Dragon Egg Indo:Bab 134

From Baka-Tsuki
Revision as of 10:14, 10 January 2019 by NN (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 134 - Istirahat Sejenak[edit]

Sosok orang itu menghilang dibalik bukit. Orang bernama Hagen kabur dengan belari, apa dia betul-betul akan baik-baik saja? Gimanapun juga, kuda kesayangannya, Maria, nggak kemballi. Setidaknya para prajurit yang lain berhasil bertahan sembari kuda-kuda mereka berlari menjauh dengan kecepatan penuh. Mereka kabur sekitar sepertiga kali lebih cepat daripada saat mereka datang.


Itu salahku.... nggak juga.


Sudah jelas kalau itu tindakan pertahanan diri, dan bahkan itu nggak sampai ke skala pertahanan diri yang berlebihan.


Astaga, mereka membiarkan kelabang raksasa begitu saja, tapi kenapa mereka datang memburuku?


Yah, aku lega mereka nggak terlalu kuat.


Suara "Gufu..." keluar saat aku mendesah lega.


Pundah Nina gemetar karena mendengar suaraku. Aku ingin segera menjadi seorang manusia.


Ball Rabbit merangkak keluar dari tanah dan menggoyang badannya untuk membersihkan pasir.


“pefuu…”


Ball Rabbit mendesah lega seperti yang kulakukan. Nina tertawa kecil dan mengangkat Ball Rabbit saat kelinci itu menyipitkan matanya.


Para manusia memiliki kecenderungan melakukan hal semacam itu, apa itu ada hubungannya dengan penampilan...?


Itu mengingatkan aku saat aku masih seekor bayi naga dan bertemu Milia membuatku merasa sentimental.


Mungkin karena fisikku yang telah berubah drastis, itu terasa sudah lama sekali.


Aku penasaran apa yang dilakukan Black Lizard dan para Orangutan sekarang? Kurasa mereka masih membuat guci dan menggantung daging untuk dikeringkan.


Kuharap mereka nggak kerepotan karena para monster yang lain.


Saat aku sedang berpikir, Ball Rabbit memutuskan untuk membersihkan sebagian kolam itu lagi, jadi aku memutuskan untuk mendekat.


Kali ini aku akan memastikan tindakanku biar nggak menyedot lumpur lagi. Aku bercermin pada tindakanku.


Sama seperti sebelumnya, cahaya biru memancar dari Ball Rabbit dan cahaya itu masuk kedalam kolam berlumpur mengubahnya menjadi jernih. Itu sungguh luar biasa nggak peduli berapa kali aku melihatnya.


Sebagian kolam berlumpur itu berubah menjadi danau yang indah. Cuma dengan memandangnya kau bisa mengatakan bahwa lumpurnya perlahan menghilang, dan kami akan segera bisa meminumnya sebentar lagi.


Ball Rabbit menghentak tanah menggunakan telinganya dan melompat ke air. Setelah tenggelam beberapa saat, dia segera mengambang ke permukaan.


Apa yang dia lakukan, mandi?


Kalau dipikir-pikir lagi, terakhir aku mandi adalah di laut, membasuh diriku dengan air laut. Akan lebih baik untuk mandi dengan air yang indah ini.


Kurasa aku harus mambasuh badanku. Aku dianggap tercemar baru-baru ini dan itu nggak bagus, meskipun secara pribadi aku nggak merasa aku bau.


Itu mengingatkan aku, kudengar bahwa kau terbiasa dengan bau badanmu sendiri jadi kau nggak betul-betul bisa bilang apa kau bau atau enggak.


Kecemasanku semakin parah.


“Gurua”


Hei Ball Rabbit, apa kau keberatan kalau aku ikutan mandi juga?


“…….”


Dia terus diam sambil menatapku dengan mata setengah tertutup. Reaksi itu, menyakitkan buatku.


Dia menatapku seolah aku adalah seorang ayah yang baru saja bertanya apakah dia boleh ikut mandi bersama mereka.


....Yah kalau aku masuk kesana maka efek [Dragon Scale Powder] bisa menyebar di danau.


Apa nggak apa-apa kalau aku mandi giliran terakhir?


Ah, mungkin aku bisa menggunakan [Art of Human Transformation] untuk mandi.


Setelah Nina melihat Ball Rabbit, dia mencium badannya sendiri dan sedikit menyipitkan matanya.


Itu benar, Nina berada dalam mulutku saat kabur dari Kelabang itu, dan dia belum mandi sejak saat itu. Saat itu Nina pingsan dan dari sudut pandangnya dia mungkin berpikir, "Kupikir aku akan dibunuh kelabang raksasa itu, dan hal selanjutnya yang diketahui badanku baunya kayak seekor naga."


Apa aku betul-betul bau? Aku nggak betul-betul memikirkannya, tapi kurasa aku memang nggak bisa mencium bauku sendiri.


Melihat Nina, Ball Rabbit yang mengambang mengundang Nina masuk ke danau menggunakan telinganya.


Telinganya memang lincah kayak biasanya.


“pefupefu!”


"Ah, makasih bola."


Ekspresi Nina berseri-seri saat dia memegang pakaiannya.


Pakaian yang dia kenakan terbuat dari kain yang dirajut secara kasar, dan para manusia hewan yang ada di kereta itu mengenakan sesuatu yang sama.


Kayaknya itu adalah pakaian setelan. Juga ada satu kancing yang mana membuatnya kelihatan seperti kekurangan kancing.


Nina melepaskan kancing pakaiannya dan mengungkapkan bahunya yang putih. Saat aku berpikir dia memiliki kulit yang lembut dan indah, aku kembali tersadar.


“Guruuwaa!”


Itu memang kasar, tapi aku menggunakan raungan yang sama dengan raungan yang kugunakan pada para prajurit tadi.


"Apa, ada apa?"


"Pefu?"


Hentikan!
Aku seorang pria!


Karena aku punya pikiran seorang pria!


Itu bukanlah [Telepathy], tapi Nina tiba-tiba mengerti situasinya dan wajahnya sampai telinganya memerah padam.


“Ninyaa!?”


Dia buru-buru memegang ujung pakaiannya dan memegangnya erat-erat.


Dragon Egg 134.png


"M-M-Maaf."


Aku segera berbalik dan berjalan menuju ke ujung danau yang berlawanan dan berbaring.


Ah, itu membuatku takut sesaat. Sesaat, Nina lupa kalau aku adalah mantan seorang manusia. Secara nggak sengaja disana agak mamanas. Bahkan terkadang aku lupa. Saat Nina melepas kancingnya, aku nggak memikirkan hal itu. Aku kembali tersadar setelah Nina berteriak dan menutupi badannya.


Setelah menjaga jarak beberapa saat, aku bertanya-tanya apakah Nina sudah keluar dari danau saat aku mendengar suara air. Lalu aku mendengar suara tetesan.


"Uh, aku minta maaf, karena merepotkan kamu nya. Tapi sekarang sudah aman."


Kayaknya, dia juga mencuci pakaiannya saat dia mandi. Akan tetapi, tentunya dia mengenakan pakaian yang sama karena nggak pakaian ganti.


Yah, terik disini akan mengerikannya nanti.


Mataharinya sangat terik di gurun ini. Dan juga, karena beberapa saat sudah berlalu sejak siput besar itu terbunuh, awan hujan diatas kolam telah menipis. Nggak lama lagi awan itu akan menghilang.


Aku haus.


Aku bersama Ball Rabbit memasukkan mulut ke danau.


Aku nggak akan menapaki jalan yang sama.


Aku memperhatikan dengan cermat dan memeriksa jumlah air bersihnya agar nggak meninum lumpur lagi. Setelah menyedot air kedalam mulutku, aku mengangkat wajah dari danau.


Aku sudah mau menelan airnya, tapi kemudian aku tiba-tiba gimana Ball Rabbit menolak masuk kedalam mulutku sebelumnya.


Apa mulutku betul-betul bau? Mungkin akan lebih baik kalau aku membersihkan mulutku. Kalau aku melakukannya dangan baik, mungkin aku bisa bergerak sembari Ball Rabbit dan Nina berada didalam mulutku.


Itu adalah cara terbaik untuk kabur dari musuh.


Aku menghadap keatas dan berkumur. Ini adalah pertama kalinya aku berkumur sejak berada di dunia ini.


Bagus, bagus, aku merasa seolah kotoran dan serpihan daging yang nyangkut di taringku terlepas.


Aku merendahkan kepalaku dan meludahkannya ke danau.


Ah, rasanya segar.


Untuk saat ini aku akan siap untuk kabur kalau terjadi keadaan darurat dengan menggunakan [Roll] seraya Ball Rabbit dan Nina berada didalam mulutku.


“bebuu!”

Ball Rabbit yang meninum air disampingku segera menyemburkan air itu.


Oh, apa yang kau lakukan? Berkumur?


Beberapa detik kemudian, aku menatap danaunya.


Danau itu sekarang dipenuhi dengan lendir berwarna kuning keruh yang misterius.


“Pefuuuuu!!”


Ball Rabbit mengulurkan telinganya dan mulai menyerang.


Sakit! Jangan memukul ditempat yang sama lagi dan lagi!


Aku salah! Aku minta maaf!


Berkumur pada dasarnya sama saja dengan muntah!


Itu adalah kebiasaan dari kehidupanku yang sebelumnya! Itu nggak sengaja!


Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya