkan pembicaraan dengan nada provokatif.

"Bagaimana dengan ini Yuzuru. Pertandingan ini, apa kau memiliki keberanian untuk menerimanya? Kuku, yah, aku sudah bisa melihat siapa pemenangnya, Jika aku menggunakan pesonaku yang mampu memaksa pencipta semesta untuk tunduk. Jika kau menggulung ekormu sekarang, kau tidak akan menerima fitnah seorang pengecut"

"Negatif. Sesuatu semacam itu tidak mungkin. Tidak ada alasan Kaguya dapat menang. Yuzuru selalu satu-satunya yang lebih mempesona. Semua pria akan mudah dijatuhkan"

"Kuku, hanya semangat tinggimu yang sudah matang"

"Pengumuman. Yuzuru satu-satunya yang paling manis. Terus terang saja, harga Kaguya hanya di bagian atas dari setengah bawahnya"

"Ap, APA YANG KAU KATAKAN, KAU SIALAAAAAAAAANNNNNNN?!"

Pada saat Kaguya melampiaskan kemenangannya ke dalam selang ingatannya, dan berteriak dengan sikap mengancam serius.

Kebetulan meski Shidou memiliki pendapatnya tapi, Kaguya cukup cantik. Jika dia berharga hanya di bagian atas dari setengah bawahnya, maka ini akan mungkin berarti kalau perempuan-perempuan di dunia ini terpaksa memasuki pertarungan sengit.

"Bukankah wajahmu sama denganku! Kenapa penilaian kita begitu berbeda?!"

"Sayang. Ciri-ciri wajah saja tidak cukup untuk menentukan daya tarik seseorang. Bahkan jika secara lahiriah sama, suasana yang merembes keluar dari kita terlalu berbeda. Tapi jangan khawatir. Dalam dunia yang buruk kau cukup berperingkat-tinggi"

"Dunia buruk apa?! Bukankah sikapmu satu-satunya yang buruk untuk mengatakannya dengan cara tenang?!"

"Pertimbangan kembali. Aku telah lupa kalau kenyataan tidak perlu menjadi benar untuk seseorang dalam persoalan"

"ITU BUKANLAH KEBENARAAAAANNNNNNN!"

Ketika Kaguya akan menggaruk kepalanya yang berantakan, dia teringat keberadaan Shidou. Dia langsung mengayunkan bahunya dan terbatuk *Kohon*.

"Ba, bagaimanapun! Jika kau mampu mengatakan seperti itu maka aku tidak punya bantahan!"

Kaguya menunjukkan jarinya pada Yuzuru.

"-----ini duel terakhir! Satu-satunya, yang memenangkan pertandingan ini, akan menyerap lawan dan menjadi Yamai yang asli! Peraturan untuk pertandingan ini simpel dan jelas! Orang ini--------Shidou, yang pertama ""membuatnya terjatuh"" menang!"

"Persetujuan. ------pertandingan itu, dengan senang aku menerimanya"

"Tu, TUNGGU SEBENTAAAAAAAARR!"




.........dan demikian, sampai saat ini.

Dia berkonsultasi dengan Reine di tempat itu, karena berbahaya untuk tak berhasil dalam menolak permintaan mereka berubah menjadi alasan dimana Shidou harus membawa mereka kesini tapi...............pandangan yang datang dari teman sekolahnya menyakitkan seperti yang diduga.

"I, Itsuka-kun ? Siapa gadis yang berada di kiri dan kanan? Aku tak pernah melihat mereka sebelumnya..............."

"Eh? menembak gadis lokal dan cosplay? Itsuka apa kau berkeliling sambil memegang seragam perempuan?"

"Aku memikirkan kerja-paruh waktu Itsuka yang bagus. Berjalan di sekolah sambil menahan sebuah tanda papan dengan [1 menit 1000 yen Pukul semaumu] tertulis di atasnya. Kita pastinya akan mendapatkan cukup orang untuk membangun sebuah rumah"

*Ribut**Ribut**Ribut*. Murid-murid membuat kegaduhan. Itu mungkin wajar. Itu karena, Shidou yang seharusnya menghilang, datang dengan dua gadis tak dikenal dengannya sambil mereka melayaninya.

Kebetulan dengan mengikuti instruksi Reine, Shidou membuat mereka berdua melepaskan Astral Dress mereka, dan membuat mereka mengenakan seragam musim panas SMA Raizen. Seperti waktu itu dengan Tohka, Shidou menyuruh mereka membuat pakaian dengan mengumpulkan informasi dari penglihatan.

Meskipun dia sedang dalam situasi darurat tapi, jika dia membiarkan mereka mengenakan AstralDress yang terlihat seperti pakaian tahanan, ada kemungkinan kalau Shidou akan disalahpahami sebagai seseorang yang memiliki hobi khusus.

Dan, Origami yang berdiri didepan semuanya dari kelas, sesudah melihat ke Kaguya dan Yuzuru. dia diam-diam membuka mulutnya.

"Shidou, siapa mereka?"

"Errrrrr tentang itu..............."

Sambil mengalihkan pandangannya Shidou mengeluarkan suara gugup. Dia dapat mengaku sadar kalau ada keringat dingin menetes dari wajahnya.

Tapi, pada saat seolah mengendalikan kegaduhan, datang dari belakang suara mengantuk menggema lewat.

"..............aah, aku sedang menunggu. Apa ini murid pindahan Yamai Kaguya dan Yamai Yuzuru.................kan?"

Disana adalah guru wali kelas tahun kedua kelompok 4, Murasame Reine, dia sedang berdiri disana sambil menghuyung-huyungkan kepalanya.

"Murid pindahan?"

Ketika Origami bertanya, Reine [ahh] persetujuan.

"................sebenarnya mereka seharusnya dipindahkan pada akhir liburan tapi............karena mereka bilang ingin menghadiri perjalanan sekolah, direncanakan untuk mereka untuk bergabung dengan kita ketika mencapai tempat. Aku menghubungi mereka ketika kami sampai bandara barusan, jadi aku menyuruhnya menjemput mereka"

Mendengar perkataan Reine, Tamae yang berdiri di sampingnya terpana keheranan dengan pikiran kosong.

"Eh? Pi,murid pindahan? Murasame-sensei, aku tidak mendengar apapun............."

".................karena ini pemberitahuan singkat, mereka mungkin terlambat menghubungimu tentang masalah ini"

"Ha, haaa............."

Sambil berwajah bingung, Tamae menarik diri. Yah, jika Reine, guru wali kelas, diberitahukan tentang murid pindahan terhadap guru kelasnya, maka wajah itu tidaklah aneh.

Setelah Origami melihat ke Reine dengan mata yang ragu, dia membalikkan pandangannya menuju Shidou.

"Sungguh?"

"I, itu benar............."

Dia menjawab kembali dengan suara gugup. Dan, seolah bertanding dengan itu, Kaguya dan Yuzuru yang menempel di kedua bagian Shidou mengangguk.

"Kuku.............tepat sekali. Manusia, pikirkanlah sebagai hak istimewa untuk menyambut yang mana dari anak badai!"

"Dimengerti. tidak ada kesalahan dari apa yang ia katakan"

Untuk berjaga-jaga, selama mereka disini, dengan kondisi Shidou yang menjadi juri untuk duel mereka, dia mengatakan pada mereka untuk mempertandingkan pembicaraan mereka bersama ketika dibutuhkan.

"..........................."

Origami masih dalam keadaan yang ia tidak bisa mengerti situasinya tapi, karena kedua guru dan orang-orang dalam urusan setuju, dia mungkin memutuskan kalau itu tak ada gunanya untuk mengatakan apapun. Dia menghela kecil dan [Aku tahu] mengatakannya.

Tapi sekali lagi, Origami menajamkan pandangannya sambil membuka mulutnya.

"............lalu, kenapa kalian berdua menempel ke Shidou?"

"Ahh, itu"

"Jawab. Itu"

"Li, lihat! Karena tadi ada angin ribut, mereka melakukannya jadi mereka tidak akan terhempas!"

Seolah melindungi jawaban Kaguya dan Yuzuru pada pertanyaan Origami, Shidou bersuara keras.

Jika mereka mengatakan sesuatu yang tidak bijaksana disini, informasi salah yang mereka beri dengan masalah hebat akan kehilangan artinya. Dengan tujuan untuk jawabannya menjadi benar-benar sukses, dia melanjutkan berbicara.

"Da,daripada itu, Sensei, Tohka mendapat benturan di kepala oleh tempat sampah yang terbang dan sekarang pingsan. Apakah ada tempat dimana aku bisa membiarkannya tidur?"

".................ohh aku tahu, itu masalah besar. Ayo kesini. Murid pindahan juga, ada sesuatu yang penting untuk kujelaskan pada kalian berdua. Tolong ikuti kami"

Reine mengatakan itu seperti dia sedang membaca dengan nada datar dan seolah memanggil Shidou dan lainnya padanya dan memberi isyarat untuk datang kemari.

Shidou dilihati banyak orang di sekeliling sambil, berjalan kedalam bagian terdalam musium mengikuti Reine.




Di pandu oleh Reine, Shidou yang telah memasuki kantor berlokasi di bagian terdalam musium, setelah membaringkan Tohka di sofa dia menundukkan kepalanya terhadap Reine.

"Maafkan aku, membuatmu menolongku seperti itu"

"...............tidak,jangan khawatirkan itu. Malah--------"

Dia mengatakannya, Reine melihat ke Shidou----untuk lebih akurat, dia menaruh pandangannya pada dua gadis yang membelitkan diri mereka di kedua sisi tangan Shidou.

Mereka memisahkan diri mereka ketika Shidou membaringkan Tohka, tapi mereka menyangkutkan diri mereka ke Shidou sekali lagi.

Dan dalam keadaan dimana mereka tidak menghiraukan tentang perubahan lingkungan dalam sekitar mereka, mereka mulai berbisik pada Shidou.

"Baiklah Shidou. Semua yang harus kau lakukan adalah memilihku. Bersumpahlah dalam kesetiaanmu dengan Yamai Kaguya ini, tubuh itu, dan bahkan hati itu akan baik-baik saja jika kau memberiku semua yang kuucapkan tersebut"

"Negatif. Tidak ada yang hal baik yang datang jika kau memilih Kaguya. Ngomong-ngomong berikan Yuzuru pilihan yang jelas"

Seolah di depan mata mereka tidak ada Reine dan Tohka, mereka berdua meniupkan nafas mereka ke telinga Shidou. Dan setiap waktu, keringat dingin akan turun pada wajah Shidou dan dia akan menggulungkan badannya.

"...................kelihatannya ini berubah menjadi sesuatu yang menyusahkan"

"..................ya"

Dia mengatakannya dengan suara berat dan mengangguk. Reine lalu mengusap pipinya.

"Kuku...............lebih baik ini bermanfaat bagimu kan? Seorang manusia sepertimu, meskipun hanya sementara akan tetapi kau mendapatkan kasih sayang dariku. Pergilah dan berteriak akan keberuntunganmu, kalau perlu ditangisi"

"Ragu-ragu. Jika itu Yuzuru aku masih mengerti tapi, apa ada laki-laki yang akan senang jika mereka lebih maju dari Kaguya?"

"Lu, lucu............... ini tidak berguna tak perduli berapa kali kau mencoba memprovokasiku seperti ini. Semua ini akan selesai ketika kau melihat akhir dari duel. Baik Shidou, tak apa-apa untuk mengatakannya, Aku atau Yuzuru, yang mana dari kami yang paling mempesona sebagai seorang perempuan?"

"Pertanyaan. Yuzuru atau Kaguya yang manja. Yang mana dari kami yang terlucu?"

Date5 099.jpg

"Tunggu, ada apa dengan rasa penghinaan yang anehmu itu!"

"Abaikan. Daripada si cengeng Kaguya, Yuzuru lebih baik"

"Apakah kau entah bagaimana membuat ini jadi lebih buruk!?"

Sementara bertengkar, Kaguya dan Yuzuru makin dekat pada Shidou. Seolah mencoba untuk menenangkan mereka berdua Shidou *MaaMaa* melambaikan tangannya sambil mengatakannya.

"Tu,tunggu sebentar. Kalian berdua mengatakan 'duel, duel' untuk sementara ini..................bagaimanapun kenapa kalian berdua bertarung di tempat pertama?"

"............hmm? Aah-------"

Ketika Shidou bertanya, Kaguya mengangkat dagunya dengan berlebihan.

"Bukankah aku sudah memberitahumu? -----------kami berdua, sebenarnya adalah satu Spirit yang bernama Yamai"

"Setuju. Akan tetapi, datang ke dunia ini beberapa kali, membuat Yamai terbagi menjadi dua"

"Menjadi dua..............jadi, bagaimana bisa sesuatu seperti itu.............."

Shidou mengangkat alisnya sambil melihat mereka berdua secara berurutan. Lain dari perbedaan gaya rambut dan ekspresi wajah, mereka berdua memiliki ciri-ciri yang mirip. Mereka begitu miripnya sampai, daripada memanggil mereka berdua kembar, memanggil mereka klon juga mungkin terdengar meyakinkan.

"Ke, kenapa sesuatu seperti itu terjadi?"

"Satu-satunya yang tahu ini adalah dewi takdir yang duduk di dalam surga. Menyenangkan, sifat-sakit dewi itu mungkin menyiksa kami karena kebosanan dan kelelahannya. Adakalanya, sewaktu dia menggunakan dadu tak sistematis untuk membuat keputusan dan mengabaikan diikuti kebanaran dan alasan"

"heh..............?"

"Intinya. Aku tidak tahu pasti, apa yang Kaguya katakan"

"Aah.........aku tahu"

"Tidak ada perasaan didalamnya"

Ketika Shidou mengangguk dari mendengar penjelasan Yuzuru yang mana akhirnya membuatnya mengerti, Kaguya bersuara dengan ketidakpuasan.

Untuk kembali ke keadaan normalnya dia batuk *Kohon*, dan melanjutkan dengan penjelasan.

"Dan lalu kami berdua terbagi menjadi dua terlihat dari memandang wajah satu sama lain, dan dalam diri kami, kami akhirnya sadar kalau misi dan takdir kami telah terukir dalam darah kami. Ya--------kami akhirnya mengerti kalau hanya akan ada satu Spirit Yamai yang asli!"

"Penjelasan. Kami mengerti kalau Yuzuru dan Kaguya terbagi menjadi dua, akan secepatnya bergabung kembali menjadi satu"

"Aku mengerti, jadi.............."

"Tambahan. [Kami tahu itu] mungkin adalah jalan terbaik untuk menyelesaikannya. Yuzuru dan Kaguya, secara langsung keberadaan kami terbagi menjadi dua, kami akhirnya mengerti apa yang akan terjadi pada tubuh kami"

Setelah Yuzuru menunjukkan jarinya pada kepalanya Kaguya, dia melanjutkan.

"Penjelasan. Akan tetapi, Yamai yang asli telah kehilangan kepribadiannya. Yang berarti ketika kesempatan terjadi, salah satu dari kamu akan menjadi kepribadian utama dari Yamai"

"Uh, jadi itu mengapa..............duel"

Mereka berdua mengangguk pada saat yang sama. Shidou berkeringat di pipinya sambil mengeluarkan suaranya.

"Dengan kata lain, badai itu disebabkan oleh kalian berdua yang bertarung..............?"

Ketika dia bertanya, Kaguya melipat tangannya.

"Bisa jadi itu masalahnya. ------persaingan kami telah berjalan sangat lama. Ya, pada tahap ini 99 pertarungan telah terlewati"

"99 pertarungan..............apa kalian berdua bertarung sebanyak itu!?"

"Betul. Bahkan jika kami mengatakan pertarungan, ini sebenarnya tidak berarti kami melakukan pertarungan tinju sepanjang waktu. Lari cepat, Gendama, kontes memakan, dll, ada banyak-tipe cara untuk pertandingan kami"

"..........................."

Entah mengapa mereka, pertandingan yang damai.

Tidak, jika mereka berdua melakukan kontes lari cepat, kerusakan serius mungkin terjadi di sekitar.

"Ngomong-ngomong, hasil pertarungannya 25 menang 25 kekalahan dan 49 seri. Pemenang untuk duel yang ke 100 seharusnya menjadi Yamai asli. ------meskipun itu masalahnya"

Kaguya menatap, dan Shidou menyingkat perkataannya. 'Aku tahu', Shidou nampaknya telah mengganggu duel terakhir mereka yang penting.

Tapi, dia tidak punya pilihan lain bahkan jika dia diberi tahu tentang sesuatu seperti itu.Jika Shidou tidak menghentikan mereka pada waktu itu, dia tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada Tohka.

Ketika Shidou terdiam, Kaguya dan Yuzuru melilitkan tangan mereka ke Shidou sekali lagi.

