Dragon Egg Indo:Bab 153

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 153 - Kisah Seorang Pria Pemberani 4 (cerita sampingan)[edit]

Aku pergi ke gereja pagi ini.


Setelah berbicara santai dengan priest, aku meminta ijin untuk melepaskan Adofu. Meskipun aku tau tepatnya apa yang kuinginkan dan apa yang harus kulakukan, itu merepotkan saat aku harus menjalani begitu banyak prosedur formal. Nggak peduli seberapa idiot, itu adalah sesuatu yang harus kukerjakan secara berurutan sebagai bagian dari jajaran petinggi.


Ada banyak knight, tapi semua itu karena eselon atas mendaftakan laki-laki dengan motivasi untuk memfasilitasi keluarga mereka. Cuma untuk menyia-nyiakan mereka mengumpulkan sumber daya untuk mempertahankan gaya hidup mewah mereka. Adofu, yang tidak puas dengan situasi saat ini sekarang ini adalah seorang tahanan yang nggak akan mengubah pikirannya apapun yang terjadi. Aku nggak menyadari seberapa mudahnya aku bisa bergerak saat sebuah krisis betul-betul mendekat.


Meskipun negeri ini sukses karena aku mempertaruhkan semuanya, nggak disangka bahwa para hyena itu menjadi gemuk karena aku. Dasar para bajingan parasit. Ini benar-benar sebuah negara sampah. Sudah berapa kali aku berpikir tentang melepaskan para monster kedalam dinding? Pastinya itu akan menjadi sebuah pemandangan yang menyegarkan. Teriakan dari para knight, para ibu yang menyuruh anak mereka untuk kabur seraya kebodohan para knight ketahuan. Itu nggak akan memperburuk imejku kalau aku muncul di pertengahan dan menang. Mereka harusnya sudah hancur saat itu.


Gimanapun juga, nggak akan mungkin mengetahui kalau akulah kriminalnya, terutama kalau itu adalah seekor monster yang gak diketahui. Kurasa itu masuk akal kalau kau menggunakan monster untuk membunuh para eselon atas gereja, lalu gereja nggak bisa menentangmu.


Tapi... untuk saat ini aku bergerak dipagi-pagi buta. Untuk bersembunyi dibalik fajar dan meninggalkan Harenae sebelum matahari terbit dengan membawa tugas menyuruh Adofu menangani si Calamity Plague Dragon. Untuk saat ini, masalahnya adalah pengumuman pada orang-orang oleh gereja, tapi kayaknya tanggapannya nggak sebesar yang diharapkan. Awalnya keberangkatan ini diatur untuk pamer pada warga, tapi kali ini kami beroperasi tanpa hal itu untuk menghindari masalah yang gak diperlukan, dan nantinya melaporkan hasilnya dengan cara yang megah.


Semua orang tidak puas dengan ide membebaskan Adofu, yang mana dicurigai sebagai pembunuh. Alasan kenapa kritik mengenai masalah ini melampaui dugaan pihak gereja adalah karena aku lebih unggul dalam menyebarkan rumor yang gak menguntungkan tentang Adofu pada negeri. Saat aku berpikir tentang bagaimana para priest yang menerima laporan ini akan menundukkan kepala karena kuatir gimana memuaskan aku. Meskipun itu nggak menyenangkan mendapatkan begitu banyak pembatasan pada gimana aku berperilaku, segini saja masih bisa diterima.


Aku menggunakan mantan gelandangan yang berhutang budi padaku karena menunjukkan sedikit kebaikan, untuk menyebarkan rumor disana-sini, karena nggak ada perlunya kuatir karena mereka bahkan nggak bisa dilacak dan ditemukan dengan mudah. Mereka nggak dijanjikan posisi ataupun uang, tapi karena mereka adalah orang-orang idiot, diperlukan menggunakan cara legal agar mereka bekerjasama. Saat mereka nggak lagi menguntungkan atau menunjukkan tanda-tanda penghianatan, sangat menguntungkan untuk bisa dengan mudah membongkar kedok mereka dengan sedikit persiapan. Maski aku membunuh orang seperti itu, nggak seorangpun akan komplain atau bahkan mencoba mencari pelakunya.


Adofu dibawa keluar dari penjara dan dua orang mengenakan jubah berjalan-jalan di kota sambil menyembunyikan wajah mereka.


"....Sungguh, aku minta maaf, Irushia. Kudengar bahkan untukmu, kali ini sangat sulit untuk merekomendasikan sesuatu." (Adofu)


Aku mendengar Adofu secara serius mengatakan ini, dan itu jadi sulit untuk menahan tawaku. Pemikiran itu sendiri saja sudah bodoh, tapi sudah nggak bisa apa-apain mengenai seseorang yang bodoh.


"Tidak, sudah sewajarnya aku melakukan ini. Kalau kau masih mau berterimakasih padaku, maka lakukan saja setelah insiden palsu itu dipecahkan dan musuh dari tunangan dan adikmu ditangkap. Ada orang-orang yang meragukan kalau ada seseorang sepagi ini, tapi itu lebih baik diabaikan..." (Irushia)


Aku berpura-pura memperhatikan sekeliling saat aku mengalihkan wajahku dari Adofu untuk menyembunyikan wajah tersenyumku.


Aku mulai merasakan kehadiran orang saat kami mendekati distrik pemukiman. Adofu kayaknya juga menyadarinya karena dia mengernyit dan berhenti berjalan.


"Haruskah kita mengubah jalur kita?" (Adofu)


"....Kayaknya setiap arah sama saja. Sepertinya seseorang di gereja telah membocorkan informasi untuk membahayakan kita pagi ini. Terutama karena nggak ada monolit pada tujuan kita." (Irushia)


Aku nggak bisa menahannya, aku menutupi wajahku dengan telapak tanganku. Meskipun itu hina, apa boleh buat. Itu masih lebih baik daripada menunjukkan wajah tersenyumku.


Tentu saja, akulah yang membocorkannya, waktu, hari, rute dan situasinya. Meskipun juga ada gangguan dari Adofu dan priest, tujuan utamanya adalah untuk mengklarifikasi posisiku yang dipandang oleh khalayak umum.


Tiga pria muda berlari dan menunjuk pada Adofu saat mereka berteriak keras.


"Oh, lihat itu Adofu si pembunuh keluarga!" (pria 1)


"Meskipun kau mencoba kabur, didepan pahlawan pemberani, jangan harap kau bisa melakukannya!" (pria 2)


Segera setelah suara pria itu terdengar, kerumunan orang mulai terbentuk. Seolah mereka sudah siap menghadapi kami. Orang-orang yang sedang tidur juga mendengar keributan itu dan keluar dari rumah mereka. Setelah menyadarinya, Adofu membeku malu karena telah terkepung.


"Terimalah hukumanmu dengan patuh!"


Seseorang melempar batu.


Adofu melihatnya, tapi sepertinya dia berbiat berdiri diam saja karena dia nggak mencoba menghindarinya. Apa kerumunan orang ini mendapati ini menyenangkan? Yah, ini cuma orang-orang di sekitar sini saja. Aku harus mengendalikan situasinya sebelum keluar keluar kendali.


Aku melangkah maju dan menghunus pedangku, aku menepis baru itu dengan sarung pedangku.


"....Sepertinya rumor yang ekstrim telah menyebar, jadi aku akan mencoba membersihkannya disini. Jangan kuatir mengenai gereja, karena aku disini akan melindungi kalian dari mereka untuk sementara waktu." (Irushia)


Aku berbicara pada Adofu dengan suara pelan dan kemudian menghadap kedepan.


"Aku yakin kalian semua mempertanyakan kenapa aku memilih mantan Kepala Knight sebagai rekanku, itu karena aku memutuskan bahwa dia adalah seseorang yang memenuhi syarat dalam kemampuan memahami kondisi. Meskipun dia Kepala Knight dalam waktu yang singkat, disisi lain dia juga guruku. Mungkin ada beberapa perasaan pribadi yang terlibat dalam keputusan ini, tapi biar kukatakan bahwa aku nggak berencana terikat pada siapapun. Aku juga percaya bahwa pembunuhan yang dilakukan oleh Kepala Knight adalah sebuah tuduhan palsu. Sebagai imbalan untuk bantuan Knight Adofu dalam misi penaklukan ini, pemeriksaan ulang mengenai kasus ini diajukan. Aku yakinkan kalian bahwa nggak lebih dari itu, aku menjaminnya dengan namaku sebagai prajurit pemberani. Kalau ada masalah dengan Adofu selama masa pelepasan ini, aku akan bertangung jawab penuh. Jadi ku mohon... biarkan kami lewat."


Aku dalam diam menundukkan kepala.


Suasana yang canggung memenuhi sekeliling, dan sebuah jalan perlahan-lahan terbuka.


"Bisa kita pergi? Sebelum kita terkepung lagi." (Irushia)


Aku berkata dengan suara pelan, dan memimpin Adofu melewati jalan yang terbuka saat Adofu masih kebingungan.


"......Sungguh, aku betul-betul minta maaf!" (Adofu)


Setelah lolos dari jalan yang dikerumuni orang, Adofu menggigit bibirnya sampai darah mengalir. Sambil mencemooh pada Adofu yang seperti itu dalam benakku, aku terus maju.


Posisiku telah diperkokoh dengan ini.


Meskipun aku membantah kejahatan Adofu, dengan ini setiap orang akan berpikir bahwa aku cuma "Mengatasi tipu daya Adofu".


Oh, gak perlu dikatakan lagi kalau aku nggak pernah punya niat untuk bertanggung jawab. Gereja yang berselimut rasa takut akan membelaku, yang merupakan simbol negeri ini. Gak seorangpun yang akan secara sengaja membuat kericuhan pada publik kecuali mereka sudah siap menerima konsekuensinya. Sejak awal, selama gereja memberi ijin, apapun yang terjadi, semuanya sesuai dengan rencana. Selain itu, dibawah peraturan Harenae, hukuman untuk kriminal yang kabur akan dijatuhkan pada kerabatnya. Dan juga, aku masih harus membuat contoh dari dia karena saat ini aku dipenuhi dengan emosi yang berkobar-kobar.


Meskipun aku mungkin menerima kritikan, itu cuma akan berpengaruh kalau kebaikanku tiba-tiba terbongkar. Kecuali hal itu terjadi, aku nggak perlu kuatir. Karena terampil adalah idealisme asliku yang merupakan motoku sebagai seorang seorang pria pemberani, biarkan saja untuk saat ini.


Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya