Fate/Zero:Act 1 Part 3~ Indonesian Version

From Baka-Tsuki
Revision as of 03:56, 11 June 2012 by Gwilthyunman (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

-282:14:41

Pada waktu yang sama, di pulau yang sangat jauh di sebelah timur, seseorang juga menerima laporan yang sama oleh seorang mata-mata di Inggris.

Setelah menjadi seorang magus yang sah, Tōsaka Tokiomi tidak akan menggunakan teknologi canggih seperti Kiritsugu. Dia telah cakap dalam menggunakan ilmu rahasia yang dimiliki oleh keluarga Tōsaka dalam berkomunikasi jarak jauh, dengan menggunakan sihir permata(jewel magic) yang diturunkan dari generasi terdahulu.

Di puncak Miyama-chou di kota Fuyuki lah letak hunian Tōsaka. Di workshop Tokiomi yang berada di bawah tanah, sebuah peralatan eksperimen yang mirip dengan apa yang dikenal sebagai pendulum hitam(black pendulum) disiapkan. Perbedaan diantara peralatan eksperimen tersebut dengan peralatan ini adalah, bahwa pendulum ini berisi permata sihir dari pendahulu Tōsaka, yang telah dibuat sedemikian rupa agar tinta yang turun dari senarnya dapat melembabkan permata tersebut.

Batu yang dipasangkan dengan permata dari pendulum ini saat ini dimiliki oleh mata-mata Tōsaka. Jika batu ini diletakkan didepan Roller dan mulai menulis, permata pendulum yang cocok akan mulai merombak, tinta yang jatuh ke bawah akan menulis dengan sempurna. Seperti itulah cara kerjanya.

Saat ini permata di pendulum tersebut dan batu yang ada di sisi lain dari globe di London mulai merombak secara bersamaan, dan melalui pengamatan dari gerakan berulang-ulang tanpa pola yang aneh, tulisan perekam tersebut mulai menjadi halus dan kemudian menulis kembali secara akurat.

Tokiomi, mengamati kejadian ini, mengambil kertas tanpa menunggu tinta tersebut menjadi kering seutuhnya dan mulai mencari apa yang telah terekam di dalamnya.

"— Tidak peduli berapa kali pun aku melihat kejadian ini aku selalu merasa bahwa hal ini tidak dapat diandalkan."

Kotomine Kirei, yang dari tadi berjaga di pojokan, menyatakan pendapat yang tidak bermoral.

"Oh, jadi kamu berpikir bawa fax lebih mudah digunakan?

Jika cara ini yang digunakan, bahkan jika listrik mati, tidak akan terjadi gangguan. Kamu juga tidak perlu khawatir jika laporan ini terungkap oleh pihak lain. Tanpa harus bergantung dengan teknologi baru, kami sebagai magi telah lama memiliki peralatan yang tidak kalah dari peralatan modern sekarang ini."

Walaupun begitu, Kirei tetap melihat bahwa fax yang dapat digunakan oleh semua orang lebih mudah digunakan. 'Semua orang' dapat menggunakannya... hal yang tidak dapat dipungkiri ini sudah pasti merupakan sesuatu yang tidak dapat dipahami oleh Tokiomi. Sudah sangat jelas bahwa teknik dan pengetahuan dari aristokrat dan rakyat jelata berbeda... bahkan di masa sekarang, Tokiomi masih memiliki pemikiran yang kuno ini; dia benar-benar seorang ' magus ' yang sah.

"Berita terakhir dari ' Clock Tower '. Raja El-Melloi yang 'jenius' sepertinya telah mendapatkan lost relic(relik yang hilang). Jika hal itu benar, maka dapat dipastikan bahwa dia ikut serta dalam hal ini. Hmph, dia benar-benar musuh yang menyusahkan. Jadi sudah jelas, sudah ada lima Master termasuk saya..."

"Hal yang membuatku khawatir adalah bahwa masih ada dua posisi yang kosong sampai sekarang."

"Ya itu artinya tidak ada orang yang pantas untuk memiliki Command Seal. Ketika waktunya sudah hampir habis, Holy Grail akan mengisi tujuh slot yang ada secara acak tanpa memperhatikan kualitasnya. Demi memiliki orang yang cukup, akan ada dua karakter kecil. Tidak ada yang perlu di khawatirkan."

Hal tersebut benar-benar cocok dengan rasa optimisme Tokiomi. Setelah menjadi muridnya selama tiga tahun, Kirei telah mengerti tuannya dengan sangat baik. Walaupun dia begitu sibuk dengan persiapan, dia memiliki kebiasaan dalam melupakan hal-hal kecil yang penting ketika dia sudah turun tangan, dan mengatasi hal-hal ini mungkin adalah tanggung jawabnya; sudah sejak lama Kirei mengerti akan hal ini.

"Bicara soal waspada - Kirei, tidak ada yang melihatmu ketika kamu masuk ke rumah ini, kan? Dari luar, kita adalah musuh."

Sesuai dengan rencana Tōsaka Tokiomi, kenyataan telah berputar dan telah diumumkan. Kirei, yang telah dipilih Holy Grail tiga tahun yang lalu, dengan hati-hati menyembunyikan lambang di tangan kanannya sesuai dengan perintah Tokiomi, sampai bulan ini sebelum dia mengumumkan fakta bahwa Command Seal ada di tangannya. Sejak saat itu, ia memutuskan hubungan dengan Tokiomi sebagai pesaingnya dalam mendapatkan Holy Grail.

"Tidak perlu khawatir. Bisa melihat atau pun tidak, tidak ada pengintai maupun sihir yang menyelidiki rumah ini. Saya —"

"— Saya menjamin akan hal itu."

Suara dari orang ketiga memotong pembicaraan dan, pada waktu yanng sama, sebuah bayangan hitam muncul di sebelah Kirei.

Heroic Spirit yang menemani Kirei dalam bentuk spiritnya selama ini, saat ini, berdiri di depan Tokiomi.

Bayangan yang halus dan tinggi itu memiliki perbedaan prana yang sangat jauh dibandingkan dengan manusia, Dia terlihat seperti 'bukan manusia'. Seseorang yang aneh yang mengenakan jubah hitam panjang dan topeng putih-yang menyerupai tulang untuk menyembunyikan wajahnya.

Ya, dia adalah Heroic Spirit yang pertama yang dipanggil di Heaven's Feel ke empat, Servant "Assassin" yang membuat kontrak dengan Kotomine kirei — Hassan-i Sabbāh.

"Tidak peduli trik licik apa yang mereka gunakan, mereka tidak dapat menyembunyikannya dari mata saya, mata dari Heroic Spirit yang ahli ini, Hassan. Master saya, Kirei, tidak memiliki aura diikuti oleh musuh disekitarnya... anda dapat tenang."

Terlihat seperti mengerti bahwa posisi Tokiomi lebih tinggi daripada masternya Kotomine Kirei, Assassin dengan sopan melapor dengan membungkuk.

Dan kemudian Kirei berkata,

"Secepatnya setelah Heroic Spirit yang dipanggil oleh Holy Grail muncul, tidak peduli dari Class apapun, akan saya laporkan kepada ayah secara akurat."

Risei sang ayah adalah supervisor dari Heaven's Feel, ditunjuk sebagai kepala pastor dan dialihkan ke Gereja Fuyuki. Saat ini, dia memegang kendali atas peralatan sihir yang dikenal sebagai "spirit board"(papan sihir) yang memiliki fungsi untuk menunjukkan atribut dari Heroic Spirit yang dipanggil oleh Holy Grail.

Identitas dari para master hanya dapat dikonfirmasi dengan laporan dari seseorang, namun kuantitas dan Class dari Servant yang muncul, tidak peduli dimana mereka dipanggil, akan ditampilkan di "spirit board", agar supervisor dapat mengendalikan situasi dengan lebih baik.

"Menurut ayah saya, Assassin saya satu-satunya Servant yang dipanggil sampai saat ini. Magi lain yang akan melakukan tindakan masih akan muncul."

"Ya. Namun ini hanya masalah timing. Cepat atau lambat, akan ada utusan dari master lain yang datang dan menjelajahi ruangan ini. Kerena disini dan rumah besar Matō, serta tempat tinggal Einsbern, telah menjadi lokasi master yang dapat dikonfirmasi saat ini."

Dibandingkan dengan tiga keluarga besar, keuntungan dari magi asing adalah tempat persembunyian mereka tidak diketahui oleh orang lain. Karena ini, dalam tahap awal Heaven's Feel, tidak peduli keluarga apapun itu, mereka akan menggunakan mata-mata untuk melakukan pengintaian.

Bukannya Kirei tidak percaya dengan jaringan informasi Tokiomi, hanya saja mereka harus berjaga untuk kemungkinan bahwa dua master yang masih belum diketahui ini pintar dalam menyembunyikan diri mereka. Jika harus melawan musuh dengan strategi ini, Servant Kirei Assassin dapat mengeluarkan kekuatannya sampai batas tertinggi.

"Kamu dapat pergi. Assassin, tetap berjaga diluar. Waspadalah."

"Mengerti."

Setelah mendapatkan perintah dari Kirei, Assassin kembali ke spirit form dan meninggalkan ruangan. Untuk Servant yang memang asalnya adalah makhluk spiritual, mereka dapat berubah bentuk dari spirit form ke physical form dan juga sebaliknya.

Assassin memiliki keahlian spesial "menyembunyikan keberadaan" yang tidak dimiliki Class lain. Dia tidak tertandingi dalam menyembunyikan pergerakan dan mencari sesuatu/seseorang.

Bagi Kirei, yang tanggung jawabnya bukanlah mendapatkan kemenangan tetapi membantu Tokiomi, memanggil Assassin merupakan pilihan yang terbaik.

Itulah rencana pertemuprannya.

Pertama-tama, biarkan Assassin Kirei pergi menginvestigasi strategi pertarungan Master lain dan kelemahan Servant mereka. Setelah mendapatkan cara untuk mendapatkan kemenangan yang pasti dalam melawan semua musuh, Servant Tokiomi akan digunakan untuk mengalahkan mereka satu per satu.

Karena inilah, Tokiomi harus memanggil Servant yang memiliki tingkat serangan yang tinggi. Akan tetapi, Kirei tidak pernah mendengar Heroic Spirit seperti apakah yang Tokiomi inginkan.

"Holy relic yang saya persiapkan akan tiba besok pagi."

Seperti mengetahui keraguan Kirei dari eskpresi yang dimilikinya, Tokiomi mengatakan hal tersebut tanpa menunggu Kirei bertanya.

"Saya menemukan apa yang saya harapkan. Servant yang akan saya panggil sudah pasti akan unggul dalam melawan semua musuh. Jika itu adalah Heroic Spirit, maka Heroic Spirit tersebut tidak akan memiliki kesempatan untuk menang dalam melawan orang ini."

Tokiomi, menutup-nutupi kesenangannya dalam hal ini; wajahnya penuh dengan keyakinan yang tak terkalahkan yang memang sudah ada sejak lahir.

"Upacara pemanggilan akan diadakan malam ini -- jika tidak ada Master lain yang memata-matai kita, Kirei, kamu dapat datang, demikian juga dengan ayahmu."

"Ayah juga?"

"Ya. Jika 'dia' terpanggil dengan sempurna, maka kemenangan kita sudah dapat dipastikan. Saya ingin berbagi kesenangan ini dengan yang lain."

Keyakinan yang tidak ditutup-tutupi ini dapat dibilang sebagai karakteristik Tōsaka Tokiomi yang telah didapat secara turun-temurun. Berdasarkan egonya ini, entah kenapa Kirei merasakan terpesona dan kagum.

Tiba-tiba, Kirei melihat permata pendulum. Pergerakan permata di kertas Rollin tidak berhenti, tetap menulis terus-menerus.

"Sepertinya akan ada hal lain yang terjadi."

"Ya, ah, ini adalah penyelidikan mengenai hal lain. Ini bukanlah informasi terkini - mungkin ini mengenai permintaanku untuknya dalam menyelidiki master Einsbern.

Informasi pada keluarga Einsbern yang telah memotong semua jaringan pada dunia luar sangatlah sulit untuk didapatkan bahkan di Clock Tower di London, tetapi Tokiomi telah menyebutkan sebelumnya bahwa ada petunjuk mengenai Master nya. Tokiomi menggulung kertas disebelahnya dan menaruhnya di atas meja yang digunakan untuk menulis, lalu mengambil kertas Rollin yang telah berisi teks yang baru.