"Fu...........tidak apa untuk tidak lama-lama membahas tentang itu. Malahan aku harusnya berterimakasih padamu. Karena kau, kami bisa melakukan pertarungan yang tidak pernah kami selesaikan sebelumnya"

"Positif. Itu benar kalau Yuzuru berpikir bahwa pertarungan terakhir kami menjadi pertarungan tinju yang mana selalu berakhir dengan seri adalah masalah. Yuzuru tidak keberatan jika ini pertandingan"

Mereka mengatakannya, dan seolah menggoda Shidou mereka berdua melanjutkan melilitkan tangan mereka dengan milik Shidou.

"T, tidak, bahkan jika kamu memberitahuku sesuatu seperti itu.............."

Shidou merasa wajahnya menjadi panas seketika, seolah menginginkan pertolongan dia memandang ke Reine.

Tapi Reine yang diminta sedang duduk di kursi sambil mengoperasikan sebuah terminal kecil, dia membuat sebuah *Fumu* berat dan mengerang.

"...................seperti yang diduga, ini tidak berguna"


"Ap, apa yang tidak berguna?"

Ketika Shidou bertanya, Reine mengangguk kecil sebelum membalikkan wajahnya pada Shidou.

"....................aah, komunikasi dari <Fraxinus> telah berhenti"

"Eh? Ke, kenapa lagi................."

".............alasan saat ini tidak diketahui. Aku akan mencoba menginvestigasinya sedikit"

Setelah mengatakan itu, Reine menutup terminalnya dan berdiri dari kursi.

Dan setelah menatap dengan baik ke Kaguya dan Yuzuru yang menempel pada Shidou, dia dengan tenang menggerakan bibirnya.

".....................kalian bilang kalian adalah, Kaguya dan Yuzuru kan? Kalian berdua, dengan maksud menjadi Spirit Yamai yang asli, sekarang bertanding untuk sebagai pertandingan.

..............tidak ada kesalahan kan?"

Ketika Reine mengatakannya, Kaguya dan Yuzuru membalikkan pandangan mereka pada Reine untuk pertama kalinya.

"Aah, itu tepat sekali. Aku tidak keberatan jika kau hanya melihat-lihat tapi, jika kau mencoba menghalangi maka aku tidak akan menahannya kau tahu?"

"Pertanyaan. Siapa kau?"

"...............Seorang guru sekolah"

Setelah Reine menjawab dengan kebohongan acak, *Berbalik* dia berbalik ke belakang.

"...................Shin, kamu jagalah Tohka. ------Kaguya, Yuzuru. Ada sedikit pembicaraan yang ingin kukatakan pada kalian berdua. Tolong ikuti aku"

"Uh, Reine-san"

ini berbahaya, dia menatap ke Reine dengan maksud itu. Bahkan jika sebagai candaan, mereka berdua adalah Spirit.

Akan tetapi Reine, tidak perlu khawatir, seolah mengatakan itu dia melambaikan tangannya.

"kuku.................dan ketika aku berpikir apa yang akan kau katakan. Mengapa seseorang sepertiku, harus mematuhi manusia biasa"

"Penolakan. Yuzuru ingin tinggal dengan Shidou"

Tapi, mereka dengan keras kepala menolak untuk bergerak. Namun Reine mengangkat bahunya seolah ini sudah seperti dugaannya, dan berbicara seolah membuat mereka percaya.

"...............tidak seperti penampilan Shidou, Shin itu besar-kepala. Mendengar percakapanmu kupikir ini tidak ada ruginya pada kalian berdua"

"Apa.................?"

"..................dilihat dari reaksinya jelas kan? dari mataku, kalian berdua sangat mempesona dan lucu. Tapi meski begitu, Shidou masih tidak memilih salah satu dari kalian"

""..........................""

Kaguya dan Yuzuru, menatap dengan heran dan melihat wajah satu sama lain.

"....................apa yang akan kalian lakukan sekarang? Dari pendirianku, aku tidak keberatan apakah jika itu dari salah satu dari kalian berdua"

Dia mengatakannya, dan membuka pintu kantor

Ketika mereka berdua melihat satu sama lain lagi, mereka dengan malas melepaskan tangan mereka dari Shidou, dan mengikuti Reine.


Translation Notes and References[edit]

  1. (下駄):Geta, Bakiak kayu Jepang, upside down character

Template:DateALiveNavbar