Ero Manga Sensei (Bahasa Indonesia):Volume 5 Epilog

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Thumb

- Tidak perlu khawatir, Masamune. Bibimu mungkin nampak seperti dia marah, tapi dia tidak.

- Tapi....dia berteriak padamu sebelumnya, ayah.

- Ahahaha, ya, dia marah waktu itu.

- Itu menakutkan, ayah.

- Ahahahaha

Aku tanpa sadar mengingat kembali percakapanku dengan ayahku.

Sudah seminggu sejak tes Sagiri. Libur musim panas sudah berakhir, dan sekolah dibuka kembali. Tahun pelajaran sekolah baru dimulai, dan kami berdua merayakan tahun ketiga kami bersama.

Hari ini, setelah sekolah, aku punya urusan dengan Elf di dalam ruang tamu Izumi.

“....Hei, Elf...menurutmu bagaimana?”

“Apa yang kau bicarakan?”

“Tentang Kyouka-san....jadi dia bukan musuhku?”

Kupikir karena Elf itu tajam dan punya pandangan dari sudut berbeda, dia mungkin bisa memberiku jawaban yang akurat.

“Dia selalu nampak seperti dia tidak senang dengan sesuatu.”

“Pernah dia mencoba memisahkan kami, dan dia memaksa Sagiri keluar dari kamarnya.”

Jika tes kami sesuai ekspektasinya, dia akan menggunakan caranya sendiri untuk mengobati hikikomorinya melawan keinginan Sagiri, dan kami pun akan terpisah.

“Itulah kenapa aku membencinya, aku mencoba untuk melindungi Sagiri, tapi....”

Tes yang dia berikan pada kami masuk akal, masih realistik. Setidaknya, bukan jenis tes yang kami tidak akan bisa tuntaskan.

  • Aku sangat membenci Masamune-kun!
  • Sagiri, kau sudah mencoba yang terbaik.

Imej dari sang “Ratu Es” hancur di pikiranku.

“Aku tidak tahu. Tidak satupun yang jelas.”

Mendengar itu, Elf menaruh tangannya di bawah dagu sebentar, dan berkata:

“Sebelum aku memberi pendapatku, aku perlu menanyakan sesuatu padamu: mengapa dia setuju menjadi walimu?”

“....Tidak tahu.”

“Bagaimana bisa kalian berdua hidup bersama sekarang?”

“Karena aku yang minta padanya. Aku bilang aku akan menemukan cara untuk menyembuhkan penyakit hikikomori akut Sagiri, jadi tolong biarkan kami tinggal bersama. Anggota keluarga seharusnya memang tinggal bersama.”

“Lalu mengapa kau membencinya?”

“Karena dia pernah memaksa Sagiri keluar dari kamarnya, mencoba memisahkan kami.”

“Lalu....kenapa dia setuju menunda tes sampai april?”

“Bukankah aku bilang padamu? Aku yang memintanya."

“...............Kalian berdua belum dewasa, bagaimana bisa kalian berdua bekerja di perusahaan penerbitan?”

“Dia jadi jaminan untuk kami. Kami tidak bisa melakukannya tanpanya.”

“Hmhm......” Elf menyempitkan matanya, ekspresinya suram.

“Ada yang salah?”

“Bukan apa-apa....aku hanya berpikir bahwa kau benar-benar bodoh.....tapi sepertinya bukan hanya itu alasannya. Wajar saja kau salah paham - dia memang sangat sulit dimengerti."

“Bisa jelaskan dengan cara yang bisa aku mengerti?"

“Supaya seorang siscon sepertimu bisa mengerti, itu seperti ini: dia itu adik perempuan hidden edition, yang menyembunyikan perasaan sebenarnya di balik sebuah gunung dua arti dan setengah jujur."

Apa? Mengapa menggunakan adik perempuan sebagai contoh? Sebenarnya apa yang Elf pikirkan tentangku?

“Dengan kata lain, jika kau punya pengalaman hidup yang cukup untuk menerjemahkan maksud tersembunyinya, kau tidak akan bisa mengerti dia. Kau akan selalu berpikir bahwa dia menyembunyikan sesuatu yang penting.”

“Begitu yah.....”

“Jika ada seseorang yang bisa mengerti kata-katanya, orang itu tentulah bukan aku. Harus seseorang yang dia sering temui.”

Bahkan otak tajam Elf tidak bisa memehami hati Kyouka-san.

“Yah....hanya dia orang yang punya hubungan darah denganku....aku akan mencoba untuk lebih memerhatikannya mulai sekarang.” Aku mendesah, dan melanjutkan: “Elf.”

“Ya?”

“Selamat masuk tahun pelajaran baru.”

“Kau juga.”

Mencoba untuk lebih memerhatikannya - ya, kami akan bertemu lagi nanti.

* * * * *

“Masamune-kun, aku ingin memberitaukan sesuatu padamu, mau pergi ke kafe denganku? Tanya dia lewat telepon.

“Kenapa tidak di rumah kami, bi?"

“....Tapi Sagiri tidak akan suka jika aku datang.”

Suaranya jatuh. Tapi meski begitu, aku merasa seperti seember air dingin jatuh menimpaku.

―Tidak perlu khawatir, Masamune

Ya.....aku memutuskan untuk lebih memerhatikannya.....

“Beberapa kali saja seharusnya tak masalah.....Sagiri bilang begitu.”

“Sagiri....bilang begitu?”

“Ya. Tapi aku tidak berani bertemu dia secara langsung, aku minta maaf, kita keluarga tapi aku tidak bisa menemuinya. Katanya begitu."

“.............................................Begitu yah. Anak ini sudah banyak berubah.”

* * * * *

Dia datang tidak lama setelah itu. Seakan barusan dia meneleponku setelah sudah dekat.

“Selamat datang, Kyouka-san.”

“.....Aku pulang.”

Aku menyambutnya di pintu seperti keluarga seharusnya - meski belum lama ini, aku bahkan tidak menganggapnya seperti manusia. Aku senang atas bantuannya, tapi di saat yang sama aku menganggapnya seperti “musuh” yang mencoba memisahkan kami. Aku tahu itu salah, tapi mau bagaimana lagi.

Asalkan itu sesuatu yang berhubungan dengan adik perempuanku, aku dengan cepat kehilangan ketenanganku dan menganggap semuanya seperti musuh - seseorang mengingatkanku akan hal itu sebelumnya. Tapi sayang, aku tidak bisa mengobatinya.

Aku duduk di depan bibiku. Tanpa menunggu teh atau makanan apapun, dia bertanya:

“Masamune-kun, kamu ingin menanyakan sesuatu padaku, 'kan?"

Langsung to the point. Hal ini jarang terjadi, aku harus bertanya jika aku ingin berkeluarga dengannya.

Aku menelan ludahku, lalu berkata:

“.....Ada dua hal yang ingin aku katakan.”

Mata sedingin esnya menatap padaku.

“Pertama, mengapa kau setuju untuk merawat kami?”

Dia menyempitkan matanya. Aku dengan hati-hati melihat setiap perubahan pada ekspresinya, dan melanjutkan:

“Aku tidak pernah mendengar alasan ini, tolong jawab aku jika kau bisa.”

“...................................”

Dia menatapku tanpa berkedip. Aku terus berbicara.

“.....Aku selalu berpikir bahwa kau membenciku. Kau selalu bertengkar dengan ibu. Aku bisa melihat seberapa buruk hubunganmu dengan ibu....jadi bukankah seharusnya kau membenci anaknya - aku?”

“!”

“Tapi kau merawat kami. Aku tidak mengerti mengapa.”

“............Jika aku membencimu....aku tidak akan merawatmu.”

Suaranya sangat menyakitkan, tapi ekspresinya tidak berubah sama sekali. Aku merasa ekspresinya mengatakan “Kenapa aku merawatmu? Karena aku ingin membunuhmu!”

“Masamune-kun....memang betul hubunganku dengan ibumu rumit. Jika kau bertanya padaku apakah aku membencinya atau tidak.....maka jawabanku sangat membencinya. Aku tidak....membencimu. kau masih anak-anak, tapi kau sudah melakukan banyak hal hebat.....kamu selalu memikirkan orang lain bahkan sejak kamu masih kecil.”

Suaranya turun ketika dia memujiku.

“Tapi saat kamu tumbuh....kamu dipenuhi oleh kemalangan....kau tumbuh tanpa seorang ibu....tanpa orang dewasa untuk memanjakanmu....itulah kenapa.....”

Dia berbicara dengan sangat jelas ketika dia menceramahiku, tapi sekarang......aneh.

“Itu hanya salah paham.”

Dia masih terlihat menakutkan bagiku, tapi entah kenapa aku merasa bahwa dia sedang sedih.

“Dengan kata lain....kau....melakukannya karena kau kasihan pada kami?”

“Tidak.” Sebuah jawaban kokoh datang secara langsung.

“Lalu....kenapa?”

“................................”

Kami hanya duduk dan melihat satu sama lain. Akhirnya, dia dengan perlahan berkata:

“Aku menolak untuk menjawab.”

“Kau tidak bisa memberitahuku alasannya?”

“Tidak.”

“Mengapa?”

“Karena itu akan merugikan bagiku. Tapi....”

“Tapi?”

“Aku berharap kamu akan bahagia. Itulah apa yang benar-benar aku harapkan.”

“..........................Aku mengerti.”

Biasanya, orang dewasa bisa membuat banyak alasan untuk situasi ini.

Itu akan merugikan bagiku, jadi aku menolak untuk menjawab. Itu alasannya. Sepertinya dia jauh dari yang aku bayangkan, dia terlalu jujur demi kebaikkannya sendiri. Sama seperti komputer bodoh, dia tidak bisa menyesuaikan dirinya sendiri dan hanya memainkan perannya sebagai wali kami.

“Yang kedua tentang adik perempuanku - sebenarnya menurutmu Sagiri bagaimana?"

Kami tidak bisa mendapatkan apapun tanpa memperjelas semua ini, dan aku tentu saja tidak bisa percaya padanya tanpa sebuah jawaban. Beberapa hari yang lalu, aku berpikir dia membenci aku dan Sagiri, apa itu salah? Aku perlu membuatnya jelas.

Masih dengan wajah datar, bibiku berkata:

“Dia anak yang baik. Setidaknya kupikir begitu, untuk saat ini.”

“Maksudmu, sebelumnya kau tidak berpikir begitu.”

“Jika aku harus mengatakannya....aku tidak tahu setuasinya saat dulu.”

Masuk akal. Dia merawat kami ketika dia dan Sagiri hampir tidak mengenal satu sama lain.

“Bagaimanapun juga” Dia melanjutkan “.....Setelah kejadian itu, setelah aku menyadari bahwa dia seorang hikikomori, aku masih berpikir bahwa kalian berdua sehrusnya tidak hidup bersama. Jelas juga bahwa kamu di bawah banyak tekanan. Kamu harus bekerja, pergi ke sekolah, merawat seorang hikikomori, dan kamu masih perlu menemukan cara untuk menyembuhkannya...sulit bahkan ketika kau hidup hanya dengan ayahmu. Sebagai walimu, aku tidak bisa memalingkan mata dari itu.”

― Kamu akan menemukan kebahagiaan.


Itulah yang dia maksud. Lalu, dia menanyakan sebuah pertanyaann padaku:

“Sekarang, apa kamu bahagia?”

Aku tersenyum, dan menjawab:

“Ya. Aku bahagia. Aku punya seorang adik perempuan yang penting. Aku punya perkerjaan yang aku nikmati. Aku punya mimpi yang bisa aku capai.”

“Bagus kalau begitu. Sepertinya aku tidak perlu khawatir.”

Aku tahu bahwa bibiku hampir tidak pernah tersenyum, dan aku bahkan tahu alasannya - aku hanya perlu membandingkannya yang sekarang dan waktu ketika dia marah pada ayah.

  • Siapa, siapa yang bilang aku ingin merayakan ulang tahunku!
  • Nii-san!! Sungguh! Melakukan sesuatu yang sangat tiba-tiba....hm, aku tidak tahu. Dan aku tidak terseyum! Jangan lihat padaku! Nii-san....aku sangat membencimuuuuuuuu!!!!!!

Dua tahun yang lalu....adikku mengunci diri, dan aku pun saama kacaunya ― kedua orang tuaku meninggal dan meninggalkan kami dengan luka mental yang sangat besar. Tapi bukan hanya berdua --- disini, ada orang lain, ada adik perempuan orang lain yang juga kehilangan senyumannya....

“Aku akhirnya mengerti. Kalian berdua menganggap tinggal bersama merupakan kebahagiaan tertinggi ―“

Dia nampak marah, tapi sebenarnya, “Ratu Es” tersenyum - setidaknya itulah menurutku.


“--- Akan tetapi, Masamune-kun, masalahnya beda lagi kalau kalian ditinggal berdua bersama."

“Eh?”

“Setelah mendengar apa yang Sagiri katakan, dan membaca novelmu...aku merasa bahwa akan berbahaya jika aku membiarkan kalian berdua tinggal bersama.”

“Eh? EH?”

“Itulah kenapa aku akan mengawasimu lebih lagi mulai sekarang. Apa artinya ekspresi itu? Bukankah kamu bilang aku bisa datang kesini beberapa kali?”

“Ya, aku mengatakannya.....”

“Maka sudah diputuskan.”

“......Kuh.”

Sangat sulit untukku dapat "like" dari Sagiri! Sekarang aku harus berususan dengan ini!

“Aku akan pulang.”

Dia berdiri. Sebelum dia pergi, bibiku berbalik, matanya berubah menjadu dua pilar es dan menatapku.

“Dengarkan baik-baik, Masamune-kun. Aku tidak meminta apapun darimu. Aku tidak memaksamu untuk mewujudkan mimpimu, pekerjaanmu atau apapun juga. Jika kamu tidak menemukan kebahagiaan dalam apa yang kau lakukan, bertindaklah. Kalau mau, beritahu aku, kapanpun, di manapun. Aku sendiri yang akan mengurusimu.”

Dia meninggalkanku, barulah tatapannya lepas dariku.

Setelah itu, Kusanagi-senpai datang juga. Tentu saja, dia dengan hati-hati bertanya apakah bibiku di sini atau tidak sebelum datang.

Nampaknya pertemuan pertama itu memberinya banyak kemalangan - dan dia mungkin memberikan kesan buruk pada Kyouka-san mengenai penulis light novel. Mungkin lebih baik mereka tidak bertemu lagi.

Dan mengapa dia memutuskan datang kesini?

“Izumi, aku ingin meminta maaf atas tingkahku di sini dulu.”

Jadi dia datang untuk meminta maaf. Dia membawa uang (untuk membayar pembersihan lantai) dan makanan....meskipun orang lain yang sebenarnya muntah disini dulu....nampaknya dia tidak putus asa.....

“Tak apa.”

“Terima kasih. Setelah aku paham - aku merasa sangat kesal pada kelakuanku, tapi aku tidak berani untuk menghubungimu.”

Sedikit pengecut, kupikir.

Dibanding sikap arogannya ketika dia dapat anime, ini lebih pas pada dirinya yang sebenarnya. Hari ini, dia bercosplay sebagai [Cloud], dengan jaket coklat, dan aksesoris perak, “Sebagai permintaan maaf, aku membawa beberapa makanan, apa kau ingin?”

Ya! Itu jenis kue yang sangat kusuka!

“Aku bilang padamu, aku sudah memaafkanmu dan Shidou-kun atas muntah di rumahku. Dan kau yang sudah memberikan kesan buruk tentang penulis light novel padaa Kyouko-san pun ku. maafkan.”

“Senang mendengarnya....karena kau memaafkanku, bisakah kau mendengarkan ceritaku?”

“Jika tak masalah untuk bicara di depan rumahku.”

“....Bisakah kita pergi?”

“Nampaknya itu akan memakan waktu - apa kau masih marah?”

“Tentu saja! Ketika orang merasakan sakit, mereka akan depresi, pikiran mereka akan terus melihat kejadian brutal itu lebih dalam dan lebih dalam lagi. bahkan minum atau bekerja tidak akan membantu. Hanya dalam light novel beberapa orang bisa pulih dalam sekejap. Kehidupan nyata tidak semuadah itu! Itulah kenapa aku marah.”

Ya ya, dia membiarkan mulutnya mengoceh-ngoceh lagi. yah, aku setuju dengannya, setidaknya. Tidak ada cara memulihkan diri secara langsung setelah pengalaman perih. Meskipun seseorang terlihat telah pulih, sebenarnya mereka belum. Luka mental akan tetap ada - yang hanya akan tambah parah seiringan dengan waktu.

Beberapa mungkin tidak bisa mengendalikannya dan kehilangan senyum mereka. beberapa mungkin menyeret diri mereka ke dalam lubang. Beberapa mungkin berubah menjadi hikikomori.

Dan itu bukan hanya kami. Aku tidak cukup naif untuk mengatakan “Itulah kehidupan”, tapi kebanyakan orang mengaplikasikaannya untuk seumur hidup mereka seperti itu, dengan menyembunyikan luka mereka sendiri.

Itulah kenapa mereka perlu pergi kesekolah, perlu membaca buku - agar mereka tidak kehilangan harapan dalam hidup.

“Sepertinya Kusanagi-senpai kembali normal.”

“Ya, aku merasa ada yang berubah dari diriku setelah aku mendengar tentang anime. Belum lagi aku berkata sesuatu yang sangat konyol, dulu......”

Dia sebenarnya sangat pesimis, tidak seperti Elf.

“Blu-ray dari anime Pure Love sudah dibuat tiga volume. Kabut dalam pemandian air panas tersingkir semua.”

“Itu wajar dalam anime.”

“Ya. Tapi, kali ini, alasan orang-orang mengeluh adalah karena mereka bilang areola[1] para heroin yang terlalu besar!!”

“..................”

Aku tidak tau apa yang harus kukatakan padanya.

“Penggemarku sangat marah! Mereka bilang itu adalah ide penulis untuk membuat areolas besar? Atau warna yang aneh! - mereka mengeroyok blogku dengan komentar mereka!”

“Jadi....kau pikir mereka seharusnya tidak berkata begitu?”

“Tidak. Orang mungkin mengatakan bahwa hanya orang aneh yang mengatakan itu, tapi kupikir karena mereka membayar untuk hasil kerjaku itu, aku tidak bisa menghina mereka bagaimanapun juga. Aku benar-benar berpikir begitu. Tapi!”

“Tapi?”

“Mereka semua idiot! Benar-benar idiot! Idiot yang tidak masuk akal! Untuk. apa mereka memberitahuku semua itu? Apa yang akan berubah? Aku tidak melihat ada areola ketika aku memeriksanya, bagaimana bisa aku tahu jika mereka besar atau kecil? Aku tidak punya kemampuan spesial! Setiap hari selalu saja penuh masalah! Seperti seorang ayah yang anaknya dipanggil gurunya untuk komplain. Aku sangat lelah, berapa lama sampai ini berakhir....?”

Percakapan ini pasti tidak mencapai pembacanya. Semua ini adalah komplain dari penulisnya sendiri.

“Hari ini juga. Aku sang penulis orisinil, aku harus meminta departemen editorial untuk kurangi areola karakter itu!”

Dia punya kelemahannya sendiri, tapi setidaknya dia memperlakukan penggemarnya dengan baik. Apa yang dia bilang barusan tidak mengubah itu. Aku perlu mempelajari sisi ini darinya.

“Oh sialan, bulan ini sangat kacau, aku tidak punya waktu untuk menulis apapun...aku lupa pekerjaanku sendiri!”

Dia mendesah, dan melanjutkan:

“Izumi....hidup tidak mudah. Aku sangat marah hingga aku ingin memberitahu semua tentang sisi gelap pekerjaan sialan ini!”

“Sudah cukup! Hentikan, tolong!”

“Tidak, Izumi. Aku bukan memberitahumu karena kau seorang pemula. Aku hanya ingin melepaskan frustasiku.”

Jadi kau hanya mencoba melepaskan frustasi? Kupikir kau bertingkah tsundere.

“Tidak, aku mencoba mengubah kemarahanku menjadi motivasi bekerja. Bekerja secara pasti lebih baik daripada berkeliaran, tapi mungkin aku tidak bisa bertahan lama. Mungkin besok, mungkin tahun depan, segera aku tidak akan bisa menulis lagi, karirku akan berakhir.”

“Kau mengatakan hal yang sama ketika novelmu dapat adaptsi.”

Kau masih sama.....

“Tidak, sungguh. Kali ini, karirku benar-benar dalam bahaya. Sekarang aku mengerti kenapa beberapa seniorku menghilang setelah mereka dapat adaptasi anime.”

Mengatakan itu, motivasinya tiba-tiba mati, dan dia mengangkat bahunya:

“Hah, luar biasa sekali bisa mengeluarkan unek-unekku dari kepala."

“Bukannya kau datang untuk minta maaf padaku!?”

“Aku akan pulang, masih ada banyak yang perlu diselesaikan.” Dia berbalik dan akan pulang.

“Banyak yang perlu diselesaikan?”

“Pekerjaanku, tentu saja. Aku akan mati, ya. Tapi aku akan terus menulis sampai napas terakhirku.....dan akun bankku hampir kosong.....”

Inilah yang orang sebut tsundere sejati!

* * * * *

Hari selanjutnya, setelah sekolah, aku pergi ke stasiun Kita-Senju untuk bertemu Megumi. Atas sarannya, kami menemukan sebuah kafe, lalu aku mentraktirnya.

“Terima kasih, Onii-san!”

“Sama-sama.”

“Ehehe, meminta seorang laki-laki yang lebih tua menraktirku, aku merasa seperti aku sudah dewasa.”

Kau membuatnya terdengar seperti aku tipe orang yang memilih gadis yang tak sengaja kutemui di jalan...

Setelah itu, kami pergi ke area Arakawa. Di kedua sisi jalan itu dipenuhi dengan bunga sakura yang jatuh membentang, hanya berjalan di jalan ini bisa membuat orang meraasa baikkan.

“Ya - beruntung bunganya mekar.”

“Fufufu, ini adalah tempat terbaik untuk kencan baru-baru ini. Aku sudah berencana meminta onii-san untuk datang.”

“Oh, begitu kah?”

Megumi tersenyum lebar. Karena dia sudah kelas dua, dia sudah menjadi lebih dewasa.

“Megumi! Berhenti menarik tanganku!”

“Eh? Onii-san terlihat sangat senang.”

Tidak! Lepaskan tanganku.

“Ngomong-ngomong --“

“Ya?”

“Tentang alasan aku menraktirmu hari ini....”

“Onii-san ingin berterima kasih padaku, bukan?”

“Hampir betul. Apa kau ingat daftar keinginanmu untuk White Day?”

Kau tahu, waktu itu kau memberiku daftar.

“Ya.”

“Aku jadi sakit kepala saat itu...tapi aku sudah memutuskan untuk membayarnya."

“Eh? Onii-san, maksudnya?”

Katanya, sambil mengibas-ngibaskan tangannya kesekitar. Karena dia berada di antara bunga-bunga sakura yang terbang, dia kelihatan jadi sangat manis.

“Aku sudah menerima hadiah untuk White Day-ku.”

“Eh?”

Apa? Kapan?

“Onii-san tidak ingat? Ada bagian spesial dalam daftar itu.”

Melihat a ku belum menyadarinya, dia mencibir, dan bergumam “Hadiah spesial! Yakni onii-san harus membuat Izumi-chan pergi kesekolah.”

“Ah....”

“Itu hadiah yang menakjubkan. Terima kasih. Ehehe.”

“Dasar.....”

Jika dia bertingkah seperti ini di hadapan semua orang, wajar saja dia sangat populer.

Terakhir - mengenai Sagiri.

1 April, di hari tes itu -

....Aku....juga menyukainya.

* * * * *

Sama saja dia menembakku.

―Aku punya seseorang yang kusuka.

Ketika aku menembaknya, itulah jawabannya. Mungkinkah orang yang dia suka adalah....

Aku harus memperjelas ini - atau ya, itulah rencanaku, tapi setelah itu dia sembunyi di dalam kamar terlarang sepanjang hari, tanpa mau melihatku.

Tentu saja, kami punya beberapa percakapan kecil di pintu kapanpun aku membawa makanannya, tapi itu saja.

Sejujurnya, aku bisa memaksa memakai caraku jika situasi memaksaa untuk begitu, tapi aku tidak berani - itu memalukan. Sangat....memalukan, aku takut dengan jawabannya.

Singkatnya, aku tidak berani bertanya.

“.....Guh, guh....”

Aku sudah gelisah untuk beberapa hari, hanya bayangan dia saja yang ada di pikiranku.

Hari ini juga sama - menurutku.

*Buk buk*

Langit-langit bergetar. Suara seperti ini - “Ada yang ingin aku katakan, datanglah kesini.”

Jika itu yang dia mau. Aku tidak bisa mengabaikannya. Aku secara mental mempersiapkan diriku dan pergi ke kamarnya. Kemudian, pintu terbuka.

“..............................”

Entah kenapa, hari ini pakaiannya nampak sangat bagus. Hanya sekali melihat saja sudah cukup membuat kami berdua memerah.

Aku mengerti bahwa situasi ini aneh - setelah pengakuan itu, setelah dia jawab dia juga "menyukaiku", jelas saja dia akan membicarakan itu sekarang. Aku sangat gugup hingga aku pikir aku akan pingsan.

“..........................................................”

“..........................................................”

Kami tidak berkata apapun sama sekali. Akhirnya, aku memutuskan untuk mulai.

“Ano.....” *2

Kami berdua jatuh dalam keheningan sekali lagi.

“......Kamu duluan.”

Kata Sagiri. Baiklah.

“Sagiri....yah....tentang apa yang kamu bilang beberapa hari yang lalu....”

“~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~” Dia memerah, seakan-akan hampir menangis.

“Ya, itu tentang itu....”

“Um....um.....”

Sagiri melihatku

“..........Aku, aku menyukaimu.”

“-----------------------“

Oh.....sangat langsung.....oh.....aku....merasa seperti aku meleleh.....

Thumb

“Sebagai adik perempuan”.


“---------ya?”

“Nii-san, kamu ingin jadi kakak bagiku, bukan?”

“ya....ya....ya, aku bilang seperti itu.”

“Kakak dan adik sesungguhnya tidak bisa mencintai satu sama lain, kan?”

“........ya, aku bilang begitu juga.”

“Jadi, aku menyukaimu sebagai adik perempuan, apa ada masalah dengan itu?”

“......tidak.”

“Mwu....lalu itu bagus, ada apa denganmu hari ini....” dia mencibir.

― Aku merasa dia sedang balas dendam padaku. Kenapa? Anehnya.

“Hah.....” bahuku jatuh. Jujur saja, aku merasa sedikit down, namun jadi semangat juga di saat yang sama.

Melihatku seperti itu, dengan nada tidak senang, Sagiri berkata “dasar bodoh”









Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. lingkaran yang mengelilingi puting.



Bab 4 Halaman Utama Kata Penutup