Dragon Egg Indo:Bab 163

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 163 - Kisah Seorang Pria Pemberani 6 (Cerita Sampingan)[edit]

TL note: jujur saja bab ini cukup membingungkan karena narasinya muter-muter, kuharap cerita sampingan ini cepet kelar

"Irushia, sejak kita mulai pergi melakukan penaklukan, kau memasang wajah aneh. Apa yang terjadi?" kata Adofu dengan cara yang kasar.


Aku sudah menduga dia mencurigai aku, tapi apa dia sudah memiliki kecurigaan itu sejak sebelum kami berangkat?


Saat itu aku sudah menganggap rencananya sukses dan mungkin aku sedikit terlalu gembira.


Nah sekarang, apa yang harus kulakukan?


Saat ini aku harus menghabisi Adofu, karena aku harus mengurus Calamity Plague Dragon, tapi semuanya telah menjadi sangat rumit.


Paralis naga itu sudah mulai hilang saat aku mau menghadapi Adofu.


Adapun untuk Adofu, aku telah memikirkan akhir yang cocok untuk dia, dan aku mengalami banyak masalah untuk mengatur persiapannya.


Ini tak terlalu menyenangkan bagiku karena semua ini menjadi membosankan.


Tapi untuk naga itu, aku ingin menyiksanya perlahan-lahan.


Selain itu, naga itu juga memiliki [God's Voice].


Ada suatu kemungkinan bahwa kisah yang berkaitan dengan [God's Voice] yang disembunyikan priest bangsat itu bisa dikeluarkan dari Calamity Plague Dragon itu.


Ini merupakan sebuah peluang yang langka untuk mencoba menyiksanya dengan berbagai cara.


"O...oi. Oi! Apa yang terjadi! Ada apa dengan keheningan ini..."


Ini sangat membosankan.


Aku berusaha memikirkan cara untuk membalas budi padamu, namun si idiot ini pikir aku tak bisa mendengar dia dari jarak sedekat ini?


"....Maaf. mungkin, aku sedikit bingung. Itu tidak seperti diriku. Itu mungkin karena racun dari naga jahat itu?"


Sambil memegang kepalaku dan menatap tanah, aku menggelengkan kepalaku.


Berapa kali aku harus menipu si idiot ini?


Yang jelas, apa ini waktunya berpikiran seperti ini?


Saat aku menatap matanya, aku masih bisa melihat tanda keraguan.


Mengingat kesalahan masa laluku, akankah aku mengulangi hal yang sama?


Untuk memulihkan kepercayaan Adofu, haruskah aku bertindak seperti ucapan dan tindakanku beberapa saat yang lalu?


Aku bertanya-tanya apakah aku sudah berlebihan.


Erm... Mempertimbangkan kepribadian Adofu, setelah aku melakukan ini.... Tidak. Tapi, aku tidak suka seseorang meragukan aku.


Aku tak bisa berbicara dengan naga dan budak wanita itu, bahkan disituasi ini.


"Ahh—, cukup sudah, bukankah ini sudah cukup bagus? Sungguh merepotkan."


“Irushia?”


Untuk memahami perkataanku, Adofu memanggil namaku lagi.


Aku mengabaikan panggilannya dan menghunus pedangku, bergerak kearah Adofu.


"Tuan Mantan Pemimpin Ksatria, mungkin untuk beberapa saat, kau bisa berlatih denganku? Longsword yang disana, apa kau akan mengambilnya?"


Aku sedikit memiringkan kepalaku untuk memprovokasi dia.


"Apa yang kau bicarakan."


Adofu yang kebingungan bergerak mundur.


Lambat. Apa aku harus mengajarimu secara menyeluruh dari awal?


"Tidak, sejujurnya aku ingin melihat perkembanganku sendiri melawan mantan Pemimpin Ksatria dan mengatur semua ini hanya untuk itu. Nyatanya, sekitar empat tahun yang lalu, aku benar-benar ingin membunuh beberapa warga sipil didepan umum agar kau keluar dan menanganinya, tapi priest tidak terlalu tertarik pada hal itu dan menolak usulannya, jadi sekaranglah saatnya. Jika aku melakukan hal semacam itu, aku yakin mantan Pemimpin Ksatria akan bertindak menegakkan keadilan dan ingin mengalahkan aku, tapi.... resiko terhadapku pada saat itu sangatlah besar."


Adofu membelalakkan matanya dan menggertakan giginya.


Perlahan-lahan, bahkan Adofu yang tolol nampaknya telah menyadarinya.


"itulah sebabnya aku memutuskan untuk membunuh tunangan dan adik Pemimpin Ksatria, dan kemudian melimpahkan semua kesalahan pada Pemimpin Ksatria. Setelah kau masuk penjara, status dari seorang pahlawan menjadi berguna karena ada banyak peluang untuk menggunakannya. Sungguh, sangat mudah untuk berpura-pura menjadi seorang pahlawan. Dengan sihir milikku, aku bisa menciptakan bukti palsu sebanyak yang kuinginkan, karena aku memiliki banyak kenalan yang ahli dalam hal itu. Sejak awal, orang-orang yang meragukan aku tidak tinggal di negeri ini. Karena para idiot dari gereja tidak sepaham dengan tuan Pemimpin Ksatria, penyelidikannya berjalan dengan sangat kacau."


Adofu menatapku dalam diam.


Bagus, reaksi yang bagus. Reaksi itulah yang ingin kulihat.


Adofu pasti berpikir ingin membunuhku sekarang.


Tapi, itu tidak akan terlaksana.


Pedang milik Adofu gak akan mengenaiku, meski kena pun, itu tak akan menyebabkan luka yang fatal bagiku.


Tidak mungkin aku kalah.


Sambil berpikir tentang ingin membunuhmu, aku akan terus menginjak-injakmu.


Penghinaan yang kuterima empat tahun lalu, aku akan mengembalikannya seratus kali lipat.


Dengan melakukan itu, cela yang ada didalam hidupku akan hilang.


Melihat ekspresi pada Adofu, aku merasa lega didadaku.


Aah, akhirnya hari ini datang juga, lama sekali aku menunggu datangnya hari ini.


Terimakasih, Adofu.


Karena kau, aku tak akan berhasil jika aku tidak dihina, aku tak akan mempertaruhkan nyawaku untuk naik level saat perjalananku.


Hari dimana aku merasakan perasaan lega yang tak pernah kurasakan sebelumnya seharusnya tak pernah datang.


Dalam masalah ini, aku akan mengucapkan rasa terimakasih disertai apresiasi. Jadi, aku akan membuatmu menderita dan mati sambil memakan pasir. Jika kau memendam dendam, kau seharusnya membenci kecerobohanmu sendiri saat kau muncul pada hari itu.


Adofu berjalan kearah pedang yang menancap di tanah.


Dia mencabutnya, mengayunkannya dan mengacungkannya kearahku.


"....Pertama-tama, dengar baik-baik."


"uhnnn?"


"mengenai pembunuhan adikku dan Sylphy, apa itu karena kau ingin menaklukkan aku dengan pedangmu?"


“Sylphy?”


Saat aku bertanya, mata Adofu memancarkan haus darah.


Aah, tunangannya. Aku tidak tau setiap namanya. Aku tidak tertarik mengetahuinya.


Wanita itu adalah wanita yang dicintai orang ini.


"Mana mungkin, bukan itu alasannya. Memangnya aku idiot?"


Dia tau itu adalah lelucon.


"Di Harenae, jika seorang tahanan kabur, ada kasus dimana kerabat dekatnya akan dieksekusi. Meski, itu untuk mencegah melarikan diri, ada kasus seperti itu yang terjadi."


Aku telah menyatakan di kota bahwa aku yang akan menanggungnya, tapi tentu saja aku tidak benar-benar harus menanggungnya.


Dikota, aku berpura-pura menjadi seorang pria muda yang tak bersalah yang mempercayai orang yang berjasa dimasa lalu dan menenangkan warga dengan sudut pandangku sendiri.


Jika menipu adalah kejahatan, maka itu merupakan kesalahan warga yang telah membiarkan semuanya seperti ini. Para warga itu sama berdosanya dengan diriku.


Aku menyalahkan perilaku seperti ini.


Manusia, itu merupakan kesalahan mereka sendiri karena tidak berpikir.


"Saat aku kembali ke Haranae, mengenai masalah dari Pemimpin Ksatria, bagaimana aku harus melaporkannya? 'Tuan Adofu dibunuh oleh seekor Calamity Plague Dragon'. Kurasa aku akan melaporkannya seperti itu."


Bagus, bagus.


Itu benar-benar bagus. Ini adalah perasaan terbaik.


Kemungkinannya, jika kau memikirkannya secara normal, kemungkinan kerabatmu akan di eksekusi terlepas dari bagaimana aku melaporkannya pada gereja mengenai masalah ini.


Untuk ini, aku bersorak.


Juga ada rumor tentang kerabat dekat Adofu mencurigai gereja dan oposisi terhadap gereja menyebar.


Itu adalah masalahnya priest.


Jika Adofu melarikan diri ditengah kekacauan selama penaklukan Calamity Plague Dragon, mereka akan senang mengeksekusi kerabat Adofu.


Plotnya telah selesai.


Dalam hal ini, meskipun aku kalah, bukan hanya dia tak akan bisa membalaskan dendam adik dan tunangannya, tapi kerabatnya juga akan dieksekusi. Termasuk orang tua Adofu.


Ini adalah pertarungan dimana aku tidak akan kalah, bukan, ini adalah pertempuran yang pasti kumenangkan.


Oleh karena itu, Adofu tak akan menang. Sudah pasti dia tak akan bisa menang.


Sudah jelas, dengan perbedaan statistik sebesar ini, akan sulit kalah.


Mati seraya menderita dalam ketidakberdayaan dan keputusasaan.


"Majulah Adofu! Tanpa sihir, tunjukkan padaku apa yang bisa dilakukan seorang prajurit Harenae!"


Aku akan menggunakan pedang dari prajurit Haranae untuk menghabisi Adofu.


Aku tidak akan menggunakan Holy Sword atau Cursed Sword.


Meskipun aku menggunakan pedang prajurit Harenae, kau tetap akan tau perbedaan kekuatan yang mutlak. Aku akan menggunakannya untuk menyiksamu.


“IRUSHIAAA”


Adofu menyerbu sambil berteriak.


Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya