Ero Manga Sensei (Bahasa Indonesia):Volume 2 Bab 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 2[edit]

EroMangav2 2.jpg


Setelah Elf dibawa pergi, aku kembali ke kamar untuk bekerja.

Tepat setelah aku masuk ke tampilan desktop komputerku, Aku melihat email terbaru yang dikirimkan oleh editorku.

Hal terakhir yang kusampaikan kepadanya ialah 'Tentang naskah orisinilku yang baru, mohon bersabarlah sedikit lebih lama'

Pada akhirnya, Sekarang -----

Judul : Novel orisinil yang baru masih belum siap?

Isi : Kami masih punyai satu tempat untukmu.

Jika kau ingin mengetahui lebih lanjut, telepon aku besok pada jam 5 sore.

Pengirim : Kagurazaka-san

"...Ini adalah email tentang pekerjaan, tidak peduli dari sisi mana aku melihatnya."

Tapi― ada sesuatu tentang itu yang tidak bisa kuabaikan.

...Dengan kata lain, kalau aku lulus tahap perencanaan, maka akan segera diterbitkan... seperti itulah seharusnya.

"Kalau begitu, Aku harus cepat! Aku harus mengejar ketertinggalanku!"

Meskipun komentar-komentar dari seorang penulis laris tertentu benar-benar tidak berguna, dan itu tidak bisa digunakan sebagai referensi...

Setelah sedikit mengotak-atik...aku dapat ide segar.

Langkah pertama― sedang berjalan.

Langkah ini adalah untuk meminta Eromanga-sensei menggambarkan ilustrasi super ero, dan menyiapkan outline yang memukau.

"Seharusnya tidak ada masalah. Tapi yah, itu termasuk tindakan curang."

Biasanya, tidak ada ilustrator yang akan melakukan itu untuk novelis.

Aku benar-benar tertolong olehnya.

"Namun, tidak peduli sebagus apapun ilustrasi darinya, jika isinya buruk, semuanya akan jadi sia-sia."

Jika sebuah naskah tidak menarik perhatian Kagurazaka-san, maka dia akan membacanya dengan setengah hati dan lalu menolaknya. Itu sama saja dengan hukuman mati.

Kalian tidak bisa mengharapkan dia untuk membaca buku yang membosankan dengan serius.

Jika aku bahkan tidak bisa membuat editorku berkata 'Ini bagus', maka mustahil untuk menerbitkannya.

Jadi, pertandingan ronde kedua sudah dimulai.

Dengan segera, aku menyusun kembali naskahku, fokus ke poin-poin penting dan menciptakan beberapa masalah.

Lalu berdasarkan naskah yang terbaru ini, akan kubuat outline dan menyerahkannya pada editorku.

Dan kemudian, kalau memungkinkan, Aku akan membuat sebuah naskah baru yang bersumber dari itu.

Mungkin kalau semua berjalan baik, dia akan menjadi sabar - mungkin dia akan membaca sekitar 30 halaman.

Akhirnya, dia mungkin akan menyelesaikannya dan berkata 'sangat bagus.'

"....Meskipun begitu, aku tetap perlu menulis sebuah naskan baru."

Aku melakukan ini sebaik mungkin.

Aku sangat cepat dalam hal menulis. Ditambah lagi aku punya outline yang harus diterima tidak peduli dengan cara apapun.

Aku perlu memikirkannya dengan matang.

Pertama, aku harus merombak naskah dari 'sebuah novel yang hanya bisa dibaca Sagiri' menjadi 'sebuah novel yang bisa disukai banyak pembaca.'

"Bwuuuuuuu...."

Aku mengalami Writer's Block.[1]

Untuk memperbaiki sesuatu yang telah ditulis itu lebih sulit daripada menulisnya dari awal.

Bagaimana, ya? Sederhananya, kalau kau ingin memeperbaiki sesuatu, kau memerlukan sebuah versi yang lebih baik daripada versi yang kau miliki sebelumnya.

Kalau sesederhana itu, maka kau dapat menulis versi yang lebih baik itu dari awal.

"Naskah yang ditingkatkan" adalah sesuatu yang asing bagiku.

Tapi... kalau aku sukses melakukannya, maka hasilnya akan jadi lebih baik.

"Jadi... dari mana aku harus mulai?"

Saat aku sedang bergumam sendiri...

*Bam bam bam*

Datanglah permintaan dari Sagiri. ini adalah jenis bam bam bam 'Kemarilah sebentar'.

"Datang."

Aku berdiri dan berjalan ke ruangan terkunci.

Segera setelah aku tiba di lantai dua, kuketuk pintu kamar adikku.

"Sagiri, ini aku."

Aku mundur beberapa langkah dari pintu dan menunggu. Dengan suara *Whoosh* pintu itu terbuka cepat.

"Uwah... bahaya."

Walau belum bisa aku tangkap, setidaknya aku bisa menghindari jenis serangan ini.

Sepertinya aku naik jadi 'kakak' level 2... seperti itulah.

Sagiri muncul di depan, mengenakan pakaian wol dan celana olahraga. Kalau boleh aku bilang, berlebihan! Lalu aku menyadari kalau mukanya merah, sepertinya dia demam.

Aku menanyainya:

"Er... apa kau baik-baik saja?"

[Apa maksudmu?]

"Yah, wajahmu sedikit merah."

[Ehhhh?]

Dengan cepat dia memegang wajahnya.

Lalu...dia menunjukkan ekspresi yang tidak pernah kulihat sebelumnya.

"--------------------"

Jantungku berhenti sesaat... apa, jenis ekspresi erotis apa itu ?

[Ehehehe… Aku sangat senang.]

"Se, senang?"

Apa yang sedang terjadi? tentu saja aku memikirkan hal-hal yang menyangkut ero, tapi---

[Coba lihatlah ini]

Dengan mata yang berbinatr-binar, Sagiri menunjukkan papan digital kepadAku.

"Wahwah?"

Apa itu ? Menunjukkan itu - apakah artinya ilustrasi yang kuminta sudah selesai ?

Dengan cepat aku melihatnya. itu adalah gambar dari seorang gadis---

"Hei! Apa-apaan ini!?"

Melihat gambar ini, Aku tidak bisa berkata apa-apa selain memarahinya.

Alasannya karena itu adalah gambar dari seorang loli berambut pirang yang memakai pakaian gothic lolita dengan renda yang banyak.

Dan bagian yang paling menarik perhatian adalah kenyataan bahwa dia sedang mengangkat roknya, memperlihatkan celana dalamnya.

[Bagaimana? bagaimana? Bukankah ini mengagumkan?!]

Kupikir dirimu lebih mengagumkan karena kau bisa menunjukkan gambar super erotis ini kepada orang lain dengan perasaan senang.

[Bukankah ini mengagumkan? Ini adalah ilustrasiku!]

"Ya, sangat mengagumkan."

Jadi ini pastilah sifat aslimu yah?

[Seperti kerutan-kerutan erotis di celana dalam! Ekspresi malu! Hanya dengan melihatnya saja... jantungmu berdetak cepat, kan ?]

Benar. Ketika aku berpikir tentang fakta bahwa 'dia' adalah modelmu, memang benar bahwa jantung seseorang akan berdetak dengan cepat.

[Eheheh....karena ini sangat mengagumkan...Aku ingin memamerkannya kepadamu, Nii-san]

Tidak bagus.

Terlalu manis...

Aku menyukainya...

Aku merasa senang hanya dengan melihat adikku. Sebagai gantinya Aku harus menasehatinya.

Ketika Aku sedang menulis adegan puncak, kadang-kadang Aku merasakan hal yang sama juga, jadi Aku dapat memahami perasaannya. Dalam hal ini, novelis dan ilustrator adalah sama.

Sagiri memeluk papan digital -- seperti seorang ibu memeluk anaknya.

[Aku aka membuat tayangan video dan memperlihatkannya kepada semua orang!!]

"Tunggu! Kau jangan melakukan itu!"

[Ehh? Kenapa?]

"Tidak ada alasan! Tapi ini berdasarkan dari Elf, bukan?"

[Ya, tentu saja]

"Maka seharusnya kau tahu! Meskipun tanpa aku harus memberitahumu! Sebagai contoh, dia juga akan menonton tayangan videomu. Lalu coba pikirkan bagaimana perasaannya jika dia melihat seseorang yang sangat mirip dengan dirinya sedang menunjukkan celana dalamnya?"

[...Senang?]

"Ini adalah tayangan video dimana seluruh dunia bisa melihatnya! Jika kau melakukan itu maka Yamada-sensei akan berubah menjadi super mesum!"

Aku hanya mengatakan hal-hal yang seharusnya sudah menjadi pengetahuan umum, tapi setitik air muncul di mata Sagiri.

[Hiks...tapi...ini adalah ilustrasi yang mengagumkan...]

Kuh...

Sepertinya menolak hasil kerja seseorang jauh lebih sulit dari yang kupikirkan.

Editorku mungkin merasakan hal yang sama ketika menolak naskahku -- mana mungkin.

Ketika dia menolaknya, dia benar-benar memandang itu dengan rendah.

Tapi, Aku bukanlah dirinya. Aku -- tidak mungkin aku bisa membiarkan gambar ini yang Eromanga-sensei perlihatkan kepadAku dengan sepenuh hati untuk dibuang begitu saja.

Jadi --

"... Bisakah aku melihatnya lagi?"

[.......Ya, silahkan.]

"Terima kasih ~ Ah....... dilihat kembali, ini benar-benar bagus."

Ini adalah gambar yang dibuat oleh Eromanga-sensei, seorang yang ketat dengan dirinya sendiri, yang tidak bisa menahan rasa senangnya. ini benar-benar sebuah gambar yang bagus.

Ini akan menjadi sia-sia jika disimpan begitu saja.

Saat Aku sedang berpikir --- tiba-tiba sebuah ide muncul di benakku---

"Ya... ya.... baiklah!"

--- Maaf, Elf

Aku meminta maaf kepada Elf didalam hatiku -- lalu tersenyum:

"Sagiri! Ilustrasimu tidak akan terbuang sia-sia! Aku akan memberinya kehidupan!"

[Eh?]

Sagiri membuka lebar matanya.

[Apa ? apa yang terjadi?]

"Aku akan memasukkannya ke dalam bukuku."

[Eh? Ehhhhhhhhhhhhhhh?]

"Aku baru saja mendapatkan ide! Setelah melihat ilustrasi ini... Aku punya sebuah ide yang sangat bagus!"

Sama seperti inspirasi yang datang secara tiba-tiba ketika Aku memutuskan untuk menjadikan adikku sebagai karakter utama.

"Maaf, Aku sudah memutuskannya. Hukum tidak dapat menghentikanku sekarang, begitu juga dengan dirimu --- ya,ya. Itu, itu dia!...Kuhhhhhhhh!!!!! Inspirasi lainnya sudah datang...!"

Kecepatan berpikirku meningkat pesat. Ide-ide bagus membanjiri pikiranku.

Gadis di depanku - dengan cepat berkembang di dalam pikiranku, dengan aktif mengejar cintanya - 'sebuah perkembangan yang hanya bisa dilihat oleh diriku saja' muncul dengan cepat.

Aku mencoba untuk mendengarkan semua yang dia katakan didalam pikiranku.

Aku tidak boleh melewatkan satu kata pun. Karena aku ingin menulis siapa dirinya yang sebenarnya. Ini adalah hal yang penting! Untuk mengeluarkan pesona dari gadis sombong yang memandang rendah siapapun ini adalah sumpahku!

Karena Aku sangat memfokuskan pikiranku, Aku tidak menyadari keadaan sekitarku. karenanya, dengan cepat aku melihat kedepan.

"Baiklah! Aku akan kembali menulis!"

Ketika aku akan melangkah, Aku merasa seseorang memegang bajuku.

"Huh?"

Apa? Aku sedang memiliki sebuah inspirasi yang bagus, jangan menggangguku.

Aku berputar dan melihat adikku sedang mencoba untuk menarik lengan bajuku.

--- Ah....

"Maaf...."

[....Mwuuuuu]

Sagiri melihatku, matanya setengah terpejam. Aku merasa sedikit malu.

"Ah... benar juga, kita sedang berbicara ya?"

Aku menepukkan tanganku, menutup mataku dan meminta maaf kepada Sagiri.

"Maaf! itu adalah kebiasaan buruk dari berasal dari pekerjaanku!"

Kapan saja Aku mendapat inspirasi, Aku tidak akan mendengarkan seseorang. Dengan kata lain, Aku tidak lagi fokus kepada dunia ini.

[..................]

Sagiri tidak menjawab.

Dia pasti sangat marah...dengan pelan aku membuka mataku, tapi aku melihat sesuatu yang tak diduga.

[.....Tidak apa-apa.]

Dengan pelan Sagiri menggelengkan kepalanya tanpa mengatakan apapun

Lalu dia tersenyum:

[Heheh]

"?"

Apa... maksudnya senyuman itu ?

Aku tidak dapat memahami kenapa mood adikku tiba-tiba berubah, tapi sepertinya itu berubah kearah yang lebih baik...

Ketika aku sedang bingung, Sagiri tetap tersenyum:

[......Aku merasa.....sedikit...]

Meskipun suaranya sangat kecil sehingga aku hampir tidak bisa mendengarnya, Aku bisa melihat wajahnya mulai memerah:

"Uhm? Ya?"

[Bukan apa-apa. Aku hanya merasa kalau nii-san sedikit mesum...]

Sagiri sepertinya sedikit panik, dia memerah dan berpaling.

".................."

Mendengar kata-kata kasar seperti itu dari adikku selalu terasa sangat menyakitkan buatku.

Aku bahkan berpikir bahwa dia memerah karena dia merasa malu.

Oke, karena tidak ada lagi yang bisa dilakukan disini, mari kembali ke topik pembahasan.

"Tentang itu, Sagiri. Aku sedang mengalami masalah dalam hal mencoba untuk menulis ulang naskah itu sehingga menjadi lebih baik - akhirnya sekarang aku menemukan caranya."

Aku memberitahunya ide yang baru kudapatkan:

"Caranya dengan membuat sekelompok gadis-gadis manis di dalam novelku! Sebanyak mungkin! Jenis novel seperti itu adalah yang terbaik!"

[......................]

Sagiri menatapku sebelum berkata:

[...Selalu, merasa, itu sudah jelas...]

"Siapa peduli!"

Meskipun hal ini sudah jelas, Aku tetap memerlukan persiapan!

"Dan jadi.... yah, Itu saja untuk sekarang!"

[........Uhhhhh.]

"Jika kau bisa melanjutkan menggambar ilustrasi yang bisa membuatmu menjadi semangat seperti sekarang ini - Aku pikir aku bisa mendapatkan beberapa ide-ide baru."

[............]

Tiba-tiba Sagiri membuka mulutnya:

[.....Benarkah?]

"Ya."

Meskipun aku merasa jika tindakan ini mengandung resiko.

"Jika Eromanga-sensei bisa - tolong gambarkan beberapa lagi untukku."

Mata Sagiri melebar, dan kemudian ---

[Ya!]

Sebuah senyum yang berseri-seri.

Lalu dengan cepat dia menyadari sesuatu yang lain.

[...A, Aku tidak kenal seseorang dengan nama itu.]

Sungguh...jangan mengatakan sesuatu yang terdengar palsu. Apakah itu sudah menjadi kebiasaanmu sekarang?

Aku mencoba menahan tawaku dan berkata:

"Mohon bantuannya."

* * * * *

Sehari setelah kami kakak dan adik melakukan percakapan itu.

Setelah sekolah, didalam kamarku, Aku sedang menulis tentang karakter baru yang kupikirkan kemarin.

"Wow wahwahwahwah ~! Selesai! Super klasik! Apakah aku jenius? seorang dewa? Kukukuku! Bahkan mengalahkan 'One Piece' itu sangat mudah!"

Karena semuanya berjalan sangat baik, Aku menjadi sedikit terdengar seperti Yamada Elf-sensei.

Tapi setiap orang akan menjadi seperti ini ketika mereka sedang bersemangat.

Semangat membara yang sama seperti yang dikatakan Yamada Elf-sensei ini adalah seseuatu yang tidak dapat dihentikan.

"Tapi... meskipun aku menulisnya ketika sedang bersemangat..."

Ini terlalu cepat untuk dirayakan. kecuali aku membiarkan seseorang membacanya, Aku tidak bisa mengetahui apakah ini 'sangat bagus' atau tidak - dah hal terpentingnya adalah, satu-satunya alasan Aku bisa membuat karakter itu adalah karena Eromanga-sensei.

Aku berkata bahwa aku ingin menambahkan beberapa gadis lagi, tapi tanpa ilustrasi Eromanga-sensei, pekerjaanku akan menjadi lebih berat.

"Hmm, apa sebenarnya yang akan diperankan oleh karakter baru itu? Aku tidak mengerti!"

Aku menjatuhkan kepalaku keatas meja dan mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak boleh dikatakan oleh seorang novelis professional.

Bagaimana sebenarnya aku membuat karakter baru sampai sekarang? Kau mungkin akan menceramahiku tentang fakta bahwa aku baru saja membuat sebuah karakter baru. Bagaimana aku mengatakannya, yah, itu adalah sebuah momen inspirasi. Ketika aku menyadarinya, naskahnya sudah selesai. Aku bahkan tidak punya ingatan tentang apa saja yang kutulis disitu.

Apakan setiap orang seperti itu ?

Sial... kenapa Aku hanya bisa mengingat hal-hal buruk...

Bagiku, menulis novel adalah sebuah mimpi seperti-surga, kenyataan yang seperti-neraka.

"Kuh~~!"

Ketika Aku menulis sebuah novel pertempuran, itu secepat seperti waktu di Romancing Saga 2[2], ketika tujuh pahlawan berkumpul dan memulai pertempuran mereka. Tapi aku hanya mempunyai dua insprasi saja sebelum sekarang.

Yang pertama ketika aku memutuskan untuk menulis sebuah novel yang berdasarkan dari adik perempuan.

Yang kedua ketika Eromanga-sensei menunjukkan kepadaku ilustrasi yang super erotis, dan super manis.

"Ini tidak bagus....Aku benar-benar bergantung kepada Eromanga-sensei sekarang... "

Tentu saja aku akan tetap menulis - tapi aku akan selalu berharap kepada gambar baru yang kapan saja bisa ditunjukkan oleh Eromanga-sensei kepadaku.

Aku sedang melihat langit-langit, pikiranku kosong ketika skype ku mengeluarkan suara dengung.

"Uh....Eromanga-sensei?"

Degan tujuan untuk membiarkan Elf berbicara dengannya, aku telah menyiapkan cara berkomunikasi seperti ini.

Sekarang, selain dari getaran langit-langit, aku juga berkomunikasi dengan adikku melalui skype... menyampingkan fakta bahwa kami tinggal serumah....luar biasa..

Akan tetapi, meningkatkan cara berkomunikasi itu adalah sebuah hal yang baik tidak peduli apapun caranya.

Aku menekan sebuah tombol.

"Ya?"

[Nii, Izumi-sensei.]

Suara Eromanga-sensei terdengar melalui pengubah suara.

[Sedikit sulit untuk dikatakan... tapi ada satu masalah yang serius]

"Masalah serius? Masalah apa...?"

Aku membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi.

[Tentang itu... setelah aku bertemu dengan Elf yang super-manis, Aku punya banyak sekali inspirasi, dan bisa menggambar banyak ilustrasi-ilustrasi yang bagus...]

Eromanga- sensei mengatakan dengan serius tentang 'masalahnya':

[Sekarang, Aku tidak bisa menggambar karakter apapun selain loli.]

"........ Itu benar-benar sebuah masalah yang serius."

Singkatnya, seperti ini:

Salah satu alasan inspirasi itu datang kepadanya karena fakta bahwa Elf adalah seorang loli. Oleh karena itu, pikirannya terpaku kepada hal itu, dan sekarang semua yang digambarnya adalah seorang loli.

"Yah, apa yang buruk tentang hal itu? Selama mereka tetap manis."

[Aku juga ingin menggambar semua jenis dari heroine! Disamping itu, sebuah perubahan itu penting, bukan?]

Itu seperti yang dia katakan.

Dengan latihan, sekarang dia bisa menggambar seorang gadis berdada besar. Tentu saja dia ingin mencoba itu.

"Aku paham... lalu apa yang bisa kulakukan untuk itu?"

[Aku ingin melihat seorang gadis yang manis!]

Dengan berterus terang, Eromanga-sensei mengatakan permintannya. Terus terang juga, Aku menjawabnya:

"Lihatlah ke cermin."

[Nii, nii-san! Bagaimana bisa kau mengatakan itu!]

Sagiri mematikan pengubah suara dan berkata kepadaku dengan suara aslinya.

[Karena itu tidak berhasil, Aku pun menanyakan sesuatu kepadamu.]

"Lalu apa yang sebaiknya kulakukan ?"

[Seperti yang kukatakan...tentang itu...]

Sagiri terdengar kesulitan untuk mengatakannya, lalu dia berkata:

[Hal ini tidak bisa diselesaikan dengan melihat ke cermin, kau tahu? Kenapa kau berpikir bahwa semua karakterku berdada rata sampai sekarang?]

"….Ah ah."

--- Aku tidak mau menggambar sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya!

"Untuk Eromanga-sensei, sebuah gambar dari dirinya sendiri dan gambar dari diri Elf itu sama ya."

[Kuh..., Ya, Benar!... Jangan memaksaku untuk mengatakannya, tanggung jawab!]

"Tanggung jawab apa!?"

Apa yang sebaiknya kami lakukan?

[Aku ingin melihat seorang gadis manis!]

Sagiri mengulangi permintaannya.

"Jika kau bisa mendapatkan inspirasi dari video, bagaimana dengan menonton televisi saja?"

[Aku mencoba itu sebelumnya, aku ingin melihat sesuatu yang akan memberikanku perasaan yang sama seperti yang diberikan oleh Elf-chan!]

"Dengan kata lain, Elf adalah tipe favoritmu yang bisa membuatmu bersemangat?"

Apakah itu alasanmu saat kau mencoba mengintip tetangga kita? Jika itu benar, maka aku baru saja mendapatkan pemahaman baru dari batas Eromanga-sensei.

[Aku tidak yakin, tapi Aku merasa bahwa Elf-chan itu manis, aku masih mencoba memikirkan cara untuk melihat celana dalamnya dari dekat, tanpa aku harus meninggalkan kamarku dan dia juga tidak perlu untuk masuk kedalam kamarku ini.]

Hei, cara kau menjelaskan solusimu itu terdengar seperti kau keluar dari lemari pakaian.

"Artinya kau tidak berencana untuk keluar dari kamarmu..."

Tapi bagian yang dia tidak menginginkan orang lain untuk memasuki kamarnya itu tidak dapat diduga. Kadang-kadang dia mengizinkanku untuk masuk.

[Singkatnya, selain dari Elf-chan, aku ingin melihat gadis yang bisa membuatku bersemangat! Siapa yang akan menjadi model dari heroine-ku yang manis! Siapa yang akan membuat ilustrasi yang bisa membuat Izumi-sensei tertawa!]

"Sekarang disaat kau menyebutkan itu, akhir-akhir ini tanpa ilustrasimu, pekerjaanku tidak bisa diteruskan sama sekali. Tapi tidak peduli apapun itu aku tetapi ingin membantumu..."

[Nii-san, diantara orang yang kau kenal, adakah seseorang yang manis, berdada besar dan juga mengizinkanku untuk melihat celana dalamnya?]

"Tentu saja tidak ada!"

Meskipun Aku kenal seseorang, tidak mungkin Aku bisa meminta mereka melakukan itu! Gadis ini, dia banyak berubah ketika dia sedang berbicara mengenai ilustrasi. Haruskah aku menyebut ini 'Mode Eromanga-sensei' dimulai dari sekarang?

[Lalu, lalu... adakah sesuatu... yang bisa menggantikan itu?]

"Apa yang kau maksud sekarang? Katakan kepadaku!"

[Jangan bertanya kepadaku, aku juga tidak tahu! Singkatnya, temukan seorang gadis yang bisa membuatku menjadi semangat!]

"Oke... baiklah, aku akan memikirkan sesuatu."

* * * * *

Meskipun Eromanga-sensei memintaku...aku tidak bisa memikirkan apapun.

"Apa yang sebenarnya kau maksud dengan 'bersemangat'...."

Disaat aku tidak ingin membalas perkataannya, cara dia mengatakan itu membuatku mustahil untuk memahaminya.

Ketika aku sedang memikirkannya, tiba-tiba telepon berdering.

"Ini aku, Izumi."

[Ah, Onii-san~! Apa kabar~!]

Nada ceria terdengar dari speaker.

Seseorang yang hanya memanggilku dengan cara itu...

"...Megumi ya..."

Jinno Megumi, seseorang yang suka berteman dengan siapa saja. Ketua kelas Sagiri.

Dia ingin membuat seorang hikikomori tertentu untuk pergi bersekolah. Kalian bisa mengatakan bahwa dia adalah musuh bebuyutan dari Eromanga-sensei.

[Ya Ya - Ini adalah Megumi - uh, jadi, tentang bangunan berhantu itu, bagaimana keadaannya sekarang?]

"Ah, maaf membuatmu khawatir. Bukan apa-apa. Hanya seorang tetangga yang baru tiba."

[Benarkah? Baguslah kalau itu bukan hantu.]

Karena Elf, aku hampir saja membuat sebuah kesalahan.

[Hei, Onii-san - menurutmu apa yang sedang kupakai sekarang ?]

"Tidak, aku tidak mau menebaknya."

Aku menjawab, tapi Megumi tetap berkata dengan nada jahil:

[Benar-benar -telanjang-]

Jantungku berhenti sesaat!... Telanjang...telanjang...

Apa yang baru saja gadis ini katakan?

[Ehehe - sebenarnya aku sedang mandi.]

Ya, aku bisa mendengar suara air yang mengalir.

A, apa? Mandi?

Jantungku! aku bahkan berpikir...

[Araara~ Onii-san, kenapa kau terdiam? Mungkinkah~ kau memikirkan hal yang sama?]

"Te, tentu saja tidak."

[Lagi ~benar-benar~ Onii-san, mesum.]

Dengan sengaja Megumi menperdengarkan suara air dan berkata:

[Hei, Onii-san~ kenapa kau tidak menelponku? Aku sudah menunggu.]

"Karena, karena..."

Meskipun kami telah saling bertukar nomor...

Tapi dia hanyalah seorang gadis SMP. Aku tidak punya alasan untuk menghubunginya...

"... Karena aku tidak punya alasan untuk melakukannya."

[Ah ~ Onii-san, kau benar-benar dingin. Bukankah kita sudah berjanji~?]

"Janji?"

Kami melakukan itu ? Janji apakah itu?

[Kau tahu ~ ini adalah ~ itu ~]

Megumi berbisik dengan suara yang menggoda:

[Kau dan aku... sebuah aliansi?]

"Jadi itu yang kau maksud!"

Dari cara berbicaramu yang aneh, kupikir itu adalah sesuatu yang lainnya.

Selama petemuan pertama kami, Megumi dan aku membuat sebuah aliansi. Kami membuat 'Aliansi untuk membawa Izumi-chan keluar dari kamarnya'.

[Dan lalu? Apa yang terjadi dengan Izumi-chan?]

Suara megumi menjadi serius. Meskipun dia mudah untuk teralihkan perhatiannya, dia benar-benar khawatir dengan Sagiri. Jika adikku memutuskan untuk pergi bersekolah, aku akan merasa lega jika dia memiliki ketua kelas seperti Megumi.

[Apakah dia... keluar dari kamarnya?]

Dia keluar... hanya sekali...

--- Aku tidak akan pernah mengatakan itu kepadanya. Itu memiliki sebuah arti yang khusus.

Jadi aku mengatakan hal yang lain kepadanya:

"Akhir-akhir ini...Sagiri...mendapatkan seorang teman."

[Oh? seorang teman online?]

"Bukan, maksudku teman yang sebenarnya."

[A, apa? Ceritakan lebih banyak!]

Ini adalah kali pertama aku melihat Megumi bersikap seperti ini.

"Bukankah aku baru saja mengatakannya? Hantu itu sebenarnya adalah tetangga baruku - dia berumur sama seperti Sagiri. Karena dia tidak pergi bersekolah juga, mereka menjadi agak mirip satu sama lainnya... lalu kemudian... banyak hal yang terjadi, sekarang mereka bisa bermain games bersama-sama."

Meskipun hanya secara online.

Itu hanya bisa dilakukan Elf. Mendengar ini, Megumi terdengar terguncang:

[Oh oh... Bukankah itu sebuah perkembangan....yang bagus?]

"Benar, sebuah hal yang bagus."

[Mwu... bolehkah aku mengatakan perasaanku dengan jujur?]

"Silahkan saja."

Suara megumi bergetar, lalu dia berteriak:

[Aku tidak menyukainya! Seseorang merebut posisi itu dariku! Aku ingin menjadi teman pertama dari Izumi-chan!]

Itu adalah apa yang dia katakan.

"...Begitukah?"

Aku bisa merasakan perasaan dia yag sebenarnya.

"Terima kasih."

AKu tidak dapat percaya bahwa dia benar-benar ingin untuk menjadi teman Sagiri

[Onii-san, apa yang baru saja kau katakan?]

"Bukan apa-apa."

[Benarkah? Hm ~ game ya... aku lumayan baik dalam hal itu.]

"Apa yang baru saja kau katakan?

[Aku sedang berpikir mengenai rencana baruku. Untuk dapat berteman dengan Izumi-chan.]

.....Gadis ini.

"Bukankah kau berkata bahwa kau menginginkan dia untuk pergi ke sekolah dan sebagainya?"

[Aku akan melakukannya nanti. Sekarang, aku akan memulai untuk bisa menjadi temannya. Teman.]

"Hoh?"

Sebuah sudut pandang yang postif. Mungkin aku bisa belajar sesuatu darinya.

"...Bolehkan aku mengatakan perasaanku dengan jujur juga?"

[Silahkan?]

Huf - Aku menarik nafas panjang dan mengatakan isi hatiku:

"Aku juga tidak menyukai itu...menjadi teman pertama Sagiri...seseorang mengambil tempat itu dariku... aku merasakan hal yang sama denganmu."

[.........Iya, aku juga.]

Entah mengapa aku punya perasaan bahwa Megumi sedang tersenyum.

[Kita adalah rekan.]

"Mungkin itu benar."

Dari sekutu menjadi rekan.

Kami berdua terdiam, mungkin karena kami sedang berpikir 'Apa yang selanjutnya harus kami lakukan.'

Akhirnya, Megumi berkata:

[Tentang itu.... Onii-san - bisakah kita bertemu?]

"....Sekarang?"

Ketika dia berbicara dengan nada yang tenang, itu terasa aneh.

[Ya, sekarang. Jika Onii-san tidak berkeberatan - Aku ingin mendiskusikan rencana berikutnya denganmu.]

"Ah ah, begitukah?"

Jika seperti itu maka aku tidak punya alasan untuk menolaknya. Aku juga sekarang sedang tidak bisa menulis apapun.

Mungkin pergi keluar sebentar bukanlah ide yang buruk.

"Oke, Dimana kita akan bertemu?"

[Sebentar. Di depan stasiun - ada sebuah toko yang bernama toko buku Takasago, Apakah kau tahu?]

"Tentu saja, Aku pergi kesana setiap harinya."

Itu juga merupakan rumah dari teman sekelasku. Tapi kenapa disitu?

[Karena sekarang aku sedang mandi ~ mari kita bertemu di toko buku Takasago 50 menit lagi ~]

Kau mandi terlalu lama.

"Oke, Sampai bertemu disana."

[Oke, mohon bantuannya ------------ Izumi-sensei.]

Klik*

"Ehhhhhh!?"

Ehhhhh? Ehhhhhhh? Ehhhhhhhhhhhhhhh?

* * * * *

Aku tiba di toko buku Takasago.

Masih ada waktu sebelum pertemuanku dengan Megumi, tapi aku tidak bisa menunggu lagi dirumah.

"......Izumi...sensei?"

Cara dia memanggilku... tidaklah terlalu buruk.

Tidak! Tidak tidaktidak, apa yang sedang terjadi! Bagaimana bisa Megumi mengetahui identias asliku?

"Dia tidak terdengar seperti menebaknya dengan asal-asalan...."

Bulan lalu, saat Megumi datang ke rumahku, dia melihat kalender 'Reinkarnasi dari Serigala Perak’.

Didalam rumah Izumi Masamune ada sebuah novel yang ditulis oleh Izumi Masamune... tentu saja dia akan menyadari kemiripannya....Tapi kupikir aku sudah merahasiakannya dengan baik...Aku tidak pernah menyangka bahwa Megumi bisa menghubungkan kedua hal tersebut.

Karena meskipun dia berkata bahwa dia juga membaca manga, tapi dia hanya membaca hal-hal seperti One Piece.

Nama penaku tercetak dengan tulisan yang sangat kecil di kalender itu.

Aku tidak pernah menyangka bahwa dia akan menemukannya.

"Apa yang harus kulakukan.... oh sial. hari sudah gelap!"

Aku benar-benar bingung.

Tapi tidak ada yang bisa kulakukan mengenai itu, jadi mari kesampingkan dulu.

Itu adalah kebiasaaan yang kudapatkan dari tiga tahun terakhir ini.

Mulailah dengan sesuatu yang bisa kulakukan.

"Oke....Aku sudah sampai di toko buku...Mari mencari sesuatu yang bisa digunakan oleh Eromanga-sensei."

Sesuatu yang bisa menggantikan celana dalam seorang gadis.

ITu adalah permintaan yang tidak masuk akal dari seorang partner yang bisa diandalkan - tapi jika aku bisa melakukan ini, jika aku bisa membuat Eromanga-sensei menjadi semangat, maka aku akan mendapatkan ilustrasi super erotis sebagai balasannya.

Lalu setiap kali aku melihat ilustrasi baru, Aku bisa mendapatkan inspirasi baru juga.

Itulah kenapa aku sangat ingin memenuhi permintaan itu. Tapi...

"Tidak mungkin untuk meminta seorang gadis 3D agar mau menunjukkan celana dalamnya."

Dengan kata lain, aku hanya bisa meminta kepada gadis 2D.

Bisakah aku menemukan seorang gadis 2D yang bisa memuaskan Eromanga-sensei disini?

Omong-omong, pada rak buku Sagiri disana hanya ada novel dari seorang penulis laris tertentu, yang didalamnya hanya berisi gadis-gadis loli - mereka semua tidak berguna. Elf mungkin memilih gadis-gadis itu dengan alasan yang sama seperti alasan yang ada di pikiran Eromanga-sensei.

Jika seperti itu... maka mereka berdua benar-benar mirip.

Sebelumnya, Aku pernah merasakan hal itu secara halus.

"Ah, Mune-kun. Selamat datang."

Segera setelah aku memasuki toko buku, sebuah suara menyambutku.

Itu adalah suara dari teman sekelasku, nona dari toko buku ini, Takasago Tomoe.

Hobinya adalah membaca, telepon genggam dan sepatu olahraga. Hari ini dia mengenakan apron untuk toko buku, dan sepatu olahraga kuning yang berteknologi-tinggi.

"Halo ~"

Aku membalasnya dengan santai, dia menunjukkan kepadaku rak buku light novel terbaru dan berkata:

"Ada buku baru yang masuk ~ tolong belilah sesuatu~"

Aku bisa melihatnya dari sini. Ada beberapa gadis di sampulnya.

Meskipun mereka semua tampak manis...

"Hum…."

"Hehe, pelanggan setiaku, apa yang mungkin sedang kau cari?"

Karena dia terlihat senang, tanpa ragu aku mengatakan masalahku kepadanya:

"Eromanga-sensei memintaku untuk mencari referensi seorang heroine yang bisa membuatnya bersemangat."

"Apa maksudnya itu?"

Tomoe nampak bingung, lalu dia berfikir sejenak:

"Maksudmu seperti 'Circlet Girl' atau 'Shakugan no Shana'?"

"Bahkan aku sudah memikirkan sampai sejauh itu sebelumnya."

Aku sudah membeli itu semua.

"Sebenarnya, itu seperti ini -----"

Aku mengatakan kepada Tomoe semuanya (selain dari bagian tentang identitas asli Eromanga-sensei.)

".... Um um, jadi seperti itu ya."

Tomoe menggaruk dagunya dan mengangguk:

"Intinya, untuk memberikan inspirasi kepada Eromanga-sensei, kau sedang mencari seorang gadis yang manis, berdada besar dan berambut hitam yang terlihat bagus ketika mengenakan apron dan sepatu olahraga."

"Bagian yang terakhir itu tidak penting."

"Lalu kau memutuskan untuk pergi ke toko buku Takasago, benar kan?"

Kau tidak mendengarkan semua perkataanku, kan ?

"... Bisa dibilang seperti itulah kira-kira."

Aku perlu membeli sebuah light novel dengan heroine yang manis didalamnya.

"Ehehehe, Aku bisa memaklumi itu."

"... Kenapa kau merasa malu ?"

"Eh, Bukankah kau datang kemari untuk memintaku menjadi model pada novel terbarumu?"

Aku tidak pernah mengatakan itu.

Aku kembali memperhatikan Tomoe dengan seksama.

Di depan mataku ada payudara yang tumbuh dengan baik, didukung dengan apronnya.

Aku mengakui kalau gadis ini, yang berumur hampir sama denganku, memiliki tubuh yang bagus.

Pertama, mukanya manis. Meskipun aku tidak menyadari itu sebelumnya, dia mungkin cocok dengan permintaan dari Eromanga-sensei.

"Eh? Apa? Kau akan menolongku?"

"Ya, karena, ini adalah permintaan dari temanku! Aku, aku tidak berencana untuk memasuki industri light novel! Aku hanya ingin berkontribusi untuk sebuah novel yang hebat! Itu saja!"

Aku rasa ini adalah apa yang kau pikirkan:

Kau sedang membayangkan dirimu sebagai karakter utama sebuah novel (dan kemudian menggantikan hidup mereka sesuai dengan keinginanmu). Seperti sebuah web novel.

Tomoe... kau... tertarik kepada hal itu?

"Maka dari itu aku akan jujur. Bisakah aku meminta bantuanmu?"

"Ya! Aku akan melakukannya!"

Tomoe tersenyum dan menepuk dadanya. Tindakan itu mengguncangkan dadanya sehingga untuk sesaat jantungku berdetak kencang.

Tomoe tidak menyadarinya atau mungkin tidak mempedulikannya, dia melanjutkan:

"Lalu? apa yang harus kulakukan?"

"Izinkan Eromanga-sensei untuk melihat celana dalammu melalui skype."

"Itu mudah! EH tunggu..! Apa, apa yang kau katakan? Itu tidak mungkin!"

Wow! Tomoe menjadi marah

"Dengan tujuan untuk menggambar ilustrasi erotis, Eromanga sensei ingin melihat gadis yang manis. Jadi izinkan dia untuk melihatmu dalam pose erotis."

Aku berkata serius kepadanya, tapi Tomoe menatapku dengan dingin:

"...............Bukankah kau yang ingin melihatnya?"

"Tidak, tidak. Bukan aku!"

Kenapa Elf dan Tomoe melihatku seperti ini!?

"Benarkah? Ini tidak seperti setelah berteman denganku selama bertahun-tahun, tiba-tiba kau menyadari pesonaku dan menimbulkan hasrat remajamu?"

"Kau terlau banyak membaca light novel yang memuaskan-dirimu!"

Ditambah lagi dengan aku yang benar-benar tidak tertarik dengan celana dalam gadis 3D.

Kau bertanya kenapa? Karena aku selalu mencuci celana dalam adikku selama setahun ini.

Aku menunjuk Tomoe dan berkata dengan jelas:

"Dengarkan baik-baik Tomoe, itu hanyalah sepotong kain."

"Kau bahkan bersikap seperti....! Seperti kau tinggal dengan seorang gadis setiap harinya!"

Tomoe memerah dan memakai tangannya untuk menutupi dadanya.

"Ba..bagaimanapun juga, tidak artinya tidak! Untuk apa kau memintanya kepada seorang gadis ?"

"Jadi itu tidak mungkin ya ~"

"Tentu saja itu tidak mungkin!"

Ketika aku sedang dimarahi Tomoe...

"Ah, Onii-san ~"

Seseorang memanggilku dari belakang.

*Tap tap tap*

Tiba-tiba pandanganku menjadi gelap. Seseorang menutup mataku.

"Tebak siapa~?"

".......Megumi."

Segera setelah aku menjawabnya, tangannya melepaskan mataku. Pemilik suara itu muncul di depanku:

"Benar benar~"

Megumi muncul dengan senyum yang berkilauan.

Kekuatan penghancur yang menakutkan. Jika aku adalah orang lain, hatiku akan bisa ditaklukannya.

"Maaf membuatmu menunggu, Onii-san ~ Aku Megumi ~ sudah selesai mandi ~"

"Oke oke. Aku tidak memerlukan informasi tidak penting itu."

Persis seperti yang dia katakan, ada wangi menyegarkan yang berasal darinya.

Melihat percakapanku dengan Megumi, Tomoe memiringkan kepalanya dan bertanya:

"Mune-kun, siapa gadis cantik ini?"

"Ini adalah teman sekelas adikku---"

"Senang bertemu denganmu, Onee-san ~ Aku Jinno Megumi~!"

Megumi bersuara dan memperkenalkan dirinya..

"Silahkan panggil aku Megumi"

"Ah, benar... senang bertemu denganmu, Megumi-chan."

Tomoe memiliki reaksi yang sama sepertiku sebelumya. Tapi karena dia menambahkan 'chan', dia terdengar lebih ramah dariku.

Meskpun dia masih terlihat bingung, dengan cepat Tomoe kembali pulih.

"Aku Takasago Tomoe. Seperti yang kau lihat, aku adalah seorang pegawai dari toko buku ini. Aku adalah teman sekelas dari Mune-kun dan juga sebagai teman baiknya."

"Senang bertemu denganmu. Bolehkah aku memanggilmu Tomoe-chan, Onee-san?"

"To,Tomoe-chan? Ahahaha...Baiklah...kau mengagumkan."

"?"

... Dari percakapan barusan, Megumi adalah orang yang mendapatkan inisiatif pertama.

Meskipun aku berpikir bahwa Tomoe bagus dalam percakapan, tapi menghadapi ketua kelas tingkat teratas ini adalah hal yang terlalu berlebihan.

"Jadi, Megumi, ada sesuatu yang ingin kutanyakan kepadamu."

"Oh iya. Tentu saja kau pasti penasaran dengan hal itu, Izumi-sensei.""

Yap... mari mulai dengan itu.

"Kenapa kau memanggilku 'Izumi-sensei'---"

'Ehehe ~ itu?"

Megumi tersenyum nakal:

"Karena ini berhubungan dengan rencanaku yang baru, jadi aku akan memberitahumu dari awal. Beberapa hari yang lalu, ketika aku mengunjungi rumahmu, Aku melihat 'kalender Reinkarnasi dari Serigala Perak' itu."

Ah, Aku tahu.

Kenapa aku mengambil nama pena yang sama dengan nama asliku ? Seharusnya aku menggantinya.

"Setelah aku melihatnya... aku mem-posting itu di internet untuk melihat apakah ada seseorang yang mengenalinya ~ Dan kemudian muncul seorang fans dari Izumi Masamune, yang juga hadir di acara foto bersama."

"Eh? Benarkah?"

Tolong maafkanlah aku karena terdengar sangat senang sekarang.

A, aku punya seorang fans perempuan? Kira-kira siapakah dia?

Karena dia hadir di acara foto bersama, aku mencoba mengingatnya ---

"Omong-omong, dia seorang anak laki-laki."

"Anak laki-laki?"

Seharunya aku tahu! Hanya laki-laki yang datang ke acara tanda tanganku---

Tidak hanya itu, hanya laki-laki yang membaca novelku, ada 4 huruf ultra-besar EROMANGA[3] di sampulnya. Tentu saja tidak ada perempuan yang berani untuk membacanya.

"Anak laki-laki kecil, botak, apakah kau mengingatnya? Tinggi, pelajar SMA dan... "

"Ah...! Ya! ada seorang laki-laki botak diantara mereka!"

Orang sialan! Dia menjualku!

Tapi aku tidak membantahnya. Itu tidak bisa dibantah.

"Tapi seorang anak laki-laki SMA..."

Bukankah kau seorang gadis SMP? Mengetahui pertanyaan di hatiku, Megumi menjawab:

"Aku punya banyak teman laki-laki ~"

"...Ah, jadi begitu."

Tidak perlu untuk bertanya lagi.

"--- Kemudian, setelah aku bertanya banyak kepadanya, aku akhirnya menyadarinya. Apakah kau paham, Izumi-sensei?"

"Ha, iya, aku paham kenapa identitasku terbongkar."

Meskipun identitas asli Eromanga-sensei masih aman, Aku perlu bersikap hati-hati disini.

"Oke... mari ke topik utama. Apa hubungannya antara identitas asliku dengan rencana barumu untuk menjadi teman Sagiri?"

"Oke. meskipun aku tidak tahu darimana siapapun itu yang mengambil tempatku berasal ---"

Megumi mengangkat satu jarinya:

"Diantara teknik untuk berteman, hal yang paling penting adalah kau perlu untuk mengetahui targetmu. Bagaimana rupanya? Tipe orang seperti apakah yang dia suka? Apa hobinya? Informasi seperti itulah."

"Aku paham."

itu adalah sesuatu yang berasal dari seorang ketua kelas dengan 500 teman. Terdengar sangat meyakinkan.

"Benar. Kemudian -- aku sudah memikirkannya. Untuk menjadi teman dari Izumi-chan, aku memutuskan ---"

Ero Manga Sensei v02 120.jpg

"Untuk mempelajari lebih jauh mengenai novel-novel menjijikkan itu~!"

Untuk mempelajari novel menjijikkan itu --- novel menjijikkan --- Novel ---

Suara Megumi bergema didalam toko.

Lalu sunyi.

Aku. Megumi. Tomoe... Kami bertiga terdiam.

Akhirnya, Aku bertanya:

"Untuk menjadi teman Sagiri... kau... apa yang baru saja kau katakan?"

"Eh? Tidakkah kau mendengarkanku? Haaaaaaa itu tidak baik, Izumi-sensei. Aku akan mengulanginya sekali lagi, oke?"

"Untuk menjadi teman Izumi-chan, aku sudah memutuskan untuk lebih mempelajari mengenai novel-novel menjijikkan itu ~!"

....Sepertinya aku tidak salah dengar....

Dia mengatakan itu tepat di depan seorang penulis light novel...

...Tapi... bagaimana sebaiknya aku menjawabnya?

Ketika aku sedang berfikir...

"Hei, bocah. Katakan itu lagi."

Dengan suara yang bergetar, si nona toko buku melangkah kedepan, aura membunuhnya muncul.

Oh sial.

"To, Tomoe-chan?"

Megumi melihat kearah Tomoe yang menyeramkan, matanya melebar.

Ketika disaat yang sama, Tomoe mengeluarkan aura membunuh yang gila, wajahnya menunjukkan seringai yang kejam.

"Hohohoh... kau mengatakan sesuatu tentang menjijikkan... tepat di depan penguasa dari toko light novel...kukuku."

Aku mendengar sesusatu yang terdengar seperti suara tombol yang ditekan.

"Kau benar-benar beeeeeeerrrrraaaaaaaanii!!!!! Jangan memandang rendah kepada kami!"

"Wahwahwah!"

Dengan cepat aku menerapkan teknik kuncian sendi kepada temanku dari belakang, yang hendak menyerang seorang pelanggan.

"Gruuhhhhh! Mune-kun! Jangan menghalangiku! Lepaskan aku!"

"Tomoe! Tunggu! Tenanglah! Dia tidak bermaksud buruk!"

"HA!? Tidak ada maksud buruk ----? Seolah-olah aku bisa memaafkannya!"

Dalam hal ini, kau tidak bersalah.

"Pelanggan! Ada pelanggan selain dia disini! Oke, oke! Tenanglah, ya? Aku sangat menyukai Tomoe yang tenang dan ramah sebagai seorang karakter tambahan ~"

Beberapa saat setelah aku berperan sebagai anak kecil, akhirnya Tomoe kembali normal.

"Hoh~hoh~ aku merasa seperti baru saja dibujuk oleh seorang anak kecil."

"Itu hanya imajinasimu saja. Tenang, tenanglah."

Aku berpaling kepada Megumi:

"Kau juga. Minta maaf!"

"Ehehe, maaf ~ Aku menyesali keadaan ini. "

"Kau benar-benar tidak menyesalinya! Haruskah aku melemparmu dari jembatan Arakawa!?"

"Tidak mau. Menakutkan ~ Onii-san ~ Kau terlihat seperti seorang penjahat dari Adachi, daerah penegak hukum Arakawa."

"Sudah cukup, kalian berdua!"

Kau merusak reputasi dari area Adachi.

Bagiku, area ini penuh dengan kenangan dari orang tuaku, ibuku, dan kampung halamanku.

Aku tidab bisa menerimanya ketika seseorang menjelekkan mereka. Hukum dan peraturan berjalan semakin baik.

Singkatnya, akhirnya semua orang mulai tenang.

Aku memberitahu Megumi:

"Jangan menyebut novel dengan ilustrasi itu menjijikkan. Banyak orang akan marah jika kau melakukannya."

"Baiklah ~ lalu sebaiknya itu kusebut sebagai apa?"

"Light novel...yah, sebut saja begitu."

"Oke, aku akan menyebutnya dengan itu dimulai dari sekarang.

"Itu adalah yang terbaik."

Ini akan menjadi lebih mudah jika sebelumnya dia berbicara kepadaku daripada berkata dengan berbelit-belit.

"Lalu? Kembali ke topik utama... kenapa 'memperbaiki hubungan dengan Sagiri' ini berhubungan dengan mempelajari lebih dalam mengenai light novel?"

"Karena Onii-san dari Izumi-chan adalah penulis light novel, bukan?"

"Ya."

"Maka aku berpikir bahwa Izumi-chan pastinya sangat menyukai light novel, benarkan?"

"...........Mungkin?"

Benar, ada banyak sekali light novel didalam kamar Sagiri. Kebanyakan dari mereka bukan ditulis olehku.

"Itu pasti ~ aku berkata demikian, jadi tidak akan ada masalah."

Megumi menjawab dengan yakin.

"......Yah....mungkin...."

Setidaknya dia tidak membenci light novel. Karena pekerjaannya adalah sebagai ilustrator light novel.

"Aku mengerti."

"Oke? lalu, Onii-san, apakah kau mengerti kenapa aku memanggilmu kemari?"

"Tidak, tidak juga."

"Haaaaa......"

Megumi menjatuhkan bahunya, tapi dengan cepat dia kembali normal:

"Aku ingin untuk memiliki hobi yang sama dengan Izumi-chan. Tapi aku tidak tahu harus memulai dari mana, jadi aku memerlukan bantuan Onii-san."

"Ah, jadi begitu?"

'Ya."

...Gadis ini...

Aku paling suka dengan One Piece.

Dulu dia pernah mengatakan itu sekali.

Karena temannya menyukai itu, dia merasa dia seharusnya juga menyukai itu - kemudian dia akan menyukai itu dengan sendirinya - sampai dimana dia bisa memulai percakapan dengan itu - Jika seperti itu, maka aku tidak bisa memarahinya dengan berkata 'Itu terlalu terburu-buru' atau 'Kau tidak memahami apapun'...

Aku merasa bahwa perlahan-lahan aku mulai memahami Megumi lebih baik.

"Jika seperti itu ------"

Ketika aku akan menyebutkan saranku, Tomoe meletakkan tangannya di bahuku dan menarik kepalaku mendekatinya:

"Mune-kun! Kesini sebentar!"

"Apa?"

Hei, dadamu menyentuhku!

Tomoe menarikku ke sudut yang lain, dan berkata:

"Aku paham. Diantara para remaja hari ini, gadis ini masih bisa dipengaruhi dengan mudah."

"Berapa usiamu?"

"Tapi aku masih tidak bisa memaafkan dia karena perkataannya barusan."

"Maaf...jadi apa yang akan kau lakukan?"

Tolong, Jangan lakukan hal-hal buruk didalam toko.

Tomoe berkata dengan ekspresi licik:

"Gunakan light novel untuk menghancurkannya."

"A, apa?"

"Gadis itu kelihatannya memandang rendah light novel - jadi, kita akan menyeretnya kedalam lubang dan mengahncurkannya."

"Meskipun kata-kata dan perbuatanmu terdengar sadis, itu bukanlah ide yang buruk."

"Maka izinkan aku untuk datang ke sekolanya sebagai seorang misionaris, dan aku bisa mendapatkan banyak pelanggan."

"Aku menarik perkataanku. Itu adalah ide yang jahat."

Tapi itu adalah cara yang bagus untuk mengendalikan situasi. Gadis ini memiliki banyak teman.

Tomoe menjauh dariku dan berjalan kearah Megumi dengan senyum hangat, seperti-pebisnis.

"Pelanggan yang terhormat ~ aku sudah mendengar situasimu. Jika kau perlu sebuah light novel sebagai permulaan, maka silahkan melihat apa yang aku tunjukkan keadamu daripada apa yang dijual oleh penulis kelas-tiga itu."

"Ha, ha... Baiklah. Bisakau kau berkata dengan normal? Sungguh."

Nada bicara bisnis Tomoe yang menjijikkan membuat Megumi mundur. Dan siapa penulis kelas-tiga yang dibicarakannya?

Untuk beberapa sebab, Penilaian Tomoe terhadap 'Izumi Masamune' tergolong rendah.

Tetap saja... beberapa hal tersa sedikit aneh. Aku penasaran bagaimana ini akan berakhir?

Yah, Tomoe tidaklah terlalu buruk dalam hal rekomendasi, aku akan menyerahkan itu kepadanya.

"Maka aku akan berbicara secara normal. Silahkan datang kemari ~"

Dia memandu Megumi kedalam dan mengambil sebuah buku dari rak Dengeki Bunko.

" 'Hyper Hybrid Organization'[4] ini lumayan bagus!"

Ah! Ini!

"Kau boleh melihatnya, jika tidak sesuai dengan dengan seleramu maka jangan dipaksakan, adalah hal yang bagus untuk mengambil sesuatu yang kau suka. Selamat bersenang-senang dalam membacanya. Berikutnya ini --- 'Melarikan Diri dari Sekolah'[5]."

Dia benar-benar melakukannya dengan serius, itu semua adalah mahakarya.

Tapi...yah, untuk sekarang aku akan diam saja.

"Rekomendasiku berikutnya adalah ini 'R.O.D!' Gadis! Read! Or! Die![6]"

...Tomoe selalu senang ketika dia menyarankan sebuah buku.

Berbagi apa yang kau suka dengan orang lainnya.

Ketika aku menulis novel, aku juga melakukan hal yang sama.

Setelah itu, Tomoe merekomendasikan beberapa novel lainnya tentang cinta dan jenis lainnya kepada Megumi.

Megumi kewalahan dengan perkataan si nona, dia hanya bisa mengikuti.

"Berikutnya adalah 'Legenda Fantasi Pedang Iblis[7]'! Ini adalah salah satu yang paling banyak terjual!"

".....Setelah melihat rekomendasimu, aku ingat. Kau menyukai penulis ini."

"Ya, Aku adalah penggemar beratnya. Saat ini, musim kedua dari animenya sedang ditayangkan. Ini adalah light novel yang paling sesuai untuk pemula."

Tomoe tertawa jahil.

Persis seperti adikku, Tomoe terlihat paling manis ketika dia berbicara tentang hal-hal favoritnya dan tersenyum.

Hanya saja ---

"Tomoe, aku pikir ini sudah cukup. Dia akan menjadi bingung apabila kau terlalu banyak memberinya rekomendasi."

"Ah, kau benar" kata Tomoe.

"Jangan khawatir! Aku benar-benar bisa! Semua ini demi menjadi teman Izumi-chan! Aku akan membeli mereka semua! Meskupun aku tidak benar-benar paham buku-buku ini yang penuh dengan teks - tapi selama ini adalah sesuatu yang disukai oleh temanku, tidak mungkin aku tidak menyukai mereka juga."

Gadis ini juga mencoba melakukan yang terbaik.

Jika Elf berada disini, dia mungkin akan menyebutkan nama skill yang terdengar-keren untuk Megumi.

"Aku senang mendengarnya. Tapi aku tidak bisa membiarkan seorang gadis SMP memakai uang terlalu banyak. Hari ini kau hanya boleh membeli lima.. tidak, hanya tiga buku. Kau juga tidak bisa membaca terlalu banyak bukan. Jika menurutmu mereka bagus maka kau bisa datang lagi kesini."

Sebenarnya, aku berencana untuk mengajak Megumi ke perpustakaan. Tapi karena putri pemilik toko buku ada disini maka hal itu menjadi tidak mungkin.

"Tiga buku yah.... Aku ingin setidaknya satu buku dari Izumi Masamune-sensei."

"Jika kau memerlukan bukuku, Aku akan memberikannya langsung kepadmu."

"Sungguh?"

"Ya. Jadi gunakan uang sakumu untuk membeli buku yang kau suka."

"... Terima kasih. Onii-san, kau benar-benar baik."

Megumi tersenyum manis kepadaku.

"Ehehe ~ bagaimana dengan ciuman?"

"Itu sudah terlalu jauh untuk sebuah candaan."

"Ah, sayang sekali. Jika kau berkata 'baiklah' maka aku benar-benar akan menciummu."

"Kau pasti bercanda."

Meskipun aku mngeatakan itu, tapi...sial, aku benar-benar merasa sedikit menyesal.

Aku tidak menyukainya...gadis ini...

"Uhuh. Lalu akan mengambil dua buah dari yang pertama... dan yang terakhir dari rekomendasimu."

"Baiklah ~ terima kasih karena sudah datang kemari ~."

Setelah dia menerima uangnya, Tomoe berkata kepada Megumi dengan nada penuh perhatian:

"Sampai jumpa besok, Megumi-chan."

"Eh? Besok?"

"Uhm. Bukan apa-apa - Sampai jumpa."

"? ---- Sampai jumpa, Tomoe-chan."

Itu adalah petemuan pertama mereka, tapi mereka sudah memiliki hubungan yang baik.

Setelah kami meninggalkan toko buku Takasago, kami pergi ke rumah keluarga Izumi untuk memberikan buku ku kepada Megumi.

Di perjalanan, Megumi bertanya kepadaku:

"Onii-san~. Apa maksud dari Tomoe-chan ketika dia mengatakan 'sampai jumpa besok'? Aku merasa dia sedang menyembunyikan sesuatu dariku..."

"Kau akan segera mengetahuinya."

Aku tersenyum dan menolak untuk mengatakan jawabannya.

* * * * *

Keesokan harinya, Megumi menghubungiku.

[Onii-san! Buku yang direkomendasikan Tomoe-chan kepadaku sangat luar biasa!]

"Begitukah? Baguslah."

[Maafkan aku karena sebelumnya menyebut itu menjijikkan. Aku salah! Aku sudah membeli buku yang bagus! Jadi itu yang dimaksud oleh Tomoe-chan kemarin! Sungguh ~ kau jahat izumi-sensei. Kenapa sebelumnya kau tidak mengatakan padaku betapa bagusnya light novel itu! Ah, aku masih belum membaca bukumu, sensei. Aku benar-benar menantikan saat itu!]

".....Lakukan apapun yang kau suka."

Keesokan harinya, Megumi menghubungiku lagi.

[Hei! Apa maksudnya ini?]

"Bagaimana bisa aku mengetahui jawabannya tepat setelah mengangkat telepon?"

[Semua novel yang direkomendasikan Tomoe-chan kepadaku memiliki ending yang menggantung! Berikutnya! Kapan mereka menjual volume berikutnya!?]

"Memangnya aku tahu."

[EHHHHHHHHHHHH!?]

Jangan berterika ketika sedang menelpon. Bahkan kaca jendela sampai bergetar.

"Aku juga sedang menunggunya."

[Tidak mau! tidak mau tidak mau tidak mau tidak mau! Kau bohong kan? Berhentilah bercanda! Aku tidak bisa menunggu satu hari lagi!]

"Aku juga, aku juga."

Semua orang juga.

[Onii-san, kau adalah seorang novelis bukan! Tolong hubungi si penulis! Tolong katakan kepadanya untuk cepat dan menyelesaikan sekuelnya!]

"Jangan merepotkan orang lain! Bagaimana bisa aku memaksa penulis lainnya untuk menyelesaikan pekerjaannya? Bahkan aku akan kesal jika seseorang memintaku untuk cepat-cepat!"

Kau harus mengerti! Kami juga memiliki banyak masalah!

Bahkan jika kau memaksa secara halus, beberapa penulis akan ketakutan. Ini adalah topik yang sangat sensitif.

Beberapa dari kami bisa mengatasinya ketika ditanya kapankah volume yang baru akan dirilis, beberapa lainnya tidak. Aku berharap kau bisa memahami hal ini.

[Lalu...lalu bagaimana dengan ini, perasaan kosong tak terpuaskan yang kurasakan? Apa yang sebaiknya kulakukan?]

....Hancurkan dia.

Dia jatuh kedalam perangkap Tomoe. Toko buku yang menakutkan.

Benar, diantara mahakarya, ada beberapa yang bisa membuat pembaca mengemis untuk membaca lebih jauh.

"Hyper Hybrid Organization", "Maria-sama ga Miteru ", "The Melancholy of Haruhi Suzumiya", "The Twelve Kingdoms", "R.O.D” – seperti itu.

Kenyataannya, semua light novel yang-disebut untuk pemula yang dipilih Tomoe tidak cocok untuk pemula.

Khususnya tiga novel yang dipilih Megumi. Tak satu pun dari novel itu yang sudah tamat.

Seperti Legenda Fantasi Pedang Iblis, yang sedang terhenti. Sebuah karya yang sangat menakutkan dilihat dari semua sisi.

Itu adalah novel yang super-super mengagumkan, tapi itu berhenti tepat di akhir yang menggantung.

Dan terlepas dari harapan setiap orang, volume ke 12 dari novel itu tidak ada dimana-mana.

Semua pembaca, temasuk aku, sedang sekarat untuk bisa membaca itu.

Tomoe, sepenuhnya tahu akan hal ini, dan tetap dengan sengaja menyarankan Megumi untuk membeli buku itu.

Benar-benar iblis.

"Hanya ada satu cara untuk mengobati keadaan ini. Bacalah novel bagus yang lainnya."

[Kuh...bagaimana...bagaimana bisa...]

"Tapi... bukankah itu yang ingin kau lakukan?"

[Eh?]

"Bukankan kau memulai membaca light novel dengan tujuan untuk mempunyai bahan topik yang bisa digunakan didalam pembicaraan, dan untuk menjadi teman dari Sagiri? Lihatlah, kau sudah menyukai mereka."

Kau sangat menyukai mereka sampai kau tidak bisa berhenti untuk membacanya.

[Ah! Saat kau menyebutkan itu sekarang...]

Tiba-tiba Megumi terdengar kebingungan.

[...Aku...menyukai novel....]

"Ya, kau benar. Jadi, sekarang latihanmu sudah selesai."

[Ya!]

Semangat Megumi kembali, dan berkata:

[Onii-san, beritahu aku mengenai novel favorit dari Izumi-chan!]

"...Hmm, bukankan sebaiknya kau langsung bertanya kepadanya?"

Aku menyarankan:

"Jika kau melakukannya, bukankah akan mejadi lebih mudah untuk memulai sebuah hubungan?"

[Onii-san….]

Aku bisa mendengar nada kagum di suara Megumi.

[Itu dia! Ide bagus!Yeahhh!!!!--------- ]

Dia terdengar seperti seorang pencuri yang baru saja menemukan peti harta.

[oh...Oniii-san, kau sedikit keren.]

"Terima kasih."

[Aku perlu berterima kasih kepadamu. Katakan...diantara hatiku dan tubuhku...yang mana yang kau suka?]

"Jangan meniup di speaker!"

Aku bisa merasakan bulu kudukku merinding.

Dengan cepat aku kembali ke topik:

"Jadi, bisakah strategimu yang sekarang berjalan?"

[Tentu saja! Maka, besok setelah sekolah aku akan merepotkanmu lagi!]

Untuk seorang novelis, meskipun penting bagi seorang pembaca untuk membayar bukuku, kadang-kadang, ada hal lain yang lebih penting.

Contohnya...menggunakan bukuku sebagai sebuah kesempatan untuk menjalin pertemanan dengan pembaca lainnya.

Untuk berteman.

Sebuah cerita yang bahagia.

Itu sama berharganya seperti melihat seseorang menikmati ceritaku.

Kali ini, bukuku membantu menciptakan kesempatan itu untuk Megumi dan Sagiri.

Aku hanya bisa membayangkan keadaan dimana mereka berdua dengan semangat berbicara non-stop tentang sebuah buku.

"Omong-omong, Megumi. Tentang 'Reinkarnasi dari Serigala Perak' yang kuberikan padamu, sudahkah kau membacanya?"

[Sudah. Itu, itu sedikit unik!]

Aku ingin membunuhmu! Kau menghancurkan hatiku!

...Apa yang akan kau lakukan jika Sagiri berkata bahwa dia menyukai bukuku?

Cepatlah sukai buku itu!

* * * * *

Hari berikutnya, dimana Megumi katakan bahwa dia akan datang, sebelum aku berangkat ke sekolah, aku mengunjungi ruangan terkunci. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengan Sagiri sebelumnya.

"Sagiri~ Aku mau mengatakan sesuatu. Bukalah~"

Beberapa saat kemudian, dengan perlahan pintu terbuka....Sagiri muncul dengan mengenakan gaun putih.

Mata kami bertemu.

"......"

"......"

Kami berdua membeku. Aku tidak mengetahui alasan Sagiri, tapi aku membeku karena adikku sedang mengenakan baju super manis yang membuat diriku berdiri seperti orang bodoh.

Tidak! Tidak tidaktidaktidaktidak! Bagaimana bisa aku membiarkan jantungku berdetak secepat ini karena adik perempuanku!

"Nii-san...apa yang ingin kau katakan?"

Dia berkata dengan santai. Yah, sebenarnya gaya berpakaian dia baru-baru ini berubah.

Aku tidak tahu kenapa, tapi dia sudah mulai mencoba beberapa pakaian baru ketika sedang berada di rumah.

Setiap kali daia melakaukan serangan mendadak sepeti ini, jantungku berdetak sangat cepat.

Dan darimanakah dia mendapatkan pakaian-pakaian itu? Apakah dia sudah lama memilikinya? Apakah dia membelinya melalui internet?

Seperti biasa, adikku sangat misterius. Meski aku bertanya, dia tidak akan memberitahuku.

"Yah, itu... darimana sebaiknya aku mulai..."

Mari mulai dari urutan yang pertama.

"Pakaian...itu...cocok denganmu. Kenapa kau memutuskan untuk memakainya?"

"Tidak ada.... Aku hanya.... ingin saja...."

Sagiri berbisik dengan malu,

"Begitu ya? Kau terlihat manis."

"Oh...!"

*Thud thud* Dia menunduk dan mencoba memukul perutku.

Dia tidak bisa melewati pertahananku. Tanpa senjata, serangannya sangat kecil.

"Hei, kenapa kau marah..."

"Apa, apa yang ingin kau katakan. Cepatlah katakan!"

"Baik baik. Pertama tentang hal yang kau minta dariku.... "

"Maksudmu untuk mencari seorang gadis manis dengan dada yang besar dan mau menunjukkan celana dalamnya kepadaku?"

"Ya. Aku sudah mencoba meminta kepada seseorang.... "

"Oh... dia akan membolehkan ku melihat celana dalamnya?"

"Ya."

"................Sungguh? .....oh."

"Hei, ada apa dengan ekspresi 'apa orang ini serius' mu itu?"

Aku melakukan itu karenamu!

"Karena, karena... aku tidak berpikir bahwa ada seseorang seperti itu...dan..."

"Dan?"

".......Dan....meskipun......."

Suaranya menjadi sangat kecil hingga aku tidak bisa mendengar apapun.

Sagiri cemberut. Dia terlihat lebih marah kepadaku dibanding sebelumnya.

"Mwu ~"

"Sa, Sagiri?... Sejak awal, apa yang membuatmu marah?"

"Aku tidak peduli. Aku paling benci kepada Nii-san."

Dia memalingkan kepalanya.

Meskipun aku sedang terburu-buru, aku tidak bisa untuk tidak memperhatikan bahwa adikku terlihat manis bahkan disaat dia sedang marah. Ekspresiku terbagi diantara menjadi khawatir atau tertawa, jadi bahkan aku sendiri tidak tahu apa yang sebaiknya kulakukan.

"Tenanglah, oke. Lalu, aku akan memintanya lagi dan membuatnya setuju tidak peduli apapun caranya."

Jika untuk Sagiri, aku bahkan akan berlutut kepada Tomoe dan memohon untuk memperlihatkan celana dalamnya.

Dengan cepat Sagiri berkata,

"Tidak, tidak perlu... tidak perlu itu lagi. Jangan melakukan hal yang tidak perlu."

"Begitukah? Tapi aku merasa bahwa jika aku memohon lagi kepadanya dia mungkin akan setuju."

"Sudah cukup! Sungguh, Nii-san kau mesum!"

... aku meminta temanku untuk menunjukkan celana dalam untukmu, untuk Eromanga-sensei... dan aku dipanggil sebagai orang mesum?

Tidak dapat diterima.

"Lalu itu saja. Dan juga..."

"...Ada yang lainnya?"

Sagiri terlihat seperti dia dapat membanting pintu sampai tertutup kapan saja, dia berdiri di pinggir, menungguku untuk melanjutkan.

"Megumi berkata hari ini dia ingin datang kemari."

"...........Ohhhhh."

Sagiri tampak seperti dia baru saja melihat seekor kecoa.

....Kau membenci ketua kelasmu sampai sejauh ini?

Didalam ruang terkunci, aku duduk di depan adikku dan mengatakan kepadanya apa yang Megumi lakukan.

"...Nii-san, kenapa kau selalu mencoba untuk melakukan hal-hal tidak perlu seperti itu? Aku sudah berkata bahwa aku tidak ingin bertemu dengannya."

"Jangan mengatakan itu. Megumi masih tetap orang yag baik hati. Dia mencoba untuk menyukai hal sama seperti yang kau juga suka."

"Tapi...Meski begitu. Bahkan itu...mwu..."

"Dia hanya ingin untuk meminjam buku. Tidak apa-apa, kan?"

Aku memandangi rak buku Sagiri.

"Kau bisa meminjamkan kepadanya Maria-sama ga Miteru volume 11 'Memegang sebuah parasol[8]'."

"Kenapa, kenapa kau terdengar seperti setan, Nii-san?!"

Ini bukanlah salahku, ini adalah kesalahan nona toko buku tertentu. Ini adalah tujuannya selama ini.

Meskipun Maria-sama ga Miteru sudah tamat, nona toko buku itu hanya menjual sepuluh volume saja kepada Megumi (yang berakhir gantung). Jika dia bisa membeli mereka semua, dia mungkin akan merasa senang.

"Pokoknya... Aku tidak ingin melihat wajahnya."

Seperti yang diharapkan - tidak ada tatap muka. Hikikomori Sagiri memiliki beberapa peraturan.

Kapan saja ada 'orang lain' di rumah, jangan tinggalkan kamar.

Jangan biarkan siapapun masuk ke kamarnya (tapi mungkin membiarkan seseorang masuk?)

Kenakan topeng dan pengubah suara dan berbicara melalu internet bisa diterima.

Jika dia ingin untuk meningkatkan hubungan dengan Sagiri, dia perlu mengikuti aturan-aturan itu.

"...Jika dia hanya ingin mminjam buku...maka aku bisa...tapi..."

"Tapi?"

"....Sy, syarat."

Sagiri menggosok jarinya bersama-sama dan terlihat malu.

Lalu dia berbisik:

"Ketua kelas.................... Apakah dia manis?"

* * * * *

Pada hari yang sama, setelah sekolah. Segera setelah kegiatan sekolah berakhir, aku bergegas pulang kerumah dan bersiap-siap untuk menyambut tamuku. Sama seperti sebelumnya, dia tiba dengan membunyikan bel pintu-seperti-lagu.

ketua kelas ini...dia terlalu riang. Aku penasaran apakah dia benar-benar bisa memiliki banyak teman. Tapi menyadari betapa termotivasinya dia, pada akhirnya dia mungkin akan selalu mendapatkan apa yang dia inginkan. Mungkin dia benar-benar punya banyak teman.

"Sebentar~."

Aku membuka pintu dan melihatnya. Megumi mengangkat sebelah tangannya:

"Halo!"

"Selamat datang! Masuklah!"

Pertama Elf dan sekarang Megumi. Setelah aku mengetahui identitas asli Eromanga-sensei, jumlah gadis yang datang kerumahku mengalami peningkatan. Semoga saja ini menimbulkan efek yang baik untuk Sagiri.

Aku mengantar Megumi ke ruang keluarga dan meninggalkannya disana. Lalu aku kembali dengan membawa kopi dan camilan.

"Tentang pembicaraan kita di telepon pagi ini..."

"Ya, syarat agar aku boleh meminjam bukunya -- dia memerlukanku untuk menjadi model ilustrasinya, kan?”

Ya. Ini adalah syarat yang diminta Sagiri.

Megumi, dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan pertemanannya dengan Sagiri, datang untuk meminjam sebuah buku.

Syarat dari Sagiri adalah dia memerlukan Megumi untuk menjadi modelnya -- itulah syaratnya.

"Ehehehe, aku sangat malu ~ aku bahkan mencoba untuk sedikit berdandan! Bagaimana penampilanku, Onii-san?"

Masih duduk di sofa, Megumi dengan manisnya memamerkan tubuhnya.

Kelihatannya dia memakai beberapa pakaian dari majalah fashion.

"...Ah...tidak buruk."

Aku tidak bisa untuk tidak memperhatikan rok mini super pendek Megumi.

"Ehehe, dia ingin aku untuk menjadi model ilustrasinya...mungkinkah Izumi-chan memiliki maksud tersembunyi?"

Tebakanku Sagiri meminta itu agar bisa mendapatkan referensi lebih untuk outline novelku.

Kemungkinan --- Aku tidak akan meminta hal-hal mesum.

Ketika Sagiri mengatakan itu dengan ekspresi yang benar, rasa khawatirku menghilang.

Itu berasal dari Eromangan-sensei, yang meminta gadis yang baru saja ditemuinya untuk mengangkat roknya.

Disamping itu, Sagiri belum pernah bertemu dengan Megumi sebelumnya. Mereka tidak permah bertemu secara langsung. Jadi dia mungkin tidak mempunyai maksud tersembunyi. Dia mungkin hanya meminta seorang gadis SMP untuk menjadi model ilustrasinya untuk novel baruku.... pasti begitu.

Dan untuk berpikir bahwa aku meragukan maksud mulia dari Eromanga-sensei... Maafkan aku, Sagiri.

Tapi meski begitu.... membuat outline novel atau berteman....kuharap ini adalah selangkah kemajuan.

"Ara~? Onii-san, matamu benar-benar sangat mesum~ Anak perempuan tahu kemana arah pandangan anak-laki laki ~"

"Ti, tidak juga!"

Apa ? Dia tahu kemana aku melihat? Perempuan memang menakutkan.

"Jangan melihatku seperti itu, aku adalah model dari majalah fashion ~ Aku bisa melakukan gaya apapun yang kau mau!"

Majalah fashion, ya?

Karena Megumi terlihat sangat manis, aku merasa itu adalah hal yang mungkin bahwa dia mungkin sebenarnya adalah seorang model.

Tentu saja, "gaya-mengangkat-roknya" adalah sesuatu yang tidak akan dilakukannya bahkan jika aku memintanya.

"Jadi, apa yang sebaiknya kulakukan sekarang? Izumi-chan tidak akan keluar dari kamarnya, kan?"

"Ah, iya."

Biarkan aku melihat celana dalamnya dari dekat sementara aku tidak perlu untuk keluar dari kamar dan dia juga tidak perlu untuk masuk kedalam.

Akhirnya, aku menemukan sebuah cara.

Aku mengambil kain hitam dan tali yang diberikan Sagiri dan menunjukkannya kepada Megumi.

"A...apa ini?"

"Penutup mata dan tali."


Beberapa menit kemudian ---


"Tunggu! Onii-san!? Ini seperti video hentai![9] Aku malu!"

"Apa kau juga menonton video seperti itu?"

"Tidak, tentu saja tidak! tapi, ini...rasanya sedikit berlebihan!"

"Itu cuma imajinasimu saja."

Aku berbohong. Tentu saja ini terlalu berlebihan.

Aku menuntun Megumi ke ruangan terkunci. Karena Megumi memakai penutup mata, tangannya diikat, dia tidak bisa melakukan apapun, melihat apapun.

Jika Megumi seperti ini, maka dia boleh masuk...itulah yang dikatakan oleh Eromanga-sensei.

Sebagai model, tidakkah kau merasa ada sesuatu yang sangat salah?

"Seperti yang diharapkan dari model majalah fashion, kau terlihat bagus dalam segala hal."

"Ehehehe, benar benar ---- tidak ini tidak benar! Aku tidak pernah muncul dalam keadaan mesum ketika sedang mengambil gambar! Me, memangnya di jenis majalah apa yang kau pikir aku bekerja? "

Megumi mengayukan tangannya yang terikat dengan marah.

"Terimalah. Kecuali kau melakukan ini, Sagiri tidak akan mau bertemu denganmu."

"Mwu... meski aku merasa kalau bertemu langsung itu sudah mejadi hal yang bagus...tapi ini... ini benar-benar memalukan."

Megumi terlihat seperti ini adalah saat pertamanya.

Meski dia menunjukkan bahwa dia serius melakukan ini, aku tetap merasa terkejut. Aku merasa bahwa jika aku meminta untuk melihat celana dalamnya, dia tidak hanya akan tidak marah, dia mungkin saja setuju.

"Maka aku akan memanggilnya sekarang...Megumi, ingat: jangan melakukan tindakan gegabah, dang jangan membuka penutup matamu."

"Memangnya apa yang bisa kulakukan dalam kondisi seperti ini?"

Dia mengangkat tangannya yang terikat.

"Oke."

Aku memastikan untuk terakhir kalinya lalu berpaling ke ruangan terkunci.

"Sagiri, kami datang."

Aku memanggilnya.

Pintu terbuka dengan suara creakkkk, tapi itu tiba-tiba berhenti. Melalui celah pintu yang kecil, Sagiri mengintip keluar.

Megumi juga menyadarinya, dia bertanya:

"Senang bertemu denganmu, Izumi-chan. Apakah kau disana?"

"!"

Sagiri terkejut, dia segera kembali kedalam kamarnya.

"Hei, jangan mengejutkannya. Kau harus memperlakukannya dengan baik, seperti makhluk yang kecil, dan pemalu."

"Aku hanya mencoba untuk memulai percakapan?"

Buruk sekali, Sagiri bukan jenis gadis seperti itu.

Adikku sangat takut kepada orang asing. Aku menaruh tanganku di mulut dan berseru kearah ruangan terkunci.

"Sagiri ~ tidak apa-apa ~ Aku menutup matanya dan mengikat tangannya, dia tidak bisa melakukan apapun, jangan takut ~ "

"...Ga...gadis itu...seperti binatang buas..."

Beberapa saat berlalu, lalu pintu kembali terbuka pelan, menampakkan wajah kecil Sagiri.

Dan kemudian ---

"Wah!"

Melihat Megumi, Sagiri terkejut.

...Kenapa, Sagiri? bukankau kau memintaku untuk menutup matanya dan mengikatnya?

"......Wow...wow......"

Dia meletakkan tangan di dadanya, mukanya memerah.

Perisi seperti seorang fans yang bertemu dengan idolanya.

Dia tetap berdiri seperti itu...lalu akhirnya.

"!"

Persis seperti disaat seseorang mengejutkannya kembali, tubuhnya bergetar dan kembali diam. lalu kemudian...

"Kemarilah."

Sagiri memegang tangan Megumi dan membawanya masuk ke kamarnya.

"Ya!" Megumi sedikit berteriak.

"Hey...Sagiri?"

A, A, Apakah ini nyata? Sagiri membawa seseorang ke dalam kamarnya?

"....!"

Sagiri tidak dapat mendengarkanku, dia tetap melihat Megumi dengan pandangan yang membara.

"Baiklah!"

Lalu dengan cepat dia berjongkok dan mulai menggambar.

Tindakannya sangat cepat, dan tanpa ada keraguan.

"...!...!"

Sebuah senyum yang hangat muncul di bibirnya.

...Ah, sekarang sudah terlambat.

"...Maaf Megumi. Sekarang Sagiri - benar-benar fokus dengan gambarnya."

"Oke...uhm... tapi benarkah Izumi-chan ada disini? Ini tidak seperti Onii-san menyiapkan suatu rekaman dan menipuku sehingga aku berada dalam keadaan tidak berdaya, kan?"

"Bagaimana mungkin?! Jangan membuatku terlihat seperti orang jahat!"

Meskipun dari sudut pandang orang luar, itu mungkin benar-benar adalah kenyataan.

"Sagiri... Aku menderita karena difitnah, bisakah kau mengatakan sesuatu untuk membuktikan aku tidak bersalah?"

"......................"

".........Sa, Sagiri?"

Mwu..... Aku tahu.

Tidak peduli apa yang aku katakan, Sagiri tidak meresponnya sama sekali. Dia hanya duduk disana dengan papan digital di tangannya, dan melakukan seusuatu yang mirip dengan orang-orang yang berbaring dan mencoba mengambil gambar dari celana dalam seseorang.

Sementara nafasnya terdengar memburu, wajahnya serius.

Jika seorang laki-laki melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan, maka dia akan segera ditangkap.

Tapi sekarang, Sagiri - Eromanga-sensei terlihat sangat mempesona di mataku.

Dan Megumi tentu saja tidak dapat melihat itu.

"Onii, Onii-san? Izumi-chan tidak menjawab! Apakah disini ada kamera? Bolehkah aku pulang sekarang?"

"Tolong jaga kata-katamu di depan adikku. Sagiri terlalu fokus untuk mengggambar, dia tidak bisa menjawab."

"...Benarkah? Aku hanya dapat percaya kepadamu sekarang. Tapi... jika Onii-san ingin melakukan sesuatu yang aneh kepadaku, aku tidak bisa melakukan apapun untuk melawan. Oke, Aku akan menyiapkan mentalku."

"Mempersiapkan mentalmu untuk apa? Lupakan pertanyaanku, kau tidak perlu menjawabnya."

Meski kami sedang berbicara, Sagiri tetap menggambar tanpa henti.

Kadang-kadang dia merangkak disekitar dengan gerakan yang aneh dan mengamati Megumi dari sudut yang berbeda.

Dia benar-benar - dalam mode Eromanga-sensei. Sekarang dikepalanya tidak ada hal lain selain keinginan untuk menyelesaikan sebuah ilustrasi yang manis dan erotis.

"...Arah pandanganmu! Kau sedang melihat ke dada dan pahaku bukan! Otot-ototku gemetaran!"

"Aku harus mengingatkamu bahwa itu bukanlah aku."

"Ba, bagaimana bisa seorang gadis memiliki pandangan mesum seperti ini! Aku benar-benar merasa tidak nyaman!"

"Dari awal tadi.... kau terlihat malu."

"Eh? Begitukah?"

"Ya... Sepertinya kau tidak terbiasa dengan pandangan mesum seperti ini..."

"Bukan karena itu - tidak! Aku bisa menahan tingkatan seperti ini dengan baik! Aku seorang model!"

Meski Megumi berkata seperti itu, dia menarik tangannya yang terikat ke arah dadanya.

Tindakan itu tidak secepat atau semudah yang dia katakan.

Aneh....bagaimana bisa gadis tidak tahu malu ini sanggup melakukan aksi itu... ini bukanlah seperti Megumi yang kukenal.

Megumi yang kukenal adalah seseorang yang memiliki banyak teman laki-laki, yang menikmati candaan yang kotor. Apa yang sedang terjadi?

".........Megumi....kau....mungkinkah?...."

"Ya?"

"Kau adalah --- seorang pelacur fashion?[10]"

Aku menunjuk Megumi dan mengatakannya,

"A, a, apa..."Megumi menunjukkkan senyum yang dipaksa: "Apa maksudmu? Apa itu pelacur fashion...."

"Mereka adalah gadis yang belum pernah melakukan tindakan erotis apapun, tapi selalu berpura-pura menjadi orang mesum."

"..............."

Dengan cepat Megumi memerah.

.....Sepertinya aku tepat sasaran.

Ah, untunglah fakta bahwa seorang gadis SMP yang juga seorang mesum itu tidak ada.

"Tidak tidaktidaktidak, bukan begitu. Aku...er...aku...aku hanya punya banyak pengalaman...dan banyak teman laki-laki....dan sedikit..."

"Sedikit?"

"Aku juga sudah melihat sedikit dari penis."

........Begitukah?

Kau memutuskan untuk mengatakan ini di rumah seseorang ?

"Aku, aku mengatakan yang sebenarnya."

"Maka itu pastilah punya ayahmu."

"Tidak, kau salah!"

Eh? Sungguh? Kau tidak berbohong, kan?

"Kau, siapa yang kau lihat...? Tidak, jangan mengatakan sesuatu yang memalukan di depan Sagiri! Aku paham! Aku sudah paham!"

"Hmhm... baguslah kalau kau sudah paham."

Mengumi menunjukkan ekspresi bangga dan cemberut.

....Aneh...Aku pikir bahwa dia adalah pelacur fashion.

Apakah aku salah? Benarkah Megumi sebenarnya seorang pelacur?

Ketika aku sedang berfikir, Megumi melanjutkan percakapan kami

"Dengarkan aku, Onii-san!"

Karena penutup mata, dia berpaling kearah yang salah dan mulai marah.

"Aku, aku bukanlah pelacur fashion! Itu kenyataannya---"

Ero Manga Sensei v02 154.jpg

Whoosh zhhhhhhhhhh

" ------------- Eh?"

................................................

......................................

Waktu terhenti.

Sekarang, tepat di depanku, sesuatu yang 'tidak dapat dipercaya' terjadi -- karena Sagiri melakukan sesuatu yang 'tidak dapat dipercaya'.

Aku dan Megumi terdiam selama beberapa detik.

........bagaimana.....bagaimana aku menjelaskannya....ini...sedikit sulit untuk dijelaskan......

Sagiri menarik turun celana dalam Megumi.

Ketika celana dalam itu melewati lutut Megumi, seluruh tubuhku berhenti.

Dan Sagiri juga berhenti, dia tetap mempertahankan sikapnya sama seperti ketika dia menarik turun celana dalam Megumi --

Akhirnya, waktu berjalan kembali...dengan sebuah bisikan:

".........Celana dalam bercorak garis yang sangat manis."

"!"

Berikutnya -----

"YAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!"

Dari dalam ruangan terkunci terdengar jeritan seorang gadis.

* * * * *

Beberapa menit kemudian.

"....Hoh...hoh...oh....."

Didepan aku dan Sagiri, Megumi menuduk, dan menutup wajahnya dengan tangannya, sedang menangis.

Dia tidak terlihat seperti gadis tidak tahu malu sebelumnya. Hanya seorang gadis normal yang ketakutan dan menangis ketika seseorang menarik turun celana dalamnya.

Dan dia datang kemari karena saran dariku.

.....Aku merasa bersalah.

Eromanga-sensei....apa yang sebaiknya kita lakukan....

Tidak peduli berapa banyak aku memanjakan adikku, saat ini aku memandainginya dengan pandangan mengutuk.

"....Oh...."

Sepertinya dia tidak lagi berada di dalam mode Eromanga-sensei.

"Ah...wah...hik....."

Sagiri juga memucat dan gemetaran.

Ekspresinya...mengatakan 'apa yang telah kulakukan?'

Di satu tangannya, dia masih memegang celana dalam Megumi. Suaranya bergetar:

"...Aku tahu ini terlalu berlebihan, tapi aku tidak bisa menahan diriku."

Siapa yang bisa memahami apa yang kau katakan!

Jika ini bocor, karirmu sebagai seorang ilustrator akan tamat!

Semua yang menyangkut tentang dirimu akan terbakar habis.

"Eromanga-sensei tertangkap basah sebagai orang mesum."....meskipun dia hanyalah seorang anak kecil.

Kasus terburuk, aku tidak punya pilihan lain selain menanggung semua kesalahannya - aku hanya bisa membayangkan situasi terburuk.

"....Oh...oh....oh~"

Tiba-tiba, seperti sesuatu yang menahannya sudah terpotong, Sagiri duduk di depan Megumi.

".......?"

Karena tindakannya menimbulkan suara, Megumi mengangkat kepalanya. Dia masih tetap memakai penutup matanya sampai sekarang.

...Apa...apa yang akan dilakukannya? Mungkinkah...

Dari samping, aku melihat Sagiri melepaskan penutup mata Megumi.

Dibalik kain itu ada sepasang mata yang berair. Dan matanya memandangi Sagiri.

"....Ah."

"....Oh."

Bahu Sagiri gemetar - karena dia takut kepada orang asing.

Lalu seperti Megumi, matanya dengan cepat berair. Dia kelihatan ketakuatan.

Namun demikian, dia mengumpulkan keberaniannya dan mempertahankan kontak mata.

"...Oh....oh..."

Lalu kemudian --

"Maafkan aku."

Dia menunduk dan meminta maaf.

Meski Eromanga-sensei berubah menjadi orang mesum kapan saja dia melihat sesuatu yang berhubungan dengan ilustrasi --- Tapi ketika dia melakukan kesalahan, dia tetaplah seorang anak baik yang akan meminta maaf.

....Tapi bisakan Megumi memaafkan Sagiri atau tidak?

Aku sebaiknya juga meminta maaf -- yang sedang kupikirkan....

"Kita bisa bicara sekarang!"

Aku tidak pernah berfikir bahwa Megumi akan mengatakan itu.

Masih menangis, hidungnya masih memerah, tapi dia mengatakan itu seperti sesuatu yang luar biasa telah terjadi.

"Izumi-chan! Sekarang kita bisa bicara dengan mudah! Tanpa penutup mata!"

Itu adalah hal yang terpenting! -- AKu merasa itu adalah apa yang ingin Megumi coba sampaikan.

Menghadapi serangan yang datang secara tiba-tiba, Sagiri hanya dapat menjawab "Oh? Eh".

"....Itu...itu bukan seperti...baiklah...tapi....aku perlu meminta maaf."

Sekali lagi Sagiri meminta maaf. Megumi menghapus airmatanya menggunakan lengan bajunya

"Aku maafkan!"

Dan dengan tersenyum, dia berkata:

"Sekarang kita adalah teman! Karena aku membolehkanmu melihat celana dalamku!"

Aku merasa alasan itu sedikit....aneh.

Sekarang, ada rasa bangga dan malu di wajah Megumi -- benar-benar kacau.

Tapi meski begitu, suaranya lembut dan serius.

Mendengar itu, Sagiri berkedip dan berkata:

"Tidak, kita tidak berteman."

"Oh oh --- Hei!"

Masih dengan tegas menolak pada situasi ini, adikku benar-benar keras kepala.

"Kau berlebihan! Kau bahkan mengambil celana dalamku! Bahkan adik laki-lakiku tidak pernah melakukannya! Kau berlebihan, Izumi-chan!"

"Tapi kau mengatakan bahwa kau memaafkanku."

"Ya! Tapi apakah kau tidak berfikir untuk mengatakan sesuatu? Seperti, menjadi teman?"

"Itu.... terima kasih untuk keramahanmu?"

"Sama-sama! Sialan! Aku seharunya meminta bayaran kepadamu untuk itu!"

Ini berat untuk didengar.

Tapi diwaktu yang sama, itu membuatku mengevaluasi ulang apa yang kulihat.

Karena Sagiri... sedang berbicara dengannya.

Sementara aku membutuhkan satu tahun usaha... dengan tujuan untuk mendengar suara adikku.

"...Bayaran...ah."

Sepertinya dia baru saja mengingat sesuatu, Sagiri membuka mulutnya dan kemudian berpaling.

"....Izumi-chan?"

"......................"

Sagiri berlari kearah rak bukuya, mengambil beberapa buku, dan kemudian kembali ke samping Megumi.

".....Ini."

"Oh!"

"Meski kita tidak bisa menjadi teman.... ini adalah bayaran yang kujanjikan.

"Ah ---- "

Megumi terdengar seperti dia baru saja mengingat sesuatu.

"Benar juga. Pembayaran yang dijanjikan."

"Ya. Seperti yang kukatakan... ini, mereka semua untukmu."

Dengan lembut Sagiri menyerahkan buku-buku dengan kedua tangannya, seperti seorang gadis yang menyerahkan surat cintanya.

"Buku.... favoritku. Silahkan.... ambillah."

"--------------------------"

.......Kau berjuang dengan baik, Sagiri.

Aku memuji adikku didalam hatiku.

Anthropophobia. Tidak bisa berkomunikasi dengan baik....Tapi sekarang aku melihat itu bukanlah semuanya.

Percakapan barusan....memerlukan usaha yang kuat.... itu yang aku tahu lebih baik dibanding siapapun.

Sebelum Megumi menerima buku itu, entah mengapa dia terdiam sebentar.

"Ini semua.... buku favorit Izumi-chan."

"Ya....buku-buku yang paling kusukai di dunia ini."

"Benarkah - oke, aku juga akan menyukai mereka."

Sayangnya, dari posisiku, aku tidak dapat melihat judul buku yang dipilih oleh Sagiri.

"Setelah aku menamatkan ini, bolehkah aku meminjam yang lainnya?"

"....Tentu saja."

"Oke, kita berjanji!"

Dengan demikian - pada akhirnya, apakah Megumi berhasil mengejar ketertinggalannya dari Elf?

Atau apa dia bahkan berhasil selangkah lebih maju dariku?

Pokoknya.

Setelah setahun, akhirnya sekarang aku memiliki beberapa rekan di jalan yang sedang kulalui ini.

Itu adalah apa yang kurasakan.

"Izumi-chan. Bisakah kau mengembalikan celana dalamku yang baru saja kau masukkan ke dalam kantongmu tadi?"

"...Itu...tolong tunggu sampai ilustrasiku selesai."

* * * * *


Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. WB : Sebuah keadaan di mana seorang penulis tidak mampu untuk melanjutkan pekerjaannya, entah itu akibat kehabisan ide, tidak tau harus bagaimana kelanjutannya, atau sekedar malas. | Lebih lanjut
  2. Salah satu game RPG yang dikembangkan oleh Square. | Lebih Lanjut
  3. エロ漫画
  4. http://ja.wikipedia.org/wiki/Hyper_Hybrid_Organization
  5. http://www.baka-tsuki.org/project/index.php?title=Gakkou_wo_Deyou
  6. http://en.wikipedia.org/wiki/Read_or_Die
  7. Teks Inggris = Fantasy Demon Blade Legend. Teks asli = GensouYoutouden- 幻想妖刀伝..
  8. Parasol : Jenis payung untuk menahan sinar matahari, biasanya terbuat dari bahan kain.
  9. Hentai : Sebutan untuk tindakan-tindakan yang berbau mesum. | Lebih Lanjut
  10. Teks asli = Fashion Bitch. Maksudnya adalah seseorang yang berperilaku seperi seorang pelacur/WTS. Di jepang, itu biasanya merujuk kepada seorang wanita yang tidak bermoral/cabul.



Bab1 Halaman Utama Bab 3