HEAVY OBJECT:Jilid 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
The printable version is no longer supported and may have rendering errors. Please update your browser bookmarks and please use the default browser print function instead.


Prolog

Pada akhirnya perang tak pernah selesai.

Walau dunia ini telah mencapai zaman dimana perkembangan teknologi telah masuk ke sudut paling dalam planet bumi, penciptaan laser berkekuatan tinggi yang bisa dengan mudah meluncurkan pesawat ulang-alik, dan beberapa penguasa dunia telah mempunyai vila di bulan. Namun, sepertinya belum ada yang bisa dilakukan untuk mengisi lubang kosong yang tak terisi di hati manusia. Yah, walau perusahaan penyuplai yang menjual “kenyamanan” dan “kebahagiaan” dalam bentuk digital sudah umum era sekarang, tetap saja, hal sederhana yang membawa konflik antara manusia tidak bisa dilepaskan dari jiwa kita.

Apakah berubahnya Hukum Perang dengan munculnya senjata baru adalah salah satu bentuk penyelamatan bagi umat manusia? Atau apakah nilai moral kita sebagai manusia telah menurun?

Ya, tentu ada sebuah perubahaan.

Orang-orang yang begitu percaya pada aksi pembunuhan yang mereka lakukan juga telah berubah.

Itu semua berkat sebuah senjata yang bernama Object.

Tubuh utama dari senjata ini memiliki diameter 50 meter sementara senapan yang dipasangkan pada benda itu juga tak kalah besarnya. Keberadaanya membuat seni berperang harus ditulis ulang. Pasukan yang sangat banyak tak lagi saling membunuh di medan peperangan. Begitulah, yang paling penting dari perang adalah memposisikan Object di medan perang dalam kondisi yang sangat sempurna.

Tank, pesawat tempur, dan semua senjata yang menjadi aktor paling penting dalam perang telah menjadi barang antik dari zaman baheulah.

Senapan mesin, bom, dan rudal tak lebih dari sekedar peluru kacang.

Itulah gambaran betapa kuatnya Object.

Saat sebuah negara kepulauan menampilkan generasi pertama dari senjata itu, seluruh dunia menakutinya dan membentuk sebuah persekutuan yang terdiri dari 14 negara untuk meluncurkan serangan kejutan gabungan kepada purwarupa Object itu... Object mengalahkan mereka semua. Di akhir perang, sebuah serangan nuklir diluncurkan dari Samudra Pasifik, namun peristiwa saat Object itu menenggelamkan armada angkatan laut sekutu sementara setengah tubuhnya meleleh seperti es yang berada di bawah terik matahari sudah tertulis di semua buku sejarah.

Negara kepulauan itu menjadi ujung tombak pengembangan Object, dan sudah menjelaskan sejelas-jelasnya betapa kuatnya Object itu.

Tak disangka, Object kemudian menjadi sinonim dari perang.

Lalu, bagaimana dengan yang lain?



Bab 1: Tentara Berpangkat Rendah yang Mengalahkan Gulliver >> Pertempuran di Salju Alaska yang Membeku

Bagian 1

Pada akhirnya, perang tak lebih dari pertempuran antar Object.

Keberadaan manusia yang membawa senapan yang dipegang dengan seksama sekarang ini tidak bisa melakukan apapun.

Bahkan ketika puluhan atau ratusan ribu tentara berkumpul dengan puluhan ton tank dan pesawat tempur disiapkan, monster setinggi 50 meter itu akan menyapu bersih mereka semua. Beberapa Object masih tetap bisa bergerak bahkan setelah diserang rudal nuklir jadi akan sangat gila jika mencoba melawan mereka secara langsung.

Itulah kenapa semua pihak menyerahkan peran utama dalam perang kepada Object.

Dengan menyerahkan peran itu kepada monster tersebut, semua orang dapat dengan mudah melihat dari sisi aman.

Itulah kenapa 800 orang yang berada di dalam zona base ini, yang khusus menangani masalah perawatan, berada sangat nyaman dan santai ketika berada di tengah garis depan pertempuran.

Area ini dikenal dengan nama base, tapi yang mereka lakukan hanyalah merawat Object dan melihat apakah ada sesuatu yang rusak atau tidak.

Keberadaan manusia hanya digunakan untuk menjaga senjata super besar itu saat sedang dirawat selama waktu yang singkat ini dan kemudian mereka akan mendapat gelar kehormatan karena telah menjaga negara mereka dengan nyawa mereka.

Dengan Object yang berada di sini, mereka tentu sangatlah aman.

Object yang melindungi mereka seperti sebatang pohon yang tumbuh semakin besar. Hanya dengan mengawasinya, Object akan mengalahkan musuhnya satu per satu. Para tentara berpendapat bahwa semua itu adalah hasil dari kerja zona base dan merasa bahwa mereka semua harus diberi bayaran, lalu rekening mereka akan penuh dengan uang yang dibayarkan oleh pajak.

Kenyataannya, perang dapat diselesaikan hanya dengan menggunakan Object.

Selama Object ada di sana, hidup dan masa depan mereka akan terjamin.

Itu karena mereka akan jatuh ke dalam kepanikan masal jika melihat Object yang berada di zona base terbakar dan meledak dalam api.

Pada zaman ini, perang tak lebih dari pertempuran antara Object.

Itu berarti kekalahan dari sebuah Object menandakan bahwa musuh juga memiliki sebuah Object.

Badai salju Alaska yang putih memenuhi pandangan mereka, tapi mereka masih bisa melihat merahnya api dan asap hitam yang membumbung ke langit.

Kursi pelontar menembakkan tubuh seorang pilot perempuan keluar dari dalam kokpitnya ke langit, tapi tak akan ada orang yang akan menyelamatkannya karena mereka adalah seorang pecundang yang telah kalah.

Ada sebuah hal penting yang melintas di pikiran mereka.

Di zaman ini, perang tak lebih dari pertarungan antara Object. Menyiapkan tank, pesawat, dan berbagai jenis senjata lainnya yang digunakan pada zaman sebelumnya hanya akan menjadi pasir yang terinjak di hadapan monster setinggi 50 meter bernama Object ini.

Sekarang setelah Object mereka dihancurkan, Object milik musuh dapat bergerak dengan bebas.

Sederhana saja.

Mereka semua akan dibantai.

Tembakan senjata yang membabi-buta akan menghancurkan daging, tulang, dan organ tubuh mereka ke udara di dalam pembantaian tanpa harapan ini.

Tak ada yang bisa dilakukan selain melarikan diri. Tapi walau mereka melarikan diri, akan menjadi sebuah keajaiban jika ada sepersepuluh dari total tentara yang ada di dalam base itu dapat bertahan hidup. Tak ada satu orang pun yang mengikuti perintah paling penting dalam perang —.

Untuk berdiri di tempat mereka dan menjaga garis pertahanan mereka.

Sebuah permainan neraka telah dimulai.

Itu adalah sebuah permainan yang sangat mengerikan antara monster setinggi 50 meter dengan manusia yang sangat kecil.

Bagian 2

Suatu hari yang normal, seorang anak laki-laki bernama Quenser sedang berdiri di area Alaska yang bersalju. Dia berada di dalam markas yang khusus melakukan perawatan bagi sang raksasa, Object. Perawakan Quenser berbeda dari penampilan tentara pada umumnya. Sekilas, dia tidak memiliki otot yang dibutuhkan oleh seorang tentara. Quenser lebih terlihat seperti seorang siswa yang sedang belajar di sebuah negara yang aman. Sebenarnya, dia bisa dengan mudah menjadi wanita jika ia memakai celana pendek atau rok.

Pada kenyataannya, kesan pertama yang terlihat itu tidak sepenuhnya benar.

Lengannya yang ia gunakan untuk menggali salju ini dengan sekop bergetar karena kelelahan dan myalgia.

“Sial!! Sebenarnya apa tujuan pekerjaan kita ini!?”

Orang yang sedang kesal dan kemudian menyerah itu adalah seorang prajurit sejati dan berada di sebelah Quenser. Quenser nampak terkejut dan prajurit laki-laki yang dia temui di markas ini melemparkan sekopnya ke bawah.

“Kan ada beberapa jenis tentara. Aku adalah seorang prajurit yang bekerja sebagai analis radar yang mengecek spesifikasi Object musuh untuk mencari kelemahannya. Aku tidak bergabung dengan tentara untuk mengaduk salju!”

Prajurit pintar itu bernama Heivia. Walau Quenser tidak cocok dengan pola pikir militer,dia bisa bergaul denganya.

(Yah... kita ‘kan hampir setipe.)

Dengan pikiran yang ragu, Quenser berbicara.

“Sepertinya tidak ada pilihan. Semua pertempuran dilakukan oleh Object, tapi orang-orang yang berada di tempat aman sana tidak ingin memberi uang pajak mereka jika tidak melihat hasil yang nyata. Waktu aku menonton CS News, aku melihat Konselor Flide sedang berkampanye mengenai penurunan pajak untuk mendapatkan suara di pemilu yang akan datang.”

“Itulah yang aku maksudkan dari tadi,” kata Heivia. “Bahkan orang-orang di negara kita tahu kalau menggali di tempat bersalju seperti ini untuk merawat landasan pacu tidak ada gunanya. Aku sangat muak kalau berpikir ini hanya untuk pencitraan saja.”

“Ya, pesawat jet tidak bisa berbuat apa-apa di hadapan Object. Dalam perang sesungguhnya, Object sudah menghancurkan 1500 pesawat dan aku sangat yakin bahwa mereka semua telah lelah menghitung jumlah pesawat yang hancur itu sekarang.” Quenser menancapkan sekopnya ke tanah dan menyandarinya dengan kedua tangannya. “Lagi pula Object menggunakan anti laser anti-udara yang ditenagai reaktor bertenaga tinggi. Jet mungkin bisa terbang sampai kecepatan Mach 2 atau Mach 3, tapi tidak akan menang terhadap kecepatan cahaya. Saat Object sudah mengunci targetnya, mereka pasti tertembak jatuh. Aku dengar kalau unit lapis baja yang diceritakan di kelas sejarah selamat karena debu, kotoran dan benda-benda lainnya di tanah membiaskan laser itu, tapi di ketinggian dimana jet bisa unggul tidak ada gangguan yang bisa menghalangi lasernya. ”

“Benda itu adalah monster setinggi 50 meter yang masih bisa bergerak bahkan setelah diserang nuklir. Pesawat tempur bagi Object tak lebih dari burung kecil dan serangga bagi benda itu. Merawat landasan pacu seperti ini hanya membuang-buang tenaga.”

“Yah, aku dengar pilot terbaik dari unit angkatan udara cuma berjaga-jaga di dalam kokpit mereka sambil mendengarkan radio. Tapi aku ragu tank-tank dari unit lapis baja bisa lebih berguna dari mereka. ...Dan mengenai membersihkan permukaan landasan pacu ini. Apakah mereka tidak bisa memasang sekop raksasa di tank-tank itu dan mengerjakannya dalam sekali jalan?”

“...Lalu apa yang kita lakukan ini...?”

“Yah, aku lebih memilih pekerjaan ini daripada harus bertarung.”

“Itu bukan cara berpikir seorang prajurit, tapi aku harus setuju denganmu,” kata Heivia sang prajurit yang setuju dengan apa yang dikatakan Quenser yang berasal dari rakyat sipil. “Kita bisa saja meninggalkan semua masalah perang ini kepada Object. Berkorban nyawa di dalam perang rasanya tidak ada gunanya lagi. Kita tinggal melihat dari jauh dan melihat Object membawa oleh-oleh kemenangannya. Orang-orang seperti kita yang ingin ikut berperang tidak akan ada artinya lagi.”

“Apa kau seorang bangsawan, Heivia?”

“Yah, jadi aku harus keluar dari sini dan menjadi seorang ‘prajurit yang terhormat’ untuk menunjukkan kemampuanku agar bisa menjadi kepala keluarga berikutnya. Sebenarnya, kalau aku tinggal di markas ini selama 3 tahun, aku bisa menghabiskan hidupku di dalam rumah mewah dan besar bersama dengan banyak pelayan.”

Berbeda dari apa yang dia katakan, Heivia terlihat tidak senang

Sepertinya dia tidak terlalu puas dengan kehidupan yang damai

“Sepertinya kau juga punya cita-cita sendiri.”

“Ya. Berbeda darimu, Heivia, aku hanya orang biasa. Aku harus mencari pekerjaan. Makanya aku magang di sini.”

“Apa kau berharap bisa menjadi desainer Object?”

“Belajar di tempat di mana Object ada katanya adalah jalan tercepat untuk mendapatkan kekayaan. Jadi kalau aku bertahan di sini selama 3 tahun, aku bisa mendapatkan semua pelajaran yang bisa didapat. Lalu aku bisa mendapat uang dan mendapat gelar ‘orang suci yang membantu pahlawan’ dengan membangun dan menjual Object kepada para pahlawan itu untuk dipiloti.”

“Mahasiswa magang yang berhasil akan sangat dipuji oleh orang-orang karena banyak rintangan yang dilewati oleh mereka. Karena mereka semua tidak menjalani latihan sebagai seorang tentara, aku dengar banyak dari mereka yang mundur karena sakit dan kerja berlebihan. Mendengar itu semua membuatku ingat kalau ini masih sebuah medan perang.”

“Ngomong-ngomong, apa kau menjalani latihan perang, Heivia?”

“Yah, aku dapat latihan gaya lama saat aku mendaftar dulu. Sepertinya mereka ingin membuat tentara berotot dan memberi jiwa camaraderie selama 5 bulan latihan, tapi aku berakhir tanpa hasil. Aku belum pernah terjun ke perang sesungguhnya sejak aku melapor ke markas ini, bahkan kemampuan bela diriku sepertinya semakin tidak terasah.”

“Aku sebenarnya sangat senang dapat menjalani hidup yang mengajarkan kita untuk tidak bertarung.”

“Itu bukan cara berpikir seorang prajurit, tapi sekali lagi aku setuju dengan apa yang kau katakan.” Merasa bosan dengan apa yang mereka perbincangkan, Heivia mengganti subjek pembicaraan mereka. “Ransum bernutrisi dari militer ini rasanya sangat datar dan menjijikkan. Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh orang yang membuat ini? ...Ini lebih mahal dari daging tapi rasanya sangat buruk. Aku sangat tidak tahan.”

“Bukannya mereka membuat itu tidak berasa agar semangat para tentara tidak berubah hanya karena apa yang mereka makan hari itu? Orang-orang memiliki selera yang berbeda soal makanan, jadi mereka tidak bisa membuat makanan yang disukai semua orang.”

“Jadi mereka memberi kita makanan yang membuat kita membencinya? Brengsek!”

“Makanan itu dibayar dari uang pajak, jadi kau tidak usah komplain. Aku rasa menangkap seekor rusa dan memanggangnya dengan sedikit garam akan lebih baik.”

Quenser membuat komentarnya keluar jalur, tapi membuat Heivia terpaku di tempat itu karena beberapa alasan.

Dia melihat Quenser dengan rasa kagum.

“...Kau benar-benar seorang pelajar. Kau sangat jenius.”

“Hey.”

“Kau benar. Kalau kita tidak bisa memakan makanan yang enak, kita tinggal mencarinya sendiri.”

Bagian 3

Dan pada akhirnya, Heivia membuang sekopnya dan mengambil senapannya, dan menuju keluar dari markas. Sebuah hutan conifer yang diselimuti oleh salju putih mengelilingi area itu. Itu adalah sebuah kawasan alami yang lebih diinginkan oleh seekor hewan.

Quenser juga ikut dengan Heivia, tapi dia tidak membawa senapan yang diberikan oleh Heivia tadi.

“Ayo kita kembali. Atasan kita pasti mencari kita kalau kita tidak kembali. Aku rasa aku bisa mendengar mereka mencari kita.”

“Ayolah, aku tahu kau lebih memilih potongan daging yang empuk daripada ransum rasa jeli bensin itu kan. Dan aku tidak mengerti kenapa mereka bangga padamu kalau berhasil menembak musuh sementara mereka akan sangat marah jika kita menembak seekor hewan.”

“Itu karena peluru itu tidak gratis. Mereka menggunakan uang pajak untuk membeli peluru itu dengan maksud untuk membunuh musuh, jadi aku rasa mereka tidak ingin mensia-siakannya,” kata Quenser, tapi Heivia nampak tidak mendengarkannya.

Dia berjalan semakin jauh ke dalam hutan yang lebat ini mengikuti jejak rusa yang tertinggal di salju.

(...Aku tidak bisa membiarkan hal ini.)

Quenser mengambil lagi senapannya dan duduk di sebuah batu.

Dia melihat ke markas perawatannya.

Namun dia tidak melihat sebuah bangunan dari semen. Markas tempat Quenser bekerja adalah sebuah markas bergerak, jadi benda itu memiliki banyak sekali kendaraan di dalamnya. Markas itu jauh lebih besar daripada truk trailer. Markas tentara, menara kontrol radar, dan semua posisi penting ada di dalam markas bergerak itu. Bahkan tempat perawatan Object terdiri dari puluhan truk besar itu yang berjejer sepanjang puluhan meter.

Itu adalah beberapa aspek dari Hukum Perang yang diganti oleh Object.

Daripada diam di suatu tempat, lebih efektif jika sebuah markas militer bisa mudah berpindah tempat untuk membawa Object ke mana pun ia dibutuhkan.

Quenser merasa bahwa ia telah memasuki era baru.

(Atasanku pasti sedang duduk manis di dalam ruangan mereka dengan dekorasi ala militer yang hangat sambil meminum kopi untuk menunggu Object kembali.)

Namun, menggerutu saja tidak akan bisa menahan hawa menusuk Alaska dan Heivia benar tentang dirinya bahwa Quenser juga sudah lelah dengan makanan yang tidak ada rasanya seperti itu.

Quenser merogoh kantung seragam militernya yang masih belum terbiasa ia pakai. Dia mengambil peralatan P3K yang selalu ia bawa dan sebuah pisau yang dia tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Peralatan itu semua dibutuhkan untuk merawat luka sekaligus sebagai alat untuk membuat api dan menangkap ikan.

(Bahkan di era di mana Object yang menyelesaikan semuanya, benda ini adalah pemborosan pajak.)

Saat disimpan, pancingan itu hanya sepanjang bolpoin, tapi saat dipanjangkan bisa memiliki panjang hingga 50 centimeter dan terlihat seperti tongkat untuk menangkap wakasagi. Namun, benda itu terbuat dari karbon atau apalah itu sehingga memiliki kekuatan dan fleksibilitas yang tidak bisa diragukan lagi. Daripada umpan, peralatan ini memiliki beberapa jenis kait. Sepertinya mereka berusaha agar orang dapat memancing ikan tanpa harus menghabiskan umpan.

Quenser mengelilingi tempat itu sebentar dan melihat sebuah sungai kecil. Dia menghancurkan permukaan sungai yang membeku dan mengulur senar pancingnya di dalam sungai itu.

“Ahh, hari ini sangat damai,” guman dirinya sendiri walau sebenarnya dia sekarang berada di garis depan sebuah perang.

Bagian 4

Namun, seorang pelajar amatir seperti dirinya tidak bisa menggunakan sebuah peralatan bertahan hidup dengan mudah. Masih sebuah pertanyaan apakah Quenser bisa menangkap seekor ikan dengan sebuah alat pancing sederhana. Jadi bukan sesuatu yang mengherankan jika dia tidak mendapatkan apapun meski dia menunggu sangat lama.

Dia mendengar suara tembakan tak jauh dari situ.

Tentu saja itu bukanlah musuh yang sedang mendekat; itu adalah Heivia yang sedang berburu rusa, dengan harapan bahwa ia bisa mendapat makan malam yang lebih baik. Di zaman dan era seperti ini, melihat seorang prajurit yang memiliki nafsu yang tinggi untuk menyerang pangkalan yang sedang melakukan perawatan monster bernama Object sepertinya sangat tidak logis. Ibaratnya seperti mencoba menghancurkan dinding dari bungker nuklir dengan menendangnya.

Saat Quenser sedang berguman, ia mendengar suara langkah kaki yang berderap di atas salju.

“Apa yang sedang terjadi?”

Dia berputar dan melihat seorang perempuan yang terlihat bingung. Perempuan itu umurnya sekitar 14 tahun dan bahkan terlihat sangat tidak cocok sebagai pelajar dibandingkan Quenser.

Dia memiliki rambut pirang bergelombang yang tergerai sampai bahunya dan memiliki kulit putih. Daripada biru, matanya itu berwarna biru langit muda dan pandangannya jauh melihat ke arah lain, jadi Quenser tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh perempuan itu sekarang.

Lekuk tubuhnya sangat langsing.

Perempuan itu memiliki pertanyaan terkait dengan suara tembakan senjata api itu daripada apa yang sedang dilakukan oleh Quenser.

Quenser memberikan jawabannya secara tiba-tiba.

“Kita berniat membuat barbekyu malam ini. Aku bertanggung jawab dengan salmon dan Heivia bertanggung jawab dengan rusa. Mungkin memang aku yang berpikir tentang acara ini, tapi aku tidak tahu apakah daging rusa itu cukup bagus. Aku tidak pernah mencobanya sebelumnya, jadi aku agak tidak yakin. Aku harap rasanya tidak terlalu aneh.”

“...Kau akan cepat mati kalau membuat barbekyu tanpa sayuran.”

Perempuan itu menghela napasnya seperti orang yang baru saja membuka sebuah kotak dan menemukan sesuatu yang sangat tidak menarik.

“Mau pergi ke mana, putri?”

“Apa kau mencoba membuatku marah?”

Emosi perempuan itu biasanya tidak cepat berubah, tapi kali ini sepertinya dia merasa terganggu.

Namun, Quenser dan perempuan itu sebenarnya memiliki hubungan yang sulit untuk diungkapkan. Perempuan itu jarang berbicara dengan dirinya. Quenser ragu bahwa akan ada suatu hari dimana dia perlu berkomunikasi dengan perempuan itu.

Lagi pula, perempuan itu adalah seorang Elite, dia adalah seorang pilot dari sebuah senjata bernama Object.

Heavy Object v01 026.jpg

Saat Quenser sedang bekerja di markas perawatan di Alaska, dia sempat bertukar sapa dengan perempuan itu, tapi dia ragu bahwa alasan itu cukup untuk membuat mereka berteman. Posisi mereka terlalu jauh. Quenser hanyalah seorang pelajar biasa sementara perempuan itu memiliki posisi yang sangat jarang dimiliki oleh orang lain bahkan di dalam satu negara sekali pun.

Tidak seperti Quenser dan orang lain, dia mengenakan sebuah pakaian yang khusus dikenakan oleh seorang pilot Elite. Pakaiannya sangat sulit untuk dijelaskan. Pakaiannya sangat berbeda dari seragam kemiliteran lainnya. Warna utamanya adalah biru indigo dan pakaian itu sangat ketat dimulai dari leher hingga menutupi lengan dan kakinya. Sepatu bot dan sarung tangan yang ia kenakan sepertinya memang menempel dengan pakaian itu dan tersambung dengan pengikat.

Selain itu, dia mengenakan sebuah rompi pelindung untuk melindungi bagian dadanya dan sebuah kantong yang melebar seperti rok mini. Sepertinya, bagian bawah rompi dan bagian atas kantong itu saling terhubung saat dia mempiloti Object. Seperti sebuah tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi, bagian lehernya memiliki model kerah seragam pelaut yang memiliki model yang sama dengan seragam sekolah tertentu dari sebuah negara yang aman.

Pakaian itu tahan air dan bisa dikenakan saat berada di bawah air dan akan menghentikan pendarahan ke bagian bawah tubuhnya untuk menekan fungsi otak seperti seragam pilot angkatan udara. Pakaian seorang pilot Object terlihat sangat berbeda dari seragam yang lain; bahkan melewati model-model seragam militer yang lazim.

Quenser mengingat saat-saat di mana dia pertama kali melihat mata biru langit itu di area perawatan. Saat pertama kali melihatnya ia berpikir bahwa matanya itu benar-benar bercahaya, tapi ia salah. Saat mempiloti Object, sebuah sinar inframerah digunakan untuk mengikuti gerak matanya untuk data masukkan peralatan. Pancaran panjang dari laser itu membuat warna asli mata birunya semakin muncul dan menjadi agak pucat.

Pencahayaan itu bukanlah hal buruk yang harus dimaklumi dari kerusakan pupilnya karena sinar laser itu. Malah itu adalah sebuah pengembangan yang membuat laser bisa bekerja semakin efektif, jadi matanya tidak akan menjadi lebih pucat lagi jika telah mencapai titik tertentu.

Perempuan itu memutar mata bercahayanya itu yang menandakan bahwa ia adalah seorang pilot Elite dari Object ke arah Quenser dan berbicara.

“Object sedang dirawat. Jadi aku tidak punya pekerjaan lain dan akhirnya aku ingin berjalan-jalan di sekitar markas. Saat itulah aku mendengar suara tembakan.”

“...Oh, sial. Kau bisa mendengarnya dari arah markas? Mungkin kita bakalan dapat hadiah ceramah dari atasan nanti.”

“Perempuan tua itu berteriak sesuatu tentang ‘anak bodoh itu’ yang melarikan diri dan membuang kesempatan emas untuk mempelajari sesuatu sejak Object sedang menjalani perawatan.”

“Oh, sial! Ini lebih buruk dari yang aku pikirkan!!”

Dia mulai lari ke arah markas, tapi kemudian...

“...Tidak, tunggu. Kalau kita pergi sekarang, aku masih tetap dapat tegurannya, jadi pilihanku sekarang adalah kembali dengan tangan kosong atau dimarahi dengan salmon hasil tangkapanku... begitu ya. Oke, aku tidak akan kembali sebelum mendapat salmon bahkan jika aku harus mati.”

“Kalau bertingkah sedikit lebih dewasa dan tidak berpikir untuk melakukan hal seperti ini, mereka juga tidak akan sering marah padamu.”

Quenser berbalik dan kembali ke tongkat pancingannya dan perempuan itu melihat dengan muka yang terkejut. Tak jelas apa sebenarnya keinginan dari putri itu, apa ia memang tidak ada sesuatu untuk dilakukan atau dia memang tak terbiasa dengan seseorang yang hanya prajurit biasa (bagi seorang prajurit, mempilot Object merupakan urusan hidup atau mati, jadi mereka berusaha menjaga jarak dari gadis Elite itu agar tidak terjadi hal buruk yang tidak diinginkan) karena dia melanjutkan keluyurannya di luar markas. Ini tidak sama seperti saat Quenser membantu melakukan perawatan dimana mereka berbicara seperti seorang pembisnis.

(...Apa ini berarti putri itu juga tidak tahan dengan ransum, makanya dia tertarik dengan salmon ini?)

Quenser tidak berani mengungkapkan apa yang dia pikirkan sekarang karena dia tahu bahwa hal ini pasti akan membuat gadis itu tidak nyaman.

Quenser ingin melanjutkan perbincangan mereka dengan mencari topik baru, tapi gadis itu ternyata memulai duluan tanpa sempat Quenser berpikir topik apa yang ingin dia bicarakan.

“Kamu ke sini untuk belajar tentang Object, bukan?”

“Benar. Kalau aku bisa bertahan dengan membantu perawatan Object di sini selama tiga tahun, aku pasti akan mendapat kesuksesan saat aku pulang nanti.”

“Kenapa harus markas ini?” tanya gadis itu dengan rasa penasaran. “Kau tahu kan jenis Object apa yang aku pilot di markas ini?”

“Itu adalah Object Multifungsi Guna dan Wilayah. ...Dengan kata lain, Object jenis ini bisa digunakan secara bebas di segala tempat di muka bumi dan dalam kondisi apapun. Object ini adalah jenis paling standar dari senjata raksasa ini dan bisa bergerak di laut dan darat.”

“Standar artinya model lama.” Gadis itu menghela napasnya. “Object Generasi kedua tidak terlalu memikirkan bisa bekerja di mana saja. Sebuah Object yang dikembangkan untuk bertarung di gurun pasir tanpa memikirkan untuk bertarung di mana saja akan mengalahkan Object normal di pertempuran gurun pasir.”

Itu adalah teori yang berkembang dan menyebar pertama kali di industri manufaktur Object.

Saat Object pertama muncul di pertempuran, Object Multi wilayah yang bisa bertempur di segala medan di dunia ini adalah raja monster tanpa musuh alami. Namun, saat Object lain mulai muncul di muka bumi ini, situasi mulai berubah.

Model Multi wilayah yang bisa bergerak bebas di mana saja memang tidak memiliki kelemahan yang terlihat, tapi ini juga berarti ia tidak memiliki kekuatan yang nyata. Saat situasi berganti di mana Object melawan senjata biasa ke Object melawan Object, pertanyaannya adalah bagaimana caranya membuat satu-satunya Object yang bisa berdiri di garis depan.

Seseorang berusaha menjawabnya dengan membuat sebuah Object yang memiliki kekuatan yang luar biasa bahkan jika harus menghancurkan keseimbangan fungsionalitasnya. Setelah itu, Object itu akan bisa bergerak di wilayah diamana benda itu unggul, memberikannya keuntungan untuk bergerak melawan Object yang lain.

“Di sini, di Alaska, sama saja. Kita punya sebuah Object tanpa kelemahan dan mereka memiliki Object dengan optimalisasi. Di wilayah bersalju ini, Object yang aku naiki tidak memiliki kesempatan untuk menang.”

“Tapi kau akan tetap menaiki Object itu kan putri?”

“...Aku tidak memiliki pilihan lain,” gadis yang dikenal sebagai seorang pilot Elite berkata dengan sangat ragu.

Semua monster setinggi 50 meter generasi terdahulu kini telah menjadi “model generasi lama” karena perkembangan senjata yang lebih maju, tapi tentu saja tidak semua orang bisa menjadi seorang Elite yang bisa mempiloti Object.

Mereka adalah orang yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh tentara dengan menggunakan syarat-syarat yang mereka buat.

Juga, manusia bagi sebuah Object hanyalah sebuah terminal yang mengontrol Object setelah mereka memiliki kemampuan yang telah dikembangkan dengan metode sederhana untuk bisa melewati standar kejeniusan dengan sifat alami mereka yang secara artifisial telah diasah, diperhalus, dan diperkuat dengan bantuan obat-obatan kimia dan berbagai alat elektronik untuk menyamakan diri mereka dengan sebuah Object.

Setelah seorang Elite berhasil dikembangkan, takdir mereka telah terhubung dengan Object itu.

Seorang Elite tidak bisa mempiloti Object selain Object yang telah dicocokkan dengan dirinya. Faktanya, tidak salah jika menyebut Elite adalah seseorang yang otaknya telah ditunifikasi untuk Object tertentu.

Elite hanya bisa mempiloti Object yang dikembangkan bagi diri mereka sendiri atau Object lain yang telah dikembangkan dari turunan diagram pohon yang sama.

Kalau begitu, apa yang akan terjadi jika tipe Object yang kau pakai telah menjadi model yang usang?

“Aku mungkin tidak akan bisa menang,” gadis Elite yang mempiloti Object tak terkalahkan itu tiba-tiba berkata seperti ini. “Aku mungkin tidak akan bertahan.”

Otak gadis itu telah mengalami perubahan otak yang telah ditunifikasi untuk bisa mempiloti Object tertentu saja.

“Bagi seseorang yang telah bekerja di bagian perawatan Object seharusnya kau tahu itu. Jadi kenapa kau datang kemari?”

“Karena aku menilai sesuatu secara berbeda,” jawab Quenser setelah berpikir sebentar. “Hanya seorang prajurit yang begitu terobsesi dengan apa itu kuat dan apa itu lemah. Aku adalah seorang pelajar. Kalau aku tidak bertahan dengan Object sebagai nilai akademisnya, aku tidak akan mendapatkan pengetahuan dan kemampuan yang aku butuhkan.”

“...?”

“Kalau aku belajar dari model yang paling dasar, aku bisa menggunakan pengetahuan itu di manapun. Di lain sisi, kalau aku belajar Object yang telah mengalami optimalisasi yang begitu tinggi, pengetahuan yang aku dapat tidak akan bisa digunakan di manapun. Bagi seorang pelajar, Object-mu merupakan pilihan yang terbaik.”

Pendapatnya tidak bersumber pada masalah serius seperti menang perang, tapi apa yang dia katakan itu adalah hal yang akan dijawabnya sebagai seorang pelajar.

“Kalau kau terlalu lama di medan perang, kau tidak akan hidup lama.”

“Itu benar, dan itu kenapa mahasiswa magang sepertiku tidak memiliki kesempatan hidup yang tinggi. Tapi aku bertahan di sini, di medan perang ini, dengan harapan aku cepat mendapat pengalaman, jadi aku tidak akan mengeluh.”

Mendengar Quenser berkata seperti itu, gadis yang telah menjadi seorang veteran perang karena telah melewati begitu banyak pertempuran memiringkan lehernya seperti gadis yang penuh teka-teki.

“Jadi kau telah siap?”

“Ya, yah, aku tidak suka bekerja dengan metode yang sangat lama di sekolah, jadi aku sangat bersemangat ketika mendapat kesempatan untuk lompat ke tempat ini. Aku sudah siap untuk segala risiko yang ada.”

“Hmm,” kata Elite itu dengan reaksi yang memberikan impresi bahwa dia agak telmi.

Lalu...

“Benarkah?”

“?”

Kali ini giliran Quenser yang terlihat kebingungan. Namun, sepertinya gadis itu tidak memiliki niat lagi untuk melanjutkan pembicaraan mereka. jadi dia berbalik dan meninggalkan area hutan Alaska itu dan meninggalkan bocah itu dengan senapan dan tongkat pancingnya.

Di kehidupan nyata, manusia kadang tidak berpikir bahwa hal buruk akan terjadi.

Contohnya, alasan kenapa gadis Elite itu berbicara padanya seperti itu adalah sesuatu bagi Quenser untuk harus dia pikirkan lebih dalam lagi.

Lagi pula, Object adalah sinonim dari perang dan darah-daging prajurit tidak memiliki nilai.

Namun, itu juga berarti bahwa berpikiran seperti itu mungkin juga sia-sia.

Bagian 5

Seperti yang sudah diduga, mereka berdua mendapat ceramah.

Dua orang bodoh bernama Quenser dan Heivia dibawa menuju barak untuk perwira komisi khusus. Seperti bagian lain, barak ini berada di dalam kendaraan besar di dalam markas. Tiga kendaraan super besar disambung bersama dan saling berdampingan, membuat sebuah bangunan persegi panjang setinggi empat lantai. Tentu saja, kendaraan itu bisa dipisahkan kapan saja untuk bisa masuk di jalan yang sempit.

Quenser dan Heivia berada di lantai paling tinggi di barak perwira.

(Dasar Borjuis sialan yang terobsesi dengan Jepang)

Itu adalah sebuah ruangan dengan dekorasi dan interior yang begitu mewah pikir mereka berdua. Banyak hal lain yang bisa dilakukan selain harus duduk seperti orang Jepang di lantai keras ini.

Sementara itu, perwira penanggung jawab mereka, Froleytia, tidak duduk di lantai keras itu. Setengah bagian dalam ruangan itu dibuat lebih tinggi daripada tatami di bagian yang lebih rendah. Dia duduk di sebuah meja pendek di tengah-tengah tatami itu. Dia duduk di bantal Zabuton yang begitu empuk dan halus bahkan seekor kucing pun tidak akan beranjak dari bantal itu ketika ia tiduran di atasnya.

Dia begitu cantik dengan rambut peraknya.

Rambutnya mungkin sedikit dicat karena ada bagian yang berwarna biru muda.

Dia tinggi dan kurus, dadanya sangat besar dan bajunya seperti tidak kuat untuk menahannya. Kakinya dibungkus oleh stocking dari seragamnya yang ketat itu nampak begitu montok. Dia begitu penuh dengan kecantikan yang terpancar dari matanya. Bibirnya yang pucat menahan sebuah pipa. Itu tidak pendek, tidak seperti model detektif Eropa. Malahan pipa itu memiliki panjang 30 cm dan bernama Kiseru.

Quenser tidak tahu apakah aroma ini berasal jenis tembakau yang dia hisap itu atau dari aroma rambutnya, tapi dia mencium bau yang sangat manis.

“... Kalian tahu kenapa kalian dipanggil ke sini bukan?”

Suaranya terdengar lebih dingin daripada salju yang berada di luar jendela saat menusuk telinga Quenser dan Heivia.

Mereka jelas sangat tahu alasan kenapa mereka dipanggil ke sini.

Mereka meninggalkan tugas menggali mereka untuk mencari makanan di luar wilayah markas. Karena Heivia juga telah menembakkan beberapa peluru dari senapannya, sudah jelas ada beberapa orang yang marah padanya. Saat ini adalah saat di mana mereka bisa dengan mudahnya dijebloskan ke dalam barak penahanan atau mungkin pengadilan militer.

“(...Apa yang akan kita lakukan sekarang Heivia!? Sudah kubilang seharusnya kita berhenti!! Kalau ini karena masalah ransum, aku lebih baik makan salju selama tiga hari daripada seperti ini!!)”

“(...Diam, brengsek!! Sial, apa benar dia 18 tahun? Aku tahu prajurit normal tidak dibutuhkan di zaman ini sekarang, tapi aku berani bertaruh bahwa dia bisa mengalahkan Object hanya dengan sebuah pukulan!)”

“Quenser, Heivia!”

Hanya mendengar nama mereka terpanggil, dua orang itu langsung bersiaga dalam keadaan terkejut. Froleytia bahkan sedang tidak melihat mereka. Dia sedang bermain tusuk rambut sepanjang 20 cm yang memiliki model seperti Kanzashi dari Jepang sementara tangan lainya memegang sebuah pena di sebuah papan di atas mejanya.

Papan itu adalah tablet.

Quenser pernah merasa bahwa alat itu biasa digunakan untuk menggambar di komputer, tapi...

“Apa ini menarik perhatianmu, Quenser?”

“I-iya!!!”

“Yang aku lakukan sekarang ini berbeda dengan yang kalian berdua lakukan dengan menghabiskan waktu kalian untuk mencari makanan, tapi aku sekarang sedang sibuk. Mungkin ini tidak terlihat begitu sulit daripada kalian yang begitu sibuk mengubur ikan dan daging di dalam salju, tapi aku harus mengurus komando operasi di sebuah pulau kecil di pasifik sementara aku di sini di markas Alaska.”

“U-ummm....”

Quenser menggerakkan matanya untuk melihat dinding di sampingnya. Seluruh dinding itu adalah sebuah monitor LCD besar dan menampilkan sebuah peta samudra yang besar dan juga beberapa pulau. Tanda V kemudian muncul untuk menunjukkan hubungan bagaimana Froleytia memanipulasi tablet itu.

“Ya, ini sebenarnya sederhana. Aku membuat tanda di papan ini dan Object yang berada di sana akan menembakkan serangan jarak jauh yang akan menghancurkan markas gerilyawan itu. Cukup sederhana, bukan? Tolong katakan kalau kau juga berpikir seperti itu,” kata Froleytia dengan cuek saat dia melanjutkan untuk menambah tanda V lagi. “Tablet benar-benar bagus. Untuk satu hal, aku rasa benda ini bisa merasakan tekadku dari bagaimana aku menekan pen ini di atasnya. Perasaanku mengatakan bahwa operasi hari ini akan berjalan sangat mulus.”

Mungkin dia memang agak marah saat dia menjalankan komando itu karena dia mengeluarkan suara berderit yang keluar dari pen plastik yang dia pegang.

Saat mereka berdua membayangkan daging yang beterbangan di udara di bagian dunia lain, tapi saat Froleytia menambahkan tanda cek itu, Quenser dan Heivia merasa merinding.

“Seperti yang aku bilang, aku agak sibuk di sini sambil mengomandoi beberapa zona markas dan unit sekaligus, lalu ada beberapa orang idiot yang memutuskan untuk menambah masalahku lagi... ngomong-ngomong, apa kalian tahu apa yang aku rasakan di hatiku saat ini?”

“Ya, bu!! Saya akan sangat senang tidak memimikirkanya! Saya bisa katakan bahwa anda sekarang sedang marah, Froleytia-san!!”

“Bagus. Aku senang memiliki bawahan yang cermat. Benar begitu bukan? Mengangguk kalau kalian setuju,” kata Froleytia, yang diakhiri dengan senyuman yang begitu sadis di bibirnya.

Setelah dia selesai memberikan perintah kepada unit di laut Pasifik dan telah memeriksa bahwa operasi telah selesai, ekspresinya berubah menjadi senang.

“Jadi apa saja yang kalian dapat? Aku sudah merasa sangat cukup dengan penghapus raksasa yang mereka sebut makanan.”

Bagian 6

Akhirnya, masalah ini selesai dengan makan malam yang terdengar sebagai ide yang bagus (Quenser dan Heivia masih harus lari 20 km di salju setelah hukum ini selesai), tapi masih ada waktu lengang sebelum makan tiba.

“Maksudmu aku harus melakukan perawatan sekarang!?” kata Quenser untuk menguatkan dirinya ketika mendengar pengumuman itu, tapi Froleytia menganggukkan kepalanya.

“Kau adalah seorang pelajar. Kalau aku tidak mengirimu ke area perawatan untuk mempelajari Object, aku kira nenek tua di sana akan membentakku lagi nanti.”

“Uuh!? Aku lupa kalau ada dia juga!! Ini berarti aku juga akan mendapat ceramah dari nenek tua yang bisa mengalahkan kau, Froleytia!!”

“Oh, dan Heivia, kau melanjutkan menggali salju sendirian. Pastikan landasan pacu itu sudah bisa digunakan saat matahari tenggelam. Angkatan udara sudah mengeluh dari tadi.”

“Tidaaaak!! Ini lebih buruk daripada lari 20 km!! Dan kenapa angkatan udara tidak turun tangan dan membantu!?”

Dan akhirnya Quenser berpisah dengan Heivia dan lalu menuju area perawatan Object.

Itu adalah gedung yang besar yang bahkan bisa menutupi monster setinggi 50 meter. Seperti barak perwira, gedung ini juga tersusun dari beberapa kendaraan yang saling terhubung.

Kendaraan dengan panjang 15 meter dan lebar 10 meter saling berbaris berdampingan dan keduanya dengan cepat membangun sebuah dinding yang tergabung dengan sebuah atap. Akhirnya, terbentuklah sebuah bagian khusus yang terlihat seperti sebuah gudang. Sebuah area perawatan besar yang tergabung dari hanya sedikit mobil yang saling tersambung itu.

Dengan standar kualitas sebuah palka jendela darurat, area perawatan ini juga memiliki sistem darurat yang akan mengeluarkan Object di saat darurat. Mobil markas yang saling membentuk bangunan ini saling terhubung dan mengelilingi Object, jadi mereka bisa dengan mudah terpisah dan menyingkir dari Object jika monster itu akan keluar. Karena metode itu merusak lantai area ini, cara itu jarang digunakan.

Quenser memasuki bangunan besar itu melalui pintu belakang untuk prajurit perawatan.

Monster setinggi 50 meter itu adalah sebuah simbol kekuatan militer yang begitu memukau.

Yang mengelilingi reaktor di tengahnya adalah sebuah dinding tebal sama seperti tempat perlindungan bom nuklir. Dinding itu membentuk sebuah bola. Bagian bawahnya membentuk sebuah pola Y terbalik dan tidak berjalan atau berguling seperti roda pada mobil. Benda itu menggunakan tenaga listrik statis untuk mengambang di atas tanah. Teori di balik hal ini sangat berbeda, tapi pergerakannya membuatnya terlihat seperti sedang bergeser di atas tanah.

Tentu saja untuk membuatnya mengambang hanya dengan tenaga listrik statis tak cukup untuk membuat konstruksi itu mengambang. Sebuah semprotan yang berfungsi sebagai pengangkat agar Object bisa mengambang disemprotkan di bagian bawah saat benda itu bergerak.

Itu menggunakan sebuah laser sebagai alat pendorong.

Tenaga dari listrik statis itu menciptakan sebuah celah di antara Object dan tanah. Udara yang berada di tengah-tengahnya memanas karena berkali-kali ditembakkan laser yang saling memantul dan berkonsentrasi pada satu tempat. Pemanasan ini membuat udara yang berada di tengah-tengah itu memampat dan menciptakan sebuah dorongan. Teori ini sama dengan laser yang dipasang pada mesin pendorong pesawat ulang-alik.

Bagian utama dari mesin itu adalah 7 lengan yang memanjang dari bagian belakang bola itu.

Tujuh senjata besar yang terpasang padanya mampu memecah sesama Object pada tingkatan yang sama.

Benda itu juga mempunyai 100 senjata yang terpasang di permukaan bola itu. Tapi sepertinya pemasangan senjata itu terlihat tidak berguna dan malah terlihat aneh. Desainer Object ini pasti sudah sangat kehilangan kreativitasnya.

Di zaman modern, ini adalah puncak kebanggaan dari kemiliteran.

Ini adalah ujung tombak dari sejarah.

Ini adalah Object.

Lebih dari 200 kabel tebal yang berjenis sama seperti yang ada di derek saling terhubung dengan dinding dan langit-langit, itu adalah jangkar yang digunakan untuk menahan Object di tempat ini. Banyak sekali jalan yang dipasang di langit-langit, dan banyak mekanik perawat memakai seragam kerja mereka yang saling mengerjakan hal-hal yang berbeda.

Tiba-tiba suara tinggi dari sebuah logam yang berbenturan di susuran tangga bergema di area itu.

Quenser melihat ke atas dan terkejut ketika melihat seorang wanita tua berteriak memanggil namanya dari lantai tiga.

“Jadi kau di sini bocah! Kau harusnya berterima kasih padaku! Aku memilih menggunakan semua tenaga yang ada dan menggunakan bocah sepertimu! Ambil peralatanmu dan naik ke sini!!”

“Maaf saya terlambat! Tentang hukuman saya...!!”

“Tidak masalah. Seorang mekanik menunjukkan harga dirinya dari hasil yang ia tunjukkan!!”

Mendengar itu Quenser langsung menuju lantai tiga dengan menggunakan lift yang menempel di dinding yang bisa naik ke atas dengan menekan sebuah tombol.

“(...Ohh. Aku beruntung sekali orang tua itu pengertian. Aku rasa aku tidak perlu takut dengan orang ini.)”

“(...Yah, kalau dia tidak berguna aku akan menaruhnya di dalam drum kosong dan memukulnya dengan tongkat besi dari luar.)”

Saat mereka saling berguman tanpa didengar oleh yang lainnya, dua orang itu mulai bekerja di lantai tiga.

Wanita tua itu sedang mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan sistem.

Kokpit Object (dan pendorong darurat) terletak di bagian belakang dari tubuh bulatnya. Tidak ada yang mau memikirkan hal ini, tapi sang pilot Elite akan keluar ke atas dengan arah diagonal dari bagian belakang jika berada dalam keadaan darurat.

Saat itu, puluhan palka pelindung dibuka untuk membuka jalan masuk ke dalam bola itu dan cahaya monitor di dalam kokpit itu terlihat bercahaya seperti di dalam terowongan. Terowongan itu bukan hanya jalan menuju ke dalam kokpit tapi juga sebagai jalan bercabang untuk masuk ke dalam ruang perawatan, ke ruang reaktor, pintu berlapis dua di mana bahan bakar cadangan berada, atau ruang untuk mengganti kotak yang berisi gas bertekanan tinggi yang dimampatkan. Ini mengingatkan pada terowongan bawah tanah yang terbuat dari beberapa lapisan dan rel yang mudah berganti.

Sementara itu, wanita tua itu bersandar di pagar besi di dekat terowongan itu dan melihat peralatan di tangannya.

“Itu terhubung langsung dengan sistem nirkabel Object bukan? Kalau tidak membutuhkan kabel panjang untuk menyambungkannya, kenapa kita harus membuka semua pelindung di sepanjang lorong kokpit?”

“Dasar bodoh. Pelindung Object menutup semua sinyal elektromagnetik. Kalau tidak, Object musuh bisa mengacaukan sistemnya di tengah pertempuran.”

Tiba-tiba sebuah warna putih kebiruan melintas di pojok pandangan mereka, dan mereka berdua terdiam. Orang tua lain sedang mengerjakan armor Object.

Tubuh utama dari Object sendiri memiliki tinggi 50 meter, tapi bagian utama itu tidak terbuat dari lelehan besi semata yang dibuat secara sembrono. Lapisan logam seperti tatami yang bengkok disiapkan sebanyak puluhan, ratusan, ribuan, dan puluhan ribu dari mereka digabungkan untuk menciptakan bola besar ini.

Tujuan utama dari lapisan sebanyak ini adalah untuk memecah dan menyebarkan sebuah tekanan daripada sebuah kekuatan pertahanan dinding yang tebal. Teorinya hampir sama dengan rompi anti peluru, tapi bedanya monster ini menggunakan lapisan logam yang bahkan bisa menahan tekanan serangan nuklir.

“Ini disebut zirah bawang bukan? Bukan hanya kekuatannya, tapi lapisannya juga bisa diganti jika Object musuh menyerangnya. Siapa pun yang mengeluarkan ide ini seharusnya mendapat sebuah penghargaan Nobel.”

“Memang terdengar sederhana, tapi setiap lapis dari armor ini dibuat khusus dan ditempa oleh seorang pengrajin pedang samurai dari Jepang.”

“Logam panas itu memiliki beberapa miligram bubuk mesiu yang ditambahkan saat ditempa bukan? Dari yang kudengar, cara itu membuatnya kuat, tapi sangat sulit untuk didaur ulang.”

“Semua ini berkat penempa besi itu. Senapan mesin saja tidak bisa merusaknya, bahkan membuatnya rapuh.”

Quenser dan wanita tua itu melihat ke bawah dari atas Object saat sebuah forklift membawa sebuah lapisan logam itu dari bawah. Forklift itu memiliki tulisan “Kemenangan Paling Indah bagi Putri Milinda!!” tertulis di bagian samping dengan bahasa Inggris.

(Itu putri yang tadi.)

Saat Quenser sedang berpikir, wanita tua itu berkata padanya.

“Sejujurnya, aku lebih terkejut dengan mekanisme arus listrik yang disuplai oleh reaktor di pusatnya dan menyuplai tenaga untuk meriam laser di permukaan luar benda ini tanpa menggunakan satu kabel pun.”

“Benda ini menggunakan tenaga listrik dari papan sirkuit, kan? Dengan mengatur sekatan material dan material konduksi di satu tempat dan membakarnya di pelat logam, tenaga bisa disuplai tanpa harus mengurangi pertahanannya dengan membuka lubang armor untuk kabelnya. Orang yang memiliki ide ini seharusnya mendapatkan penghargaan Nobel juga.”

“Benar-benar bocah. Kau membuatnya terdengar begitu mudah.”

Wanita tua itu menganggukkan kepalanya. Di saat yang sama, dia mengeluarkan perangkat lunak Object dengan tangannya yang lincah di alatnya.

Saat dia melanjutkan pekerjaanya, dia menanyakan Quenser sebuah pertanyaan.

“Jadi kau berharap menjadi seorang insinyur senjata?”

“Eh? Oh, tentang keinginanku menjadi seorang desainer Object. Yah, kalau buatku sih yang penting bisa mendapatkan posisi yang bagus dan kekayaan seumur hidupku. Selama bisa mendapatkan status sosial dan kekayaan, aku bisa melampaui semua orang yang berada di status yang sama denganku.”

“Kau tidak akan bisa mendapatkan kehidupan yang layak jika tidak menjadi seorang pedagang. ...Yah, itu hidupmu bocah, jadi aku tidak akan menghentikanmu. Jadi apa yang kau pikirkan dengan pengalamanmu di lapangan sebagai insinyur senjata?”

“Aku rasa aku ingin memulai dengan membongkar frame utamanya.”

“Dasar bodoh. Tidak ada orang baru yang bisa mengambil semua pekerjaan di satu Object. Kau seperti berkata impianmu menjadi seorang miliuner. Kau terlalu berkhayal. Seharusnya murid sepertimu mulai belajar dengan replika Object saja dan bekerja di kontraktor pertahanan dan belajar hal yang lebih kompleks di sana!”

“Yah, aku tidak begitu nyaman dengan replika itu.” mungkin dia merasa agak berat di pikirannya, karenanya Quenser membuat ini tampak tidak menyenangkan. “Mesin ini bergerak dengan mencontoh pergerakan hewan dan serangga, dan aku tidak menyukai laba-laba, kecoak dan serangga lainnya. Meski hanya menElitei tentang serangga, aku rasa penEliteian seperti itu tidak berguna untukku.”

“Dasar pengecut. Kau akan menyesal jika kau tak mempelajari dasar dari semua ini.”

“Aku ingin mempelajari Object dengan fitur standar seperti yang putri gunakan di medan perang, supaya aku cepat mengerti tanpa harus melewati tahap-tahap menyebalkan itu.”

“Memangnya kau pikir kenapa para penguasa itu membangun kebun binatang dan museum serangga di kota-kota besar? Mereka menghabiskan uang pajak orang-orang untuk memberikan inspirasi kepada para pemuda yang akan menjadi desainer Object.”

Wanita tua itu mendesah.

Quenser melihat ke jalur terowongan ini yang mengarah menuju kokpit.

“Ngomong-ngomong tentang masa muda, bukannya ini saat buat pilot...atau apalah itu, pemilihan para Elite? Saat aku masih belajar di tempatku yang aman, pejabat pemerintah yang mengenakan pakaian serba hitam datang dan berkeliaran di sekolahku.”

“Mereka melakukannya empat kali dalam satu tahun, tapi mereka tidak akan menemukan yang berkualitas seperti tahun ini.”

“Elite harus menguasai Elemen bukan? Apa itu?”

“...Itu seperti penyebutan umum untuk sesuatu yang harus dikuasai seorang pilot Object.” Jari wanita tua itu berhenti menggerakkan alat di tangannya dan nadanya terdengar dingin. “ Ada beberapa yang mengatakan jika itu semacam kekuatan Esper yang membuat mereka bisa mengoperasikan benda-benda tertentu. Yah, katanya kekuatan itu hanya didapat dari mereka yang terlahir dengan kekuatan itu, tapi Elite adalah proyek militer yang telah melalui pengadaptasian oleh para pejabat militer disana. Dengan metode yang digunakan untuk menciptakan mereka, masalah yang paling besar adalah tentang HAM daripada masalah kekurangan uang atau peralatan.”

“Maksudmu...?”

“Mereka yang terpilih secara otomatis akan kehilangan hak kemanusiannya, tapi tak pernah ada yang mengeluh soal itu karena para Elite memilih bertarung untuk negara mereka bahkan setelah melalui percobaan seperti itu. Orang-orang seperti itu bukan orang biasa.... Para Elite tumbuh dan berkembang dengan mempiloti Object, senjata paling mutakhir, dan akan menjadi masalah jika mereka melawan negara mereka sendiri.”

Mereka berdua mendengar suara mekanika dan wanita tua itu berbisik. “Jangan berbicara dengannya.”

Sebuah kursi keluar dari terowongan itu menggunakan elevator kokpit. Putri Elite itu duduk dengan tubuh bagian atasnya terpasang sabuk yang membentuk huruf H.

“Jadi akhirnya kau sampai juga, tukang tidur.”

“Aku minta maaf. Aku bukanya tidak menyesalinya.”

“Ini bocah, aku punya pekerjaan untukmu. Periksa kursi pelontar otomatis ini. Tak ada orang yang mengerjakan bagian ini karena orang bilang kalau ini adalah pertanda buruk.”

Di berbagai usia, pekerjaan seperti ini pasti diserahkan kepada para amatir. Para amatir harus mengerjakan pekerjaan ini, pekerjaan yang tidak berguna karena harus melihat para pro bekerja di sudut matanya.

Quenser berbalik ke posisi di belakang gadis itu dan mulai bekerja.

“Berbicara mengenai mitos, kenapa Object harus berwarna putih? Atau ini karena kamuflase di dalam salju?”

“Kenyataanya memang seperti itu,” kata gadis itu.

“Tapi raja makhluk buas yang tidak memiliki musuh alami tidak perlu bersembunyi dan membayar untuk biaya pengecatan yang mahal, jadi ini hanya ‘putih’. ...Bukan berarti monster setinggi 50 meter ini tidak bisa disembunyikan dengan mudah.” Tambah wanita tua itu.

“Heeh. Ini tidak sama dengan replika yang tadi kita bicarakan, tapi aku dengar rumor bahwa musuh membuat proyek untuk menjadikan Object seperti hewan buas atau serangga.”

“Ada juga rencana untuk membuat mode yang sangat buruk di mana benda ini terus membuat suara yang berisik dari gir yang saling bergesek. Tidak ada rencana yang benar-benar bagus.”

“?”

“Musuh bukan satu-satunya yang bisa melihat Object. Bagaimana kalau prajurit kita yang melihat Object itu ketakutan karena desainnya yang menakutkan dan menurunkan semangatnya; dan saat kita melakukan parade militer di tengah kota dengan desain yang menakutkan itu.”

“Begitu ya,” jawab Quenser. “Lalu bagaimana dengan sebuah pedang yang turun dari atas dengan digantungkan pada sebuah tali?”

“Itu simbol keberuntungan tradisional.”

“Itu memberikan kita kemenangan,” sela gadis itu.

Saat dia mendengarkannya, Quenser melanjutkan menggerakkan kunci inggrisnya.

Dia mendengar suara klik dan gadis itu menganggukkan kepalanya saat dia mau menceritakan hal lain seperti jimat pembawa keberuntungan. Quenser melihatnya dengan penuh tanda tanya dari balik tempa duduk di balik kepala gadis itu.

“Aku tidak bisa bernapas.”

“Sial! Dasar bodoh!! Jangan main-main dengan sabuk itu!! Dasar putri keras kepala!!”

“Apa!? Apa aku melakukan sesuatu yang salah!?”

“Aku tidak bisa bernapas,” ulang si gadis.

Quenser dengan panik mengambil alatnya lagi, tapi dia tidak tahu apakah itu akan memberikan efek ke sabuk itu.

Perempuan tua itu lari ke elevator khusus pekerja.

“Aku akan mengambil pisau!! Bocah, kau tangani dia dulu! Tarik sabuknya untuk memberikan celah agar gadis itu tidak pingsan saat aku kembali nanti.”

Saat Quenser masih berada dalam keadaan panik, perempuan tua itu sudah pergi.

Dia dengan cepat mengitari kursi itu dan berdiri di depannya.

“A-aku minta maaf!”

“Tidak apa-apa... tapi lakukan sesuatu.”

“Oke!!”

Quenser melakukan apa yang disuruh perempuan tua tadi untuk menarik sabuk itu agar gadis ini tetap tersadar.

...Tapi desain sabuk berbentuk H itu masuk terlalu dalam ke dalam dada perempuan itu yang membuat dadanya terlihat kencang.

“Umm...”

Jari Quenser tertahan entah karena apa.

Heavy Object v01 050.jpg

Untuk menahan sabuknya, dia harus menyangkutkan jarinya di bawah sabuk itu, tapi dia harus masuk ke dalam celah payudara gadis itu.

(Meski tubuhnya seperti anak kecil, dia punya bagian yang menonjol di sini...)

Saat pikiran tidak berguna itu terus berkutat di dalam pikiran Quenser, dia mendengar suara pelan gadis itu.

“...Aku akan mati.”

“!?”

Itu benar. Dia tidak boleh ragu di saat seperti ini.

(Aku akan menyelamatkan nyawa seseorang di sini. Ini serius. Aku mengacaukannya. Aku harus siap untuk hal ini. Tapi itu adalah payudaranya. Tidak, tidak, masalahnya bukan di sini. Aku harus tetap serius. Kalau aku tidak cepat, nyawanya dalam bahaya. Aku harus menyelamatkannya. Aku perlu melakukan sesuatu untuk putri ini. Ini payudaranya!!)

“Ooohhhhhhhh!!”

Saat dia telah siap untuk kondisi ini, Quenser meraih dada gadis itu dengan menghilangkan semua beban pikiran di kepalanya.

“Ee...!?”

Sang putri menjerit dengan suara kecil seperti seekor binatang kecil dan Quenser kemudian berhenti.

(Tidak bagus. Bukannya melihat sabuknya, aku malah melihat dadanya. Aku tidak mungkin meraba dadanya dengan nafsu saat aku membuatnya begitu takut kehilangan keperawanannya. Tapi apa yang harus aku lakukan? Bisakah aku menyelamatkannya tanpa harus terlihat begitu nafsu!?”)

“Penanganan... darurat...” kata putri itu dengan wajah yang semakin pucat dan pucat.

“Apa? Kau punya ide!?”

“Ya... tapi...”

Saat dia mau mengatakannya, gadis itu menekan sebuah tombol dibalik kursinya.

Segera setelah itu, kursi itu meledak.

Sabuk berbentuk H yang mengikatnya dengan kuat sebelumnya secara otomatis mengendur dan kursinya terbang ke langit. Namun, Quenser tidak boleh berdiam diri saja. Udara bertekanan tinggi yang dikompres begitu kuat meluncurkan badan Quenser beberapa meter ke atas.

Quenser mendarat dengan berguling di landasan pacu dan dia melihat sebuah bunga putih di pojok matanya.

Itu adalah parasut darurat.

Normalnya, elevator berkecepatan tinggi akan membawa kokpitnya ke bagian luar, kursi itu lalu akan dilontarkan ke udara, dan akhirnya udara bertekanan tinggi di seragam gadis itu akan aktif pada tahap ketiga. Namun, dia hanya melakukan tahap ketiga saja yang membuatnya terbang ke atas langit-langit.

(Pelontar darurat itu benar-benar membawa kesialan.)

Saat dia berguman di dalam hatinya, Quenser mendengar sebuah suara.

“Ini adalah pertama kalinya aku melakukan hal ini.”

Bagian 7

Saat matahari sudah tenggelam, ini adalah saatnya untuk makan malam.

Daripada pergi menuju mes aula, Quenser menuju tempat di mana salju turun. Dia akan mengadakan barbekyu malam ini. Dia sudah menangkap seekor rusa, Heivia tentu saja akan ikut, dan sepertinya atasan mereka, Froleytia, juga akan ada di tempat ini dengan alasan dia sangat peduli dengan keadaan bawahannya.

Semua orang merasa bosan karena semua urusan tentang perang telah diserahkan kepada Object. Kalau mereka menawari acara ini ke orang lain, mungkin 800 orang tentara yang ada di sini juga akan ikut, tapi Froleytia bilang bahwa acara ini adalah acara pribadi khusus untuk mereka bertiga saja. Lagi pula mereka hanya memiliki daging yang terbatas.

Dan akhirnya mereka bertiga memulai acara barbekyu-nya.

Mereka membuat acara ini di luar markas area perawatan.

Zona markas ini tidak lebih dari kumpulan beberapa kendaraan besar dan mereka secara sembunyi-sembunyi berkumpul di sebuah tempat kosong yang dikelilingi fasilitas ini, jadi angin dingin tidak akan terlalu banyak menganggu mereka. Di sini, mereka membuat sebuah api unggun dan meletakkan pelat metal di atasnya.

Froleytia, atasan mereka, adalah orang pertama yang datang ke tempat ini dan sedang menghangatkan tangannya di api yang dia buat. Dia mungkin adalah orang yang sangat berharap pada acara api unggun ini.

“Bahkan ketika aku menghangatkan diriku, udara dingin masih terasa di tubuhku. Aku perlu makan makanan berlemak agar tubuh bagian dalamku juga merasa hangat.”

Quenser melongok ke kaki Froleytia.

“Bukannya memakai stocking lebih hangat daripada melepasnya?”

“Apa kau ingin aku memakaikan stoking ini di kepalamu supaya kamu bisa merasakanya, Quenser? Stoking ini cuma buat penampilanku saja. Tak lebih. Memangnya aku memilih menggunakan stoking ini supaya aku tidak kedinginan, begitu? Aku iri sama kalian yang selalu memakai celana panjang itu seharian,” kata perempuan dengan rok ketat itu sebelum berbalik melihat Heivia. “Kerja bagus Heivia, berkatmu, sekarang landasan ini bisa dipakai untuk lepas landas kapan saja. Aku yakin grup STOL dari unit angkatan udara juga berterima kasih padamu.”

“Heh heh. Tidak masalah.”

“Tapi angkatan udara itu memang sangat tidak berguna. Para pengecut itu mengangkat semua senjata mereka dari pesawatnya dan menyatakan hal itu bisa menambah kelincahan dan kesenyapannya. Aku yakin kalau mereka semua itu takut ditembak oleh musuh jika dilihat membawa senjata dan dianggap sebagai ancaman. Mereka semua dengan bangga mengaku kalau mereka spesialis di bidang intelijen, tapi hampir semua informasi Object yang ada didapat dari pertarungan sang Putri.”

“Brengsek!! Aku sudah merasa kalau pekerjaanku ini sia-sia, tapi yang lebih membuatku kesal lagi adalah ketika aku mendengar kalau pekerjaan ini benar-benar sia-sia!! Dan dari yang kudengar, salju akan turun lagi besok pagi!!”

“Yah, masa-masa pesawat tempur juga sudah berakhir ketika Chemical Oxygen Iodine Laser mulai dipasang di pesawat-pesawat bomber. ...Unit itu terlalu besar untuk dipasang di pesawat tempur. Saat cahaya laser itu mulai bermain, terbang dengan kecepatan bukan lagi sebuah hambatan . Lalu Object tinggal membidiknya. Object memiliki beberapa jenis laser. Mereka bisa menembaknya di semua arah dan sisi. Sangat sulit untuk melawan serangan seperti itu dengan pesawat tempur biasa. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan angkatan udara sekarang adalah mengantar piza dari wilayah negara aman sebelum piza itu dingin.”

“...Itu ada 700 meter. Aku membersihkan landasan pacu sepanjang 700 meter itu sendirian dengan tenagaku sendiri!!”

Saat Heivia masih penuh dengan rasa marah, Froleytia merasa cukup mendengar suara Heivia dan berpura-pura tidak melihatnya. Dia kemudian berbicara kepada Quenser dengan suara yang lebih bersahabat dibandingkan pada saat dia memberikan perintah para bawahannya.

“Omong-omong, aku dengar kamu mengobrol dengan sang putri di luar wilayah markas,” tanya sang atasan super cantik Heivia yang dengan hati-hati merawat kukunya walau dia sendiri berada di garis depan.

Suaranya terdengar seperti hal ini lebih penting daripada kenyataan bahwa Quenser telah melanggar perintah.

“Umm, apa itu masalah? Aku berbicara dengannya beberapa kali di bagian perawatan, jadi aku hanya berinteraksi dengannya seperti biasa. Apa aku harus menceritakan lagi soal posisi kami?”

“Aku tidak ada masalah dengan itu. Dan kudengar, pihak medis memberikan dia ransum yang lebih buruk dari milik kita yang katanya membantu tubuhnya agar tidak menderita, tapi kalau menurutku hal itu malah membuatnya tambah stres karena harus makan makanan yang sangat buruk itu setiap saat.”

“Bukannya Putri Elite itu memiliki gedung rekreasi khusus? Dari yang kudengar, tempat itu memiliki peralatan penyembuh digital,” kata Heivia dengan begitu sopan yang jarang sekali dia gunakan sehari-hari.

Froleytia mengambil sepotong bagian daging rusa yang lembut dengan sumpit yang dia gunakan sebagai gambaran obsesinya dengan Jepang.

“Barang-barang seperti itu menghabiskan banyak uang, tapi tidak ada keuntungan yang bisa diambil. Apa kau pikir kau bisa bersenang-senang dengan materi pelajaran yang diberikan oleh gurumu di sekolah? Sepertinya, sang putri sudah pernah sekali ke tempat itu dan tidak pernah kembali ke sana lagi.”

“Jadi begitu ya,” jawab Quenser saat dia teringat akan perbincangannya dengan sang putri di pagi hari tadi.

Dia tidak bisa membayangkan apa yang bisa membuat sang gadis tersenyum.

Itu adalah gadis yang berkata padanya bahwa mungkin dia tidak bisa memenangkan pertempuran berikutnya.

Saat kalimat itu menguap di pikirannya, Quenser bertanya, “Apa kau pernah kalah, Froleytia?”

“Ya,” dia langsung mengkonfirmasikannya sambil berangan-angan kalau ada bir yang bisa dia minum sambil memakan daging ini. “Aku sudah kalah 3 kali saat mengomando unit dari jauh dan sekali dengan unit aku yang tempati. Itu sangat buruk. Kritik yang datang saat aku kembali pulang lebih buruk dari yang aku bayangkan. Tapi aku tidak terlalu terkejut karena aku kehilangan senjata yang digunakan untuk rencana strategi nasional.”

“Eh? Object itu bersinonim dengan perang, bukan? Apa yang kau lakukan ketika pihak musuh menghancurkan Objectmu? Aku ragu kau bisa melawan balik dengan tank dan pesawat,” tanya Heivia dengan rasa penasaran.

“Sederhana. Kau mengibarkan bendera putih.”

“Hah?”

“Perang saat ini sudah bukan perang habis-habisan. Saat Object musuh sudah hancur, pemenang sudah bisa ditentukan. Dan sang pemenang tidak perlu capek-capek mengejar unit infanteri yang berlarian ketakutan. Tidak pernah ada perjanjian yang pernah dibuat untuk menyatakan penyerahan, tapi salah satu fakta perangnya adalah bahwa tidak perlu ada lagi pihak yang perlu melawan balik. Saat sebuah unit mundur dan menyerahkan wilayahnya, tidak perlu lagi membuat masalah semakin rumit dengan mengejar unit yang tersisa.”

Melihat mulut yang terbuka dari kedua prajurit tersebut, Froleytia tersenyum ramah.

“Ha ha. Aku mengerti kalau kalian terkejut dengan hal itu. Saat mereka melatihmu, mereka tidak ingin menurunkan tekanannya, jadi mereka tidak pernah membicarakan masalah itu denganmu. Tapi lihat aku, aku bergabung dengan militer sejak umur 13 tahun dan aku telah terjun dalam berbagai penyerangan, tapi aku sama sekali tidak memiliki bekas luka sedikit pun. Untuk menghindari kematian yang tidak diperlukan, kita menggunakan Object yang mengumpulkan semua kekuatan militer menjadi satu daripada menyebarkannya. Kulitku yang cantik ini menunjukkan sebuah ‘medan perang yang aman’.” Froleytia memutar sumpitnya sedikit. “Apa kau tahu alasan utama kenapa seorang tentara dikirim kembali ke tempat mereka berasal, itu bukan karena tertembak oleh musuh atau menginjak ladang ranjau kau tahu? Sebenarnya alasan utama mengapa banyak yang dipulangkan adalah pertengkaran antara laki-laki dan perempuan. Di medan perang modern, kau harus lebih khawatir dengan masalah asmara daripada peluru. Bukankah tempat ini sangatlah damai?”

Quenser setuju dengan pendapat Froleytia tapi kemudian dia memiliki sebuah pertanyaan yang muncul di benaknya.

“Tunggu, tapi Froleytia, bukannya kau melancarkan serangan meriam ke arah markas musuh dengan menggunakan Object milik sekutu kita di pasifik pagi tadi?”

“Kau memiliki ingatan yang bagus, Quenser. Itu bukanlah perang melawan pasukan negara lain. Perang melawan gerilyawan dan teroris tidak lebih dari sebuah latihan bagi kita. Jadi operasi seperti itu tidak dihitung sebagai perang. ...Dengar dan ingat ini. Rencana paling efisien dalam operasi seperti ini adalah dengan menggunakan Object. Negara-negara besar memerlukan pasukan dengan kekuatan dan kecakapan yang tinggi untuk menekan pasukan musuh.”

Saat percakapan ini merusak rasa makanannya, Quenser memutuskan untuk mengganti tema pembicaraan mereka. Tema yang lain yang muncul selain Object adalah dengan membicarakan makanan yang sedang mereka makan saat ini.

Quenser melihat ke arah daging rusa yang berperan sebagai hidangan utama makan malam mereka lalu berpaling ke arah Heivia yang telah memburunya.

“Jadi apakah tentara dilatih untuk berburu? Aku hanya berada di tingkatan di mana aku hanya bisa menangkap seekor salmon dalam 3 jam.”

“Senapan modern tidak hanya memiliki teropong. Mereka juga memiliki kamera inframerah dan mikrofon untuk mencari musuh. Dengan itu, kau bisa mencari dan melacak targetmu dalam berbagai cara. Sebenarnya sih aku pasti bisa mendapatkan sesuatu di luar sana bahkan jika hanya memiliki tongkat pancing saja. Meskipun sebenarnya produksi senapan sendiri merupakan pemborosan pajak karena semua pertarungan dan perang diserahkan kepada Object.”

Froleytia kemudian berbicara sambil menunjukkan dirinya yang sangat handal menggunakan sumpit.

“Kecuali kalau garis suplai terpotong, kita akan terus mendapat makanan dari negara kita. Dan markas ini tidak akan bisa diambil selama kita memiliki Object di tangan kita. Bahkan jika aku adalah prajurit baru, mereka tidak selalu melatih kita untuk berburu binatang. Setidaknya, itu bukan keterampilan yang dibutuhkan seorang zeni perang.”

“Zeni perang...hm? Aku tidak terbiasa dengan istilah itu.”

“Manajemen dari markas ini tergantung dari pajak. Jika kita tidak memberikan pekerjaan kepada para murid yang selalu menganggur, itu bisa mempengaruhi suara yang didapat dari para politisi itu. puncak dari pemilihan umum sudah dekat di negara kita dan Konselor Flide mulai khawatir.”

Ada banyak jenis dari zeni perang, tapi yang dipilih oleh Quenser dan kawannya itu adalah tentara yang menangani ledakan. Namun, mereka tidak profesional dalam hal tersebut terutama untuk membunuh tentara lawan. Maka dari itu, mereka menggunakan kemampuan itu dalam menghancurkan jembatan untuk menghancurkan jalur musuh atau meledakkan batuan untuk menghalangi jalan lawan.

Untuk murid yang penuh dengan pengetahuan yang tidak lazim dan tidak memiliki keberanian untuk menembak seseorang, peran ini sangatlah sempurna. Ada juga kursus untuk menjadi tenaga medis, tapi Quenser lebih akrab dengan mesin daripada benda hidup.

“Tapi markas kita kan adalah sebuah pangkalan bergerak, jadi kita bisa membangun markas kita di manapun kita inginkan, dan kita juga memiliki Object. Tidak banyak yang bisa dilakukan bagi zeni perang seperti kami.”

“Itu bukan hanya untuk zeni perang. Hal itu juga sama saja bagi semua tentara di markas,” kata Froleytia saat dia menggunakan sumpitnya untuk mengambil beberapa potong salmon. “Sial, ini adalah dunia yang sangat damai. Rasanya pistolnya berkarat lebih cepat dan aku cepat jerawatan karena terlalu banyak nutrisi yang aku makan.”

“Aku tahu. Selama kita memiliki Object, kita aman. Setelah tiga tahun di markas ini, aku telah memiliki tiket untuk penghargaan yang menungguku di rumah dan Quenser bisa kembali ke rumahnya dan menjadi sarjana terkemuka di sana,” kata Heivia dengan senyum saat dia menepuk Quenser di bahunya.

“Bocah seperti kalian membuatku iri,” ejek Froleytia, tapi dia sama sekali tidak cemburu terhadap mereka. dia lebih memilih dipromosikan sebagai seorang pejabat politik setelah lepas dari kemiliteran.

“Yah,” kata Quenser. “Selama kita memiliki Object, bahkan orang lemah seperti kita bisa ikut berperang di dalam perang.”

Kata-kata Quenser menyiratkan satu-satunya kebenaran di muka bumi ini.

Itu benar selama mereka memiliki Object.

Bagian 8

Di hari berikutnya, mereka akan tahu.

Mereka akan tahu neraka macam apa yang menunggu mereka yang dimanjakan oleh kedamaian saat Object mereka dihancurkan Object musuh.

Froleytia sudah mengatakan bahwa mereka tinggal menunjukkan bendera putih jika mereka kalah.

Namun, dia juga telah mengatakan hal lain.

Tidak pernah ada perjanjian yang dibuat untuk hal itu.

Bagian 9

Sebuah ledakan memecah langit Alaska.

Object yang berada dalam mode sembunyi itu telah bertarung sejauh 10 km menembus badai salju ini mulai mengeluarkan asap hitam dan berhenti bergerak. Melalui teropong, kursi pilot itu terlempar keluar dan dengan perlahan mengambang turun ke dalam tumpukan salju dengan parasutnya.

Dan...

“...”

Suara yang tidak mengenakkan bergema di telinga Quenser yang terbawa angin. Lambang keamanan mereka, Object, telah meledak dan dikalahkan oleh Object lawan.

Tubuh besarnya adalah sebuah benda bulat dengan armor yang tebal. Di empat arah bagian tubuhnya, terdapat empat kaki seperti serangga yang muncul dari tanah. Senjata utamanya adalah dua meriam plasma berstabilitas rendah, dengan panjang 50 meter. Setelah gas khusus dimasukkan ke dalam meriam itu, sebuah tenaga raksasa dari reaktor buatan membuat sebuah tembakan plasma super panas. Dua pasang meriam itu terpasang di sisi depan, belakang, kiri, dan kanan membentuk sebuah salib horizontal yang membuatnya bisa menembak dari segala arah. Total ada 8 meriam. Tubuh bulat dan keempat kakinya memiliki banyak sekali laser, railgun, dan coilgun, semuanya berjumlah 100 di seluruh sisi Object.

Tubuh utamanya sendiri adalah 50 meter dan meriam yang merentang di seluruh sisinya menambah panjangnya menjadi 140 meter. Benda bermassa satu gunung itu dengan perlahan mengarahkan meriam anjungannya. Dua pasang meriam plasma berstabilitas rendah itu mampu melelehkan bunker nuklir yang ditanam di dalam tanah dengan sekali tembakan.

“....Hey,” kata Heivia yang tiba-tiba saja berdiri kebingungan di depan Quenser. “Kenapa benda itu mengarahkan senjatanya ke arah kita? Kalau Object kita kalah, kita tinggal mengangkat bendera putih dan semuanya akan selesai kan? Itu yang Froleytia bilang kan!? Lalu kenapa!? Ini bukan hal yang sangat lama untuk dilakukan. Cepat dan kibarkan bendera putiiiiiiiiiiiiihhhhhhh!

Quenser melihat radio yang sejak awal menjadi masalahnya.

Dia bisa mendengar suara yang terputus-putus.

Itu mungkin adalah bendera putih yang telah digitalisasi.

Froleytia pasti telah mengikuti peraturan yang telah dia katakan untuk mengakhiri sebuah pertempuran. Dia pasti telah berpikir cepat untuk mengurangi angka korban yang terluka dan angka prajurit yang kehilangan nyawanya serendah mungkin.

Namun, Object musuh sama sekali tidak berhenti.

Suara meriam yang membuat penyesuaian arah tembakannya sepertinya hendak mengatakan bahwa ia tidak peduli dengan isi perjanjian itu.

“Lari...” kata seseorang.

Mungkin itu adalah suara Quenser sendiri.

“Laaaaarrrrrrriiiiiiiiiii!!”

Apakah seluruh 800 tentara yang ada di dalam markas ini telah sadar?

Sebuah suara erangan dan kilatan cahaya menguasai semua indera Quenser.

Sesuatu mencoba menghancurkan tulang tengkoraknya, paling tidak gendang telinganya. Object itu menembakkan peluru logam. Mereka menembakan plasma berstabilitas rendah yang sangat kuat tapi tenaga yang dihasilkan benda itu masih tersisa banyak.

Berapa temperatur yang bisa dicapainya?

Sebelum dia bisa memikirkan hal itu, rasa pusing membuatnya merasa terbang.

Sebuah tembakan laser dari salah satu meriam plasma itu menghancurkan bagian markas yang dekat dengan Quenser. Kendaraan yang sangat banyak membentuk markas perawatan bagi Object yang menjadi markas terbesar di Alaska ini dengan jumlahnya mengalahkan angka 100 kendaraan pembentuk zona markas dan salah satu darinya meleleh seperti gula yang meleleh atau seperti gunung berapi yang meletus.

Ledakan itu melempar Quenser ke dalam tumpukan salju.

Bahkan ketika tertimbun di dalam salju yang bersuhu di bawah nol, tubuh Quenser tetap terbungkus di dalam keringat.

“Apa...?”

Dia bahkan tidak bisa mendengar suaranya sendiri.

Dia begitu keras berusaha untuk mengecek apa yang terjadi di luar sana meskipun ia kehilangan setengah kemampuannya untuk melihat dan entah kenapa ia masih utuh. Meriam plasma berstabilitas rendah tersebut pasti menembak lurus saat menembak karena meninggalkan jejak yang dalam di salju.

(Apakah panasnya sangat hebat...itu melelehkan salju...dan menimbulkan ledakan bawah tanah?)

Sangat mungkin jika tembakan itu bisa melelehkan logam.

Saat Quenser masih linglung di tumpukan salju, seseorang meraih tangannya.

Itu adalah Heivia – darah segar mengalir di kepalanya dan menutupi matanya – nafasnya begitu terengah-engah.

“Hey, kita harus keluar dari sini.”

“...Apa...”

“Kita harus keluar dari sini!! Object kita sudah kalah dan Object mereka sama sekali tidak rusak!! Kita tidak akan bisa melakukan sesuatu bahkan jika kita memiliki 100 tank. Kalau kita tidak keluar dari sini, kita akan dibantai seperti semut!!”

Melarikan diri.

Arti tersebut akhirnya sampai di telinga Quenser.

Saat dia melihat sekitarnya, dia melihat tentara yang lain mulai mengambil tindakan. Markas tersebut terdiri dari 100 kendaraan yang sangat besar. Tentara-tentara tersebut memanjat dan melompat dari satu kendaraan ke kendaraan yang lain dan kendaraan-kendaraan yang ada mulai memecah formasi mereka karena panik.

Suara teriakan terdengar dari semua arah.

Tidak ada satu pun tentara yang berkata mengenai melawan.

“Sial!! Kirim semua UAV! Pancing Object itu agar tidak mengejar kita!!”

“Apa kita harus mengatur jalan keluar kita!? Apa ada celah sempit di gunung yang tak bisa dilewati makhluk setinggi 50 meter!?”

“Apa kita memiliki memiliki persediaan sekam dan suar!? Bahkan jika kita tidak bisa melawan, dia masih bisa mencari jejak kita-...!!”

Karena mereka adalah tentara sungguhan, mereka tahu bahwa sangat tidak berguna melawan Object secara langsung.

Saat Quenser melihatnya, Quenser bertanya tanpa harapan ke Heivia.

“Lari... tapi kemana?”

“...!!”

Ekspresi Heivia lebih terlihat seperti takut daripada marah.

Keadaan ini seperti mendengar betapa putus asanya situasi yang kita rasakan dari seseorang yang memberikan syok dan beban yang begitu tinggi di pundak kita.

Setelah itu, mereka mendengar suara yang mereka kenal.

Melihat ke arah lain, mereka melihat Object dengan diameter 10 kilometer mendekati mereka seperti sedang meluncur. Ia tidak bergerak dengan menggunakan ban seperti mobil. Ia bergerak dengan menggunakan dorongan yang kecil seperti water strider, bergerak secara halus di permukaan tanah dan lereng curam permukaan gunung. Ia bergerak seperti tidak menghiraukan medan yang dilalui seperti cahaya lampu yang bergerak mengikuti kontur tanah.

Suara berfrekuensi rendah seperti guntur bisa didengar oleh telinga Quenser.

(Oh, sial. Jadi benda itu menggunakan cara yang sama dengan milik Putri...!)

Saat seluruh kendaraan markas mereka mulai pergi meninggalkannya, Quenser hanya berdiri kebingungan di tengah salju.

Object itu mengambang di atas tanah menggunakan tenaga listrik statis. Beratnya lebih dari 20 ton, tapi reaktor yang ada di dalamnya lebih bersih dan lebih kuat daripada reaktor nuklir. Benda itu menggunakan tenaga listrik statis untuk membuatnya mengambang.

Bau yang samar dan khas mencapai di hidung Quenser. Sepertinya, Object itu menyemprotkan material untuk menghambat listrik statis yang dihasilkan benda itu. Pada umumnya, semprotan itu akan hilang setelah beberapa hari dan dibuat tidak berbahaya untuk tanaman dan binatang, tapi baunya lebih buruk dari darah untuk Quenser.

Benda raksasa yang bergerak di atas permukaan tanah dengan cara meluncur seperti itu sangatlah aneh.

Kendaraan markas mencoba melarikan dengan melalui celah di antara dua gunung.

Dengan suara seperti guntur, Object itu mencoba mendahului kendaraan itu dan bergerak melewati sisi diagonal dari salah satu gunung. Kemudian pindah ke dalam lembah untuk memblokir pelarian mereka.

Jalan kabur mereka tetutup hanya dalam 20 detik.

“Sial!! Keluar dari sini!!” teriak Froleytia.

Segera setelah itu, Object setinggi 50 meter itu melepaskan tembakan meriamnya.

Tidak, lebih dari itu.

Object tidak hanya memiliki meriam plasma berstabilitas rendah. Object ini memiliki reaktor yang sangat bersih dan lebih kuat daripada reaktor nuklir. Dengan meriam plasma berstabilitas rendah, sinar laser, railgun, dan coilgun, monster itu memiliki lebih dari 100 senjata.

Object mulai menembak dengan semua senjatanya.

Setiap senjata itu mengeluarkan tenaga yang sangat kuat sehingga membuat kapal tempur akan miring hanya dengan memasangnya diatasa kapal tapi monster itu memiliki 100 senjata seperti itu.

Tidak ada yang tahu berapa kali monster itu menembakkan senjatanya.

Ribuan dan puluhan ribu suara erangan saling bertumbuk dan berkombinasi membuat satu suara ledakan.

Saat kendaraan markas itu memecah formasi mereka dan mencari jalan melarikan diri secara masing-masing, ribuan peluru secepat cahaya tanpa ampun menyerang mereka semua.

Dinding kendaraan itu mampu menahan tembakan langsung dari peluru normal, tapi dinding itu hancur bersama kendaraanya seperti mereka dibuat dari kertas. Berulang kali terdengar suara ledakan seperti bensin yang terbakar oleh api dan tubuh tentara yang terlempar tinggi ke udara.

Heivia dengan cepat meraih kepala Quenser dan menundukkannya di dalam salju untuk bersembunyi. Bahkan, ini merupakan sebuah keberuntungan karena serangan Object tidak menghancurkan tubuh mereka.

(...Tidak...)

Kepala Quenser sendiri masih terasa aman sementara hampir seluruh tubuhnya tidak bisa merasakan apapun bahkan dia tidak bisa merasakan dinginya salju ini.

(Tidak ada yang namanya keajaiban atau kesengajaan jika berbicara mengenai Object. Sebuah Object tidak mungkin membuat celah seperti ini!! Pasti ada alasan dibalik semua ini. Pasti ada alasan yang logis kenapa kita tidak mati..!!)

Quenser melirik ke arah kendaraan markas mereka yang hancur terkena ledakan setelah tertembak oleh Railgun yang ditembak secara membabi buta seperti peluru kacang polong (meski benda itu sudah cukup kuat ketika dipasang pada pesawat Bomber). Ada beberapa prajurit yang melarikan diri dari tempat itu, tapi Object itu mengarahkan senjatanya pada kendaraan markas yang lain.

Melihat itu, Quenser semakin terlihat bingung.

Heavy Object v01 070.jpg

“Brengsek!! Fasilitas perawatan!!” Quenser berteriak dengan sangat keras sampai-sampai ia berpikir bahwa tenggorokannya akan lepas; ia perlu melakukan hal ini agar ia tidak pingsan karena efek ledakan itu. “Cepat pergi dari kendaraan itu!! Mereka mengincar apapun yang berhubungan dengan Object! Kalau kalian tidak kabur dari tempat itu, kalian akan mati!!”

Saat para prajurit melompat dari kendaraan itu dengan keadaan terkejut, meriam plasma Object tanpa ampun menghancurkan markas itu sampai berkeping-keping.

Object memiliki makna yang sama dengan perang.

Tak peduli berapa banyak tank atau pesawat yang kau punya, kau tidak akan bisa melawan Object.

Itulah kenapa Object musuh memprioritaskan untuk menghancurkan cadangan suku cadang dan fasilitas lainnya yang digunakan untuk memperbaiki Object. Jika ada sebuah kesempatan untuk membangun kembali sebuah Object, sebuah pertarungan antara Object vs Object akan melahirkan sebuah pertarungan yang dapat membalik hasil akhirnya.

Object itu sama sekali tidak mengampuni nyawa prajurit itu.

Dari awal, Object hanya menghancurkan apapun yang memiliki kemungkinan untuk memberikan serangan balasan. Setelah itu, Object akan menggunakan tubuh raksasa setinggi 50 meter untuk mengejar dan membantai satu demi satu manusia-darah-dan-daging itu seperti semut.

Kendaraan markas itu dihancurkan satu persatu.

Walaupun mereka tahu monster itu tidak menarget mereka, Quenser dan para prajurit lainnya dengan putus asa bersembunyi. Satu langkah yang salah saja dapat menghancurkan mereka karena mati tertimpa fragmen kendaraan-kendaraan yang beterbangan ke semua arah.

“Kita harus pergi dari sini selagi bisa,” kata Heivia saat dia meraih tangan Quenser sambil tanganya bergetar.

Quenser tidak mempedulikan jari-jemari Heivia dan terdiam di situ tanpa emosi dan tanggapan.

“Tidak peduli ke mana kita harus harus pergi!! Kita cukup pergi sejauh mungkin dari monster itu! Ayo lari!!”

Dia tidak sedang memikirkan sebuah strategi untuk mundur; dia sedang memikirkan sesuatu seperti melarikan diri dari sesuatu yang menakutkan.

Dan...

“...”

(Itu...berhenti?)

Object yang telah menghancurkan sebagian besar dari kendaraan markas itu tiba-tiba berhenti seperti memandangi rongsokan-rongsokan kendaraan itu. Hanya senjata utamanya yang bergerak secara perlahan seperti sedang mencari sesuatu.

Quenser berpikir bahwa jantungnya akan berhenti.

Sekarang, setelah benda itu menghancurkan semua fasilitas yang berhubungan dengan Object, apakah benda itu akan mulai membantai semua prajurit?

Pikiran yang paling buruk muncul di kepala Quenser, tapi dia masih tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Hal yang sama terjadi pada Heivia yang berada di sebelahnya. Mereka tahu bahwa musuh mereka adalah manusia yang memiliki otak yang sama dengan mereka dan prajurit yang sama seperti mereka, tapi kehadirannya seperti tak tertandingi; sama seperti naga raksasa yang melihat mereka. Rasanya seperti melakukan provokasi sederhana saja dapat membuat mereka hancur berkeping-keping dengan cakar raksasanya.

Mereka tahu bahwa Object hanya bergerak berdasarkan perintah sistematis militer, tapi Quenser dan Heivia merasa seperti hewan herbivora yang baru saja melarikan diri dari raja binatang dan hanya berdoa bahwa raja itu mau mengampuni mereka.

Dan...

Object raksasa dengan total panjang 140 meter itu menggerakkan meriam utamanya ke suatu arah. Benda itu mengganti arahnya sama seperti gerakan orang yang memalingkan mukanya ke arah lain ketika seseorang menepuk pundaknya. Dengan suara seperti guntur, benda itu kembali ke arah dari mana dia datang. Para prajurit yang berada di jalannya segera berlari untuk menghindar, tapi Object itu sama sekali tidak mempedulikannya.

“Apa...?”

Quenser pada akhirnya mengangkat dirinya sendiri dari tanah dan melihat ke tempat arah dari mana Object itu pergi.

“Kenapa kita masih hidup...?”

Apa yang sebenarnya membedakan dirinya dengan tubuh manusia yang berserakan di tanah tempat mereka berdiri? Quenser sama sekali tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan itu. Heivia berbicara dari dekat.

“Aku tidak tahu, tapi ayo pergi. Aku sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi kita sepertinya berhasil bertahan hidup. Kalau kita lari secepat yang kita bisa, mungkin kita bisa membuat perubahan!!”

Tubuh Heivia bergetar begitu kuat.

Quenser mengira bahwa Heivia benar, tapi dia berhenti.

Dia merasakan sesuatu di kakinya.

Sepertinya benda itu terlempar dari kendaraan markas. Itu adalah layar LCD. Lebarnya setara dengan kertas A4 dan memiliki kemampuan nirkabel. Benda itu mengeluarkan tanda berbintik elektronik.

Layar itu menunjukkan peta area itu.

Di salah satu sudut, sebuah titik merah berkedip.

(...Sinyal pertolongan...?)

Akhirnya Quenser tersadar apa yang dimaksud dari tanda itu.

“Sang Putri!!”

Object musuh memprioritaskan semua kemungkinan yang dapat memperbaiki Object yang telah hancur. Untuk itu, dia harus menghancurkan markas itu sampai hancur dan meninggalkan para prajurit sendirian.

Kalau begitu, bukankah seharusnya musuh juga menargetkan dan memberikan prioritas tertinggi pada pilot Object yang kalah, yaitu sang putri?

“Hey, kau anak bangsawan dan pelajar disebelahnya!!” teriak Froleytia dari jarak yang tak begitu jauh.

Mereka melirik ke sana dan melihat wanita cantik dengan rambut biru keperakan seperti besi yang tubuhnya sangay langsing.

“Kita harus menggunakan kesempatan ini untuk kabur!! Aku akan menyiapkan laporan resmi ke atasan untuk melaporkan mundurnya kita dari garis depan!! Jika kita bisa melewati gunung, ada sebuah lembah yang besar. Ada jembatan suspensi di sana!! Saat kita menyeberanginya, kita bisa melarikan diri dari Object itu!! Monster itu mungkin akan mencoba menembak kita dari tepi lembah, tapi kita bisa menyebar dan bersembunyi di hutan conifer di sisi seberangnya!!”

“Tapi...”

Pandangan Quenser terbagi menjadi dua, yaitu pada Froleytia dan papan layar di kakinya.

Sejujurnya, dia merasa lega ketika dia tahu bahwa dia bisa selamat dari situasi seperti ini.

Tapi...

Apa yang akan terjadi pada putri yang masih hidup itu...?

Pikiran itu menghentikan Quenser.

Froleytia sadar tentang layar yang ada di kaki Quenser.

“Kau bodoh! Kenapa kau pikir dia mengeluarkan sinyal pertolongan itu!?”

“....?”

“Itu bukan untuk kita! Sang putri memancarkan sinyal pertolongan itu supaya musuh bisa merasakannya dan agar perhatian mereka teralihkan kepadanya!! Dia memastikan bahwa kita tidak dibunuh!! Apa kau ingin menghancurkan kesempatan yang dia buat itu!?”

Mata Quenser terbuka.

Kata-kata Froleytia menusuk dalam di hatinya.

(Apa itu benar...?)

Quenser melirik ke sekitar area itu dan melihat para prajurit yang seharusnya memiliki tubuh yang berotot dari latihan yang sangat berat dan konstan, tapi mereka harus mengabaikan kemampuan mereka itu karena kemampaun Object. Mereka semua melihat Quenser sama seperti Quenser melihat mereka.

Mereka semua terlihat canggung.

Mereka terlihat seperti tidak mau melewatkan kesempatan mereka untuk kabur.

(Apapun yang kau katakan, dia adalah kawan kita; gadis berumur 14 tahun. Dia adalah tipe orang yang menggunakan dirinya sendiri sebagai umpan untuk menyelamatkan kita. Apa kalian serius mau meninggalkan dirinya...?)

“Kita pergi,” guman Heivia. “Kita tidak memiliki pilihan lain!! Apapun yang akan kita lakukan, putri itu akan terbunuh, jadi kita harus kabur sebelum Object itu kembali!!”

“Fuck that! Apa kau mengerti apa yang kau bicarakan!? Apa kau tidak berpikir apa yang akan terjadi pada sang putri jika dia tertangkap oleh musuh yang akan mengatakan peduli setan dengan semangat!?”

“Apa!? Apa kau mau bilang kita harus melawan Object!?”

Mendengar kalimat itu dengan nada yang tinggi membuat Quenser terdiam.

Ekspresi Heivia seperti penuh dengan rasa takut dan malu.

“Semua orang bisa duduk diam di sini tanpa melakukan apapun sambil berpikir apa yang benar dan apa yang salah!! Dan kalau kau berpikir kau bisa melawan Object itu sendirian dan menyelamatkan sang Putri, kau hebat!! Tapi nyatanya, kau tidak bisa melakukan hal itu!! Saat benda itu menangkapmu di radar mereka, kau akan hancur seperti debu dan tertiup oleh angin!!”

Heivia meraih bahu Quenser saat ia masih berpikir.

(...Brengsek.)

Dadanya yang terasa sesak itu adalah respon alami dari seorang manusia.

Quenser sebenarnya merasa sangat takut.

(Tentu saja aku takut. Tidak peduli berapa banyak harapan orang-orang yang aku terima, aku tidak memiliki keberanian sama sekali. Object adalah monster. Melawannya dengan tindakan bodoh yang sama saja dengan lompat ke dalam kematian. Aku ingin menjauh dari sini sebisaku. Heivia benar. Tidak peduli apa yang kukatakan, rasa sakit ini tidak akan hilang begitu saja...)

Namun, kaki Quenser tidak membawanya segera pergi dari tempat ini.

Dia berdiri di situ sambil melihat Heivia sekali lagi.

“...Tapi bukankah sang Putri sedang melawan monster itu?”

“...”

“Monster itu membuat pria dewasa bergetar ketakutan dan membuat kita akan mati karena syok setiap kali benda itu mengarahkan moncong meriamnya ke arah kita!! Dan walau dia sadar dengan hal itu, dia tetap berdiri di sana dan melawan Object itu untuk melindungi kita!!”

Walaupun dia mengendalikan senjata aneh bernama Object, dia pasti pernah merasakan rasa takut. Tidak mungkin dia tidak merasakan perasaan itu saat dia melawan monster itu.

Sehari sebelumnya, dia berkata bahwa dia tidak tahu apakah dia bisa menang atau tidak.

Sang putri tidak mengatakan hal itu dengan maksud yang serius, jadi Quenser berpikir kalau tidak ada makna yang dalam di balik kata-kata itu. Namun, dia salah. Bagaimana jika selama ini dia telah memendam perasaan tidak enak itu selama ini di wajahnya? Bagaimana kalau dia hanya ingin mengatakan hal itu kepada siapapun untuk menghilangkan beban yang selama ini terus menganggunya.

Quenser berpikir tentang apa yang seharusnya dia lakukan.

“... Berikan itu padaku.”

Quenser mengambil sesuatu dari Heivia.

Heivia terlihat bingung, jadi Quenser mengulanginya lagi.

“Berikan senapan itu!!”

Quenser mengambil senapan itu dari Heivia. Senjata canggih dengan kamera infra-merah, mikrofon untuk mencari musuh, dan beberapa macam alat yang lain seperti pembidik.

Namun, Heivia tidak mengerti kenapa Quenser meminta senapannya.

“Apa kau benar-benar akan pergi?” Heivia menarik kepalanya yang terkejut ke belakang seperti anak kecil. “Apa kau tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh raksasa itu!? Apa kau tidak melihat Object itu!? Monster itu adalah reaktor raksasa dengan dinding setebal bunker perlindungan nuklir!! Benda itu tetap bisa bergerak bahkan setelah tertembak dua rudal nuklir!! Sarjana sepertimu seharusnya tahu tentang hal itu!!”

“Aku tahu,” jawab Quenser.

Pekerjaan Heivia sebenarnya adalah seorang analisis yang mencari karakteristik kelemahan dari sebuah Object, tapi Quenser mempelajari Object dari sudut pandang seorang pelajar. Dari pengetahuannya, dia sudah cukup tahu bahwa mereka sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menang.

Tapi...

“Aku tidak memiliki pilihan lain...”

“Apa?”

“Apa kau berpikir kalau Object itu tidak akan mendahului kita kalau kita menyeberangi gunung dan lembah di sisi sebelah sana?”

“Ya...”

“Kalau mereka benar-benar ingin membunuh sang Putri, mereka cuman butuh satu tembakan saja. Dan jika mereka telah menangkap sang putri dan membawanya ke markas mereka, Object itu bebas untuk menangkap kita jika pasukan seperti kita melepaskannya. Benda itu akan segera kembali untuk membunuh kita saat kita menaiki gunung. ...Kau juga melihat gerakannya, kan?”

Quenser bisa merasa bahwa tubuhnya bergetar pada berat senapan itu karena dia tidak pernah secara serius menggunakannya. Dia menekan getaran pada tubuhnya dan tetap maju.

“Sepertinya sang Putri mencoba memberikan kita beberapa waktu, tapi dia mungkin tidak memberikan waktu bagi dirinya sendiri.”

Kalimat yang dia katakan barusan seperti tidak benar-benar nyata.

Dia ingin melakukan hal ini sebelum dia benar-benar dikuasai oleh rasa takut.

“Seseorang harus melakukan sesuatu. Bukan karena ingin bertanggung jawab padanya, tapi demi bertahan hidup.

Bagian 10

Badai salju yang dingin mengirimkan rasa yang tajam di kulit wajahnya.

Pandangannya yang tertutup oleh warna putih membuat perasaannya tidak enak.

Salju yang dalam menahan kakinya seperti batang kayu yang tertanam dalam di bawah tanah, Quenser dengan susah payah lari dengan memegang senapan di kedua tangannya.

Tujuannya adalah untuk menyelamatkan sang Putri.

Dia tidak memiliki alasan untuk melawan sang Object. Dan sebenarnya, jika dia lari ke monster itu, dia akan mati sebagai sampah yang diinjak daripada dianggap mati sebagai musuh. Quenser berharap bahwa sekarang dia memiliki cara untuk menemukan titik buta dari Object dan menyelamatkan sang Putri, tapi...

(Dimana?)

Senapan itu begitu dingin seperti balok es.

Giginya berderit dan dia melihat sekelilingnya sambil menahan rasa dingin di ujung jarinya.

(Sial! Di mana dia!?)

Dia sangat yakin bahwa layar itu menunjukkan area ini sebagai area yang benar, tapi sang Elite itu sama sekali tidak bisa ditemukan keberadaannya. Apakah pasukan musuh sudah membawanya pergi? Atau dia salah membaca petanya dan pergi ke tempat yang salah?

(Sial! Bagaimana aku bisa hidup selama 6 bulan tanpa mengetahui posisi di dalam peta? ...Sudah berapa banyak aku bergantung pada orang lain?)

Quenser menancapkan kabel ke pembidiknya. Kabel yang lain memiliki earphone kecil untuk satu telinga. Dia memasangnya di telinga kanannya dan mengoperasikan senapan yang tidak biasa ia gunakan dengan jari yang bergetar.

Menurut Heivia, senapan ini memiliki mikrofon untuk menemukan musuh.

(...)

Sementara memfokuskan diri pada mikrofon yang mencuat dari senapan itu seperti bayonet, Quenser secara perlahan berputar. Sementara ia sedang mengarahkan mikrofon itu ke semua arah, dia mendengar sebuah suara melalui mikrofonnya.

“Ke sini...?”

Dia tidak terlalu terlatih, jadi dia memegang senapan itu seperti orang lain yang mengarahkannya ke arah suara itu berasal.

Saat dia mendekatinya, dia mendengar bahwa suara itu terdengar semakin besar.

Terkadang, suara itu terdengar seperti suara manusia dan Quenser dengan panik bersembunyi di balik batu.

Quenser hanya menjulurkan kepalanya saja dari balik batu.

Dia bisa melihat manusia di balik salju yang tertiup dengan keras.

Dia mengira bahwa jaraknya dengan jarak sosok manusia itu adalah 100 meter. Dari jarak seperti itu, dia tidak akan tahu siapa yang ada di depannya, tapi dia bisa melihat tiga sampai empat orang figur berotot seperti manusia mengelilingi figur manusia yang lebih pendek. Figur yang lebih pendek itu berlutut di bawah dan tangannya berada di balik kepalanya.

(Sang Putri! Sial, jadi dia benar-benar tertangkap...!!)

Quenser mengeluarkan kepalanya dari balik batu dan melihat ke sekeliling area itu terlebih dahulu.

Dia tidak melihat Object berada di sekitar mereka.

Mungkin benda itu sudah kembali untuk memburu mereka yang selamat setelah sang Putri tertangkap.

Dalam waktu yang singkat, Quenser berpikir bahwa ini adalah sebuah perangkap yang akan menjebaknya dengan sebuah tembakan meriam plasma berstabilitas rendah dari jarak yang jauh saat dia bergerak sedikit saja. Namun, dia sadar bahwa hal seperti itu tidak akan terjadi. Dia ragu bahwa mereka akan menggunakan Object untuk menjebak dirinya dan Object tidak perlu membuat sebuah jebakan yang digunakan hanya untuk menjebak seorang manusia. Sama seperti gajah, Object akan menghancurkan semut seperti menginjak pasir.

Quenser merasa takut bahwa sensor bahaya di kepalanya sudah tidak bekerja secara maksimal.

Object itu sangat menakutkan sampai-sampai dia benar-benar tidak bisa memikirkan apapun.

Bagaimanapun, jika dia tenang dan memikirkannya lagi...

(Object tidak ada di sini.)

Quenser menyadari berat senapannya sekali lagi.

Dia menjulurkan kepalanya dari balik batu itu untuk mengecek situasinya sekali lagi.

(Kalau aku bisa melakukan sesuatu kepada empat orang itu, aku bisa menyelamatkan sang Putri!!)

Perasaan tidak nyaman yang melebihi rasa takut akan Object mulai membuat dadanya terasa sesak.

Dia “harus melakukan sesuatu” kepada empat orang itu.

Dengan senapan di tangannya, “melakukan sesuatu” berarti menembak dan membunuh empat orang manusia itu. Quenser tidak cukup ahli dalam menyerang mereka tanpa harus mengenai organ vital mereka dan peluru di dalam senapan militer ini cukup ampuh untuk menghancurkan bagian tubuh mereka dengan sekali tembakan. Mereka akan mati karena syok walau tidak mengenai organ vital mereka.

Apakah dia bisa membunuh mereka?

Apakah dia bisa membunuh empat orang untuk menyelamatkan satu orang kawannya?

(Sial!!)

Dia membungkus tangannya yang bergetar tanpa kontrol karena rasa takut.

Dia bisa merasakan giginya yang terus menggeretak.

(Ini adalah medan perang. Membunuh mereka adalah hukum di sini! Menyerahkan semua masalah perang kepada Object... apakah ini yang kita serahkan kepada sang Putri!?)

Dia berusaha untuk meningkatkan keberaniannya, Quenser menggedor pahanya dengan kepalan tangannya dan memaksakan dirinya untuk menahan senapan itu. Namun, dia merasa pusing saat dia melihat melalui pembidik itu. Dia mundur untuk menahan rasa ingin muntahnya dan entah bagaimana dia berusaha bertahan untuk membidik.

Dia membidik seorang pria yang lebih dekat dengan sang putri.

Dia mengarahkan senapanya ke kanan di mana pria yang tidak menyadari keberadaannya itu berada di dekat dengan sang Putri.

Sekarang dia tinggal menarik pelatuknya.

Namun, seperti es yang begitu cepat membeku, jari yang berada di pelatuk itu tidak bisa bergerak.

(...Ini adalah manusia.)

Saat dia menahan perasaannya untuk muntah, gambar yang ada di pembidik itu bergerak.

(Ini bukan target yang biasa aku tembak di tempat pelatihan. Ini benar-benar manusia. ini sama sepertiku; prajurit yang terlena oleh kedamaian yang ditawarkan oleh Object yang melindungi negara mereka dan menjamin kepulangan mereka ke negara asal mereka...)

Dia tidak bisa menembak.

Saat dia menyadari hal itu, dia mendengar suara yang dia kenal melalui mikrofonnya.

Itu adalah suara seseorang yang sedang digaet oleh seorang prajurit.

Itu adalah suara yang berasal dari salah seorang prajurit yang dia bidik itu.

“Hei, ayo kita coba daya tahan pakaian khusus Elite ini. Saat Object itu kembali, kita bisa menali tangannya dengan tali dan kita tarik dari belakang. Nanti kita lihat apakah baju itu menahan tubuhnya agar tidak terluka maupun telanjang saat kita kembali ke markas nanti.”

Gerakan Quenser terhenti saat dia mendengar hal itu.

Dia mendengar suara tawa dari beberapa prajurit yang lain.

“Tidak peduli betapa mudahnya meluncur dari salju ini, bukannya nanti mengubah Elite itu menjadi daging cincang?”

“Yah, dan apa yang akan kita lakukan kalau dia masih hidup saat kita kembali ke markas kita? Apa kau akan melakukan tes pada tubuh indah Elite ini? Aku dengar orang-orang dari kamar penyiksaan sering mengeluh karena peralatan mereka banyak yang rusak.”

Tidak, bukan gerakannya yang berhenti.

Getaran pada tubuhnya yang berhenti.

Begitu juga dengan perasaan ingin muntahnya yang membuat tubuhnya bergetar.

Detak jantungnya kembali normal.

Dia mematikan mikrofonnya seperti menutup suara para prajurit yang saling berbicara itu.

Quenser memiliki pemikiran baru.

Dia tidak bisa menarik pelatuk itu karena berpikir bahwa mereka adalah manusia.

Tapi...

Mereka bukan manusia, bukankah begitu?

Suara yang keras seakan meledak dan peluru senapan itu meledakkan kepala salah seorang prajurit yang tertawa itu sebelum Quenser sadar bahwa senapannya-lah yang mengakibatkan hal itu. Tidak mempedulikan mayat tanpa kepala itu, Quenser berteriak.

“Menunduk!!”

Apakah Sang Putri yang telah mengerti pada apa yang dia katakan atau malah para prajurit yang berada di sekitarnya?

Saat sang Putri itu melempar dirinya di dalam salju, Quenser dengan cepat mengganti mode senapan itu menjadi semi-auto. Dengan latihan yang sangat sedikit pada tangannya, dia ragu bahwa bisa menahan gaya dorong senjatanya saat dia menggantinya pada mode otomatis. Namun, musuh juga tidak mungkin membiarkan diri mereka ditembak oleh Quenser. Dengan refleks, mereka berbalik dan mengangkat senjata mereka ke arah suara itu berasal.

Quenser bergerak sedikit lebih cepat.

Quenser menembak membabi buta semua yang ada di sana, jadi dia mengarahkan larasnya dari kanan ke kiri daripada dia secara berhati-hati membidik. Dengan cepat dia menarik pelatuknya, dia menembakkan peluru yang terbang dengan jarak waktu yang membuat kematian terasa begitu pendek. Untungnya, dia membuat mereka terkejut. Darah merah tepercik ke udara dan para prajurit itu jatuh ke salju.

(...Sepertinya aku sudah menyelesaikannya...!!)

Namun, dua sisa dari prajurit yang tersisa itu berhasil menunduk dan kemudian lari dari tembakan membabi buta Quenser. Saat Quenser berdiri karena berat dari dorongan senapannya, dia melihat salah satu dari prajurit yang selamat mengarahkan senjatanya sambil berlutut. Sambil tetap menunduk, sang Putri menendangnya. Di dalam pergulatan mereka, prajurit itu tidak bisa menembakkan senjatanya. Quenser panik, tapi rasa khawatirnya itu tidak beralasan. Sang Putri memegang tusuk logam untuk memasak yang memiliki standar yang sama dengan peralatan bertahan hidup seperti perban dan tongkat pancing. Dia menusuk prajurit itu dari samping.

Satu prajurit yang tersisa mencoba melarikan diri dari sang Putri, tapi dia dengan cerobohnya mengangkat kepalanya terlalu tinggi sehingga berondongan peluru dari Quenser mengenai kepalanya dan membuatnya jatuh ke salju.

Selesai.

Atau itu yang Quenser pikirkan.

Prajurit yang terluka akibat serangan tusukan dari sang Putri menarik pelatuk senapannya dan jatuh ke salju. Sepertinya, dia tidak berniat melakukan itu, tapi dia menarik pelatuk dari pelontar granatnya yang terdapat di bagian bawah senapannya. Larasnya membidik ke sembarang arah...yang tanpa sengaja membidik ke arah Quenser.

Suara ledakan yang keras dan proyektil itu membentuk sebuah bentuk panah daripada garis lurus.

Quenser tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Segera setelah itu, Quenser terlempar karena ledakan itu dan rasa sakit menjalar ke bagian atas tubuhnya. Pandangannya tertutup oleh warna putih. Saat pertama, dia berpikir bahwa itu adalah langit, tapi sebenarnya kepalanya tertutup oleh salju. Butuh beberapa saat sampai dia bisa berbaring di sisi tubuhnya.

(...Apa...yang terjadi padaku...?)

Saat dia masih belum sadar apa yang terjadi pada dirinya, semua kekuatannya meninggalkan tubuhnya.

Entah bagaimana dia mampu menggerakkan tubuhnya yang membeku seperti mayat yang telah mencapai tahap Rigor mortis, tapi pegangan senapannya masih ada di jarinya. Lengannya kemudian jatuh di atas salju.

Akhirnya dia bisa merasakan rasa sakit di dada dan lehernya.

(Sial, apa yang terjadi? Apa mereka semua mati? Apa aku meleset? Mereka tidak akan bangun lagi ‘kan?)

Tidak ada lagi suara tembakan.

Dia telah membunuh mereka semua, mereka telah kabur, atau mereka berhenti karena mereka sadar bahwa mereka akan menghabiskan peluru mereka? Terkubur di bawah salju, Quenser tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.

(...Kh...)

Dia melihat lukanya, tapi tubuhnya tidak bisa bergerak sesuai dengan keinginannya.

Sementara itu, pikirannya berhenti berpikiran normal.

(Apa yang terjadi dengan sang Putri...?)

Dia berusaha keras untuk sampai ke tempat ini demi menyelamatkan sang Putri dan dia tidak memiliki tenaga untuk melihat apakah sang Putri masih hidup atau tidak.

Kesadarannya menurun hingga ia turun ke dalam kegelapan.

Bahkan rasa sakit yang ia rasakan tadi menghilang; tidak ada lagi rasa sakit yang membuatnya harus berteriak.

Bagian 11

Ia serasa mendengar seseorang memanggil namanya.

Yang bisa dia lihat sekarang hanyalah pandangan yang entah berwarna hitam maupun warna-warni. Sepertinya warna itu berasal dari kedua bola matanya yang tertutup dan menghasilkan mosaik tanpa proses dari otak. Sementara Quenser kehilangan keseimbangannya, rasanya dia ingin muntah, dan matanya begitu kosong, dia mendengar seseorang memanggil namanya.

“...Hey, bangun, Quenser!! Jangan tidur! Bangun!!”

“Heivia...?” Quenser berguman dengan suara yang serak.

Tubuhnya tenggelam di dalam salju, tapi dia tidak bisa merasakan dinginnya salju.

“Kenapa? Bukannya kau melarikan diri...?”

“Diam. Aku tidak memiliki pilihan lain.”

Heivia memiliki misil anti-tank yang mudah dibawa digantung di punggungnya. Dia sebenarnya tahu bahwa memiliki benda seperti ini pun tidak ada artinya, tapi Heivia merasa bahwa dia harus membawa senjata sebanyak yang ia bisa bawa. Quenser sepertinya tahu bahwa tubuh Heivia bergetar karena ketakutan.

Rasa takut akan Object tidak akan bisa hilang begitu saja.

Bahkan, Heivia telah mengikuti Quenser.

“...Apakah aku tertembak...?”

“Kau itu amatir. Granat tadi tidak mengarah ke kamu tapi ke batu yang ada di sana. Tubuh bagian atasmu terkena pecahan batu yang meledak tadi. Kalau kau langsung terkena granat itu, tubuhmu pasti hancur. Mereka sengaja melakukan itu.”

“Begitu ya. Aku payah sekali... apa aku pingsan karena ledakan itu?”

Quenser mencoba untuk bangun, tapi ia mengerang setelah merasa tekanan yang begitu hebat di dadanya. Sepertinya efek syok yang diakibatkan ledakan itu tadi membuat jantungnya berdetak cepat. Ia batuk dan akhirnya ia bisa merasakan dirinya yang masih utuh di dalam salju.

“Oh, tidak! Di mana sang Putri Elite...? Apa dia dibawa oleh musuh saat aku pingsan?”

“Apa yang kau katakan? Kau menang. Kau mengalahkan mereka semua, jadi jangan khawatir. Lihat, pahlawan. Putri yang kau selamatkan ada di sana.”

Quenser melihat ke arah yang ditunjuk oleh Heivia dan melihat sang Elite itu duduk sekitar 2 meter dari mereka. Putri berdiri sambil melihat wajah Quenser seperti tidak percaya pada apa yang dia lihat.

Ekspresinya saat itu sulit untuk dikatakan.

Hanya saja yang pasti adalah rasa takut yang begitu kuat. Lebih kuat dari syok yang ia rasakan. Dia terlihat tidak bisa percaya bahwa dia telah selamat dan tetap hidup. Emosinya tidak bisa dijelaskan dengan istilah umum yang biasa digunakan.

“Kenapa...?” katanya dengan suara yang bergetar karena emosinya yang masih berkumpul di dalam dirinya. “Kenapa kau datang untuk menyelamatkanku...?”

Setelah itu, apa yang selama ini dia rasakan dan tahan sedari tadi tumpah keluar karena lubang di dalam hatinya.

Atau mungkin dia merasakan sesuatu yang membuatnya tidak bisa berbohong lebih lama lagi.

“Kamu ‘kan tidak pernah diperintah untuk bertarung. Kamu juga bukan Elite. Kamu tidak dilindungi oleh armor tebal yang anti ledakan nuklir, jadi kenapa kamu ke sini?”

Quenser merenungkan perkataan sang Elite.

Makna lebih dalam dari yang biasa sang Elite itu tunjukkan seperti menampilkan pribadi yang berbeda dari yang Quenser tahu.

“Dan aku akan terus menertawakanmu di dalam hatiku.”

Kata-katanya terus tumpah ke luar.

Hal ini sebenarnya agak tidak sopan untuk dikatakan seorang pilot Object yang menjadi ujung tombak angkatan militer, dan sekaligus, wakil dari negaranya.

“Aku akan menertawakanmu karena kau akan selalu membutuhkanku untuk melindungimu dan karena kau akan terbunuh karena Object!”

Namun, hal inilah yang kini membuatnya terlihat seperti manusia.

Quenser sadar bahwa sang Putri itu tidak terlihat seperti air yang bening; ia lebih terlihat seperti air putih yang berbau seperti klorin.

“Aku tidak ingin mengatakan hal seperti ini dan aku rasa aku memiliki pendapat yang lebih sopan dari itu, tapi aku harus mengatakan ini karena aku memiliki perasaan yang buruk tentangmu!! Kenapa kamu ke sini untuk menyelamatkanku!?”

Quenser dan Heivia saling bertukar pandang.

Mereka kemudian melihat kembali sang Elite.

Mereka melihat seorang gadis yang kehilangan perannya karena kehilangan Object.

“Yang kamu maksudkan dengan ‘perasaan yang buruk’ tentangku itu benar.”

“Eh...?”

“Aku mencoba mempelajari sebanyak mungkin tentang Object, tapi aku sekarang mengerti sesuatu yang kudapat setelah pertarungan hari ini. Benda itu adalah monster. Benar, itu adalah monster. Siapa yang bertarung sendirian di sana selama ini untuk mencegah monster itu datang ke markas kita?”

Gadis itu melihat Quenser dengan pandangan terkejut.

Terkubur di dalam salju dengan tingkat gangguan mental dan syok yang tinggi sepertinya tidak menghilangkan keteguhan di wajahnya, tapi Quenser mencoba menggerakkan otot wajahnya yang kaku untuk tersenyum.

“Tapi tidak lama lagi,” kata Quenser sambil mengangkat senapan yang jatuh di dekatnya.

Dia menarik magasin yang telah habis dan menggantinya dengan magasin yang baru yang diberikan oleh Heivia.

Dibandingkan dengan Object, benda ini tidak lebih dari tusuk gigi.

Dengan benda itu di tangannya, Quenser melihat wajah sang Elite dan memperlihatkan mukanya yang kacau itu.

“Kau tidak perlu lagi bertarung sendirian. Apa ada alasan lain yang perlu kau tahu?”

Gadis itu tidak tahu apa yang harus ia jawab lagi.

Dia adalah seorang Elite, pilot yang mengendarai senjata raksasa bernama Object.

Sepertinya tidak ada seorang pun yang pernah berkata seperti itu kepadanya sebelumnya. Dia telah hidup dengan menanggung begitu banyak nyawa di pundaknya, menang adalah hasil yang ingin mereka dengar, dan dia tidak pernah diancam akan kehilangan semuanya jika ia kalah.

Dia berusaha sendirian dengan keringatnya sendiri dengan beban seperti itu. Maka dari itu, dia tidak pernah protes atas perannya di dalam perang ini yang tidak memberikan hasil menggembirakan apapun bahkan ketika dia harus terluka dan menanggung banyak perasaan kecewa pada dirinya.

Gadis itu tidak begitu menerima apa yang dikatakan oleh Quenser.

Dia berbalik dengan wajah yang kacau kepada Heivia, tapi Heivia menyelanya.

“Aku bukan tentara khusus. Quenser bilang bahwa kamu tidak cukup untuk menjadi umpan dan instingku mengatakan hal itu. Aku tahu kalau Quenser itu sangat benar, jadi aku harus menyiapkan sesuatu yang dapat berfungsi sebagai umpan yang lebih baik dari kita. Kalau tidak, kita akan mati. Dan juga...well... seperti yang aku bilang tadi, aku tidak memiliki pilihan.” Dengan gayanya yang biasa, Heivia melihat ke sekelilingnya. “Sekarang, putriku dan ksatrianya. Sepertinya kita tidak bertahan di tempat ini lebih lama lagi.”

“...?”

Quenser termenung, tapi kemudian dia sadar apa yang dimaksudkan oleh Heivia.

Keberanian Heivia yang ia paksakan – tersembunyi dibalik ketakutannya – merasakan kehadiran Object yang mendekati mereka dengan suara petir yang menggelegar.

“Ayo pergi! Kau membuat beberapa kegaduhan saat membunuh prajurit-prajurit itu. Object mereka pasti mengarah ke sini!!”

Heivia menangis karena ketakutan dan mengakhiri suasana menenangkan itu.

Mereka kembali ke neraka yang menyambut mereka.

Permainan kejar-kejaran dengan taruhan hidup dan mati bersama dengan Object yang mengejar mereka telah dimulai.

“Sial! Ke mana kita harus pergi!?”

Salju yang dalam menahan kaki mereka, tapi Quenser begitu kuat berusaha untuk bergerak. Sementara Heivia berteriak begitu keras untuk menghilangkan rasa takutnya.

“Kau harus mengingat peta area tempat dimana kau berperang!! Ada gua sekitar 50 meter dari sini. Kalau kita bisa ke sana, kita bisa kabur dari Object ini!!”

50 meter.

Itu adalah jarak yang bisa mereka tempuh dengan berlari bahkan dengan peralatan di punggung mereka.

Namun, salju yang dalam ini menahan kecepatan mereka dan Object musuh menggunakan aliran listrik statis yang bergerak dengan mulus di lereng gunung. Gerakannya itu membuat Object terlihat menuruni bukit seperti seluncuran.

Jaraknya sekitar 3 km, tapi jarak itu tidak ada artinya bagi Object.

“Benda itu mengarahkan meriam plasmanya ke kita!!” teriak sang Elite.

(Jika Object itu mengarahkan senjatanya ke arah kita, tidak mungkin bisa mengenai kita tepat sasaran. Apa mereka sudah tidak peduli lagi untuk menangkap Sang Putri hidup atau mati?)

Anehnya jarak menuju gua itu terasa sangat jauh.

(Mereka mungkin bisa mendapatkan informasi dimana Object kita disembunyikan kalau bisa menangkap sang Putri lalu menyiksanya, tapi serangan ini sangat berbeda dari tindakan prajurit-prajurit yang tadi!!)

Ia merasa bahwa kakinya begitu kaku karena rasa takut, tapi dia tidak memiliki pilihan lain selain lari.

“Hei, Quenser. Kau zeni perang, ‘kan? Apa kau punya peledak?”

“Aku punya 5 kilogram C4!”

“Apa!? Bukannya standarnya 10 kilo!?”

“Aku merasa bodoh kalau membawa peledak seperti itu kemana pun aku pergi! Dan kenapa zeni sipil sepertiku harus menggunakan peledak! Benda itu tidak akan berguna bagi Object!!”

“Berikan padaku! Cepat pergi ke sana!! Pemicunya sekalian!!”

Saat mereka mendekati mulut gua itu, Quenser menempelkan tanah liat seukuran kaleng semprot rambut. Bom itu diletakkan di dalam sebuah paket dengan kertas film yang bening dan Heivia menyiapkan penerima sinyal peledak di kertas film itu sebelum menancapkan pemicu listrik di dalamnya. Dia kemudian menempelkannya tepat di mulut gua itu.

Senjata utama Object mendekati mereka, meriam plasma berstabilitas rendah, dengan perlahan mengarahkan senjatanya kepada mereka.

Namun, Heivia melompat ke dalam gua itu sebelum mereka sempat menyalakan pemicunya dan Quenser mengikutinya. Kaki sang Putri tersangkut di dalam salju dan tersandung, tapi dia mampu bangkit kembali dan berguling masuk ke dalam gua.

Quenser dengan panik menangkap sang Putri sebelum berteriak kepada Heivia.

“Hei, apa yang akan kita lakukan sekarang!? Kalau meriam itu menembak gua ini, kita akan dimasak sampai mati!! Tidak peduli berapa dalam gua ini, panasnya akan menaikkan suhu udara di gua ini dan mengubah gua ini menjadi oven untuk memasak kita!!”

“Itulah kegunaan C4! Sekarang, minggir!! Masuk lebih dalam!!”

Heivia menyuruh Quenser masuk ke dalam gua itu lebih dalam dengan mengajak sang Elite di belakangnya. Setelah masuk sekitar 10 meter, Quenser baru menyadarinya.

Apa yang Heivia rencanakan dengan bom C4 itu?

Dia mungkin telah merencanakan sesuatu saat Object itu tadi mendekati mulut gua ini, tapi Quenser ragu kalau serangan itu akan memberikan efek ke Object. Lagi pula, armor Object bisa menahan serangan apapun bahkan serangan nuklir sekali pun tanpa kesulitan sedikit pun.

“Maaf, aku mencoba mengadu keberuntungan kita dari awal.”

Setelah itu, Heivia menekan tombol pemicu ledakan dengan perangkat nirkabel.

Dengan suara begitu menggelegar, langit-langit gua itu runtuh, menutup pintu gua itu.

Heivia sedang mencoba menguji keberuntungan mereka.

Dari awal, dia ingin mengubur mereka hidup-hidup jika tidak ada jalan keluar.

Kedua, suara ledakan yang menekan tubuh mereka menghancurkan gua itu.

Berkat itu, Quenser merasa bahwa gendang telinganya terbakar.

Bagian 12

Mereka menyusuri gua yang bercabang itu sedikit lebih jauh lagi dan menemukan sebuah pintu keluar yang lain setelahnya. Setelah keluar, mereka bertiga mengubur jalan keluar itu dengan salju. Mereka sebenarnya ingin meledakkannya dengan C4, tapi suara ledakan itu pasti menarik perhatian Object yang mengejar mereka.

Object raksasa itu tidak dapat masuk ke dalam gua, jadi prajurit manusia-dengan-darah-daging pasti akan dikirim untuk mencari mereka bertiga. Mereka ingin musuh berpikir bahwa mereka masih bersembunyi di dalam gua.

Quenser dan yang lain bersembunyi di dalam hutan Conifer di luar gua itu. Quenser yakin bahwa bersembunyi di hutan di saat seperti ini tidak akan bisa menghilangkan hawa dingin yang menusuk di tanah yang membeku ini, tapi hutan ini juga mengurangi aliran angin yang dingin; paling tidak mereka bisa menjaga suhu tubuh mereka.

Sambil memakan ransum mereka yang memiliki rasa nasi mentah yang dibuat dari penghapus, Quenser melihat pintu masuk gua itu.

“Yah, sepertinya mereka tidak tahu kemana kita pergi.”

“Aku masih bisa mendengar suara rendah itu, seperti suara kilat dan guruh, jadi Object pasti masih di dekat sini,” kata sang Putri Elite itu sambil menegangkan telinganya dan memasukan ransum itu ke dalam mulutnya dengan kedua tangannya.

Mendengar itu, Quenser memfokuskan pendengarannya pada suara yang tidak asing itu.

“Sepertinya mengurusi Elite yang mengendarai Object adalah prioritas utama mereka. Mereka tidak akan berhenti mencari sebelum menemukannya.”

Itu juga berarti bahwa kawan mereka yang sama-sama sedang melarikan diri tidak akan dibunuh sampai Quenser dan yang lain ditemukan atau musuh memilih menyerah mencari mereka.

Heivia masih memiliki perangkat nirkabel misil anti tank yang menggantung di pundaknya.

“Hei, karena musuh sudah kehilangan jejak kita, apa kita kita memiliki kesempatan kalau kita melarikan diri sekarang?”

“Mungkin, tapi kita sama saja bunuh diri kalau kita memanjat gunung sekarang,” kata Quenser.

“Sial!” kutuk Heivia.

Gadis Elite itu sedang ngemil ransum berbentuk kotak dan berkata, “Tapi apa kamu benar-benar yakin kalau kita bisa tetap bertindak sebagai umpan sampai mereka pergi?”

“Kita pasti akan mati kalau kita melakukan itu. Kalau tentara musuh menangkap kilasan bayangan kita saja, mereka pasti akan mengirim Object dan akan menembakkan meriam plasmanya ke arah kita! Bahkan kalau kita keluar sebagai umpan, kita tidak akan bisa berbuat banyak!!”

“Kalau begitu, apa kamu mau bilang kita pergi begitu saja!?”

“Ya!! Aku cuman mau bilang itu!! Bahkan tidak mungkin sang Putri bisa melawan monster itu sekarang! Apa yang memangnya bisa kita lakukan!?”

Sang putri menundukkan kepalanya yang menyiratkan bahwa dia telah kalah.

“...Itu karena perangkat itu tiba-tiba saja aktif. Aku butuh waktu untuk menunda mode itu dan Object itu berusaha menyerangku saat aku sedang menunda sistemnya.”

“Perangkat? Oh, maksudmu perangkat keamanan.”

Pada dasarnya, itu adalah perangkat peledakan diri sendiri. Object adalah brankas teknologi militer rahasia sebuah negara, jadi harus benar-benar dipastikan bahwa sebuah Object tidak jatuh ke tangan musuh. Jika sensor itu mendeteksi bahwa sebuah Object tidak lagi bisa berfungsi karena kerusakan parah, Object sang Putri akan menutup gas yang digunakan oleh meriam plasma berstabilitas rendahnya di ruang kosong di antara armor dan reaktornya kemudian meledakkannya.

“Itu tidak penting. Jangan coba-coba melarikan diri dari sebuah masalah dengan obrolan kosong. Kita harus menangani Water Strider itu!!”

“Apa kau masih berpikir untuk melarikan diri? Kau mungkin bisa selamat, tapi efek traumanya akan tetap hinggap di tubuhmu selama-lamanya! Kamu bangsawan, ‘kan? Menjadi satu-satunya orang yang selamat setelah ini adalah sebuah aib bagimu. Kamu tidak akan bisa menjadi kepala keluargamu dan kualitas hidupmu akan terus menurun, menurun, dan menurun lebih cepat dari yang kau bayangkan!”

“...!? Lalu apa yang harus aku lakukan!?”

“Pada saat ini, kau akan mati di sini atau mati di negara asalmu! Kalau kau tidak ingin seperti itu, kita harus melakukan sesuatu sekarang!!”

Mereka bertiga terdiam dan sekarang mereka memiliki pertanyaan yang sekarang harus mereka jawab yaitu “Bagaimana?”

Quenser melempar ransum tanpa rasa itu ke mulutnya.

Dia melihat keduanya dan muncullah sebuah pemikiran.

“Aku adalah mahasiswa magang yang mempelajari desain Object, kau adalah analis yang menangani sebuah strategi untuk kemenangan Object, dan kau adalah sang Elite yang mengendarai Object. Kalau begitu, kita bertiga bisa...”

“Hei, kau bercanda ‘kan. Aku rasa aku tahu apa yang kamu pikirkan, tapi tolong katakan kalau kau bercanda.”

“...Kita tidak punya pilihan lain lagi, benar?” kata Quenser dengan ekspresi yang sama dengan orang yang sedang dipojokkan. “Kita harus mencari kelemahan dari makhluk yang tak terkalahkan itu, Object.”

Dan kemudian, Quenser dan dua orang lainnya telah memutari lereng gunung itu dengan kaki mereka, mengarah kembali ke pintu masuk gua yang mereka ledakkan dengan C4.

Dia bersembunyi di dalam salju dan memegang senapannya yang ditaruh di antara celah-celah pepohonan.

Dia tidak berencana untuk menembak musuh.

Dia menggunakan pembidiknya.

Quenser sedang memperhatikan Object, jadi senapan itu sebenarnya tidak ada gunanya.

“(...Hey, jangan tekan pelatuk infra merah itu. Kalau mereka menyadarinya, Object akan menembak kita dengan meriam plasmanya.)”

Heivia sedang berbaring di sebelahnya dan memberikan sebuah peringatan kepadanya. Itulah tanda betapa gugupnya ia sebenarnya.

Bukan itu saja yang mengejutkan.

Mereka berada sejauh 300 meter dari Object, tapi jika Object menyadari keberadaan mereka, mereka tidak memiliki jalan lain untuk kembali. Mereka, tanpa ampun, akan dibunuh. Mendengar suara gemuruh itu saja sudah membuat rasa takut mereka begitu tinggi.

“(...Apa yang dilakukan Object itu?)”

“(.. Mencari kita dengan radar? ...Tidak. Mereka mungkin bisa mendeteksi tank atau pesawat, tapi aku ragu kalau radar itu bisa mencari manusia.)”

“(...Sepertinya Object itu berusaha mencari akses ke satelit. Namun, sepertinya tidak berjalan dengan baik karena sinyalnya dihalangi sesuatu,)” tambah gadis Elite itu.

“(...Oh, benar juga. Rudal sekam yang digunakan sebagai senjata meteorologi. Rudal itu bisa menyebarkan partikel penghalang sinyal di awan dan mengubahnya menjadi raksasa penghalang sinyal satelit.)”

Kalau Object bisa menggunakan satelit, mereka bisa ditemukan dalam waktu singkat. Quenser begitu berterima kasih atas pembuangan pajak ini.

“Oke, sekarang kita ulas kembali semua yang kita tahu,” katanya sambil melihat melalui pembidiknya.

Heivia melihat Object melalui perangkat misil anti tanknya dan harus berusaha keras agar suaranya bisa begitu pelan.

“Codename-nya adalah Water Strider. Oh, itu nama yang kita buat. Kita tidak tahu nama apa yang diberikan oleh pengembangnya.”

“Nama itu berasal dari kakinya,” kata sang Putri Elite yang merangkak mendekati Quenser sambil melihat Water Strider itu dengan telanjang mata.

Quenser mengarahkan senapannya ke arah kaki Object itu.

Tubuh utamanya berbentuk bola. Empat kaki itu memanjang dari bola itu dan menusuk tanah di bawahnya.

Bergerak dengan meluncur bukan berjalan. Itu meluncur sama seperti binatang Water Strider yang bergerak di atas air, dan dari situlah nama itu berasal.

“Sepertinya untuk meluncur di tanah, dia menggunakan tenaga listrik statis. Prinsip kerjanya sama dengan Object-mu, tapi dengan empat kakinya, Object itu bisa bergerak dengan mulusnya di atas permukaan yang kasar,” kata Quenser yang begitu fokus memperhatikan bagian bawah kaki itu.

Heavy Object v01 106.png

Sang Putri melanjutkannya untuk mereka.

“Listrik statis itu hanya digunakan untuk membuat Object mengambang. Itu digunakan untuk menggerakkan tubuh Object yang besar itu untuk maju. Untuk Object-ku, aku menembakkan laser untuk memanaskan udara, tapi Water Strider menggunakan kakinya untuk menembak langsung tanahnya.”

Dengan aspek itu, Water Strider bergerak persis seperti serangga water strider sungguhan. Namun, perhitungan tingkat tinggi dan pengaturan yang teliti pasti dibutuhkan untuk secara cepat memastikan bahwa berat Object tidak tertumpu pada satu kaki saja yang dapat menghancurkan kakinya sendiri. Sebenarnya Object itu harus menggunakan metode di mana kakinya hanya menyentuh tanah saat benda itu menolak tanah.

Setelah melalui beberapa pemikiran, Quenser melanjutkan penjelasannya.

“Pada dasarnya, metode listrik statis sama saja dengan hovercraft yang menghembuskan udara di bawah untuk mengambang di atas air. Daripada menghancurkan Object, bisakah kita menggali tanah di bawah kakinya? Jika ada perbedaan permukaan tanah, energi yang digunakan membuatnya mengambang tidak akan bisa menyeimbangkan berat badan Object dan mungkin tidak akan bisa mengambang lagi.”

“Benda itu masih bisa berjalan dengan empat kakinya kalau perlu. Kalau ada satu kaki yang terjebak, tinggal ditarik saja. Mungkin kita bisa menghentikannya selama 10 detik, tapi tidak akan cukup untuk membuatnya berhenti berfungsi,” Heivia mencoba menjelaskan. “Juga, meriam plasmanya tetap aktif bahkan ketika kita menghentikan kakinya. Kita malah akan merubah mode serangnya menjadi mode bertahan dan berubah menjadi benteng. Ketika benda itu sadar bahwa kita menghancurkan kakinya, Object itu pasti akan meledakkan kita. Mungkin rencana ini akan berhasil kalau kita ingin mati demi menyelamatkan Froleytia dan yang lain, tapi jujur saja aku tidak ingin mati seperti itu.”

“Kalau begitu...” Sang Elite memindahkan pandangannya dari kaki Water Stider sampai senjata utamanya yang dipasang di bagian atas. “Bisakah kita membuat tembakannya meleset? Kalau hanya Object yang bisa menghancurkan Object, mungkin kita bisa menggunakan kekuatan Object sendiri untuk...”

“Mungkin bisa kalau kita memiliki Object kita sendiri, tapi rudal kecil ini tidak akan bisa menggores meriam utamanya.”

Heivia memukul ringan rudal anti tank di punggungnya seperti sampah.

Mereka tidak bisa menghancurkan kaki atau meriamnya.

Yang tersisa hanyalah...

“Jadi yang harus kita tangani sekarang adalah tubuh utamanya.” Quenser melihat bola raksasa yang menjadi tubuh utama Object itu dengan pembidiknya. “Tapi bukankah bagian itu adalah bagian yang paling kuat dari semuanya? Sebuah pelindung nuklir yang mengelilingi reaktor raksasa di dalamnya. Bagaimana mungkin kita bisa menembusnya?”

“Oh ya, kita masih memiliki suku cadang Object kita, ‘kan? Mungkin ada bagian senjata utama sang Putri yang bisa digunakan di sana? Hanya senjata Object yang bisa digunakan untuk menghancurkan Object, ‘kan? Jadi mungkin kita bisa menyerangnya dengan meriam kita.”

“Apa kau tahu berapa banyak tenaga yang dimiliki oleh Object?” Quenser menggeleng kepalanya dengan muka masam. “Reaktornya bisa menghasilkan tenaga yang cukup untuk dibagi bahkan ketika 100 senjatanya ditembakkan di saat bersamaan. Bahkan pesawat kargo yang bertenaga nuklir sekalipun tidak akan bisa mencukupi tenaga itu. Reaktor itu adalah hasil kerja keras umat manusia. Itu adalah karya tangan manusia yang dibuat oleh 300 teknisi dengan kemampuan yang melebihi mesin. Tidak mungkin ada reaktor yang bisa digunakan untuk mengganti reaktornya.”

Quenser melanjutkan kelemahan yang ada pada saran Heivia. “Dan bahkan ketika kita memiliki reaktor itu, senjata itu dibuat khusus untuk Object setinggi 50 meter dan seberat 20 ton. Gelombang kejut pasca tembakan Railgun dan Coilgun mungkin cukup untuk membunuh kita setelah menembak dan reaksi panasnya dari laser dan meriam plasmanya akan merubah kita menjadi manusia obor.

“...Sebenarnya, meriam plasma berstabilitas rendah itu akan berubah menjadi roket ketika kita menembakkannya.”

“Aku juga memikirkannya tadi, berengsek. Dan Water Strider sialan itu sudah pasti menghancurkan semua fasilitas perawatan di markas kita dan menghancurkan semua kemungkinan yang dapat memperbaiki Object.”

Namun, dua orang berhenti bicara di bagian ini.

“Tunggu sebentar.”

“Yah.”

Gadis Elite itu terlihat bingung ketika dua orang laki-laki ini mengalihkan perhatian mereka dari pembidiknya dan saling bertukar pandang.

“Kalau kita tidak bisa menghancurkan Object, markas mereka masih dijalankan oleh manusia.”

“Monster itu adalah sebuah senjata, jadi dia akan berhenti bergerak ketika dia tidak mendapatkan perawatan, benar begitu ‘kan?”Quenser dan dua orang lainnya melihat Water Strider yang jauh itu mengarah menuju lereng gunung. Mereka bertiga beralih menuju markas perawatan Object musuh.

Mereka sekarang berada di dalam menara berkarat.

Sepertinya menara ini dibangun untuk digunakan sebagai menara pengawas saat menara ini sedang dibangun dan radar yang masih dalam tahap pembangunan. Sepertinya menara ini sudah ditinggalkan sejak markas itu selesai dibangun, jadi Quenser dan yang lain bisa menggunakannya.

Sementara bersembunyi di balik bagian anti peluru yang menempel di menara pengawas ini, mereka melihat dari jauh letak markas perawatan itu tersebar. Markas itu sepertinya memiliki luas 500 meter persegi.

“...Hei, apa kau sadar?” bisik Heivia saat mereka melihat markas itu.

“Yah, banyak sekali fasilitas radar di sini. Dan bahkan, markas ini terdiri dari banyak radar.”

Gedungnya banyak dibangun dari beton yang tebal termasuk area perawatan Object yang digunakan oleh Water Strider atau fasilitas radar yang mendukung Object. Hampir tidak ada kekuatan militer selain Object. Markas ini dibangun berdasarkan teori yang menyatakan bahwa Object bersinonim dengan perang dan maka dari itu semua hal harus difokuskan padanya.

“Selain tidak ada tank dan pesawat, bahkan tidak ada kendaraan lapis baja atau kendaraan pengangkut tentara. Beberapa kendaraan tersebar di sana seperti traktor untuk menggali salju.”

“Aku rasa mereka membuang semua fasilitas yang sama sekali tidak berhubungan dengan Object atau fasilitas lain yang tidak diperlukan untuk memangkas biaya.”

“Benar juga, menghabiskan pajak demi perawatan tank dan pesawat yang sudah ketinggalan zaman terdengar sangat bodoh...”

Sepertinya, satu-satunya kekuatan militer di luar Object yang ada di dalam markas itu adalah infanteri. Dan berbicara soal infanteri...

“Aku rasa ini tidak mengejutkan,” gumam Quenser. “Seorang mahasiswa magang sepertiku yang tidak pernah memegang senjata tidak akan bisa melawan empat orang tentara sungguhan. Mereka mungkin hanya pekerja perawatan. Mereka tidak akan menduga bahwa mereka menangkap sang Elite, jadi mereka dengan cepat mengumpulkan pekerjanya untuk mencari kita.”

“Tidak peduli mereka terlatih atau tidak, mereka adalah orang brengsek yang kau bunuh. Ini tidak merubah kenyataan bahwa kau adalah ksatria yang menyelamatkan sang Putri,” kata Heivia setengah bercanda.

Suasana hati mereka sedikit meningkat saat mereka begitu dekat dengan Object bahkan ketika hanya sebentar.

“Namun, kalau mereka mengirim pekerja perawatan ke garis depan, ini berarti mereka tidak memiliki cukup banyak tentara. Kalau kita bisa menangani Object itu, Froleytia dan orang-orang yang melarikan diri bisa menyerang mereka semua.”

“Masalah utamanya adalah Object ini,” kata si Putri Elite.

Quenser melihat fasilitas besar di markas itu yang sepertinya adalah fasilitas perawatan.

“? ...Sepertinya atap dan dinding itu bisa dibuka.”

“Yah, sepertinya mereka hanya berperang dengan Object. Akan menjadi masalah besar kalau mereka diserang saat Object mereka sedang dirawat. Aku yakin mereka masih mengaktifkan meriamnya ketika dirawat jadi mereka tidak akan bisa diserang.”

“Tapi kalau Object itu masih bergerak, bagaimana mereka bisa merawatnya?”

“Water Strider memiliki 100 senjata, jadi mereka masih memiliki lebih dari 50 lainnya yang tersisa saat setengah yang lain sedang dalam perawatan. Dengan itu, mereka memiliki jumlah minimum yang bisa diaktifkan.”

Quenser melihat ke belakang, yaitu ke arah markas saat mendengarkan suara Heivia.

“...Jadi apa yang harus kita hancurkan?” Ttanya Quenser kepada teman seperjuangannya sambil memikirkan struktur dari berbagai macam bangunan ini. “Apa yang akan menghasilkan kerusakan paling parah jika dihancurkan.”

“Kau sudah tahu, kan? Kakinya. Pasti ada tempat penyimpanan di sana yang menyimpan suku cadang untuk kaki Water Strider.”

“?”

Sang Elite terlihat bingung, tapi Quenser setuju dengan pendapat itu.

“Bahkan ketika raksasa itu mengambang, pasti kakinya akan memiliki efek ketegangan yang tinggi. Akan sangat buruk bagi permukaan yang rata seperti hovercraft dan menggunakan ujung dari empat kakinya.”

“Menurut rekam jejak perang kita, Water Strider itu selalu mundur ke markas mereka setiap 12 jam dalam sehari untuk perawatan. Sepertinya Water Strider itu harus dibongkar pasang untuk bagian “selop kaca” di bagian kakinya. Menghasilkan tenaga sebesar itu pasti membuat raksasa itu melelehkan bagian logamnya.”

“Object-ku menggunakan listrik statis juga, tapi kita bisa bergerak selama setengah tahun tanpa mengganti suku cadangnya. Aku ingat karena itu dipasang menyatu dengan kotak pengatur tekanan gas yang dikeluarkan dari reaktor JPleverMHD.”

“Itu karena efektivitas areanya, itukah yang kau pikirkan? Permukaan datar yang mengambang di bagian bawah Y terbalik memiliki panjang puluhan meter, jadi beban pada satu titik tidak terlalu besar. Namun, Water Strider itu mengambang hanya dari empat kakinya, jadi kaki-kakinya akan cepat rusak. Itulah kenapa ada perbedaan antara Object-mu dengan Water Strider ini di dalam penggantian suku cadangnya; yang satu setiap hari dan milikmu setiap setengah tahun.”

“...Karena itu setengah hari, bukankah itu berarti Water Strider itu akan mengejar kita selama 12 jam lagi walau fasilitasnya dihancurkan?”

“Benar, kalau hanya mengganti ‘selop kacanya’ dengan yang baru. Sudah cukup lama sejak terakhir dia menggantinya dan pasti akan meningkatkan ketegangan di kakinya lebih tinggi daripada saat bertarung dengan Object sang Putri. Aku rasa, bagian bawahnya pasti sudah terbakar cukup parah sekarang. Dan aku yakin, tidak mengejutkan kalau Object itu akan kembali sekarang.”

“Jadi kalau kita menghancurkan suku cadangnya...” gumam sang Putri.

“Monster itu tidak bisa menggantinya. Object itu akan membakar kakinya dan tidak akan lagi bisa bergerak. Bahkan ketika monster itu dipaksa bergerak, dinding tebalnya akan melelehkan sistem di dalamnya.”

“Kita tidak bisa menghancurkan Object itu, tapi kita bisa melarikan diri dari ancamannya.”

“Itu berarti kita harus memikirkan cara untuk menyusup ke dalam markas musuh,” kata sang Elite.

Quenser dan Heivia melihat gadis pendek itu dan dia melanjutkan bicaranya.

“Sebagai seorang pilot Object, aku punya cara bagaimana kita bisa menerobos jaringan radarnya.”

Bagian 13

Satu-satunya bahan peledak mereka yang tersisa hanyalah C4 yang biasa digunakan untuk meledakan jembatan atau bebatuan dan misil anti tank di bahu Heivia.

Quenser dan Heivia turun dari menara pengawas itu dan menuju markas perawatan Object.

“...Apakah kita harus meninggalkan sang Putri di belakang?”

“Walau kita bertiga pergi ke sana, tak akan ada yang berubah. Jika Water Strider itu kembali saat kita sedang bekerja, kita harus keluar dari markas, jadi meninggalkannya di sana sebagai pengawas adalah jalan terbaik.”

“Hah. Beri aku waktu berpikir, tuan Ksatria. Bahkan jika tentara berpangkat rendah seperti kita tertangkap oleh musuh, masih ada kemungkinan kalau musuh akan memperlakukan kita seperti tawanan perang. Namun, kalau sang Elite tertangkap, perlakuannya pasti berbeda. Dia pasti akan disiksa secara brutal untuk mendapatkan informasi di mana posisi Object kita yang lain berada atau untuk menghancurkan perlawanan tentara kita sampai ke akarnya. Kau seharusnya bisa memastikan kalau dia bisa melarikan diri kalau rencana kita ini ketahuan.”

“Seperti yang aku bilang: ini yang terbaik.”

Saat Quenser berusaha keras untuk menerobos salju yang tebal ini, sekilas ia tersenyum di bibirnya.

Karena suhu yang amat dingin, itu terlihat sangat kaku, senyum yang kaku, tapi bagaimanapun bentuknya itu adalah senyum yang natural.

“Kau terlihat bersemangat,” katanya ke Heivia.

“Tentu saja. Menyerang markas musuh dengan orang brengsek sepertimu terdengar lebih baik daripada dikejar-kejar Object musuh.”

Semangat mereka telah kembali seperti semula setelah melalui beberapa candaan sarkastik yang membawa mereka lebih nyaman dan tidak tertekan.

Mereka kemudian mencapai barikade di belakang markas musuh. Markas musuh dikelilingi oleh jaring yang dibuat dari serat sintetik, tapi sepertinya tidak ada sensor yang dipasang di sepanjang jaring itu.

“Apa yang kau pikirkan? Memanjatnya?”

“Jangan, dasar bodoh. Penjaga pasti akan sadar kalau kita memanjat jaring sepanjang 2 meter ini. Kita perlu memotong jaring ini dan membuat lubang di barikadenya,” bisik Heivia saat dia menarik pisau dari pinggulnya.

Dia menggunakan pisau besar itu untuk memotong serat sintetik itu dan menerobos masuk ke dalam markas musuh.

“Ayo pergi.”

“Hei, apa kau pikir suku cadang kakinya itu disimpan?” tanya Quenser saat dia masuk melalui lubang di barikade.

Sepertinya banyak bangunan yang dibuat dengan dinding beton yang tebal di seluruh markas ini. Bangunan-bangunan itu memiliki banyak sekali antena yang digunakan untuk membantu penyelidikan Object. Area di antara tiap-tiap gedung itu sangat panjang sampai-sampai seorang penyusup saja bisa langsung terdeteksi oleh menara pengawas atau Object raksasa itu bisa dengan mudah melewatinya tanpa merusaknya.

Heivia menjawab pertanyaan Quenser saat dia bersembunyi di balik gedung di dekat mereka.

“Aku tidak tahu, tapi Object itu pasti harus dibongkar pasang setiap setengah hari sekali. Mungkin tempat bongkar pasang Object itu adalah tempat di mana banyak orang yang mondar-mandir.”

“Ngomong-ngomong, sudah berapa lama sejak Water Strider itu bergerak?”

“Seharusnya dia sudah mulai kembali sekarang, jadi kita perlu menghancurkan suku cadangnya sebelum dia kembali.”

Kalau mereka bisa menahan Water Strider untuk dirawat, ia akan terjebak di markas ini. Namun, kalau kaki-kakinya selesai dirawat, ia bisa bergerak dengan sesukanya selama 12 jam berikutnya. Kalau itu terjadi, kawan-kawan mereka yang melarikan diri akan dibantai.

Quenser menggunakan pembidik senapannya untuk melihat fasilitas di sekeliling mereka dan menemukan sebuah gedung yang memiliki banyak sekali jejak kaki di atas salju yang mengarah menuju suatu tempat. Badai salju membuat jejak kaki itu menghilang, tapi salju putih itu tidak menghilangkan noda cokelatnya. Dia bisa melihat jejak kaki dari 100 sampai 200 orang, jejak ban dan kendaraan berat lainnya.

“Gedung itu tidak cukup besar untuk menampung Object di dalamnya.”

“Lalu apakah mungkin jejak kaki itu berasal dari para pekerja yang membawa suku cadangnya ke tempat perawatan Object?”

“Mungkin itu klub stripsis yang ada di markas. Kalau memang iya, kita pasti akan bertengkar dengan 100 orang bodoh yang ngompol di celana mereka.”

Quenser menggunakan pembidiknya untuk melihat empat buah menara pengawas di tiap sudut markas, tapi antena parabola dari fasilitas radar yang dibangun di gedung-gedung itu menghalangi pandangannya untuk memastikan berapa banyak penjaga di menara pengawas itu. Sekali lagi, Object adalah prioritas utama. Sepertinya, walau mereka berlari di sepanjang markas ini, mereka tidak akan tertangkap.

Quenser dan Heivia merangsek masuk ke dalam bangunan itu dan berlari di area salju terbuka itu.

Mereka hanya memerlukan 10 detik untuk menyeberang, tapi yang mereka rasakan adalah jantung yang seakan berhenti berdetak.

Tidak ada suara senapan meletus yang terdengar.

Mereka menekan tubuh mereka di dinding depo itu.

“Ayo kita masuk lewat belakang. Apa kau tahu cara membuka kunci elektronik?”

“Kalau perlu, kita buka dengan meledakkan C4.”

“Ide yang bagus andai saja kalau kau mau membangunkan seluruh pasukan di markas ini untuk memburu kita.”

Saat Quenser dan Heivia bolak-balik, mereka mengitari bangunan itu dan menemukan kunci pintu belakangnya tidak terkunci.

“...Aku rasa mereka sangat yakin kalau tidak mungkin ada orang yang akan menyusup ke tempat ini.”

“Dan aku membayar tentara untuk berjaga di sini juga termasuk pemborosan pajak.”

Mereka membuka pintu kecil itu dan masuk ke dalam depo.

Bangunan itu memiliki lebar 50 meter, panjang 100 meter, dan tinggi 15 meter. Itu adalah sebuah bangunan yang luas tanpa adanya dinding bagian dalam. Balok logam dipasang secara vertikal dan horizontal di seluruh tempat ini. Sepertinya bingkai logam adalah komponen utama dari tempat ini dan membuatnya terlihat seperti rak buku di dalam perpustakaan.

Dan rak buku itu dibuat berbaris dengan peralatan silinder.

Silinder yang berdiameter setengah meter dengan panjang 5 meter membuatnya terlihat seperti mesin pesawat. Dari pengetahuan Quenser, dia menduga bahwa itu adalah perangkat yang membuat tenaga listrik statis dengan memutar turbinnya.

“Tebakanku, ini adalah salah satu bagian dari bawahan Object, tapi...”

“Yah, di tempatku bertugas, kita harus menganalisis rekaman pertempuran dan mencoba membuat desain perkiraan dari Object musuh. Aku yakin kalau bagian ini mirip dengan diagram perkiraan kita,” kata Heivia setuju.

Quenser melihat turbin silinder itu di mana ada angka yang ditulis di tempat itu. Sepertinya itu adalah spesifikasi sederhana dari pembangkit tenaga listrik itu, tapi...

“...Apa? Bukannya angka desimal ini ada di tempat yang salah? Kalau ini benar, ini bahkan lebih kuat dua kali dari meriam plasma yang mereka gunakan.”

“Untuk menjaga tubuh besar itu tetap mengambang dan bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, mereka harus melakukannya seperti itu. Dari simulasinya, tiap kaki menggunakan 10 turbin seperti itu.”

“Dua puluh kali tenaga yang lebih besar dari meriam plasma? Hanya untuk satu kaki?”

“Lihat,” kata Heivia sambil membuka sebuah penutup turbin itu dan melirik ke dalam. “Benda ini penuh dengan sensor. Benda ini terlihat sangat mirip dengan bom yang ada di dalam film. Ini semua untuk peralatan keamanan tingkat tinggi. Mereka harus benar-benar memastikan bahwa mereka bisa menebak dengan tepat kalau kontrol dari salah satu turbin ini kehilangan tenaganya atau rusak sehingga mereka bisa dengan cepat mematikkannya.”

“...Coba pikir, sepertinya aku pernah dengar sesuatu tentang turbin yang meleleh kalau terus-terusan membuat tenaga.”

“Sudah terlambat kalau terlanjur meleleh,” kata Heivia. “Hanya karena turbinnya berhenti berfungsi bukan berarti tenaga yang diproduksi oleh reaktornya akan hilang. Reaktor dan kakinya memiliki trafo darurat dan akan melepas tenaga tiap perangkat yang dipasang, tapi jumlah tenaga yang harus digantikan lebih besar daripada yang sanggup ia tangani. Kalau semua turbin pada salah satu kaki mati semua, itu sama dengan 20 kali tenaga yang digunakan untuk satu meriam plasma. Aku rasa trafo dan pelepas perangkatnya tidak akan bisa berfungsi kalau turbinnya meleleh dan gagal fungsi. Perangkatnya akan hancur berkeping-keping.”

Itulah kenapa turbinnya memiliki banyak sensor yang dipasang. Kalau mereka bisa memprediksi kegagalan fungsinya lebih cepat, maka mereka bisa menangani pengeluaran tenaga yang terlalu besar itu dengan mematikannya secara bertahap.

“Fungsinya mungkin sangat dioptimalkan...tapi bukannya Water Strider malah terlihat seperti menumpukkan semuanya begitu saja, bukan begitu?”

“Itu hanyalah salah satu aspek untuk membuat Object khusus wilayah bersalju. Salah satu yang dibuat untuk sang Putri, didesain untuk bisa bergerak di seluruh tempat di muka bumi dan Water Strider hanya mampu bergerak di wilayah Alaska yang bersalju. Mereka berdua memang Object, tapi mereka berdua dikembangkan dengan ide dan konsep yang sangat berbeda,” kata Heivia. “Salju yang dalam akan memperlambatmu, jadi Object yang bisa dengan mudah bergerak dengan cepat adalah sebuah keuntungan. ...Dan itulah yang menimpa Putri kita.”

Namun, jika turbinnya tidak bisa digantikan, mereka akan menang.

Kalau listrik statis yang diproduksi di bagian bawah Water Strider dihancurkan, maka ia tidak akan bisa diperbaiki dan Object musuh akan terjebak di dalam markas.

Dan mereka memiliki C4 yang bisa menyukseskan rencana ini.

Tapi...

Bagian 14

Masih berada di dalam menara pengawas yang tidak begitu jauh dari area markas ini, sang Elite sedang menunggu kembalinya Quenser dan Heivia.

Tiba-tiba, telinganya berkedut dan ia langsung berbalik menuju arah sebaliknya.

Dia mendengar suara bising kilat dan guntur yang dibuat oleh Water Strider saat bergerak dengan menggunakan tenaga listrik statis. Sepertinya Water Strider sudah mencapai batas maksimumnya dan akan segera kembali ke markas.

Jika benda itu melewati dua orang rekannya di markas, mereka pasti akan mati.

Gadis itu memiliki radio yang memang ditujukan untuk situasi seperti ini. Jika sudah saatnya, dia harus mengontak Quenser dan Heivia jadi mereka bisa pergi dari sini. Rencana mereka akan gagal, tapi paling tidak mereka masih bisa hidup. Jika rencana menghancurkan bagian bawah Object itu gagal, maka mereka harus mencari cara lain lagi.

Sang Elite itu meraih saklar radionya, tapi tiba-tiba dia berhenti.

(...Ini buruk.)

Dia menelan ludahnya.

Markas musuh terdiri dari fasilitas perawatan yang khusus dibuat untuk Object dan fasilitas radio besar untuk mendukung Object dari belakang. Mereka sepertinya menggunakan radar-radar ini untuk mendeteksi musuh di badai salju, tapi jika dia menggunakan radio sedekat ini dengan markas musuh yang memiliki banyak sekali radar pelacak...

(Mereka pasti akan menyadarinya. Tidak hanya menyadari keberadaanku, tapi mereka pasti sadar bahwa sinyal itu diarahkan ke arah markas...)

Radio itu seharusnya digunakan untuk memperingatkan mereka akan adanya bahaya, tapi sinyal transmisi radio ini sendiri membawa malapetaka bagi mereka.

Namun, dia tidak bisa memberi tahu mereka berdua kalau Object musuh sudah mendekat tanpa menggunakan radio.

(Apa yang harus aku lakukan?)

Elite itu menunduk dan melihat radio itu.

Dia tidak ingin orang lain mati. Ini bukanlah masalah kewajiban untuk melindungi para prajurit dari Object karena dia adalah seorang Elite, pilot dari Object. Lebih dari sumpahnya, dia tidak ingin ada orang yang mati karena melindunginya malah mati sia-sia.

Kawan seperjuangan.

Saat pikiran itu muncul di kepalanya, sang Elite itu mengangguk.

(Prioritas musuh adalah menemukan pilot Object...)

Dia mengambil napasnya yang dalam dan melihat senjata raksasa itu begitu dalamnya.

Ini adalah satu-satunya kesempatannya untuk menjadi umpan.

Bagian 15

Dengan C4 di tangannya, raut muka Quenser berubah semakin masam.

“...Apa yang harus kita lakukan?” katanya dengan suara bergetar.

Suku cadang untuk Object adalah sebuah peralatan yang dibuat dengan presisi yang sangat khusus tanpa adanya cangkang bagian luar, jadi C4 sudah lebih dari cukup untuk menghancurkannya.

Namun...

“Ada banyak sekali benda yang harus dihancurkan. C4 kita tidak akan cukup!!”

Ruangan yang sangat besar di dalam bangunan ini menyimpan banyak sekali bagian silinder. Quenser mengertakkan giginya pada situasi yang terasa kacau ini.

Object adalah sinonim dari perang.

Semua orang di dalam markas ini akan mati jika Object tidak berfungsi lagi.

Jumlah suku cadang yang begitu banyak di markas ini menunjukkan betapa takutnya mereka akan hal yang akan terjadi itu. Musuh begitu pengecut karena menyerahkan semua masalah perang kepada Object, tapi itulah yang membuat mereka sadar akan kelemahannya.

Heivia mundur di arah yang sama dan ia tanpa sengaja menyenggol bahu Quenser.

“Hey, ayo kita ledakkan seluruh bangunan ini saja. Kalau kita tidak bisa menghancurkan suku cadang ini satu-satu, kita bisa menghancurkannya tiang utama bangunan ini dan meruntuhkannya!!”

“Apa kau benar-benar yakin kalau tindakan itu pasti akan merusak seluruh suku cadang ini? Dan bahkan kalau setiap suku cadang ini rusak, mereka masih bisa mencari sisa-sisanya dan mengerjakan tiap komponen menjadi satu yang baru yang bisa digunakan!”

“Tapi itu-...! Tidak, kau benar. Melanjutkan operasi Object adalah masalah hidup dan mati bagi mereka. Tidak mengejutkan kalau mereka begitu gigih. Tapi apa yang harus kita lakukan?”

“Sial!!” Quenser mengutuk kejadian ini dan lari ke arah depo.

Dia melihat tiap rak yang dibuat dengan bingkai logam untuk melihat apakah dia bisa mendapat informasi yang berguna. Saat dia membaca layarnya, rasa tidak sabarnya menumpuk, dan mencegahnya untuk menemukan solusi.

Di saat yang sama, Heivia melirik ke arah pintu keluar.

“Hey, ini berbahaya. Kita harus pergi dari sini! Kalau kita tidak bisa menghancurkan bagian bawah Object itu, tidak ada gunanya lagi kita berlama-lama di sini!! Kita harus segera keluar dari sini!!”

“Tunggu, tunggu sedikit lagi!! Pasti ada sesuatu!!” jawab Quenser saat dia membalik petunjuk manual perawatan turbin yang ia temukan.

Saat dia mendengar suara berat yang mirip dengan suara guntur dari langit mendekati mereka, jantungnya serasa mau berhenti.

Itu adalah suara Water Strider yang bergerak.

“Sial!! Kenapa Putri tidak memperingatkan kita lewat radio!?” pekik Heivia, tapi Quenser tidak mempedulikannya.

Setelah datang sejauh ini, mereka akan mati sia-sia tanpa ada hasil yang mereka dapat.

(Tunggu dulu sebentar. Kombinasi sensor level empat ini dan saklar otomatisnya...)

Quenser melihat ke belakang dan melihat buku manual perawatan itu dan kemudian raknya.

(Angka apa!? Kalau aku tahu angka kuncinya...!!)

“Waktu habis, pahlawan!! Kalau kita tidak keluar dari ini dalam 30 detik lagi, kita akan terjebak di sini!!”

“Beri aku satu menit lagi.”

“Kenapa kau sibuk sendiri!? Apa kau tidak bisa menyimpulkan kalau kita tidak bisa menghancurkannya!?”

“45 detik!!”

Heivia mendengar suara langkah kaki dalam jumlah besar mendekati mereka. Quenser sepertinya sudah kehilangan kemampuannya untuk membuat keputusan yang rasional dan masuk akal karena harapan yang mereka miliki. Saat Heivia berpikir mau menendang bokong Quenser untuk membuatnya mau ikut pergi, Quenser melihat kepada Heivia.

“Ayo kita pergi. Apa kita masih bisa melakukannya!?”

“Karena ada orang idiot yang menghabiskan waktu di saat yang penting, ini pasti akan menjadi sangat mendebarkan, tapi untungnya! Lewat sini!!” kata Heivia saat mereka berlari menuju jalan belakang.

Dia membuka pintu dan mengintip ke luar untuk melihat apakah Object itu telah melewati mereka. Sepertinya Object itu menuju ke area perawatan. Prajurit teknisi mengikutinya dari belakang.

“Apa kita bisa melakukannya?”

“Yang kita lakukan sekarang ini sama seperti masuk ke dalam sarang lebah, tapi kita tidak memiliki kesempatan lain. Fasilitas radar akan berada dalam status siaga yang sangat tinggi saat Object berada dalam status perbaikan. Kita harus keluar dari sini sebelum mereka mengganti modenya.”

Mereka bisa mendengar suara berdenting.

Itu tidak berasal dari pintu belakang. Personil yang bertugas di pintu utama itu sedang membuka pintunya.

“Brengsek, ayo pergi!”

Quenser dan Heivia hampir mendorong satu sama lain saat mereka keluar dari depo itu.

Sepertinya tentara musuh sudah menurunkan penjagaannya karena satu-satunya Object yang menjadi ancaman mereka telah dihancurkan. Banyak orang berkumpul di dekat Water Strider seperti sedang melakukan parade kemenangan.

“Hei, kau tidak berniat untuk menggunakan C4, ‘kan? Nyalakan pemicunya dan lempar ke arah sana.”

“Apa kau ingin menggunakannya sebagai pengalih perhatian?”

“Saat Water Strider itu selesai diperbaiki, kita membutuhkan rencana baru untuk keluar dari sini. Kalau mereka melaporkan ledakan itu ke seluruh area di dalam markas ini, mereka pasti berpikir kalau itu adalah serangan meriam dan Object akan dikirim untuk membalasnya!!”

Quenser pergi mengikuti ide Heivia dan melempar bagian kecil dari C4 itu dan berlari. Ternyata benar bahwa mereka tidak memerlukan C4 itu.

Setelah membuang semua C4-nya, mereka berlari ke belakang ke arah lubang yang mereka buat di barikade tadi.

Lalu Quenser menyadari sesuatu.

Dia berhenti.

“Apa yang terjadi, pahlawan!? Apa kau meninggalkan sesuatu di belakang!?”

“Yah, Putri sudah tertangkap!!”

Heivia syok ketika dia mendengar hal itu dan ia memperhatikan secara serius apa yang dikatakan oleh Quenser.

Mereka kembali lagi ke arah gedung lain daripada keluar melewati lubang yang mereka buat di barikade dan mengintip melalui sisi samping agar mereka bisa melihat pusat dari markas itu.

Dari jarak tersebut, mereka bisa melihat sang Elite diborgol dan dipaksa untuk berjalan di dekat Water Strider. Sorak-sorai mereka ternyata bukan karena kembalinya Obyek mereka, tapi mereka begitu bersemangat karena mereka telah menangkap orang yang selama ini memiloti Object yang telah membahayakan nyawa mereka selama ini.

Quenser melihat ke belakang dan kemudian dia menjadi bingung karena dia melihat sang Elite yang ada di depannya dan lubang keluar yang ada di belakangnya.

“Brengsek. Apa yang harus kita lakukan!?” tanyanya.

“Apa yang harus kita lakukan...? Oh tidak. Padahal tadi aku baru saja mengagumimu sebagai seorang ksatria, sekarang kau tidak bisa memilih apakah kau harus menyelamatkan sang Elite!”

“Jadi apakah kita harus meninggalkannya!? Aku tidak bilang kalau kita bisa mengalahkan Object. Kita bisa meledakkan C4 itu di mana saja, ingat!? Kalau kita bisa membingungkan musuh dengan itu, kita bisa memiliki kesempatan untuk menyelamatkannya!!”

“Hanya dengan kita berdua!? Mereka memiliki Object. Dan kalau pun mereka tidak memiliki Object, mereka memiliki banyak pasukan di sini!? Apa kau tahu, berapa banyak bala bantuan yang kita butuhkan untuk menerobos mereka semua!?”

“Tapi tanpa Object, masalah ini jadi lebih sederhana ‘kan?”

“Apa?”

“Kalau kita bisa mengalahkan Water Strider, kita bisa melawan mereka dengan bala bantuan seperti tank atau pesawat, ‘kan!?”

Quenser mengertakkan giginya dan mengoperasikan radio di tangannya.

Dia tidak meledakkan C4.

Dia mencoba menghubungi Froleytia dan para tentara lainnya yang melarikan diri, tapi Heivia langsung meraih tangannya ketika menyadari hal tersebut.

“Kau bodoh!! Markas mereka ini dibangun dengan banyak fasilitas radar! Kalau kau mengirimkan sinyal radio, mereka akan menemukan kita dalam sekejap!”

“Tapi...!!”

“Tidak ada yang bisa kita lakukan. Kalau pun kita mengontak Froleytia dan yang lain, apa kau pikir mereka akan benar-benar datang!?”

“Lalu apa kau pikir kita bisa meninggalkan sang Putri!? Apa kau tidak sadar alasan kita memisahkan diri dari pasukan utama dan datang ke tempat ini!? Itu karena kita tidak ingin meninggalkannya!”

“Brengsek,” kata Heivia sambil mendecakkan lidahnya.

Dia terlihat ragu dengan sesuatu, tapi akhirnya dia membulatkan keputusannya.

“Instrukturku dulu waktu di akademi militer pernah memberi tahuku sebuah rahasia saat aku masih dalam masa-masa pelatihan.”

“?”

“Kalau kau bisa meningkatkan kekuatan pelacak infra merahnya pada misil anti tank generasi ke-8 ini, kita bisa membuat sebuah modifikasi khusus untuk diarahkan ke komputer, dan hubungkan ke port radio, satelit berkekuatan tinggi milik militer akan menangkap sinyal infra merah itu, dan menyelesaikan transmisinya.”

“Tunggu, kau bilang...!!”

“Tapi tidak ada jaminan bahwa fasilitas radar musuh tak menyadarinya trik kecil seperti ini dan rudal sekam yang menghalangi sinyal di langit tak akan menghalangi sinyal ini. Instruktur yang mengajariku trik ini bilang bahwa cara ini hanya boleh digunakan sebagai cara terakhir untuk mengirim sinyal SOS. Kita hanya bisa berserah pada keajaiban jika sinyal itu bisa bertahan selama semenit.”

Saat dia menjelaskan semua itu, Heivia menurunkan misil itu dan membuat perlengkapan. Quenser memindahkan penutup misil itu dan mengarahkannya ke komputer.

“Apa kau tahu di mana dan kapan satelit akan melintas di atas kita?”

“Lihat jadwal di File 399 di perangkat genggammu. Kalau masih berada di dalam orbit standarnya, maka kita bisa memastikannya tanpa harus mengeceknya secara online.”

Heivia mengkoneksikan radio dan misil anti tank itu dengan kabel dan secara perlahan memindahkan moncongnya ke arah langit berdasarkan petunjuk yang dimiliki Quenser di perangkat genggamnya. Saat dia melakukan itu, suara statik muncul di pengeras suara radio itu.

“Ini, Heivia. ...Oke, sepertinya kita mendapatkan satelitnya.”

“Cepat dan amankan jalur transmisinya dan hubungkan dengan perangkat komunikasi laser satlit milik Froleytia! Aku tidak tahu berapa lama koneksi ini akan bertahan.”

Meski cara yang mereka gunakan ini ilegal, tapi mereka masih menggunakan kode umum militer, sehingga satelit masih bisa menyiarkan sinyalnya. Setelah mendapat sinyal yang menandakan bahwa cara ini berhasil, Quenser berbicara lewat radio.

“Ini Quenser. Apa kau bisa mendengarku, Froleytia? Kita ada di dalam markas musuh!!”

“...!?”

Mereka mendengar suara napas seseorang yang berasal dari dalam radio itu.

Karena memaksakan sinyal dengan perangkat rudal anti tank ini, sinyalnya terganggu dengan noise di dalamnya. Statiknya lebih besar daripada suaranya, tapi mereka masih mendengar kata-kata yang terucap satu sama lain.

“Putri tertangkap oleh musuh di markas ini. Kita akan menyelamatkannya. Apa kau bisa mengirimkan bantuan? Markas ini hanya dibuat untuk perawatan Object saja dan fasilitas radar, jadi mereka tidak memiliki tank atau pesawat tempur. Jadi kalau bisa melakukan sesuatu dengan Object itu, kita masih memiliki kesempatan untuk mengalahkan mereka!!”

“Apa kau tidak tahu betapa berbahayanya Obyek itu? Menyerahlah untuk menyelamatkan sang Putri. Tidak ada gunanya mati, dan Quenser, kau bukan prajurit sungguhan. Tidak ada yang akan menyalahkanmu kalau kau melarikan diri!!”

“Kita akan mengurusi Object-nya,” kata Quenser datar. Tidak ada yang mengira bahwa kata-katanya memiliki arti yang sebenarnya daripada gertak sambal semata. “Froleytia, kau bisa menunggu sampai kau melihat cahaya besar akibat hancurnya Object, tapi yang harus kau lakukan adalah mengirim tank dan bala bantuan kepada kami! Itu saja bisa merubah situasi ini. Tolong pikirkan hal ini!!”

“Oke, tapi aku tidak akan begitu berharap kalau aku adalah kau.”

“Aku bebas untuk memilih harapanku luluh atau tidak,” kata Quenser sebelum mematikan radionya.

Dia lalu melihat Heivia.

Dia terunduk dengan tubuh yang bergetar dan berkata, “Sekarang kita telah melakukan apa yang kita bisa.”

“Yah, tapi aku tidak berpikir kalau ada perubahan berarti kalau Froleytia membantu kita. Untuk satu hal, permintaanmu tidak didasari tata tertib militer. Dia tidak akan membahayakan bawahan dan unitnya dalam bahaya seperti ini.”

“Sekarang yang tinggal kita lakukan hanyalah berharap bahwa keajaiban akan terjadi, atau menghancurkan Object itu sendiri dengan tangan kita.”

“Jangan berbicara seperti membalikkan telapak tangan. Dan aku tidak pernah bilang sepatah kata pun tentang menyelamatkan sang Putri.”

“Aku tahu.”

Quenser tidak mengatai Heivia jika ia ingin melarikan diri. Dia yang memaksanya untuk ikut dalam kejadian ini, jadi tidak ada jaminan bahwa mereka akan selamat. Juga, apa yang Quenser lakukan sekarang bukanlah tindakan yang akan dilakukan seorang prajurit militer. Bahkan, dia sangat berterima kasih karena Heivia mau menemaninya di saat seperti ini.

“Maaf, sudah membawamu di situasi seperti ini. Kau bisa meninggalkan markas ini melalui barikade itu dan melarikan diri ke hutan. Aku akan melakukan apapun untuk mengalihkan perhatian mereka terhadapmu.”

“Tunggu, sialan kau. Jangan tinggalkan aku dengan trauma seumur hidup ini! Kau tidak memberiku pilihan lain, kau tahu!?”

Heivia masih begitu keras kepala saat melirik ke arah barikade yang telah mereka lubangi sebelumnya, tapi saat Quenser menerobos dari belakang gedung itu dan meraih satu-satunya tempat mereka untuk berlindung dari pandangan musuh, Heivia mengikutinya dari belakang.

Quenser dan Heivia mengarah ke luar sendirian untuk melanjutkan misi ini sendirian dengan kemungkinan keberhasilan yang sangat kecil.

Dan tentu saja, tidak ada keajaiban yang terjadi.

Setelah 10 menit, mereka ketahuan, tembakan peringatan ditembakkan ke tanah tempat mereka berpijak oleh seorang sniper, dan mereka berakhir dengan tertangkap oleh pasukan musuh dengan tangan yang diletakkan di atas kepala mereka.

Bagian 16

Quenser, Heivia, dan Sang Elite dibawa ke pusat markas perawatan. Mereka diperintahkan untuk berlutut dan meletakkan tangan mereka di atas kepala.

Seorang prajurit ditempatkan masing-masing di belakang mereka, sambil membawa pistol yang mengarah ke kepala mereka. Lingkaran manusia terbentuk di markas itu dan menampilkan eksekusi publik.

“Cerita yang menyedihkan, bukan? Ini adalah contoh bagus bagi kisah seorang ksatria yang menyelamatkan putrinya.”

“Apa kau mengejekku?”

“Oh, tidak. Object itu memasuki wilayah perawatan.”

Saat Heivia dan Sang Elite bertukar kata dan melihat ke belakang, Quenser terdiam dan menatap Water Strider yang berjalan pelan itu.

“(...Kalau aku bisa bisa membuat kekacauan, apa kamu pikir kita bisa pergi dari sini?)

“(...Ahhn? Maksudmu peledak C4 yang kita sebar tadi? Kalau itu bisa meledakkan Object, mungkin patut dicoba.)”

“(...Aku serius di sini.)”

“(...Aku juga.)”

Sementara itu, salah satu prajurit musuh berdiri maju ke depan dan berdiri di depan Quenser dan yang lain. Sambil mengunyah permen karetnya, dia meludahkan ludah kuning ke atas kepala Quenser.

“Kita akan memanggangmu dengan senjata utama Object.” Dia berbalik ke sang Elite. “Untukmu, kita akan menggunakan sugesti dan elektroda untuk menarik semuanya keluar dari kepalamu. Kepribadianmu tidak akan bisa pulih kembali, tapi semua itu akan selesai setelah 30 menit. Setelah itu, kau akan kami telanjangi dan kami gantung di senjata utama Object sampai kau mati kedinginan. Mungkin para pengintai yang berlari di hutan dan gunung ini akan menyerah ketika melihat itu.”

“...Jadi kau tidak peduli dengan perjanjian perang dalam memperlakukan tawanan perang. Aku rasa kau tahu siapa yang sebenarnya melarikan diri, bukan, brengsek.”

Heivia membiarkan komentarnya meleset dan setelah itu dia mendapatkan sebuah sepatu bot tebal di dagunya. Itu menjatuhkannya dan membuatnya tenggelam di dalam salju. Saat dia terbatuk, dia memandang musuh dengan mata yang begitu tajam.

“Perawatannya sudah selesai, jadi ini saatnya eksekusi,” kata prajurit musuh itu dengan mengejek.

Dengan suara bising seperti lonceng gereja, dinding dan langit-langit bangunan tempat memperbaiki Object itu terbuka dengan lebar. Yang muncul dari situ adalah sebuah senjata besar dengan panjang tubuh utamanya 50 meter dan senjata utamanya yang memanjang ke setiap arah, membuat panjangnya bertambah menjadi 140 meter. Water Strider menguasai seluruh Alaska dengan lebih dari 100 senjata dan armor tebalnya. Saat bawahannya diganti, suara guntur dan kilat yang bising muncul dari sejumlah besar listrik statis yang dibuat berfokus pada satu titik.

Jaraknya sekitar 300 meter dari Object, tapi dengan kekuatannya yang begitu besar tidak peduli seberapa panjang jaraknya dengan musuh, pasti bisa dihancurkannya dalam sekejap. Hal itu membuat mereka merasa seperti akan dilindas oleh kaki-kakinya jika mereka menggerakkan tubuh mereka sedikit saja.

Melihat Object itu, Quenser berbisik kepada Heivia.

“(...Menunduklah saat aku menerjangnya. Gunakan traktor penyapu salju itu untuk berlindung.)”

“(...Hey!!)”

Heivia tidak bisa menghentikannya.

Quenser menerjang musuh yang mendekatinya. Semua prajurit yang ada di tempat itu memegang senapan, tapi mereka tidak bisa menarik pelatuknya karena terganjal sesuatu. Sepertinya memang benar bahwa para prajurit di sini banyak yang tidak terlatih.

Musuh mungkin berpikir bahwa Quenser akan meraih senapannya karena dia menarik senapan itu dari musuhnya.

Namun, Quenser tidak meraih senapan itu.

Dia meraih radio kotak yang ada di bahu prajurit itu seperti pisau.

“Menunduk!!” teriak Quenser saat dia mendorong prajurit itu.

Quenser mengoperasikan radio itu dengan ibu jarinya sambil berguling di atas salju meski banyak moncong senjata yang mengarah padanya. Heivia berpikir bahwa dia akan meledakkan C4 yang disebar di markas ini, jadi dia segera melompat ke balik traktor itu sambil melindungi sang Elite.

Namun, bukan itu yang terjadi.

Quenser tidak meledakkan C4 itu untuk menarik perhatian musuh.

Dia meledakkan kaki Water Strider.

Dengan suara yang begitu ritus, salah satu dari empat kaki sejauh 300 meter itu meledak dari dalam. Itu bukan ledakan yang berasal dari luar. Ledakan itu sangat jelas berasal dari dalam armornya.

Saat Quenser melihat suku cadang di depo itu, dia tahu bahwa tidak mungkin meledakkan setiap suku cadang yang ada di sini. Itulah kenapa dia mencari suku cadang yang paling mungkin akan digunakan pada Object untuk perbaikan nanti dan meletakkan C4 di dalamnya. Masih banyak yang harus dipelajarinya, tapi pengetahuan yang dia dapat soal konstruksi dari Object telah membuatnya yakin mana saja suku cadang yang paling penting dan di mana dia harus meletakkannya agar tidak ketahuan.

Juga, dia meledakkan turbin yang memakan tenaga sangat besar untuk menghasilkan tenaga listrik statis yang membantu Water Strider bergerak. Bahkan untuk satu kaki membutuhkan 2 kali tenaga meriam plasma berstabilitas rendah yang berarti tiap kaki menggunakan 20 kali tenaga lebih besar daripada yang biasa digunakan. Ini menjadi titik lemahnya.

Jadi apa yang terjadi jika titik itu dihancurkan?

Puluhan sensor yang dipasang pada turbin itu memprediksi kegagalan dan menutupnya dengan cepat untuk meminimalisasi kerusakan yang ada. Berapa banyak kerusakan yang ditimbulkan saat trafo darurat dan perangkat pelepasnya – begitu juga dengan reaktor tersebut – meledak dan menimbulkan reaksi berantai yang menghancurkan sisa lainnya?

Prajurit yang Quenser curi radionya itu sekarang mengarahkan moncong senjatanya ke arah Quenser dengan ledakan yang mengikutinya.

Tapi...

“...Apa kau pikir kau bisa menghancurkan Object hanya seperti itu?” katanya dengan begitu bangga.

Ledakan beruntun mengikutinya, tapi yang meledak hanyalah satu kaki. Sepertinya tidak begitu berpengaruh terhadap hancurnya kaki Object yang lain; atau menghancurkan tubuh Water Strider itu.

“Apa kau tahu 5% dari berat Object kami menggunakan peralatan pengaman? Prajurit rendahan sepertimu yang menyusup ke dalam fasilitas perawatan kami tidak mungkin bisa memotongnya.”

Setelah menyebabkan ledakan besar itu, Quenser melompat dari traktor penyapu salju itu dan prajurit musuh lain yang sedang berdiri di tengah-tengah hamparan salju terbuka mengarahkan laras senapan kepadanya.

“Kekuatan superioritas Object tidak akan pernah bisa diungguli oleh siapa pun. Ini adalah medan perang tempat kita hidup.”

“Benarkah begitu?”

Heavy Object v01 142.jpg

Namun, Quenser tersenyum di situasi tanpa harapan ini.

“Apa kau tahu bahwa Object milik putri kami dan Water Strider milikmu memiliki kesamaan? Aku melihatnya di panduan manual perawatannya. Beberapa Object memiliki perangkat keamanan yang dipasang untuk memastikan bahwa Object tidak jatuh ke tangan musuh. Jika tidak hancur tapi sudah tidak berfungsi lagi, musuh bisa mengambilnya dan menganalisis teknologi yang digunakan. Untuk mencegah hal itu, gas khusus yang digunakan untuk meriam plasma digunakan untuk menghancurkannya.”

Sesuatu muncul di tangan Quenser seperti di panggung pesulap.

Itu adalah benda kecil yang muat di telapak tangannya dan terlihat seperti kotak papan sirkuit.

“Perangkat ini dikontrol oleh sensor presisi, jadi hampir tidak pernah digunakan untuk hal yang tidak penting.”

Prajurit musuh itu sadar tentang benda kotak apa yang dilihatnya itu.

Namun, itu semua sudah terlambat.

“Tapi jika sensor itu dipindahkan dari turbin yang meledak itu, apa kau pikir itu bisa melakukan pilihan yang tepat?”

Lagi pula, ledakan C4 itu sudah merusak fungsi keamanan Water Strider, menyebabkannya untuk aktif. Gas spesial untuk meriam plasma berstabilitas rendah diisi di ruang kosong di dalam mesin itu... dan menyebabkan ledakan tak lama setelah itu.

Ledakan besar yang diakibatkan plasma itu menghancurkan reaktor di dalamnya dalam waktu yang sangat singkat. Namun, itu adalah ledakan yang dimaksudkan untuk menghancurkan semua informasi yang ada. Itu adalah ledakan yang digunakan hanya untuk menghancurkan teknologi yang ada di dalam Object itu agar tidak dianalisis, jadi ledakan itu tidak seberapa kuat dibandingkan ledakan yang diakibatkan oleh ledakan reaktor tersebut.

Dan kemudian, semua suara menghilang.

Bola raksasa yang menjadi tubuh utama Object membesar dan sebuah kilat cahaya berwarna putih disertai gelombang kejut yang begitu kuat menyebar ke segala arah. Prajurit musuh yang berdiri di area terbuka terjebak karena gelombangnya. Dia terlempar beberapa puluh meter sebelum mendarat di atas salju. Hal yang sama terjadi kepada prajurit yang lain.

Object raksasa itu meledak di tangan seorang prajurit teknisi.

Kejadian ini adalah sebuah kejadian yang tak pernah terdengar sebelumnya dan membalikkan teori perang yang ada. Penyelesaian dari misi ini diselesaikan oleh kombinasi kemampuan dari Quenser, Heivia, dan sang Elite. Zeni perang yang biasanya bekerja di balik layar untuk menghancurkan batuan atau jembatan atau membuatnya atau membangun jalur mendapatkan sebuah kenaikan yang luar biasa menjadi seorang pahlawan yang mengubah semua sejarah perang.

Namun, dia tidak memiliki waktu untuk menikmati hasilnya.

“Gwaaaaaahhhhhhhhhh!!”

Quenser terkena gelombang kejut itu, tapi tidak terlempar dengan mudahnya.

Meski dia berjarak 300 meter dari pusat ledakan dan bersembunyi di balik traktor itu, ledakan cahaya putih itu serasa menusuk retinanya.

Permukaan traktor baja itu hangus dan meluncur ke samping.

Rasa sakit langsung menjalar ke kepalanya dan indera pendengarannya serasa hampir hilang. Rasa sakit akan terbakar terasa begitu sakit di punggungnya. Dia menggosok matanya saat matanya dipenuhi oleh warna putih di mana-mana dan mencoba mencari di mana Heivia dan Sang Elite berada yang mungkin berada dalam kondisi yang sama dengannya atau pingsan.

Dia kemudian mendengar suara logam berdenting.

Beberapa prajurit secara ajaib berhasil selamat sama seperti Quenser dan dua orang kawannya. Penglihatannya kembali dan dia melihat beberapa prajurit dengan susah payah mencoba mengarahkan senapannya ke arahnya dengan tubuh yang terus bergetar karena efek ledakan itu.

Quenser sekali lagi merasakan radio di tangannya.

Dia mengatur frekuensi dan mengirimkan kode peledak untuk C4.

Peledak yang dia sebar membuat ledakan yang melempar tubuh para prajurit itu ke langit.

Quenser berteriak kepada Heivia yang jatuh di bawah.

“Apa kau bisa berlari!? Ambil salah satu senapan itu dan menembaklah!!”

“Brengsek kau! Apa itu yang kau bilang ‘membuat kepanikan’? Ledakan sebesar itu juga membuatku panik kau tahu!!” teriak Heivia saat dia bangkit dari tanah dan meraih senapannya.

Bahkan ketika mereka berhasil meledakkan Water Strider karena banyak sekali ketidak sengajaan, tujuan utama mereka bukan menghancurkan markas ini.

Mereka tinggal melarikan diri dari tempat ini.

Tapi...

“!?”

Saat Quenser dan yang lain pergi dari tempat ini menuju jalan keluar, seorang prajurit musuh mengeblok jalan mereka. Dia memegang senapannya dan mengarahkannya ke dada Quenser. Dua orang itu saling menatap dan sadar bahwa mereka berada pada situasi yang sangat sulit. Quenser melihat senyum di wajah prajurit itu.

Lalu dia mendengar suara tembakan.

Namun, itu tidak berasal dari senapan prajurit itu.

Sebuah peluru menerjang kepala prajurit itu dari jarak yang jauh.

Sisa dari pasukan musuh terkejut dari arah dari mana suara itu berasal dan melihat rudal yang tak terhitung dan peluru meriam terbang ke arah mereka yang berasal dari luar markas mereka. Prajurit musuh ini bukan satu-satunya yang terkejut karena serangan ini. Quenser dan dua orang yang lain selamat karena tembakan perlindungan itu, tapi mereka berdiri seakan tidak percaya.

“Mereka datang... Itu pasukan Froleytia, benar!?”

“Apa? Sepertinya si dada besar penggila Jepang itu bisa bekerja sebagai komandan!!”

Markas musuh berisi fasilitas perawatan dan radar yang mendukung Object dari belakang. Sisa dari pasukan di tempat ini tidak lain hanyalah infanteri. Mereka tidak memiliki tank atau bahkan kendaraan lapis baja.

Di sisi lain, Quenser dan prajurit lainnya memiliki perlengkapan yang lengkap mulai dari tank hingga pesawat tempur yang selalu dikeluhkan karena hanyalah penghabisan biaya pajak semata. Hampir saja senjata yang ketinggalan zaman ini tidak akan pernah digunakan, tapi sekarang mereka akan menunjukkan taring sebenarnya.

Beberapa ledakan pecah dan tentara musuh beterbangan di langit. Di tengah itu semua, Quenser meraih tangan sang Elite dan lari menuju jalan keluar. Sepertinya penjaganya telah dilumpuhkan dengan Howitzer.

Heivia lari mengikuti mereka dari belakang sambil menembakkan senapannya.

“Heh heh. Hey, Quenser! Kita pasti akan terlihat sangat bodoh kalau kita mati setelah semua yang telah terjadi, bukan begitu?”

“Yah, Froleytia datang ke sini karena percaya pada kita. Kita harus tetap hidup demi memenuhi harapannya!!”

Apakah atasan mereka bergegas ke tempat ini karena mereka ke sini setelah melihat tanda kemenangan yang begitu jelas setelah Object itu meledak? Atau mereka merasa bertanggung jawab karena meninggalkan sang Putri sendirian?

Saat Quenser berlari menuju jalan keluar, dia melihat markas musuh di belakangnya dan melihat asap hitam membumbul.

Pertempuran ini telah selesai.

Kedua belah pihak sama-sama kehilangan Object mereka. Yang tersisa hanyalah para prajurit yang masih bertempur. Setelah semua ini, ada perbedaan jelas terhadap para tentara yang terdiri dari teknisi perawatan dan personil radar yang dibutuhkan untuk membantu Object dan pasukan yang terdiri dari tank dan pesawat gaya lama.

(Prajurit manusia mengalahkan Object...)

Bocah yang bertindak melebihi pengetahuan umum tentang perang melihat markas musuh dengan kosong di mana ledakan dan suara tembakan terdengar di mana-mana.

Sang Elite itu pasti memikirkan sesuatu karena dia membuka mulutnya untuk berbicara.

“...Orang-orang itu mungkin berpikir bahwa kita adalah monster yang sama dengan Object.”

“Bukan masalahku,” kata Heivia membela diri saat dia melihat markas musuh dengan mukanya yang tertutupi oleh jelaga. “Ini adalah perang. Merekalah yang mengajari kita saat mereka tidak mempedulikan bendera putih kita. Kita semua telah melupakan arti ‘perang’ sebenarnya akibat Object.”

Bagian 17

Perang terjadi di semua wilayah di dunia, tapi paling tidak, perang yang terjadi di seluruh Alaska telah mencapai puncaknya. Kedua belah pihak telah kehilangan Object dan (jarang hal ini terjadi pada era ini) sebuah pertarungan antara prajurit manusia tumpah di sana. Pada akhirnya, Quenser dan yang para prajurit lainnya-lah yang memenangi pertempuran itu.

Quenser, Heivia, dan Sang Elite kembali dari Alaska menuju negara mereka masing-masing.

Mereka berasal dari berbagai tempat, jadi mereka berpisah di markas perawatan mereka.

Namun, mereka memiliki satu buah kesempatan untuk bertemu.

Sebuah pesta penghargaan sedang digelar.

Satu-satunya orang yang menyelamatkan seluruh pasukan di saat paling putus asa setelah Object mereka hancur bukanlah seorang prajurit profesional. Ia adalah seorang pelajar biasa yang sedang mempelajari Object. Berita tentang seorang manusia yang menghancurkan Object yang tak terkalahkah menyebar begitu cepat di seluruh dunia dan mereka sekarang akan dianugerahi medali.

Quenser berada di ruang tunggu aula pesat di hotel yang sangat besar yang tak pernah ia kunjungi sebelumnya. (Sebenarnya di berencana mengunjunginya setelah dia menjadi kaya mendadak seperti seorang desainer Object.) Perasaan tidak nyaman karena berada di dalam pakaian rapi ini menganggunya dan dia terus membenahi kerah dasinya. Namun, sosok Heivia yang lama tak ia jumpai membuatnya lupa dengan apa yang dia rasakan sekarang.

“Aku pikir kau sekarang adalah seorang bangsawan? Aku tidak pernah melihat seseorang yang terlihat lebih buruk saat memakai jas selain aku.”

“Diam kau. Aku kehilangan perasaan seperti ini saat masih mengejar rusa di Alaska. Dan itu tidak terlihat buruk padamu.”

Namun, dia berasal dari keluarga bangsawan, jadi dia tidak merasa tidak nyaman karena atmosfer aula pesta ini walau pakaiannya tidak cocok dengannya. Tubuhnya tidak senyaman seperti Quenser.

“Jadi pertempuran apa yang kau jalani sekarang, Heivia?”

“Apa kau bodoh? Aku hanya menghabiskan waktu di markas militer untuk memenuhi prestasiku agar bisa menjadi penerus keluargaku. Sekarang aku terkenal sebagai salah seorang yang meledakkan Object. Aku tidak perlu dekat-dekat lagi dengan kemiliteran. Sekarang aku bisa hidup dengan bergelimang harta dan nyaman. ...Meski sepertinya hal itu juga memiliki kesusahannya sendiri.”

“Aku tahu. Jadi kau berniat mengambil jalan ‘karir yang sukses’.”

“Kau juga punya hal yang bagus juga ‘kan? Aku dengar militer terarik denganmu dan memberikanmu hak khusus untuk database negara. Sekarang kau bisa melihat cetak biru Object yang ada di negara ini tanpa harus pergi ke medan perang. Dengan banyaknya sampel untuk dipelajari, tingkat pemahamanmu pasti akan semakin cepat meningkat daripada orang-orang yang ada di sekelilingmu.”

Mendengar itu, Quenser menopang dagunya.

Sepertinya memang terlihat begitu nyata baginya, tapi sepertinya ia juga telah meraih jalan kesuksesannya sendiri.

“Apa yang dilakukan sang Putri sekarang?”

“Well, sang Elite tidak bisa meninggalkan garis depan begitu mudahnya. Bagi kita, menghancurkan Object sudah lebih dari cukup untuk mendapatkan perhatian publik, tapi bagi Sang Putri Elite, ini adalah normanya, kata Heivia, dengan menunjukkan betapa berbedanya dunianya dengan dunia yang ditinggali sang Elite.

Quenser berpikir tentang betapa beratnya tugas seorang pilot yang berperang dengan Object tangguh.

Sementara itu, Heivia melanjutkan pembicaraanya.

“Dia menunggu perintah berikutnya sambil memakai Object yang dikembangkan bersamaan dan mirip dengan Object-nya yang hancur di Alaska. Aku dengar Object seperti itu membutuhkan waktu 3-4 tahun untuk dikembangkan mulai dari nol, jadi sepertinya sudah ada rencana untuk menggantinya dengan yang baru. ...Well, apa kau pikir sang Putri memilih untuk hidup di medan perang karena dia menyukainya?”

“Setelah semua yang kita lalui, aku tidak mengerti kenapa dia ingin kembali lagi.”

“Mungkin itu karena semua yang telah dia jalani. Dia mungkin telah berpikir betapa berharganya nyawa prajurit seperti kita ini.”

Tiba-tiba, sebuah suara ketukan terdengar di pintu ruang tunggu.

Seorang sekretaris cantik yang bekerja untuk seorang pejabat tinggi militer memasukkan kepalanya ke dalam ruangan itu dan meminta kepada mereka untuk segera masuk ke dalam aula pesta karena semuanya sudah siap.

Saat mereka meninggalkan ruang tunggu ini dan berjalan menuju koridor menuju aula pesta, Quenser memiliki pemikiran baru yang muncul di kepalanya.

“Oh, hey, apa kau mendapat e-mail dari sang Putri?”

“Kau bodoh. Itu adalah hak khusus yang hanya kau miliki. Lagi pula, kau adalah satu-satunya orang yang menggenggam senapan dan berlari untuk mengejarnya waktu itu.”

“...Aku berharap aku bisa menemuinya saat kita di sini.”

“Yah, kita akan berpencar satu sama lain setelah pesta ini selesai, tapi mari kita rayakan pesta ini untuk menyambut kedatangan kita daripada merayakan perpisahan kita.”

Mereka membuka pintu kembar itu dan masuk ke dalam aula pesta ini dan disambut dengan tepuk tangan dan kilatan cahaya kamera. Dengan dipandu oleh suara seorang pembawa acara, Quenser dan Heivia dengan perlahan berjalan menuju panggung yang kemudian mereka disambut oleh sejumlah petinggi militer yang memiliki medali di atas potongan kain yang lebih berharga daripada medali emas olimpiade di leher mereka.

Di akhir pesta, sang pembawa acara memberikan satu kenang-kenangan terakhir.

“Sekarang, berikan tepuk tangan yang meriah kepada mereka berdua yang mengalahkan Object tanpa bantuan Object sama sekali. Mari kita lihat aksi mereka berdua di pertempuran sementara kita berdoa demi kemampuan mereka yang khusus dan spesial yang akan membawa keuntungan kepada negeri yang kita cintai ini di masa depan.”

(...Eh? Apa yang baru saja dikatakan oleh orang bodoh itu?)

Sementara berdiri di panggung, Quenser dengan ketakutan melihat ke arah para petinggi militer, tapi mereka hanya tersenyum palsu di wajahnya.

Mata mereka serius.

Object memiliki sinonim yang sama dengan perang. Tekanan yang tak terlihat memberi tahu Quenser bahwa para petinggi militer ini tidak akan membiarkan prajurit seperti ini yang berhasil mengalahkan Object sendirian dan mengubah arah peperangan.

“(..Hey. Dengar pahlawan. Sepertinya ini bukan guyonan. Aku dengar orang gendut di belakang itu berkata apa. Aku tahu dimana kita akan ditugaskan lagi!)”

“(...Dimana kita akan ditugaskan? Apa sudah diputuskan!?)”

“(...Sepertinya kita akan ditugaskan bersama dengan Object sang Putri! Sepertinya itu yang mereka pikirkan, karena kita bisa mengalahkan Object sendirian, kita mungkin bisa bekerja dengan lebih baik untuk mengalahkan musuh jika ada Object yang bekerja bersama kita!!)”

“(...Apa kau serius? Jadi kita harus menghadapi monster itu lagi!?)”

Saat hubungannya dengan beberapa orang membuatnya pusing, Quenser melihat ke medali yang menggantung di lehernya.

(Tolong katakan padaku kalau ini tidak berbeda dengan pemberian gelar kepada orang yang telah meninggal.)


Bab 2: Si Jempol Tom Berlari di Padang Minyak >> Pertempuran untuk Menutup Jalan Masuk Melewati Gibraltar

Bagian 1

Seorang gadis yang dikenal sebagai seorang Elite, yang dipanggil dengan nama ‘putri’ (meski dia tidak suka dipanggil seperti itu) oleh para prajurit dan pasukan, sedang berada di dalam sebuah pelabuhan besar yang digunakan sebagai markas perawatan.

Fasilitas yang digunakan untuk merawat Object setinggi 50 meternya cukup besar untuk menampungnya. Jika seorang ahli bangunan Yunani melihat bahwa kuil yang ia bangun sudah sangat besar, maka mereka pasti akan terkejut ketika melihat hal ini. Object sang Putri, Baby Magnum, masuk dengan pas di dalam strukturnya.

Object itu dikelilingi oleh jalur-jalur perawatan dan Sang Putri itu sedang duduk di pusat Object itu sendiri.

Di dalam tubuh utama Object itu adalah sebuah tempat yang berbentuk seperti bola. Itu adalah bagian kokpit dari Object.

Untuk bisa ditempatkan dalam Object, kokpit itu sendiri membentuk sebuah bola dengan ukuran 2 meter. Kursinya dibuat secara ergonomis, bentuknya sudah dihitung oleh komputer untuk mengurangi rasa lelah yang diakibatkan oleh posisi duduk yang tidak nyaman.

Kokpit yang berada di dalam Object itu tidak memiliki jendela atau pelindung yang membuatnya bisa melihat ke luar. Ia hanya bisa melihat melalui monitor yang bekerja dengan gabungan sensor dan kamera. Monitor itu berbentuk lengkungan dan dipasang dengan rapi di dalam bola itu dan sang Elite tinggal melihat seluruh area itu dengan pandangan 300 jendela yang begitu akurat namun cepat.

Tapi pusat kontrol Object bukan hanya itu.

Sang putri menggunakan jari telunjukknya untuk mengetuk pelan perangkat yang ia kenakan seperti sebuah kacamata atletik.

Itu adalah sebuah perangkat yang menggunakan pancaran inframerah untuk membaca gerakan matanya, tapi dia juga menggunakan sebuah tongkat kontrol seperti yang ada di dalam badan pesawat dan sejumlah keyboard yang sangat banyak. Semua kontrol sistem itu berfungsi sebagai sistem utamanya dan yang lain menjadi sistem penyokong.

Dengan sejumlah sistem utama dan banyaknya kombinasi yang diperlukan dari kombinasi sistem penyokongnya sudah cukup untuk membingungkanmu. Namun, sebuah Object adalah ikon kebanggaan kekuatan militer sebuah negara. Jika seorang tidak bisa bertempur hanya karena tidak bisa memahami seluruh seluk beluk sistem itu, maka alasan itu akan sangat memalukan, jadi seorang pilot haruslah sangat memahami seluruh seluk beluk sistem yang ada hingga yang paling detail. Seorang pilot Elite harus mempelajari sebuah buku petunjuk manual yang lebih tebal dari sebuah ensiklopedia dan lebih banyak lagi buku manual yang harus dipelajari demi menjamin semua pola dan masalah yang kira-kira akan dihadapi di seluruh situasi yang akan datang.

“...”

Sang Putri menghela napasnya sedikit di dalam Object yang sedang diperbaiki.

Ia tidak menghela napasnya karena misi berikutnya yang mengharuskannya membunuh seseorang yang memiliki keluarga nan jauh di sana. Malahan, dia sedang memegang sebuah ponsel di tangannya. Untuk mencegah peretasan, biasanya sebuah Object akan memotong semua sinyal yang datang dari luar kecuali sejumlah sedikit perangkat yang digunakan sistem untuk berkomunikasi dengan seluruh sistem, tapi dinding pelindung yang meliputi terowongan panjang hingga masuk ke dalam kokpit Object dibuka untuk kepentingan perawatan.

Dia sedang melihat ponsel di layar kecilnya.

Sebuah surel pendek tampil di situ.

Itu berasal dari temannya yang ia temui di Alaska dan orang yang telah menyelamatkannya saat dia berada dalam masalah.

“Heh heh.”

Sebenarnya surel itu sendiri pendek dan isinya juga blak-blakkan tapi sang putri tidak peduli. Dia tidak pernah membayangkan jika orang yang mengirimkannya itu memiliki makna yang lebih dalam dari yang sebenarnya ia katakan.

“Heh heh he he he. Heh heh he he he.”

Dia mulai berguman dan bergerak ke kanan dan ke kiri di kursinya dan sedikit menari. Dan kemudian secara tidak sengaja dia mengayunkan tangannya ke sekeliling dan secara tak sengaja menekan sebuah tuas di belakang tangannya.

Salah satu meriam itu bergerak dengan suara besi yang berdentum dan seperti akan menghancurkan jalan di sekeliling tempat perawatan itu. Sang putri dengan panik menarik tuas itu ke tempatnya sebelum meriam itu melempar nenek tua ke luar dan membuat homerun.

Bagian 2

“Quenser, misi kita akan segera dimulai. Komunikasi pribadi dilarang keras, jadi simpan ponselmu dengan rapi sampai kita memiliki waktu luang lagi,” kata Froleytia memperingati, dia adalah seorang atasan Quenser yang cantik.

Quenser dengan cepat menaruh ponselnya di kantongnya.

“Misinya sederhana,” kata Froleytia di dalam sebuah wahana transportasi sambil menggoyangkan sumpit rambut bergaya kanzashi di rambut peraknya. “Object musuh mencoba menerobos selat Gibraltar, jalan masuk ke laut Mediterania. Karena bencana yang akan terjadi jika ia berhasil menerobos, kita harus menghentikannya tanpa menghancurkannya sebelum ia menerobos selat ini. Itu saja.”

“Hanya itu saja!? Menghentikannya tanpa meledakkannya? Apa kita harus memberikan serangan mematikan tanpa meledakkan monster itu?” keluh Heivia.

Froleytia sebenarnya sudah menyadari pertanyaan bodoh itu karena dia memberikan anggukan kecil.

“Para atasan benar-benar serius memberikan kita perintah itu. Sepertinya Object ini membawa banyak sekali jumlah minyak mentah di dalamnya yang mereka curi dan mereka ingin mengambilnya kembali,” kata Froleytia sederhana. “Tapi jangan khawatir. Selama aku yang memimpin di sini, aku akan memberikan perintah yang lebih realistis. ...Jangan pikirkan minyak yang dicuri itu, hentikan saja Object itu sebelum berhasil melintasi selat Gibraltar. Kalau kalian perlu meledakkannya, ledakkan saja. Hanya itu.”

“Aku pikir itu ide yang sangat payah. Itu bukan musuh yang bisa ditangani prajurit seperti kami...” keluh Quenser, tapi sepertinya Froleytia tidak mau lagi berkompromi tentang ini.

Quenser merasa pusing saat dia berpikir bahwa pertempuran sengit sebentar lagi akan terjadi.

“...Laut Mediterania. Aku rasa itulah kenapa pakaian kamuflase kita diganti dengan warna abu-abu.”

“Lihat, Heivia. Pelajar ini akhir-akhir ini cepat mengerti. Sebagai seorang prajurit, bisakah kau menggantinya?”

“Oke, oke. Tinggal mengganti pola motif senapanku saja ‘kan? Tuhan, rasanya seperti mengganti warna latar ponselku.”

“Apa kau ingin adu mulut dengan atasanmu, Heivia? Kalau iya, cepat dan hajar aku.”

“Kamu mungkin tidak akan melakukan hal itu. Kupikir aku akan lebih bersemangat kalau kamu menginjak selangkanganku dengan kaki rampingmu itu.”

Dengan jawaban itu, Heivia mengganti bagian plastik senapan itu dengan warna yang dia suruh tadi. Sambil melihatnya, Quenser berbicara kepada Froleytia.

“Kenapa kamu ada di sini, Froleytia? Bukannya kamu ditugaskan di Alaska?”

“Aku dipindah ke sini bukan karena aku mau. Sekali lagi, ini perintah atasan. Karena kamu berdua dan sang putri akan bekerja sama lagi hari ini, mereka pikir akan lebih baik jika ada seorang atasan yang sama-sama berasal dari Alaska. Jujur saja, aku tidak ingin berada di tempat yang sama dengan tempat kalian berdiri.”

“Apa yang akan terjadi jika Object ini menembus selat ini? Katamu, monster itu berusaha mengirim minyak mentah yang dicurinya, bukan?” tanya Quenser mencoba mengganti topik pembicaraan mereka.

Froleytia mengangkat bahunya.

“Negara kita sudah memotong jalan masuk markas musuh selama enam bulan dan kerja keras itu akan menjadi sia-sia jika benda itu menerobos selat. Sebenarnya, Object itu sudah melintasi laut untuk mencari cadangan minyaknya sendiri. Tanpa mengindahkan garis batas laut internasional dan laut teritorial, Object itu mengebor minyaknya sendiri, menyimpannya, dan membagikannya kepada negara-negara sekutunya.”

“Jadi ini seperti layanan kiriman untuk para negara penyokong dana sebuah grup teroris dan akan menguntungkan bagi kita jika kita menenggelamkannya di sini,” kata Heivia dengan bibirnya yang sedikit melengkung.

Quenser menganggukkan kepalanya.

“Jika minyak saja sangat dibutuhkan oleh sebuah pertempuran yang berpusat pada Object, reaktor mereka pasti menggunakan tipe JPlevelMHD, benar? Aku duga cara kerjanya memiliki spesialisasi khusus.”

“Ironis sekali. Semakin maju perkembangan teknologi yang di dapat, semakin efisien kerja alat itu jika menggunakan bahan bakar lawas seperti batu bara.”

“Ya, tapi untuk JPlevel, minyak yang ada di dalamnya akan dilelehkan sebelum struktur kimianya dipadatkan kembali. Apa kau tahu berapa lama minyak itu akan bertahan setelah dibakar? Sekalinya minyak itu ada di dalam reaktor, kau tidak perlu menggantinya selama lima tahun.”

Saat mereka menyimpang ke garis singgung, Froleytia membawa topik pembicaraan ini kembali ke jalurnya.

“Minyak yang digunakan itu juga digunakan untuk markasnya, bukan Object saja. Seperti markas yang kau serang di Alaska, sebuah Object tidak bisa berfungsi jika tidak menjalani sebuah perawatan.” Saat mereka berdua tidak bisa minum saat mereka sampai di markas, Froleytia menyeruput shochu yang rasanya keras. “Ada perimeter yang dipasang di antara selat Gibraltar. Kita memasang sebuah jaring berisi ranjau yang dirajut di jaring itu. Seharusnya itu bisa menghalau monster logam itu untuk lewat, tapi siapa tahu kalau itu tidak bisa melukai Object. Itulah kenapa Object milik sang putri akan melawannya saat kalian berdua melakukan misi kalian di balik layar.”

“Sepertinya posisi kita sangat tidak nyaman. Aku pikir aku akan mati dengan ditembak oleh 100 peluru nyasar.” Gerutu Heivia.

Quenser melihat melalui jendela kecil di samping wahana pengangkut itu. Dia bisa melihat lautan biru membentang di bawah awan. Saat dia melihatnya, dia berguman beberapa kalimat.

“Aku kembali dasar medan perang sialan!”

Bagian 3

Wahana pengangkut yang membawa Quenser dan yang lain telah mendarat di sebuah landasan pacu di pantai itu, tapi sepertinya mereka tidak dibawa menuju ke markas perawatan seperti yang tadi ditugaskan kepada mereka.

“...Kau pasti bercanda ‘kan. Ini tepat di tengah-tengah-nya!” kata Heivia protes, dari sebuah kapal perang sedang dengan lapisan besi standar yang menutupinya dan dua buah meriam otomatis di belakang dan di depan.

Quenser mengerti bagaimana perasaan Heivia.

Sebuah bangunan dengan struktur sama seperti sebuah pusat pengeboran minyak berdiri di tengah-tengah selat Gibraltar. Itu adalah sebuah pulau yang terbuat dari logam yang berdiri dengan sejumlah pilar di bawahnya. Sepertinya, itu adalah sebuah bangunan yang dibuat dengan sangat cepat mengingat bahwa sewaktu-waktu Object musuh dapat menerobos selat itu.

Pilar itu memiliki panjang 50 meter di bawah permukaan laut dan itu menyokong sesuatu seperti langit-langit logam selebar 300 meter persegi. Dibawahnya, banyak jalan, tangga, dan elevator yang memanjang di setiap arah.

Quenser melihat Froleytia.

“Kita seperti sebuah target yang sangat empuk di sini. Kalau kita tahu bahwa makhluk itu akan datang ke sini, kenapa kita tidak menggunakan angkatan udara daripada menunggunya lewat selat ini?”

“Itu tidak akan berguna melawan Object. Penlitianmu tentang desain Object seharusnya membuatmu sadar bahwa Object bersinonim dengan Perang. Untuk menghentikannya melewati selat Gibraltar, kita harus membangun markas untuk Object sang Putri.”

Quenser tahu itu, tapi dia hanya ingin supaya dia tidak perlu lagi bertempur.

Bagaimanapun juga, harus bekerja di tempat yang sangat berbahaya ini bukan sesuatu yang mudah diemban oleh seseorang. Kalau Object itu membombardir tempat ini, mayat mereka tidak akan pernah muncul ke permukaan lagi.

Quenser melihat sekelilingnya dan bisa melihat beberapa bangunan yang mirip dengan tempat mereka berada yang terlihat seperti sebuah titik di laut.

“Itu bukan bangunan untuk mengebor minyak. Tempat ini tidak cocok untuk mengebor minyak,” jawab Froleytia saat Quenser menampakkan ekspresi itu. “Minyak yang dibutuhkan untuk perawatan itu dikumpulkan dari area yang bisa diajak kerja sama di seluruh dunia dan disimpan di sebuah tangki penyimpanan di bawah laut.

“...Jadi yang kita lakukan itu sama seperti mereka. Ini benar-benar membuat semangatku menurun,” kata Quenser.

Sementara itu, Heivia turun dari wahana dan menaiki tangga metal lalu berjalan naik ke puncak markas itu. Tentu saja dia tidak berniat untuk naik sebuah gedung setinggi 50 meter dengan tangga. Pertama dia akan naik melalui sebuah elevator.

Quenser mengikutinya.

“Hei, kenapa kamu begitu semangat sih?”

“Aku rasa para petinggi mengharapkan sesuatu yang sangat besar dari kita. Dari yang aku dengar, mereka bahkan memberikan sebuah sebuah setelan yang sama seperti milik sang putri dari tentara.”

“Setelan itu akan hancur berkeping-keping dan bahkan debunya pun tidak akan bersisa dari serangan Object.”

“Tapi bukannya setelan itu bisa menahan tubuh kita agar tidak hancur berkeping-keping dari ledakannya bukan? Terbunuh akibat armor milik sekutumu sendiri merupakan cara mati yang tidak enak dilihat.”

Mereka akhirnya sampai di sebuah pelataran di 10 meter di atas permukaan air. Area itu seluas 100 meter dan panjangnya 30 meter. Karena ada beberapa crane yang bekerja di situ seperti sebuah tongkat pancing, pasti tempat ini adalah tempat untuk mengeluarkan dan memasukkan kargo dari kapal pengangkut. Di dinding yang berlawanan dengan crane itu, sejumlah elevator bergerak untuk mengangkat dan menurunkan kargo yang sedang disiapkan. Sebuah elevator dengan luas enam tatami sebesar ruang keluarga biasa dengan atap yang jarang.

Heivia berlari mengelilingi tempat itu sebelum berhenti di pusatnya dan membuka tangannya lebar-lebar. Mungkin dia sedang berusaha memanggil UFO.

“Tiba di tempat sebesar ini bisa membuat semangatmu naik, bukan begitu?”

“...Mengisi kepalaku dengan ilmu pengetahuan tanpa bisa menulis sebuah tesis itu membuang-buang isi kepalaku saja.”

“Apa kau masih bertingkah seperti seorang mahasiswa magang? Kamu baru saja lulus dari markas Alaska, ingat? Sekali kau melewatinya, tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan untuk sisa hidupmu, mengerti?”

“Ototmu itulah otakmu, jadi kau perlu merehabilitasinya kembali saat kau berhenti menggunakannya. Aku tidak ingin semua yang aku tahu hanya digunakan untuk meledakkan sesuatu.”

Saat mereka saling berbicara, Froleytia memanggil mereka.

“Hei, kita tidak di sini untuk bersenang-senang. Cepat siapkan peralatanmu di loker dan cepat melapor ke pos. Aku dengar para petinggi sedang mengamati kita, jadi setiap kesalahan yang kalian perbuat akan berdampak buruk bagi kalian.”

“Itu benar. Dan peledak yang kita gunakan diganti dari C4 menjadi Hand Axe, bukan begitu? Alat ini jauh lebih berharga pergramnya daripada platinum.”

“Walau begitu, itu tidak akan bisa menggores armor Object,” kata Quenser mencoba mengingat misi yang pernah mereka jalani.

Dia lalu berbisik kepada temannya yang ada di sebelahnya itu.

“(...Hei, apa kau pikir kita bisa berhasil entah bagaimana caranya? Bukannya tidak biasa jika orang seperti kita bisa melawan Object. Keajaiban seperti di Alaska tidak akan terjadi dua kali berturut-turut...)”

“Sebenarnya, aku pikir bahwa kita bisa melewati ini.”

Mata Quenser yang terbuka lebar membuat Heivia terkejut karena jawabannya yang simpel dan ringan.

Heivia mengeluh.

“Lagi pula, kali ini bukan hanya kita yang beraksi. Kita punya Object tuan Putri. Pertarungan Object vs Object akan jadi fokus utama di sini dan tugas kita hanya membantunya dari belakang untuk memberikan dukungan sebanyak yang kita bisa bagi sang Putri. Nanti juga Putri akan mengurus sisanya. Ini tidak sama dengan pertarungan kita di Alaska saat kita harus melawan Object yang luar biasa besarnya itu sendiri tanpa Object di sisi kita.”

“Apa kau...yakin?”

“Yah, lihat.”

Heivia menunjuk pelat besi markas yang ada di seluruh sisi laut itu.

Beberapa fasilitas yang sama juga berada di lautan itu. Tidak hanya sedikit. Ada dua puluh sampai tiga puluh markas yang menutupi selat ini dalam garis lurus dengan jarak interval. Itu terlihat seperti fasilitas pengeboran yang berada di pesisir laut.

“Mereka mungkin membangun markas ini buru-buru, tapi ada 30 markas perawatan Object di sini. Bahkan jika ada dua atau tiga yang diserang, kita masih bisa bertahan untuk merawat Object kita. Sebenarnya tidak normal kalau kita menghabiskan uang untuk ini dan mereka pasti tidak ingin fasilitas yang mereka bangun ini dihancurkan begitu saja. Atasan kita pasti sudah memperkirakan hal itu. Dan juga kesempatan kita untuk hidup juga semakin besar.”

Alasan itu membuat Quenser mulai melihat situasi ini dari sudut yang lebih positif.

Jika mereka tidak lebih dari pion yang akan dikorbankan, atasan mereka tidak mungkin menggunakan uang sebanyak itu untuk membangun fasilitas-fasilitas ini. Dan juga mereka memiliki Object sang Putri. Setelah mendapatkan pengalaman mereka di Alaska, mereka juga tidak bisa begitu saja bergantung padanya, tapi memiliki sang Putri di sisi mereka pasti juga memberikan keuntungan bagi mereka. Dan paling tidak, sebuah pertarungan antara Object dengan Object jauh lebih seimbang jika dibandingkan mereka harus bertarung sendiri.

Tugas Quenser dan Heivia adalah untuk mendukungnya.

Mereka tidak akan melawan Object itu satu lawan satu.

Mereka hanya membantu sang Putri dari belakang dan menyiapkan cara-cara untuk membawa mereka kepada kemenangan.

Jika hanya itu, mungkin mereka masih mungkin untuk menang.

Quenser tersenyum di wajahnya dan dia berbalik menuju rekannya itu.

“Kalau begitu, mungkin kita akan baik—”

Sebelum dia menyelesaikan apa yang akan dia katakan, markas yang ada di sebelah mereka hancur berkeping-keping.

Ledakannya baru terasa setelah mereka melihatnya secara visual.

Seperti sebuah kartu yang disusun membentuk piramid, markas itu hancur oleh sebuah serangan horizontal dan tenggelam ke laut. Markas yang ada di sebelahnya sejauh 200 meter, tapi gelombang ledakannya menghempaskan tubuh Quenser dan Heivia. Sebuah kabel dari perangkat menancap ke bawah dari atas.

“Apa...?!! Apa bangunan itu tidak memiliki standar kualitas yang baik?”

“Bodoh! Jangan mencoba kabur dari realita di depanmu! Itu pasti Object!”

Quenser mendarat dengan punggungnya, dia berguling dengan perutnya lalu menggunakan teropong untuk melihat sejauh yang ia bisa.

Dia menemukan sesuatu berbentuk gunung.

Heavy Object v01 168.png

Dia melihat sebuah raksasa dengan armor pelindung serangan nuklir menutupi reaktornya yang menjadi karakteristik dari sebuah Object yang sama dengan jumlah senjata yang mengitarinya. Senjata utamanya adalah Railgun. Sepertinya, senjata itu mampu menembakkan proyektilnya dengan kecepatan Mach 10. Kekuatan penghancurnya sungguh luar biasa seperti yang telah mereka lihat. Salah satu senjata itu menghancurkan seluruh markas itu dari peta dalam sekali tembakan.

Masih di sana, Object itu tidak hanya memiliki satu reaktor di dalamnya.

Ada tiga.

Ketiga bola itu disusun dan membentuk sebuah segitiga sama sisi dan sebuah armor yang menghubungkan tiga reaktor lalu riak air mendengus dari Object berbentuk huruf A itu dan mesin bantalan udara di bawah Object itu mampu membuatnya mengambang di atas permukaan air.

Object itu khusus dibuat untuk pertempuran laut. Lebih dikenal dengan nama Tri-Core.

Saat Heivia melihat raksasa yang ada di dalam dokumen militer, dia mulai berteriak komplain.

“Tunggu, tunggu, tunggu, tunggu!! Bagaimana caranya benda itu bisa bergerak ke sana ke mari!?”

“Aku tidak tahu! Mungkin menggunakan kombinasi dari bantalan udara untuk mengambangkannya seperti Hovercraft dan jet air atau sesuatu yang lain! Dengan bentuk sebesar itu, aku tidak terkejut kalau Object itu mempunyai banyak pendorong!!”

Tanpa memperhatikan kedua bocah laki-laki itu, Object itu mengarahkan railgun raksasanya yang terlihat seperti tiang besi di sisinya.

Object itu tidak memberikan peringatan atau ancaman.

Dengan suara ledakan yang mengelegar, markas yang berjejer dalam garis yang membelah laut secara horizontal dihancurkan satu persatu.

Heivia menutup telinganya dan berteriak dibalik gelombang ledakan itu.

“Sial, apa benda sialan itu menembaki kita seperti target di game menembak atau sesuatu seperti itu!? Kenapa jaring ranjaunya tidak berfungsi!?”

“Peledak biasa tidak akan bisa melakukan apapun saat melawan monster itu! Harusnya kamu tahu!”

Quenser mengalihkan teropongnya ke arah lain.

Hanya 60 detik yang sudah terlewat sejak tembakan pertama dan hampir setengah markas itu telah tenggelam. Itu berarti tiap-tiap markas ini tenggelam satu persatu tiap empat detik.

(Di mana Object sang Putri? Jangan bilang padaku bahwa Object-nya ikut hancur di dalam markas tadi!)

Quenser mulai panik.

“Hei, apa yang harus kita lakukan!? Kita terlalu naif! Object bukan sesuatu yang bisa kita kalahkan dengan cara berhadap-hadapan! Berada di tengah-tengah pertempuran antar Object akan membuat tubuh kita hancur berkeping-keping!!”

“Tidak, tunggu. Kenapa Object sang Putri tidak membalas?”

Masih terbaring di bawah, Quenser melihat ke sekelilingnya dengan teropongnya, tapi dia tidak melihat tanda-tanda Object besar lainnya.

Itu adalah saat dimana Froleytia memanggil mereka sambil melihat Object yang berada di laut itu dengan wajah sedikit marah dan terganggu.

“Apa!? Kalian berdua tidak dengar!?”

“Aku tidak suara-suara itu...”

“Sang Putri ada di sebuah markas pelabuhan di darat sambil menunggu perawatannya selesai untuk mengambang dalam pertempuran laut ini! Sepertinya, mereka menguji cobanya dengan menyeberangi Samudera Atlantik, jadi kedatangannya ditunda! Kenapa kamu pikir kita menyewa pesawat untuk menerbangkanmu ke sini dengan cepat!? Karena Cinderella kita memiliki jam ketat, dia perlu waktu untuk sampai ke sini. Karena kalian berdua adalah satu-satunya aset yang kita miliki untuk melawan Object demi kita, pihak atasan ingin kalian untuk melukai Object itu sampai sang Putri bisa sampai di sini dan segera mengalahkan benda itu saat dia telah tiba!!”

“Tidak, fuck that,” kata Heivia, ketika dia menggerutukan hierarki kemiliteran. “Tidak mungkin kita bisa melakukannya sendirian. Tidak ada yang bisa kita lakukan sendiri tanpa Object!! Jangan terlalu banyak bercanda dan cepat kibarkan bendera putihnya!! Apa kau tidak mendengar kalau perang sekarang ini bukan lagi perang habis-habisan!?”

“Itu adalah keputusanku saat kita bisa menyerahkan tanah kita bagi lawan dan melarikan diri. Kali ini, barisan pertahanan kita sudah terbentuk untuk menghalangi jalan musuh. Bahkan kalau kita mengangkat bendera putih, Object musuh pasti akan menghancurkan setiap markas yang ada di seluruh selat Gibraltar. ...Sederhananya, situasi sekarang tidak mendukung kita untuk menyerah.” Tanpa memperhatikan raut sedih di wajah mereka, Froleytia melanjutkannya tanpa ekspresi ramah. “Juga, para atasan tidak ingin kita menggunakan kode nirkabel untuk bendera putih saat ini. Sepertinya mereka ingin mencegah Object musuh untuk menerobos dari sini bahkan jika kita harus meledak berkeping-keping.”

“...!?”

“Jadi hentikan benda itu seperti nyawamu bergantung padanya... karena itu yang seharusnya. Itulah kenapa kita menyerahkan Hand Axe yang lebih mahal daripada Platinum kepadamu.”

Memangnya kita bisa melakukannnnnnnnnnnyyyyyyyyyyyaaaaaaaaaaaaa!!

Memangnya kita bisa melakukannnnnnnnnnnyyyyyyyyyyyaaaaaaaaaaaaa!!

Quenser dan Heivia berteriak di dalam tarikan napas panjang dan berlari tanpa mengindahkan perintah. Mereka berlari menuju laut lepas yang menyebar di bawah crane yang memanjang turun seperti tongkat pancing. Mereka berada di atas ketinggian 10 meter, tapi melompat dari situ masih lebih baik daripada menjadi sasaran Tri-Core.

“Hei, tunggu du—“

Froleytia baru akan memanggil nama mereka, tapi sebelum dia menyelesaikannya, dia sadar bahwa Tri-Core sedang mengarahkan Railgun ke arahnya. Ekspresinya langsung berubah dan dia melompat dari markas itu persis seperti apa yang dilakukan oleh Quenser dan Heivia. Lalu setelah itu, markas seperti gunung itu dihancurkan berkeping-keping oleh Object raksasa itu.

Bagian 4

Quenser dan Heivia terjun ke dalam laut.

Serpihan dari markas baik besar dan kecil tersebar dan mengotori laut. Pemandangan itu seperti sebuah pohon yang jatuh setelah sebuah badai menerjangnya dan batang-batangnya menutupi hilir sungai. Namun, markas perawatan itu terbuat dari besi dan semen, jadi sisa-sisa markas itu tenggelam semakin dalam di bawah laut.

Quenser dan Heivia mengayuh air dengan payah untuk berusaha menjaga kepala mereka tetap berada di atas permukaan air, tapi seragam militer mereka cukup berat setelah menyerap air. Mereka juga membawa beberapa kilo bom plastik dan senapan, dan ini tidak sama dengan berenang ketika memakai baju renang. Rasanya seperti sebuah tangan tak terlihat sedang menggapai kaki mereka.

“Uehh... sial... aku akan mati!! Kita akan terseret arus! Aku tidak akan pernah kembali ke pertempuran yang ada Object-nya!!” teriak Quenser saat dia akan tenggelam.

Di sebelahnya, gerakan Heivia seperti seseorang yang hampir berenang dan tenggelam.

“Saat ini, kita akan dihantam dengan sisa-sisa markas yang akan jatuh dari atas kita bahkan jika Object itu tidak menembak kita! Di mana pakaian yang dijanjikan pada kita!?”

“Sekarang di dasar laut! Bagaimana kalau kau menyelam sedalam 300 meter dan ambilkan itu buat kita!?”

“Mereka menjanjikan pakaian yang membuat kita tenggelam seperti batu saat kita bertempur di laut!? Apa para atasan itu mencoba menyingkirkan kita setelah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan!?”

“Yang lebih penting, apakah kita tidak bisa menjauh dari markas ini sejauh mungkin!? Tangki minyak yang ada di dasar laut yang disambungkan dengan pipa adalah sumber daya yang sangat penting bagi perawatan, bukan? Alat pengaman pasti sudah menahan minyak mentah itu untuk bocor, tapi siapa yang tahu berapa lama alat penahan itu akan bertahan dari serangan Tri-Core!!”

“Jadi akan ada sebuah air mancur hitam yang diikuti lautan api!? Siapa sih sebenarnya yang menyetujui rencana buruk ini!?”

Saat Heivia mengeluh, dia tenggelam di bawah permukaan laut sekali lagi dan dengan panik mencoba bangkit lagi. Sekali kepalanya naik ke atas lagi, dia mengangguk seperti seekor anjing yang basah terkena air.

“Sial, aku tidak akan lagi bisa bertahan. Aku akan tenggelam... Aku bisa menyingkirkan peledak di tubuhku, boleh?”

“Dan mengubah kesempatanmu untuk hidup dari 1% menjadi 0%!?”

“Memang apa yang bisa dilakukan rongsokan ini!? Bahkan kalau kita meletakkannya dengan hati-hati, benda ini tidak akan melukai armornya sama sekali! Dan bahkan kita tidak berada sangat dekat dengan situasi yang menguntungkan itu!!”

“Itu benar...mendekati Object itu masih menjadi masalah, tapi... gyahh!! Object itu mau kemari!!”

Quenser dan Heivia melihat secara horizontal dengan wajah terkejut.

Tri-Core itu pasti telah memutuskan kemenangan mereka dipastikan setelah memeriksa seluruh markas yang telah dihancurkan dengan Railgun (atau ia merasa lega karena tidak ada Object yang muncul) karena dia mendekat dengan rentetan suara tembakan.

Itu bergerak dengan kecepatan 200 kilometer per jam.

(Apa itu akan langsung menyeberangi selat ini?)

Seperti yang Quenser duga, dia mendengar Froleytia memanggilnya dengan hanya kepalanya di atas permukaan air.

“Lakukan sesuatu!! Kalau benda itu melintasi selat ini, dia akan berhasil memberikan minyak bagi markas musuh! Kalau kamu tidak mau itu terjadi, cepat lakukan sesuatu!!”

“Siapa yang peduli tentang itu sekarang!? Object itu bisa membawa minyak goreng itu dengannya sepuas-puasnya!!”

“Kalau minyak itu sampai di sana, markas musuh akan berfungsi dan bekerja lagi!! kalau itu terjadi, bahkan Object yang lebih buruk dari ini, yang berhenti karena tidak adanya perawatan, akan berfungsi kembali dan bergabung!! Wilayah Mediterania akan menjadi lebih buruk dari neraka!!”

“Oh, berikan aku istirahat sejenak!! Apa kau pikir aku bisa dihukum karena menembak atasanku di kepala?”

Heivia membuat komentar itu bagi Quenser dengan tatapan mata yang sangat serius, tapi Quenser memiliki sesuatu yang lebih penting untuk dikhawatirkan.

“Hei, ini buruk! Tri-Core itu akan ke sini!!” Dia berteriak dengan tampang yang lebih serius di mukanya.

“Tentu saja, pahlawan!! Dia mencoba untuk menembus selat, ingat—“

“Tidak!! Object itu mengambil arah untuk meremukkan kita!!”

“Oh, tidak!! Kau pasti sedang bercanda!!” teriak Heivia, tapi sayangnya, Quenser sedang tidak bercanda.

Tri-Core yang memiliki tiga reaktor itu baru sadar bahwa masih ada markas musuh yang berada dalam kondisi kokoh setelah terkena dua sampai tiga tembakan dari railgun raksasanya dan sekarang dia sedang mencoba ke sini untuk menembak dari jarak nol. Raksasa itu mendekati mereka tanpa memperhatikan Quenser dan yang lain sedang kepayahan di laut.

Tentu saja tubuh manusia akan langsung hancur jika raksasa itu menembakkan senjatanya.

Tri-Core itu sepertinya mengapung dengan cara yang sama seperti sebuah Hovercraft meniup udara ke bawah, tapi sepertinya benda itu membutuhkan sesuatu yang lain untuk menjaga benda itu tetap mengapung setinggi 30-50 cm di atas permukaan laut. Quenser dan yang lain pasti akan terkena benda itu saat mereka mengayuh kaki mereka di jalur raksasa itu dan hembusan udara yang menjaga ratusan ribu ton benda itu tetap mengambang di atas permukaan akan menghancurkan tubuh manusia.

Saat ini, mereka akan dilumatkan dan dimakan oleh gurita.

Mata Heivia terbuka saat dia melihat Tri-Core itu mendekat dengan jalan yang melawan arah jarum jam.

“Kita harus pergi dari sini!!”

“Bodoh!! Tidak mungkin kita bisa berenang secepat itu!! Tri-Core itu selebar 150 meter! Bahkan seorang pemenang medali emas Olimpiade tidak akan bisa menghindarinya!!”

“Lalu beri tahu aku, calon sarjana!! Apa yang harus kita lakukan untuk selamat dari situasi ini?”

Bahkan saat mereka saling membentak satu sama lain, Tri-Core itu semakin dekat dengan kecepatan luar biasa.

Dia akan mencapai tempat ini dalam waktu 30 detik.

(Kalau kita tidak bisa kabur lewat berenang ke kiri atau ke kanan, lalu pilihan yang terakhir adalah...!!)

Quenser berenang maju menuju sampan yang tenggelam di sana.

Melihat itu, Heivia berteriak, “Apa kau pikir kapal motor murahan bisa memutar balikkan alur pertempuran laut ini!?”

“Tidak, bodoh! Pakai ini!!”

Quenser melempar sesuatu yang telah disediakan oleh sampan penyelamat itu ke arah Heivia dan Froleytia. Itu adalah sebuah masker oksigen dengan tabung kaleng untuk melindungi hidung dan mulut.

“Sebuah tangki oksigen...?”

“Pakai ini dan menyelam!!” kata Quenser saat dia mengenakan masker jernih itu dan menunjuk ke bawah. “Tri-Core bergerak di atas permukaan air dengan pengambang raksasa dan bantalan udara! Kalau begitu, seharusnya ia tidak sampai di bawah permukaan air!!”

“!?”

Sepertinya Heivia dan Froleytia terlihat mencoba memberikan sebuah balasan, tapi Quenser tidak memiliki waktu untuk mendengarkan.

Ujung dari Tri-Core yang bergerak dengan kecepatan 200 km/j sangat dekat dengan mereka. Saat bergerak dengan begitu cepat, dia membentuk sebuah gelombang air tinggi berbentuk V. Walau benda itu sebenarnya sedang mengambang di atas permukaan air, angin yang ditembakkan dari atas ke bawah membelah permukaan air di dekatnya. Bahkan jika mereka bisa berhasil sampai ke sisi dari Tri-Core, gelombang itu akan menelan mereka.

“Sial!!”

Quenser menyelam ke bawah permukaan air tanpa mengecek apakah dia sudah mengenakan maskernya dengan baik.

Tekanan udara dari Tri-Core yang ditembakkan ke bawah, membuatnya hampir tidak terlihat. Angin terus menerus mengguncang permukaan air, tapi amukannya tidak sampai ke bawah permukaan air.

(Hoo. Sepertinya aku berhasil—)

Saat Quenser menarik napasnya lega, sesuatu menghalanginya untuk bernapas.

Tubuh utama dari Tri-Core menggunakan gaya dorong yang sangat kuat dan bantalan udara yang hampir sempurna yang membuatnya mampu mengambang di atas permukaan laut.

Namun, sesuatu seperti tiang besi menusuk lurus ke bawah dari tiap-tiap reaktor bola itu. Itu adalah jangkar yang berbentuk siku seperti tongkat pemukul milik polisi yang mudah dibongkar pasang. Beratnya akan menahan Object itu agar tidak jatuh ke tiap-tiap sisinya.

Tubuh utama dari Object itu melewati kepala Quenser, tapi benda seperti tiang jangkar itu mengarah lurus ke arah dirinya.

“!?”

Quenser langsung bergerak cepat untuk berenang menuju sisi yang lain untuk menghindarinya, tapi Tri-Core membuat gerakan yang sama di saat yang sama dengan dirinya. Mungkin terlihat seperti mencoba mengubah arahnya, tapi itu membuat sebuah gerakan tiba-tiba yang mengikuti arah jarum jam seperti orang yang melakukan gerakan pivot—menggesekkan kakinya di atas tanah dengan cepat lalu merubah posisinya. Kecepatannya menurun dengan perlahan, tapi trayektori jangkar itu mengarah lurus ke arahnya seperti peluru kendali yang langsung mengarah pada dirinya.

(Oooooooohhhhhhhhhhh!?)

Di titik itu, dia tidak bisa memikirkan rencana atau trik. Quenser hanya menggerakkan tangan dan kakinya secara panik agar bisa menjauh sejauh yang dia bisa.

Namun, tubuh kecilnya hanya bisa berputar di dalam air seperti sehelai daun yang tertiup di atas angin.

“Uhuk!?”

Jangkar itu tidak mengenai dirinya.

Kalau mengenainya, tubuhnya tidak akan mampu diidentifikasi sebagai manusia.

Dia baru saja menghindarinya, tapi arus air yang tertarik akibat jangkar itu membuat tubuh Quenser berputar.

(Paling tidak aku berhasil menghindarinya...)

Quenser secara ajaib berhasil menyelamatkan dirinya, tapi dia masih tidak memiliki kesempatan untuk menarik napas lega.

Sesuatu meraih kakinya.

“!?”

Sebuah rasa sakit menjalar ke seluruh kakinya sampai-sampai dia berpikir bahwa sendinya dislokasi, tapi sepertinya tidak terlalu serius. Bahkan walau begitu, kesadaran Quenser mulai lenyap. Apapun benda yang menarik kaki Quenser, dia bergerak dengan kecepatan 50 km/j.

(Uhuk ufuk!! Brengsek. Apa aku tersangkut di salah satu bagian Tri-Core!?)

Quenser melihat sendinya yang mulai menjalarkan rasa sakit dan ekspresinya terlihat masam.

Sesuatu seperti jaring logam mengelilingi jangkar itu dan sebagian benda itu menyelimuti pergelangan kaki Quenser. Itu tidak terlihat seperti jaring yang digunakan untuk menangkap ikan. Ini menjadi lebih jelas saat Quenser melihat sekelilingnya dan memperhatikan bahwa ada bola logam di dekatnya. Benda itu seukuran bola yang digunakan untuk acara festival dan permukaan metal itu seperti ada sebuah tanduk tebal yang memenuhi seluruh sisinya.

Ekspresi Quenser merapat ketika dia melihat benda itu.

(...Sebuah ranjau?)

Dia mengingat apa yang dikatakan Froleytia soal jaring ranjau yang dipasang di seluruh selat Gibraltar untuk memerangkap Tri-Core. Object itu menggunakan tubuh besarnya untuk memaksa masuk melalui jaring itu dan akhirnya jaring itu tersangkut di salah satu bagiannya.

Ranjau seperti itu tidak akan bisa merusak Object.

Tapi jika diledakkan di sini, itu akan meledakkan tubuh Quenser menjadi berkeping-keping.

(Brengsek, aku tidak akan mati oleh perangkap yang dipasang sekutuku sendiri!!)

Mungkin karena berpikir bahwa akan lebih baik untuk mengarahkan Railgun jika diam, Tri-Core itu berhenti bergerak, bantalan udaranya melemah, dia berhenti di permukaan air dan benda itu mengambang di atas Quenser.

Quenser menggunakan kesempatan itu untuk melepaskan dirinya dan mencapai pergelangan kakinya. Namun, itu telah bersimpul di dalam jaring sehingga ia tidak bisa melepaskan dirinya dengan mudah. Dia panik, tapi kemudian tangan seseorang mencapai dirinya dari sisinya.

(!? ...Heivia!!)

Sepertinya, temannya itu juga ikut tersangkut di jaring. Heivia sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tapi masker oksigen dan baju airnya menghalanginya untuk berbicara kepada Quenser.

Heivia menggunakan tangannya yang handal untuk membebaskan Quenser dari jaring, tapi dia menggapai tangan Quenser saat Quenser mencoba pergi dari situ.

Tri-Core itu berhenti dan menembakkan railgunnya. Dia menghancurkan markas yang telah kehilangan bentuk aslinya dan para prajurit yang sudah melompat ke dalam laut.

Sementara perhatiannya terpaku pada hal lain, mereka akhirnya berhasil melarikan diri dari Tri-Core setelah melepaskan diri dari jaring. Namun, Heivia memegang jaring itu.

(?)

Quenser bingung, tapi dia juga menggapai jaring itu seperti tangga. Dia tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Heivia. Heivia mencoba menjelaskan, tapi Quenser tidak bisa mendengar apa yang dia katakan di dalam air.

Setelah beristirahat sejenak, Heivia sadar bahwa usahanya benar-benar sia-sia dan menunjukkan tangannya ke atas dengan satu tangan sementara tangan yang lain memegang jaring.

Gesturnya bisa dibaca dengan mudah.

Tekanan udara dari bantalan udara sepertinya telah berhenti, jadi ayo kita gunakan kesempatan ini untuk memanjat naik ke dalam Tri-Core sebelum benda itu bergerak lagi.

Bagian 5

Quenser dan Heivia menaiki jaring itu seperti jaring yang ada di taman bermain dan akhirnya mereka berhasil mencapai permukaan.

Tri-Core raksasa yang sedang mengambang itu membentuk huruf A. Mereka berada di area gelap dari Tri-Core di atas permukaan air yang terlihat seperti kolam pemancingan ikan.

Heivia melepaskan masker oksigennya dan mulai mengumpat kata-kata yang ingin dia katakan sejak dia tenggelam di bawah laut.

“Sial! Aku lengket dan bau! Aku seperti anjing basah!! Siapa tadi yang bilang kalau kita akan selamat kalau kita menyelam!? Aku hampir mati di sana!!”

“Kau hanya tahu caranya untuk bertahan hidup, bukan selamat! Lagi pula, di mana Froleytia!?”

“Bagaimana aku bisa tahu? Dia mungkin mengambang entah di mana,” kata Heivia, tidak peduli, sambil melihat ke sekelilingnya. “Naik ke permukaan memang bagus, tapi bagaimana caranya kita naik ke dek Tri-Core?”

“Ada tangga perawatan di sana.”

“!? Oh, sial! Cepat, Quenser!! Tri-Core ini sudah selesai menembaki target latihannya dan mulai bergerak lagi! Kita bisa remuk karena tekanan udara oleh bantalan udara di sini!! Angin yang mengangkat raksasa seberat enam ratus ribu ton akan meniup ke bawah!!”

“Sial! Object ini tidak akan pergi ke wilayah negara musuh, bukan!?”

“Bagaimana aku bisa tahu!? Cepat naik saja! Jangkar itu masih berbahaya. Itu bisa dibongkar pasang dan berfungsi seperti tabung penghisap untuk membawa masuk air untuk jet air dan juga sebagai drainase. Kalau tiang itu naik ke permukaan, kita pasti akan dihisap masuk!!”

Dan akhirnya, Quenser dan Heivia menaiki tangga yang dipasang di sisi raksasa yang sedang mengambang setinggi 5 meter dan akhirnya sampai di dek Tri-Core.

Bantal yang menjaga Object tetap mengambang memiliki tebal 20 meter dan sebuah tangki silinder raksasa yang terlihat sama seperti di dalam area industri kompleks yang rumit dipasang di sebelah mereka.

“...Tri-Core bisa mengebor minyak untuk dirinya sendiri, ‘kan?”

“Aku akan menyiapkan Hand Axe-nya, tapi apa kau pikir itu cukup untuk menenggelamkan Tri-Core?” tanya Quenser dengan ragu saat dia menancapkan pemicu di peledak yang ia bawa. “Di Alaska, kita berhasil meledakkan Object dari dalam dengan menyiapkan peledak di dalam suku cadang musuh di markasnya, tapi kita tidak tahu di mana markas Object ini untuk melakukan perawatan.”

“Hei, lihat ini,” kata Heivia saat dia memindahkan senapannya dari bahunya.

Senapan modern tidak dibuat untuk tidak bisa berfungsi ketika masuk ke dalam laut.

“?”

Quenser melihat arah yang ditunjuk Heivia dengan dagunya saat dia melihat bantalan yang lain. Seperti yang dijelaskan tadi, bantalan udara Tri-Core ini membentuk huruf A dan banyak fasilitas yang dibangun di situ. Satu blok memiliki crane raksasa yang digunakan untuk mengebor minyak dan blok yang lain memiliki gedung penyimpanan yang berbaris rapi seperti yang ada di dalam pelabuhan.

Quenser melirik kolam ikan yang sebenarnya adalah laut lepas yang dibuat oleh bentuk bantalan itu.

“...Area penyimpanan raksasa? Aku mengerti. Markas perawatan Tri-Core ini dibangun di dalamnya!! Itulah kenapa dia tidak membutuhkan markas perawatan yang mudah diserang. Dengan tiga reaktor, dia bisa mengurus dirinya sendiri tanpa markas perawatan!”

“Bukan, bukan itu!”

“Hah?”

“Tentara musuh! Fasilitas ini menyiapkan sejumlah pasukan yang dilengkapi dengan senapan mesin!!”

Saat Heivia berbicara, dia menggapai lengan Quenser dan menariknya untuk berlindung.

Mereka mendengar suara senjata api dan bunga api yang beterbangan dari bantalan itu di kaki mereka dan suara pelat logam tempat di mana mereka bersembunyi.

“Tunggu sebentar. Bukankah kita sembunyi di balik tangki minyak?”

“Tidak ada tempat lain yang bisa kita gunakan untuk sembunyi!! Apa kau ingin pergi ke area terbuka seorang diri?”

Beberapa prajurit Tri-Core sepertinya telah mengetahui bahwa Quenser dan Heivia tengah bersembunyi di balik tangki minyak karena tembakan mereka terdengar sangat berhati-hati dan sporadis. Mereka bahkan tidak menggunakan granat apapun.

Heivia memegang senapannya dari balik tangki minyak dan membalas dengan beberapa tembakan, dua atau tiga tembakan beruntun.

“Hei, putari bantalan ini dan berjalan menuju area perawatan!!”

“Dan melakukan hal yang sama seperti yang kita lakukan di Alaska? Tapi kapan Tri-Core akan menjalani perawatan!? Kalau bukan tiga hari, kita akan terjebak di sini untuk tiga hari!!”

“Kalau begitu cari kelemahannya!! Kita harus menggunakan kesempatan ini demi keuntungan kita untuk merusak Object ini entah bagaimana caranya!!” kata Heivia saat dia menarik pelatuknya, tapi tembakannya kemudian berhenti.

“Kenapa, macet?”

“Diam kau, aku akan memperbaikinya!!”

Heivia mundur ke belakang untuk berlindung dan memindahkan pengaman senapannya. Dia cuman harus mengambil peluru yang macet dan mengganti pengamannya dengan pistol untuk digunakan lagi, tapi...

Tiba-tiba tempat mereka mulai bergoncang.

Tri-Core sepertinya akan bergerak berputar sesuai arah jarum jam dan mereka berdua hampir saja terlempar dan jatuh. Saat Heivia ingin menggunakan senapannya lagi, beberapa bagian besi mulai berterbangan di atas bantalan itu.

Raut muka yang tidak enak nampak di wajah Heivia.

“...Apa aku boleh menangis?”

“Jangan kehilangan semangatmu. Ayo berusahalah!! Lihat, mereka menyadari ada sesuatu yang salah dan mengurangi rentetan tembakan mereka!!”

Namun, beberapa bagian jatuh ke bawah menuju laut lepas, jadi tidak ada bagian yang bisa digunakan untuk memperbaiki senapannya. Heivia melempar senapannya yang tidak bisa diperbaiki itu ke samping dan mengambil pistol yang ada di punggungnya.

“Hei, apa kau sudah tahu tempat mana yang akan kau pasang peledak!?”

“Beri aku waktu. Aku sedang mengakses data kemiliteran kita!”

“Aku pikir pilihan anti air itu hanya berguna saat kita memakainya di bak mandi.”

“Kau berdiam terlalu lama dan membuat panas dari air bak itu mengalir ke tubuhmu jika melakukan itu. Kau adalah analis, bukan, Heivia? Kau membantu menggambar desain umum sebuah Object musuh dan melakukan observasi cepat? Kalau begitu kau bisa membantuku menemukan kelemahannya jika kau melihat ini.” Quenser melihat ke bawah ke layar kecil itu. “Oh, Ayolah! Dasar sampah. Sinyalnya sangat buruk. Mungkin sinyalnya lebih baik di sini...”

“Tunggu, dasar bodoh!! Itu tepat di area tembakan musuh!!”

Saat Heivia dengan panik menarik tangannya kembali, Quenser kembali ke sifatnya semula.

“Oh, aku rasa kita tidak perlu melihat diagram itu lagi.”

“Apa, kau ingin mereka menyiapkan sebuah kafe yang modis dengan wifi gratis di tengah pertempuran?”

“Sebenarnya, Tri-Core memang memiliki kafe entah di mana,” jawab Quenser dengan wajah yang serius saat dia menendang ringan ke tanah. “Tapi saat kau berpikir tentang itu, bukankah ini adalah kelemahan terbesarnya?”

“Bantalan raksasanya?” Well, Object raksasa ini memiliki tiga reaktor utama, jadi aku rasa Object ini akan langsung tenggelam jika kita meledakkan bantalannya.”

“Masalahnya adalah menemukan cara menghancurkan bantalan ini dengan hanya menggunakan Hand Axe yang kita punya saat ranjau raksasa bahkan tidak memberikan dampak bagi Object ini. Kalau kita tidak bisa memfokuskan serangan kita pada satu titik...”

“Oh, sial!!” teriak Heivia, memotong pemikiran Quenser.

Quenser melihat ke arah lain untuk melihat pistol Heivia yang kokangnya tertarik ke belakang.

“Aku kehabisan peluru! Pistol ini hanya senjata pengganti, jadi aku tidak bawa banyak magasin!! Kalau kita di sini lebih lama lagi otak kita akan diledakkan oleh tentara biasa!!”

“Lalu apa yang harus kita lakukan untuk melawan Tri-Core!?”

“Bagaimana aku bisa tahu!? Lemparkan saja peledak itu entah di mana dan lompat ke laut! Pilihan kita yang terakhir adalah bertemu dengan Froleytia dimana pun dia berada dan pergi dari sini. Ini hanya satu-satunya kesempatan kita untuk kabur!!”

Di saat yang renggang, suara tembakan musuh menjadi lebih sporadis. Mereka sepertinya berhasil mengitari huruf A ini di antara sela-sela tangki minyak.

Tembakan.

Quenser dan Heivia kehabisan waktu.

Mereka akan terpojok jika ini berlanjut lebih lama lagi.

Quenser membenci ide bahwa mereka harus meninggalkan Tri-Core, tapi memang benar bahwa mereka tidak bisa menemukan titik lemah yang bisa langsung menenggelamkan monster ini hanya dengan Hand Axe. Menghindari tembakan adalah hal yang sangat krusial saat ini.

(Aku rasa hanya ini satu-satunya pilihan kita...!!)

Quenser dan Heivia menggertakkan gigi mereka dan mereka mulai melompat dari bantalan huruf A ini ke laut.

Namun, mereka tidak berakhir dengan meninggalkan pertempuran.

Ini bukan karena perasaan heroik mereka yang tidak ingin meninggalkan area pertempuran.

Tri-Core telah dipojokkan oleh sebuah tembakan meriam dari jarak jauh dan sebuah gelombang ledakan membuat Quenser dan Heivia mundur.

Serangan itu telah cukup untuk membuat telinga mereka lumpuh.

Serangan itu pasti telah melukai organ yang mengatur keseimbangan tubuhnya karena Quenser tidak bisa bangun. Dia dengan susah payah berusaha untuk menahan rasa sakit di kepalanya dan menahan muntah.

“Sialan...! Apa itu?!”

Heivia berada tepat di sebelahnya, tapi suaranya agak kabur.

Sambil terbaring di atas bantalan raksasa itu, Quenser menggunakan matanya untuk mencari siapa sebenarnya yang menyerang mereka.

Dia menyadari sesuatu yang cukup besar mendekati mereka dari garis cakrawala.

Tubuh utamanya berbentuk bulat. Di bawahnya terdapat sebuah perangkat pendorong energi listrik statis berbentuk huruf Y terbalik, tapi sepertinya itu menggunakan sebuah bantalan yang digunakan untuk bertempur yang dipasang di bawahnya. Tujuh lengan memanjang dari balik bola itu dan tiap lengan memiliki meriam raksasa di ujungnya. Sepertinya satu atau lebih dari senjata itu telah menembak.

Cara kerja pendorongnya pasti berbeda ketika digunakan di atas darat karena suara petir yang tercipta akibat jumlah energi listrik statis yang tercipta tidak terdengar.

(...Sebuah Object...?)

“Hei, ini buruk,” kata Heivia dengan suara yang bergetar kepada Quenser yang pikirannya masih pusing. “Ini sangat, sangat buruk!! Itu adalah Object sang Putri! Kalau kita tetap di sini, kita akan terkepung oleh pertempuran antar Object!!”

“!?”

Wajah Quenser tiba-tiba berkedut.

Senjata yang digunakan oleh monster 50 meter itu adalah sinar laser, railgun, coilgun, dan sebuah meriam plasma berstabilitas rendah. Kekuatan penghancurnya mampu membuat kapal perang terlihat seperti mainan. Jika mereka terjebak di dalam pertempuran antar Object, tidak akan ada yang peduli bahkan jika ada sekutu di sana. Sepotong kecil armor bagian luar Object yang meledak sudah cukup untuk membunuh prajurit-prajurit yang ada di sini.

Mereka sekarang tidak memiliki pilihan lain lagi selain melarikan diri dari Tri-Core secepat mungkin.

Namun, tubuh mereka masih tidak mau bergerak akibat guncangan gelombang ledakan yang menghantam mereka tadi.

Hal yang sama juga terjadi pada tentara musuh yang mengarahkan senjata mereka ke arah Quenser dan Heivia dari bantalan yang berseberangan. Mereka mencoba untuk kabur dari area perawatan di atas bantalan Tri-Core.

Sementara itu, dua Object itu saling memandangi satu sama lain dan meriam berukuran tiang milik mereka mulai berubah posisi.

Prajurit biasa tidak akan memiliki waktu untuk kabur. Pertempuran sudah dimulai.

Suara ledakan yang luar biasa dan gelombang ledakan bermunculan.

Quenser dan Heivia bahkan tidak bisa merangkak maju. Yang bisa mereka lakukan hanyalah menundukkan kepala mereka dan melindungi kepala mereka.

Tri-Core menembakkan railgun-nya dengan kekuatan penuh menggunakan tenaga dari tiga reaktornya.

Object sang Putri berakselerasi mundur dan ke depan dengan tembakan beruntun untuk melarikan diri dari pandangan musuh dan menembakkan secara berurutan tujuh meriamnya yang berada dalam mode Coilgun yang menggunakan magnet.

Manusia biasa tidak akan mampu menandingi sebuah senjata bernama Object. Permukaan dari armor mereka dihancurkan dan dilepas seperti sebuah kembang api. Skala kerusakan yang diakibatkan oleh mereka sangatlah besar sampai-sampai Quenser dan Heivia terjebak di tengah pertempuran itu. Itu lebih mengerikan daripada yang mereka rasakan.

“Brengsek!! Object benar-benar bersinonim dengan perang! Nyawa kita sama sekali tidak berharga di sini!!”

“Tidak, aku rasa Putri tidak tahu bahwa kita sedang berada di sini,” kata Quenser saat dia menggunakan perangkatnya untuk menghubungi Object sang Putri.

Seperti biasa, sinyalnya sangat buruk.

“Hei, apa yang kau lakukan?”

“Aku akan memintanya menggunakan senjata laser. Kalau dia melelehkan armornya daripada meledakkannya, paling tidak kita tidak akan mati akibat peluru nyasar. Ini tidak memberikan keuntungan strategis bagi dia, tapi dia pasti mau mendengarkan apa yang kita katakan!”

“Hei, kita tidak akan buta akibat cahaya yang sangat panas itu kan?”

“Oh, apa kau ingin mati akibat pecahan mortar!? Di saat seperti ini, kita harus lompat ke laut lagi sementara sang Putri menarik perhatian Object ini dengan laser. Saat kita sudah berhasil kabur, dia bisa menggunakan coilgun-nya lagi!!” Quenser lalu berbicara pada sang Putri Elite menggunakan perangkat tangannya. “Ini Quenser. Kita ada di dalam dek Tri-Core! Tolong ganti senjatamu sebentar sementara kami berusaha melarikan diri. Tolong ganti senjata ke WL3B1s! Aku ulangi, ganti senjata dengan WL3B1s!!”

Bagian 6

Sang Elite berada di dalam kokpit Baby Magnum, salah satu Object yang memiliki sinonim dengan perang.

Sebuah bakat khusus diperlukan di sini untuk mempiloti senjata raksasa ini.

Namun, bahkan ini bukan sebuah bakat fisik yang aneh. Yang dibutuhkan adalah kemampuan mengingat yang luar biasa, kemampuan kalkulasi yang tinggi, mampu mengerjakan hal ganda, dan kehatian-hatian dalam bertindak.

Object adalah sebuah senjata raksasa yang mengontrol 100 senjata di saat yang bersamaan.

Sepertinya, mengatur data yang dibutuhkan untuk menarget membutuhkan ratusan keping data di saat bersamaan. Senjata itu memiliki fungsi penargetan kedua (sejumlah target dapat dikunci dan pandangannya bisa diganti kapan saja), jadi menggunakan kemampuan ini paling tidak bisa membunuh 300 atau 400 musuh di saat yang sama.

Dan itu hanya untuk mengontrol senjatanya saja.

Untuk mengerti setiap cara kerja dari Object setinggi 50 meter ini membutuhkan lebih dari orang yang jenius sejak lahir. Hanya Elite-lah yang mempunyai kemampuan memproses data sampai di batas tertingginya untuk mengendalikan Object.

Untuk mengatasi hal ini, beberapa kekuatan militer lain mencoba menggunakan kemampuan AI dan beberapa kru untuk membagi kerja mengendalikan Object.

Namun, menggunakan sejumlah besar kru menghasilkan jeda waktu untuk komunikasi di antara tiap-tiap bagian Object yang kemudian malah membuat sang Object kalah dari Object yang menggunakan pilot tunggal yang mampu membuat keputusan dalam waktu singkat. Saat sebuah AI digunakan, AI tidak akan bisa merespon setiap situasi yang tidak dikenalnya dan maka dari itu tidak cocok untuk mengembangkan strategi dengan Elite.

Sementara, ini adalah masalah yang mungkin suatu saat nanti akan bisa diselesaikan di masa depan, sekarang ini lebih baik dan efektif menggunakan seorang Elite untuk mempiloti Object.

Saat sang gadis Elite itu menembakkan coilgun-nya ke Tri-Core, dia menerima sebuah transmisi dari seorang sekutunya.

“In...Quenser. Kami...ad...dek......Tri-Core!”

Itu adalah suara yang sangat ingin dia dengar.

“....Ganti senjatamu... tidak banyak wakt... keluar. Tolong ganti... WL3B...! Aku ulangi, ganti...WL3B...!!”

Namun, sinyalnya terlalu buruk untuk mengetahui apa yang dimaksudkan olehnya.

Gadis Elite itu agak kebingungan.

Sepertinya Quenser dan Heivia berhasil memasuki dek Tri-Core dan meminta Elite untuk memberikan tembakan perlindungan. Namun, ia tidak menyebutkan kode senjata yang ia butuhkan secara jelas.

(WL3B... Itu pasti untuk senjata laser.)

“Hmm...” pikir gadis itu.

Dia tidak memiliki banyak waktu. Semakin banyak waktu yang ia gunakan untuk berpikir, semakin besar resiko yang diambil oleh Quenser dan siapa pun yang berada di dekatnya pasti berada dalam masalah. Ditekan oleh waktu, sang Elite akhirnya mengambil keputusan.

(Aku rasa tadi dia bilang WL3B2... Yah, itu pasti benar!!)

Dia mengangguk dan menekan saklarnya untuk mengganti senjata.

Suara air yang menguap mencapai telinga Quenser.

Itu datang dari arah Object Putri.

Jelasnya, itu berasal dari salah satu bagian bulat yang terlihat seperti lensa planetarium. Ratusan sinar laser ditembakkan seperti kipas terbalik yang menusuk ke depan. Garis oranye yang terbentuk sepertinya akibat debu dan embun dari air yang dibakar.

Itu adalah WL3B2 yang dikenal dengan nama Killer Squall.

Itu adalah senjata kedua untuk menghabiskan para prajurit manusia yang melindungi markas daripada mengalahkan Object.

Namun...

“Gwaaaaaahhhhhhhhh!?”

Sambil berteriak pada apa yang mereka lihat, Quenser dan Heivia berguling di atas bantalan itu untuk kabur. Crane yang digunakan untuk mengebor air terbakar habis dan beberapa prajurit yang tidak beruntung saat mengejar Quenser dan Heivia di bantalan yang lain pun ikut meledak.

“Apa? Aku minta WL3B1!, kenapa dia malah menggunakan WL3B2? Apa putri itu mencoba membunuh kita!?”

“Lihat, pahlawan. Bukankah ada sesuatu yang aneh di Object-nya putri!?”

Saat Quenser melihat ke arah yang Heivia tunjukkan, dia melihat lengan salah satu Object itu membuat sebuah gestur tubuh wanita yang sedang memberikan salam, tapi mereka tidak merasakan apapun selain rasa tenang.

“Si-sial! Ini hanya aku atau dia memang mengarahkan senjatanya ke arah kita!? Dia bahkan membuat beberapa penyesuaian ke depan dan ke belakang!!”

“Jadi kita memang hanya pion yang dikorbankan! Brengsek, aku tidak mau mati di sini!!

Sebagai sebuah senjata anti-personil yang menghujani Object itu dari atas ke bawah, Quenser dan Heivia mengumpulkan sedikit tenaga mereka yang tersisa untuk berdiri. Mereka tidak mencoba menghadapi Tri-Core ini. Malahan, mereka mncoba kabur secepat yang mereka bisa ke dalam laut yang tersebar di sekeliling mereka dan melompatinya, meninggalkan tugas yang menjadi kewajiban mereka sebagai seorang profesional.

Tak ada suara riak yang terdengar.

Mereka lompat dari Tri-Core yang bergerak dengan kecepatan 200 km/j dan didorong oleh efek samping dari angin yang keluar dari bagian seperti Hovercraft yang meniup ke segala arah. Quenser dan Heivia terlempar beberapa kali di atas permukaan laut seperti sebuah batu gepeng yang dilempar ke dalam sungai sebelum mereka akhirnya benar-benar berhenti di atas permukaan itu.

Suara ledakan yang begitu menggelegar terdengar.

Tidak butuh waktu lama, mereka terlempar sejauh 150 meter dari Tri-Core.

Segera setelah itu, dua Obejct itu mulai bertempur habis-habisan dengan senjata utama mereka. Mereka berada pada jarak yang cukup aman dari Tri-Core, tapi getaran yang tersebar di air laut membuat tubuh mereka terguncang cukup kuat.

“Cukup!! Tidak mungkin aku melanjutkan pertempuran seperti ini!!” teriak Quenser setengah menangis saat dia berhasil mengeluarkan kepalanya dari air.

Heivia berusaha berteriak dengan susah payah, “Hei, kau sudah menyiapkan beberapa peledak di sana, ‘kan!? Cepat ledakan sekarang!! Kita hampir mati saat menyiapkannya, jadi kita harus meledakkannya sekarang!!”

“Oke, partner!! Ini adalah hasil dari kerja keras kita!!”

Tidak biasanya mereka terlihat bersemangat, Quenser tanpa ragu menyalakan sinyal peledak.

Segera setelah itu, kobaran api berwarna merah menyalak di udara.

Salah satu dari tangki silinder yang menempel di bantalan Tri-Core meledak.

Gelombang ledakan yang menyebar dan menghalangi gerak tubuh Heivia dan Quenser. Kepala mereka terhentak oleh air dan mereka berusaha susah payah untuk naik ke permukaan seperti salah satu permainan di dalam game Whac-A-Mole.

“Ueh...sial. Gelombangnya malah menyerang kita...”

“Tapi bukannya meledakkan tangki yang kita gunakan sebagai tempat perlindungan terhitung sebagai sebuah serangan strategis? Lagi pula, tujuan mereka adalah membawa minyak mentah ke markas musuh.”

“Tunggu sebentar... Kalau kita sudah menghancurkan jalur suplai mereka, apa itu sudah cukup? Maksudku, bukankah minyak mentah itu bisa tumpah ke dalam laut?”

“Aku yakin kalau atasan kita sudah memprediksi hal ini akan terjadi dan sudah menyiapkan cara untuk mengatasinya. Kapal pasti sudah disiapkan untuk menghisap minyak mentah itu setelah pertempurannya selesai. Kalau mereka memaksa kita membawa minyak mentah yang dicuri itu, kita bisa melempar mereka ke dalam laut dan memberi tahu mereka untuk melakukannya sendiri... sekarang, aku lebih tertarik pada apa yang akan terjadi pada Tri-Core itu sendiri.”

Mereka melihat ke arah Tri-Core yang mengeluarkan asap hitam di dalamnya.

Mereka tidak terlihat senang.

“Sial. Object sialan itu terlihat baik-baik saja!!”

“Yeah, aku tidak melihat adanya tanda-tanda kalau itu menghancurkan sisi bantalan itu. brengsek, sekarang bagaimana kita bisa menenggelamkan benda itu!? Memangnya kita bisa menghancurkannya dengan peledak yang kita miliki!? Sial!! Aku ingin sekali menggigit benda sialan itu dan pergi dari sini sekarang!!”

Itu adalah saat di mana Froleytia mendekati mereka dengan kapal penyelamat dengan motor kecil. Dia mengambil potongan kecil dari keju yang ada di dalam ransum darurat dan tidak terlihat peduli kalau celana dalam dewasanya bisa terlihat.

“Well, sebenarnya ada cara bagi kalian untuk kabur dari sini.”

“Froleytia!? Selama ini kamu dari mana!?”

“Dari mana kau bisa menemukan kapal ini!? Dan apa itu yang ada di tanganmu!? Apa mereka meletakkan ransum darurat di dalamnya!? Itu terlihat lebih baik daripada ransum yang kita dapat setiap hari! Aku juga ingin makan makanan seperti itu!!”

Froleytia melanjutkan apa yang ingin dia katakan tanpa mempedulikan pendapat mereka berdua.

“Apa yang perintahkan adalah melukai Object itu sambil menunggu sang Putri untuk muncul. Setelah meledakkan tangkinya, tugas kita selesai. Sekarang kita tinggi melemparkan tongkat estafetnya kepada Putri. Kita tinggal menunggu helikopter penyelamat, memanjat talinya, naik, dan pergi meninggalkan tempat ini.”

“...Berpikir kalau helikopter itu tidak akan diserang dari langit akibat tembakan salah sasaran dari pertarungan di sana,” gerutu Heivia. Tri-Core telah pindah ke tempat yang lain untuk menyerang Object sang Putri, tapi jarak serangan Object itu terhitung dalam kilometer, jadi mereka tidak berada pada posisi aman.

Sementara itu, sebuah helikopter militer mendekati mereka dari arah darat. Radar Tri-Core tentu sudah mengetahui kehadirannya, tapi Tri-Core tidak mencoba untuk menembaknya. Ia seperti tidak mempedulikan atau terlihat tertarik dengan setiap helikopter yang ada di dekatnya dan fokus untuk bertarung dengan sang Putri dan Object-nya. Sudah terbukti bahwa tentara biasa, tank, dan pesawat tempur tidak akan bisa melukai Object. Akan terlihat memalukan jika mereka terkena oleh serangan salah sasaran sang Putri—lebih jelasnya terlihat seperti sebuah meriam yang berusaha menembak jatuh seekor lalat yang tak berdaya.

Helikopter itu terbang menuju titik di atas Quenser dan yang lain saat kedua laki-laki itu berusaha bertahan di atas permukaan air. Sambil bertahan di atas udara setinggi 10 meter, sebuah kabel yang digunakan oleh tim penyelamat diturunkan ke bawah.

Froleytia berkata, “Maaf, tapi mari kita lakukan ini berdasarkan atas urutan pangkat kita. Kalau aku tidak naik duluan, orang-orang di atas pasti akan mengira bahwa kalian berdua adalah dua orang bawahanku yang sangat takut mati dan tidak mengindahkan peraturan militer.”

“Kalau kami melihat ada tanda-tanda kau menarik kabel ini, aku akan memasang peledak di Hand Axe-ku dan kulemparkan ke helikopter,” kata Heivia dengan muka yang serius.

Quenser melihat jauh kepada dua buah Object yang saling bertarung. Sang Putri menggunakan gerakan cepat ke kanan dan ke kiri untuk melepaskan diri dari kuncian tembakan musuhnya dan Tri-Core berusaha menembaknya dengan railgun raksasanya sambil bergerak searah jarum jam. Tidak ada yang bisa menjamin siapa yang menang dalam pertempuran antar Object. Siapa yang bermain bertahan dan siapa yang bermain menyerang akan saling bertukar posisi, memberikan sebuah tekanan yang sama seperti melihat sebuah pertandingan piala dunia di sepuluh menit terakhir.

“Jangan terpaku seperti itu, Quenser!! Ini giliranmu!!”

Teriakan dari atas membuat Quenser tersadar. Dia melihat ke atas dan melihat Heivia dan Froleytia sudah ada di dalam Helikopter. Heivia bersandar di sisi pintu itu.

“Apa, kau mau tetap di sini untuk mendapatkan pelajaran khusus seperti seorang pelajar!? Peluru nyasar bisa menyambar ke sini kapan saja, kita tidak punya banyak waktu di sini lebih lama lagi!!”

Quenser dengan panik menggapai kabel tebal yang ada di dekatnya. Motor besar mulai menarik kabel itu dan Quenser dengan cepat tertarik ke atas.

Setelah kurang lebih 30 detik, dia akhirnya naik ke atas.

Untuk merapikan kabelnya dan tubuhnya yang bergetar, Quenser meletakkan kakinya di ujung lantai helikopter itu. Helikopter itu pasti disiapkan untuk sebuah penyelamatan di laut lepas karena di dalamnya ada perlengkapan menyelam, tangki oksigen, perkakas seperti kunci Inggris dan bor yang menggunakan tekanan udara untuk bawah air, dan sesuatu seperti skuter bawah laut yang terlihat seperti papan seluncur dengan motor yang dipasang di situ.

“Oke, kita sudah naik! Bawa kami pergi dari sini sekarang juga!!” kata Froleytia dengan suara keras yang ia tujukan bagi sang pilot di kokpit.

Helikopter itu miring ke depan dan mulai bergerak maju meninggalkan pertempuran antar Object ini.

“Lihat tempat itu, semuanya hancur,” gumam Heivia saat dia melihat ke bawah ke laut.

Di antara dua Object yang saling menghancurkan itu, sampah logam yang berserakan akibat serangan Tri-Core tadi bersebaran di mana-mana. Semua sampah itu berasal dari markas perawatan Object di lepas pantai yang seharusnya dituju Quenser dan Heivia.

“Itu mungkin dibangun secara asal-asalan, tapi jumlahnya ada 20 sampai 30. Dan sama sekali tidak ada yang tersisa dari bangunan itu. Semuanya tenggelam di dasar laut selain pilar penopang.”

“Untungnya, kebanyakan prajurit berhasil lompat ke laut setelah Tri-Core mulai menyerang. Itulah kenapa banyak helikopter penyelamat yang dikirim ke sini.”

Quenser melihat ada 40 sampai 50 helikopter di area pandangannya. Sepertinya, kebanyakan dari mereka berkumpul di sebuah pelabuhan kapal. Tidak semuanya adalah helikopter penyelamat. Helikopter pengangkut dan pengintai tercampur di sini. Mereka berusaha membuat mode mengambang di udara dan menurunkan kabel untuk menjemput prajurit yang mengapung di atas laut sama seperti yang dilakukan pada Quenser dan Heivia tadi.

“Aku tidak percaya kalau banyak yang selamat...” gumam Heivia.

Sementara membersihkan air laut dari tusuk rambut kanzashi-nya, Froleytia menghela napasnya dan berbicara, “Object bersinonim dengan perang. Kalau kamu menyerangnya dengan kombinasi 10 pesawat pengangkut nuklir dan menyiapkan meriam sepanjang 40 meter, kamu tetap tidak akan bisa mengalahkannya. Lihat gerakan Object itu. Tidak akan ada seorang ahli bela diri mana pun, bahkan yang sudah menyabet medali emas sebanyak apapun, bisa bergerak seperti itu.”

Setelah menentukan bahwa musuh akan menembak segera setelah bisa mengarahkan meriamnya, Object Putri membuat gerakan kecil dan cepat untuk menghindari tembakan railgun dan membalikkan serangannya kembali. Tri-Core telah menyadari bahwa dia tidak akan bisa menghindari serangan balik itu sehingga ia menggunakan zirah paling tebal yang ada di area depannya untuk menghindari serangan telak.

Seperti yang Froletyia telah katakan, itu lebih mirip seperti pertandingan para ahli bela diri dibandingkan pertarungan antar tank dan kapal tempur.

“Sekam atau suar tidak akan menghilangkan kemampuan mereka untuk menargetmu dan berlindung di balik sesuatu tidak akan melindungimu dari apapun. Bahkan di tempat terbuka seperti ini, mereka bisa bertahan dan menghindari serangan meriam utama satu sama lain yang hampir menempuh Mach 10. Bagaimana caranya pesawat tempur dan tank bisa melawan mereka?”

Tiba, tiba, Quenser secara sengaja mendorong Heivia dari posisinya yang bersandar di sisi pintu keluar itu.

“Tunggu sebentar. Ada sesuatu yang salah dari pergerakan putri!”

“Apa kau bilang? Ini adalah pertarungan yang tak akan diketahui hasilnya seperti apa.”

“Tidak, Quenser benar,” kata Froleytia saat dia menemukan sebuah teropong dari helikopter itu. “Serangan putri sekarang telah menurun dan menurun. Bahkan sekarang dia tidak menembak ketika dia memiliki kesempatan emas.”

“Apa itu artinya?”

“Lihat itu!!” teriak Quenser saat dia menunjuknya.

Segera setelah itu, salah satu dari railgun Tri-core menembak. Gelombang ledakan yang dihasilkan dari sebuah proyektil dengan kecepatan Mach 10 membuat sebuah suara yang bergetar sangat kuat meski railgun tidak menggunakan bubuk mesiu untuk menembak.

Tri-Core tidak menargetkan pusat dari Object sang putri.

Proyektil railgun itu mengarah ke meriam utama sang putri.

“...Mereka tahu bahwa ini akan menjadi pertempuran yang sangat lama maka dari itu pilot Tri-Core itu berpikir untuk mengurangi daya tembakan sang putri,” kata Quenser dengan kesal. “Object itu dilindungi oleh sebuah zirah anti nuklir, tapi senjata mereka berbeda. ...Kalau aku mengingatnya lagi, salah satu strategi terbaik untuk mengalahkan Object tanpa menggunakan Object adalah dengan menggunakan sebuah senjata yang mampu menciptakan panas seperti ledakan nuklir dan menggunakan itu untuk menghancurkan senjata Object.”

Tentu saja, sebuah Object masih memiliki 100 senjata lainnya. Bahkan sebuah pasukan biasa yang menggunakan senjata nuklir hanya mampu merusak 20 atau 30 persen dari senjata itu. Karena satu senjata saja sudah cukup untuk mengurus satu pasukan, kerusakan seperti itu tidak cukup untuk mengalahkan Object.

Tapi bagaimana kalau strategi itu digunakan untuk melawan Object?

Dua Object raksasa itu tertutup oleh sebuah zirah padat dan senjata yang bisa digunakan untuk menembus zirah itu juga terbatas. Bahkan ketika Object memiliki 100 senjata, hanya senjata utama yang mampu mengalahkan Object lain.

Jadi bagaimana ketika semua senjata yang digunakan untuk menghancurkan Object dihancurkan?

“Sial, tuan putri akan kalah kalau begini terus!!” teriak Heivia.

Quenser adalah seorang mahasiswa magang yang telah mempelajari desain Object dan Heivia adalah seorang analis yang mencari karakteristik dan kelemahan dari Object musuh dari data yang mereka kumpulkan di pertempuran.

Itulah mengapa mereka mengerti sekarang.

Object sang putri masih bertarung, tapi 5 dari 7 coilgun-nya telah dibuat tidak berguna. Sudah jelas, dari awal, semua senjata utamanya tidak akan lagi bisa digunakan.

Quenser melihat object sang putri dipaksa untuk bermain murni bertahan. Tatapannya menurun ke telapak tangannya. Atasan tinggi telah memberikannya bahan peledak yang sangat banyak dan sebuah Hand Axe untuk menghancurkan Tri-Core sebanyak yang mereka bisa.

“Hei, tunggu.” Senyum rapat tampak di wajah Heivia saat dia sadar bahwa Quenser tengah memperhatikan peledaknya. “Aku rasa aku tahu apa yang kau pikirkan, tapi tunggu. Itu tidak mungkin.”

“Sang putri akan tenggelam kalau begini terus,” kata Quenser saat dia berusaha menengok keluar apa yang ada di luar helikopter itu. “Aku harus memberikan semua bantuan yang dia butuhkan sebelum dia benar-benar kalah.”

“Kau akan dibunuh! Dan kita hampir melakukannya!! Tri-Core itu adalah monster yang terlihat baik-baik saja ketika kita naik ke deknya, memasang peledak, dan meledakkan tangki minyak raksasanya! Di mana kamu mau meletakkan peledak untuk melukainya!? Dan nyatanya, mendekati Object yang bergerak dengan kecepatan tinggi sudah cukup untuk membuat tubuhmu menjadi pasta!!”

“Tapi kalau aku tidak melakukan sesuatu, tuan putri akan mati!!” Quenser melihat Heivia lurus di matanya. “Di Alaska, kita mempelajari sesuatu yang bahkan lebih baik daripada yang kita inginkan bahwa Object bersinonim dengan perang. Apa kau lupa kalau neraka tengah menunggu mereka yang kalah dari Object musuh!? Object sangatlah kuat tapi tidak terlampau kuat sampai tidak bisa dikalahkan. Itu berarti kita tidak bisa bergantung pada sang putri tapi bukankah itu berarti kita bisa melakukan sesuatu tentang Tri-Core itu!?”

“Tidak, tolong hentikan ini! Kalau kita mendekatinya dengan helikopter pelan ini, kita akan langsung ditembak tanpa kita sempat menghindarinya!!”

“Aku tidak pernah bilang kalau kita akan mendekatinya dengan Helikopter.”

“Hentikan, kau bodoh!! Sial!!”

Tanpa memikirkan Heivia, Quenser terjun dari pintu helikopter. Dari ketinggian 10 meter, dia berhasil mencapai permukaan laut dalam hitungan detik. Dia menembus laut yang terasa keras seperti semen dan tenggelam dalam di bawah laut.

“Pphah! Sial!!”

Kepalanya meluncur keluar dari bawah laut ke permukaan dan dia melihat sekitarnya dengan mengambang di atas air.

Helikopter Heivia dan Froleytia tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan membantunya, tapi juga tidak terbang pergi meninggalkannya sendirian di sini.

“Dasar idiot berhati lembut,” kata Quenser dengan senyuman.

Quenser sendiri tidak berniat untuk melawan Tri-Core satu lawan satu.

Tidak mungkin dia bisa melakukannya kalau dia mencoba seperti itu.

Tidak peduli alasan semulia apapun dan tidak peduli sebanyak apa yang ingin dilindungi, sebuah Object akan membantai setiap makhluk berdarah-daging jika kamu mencoba melawannya sekeras apapun.

Namun, Quenser telah mempelajari sesuatu di Alaska.

Dia tidak perlu melawan Object secara langsung.

Dia bisa memutarinya dari belakang.

Elemen terpenting yang bisa membuat sesuatu tidak mungkin menjadi mungkin bukanlah kekuatan. Itu adalah otak. Dia perlu memikirkan semua hal yang dia bisa, berpikir sekeras yang dia bisa, dan mencari cara, metode, atau teknik yang mampu mengalahkan Object. Hanya jika dia memikirkan semuanya sampai detik terakhir daripada menyerang langsung secara pasrah dan mencapai kemenangan yang tidak mungkin.

Sementara kepalanya di atas air, Quenser berbicara pada Heivia lewat radionya.

“Sekarang. Saatnya mencari kelemahannya. Object raksasa itu memiliki 3 buah reaktor daripada Object umum, jadi pasti ada sesuatu yang membuatnya berbeda.”

“Bodoh. Kelemahannya tidak semudah itu untuk dicari. Object itu dibuat khusus untuk pertempuran laut. Tidak seperti Object kita yang multifungsi guna dan wilayah, Object itu tidak memiliki titik buta di dalam air. Monster itu dibuat seperti itu.”

“Itu dibuat untuk pertempuran laut...kalau begitu...”

Quenser berpikir sambil dia menyelam di arah pertempuran antar Object itu.

(Tapi gerakannya terlalu monoton...seperti sesuatu yang tidak terbiasa untuk bertarung...)

Saat dia melihat Tri-Core itu berbelok ke kanan mengikuti arah sang Putri, Quenser menyadari sesuatu dan berhenti berangan lalu berbicara kepada Heivia lewat Radio.

“Tunggu, bukankah Tri-Core hanya berbelok ke kanan selama ini?”

“Ahn?”

“Sejak pertempuran dimulai, Tri-Core hanya pernah berbelok ke kanan! Ia hanya berbelok ke kiri saat berada dalam bahaya, tapi tidak membuat sebuah manuver tajam selama ini, bukan begitu!?” kata Quenser cepat, karena ide yang dia dapat membuatnya sangat tidak sabar. “Ia tidak berbelok ke kiri sejak dia berusaha menghancurkan kita dengan jangkar raksasanya!! Saat dia berusaha menyerang markas dari jarak 0 meter, seharusnya ia tinggal berputar searah jarum jam atau sebaliknya, yang seharusnya membuat pergerakan meriamnya lebih cepat. Tidak ada Object yang berbasis pertempuran laut akan memiliki keterbatasan bergerak seperti itu!! Sesuatu pasti telah membuatnya tidak mampu bergerak ke kiri! Kalau kita bisa memperburuknya...!!”

“Kamu berbicara sesuatu yang telah terjadi,” kata Heivia ragu sementara dia bersandar di helikopter itu dengan teropong di matanya. “Aku tidak bisa melihat ada yang salah dengan itu. Tidak ada yang aneh dari bantalan atau tekanan udara pendorongnya. Keseimbangannya sangat sempurna. Dan, tidak ada yang salah pada apapun jika aku melihatnya dari sini.

“...”

Pasti ada sesuatu yang salah dengan hal ini, tapi Heivia tidak bisa melihat apa yang terjadi.

Masalahnya pasti terletak di suatu tempat yang tidak akan bisa dilihat Helikopter.

Jadi...

“Di bawah laut...?” gumam Quenser. “Hei, coba terjunkan skuter air yang ada di helikopter. Yang terlihat seperti papan peluncur dengan motor itu!!”

“A-apa? Kalau kita tidak segera keluar dari sini, gerakan Tri-Core yang terus ke kanan akan mengarah ke sini!!”

“Sempurna, aku sudah menemukan kelemahan Tri-Core!!”

“!!”

Sebuah plastik dengan ukuran papan gambar kecil dan meja besi jatuh dari atas helikopter itu. Di saat yang sama, Helikopter itu berusaha menjauh dari area itu karena Tri-Core sudah mendekati area mereka.

Quenser meraih plastik yang mengambang itu dan menekan tombol untuk mengeluarkan kaleng tangki udara. Dia mengenakan masker yang berbau seperti air laut di mulutnya dan menyalakan mesin untuk menjalankan motor utamanya.

Sebenarnya penyebutan Aqua Skuter adalah istilah yang dipakai Quenser: papan seluncur dengan motor yang menempel di situ. Dengan menyelam menggunakan benda itu, dia bisa bergerak lebih cepat daripada hanya menggunakan kaki.

“Quenser!! Menyelam!! Tri-Core mengarah ke arahmu!!” kata Heivia lewat radio.

Quenser melihat senjata sepanjang 150-180 meter bergeser ke arahnya. Kecepatannya naik dari 50 km/j dan bantalan seperti bukit itu mendekatinya dengan kecepatan 200 km/j.

Tri-Core tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia mengetahui keberadaan Quenser.

Bahkan tidak ada satu pun dari 100 senjata itu mengarah ke Quenser.

Sepertinya ia berfokus pada pertempuran melawan sang Putri. Sampai-sampai dia tidak peduli bahwa akan ada prajurit yang terlindas saat melakukannya.

Sebelumnya, dia berhasil menghindari Object dengan menyelam ke bawah air, sekarang dia melakukannya lagi.

Namun kali ini dia tidak berniat untuk kabur.

Dia akan mengarah menuju Tri-Core dan sekarang dia benar-benar akan membuat sebuah kerusakan parah.

Saat dia menyelam ke dalam laut, Quenser berhasil memosisikan dirinya di bawah Tri-Core. ...Atau sebaliknya, Tri-Core tak sengaja lewat di atasnya saat dia menyelam.

Quenser menambah kecepatannya agar tak tertinggal.

Dan dia melihat sesuatu yang sangat besar tersembunyi di dalam air.

(Jangkar raksasanya!!)

Saat Tri-Core bergerak untuk bermain-main dengan sang Putri, Quenser mengincar saat yang tepat untuk menurunkan kecepatannya, melepaskan skuter airnya, dan meraih jaring yang menutupi jangkar itu. Setelah itu, benda itu bergerak dengan kecepatan 50 km/j. Rasanya seperti sedang bertahan di sisi samping bis yang sedang melaju kencang.

(...!? Ooooooooohhhhhhhhhh!!)

Jangkar itu adalah salah satu dari tiga tiang besi yang memanjang ke bawah dari tiga bagian utama Tri-Core. Mereka bertindak sebagai pemberat yang menjaga keseimbangan Object seperti mainan keseimbangan. Itu adalah bagian terpenting dari Object yang menjaganya tetap stabil saat mengambil tikungan tajam.

Setiap jangkar itu mampu memanjang dan memendek seperti baton yang mudah dibongkar pasang. Dengan menjaga panjangnya agar cocok dengan pergerakan Tri-Core, benda itu bisa menjaga titik gravitasinya tetap stabil. Itulah kenapa dengan cara itu ia tidak akan terbalik saat berbelok dengan cepat terutama karena tenaga yang dihasilkan oleh reaktor itu terlampau besar.

Tri-Core menggunakan metode yang sama seperti Hovercraft untuk menjaga tubuhnya tetap mengambang agar ia bisa bergerak dengan lebih cepat. Hambatan air dapat dikurangi sebanyak mungkin jika sang kapal sendiri tidak menyentuh air.

Bahkan walau begitu, ia masih memiliki tiga buah jangkar yang masih memberikan sejumlah hambatan air dalam jumlah besar.

Kenapa ia melakukan itu?

Itu karena jangkar tersebut sangatlah penting sampai-sampai Object itu tidak akan bisa dikendalikan tanpanya.

Namun...

(Fungsinya mungkin terganggu karena jaring itu menutupi seluruh jangkar itu.)

Tri-Core menembus jaring itu karena ia berpikir bahwa ranjaunya tidak akan memberikan dampak yang sangat besar bagi dirinya. Ia benar tentang hal itu. Namun, ia tidak menduga bahwa jangkarnya akan terjebak di jaring tersebut.

Karena itu, salah satu jangkar itu tidak akan lagi bisa bergerak.

(Jika Tri-Core bergerak ke kiri terlalu banyak, ia akan kehilangan keseimbangannya dan terbalik. Jadi agar tidak terjadi kejadian seperti itu, Tri-Core memaksakan dirinya yang hanya bisa berbelok ke kanan untuk melawan Object sang Putri!!)

Saat dia memikirkan hal itu, Tri-Core entah bagaimana merasa tidak sekuat yang ia pikirkan seperti sebuah Object yang mampu menggunakan serangan jarak jauh untuk menyerang markas Quenser dan yang lainnya. Biasanya, ia akan menyerang lurus ke arah markas musuh dan meledakkan semua yang ada di hadapannya. Alasan kenapa dia tidak melakukannya adalah karena dia takut akan terjadi hal yang memaksanya belok ke arah kiri.

Tapi mengetahui hal ini membuat semuanya terdengar lebih mudah.

(Jika kehilangan kontrol salah satu jangkarnya saja dapat memberikan keuntungan sebesar itu, kehilangan dua lainnya akan memberikan kerusakan yang lebih parah lagi dan menghancurkan keseimbangannya!!)

Itulah kenapa Quenser membawa semua peledak yang dapat ia bawa.

Dia membawa sebuah bom plastik bernama Hand Axe.

Dia ragu bahwa peledak saja cukup untuk menghancurkan Object, tapi ada sesuatu yang lebih dari cukup bagi dirinya dengan jaring ranjau dengan seukuran bola yang dipakai di festival olahraga. Jaring itu sudah menjerat jangkarnya dan memanjang hingga 350 meter seperti stoking panjang.

Quenser memasang pemantik listrik ke dalam Hand Axe di sebelah ranjau itu.

Dengan menggunakan itu, dia dapat menenggelamkan Tri-Core.

(Oke, semua persiapan sudah siap... wah!?)

Tri-Core tiba-tiba berbelok tajam ke kanan membuat Quenser berputar-putar. Tangannya tertarik oleh jaring itu dan karena gerakannya yang tiba-tiba tubuh Quenser terlempar cukup jauh.

Dalam waktu singkat, dia berada dalam jarak yang cukup jauh dari Tri-Core.

Namun, dia telah melakukan sesuatu yang sudah cukup.

Quenser menendang kakinya untuk membawa kepalanya ke atas air dan melepaskan masker oksigen.

Dia membawa radio di tangannya yang digunakan untuk mengirim sinyal peledakan Hand Axe.

“Ini saatnya!!”

Saat Quenser melihat sosok Tri-Core yang seperti gunung, dia menekan tombol itu dengan jempolnya.

Sebuah ledakan senyap menderu di dalam air dan gelembung udara menyembur keluar dari bawah Tri-Core.

Tidak berhenti di situ saja.

Gelombang ledakan itu tidak hanya merambat melalui udara. Gelombang ledakan itu membawa dan menyerang tubuh Quenser yang berada di atas air.

Dia tersentak dua kali di atas air seperti tubuhnya yang akan meledak.

Ledakan yang menyerang fondasi jangkar Tri-Core agar ia seimbang membuatnya berhenti saat ia akan berbelok ke kanan untuk mengejar Object sang Putri.

“Uhuk...uhuk!?”

“Hey, apa kau memasang Hand Axe ke jangkar itu!?”

“Yah, dan aku mendapatkan salah satu ranjau itu. Seharusnya itu cukup...”

“Bodoh! Tidak semudah itu! Tri-Core sudah bergerak selama ini dengan jaring itu di jangkarnya, meledakkan semua ranjau itu dalam perjalanannya. Apa kau pikir meledakkan salah satunya akan menghancurkan salah satu jangkarnya begitu saja!!”

Tri-Core menggerakan salah satu senjatanya.

Akhirnya dia menggerakkan satu dari 100 senjatanya untuk menghancurkan seekor serangga yang menyengatnya.

Ia tidak menggunakan meriam utama yang ia gunakan untuk melawan tuan putri.

Namun, apapun yang dimiliki oleh Tri-Core, itu cukup untuk menenggelamkan kapal tempur. Tidak akan ada yang akan menjawab apa yang akan terjadi pada tubuh serangga itu.

“Brengsek. Tri-Core sekarang mulai serius!! Hei, Quenser, kita akan menembakkan semua sekam dan asap yang kita bisa, tapi jangan salahkan kami kalau itu tidak cukup!! Tidak mungkin menghancurkan jangkar itu dengan peledak biasa!!” kata Heivia pasrah.

“Bukan itu yang ingin aku lakukan,” jawab Quenser dengan senyum tanpa takut di bibirnya. “Aku sedang mencoba membebaskan jangkar yang terlilit jaring itu!!”

Ledakan itu membuat semua bagian jaring itu menyebar ke semua era.

Jaring itu menyebar seperti bendera yang menyibak mengikuti arah angin dan jaring itu melilit di salah satu jangkar itu.

Sampai sekarang, hanya satu dari jangkar yang dibuat tidak berguna karena terlilit oleh jaring itu.

Namun, ketiga-tiganya dibuat tidak berkutik akibat jaring yang melilit jangkar itu. Jaring itu menghalangi jangkar itu untuk memendek dan memanjang, dan menghentikan pergerakan Object. Kemampuan Object untuk bermanuver turun sangat drastis dan keseimbangannya juga tidak terjaga.

Dan...

Dengan suara erangan yang luar biasa, Tri-Core itu menembak Quenser.

Namun, proyektilnya tidak benar-benar mengenai dirinya. Tembakan itu mengarah ke laut dan menciptakan ombak besar yang terlempar di udara dan menyapu Quenser. Dia tidak mati. Object yang maha kuat itu mengarahkan serangannya kepadanya tapi dia masih bisa hidup.

Alasannya sederhana.

Quenser melihat Tri-Core itu dan ia seperti melihat sebuah celah besar di sana.

“Object memiliki massa yang luar biasa besar dan Tri-Core memiliki tiga tubuh bola utama dan itu sengaja dibuat khusus untuk pertempuran laut. Menggunakan kaki-kaki untuk berjalan di atas darat untuk menyokong benda sebesar itu akan menghancurkan semua yang ada di bawahnya termasuk kakinya sendiri.”

Suara kertakan terdengar di seluruh area pertempuran.

Tubuh Tri-Core itu dibuat dengan cara yang sangat detail dan skematis dan bahkan tidak terlihat memiliki kelemahan, monster itu terlihat mulai runtuh sedikit demi sedikit. Pemandangan itu mirip seperti ketika melihat sebuah gunung yang hancur karena sebuah gempa akibat gesekan lempeng tektonik yang bertabrakan satu sama lain. Bunyi gemeretak itu berlanjut dan pusat dari Object berbentuk huruf A itu mulai terbalik secara simetris seperti ditekan sebuah tangan raksasa.

“Berat sebanyak itu membawa sedikit tenaga potensial. Dan karena itulah ia membutuhkan jangkar untuk mengatur keseimbangannya, tapi saat jangkar itu tidak bisa berfungsi, tubuh utama dari Tri-Core itu akan merasakan berat yang sangat luar biasa. Ini sama seperti seorang ahli Aikido yang menggunakan berat lawan untuk melemparnya!!”

Object itu sedang berusaha keras.

Namun, semua sudah terlambat.

Tubuh raksasa Tri-Core membentuk huruf n kecil. Semua orang dapat mengira bahwa takdir dari Object itu tinggal menunggu waktu untuk tenggelam dan menghancurkan dirinya sendiri.

Suara terdengar di seluruh selat Gibraltar.

Seperti iklan sosis, Tri-core itu sudah mencapai batasnya dan hancur menjadi dua bagian. Bagian bawahnya yang mulai retak karena berat tubuhnya sendiri mulai tenggelam ke dasar lautan. Bantalannya hancur dan mesin pendorong udaranya tidak lagi berfungsi dengan baik, dan akhirnya ia tak lagi bisa mengapung di atas laut.

Tepat sebelum Tri-core benar-benar tenggelam ke dasar laut, sebuah ledakan kecil terdengar di bagian atas dan melemparkan sebuah perangkat pengaman ke luar. Elite musuh sudah menyerah dan Quenser sudah mengalahkan Tri-core.

Quenser melihat ke arah helikopter yang ada di atasnya dan tertawa seperti orang bodoh.

“Ha ha ha!! Jadi kalian akhirnya kembali!! Kemarin Water Strider di Alaska dan sekarang ini!! Aku sudah mengalahkan dua Object!! Berapa banyak medali yang aku dapat sekarang!? Aku mungkin hanya Mahasiswa magang, tapi seharusnya aku sudah setingkat Letkol!”

“Tunggu, kau bodoh!! Ini belum selesai! Kau harus keluar dari sana!!”

“Hah? Tri-core-nya ‘kan sudah mau tenggelam ke dasar–”

“Ya, dan Tri-core itu membuat gelombang tsunami berbentuk cincin dari tempat dia tenggelam!! Ini sama seperti sebuah stasiun luar angkasa yang jatuh dari langit ke dasar laut!!”

Quenser melihat ke arah lain dan terkejut ketika melihat sebuah dinding yang sangat besar.

Itu adalah sebuah dinding air setinggi 20 meter.

Dari posisinya, ia seperti melihat sebuah gedung yang akan runtuh tepat ke arahnya. Dia juga melihat bahwa helikopternya terbang menjauh untuk menghindari gelombang itu.

(Kau pasti sedang bercanda...!)

Bahkan pasca-efeknya saja sudah cukup untuk membunuh prajurit seperti dirinya.

Pada akhirnya, Quenser baru menyadari betapa besar Object itu sebenarnya saat tumpukan air itu tepat menghujam dirinya. Kelima inderanya seperti tidak lagi berfungsi dan dia tidak tahu apa yang sedang terjadi di luar sana.

(Uhuk...uhuk!!....!!)

Mati.

Heavy Object v01 225.jpg

Quenser sangat merasakan sebuah perasaan yang begitu menakutkan, kata-kata itu seperti mengambang di atas kepalanya. Namun, tubuh Quenser tidak hancur berkeping-keping.

Sebuah obyek besar membantu tubuhnya tidak terbawa arus gelombang itu.

“...?”

Setelah beberapa detik, gelombang setinggi 20 meter itu melewatinya.

Quenser melihat ke sekelilingnya karena dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi karena dia masih hidup. Lalu dia sadar apa yang membawa tubuhnya itu.

Object sang Putri memutari arah arus ombak itu dan menggunakan salah satu meriam raksasanya untuk mengangkatnya dari air. Quenser terdampar di atas meriam sepanjang 40 meter itu seperti futon yang siap dikeringkan.

“Halo yang di sana.” Dia mendengar suara sang Putri keluar dari speaker yang biasa digunakan oleh para Elite untuk menakuti para prajurit untuk menyerah setelah Object-nya hancur. “Bagaimana rasanya menaiki Object yang sangat kamu cintai ini?”

Bagian 8

Dan akhirnya, Quenser, Heivia, dan Froleytia berhasil selamat. Mereka menaiki sebuah pesawat pengangkut yang membawa mereka keluar dari markas.

Mereka semua membawa sebuah burger raksasa yang benar-benar melupakan keseimbangan nutrisi yang mereka butuhkan yang mereka dapatkan ketika bekerja di dalam markas. Obsesi Froleytia terhadap Jepang semakin terlihat saat isi burgernya itu terlihat seperti tatsuta daripada daging ham.

Froletyia kemudian berkata dari bibirnya yang pucat, “Aku rasa aku tidak akan bisa memakan makanan normal seperti ini setelah satu bulan memakan ransum tanpa rasa itu, tapi rasanya makanan tetaplah makanan. Makan makanan ini membuatku sadar bahwa aku adalah makhluk hidup.”

“Maaf mengganggumu di tengah disertasi filosofimu itu, tapi bisakah kamu tidak menyilangkan kakimu saat mengenakan rok ketatmu itu?

“Tolong pikirkan perasaan bawahanmu ini saat harus duduk di depanmu seperti itu.”

“Hm? Apa, tidak suka? Ayolah, aku sudah memberikanmu ini sebagai hadiah. Bisakah kamu keluar dari area keseksian di dalam stoking hitam dan celana dalam merah ini?”

“Tidak, aku rasa celana dalam tidak bisa terlihat begitu mudahnya seperti ini. Maksudku, celana dalam harus terlihat sangat sulit untuk dilihat. Aku tidak bilang kalau celana dalam itu buruk, tapi pendapatku ini tidak bisa kugunakan saat ini. Itu merah. Dan basah karena air laut. Serat sintetis hitam yang robek dan menunjukkan kulit putihnya... Brengsek, kau benar!! Aku senang!! Gwaahh!!”

Si ramping dengan rambut perak kebiruan dan berdada besar, Froleytia, tertawa keras dan menunjukkan senyum kemenangan saat dia mempermainkan hati bersih seorang pemuda bernama Heivia.

“Sial, bajuku sangat lengket dan ketat. Kenapa air laut ini harus begitu lengket di kulit? Mengganti bajuku saja tidak cukup kalau sisa-sisa pasir ini masih menempel di tubuhku. Kalau saja kita punya waktu untuk mandi sebentar di pelabuhan.

“Pesawat ini tidak punya ruang mandi, jadi kau harus menunggu sampai kita sampai di markas selanjutnya.”

“Tidak perlu repot, Quenser,” kata Froleytia saat dia membuat sebuah penutup kotak di dekatnya. Dia mengeluarkan sebuah peralatan aneh yang terlihat seperti tas yang terbuat anti air yang mempunyai sebuah kaleng penyemprot tanaman yang menempel di bawahnya. “Ini adalah shower yang mudah dibawa ke mana-mana. Mungkin pembuatnya memiliki pikiran yang sama.”

Froleytia memindahkan badannya dan menggantung shower itu di langit-langit pesawat ini.

“Ehh?” Heivia berteriak saat atasannya mengeluarkan sebuah kolam ukuran anak kecil di lantai untuk mencegah airnya membasahi lantai.

“Maksudmu...di sini...? Kita akan mandi bersama di sini!? Dengan senang hati, nyonya!!”

“Aku akan membagi showernya dengan kain, jadi minggir, Heivia!”

“Ghaahh!?”

Heivia berteriak saat Froleytia menarik lembaran plastik di depannya dengan sebuah susuran di atasnya dan menendang Heivia saat dia sedang duduk di lantai.

Saat dia mendengar suara resleting baju yang terbuka dari balik tirai itu, Heivia berhenti berguling dan berubah menjadi agak tegar.

“...Sial. Dasar penggoda anak muda.”

“Yah... itu benar... kau sangat benar Heivia.”

“Eh? Kenapa dengan jawaban setengah hati itu? Tunggu, ada celah di antara dinding itu, bukan?”

“Tidak, tidak sama sekali. Jangan khawatir soal itu.”

Suara Froleytia yang sangat tenang ditemani dengan suara guyuran air itu terdengar dari balik tirai tebal.

“Quenser, aku hanya mengizinkanmu untuk melihat sebatas celana dalam. Kalau lebih jauh dari ini, aku akan menggunakan ruang interogasi untukmu setelah ini.”

“Wah!! Kau tahu!?”

“Tunggu, jadi kau bisa melihatnya!?” Tanya Heivia.

Kedua orang bodoh itu saling berebut di titik celah itu, Froleytia meningkatkan kewaspadaannya dengan menggunakan selotip untuk menutup celah di antara dinding itu. Saat Heivia melihatnya, tidak ada lagi yang tersisa untuk dilihat.

“Oh, ayolah Heivia. Memangnya kamu mau terus-terusan menyesal di pojok situ?”

“...Tinggalkan aku sendiri. Seseorang yang bisa melihat apapun yang dia inginkan tidak tahu apa yang aku rasakan.”

Sepertinya masalah ini tidak perlu dikhawatirkan karena ia semakin berkeringat, Quenser memutuskan untuk meninggalkan Heivia sendirian. Quenser memiliki hal lain untuk dikhawatirkan.

“Sang Putri pasti sangat kuat,” gumamnya saat dia melirik ke jendela. “Perjalanan ini cukup singkat untuk sebuah pesawat, tapi mereka harus memindahkan Object itu ke daratan sebelum mengirim Object itu ke medan perang yang lain.”

Dari balik tirai tebal itu, Froleytia melirik Quenser dan membawa hal ini menjadi sebuah perbincangan.

“Dan walau begitu, monster itu masih bisa bergerak di atas laut dan darat dengan kecepatan seperti kereta yang bergerak lurus. Ada banyak hal yang menyebabkan peperangan, tapi alasan utamannya adalah untuk mendapatkan rute paling efektif untuk memindahkan sebuah Object ke medan perang mana pun. Selat adalah salah satu pilihan mereka.

“Apa, kita kembali ke zaman penjelajahan?”

Quenser melihat kembali alasan kenapa dia ikut campur di dalam masalah ini. Saat dia melakukannya, partisi kain itu ditarik dan meninggalkan Froleytia yang sudah lengkap dengan bajunya berdiri di situ.

“Ta dah. Sekarang aku merasa sangat segar. Rasanya sangat memalukan kalau baju yang kita punya sangat tidak stylish, tapi apa yang aku lakukan? ...Ngomong-ngomong, Heivia, kenapa kamu mojok di situ?”

“...Berada di bawah komando seorang atasan cantik adalah sebuah masalah besar,” gumam Heivia dengan wajah tersenyum, tapi Froleytia terlihat bingung.

Quenser melihat pada apa yang dia genggam.

“Froleytia, kenapa kamu melihat tablet itu setelah kamu keluar dari shower?

“Hm? Oh, ini? Aku harus memberikan dukungan jarak jauh untuk mengamankan rute wilayah untuk Object di Amerika Selatan dan tentara yang ada di sana. Melakukan ini membuatku berpikir betapa seimbang sebuah kekuatan pertempuran di medan perang akan jelas terlihat dari betapa cepat rute yang digunakan untuk mengirim sebuah Object.”

“...Aku tidak peduli. Asal kamu tahu, aku tidak mau lagi ikut di dalam masalah ini. Aku mau pergi dari sini!” Kata Heivia dengan nada tidak suka.

“Kau tahu peraturan militer, ‘kan?”

“Peduli setan dengan peraturan itu!! Ayo, tuntut saja aku! Kalau kamu butuh alasan, aku akan dengan senang hati memperkosamu dan dada besarmu itu sekarang juga!! Aku mendaftar di kemiliteran hanya untuk bisa menjadi seorang kepala keluarga di dalam keluarga bangsawanku!! Setelah menghancurkan dua Object dengan senjata biasa, aku rasa aku sudah lebih dari cukup! Aku tidak akan pernah kembali ke medan perang lagi.

“Kau tahu, aku rasa kemenangan hari ini hanyalah untuk Quenser seorang...”

“Yah, aku rasa lebih dari cukup untuk mengalahkan dua Object! Aku tidak mendapatkan apapun!!”

“? Aku rasa kita memiliki dua hal yang sangat berbeda sekarang... Kenapa kamu jadi melenceng seperti ini Heivia? Well, aku tidak yakin dengan apa yang menjadi masalahmu, tapi berhentilah menangis.”

Froleytia melihat peta di komputernya dengan agak bingung, tapi kemudian radionya mulai berkedip. Setelah bertukar cakap dengan jargon militer, Froleytia menutup radionya dan mengeluarkan sebuah kata yang singkat.

“Sepertinya kalian beruntung. Kalian tidak akan mendapatkan acara pemberian gelar lagi.”

“Benarkah!? Syukurlah, aku bisa pulang! Negaraku adalah sebuah negara aman, jadi semuanya pasti lebih baik dan aman di sana!!”

“Siapa yang bilang kalau kamu boleh pulang? Itu juga dibatalkan.”

“Hah?” kata Quenser dan Heivia saat dia melihat wajah atasannya.

Froleytia melihatnya dan menjawabnya, “Gerakan militer lama di Oceania kembali mulai membuat sebuah pergerakan baru. Sekarang setelah kamu telah menghancurkan dua Object, sepertinya para atasan memiliki ketertarikan padamu. Mereka menyebutkan nama kalian saat meminta kita untuk pergi ke Oceania.”

“Peduli setan!”

“Turunkan aku!”

“Aku akan membajak pesawat ini!”

Dua prajurit itu berteriak protes, tapi pesawat pengangkut itu tidak bisa dihentikan. Sepertinya seseorang mengendalikan pesawat ini dari jauh dengan membuat sebuah garis di sebuah komputer.


Bagian 3: Perang Antara Semut Dan Belalang >> Pertempuran Untuk Mengalahkan Negara Militer Oseania

Bagian 1

Negara Militer Oseania berada di sebuah benua yang terkenal karena koala dan kanggurunya. Di sebuah zaman dimana negara bernama Australia pernah berada, kota-kota dibangun di sisi pantai dan daerah tengah dari benua itu hampir semuanya kering, tanah retak seperti yang bisa dilihat di zaman para koboi. Walau areanya sendiri bukanlah sebuah padang gurun, tanahnya yang keras dan kering hanya bisa mendukung beberapa jenis tumbuhan, jadi menumbuhkan tanaman dan gedung-gedung di situ sangatlah sulit.

Namun, zaman modern merubah semuanya.

Tanah buatan dengan daya serap air tinggi dikembangkan dan banyak tumbuhan yang telah mengalami perubahan genetik dikembangkan dan membuat tanah kering itu kembali hidup bahkan di dalam lingkungan yang keras. Dengan menggunakan metode ini, sebuah rencana besar berjangka panjang dikembangkan untuk meningkatkan perkembangan benua ini. Dengan perkembangan tanah seperti itu, bagian tengah benua itu mampu dikembangkan secara maksimal dan orang-orang mampu menciptakan sejumlah panen raya besar dan kota-kota besar dibangun di situ dengan jalan tol penghubung. Dengan menggali sumber daya alam di dalam bumi, ekonomi negara itu tumbuh , dan posisinya di dalam masyarakat internasional kembali naik. Jika semuanya kembali tumbuh seperti rencana, tidak akan ada negara yang menargetkan tempat ini dengan sebuah Object.

Namun, semuanya tidak berjalan dengan lancar.

Suku yang telah tinggal di Oseania sejak zaman dahulu kala merasa perlu untuk membawa Oseania kembali ke masa-masa awalnya. Tidak peduli betapa kering dan tandusnya tempat mereka ini, kepercayaan mereka menganggap bahwa tanah ini adalah sebuah tanah suci. Dan mereka tidak mau tanah mereka dihuni oleh bukan penduduk asli atau pun ditumbuhi tanaman yang telah dikembangkan secara genetika. Suku pedalaman itu tidak mau tanah mereka “dimakan” oleh uang, jadi mereka mulai melancarkan aksi unjuk rasa damai dan protes. Negara militer itu kehilangan hasratnya untuk mengembangkan tanah-tanah itu, jadi mereka menjawabnya dengan sebuah jawaban yang simpel.

Mereka mengirimkan sebuah Object.

“Itulah yang disebut sebagai Konservasi Hutan dua tahun yang lalu. Dan pasukan koalisi dikirim untuk mengamankan suku-suku itu dari pasukan tirani sebuah negara militer,” kata Heivia di dalam sebuah markas yang ditutupi oleh pasir.

Berdiri di sebelahnya, Quenser berkata, “Huh? Ini semua dimulai dua tahun yang lalu? Lalu kenapa kita baru dipanggil sekarang?”

“Memangnya aku tahu? Pasti ada sesuatu yang telah dikembangkan di sana yang membuat kita harus ikut campur sekarang.”

Keseimbangan kekuatan di Oseania sangat mudah untuk dilihat. Area yang berada di dalam kekuasaan negara militer sangat hijau sementara yang dikuasi oleh pasukan koalisi (dan termasuk suku pedalaman yang menolak dukungan negara militer) sangat kering di daerah gurun. Mereka juga dipisahkan oleh mereka yang mau membantai pihak yang lain demi keuntungan atas makanan dan kayu.

Object dari berbagai kekuatan pasukan koalisi berkumpul di markas yang ada di garis depan. Biasanya, Object-Object ini berada pada posisi yang berbeda sebagai musuh dan teman, tapi sekarang mereka berkumpul pada satu pihak.

Tanahnya sangat kering. Sesuai dengan permintaan suku pedalaman ini, mereka hanya menyingkirkan tanaman yang tidak berasal dari jaman dahulu benua ini.

“Kenapa di sini sangat panas? Bukannya beberapa saat lalu bokong kita sangat kedinginan di Alaska sana?”

“Musim di bagian selatan bumi ini terbalik bodoh. Tapi aku rasa cuaca di sini cocok untuk santa dengan rok mini.” Quenser melihat ke sekeliling dengan keringat di wajahnya. “Kau tahu, kita memiliki banyak Object di sisi kita saat ini. Mungkin kita bisa memaksa mereka untuk menyerah tanpa harus menyerang mereka.”

“Jangan bodoh. Apa kau lupa betapa sering harapan kita berulang-ulang kali dihancurkan oleh mereka? Aku akan mengatakan kalau lebih banyak pasukan koalisi di sini bisa menambah kesempatan kita untuk melangkah satu langkah maju secara tidak sengaja.”

“Pasukan koalisi sudah mengirim puluhan Object ke sini untuk menghancurkan kediktatoran di sini, bukan? Kenapa tidak menggunakan bendera putih? Perang saat ini hanyalah perang antar Object, jadi tidak perlu lagi ada tentara yang ikut berperang.”

“Jangan tanya aku. Mungkin mereka memang pengecualian. Apa kamu pernah melihat negara-negara berkumpul dan membentuk sebuah koalisi? Aku tidak pernah menyangka kalau kita bekerja sama dengan negara kejam seperti ini selama 2 tahun. Diktator Oseania ini pasti sangat dibenci oleh komunitas internasional. ...Juga, aku ragu kalau mereka akan mengangkat bendera putih. Mereka telah banyak melakukan hal buruk, jadi aku ragu kalau mereka tetap akan menyerah walau kabur ke luar negeri.” Sambil mendengarkan Heivia, Quenser bersandar di balik barikade fiber sintetik yang direntangkan di seluruh markas ini dan memasukkan sesuatu seperti penghapus kotak ke dalam mulutnya.

“Hm, ransumnya sangat menjijikkan.”

“Yah, tapi lihat, sekarang kita bisa menambahkan rasanya dengan sedikit pasir di atasnya.”

“Aku ingin pulang.”

“Para petinggi pasti menggunakan ini seperti sebuah permainan.”

Saat mereka komplain, barikade itu mulai bergetar.

Mereka melihat ke sekeliling mereka dan melihat gadis pribumi berumur kira-kira 10 tahun dari luar barikade itu menatap ke arah mereka.

“Apa itu?” tanya gadis yang masih murni itu sambil menunjuk Object pasukan koalisi yang bergerak di dalam markas ini.

Quenser dan Heivia tidak tahu harus berkata apa.

Namun, gadis itu tidak merasa terganggu dan menunjukkan sebuah gambar dari sebuah buku melewati barikade itu.

“Itu mereka, bukan? Monster batu seperti yang ada di buku ini.”

“Y-yah, itulah mereka. Mereka memberikan perlindungan bagi tupai dan kanguru kalau hujan turun.”

Quenser tidak tahan kalau harus memberi tahu gadis itu kalau itu adalah sebuah senjata raksasa yang tidak memiliki belas kasihan sama sekali. Walau begitu, Heivia memiliki sesuatu untuk dikatakan pada Quenser, “Jawaban yang bagus, Quenser!!”

Berikutnya, jejak asap putih ditembakkan dari markas ke udara.

Gadis itu menunjuk ke langit dan bertanya, “Dan apa itu?”

Quenser tentu saja tidak mau menjawabnya dengan mengatakan bahwa itu adalah sebuah misil meteorologis tipe sensor yang sedang diuji coba.

“I-itu adalah roket...seperti pesawat ulang-alik...aku rasa?”

“Wow, aku tidak pernah melihat itu sebelumnya.

Saat gadis itu kegirangan karena penuh semangat, dua laki-laki itu melihat ke arah lain.

Itu adalah sebuah panggilan dari atasan mereka, Froleytia.

“Hei, kalian berdua, jangan ngobrol dari balik barikade. Tetap fokus.”

Gadis itu kemudian kabur karena takut. Dia segera loncat dan pergi dari tempat itu.

Quenser dan Heivia melirik ke arah Froleytia.

“...Sia-sia sekali.”

“...Mau bagaimana lagi. Dia memang terlihat cantik, tapi dia tetap seorang komandan yang keras. Bahkan seorang ahli bela diri akan kehilangan keberaniannya saat berhadapan dengan Froleytia.”

“Oh, jadi kalian mau melihat sisi lembutku? Aku bisa memperkenalkan diriku lewat hak sepatu bot ku kalau kalian mau. Tapi untuk sekarang, jangan bersantai di dekat barikade, ini adalah medan perang, ingat?”

“Kita baik-baik saja. Bahkan kalau kita ada di negara militer ini, aku ragu seorang penembak jitu mau menarget markas dengan Object sebanyak ini.”

“Bukan itu yang aku maksudkan. Markas ini dipenuhi oleh banyak kamera.” Froleytia terlihat frustrasi, tapi terlepas dari situasi panas, dia sama sekali tidak melepaskan satu kancing pun dari pakaiannya yang dilihat saja sudah membuat panas. “Jumlah wartawan asing meningkat, mereka mengatakan bahwa mereka akan menunjukkan pada dunia seperti apa negara tirani ini. Namun, mereka sepertinya hanya kumpulan orang manja yang belum pernah melihat medan perang sebelumnya dan beberapa orang lainnya yang aku ragukan kalau mereka adalah seorang wartawan.”

“Oh maksudmu orang-orang yang dulunya tentara bayarang yang sekarang bekerja sebagai pemandu wisata di medan perang saat ini yang dikuasai oleh Object?” tanya Heivia.

“Sepertinya begitu,” kata Froleytia, setuju dengan apa yang dikatakan Heivia. “Masalahnya protokol keamanan militer tidak mengizinkan kita untuk memberikan mereka izin untuk masuk ke dalam negara yang dikuasai oleh junta militer. Biasanya, mereka akan mengarahkan kameranya kepada kita, berharap bahwa mereka akan mendapat tembakan yang seharga dengan gaji mereka. Kalau kalian tidak mau wajah bodoh kalian muncul di kamera bersama dengan artikel buruk tentangmu di negara asalmu, pastikan kalian tetap menjaga sikap kalian di luar.”

“...Oh Tuhan, merepotkan sekali. Apa kau tidak bisa melarang wartawan itu untuk masuk ke dalam markas untuk menjaga keamanan informasi tingkat tinggi dari Object-Object yang ada di sini atau apalah itu?”

Froleytia rasa dia sekarang terserang sakit kepala saat dia mendengar perkataan Quenser yang begitu amatir.

“Memangnya kau pikir buat apa koalisi ini dibentuk, heh? Negara asal kita bisa mengakhiri pertempuran tidak penting ini jika perlu, tapi atasan kita menginginkan gambaran yang sangat jelas tentang siapa pahlawan perang yang akan berjalan di parade kemenangan nanti. Kalau kita melarang wartawan ini, para kandidat yang berusaha merebut kekuasaan di negara asal kita pasti akan sangat marah pada kita. Konselor Flide dan yang lain tidak akan senang mendengar hal itu.”

“Apa kau tidak dengar Quenser? Mereka melakukan hal-hal seperti ini kepada media. Bahkan aku dengar ada wawancara untuk membawa mega sponsor dari perusahaan-perusahaan besar atau partai politik untuk menempelkan logo perusahaan mereka di zirah Object seperti di mobil balap F1.”

“Apa mereka mencoba merekam gambar markas yang diserang dan para prajurit yang tertembak di tanah ke televisi ruang keluarga mereka? Mereka semua tidak mengerti perang itu seperti apa.”

Komentar Quenser terdengar sama dengan suara prajurit lain jika ditanyakan hal yang sama pada mereka, tapi secara teknis dia hanyalah seorang pelajar. Ekspresi serba tahu yang dia tunjukkan tidak lebih dari wajah warga sipil yang mengeluh soal kebijakan pemerintah.

Merasa suntuk dengan topik pembicaraan mereka, Heivia mengganti subyek obrolan mereka.

“Hei, apa kau melihat kapal para aktivis anti-perang di lautan? Mereka memasang spanduk raksasa yang meminta pasukan koalisi ini untuk menghentikan invasinya yang terdiri dari kekuatan-kekuatan Object luar biasa ini.”

“Mereka semua hanyalah tumpukan orang bodoh yang tidak tahu sama sekali tentang siapa sebenarnya negara junta militer ini atau kumpulan orang brengsek yang tahu tapi berpura-pura tidak tahu. Apa kita harus mempedulikan mereka semua? Faktanya, aku ingin bertaruh kalau mereka pasti akan bertanya kenapa pasukan koalisi tidak menyerang, segera setelah salah satu kapal aktivis itu ditembak jatuh oleh torpedo negara militer Oseania.”

Dengan wajah yang tidak senang, Froleytia berbicara, “Pemilihan anggota dewan di negara asal akan dimulai sebentar lagi. Seperti yang aku katakan, Konselor Flide dan yang lain berada di ujung tanduk untuk memastikan mereka tidak mendapat insentif buruk di depan masyarakat. Mungkin mereka juga memikirkan operasi militer untuk memberikan perlindungan kepada aktivis anti-perang itu.”

“Oh, ayolah. Kita datang ke sini untuk merawat orang-orang bodoh itu?” keluh dua laki-laki itu.

Froleytia menatap matahari yang mulai tenggelam.

“Kalian berdua akan bergabung ke dalam operasi militer yang akan dimulai pada saat matahari tenggelam, jadi persiapkan diri kalian sekarang. Pengarahannya akan dilangsungkan malam ini, jadi pastikan kalian sudah sangat siap untuk itu.”

“Tunggu, ‘kalian berdua’? Froleytia, apa kau hanya akan duduk di ruangan ber-AC di dalam markas sambil menunggu hasil perang?” tanya Heivia yang mencebikkan bibirnya.

Froleytia mengangkat bahunya dan mengatakan, “Apa kau ingin bantu-bantu di sini? Tidak mudah lho untuk menahan wartawan bintang tiga yang ingin menjadi wartawan medan perang sambil melanggar protokol militer kita dengan maju ke garis depan pertempuran. Mereka pikir kita para prajurit adalah pemandu wisata bagi mereka. Kapan pun mereka merasa tidak puas mereka akan mengadukan kita seperti orang yang protes kepada Costumer Service. Apa kau ingin melihat wajah asli para pasifis itu sementara wajahmu diludahi karena tidak menyerang balik?”

Quenser dan Heivia saling memandang satu sama lain ketika mendengar itu.

Bagian 2

Di dalam markas perawatan Object, karakteristik peralatan yang digunakan oleh tipe fasilitas yang sama bisa berbeda tergantung dari pasukan mana mereka berasal. Seorang Elite perempuan yang biasa dipanggil Putri oleh yang lain berdiri di salah satu porsi wahana yang terdiri dari tumpukan kendaraan besar.

Puluhan fasilitas lain berada di sini dan salah satu yang dimasuki oleh sang Putri bukanlah sebuah fasilitas raksasa untuk menampung Object miliknya, Baby Magnum. Dia berada di sebuah fasilitas spesial yang dibangun tepat di samping Object miliknya. Ini adalah fasilitas khusus yang dibuat untuk merawat tubuh Elite.

Jika dilihat, area yang luas ini sulit dipercayai berada di dalam sebuah kendaraan yang membentuk sebuah dome setengah lingkaran dengan diameter 10 meter. Si Elite berdiri di tengah dome itu sambil tubuhnya diamati oleh peralatan yang tak terhitung jumlahnya dan mata manusia dari luar dome itu. Orang-orang itu adalah para tim medis yang dibawa untuk mengamati perawatan dan kesehatan sang Elite.

Wanita tua yang biasanya merawat Object sang Elite berada di dalam fasilitas itu bersama dengan puluhan tim medis, dia mengoperasikan sebuah perangkat yang terlihat seperti alat perekam yang digunakan untuk menyulih suara kartun atau film.

“Oke, kita mulai. Apa kau sudah selesai menyiapkan alat musiknya?”

Suaranya tidak dikirim oleh sebuah gelombang. Malahan, sebuah kalimat dengan cahaya oranye tampil di dinding bersih dome itu. Itu karena dome ini kedap suara. Gadis itu membaca kata-kata yang turun seperti yang ada di papan skor elektrik. Saat partitur musik itu tampil dengan jelas di matanya, dia memasang kaca mata spesial yang biasa dia kenakan saat mempiloti Object.

Dia menggenggam sebuah flute panjang berwarna silver, dan bersih itu lalu memasukkan teks dengan gerak matanya ke input inframerah di kaca matanya.

Menyetel flute sudah selesai.” Tulisnya.

“Aku tidak melihat ada yang salah dengan partiturnya. Kalau begitu, nyalakan metronomnya. Kamu bisa mulai resitalmu sesuka hatimu.”

Membaca kata-kata wanita tua itu, sang putri membiarkan pesawat kertas di tangannya terbang dari tangannya. Sambil melihat origami itu melayang tinggi di udara, dia menggenggam flute itu secara horizontal di tangannya.

Dia meniupnya dengan memindahkan jari-jarinya yang keperakan.

Suara kecil berbunyi dari flute itu dan hidung dari pesawat kertas itu naik cukup tinggi. Itu dibuat dari material khusus yang bisa terdistorsi hanya karena gelombang suara.

“Ya, ya, itu bagus. Naikkan periode gelombangnya menjadi 5 meter dengan amplitudo 140 sentimeter, dan dengan kecepatan setiap gelombang 30 detik.”

Penampilan yang tidak memiliki kualitas seni seperti itu sangat membosankan.”

Dengan flute yang masih menempel di mulutnya, sang putri kembali menggerakkan matanya untuk melanjutkan pembicaraannya. Not bergerak begitu riuh di monitor yang menampilkan partitur itu, tapi tidak ada gerakan yang pasti di jarinya. Dia tidak terlihat seperti seorang musisi pecinta musik dan gerakannya lebih terlihat seperti lengan robot yang menyolder motherboard pada papan semikonduktor.

“Apa rasanya nikmat dikelilingi oleh suara-suara merdu seperti itu?”

Maksudmu getaran suara yang mengelilingi dome yang aku buat ini? Kalau aku puas hanya dengan ini, aku rasa aku sudah menjelek-jelekkan nama orkestra.”

Tidak ada standar yang pasti untuk metode perawatan tubuh Elite. Juga tidak ada perbedaan standar di tiap-tiap pasukan atau negara. Metode yang paling cocok adalah membangun sebuah spesifikasi yang cocok untuk tubuh tiap-tiap Elite. Untuk satu orang, itu adalah berenang di kolam renang yang sangat besar, berenang mengejar waktu. Untuk yang lain, itu adalah menyelesaikan setiap soal di sebuah lembar soal ujian masuk universitas. Untuk yang lain, itu adalah bermain catur melawan super-komputer. Dan untuk seseorang seperti sang putri adalah untuk mengelilingi dirinya dengan suara-suara yang sudah diatur.

“Apa kamu punya keluhan soal alat musiknya? Untuk mengganti suasana, apa kamu mau mencoba menggunakan gitar listrik?”

Menghasilkan suara yang tercipta karena napasku memiliki efek yang besar pada tubuhku. Aku menggunakan flute karena napasku ditulis dalam nada dan lagu.

Suara lain tidak bisa bersatu dengan musik. Dia bisa berbicara tanpa masalah dengan berhenti dan beristirahat sebentar, tapi regulasinya tidak bisa membuatnya berhenti untuk beristirahat.

Itulah kenapa sang Elite merasa risih ketika ada seseorang yang mengajaknya berbicara dan ia harus menjawabnya dengan menggerakkan matanya sambil meniup flute. Sekarang, dia sampai pada nada terakhir dan pengaturannya selesai. Sang Putri melepaskan flute itu dari bibirnya dan pesawat kertas yang mengambang di udara itu turun ke lantai.

Sang putri mengambil metronom itu dan bersiap untuk lagu berikutnya, tapi kemudian dia melihat ke atas. Dari dome yang jernih itu, dia melihat wajah familiar yang dia kenal masuk dari pintu yang terbuka dari wahana ini.

Itu adalah Quenser.

Dia didorong oleh sahabatnya, Heivia, dan dari wajahnya bisa diketahui bahwa sebenarnya ia tidak tahu dimana dia sekarang. Melihat itu, sang Putri mengangguk pelan.

(Heivia ternyata bisa kasar, tapi sepertinya itu masih bisa ditoleransi)

Di antara orang-orang yang mengamatinya terus-terusan, hanya wanita tua yang menyadari ada sesuatu yang berubah di kondisi mentalnya. Teks oranye itu tertulis, “Bagaimana kalau kita beristirahat sebentar?” dan pintu dari dome kedap suara ini terbuka secara otomatis.

Quenser masuk ke dalam dan sang Putri memberikan sebuah instruksi ke dome ini. Segera setelah itu, polarisasi membuat dinding dome ini terlihat putih.

“Wah!” teriak Quenser terkejut.

Sang Putri menghampirinya dan berkata, “Apa yang kau lakukan di sini hari ini?”

“Oh, Heivia bilang kalau ada sesuatu yang membuat kita harus mampir dan mengingatkanku kalau kita berada di sebuah misi bersama-sama lagi.”

(Memang dia pikir aku ini kejam apa?)

Sang Putri merasa sedikit jengkel.

Melihat bahwa Sang Putri agak jengkel, Quenser memperhatikan flute perak yang digenggam oleh Sang Putri.

“Hehh. Apa itu flute? Aku pernah melihat seseorang memainkannya di sebuah orkestra tiup di negara asalku, tapi aku tidak tahu bagaimana mereka bisa memainkannya. Aku pikir aku tidak akan bisa mengeluarkan suaranya walau mencobanya.”

“Ini sangat mudah dari yang kamu pikirkan. Mau coba?” tanya Elite itu dan Quenser mengangguk seperti yang sudah diduga oleh sang Putri.

Itu sudah cukup untuk membuat mood sang Putri membaik, tapi...

“Kamu memegangnya di sisinya, ‘kan? Huh? Dipegangnya di kiri atau di kanan?”

Sebelum dia mengatakannya, Quenser dengan polosnya membawa flute itu ke bibirnya.

Sang Elite sudah berpikir paling tidak mengelap mouthpiece-nya sebelum menyerahkannya kepada Quenser, jadi dia agak terkejut dan berdiri dengan wajah bingung dan pipinya memerah. Namun, gelombang kejut yang membuatnya bergetar terasa segera setelah flute itu berbunyi.

Gadis itu membuat tubuhnya bergejolak ketika mendengar alat musik itu berbunyi, saat suara kecil, jelek dan tidak jelas itu keluar dari flute itu, perasaan delusi yang aneh terasa di sekujur tulangnya.

“...!?”

Mulut sang Putri terbuka dan menutup saat dia menekuk punggungnya. Sebuah sugesti perintah tertentu keluar dari efek pengatur flute itu, tapi dia lupa untuk memberikan perintahnya.

Heavy Object v01 248.jpg

Saat sebuah cahaya lembut dan nyaman muncul di matanya diikuti sebuah alasan yang muncul untuk menghentikan Quenser, tubuh sang Putri menegang, tapi Quenser tidak tahu apa yang terjadi.

Saat Quenser benar-benar mencoba untuk mengeluarkan nada “do re mi fa so la si do”, udara yang ia keluarkan sangatlah kuah dan dia menggunakannya dengan sangat salah.

“Huh? Not yang keluar salah, ya. Nadanya sangat kacau. Dan bagaimana caranya untuk menghasilkan nada ‘do’?”

Dengan setiap suara yang dihasilkan oleh flute itu, tubuh sang Putri terguncang tanpa sebab. Sebuah cahaya kuning muda muncul di pipinya dan air mata menetes di matanya. Tangannya yang ramping dan kakinya bergetar tanpa dia inginkan. Saat mengelus pahanya bersamaan, dia tidak tahu kenapa dia secara alami ingin melakukan itu.

“Do re mi...fa? Apa ini ‘fa’? ....Huh?”

Akhirnya, Quenser menyadari ada sesuatu yang salah.

Sang Putri begitu merona karena sebuah konflik antara kenikmatan dan rasa malu yang akhirnya dia sadari.

“A-apa kau baik-baik saja? Apa kau ingin ke kamar kecil?” tanya Quenser dengan wajah yang begitu khawatir.

Segera setelah itu, sang Elite melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dia lakukan.

Dia memukul seorang manusia dengan kepalan tangannya yang kecil.

Bagian 3

Matahari mulai tenggelam di garis cakrawala.

Saat Quenser berdiri dan melihat tanah asing yang dicat dengan warna oranye, Heivia berbicara kepadanya.

“Coba pikir, apa yang sebenarnya kita lakukan di sini sekarang?”

“Bukannya ini yang coba kita tahu di pengarahan ini?”

“Aku sangat yakin kalau pasukan koalisi ini hanya memiliki tujuan mereka sendiri-sendiri untuk mencari kejayaan perang demi diri mereka sendiri. Apa kau pikir tidak akan ada yang berdebat tentang siapa yang memenangi perang ini nantinya?”

“Aku hanya berharap kalau perang ini tidak berakhir seperti kumpulan anjing liar yang berebutan daging.”

Saat Quenser berjalan, dia membuka sebuah peta. Itu adalah peta Negara Militer Oseania. Saat Heivia melihat peta tua itu, Heivia merasa agak risih melihatnya.

“Apa yang kau lakukan? Kau kehilangan perangkat genggammu?”

“Kalau baterainya habis atau masuk ke dalam pasir, kita akan tamat. Kalau kita tidak belajar kapan menggunakan peralatan digital dan kapan menggunakan peralatan manual, kita pasti akan cepat mati.” Saat dia berbicara, Quenser melipat peta itu lagi seperti seseorang yang sedang membaca koran di dalam kereta yang sedang berjalan. “Dari apa yang aku dengar dari orang-orang yang merawat Object sang Putri, rencananya adalah menyerang markas rahasia milik Negara Militer Oseania dan meledakkan Object musuh.” Heivia melirik peta itu dari sisi lain saat Quenser berbicara. “Menurut informasi dari atasan tinggi kita, kekuatan teknologi militer negara ini cukup lemah. Jadi sebenarnya kita tidak tahu apakah mereka memiliki Object atau tidak tidak. Grup simulasi sudah membuat desain perkiraan Object musuh berdasarkan apa yang ada di sini atau yang diperkirakan sedang dikembangkan, dan mereka menyimpulkan bahwa negara ini memiliki sebuah Object Generasi 0.5. Pada dasarnya, teknologinya cukup lemah bagi fungsi kerja sebuah Object, jadi itu hanya sebuah sampah saja. Zirahnya dibuat sangat kasar, jadi analis memperkirakan bahwa hulu ledak nuklir sudah cukup untuk menghancurkannya.”

“Jadi sebenarnya ini cukup mudah. Kita memiliki pasukan koalisi dengan 20 Object di seluruh lautan Oseania. Object bersinonim dengan perang, jadi kita bisa menghancurkan kekuatan militer Oseania dengan jumlah saja kan?”

“Sebenarnya, ini tidak semudah yang kau katakan, Heivia.”

Quenser menunjukkan peta yang dilipat itu pada Heivia.

Itu memiliki lingkaran hitam di beberapa titik.

“Negara Militer Oseania tahu bahwa Object berharga milik mereka akan hancur seketika jika kita menyerangnya, jadi mereka menyembunyikannya di dalam markas. Itulah kenapa, walau dengan Object yang kita miliki, kita tidak bisa menyerang mereka begitu saja.

“Ahn? Tapi aku pikir operasi militer ini dimulai saat senja. Maksudnya pasti mereka tahu di mana lokasi itu berada, bukan?”

“Kita memiliki beberapa perkiraan.” Quenser menunjukkan titik merah di peta. “Sepertinya Oseania sudah membangun beberapa markas palsu sepanjang tanah membentang untuk membingungkan para analis kita. Kita sudah menyerang beberapa dari mereka, tapi tidak ada satupun yang benar-benar markas Object. Mereka sudah melakukan penyelidikan sampai saat ini, tapi mereka tidak tahu apakah ini benar markas yang kita inginkan atau tidak.”

“Object itu sangat besar. Tidak bisakah mereka melihatnya dari satelit?”

“Satelit itu sudah mengkhianati kita. Para atasan sudah sangat senang ketika melihat sebuah benda setinggi 50 meter dan mengirimkan pasukan besar untuk menyerangnya tapi mereka hanya menemukan sebuah tangki gas raksasa yang disamarkan. Dari yang aku dengar, para teknisi satelit di markas menangis karena penyiksaan yang mereka dapat.”

“Itu adalah serangan tidak langsung,” jawab Heivia.

Negara militer ini sudah menyebarkan tangki gas di seluruh Oseania karena mereka tahu mereka sudah diawasi oleh satelit. Sebenarnya, mereka ingin mengatakan, “Lihat, betapa banyak Object yang kita miliki. Wah hah hah hah!”

Tentu saja, pasukan koalisi tidak cukup bodoh untuk jatuh ke dalam boneka tiruan lain, tapi mereka harus cukup hati-hati kalau mereka tiba-tiba saja menemukan Object sungguhan. Tentu saja ini menurunkan semangat para prajurit dan begitu banyak menghabiskan uang pajak. Karena itu, para atasan begitu ingin mengakhiri perang ini secepat mungkin.

“Jadi ini tidak lebih dari latihan menembak melawan target palsu?”

“Bagian yang terburuk adalah membuat kita terbunuh sia-sia di sana.”

Merasa tidak membutuhkannya lagi, Quenser melipat peta itu lebih kecil dan memasukkannya ke dalam sakunya.

Heivia melihat ke sekeliling dan berkata, “Ngomong-ngomong, kita sudah bekerja sama dengan pasukan koalisi bukan? Jadi pasti ada Object lain selain yang dimiliki oleh sang Putri. Aku harap kita tidak bekerja sama dengan faksi yang kita kalahkan di Alaska atau Gibraltar. Aku tidak ingin ditembak secara rahasia oleh sekutu yang merasa dendam dengan kita karena masalah pribadi.”

“Apa kau yakin ingin bertanya tentang itu? Kau mungkin tidak suka dengan jawabannya. Aku sudah bertanya pertanyaan yang sama ke tim perawatan. Hanya rumor, tapi...”

Sebelum Quenser menjawabnya, sebuah gedung raksasa melintas di depan mereka.

Sebenarnya, itu adalah Object.

Raksasa setinggi 50 meter itu melintas di depan mereka dan meniup pasir ke udara seperti badai pasir, tapi Quenser dan Heivia memiliki hal lain yang lebih penting.

Bendera yang dicetak di zirah Object itu sudah cukup membuat jantung Heivia berhenti berdetak.

“Gaahh!?? Kau pasti bercanda! Itu adalah Aliansi Informasi!!”

“Yeah, aku juga sudah dengar tentang itu. Sepertinya kita bekerja sama dengan orang-orang gila.”

Perangkat pengumpul informasi milik Object itu pasti sudah menangkap suara mereka karena raksasa setinggi 50 meter itu berjalan pelan seperti ingin merespon dan suara wanita dikirim keluar lewat speaker itu.

“Oh, ya ampun. Ternyata kalian cuman anjing-anjing tentara Kerajaan Legitimasi. Sepertinya kita akan bekerja bersama-sama. Oh ho ho.”

Mesin pendorong udara Object itu menahan untuk mengambang di atas tanah dan meniupkan udara tambahan, meniup lebih banyak pasir dan membuat Heivia dan Quenser batuk-batuk.

Sial. Inilah kenapa kita tidak boleh membiarkan orang yang belum dewasa untuk tidak menaiki Object! Apa kita harus pergi ke dalam misi bersama dengan orang-orang seperti ini!?”

“Masih lebih baik daripada harus bekerja sama dengan Korporasi Kapitalis atau Organisasi Iman, jadi kau harus lebih tenang dan berhenti mengeluh.”

Seorang jurnalis pernah menulis tentang dunia ketika seluruh dunia ini terbagi ke dalam negara-negara kecil di dalam peta, sekarang peta itu sudah mengecil dan membagi negara-negara ke dalam “warna-warna” yang saling berbeda untuk menunjukkan kepada siapa negara-negara itu berada dalam warna.

Salah satunya adalah kelompok yang mempercayai bahwa keakuratan sebuah informasilah yang menentukan sesuatu jahat atau baik dan mencoba membuat sebuah jaringan yang menjangkau seluruh dunia. Salah satu yang lain adalah kumpulan Korporasi Kapitalis yang percaya bahwa tumpukan uang di dalam banklah yang mampu memberikanmu sebuah posisi di dunia dan hak asasi yang kamu inginkan. Salah satu yang lain adalah sebuah kerajaan yang terdiri dari banyak budaya yang ingin membangkitkan lagi sistem lama di mana legitimasi dari darah ningrat dan kejayaan seseorang menentukan status sosial mereka.

Batasan sumber makanan, terbatasnya energi, meningkatnya jumlah populasi manusia, dan banyak hal yang menumpuk menimbulkan sebuah “‘Alasan resmi’ yang membuat negara-negara menjadi seperti itu, tapi sepertinya alasan sebenarnya adalah kegagalan dan tumpukan masalah yang menimpa Persatuan Bangsa-bangsa di pertengahan abad 21. Potongan yang terpisah itulah yang membuat sebuah arah yang mereformasi berbagai macam persekutuan yang terbentuk saat ini.

Tidak lagi ada keseimbangan kekuatan negara didominasi oleh satu warna. Malahan, negara-negara bebas memilih ke mana mereka berpihak, membuat kekuatan dunia ini melampaui batas-batas wilayah geografis. Ini membuat peta terlihat seperti retakan kaca. Ini juga yang membuat apakah negara itu yang sekarang adalah sekutu, suatu saat nanti akan berbalik menjadi musuh, pertempuran kecil sangat sering berkobar di seluruh dunia. Namun, semua ini terlihat normal sejak Quenser lahir di dunia ini, jadi dia hanya terlihat bingung ketika orang-orang tua menggeleng-gelengkan kepalanya soal kondisi dunia ini.

“Namun, dua Object akan digunakan di operasi kali ini, jadi aku ragu kalau tentara rendah seperti kalian akan berguna di sini. Oh ho ho,” kata pilot Object itu.

“Kalau begitu, apa kita bisa pergi ke kamar kita dan tidur sekarang?”

Bagian 4

Setelah pengarahan yang diisi dengan kekerasan para kepala faksi yang ada di sini untuk mengincar kejayaan perang yang didapat oleh Object mereka, Quenser dan tentara lain yang sama seperti dirinya keluar dari gedung itu, merasa sangat bosan.Matahari sudah tenggelam dan kegelapan mengisi angkasa.

Sudah saatnya operasi ini dimulai.

“Oh, tuhan. Kenapa lokasi yang kita tuju berjarak 2 kilometer dari sini? Dua kilometer, coba bayangkan! Apa kita tidak bisa mendapatkan truk!?” teriak Quenser tanpa berpikir.

Heivia mengangguk dan kemudian berkata, “Mereka sebenarnya sudah siap, tapi semua truk itu digunakan untuk mengangkut zirah robot milik Aliansi Informasi. Lihat ban truk yang mau meletus itu.”

“Mereka memiliki mesin dan per fiber untuk meningkatkan kekuatan mereka, jadi kenapa mereka tidak berjalan saja? Dan apa yang ingin mereka lakukan dengan zirah robot itu untuk melawan Object?”

“Itu adalah unit bantuan yang dilengkapi dengan kamera berkecepatan tinggi. Mereka menganalisa setiap menit gerakan meriam Object dari kameranya lalu mengirimkan data yang mereka dapat ke Object milik mereka untuk memberikan data bantuan untuk menghindar dan bertahan. Paling tidak, mereka lebih berharga daripada kita. Walau mereka sendiri lebih sering diserang lebih dahulu karena keberadaan mereka yang cukup mengganggu.

Namun, tidak hanya pasukan infanteri yang terganggu dengan keberadaan itu.

Object raksasa yang mampu bergerak setara dengan mesin kereta jet harus bergerak perlahan dengan kecepatan yang sama dengan pasukan infanteri. Mereka membuat gerakan perlahan seperti langkah kaki yang dibuat seseorang ketika mengetuk lantai dengan kaki mereka ketika menunggu seseorang.

Kedua Object itu menutup sisi samping barisan pasukan infanteri di sisi yang berlainan.

Yang pertama adalah Object sang Putri dari pasukan Kerajaan Legitimasi.

Dan yang lain adalah sang Elite dari Aliansi Informasi yang Quenser dan Heivia temui tadi.

Dua Object itu menggunakan tipe pendorong yang berbeda karena suara seperti petir hanya terdengar dari milik sang Putri.

Untuk membuat ketegangan agak menurun dan karena mereka sama-sama memiliki hubungan untuk bekerja bersama-sama saat ini (walau ia pernah hampir mati karena mereka), Quenser memutuskan untuk bertanya kepada Elite dari Aliansi Informasi.

Sepertinya ia cuma penasaran karena jika dalam situasi biasa, ia tidak akan bisa mendekati (karena takut tubuhnya akan terpanggang jika mendekatinya) sebuah Object dari Aliansi Informasi.

“Hei, apa benar kalau Aliansi Informasi sedang mengembangkan Object dengan bentuk manusia?”

“Oh ho ho. Itu adalah sebuah kebohongan yang sangat buruk. Mungkin secara teknis bisa, tapi pusat gravitasinya terlalu tinggi, jadi pasti itu akan sangat mudah untuk jatuh.”

“Tidak menyenangkan. Kalau begitu apa Object-mu yang menggunakan saluran pembuangan tenaga juga bohong?”

“Kalau yang itu benar. Sama seperti tangki pembakaran, sebuah reaktor Object akan lebih efektif jika menyala 24/7 daripada harus dinyala-matikan. Hasilnya, ada tenaga sisa yang bisa disisakan ketika sedang bersiap di dalam markas. Oh ho ho.”

“Kamu bergerak di atas tanah untuk waktu yang lama dengan mesin pendorong udara yang murni menggunakan tekanan udara daripada menggunakan tenaga listrik statis. Kalau kamu sedang serius, tenaga yang keluar itu cukup kuat untuk menghempaskan prajurit yang ada di sini.”

“Kalau sedang melaju bersama dengan para prajurit, mesin pendorong udara yang aku gunakan cukup kecil karena hanya untuk menahan berat Object saja. Oh ho ho. Itulah kenapa udara di sekeliling sini tidak terganggu dan para prajurit bisa berjalan beriringan.”

“Heeh. Jadi itu yang dilakukan oleh Aliansi Informasi akhir-akhir ini.”

“Aku suka dengan tatapan kagummu. Oh, dan untuk membiarkan tekanan udara ini bisa bergerak secara maksimal, tubuh utamanya menggunakan karbon dan material aramid untuk bagian zirahnya. Oh ho ho.”

“Ngomong-ngomong, berjalan seperti ini sangat melelahkan, jadi apa aku bisa ikut menumpang?”

“Oh ho ho. Kalau cuman prajurit biasa sih tidak jadi masalah, naik saja sesukamu.”

Quenser meraih sesuatu seperti material urethane dari mesin pendorong udara dan Heivia tiba-tiba saja berteriak padanya.

“(Hei! Itu bukan ide yang bagus Quenser!!)”

“(Apa? Apa karena unit intelijen Aliansi Informasi akan melihatku karena takut informasi Object mereka akan bocor?)”

“(Itu salah satunya, sebenarnya sekarang mereka sedang melihat wajahmu dengan teropong itu adalah salah satu masalahnya, tapi masalah sebenarnya adalah putri sepertinya agak bad-mood untuk alasan tertentu!!)”

“(...Hah?)”

Hampir sampai menaiki material urethane yang digunakan oleh mesin pendorong udara ini, Quenser melihat Object sang Putri itu dengan bingung.

Dia melihat Object sang Putri bergerak seperti menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Tidak apa-apa,” kata putri.

“Gwaah!? Object putri yang terlalu banyak bergerak membuat tekanan udara dan semprotan penolak itu menerbangkan pasir ke mana-mana!!” teriak Heivia dari tanah dan semua pasukan yang berada dalam formasi mereka mulai batuk-batuk. Quenser menghindari itu dengan menaiki Object beberapa meter ke atas. “Quenser! Kalau kamu mau mencegah lebih banyak kerusakan, naik saja ke Object sang Putri!!”

“Tapi Object sang Putri menggunakan listrik statis dan laser untuk penggeraknya? Itu menyimpangkan laser secara acak dengan lempeng logam untuk memanaskan udara dan meledakkannya. Aku pikir akan cukup berbahaya jika dekat-dekat dengan itu.”

“Uhuk uhuk!! Y-ya, pasir ini juga cukup berbahaya juga, tahu!”

Itu adalah saat ketika Elite Aliansi Informasi itu berbicara.

“Mencoba untuk ramah dan mengobrol secara santai merupakan salah satu cara untuk meraih kepercayaan di antara prajurit seperti kita. Oh ho ho. Aku rasa, Elite dari Kerajaan Legitimasi tidak tahu cara tata krama untuk berkawan dengan orang lain.”

“Aku bilang tidak ada apa-apa... Apa kau mengejekku?” jawab sang Putri.

“Tolong Quenser!! Cepat turun!! Jangan memancing amarah antara Putri dengan Elite itu!! Kalau begini terus, kita semua akan mati terbunuh di antara pertempuran dua Object ini!!”

“?”

Quenser bisa mendengar suara teriakan di bawahnya, tapi dia tidak punya niatan untuk turun kembali dan berjalan dengan peralatan berat di punggungnya. Dia berbaring di urethane itu dan membuat dirinya nyaman sampai mereka sampai.

Bagian 5

Cukup mudah untuk melihat faksi mana saja yang menguasai daerah-daerah di Oseania.

Wilayah yang dikontrol oleh pemerintahan junta militer ditutupi oleh hutan sementara area yang dikuasai oleh pasukan koalisi adalah area padang gurun.

Quenser dan yang lain berada di dalam hutan hijau ini.

Pada awalnya mereka berjalan dari tanah tandus, kering, dan berkerak-kerak, tapi setelah mereka melintasi sebuah garis wilayah tertentu, tanah yang mereka lalui menjadi ditutupi oleh rumput. Setelah itu, mereka dengan cepat masuk ke dalam hutan. Kondisi tanah di sini sangat tergantung dari tanah buatan yang memiliki daya serap air yang tinggi ini sudah tersebar di seluruh wilayah ini atau tidak. Tidak heran kalau suku pedalaman yang telah mencintai tanah leluhur mereka selama kurang lebih 1000 tahun ini melihat pemandangan aneh seperti tanaman asing yang tidak pernah mereka lihat adalah sebuah penghinaan bagi tanah yang sangat sakral bagi mereka.

Quenser turun dari bagian material urethane Object Elite Aliansi Informasi dan melihat sekelilingnya.

“Sekarang, wilayah pertempuran kita sudah terlihat. Walau aku rasa yang kita lakukan hanya duduk santai di sini melihat sang bintang beraksi di atas panggung.”

“...Aku berharap kau pergi saja dari tempat ini sekarang,” keluh Heivia.

Tanpa diketahui oleh Quenser, Heivia merasakan saat-saat yang begitu menyakitkan ketika terjebak di antara dua Object sementara Quenser hanya bersantai di atas salah satu Object itu.

Heivia melihat ke sekelilingnya dan berkata, “Kau tahu, sialnya ini adalah sebuah hutan. Mereka mengembangkan teknologi biotik demi kepentingan penghijauan sosial, benar? Aku tidak percaya kalau ini dulunya adalah sebuah padang gurun.”

“Jangan bodoh. Meski mereka sudah menaikkan rata-rata kecepatan pertumbuhannya, mereka tidak mungkin mengembangkan pohon dengan cabang sebesar itu. Kalau pohonnya pendek aku tidak masalah, tapi ini terlihat seperti sudah berumur 100 tahun dan mungkin ini diambil dari negara lain.”

Sang putri kemudian berbicara lewat speaker yang dipasang di Object-nya.

“Kita akan bergerak maju. Berhati-hatilah dan pastikan kalian tidak terkena peluru nyasar atau radiasi panas.”

“Terima kasih atas perhatiannya, tapi bukannya itu sama saja mengatakan kalau kami tidak berguna?”

“Oh ho ho. Kau bisa menunggu di sini sambil bermain permainan ketangkasan otak selama 10 menit atau apapun yang kau inginkan.”

Dua Object raksasa itu menembus ke dalam hutan yang lebat ini dengan kecepatan tinggi. Quenser dan yang lain ditinggal dengan meninggalkan jejak suara petir yang datang dari arah Object sang Putri.

Mesin raksasa itu memiliki tubuh setinggi 50 meter dan bergerak dengan kecepatan 200-300 km/j. Pohon yang dibuat dengan rekayasa genetik itu patah seperti sumpit kayu saat massa raksasa itu melewatinya. Dan tak lama setelah itu, kedua Object itu meninggalkan hutan yang rata dengan tanah.

Target mereka adalah gedung-gedung beton yang berada di tengah-tengah hutan.

Sebuah alarm yang biasa berada di sebuah fasilitas militer menyalak saat senjata yang menjadi puncak rantai teknologi itu mendekat.

Quenser menarik sepasang teropong dan Heivia berbicara padanya, dia terlihat terganggu.

“Aku bertaruh kalau ini pasti bukan target kita. Kalau Object Oseania benar ada di sini, pasti benda itu meninggalkan jejak yang sama seperti hutan yang rata dengan tanah. Kau tahu ‘kan waktu Object sang Putri melintasi hutan itu.”

“Tidak, aku sedang mengamati Object Informasi Aliansi,” jawab Quenser saat dia mengatur jarak penglihatan teropong itu dengan tangannya. “Kalau monster itu menyerang kita saat menjadi musuh, aku tidak akan memiliki kesempatan untuk menganalisisnya, tapi ini berbeda. Aku memiliki kesempatan untuk menyelidikinya. Aku bisa menggunakan waktuku untuk mencuri pandang informasi dari Object itu.”

“Apa, kau sekarang sedang menggilai gadis asing? Ayolah, kalau kau tetap mengejarnya, putri kita yang lucu nan imut akan berusaha membunuhmu.”

“Apa yang kau sebenarnya bicarakan, Heivia.”

Saat mereka berbicara, pertempuran antara Object koalisi dengan tentara normal di markas Oseania dimulai.

Dari pengamatan, sepertinya Object musuh generasi 0,5 tidak ada di situ.

Hasil yang sudah sangat jelas terlihat seperti pemandangan di atas pematang ladang.

Ledakan sorotan sinar menutupi pertempuran itu, memecah belah pemandangan malam hari.

Mereka semua sedang ditembak oleh meriam cahaya panas.

Itu adalah sebuah meriam yang yang menembak secara terus menerus dan memiliki interval yang sangat pendek.

Object Aliansi Informasi memiliki sebuah senjata utama sepanjang 35 meter yang terdiri dari lima meriam cahaya panas yang disambung menjadi satu seperti Gatling Gun. Beberapa orang mungkin berpikir untuk apa memasang sebuah perangkat seperti Gatling Gun yang menembakkan cahaya radiasi panas daripada proyektil logam, karena kekuatan panasnya juga akan menghancurkan larasnya dan perangkatnya yang lain kalau ditembak dengan interval yang terlalu pendek. Juga, mereka menggunakan sebuah amplifier untuk secara cepat memperkuat dan melepaskan tenaga listrik, jadi penting untuk menyalakan dan mematikannya ketika berada dalam interval yang sangat pendek untuk membagi daya panas yang ada di setiap meriam.

Seperti yang sudah seharusnya diperkirakan, Object Aliansi Informasi itu menggunakan kelima meriamnya dengan sangat kejam.

Setiap energi cahaya kebiruan itu memotong langit malam, dinding beton tebal itu terpotong menjadi bagian-bagian kecil. Bongkahannnya meledak di udara seperti erupsi gunung berapi dan membuatnya terlihat meleleh. Para prajurit Oseania mencoba melarikan diri dengan tembakan tank dan misil yang ditembakkan dari kendaraan, tapi Object akan merasakannya seperti digigit nyamuk. Bangunan-bangunan yang runtuh itu menimpa kendaraan-kendaraan yang membawa misil dan tank-tank yang ada di bawahnya.

Ngomong-ngomong, Object sang Putri tidak akan tinggal diam melihat semua ini.

Ia menggunakan manuver gerak cepat yang dimilikinya untuk memotong jalan keluar yang dimiliki oleh unit tank yang melarikan diri dan menembakkan ketujuh meriam utamanya. Meriam yang dimiliki oleh sang Putri mampu berganti-ganti seperti mikroskop yang mengganti lensanya. Dengan memutar rotor barelnya, dia menggunakan cahaya laser, meriam plasma berstabilitas rendah, coilgun, dan juga beberapa pilihan lain. Itulah kenapa Object-nya dinamakan Object Multi guna.

Ledakan, sorotan cahaya panas, dan suara erangan memenuhi seluruh area pertempuran ini, tapi tidak ada suara teriakan yang bisa terdengar.

Teriakan kemarahan dan teror mungkin akan sangat terasa di sana, tapi suara kehancuran yang disebabkan oleh Object menenggelamkan mereka semua.

Pemandangan itu memenuhi seluruh area pertempuran.

Itu adalah sebuah neraka yang lahir di bumi bagi siapa pun yang ingin melawan monster bernama Object.

“Wow. Aku rasa inilah yang didapat oleh Oseania jika mereka tidak mengindahkan perjanjian perang dan hanya melakukan apa yang mereka inginkan. Aku merasa bersalah kepada mereka karena aku tahu bagaimana rasanya tidak bisa mengibarkan bendera putih.”

“Aku bisa meliat kenapa sang Putri meminta kita untuk tidak terjebak di sana. Hei, Quenser, apa kau bisa menjelaskan padaku bagaimana cara kerja Gatling Gun itu? Pasti keren sekali kalau Putri memiliki salah satu senjata itu di mesinnya.”

“Eh? Aku lebih penasaran dengan apa yang terjadi di bawahanya,” kata Quenser sambil memindahkan pandangannya ke bawah dan menunjuk bagian bawah Object Aliansi Informasi. “Aku ingin tahu kenapa ia menggunakan pendorong udara dan roda gigi di saat yang bersamaan, tapi aku rasa aku tahu kenapa. Mengambang di udara dengan pendorong udara adalah dasar dari mesin penggerak dengan tekanan udara, tapi itu menggunakan telapak kakinya untuk menghentak tanah dan memberikan sebuah dorongan singkat untuk berpindah dengan cepat. Juga sebenarnya, itu terlihat lebih seperti gergaji daripada roda gigi.”

“Jadi apa yang akan terjadi kalau kita menggunakan itu pada Object Putri?”

“Putri bisa bergerak dengan sangat cepat sekali. Seperti ini: whoosh.”

Saat Quenser dan Heivia mengakhiri perbincangan bodoh mereka, pertempuran itu telah selesai.

Musuh sudah dihabisi dan tidak ada satu pun tentara sekutu yang mati atau terluka.

Itulah kenapa para petinggi pasti bertepuk tangan karena itulah kegunaan Object yang sebenarnya. Tidak ada hasil yang lebih baik selain dari mereka yang bertempur bersama-sama dengan Object.

Suara Elite terdengar di radio.

“Hei, kita sudah selesai.”

“Oh ho ho. Aku sudah melakukan scanning dengan sensorku, dan menemukan bahwa masih ada ranjau dan tentara musuh menunggu untuk menyergap. ...Itulah kenapa aku bilang kalau kamu itu sama sekali tidak kompeten, Elite dari Kerajaan Legitimasi.”

Melihat dua Object itu saling perang dingin, tentara yang lain hanya bisa berbisik seperti ini “Sepertinya masih berbahaya” dan “Kita tunggu saja sebentar lagi”.

Namun, tindakan militer bukanlah sesuatu yang bisa ditolak oleh seorang tentara.

Quenser dan yang lain berjalan menuju area pertempuran sepanjang jalur yang diratakan oleh Object. Mereka merasa aman karena mereka pikir semua jebakan sudah hilang ketika Object itu melintasinya. Tentu saja, ini tidak menjamin keamanan mereka, tapi paling tidak mereka bisa menarik napas lega karena tidak mati karena ranjau setelah perang selesai.

Saat mereka sampai, sang Putri berbicara lewat speakernya.

“Sepertinya ini adalah markas boneka lagi. Markas ini tidak memiliki fasilitas yang dibutuhkan untuk merawat sebuah Object dan Object itu juga tidak ada di sini.”

“Kita akan segera melakukan pencarian, tapi aku pikir tempat ini tidak memiliki tempat yang cukup luas untuk menyembunyikan sesuatu yang cukup besar,” balas Quenser sambil melihat ke sekelilingnya.

Area ini tidak sekedar hangus terbakar.

Bangunan-bangunan hancur berkeping-keping, aspalnya meriak pecah, dan tanahnya terbelah menjadi dua dan cukup besar belahannya. Pohon, logam, dan semua yang ada di sini berubah warna menjadi hitam dan kehilangan bentuk aslinya. Tingkat kerusakan yang terlihat di sini tidak mungkin bisa dilakukan hanya dengan menyalakan sumbu pada campuran petrochemical saja.

Object lebih sederhana daripada senjata nuklir, lebih kuat daripada nuklir, lebih aman daripada nuklir, dan memiliki akurasi serangan yang lebih tinggi daripada senjata nuklir.

Tentara musuh sudah pasti hangus terbakar hingga tidak menyisakan apapun dan sulit untuk menemukan dimana saja tubuh mereka tercerai berai.

“Uehh...” teriak Heivia. “Aku senang kita bisa mengobrol tentang ransum militer sebelum datang ke sini. Aku dengar ransum milik Aliansi Informasi memiliki bumbu perasa di ransum mereka. Kau bisa memilih rasa kare atau keju atau rasa apapun yang kau inginkan.”

“Aku pikir bumbu perasa rasa panggang tidak akan menjadi bumbu yang populer untuk beberapa saat ke depan.”Quenser melihat kedua Object itu. “Ngomong-ngomong, apa yang harus kita lakukan setelah kalian menyelesaikan pertempuran dengan sangat mudah? Apakah kita bisa meninggalkan tempat ini setelah memastikan bahwa tidak ada tempat perawatan Object rahasia di ruang bawah tanah?”

“Oh ho ho. Aku tidak yakin kalau masih ada senjata yang cukup di sekitar sini untuk menghancurkan sebuah Object, tapi bisakah kau mengeceknya?” jawab sang Elite dari Aliansi Informasi.

“?”

“Aku ingin beristirahat sebentar setelah pertempuran habis-habisan ini. Oh ho ho.”

“Aku mengerti. Apakah gaya gravitasi tambahan dari inersia selama kau bertempur membuatmu sangat lelah?”

Desain dari pakaian khusus Elite berbeda untuk setiap Elite, tapi sebagian besar, mereka semua dibuat agar tahan terhadap tekanan tinggi seperti pakaian tempur pilot pesawat tempur. Object tidak bergerak dengan kecepatan supersonik seperti pesawat tempur, tapi Object tentu memiliki massa yang luar biasa besar. Untuk menjelaskan masalah ini, coba bayangkan sebuah bola logam digantung pada sebuah rantai .Tarikannya akan luar biasa besar ketika bola logam itu bergerak dan menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat massa bola logam itu semakin berat.

Quenser menyadari bahwa Object Aliansi Informasi dan Object sang Putri tidak bisa bergerak untuk beberapa saat.

“Oh ho ho. Kalau aku harus bertarung, aku akan melakukannya, tapi tetap menjaga meninggikan kewaspadaan ketika tidak ada musuh di sekitar kita adalah tindakan konyol. Dan pakaian Elite ini sangat ketat di bagian paha.”

“Oh, itu benar. Saat kau bergerak dengan kecepatan tinggi, itu memotong aliran darah di kakimu untuk memastikan bahwa darah mengalir ke otakmu dengan sangat cukup. Apa itu tidak membuatmu mengantuk?”

“Setelah pertempuran yang membutuhkan konsentrasi yang besar, tubuhku menyisakan panas, jadi cara tercepatnya adalah mengeluarkan kakiku dari pakaian ini dan menggunakan semprotan pendingin. Oh ho ho.”

“Aku mengerti...” Kata Quenser, dalam kekaguman yang abu-abu, tapi kemudian dia membeku di tempat.

(Tunggu... Jika Putri menggunakan pendingin untuk kakinya juga, apakah itu berarti sekarang dia sedang melepaskan pakaiannya di balik dinding logam tebal itu sekarang?)

Masih membeku di tempatnya, Quenser berpikir sangat dalam seperti seorang ahli filsafat.

Saat dia berpikir, Baby Magnum dari Kerajaan Legitimasi mengarahkan meriamnya ke arahnya.

“Kamu tidak perlu memikirkan hal-hal seperti itu sekarang,” kata sang Putri.

“Gyaaah!? Jangan main-main dengan senjata seperti ini kalau hanya bercanda!! Dan yang memprovokasiku itu si Elite dari Aliansi Informasi, bukan aku!!”

Terbawa ke dalam sebuah perbincangan, sang Elite membalasnya lewat speaker-nya.

“Heh. Oh ho ho. Sepertinya aku harus membuka seragam yang sangat ketat ini dan mendinginkan suhu tubuh ukuran G ini!!”

“Be-benarkan!? Aku tidak sadar kalau satu kalimat saja bisa menarik perhatian yang begitu besar! Aku tahu kalau seragam putri kita memang bagus, tapi kenapa Elite Aliansi Informasi harus bertindak sejauh itu!?”

“Itu permintaan desainer. Oh ho ho.”

“...!? Sekarang, aku tidak memiliki niat untuk membelot, tapi kalau urusan pekerjaan mau bagaimana lagi...!”

“Jangan tertipu, Quenser. Jangan biarkan kilau dari Elite Aliansi Informasi itu menutupi matamu dan yang dikatakannya itu pasti informasi palsu!! Kalau memang benar pakaiannya sangat ketat, tidak mungkin dia membuka kakinya untuk mengurangi tekanan udara!!”

“Oh, kau menyadarinya. Buruk sekali. Oh ho ho. Memang ini menutupi kakiku, tapi ada sela di beberapa bagian yang bisa aku semprot dengan cairan pendingin. ...Dan ada beberapa bagian yang lebih sensitif daripada sela yang ada di pakaian renang.”

“Hei, Heivia, apakah itu benar!?”

“Quenser!! Kalau kau tetap tertipu tentang apa yang dia katakan, kau pasti akan membuat sang Putri kehilangan kesabarannya!!”

Setelah Heivia memukulnya di wajah, Quenser akhirnya mengembalikan kesadarannya.

(Bukankah kita sedang membicarakan cara untuk mengontrol markas musuh? Kenapa kepalaku dipenuhi dengan kemurnian seorang gadis dan keseksian seragam para Elite?)

“Kita harus melanjutkan misi kita,” tanya Quenser, mengumpulkan motivasinya.

“Kalau begitu, masih ada tugas yang tersisa untukmu. Oh ho ho,” perintah Elite Aliansi Informasi. “Oh ho ho. Kita ada permintaan dari suku pribumi. Karena reboisasi ini secara genetik tidak alami, mereka ingin kita membakarnya sampai rata dengan tanah.”

“Oh, benar. Kita harus mengganti warna wilayah ini menjadi warna kita,” jawab Quenser.

Sang Putri kemudian berbicara dengan nada ingin meminta maaf.

“Kalau kita mau, kita bisa membakarnya dengan Object kita, tapi...”

Menggunakan Meriam Plasma Bertekanan Rendah yang ditenagai oleh Object, semua yang ada di atas tanah dan yang ada di dalam tanah akan terbakar habis. Namun, suku pribumi Oseania melihat tanah mereka ini sebagai tanah suci, jadi mereka tidak ingin kita merusak yang tidak penting.

“Sedikit kasar dan sedikit menahan diri, hm? Terdengar seperti cerita superhero ala Amerika.”

“Jangan katakan itu, Agensi Perlindungan Budaya memprotes keras kata itu. Mereka mengatakan kalau itu seharusnya disebut Komik Korporasi Kapitalis karena negara bernama Amerika sudah tak lagi ada.”

“Itu karena mereka terus saja bekerja demi barang-barang tak berguna, makanya tidak ada yang suka sama mereka.”

Saat Quenser dan Heivia saling berargumen, nyala api membakar beberapa tempat di dalam hutan malam ini. Unit khusus Aliansi Informasi menggunakan Flamethrower untuk menyalakan api.

“Hei, kita tidak memiliki pakaian anti api seperti mereka. Kita tidak akan terjebak di dalam kobaran api, ‘kan?”

“Masih lebih baik daripada menggunakan defoilant.”

Tiba-tiba suara statik terdengar di radio Quenser yang diikuti oleh perintah dari pasukan sekutu.

Setelah mendengarkan sebentar, Quenser mematikannya dan menghadap Heivia.

“Kita mendapat tugas kecil untuk diurus. Kita harus memeriksa desa-desa di tempat ini sebelum kita membakarnya habis.”

“Apa mereka tidak bisa menggunakan UAV?”

“Sebenarnya, apa tidak apa-apa membakar rumah para penduduk.”

“Hubungi Froleytia di radiomu dan tanyakan dia tentang hal ini. Sepertinya, pasukan koalisi akan mengurus mereka untuk pindah dari tempat ini sesegera mungkin. Dan karena suku-suku di sini sejak pertama tidak senang berada di tempat ini, mereka pikir lebih baik seperti ini untuk mendapatkan kembali gaya hidup lama mereka.”

Mereka mengeluh, tapi mereka masih merasa lega karena mereka masih mampu untuk melakukan sesuatu sebelum pergi. Dan kemudian, pasukan Kerajaan Legitimasi dan Aliansi Informasi mulai mencari sambil berhati-hati dan menjaga mata mereka untuk memastikan tidak ada ranjau atau pun jebakan.

“Menurut peta, wilayah kita sekitar 3 kilometer persegi. Jika jika menemukan kabin tua atau sesuatu seperti tempat tinggal di tempat seperti ini, kita harus mengetuk pintunya dan memeriksanya.”

“Perang sepertinya sangat membosankan.”

“Yah, memang lebih baik seperti ini daripada harus begitu heboh kurasa.”

Quenser dan Heivia berjalan sambil mengobrol tentang betapa bodohnya mereka jika mereka tak sengaja menginjak sebuah ranjau, tapi kemudian mereka berhenti.

Mereka keluar dari wilayah hutan.

Mereka berdiri di sebuah bukit setinggi 7-8 meter. Sebuah hujan badai atau sesuatu yang cukup kuat sepertinya membuat bagian depan dari bukit ini longsor, jadi ini seperti sebuah tebing. Di bawah tebing itu terdapat sebuah desa kecil yang hanya terdiri dari 20 rumah.

Jika hanya itu, mereka bisa segera masuk dan segera memberikan tanda peringatan evakuasi.

Masalahnya adalah ada sebuah truk militer yang menghalangi jalan masuk ke dalam desa itu.

Pasukan Oseania telah masuk ke dalam desa.

Quenser dan Heivia mengasumsikan bahwa perang telah selesai, tapi mereka bergerak cepat dengan menunduk di tanah. Quenser melihat melalui teropongnya dan Heivia melihat melalui teropong senapannya.

“(...Sial. Kenapa harus kita yang selalu mendapat kejadian yang paling heboh dengan bertemu mereka!!)” keluh Quenser dengan berbisik. “(Putri dan Elite yang lain itu bertempur di sana. Apa mereka tidak mendengarnya?”)

“(Bagaimana aku bisa tahu!? Mungkin mereka hanya pasukan pengintai. Mereka mungkin sudah memberitahu atasan mereka posisi Object kita dan mereka di sini sendiran untuk menutup jalan keluar kita,)” jawab Heivia tenang. “(Jadi apa yang akan kita lakukan? Akan menyulitkan kita kalau kita menangani ini sendiri, jadi bagaimana kalau kita memanggil Object?)”

“(Tidak, tunggu. Mereka pasti akan menyadari Object sebesar itu mendekati mereka. Mereka pasti akan membawa para penduduk itu untuk dijadikan sandera. Dan pikirkan spesifikasi Object sendiri. Putri mungkin memiliki senjata laser anti-personil, tapi Aliansi Informasi hanya memiliki meriam Gatling Gun cahaya itu saja. Ia pasti menghancurkan seluruh desa jika dipanggil ke sini.)”

“Dari apa yang mereka lihat di atas bukit ini, pasukan Oseania terlihat tidak ingin menembak para penduduk atau membakar desa. Saat mereka melihat lebih dekat, mereka bisa melihat seorang tua yang terlihat seperti kepala desa sedang menyerahkan uang ke tentara berseragam itu.

“(Apa itu semacam ‘uang sewa’? Sepertinya mereka sudah terbiasa melakukan itu.)”

Menurut peta mereka, area ini berada di wilayah perbatasan Oseania dan pasukan Koalisi. Desa ini pasti dibuat untuk memberikan bantuan bongkar muat kargo truk dari dua wilayah ini untuk memeriksa isinya.

Heivia memeriksa keseluruhan tentara yang ada di tempat itu dengan teropong senapannya.

“(Mereka semua ada 20. Mereka semua dilengkapi dengan sebuah senapan model lama dengan pelontar granat. Karena mereka hanya 1 truk, sepertinya tidak akan ada lagi tentara yang akan kita lihat. Apa yang akan kita lakukan?)”

“(Apa maksudmu? Kau lihat sendiri tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang.)”

“(Yah, aku rasa juga sama. Akan terdengar bodoh jika kita melawan musuh dengan jumlah 10:1.)”

Quenser dan Heivia saling menarik napas lega dan mereka kemudian merasa sangat lelah.

Jika tentara musuh telah berkumpul di sini untuk mengumpulkan semua penduduk di pusat desa dan mereka akan menembak para lelaki dan memerkosa perempuan, mereka tidak memiliki pilihan selain melawan, tapi sepertinya apa yang mereka pikirkan itu tidak akan benar-benar terjadi. Setelah pembayaran itu selesai, tentara Oseania itu akan meninggalkan desa. Quenser dan Heivia tinggal menunggu sampai mereka pergi untuk memberikan tanda peringatan evakuasi.

Jika mereka memulai baku tembak, sepertinya mereka hanya akan menambah jumlah korban.

Juga, Quenser adalah zeni perang, jadi dia hanya memiliki peledak. Senjata praktis yang mereka pakai hanyalah senapan dan pistol milik Heivia. Saat mereka tidak memiliki alasan yang pasti untuk bertempur, tidak ada satu pun dari kedua belah pihak yang ingin bertarung di kondisi yang sangat tidak menguntungkan ini.

Namun...

“(Hei, tunggu. Ada yang salah,)” kata Quenser saat dia melihat melalui teropongnya.

Tentara Oseania yang pada awalnya hanya berdiri santai tiba-tiba saja berpencar. Mereka memegang senapan mereka yang menggantung di bahu mereka dan mencari-cari musuh dengan wajah gugup. Sementara itu, para wanita dan anak-anak berlarian masuk ke dalam rumah-rumah mereka.

“(Apa yang terjadi?)”

“(Lihat, Quenser. Di sana!)”

Heivia menunjuk sebuah area terbuka di desa itu. Seseorang tergeletak di sana. Itu adalah seseorang yang mengenakan seragam tentara pasukan Oseania. Darah mengalir dari jantungnya. Sepertinya dia tewas seketika.

“(Itu tidak terlihat seperti orang yang tewas karena sengatan panas.”)

“(Jadi...apa? Heivia, apa kau tidak sengaja menembak orang itu saat kau melihat melalui teropong senapanmu?)”

“(Kau bodoh sekali! Apa kau pikir senapan payah milikku ini memiliki peredam yang sangat hebat hingga kamu yang ada di sebelahku sendiri tidak bisa mendengar suaranya!? Dan, orang itu jatuh di arah yang berlainan denganku!!)”

Quenser melihat arah jatuh tentara yang tewas itu berlainan dengan arahnya.

Yang dia lihat adalah...

“(Itu adalah batas wilayah pasukan koalisi... Apa dia ditembak dari arah itu? jadi apakah seseorang sengaja melemparkan ‘kerikil’ dari luar wilayah ini?)”

Tiba-tiba, dia mendengar sebuah suara statik dari radio Quenser. Dia pikir dia dapat sambungan, tapi ternyata bukan. Sebuah suara tembakan beruntun terdengar terus menerus.

“(Suara statik bunyi tembakan dengan jarak interval 0,8 detik... Aku pikir seseorang menggunakan pembidik senapan laras panjang! Ini menggunakan laser dan gelombang elektromagnetik untuk membantu mengarahkan.)”

“(Hah? Tidak ada peralatan militer yang akan memberitahukan posisi sniper begitu mudahnya. Sudah jelas ini adalah tindakan orang bodoh yang berpikir kalau dirinya adalah seorang relawan tentara militan!)” kata Heivia marah, tapi kemudian mukanya terlihat masam. Dia mengangkat senapannya dan bergumam. (“Oh sial. Tidak bagus, tidak bagus, tidak bagus!)”

Selain tambahan teropong di senapannya, senapannya juga memiliki infrared dan ultraviolet dan memiliki mikrofon untuk mencari musuh. Karena dia memiliki headphone di satu telinganya, dia pasti mendengar suara perbincangan penduduk dengan tentara Oseania itu.

Senapannya mengarah menuju salah satu tentara yang berbicara dengan tentara Oseania yang sedang berbicara dengan kepala desa itu.

(“Apa? Apanya yang tidak bagus?)”

“(Aku tidak punya waktu untuk menjelaskannya, jadi aku katakan saja. ‘Sial, kau menipu kami!’ ‘Tidak, kau salah. ‘Kita tidak akan pernah melakukan hal ini.’ ‘Diam kau. Aku akan membunuh semua orang dan membakar desa ini sampai rata dengan tanah!’)”

“(Aku pikir ‘tidak bagus’ itu terdengar meremehkan!!”) kata Quenser terkejut.

Heivia kemudian berbalik untuk meminta pendapatnya, ia bertanya, “(Apa yang akan kita lakukan?)”

“(Kalau kita memanggil Object, mereka pasti akan menghancurkan tempat ini kalau mereka benar-benar datang.)”

“(Jadi apa yang akan kita lakukan!?)”

“(Yah, kita tidak tahu dimana si sniper brengsek ini bersembunyi dan tentara Oseania itu akan melakukan tindakan kekerasan kalau kita tidak segera bertindak.)” Quenser menancapkan pemicu elektrik di salah satu Hand Axe yang sudah dia pegang. “(Kita tidak memiliki pilihan selain melakukan ini!!)”

Sudah merasa jelas dengan situasinya, mereka berdua mengangguk dan langsung bergerak.

Quenser melemparkan peledak yang sudah dia tancapkan dengan pemicu dari atas tebing. Benda it mendarat agak jauh dari desa, tapi Quenser mengirimkan sinyal untuk meledakkan Hand Axe itu. Ledakan beruntun itu membawa tentara Oseania itu untuk segera berlindung.

Pada kenyataannya, itu hanyalah ledakan yang dibuat oleh seorang pelajar, tapi mereka pikir itu adalah ledakan mortar dari sebuah tank. Ledakan yang terjadi secara beruntun membuat mereka semakin khawatir.

Berikutnya, Heivia mulai menembak satu persatu.

Untuk berlindung dari musuh baru, tentara Oseania bersembunyi dari arah yang salah. Heivia bisa melihat mereka menyembunyikan bokong mereka karena ketakutan, jadi dia menembak mereka dengan mudahnya. Sebuah baku tembak yang mengesankan, Quenser dan Heivia hanya kalah dalam jumlah, tapi taktik gertakan mereka berhasil membawa pertempuran ini ke sisi mereka.

“(Hei, aku tidak akan bisa menembak mereka semua!!)”

“(Kalau kau bisa menembak beberapa dari mereka, mereka pasti akan pergi untuk menjaga nyawa mereka dan lari ke dalam hutan. Mereka tidak akan bisa bertempur cukup lama untuk menjadi orang terakhir yang bertahan hidup.)”

“(Hei, tuan pelajar, mereka sepertinya tidak akan melarikan diri. Mereka sepertinya bersiap untuk membawa pertarungan ini sampai titik darah penghabisan!!)”

“(Sial, itu sniper-nya! Dia menembak lagi! Dia menembak ke arah mereka lagi untuk menutup jalan keluar mereka, jadi mereka tidak akan bisa kabur walau pun mereka mau!!)”

Semakin lama pertempuran ini berlangsung, semakin besar kemungkinan para penduduk untuk terkena serangan peluru nyasar. Quenser dan Heivia tidak memiliki alasan untuk menang, jadi mereka tidak peduli kalau tentara Oseania itu melarikan diri, tapi sniper misterius itu menghalangi harapan mereka.

Tiba-tiba, seorang pria gempal yang sepertinya komandan mereka menaiki bukit.

Dia memberikan perintah dengan gerakan tangannya dan para tentara itu mengangkat senapan mereka.

“(Oh, sial! Mereka tahu posisi kita!!)”

Quenser dan Heivia segera mundur dengan panik. Segera setelah itu, sebuah badai peluru menghujani mereka. Karena mereka menembaki tebing longsor ini, longsorannya mereka gunakan sebagai tempat berlindung.

“(Untungnya kita cukup jauh untuk menghindari lontaran granat dari senapan lawas itu.)”

“(Mereka tidak akan butuh waktu lama untuk mengepung kita. Hei, Quenser, bisa kau pasang peledak di jalan mereka sebelum mereka sampai di sini?)”

Namun, sebelum mereka bisa melakukan apapun, seseorang meraih pundak mereka dan memutar tubuh mereka.

Mereka berputar dengan panik dan melihat pasukan infanteri Aliansi Informasi.

“(Aku tidak tahu situasi apa yang terjadi di sini, tapi kami akan membantu. Kita akan mengirimkan unit infanteri berat untuk menghancurkan mereka kurang dari lima menit.)”

“(Lima menit, hm? Tidak buruk, tapi ini sudah terlambat.)”

Heivia menggunakan pipinya untuk menunjuk bagian bawah tebing itu.

Banyak sekali mayat yang bergelimpangan di sana karena banyak orang yang terlibat dalam baku tembak. Dan mereka semua bukanlah tentara Oseania. Beberapa dari mereka ditembak sampai mati karena rasa takut mereka.

Juga, sejumlah mainan anak kecil tersebar di tempat itu seperti seseorang sengaja membuat mereka menjatuhkan mainan mereka karena terburu-buru ingin melarikan diri.

Dari sejumlah mainan yang tertutupi oleh pasir, debu, dan darah terlihat sebuah buku bergambar. Mereka cukup jauh dari desa itu, tapi buku itu terlihat dengan jelas lewat teropong mereka.

Judul buku itu adalah The Kind Beast of the Rocks.

Itu adalah buku yang sama yang dipegang oleh gadis kecil di luar barikade markas pasukan koalisi tadi sore.

Heivia mendecakkan lidahnya dan melemparkan senapannya ke tanah.

“(Baiklah, aku mengerti. Ini adalah perang yang sangat brengsek. Wanita tidak berdosa dan anak-anak kecil tidak berdaya mati dibunuh karena alasan yang tidak jelas. ...Lakukan. Bunuh semua orang Oseania brengsek itu.)”

Tentara dari Aliansi Informasi itu mengangguk pelan dan memberikan perintah kepada tentara infanteri berat mereka. Tanpa memperhatikan desingan peluru, mereka melompat dari bukit yang longsor ini.

“Hei, aku menemukannya,” kata Quenser saat dia menurunkan teropongnya dan menunjuk sebuah titik.

Dia tidak menunjuk desa itu. Dia menunjuk sebuah titik di perbatasan Oseania dan wilayah pasukan koalisi.

“Aku menemukan sniper itu. Lihat, dia bukan tentara Oseania atau koalisi. Itu adalah salah satu dari reporter. Dia menggunakan kamera untuk menutupi senapannya. Sepertinya ini menjelaskan kenapa dia tidak menggunakan pembidik militer. Mungkin dia salah satu tentara bayaran yang menyamar sebagai wartawan yang dikatakan oleh Froleytia.”

“Oke,” kata Heivia saat dia mengambil kembali senapannya yang ada di tanah. Dia berbalik ke tentara Aliansi Informasi itu. “Kita akan tangani sniper itu. Aku rasa aku tidak akan puas sebelum bisa menghajar mukanya.”

Bagian 6

Setelah kembali ke markas mereka, Quenser dan Heivia bersandar di dinding jalur pegawai.

Froleytia berbicara kepada dua bawahannya.

“Aku sudah memeriksa laporan kalian, dan sepertinya pemilik buku itu bukan anak kecil yang kalian khawatirkan.”

Quenser dan Heivia terdiam untuk waktu yang agak lama.

Akhirnya, Quenser membuka mulutnya dan berkata, “Apa kau pikir ini cukup untuk membuat kita lega?”

“Aku tahu, sebagai seorang prajurit, kita tidak memiliki hak untuk berpikir kita suci atau bersih, tapi ini bukan perang yang kita inginkan untuk terlibat.”

“Aku tahu,” gumam Froleytia sebelum menekan kenop pintu dan masuk tanpa mengetuk.

Dia menghela napasnya karena harus berhadapan dengan pekerjaan yang menyusahkan ini.

Dia berada di dalam sebuah ruangan kecil.

Dia memiliki rambut panjang berwarna perak dengan sebuah tusuk rambut panjang nan lancip yang memiliki bentuk seperti kanzashi Jepang, dan ia sedang menghisap sebuah kiseru Jepang. Dia mengambil sebuah komputer dan tablet sensor dari bawah lengannya dan meletakkannya di meja. Dia biasanya menggunakan pena khusus untuk komputer itu untuk mengirimkan perintah ke unit yang berada sangat jauh dari situ, tapi monitor itu mati.

Froleytia melihat lurus ke depan.

Sebuah kursi dipaku di lantai di seberang dirinya dan diantara mereka ada sebuah meja kecil. Ia berdiri di depan seseorang

Pria dengan tangan yang melipat.

Dia adalah seorang reporter.

Quenser dan Heivia memberitahunya tentang tamu mereka itu yang ternyata adalah seorang mantan tentara bayaran, tapi Froleytia tidak setuju. Seorang tentara bayaran masuk ke wilayah perang tanpa Object yang melindunginya adalah sebuah pekerjaan yang sangat kasar bagi dirinya. Sepertinya, atau tanpa perlu dilihat lagi, dia lebih dari seorang tentara biasa.

Dia sepertinya berasal dari seorang keluarga kaya dari luar wilayah Oseania yang tergila-gila pada dirinya sendiri dan menganggap bahwa dirinya adalah pusat segala tren.

“Tuan...Sewax, benar? Anda telah mengganggu sedikit operasi kami. Apa anda mengerti bahwa ini adalah ruangan interogasi militer dan anda telah melakukan sesuatu yang pasti membuat anda harus datang kemari?”

“Lepaskan ikatan ini,” kata Sewax dengan cepat, memotong Froleytia. “Aku tidak memiliki kewajiban untuk berbicara di sini tanpa kehadiran seorang pengacara, tapi aku akan melakukannya khusus untukmu. Anda tidak memiliki satu hak pun untuk mencabut kebebasanku di sini. Lepaskan ikatan ini dariku secepatnya.”

“...”

“Apa? Kau marah karena aku menembak tentara-tentara itu? Kalian para prajurit sangat tidak berguna. Apa kau ingin mengatakan kalau aku adalah seorang pembunuh karena bukan bagian dari tentara? Di wilayah lain, di mana Object tidak ikut campur dalam konflik seperti di Oseania, para tentara bayaran seperti kami berkeliling ke wilayah-wilayah negara untuk membasmi tentara musuh, dan kemudian kembali ke negara asal kami. Apa kau ingin mengatakan kalau mereka juga seorang kriminal? Penjahat?” Sewax tersenyum senang saat dia mengatakan kalau haknya absolut dan dia tidak ada seorang pun yang dapat mengancamnya. “Yang aku lakukan hanyalah melakukan apa yang tidak kalian lakukan. Bukankah tugas kalian adalah menembus tubuh monster Oseania itu dengan peluru? Aku hanya melakukan ini demimu, untukmu, dan sekarang aku akan menulis laporannya dan mengganti opini publik. Kasarnya, anda semua tidak melakukan tugas kalian dengan baik pada level paling dasar ketika anda marah ketika seseorang menghabisi beberapa prajurit Oseania. Apa kau pikir kau bisa mengakhiri tirani di Oseania?”

Froleytia menyeringai saat Sewax melihat dirinya dengan mata yang sangat sombong.

Heavy Object v01 286.jpg

Dia melihat wajah seorang tentara yang berubah emosinya.

“Karena Object, kalian begitu melupakan tugas kalian sebagai seorang tentara. Aku akan menulis tentang kalian saat aku kembali ke negara asal. Aku akan memberi tahu semua orang tentang kalian para prajurit yang telah melupakan tugas kalian untuk bertempur dan betapa kalian sangat panik ketika melihat darah. Aku tidak akan menulis tentang anda yang kehilangan pikiran rasional dan anda yang secara ilegal menahan seorang wartawan yang jujur dan pekerja keras sepertiku.”

Froleytia meletakkan kiseru panjang dan lancip itu di atas meja.

Setelah itu, sebuah suara keras terdengar.

Dia meraih bahu Sewax, mengangkat wartawan itu, beserta kursi dan semuanya lalu menempelkannya di dinding.

“Gbh.... Ghaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh!?”

Tenaga yang sangat kuat menghancurkan sandaran kursi itu dan tubuh Sewax ditekan ke punggungnya. Namun, lengan Froleytia tidak mengizinkannya untuk menyentuh tanah. Dia menahan tubuh itu di dinding dan menekan kepalanya sangat kuat ke dinding.

“Ada empat,” kata Froleytia pelan, suara yang dingin yang jarang ia intonasikan begitu pelan. “Jika kamu...kalau saja kamu hanya membunuh tentara musuh, aku akan menyanjungmu tinggi. Namun, ada empat. Empat penduduk yang tak bersalah yang terbunuh karena aksi yang tidak diinginkan ini. Orang-orang itu tidak akan mati jika saja...dengarkan ini, salah satu dari empat orang itu mati bukan karena peluru tentara Oseania, tapi dari pelurumu.”

“Uhuk. Tapi karena itu, kau bisa segera membuat tindakan cepat untuk menyerang Oseania! Kita tidak bisa mengendur hanya karena dosa kecil ini!! Yang aku lakukan ini tidak salah!! Kalau aku menulis ini, orang-orang di seluruh dunia akan merasa sensitif dengan perang dan kelompok anti-perang akan bangkit. Sebuah zaman di mana para tentara yang menghabiskan pajak kami akan segera berakhir, bodoh!!”

“Oh, benar begitu!?”

Froleytia membawa tubuh Sewax dari dinding dan menerbangkannya. Gaya sentrifugal menghantam punggungnya saat dia jatuh tepat di atas meja kecil itu.

Saat Sewax Bath berhenti, Froleytia mulai berbicara.

“Kalau begitu izinkan aku untuk berbicara sebentar. Kami mengetahui bahwa para tentara Oseania itu tidak berada di situ untuk menarik uang. Mereka tidak berada dalam jadwal untuk datang ke tempat itu. bahkan kalau kau tidak menyerang mereka dengan senapan, mereka akan mematuhi perintah atasan mereka dan mulai menyerang desa itu.”

“La-lalu...”

“Dan mereka melakukannya karena aksi wartawan seperti kalian!! Karena intervensi pasukan koalisi, negara junta militer Oseania berpikir bahwa masyarakat internasional menganggap remeh keberadaan mereka. Karena itu, mereka ingin menunjukkan kekuatan mereka pada pasukan koalisi dengan memperkuat wilayah reboisasi mereka dan rencana bodoh untuk membantai seluruh penduduk desa!! Mereka akan menggunakan orang-orang mereka sendiri sebagai kartu negosiasi dengan mengatakan bahwa kematian mereka adalah kesalahan kami karena mengirim tentara ke wilayah mereka dan menurunkan Object!! Memangnya kenapa kami melarang para wartawan untuk mendekati wilayah perbatasan Oseania? Karena kami sudah tahu rencana mereka! Mereka tidak memiliki saksi untuk genosida yang akan mereka lakukan dan menyebarkannya ke seluruh dunia! Namun, karena aksimu yang sungguh ceroboh itu, mereka akan bergerak semakin gila untuk rencana busuk mereka!!” kata Froleytia, menyesali kebodohan yang dimiliki oleh Sewax. “Memangnya kau pikir apa yang akan dilakukan oleh orang-orang Oseania ketika melihat kawan-kawan mereka mati? Mereka akan menunjukkannya kepada dunia betapa mereka menderita di sini. Mereka pasti akan menggunakan pembantaian ini untuk menunjukkan pada dunia kalau kitalah yang salah! Mereka sekarang akan memainkan peran ‘mencari pelaku pembunuhnya’. Mereka akan mencarinya di dalam ‘orang-orang mencurigakan’, yaitu di suku-suku pribumi asli Oseania. Mereka akan mengirimkan pasukan, dan membantai mereka sampai puas!! Apa kau dengar itu!? Sampai mereka puas!!”

Tubuh Sewax seakan tidak bisa mendengar lagi apa yang dikatakan oleh Froleytia.

“Ta-tapi aku adalah seorang wartawan Kerajaan Legitimasi. Aku sudah memastikan kalau aku menembak dari wilayah pasukan koalisi. Kenapa mereka malah menarget penduduk Oseania? Itu omong kosong. Bahkan negara junta militer tidak akan melakukan hal itu tanpa ada bukti—”

“Apa kau pikir mereka akan mendengar alasan itu!!!??”

Froleytia mengepalkan tangannya dan memukul Sewax di perutnya.

Sewax tidak bisa menahan rasa sakit ini dan muntah-muntah di lantai. Froleytia meraih kursi dan berbicara padanya dengan wajah yang sangat marah.

“Mereka melihat wajah para penduduk itu tidak lebih dari serangga!! Kalau mereka menyukainya, mereka akan membunuh tanpa perlu ada bukti atau tidak! Itulah kenapa aku mengatakan mereka akan terus membunuh sampai mereka puas. Mereka akan menyerang desa-desa yang tidak mereka sukai! Apa kau pikir pengadilan bisa menegakkan hukum di negara ini!? kau pikir berapa banyak orang-orang tidak berdosa yang kehilangan nyawa mereka karena tindakan berbahayamu ini yang tidak membawa penyelesaian apapun selain harga dirimu!?”

Masih tidak jelas apakah dia sudah mengerti semuanya atau hanya sebuah rangkaian berantai untuk mengosongkan perutnya, tapi air mata mulai menetes dari matanya.

“Jujur saja, aku ingin menyerahkanmu ke pemimpin bodoh Oseania ini, tapi untungnya Kerajaan Legitimasi menjunjung tinggi hak asasi manusia. Aku tidak bisa menyerahkanmu begitu saja.” Froleytia melepaskan dirinya dari kursi itu dan sepertinya dia mulai bisa mendinginkan pikirannya, lalu dia bicara lagi. “Apa kau mengerti? Kita ada di sini untuk menjaga keseimbangan di medan perang dan aksimu itu membawa perang ini ke sisi yang lebih buruk dan membuat semua usaha kami sia-sia.”

Bagian 7

Saat interogasi yang dilakukan oleh Froleytia ditampilkan di dalam monitor di depan mereka, Quenser dan Heivia melihat ke arah lain di saat yang sama. Mereka meninggalkan ruang observasi kecil yang diisi dengan staf perekam dan analisis lalu mereka saling bertukar pendapat saat mereka berjalan di lorong.

“Hei, Quenser. Berapa lama kau pikir sampai orang-orang Oseania itu mulai mencari pembunuhnya?”

“Jika perkiraan dari simulasi elektronik ini akurat, maka satu-satunya Object yang dimiliki oleh Oseania adalah sebuah Object generasi 0.5. Tingkat teknologinya sangat rendah untuk memiliki fungsi maksimal sebuah Object.” Quenser memilih kata-katanya secara hati-hati. “Sebuah reaktor Object memiliki cara kerja seperti reaktor nuklir atau sebuah ledakan berantai yang lebih efisien untuk terus menghasilkan tenaga daripada harus dimatikan dan dinyalakan. Namun, generasi 0.5 itu terlalu lemah. Jika ia terus menggunakan tenaga dari reaktornya terlalu lama, bagian dalamnya bisa menyatu. Aku yakin kalau reaktornya pasti sedang dimatikan sekarang. Kalau kita menghitung kecepatan kemampuan reaktornya untuk menghasilkan tenaga yang cukup untuk bergerak, maka...”

“Kita memiliki waktu antara 4 sampai 5 jam,” kata Heivia saat dia melihat jam tangan militer di pergelangan tangannya.

Quenser mengangguk dan berkata, “Menurut Froleytia, mereka ingin pembantaian mereka terhadap penduduk desa bisa mendapatkan perhatian dari para wartawan itu untuk menarik perhatian dunia. Sekarang mereka telah gagal untuk itu, maka para prajurit Oseania itu pasti mencari suatu cara lain untuk menghapus kegagalan mereka ini. Dalam kasus ini, tidak menyerang penduduk desa sekarang adalah pilihan terbaik yang mereka miliki.”

Mungkin Object milik Oseania ini diberi nama generasi 0.5, tapi tetap saja itu adalah Object. Kerajaan Legitimasi atau Aliansi Informasi pasti menyatakan bahwa Object itu bisa dengan mudah dikalahkan oleh mereka, tapi desa-desa kecil tidak akan memiliki kesempatan untuk melawannya.

Jika terus seperti ini, mereka pasti akan mencari cara apapun untuk bisa mendapatkan ‘Tragedi mengerikan’ yang mereka incar.

“Ini buruk. Kalau kita tidak menemukan Object itu, ini akan menjadi, sangat buruk.”

“Tapi bagaimana caranya kita menemukan Object itu? Satelit sudah mengincarnya selama sebulan, dan mereka tidak menemukan apapun. Bagaimana kita bisa menghancurkan Object hanya dalam waktu 4 jam.”

“Menghancurkanya tidak terlalu sulit. Kita memiliki 20 Object milik pasukan koalisi. Jika kita bisa memberitahukan mereka posisi dari Generasi 0.5, mereka bisa menggunakan seluruh kekuatan militer mereka untuk menghancurkannya.”

“Artinya?”

“Artinya kita harus mencari di mana letak Object itu. Kita pasti bisa mencari tahu posisinya jika kita melihat dari sudut pandang kita sendiri daripada harus bergantung pada satelit.”

Saat dua orang itu baru memulai aksi mereka, seseorang menginterfensi mereka.

Itu adalah Froleytia yang baru saja keluar dari ruang interogasi.

“Jujur saja, aku ingin kalian berdua melakukan itu, tapi aku tidak bisa. Itulah perintah dari atasan.”

“?”

“Kalau Object 0.5 milik Oseania itu memberikan jejak setitik saat keluar dari bangunan beton miliknya, kita pasti memiliki kesempatan. Atasan menginginkan kita untuk hanya mengawasi satelit dan menunggu sampai mereka meninggalkan markas Object mereka. Kalau mereka sampai menyadari keberadaan pasukan pengintai kita, kesempatan ini akan hilang dan mereka pasti akan pergi dari markas mereka dan mencari tempat yang baru.

“Jadi kau mencoba mengatakan kalau kita harus membiarkan mereka menyerang desa-desa kecil itu!? Kau tahu ‘kan rasanya ketika Object musuh menyerang kelemahan kita saat kita lengah!”

“Saat kita menyadari bahwa ia meninggalkan markas, kita akan segera bergerak cepat sebelum ia mulai menyerang!! Aku jamin tidak akan ada penduduk desa yang akan menjadi korban!!”

“Tapi aku yakin kalau militer Oseania akan menyadari kita! Apa yang akan kau lakukan ketika kita dengan bangga menyerang target yang terlihat di satelit dan ternyata itu hanyalah sebuah tangki gas raksasa dengan umpan!? Sementara yang asli akan keluar dan membakar habis sebuah desa, menyamar menjadi tangki gas yang lain, dan melarikan diri ke markas yang lain!! Kalau itu terjadi, kita harus melakukannya lagi. Apa kau akan membiarkan mereka membakar desa sampai kita mendapatkan Object mereka!? Mungkin terdengar salah ketika kita menyerang para prajurit Oseania itu dengan Object, tapi Object bukanlah sesuatu yang bisa ditangani oleh para penduduk tak bersenjata!!” teriak Heivia, kehilangan harga diri yang ia junjung tinggi terhadap atasannya sendiri.

Sepertinya, Froleytia sendiri tahu apa yang akan terjadi, tapi sesuatu menghalanginya untuk menyetujui pendapat Quenser dan Heivia.

Itu adalah peraturan militer.

“Sebenarnya aku ingin sekali mengirim kalian berdua, tapi aku tidak bisa melanggar perintah,” kata Froleytia dengan masam.

Melihat ekspresinya, Quenser dan Heivia kemudian diam.

“Dan jangan coba-coba mengaksesnya lewat database militer. Untuk menghindari informasi Object kita ketahuan oleh anggota pasukan koalisi yang lain, pengamannya sudah ditingkatkan. Kalau kau mencoba mengakses data yang ada di luar wilayah kewenanganmu, kau akan langsung disidang di pengadilan militer sebelum kau menyadarinya.”

“Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?”

Heivia masih tidak mau untuk menyerah, tapi Froleytia membalikkan badannya.

“Aku akan menyiapkan segalanya untuk memastikan kalau kita bisa langsung bergerak segera setelah kita mengetahui koordinat Object Oseania dari satelit,” katanya sebelum meninggalkan mereka berdua.

Ditinggal sendirian, Quenser dan Heivia hanya bertukar pandang.

“Hei, Quenser, apa yang harus kita lakukan sekarang? Kau memiliki akses khusus untuk Object setelah menang di Alaska, ‘kan? Bisakah kau masuk ke dalam database tanpa ada orang yang menyadarinya?”

“Kalau aku memiliki kemampuan, aku hanya butuh sedikit meretas dan mengaksesnya. Tapi itu tidak mungkin. Tidak mungkin kita bisa mencari data tentang informasi generasi 0.5 ini di situasi seperti ini.

Quenser memasukkan jarinya ke dalam kantungnya dan mengeluarkan peta dari dalamnya dan kemudian membuka peta itu.

Heivia terkejut, tapi Quenser hanya menunjuk peta itu dan berkata, “Aku rasa cara manual adalah cara terbaik untuk memecahkan masalah kita.”

Bagian 8

Quenser dan Heivia keluar dari gedung dan berjalan memutar untuk sampai ke bagian belakang gedung itu. Mereka duduk di atas tanah kering dan keras itu dan membuka petanya.

“Oseania itu besar,” keluh Heivia.

Quenser mengangguk dan berkata, “Yah, cukup luas untuk menampung Eropa Barat. Tempat ini tidak disebut sebagai benua tanpa alasan yang logis.”

“Jadi bagaimana kita bisa menemukan sebuah Object di tanah seluas ini?”

“Membutuhkan waktu setahun kalau kita mencari ke seluruh tempat di Oseania, tapi sepertinya mereka memiliki area-area tertentu yang bisa mereka gunakan untuk bersembunyi.”

Saat ia berbicara, Quenser menggunakan pena merah dan menggambar sebuah lingkaran besar di peta itu.

Lingkaran itu berada di Oseania utara.

“Mereka pikir Object itu ada di wilayah utara antara distrik Kimberley dan padang gurun Tanami.”

“Jadi itu ada di mana?”

Bahkan setelah mengecilkan area pencarian mereka, wilayah yang dimaksudkan oleh Quenser itu masih seluas pulau Honshu, salah satu kepulauan Jepang yang dimiliki oleh Korporasi Kapitalis. Itu bukanlah wilayah yang bisa mereka cari dengan berjalan kaki.

“Dua tahun yang lalu, saat Generasi 0.5 milik Oseania selesai dibuat, mereka mengadakan parade besar-besaran di sini. Setelah itu, mereka menyembunyikannya di antara tangki gas yang mereka sebar dengan perangkap di seluruh wilayah dan memasukkannya ke dalam markas. Namun, kita masih tidak tau yang mana yang asli.”

“Jadi itulah kenapa pasukan koalisi menghancurkan markas-markas itu walau mereka tahu kalau itu hanya umpan. Kalau mereka terus menghabisi seluruh markas di wilayah ini, mereka pasti akan mendapatkan yang asli jika mereka beruntung.”

“Jujur saja, mereka pasti akan menemukannya walau mereka tidak melakukan apapun, tapi siapa yang tahu berapa banyak desa yang dibakar ketika mereka menunggu.”

“Yah, kita tidak bisa meninggalkan hal ini begitu saja.”

“Tapi ini masalahnya. Ada 100 fasilitas militer yang bertindak sebagai umpan dan 40 diantaranya sudah diketahui sebagai sebuah tangki gas saja. Para petinggi tidak tahu sama sekali soal mana yang asli dan mana yang tidak.”

“Apakah ada markas yang benar-benar terutup, sehingga atasan kita pun sama sekali tahu?”

“Bukan tidak mungkin, tapi aku ragu. Membuat satelit terus berjaga untuk mendeteksi gedung-gedung itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Dan bahkan ketika mereka menyembunyikannya di bawah tanah, mereka membutuhkan jalur dan jalan masuk untuk mengeluarkannya.”

“Jadi sudah hampir pasti kalau mereka menyembunyikan salah satunya di sebuah bangunan yang sama sekali tidak diketahui oleh para atasan?” gumam Heivia.

Quenser memerhatikan wilayah yang telah ia tandai.

“Kalau saja ada tanda khusus yang hanya dimiliki oleh Object yang asli.”

“Maksudmu seperti peralatan untuk perawatan sebuah Object? Kalau begitu, bukankah sebuah markas dengan jalan besar memiliki kemungkinan besar sebagai tempat persembunyian?”

“Markas yang kita serang tadi juga memiliki fasilitas yang sama.”

“Tapi tidak semuanya memiliki luas yang cukup untuk Object setinggi 50 meter. Bahkan target yang tadi kita hancurkan tidak memiliki tanda-tanda telah dilalui oleh sebuah Object.”

“Sepertinya markas yang memiliki tempat yang cukup besar untuk menampung Object sudah dihancurkan semua. Itulah kenapa perintah kita adalah untuk mencari mana yang paling mungkin untuk tidak bisa dimasuki oleh Object.”

“Tapi ke mana lagi kita harus pergi? Kalau semua markas yang memiliki kemungkin paling tinggi tidak menghasilkan apa-apa, bukankah yang tersisa adalah menghancurkan semua markas yang tidak terlihat mencurigakan?” kata Heivia, tidak hati-hati. Sepertinya atasan mereka memiliki kesimpulan yang sama.

Namun...

“Bagaimana kalau kita berpikir seperti cara musuh kita berpikir?” kata Quenser.

“Hah?” kata Heivia dengan ekspresi bodoh di mukanya.

“Generasi 0.5 terakhir kali dilihat dua tahun lalu saat ia sudah selesai dibuat. Setelah itu, ia disembunyikan di suatu tempat. Apakah mungkin kalau mereka sudah menumbukan berbagai macam pohon dan tanaman untuk menutup jalur yang bisa digunakan oleh Object?”

“Kenapa mereka melakukan itu? Kalau mereka menutup markas mereka dengan pepohonan, bukannya itu akan meninggalkan jejak ketika ia meninggalkan markas. Para atasan kita pasti dengan mudah menyadarinya.”

“Markasnya sendiri pasti sudah diamati oleh satelit, jadi semua pohon-pohon yang tumbang tidak akan jadi masalah. Setelah penyerangan, Object itu bisa bersembunyi di salah satu tangki gas dan bergerak menuju markas lain. Tentu saja kita akan menghancurkan segala kemungkinan yang ada kalau bergerak ke markas yang salah.”

“Itu berati markas yang paling mencurigakan adalah markas yang memiliki banyak pepohonan dan bebatuan disekelilingnya. Markas yang terlihat seperti sudah ditinggalkan memiliki kemungkinan terbesar sebagai markas yang paling mencurigakan.”

“Sepertinya ada dua masalah,” kata Heivia ketika dia memperhatikan titik yang ditandai dengan pena merah. “Pertama, jarak di antara markas-markas ini terlalu jauh walau kita sudah menyempitkan daerah pencarian kita sampai tiga markas. Kita tidak bisa menebak mana dari tiga itu yang asli. Kalau kita mendapatkan markas yang salah, kita akan sangat kehilangan banyak waktu.” Dia menunjuk peta itu dengan cahaya kecil. “Kedua, setiap markas umpan pasti memiliki prajurit untuk menjaganya. Bahkan kalau kita bisa mengalahkan mereka semua, mereka masih memiliki waktu untuk menghubungi markas asli mereka. mereka pasti akan semakin menyebar ke tangki gas yang lain dan Generasi 0.5 pasti sudah menghilang. Penyerangan mereka ke desa-desa hanya akan mundur sedikit.”

“Dan masalah ketiga adalah, kita tidak akan mendapatkan bantuan militer atau pun Object.”

“Apa kau yakin tentang itu? Walau kita tidak diperintahkan oleh Froleytia, pasti ia akan mengirimkan sang Putri untuk membantu kita mengalahkan Genera—”

Tiba-tiba alarm berbunyi mengisi seluruh markas koalisi ini. Sirine yang menyala dengan warna redup menutupi langit malam. Semua lampu di seluruh markas segera dinyalakan seketika seperti malam pertandingan kasti.

“Apa yang terjadi? Kita belum meninggalkan markas sama sekali!”

“Bukan, bodoh. Para Object sudah diperintahkan untuk bergerak! Apakah para atasan sudah menemukan di mana posisi Generasi 0.5!?”

Quenser melipat petanya dan melihat ke sekeliling.

Sejumlah prajurit keluar dari dalam bangunan. Dia juga melihat sang Putri berlarian di wilayah perawatan. Para pekerja perawat Object yang masih bekerja segera membuka palka Object.

Quenser menghampiri seorang prajurit dan bertanya padanya.

“Apa yang terjadi!? Apa kita menemukan sebuah Object milik militer Oseania?”

“Ya, benar. Akhirnya aku bisa pulang ke rumahku! Bos terakhir sudah menunggu kita di ujung Gurun Great Sandy. Object tentara Koalisi sudah mengarah ke sana dengan kecepatan tinggi, tapi kita harus segera ke sana dengan truk militer. Yang pertama yang dilayani, kau harus cepat kalau ingin naik ke dalam truk yang memiliki suspensi yang bagus. Kalau kau terlalu lama, punggungmu akan terasa sakit.”

“Gurun Great Sandy?” gumam Quenser, ia merasa kosong saat melihat prajurit itu meninggalkannya.

“Hei, bukankah itu salah satu tempat yang sudah kita prediksi,” kata Heivia, menyadari sesuatu yang sama.

“Beruntung sekali. Apa yang dipikirkan oleh para atasan untuk berpikir kalau Generasi 0.5 ada di sana?”

Kali ini, Heivia menghentikan seorang prajurit yang lewat di depannya. Dia memiliki pakaian yang sama dengan Heivia dan kebetulan dia juga seorang analis Object sama seperti Heivia.

Setelah perbincangan singkat, Heivia kembali.

“Seperti yang aku duga, itu berasal dari satelit. Saat reaktor Object diaktifkan, sebuah sinyal energi redup akan terdeteksi. Sepertinya, satelit menangkapnya.”

“Tapi Oseania sudah berhasil menipu satelit kita selama ini! Kalau kita masih menggunakan cara lama untuk mencarinya, mereka hanya akan menipu kita lagi!”

“Itu karena wajah masam para atasan yang mengeluarkan senjata meteorologis terbaru mereka. Sebuah senjata baru sudah diluncurkan. Itu mirip seperti rudal sekam yang kita gunakan di Alaska. Itu mengumupkan partikel khusus di ketinggian tertentu dan mengubah awan menjadi sebuah sensor raksasa. Saat satelit menggunakan sensor awan itu untuk mencari di permukaan, satelit menerima sinyal redup dari sebuah Object. Kita tidak tahu kalau purwarupa Object itu mengeluarkan sebuah sinyal yang sama, dan partikel tidak selalu bercampur dengan awan karena arah angin, kadar air di awan, dan banyak faktor lain, jadi pasti keberuntungan yang membawa kita menang.”

“Tapi,” kata Quenser, merasa belum puas. “Tapi ‘kan reaktor Generasi 0.5 dimatikan?”

“Mereka pasti menyalakannya sedikit demi sedikit dan energi yang dihasilkan pasti sampai pada titik dimana satelit bisa mendeteksinya.”

“Benarkah?” tanya Quenser dengan terkejut.

Negara junta militer ini membangun markas-markas umpan di seluruh Oseania dan menggunakan tangki gas untuk menipu satelit, jadi kenapa mereka memberitahukan posisi mereka dengan begitu mudahnya? Ini seperti mereka meminta 20 Object pasukan Koalisi yang tersebar di seluruh Oseania untuk menggunakan seluruh kekuatannya untuk menembak mereka.

Setelah berpikir sebentar, Quenser mengangkat kepalanya. Dia sepertinya panik.

“Bukan, itu adalah purwarupa reaktor Object!!”

“Apa!?”

“Dengan reaktor purwarupa, tidak akan ada yang tahu kalau itu akan bekerja atau tiba-tiba saja meledak. Tidak akan ada yang memasang itu di dalam Object mereka! Cara yang paling umum adalah membuat reaktor kedua yang sama persis dengan reaktor yang dipasang di dalam Object pertama milik Oseania. Mungkin Oseania juga memiliki reaktor purwarupa. Mereka mencoba menyembunyikan lokasi reaktor yang asli saat mereka menyalakannya dengan mengaktifkan seluruh reaktor purwarupa di saat yang sama!!”

“Apa kau tidak terlalu banyak membaca? Sensor yang ada di dalam awan memang belum dikeluarkan secara resmi. Tapi bagaimana bisa militer Oseania membangun sebuah trik dimana efek sebuah senjata tidak memiliki spesifikasi yang benar!?”

“Jika ini pertama kalinya purwarupa it digunakan, kau pasti benar. Namun, ini sudah dua tahun sejak pasukan koalisi bertahan di Oseania. Mainan itu pasti sudah diujicoba beberapa kali. Dan kalau sudah, pasukan Oseania bisa mengumpulkan data dari banyaknya eksperimen yang gagal dan menebak apa yang akan terjadi. Masih ada kemungkinan kalau ini adalah sebuah jebakan!!”

“Kau pasti sedang bercanda! Putri dan yang lain sudah mau berangkat!!”

Kalau Quenser benar, maka sang Putri dan yang lain akan bergerak menuju markas yang salah lagi. Dan sementara perhatian mereka teralihkan, Object Generasi 0.5 milik Oseania akan menyerang desa-desa kecil di dekatnya.

Militer Oseania tahu kalau mereka tidak akan menang kalau melawan pasukan Koalisi secara langsung. Itulah kenapa mereka menggunakan suku-suku pribumi yang menentang mereka sebagai sebuah sandera dari taktik diplomasi mereka. Mereka mengatakan bahwa akan ada lebih banyak lagi suku pedalaman yang akan terbunuh jika pasukan Koalisi tidak segera pergi meninggalkan tempat ini.

Quenser dan yang lain pasti akan melihat lebih banyak pembantaian atas nama penghijauan hutan yang tidak akan mengusir 20 Object yang ada di sini, tapi akan ada banyak nyawa yang berada di ujung tanduk.

Jika sang Putri dan yang lain masih terus bergerak, rencana gila ini akan terus berlanjut.

“Brengsek!!”

Quenser dan Heivia dengan panik bergerak menuju gedung untuk menghentikan Object. Namun, Object itu terlalu cepat. Kerajaan Legitimasi dan Aliansi Informasi memotong jalan seperti sebuah kereta peluru. Mereka melintasi Quenser dan Heivia sebelum mereka bisa mendekati markas.

Hanya suara petir dari Object sang Putri yang tersisa.

“Sial! Apakah kita bisa memanggil mereka lewat radio!?”

“Dua Object itu sudah dikirim, jadi mereka pasti memiliki perintah resmi. Dan yang memberi perintah pasti adalah orang yang memiliki otoritas paling tinggi. Komunikasi personal kita tidak akan bisa memanggil mereka kembali. Mereka pasti akan dihukum kalau mendengarkan kita!!”

Quenser dengan panik berpikir keras saat dia melihat truk-truk yang berisi prajurit mulai meninggalkan markas satu persatu.

Melihatnya seperti itu, Heivia berkata, “Apa yang akan kita lakukan? Memang mungkin kalau Object yang ada di Gurun Great Sandy adalah benar-benar Object Oseania, tapi...”

“Itu dia!” jawab Quenser. “Kalau ini adalah reaktor purwarupa, pasti ini adalah kartu truf mereka yang tidak pernah mereka gunakan selama dua tahun sejak Object mereka selesai. Mereka tetap menyembunyikannya walau harus membiarkan prajuritnya sendiri harus terbunuh di markas umpan. Kenapa mereka baru menggunakannya sekarang? Kenapa mereka harus menipu kita sesusah ini? Itu pasti karena teknologi Object kita yang terlalu canggih telah keluar dari wilayah ini! Generasi 0.5 pasti berada di dekat sini! Mereka telah menyadari bahwa kita akan menemukannya kalau mereka tidak melakukan sesuatu.”

Sebuah ekspresi terkejut muncul di wajah Heivia.

“Lalu, fasilitas yang menyembunyikan Generasi 0.5 ada di...”

“Sepertinya, ini adalah markas paling dekat dari tiga yang kita curigai! Tapi ini tidak membuktikan apapun. Kita membutuhkan data dari sinyal energi yang keluar dari dalam fasilitas itu!!”

Dua orang itu kemudian segera kembali ke dalam gedung.

Kalau mereka bisa melihat ke dalam database militer, mereka bisa dengan cepat memeriksanya. Namun, database itu sendiri berisi desain Object dan strategi perang yang sangat sensitif bagi militer. Kalau mereka melanggar perintah mereka dan mengaksesnya, bukan hal yang aneh jika mereka ditembak di tempat tanpa melewati sebuah persidangan.

“Duduk di sini saja tidak akan mengubah apapun. Data yang kita butuhkan ada di dalam salah satu gedung ini, jadi kita harus segera masuk ke dalam. Kita harus menemukan cara untuk bisa mendapatkan informasi yang kita inginkan dari database...”

“Hei, Quenser. Apakah para atasan kita adalah tipe orang yang tidak menyukai barang-barang elektronik?”

“?”

“Kalau laporan pengarahan sebelum misi dicetak, maka data yang kita butuhkan ada di dalam selembar kertas. Dengan begitu kita tidak perlu membuka database militer.

Dan kemudian, Quenser dan Heivia masuk ke dalam fasilitas besar yang digunakan untuk pengarahan. Sebagian besar tentara sudah dikirim ke Gurun Great Sandy, jadi hampir tidak ada orang di dalam sini.

Namun, dua orang itu melihat sesuatu yang membuat mereka kaget saat mereka sampai di ruang pengarahan dan melirik melalui celah pintu yang terbuka.

“(Kenapa Froleytia dan orang-orangnya masih ada di sini!?)”

“(Dia mungkin terlihat pamer dengan dada besarnya, tapi sebenarnya dia seorang pegawai yang handal.)”

Setelah melihat komandan dengan dada besar itu sedang mengoperasikan komputernya, Quenser berjalan mundur dari pintu. Walau data yang mereka inginkan ada di dalam ruangan, tapi mereka tidak akan bisa memeriksanya jika ada Froleytia di dalam ruangan. Kalau mereka membuat gerakan yang mencurigakan, dia pasti akan mengirim mereka ke dalam ruang penahan tanpa alasan.

“(Apa ada cara supaya kita bisa melihat laporan itu tanpa harus melewati Froleytia?)”

“(Bagiaman kalau kita menarik perhatian agar fanatik Jepang itu ke luar?)”

“(Kalau kita melakukan itu, kita pasti akan dikirim ke pengadilan militer setelah semuanya selesai.)”

Sementara keduanya berdiri tanpa tahu apa yang harus mereka lakukan, mereka mendengar suara ketukan pintu.

Mereka berputar dan mendengar suara seorang pria.

“Aku tahu.”

Suara itu berasal dari ruangan sebelah, yaitu ruang interogasi.

Wartawan yang bernama Sewax itu berbicara kepada mereka.

“(Apa ini? Kenapa ruang interogasi tidak kedap suara!? Dia bisa mendengar semua intel militer dari situ!)”

“(Tempat ini hanya dibuat untuk merawat Object. Mereka mungkin tidak kepikiran untuk membawa seorang tahanan. Sepertinya mereka menggabungkan ruangan interogasi dengan ruangan yang ada.)”

“Aku tahu!!”

Sesuatu mengetuk pintu dengan lebih keras dari sebelumnya.

Quenser dan Heivia khawatir soal Froleytia yang mungkin bisa mendengar suara yang berasal dari pintu di sana, tapi Sewax melanjutkan pembicaraanya.

“Aku mendengar apa yang mereka katakan di sini. Atasan kalian sepertinya terbagi antara dimana sebenarnya Generasi 0.5 itu disembunyikan. Aku rasa mereka memiliki dua pilihan, tapi mereka akhirnya memilih yang memiliki sinyal yang paling besar. Itulah kenapa mereka memilih Gurun Great Sandy.”

Quenser dan Heivia bertukar pandang.

“(Apa yang harus kita lakukan, Quenser? Apa kita akan mendengarkannya? Dia mungkin saja mengada-ngada.)”

“(Dari yang dia lakukan sebelumnya, dia memang orang brengsek, tapi aku ragu kalau dia akan melakukan sesuatu yang akan menguntungkan Oseania. Ayo kita dengarkan apa yang ingin dia katakan.)”

Setelah memantapkan pikiran mereka, Quenser berbicara kepada pintu yang terkunci itu.

“Di mana lokasi lainnya!?”

“Sebuat tempat bernama Padang Gurun Tanami.” Sewax sepertinya ingin mengatakan semua yang dia ketahui karena dia menjawab tanpa keraguan sedikitpun. “Beberapa atasan tinggi kalian sangat skeptis, tapi sinyal yang datang dari arah Padang Gurun Tanami terlalu lemah dan Gurun Great Sandy memiliki sinyal yang lebih terlihat seperti sebuah Object, jadi mereka meninggalkan pilihan ini.”

“Seperti yang kita pikirkan,” kata Quenser.

Padang Gurun Tanami adalah sebuah tempat yang berada sangat dekat dari markas yang Quenser dan Heivia putuskan sebagai sebuah markas yang cukup mencurigakan. Jika Generasi 0.5 diaktifkan di situ, Object itu bisa menghancurkan desa terdekat di sini ataupun markas pasukan Koalisi itu sendiri.

“Tidak bagus. Butuh cukup banyak waktu untuk meminta putri dan yang lain untuk kembali.”

“Itu berarti kita harus melakukannya sendiri. Kita akan kembali ke neraka yang merindukan kita!!”

Quenser dan Heivia mengecek lokasi di peta dan Heivia mengatakan kalau mereka butuh kendaraan. Namun, mereka dipotong oleh apa yang akan dikatakan oleh Sewax.

“Tunggu. Tolong bawa aku.”

“Ahhn? Tidak akan. Kita tidak bisa membawa seorang warga sipil ke dalam medan perang. Dan kita tidak memiliki waktu untuk membantumu kabur.”

“Bukan, bukan itu. Aku ingin mengganti akan apa yang telah aku lakukan. Aku membawa situasi ini pada kalian, bukan?” Suara Sewax terdengar agak sumbang. Dia terdengar sangat berbeda dari saat mereka membawanya ke dalam markas ini. “Semua yang kita tahu soal perang adalah soal pertarungan antar dua Object, jadi kami tidak pernah melihat apa yang sebenarnya terjadi pada warga sipil. Aku datang ke sini karena aku tidak bisa memaafkannya. Tapi aku salah. Kalian membangun strategi dengan para ahli yang berpengalaman dan aku menghancurkannya dengan sikap amatirku. Aku pikir dengan membunuh orang-orang Oseania itu, aku dapat memberikan bantuan moril pada suku-suku pribumi di sini, tapi yang aku lakukan hanyalah memberikan kematian bagi warga pribumi seperti mereka. Dan banyak, banyak orang yang akan terbunuh! Aku tidak bisa menahan diriku. Pasti ada sesuatu yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahanku!!”

Quenser dan Heivia saling bertukar pandang sejenak.

“Kau bisa menggunakan sniper, bukan?”

“I-iya. Aku tidak memiliki pengalaman militer, tapi aku sering pergi ke tempat latihan menembak setiap akhir pekan.”

“Selama kau bisa menembak seseorang, itu cukup. Kita akan menyiapkan semuanya untukmu. Kita tidak bisa membiarkanmu pergi tanpa senjata.”

“Aku mengerti. Terima kasih. Terima kasih banyak! Aku akan menunggu!! Tolong biarkan aku bertarung bersama dengan kalian!!”

Dari suaranya, Sewax sepertinya menangis di salah satu sisi pintu.

Quenser berpindah sedikit dari pintu ruang interogasi itu dan berbisik pada Heivia.

“(Hei, ayo kita cari kendaraan. Akan lebih bagus kalau kita membiarkannya tidak ikut bertarung.)”

“(Aku punya perasaan ke mana arah pertempuran ini.)”

Heivia berbalik dan membelakangi pintu ruang interogasi.

Saat mereka menuju pintu keluar, Quenser berkata, “Kalau kita membawanya bersama dengan kita, dia pasti akan memilih mati terhormat di medan perang. Dia memang membuatku marah, tapi aku tidak akan bisa tidur nyenyak kalau dia mati di depanku. Dan akan menjadi masalah besar jika anggota wartawan mati di tengah medan perang.”

“Pandangan yang bagus pahlawan. Tapi ayo kita cari cara agar kita juga tidak mati sia-sia. Bangun lagi adalah hal yang sangat penting daripada tidur pertama kali.”

Mereka berdua keluar dari gedung itu.

Heivia berlari ke suatu tempat dan saat dia kembali dia membawa sebuah kendaraan off-road militer. Quenser naik ke kursi penumpang dan Heivia segera menaikkan kecepatannya.

Saat dia keluar dari markas, Quenser bertanya kepada rekannya.

“Hei, apa kau memiliki SIM? Kau seumuran denganku, jadi bukannya kau terlalu muda?”

“Di Kerajaan Legitimasi, kau bisa mendapatkan SIM khusus militer. Tapi itu hanya berfungsi di medan perang saja. Kau tahu, kapan kita bisa melewati batas teknologi kendaraan roda empat ini? Tidak banyak yang berubah sejak automobile diluncurkan pertama kali di muka bumi.”

“Semua teknologi terbaik dikembangkan untuk Object. Memangnya kenapa mereka harus repot-repot mengembangkan teknologi militer yang lain? Pertumbuhan memang tumbuh sedikit demi sedikit, tapi aku dengar kecepatan pertumbuhan peradaban kita semakin menurun. Sepertinya, barang-barang seperti senapan dan tank telah berkembang tiga generasi lebih cepat sejak Object ikut berperang pertama kali, tapi itu tidak terjadi... Sebenarnya, jika kau tidak mengetahui semua ini, kenapa kamu menyupir? Tunggu, apa model ini memiliki airbag untuk penumpang?”

“Oh, diamlah. Tidak ada kendaraan militer yang memiliki balon yang mengembang untuk melindungi penumpang saat mereka tertabrak. Lihat, kita bergerak maju. Bukankah ini bukti kalau aku bisa mengemudi?”

Sang pewaris tahta keluarga itu mengendarai kendaraan off-road ini maju seperti seseorang pengemudi pemula yang membuat instrukturnya ketakutan setengah mati.

“Hei pahlawan. Apa kau memiliki bahan peledakmu? Generasi 0.5 tetap sebuah Object, jadi seperti biasa, ini adalah pertarungan hidup-mati.”

“Aku masih memiliki Hand Axe dan pemicu elektrik. ...Tapi aku ragu kita bisa menghancurkannya dengan memasang ini di armornya.”

“Oh, benar, benar. Apa yang akan kita lakukan dengan putri dan reaktor purwarupa itu? Kalau mereka hanya mendapatkan tipuan di sana, pasukan Oseania pasti menyiapkan sebuah jebakan di sana.”

“Kau benar. Ini pasti bisa menjadi buruk. Bisakah kau menghubungi mereka lewat radio kendaraan ini? Aku memiliki radioku sendiri, tapi aku ingin menggunakannya untuk memberikan sinyal peledakkan. Aku memang masih bisa menerima sinyal, tapi aku tidak ingin menganggu frekuensi transmisinya. Semua cadangan frekuensiku sudah kuisi dengan kode peledakkan.”

“Tunggu sebentar. Aku akan menyiapkan frekuensinya.”

Dia mengendarai kendaraan ini dengan satu tangan, Heivia menggunakan tangannya yang lain untuk meraih sebuah kabel mikrofon yang sama seperti dimiliki seorang supir taksi. Menggunakan frekuensi yang sama dengan jalur komunikasi pasukan koalisi, dia mulai berbicara.

“Umm, testing, testing. Bisakah seseorang mendengarku? Aku memiliki peringatan untuk semua tentara Kerajaan Legitimasi di luar sana. Maaf mengecewakanmu, tapi apa yang kalian kejar itu hanyalah tipuan. Yang asli berada di Padang Gurun Tanami.”

Sebuah suara masuk ke dalam speaker radio itu.

Quenser menghiraukannya dan berbicara lagi lewat mikrofon itu.

“Sepertinya fasilitas yang ada di dalam markas Gurun Great Sandy memiliki purwarupa reaktor Object daripada Object. Juga, ada kemungkinan besar di sana ada jebakan yang menunggu kalian. Mereka bisa memasang reaktor itu untuk menggunakan tenaga maksimumnya hingga melewati batas dan menghancurkan Object di dekatnya dengan ledakan itu.

Tidak peduli berapa banyak orang yang mendengarnya, tidak ada jawaban yang terdengar.

Semua orang pasti berpikir apakah informasi itu benar-benar kredibel atau tidak.

Akhirnya, seorang Elite Aliansi Informasi berbicara sebagai perwakilan dari semua orang.

“Apa kau memiliki bukti? Oh ho ho.”

“Tidak,” jawab Quenser. “Aku tidak memiliki waktu untuk memastikannya. Kita mendapat informasi dari seseorang, tapi itu berasal dari seseorang yang sulit kami percayai.”

“Lalu...”

“Itulah kenapa kami memperkirakan kalau dua target ini kemungkinan besar akan hancur. Satu hal yang kami tahu dari pembacaan energi reaktor yang terdeteksi, ada dua tempat yang berbeda. Oseania hanya memiliki satu Object, jadi yang satu pasti asli dan yang satu palsu. Tapi bagaimana kalau keduanya sama-sama hancur?”

“Kami rasa markas yang berada di dalam Padang Gurun Tanami lebih mencurigakan daripada yang ada di Gurun Great Sandy,” tambah Heivia.

Setelah hening beberapa saat, Quenser berbicara lagi.

“Seperti yang aku katakan sebelumnya, kami yakin Gurun Great Sandy adalah sebuah jebakan raksasa yang menggunakan purwarupa reaktor Object. Untuk amannya saja, sebuah Object harus mengambil jarak aman paling tidak 10 km dari tempat itu dan menghancurkan tempat itu dengan senjata utama kalian. Ini bukan sebuah target bergerak, jadi aku yakin Object sang Putri sudah lebih dari cukup untuk menghancurkannya jika membidik secara hati-hati.”

“Oh ho ho. Aku merasa iri jika kalian tidak mengharapkan apapun dariku,” kata Elite Aliansi Informasi.

Dalam keadaan itu, Quenser menjawab, “Senjatamu adalah sebuah Gatling Gun cahaya panas, bukan? Itu adalah senjata yang luar biasa untuk jarak dekat, tapi tidak akan bisa menembak cukup tepat jika musuh berada dalam jarak yang jauh. Ini adalah tugas untuk sang Putri.”

“...Aku akan melakukan sebisaku,” potong sang Putri dari Kerajaan Legitimasi.

Mendengar itu, Heivia berbisik kepada Quenser.

“(Putri kita akhirnya mendapat hadiahnya. Aku rasa keberanianmu menyentuh hatinya.)”

“?”

Quenser terlihat bingung, tapi dia tidak memiliki waktu untuk menanyakan apa yang dimaksudkan oleh Heivia. Ada sesuatu yang lebih penting untuk diselesaikan.

“Kami yakin Object yang asli berada di wilayah barat Padang Gurun Tanami. Jaraknya hanya 5 km dari markas kita dan sebuah sinyal energi reaktor juga datang dari arah sana.”

“Sebenarnya, kalau kalian tidak berniat untuk pergi ke Gurun Great Sandy, kami berharap kau mau memberikan bantuan kepada kami.”

Tiba-tiba suara lain masuk ke dalam radio.

Itu adalah Froleytia.

Pemancar radionya pasti bekerja dengan baik karena suara statik ketukan di mikrofonnya juga terdengar.

“Tunggu sebentar. Kalian mau mengatakan kalau kalian berdua mengarah menuju padang gurun Tanami!?” katanya.“Oh, apa ini tentang pengadilan militer? Ayo taruhan. Kalau Object ternyata memang muncul di Gurun Great Sandy, kau bisa melempar kami ke ruang tahanan, tapi kalau ternyata yang benar ada di padang gurun Tanami, kau harus melakukan apa yang kami inginkan tak peduli apapun itu. Ngomong-ngomong, ada hal yang sangat aku inginkan dari seorang wanita cantik yang melakukan sesuatu padaku dari bawah kakinya!!” kata Heivia.

Dengan terkejut, Quenser berteriak, “Tunggu, kau meminta itu!? Oh, aku hanya ingin seorang wanita cantik melakukan sesuatu dengan ketiaknya!!”

“Ap-apa...? Jangan meminta sesuatu yang aneh seperti itu dan paling tidak kalian seharusnya meminta sesuatu yang lebih normal!!” teriak Froleytia.

“Kita sudah mau memulainya! Masih ada lubang hidung atau telinga kalau kau mau!!” teriak dua orang itu bersama-sama.

“Kenapa kalian meminta itu kalau kalian tahu aku tidak akan pernah melakukan itu!?”

Teriakan terakhir dari Froleytia membawa Quenser dan Heivia kembali ke diri mereka kembali. Kenapa mereka begitu bersemangat saat mereka sedang bergerak untuk melawan Object?

“Masalahnya adalah kita akan menjadi pahlawan jika kita bisa mengalahkan Generasi 0.5 sendirian. Mungkin kita akan mendapatkan medali. Sebenarnya, kita mungkin akan melewati pangkat Froleytia jika kita terus seperti ini.”

“Tidak Heivia. Apapun yang terjadi, kita tetap melawan perintah atasan. Kita mungkin tidak akan mendapat medali kali ini.”

“Bukan, kalian sangat bodoh! Setelah semua yang kalian lakukan, aku tidak bisa membiarkan kalian pergi seperti ini!!” Sementara dua orang itu setengah bercanda, Froleytia benar-benar marah. “Generasi 0.5 masihlah sebuah Object!! Kalau itu benar-benar ada di Padang Gurun Tanami, kalian akan melawan Object sendirian! Apa kalian mengerti!? Paling tidak tunggu sampai satu Object sampai ke tempat kalian!!”

Quenser dan Heivia terdiam ketika mendengar atasan mereka begitu marah pada mereka dengan kata-kata yang begitu halus.

Untuk sesaat, mereka memikirkan kembali apa yang dikatakan oleh Froleytia.

Namun, mereka tidak bisa menghentikan kendaraan ini.

Quenser dan Heivia kemudian berbicara lagi lewat radio.

“Tapi kami harus pergi. Kalau kami menunggu, Generasi 0.5 akan segera bergerak.”

“Kalau para penduduk dibantai karena kami tertipu oleh Oseania, reputasi pasukan koalisi akan jeblok. Kau juga mungkin akan dimutasi.”

Froleytia meneriakan sesuatu, tapi Heivia mematikan radio.

Mereka terdiam sesaat, tapi Heivia kemudian berbicara.

“Melakukan sesuatu dengan ketiak, hm?”

“Aku rasa itu lebih normal daripada dengan bagian bawah kaki.”

“(Hm, aku penasaran kalau sang Putri mau melakukan sesuatu padamu dengan ketiaknya?)”

“?”

Saat duo penghancur Object itu selesai mengobrol, kendaraan mereka masih tetap melaju kencang.

Bagian 9

Apalah arti sebuah nama. Hal itu juga berlaku bagi Padang Gurun Tanami.

Wilayah yang tersebar di depan mata Quenser dan Heivia adalah sebuah hujan tropis raksasa seperti yang ada di Amazon. Jumlah hewannya relatif sedikit dibandingkan tingkat varietas tumbuhannya karena penghijauan di sini dibuat oleh manusia dalam waktu yang singkat. Untuk meningkatkan pertumbuhan hewan yang berkembang biak memang membutuhkan waktu yang lebih lama.

“Lebih baik kita berjalan dari sini,” kata Heivia saat dia berhenti di depan jalan masuk ke dalam hutan. Ia meraih senapannya dan sebuah rudal misil anti-tank di punggungnya. “Lebih baik aku tidak memberikan posisi kita pada musuh dengan suara mesin kendaraan ini. Pasti ada sejumlah prajurit yang ditempatkan di markas umpan itu dan kemungkinan besar mereka semua berniat membunuh kita kalau ketahuan.”

“Dan juga, kalau kendaraan kita hancur, kita harus berjalan untuk pulang ke markas.”

“Ha ha. Buruk juga ya kalau sampai hancur. ...Sebenarnya itu memang buruk. Ayo kita sembunyikan kendaraan ini.”

Mereka berdua setuju untuk mengkamuflasekan kendaraan mereka dengan ranting-ranting dan batang pohon yang sudah roboh untuk menutupinya.

Setelah menyamarkannya, Quenser berjalan mundur satu langkah untuk melihatnya.

“Apa kita bisa menemukannya kalau kita kembali nanti?”

“Kalau kita tidak membuatnya seperti ini, tentara musuh pasti akan menyadarinya. Ayo kita bergerak. Tidak peduli apa yang harus kita lakukan, masih ada hal yang harus kita khawatirkan.”

Sangat jarang sekali orang masih bertarung satu sama lain di era dan zaman sekarang ini. Tapi di masa ketika Object belum menguasai perang, orang-orang masih sering menggunakan jebakan atau ranjau. Quenser dan Heivia melewati hutan dengan sangat hati-hati.

“Coba pikir, aku dengar pemimpin Oseania juga menghilang bersamaan dengan Object-nya.”

“Yah, sebagai seorang Elite. Selain itu, Oseania sudah lama sekali memerdekakan dirinya. Kau pikir sudah berapa kali kita menyerang ibukota mereka dengan sebuah Object?”

“Bukannya itu lebih buruk daripada menyerang desa-desa kecil?”

“Yang boleh tinggal di ibukota adalah para pejabat militer dan penyokong dana militer. Saat rezim militer mulai berkuasa, mereka mengambil semua rumah penduduk dan mengusir mereka ke alam liar. Tidak ada yang salah kalau kita juga mengusir mereka juga.”

“Shh. Lihat itu. Bukankah itu markas perawatan Object?”

Quenser dan Heivia berhenti bergerak dan merunduk. Mereka bersembunyi dibalik semak-semak yang tumbuh dari tanah dan melirik untuk melihat fasilitas itu dengan tanda tanya.

Itu sebuah gedung beton persegi panjang.

Itu cukup besar untuk menampung sebuah Object setinggi 50 meter. Bangunan yang lebih kecil mengelilingnya. Yang lebih kecil mungkin digunakan untuk fasilitas lain yang berhubungan dengan Object atau tempat pertahanan bagi para tentara.

Quenser melihat ke jam tangan di pergelangan tangannya.

“Oke, kita masih memiliki waktu dua jam sampai reaktornya dinyalakan. Generasi 0.5 seharusnya masih belum bisa bergerak sekarang. Aku tidak tahu berapa banyak tentara yang disiapkan di sini, tapi karena kita sampai sebelum Object itu bergerak membuat pekerjaan ini lebih mudah.

Saat Quenser terfokus pada apa yang dia tuju saat ini, dia merasakan sebuah getaran di kakinya. Getarannya terus menguat sampai mencapai titik di mana pepohonan dan tanaman di sekitarnya juga ikut bergetar.

“Ini buruk! Aku yakin reaktornya cukup kuat!”

“Ayo kita berharap yang terbaik. Mungkin karena teknologi reaktor itu tidak terlalu tinggi makanya reaktor itu mencapai batas maksimalnya ketika dinyalakan untuk pertama kalinya sejak terakhir kali digunakan dua tahun yang lalu.”

“Kalau itu yang terjadi, itu akan meledakkan dan membunuh kita juga. Yah, aku hanya memikirkan bagian terburuknya saja. Mungkin mereka menggunakan semacam senjata rahasia untuk memerpendek waktu untuk mengaktifkan sebuah Object.” jawab Quenser.

Setelah Quenser menjawabnya, sebuah suara mesin bergetar di udara. Bagian depan dari dinding bangunan raksasa markas perawatan Object itu sebenarnya adalah sebuah palka raksasa. Bagian atas bangunan itu membuka.

Di saat yang sama, sebuah kabut putih mengalir ke luar.

Sebuah makhluk raksasa yang bersembunyi di dalam gedung perawatan itu keluar dan membuat siluet dibalik asap putih itu.

“...Yah, mungkin dia sudah melewati batas minimumnya,” keluh Quenser.

Bahkan dari jarak 500 meter, dia bisa merasakan panas yang terpancar dari Object itu.

Tubuh bulat dari generasi 0.5 memiliki banyak konstruksi yang menempel padanya. Itu memiliki pendorong berbentuk X yang dipasang di bawahnya dan sebuah benda raksasa ditempel di belakang tubuh bulatnya seperti sebuah sayap. Tentu saja, itu tidak bisa terbang. Itu sepertinya digunakan untuk mengeluarkan tenaga berlebih yang dibuat oleh reaktor yang sulit untuk dikontrol karena tingkat teknologi yang tidak mendukung.

Sebuah senjata menempel di bagian kiri tubuh bola itu.

Panjangnya beberapa puluh meter dan disangga dengan sejumlah tiang penyangga seperti kabel. Sepertinya senjata itu tidak akan mengalami masalah tanpa adanya bantuan penyangga kabel itu, tapi ada risiko di mana saat senjata itu menghancurkan dirinya sendiri karena beratnya dan panjangnya yang mengarah sangat horizontal. Object ini adalah sebuah Object dengan desain yang sangat buruk bagi sebuah Object.

Untuk meningkatkan keseimbangannya, memasang senjatanya seperti itu membuat senjatanya sendiri kehilangan kemampuannya untuk bergerak sesuka hatinya. Untuk membidik sebuah target, seluruh bagian Object itu mau tidak mau harus ikut bergerak.

Konstruksinya yang sangat buruk itu membuat Object ini kehilangan kebanggaannya sebagai sebuah senjata modern dan malah memberikan persepsi tentang senjata di era lama. Object ini tidak akan memberikanmu kematian yang damai. Tapi memberikan sebuah ketakutan yang membuat bulu kudukmu merinding.

Dari jarak jauh, Quenser memerhatikan Object Generasi 0.5 yang anehnya memiliki suhu yang tidak normal.

“Sepertinya, Object itu menggunakan peningkat daya listrik untuk menaikkan suhu reaktornya. Aliansi Informasi memiliki perangkat pengeluaran tenaga, ingat? Object ini kebalikannya. Aku rasa Object ini konsepnya sama dengan ruang pembakaran bahan bakar minyak pada kendaraan bermotor. Dengan menggunakan tenaga listrik yang sangat banyak, Object memancarkan sebuah laser di dalam reaktornya. Itulah kenapa mereka bisa mengontrol reaktornya...tapi ini gagal. Ada beberapa ledakan kecil di dalam fasilitas perawatan ini.

Dengan teknologi tingkat tinggi yang dimiliki oleh Aliansi Informasi, mereka sepertinya mampu mengatasi hal itu. Namun, Object milik militer Oseania mengundang sebuah risiko untuk melelehkan seluruh bagian dalam reaktornya jika reaktor itu diaktifkan terlalu lama. Memaksa reaktornya untuk terus bekerja melewati batas normalnya akan menjadi sangat buruk.

Semua pekerja perawatan Object ini pasti sudah dihabisi. Sebenarnya, mungkin malah tidak ada tanda-tanda adanya tentara sama sekali di sini. Mungkin mereka semua merayakan pengaktifan Object ini tapi kemudian mereka terjebak di dalam sebuah ledakan yang menghabisi mereka semua.

Heivia menggunakan fungsi pengintai di senapannya untuk mendengarkan semua jenis suara yang ada di dalam markas ini tapi dia tidak menemukan suara manusia sedikit pun.

Hanya Quenser, Heivia, dan Generasi 0.5 yang ada di tempat ini.

Jika mereka bisa menghancurkannya, pertempuran di Oseania bisa segera mereka akhiri.

Bagian 10

Namun, Quenser dan Heivia tidak cukup bodoh untuk menghadapi Object itu langsung dari depan.

Generasi 0.5 belum menyadari di mana keberadaan mereka, jadi menghadang langsung sebuah Object dari depan adalah menuju langsung ke alam baka atau sama saja dengan bunuh diri.

“(Ayo kita menyelinap untuk mendekat tanpa ketahuan. Kalau ledakan kecil terjadi di dalam gedung perawatan ini, maka semuanya yang ada di wilayah ini sudah rusak. Kalau kita bisa menemukan mana yang rusak, mungkin kita bisa menemukan sesuatu.)”

“(Aku sih tidak masalah kalau kita menangani ini pelan-pelan, tapi bagaimana kalau Object ini langsung pergi dengan kecepatan tinggi dan menyerang penduduk desa demi nama ‘penghijauan hutan’? Aku tidak tahu seberapa cepat Generasi 0.5 bisa bergerak, tapi tetap saja monster itu bisa bergerak lebih cepat dari langkah kaki kita.)”

“(Reaktornya baru dinyalakan untuk pertama kalinya setelah dua tahun. Aku yakin mereka membutuhkan beberapa sedikit penyesuaian sehingga Elite-nya bisa menyesuaikan dirinya dengan kontrol Object itu. Aku yakin Object tidak akan ke mana-mana saat ini.)”

Tiba-tiba, Generasi 0.5 itu bergerak sejauh 500 meter dari mereka. Tujuh puluh senjata pendukungnya, besar dan kecil, masing-masing bergerak untuk melakukan sedikit latihan. Akhirnya, semua senjata pendukung Object berhenti bergerak dan tubuh utamanya bergerak untuk mengarahkan senjata utamanya. Sepertinya konsentrasi sang Elite ada pada latihan yang sedang ia jalani saat ini.

Lalu kemudian senjatanya itu menembak dan membentuk sebuah garis lurus yang menghancurkan semua yang ada di depannya.

Object milik militer Oseania ini sepertinya menggunakan coilgun dengan kaliber raksasa.

Sebuah kumparan raksasa yang dibentuk dari kabel konduksi listrik dilewati oleh sebuah selongsong logam. Dengan tenaga magnet, meriam itu menembakkan proyektilnya.

Heavy Object v01 325.png

Senjata utama itu menembakkan pelurunya satu persatu seperti mesin pelempar bola.

Puluhan selongsong peluru ditembakkan dari kanan ke kiri seperti sebuah senapan mesin, menghancurkan semua pohon raksasa yang ada di depan mereka.

Quenser dan Heivia merunduk untuk menghindarinya.

Garis lurus tembakan coilgun itu melewati kepala mereka dan menghancurkan pohon-pohon besar di belakang mereka.

“(Sial! Apa dia tahu keberadaan kita!?)”

“(Tidak, tujuannya bukan itu. Mungkin ini masih bagian dari latihannya!! Object itu masih belum menyadari keberadaan kita sama sekali.)”

Jika terus seperti ini, akan sangat berbahaya bagi mereka jika mendekati Object dari depan. Quenser dan Heivia merangkak untuk memutari Object itu dan sampai ke bagian belakangnya.

“(Semak-semak ini sangat melindugi kita daripada yang aku bayangkan.)”

“(Ya, ini bisa juga digunakan untuk menyembunyikan ranjau, jangan turunkan kewaspadaanmu.)”

Semak-semak itu meninggalkan bekas sudah dilewati oleh seseorang, tapi kerusakan yang diakibatkan oleh Generasi 0.5 membuatnya hampir tidak menyadari perubahan kecil di sekitarnya.

“(Sepertinya itu benar-benar model lama. Model Object ini tidak memiliki mekanisme yang dimiliki oleh Aliansi Informasi untuk meriam Gatling Gun cahaya panasnya. Dari yang aku lihat, laras coilgun itu akan meleleh jika terus menembak.)”

“(Yah mau model lama atau tidak, senjata itu masih terlalu kuat untuk kita tangani.)”

“(Menurutmu bagaimana caranya dia bisa membidik?)”

“(Sebuah kamera pasti caranya yang utama. Dugaanku adalah setiap senjata memiliki kamera jadi bisa diarahkan sesuka hatinya. Kalau mereka menggunakan gelombang ultrasonik untuk mendeteksi musuh, semak-semak ini tidak akan memiliki arti.)”

“(Artinya?)”

“(Kamuflase sederhana akan bekerja. Ayo, tutupi pakaianmu dengan lumpur. Ini akan sangat membantu kita.)”

Namun, mereka tidak bisa berhenti dan menyiapkan penyerangan mereka dengan hati-hati. Tembakan coilgun masih melayang di dekat mereka. Jadi mereka menutup tubuh mereka dengan lumpur dengan cara berguling-guling.

Sebenarnya, mereka hanya sejauh sekitar 300 meter dari Generasi 0.5. Mereka mendekati pusat dari Object itu, jadi mereka merangkak lebih jauh lagi. Setelah mendapatkan posisi yang cukup baik, mereka akhirnya berhasil menghindari ancaman dari coilgun.

“(Oke, sekarang kita bisa mencari kelemahannya dengan tenang.)”

“(Hei, kita akan masuk ke bagian dalam markasnya.)”

Mungkin karena baru diaktifkan selama dua tahun, generasi 0.5 hanya terfokus pada pengecekkan sistem. Bisa dilihat dari percobaannya menembak tadi.

Quenser merangkak lebih jauh lagi dan melihat Object itu dengan teropongnya.

Jika reaktor Object dipaksa terus menerus dengan power supply dari luar, maka ia pasti memiliki semacam stopkontak. Dan jika mereka bisa meledakkannya dengan sebuah ledakan kecil, mereka bisa merusak bagian inti dalam reaktor.

(Benarkah begitu?)

Quenser melihat dengan teropongnya dan kemudian ia melihat sebuah titik.

Tepat di bagian belakang kanan tubuh bola itu, dia melihat sesuatu seperti jack yang rusak. Sebuah kabel setebal 50 sentimeter menggantung dengan ujung yang putus.

Sepertinya ia menggunakan peningkat tenaga listrik ke reaktor. Biasanya, aliran listriknya dipotong dengan sesuatu semacam sekering yang sangat kuat untuk menahan konsleting yang sangat kuat.

(Apa karena ini Object itu disebut sebagai Generasi 0.5, dan kemungkinan bisa dihancurkan dengan sebuah nuklir?)

Saat dia memikirkan itu, Quenser mendengar suara elektronik dengan nada tinggi.

Itu tidak berasal dari sensor Generasi 0.5. Dia tanpa sengaja menyentuh sistem keamanan laser inframerah yang mengelilingi markas perawatan ini.

“Oh, sial—!?”

Generasi 0.5 tidak membutuhkan waktu lama untuk segera membalikkan tubuhnya.

Beberapa dari 70 senjata yang berada di sisi Quenser langsung membidik Quenser.

Namun, dia beruntung.

Sebelum senjata itu bisa membidiknya, sebagian roda Generasi 0.5 terjebak di dalam rawa. Object setinggi 50 meter itu tidak akan tenggelam di dalam kubangan air, tapi ini memberikan cukup waktu sekitar 10 detik bagi Quenser dan Heivia untuk kabur.

“Heivia! Berikan aku rudal itu!!” teriak Quenser saat dia menarik rudal anti tank milik Heivia yang menggantung di bahunya.

Dia tidak membidik Object itu.

Untuk sesaat, seorang mahasiswa magang seperti Quenser tidak tahu caranya membidik sebuah misil. Dia hanya menarik pelatuknya, dan mengirimkan rudal itu terbang ke arah rawa-rawa di depan Object itu. Rudal yang menancap di rawa-rawa itu kemudian meledak dan menyebarkan seluruh lumpur ke semua arah. Diiringi suara ledakan, satu sisi Object itu berlumuran lumpur.

Segera setelah itu, Generasi 0.5 membidik senjatanya walau kameranya tertutupi oleh lumpur.

“Sial!”

Quenser melempar pelontar rudal itu ke tanah.

Daripada menunduk, dia dan Heivia lebih memilih berlari secepat yang mereka bisa. Setelah mereka cukup jauh, tempat mereka tadi berada langsung meledak dan hancur karena proyektil yang ditembakkan oleh coilgun. Dua orang itu terjebak dalam gelombang ledakannya dan terlempar beberapa meter ke udara. Mereka tidak akan bisa lagi menghadang Generasi 0.5. Mereka langsung berlari lurus untuk berlindung di balik fasilitas perawatan Object yang memiliki banyak peralatan yang mungkin bisa menyelamatkan mereka.

Generasi 0.5 dengan perlahan berbalik arah agar senjata yang tidak terkena lumpur bisa diarahkan pada mereka. Namun, ia telah kehilangan mereka. Senjata yang dilengkapi dengan kamera ini langsung mencari mereka berdua ke seluruh penjuru arah.

Dengan punggung yang menempel di dinding fasilitas ini, Quenser berkata, “Sial, aku beruntung kalau Object itu memiliki teknologi yang rendah. Object standar bisa mendeteksi kita dengan cepat karena memiliki sensor yang lebih banyak.”

“Aku yakin sampah itu memiliki wiper, bukan? Aku tidak pernah mendengar seorang Elite menangis dan mengibarkan bendera putih karena kameranya terkena sedikit lumpur.”

Quenser melihat Hand Axe di tangannya.

Dia mengintip dengan kepalanya yang terangkat di atas fasilitas ini dan berfokus pada kabel tebal yang menggantung di bawah zirah Object.

“(Itu pasti adalah kelemahannya, tapi apa kau pikir aku bisa mendekatinya untuk menempelkan peledak?)”

“(Kalau kau bisa menangkis terjangan peluru coilgun, aku rasa kau tidak akan apa-apa.)”

“Sial,” kutuk Quenser.

Dia memiliki sebuah rencana. Dia tahu dimana kelemahan dari Object ini. Dia memiliki semua senjata yang dia butuhkan. Namun, dia tidak bisa mengalahkan Object itu. Monster raksasa itu bukanlah sesuatu yang bisa dikalahkan oleh orang seperti dirinya. Tenaga penghancurnya adalah penghalang terbesar untuk mendapatkan kemenangan gemilang ini.

Quenser mengepalkan radio di tangannya.

Ini bisa digunakan untuk meledakkan sebuah Hand Axe, tapi ini juga bisa digunakan untuk tujuan lain.

Dia bisa menghubungi sekutunya.

“(Hei, apa aku bisa menghubungi seseorang dengan radio ini?)”

“(Aku yakin Generasi 0.5 akan segera menyadarinya, tapi aku ragu ia bisa mendeteksi lokasikita. Pertanyaannya adalah, apakah sang Putri dan Elite dari Aliansi Informasi itu dapat datang ke sini dalam waktu singkat. Gurun Great Sandy berada cukup jauh dari sini.)”

“(Jadi apakah kita akan melarikan diri dari tempat ini sampai mereka datang kemari?)”

“(Itu adalah cara menguruskan badan terbaik yang pernah aku dengar. Masalahnya adalah kau akan mati 100 kali sebelum bisa menurunkan 5 kilogram berat badanmu.)”

Walau sudah tahu apa yang dikatakan oleh Heivia, Quenser menekan saklar di dalam radio itu.

Generasi 0.5 bukanlah lawan yang bisa dilawan dengan cara biasa.

Bagian 11

Suara petir yang berasal dari Object milik sang Putri mengisi seluruh malam Oseania.

Setelah sampai di dekat Gurun Great Sandy, Object dari Kerajaan Legitimasi dan Aliansi Informasi akhirnya berhenti.

Putri memeriksa target yang akan ia hancurkan.

Proyek penghijauan buatan milik Oseania baru saja dimulai di wilayah ini, jadi masih banyak wilayah yang tertutupi oleh pasir. Di tengah-tengah wilayah itu ada beberapa bangunan beton. Itu terlihat seperti sebuah stasiun logistik bagi Object dan berada di tengah jalan berpasir yang sangat-sangat panjang. Sebenarnya, secara resmi memang seperti itu. Namun, bangunan yang terlihat seperti telah ditinggalkan itu adalah fasilitas militer milik militer Oseania.

Elite yang biasa dipanggil dengan “Putri” oleh rekan-rekannya membidik fasilitas itu dengan salah satu meriam utamanya. Dia berada pada jarak 10-13 km dari targetnya, jadi dia mencoba mengikuti instruksi dari rekannya.

Dengan suara ledakan yang luar biasa, sebuah garis cahaya keluar dari meriam plasma berstabilitas rendah. Garis cahaya itu menusuk gedung beton itu, menyebarkan warna putih kebiruan. Jaraknya memang terlalu jauh untuk menembus zirah sebuah Object dengan teknologi tinggi karena energi plasma akan menghambur jika terlalu jauh, tapi ini sudah jauh lebih dari cukup untuk menghancurkan sebuah gedung beton atau zirah sebuah Generasi 0.5 yang tidak memiliki teknologi yang terlalu bagus.

Setelah dia menembak gedung itu beberapa kali, sebuah ledakan yang lebih besar terdengar. Purwarupa reaktor Object itu sudah hancur.

Skala ledakannya lebih kecil dari yang ia pikirkan.

Ledakannya hanya memiliki radius 300 m, jadi perpindahan tenaga untuk memaksa reaktor itu mengeluarkan tenaga sampai batasnya telah gagal. Ledakan kecil itu menunjukkan betapa sangat rendah teknologi yang dimiliki oleh militer Oseania.

Sang putri menerima laporan dari seorang prajurit Kerajaan Legitimasi.

“Menurut laporan dari divisi pengamatan satelit, tidak ada tanda-tanda bahwa sebuah Object ada di sisa-sisa reruntuhan bangunan ini. Sepertinya tempat ini juga markas umpan yang menggunakan purwarupa reaktor sebagai jebakannya, tapi kita mendapat perintah dari atasan untuk memeriksa fasilitas itu hanya untuk menyakinkan saja.”

“Tapi bukankah itu tugasmu,bukan tugasku?” jawab sang Putri.

“Oh ho ho. Mereka meminta kita untuk berjaga di sini kalau-kalau ada sebuah Object muncul dari balik reruntuhan itu. Sepertinya kita mendapatkan pekerjaan yang mirip seperti penjaga pantai.”

Sang putri merasa kalau ini hanya membuang-buang waktu.

Setelah itu, dia menerima transmisi dari seseorang yang sama sekali tidak ia duga.

“...Kssshhh... ini Quenser. Kami telah mengkonfirmasi keberadaan Object negara militer Oseania, dia berada di Padang Gurun Tanami. Aku ulangi, kami telah mengkonfirmasi keberadaan Object negara militer Oseania di Padang Gurun Tanami! Sesuai dengan prediksi departemen simulasi elektronik, teknologinya hanyalah sebatas Generasi 0.5. Dengan Object yang kita miliki, kita bisa menghancurkannya dalam satu tembakan dan semua akan selesai! Kami butuh bantuan. Kita tidak peduli itu dari siapa! Cepat kirimkan Object kemari dan siapkan senjata kalian!!”

“Siapa pun yang sampai ke sini duluan, dialah yang menang! Kalau kalian tidak cepat, kami akan mengambil semua kejayaan ini sendirian!!” potong suara Heivia.

Dia mendengar beberapa prajurit seakan tidak percaya kalau Object itu berada di sana.

Sang Putri memutar Object-nya, tapi transmisi yang lain masuk ke dalam salurannya.

“Tidak. Tidak akan ada pasukan bantuan untuk ke Padang Gurun Tanami. Ini adalah perintah langsung.”

Sang Putri tiba-tiba berhenti.

(Suara siapa ini?)

Dari frekuensinya, sepertinya ini berasal dari seseorang dari Kerajaan Legitimasi, tapi....

“Aku ulangi, transmisi dari padang Gurun Tanami hanyalah sebuah jebakan. Tidak akan ada orang yang akan melakukannya. Quenser dan Heivia pergi ke sana sendirian dan seperitnya mereka kebingungan.”

(Tunggu, suara ini ‘kan...)

Dia mengenal suara ini dan ini adalah suara Konselor Flide.

Konselor itu berasal dari Kerajaan Legitimasi dan dia adalah salah satu dari orang yang bekerja sama dengan pasukan koalisi untuk mengalahkan Oseania demi pemilu yang akan datang. Namun, identitasnya membawa pengaruh lain bagi sang Putri.

“Dari data yang kami punya, Object Oseania memang berada di Gurun Great Sandy. Purwarupa dan Objcet-nya berada di tempat yang sama. Pasukan Oseania itu takut akan serangan kita dan dengan cepat melarikan Object itu keluar dan meninggalkan purwarupa reaktor itu sendirian di sana. Object yang asli pasti masih berada di suatu tempat di Gurun Great Sandy. Kita tidak boleh melepasaknnya. Kalau kita mundur ke Padang Gurun Tanami sekarang, Generasi 0.5 akan melarikan diri lagi,” saat para prajurit mendengar suara kasar itu, Konselor Flide melanjutkan. “Quenser dan Heivia tahu hal ini, tapi mereka takut dengan Object, jadi mereka mencoba membuang waktu kita untuk melawan umpan yang lain di Padang Gurun Tanami. Mereka akan segera ditahan, tapi Generasi 0.5 harus kita lawan dulu. Jangan termakan kata-kata Quenser dan Heivia.”

Tak peduli apakah itu di Padang Gurun Tanami atau Gurun Great Sandy, seharusnya keduanya sama-sama muncul di satelit sekarang.

Saat bergerak perlahan, sebuah Object dan sebuah tangki gas sulit dibedakan, tapi jika Quenser dan Heivia menghadapi sebuah Object sendirian dengan mempertaruhkan nyawa mereka, Object itu akan lebih cepat bergerak. Bahkan sebuah Generasi 0.5 akan dikatakan sebagai sebuah tangki gas jika dilihat di satelit.

(Ada sesuatu yang lebih gawat dari ini...)

Sang putri berbalik dengan Object-nya dan menuju padang gurun Tanami.

Berangkat dengan perintahnya sendiri, para prajurit mencoba menghentikannya, tapi tidak ada satu pun senjata yang bisa melawan sebuah Object.

Sang putri tidak mempedulikan mereka dan bergerak maju, tapi kemudian Object-nya berhenti di tempat.

Hanya ada satu senjata di tempat itu yang memiliki kekuatan yang cukup untuk membuatnya berhenti.

“Oh ho ho. Apa kau berniat untuk tidak mengikuti perintah atasanmu?”

“Kau....”

Object milik Aliansi Informasi mengarahkan meriam Gatling Gun cahayanya ke arah putri saat sang Putri memerhatikannya lewat sensornya. Para prajurit pasti mengira bahwa dua Object ini akan berkonfontrasi karena mereka melanggar perintah.

“Sebuah Elite Object musuh tidak boleh dibiarkan lolos. Ini bukan kebiasaan kami sendiri. Ini adalah pedoman umum semua kekuatan militer yang menggunakan Object di seluruh dunia. Oh ho ho. Aksimu bisa menghantarkan kita kepada sebuah pembantaian masal. Aku tidak bisa membiarkan sebuah Object bertindak semaunya sendiri.

“Konselor Flide adalah pemimpin Kerajaan Legitimasi. Kau tidak memiliki alasan untuk mematuhinya.”

“Oh ho ho. Itu memang benar...”

Elite dari Aliansi Informasi tidak menunjukkan tanda bahwa ia akan memindahkan meriam Gatling Gun-nya.

Begitu juga dengan sang putri yang membidik sang Elite dari Aliansi Informasi dengan meriam utamanya.

Mereka berdua saling membidik reaktor satu sama lain.

Suara petir bergemuruh di bagian bawah Object milik sang Putri.

“...Tapi aku diperintahkan untuk merekam semua aksi yang aku dapat dari teknologi Object Kerejaan Legitimasi. Biasanya, aku akan mendapatkannya saat kita saling bertarung satu sama lain, tapi kalau kau ingin bertarung, aku dengan senang hati akan meladenimu. Oh ho ho.”

Bagian 12

Wajah Quenser menjadi pucat saat dia mendengar suara itu dari transmisinya.

“Tunggu, tunggu, tunggu. Apa yang sedang terjadi? Siapa yang bilang kalau kita kebingungan!? Kenapa kita bisa bingung soal sebuah Object di depan kita!?”

“Konselor Flide, hm? Kalau tidak salah dia memiliki industri senjata yang berhubungan erat dengan pengembangan Object. Dia berhasil menggunakan semua yang dia miliki untuk mengembangkan seorang Elite yang tangguh.”

Mereka berdua merenung sambil berpikir kenapa dia menginterfensi mereka.

Dan mereka mendapatkan jawabannya dari radio.

“Kalian berdua sudah melewati ekspektasi kami,” kata Konselor Flide.

“?”

Quenser dan Heivia bertukar pandangan.

Mereka tidak menyangka akan dihubungi secara langsung seperti ini.

“Transmisi ini dikirim hanya untuk kalian berdua yang telah melangkahi harapan kami.”

“Harapanmu? Apa kami melakukan sesuatu yang salah soal pemilihanmu?”

“Mengirimkan pasukan koalisi adalah rencanamu dari awal, benar?” tambah Heivia. “Apa kau ingin kami menghancurkan harapan orang-orang karena wajah kami yang muncul di televisi ruang keluarga dengan wajah berlumpur kami?”

“Malah sebaliknya. Kalian berdua terlalu bagus. Kalau saja kalian agak sedikit ceroboh,” Jawab Konselor Flide dengan suara halus. Dari suaranya, sepertinya dia sedang membaca sebuah skrip yang sudah ia siapkan. “Seorang prajurit manusia mengalahkan sebuah Object adalah sebuah cerita yang sangat bagus yang memberikan manusia harapan. Namun, para penduduk yang tinggal aman di rumah mereka bukan hanya orang yang mendapatkan harapan. Apa kau tidak berpikir bahwa para gerilyawan dan teroris sedang melanjutkan aksi mereka di seluruh dunia sekarang ini?”

“...”

“Neraka di Oseania ini diciptakan oleh kalian berdua,” kata Konselor Flide.

Dua bocah itu mendengarkan kata-kata orang itu seperti seorang musuh.

“Memang benar kalau pasukan koalisi—termasuk pasukan Kerajaan Legitimasi—telah menghabiskan dua tahun kami untuk melakukan hal kecil, tapi perang seharusnya selesai sebulan yang lalu ketika puluhan Object datang ke tempat ini. Itu adalah saat yang sama ketika kalian mengalahkan Object di Alaska. Perang saat ini sebenarnya cukup sederhana. Yang mampu memenangi perang adalah mereka yang memiliki Object dalam jumlah dan kualitas yang lebih baik. Kalau kau memiliki satu Object dan musuh tiga Object, kau tidak memiliki alasan untuk bertarung lagi. dan kau akan mundur untuk memperkecil kerusakan yang kau terima seminimal mungkin. Perang dibuat cukup sederhana agar yang kalah bisa segera menyarah tanpa perlu susah-susah berusaha.”

Begitulah seharusnya perang yang terjadi di Oseania.

Negara militer ini memiliki Object Generasi 0.5 sementara pasukan koalisi memiliki 20 Object dengan teknologi mutakhir. Biasanya, ketika Object-Object ini disebar di seluruh benua, Oseania akan mengibarkan bendera putih. Itu akan mengakhiri perang dengan cepat.

Tapi faktanya, lihat apa yang akan dilakukan oleh Oseania sekarang.

Namun yang bisa mereka lakukan hanyalah menyembunyikan Generasi 0.5.

Namun, mereka menyiapkan sebuah rencana untuk menggunakan Object Generasi 0.5. Mereka menggunakan sebuah purwarupa reaktor sebagai jebakan.

“Ya, dan ini semua berkat tindakan kalian berdua.” Suaranya seperti sangat marah. “Perang tidak lagi antara Object melawan Object. Para tentara manusia pun juga bisa menghancurkan sebuah Object. Apa yang kalian berdua buktikan di Alaska dilihat sebagai sebuah harapan bagi para gerilyawan, teroris, dan para diktator. Harapan yang kalian berikan ini membuat semangat mereka terpacu untuk tidak mengibarkan bendera putih. Ini membuat perang menjadi lebih lama dari yang kita pikirkan. Keuntungan yang seharusnya menjadi bagian dari kampanyeku terbagi ke anggaran untuk perang. Kita tidak bisa mentolerir hal ini lagi. Apa kita perlu menemukan cara lain untuk membuat dunia ini melihat sebuah perang?”

“Jadi kau ingin kami mati di sini?”

“Sebenarnya kau ingin kami dibunuh oleh Object,bukan? Kalau berita tersebar bahwa seseorang yang telah menghancurkan Object mati dibunuh oleh Object, para tentara itu akan menyerah, dan kemenangan kami tidak akan lagi diingat.”

“Perang memerlukan sebuah alasan yang jelas untuk mempercepat kelangsungan perang ini. Tidak ada orang yang mau memperpanjang masa konflik di wilayah perang. Yang kalian berdua lakukan hanyalah memperpanjang masa perang dan menambah jumlah orang yang akan mati.” Kata Konselor Flide dengan tenang. “Sebenarnya, rencana aslinya adalah memecah belah pasukan koalisi dan membiarkan kalian berdua mati dalam pertarungan antar Object. Namun, sepertinya kalian sangat membantu kami dengan menemukan Object milik pasukan Oseania itu, jadi kami tidak akan menghentikan para Oseania itu untuk memainkan peran jahat mereka.”

Pada awalnya, argumen Konselor Flide terdengar adil.

Mungkin memang benar bahwa Quenser dan Heivia memainkan perang untuk memperpanjang masa perang di Oseania. Mungkin memang benar kalau perang seharusnya hanya diserahkan pada Object saja sementara meninggalkan para prajurit dan penduduk sipil sebagai sebuah karakter saja.

Namun...

“Kalau kau membiarkan Oseania membunuh kami di sini, Object musuh akan pergi ke desa terdekat dan membunuh semua orang. Apa kau tidak apa-apa dengan hal itu!?” teriak Quenser.

“Kami mencari Generasi 0.5 dengan satelit. Ini adalah pembantaian terakhir pasukan Oseania. Setelah itu, kami akan mengakhirinya dengan Object pasukan koalisi.”

Setelah mendengar betapa siapnya orang itu berbicara, Quenser telah memiliki bukti yang dia inginkan.

Konselor Flide tidak memikirkan apapun tentang perdamaian atau perang.

“Kalian berdua harus tahu kalau kalian telah menjadi sangat berbahaya dan rencana untuk membunuh kalian harus dipikirkan dengan sangat matang meskipun harus ada pengorbanan. Jika perang ini hanya berada di antara dua Object, perang bisa diakhiri dengan cepat. Dengan cara itu, tidak akan ada orang yang harus meninggal. Harapan kalian telah menghalangi hal ini.”

(Yeah, benar sekali.)

Memang benar bahwa orang yang kalah dan yang menang ditentukan oleh sebuah Object di dalam perang. Namun, ia lupa bahwa Object juga membantai para tentara. Quenser dan yang lain juga akan mati jika mereka kehilangan Object mereka di Alaska. Di Selat Gibraltar, semua markas mereka telah hancur karena sang Putri sedikit terlambat. Di dalam perang, tidak ada peraturan yang mengatakan bahwa kita harus membiarkan para prajurit itu ketika mereka kehilangan Object mereka.

Quenser menambahkan semua hal yang ia dapat dari argumen Konselor untuk pendapatnya yang kedua.

“Hanya orang yang tak pernah kalah yang dapat mengatakan hal itu.”

“Kau hanya ingin melindungi kepentinganmu sendiri,” kata Heivia. “Kau hanya ingin dunia dimana negara yang memiliki Object paling banyaklah yang menguasai dunia. Negara yang tidak memiliki Object dan tentara biasa akan ditarget oleh Object, dan kemudian semua orang akan berpikir bahwa Object hanyalah alat untuk membantai orang seefektif mungkin.”

Anggapan bahwa perang telah selesai ketika baru saja dimulai tentu saja sangatlah salah.

Manusialah yang mengangkat senjata dan berjuang.

Tidak peduli betapa kecil mereka, mereka harus bertarung untuk menunjukkan apa yang mereka bisa.

Konselor Flide adalah salah satu orang yang menginvestasikan dana yang sangat banyak dalam pengembangan sebuah Object dan membuat banyak uang dari kemenangan perang. Pendapatnya hanyalah pendapat orang yang beranggapan bahwa posisi sangatlah penting dalam dunia ini.

“Katakan apa saja yang kau mau,” kata Konselor Flide dengan nada yang menunjukkan bahwa dia memiliki sangat banyak Object dan merasa sama sekali tidak tersentuh. “Kalian akan mati di sana. Kita akan mengawasi Generasi 0.5 saat dia mulai menyerang dan mengirimkan Object pasukan Koalisi untuk menghancurkannya. Dengan ini, perang telah selesai dengan sendirinya dan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Semua perang ini akan menunjukkan betapa kuat dan canggihnya Object yang kita miliki.”

“Baiklah. Kalau begitu ayo kita bertaruh.”

Quenser dan Heivia berbicara dengan nada seperti akan menantang petinggi militer Kerajaan Legitimasi.

“Kalau kami kalah dari Generasi 0.5, kau akan mendapatkan semua yang kau inginkan.”

“Tapi kalau kami menang, semua akan berakhir untukmu.”

Quenser mematikan radionya dan mendecakkan lidahnya.

“Sial, ini berarti kita tidak akan mendapatkan bantuan sama sekali! Object mengelilingi seluruh Oseania, dan tidak akan ada satu pun yang datang!!”

“Hei, Quenser, bagaimana dengan sang Putri?”

“Dia mungkin akan datang jika kita memintanya, tapi semua Object yang lain akan menjadi musuhnya. Juga, tidak akan mengejutkanku kalau Konselor memiliki perangkat pengaman untuk mencegah hal itu terjadi.

“Jadi aku rasa kita harus menanganinya sendiri, lagi!”

“Yah, kita harus bertahan hidup cukup lama untuk memukul orang itu, si Konselor keparat!”

Sementara mereka bersembunyi dibalik gedung, dua orang itu memeriksa apa yang akan mereka hadapi.

Mereka tahu satu hal yang pasti.

Mereka bukanlah seorang prajurit yang cukup loyal untuk mati seperti yang diharapkan pemimpin mereka.

Bagian 13

Namun, Quenser dan Heivia bukanlah seorang manusia super yang mampu melawan monster sendirian seperti yang ada di buku komik pahlawan.

“(Aku rasa aku seperti orang bodoh jika kita tertembak karena kita mendekati monster itu. Heivia, ayo kita cari jalan pintas melewati bangunan ini untuk mendekati Generasi 0.5.)”

“(Kita pasti menemukan cara untuk mendekatinya, tapi bagaimana caranya agar kita bisa mendekatinya?)”

Quenser dan Heivia bergerak dengan bersembunyi di balik dinding fasilitas ini agar Object itu tidak melihat mereka. Akhirnya mereka berhasil masuk ke dalam pintu yang tidak terkunci. Sebenarnya, pintunya sendiri terbuka karena terkena gelombang ledakan. Mungkin karena ada ledakan yang berasa dari luar.

Mereka masuk ke dalam sebuah ruangan yang sangat luas.

Mereka berada di dalam markas perawatan Object Generasi 0.5.

Semua yang dibutuhkan oleh sebuah Object ada di sini, tapi semuanya sudah rusak. Sebuah crane roboh ke tanah dan pendingin mesin industri juga meledak karena panas yang berlebih. Banyak mayat yang bertebaran di sini. Banyak sekali mayat bergelimpangan. Sekitar 40 orang dengan pakaian militer atau pekerja hampir semuanya terpanggang dalam api.

Kaki Quenser serasa akan berhenti saat dia masuk, tapi dia tidak memiliki pilihan lain selain terus maju. Jika dia berhenti di sini, Generasi 0.5 akan lebih banyak menghasilkan mayat daripada kemenangan.

“(Apa yang sedang kau cari, Quenser? Ayo pergi. Atau kau juga ingin menjadi mayat-mayat itu?)”

“(Bukan, kau tahu ‘kan kalau ini adalah markas perawatan Object, jadi...)”

“(Jadi kau ingin mencari senjata atau sesuatu untuk mengalahkannya? Bahkan kalau kita menemukannya, kita tidak memiliki tenaga listrik untuk menggunakannya. Kita mungkin bisa mengalahkannya kalau kita memiliki satu reaktor saja.)”

“(Bukan, aku berpikir kalau strategi Object itu ada di suatu tempat di sekitar sini. Mungkin kita bisa mengalahkannya kalau memilikinya.)”

Mereka berdua berpisah, dan mencari di dalam tumpukan rongsokan yang terbakar di dalam fasilitas ini.

Saat mereka terjebak di dalam markas musuh di Alaska, mereka juga menemukan banyak sekali turbin listrik statis yang ternyata adalah sebuah kelemahan utama dari Water Strider. Sedikit mirip, mungkin mereka akan menemukan kelemahan dari Generation 0.5 jika mereka menemukan suku cadangnya atau rencananya.

“(Hei, apa yang dilakukan Object itu? Itu tidak bergerak untuk mencari kita atau pun pergi ke desa terdekat.)”

“(Tentu tidak. Aku rasa dia sedang membersihkan lumpur di kameranya. Dia sepertinya membiarkannya mengering dan membersihkannya dengan energi listrik negatif. Aku pikir itu mirip dengan teknik yang digunakan pada masker gas yang tidak membiarkan debu untuk lewat.)”

Heivia melirik lewat palka raksasa di mana Object itu baru saja keluar. Sebuah Object dengan teknologi mutakhir dapat dengan mudah menemukan manusia di dalam gedung dengan sensornya, tapi generasi 0.5 tidak memiliki fungsi itu.

Sepertinya, Oseania sangat ingin memiliki sebuah Object agar bisa dipamerkan di masyarakat internasional sesegera mungkin, dan mungkin berfungsi secara baik dalam perang adalah tujuan kedua mereka.

“(Hei, apa kau pikir ini akan meledakkannya?)” tanya Quenser.

Heivia kembali melirik keluar dan menemukan Quenser menunjuk sebuah kontainer yang berdempet dengan bangunan ini. Kontainer itu saling terhubung dengan sebuah kabel yang tebal.

“(Apa itu? Baterai?)”

“(Aku rasa itu adalah kapasitor raksasa. Mungkin itu adalah tenaga luar yang digunakan untuk menginterfensi reaktor di dalam Generasi 0.5. Itu menggunakan generator diesel untuk mengumpulkan tenaga, memperkuatnya, dan mengirimkannya kembali ke dalam Object.)”

Salah satu kontainer itu meledak dari dalam. Ledakan itu menutup setiap jalan keluar dan masuk di dalam fasilitas ini. Orang-orang yang ada di dalam tidak akan memiliki jalan untuk keluar.

Namun...

“(Hei, apa itu berarti yang tadi meledak adalah penguatnya dan bukan Object? Kalau begitu, Object itu sama sekali tidak rusak!!)”

“(Coba pikir, jika ledakan itu berasal dari pusat sebuah Object, zirah tebalnya pasti sudah melengkung. Yah, kita tahu kalau itu terjadi, akan sangat mudah untuk mengalahkannya, jadi coba kita lihat komputer di sini.)”

“(Sial, aku harap komputernya tidak ikut meledak.)”

Mereka melihat area itu, tapi mereka tidak menemukan komputer dimana pun.

Namun, mereka menyadari bahwa ada komputer di lantai dua. Untuk ke sana, mereka harus naik ke tangga yang hampir rusak karena ledakan. Untungnya, komputernya berada di tempat yang tidak bisa dilihat oleh Generasi 0.5.

“(Layar LCD-nya sudah meleleh. Tidak berguna.)”

“(Ini, gunakan monitor ini. Tarik kabelnya.)”

Komputernya sendiri sepertinya masih berfungsi dan informasi mengenai Generasi 0.5 masih ada di dalam komputer itu saat mereka menyalakannya.

Quenser tercengang.

“(Huh? Tampilannya sangat aneh. Ini tidak bergeser?)”

“(Cih. Mereka menggunakan OS yang berbeda dari milik kita. Aku rasa mereka menggunakan versi lama OS Aliansi Informasi.)”

Quenser memiliki beberapa kesulitan untuk menggunakannya, tapi dia cukup bisa mengaturnya ketika dia menyadari perbedaannya. Keyboard-nya berganti warna akibat panas, tapi masih bisa digunakan.

“(Hei, Quenser. Kita menyerang kaki ketika kita melawan Water Strider di Alaska dan Tri-Core di Gibraltar, benar? Apa kita bisa mencobanya lagi kali ini?)”

“(Dari yang bisa aku lihat, Generasi 0.5 menggunakan roda logam seperti kereta. Strukturnya cukup sederhana dan tidak terlihat ada kelemahan yang bisa kita serang.)”

“(Roda? Jadi itu tidak menggunakan pendorong udara sama sekali? Apa bisa roda itu menopang Object? Bahkan dengan roda logam, bukankah as rodanya akan rusak jika digunakan untuk bergerak?)”

“(Untuk membagi berat Generasi 0.5, itu memiliki 500 roda. Konsepnya mirip seperti kursi penyiksaan yang memiliki banyak jarum di atasnya. Jika kau duduk dengan tenang di situ, beratmu akan terbagi ke seluruh jarum dan kau tidak akan terluka sama sekali.)”

“(Yah, tapi tidak ada yang mau mencobanya, ‘kan? Aku pikir itu cuman mitos.)”

“(Itu hanya contoh. Aku tidak menyuruhmu untuk mencobanya. Aku tidak bisa membayangkan kalau kau benar-benar mencobanya.)”

Pada teorinya, kalau mereka bisa menghancurkan dua pertiga dari roda logam itu, Object itu akan kehilangan keseimbangannya. Namun, seorang manusia seperti mereka tidak akan bisa melakukan itu.

“(Kita bisa melelehkan zirahnya dengan serangan nuklir, tapi sayangnya kita tidak punya itu.)”

“(Bahkan dengan Generasi 0.5, menyerangnya secara langsung sama saja dengan bunuh diri. Kita harus mencari celah kelemahannya. Oh...?)”

Jari Quenser tiba-tiba saja berhenti pada sesuatu di keyboard-nya.

Layarnya menampilkan para pekerja yang memasang sebuah perangkat yang langsung menyalakan reaktor Object dengan suplai tenaga dari luar. Ini adalah teknik baru yang bahkan militer tidak diketahui Kerajaan Legitimasi, tapi Object mereka bisa bergerak setiap saat, jadi ini tidak berguna bagi mereka.

“(Ini dia. Dengan cara inilah pemimpin Oseania yang bodoh itu mampu membunuh para pekerjanya.)”

“(Hei, kalau tenaga utamanya adalah untuk menyalakan rektor dengan baterai luar, sepertinya reaktornya juga menghasilkan tenaga yang berlebih. Sebuah perangkat untuk menangkap energi itu sebagai tenaga listrik juga sudah dipasang.)”

“(Mungkin itu juga akan gagal. Meningkatkan energi putarannya memang bisa, tapi jika terlalu kuat akan sulit untuk dikontrol.)”

“(Artinya?)”

“(Artinya, kalau ada tenaga dalam jumlah besar dikirimkan ke dalam reaktornya lewat stopkontaknya, maka reaktornya akan berhenti bekerja.)”

Saat dia berbicara, Quenser beralih dari komputer itu. Dia melihat ke bawah dari lantai dua dan ia melihat kontainer yang ternyata adalah sebuah kapasitor raksasa.

Tiba-tiba, dinding yang ada di sebelahnya meledak oleh sebuah garis api.

Sepertinya itu berasal dari coilgun milik Generasi 0.5.

Lubang yang dibuat itu bergerak dari kanan ke kiri menuju Quenser dan Heivia. Sudut penembakannya cukup unik. Object itu pasti telah memutari gedung ini sebagai bagian dari latihannya.

“Merunduk Quenser!!”

“Kau bodoh, kita akan terkena reruntuhannya! Lompat!!”

Mereka berdua lompat dari teralis besi itu dan turun ke lantai pertama. Di saat yang begitu cepat, dinding di lantai dua hancur dalam garis horizontal. Bunga api dari komputer besar itu muncul dan meledakkannya.

“Sial! Aku rasa kita tidak bisa mencari apa-apa lagi!”

“Kita hanya bisa mencoba untuk mencari tahu. Ayo kita pergi ke kapasitor itu dan lari!!”

Namun, mereka tidak memiliki waktu untuk melakukannya.

Dengan semua dinding yang hancur di lantai dua, fasilitas perawatan ini mulai miring. Namun, Generasi 0.5 masih sangat haus akan darah sehingga dia mulai menembaki gedung ini lagi.

Railgun, meriam laser, coilgun, dan meriam cahaya ditembakan secara beruntun.

Semua tipe senjata itu mengubah fasilitas raksasa ini menjadi seperti keju swiss dalam waktu singkat. Quenser dan Heivia tidak lagi bisa bergerak.

Jika mereka mengangkat kepala mereka, mungkin mereka bisa terkena selongsong raksasa itu dan terbunuh.

Beruntungnya, mereka tidak terkena ledakan.

Namun, mereka mendengar suara retakan.

Dindingnya telah hancur dan atapnya tak lagi bisa menahan beratnya. Atap-atapnya runtuh, dan menghancurkan apa yang masih tersisa di dinding. Itu jatuh lurus ke bawah untuk menghantam Quenser dan Heivia yang ada di dalam.

“Kau pasti bercanda!!”

Mereka tidak memiliki waktu untuk menghindar.

Dengan suara erangan, Quenser kehilangan kesadarannya dan terbang beberapa meter dari situ.

Bagian 14

Quenser pikir jantungnya sudah berhenti, tapi sepertinya tidak.

“(Brengsek. Hei, Quenser! Bangun!!)”

“(Apa? Kita tidak remuk?)

“(Atapnya ditopang oleh pilar-pilar seperti yang ada di dalam gym dan kita berhasil sampai di salah satu celahnya.)”

Atapnya yang telah hancur itu membuat sebuah celah yang membuat mereka bisa merangkak keluar.

Namun, mereka tidak cukup bodoh untuk keluar tanpa berpikir.

Sampai pada akhirnya, sang Elite Generasi 0.5 berpikir bahwa Quenser dan Heivia sudah mati. Saat dia berpikir seperti itu, mereka masih memiliki kesempatan untuk membalas. Sekarang adalah kesempatan mereka untuk serangan balik.

“(Tapi apa yang akan kita lakukan? Kalau dia pikir kita sudah mati, itu bagus. Tapi dia akan menyerang desa-desa itu sebentar lagi!!)”

“(Kau sendiri sudah lihat kekuatannya, ‘kan. Kita tidak bisa melawannya secara langsung. Satu-satunya cara untuk menang adalah dengan menghancurkan reaktornya lewat stopkontak itu.)”

“(Apa kau tidak menyadari kekuatannya!? Kita tidak akan memiliki cukup waktu untuk meraih stopkontaknya dan jangan pikir kita bekerja seperti seorang teknisi mobil listrik!! Bagaimana cara kita mendekat!?)”

“(Yang kita harus lakukan hanyalah mendapatkan suplai listriknya tanpa mendekatinya. Ke sini.)”

Quenser menempelkan kepalanya ke atap yang telah hancur itu.

Dia bisa melihat Object raksasa itu di malam hari. Ke-70 senjatanya membuat beberapa pergerakan tapi sepertinya tidak berniat untuk mencari mereka.

“(Apa dia masih ingin latihan sedikit lagi sebelum dia menyerang desa-desa? Sial.)”

“(Mungkin saja reaktornya bermasalah sedikit karena baru pertama kali dinyalakan selama dua tahun. Ke sini.)”

“(Hei, kau tidak memberitahuku rencananya bagaimana!)”

Quenser memanjat atap yang telah runtuh itu dan merangkak. Dia ingin bergerak lebih cepat, tapi dia tidak boleh mengeluarkan banyak suara. Jika Object itu menyadari keberadaan mereka, semuanya akan tamat.

Untungnya, kamera adalah satu-satunya sensor yang dimiliki oleh Object. Kualitas pendengarannya sangat buruk. Walau jumlah kamera yang dimiliki oleh Object itu sedikit menjadi masalah, paling tidak mereka bisa bersembunyi dibalik gelapnya malam.

Quenser sampai pada bagian yang ingin dia incar.

Di situ, ada sebuah kontainer besar yang adalah sebuah kapasitor yang berjejer. Sebagian besar dari mereka hancur karena runtuhan atap, tapi masih ada yang bisa berfungsi.

Heivia merangkak segera setelahnya dan berbisik pada Quenser.

“(Apa kau serius untuk menarik kabel ke Generasi 0.5? Kau akanmati!!)”

“(Bukan itu rencanaku. Hei, apa di sana masih ada air? Mungkin tangki penyimpanan air atau hidran bisa berfungsi. Aku hanya butuh membuat kolam di tanah!!)

“(Apa yang kau pikir— Tunggu, maksudmu...!?)”

“(Benar sekali. Ujung dari kabel yang terhubung itu masih terseret di tanah. Jika kita bisa membuat sebuah kolam berisi air dan mengalirinya dengan listrik, itu akan mengalir ke dalam kabel dan masuk ke dalam reaktor Generasi 0.5!!)”

Tiba-tiba saja, mereka mendengar suara yang berasal dari meriam utama Generasi 0.5.

“Dia menyadari kita!!”

“Quenser, sebelah sana!! Di sana ada tangki penyimpanan air!!”

Mungkin dia sangat ingin menghabisi mereka berdua karena Generasi 0.5 berputar sebentar.

Sementara itu, Quenser menancapkan pemicu elektriknya ke dalam Hand Axe dan melemparnya sekeras mungkin ke arah yang ditunjuk oleh Heivia.

Sebuah tangki air berada di arah itu. Tidak diarahkan ke arah atapnya tapi dilempar ke ujung paling tinggi menara itu.

Saat bom itu baru akan menyentuh tangkinya, Quenser mengirimkan sinyal peledakan.

Dengan suara yang besar, tangki itu hancur dan menara logam itu runtuh.

Namun...

“Itu kosong!! Apa ini juga bagian dari markas umpan!?”

“!!”

Sementara itu, Generasi 0.5 sudah selesai berbalik arah.

Dengan suara retakan logam, coilgunnya sudah selesai membidik.

Mereka tamat.

Di saat yang sama, menara logam itu menghantam tanah. Menara itu hanyalah dibuat untuk menipu satelit, tapi hantamannya ke tanah menusuk bumi cukup dalam. Debu beterbangan di udara dan di atas kepala Quenser dan Heivia.

Namun, itu belum semua.

Itu telah menghancurkan pipa air bawah tanah. Sebuah tiang air erupsi keluar dari tanah. Itu bukan pipa air biasa. Air yang muncrat itu membuat sebuah pilar setinggi beberapa meter di atas dan menghujani seluruh area.

(Apa itu aliran air pipa industri? Apa mereka menggunakan air untuk bagian dari Object juga?)

Tentu saja, Quenser tidak peduli apa yang mereka gunakan saat ini.

Air yang sangat banyak menghujani tanah, menghubungkan kabel yang menggantung dari tubuh Generasi 0.5 dengan kapasitor raksasa yang berada di dalam gedung yang runtuh itu.

“Laaaarrrriiiii!!” teriak Quenser saat dia berbalik dari Object dan lari.

Heivia mengikutinya dari belakang.

Mereka tidak lari dari coilgun milik Generasi 0.5.

Itu bukanlah sesuatu yang bisa mereka hindari dengan langkah kaki.

Mereka lari dari air yang membuat sebuah kolam di situ.

Dan sebuah arus tercipta di antara bangunan yang runtuh itu dengan Generasi 0.5.

Segera setelah itu, mereka mendengar sebuah suara ledakan.

Pertama, Quenser pikir tanah telah meledak dengan cahaya yang sangat luar basa.

Namun, bukan itu yang terjadi. Energi listrik dalam jumlah besar yang ditampung di dalam kapasitor menyebar di kolam air itu. Dengan cepat, aliran listrik bergerak sejauh 200 meter di tanah dan menuju Generasi 0.5.

Targetnya adalah sebuah kabel yang menggantung di atas tanah. Dua puluh atau tiga puluh persen dari voltasenya masuk ke dalam Object dan memaksa pemancar laser untuk memanaskan reaktornya.

Tubuh utama dan reaktornya sepertinya menyatu di dalam.

Namun, Quenser tidak memiliki waktu untuk melihat.

Heivia menyandungnya di bawah dan menutup mata Quenser dengan tangannya.

“Kau bodoh!! Kau akan buta!!”

Sebelum Quenser mengerti apa yang dimaksudkan oleh Heivia, dia mendengar suar ledakan yang luar biasa.

Di saat yang sama, sebuah cahaya yang sangat terang menghantam retinanya walau Heivia sudah menutup matanya. Pandangannya menjadi sangat putih dan kesadarannya perlahan memudar. Rasa sakit yang luar biasa menusuk tubuhnya. Dia kemudian merasa akan muntah. Dia tidak tahu dimana lukanya itu, tapi yang jelas dia berdarah.

Dia tidak tahu kapan penglihatannya akan pulih.

Mungkin dia kehilangan kesadarannya untuk beberapa saat.

Dia sendiri juga tidak yakin.

“Quenser! Buka matamu, Quenser!”

Saat Heivia menggoyangkan tubuhnya, Quenser membuka matanya.

Dia melihat wajah Heivia yang kabur.

“Generasi 0.5? Apa yang terjadi padanya...?”

“Lihat sendiri, kata Heivia saat dia menunjukkannya dengan pipinya.

Quenser melihat bahwa Object milik militer Oseania itu hancur dari dalam. Tubuh bolanya terlipat seperti bunga yang mekar, dan ke-70 senjatanya tersebar di tanah. Karena ledakan dari dalam reaktornya, kolam air tadi kemudian menghilang. Semua airnya menguap. Erupsi air itu juga sudah berhenti. Mungkin karena pipa industri itu meleleh dan menutup kembali.

Tidak ada pertanyaan bodoh tentang bagaimana kabar dari pilot Object itu.

Bahkan kalau dia menggunakan peralatan untuk melarikan diri, dia mungkin sudah terpanggang di udara saat dia jatuh dengan parasut.

“Selesai.”

“Yah. Ini sudah bukan lagi masalah satu atau dua Object. Perang di Oseania sekarang sudah selesai.”

Dua orang itu duduk dengan pandangan kosong tapi mereka bisa berdiri lagi.

Lalu, bukan satu orang saja, dua orang itu berkata, “Sekarang, apa yang akan kita lakukan dengan Konselor brengsek itu?”


Epilog

Konselor adalah sebuah jabatan tertinggi di dalam Kerajaan Legitimasi.

Lembaga tertinggi di dalam Kerajaan Legitimasi adalah sebuah Parlemen berdaulat yang terdiri dari para anggota monarki kerajaan dari berbagai macam budaya dan peradaban yang membuat kerajaan ini. Namun, sebelum membuat keputusan, anggota monarki ini akan mendengar para anggota dewan yang terdiri dari pejabat-pejabat. Konselor adalah para pejabat tinggi negara yang dipilih lewat pemilihan umum bagi orang yang tidak memiliki darah ningrat. Dalam beberapa hal, mereka secara tidak langsung juga bisa menggantikan pandangan para monarki, jadi mereka sering dilihat sebagai seorang penguasa.

Salah satu penguasa itu adalah Konselor Flide, yang berkeringat karena posisinya berada di ujung tanduk.

Dia berada di dalam salah satu negara yang sangat maju dan sangat aman. Lebih tepatnya, dia berada di sebuah gedung pencakar langit yang mendapat pemotongan pajak karena terdaftar sebagai fasilitas militer dan juga sebagai kantor pribadinya.

“Ini adalah sebuah masalah yang cukup serius,” kata seorang prajurit bernama Froleytia dari dalam ruangan yang sama.

Dia memiliki posisi yang cukup tinggi di dalam militer dan memerintah bawahannya di medan perang, tapi bagi seorang Konselor seperti Flide, dia tidak berarti apa-apa. Atau seharusnya memang seperti itu. Namun, Froleytia tidak menunjukkan rasa hormat kepadanya. Dan terlebih lagi, dia melihat pria itu dengan tatapan marah. Dia memainkan tusuk rambut panjang dan lancip yang memiliki model yang sama dengan sebuah kanzashi Jepang di rambut peraknya, dan dia memegang sebuah kiseru di mulutnya walau bangunan memasang peraturan dilarang merokok.

Beberapa dokumen ditaruh di atas meja Flide.

Itu menjelaskan semua rencananya yang dijalankan secara rahasia di Oseania.

“Sepertinya kau menginginkan sebuah dunia di mana negara-negara kuat ditentukan dengan jumlah dan kualitas Object, tapi aku tidak yakin kalau metode ini cukup benar. Transmisi yang kau kirimkan saat Object kami mengarah menuju Padang Gurun Tanami dari Gurun Great Sandy menunjukkannya. Kau jelas-jelas berniat untuk membunuh Quenser dan Heivia, tapi memberikan perintah palsu untuk menyelamatkan Object Oseania dan membuat pasukan kita menjadi bingung. Satu-satunya saranku adalah jangan mengatakan ‘aku pikir informasi ini benar saat itu’ di dalam pengadilan militer.”

“Aku memiliki alasanku sendiri. Juga, aku memiliki kekuasaan untuk membawa sebuah operasi atas nama parlemen. Aku tidak akan mendengarkan kritik dari prajurit sepertimu. Ini tidak lain adalah operasi militer.

“Ya, kau bisa mengatakan itu, dan itu juga yang membuatmu berada di dalam kemiliteran. Namun, kau membuat kesalahan ketika kau mengirimkan perintah kepada pasukan koalisi dan mencoba memimpin mereka. Parlemen hanya memiliki otoritas di atas militer Kerajaan Legitimasi. Kau tidak memiliki otoritas di atas Aliansi Informasi dan pasukan koalisi yang lain. Pasukan lain mungkin marah jika informasi itu memang palsu. Sekarang, apa yang akan dikatakan oleh Parlemen? Mengatakan bahwa ini adalah operasi militer rahasia milik Kerajaan Legitimasi akan membuat Aliansi Informasi dan yang lain marah besar. Jika Kerajaan Legitimasi tidak memberikan pernyataan resmi tentang ini, aku pikir ini akan membuat sebuah percikan api dari pasukan koalisi yang lain.”

“Apa yang kau tahu soal ini?” kata Flide, terdengar seperti mau bersin. “Kita hanya bisa berperang secara cerdas dengan kekuatan yang dimiliki oleh sebuah Object. Dua orang itu menghancurkan keseimbangannya!! Dunia ini perlu pilar pendukung yang dibangun oleh Object! Aku bertindak untuk melindungi negaraku, bukan, melindungi dunia!!”

“Ya, dan aku yakin anggota konselor yang lain dan Parlemen sendiri memiliki pendapat yang sama. Mereka melihat Object sebagai sebuah senjata yang membuat mereka bisa menjalankan perang dengan pintar. Jika Quenser dan Heivia dibunuh oleh Object Oseania, Object itu akan membantai semua penduduk. Tindakanmu itu akan dilihat sebagai sebuah pemimpin Kerajaan Legitimasi yang mendukung pembantaian demi kepentingan negerinya sendiri. Bagi mereka yang ingin menjaga gambaran sebuah negara yang menggunakan Object untuk menyelesaikan perang dengan bersih, itu akan sangat-sangat sangat buruk. Faktanya, ini akan membawa kita ke dalam posisi politik yang sangat buruk, semuanya berkat Quenser dan Heivia yang menghancurkan Object.”

“Jadi kau ingin mengatakan kalau aku akan tamat? Untukku!? Semua yang aku lakukan untuk posisi Kerajaan Legitimasi di mata dunia ditentukan oleh sebuah Object yang aku kembangkan!!”

“Kau bisa mengeluh kalau kau mau,” kata Froleytia. Suaranya menurun dan pandangannya menjadi sangat dingin. “Tapi aku adalah tipe orang yang sangat menyayangi anak-anak dan keluarga di negara di bawah perlindunganku. Apapun situasi yang terjadi, aku rasa aku harus menyelesaikan ini bagi mereka. Jadi kita bisa menyelesaikan ini di pengadilan. Jangan kira kau bisa kabur dari ini.”

“Heh heh heh. Begitu ya. Kalau begitu, aku harus mengeluarkan kartu asku.”

“?”

“Apa kau tahu kenapa aku mengambil alih kontrol divisi pelatihan para Elite? Dengan begitu, aku bisa melatih seorang Elite yang bisa kugunakan untuk tujuanku.”


Quenser dan Heivia telah kembali ke negara yang sangat kuat yang dikenal dengan negara aman. Itu adalah sebuah negara yang termasuk ke dalam wilayah Kerajaan Legitimasi dan yang sering juga disebut sebagai negara asal.

Setelah perang selesai di Oseania, mereka sangat ingin membalas dendam pada Konselor Flide, tapi mendekati salah satu pemimpin dewan bukanlah sebuah tugas yang mudah. Froleytia memiliki cara lain untuk menyerang, jadi dia memberitahu kalau biarkan dia yang menangani ini dan kemudian menghilang di dalam kantor Konselor Flide.

“Aku tidak percaya kalau semua penghargaan kita diambil dari tangan kita sebagai hukuman karena telah melawan perintah atasan karena bergerak menuju Padang Gurun Tanami. Kita menghentikan perang! Semua penghargaan dan medali seharusnya jatuh ke tangan kita. Rasanya itu seperti semua tabungan yang kau simpan seumur hidupmu hilang begitu saja.”

“Kau seharusnya senang kalau malah begini. Biasanya, kita akan dibawa ke Mahkamah Militer.”

“Walau kita mengakhiri perang? Kalau kita tidak bergerak ke Padang Gurun Tanami, Object itu akan menyerang para penduduk dan kemudian menghilang lagi. Kalau kita tidak melakukan ini perang mungkin masih akan berlanjut sampai bertahun-tahun!”

“Tidak masalah. Kalau mereka mengakuinya, mereka akan menyatakan bahwa setiap penyerangan yang penduduk sekitar rasakan adalah efek dari perang. Mereka akan menyalahkan orang yang keluar dari militer dan mulai melancarkan aksi perlawanan mereka.”

“Kita ingin keluar dari kemiliteran setelah kepulangan kita dari Alaska. Merekalah yang menarik kita terus ke medan perang.”

“Mungkin mereka sejak awal ingin perang habis-habisan.”

Mereka berdua terdiam.

Di depan mereka adalah sebuah ruang pribadi milik Konselor Flide yang dimasuki Froleytia. Sebagai sebuah markas militer, bangunan besar itu berada di tengah-tengah wilayah luas di tengah kota.

“Oh, apa kau menerima surel dari putri lagi?”

“Yeah, tapi aku juga dapat dari Elite Aliansi Informasi, si ‘Oh ho ho’. Bagaimana caranya dia dapat alamat e-mail ku? Apa aku dimatai-matai saat aku bertanya padanya soal Object?”

“Beruntunglah. Ini akan tercatat dalam sejarah sebuah cinta segitiga yang melibatkan dua buah Object.”

“?”

Quenser berdiri diam.

“Froleytia mungkin sedang menikmati waktunya. Dia sudah mematuhi panggilannya, jadi kenapa dia tidak menarik si brengsek Flide itu keluar dari kantornya?”

“Uh, oh. Aku merasakan perasaan buruk soal ini,” kata Heivia saat mukanya menegang.

Tiba-tiba, sebuah suara bergetar di sekeliling mereka.

Bagian depan gedung ini yang sangat luas itu tiba-tiba bergoncang dan sebuah Object muncul dari bawah.

Mereka berdua saling bertukar pandangan dan mereka menerima transmisi dari Froleytia dari radio yang tidak pernah mereka pikir akan dapatkan di negara aman.

“Brengsek! Quenser, Heivia, kalian punya pekerjaan baru!! Aku sudah penasaran kenapa si brengsek Flide itu memiliki kantor di gedung yang memiliki wilayah yang luas, tapi aku tidak pernah menduga soal ini!!”

“Kau tidak serius, ‘kan. Kita harus bertempur di tengah-tengah kota!?”

“Kita mengerti situasinya sekarang, tapi untuk kali ini kita akan mendapat bantuan dari Object, ‘kan!?”

“Bodoh! Kalau kita memanggil sang Putri ke sini, setengah wilayah ibukota akan runtuh sebelum kita mengeluarkan alarm evakuasi!! Kalian berdua harus melakukan sesuatu sendirian! Kalian ingin melawan Flide sendirian, ‘kan!?”

“Yah, benar.”

“Kita bisa membunuhnya, ‘kan?”

“Ngomong-ngomong, dia hanya seorang penumpang di dalam Object. Elite-nya seorang perempuan berumur 12 tahun. Jika mungkin, aku ingin kalian mengambil Elite tanpa membunuhnya. Aku bisa beralasan kalau kita akan mengambil risiko dengan tidak menyelamatkan Elite Kerajaan Legitimasi yang sangatlah berharga, tapi alasan sebenarnya adalah aku lebih suka kalau kalian menyelamatkan gadis itu. Bisakah kalian melakukannya!?”

“Kenapa ini harus selalu rumit!?”

“Yah, kita tidak bisa mengatakan tidak kalau dia masih berumur 12 tahun. Sekarang dia menggunakan orang seperti pelindung, kita jelas harus membunuh keparat itu!!

“Hei, coba lihat apa kita bisa menggunakan perangkat pengamanan. Dengan begitu kita bisa menyelamatkan anak itu tanpa melukainya!!”

Quenser dan Heivia lari menuju wilayah terbuka saat Object itu mengeluarkan kabut debu yang sangat tebal dan menyiapkan senjata untuk menghancurkan kota ini.

Saat dia masuk ke dalam medan perang ini, Quenser berkata, “Sepertinya kita kembali ke kebiasaan kita lagi. Aku sangat ingin mendapatkan kembali latar belakang akademisku dan otoritas sebagai mahasiswa magang untuk mengakhiri ini semua! Sebenarnya, apa kita akan mendapat penghargaan lagi untuk ini!?”

Heivia membalas, “Kita harus habis-habisan. Setelah ini semua selesai, ayo kita keluar dari kemiliteran. Aku sudah lelah bertarung dengan Object!! Aku akan mengambi jabatan kepala keluarga di keluargaku. Aku sudah berperang terlalu banyak dengan Object, jadi kalau keluargaku mengeluh, aku akan membawa perang ke dalam rumah!! Saat aku berpikir lagi, seharusnya aku segera pergi dari kemiliteran!! Apa yang sebenarnya aku lakukan selama ini!?”

“Kau sudah tahu, ‘kan. Aku pikir juga lebih mudah untuk mengambil jalan mengikuti ujian masuk nasional daripada harus masuk sebagai seorang mahasiswa magang di medan perang!!”

“Hei, jangan menangis!! Kita bisa menyelesaikan ini semua setelah kita menyelamatkan perempuan itu dan membunuh Flide!!”

Saat mereka berdua berbicara, dua orang itu masuk ke dalam medan perang.

Di depan mereka adalah sebuah Object setinggi 50 meter.

Mereka hanya memiliki peledak dan senapan.

Seharusnya hari ini adalah hari normal yang bisa mereka nikmati.

Kedua zeni perang ini harus melawan satu monster lagi sebagai penutup.


Kata Penutup

Untuk semua orang yang telah membeli buku ini: Selamat Datang.

Ini adalah Kamachi Kazuma.

Lima tahun sudah lewat sejak debut pertama kali saya dan kali ini saya akan memperkenalkan seri terbaru. Kali ini adalah sebuah cerita tentang sebuah senjata yang sangat besar. Robot yang tidak mengambil bentuk manusia memang pilihanku, tapi jangan salah, aku juga suka dengan robot humanoid. Aku memilih tidak mengambil bentuk manusia karena aku pikir mesin yang tidak memiliki bentuk yang umum akan terlihat lebih menarik di dalam cerita seperti ini.

Dengan tinggi 50 meter dan berat 100.000 ton, senjata ini cukup besar.

Beratnya mungkin sama dengan dua pesawat pengangkut bertenaga nuklir kelas Nimitz. Kalau kau menambahkan berat senjatanya, mungkin beratnya akan lebih dari itu.

Memiliki senjata yang bertarung dengan kecepatan rata-rata 200-500 km/j mungkin terdengar konyol, tapi bukankah senjata normal juga bisa menghasilkan sebuah hal yang tidak bisa kita bayangkan.

Seperti yang saya katakan, meski Object sendiri sangat besar, ukurannya masih setengah dari dua pesawat pengangkut bertenaga nuklir. Saat dua pesawat nuklir itu dibangun, crane yang sangat besar dibutuhkan untuk mengangkat bagian-bagiannya dan pilar yang tak terhitung jumlahnya dibangun untuk menopang bagian bawahanya. Dengan ukuran kapal Aegis seberat 8000 ton, mereka memiliki kendaraan yang mampu menahan dan membawa semua barang. Aku rasa kekuatan kreativitas umat manusia sungguh mengagumkan, tapi apa yang kalian pikirkan?

Ngomong-ngomong, saya ingin menambahkan rasa menggemparkan dalam buku ini dan saya menambahkan berbagai macam teknik untuk membuat hal terlihat lebih menarik. Contohnya, saya membuat karakter utamanya sebagai seorang pelajar dari pada seorang tentara untuk membuatnya lebih mudah diperhatikan dan saya sengaja menunjukkan sedikit pemikiran dan perasaan yang mampu dimiliki oleh seorang musuh.

Sepertinya, banyak dari kalian yang berpikir kalau karakter seperti ini sudah sangat sering. Kalau kalian perhatikan baik-baik, saya rasa kalian akan menemukan bahwa karakter ini memiliki sedikit perbedaan tentang betapa dia menghargai nyawa seorang musuh dan sekutu. Saya lihat bahwa perang dalam skala besar memainkan peran penting dalam pengaturan pola pikir manusia. Saya akan sangat senang kalau kalian bisa menikmati cerita ini dan kalian bisa merasakan betapa menariknya sebuah perang.

Saya memberikan banyak terima kasih pada editor saya, Miki-san dan ilustrator saya, Nagi Ryou. Saya pikir ini adalah novel yang cukup menguras tenaga untuk diilustrasikan. Saya sangat berterima kasih padamu karena sudah mau berjuang bersama-sama dengan saya sampai saat ini.

Saya juga memberikan ucapan terima kasih saya pada para pembaca yang telah membaca cerita ini. Terima kasih banyak jika kalian berpikir bahwa seri pertama ini cukup bagus.

Ngomong-ngomong, tidak hanya ada satu cara untuk menghancurkan sebuah Object seperti yang dilakukan oleh Quenser dan Heivia kali ini. Kalau kalian punya waktu, cobalah kalian cari cara apa saja yang bisa digunakan untuk mengalahkan Object.

Dan akhirnya, saya akan mengakhirnya di sini.

Saya akan meletakkan pena saya dan berharap bahwa cerita ini berkenan di hati kalian semua.

Apakah hanya aku atau memang karakternya sangat sulit dipercaya kali ini?

-Kamachi Kazuma-