Dragon Egg Indo:Bab 6

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 6 – Nona Muda dan Naga[edit]

[KyaooOOo!]

Serigala yang aku pukul terlempar sampai punggungnya menghantam pohon.
Secara kebetulan monster bernama Grey Wolf itu, meskipun ukurannya dua kali lipat dari aku, dia mengecewakan.

Hari perlahan-lahan mulai berakhir, kurasa serigala ini akan jadi korban terakhir untuk hari ini.

[24 exp poin telah didapatkan]
[Karena efek dari Title Skill [Walking Egg], tambahan 24 exp poin telah didapatkan]

Sejak aku menghabisi kawanan ulat itu, aku diserang oleh monster lain, aku ditargetkan oleh monster yang punya status atau peringkat dibawahku, tapi levelku nggak naik dengan mudah ataupun aku mendapatkan skill baru.
Yah aku memang dapat satu skill sih, Title Skill [Careful Thinking: Lv1].
Tapi mendapatkan skill itu membuatku merasa seolah aku dimarahi.

Dan juga skill [Solitude Resistance] dan [Inspect Status] naik sedikit.
Karena aku secara terus-menerus memeriksa status monster.
Dan tentang [Solitude Resistance], nggak ada yang bisa aku lakuin tentang itu, aku sangat kesepian. Aku ingin lebih banyak berbicara dengan God's Voice-chan.

Sudah 3 hari berlalu sejak para Dark Worm menyerang, dan levelku naik 5 kali jadi level 20.
Butuh 5 level lagi aku bisa berevolusi.

Aku mati-matian berburu para Grey Wolf berlevel rendah.
Mereka berlevel sekitar 6 jadi mudah dikalahkan, dan mereka nggak bisa melukai aku. Yang aku lawan beberapa saat yang lalu juga berlevel 6.
Akan tetapi, aku ingin sesuatu yang sedikit lebih berbahaya.

Aku ingin masuk kedalam pertempuran yang berbahaya yang mana pastinya akan memberiku exp yang cukup untuk berevolusi. Setidaknya itulah yang kupikirkan.
Kurasa ide itu sangat berbeda dengan apa yang akan aku pikirkan di Jepang.

Tapi, memangnya kenapa.
Aku nggak merasa seolah itu merepotkan untuk terus hidup, terkadang aku mendengar God's Voice dikepalaku, menyuruhku untuk bergegas.
Dia hanya mengatakan satu kata, "Jadilah kuat"
Aku nggak ngerasa seolah aku mengikuti kepercayaan itu begitu saja, tapi itu lebih seperti seolah seseorang mendorongku dari belakang rambutku.
Meskipun aku nggak punya rambut sekarang ini.

Aku memanggang si Grey Wolf menggunakan [Baby Breath] untuk memakannya.
Itu bau dan aneh, tapi ini merupakan hidangan mewah kalau aku bandingkan dengan memakan ulat raksasa.
Tetap saja, aku pengen lada.

「Κάνω εγείρουν μου-όπως το όνομα. Και είναι σε θέση να εργαστεί σταθερά!」
(Aku akan menaikkan namaku(ketenaranku) agar bisa bekerja lebih teratur!)

Eh, ada apa dengan suara itu?

「……Εγώ, τρομακτικό」
(Aku takut....)

「Και επειδή αναγνωρίζω μόνο το χέρι της μαγείας, Διαβάστε σωστά」
*ini nggak diterjemahin karena ini berhubungan dengan sihir menurut penerjemahnya.*

Saat aku makan makananku, aku mulai mendengar suara orang.
Pemilik suara itu tampaknya laki-laki muda, cewek muda, dan orang tua.
Laki-laki muda itu tampaknya sedang bersenang-senang, sedangkan si cewek ketakutan, dan si orang tua tampaknya orang yang baik.

Eh, beneran nih?
Sepanjang waktu ini aku kesepian, karena didalam hutan hanya ada monster dan nggak ada yang bisa diajak bicara, jadi mustahil nggak ngerasa kesepian.
Sampai sekarang satu-satunya hal yang paling kudambakan adalah kontak manusia.

Meskipun aku nggak ngerti bahasanya, selalu ada yang bisa dilakukan.
Contohnya ada Bahasa Tubuh.

Yah, waktunya makan daging serigala secepat yang aku bisa.
Aku akan memakannya dengan cepat dan kemudian bergabung dengan mereka.

Setelah aku selesai, aku berlari kearah suara-suara itu.

Karena banyaknya pohon diantara kami, aku hanya bisa melihat sekilas saja seorang pria mengenakan armor.
Dua yang lainnya mungkin didekat dia.

[Gaaa!]

Aku mencoba mengeluarkan suaraku, dan dari mulutku apa yang keluar adalah raungan naga.
Melambaikan tanganku yang besar untuk menunjukkan bahwa aku nggak berbahaya.
Itu tampak bahwa aku benar-benar idiot, aku seperti orang tolol.

Ketika pria itu melihat aku, dia berhenti tertawa dan berjalan.
Dibelakang dia, dua orang yang lain juga berhenti dan sosok mereka memasuki bidang pandangku.
Suara mereka benar-benar cocok dengan penampilan luar dari dua orang yang lain, yang satu memakai armor, dan yang satunya lagi memakai jubah, dan si cewek benar-benar seperti yang ada di buku fantasi.

Btw, kesampingkan hal itu... apa taktik bersahabatku berhasil?
Orang yang tampak seperti pemimpinnya kelihatan tertawa riang... tertawa.
Sambil tertawa dia mengeluarkan pedangnya dan mengarahkannya padaku.

Meskipun ada jarak diantara kami, dia menebaskan pedangnya yang mana menghasilkan kilatan ilusi putih, dan sembari serangan itu mendekat kearahku, serangan itu memotong rumput yang ada di jalurnya.
Karena aku mengangkat kedua tanganku, serangan itu mengenai perutku secara langsung.
Meninggalkan garis merah horisontal pada perutku.

[Gaa!]

Itu amat sangat sakit! Benar-benar berbeda dari taring serigala!
Meskipun sudah terlambat, aku akan memeriksa statusnya.

Dawes Dagurmalt

Ras
Penduduk Bumi - Manusia
Level
14/45
HP
38/42
MP
11/15
Attack
40+12
Defense
28+6
Magic
17
Agility
22

Equipment:
Tangan: [Long Sword: D+]
Badan: [Red Copper Armor: D]

Special Skill:
[Grisha Language: Lv6]
[Sword Talent: Lv2]

Defense Skill:
[Soul Contamination Resistance: Lv3]

Normal Skill:
[Shockwave: Lv2]
[Flame Slash: Lv1]
[Intimidation: Lv3]

Title Skill:
[Beginner Soldier: Lv4]

....Aku paham, serangan barusan adalah [Shockwave].
Namanya Dawes dan rasnya adalah 'Penduduk Bumi - Manusia'.... 'Penduduk Bumi', apa itu karena dia adalah seorang manusia yang tinggal di bumi?

Gimanapun juga, tampaknya aku telah dianggap sebagai musuh.
Meskipun aku nggak punya niat apapun untuk membunuh.
Ketika aku dengan panik melambaikan tanganku untuk menunjukkan bahwa aku nggak berbahaya, tampaknya dia tersenyum.

[Gaa, Gaagaa!]

Sembari Dawes tertawa, dia mengeluarkan serangan keduanya.
Ini buruk, orang itu penuh dengan tekad, aku harus kabur dari sini.
Level mereka tinggi, mereka bertiga bisa membunuhku dalam sekejap.

Karena aku melewatkan kesempatan untuk menghindar, aku harus menahannya dengan tanganku.
Aku menerima serangan yang sangat kuat. Setelah beberapa serangan aku mengangkat tanganku.

「Αποφάσεις αγοράς υπεραστικών έχει απομείνει για μένα! φως μαγεία〖ακτίνα〗!」
(*semacam perapalan* Light Magic [Ray]!)

Orang tua itu mengeluarkan sebuah tongkat dan mengarahkannya padaku.
Tanpa ampun.
Matanya menatapku tanpa ketertarikan seolah aku hanyalah mangsa.

Dari belakang cahaya terang yang bersinar, membuatku secara reflek memejamkan mataku.
Lalu aku merasakan sensasi panas yang menyengat masuk kedalam tubuhku.

Apa-apaan ini, apa dia seorang penyihir!?
Karena penampilannya dan tongkat itu, nggak ada dugaan lain.
Aku nggak pernah menyangka bahwa ada hal seperti sihir.

[Gaa!]

Karena rasa sakit itu, aku terjatuh ke tanah.

[Resistance Skill [Magic Resistance: Lv1] telah didapatkan]

Aku membuat jarak diantara kami dan merubah posisi untuk kabur dengan cepat.
Aku harusnya kabur sejak awal, dengan begitu nggak perlu bertarung.

Itu adalah kecerobohanku bahwa manusia bisa mendekatiku.
Dan karena kerinduanku akan orang lain membuatku mengambil keputusan yang buruk.
Sekarang ini, aku bukanlah manusia. Aku seekor monster. Kenyataan ini sangat pahit.

Tubuhku menjadi berat dan mati rasa.
Kalau aku membuka statusku, mungkin akan dikatakan bahwa ini adalah paralysis(kelumpuhan).

Mereka berdua perlahan-lahan mendekat sedangkan yang satunya tampak berlari.

「Δεν είναι εχθρότητα προς αυτό το δράκο!」
(Jangan sakiti naga ini!)

Aku mendengar nona muda itu berteriak.
Cewek itu mengangkat leherku dan berdiri didepanku untuk melindungi aku.
Aku nggak mengerti apa yang mereka katakan, tapi ada air mata dimata cewek itu yang mana membuat dua orang yang lain berhenti.

Pria tua itu tampak secara canggung menggaruk kepalanya sedangkan Dawes dengan wajah masa bodoh mendecakkan lidahnya dan menyarungkan pedangnya.
Apa aku.... selamat?

Nona muda itu mendekatiku dan menepuk kepalaku.

「Ανάκτηση μαγεία〖υπόλοιπο〗」
(Sihir Pemulihan [Rest])

Nona muda itu tampak mengatakan sesuatu dan kemudian tubuhku terselimuti cahaya lembut.
Kelumpuhan dan rasa sakit ditubuhku mereda berkat hal ini.
Cewek itu menatap wajahku lalu tersenyum lega.

「καλός?」
(Apa kau nggak apa-apa?)

Kata-kata itu keluar dari bibirnya.
Apa itu adalah bahasa Grisha yang nggak aku mengerti, aku bertanya-tanya apa yang dia katakan, tapi aku merasa aku mengerti apa itu.
"Apa kau nggak apa-apa?" dia bilang, dengan kata-kata itu aku memeriksa tubuhku.

Bagi aku yang kesepian ini, kata-kata itu membuat air mata keluar dari mataku.
Aku senang.

[Gaa....]

Terimakasih, itulah yang aku katakan.
Seolah mengerti maksudnya, cewek itu mulai menepuk kepalaku.

Dawes memberitahu cewek itu agar bergegas.
Cewek itu kemudian membalas dengan jawaban singkat dan Dawes mencoba mengatakan sesuatu lagi, tapi si pria tua menenangkan dia.
Saat si pria tua dan Dawes berjalan menjauh kedalam hutan, dia mendecakkan lidahnya.

Cewek itu tampaknya tetap tinggal untuk melihat apakah kelumpuhan masih ada ditubuhku.
Meskipun mereka bertiga datang bersama, apakah nggak apa-apa meninggalkan dia sendirian?


Sebelumnya Bab 5 Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 7