Dragon Egg Indo:Bab 186

From Baka-Tsuki
Revision as of 01:51, 18 March 2019 by NN (talk | contribs) (→‎Bab 186)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 186 - Pertempuran Yang Sangat Menggemparkan[edit]

Aku bisa tau ada lebih dari 80 ekor semut cuma dengan melihatnya sembarangan saja. Kalian tau... pasukan tempur kalian itu sangat besar, semut merah.


Aku segera menarik nafas panjang. Saat aku melakukannya, Adofu berguling dan sembunyi dibawahku. Penilaian yang bagus. Kalau Adofu gak segera bergerak, maka serangan pembuka ini mungkin akan gagal.


Memutar tubuhku, aku menyemburkan [Scorching Breath] dan menyemburkan kobaran api ke segala arah. Bukannya mundur, para semut malah melompat ke kobaran apiku seolah itu adalah sinyal mereka.


”Kucha!!” “Kucha!” “Kuchaa!!”


Aku melawan sambil menggunakan cakar, ekor dan sayapku sekuat tenaga. Racunnya telah membuat pergerakan para semut menjadi cukup lamban sehingga memungkinkan untuk menghadapi mereka. Tapi meski itu memungkinkan, itu tetaplah sangat sulit.


Bagaimanapun juga, para semut merah memang lebih tangguh kalau dibandingkan dengan para monster peringkat C yang lainnya dikarenakan skill [Auto-Regeneration] milik mereka. Meski aku menjatuhkan mereka dengan satu serangan cakarku, mereka akan berdiri lagi dan kembali menyerangku... Gak banyak monster lain yang akan melakukan itu. Aku gak boleh cuma terfokus pada satu ekor semut saja. Kalau aku lengah sedikit saja, aku akan diserang habis-habisan. Mereka menyerbu kearahku secara terus-menerus.


Semut yang terkena damage segera mundur dan segera digantikan oleh lebih banyak semut yang tengah menunggu di belakang. Sembari mundur, para semut menggunakan [Auto-Regeneration] untuk memulihkan luka mereka. Dikarenakan jumlah musuhnya, aku susah menyerang mereka dengan serangan mematikan.


”Kuchaa!!”


Tiba-tiba, seekor semut yang kupikir sudah mundur setelah terkena serangan kuat, menggigit lenganku! Semut itu mengetahui kapan perhatianku akan teralihkan dari dia dan berhasil mendaratkan serangan yang telak padaku melalui kesenjangan dalam pertahananku!


Semut itu ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengacaukan aku supaya para semut lain bisa menyerang dan menjatuhkan aku.


”GuuoOO!!”


Sembari semut itu masih menggigit lenganku, aku menyemburkan api dari [Scorching Breath] ke sekeliling. Aku menghantamkan semut yang ada ditanganku ke tanah, dan akhirnya aku bisa membunuh salah satu dari mereka. Ini butuh waktu lebih lama dari yang sebelumnya.


360 exp didapatkan.

Title skill [Walking Egg: Lv–] diaktifkan, bonus exp poin sebesar 360 didapatkan.


....Kalau aku gak bisa kabur setelah mengumpulkan exp poin yang cukup, maka aku akan berevolusi didalam sarang ini.


Adofu berdiri di kakiku dan menebas para semut dengan pedang besarnya. Meskipun dia kebanyakan hanya menggunakan dirinya sendiri sebagai pengalihan, dia secara efektif mengurangi jumlah semut yang berfokus padaku. Aku sangat menghargainya... Akan tetapi, karena posisi tempat dia berdiri, Adofu selalu berada di titik butaku. Karena hal itulah, aku kuatir kalau aku memutar kepalaku untuk melakukan serangan nafas, atau mulai bergerak secara tiba-tiba, secara gak sengaja aku akan mengenai dia.


".....Maaf kalau gak sopan."


Adofu tiba-tiba naik ke ekorku, dan dari sana melompat ke bahuku. Dia menghadang seekor semut yang menyerangku, menutupi kesalahanku. Oohh, maaf. Kau menyelamatkan aku.


Setelah Adofu menghadang seekor semut, aku mencabiknya dengan cakarku dan menghantamkannya pada dinding.


403 exp didapatkan.

Title skill [Walking Egg: Lv–] diaktifkan, bonus exp poin sebesar 403 didapatkan.

Level Calamity Plague Dragon telah naik dari 63 menjadi 64.


Bagus, levelku naik. Ini akan sedikit sulit, tapi pada tingkat ini aku ingin meningkatkan levelku 10 level lagi dalam satu pertempuran ini.


”Pefu!!”
(Didepan! Berbalik!)


Mendengar [Telepathy] Ball Rabbit, aku segera berbalik dan menyerang seekor semut yang melompat kearahku, menjatuhkannya. Aku mencoba mengejarnya dan menyerangnya, tapi sekali lagi, para semut merah melompat padaku dari kanan dan kiri jadi aku memfokuskan perhatianku pada mereka. Aku menghempaskan semut-semut yang ada di sisiku dengan sayapku, dan mengarahkan perhatianku ke depan lagi. Semut yang barusan kujatuhkan sudah gak ada disana, dan sekali lagi, semut lain sudah menempati posisinya, bersiap melompat kearahku. Kapan habisnya kalo kayak gini terus?


Aku terlalu naif. Meskipun racun telah melemahkan para semut, hal itu gak menciptakan kesenjangan yang cukup dalam kemampuan fisik kami yang bisa membuatku menghadapi gelombang ini.


Sesaat, serbuan para semut berhenti. Aku lega punya waktu ekstra meski cuma sesaat. Itu memberiku waktu untuk menenangkan diri. Lalu setelahnya, para semut bersatu, dan dengan timing yang sempurna, secara bersamaan menyerangku dari segala arah.


Sepenuhnya mempercayakan bagian belakangku pada Adofu, aku berbalik kearah para semut yang menyerbuku dari depan dan menyerang mereka berulang kali dengan [Wind Slash]. Setelah itu, aku melangkah maju, dan karena gelombang semut didepanku gak bisa dihentikan karena mereka saling mendorong dari belakang, aku menembakkan pedang angin pada mereka.


Setelah susah payah berhasil menahan para semut yang datang dari depan, aku segera melihat ke belakang. Aku merasa Adofu gak akan bisa menghadapi semua semut yang datang dari belakang.


Dan benar saja, beberapa semut bisa lolos dan hendak melompat padaku. Ada lima ekor semut. Aku memprioritaskan mengurangi damage padaku, dan mengeluarkan [Dragon Punch] berulang kali pada mereka. Untuk semut yang terakhir, aku memukulnya dengan pukulan telak pada kepala.


”Kucha!!” “KuchAA!!” “Kucha!!”


Para semut berteriak. Tanah dibawahku melunak, dan menenggelamkan kakiku. Sekali lagi, dengan timing yang sempurna, mereka secara serentak menyerang menggunakan [Clay] untuk mengubah lorongnya. Mereka memilih serangan dua tahap.


Aku berusaha menarik kakiku sekuat tenaga, tapi gak berhasil. Tentunya, para semut gak melewatkan kesempatan ini. Lagi, mereka mengepungku.


”Kuchaa!!” “Kuchaa!!"


Para semut berteriak lagi. Kali ini, langit-langitnya yang berubah, dan sebuah jarum merah mulai terbentuk darinya mengarah padaku. Wtf? Teknik mereka sangat banyak!


Tanah dibawahku menjebak kakiku, dan tanah diatasku sekarang berubah menjadi jarum. Dan akhirnya, sekawanan semut mengarah padaku. Ini gawat. Yang lebih buruk lagi aku gak bisa membebaskan kakiku. Ap-Apa ini adalah akhir bagiku....?


".....Ini gawat, tapi aku bersumpah membalas dendam pada Irushia untuk keluargaku. Dia adalah pria yang tak boleh kubiarkan hidup."


Adofu mengatakan ini sebelum menyerbu kerumunan semut merah. Dan begitulah, dia menerjang para semut. Sambil menepis serangan para semut dengan pedang besarnya, dia terus maju.


A-Apaan ini? Apa kau melarikan diri? Tapi jangan, ini bukanlah tempat yang bisa kau terobos secara paksa. Kau pasti akan dikeroyok ramai-ramai dan itu akan menjadi akhir bagimu!


Adofu mengayunkan pedang besarnya dan menebas seekor semut yang ada didepannya. Tapi sebelum dia bisa menghabisinya, seekor semut yang berada di titik buta Adofu menyerang dia. Adofu segera pulih dan memasang postur bertahan. Para semut disekitar menatap dia sambil bersiap.


”[Decoy].”


Saat Adofu merapal skill sihir tersebut, seekor semut yang hendak melompat padaku tiba-tiba berhenti.


Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya