Dragon Egg Indo:Bab 72

From Baka-Tsuki
Revision as of 16:25, 14 November 2017 by NN (talk | contribs) (→‎Bab 72)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 72 - Nama Bunga[edit]

"Kalau gitu, gimana kalau.... Irushia? Itu adalah nama bunga kesukaanku."


"Gaaggaa!"


Aku menganggukkan kepalaku dua kali pada usulan Milia.
Gimanapun juga, itu penting untuk nama berkaitan dengan seseorang.
Akan aku cari bunga Irushia itu nanti. Aku ingin tau bunga yang menjadi asal usul namaku.


Apa kamu memutuskan menggunakan "Irushia"?

Saat kamu memutuskannya, namanya sudah tidak bisa diganti.


[God Voice] beraksi?


Aku nggak merasakan apapun dari barisan kalimat terakhir, apa... nggak apa-apa?


Kamu telah memutuskan menggunakan nama "Irushia"


.....Meskipun aku hanya memahami sangat sedikit karakteristik dari [God Voice], mungkin nggak akan ada masalah.


Aku menggeleng ringan dan menghilangkan perasaan nggak menyenangkan itu.

"Gaa!"

Aku menunduk sedikit lagi agar Milia bisa naik dengan mudah.

"Makasih, Irushia."

Milia membungkuk padaku dan kemudian melompat keatas punggungku.
Gimanapun juga, itu adalah sebuah nama yang bagus.


Ini mungkin merupakan percapakan paling layak setelah sekian lama sejak aku datang ke dunia ini. Aku dipenuhi dengan emosi yang mendalam dipanggil dengan namaku.
Kalau aku pikirkan mengenai hal itu, mungkin ada yang disebut percakapan dengan para monyet melalui perasaan.
Aku nggak mau menyebut pembicaraan dengan [God Voice] sebagai sebuah percakapan.


Itu merupakan tanggung jawab dari pihak lain (God Voice), gimanapun juga, itu mustahil untuk menyukainya.
Dia berguna tapi nggak bisa diandalkan.
Entah gimana, bisa dibilang bahwa informasi ini berat sebelah, atau terkadang mengacu pada pihak lain yang bukan niatku.


Akan tetapi aku sudah lari kesana kemari, jadi aku nggak tau jalan lagi.


Aku merasa seperti aku pernah melihat area ini saat aku dikejar-kejar oleh.... laba-laba raksasa.
Aku lari dari sisi lain dan berputar untuk menemukan guanya...


"Guruaa!"


Sebuah raungan mengganggu pikiranku.
Saat aku berbalik, sumber raungan itu adalah seekor Mahaa Wolf.
Bulu badan berwarna biru, taring bisa terlihat dari mulut berwarna ungu muda yang terbuka. Serigala itu menatap kami dengan ketiga matanya.


Serigala itu benar-benar sangat keras kepala....
Karena hanya satu ekor saja kali ini, menanganinya akan mudah, tapi dari pengalaman yang sebelumnya, itu sangat menjengkelkan.
Apa yang memicu mereka.
Kalau kau bisa melihat bagiannya meski sebagian, tapi kemungkinan besar aku nggak bisa menang kalau aku ceroboh.
Statusnya telah terkonfirmasi, levelnya juga nggak terlalu tinggi.


Serigala itu juga memiliki skill yang sama dengan para serigala beberapa saat yang lalu, aku nggak bisa melihat abnormalitas statusnya.


"Guruaaaa!"


"Hiyau!"


Milia hampir pingsan karena teriakan si Mahaa Wolf, aku mengubah postur untuk melindungi dia.

Serigala itu memanfaatkan peluang saat posturku berantakan dan menutup jarak.

Skill serigala ini... [Bite: Lv1], [Penetration: Lv2], [Fire Claw: Lv1].
Aku harus berhati-hati terhadap [Penetration].
Aku memahami konteks dari skill tersebut, jadi aku nggak takut.


"Gaa!"


Saat aku meraung, Milia menguatkan pegangannya.
Aku menendang tanah dan menghindari Mahaa Wolf.
Cakar berkobar dari Mahaa Wolf menebas udara.


Apa itu [Fire Claw]?
Kurasa itu lumayan keren.


Aku menendang wajah si Mahaa Wolf sembari berada ditengah udara.
Meskipun aku cemas pada [Penetration] tapi kalau tinggi kami berbeda, jadi itu bagus.


"Kaing!"


Aku melanjutkan seranganku dengan menghantam dia menggunakan ekorku dan menghempaskan Mahaa Wolf ke udara.
Aku menargetkan bagian atas kepalanya dan memukulnya.


Aku merasa ada yang patah di leher Mahaa Wolf.
Setelah tubuhnya menghantam tanah, si Mahaa Wolf nggak bergerak.
Game over.


Untuk menghilangkan dampaknya, aku mendarar sambil menekuk kakiku.


"Me-Menakjubkan...."


Aku mendengar kekaguman dari Milia, itu adalah perasaan yang bagus, jadi aku nggak menolaknya.


Akan tetapi.... Kenapa aku membunuhnya?
Gimanapun juga, Milia tampaknya nggak tau apa-apa mengenai Mahaa Wolf.... Jadi apa yang aku inginkan?


Saat memikirkan mengenai bahaya diserang dalam kelompok, apa akan lebih aman untuk berpencar?
Kalau Milia bisa lari itu akan bagus untuk saat ini, tapi jika dia dikepung, dia bisa terluka.
Namun, meskipun bukan Mahaa Wolf yang menyerang, masih ada para monster lain.


Berdasarkan status Milia, dia nggak bisa berjalan sendirian di hutan.
Jika demikian, apa ada cara aku bisa mengamankannya?


Setelah aku sampai di tepi tebing untuk kembali ke permulaan.
Akan lebih baik karena bisa pergi kedesa lewat sini.


Aku nggak mungkin tersesat.


Sebuah desa bukanlah sebuah tempat kecil, dari posisi ini, aku harusnya bisa segera melihatnya kalau aku berjalan lurus.
Aku berlari selama beberapa saat sebelum aku samar-samar bisa melihat jejak kaki yang besar.
Dari jejak ini, nampaknya monsternya cukup besar, apa itu seekor Orangutan?


Tidak, yang ini lebih besar dan lebih berat daripada orangutan.
Little Rock Dragon?
Itu nggak mungkin, itu bukanlah tipe yang aslinya ada disini.
Dan juga suara langkah kakinya pelan, aku bisa mencegahnya menggunakan serangan jarak jauh dan sergapan.


Itu nggak akan terjadi kalau aku fokus pada berlari.
Nampaknya nggak ada alasan untuk mengejar kami, jadi aku mengabaikannya.
Nah sekarang, apa yang harus dilakukan pada Mahaa Wolf yang mengejarku.


Itu hanyalah masalah sampingan yang nggak penting.
Nampaknya si Mahaa Wolf menghilangkan semua tanda dan tak menunjukkan diri.


Setelah bergabung kembali dengan rekannya, akankah mereka menyerang?


Posisiku sekarang ini mungkin belum jelas, haruskah aku membuatnya jelas sekarang?


Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya