Dragon Egg Indo:Bab 10

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
The printable version is no longer supported and may have rendering errors. Please update your browser bookmarks and please use the default browser print function instead.

Chapter 10 - Serangan dari Para Serigala Abu-abu

2 serigala abu-abu mengejar dari belakang.
Mereka akhirnya menunjukkan sosok mereka padaku.
Mereka nampaknya telah memilih bertarung bukannya mundur.
Bisa dikatakan bahwa mereka punya cara untuk menang, itu sangat berbahaya.

Sembari mempertahankan pemahaman jarak yang sempurna, mereka mengejarku seraya mendekat dan menjauh berulang kali.

Level 7 dan level 8.
Kalau sekarang ini, sangat memungkinkan bagiku untuk menjadi lawan mereka meskipun aku sedang membawa Milia.
Akan tetapi, itu hanya berlaku untuk para Serigala ini tentunya.

Namun, dua serigala ini tolol.
Mereka menarik perhatianku dengan secara sengaja menunjukan padaku dua serigala berbadan kecil diantara kawanan itu.
Kalau aku terlihat menanggapi provokasi itu dan memperlambat langkahku untuk menyerang balik, tiga serigala lain yang bersembunyi akan menunjukkan diri mereka.
Itulah pergerakan standart mereka.

Kalau seperti biasanya, akan baik-baik aja menghadapi mereka berlima secara bersamaan.
Aku punya kepercayaan diri bisa menghajar mereka.

Tapi, saat ini ada Milia bersamaku.
Aku nggak punya pilihan selain kabur.

Sialan! Apa ini arti dari serigala penguntit!

Meskipun aku meningkatkan kecepatanku untuk menjauhkan mereka, tapi tetap saja mereka bisa mengejarku.

Seekor naga berlevel tinggi akan melakukan semaunya disini, tapi aku nggak punya banyak stamina yang tersisa karena kehabisan MPku dari menggunakan sihir pemulihan secara paksa.
Meskipun bisa membantai para Serigala itu kalau dalam keadaan seperti biasanya.... nggak akan ada gunanya jengkel.

“Garuaaaaaa!”

“Gururururu……”

“Gauraa!”

“Gauu!”

“Guoooo!”

Para serigala melolong.
Apa mereka menganggap bahwa aku nggak menanggapi provokasi itu? Atau apa itu karena mereka menyadari bahwa aku sudah kelelahan? Taktik sergapan telah diabaikan, dan mereka mengejarku dengan kekuatan penuh mereka dengan bos serigala yang tampak bengis yang memimpin.
Itu juga nggak menyenangkan mereka berlima mengejarku semua.

Barisan depan barusan berlevel 7 dan 8.... Nggak masalah.
Itu adalah kelas yang bisa aku buru dan nyaris tanpa menerima damage.

Dan, dua lagi yang mendekati bos serigala dibagian tengah berlevel 10 dan 11.
Dalam hal ini, aku hanya akan memburu mereka kalau ada jarak yang sesuai secara normal.
Meskipun aku nggak akan dikalahkan, itu karena ada juga kemungkinan binatang magis ikut serta ketika kami bertarung karena bertarung itu melelahkan.

Dan yang terakhir.... Sial, bukankah itu bos serigala berlevel 15!
Ini adalah pertama kalinya aku melihat seekor serigala abu-abu berlevel setinggi itu.
Itu adalah lawan yang akan aku abaikan meskipun aku dalam kondisi sempurna.
Dan sekarang tubuhku berat dan dipenuhi luka serta MPku juga 0, itu adalah sesuatu yang nggak akan pernah mau aku lawan.

Aaaah, Mou! Keras kepala sekali sih!

Meskipun aku melakukan upaya mati-matian untuk kabur, jaraknya dengan cepat terkejar.
Si bos serigala cepatnya bukan main.

Aku melihat statusnya, tapi kecepatannya kira-kira sama denganku.
Bahkan bos serigala itu memiliki gelar bernama [Pemburu dari Hutan].
Dia cukup kuat diantara para serigala abu-abu.

Untungnya, jarak diantara si serigala bos dan anak buahnya cukup jauh.
Ini adalah pertaruhan yang berbahaya, tapi masih mungkin untuk mengalahkan si bos serigala meskipun sambil melindungi Milia.

Dia akan kalang kabut kalau anak buahnya dikalahkan, tapi aku harusnya bisa kabur kalau aku mengalahkan pemimpin mereka.

Kalau nggak memungkinkan untuk kabur, aku hanya perlu menyerang.

Aku ingin melakukan serangan pembuka yang bisa diandalkan dengan serangan nafas, tapi karena aku nggak punya MP, nggak ada pilihan selain baku pukul.
Meskipun itu bohong kalau aku bilang aku nggak gelisah mengenai melindungi Milia sepenuhnya, nggak ada metode lain kalau aku melakukan serangan dengan cara itu atau kabur.
Kalau aku mempertimbangkan mengabaikan masalah naga batu kecil begitu saja, situasi menyakitkan ini mungkin adalah pertama kalinya aku disudutkan.

Aku meningkatkan kecepatanku sekaligus.
Membuka jarak antara serigala bos dan anak buahnya, itu agar mereka nggak mengganggu pertempuran.
Karena itu diluar kemampuanku kalau pertarungan kelompok.

Meskipun aku punya harapan bahwa itu memungkinkan untuk meninggalkan mereka dengan mempercepat kecepatan, itu bukanlah keberuntungan semacam itu.
Meskipun aku nggak mengharapkan sebanyak itu.

Menurunkan kecepatanku secara mendadak, aku berhenti dan melihat kebelakang setelah melompat ke cabang pohon terdekat.
Si bos serigala kebingungan pada pergerakanku yang tak terduga.
Aku menginjak kepala si bos serigala dengan menendang cabang pohon dan melompat kebawah.

“Gyan!”

Aku melakukan pukulan keras dengan kekuatan penuhku tanpa menahan diri pada bagian belakang kepala si serigala yang terbuka lebar tanpa penjagaan.
Menendang si bos serigala yang berlari sambil melihat pada para anak buahnya yang mengikuti dibelakang, aku melompat kebelakang memanfaatkan hentakannya dan mulai berlari lagi, mengubah arah tanpa membuang momentumnya.

Itu sesuai dengan simulasi yang aku gambarkan di kepalaku, tapi ada satu salah perhitungan.

“GUOOOOO!”

Aku nggak bisa membunuh si bos serigala.
Meski demikian, kalau aku menahan diri, aku nggak akan bisa lolos dari menerima serangan dari anak buahnya.

Mau gimana lagi.
Mungkin karena rasa lelahku, tampaknya kekuatan seranganku nggak sekuat yang aku harapkan.

Meskipun akan bagus kalau dia pingsan, si bos serigala marah.
Memperbaiki posturnya dengan cepat, dia menatapku dengan mata merah. Dengan kecepatan yang melebihi sampai sejauh ini, dia mengejarku setelah menyuruh anak buahnya yang mendekat untuk melompat sambil menyerang dengan cakarnya.

Si bos serigala menendang tanah dengan kakinya dan berakselerasi dengan ganas, mengabaikan staminanya.
Kondisinya menjadi [Mengamuk].
HPnya tersisa sekitar seperempat.

Jarak yang ku buat dengan susah payah menyempit lagi.
Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus menyerang lagi?

Ada keuntungan barusan saat aku menunjukkan postur "aku mau kabur".
Kalau kami harus saling berhadapan lagi, aku mungkin nggak akan bisa mendapatkan inisiatif.
Itu juga sebuah masalah bahwa pergerakan ceroboh dari lawan susah untuk dibaca karena hasil dari [Mengamuk].

Kalau aku menerima serangan, itu akan cukup parah hasilnya dalam kondisiku saat ini.
HPku juga sangat rendah, dan juga ada Milia dalam kondisi yang masih pingsan.

Kalau saja ada MP untuk mengeluarkan [Baby Breath].... aku nggak boleh meratap.

Memutar tubuhku di udara setelah melompat, aku mengubah arah secara tiba-tiba dengan menendang pohon dengan kaki belakangku.
Namun, tubuh Milia tertarik oleh gaya sentrifugal, keseimbanganku hilang. Ini buruk.

“GuOOOOo!”

Si bos serigala menyerang dengan cakarnya.
Sebagai hasil dari ayunan diagonal kebawah, aku menerima serangan itu dibagian depan dari dada sampai perut.

Aku hampir menjatuhkan Milia dan memanggul dia lagi.
Seolah mengejekku yang mengalihkan kewaspadaanku dari musuh didepan mataku, dia mengeluarkan serangan lanjutan.
Serangan cakar diagonal secara terbalik dari bawah ke atas.

“Gahaaa!”

Meskipun aku melindungi bahuku, lukanya dalam.

Serigala tercepat kedua dari kawanan itu menyusul, dan berputar ke belakang punggungku.
Aku memutar tubuhku, menerima serangan disisi tubuhku dari titik buta.
Itu berbahaya, Milia nyaris tewas.

Aku melemparkan Milia ke tanah.
Meskipun damage ketika mendarat cukup parah pada kondisi dia saat ini, itu diperlukan untuk menjauhkan dia dari tempat ini.
Aku yang menjadi ringan menghindari serangan-serangan yang datang dari depan dan belakang, dan menghempaskan si bos serigala dengan serangan pada hidungnya dengan segenap kekuatanku.
HP 0 terkonfirmasi. Dia betulan tewas kali ini.

[60 exp didapatkan]

[Karena gelar [Walking Egg: Lv–], tambahan 60 exp didapatkan]

[Level [Bayi Naga] meningkat dari 20 ke 22]

Haa..... Haa, aku sangat lelah.
Meskipun itu bagus bahwa HPku pulih ketika naik level.

Aku mencoba mengangkat tinjuku, tapi lenganku nggak mau terangkat.

“GuoooooO!”

Bahuku digigit oleh serigala anak buah yang muncul dari belakangku.
Menggoncangnya sampai lepas, aku menendang dia. Aku mencoba membawa Milia dan lari lagi.

Mereka nampaknya telah menduga bahwa aku telah cukup melemah, dan para serigala nggak berhenti mengejarku.
Meskipun mereka seharusnya ketakutan kalau aku mengalahkan si bos serigala, apakah itu karena aku nggak bisa mengalahkan serigala yang menggigitku? Mereka nampaknya menganggapku enteng.

Kesadaranku meredup karena aku hanya punya HP dalam jumlah kecil.
Aku merasa pusing.
Luka cakarnya sangat menyakitkan.
Bahuku yang kena gigit terasa sangat sakit.
Kakiku semakin terasa berat.

“Gaaa!”

Serigala yang menyusulku mengulurkan cakarnya pada punggungku.
Memutar tubuhku untuk melindungi Milia dari cakar itu, aku menerima serangan tersebut pada tubuhku.
Karena tubuhku menjadi berat ketika membawa sesuatu, kesadaranku memudar sesaat secara tiba-tiba.
Para serigala ini tidaklah sebaik itu sampai-sampai mengabaikan peluang.
Jelas sekali.
Aku mendengar suara daging di kunyah dari punggungku.
Ah, apa aku mati?
Anehnya, nggak ada rasa sakit. Mungkin memang begitu.

Huh? Tapi tubuhku masih bergerak, dan ada perasaan dari punggungku juga.... huh?

Otakku yang bangun telah kehilangan pemikiran normalnya, aku menyadari setelah beberapa saat.
Tubuh yang di kunyah adalah Milia.

HP Milia menurun drastis sekali lagi, dan ada status buruk, sebuah keadaan [Berlumuran Darah] yang tidak normal.
Hidupnya yang mati-matian berhasil aku sambung, mulai memudar lagi.

Linglung, aku meraung keras.
Keempat serigala mundur setengah langkah seolah mereka merasakan sesuatu.

[Kondisi menjadi [Mengamuk] ]


Sebelumnya Bab 9 Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 11