"... Ini adalah sesuatu yang terjadi sembilan tahun yang lalu. Einsberns yang bangga akan kesucian garis darahnya tiba-tiba menjadikan magus dari dunia luar sebagai menantunya. Hal ini bahkan sudah menjadi sebuah debat diantara asosiasi pada saat itu, akan tetapi hanya seseorang yang dapat melihat kebenaran dari masalah ini, yaitu kepala dari rumah tangga Matō.

Magi dari keluarga Einsbern yang hanya pintar di alchemy memang tidak cocok dalam bertarung sejak awal. Ini juga merupakan faktor kekalahan mereka di ritual Heaven's Feel yang sebelumnya. Orang-orang ini sepertinya sudah kehilangan kesabaran mereka.

Magus yang mereka temukan ini sepertinya benar-benar 'memenuhi persyaratan.'"

Setelah menyelidiki kertas tersebut secara cepat sambil berbicara, Tokiomi menyerahkan kertas tersebut ke Kirei. Setelah melihat "Laporan penyelidikan: Emiya Kiritsugu" sebagai judulnya, mata Kirei merapat sedikit.

"Nama ini... Saya telah mendengarnya sebelumnya. Seharusnya orang ini adalah orang yang berbahaya."

"Oh, apakah Holy Church juga mengetahui hal ini? ' Magus Killer '(Pembunuh Magus) Emiya terkenal buruk saat itu. Dia tidak termasuk dalam asosiasi, namun kenyataannya dia adalah alat pembunuh bagi para petinggi."

"Jadi dalam bahasa gereja, dia seperti pengeksekusi, kan?"

"Sebenarnya lebih buruk dari itu. Dia adalah pembunuh lepas(freelance) yang telah melalui pelatihan khusus untuk membunuh magi. Karena magi sangat komprehensif untuk magi lainnya, dia akan menggunakan cara yang tidak sesuai dengan peraturan magi dalam membunuh magi lainnya... dia adalah tipe orang yang akan menggunakan segala cara untuk menang."

Ada kekesalan yang jelas terlihat di suara Tokiomi, namun Kirei mulai tertarik pada orang yang bernama Emiya Kiritsugu ini. Dia telah mendengar rumor mengenai orang ini; sepertinya dia telah menentang Holy Church di masa lampau, dan telah ada orang yang memberitahu Kirei agar berhati-hati dengan orang ini.

Kirei mulai membaca informasi yang diserahkan kepadanya. Kebanyakan data yang ada adalah data mengenai strategi pertempuran Emiya Kiritsugu - kasus-kasus orang yang hilang dan kecelakaan dipercayai sebagai magi yang ia telah bunuh; namun umumnya, itu adalah analisis dari metodologinya. Ketika membaca, Kirei mulai mengerti mengapa Tokiomi membenci lelaki ini. Serangan mendadak dan pembunuhan berbeda sangatlah tipis.

Memasang bom di lingkungan umum, menjatuhkan pesawat yang berisi penumpang di dalamnya; ini adalah tipe dari kasus yang tidak dapat dipercaya yang telah dilaporkan. Diasumsikan juga bahwa tragedi-tragedi di masa lampau yang dilaporkan sebagai aksi-aksi terorisme merupakan tindakan kriminal Emiya Kiritsugu untuk membunuh seorang magus. Walaupun tidak ada bukti, melihat dari informasi yang diberikan saja cerita tersebut sudah dapat dipercaya.

Pembunuh; kata-kata itu sangatlah cocok. Magi yang melawan satu sama lain sampai membunuh satu sama lain, hal ini sangatlah umum dilakukan. Namun, biasanya hal itu hanya merupakan kompetisi ilmu sihir dan ditentukan melalui serangkaian proses yang mengikuti peraturan tertentu. Heaven's Feel pun juga termasuk dalam kategori ini; walaupun disebut sebagai 'perang', namun hal ini bukanlah pertarungan sampai mati yang menimbulkan kekacauan, namun lebih kepada serangkaian peraturan dan regulasi yang ketat.

Bahkan tidak ada satu laporan pun mengenai Kiritsugu yang bertarung dalam pertarungan seperti ini, menggunakan 'peraturan magi'.

"Sesuatu yang disebut magus ada diluar hukum manusia sejak awal, dan hal itu sudah menjadi alasan untuk menaati peraturan dunia kita dengan ketat."

Tokiomi berkata demikian, suara tenangnya bergolak dengan kemarahannya.

"Namun Emiya ini benar-benar tidak menaati peraturan. Dia tidak memiliki harga diri sebagai seorang magus. Orang seperti ini tidak dapat dimaafkan."

"Apa yang anda katakan barusan adalah... harga diri?"

"Ya. Bahkan orang ini sudah melalui pelatihan yang ketat sebagai seorang magus.

Jika begitu, maka sudah pasti dia memiliki kesetiaan untuk melewati dan mengatasi kesulitan yang ada. Tidak mungkin baginya untuk melupakan tujuan dan keinginan awalnya, bahkan setelah mendapatkan kesuksesan."

"..."

Apa yang diucapkan Tokiomi salah. Mengikuti pelatihan yang sangat brutal tanpa maksud apapun, orang seperti ini ada di muka bumi ini. Mengenai hal ini, Kirei mengerti lebih dari siapapun.

"— Jadi mengapa Emiya Kiritsugu ini menjadi alat pembunuh?"

"Hal itu.. mungkin karena uang. Setelah masuk menjadi keluarga Einsbern, dia membersihkan dirinya. Dia telah mendapatkan uang yang cukup sehingga dia tidak perlu khawatir untuk seumur hidupnya, maka sudah sewajarnya - seharusnya itu ditulis dalam laporan tersebut, bahwa orang itu tidak hanya melakukan pembunuhan. Sepertinya dia melakukan hal lain di seluruh dunia untuk mendapatkan uang tambahan."

Seperti yang diucapkan Tokiomi, di akhir laporan, selain insiden yang berkaitan dengan magi, ada banyak insiden lain yang berkaitan dengan Emiya Kiritsugu. Jadi begitu, Kiritsugu dapat ditempatkan hampir pada semua konflik di penjuru dunia; dia bukan hanya alat pembunuh, tetapi dia juga telah melakukan banyak pekerjaan sebagai pembunuh bayaran.

"... Dokumen ini, dapatkah saya meminjamnya untuk membacanya secara detil?"

"Ah, tentu. Jika kamu dapat menganalisa detilnya untuk saya, maka itu akan sangat membantu. Saya masih sibuk menyiapkan ritual pemanggilan malam ini."


※※※※※


Kirei menunggalkan workshop yang ada di basement dan kembali ke lantai dasar. Di lorong, dia berpapasan dengan seorang gadis kecil yang mengalami kesulitan dengan bawaannya yang terlalu banyak.

"Selamat pagi, Rin."

Tidak ingin membuatnya senang, namun hanya ingin menyapanya secara biasa. Gadis itu berhenti dan mengamati Kirei dengan matanya yang lebar. Dia sudah berkomunikasi dengan Rin di rumah ini selama tiga tahun, tetapi kecurigaan di mata gadis ini mengenai Kirei masih belum menghilang.

"... Selamat pagi. Kirei."

Dengan suara yang diberatkan, namun masih dengan tindakan yang sesuai, Rin mengembalikan sapaan Kirei. Walaupun masih muda, Rin sudah berlaku seperti ibunya, tindakannya halus dan sopan. Dia adalah anak Tōsaka Tokiomi. Menjadi berbeda dari murid-murid lainnya pada umurnya saat ini benar-benar wajar.

"Mau pergi ke luar? Bawaanmu berat sekali."

"Ya. Mulai besok, kami akan pergi ke rumah kakek. Aku bahkan akan menaiki kereta kabel dari sisi sebelah sana untuk pergi ke sekolah."

Karena Heaven's Feel sudah dekat, Tokiomi memutuskan untuk membiarkan keluarganya tinggal di distrik tetangga--rumah ibu mertuanya-- sementara.

Ibu dan anak sebaiknya tidak muncul dalam pertempuran karena berbahaya. Tentu ini sudah wajar untuk dilakukan.

Tetapi anaknya Rin terlihat tidak puas dengan ini. Walaupun wajahnya baik-baik saja, mulut kecilnya menggembung, menunjukkan bahwa dia tidak senang. Walaupun dia akan menjadi gadis nantinya, tidak peduli bagaimanapun juga, dia masih seorang anak kecil. Dia tidak dapat diharapkan untuk benar-benar melakukan tindakan saat ini.

"Kirei, kamu bersama ayah untuk membantunya bertarung, kan?"

"Ya, sebagai muridnya, ini adalah yang seharusnya aku lakukan."

Rin bukanlah anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Sebagai penerus magi Tōsaka, dia sudah menerima pelatihan yang ahli dari Tokiomi. Berhubung dengan Heaven's Feel di Fuyuki yang sudah dekat, dia dibekali dengan beberapa pengetahuan.

Berkaitan dengan mengapa ia harus pergi ke rumah kakeknya, ia dapat mengerti alasan yang umum tersebut. Namun, apa yang ia tidak puas kan adalah--setelah dia pergi, Kirei adalah satu-satunya orang yang ada di rumah Tōsaka dan dia dapat melakukan apapun yang dia mau.

Rin benar-benar patuh kapada ayahnya Tokiomi. Karena inilah, sebagai penerus, Rin tidak menyukai Kirei mungkin karena dia menjadi murid Tokiomi lebih dulu darinya, mempelajari ilmu sihir darinya.

"Kirei, dapatkah aku mempercayaimu? Akankah kamu melindungi ayahku sampai akhir? Maukah kamu berjanji padaku?"

"Itu tidak mungkin. Jika perang ini memungkinkanku untuk menjanjikan hal ini padaku, maka tidak akan ada alasan bagimu dan ibumu untuk menghindar dari bahaya, kan?"

Kirei tidak ingin mengatakan kata-kata kosong untuk menenangkannya, dan ia mengatakan kebenarannya secara langsung. Tetapi mata Rin menjadi lebih ganas, menatapi murid yang kurang ajar dan tidak tahu malu yang lebih tua darinya.

"... Seperti yang sudah kuduga, aku benar-benar membencimu."

Hanya ketika mengatakan kata-kata yang cocok bagi anak seumurannya, Kirei memiliki kesan yang baik bagi gadis ini.

"Rin, jangan pernah berkata kata-kata yang tidak sopan di depan orang lain lagi. Nanti, moral yang ayahmu berikan dapat dipertanyakan kebenarannya."

"Ini tidak ada hubungannya dengan ayah!"

Melihat ayahnya digunakan sebagai perisai, kemarahan Rin membuat mukanya berubah menjadi merah. Inilah yang benar-benar diinginkan oleh Kirei.

"Dengar ya Kirei! Jika ayah terluka karena kesalahanmu, aku benar-benar tidak akan memaafkanmu! Aku —"

Saat itu, ketika yang ingin dikatakannya benar-benar pada timing yang tepat, bayangan Aoi muncul. Setelah selesai dengan persiapannya, ia tidak melihat Rin datang, jadi ia datang untuk melihat situasinya.

"Rin! Apa yang kamu lakukan? Bahkan sampai menggunakan suara yang keras!"

"— Ah, ini, Aku —"

"Sebelum keberangkatannya, dia datang untuk memberiku semangat, bu."

Kirei berpura-pura tenang dan bermaksud menolong Rin, namun Rin menjadi semakin marah. Tetapi dia tidak dapat mengatakan apapun di depan ibunya, jadi dia segera berbalik untuk pergi.

"Aku akan membantumu dengan bawaanmu. Rin, koper itu terlalu berat untukmu."

"Tidak! Aku dapat melakukannya sendiri!"

Rin menarik kotak itu lebih keras dari sebelumnya, dan karena hal ini menyebabkan pertarungan yang lebih sengit dengan koper tersebut. Namun, akhirnya koper itu dapat ditariknya keluar dari pintu. Kirei tahu bahwa bertindak seperti ini tidaklah seperti orang dewasa, namun ia tetap ingin menertawai Rin kapanpun dia bisa.

Aoi, yang masih ada disana, membungkuk dengan hormat pada Kirei.

"Kotomine-san, saya menitipkan suami saya padamu. Tolong bantu dia dalam mewujudkan impiannya."

"Saya akan melakukan yang terbaik, jangan khawatir."

Dalam pandangan Kirei, Tōsaka Aoi adalah istri yang sempruna. Serius dan bijaksana, teliti, mengerti suaminya dan tidak pernah menggangu, mementingkan kesetiaan lebih daripada cinta dan menghormati tugasnya - pendeknya, ia adalah model istri dan ibu yang sempurna dari masa lampau. Di masa dimana pergerakan kewanitaan sudah mulai bergerak ke peradaban, dia seperti karakter yang hanya ada di angan-angan seseorang. Tokiomi benar-benar memilih orang yang sangat cocok dengannya sebagai istri.

Kirei berdiri di pintu untuk melihat ibu dan anak tersebut pergi dengan kedua matanya, yang bukan pergi dengan taksi melainkan mobil pribadi yang dikendarai Aoi. Tidak hanya supir, namun semua pelayan, mulai minggu kemarin, diberhentikan. Hal ini dilakukan untuk menghindari bahaya bagi mereka yang tidak bersalah, dan juga sebagai taktik yang baik dalam menghadapi mata-mata. Tokiomi tidak cukup berhati-hati untuk menjaga pertahanannya walaupun terhadap pelayannya; saran ini diberikan oleh Kirei, yang dilakukan setengah terpaksa oleh Tokiomi.

Sebelum mobil tersebut pergi, Rin yang berlindung dibalik ibunya, mengeluarkan lidahnya pada Kirei, bermaksud menjahilinya. Kirei tertawa pahit dan melihat mereka pergi dengan mata kepalanya sendiri, kemudian kembali ke rumah yang sudah kosong itu.


※※※※※


Tokiomi belum meninggalkan workshop di basement. Kirei, sebagai satu-satunya penghuni dari ruang keluarga yang kosong, mulai membaca laporan mengenai Emiya Kiritsugu secara jelas.

Dia tidak mengerti mengapa dia memiliki niat yang begitu besar pada magus aneh yang bahkan dia tidak ketahui ini. Mungkin karena dia senang dari kebencian yang diberikan oleh gurunya Tokiomi.

Persahabatan guru dan murid yang berlangsung selama tiga tahun di rumah ini selalu memiliki kesan menyindir.

Sebagai guru, Tokiomi tidak dapat mengerti konsentrasi Kirei dalam pembelajaran dan pemahamannya yang cepat; umumnya seorang holy servant tidak menyukai ilmu sihir, namun ia memiliki ketertarikan di semua bidang sihir. Kirei menggunakan apa yang disebut sebagai 'kerakusan akan pengetahuan' untuk mempelajari apapun yang dapat menyenangkan Tokiomi. Sekarang kepercayaan Kirei kepada Tokiomi sudah tidak dapat dipatahkan, bahkan sampai pada kondisi dimana Rin anaknya diajarkan untuk hormat pada Kirei sebagai muridnya yang lebih tua.

Namun dibandingan dengan persahabatan Tokiomi yang semakin meningkat, hati Kirei menjadi semakin dan semakin sunyi.

Bagi Kirei, dia tidak mempelajari ilmu sihir karena ia menyukainya. Memimpin kehidupan yang taat di gereja, namun tidak mendapatkan apa-apa sebagai imbalannya; karena hal itulah, Kirei mempertaruhkan semua harapannya pada pembelajaran baru yang memiliki nilai-nilai yang jelas berbeda dari gereja tersebut. Tetapi hasilnya benar-benar tidak sesuai dengan perkiraan. Di dunia yang haus akan ilmu sihir ini, Kirei tidak menemukan kesenangan maupun kepuasan apapun. Sebaliknya, hal ini malah melebarkan lubang kosong di hatinya.

Tokiomi sama sekali tidak menyadari ketidak puasan Kirei. Penilaian dari 'tipe orang yang sama seperti ayahku Risei' benar-benar tepat. Penlaian dan kepercayaan Tokiomi kepada Kirei sama percis dengan apa yang dilakukan oleh Risei.


Akan selalu ada garis yang tidak bisa dilewati diantara dirinya dan orang-orang seperti ayahnya dan Tokiomi. Kirei mengerti betul akan hal ini, dan mungkin hal itulah yang menyebabkan mengapa dia begitu tertarik kepada karakter yang Tokiomi benci.

Dia berpikir, mungkin Emiya Kiritsugu ada di 'sisi lain dari garis itu'.

Kewaspadaan Tokiomi terhadap Emiya Kiritsugu sepertinya hanya berdasar pada julukannya ' Magus Killer '(pembunuh magus), jadi laporan investigasi yang dibuat berdasarkan permintaan Tokiomi berpusat pada 'sejarah pertempurannya melawan magi', laporan lain yang ada di topik ini benar-benar sederhana.

Namun, melihat pengalaman Kiritsugu secara kronologisnya, Kirei mulai mendapatkan suatu kepercayaan.

Tindakan orang ini memiliki resiko yang tinggi.

Di masa saat dia menjadi pembunuhan lepas(freelance) sebelum dia diambil oleh keluarga Einsbern sebagai menantunya, Kiritsugu menyelesaikan misi-misinya secara baik. Namun tenggang di antara misi yang ada terlalu singkat. Mempertimbangkan waktu yang dia miliki untuk persiapan dan penerimaan misi, satu-satunya kesimpulan yang dapat diraih adalah bahwa dia melakukan beberapa rencana secara bersamaan. Dan rencana ini semua bersifat paralel; dia muncul di konflik-konflik yang ada di berbagai area, dan selalu melakukan penghancuran ketika konfik tersebut sudah semakin panas.

Dia terlihat seperti ingin bunuh diri, terlihat seperti memiliki penyakit yang membuatnya melakukan hal tersebut... prinsip dibalik tindakannya sudah jelas adalah self-destruction(penghancuran diri sendiri).

Hal ini dapat diasumsikan bahwa Kiritsugu tidak memiliki hati yang egois, resiko dari tindakannya dan mendapatkan keuntungan darinya sama sekali tidak cocok. Tidak mungkin dia adalah seorang pembunuh lepas yang menginginkan uang.

Lalu — apa yang sedang ia cari?

"..."

Tanpa sadar, Kirei menaruh laporan tersebut, menyangga dagunya dengan tangannya, dan berpikir keras. Emiya Kiritsugu memiliki kehidupan sulit yang tidak dapat dipercayai oleh orang lain, namun Kirei tidak melihat bahwa hal itu tidak berhubungan dengan dirinya.

Seorang magus tanpa harga diri, seseorang yang kehilangan kepercayaannya, seperti itulah Tokiomi menilainya.

Jika itu adalah kenyataanya, maka pengalaman berat Kiritsugu, yang terlihat seperti mencari kehancuran... atau dapatkah itu disebut sebagai perjalanan mencari sebuah jawaban?

Kemudian, tirai pertarungan Kiritsugu yang berlangsung terus-menerus berhenti sembilan tahun yang lalu. Hal itu karena ketika sedang melakukan pencarian terus-menerus, dia bertemu dengan magi Einsbern yang menginginkan kemenangan dalam Heaven's Feel di daratan sebelah utara.

Mungkin dapat dikatakan, saat itu, dia menemukan 'jawaban' nya.

Saat ini, Kirei dengan gelisah mengantisipasi pertemuannya dengan Emiya Kiritsugu. Akhirnya dia telah menemukan arti dari partisipasinya dalam pertempuran di Fuyuki ini.

Bahkan sampai sekarang, dia sama sekali tidak tertarik dengan Holy Grail. Tetapi, jika Kiritsugu sampai berhenti melakukan aksinya selama sembilan tahun, maka Kirei telah mendapatkan arti untuk datang berpartisipasi dalam pertempuran ini yang bahkan dapat menghilangkan segala kesulitan yang ada.

Dia harus bertanya pada lelaki ini. 'Apa yang kamu cari sehingga kamu berpartisipasi dalam pertempuran ini... apa yang akan kamu dapatkan nantinya?'

Kotomine Kirei akan berhadapan dengan Emiya Kiritsugu bagaimana pun juga. Bahkan jika itu adalah arena pertempuran yang mempertaruhkan hidup dan mati.


Back to Act 1 Bagian 2 Return to Main Page Forward to Act 1 Bagian 4