Dragon Egg Indo:Bab 232

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 232 - Kontak[edit]

"Ryujin-sama! Anda datang membantu kami!"


Pria itu, sambil berlutut, membungkuk dalam-dalam padaku.


"Sudah cukup lama sejak terakhir kami melihat anda, karena anda tinggal jauh dari sini, anda sampai harus datang jauh-jauh kesini.... karena anda tiba sebelum musim kawin Abyss, saya, Baron, berterimakasih sebesar-besarnya! Saya terhormat bisa bertemu anda lagi!"


B-Bukan, kau sudah salah paham, aku ini bukan naga yang kalian kenal.
Maaf, tapi aku sama sekali gak tau leluhur kalian.
Apa kau yakin Dewa Naga kalian belum meninggalkan kalian?


Selain itu, apa-apaan itu musim kawin Abyss? Itu kedengaran sangat mengerikan.
Aku gak mau terlibat dengan monster macam itu lagi.


Si cewek berjalan kearahku dan berdiri disamping pria itu.
Dia mengangkat tangannya dan merapal "tei, res" dengan suara pelan.
Setelah itu, dia mengetukkan staf miliknya ke tanah dan memejamkan matanya.


(Aku adalah gadis kuil anda, Hibi. Penampilan anda mungkin telah berubah, tapi hal itu meyakinkan kami bahwa anda meminjamkan kekuatan anda pada kami sekali lagi.)


Sebuah suara memasuki kepalaku.
Kayaknya dia bisa menggunakan [Mind Speak].
Gak seperti terakhir kali kau datang memberi persembahan padaku, kau berbicara secara normal padaku sekarang. Apa caramu berbicara sebelumnya merupakan sesuatu yang hanya kau lakukan saat ritual?
Tunggu dulu, kau berbicara padaku dengan santai dalam kepalaku.... oh yah gak masalah, asalkan kita saling memahami.


Aku yakin aku bisa berbicara dengan mereka kalau aku menggunakan [Art of Human Tranformation], tapi ini lebih baik karena kami menggunakan pikiran kami, kuharap kami gak akan salah paham satu sama lain.
Menurut apa yang dikatakan Adofu soal Suku Lithuvar, mereka adalah ras yang berbahaya, atau begitulah yang dia katakan.
Mereka mungkin menunjukkan permusuhan terhadap orang luar, dan kalau mereka mengetahui bahwa aku bukan Dewa Naga mereka, mereka mungkin akan memusuhi aku juga.


Namun, aku memang menyelamatkan mereka dari seekor monster..... mungkin suatu saat nanti, mereka bisa mempercayaiku bahwa aku gak akan mengganggu mereka kalau mereka mengetahui siapa aku sebenarnya.
Dan kemudian, mereka gak akan memandang aku sebagai musuh, tapi kurasa mereka gak akan terus memperlakukan aku sebagai Dewa Naga mereka lagi saat itu terjadi.
Mungkin aku bisa membujuk beberapa mereka. Dan orang yang kumaksudkan itu ya dua orang yang ada didepanku ini.


Baiklah kalau begitu, prioritasku sudah kuputuskan.
Kalau memang berujung dengan pertempuran, dengan kekuatan ini, kami gak akan bisa dikalahkan dengan mudah.


Mengingat percakapanku dengan Ball Rabbit, kami bahkan bisa mengirim gambaran untuk membantu memvisualkan niat kami lebih jelas lagi.
Nyatanya, aku orang yang berbeda dengan Dewa Naga kalian yang sebelumnya......


"Ryujin-sama, jika anda tidak datang.... kami mungkin telah....."


Oh tidak, nih Baron, atau begitulah dia dipanggil, mulai menangis sambil menutupi matanya dengan tangannya.
Dia membenturkan kepalanya pada tanah dengan gembira, selain itu, aku bisa melihat rembesan air matanya dicelah-celah jarinya, dan juga dia terdengar seperti dia menangis bahagia.


Tunggu, jujur saja, aku ini betul-betul naga yang berbeda.... um, haloooo....?
............


Dragon egg 232.png


(Ryujin-sama, apa ada yang salah?)


Berbicara melalui [Mind Speak] lagi.
Karena aku tetap gak sabaran, aku menganggukkan kepalaku setengah hati.


Baron langsung mengangkat kepalanya.
Meskipun wajahnya dibanjiri air matanya sendiri, wajahnya penuh dengan kegembiraan.


......Be-Begonya aku karena terbawa suasana.
Aku memalingkan mataku dari mata Baron yang membara.


"Baron, berhentilah menunjukkan pemandangan memalukan itu pada Ryujin-sama. Kau hanya akan semakin membuat beliau kerepotan."


"Tapi.... Tapi!"


Cewek itu yang mengaku pelayan Dewa Naga, Hibi, membuka matanya, dan Baron menunjukkan wajah gak sependapat.


Hibi membungkuk padaku, dan kulitnya yang tampak lembut itu terlihat masih muda.
Dia kelihatan berusia sekitar 15-17 tahun.
Sementara itu, melihat dari fisik Baron dan menebak umurnya, kurasa dia sekitar pertengahan 20'an.
Tapi, melihat mereka berdua, kayaknya Hibi memiliki status sosial yang lebih tinggi.


Kurasa peran gadis kuil Dewa Naga merupakan posisi yang sangat penting.
Tapi, dalam hal usia, Baron juga bisa dibilang cukup handal, yang mana hal itu menunjukkan seberapa banyak upaya dan pengalaman yang dia miliki.


L-Lagipula, mau gimana lagi karena aku mengangguk dan kau sendiri seenaknya aja mengambil kesimpulan.
Kalau sudah begini, waktunya Rencana B. Aku gak tau dimana keberadaan Dewa Naga kalian, ataupun aku tau apa yang sedang dia kerjakan, tapi karena sudah begini, maka apa boleh buat. Akan kulakukan. Aki akan menjadi Ryujin-sama generasi berikutnya.


Yah, setidaknya dengan ini, itu akan mengurangi resiko bertambahnya musuhku, dan itu juga akan membuat mereka bingung.
Dan, kalau aku berujung membangun hubungan kuat dengan mereka, maka meski identitasku diketahui, kurasa kami masih bisa saling mempercayai.
Sekarang aku sudah memahami situasi mereka berdua, aku gak melihat adanya sifat bahwa mereka adalah ras yang kejam seperti yang dirumorkan.
Mungkinkah itu cuma kesalahpahaman?


.......Selain itu, gak ada salahnya sesekali dimanjakan.


Setelah bertatap muka dengan Baron dan Hibi, aku berpaling dan menengadah menatap langit.
Tunggu, tidak, ini salah. Aku hampir menunjukkan sisi cacat dekat dengan pintu masuk desa mereka.
Sekarang ini aku Dewa Naga mereka, aku perlu mendapatkan pemahaman.


Kalau dipikir-pikir lagi, sudah cukup lama sejak terakhir aku melihat sekelompok manusia.
Pertama kali aku bertemu adalah saat aku masih seekor Calamity Plague Dragon dan kala itu aku bertarung melawan Little Rock Dragon.
.....Saat itu, yah, kurasa kejadian itu bahkan gak berlangsung sampai satu jam bagiku.


Jadi akhirnya datang juga, jalanku untuk menjadi Dewa Penjaga.
Ini adalah saat saat terbaik dalam kehidupan seekor naga.


.......Begitulah.... Sudah saatnya bagiku untuk kembali.
Wight pasti masih menungguku disuatu tempat.
Memang ada Treant yang bertindak sebagai bodyguardnya, tapi itu masih mengkuatirkan daripada aku sendiri sebagai seekor monster peringkat tinggi yang menjaganya.


Aku berbalik menjauh dari mereka berdua.


"Apa anda sudah mau pergi, Ryujin-sama? Semua orang di desa kami masih gelisah, tapi jika anda datang ke desa kami meski sekali saja, maka.....!"


"Itu sudah menjadi tugasku untuk menenangkan warga! Baron, diamlah sebentar! Jangan merepotkan Ryujin-sama dengan masalah kita....."


Umm, kalau cuma berkunjung kesana sekali, atau cuma untuk melihat bagaimana keadaan disana sebentar, maka gak masalah, aku bisa meluangkan waktu, tapi.....
Aku gak bisa meninggalkan Wight yang berperingkat E sendirian disini terlalu lama.....
Mungkin lain kali, saat Wight sudah menjadi sedikit lebih kuat......


"Selain itu, apa kau lupa tujuan kita kesini adalah untuk mencari tanaman obat? Bahkan sekarang, saat kita berbicara, pengelana itu menderita, kau tau."


"T-Tapi, tetap saja..... maksudku, ya...... kau benar, Hibi-sama."


Baron menundukkan kepala lagi.
.......M-Melihat seorang pria kekar diceramahi oleh seorang cewek muda...... yah..... itu menyedihkan.


Tunggu dulu, kau melakukan ini untuk membantu orang?
Kurasa ini benar-benar membersihkan rumor soal kalian adalah suku berbahaya..... hm?
Pengelana yang menderita.....? Entah gimana kau sudah menarik perhatianku....


Aku berbalik kearah dimana aku menyuruh Wight untuk menungguku.
Gambaran Wight mengarahkan jarinya pada saudara sukunya, Suku Lithuvar, dan kekhawatiran terhadap mereka, tiba-tiba muncul dalam benakku.
.......Haruskah aku menghilangkan rasa kuatirnya? Tapi tunggu dulu, jangan bilang......


Sekali lagi aku berbalik dan menatap Baron dan Hibi.


"Ryujin-sama......?"


Katakan padaku soal pengelana yang kau sebutkan tadi.

Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya