HEAVY OBJECT:Volume 1 Bagian 3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bagian 3: Perang Antara Semut Dan Belalang >> Pertempuran Untuk Mengalahkan Negara Militer Oseania[edit]

Bagian 1[edit]

Negara Militer Oseania berada di sebuah benua yang terkenal karena koala dan kanggurunya. Di sebuah zaman dimana negara bernama Australia pernah berada, kota-kota dibangun di sisi pantai dan daerah tengah dari benua itu hampir semuanya kering, tanah retak seperti yang bisa dilihat di zaman para koboi. Walau areanya sendiri bukanlah sebuah padang gurun, tanahnya yang keras dan kering hanya bisa mendukung beberapa jenis tumbuhan, jadi menumbuhkan tanaman dan gedung-gedung di situ sangatlah sulit.

Namun, zaman modern merubah semuanya.

Tanah buatan dengan daya serap air tinggi dikembangkan dan banyak tumbuhan yang telah mengalami perubahan genetik dikembangkan dan membuat tanah kering itu kembali hidup bahkan di dalam lingkungan yang keras. Dengan menggunakan metode ini, sebuah rencana besar berjangka panjang dikembangkan untuk meningkatkan perkembangan benua ini. Dengan perkembangan tanah seperti itu, bagian tengah benua itu mampu dikembangkan secara maksimal dan orang-orang mampu menciptakan sejumlah panen raya besar dan kota-kota besar dibangun di situ dengan jalan tol penghubung. Dengan menggali sumber daya alam di dalam bumi, ekonomi negara itu tumbuh , dan posisinya di dalam masyarakat internasional kembali naik. Jika semuanya kembali tumbuh seperti rencana, tidak akan ada negara yang menargetkan tempat ini dengan sebuah Object.

Namun, semuanya tidak berjalan dengan lancar.

Suku yang telah tinggal di Oseania sejak zaman dahulu kala merasa perlu untuk membawa Oseania kembali ke masa-masa awalnya. Tidak peduli betapa kering dan tandusnya tempat mereka ini, kepercayaan mereka menganggap bahwa tanah ini adalah sebuah tanah suci. Dan mereka tidak mau tanah mereka dihuni oleh bukan penduduk asli atau pun ditumbuhi tanaman yang telah dikembangkan secara genetika. Suku pedalaman itu tidak mau tanah mereka “dimakan” oleh uang, jadi mereka mulai melancarkan aksi unjuk rasa damai dan protes. Negara militer itu kehilangan hasratnya untuk mengembangkan tanah-tanah itu, jadi mereka menjawabnya dengan sebuah jawaban yang simpel.

Mereka mengirimkan sebuah Object.

“Itulah yang disebut sebagai Konservasi Hutan dua tahun yang lalu. Dan pasukan koalisi dikirim untuk mengamankan suku-suku itu dari pasukan tirani sebuah negara militer,” kata Heivia di dalam sebuah markas yang ditutupi oleh pasir.

Berdiri di sebelahnya, Quenser berkata, “Huh? Ini semua dimulai dua tahun yang lalu? Lalu kenapa kita baru dipanggil sekarang?”

“Memangnya aku tahu? Pasti ada sesuatu yang telah dikembangkan di sana yang membuat kita harus ikut campur sekarang.”

Keseimbangan kekuatan di Oseania sangat mudah untuk dilihat. Area yang berada di dalam kekuasaan negara militer sangat hijau sementara yang dikuasi oleh pasukan koalisi (dan termasuk suku pedalaman yang menolak dukungan negara militer) sangat kering di daerah gurun. Mereka juga dipisahkan oleh mereka yang mau membantai pihak yang lain demi keuntungan atas makanan dan kayu.

Object dari berbagai kekuatan pasukan koalisi berkumpul di markas yang ada di garis depan. Biasanya, Object-Object ini berada pada posisi yang berbeda sebagai musuh dan teman, tapi sekarang mereka berkumpul pada satu pihak.

Tanahnya sangat kering. Sesuai dengan permintaan suku pedalaman ini, mereka hanya menyingkirkan tanaman yang tidak berasal dari jaman dahulu benua ini.

“Kenapa di sini sangat panas? Bukannya beberapa saat lalu bokong kita sangat kedinginan di Alaska sana?”

“Musim di bagian selatan bumi ini terbalik bodoh. Tapi aku rasa cuaca di sini cocok untuk santa dengan rok mini.” Quenser melihat ke sekeliling dengan keringat di wajahnya. “Kau tahu, kita memiliki banyak Object di sisi kita saat ini. Mungkin kita bisa memaksa mereka untuk menyerah tanpa harus menyerang mereka.”

“Jangan bodoh. Apa kau lupa betapa sering harapan kita berulang-ulang kali dihancurkan oleh mereka? Aku akan mengatakan kalau lebih banyak pasukan koalisi di sini bisa menambah kesempatan kita untuk melangkah satu langkah maju secara tidak sengaja.”

“Pasukan koalisi sudah mengirim puluhan Object ke sini untuk menghancurkan kediktatoran di sini, bukan? Kenapa tidak menggunakan bendera putih? Perang saat ini hanyalah perang antar Object, jadi tidak perlu lagi ada tentara yang ikut berperang.”

“Jangan tanya aku. Mungkin mereka memang pengecualian. Apa kamu pernah melihat negara-negara berkumpul dan membentuk sebuah koalisi? Aku tidak pernah menyangka kalau kita bekerja sama dengan negara kejam seperti ini selama 2 tahun. Diktator Oseania ini pasti sangat dibenci oleh komunitas internasional. ...Juga, aku ragu kalau mereka akan mengangkat bendera putih. Mereka telah banyak melakukan hal buruk, jadi aku ragu kalau mereka tetap akan menyerah walau kabur ke luar negeri.” Sambil mendengarkan Heivia, Quenser bersandar di balik barikade fiber sintetik yang direntangkan di seluruh markas ini dan memasukkan sesuatu seperti penghapus kotak ke dalam mulutnya.

“Hm, ransumnya sangat menjijikkan.”

“Yah, tapi lihat, sekarang kita bisa menambahkan rasanya dengan sedikit pasir di atasnya.”

“Aku ingin pulang.”

“Para petinggi pasti menggunakan ini seperti sebuah permainan.”

Saat mereka komplain, barikade itu mulai bergetar.

Mereka melihat ke sekeliling mereka dan melihat gadis pribumi berumur kira-kira 10 tahun dari luar barikade itu menatap ke arah mereka.

“Apa itu?” tanya gadis yang masih murni itu sambil menunjuk Object pasukan koalisi yang bergerak di dalam markas ini.

Quenser dan Heivia tidak tahu harus berkata apa.

Namun, gadis itu tidak merasa terganggu dan menunjukkan sebuah gambar dari sebuah buku melewati barikade itu.

“Itu mereka, bukan? Monster batu seperti yang ada di buku ini.”

“Y-yah, itulah mereka. Mereka memberikan perlindungan bagi tupai dan kanguru kalau hujan turun.”

Quenser tidak tahan kalau harus memberi tahu gadis itu kalau itu adalah sebuah senjata raksasa yang tidak memiliki belas kasihan sama sekali. Walau begitu, Heivia memiliki sesuatu untuk dikatakan pada Quenser, “Jawaban yang bagus, Quenser!!”

Berikutnya, jejak asap putih ditembakkan dari markas ke udara.

Gadis itu menunjuk ke langit dan bertanya, “Dan apa itu?”

Quenser tentu saja tidak mau menjawabnya dengan mengatakan bahwa itu adalah sebuah misil meteorologis tipe sensor yang sedang diuji coba.

“I-itu adalah roket...seperti pesawat ulang-alik...aku rasa?”

“Wow, aku tidak pernah melihat itu sebelumnya.

Saat gadis itu kegirangan karena penuh semangat, dua laki-laki itu melihat ke arah lain.

Itu adalah sebuah panggilan dari atasan mereka, Froleytia.

“Hei, kalian berdua, jangan ngobrol dari balik barikade. Tetap fokus.”

Gadis itu kemudian kabur karena takut. Dia segera loncat dan pergi dari tempat itu.

Quenser dan Heivia melirik ke arah Froleytia.

“...Sia-sia sekali.”

“...Mau bagaimana lagi. Dia memang terlihat cantik, tapi dia tetap seorang komandan yang keras. Bahkan seorang ahli bela diri akan kehilangan keberaniannya saat berhadapan dengan Froleytia.”

“Oh, jadi kalian mau melihat sisi lembutku? Aku bisa memperkenalkan diriku lewat hak sepatu bot ku kalau kalian mau. Tapi untuk sekarang, jangan bersantai di dekat barikade, ini adalah medan perang, ingat?”

“Kita baik-baik saja. Bahkan kalau kita ada di negara militer ini, aku ragu seorang penembak jitu mau menarget markas dengan Object sebanyak ini.”

“Bukan itu yang aku maksudkan. Markas ini dipenuhi oleh banyak kamera.” Froleytia terlihat frustrasi, tapi terlepas dari situasi panas, dia sama sekali tidak melepaskan satu kancing pun dari pakaiannya yang dilihat saja sudah membuat panas. “Jumlah wartawan asing meningkat, mereka mengatakan bahwa mereka akan menunjukkan pada dunia seperti apa negara tirani ini. Namun, mereka sepertinya hanya kumpulan orang manja yang belum pernah melihat medan perang sebelumnya dan beberapa orang lainnya yang aku ragukan kalau mereka adalah seorang wartawan.”

“Oh maksudmu orang-orang yang dulunya tentara bayarang yang sekarang bekerja sebagai pemandu wisata di medan perang saat ini yang dikuasai oleh Object?” tanya Heivia.

“Sepertinya begitu,” kata Froleytia, setuju dengan apa yang dikatakan Heivia. “Masalahnya protokol keamanan militer tidak mengizinkan kita untuk memberikan mereka izin untuk masuk ke dalam negara yang dikuasai oleh junta militer. Biasanya, mereka akan mengarahkan kameranya kepada kita, berharap bahwa mereka akan mendapat tembakan yang seharga dengan gaji mereka. Kalau kalian tidak mau wajah bodoh kalian muncul di kamera bersama dengan artikel buruk tentangmu di negara asalmu, pastikan kalian tetap menjaga sikap kalian di luar.”

“...Oh Tuhan, merepotkan sekali. Apa kau tidak bisa melarang wartawan itu untuk masuk ke dalam markas untuk menjaga keamanan informasi tingkat tinggi dari Object-Object yang ada di sini atau apalah itu?”

Froleytia rasa dia sekarang terserang sakit kepala saat dia mendengar perkataan Quenser yang begitu amatir.

“Memangnya kau pikir buat apa koalisi ini dibentuk, heh? Negara asal kita bisa mengakhiri pertempuran tidak penting ini jika perlu, tapi atasan kita menginginkan gambaran yang sangat jelas tentang siapa pahlawan perang yang akan berjalan di parade kemenangan nanti. Kalau kita melarang wartawan ini, para kandidat yang berusaha merebut kekuasaan di negara asal kita pasti akan sangat marah pada kita. Konselor Flide dan yang lain tidak akan senang mendengar hal itu.”

“Apa kau tidak dengar Quenser? Mereka melakukan hal-hal seperti ini kepada media. Bahkan aku dengar ada wawancara untuk membawa mega sponsor dari perusahaan-perusahaan besar atau partai politik untuk menempelkan logo perusahaan mereka di zirah Object seperti di mobil balap F1.”

“Apa mereka mencoba merekam gambar markas yang diserang dan para prajurit yang tertembak di tanah ke televisi ruang keluarga mereka? Mereka semua tidak mengerti perang itu seperti apa.”

Komentar Quenser terdengar sama dengan suara prajurit lain jika ditanyakan hal yang sama pada mereka, tapi secara teknis dia hanyalah seorang pelajar. Ekspresi serba tahu yang dia tunjukkan tidak lebih dari wajah warga sipil yang mengeluh soal kebijakan pemerintah.

Merasa suntuk dengan topik pembicaraan mereka, Heivia mengganti subyek obrolan mereka.

“Hei, apa kau melihat kapal para aktivis anti-perang di lautan? Mereka memasang spanduk raksasa yang meminta pasukan koalisi ini untuk menghentikan invasinya yang terdiri dari kekuatan-kekuatan Object luar biasa ini.”

“Mereka semua hanyalah tumpukan orang bodoh yang tidak tahu sama sekali tentang siapa sebenarnya negara junta militer ini atau kumpulan orang brengsek yang tahu tapi berpura-pura tidak tahu. Apa kita harus mempedulikan mereka semua? Faktanya, aku ingin bertaruh kalau mereka pasti akan bertanya kenapa pasukan koalisi tidak menyerang, segera setelah salah satu kapal aktivis itu ditembak jatuh oleh torpedo negara militer Oseania.”

Dengan wajah yang tidak senang, Froleytia berbicara, “Pemilihan anggota dewan di negara asal akan dimulai sebentar lagi. Seperti yang aku katakan, Konselor Flide dan yang lain berada di ujung tanduk untuk memastikan mereka tidak mendapat insentif buruk di depan masyarakat. Mungkin mereka juga memikirkan operasi militer untuk memberikan perlindungan kepada aktivis anti-perang itu.”

“Oh, ayolah. Kita datang ke sini untuk merawat orang-orang bodoh itu?” keluh dua laki-laki itu.

Froleytia menatap matahari yang mulai tenggelam.

“Kalian berdua akan bergabung ke dalam operasi militer yang akan dimulai pada saat matahari tenggelam, jadi persiapkan diri kalian sekarang. Pengarahannya akan dilangsungkan malam ini, jadi pastikan kalian sudah sangat siap untuk itu.”

“Tunggu, ‘kalian berdua’? Froleytia, apa kau hanya akan duduk di ruangan ber-AC di dalam markas sambil menunggu hasil perang?” tanya Heivia yang mencebikkan bibirnya.

Froleytia mengangkat bahunya dan mengatakan, “Apa kau ingin bantu-bantu di sini? Tidak mudah lho untuk menahan wartawan bintang tiga yang ingin menjadi wartawan medan perang sambil melanggar protokol militer kita dengan maju ke garis depan pertempuran. Mereka pikir kita para prajurit adalah pemandu wisata bagi mereka. Kapan pun mereka merasa tidak puas mereka akan mengadukan kita seperti orang yang protes kepada Costumer Service. Apa kau ingin melihat wajah asli para pasifis itu sementara wajahmu diludahi karena tidak menyerang balik?”

Quenser dan Heivia saling memandang satu sama lain ketika mendengar itu.

Bagian 2[edit]

Di dalam markas perawatan Object, karakteristik peralatan yang digunakan oleh tipe fasilitas yang sama bisa berbeda tergantung dari pasukan mana mereka berasal. Seorang Elite perempuan yang biasa dipanggil Putri oleh yang lain berdiri di salah satu porsi wahana yang terdiri dari tumpukan kendaraan besar.

Puluhan fasilitas lain berada di sini dan salah satu yang dimasuki oleh sang Putri bukanlah sebuah fasilitas raksasa untuk menampung Object miliknya, Baby Magnum. Dia berada di sebuah fasilitas spesial yang dibangun tepat di samping Object miliknya. Ini adalah fasilitas khusus yang dibuat untuk merawat tubuh Elite.

Jika dilihat, area yang luas ini sulit dipercayai berada di dalam sebuah kendaraan yang membentuk sebuah dome setengah lingkaran dengan diameter 10 meter. Si Elite berdiri di tengah dome itu sambil tubuhnya diamati oleh peralatan yang tak terhitung jumlahnya dan mata manusia dari luar dome itu. Orang-orang itu adalah para tim medis yang dibawa untuk mengamati perawatan dan kesehatan sang Elite.

Wanita tua yang biasanya merawat Object sang Elite berada di dalam fasilitas itu bersama dengan puluhan tim medis, dia mengoperasikan sebuah perangkat yang terlihat seperti alat perekam yang digunakan untuk menyulih suara kartun atau film.

“Oke, kita mulai. Apa kau sudah selesai menyiapkan alat musiknya?”

Suaranya tidak dikirim oleh sebuah gelombang. Malahan, sebuah kalimat dengan cahaya oranye tampil di dinding bersih dome itu. Itu karena dome ini kedap suara. Gadis itu membaca kata-kata yang turun seperti yang ada di papan skor elektrik. Saat partitur musik itu tampil dengan jelas di matanya, dia memasang kaca mata spesial yang biasa dia kenakan saat mempiloti Object.

Dia menggenggam sebuah flute panjang berwarna silver, dan bersih itu lalu memasukkan teks dengan gerak matanya ke input inframerah di kaca matanya.

Menyetel flute sudah selesai.” Tulisnya.

“Aku tidak melihat ada yang salah dengan partiturnya. Kalau begitu, nyalakan metronomnya. Kamu bisa mulai resitalmu sesuka hatimu.”

Membaca kata-kata wanita tua itu, sang putri membiarkan pesawat kertas di tangannya terbang dari tangannya. Sambil melihat origami itu melayang tinggi di udara, dia menggenggam flute itu secara horizontal di tangannya.

Dia meniupnya dengan memindahkan jari-jarinya yang keperakan.

Suara kecil berbunyi dari flute itu dan hidung dari pesawat kertas itu naik cukup tinggi. Itu dibuat dari material khusus yang bisa terdistorsi hanya karena gelombang suara.

“Ya, ya, itu bagus. Naikkan periode gelombangnya menjadi 5 meter dengan amplitudo 140 sentimeter, dan dengan kecepatan setiap gelombang 30 detik.”

Penampilan yang tidak memiliki kualitas seni seperti itu sangat membosankan.”

Dengan flute yang masih menempel di mulutnya, sang putri kembali menggerakkan matanya untuk melanjutkan pembicaraannya. Not bergerak begitu riuh di monitor yang menampilkan partitur itu, tapi tidak ada gerakan yang pasti di jarinya. Dia tidak terlihat seperti seorang musisi pecinta musik dan gerakannya lebih terlihat seperti lengan robot yang menyolder motherboard pada papan semikonduktor.

“Apa rasanya nikmat dikelilingi oleh suara-suara merdu seperti itu?”

Maksudmu getaran suara yang mengelilingi dome yang aku buat ini? Kalau aku puas hanya dengan ini, aku rasa aku sudah menjelek-jelekkan nama orkestra.”

Tidak ada standar yang pasti untuk metode perawatan tubuh Elite. Juga tidak ada perbedaan standar di tiap-tiap pasukan atau negara. Metode yang paling cocok adalah membangun sebuah spesifikasi yang cocok untuk tubuh tiap-tiap Elite. Untuk satu orang, itu adalah berenang di kolam renang yang sangat besar, berenang mengejar waktu. Untuk yang lain, itu adalah menyelesaikan setiap soal di sebuah lembar soal ujian masuk universitas. Untuk yang lain, itu adalah bermain catur melawan super-komputer. Dan untuk seseorang seperti sang putri adalah untuk mengelilingi dirinya dengan suara-suara yang sudah diatur.

“Apa kamu punya keluhan soal alat musiknya? Untuk mengganti suasana, apa kamu mau mencoba menggunakan gitar listrik?”

Menghasilkan suara yang tercipta karena napasku memiliki efek yang besar pada tubuhku. Aku menggunakan flute karena napasku ditulis dalam nada dan lagu.

Suara lain tidak bisa bersatu dengan musik. Dia bisa berbicara tanpa masalah dengan berhenti dan beristirahat sebentar, tapi regulasinya tidak bisa membuatnya berhenti untuk beristirahat.

Itulah kenapa sang Elite merasa risih ketika ada seseorang yang mengajaknya berbicara dan ia harus menjawabnya dengan menggerakkan matanya sambil meniup flute. Sekarang, dia sampai pada nada terakhir dan pengaturannya selesai. Sang Putri melepaskan flute itu dari bibirnya dan pesawat kertas yang mengambang di udara itu turun ke lantai.

Sang putri mengambil metronom itu dan bersiap untuk lagu berikutnya, tapi kemudian dia melihat ke atas. Dari dome yang jernih itu, dia melihat wajah familiar yang dia kenal masuk dari pintu yang terbuka dari wahana ini.

Itu adalah Quenser.

Dia didorong oleh sahabatnya, Heivia, dan dari wajahnya bisa diketahui bahwa sebenarnya ia tidak tahu dimana dia sekarang. Melihat itu, sang Putri mengangguk pelan.

(Heivia ternyata bisa kasar, tapi sepertinya itu masih bisa ditoleransi)

Di antara orang-orang yang mengamatinya terus-terusan, hanya wanita tua yang menyadari ada sesuatu yang berubah di kondisi mentalnya. Teks oranye itu tertulis, “Bagaimana kalau kita beristirahat sebentar?” dan pintu dari dome kedap suara ini terbuka secara otomatis.

Quenser masuk ke dalam dan sang Putri memberikan sebuah instruksi ke dome ini. Segera setelah itu, polarisasi membuat dinding dome ini terlihat putih.

“Wah!” teriak Quenser terkejut.

Sang Putri menghampirinya dan berkata, “Apa yang kau lakukan di sini hari ini?”

“Oh, Heivia bilang kalau ada sesuatu yang membuat kita harus mampir dan mengingatkanku kalau kita berada di sebuah misi bersama-sama lagi.”

(Memang dia pikir aku ini kejam apa?)

Sang Putri merasa sedikit jengkel.

Melihat bahwa Sang Putri agak jengkel, Quenser memperhatikan flute perak yang digenggam oleh Sang Putri.

“Hehh. Apa itu flute? Aku pernah melihat seseorang memainkannya di sebuah orkestra tiup di negara asalku, tapi aku tidak tahu bagaimana mereka bisa memainkannya. Aku pikir aku tidak akan bisa mengeluarkan suaranya walau mencobanya.”

“Ini sangat mudah dari yang kamu pikirkan. Mau coba?” tanya Elite itu dan Quenser mengangguk seperti yang sudah diduga oleh sang Putri.

Itu sudah cukup untuk membuat mood sang Putri membaik, tapi...

“Kamu memegangnya di sisinya, ‘kan? Huh? Dipegangnya di kiri atau di kanan?”

Sebelum dia mengatakannya, Quenser dengan polosnya membawa flute itu ke bibirnya.

Sang Elite sudah berpikir paling tidak mengelap mouthpiece-nya sebelum menyerahkannya kepada Quenser, jadi dia agak terkejut dan berdiri dengan wajah bingung dan pipinya memerah. Namun, gelombang kejut yang membuatnya bergetar terasa segera setelah flute itu berbunyi.

Gadis itu membuat tubuhnya bergejolak ketika mendengar alat musik itu berbunyi, saat suara kecil, jelek dan tidak jelas itu keluar dari flute itu, perasaan delusi yang aneh terasa di sekujur tulangnya.

“...!?”

Mulut sang Putri terbuka dan menutup saat dia menekuk punggungnya. Sebuah sugesti perintah tertentu keluar dari efek pengatur flute itu, tapi dia lupa untuk memberikan perintahnya.

Heavy Object v01 248.jpg

Saat sebuah cahaya lembut dan nyaman muncul di matanya diikuti sebuah alasan yang muncul untuk menghentikan Quenser, tubuh sang Putri menegang, tapi Quenser tidak tahu apa yang terjadi.

Saat Quenser benar-benar mencoba untuk mengeluarkan nada “do re mi fa so la si do”, udara yang ia keluarkan sangatlah kuah dan dia menggunakannya dengan sangat salah.

“Huh? Not yang keluar salah, ya. Nadanya sangat kacau. Dan bagaimana caranya untuk menghasilkan nada ‘do’?”

Dengan setiap suara yang dihasilkan oleh flute itu, tubuh sang Putri terguncang tanpa sebab. Sebuah cahaya kuning muda muncul di pipinya dan air mata menetes di matanya. Tangannya yang ramping dan kakinya bergetar tanpa dia inginkan. Saat mengelus pahanya bersamaan, dia tidak tahu kenapa dia secara alami ingin melakukan itu.

“Do re mi...fa? Apa ini ‘fa’? ....Huh?”

Akhirnya, Quenser menyadari ada sesuatu yang salah.

Sang Putri begitu merona karena sebuah konflik antara kenikmatan dan rasa malu yang akhirnya dia sadari.

“A-apa kau baik-baik saja? Apa kau ingin ke kamar kecil?” tanya Quenser dengan wajah yang begitu khawatir.

Segera setelah itu, sang Elite melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dia lakukan.

Dia memukul seorang manusia dengan kepalan tangannya yang kecil.

Bagian 3[edit]

Matahari mulai tenggelam di garis cakrawala.

Saat Quenser berdiri dan melihat tanah asing yang dicat dengan warna oranye, Heivia berbicara kepadanya.

“Coba pikir, apa yang sebenarnya kita lakukan di sini sekarang?”

“Bukannya ini yang coba kita tahu di pengarahan ini?”

“Aku sangat yakin kalau pasukan koalisi ini hanya memiliki tujuan mereka sendiri-sendiri untuk mencari kejayaan perang demi diri mereka sendiri. Apa kau pikir tidak akan ada yang berdebat tentang siapa yang memenangi perang ini nantinya?”

“Aku hanya berharap kalau perang ini tidak berakhir seperti kumpulan anjing liar yang berebutan daging.”

Saat Quenser berjalan, dia membuka sebuah peta. Itu adalah peta Negara Militer Oseania. Saat Heivia melihat peta tua itu, Heivia merasa agak risih melihatnya.

“Apa yang kau lakukan? Kau kehilangan perangkat genggammu?”

“Kalau baterainya habis atau masuk ke dalam pasir, kita akan tamat. Kalau kita tidak belajar kapan menggunakan peralatan digital dan kapan menggunakan peralatan manual, kita pasti akan cepat mati.” Saat dia berbicara, Quenser melipat peta itu lagi seperti seseorang yang sedang membaca koran di dalam kereta yang sedang berjalan. “Dari apa yang aku dengar dari orang-orang yang merawat Object sang Putri, rencananya adalah menyerang markas rahasia milik Negara Militer Oseania dan meledakkan Object musuh.” Heivia melirik peta itu dari sisi lain saat Quenser berbicara. “Menurut informasi dari atasan tinggi kita, kekuatan teknologi militer negara ini cukup lemah. Jadi sebenarnya kita tidak tahu apakah mereka memiliki Object atau tidak tidak. Grup simulasi sudah membuat desain perkiraan Object musuh berdasarkan apa yang ada di sini atau yang diperkirakan sedang dikembangkan, dan mereka menyimpulkan bahwa negara ini memiliki sebuah Object Generasi 0.5. Pada dasarnya, teknologinya cukup lemah bagi fungsi kerja sebuah Object, jadi itu hanya sebuah sampah saja. Zirahnya dibuat sangat kasar, jadi analis memperkirakan bahwa hulu ledak nuklir sudah cukup untuk menghancurkannya.”

“Jadi sebenarnya ini cukup mudah. Kita memiliki pasukan koalisi dengan 20 Object di seluruh lautan Oseania. Object bersinonim dengan perang, jadi kita bisa menghancurkan kekuatan militer Oseania dengan jumlah saja kan?”

“Sebenarnya, ini tidak semudah yang kau katakan, Heivia.”

Quenser menunjukkan peta yang dilipat itu pada Heivia.

Itu memiliki lingkaran hitam di beberapa titik.

“Negara Militer Oseania tahu bahwa Object berharga milik mereka akan hancur seketika jika kita menyerangnya, jadi mereka menyembunyikannya di dalam markas. Itulah kenapa, walau dengan Object yang kita miliki, kita tidak bisa menyerang mereka begitu saja.

“Ahn? Tapi aku pikir operasi militer ini dimulai saat senja. Maksudnya pasti mereka tahu di mana lokasi itu berada, bukan?”

“Kita memiliki beberapa perkiraan.” Quenser menunjukkan titik merah di peta. “Sepertinya Oseania sudah membangun beberapa markas palsu sepanjang tanah membentang untuk membingungkan para analis kita. Kita sudah menyerang beberapa dari mereka, tapi tidak ada satupun yang benar-benar markas Object. Mereka sudah melakukan penyelidikan sampai saat ini, tapi mereka tidak tahu apakah ini benar markas yang kita inginkan atau tidak.”

“Object itu sangat besar. Tidak bisakah mereka melihatnya dari satelit?”

“Satelit itu sudah mengkhianati kita. Para atasan sudah sangat senang ketika melihat sebuah benda setinggi 50 meter dan mengirimkan pasukan besar untuk menyerangnya tapi mereka hanya menemukan sebuah tangki gas raksasa yang disamarkan. Dari yang aku dengar, para teknisi satelit di markas menangis karena penyiksaan yang mereka dapat.”

“Itu adalah serangan tidak langsung,” jawab Heivia.

Negara militer ini sudah menyebarkan tangki gas di seluruh Oseania karena mereka tahu mereka sudah diawasi oleh satelit. Sebenarnya, mereka ingin mengatakan, “Lihat, betapa banyak Object yang kita miliki. Wah hah hah hah!”

Tentu saja, pasukan koalisi tidak cukup bodoh untuk jatuh ke dalam boneka tiruan lain, tapi mereka harus cukup hati-hati kalau mereka tiba-tiba saja menemukan Object sungguhan. Tentu saja ini menurunkan semangat para prajurit dan begitu banyak menghabiskan uang pajak. Karena itu, para atasan begitu ingin mengakhiri perang ini secepat mungkin.

“Jadi ini tidak lebih dari latihan menembak melawan target palsu?”

“Bagian yang terburuk adalah membuat kita terbunuh sia-sia di sana.”

Merasa tidak membutuhkannya lagi, Quenser melipat peta itu lebih kecil dan memasukkannya ke dalam sakunya.

Heivia melihat ke sekeliling dan berkata, “Ngomong-ngomong, kita sudah bekerja sama dengan pasukan koalisi bukan? Jadi pasti ada Object lain selain yang dimiliki oleh sang Putri. Aku harap kita tidak bekerja sama dengan faksi yang kita kalahkan di Alaska atau Gibraltar. Aku tidak ingin ditembak secara rahasia oleh sekutu yang merasa dendam dengan kita karena masalah pribadi.”

“Apa kau yakin ingin bertanya tentang itu? Kau mungkin tidak suka dengan jawabannya. Aku sudah bertanya pertanyaan yang sama ke tim perawatan. Hanya rumor, tapi...”

Sebelum Quenser menjawabnya, sebuah gedung raksasa melintas di depan mereka.

Sebenarnya, itu adalah Object.

Raksasa setinggi 50 meter itu melintas di depan mereka dan meniup pasir ke udara seperti badai pasir, tapi Quenser dan Heivia memiliki hal lain yang lebih penting.

Bendera yang dicetak di zirah Object itu sudah cukup membuat jantung Heivia berhenti berdetak.

“Gaahh!?? Kau pasti bercanda! Itu adalah Aliansi Informasi!!”

“Yeah, aku juga sudah dengar tentang itu. Sepertinya kita bekerja sama dengan orang-orang gila.”

Perangkat pengumpul informasi milik Object itu pasti sudah menangkap suara mereka karena raksasa setinggi 50 meter itu berjalan pelan seperti ingin merespon dan suara wanita dikirim keluar lewat speaker itu.

“Oh, ya ampun. Ternyata kalian cuman anjing-anjing tentara Kerajaan Legitimasi. Sepertinya kita akan bekerja bersama-sama. Oh ho ho.”

Mesin pendorong udara Object itu menahan untuk mengambang di atas tanah dan meniupkan udara tambahan, meniup lebih banyak pasir dan membuat Heivia dan Quenser batuk-batuk.

Sial. Inilah kenapa kita tidak boleh membiarkan orang yang belum dewasa untuk tidak menaiki Object! Apa kita harus pergi ke dalam misi bersama dengan orang-orang seperti ini!?”

“Masih lebih baik daripada harus bekerja sama dengan Korporasi Kapitalis atau Organisasi Iman, jadi kau harus lebih tenang dan berhenti mengeluh.”

Seorang jurnalis pernah menulis tentang dunia ketika seluruh dunia ini terbagi ke dalam negara-negara kecil di dalam peta, sekarang peta itu sudah mengecil dan membagi negara-negara ke dalam “warna-warna” yang saling berbeda untuk menunjukkan kepada siapa negara-negara itu berada dalam warna.

Salah satunya adalah kelompok yang mempercayai bahwa keakuratan sebuah informasilah yang menentukan sesuatu jahat atau baik dan mencoba membuat sebuah jaringan yang menjangkau seluruh dunia. Salah satu yang lain adalah kumpulan Korporasi Kapitalis yang percaya bahwa tumpukan uang di dalam banklah yang mampu memberikanmu sebuah posisi di dunia dan hak asasi yang kamu inginkan. Salah satu yang lain adalah sebuah kerajaan yang terdiri dari banyak budaya yang ingin membangkitkan lagi sistem lama di mana legitimasi dari darah ningrat dan kejayaan seseorang menentukan status sosial mereka.

Batasan sumber makanan, terbatasnya energi, meningkatnya jumlah populasi manusia, dan banyak hal yang menumpuk menimbulkan sebuah “‘Alasan resmi’ yang membuat negara-negara menjadi seperti itu, tapi sepertinya alasan sebenarnya adalah kegagalan dan tumpukan masalah yang menimpa Persatuan Bangsa-bangsa di pertengahan abad 21. Potongan yang terpisah itulah yang membuat sebuah arah yang mereformasi berbagai macam persekutuan yang terbentuk saat ini.

Tidak lagi ada keseimbangan kekuatan negara didominasi oleh satu warna. Malahan, negara-negara bebas memilih ke mana mereka berpihak, membuat kekuatan dunia ini melampaui batas-batas wilayah geografis. Ini membuat peta terlihat seperti retakan kaca. Ini juga yang membuat apakah negara itu yang sekarang adalah sekutu, suatu saat nanti akan berbalik menjadi musuh, pertempuran kecil sangat sering berkobar di seluruh dunia. Namun, semua ini terlihat normal sejak Quenser lahir di dunia ini, jadi dia hanya terlihat bingung ketika orang-orang tua menggeleng-gelengkan kepalanya soal kondisi dunia ini.

“Namun, dua Object akan digunakan di operasi kali ini, jadi aku ragu kalau tentara rendah seperti kalian akan berguna di sini. Oh ho ho,” kata pilot Object itu.

“Kalau begitu, apa kita bisa pergi ke kamar kita dan tidur sekarang?”

Bagian 4[edit]

Setelah pengarahan yang diisi dengan kekerasan para kepala faksi yang ada di sini untuk mengincar kejayaan perang yang didapat oleh Object mereka, Quenser dan tentara lain yang sama seperti dirinya keluar dari gedung itu, merasa sangat bosan.Matahari sudah tenggelam dan kegelapan mengisi angkasa.

Sudah saatnya operasi ini dimulai.

“Oh, tuhan. Kenapa lokasi yang kita tuju berjarak 2 kilometer dari sini? Dua kilometer, coba bayangkan! Apa kita tidak bisa mendapatkan truk!?” teriak Quenser tanpa berpikir.

Heivia mengangguk dan kemudian berkata, “Mereka sebenarnya sudah siap, tapi semua truk itu digunakan untuk mengangkut zirah robot milik Aliansi Informasi. Lihat ban truk yang mau meletus itu.”

“Mereka memiliki mesin dan per fiber untuk meningkatkan kekuatan mereka, jadi kenapa mereka tidak berjalan saja? Dan apa yang ingin mereka lakukan dengan zirah robot itu untuk melawan Object?”

“Itu adalah unit bantuan yang dilengkapi dengan kamera berkecepatan tinggi. Mereka menganalisa setiap menit gerakan meriam Object dari kameranya lalu mengirimkan data yang mereka dapat ke Object milik mereka untuk memberikan data bantuan untuk menghindar dan bertahan. Paling tidak, mereka lebih berharga daripada kita. Walau mereka sendiri lebih sering diserang lebih dahulu karena keberadaan mereka yang cukup mengganggu.

Namun, tidak hanya pasukan infanteri yang terganggu dengan keberadaan itu.

Object raksasa yang mampu bergerak setara dengan mesin kereta jet harus bergerak perlahan dengan kecepatan yang sama dengan pasukan infanteri. Mereka membuat gerakan perlahan seperti langkah kaki yang dibuat seseorang ketika mengetuk lantai dengan kaki mereka ketika menunggu seseorang.

Kedua Object itu menutup sisi samping barisan pasukan infanteri di sisi yang berlainan.

Yang pertama adalah Object sang Putri dari pasukan Kerajaan Legitimasi.

Dan yang lain adalah sang Elite dari Aliansi Informasi yang Quenser dan Heivia temui tadi.

Dua Object itu menggunakan tipe pendorong yang berbeda karena suara seperti petir hanya terdengar dari milik sang Putri.

Untuk membuat ketegangan agak menurun dan karena mereka sama-sama memiliki hubungan untuk bekerja bersama-sama saat ini (walau ia pernah hampir mati karena mereka), Quenser memutuskan untuk bertanya kepada Elite dari Aliansi Informasi.

Sepertinya ia cuma penasaran karena jika dalam situasi biasa, ia tidak akan bisa mendekati (karena takut tubuhnya akan terpanggang jika mendekatinya) sebuah Object dari Aliansi Informasi.

“Hei, apa benar kalau Aliansi Informasi sedang mengembangkan Object dengan bentuk manusia?”

“Oh ho ho. Itu adalah sebuah kebohongan yang sangat buruk. Mungkin secara teknis bisa, tapi pusat gravitasinya terlalu tinggi, jadi pasti itu akan sangat mudah untuk jatuh.”

“Tidak menyenangkan. Kalau begitu apa Object-mu yang menggunakan saluran pembuangan tenaga juga bohong?”

“Kalau yang itu benar. Sama seperti tangki pembakaran, sebuah reaktor Object akan lebih efektif jika menyala 24/7 daripada harus dinyala-matikan. Hasilnya, ada tenaga sisa yang bisa disisakan ketika sedang bersiap di dalam markas. Oh ho ho.”

“Kamu bergerak di atas tanah untuk waktu yang lama dengan mesin pendorong udara yang murni menggunakan tekanan udara daripada menggunakan tenaga listrik statis. Kalau kamu sedang serius, tenaga yang keluar itu cukup kuat untuk menghempaskan prajurit yang ada di sini.”

“Kalau sedang melaju bersama dengan para prajurit, mesin pendorong udara yang aku gunakan cukup kecil karena hanya untuk menahan berat Object saja. Oh ho ho. Itulah kenapa udara di sekeliling sini tidak terganggu dan para prajurit bisa berjalan beriringan.”

“Heeh. Jadi itu yang dilakukan oleh Aliansi Informasi akhir-akhir ini.”

“Aku suka dengan tatapan kagummu. Oh, dan untuk membiarkan tekanan udara ini bisa bergerak secara maksimal, tubuh utamanya menggunakan karbon dan material aramid untuk bagian zirahnya. Oh ho ho.”

“Ngomong-ngomong, berjalan seperti ini sangat melelahkan, jadi apa aku bisa ikut menumpang?”

“Oh ho ho. Kalau cuman prajurit biasa sih tidak jadi masalah, naik saja sesukamu.”

Quenser meraih sesuatu seperti material urethane dari mesin pendorong udara dan Heivia tiba-tiba saja berteriak padanya.

“(Hei! Itu bukan ide yang bagus Quenser!!)”

“(Apa? Apa karena unit intelijen Aliansi Informasi akan melihatku karena takut informasi Object mereka akan bocor?)”

“(Itu salah satunya, sebenarnya sekarang mereka sedang melihat wajahmu dengan teropong itu adalah salah satu masalahnya, tapi masalah sebenarnya adalah putri sepertinya agak bad-mood untuk alasan tertentu!!)”

“(...Hah?)”

Hampir sampai menaiki material urethane yang digunakan oleh mesin pendorong udara ini, Quenser melihat Object sang Putri itu dengan bingung.

Dia melihat Object sang Putri bergerak seperti menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Tidak apa-apa,” kata putri.

“Gwaah!? Object putri yang terlalu banyak bergerak membuat tekanan udara dan semprotan penolak itu menerbangkan pasir ke mana-mana!!” teriak Heivia dari tanah dan semua pasukan yang berada dalam formasi mereka mulai batuk-batuk. Quenser menghindari itu dengan menaiki Object beberapa meter ke atas. “Quenser! Kalau kamu mau mencegah lebih banyak kerusakan, naik saja ke Object sang Putri!!”

“Tapi Object sang Putri menggunakan listrik statis dan laser untuk penggeraknya? Itu menyimpangkan laser secara acak dengan lempeng logam untuk memanaskan udara dan meledakkannya. Aku pikir akan cukup berbahaya jika dekat-dekat dengan itu.”

“Uhuk uhuk!! Y-ya, pasir ini juga cukup berbahaya juga, tahu!”

Itu adalah saat ketika Elite Aliansi Informasi itu berbicara.

“Mencoba untuk ramah dan mengobrol secara santai merupakan salah satu cara untuk meraih kepercayaan di antara prajurit seperti kita. Oh ho ho. Aku rasa, Elite dari Kerajaan Legitimasi tidak tahu cara tata krama untuk berkawan dengan orang lain.”

“Aku bilang tidak ada apa-apa... Apa kau mengejekku?” jawab sang Putri.

“Tolong Quenser!! Cepat turun!! Jangan memancing amarah antara Putri dengan Elite itu!! Kalau begini terus, kita semua akan mati terbunuh di antara pertempuran dua Object ini!!”

“?”

Quenser bisa mendengar suara teriakan di bawahnya, tapi dia tidak punya niatan untuk turun kembali dan berjalan dengan peralatan berat di punggungnya. Dia berbaring di urethane itu dan membuat dirinya nyaman sampai mereka sampai.

Bagian 5[edit]

Cukup mudah untuk melihat faksi mana saja yang menguasai daerah-daerah di Oseania.

Wilayah yang dikontrol oleh pemerintahan junta militer ditutupi oleh hutan sementara area yang dikuasai oleh pasukan koalisi adalah area padang gurun.

Quenser dan yang lain berada di dalam hutan hijau ini.

Pada awalnya mereka berjalan dari tanah tandus, kering, dan berkerak-kerak, tapi setelah mereka melintasi sebuah garis wilayah tertentu, tanah yang mereka lalui menjadi ditutupi oleh rumput. Setelah itu, mereka dengan cepat masuk ke dalam hutan. Kondisi tanah di sini sangat tergantung dari tanah buatan yang memiliki daya serap air yang tinggi ini sudah tersebar di seluruh wilayah ini atau tidak. Tidak heran kalau suku pedalaman yang telah mencintai tanah leluhur mereka selama kurang lebih 1000 tahun ini melihat pemandangan aneh seperti tanaman asing yang tidak pernah mereka lihat adalah sebuah penghinaan bagi tanah yang sangat sakral bagi mereka.

Quenser turun dari bagian material urethane Object Elite Aliansi Informasi dan melihat sekelilingnya.

“Sekarang, wilayah pertempuran kita sudah terlihat. Walau aku rasa yang kita lakukan hanya duduk santai di sini melihat sang bintang beraksi di atas panggung.”

“...Aku berharap kau pergi saja dari tempat ini sekarang,” keluh Heivia.

Tanpa diketahui oleh Quenser, Heivia merasakan saat-saat yang begitu menyakitkan ketika terjebak di antara dua Object sementara Quenser hanya bersantai di atas salah satu Object itu.

Heivia melihat ke sekelilingnya dan berkata, “Kau tahu, sialnya ini adalah sebuah hutan. Mereka mengembangkan teknologi biotik demi kepentingan penghijauan sosial, benar? Aku tidak percaya kalau ini dulunya adalah sebuah padang gurun.”

“Jangan bodoh. Meski mereka sudah menaikkan rata-rata kecepatan pertumbuhannya, mereka tidak mungkin mengembangkan pohon dengan cabang sebesar itu. Kalau pohonnya pendek aku tidak masalah, tapi ini terlihat seperti sudah berumur 100 tahun dan mungkin ini diambil dari negara lain.”

Sang putri kemudian berbicara lewat speaker yang dipasang di Object-nya.

“Kita akan bergerak maju. Berhati-hatilah dan pastikan kalian tidak terkena peluru nyasar atau radiasi panas.”

“Terima kasih atas perhatiannya, tapi bukannya itu sama saja mengatakan kalau kami tidak berguna?”

“Oh ho ho. Kau bisa menunggu di sini sambil bermain permainan ketangkasan otak selama 10 menit atau apapun yang kau inginkan.”

Dua Object raksasa itu menembus ke dalam hutan yang lebat ini dengan kecepatan tinggi. Quenser dan yang lain ditinggal dengan meninggalkan jejak suara petir yang datang dari arah Object sang Putri.

Mesin raksasa itu memiliki tubuh setinggi 50 meter dan bergerak dengan kecepatan 200-300 km/j. Pohon yang dibuat dengan rekayasa genetik itu patah seperti sumpit kayu saat massa raksasa itu melewatinya. Dan tak lama setelah itu, kedua Object itu meninggalkan hutan yang rata dengan tanah.

Target mereka adalah gedung-gedung beton yang berada di tengah-tengah hutan.

Sebuah alarm yang biasa berada di sebuah fasilitas militer menyalak saat senjata yang menjadi puncak rantai teknologi itu mendekat.

Quenser menarik sepasang teropong dan Heivia berbicara padanya, dia terlihat terganggu.

“Aku bertaruh kalau ini pasti bukan target kita. Kalau Object Oseania benar ada di sini, pasti benda itu meninggalkan jejak yang sama seperti hutan yang rata dengan tanah. Kau tahu ‘kan waktu Object sang Putri melintasi hutan itu.”

“Tidak, aku sedang mengamati Object Informasi Aliansi,” jawab Quenser saat dia mengatur jarak penglihatan teropong itu dengan tangannya. “Kalau monster itu menyerang kita saat menjadi musuh, aku tidak akan memiliki kesempatan untuk menganalisisnya, tapi ini berbeda. Aku memiliki kesempatan untuk menyelidikinya. Aku bisa menggunakan waktuku untuk mencuri pandang informasi dari Object itu.”

“Apa, kau sekarang sedang menggilai gadis asing? Ayolah, kalau kau tetap mengejarnya, putri kita yang lucu nan imut akan berusaha membunuhmu.”

“Apa yang kau sebenarnya bicarakan, Heivia.”

Saat mereka berbicara, pertempuran antara Object koalisi dengan tentara normal di markas Oseania dimulai.

Dari pengamatan, sepertinya Object musuh generasi 0,5 tidak ada di situ.

Hasil yang sudah sangat jelas terlihat seperti pemandangan di atas pematang ladang.

Ledakan sorotan sinar menutupi pertempuran itu, memecah belah pemandangan malam hari.

Mereka semua sedang ditembak oleh meriam cahaya panas.

Itu adalah sebuah meriam yang yang menembak secara terus menerus dan memiliki interval yang sangat pendek.

Object Aliansi Informasi memiliki sebuah senjata utama sepanjang 35 meter yang terdiri dari lima meriam cahaya panas yang disambung menjadi satu seperti Gatling Gun. Beberapa orang mungkin berpikir untuk apa memasang sebuah perangkat seperti Gatling Gun yang menembakkan cahaya radiasi panas daripada proyektil logam, karena kekuatan panasnya juga akan menghancurkan larasnya dan perangkatnya yang lain kalau ditembak dengan interval yang terlalu pendek. Juga, mereka menggunakan sebuah amplifier untuk secara cepat memperkuat dan melepaskan tenaga listrik, jadi penting untuk menyalakan dan mematikannya ketika berada dalam interval yang sangat pendek untuk membagi daya panas yang ada di setiap meriam.

Seperti yang sudah seharusnya diperkirakan, Object Aliansi Informasi itu menggunakan kelima meriamnya dengan sangat kejam.

Setiap energi cahaya kebiruan itu memotong langit malam, dinding beton tebal itu terpotong menjadi bagian-bagian kecil. Bongkahannnya meledak di udara seperti erupsi gunung berapi dan membuatnya terlihat meleleh. Para prajurit Oseania mencoba melarikan diri dengan tembakan tank dan misil yang ditembakkan dari kendaraan, tapi Object akan merasakannya seperti digigit nyamuk. Bangunan-bangunan yang runtuh itu menimpa kendaraan-kendaraan yang membawa misil dan tank-tank yang ada di bawahnya.

Ngomong-ngomong, Object sang Putri tidak akan tinggal diam melihat semua ini.

Ia menggunakan manuver gerak cepat yang dimilikinya untuk memotong jalan keluar yang dimiliki oleh unit tank yang melarikan diri dan menembakkan ketujuh meriam utamanya. Meriam yang dimiliki oleh sang Putri mampu berganti-ganti seperti mikroskop yang mengganti lensanya. Dengan memutar rotor barelnya, dia menggunakan cahaya laser, meriam plasma berstabilitas rendah, coilgun, dan juga beberapa pilihan lain. Itulah kenapa Object-nya dinamakan Object Multi guna.

Ledakan, sorotan cahaya panas, dan suara erangan memenuhi seluruh area pertempuran ini, tapi tidak ada suara teriakan yang bisa terdengar.

Teriakan kemarahan dan teror mungkin akan sangat terasa di sana, tapi suara kehancuran yang disebabkan oleh Object menenggelamkan mereka semua.

Pemandangan itu memenuhi seluruh area pertempuran.

Itu adalah sebuah neraka yang lahir di bumi bagi siapa pun yang ingin melawan monster bernama Object.

“Wow. Aku rasa inilah yang didapat oleh Oseania jika mereka tidak mengindahkan perjanjian perang dan hanya melakukan apa yang mereka inginkan. Aku merasa bersalah kepada mereka karena aku tahu bagaimana rasanya tidak bisa mengibarkan bendera putih.”

“Aku bisa meliat kenapa sang Putri meminta kita untuk tidak terjebak di sana. Hei, Quenser, apa kau bisa menjelaskan padaku bagaimana cara kerja Gatling Gun itu? Pasti keren sekali kalau Putri memiliki salah satu senjata itu di mesinnya.”

“Eh? Aku lebih penasaran dengan apa yang terjadi di bawahanya,” kata Quenser sambil memindahkan pandangannya ke bawah dan menunjuk bagian bawah Object Aliansi Informasi. “Aku ingin tahu kenapa ia menggunakan pendorong udara dan roda gigi di saat yang bersamaan, tapi aku rasa aku tahu kenapa. Mengambang di udara dengan pendorong udara adalah dasar dari mesin penggerak dengan tekanan udara, tapi itu menggunakan telapak kakinya untuk menghentak tanah dan memberikan sebuah dorongan singkat untuk berpindah dengan cepat. Juga sebenarnya, itu terlihat lebih seperti gergaji daripada roda gigi.”

“Jadi apa yang akan terjadi kalau kita menggunakan itu pada Object Putri?”

“Putri bisa bergerak dengan sangat cepat sekali. Seperti ini: whoosh.”

Saat Quenser dan Heivia mengakhiri perbincangan bodoh mereka, pertempuran itu telah selesai.

Musuh sudah dihabisi dan tidak ada satu pun tentara sekutu yang mati atau terluka.

Itulah kenapa para petinggi pasti bertepuk tangan karena itulah kegunaan Object yang sebenarnya. Tidak ada hasil yang lebih baik selain dari mereka yang bertempur bersama-sama dengan Object.

Suara Elite terdengar di radio.

“Hei, kita sudah selesai.”

“Oh ho ho. Aku sudah melakukan scanning dengan sensorku, dan menemukan bahwa masih ada ranjau dan tentara musuh menunggu untuk menyergap. ...Itulah kenapa aku bilang kalau kamu itu sama sekali tidak kompeten, Elite dari Kerajaan Legitimasi.”

Melihat dua Object itu saling perang dingin, tentara yang lain hanya bisa berbisik seperti ini “Sepertinya masih berbahaya” dan “Kita tunggu saja sebentar lagi”.

Namun, tindakan militer bukanlah sesuatu yang bisa ditolak oleh seorang tentara.

Quenser dan yang lain berjalan menuju area pertempuran sepanjang jalur yang diratakan oleh Object. Mereka merasa aman karena mereka pikir semua jebakan sudah hilang ketika Object itu melintasinya. Tentu saja, ini tidak menjamin keamanan mereka, tapi paling tidak mereka bisa menarik napas lega karena tidak mati karena ranjau setelah perang selesai.

Saat mereka sampai, sang Putri berbicara lewat speakernya.

“Sepertinya ini adalah markas boneka lagi. Markas ini tidak memiliki fasilitas yang dibutuhkan untuk merawat sebuah Object dan Object itu juga tidak ada di sini.”

“Kita akan segera melakukan pencarian, tapi aku pikir tempat ini tidak memiliki tempat yang cukup luas untuk menyembunyikan sesuatu yang cukup besar,” balas Quenser sambil melihat ke sekelilingnya.

Area ini tidak sekedar hangus terbakar.

Bangunan-bangunan hancur berkeping-keping, aspalnya meriak pecah, dan tanahnya terbelah menjadi dua dan cukup besar belahannya. Pohon, logam, dan semua yang ada di sini berubah warna menjadi hitam dan kehilangan bentuk aslinya. Tingkat kerusakan yang terlihat di sini tidak mungkin bisa dilakukan hanya dengan menyalakan sumbu pada campuran petrochemical saja.

Object lebih sederhana daripada senjata nuklir, lebih kuat daripada nuklir, lebih aman daripada nuklir, dan memiliki akurasi serangan yang lebih tinggi daripada senjata nuklir.

Tentara musuh sudah pasti hangus terbakar hingga tidak menyisakan apapun dan sulit untuk menemukan dimana saja tubuh mereka tercerai berai.

“Uehh...” teriak Heivia. “Aku senang kita bisa mengobrol tentang ransum militer sebelum datang ke sini. Aku dengar ransum milik Aliansi Informasi memiliki bumbu perasa di ransum mereka. Kau bisa memilih rasa kare atau keju atau rasa apapun yang kau inginkan.”

“Aku pikir bumbu perasa rasa panggang tidak akan menjadi bumbu yang populer untuk beberapa saat ke depan.”Quenser melihat kedua Object itu. “Ngomong-ngomong, apa yang harus kita lakukan setelah kalian menyelesaikan pertempuran dengan sangat mudah? Apakah kita bisa meninggalkan tempat ini setelah memastikan bahwa tidak ada tempat perawatan Object rahasia di ruang bawah tanah?”

“Oh ho ho. Aku tidak yakin kalau masih ada senjata yang cukup di sekitar sini untuk menghancurkan sebuah Object, tapi bisakah kau mengeceknya?” jawab sang Elite dari Aliansi Informasi.

“?”

“Aku ingin beristirahat sebentar setelah pertempuran habis-habisan ini. Oh ho ho.”

“Aku mengerti. Apakah gaya gravitasi tambahan dari inersia selama kau bertempur membuatmu sangat lelah?”

Desain dari pakaian khusus Elite berbeda untuk setiap Elite, tapi sebagian besar, mereka semua dibuat agar tahan terhadap tekanan tinggi seperti pakaian tempur pilot pesawat tempur. Object tidak bergerak dengan kecepatan supersonik seperti pesawat tempur, tapi Object tentu memiliki massa yang luar biasa besar. Untuk menjelaskan masalah ini, coba bayangkan sebuah bola logam digantung pada sebuah rantai .Tarikannya akan luar biasa besar ketika bola logam itu bergerak dan menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat massa bola logam itu semakin berat.

Quenser menyadari bahwa Object Aliansi Informasi dan Object sang Putri tidak bisa bergerak untuk beberapa saat.

“Oh ho ho. Kalau aku harus bertarung, aku akan melakukannya, tapi tetap menjaga meninggikan kewaspadaan ketika tidak ada musuh di sekitar kita adalah tindakan konyol. Dan pakaian Elite ini sangat ketat di bagian paha.”

“Oh, itu benar. Saat kau bergerak dengan kecepatan tinggi, itu memotong aliran darah di kakimu untuk memastikan bahwa darah mengalir ke otakmu dengan sangat cukup. Apa itu tidak membuatmu mengantuk?”

“Setelah pertempuran yang membutuhkan konsentrasi yang besar, tubuhku menyisakan panas, jadi cara tercepatnya adalah mengeluarkan kakiku dari pakaian ini dan menggunakan semprotan pendingin. Oh ho ho.”

“Aku mengerti...” Kata Quenser, dalam kekaguman yang abu-abu, tapi kemudian dia membeku di tempat.

(Tunggu... Jika Putri menggunakan pendingin untuk kakinya juga, apakah itu berarti sekarang dia sedang melepaskan pakaiannya di balik dinding logam tebal itu sekarang?)

Masih membeku di tempatnya, Quenser berpikir sangat dalam seperti seorang ahli filsafat.

Saat dia berpikir, Baby Magnum dari Kerajaan Legitimasi mengarahkan meriamnya ke arahnya.

“Kamu tidak perlu memikirkan hal-hal seperti itu sekarang,” kata sang Putri.

“Gyaaah!? Jangan main-main dengan senjata seperti ini kalau hanya bercanda!! Dan yang memprovokasiku itu si Elite dari Aliansi Informasi, bukan aku!!”

Terbawa ke dalam sebuah perbincangan, sang Elite membalasnya lewat speaker-nya.

“Heh. Oh ho ho. Sepertinya aku harus membuka seragam yang sangat ketat ini dan mendinginkan suhu tubuh ukuran G ini!!”

“Be-benarkan!? Aku tidak sadar kalau satu kalimat saja bisa menarik perhatian yang begitu besar! Aku tahu kalau seragam putri kita memang bagus, tapi kenapa Elite Aliansi Informasi harus bertindak sejauh itu!?”

“Itu permintaan desainer. Oh ho ho.”

“...!? Sekarang, aku tidak memiliki niat untuk membelot, tapi kalau urusan pekerjaan mau bagaimana lagi...!”

“Jangan tertipu, Quenser. Jangan biarkan kilau dari Elite Aliansi Informasi itu menutupi matamu dan yang dikatakannya itu pasti informasi palsu!! Kalau memang benar pakaiannya sangat ketat, tidak mungkin dia membuka kakinya untuk mengurangi tekanan udara!!”

“Oh, kau menyadarinya. Buruk sekali. Oh ho ho. Memang ini menutupi kakiku, tapi ada sela di beberapa bagian yang bisa aku semprot dengan cairan pendingin. ...Dan ada beberapa bagian yang lebih sensitif daripada sela yang ada di pakaian renang.”

“Hei, Heivia, apakah itu benar!?”

“Quenser!! Kalau kau tetap tertipu tentang apa yang dia katakan, kau pasti akan membuat sang Putri kehilangan kesabarannya!!”

Setelah Heivia memukulnya di wajah, Quenser akhirnya mengembalikan kesadarannya.

(Bukankah kita sedang membicarakan cara untuk mengontrol markas musuh? Kenapa kepalaku dipenuhi dengan kemurnian seorang gadis dan keseksian seragam para Elite?)

“Kita harus melanjutkan misi kita,” tanya Quenser, mengumpulkan motivasinya.

“Kalau begitu, masih ada tugas yang tersisa untukmu. Oh ho ho,” perintah Elite Aliansi Informasi. “Oh ho ho. Kita ada permintaan dari suku pribumi. Karena reboisasi ini secara genetik tidak alami, mereka ingin kita membakarnya sampai rata dengan tanah.”

“Oh, benar. Kita harus mengganti warna wilayah ini menjadi warna kita,” jawab Quenser.

Sang Putri kemudian berbicara dengan nada ingin meminta maaf.

“Kalau kita mau, kita bisa membakarnya dengan Object kita, tapi...”

Menggunakan Meriam Plasma Bertekanan Rendah yang ditenagai oleh Object, semua yang ada di atas tanah dan yang ada di dalam tanah akan terbakar habis. Namun, suku pribumi Oseania melihat tanah mereka ini sebagai tanah suci, jadi mereka tidak ingin kita merusak yang tidak penting.

“Sedikit kasar dan sedikit menahan diri, hm? Terdengar seperti cerita superhero ala Amerika.”

“Jangan katakan itu, Agensi Perlindungan Budaya memprotes keras kata itu. Mereka mengatakan kalau itu seharusnya disebut Komik Korporasi Kapitalis karena negara bernama Amerika sudah tak lagi ada.”

“Itu karena mereka terus saja bekerja demi barang-barang tak berguna, makanya tidak ada yang suka sama mereka.”

Saat Quenser dan Heivia saling berargumen, nyala api membakar beberapa tempat di dalam hutan malam ini. Unit khusus Aliansi Informasi menggunakan Flamethrower untuk menyalakan api.

“Hei, kita tidak memiliki pakaian anti api seperti mereka. Kita tidak akan terjebak di dalam kobaran api, ‘kan?”

“Masih lebih baik daripada menggunakan defoilant.”

Tiba-tiba suara statik terdengar di radio Quenser yang diikuti oleh perintah dari pasukan sekutu.

Setelah mendengarkan sebentar, Quenser mematikannya dan menghadap Heivia.

“Kita mendapat tugas kecil untuk diurus. Kita harus memeriksa desa-desa di tempat ini sebelum kita membakarnya habis.”

“Apa mereka tidak bisa menggunakan UAV?”

“Sebenarnya, apa tidak apa-apa membakar rumah para penduduk.”

“Hubungi Froleytia di radiomu dan tanyakan dia tentang hal ini. Sepertinya, pasukan koalisi akan mengurus mereka untuk pindah dari tempat ini sesegera mungkin. Dan karena suku-suku di sini sejak pertama tidak senang berada di tempat ini, mereka pikir lebih baik seperti ini untuk mendapatkan kembali gaya hidup lama mereka.”

Mereka mengeluh, tapi mereka masih merasa lega karena mereka masih mampu untuk melakukan sesuatu sebelum pergi. Dan kemudian, pasukan Kerajaan Legitimasi dan Aliansi Informasi mulai mencari sambil berhati-hati dan menjaga mata mereka untuk memastikan tidak ada ranjau atau pun jebakan.

“Menurut peta, wilayah kita sekitar 3 kilometer persegi. Jika jika menemukan kabin tua atau sesuatu seperti tempat tinggal di tempat seperti ini, kita harus mengetuk pintunya dan memeriksanya.”

“Perang sepertinya sangat membosankan.”

“Yah, memang lebih baik seperti ini daripada harus begitu heboh kurasa.”

Quenser dan Heivia berjalan sambil mengobrol tentang betapa bodohnya mereka jika mereka tak sengaja menginjak sebuah ranjau, tapi kemudian mereka berhenti.

Mereka keluar dari wilayah hutan.

Mereka berdiri di sebuah bukit setinggi 7-8 meter. Sebuah hujan badai atau sesuatu yang cukup kuat sepertinya membuat bagian depan dari bukit ini longsor, jadi ini seperti sebuah tebing. Di bawah tebing itu terdapat sebuah desa kecil yang hanya terdiri dari 20 rumah.

Jika hanya itu, mereka bisa segera masuk dan segera memberikan tanda peringatan evakuasi.

Masalahnya adalah ada sebuah truk militer yang menghalangi jalan masuk ke dalam desa itu.

Pasukan Oseania telah masuk ke dalam desa.

Quenser dan Heivia mengasumsikan bahwa perang telah selesai, tapi mereka bergerak cepat dengan menunduk di tanah. Quenser melihat melalui teropongnya dan Heivia melihat melalui teropong senapannya.

“(...Sial. Kenapa harus kita yang selalu mendapat kejadian yang paling heboh dengan bertemu mereka!!)” keluh Quenser dengan berbisik. “(Putri dan Elite yang lain itu bertempur di sana. Apa mereka tidak mendengarnya?”)

“(Bagaimana aku bisa tahu!? Mungkin mereka hanya pasukan pengintai. Mereka mungkin sudah memberitahu atasan mereka posisi Object kita dan mereka di sini sendiran untuk menutup jalan keluar kita,)” jawab Heivia tenang. “(Jadi apa yang akan kita lakukan? Akan menyulitkan kita kalau kita menangani ini sendiri, jadi bagaimana kalau kita memanggil Object?)”

“(Tidak, tunggu. Mereka pasti akan menyadari Object sebesar itu mendekati mereka. Mereka pasti akan membawa para penduduk itu untuk dijadikan sandera. Dan pikirkan spesifikasi Object sendiri. Putri mungkin memiliki senjata laser anti-personil, tapi Aliansi Informasi hanya memiliki meriam Gatling Gun cahaya itu saja. Ia pasti menghancurkan seluruh desa jika dipanggil ke sini.)”

“Dari apa yang mereka lihat di atas bukit ini, pasukan Oseania terlihat tidak ingin menembak para penduduk atau membakar desa. Saat mereka melihat lebih dekat, mereka bisa melihat seorang tua yang terlihat seperti kepala desa sedang menyerahkan uang ke tentara berseragam itu.

“(Apa itu semacam ‘uang sewa’? Sepertinya mereka sudah terbiasa melakukan itu.)”

Menurut peta mereka, area ini berada di wilayah perbatasan Oseania dan pasukan Koalisi. Desa ini pasti dibuat untuk memberikan bantuan bongkar muat kargo truk dari dua wilayah ini untuk memeriksa isinya.

Heivia memeriksa keseluruhan tentara yang ada di tempat itu dengan teropong senapannya.

“(Mereka semua ada 20. Mereka semua dilengkapi dengan sebuah senapan model lama dengan pelontar granat. Karena mereka hanya 1 truk, sepertinya tidak akan ada lagi tentara yang akan kita lihat. Apa yang akan kita lakukan?)”

“(Apa maksudmu? Kau lihat sendiri tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang.)”

“(Yah, aku rasa juga sama. Akan terdengar bodoh jika kita melawan musuh dengan jumlah 10:1.)”

Quenser dan Heivia saling menarik napas lega dan mereka kemudian merasa sangat lelah.

Jika tentara musuh telah berkumpul di sini untuk mengumpulkan semua penduduk di pusat desa dan mereka akan menembak para lelaki dan memerkosa perempuan, mereka tidak memiliki pilihan selain melawan, tapi sepertinya apa yang mereka pikirkan itu tidak akan benar-benar terjadi. Setelah pembayaran itu selesai, tentara Oseania itu akan meninggalkan desa. Quenser dan Heivia tinggal menunggu sampai mereka pergi untuk memberikan tanda peringatan evakuasi.

Jika mereka memulai baku tembak, sepertinya mereka hanya akan menambah jumlah korban.

Juga, Quenser adalah zeni perang, jadi dia hanya memiliki peledak. Senjata praktis yang mereka pakai hanyalah senapan dan pistol milik Heivia. Saat mereka tidak memiliki alasan yang pasti untuk bertempur, tidak ada satu pun dari kedua belah pihak yang ingin bertarung di kondisi yang sangat tidak menguntungkan ini.

Namun...

“(Hei, tunggu. Ada yang salah,)” kata Quenser saat dia melihat melalui teropongnya.

Tentara Oseania yang pada awalnya hanya berdiri santai tiba-tiba saja berpencar. Mereka memegang senapan mereka yang menggantung di bahu mereka dan mencari-cari musuh dengan wajah gugup. Sementara itu, para wanita dan anak-anak berlarian masuk ke dalam rumah-rumah mereka.

“(Apa yang terjadi?)”

“(Lihat, Quenser. Di sana!)”

Heivia menunjuk sebuah area terbuka di desa itu. Seseorang tergeletak di sana. Itu adalah seseorang yang mengenakan seragam tentara pasukan Oseania. Darah mengalir dari jantungnya. Sepertinya dia tewas seketika.

“(Itu tidak terlihat seperti orang yang tewas karena sengatan panas.”)

“(Jadi...apa? Heivia, apa kau tidak sengaja menembak orang itu saat kau melihat melalui teropong senapanmu?)”

“(Kau bodoh sekali! Apa kau pikir senapan payah milikku ini memiliki peredam yang sangat hebat hingga kamu yang ada di sebelahku sendiri tidak bisa mendengar suaranya!? Dan, orang itu jatuh di arah yang berlainan denganku!!)”

Quenser melihat arah jatuh tentara yang tewas itu berlainan dengan arahnya.

Yang dia lihat adalah...

“(Itu adalah batas wilayah pasukan koalisi... Apa dia ditembak dari arah itu? jadi apakah seseorang sengaja melemparkan ‘kerikil’ dari luar wilayah ini?)”

Tiba-tiba, dia mendengar sebuah suara statik dari radio Quenser. Dia pikir dia dapat sambungan, tapi ternyata bukan. Sebuah suara tembakan beruntun terdengar terus menerus.

“(Suara statik bunyi tembakan dengan jarak interval 0,8 detik... Aku pikir seseorang menggunakan pembidik senapan laras panjang! Ini menggunakan laser dan gelombang elektromagnetik untuk membantu mengarahkan.)”

“(Hah? Tidak ada peralatan militer yang akan memberitahukan posisi sniper begitu mudahnya. Sudah jelas ini adalah tindakan orang bodoh yang berpikir kalau dirinya adalah seorang relawan tentara militan!)” kata Heivia marah, tapi kemudian mukanya terlihat masam. Dia mengangkat senapannya dan bergumam. (“Oh sial. Tidak bagus, tidak bagus, tidak bagus!)”

Selain tambahan teropong di senapannya, senapannya juga memiliki infrared dan ultraviolet dan memiliki mikrofon untuk mencari musuh. Karena dia memiliki headphone di satu telinganya, dia pasti mendengar suara perbincangan penduduk dengan tentara Oseania itu.

Senapannya mengarah menuju salah satu tentara yang berbicara dengan tentara Oseania yang sedang berbicara dengan kepala desa itu.

(“Apa? Apanya yang tidak bagus?)”

“(Aku tidak punya waktu untuk menjelaskannya, jadi aku katakan saja. ‘Sial, kau menipu kami!’ ‘Tidak, kau salah. ‘Kita tidak akan pernah melakukan hal ini.’ ‘Diam kau. Aku akan membunuh semua orang dan membakar desa ini sampai rata dengan tanah!’)”

“(Aku pikir ‘tidak bagus’ itu terdengar meremehkan!!”) kata Quenser terkejut.

Heivia kemudian berbalik untuk meminta pendapatnya, ia bertanya, “(Apa yang akan kita lakukan?)”

“(Kalau kita memanggil Object, mereka pasti akan menghancurkan tempat ini kalau mereka benar-benar datang.)”

“(Jadi apa yang akan kita lakukan!?)”

“(Yah, kita tidak tahu dimana si sniper brengsek ini bersembunyi dan tentara Oseania itu akan melakukan tindakan kekerasan kalau kita tidak segera bertindak.)” Quenser menancapkan pemicu elektrik di salah satu Hand Axe yang sudah dia pegang. “(Kita tidak memiliki pilihan selain melakukan ini!!)”

Sudah merasa jelas dengan situasinya, mereka berdua mengangguk dan langsung bergerak.

Quenser melemparkan peledak yang sudah dia tancapkan dengan pemicu dari atas tebing. Benda it mendarat agak jauh dari desa, tapi Quenser mengirimkan sinyal untuk meledakkan Hand Axe itu. Ledakan beruntun itu membawa tentara Oseania itu untuk segera berlindung.

Pada kenyataannya, itu hanyalah ledakan yang dibuat oleh seorang pelajar, tapi mereka pikir itu adalah ledakan mortar dari sebuah tank. Ledakan yang terjadi secara beruntun membuat mereka semakin khawatir.

Berikutnya, Heivia mulai menembak satu persatu.

Untuk berlindung dari musuh baru, tentara Oseania bersembunyi dari arah yang salah. Heivia bisa melihat mereka menyembunyikan bokong mereka karena ketakutan, jadi dia menembak mereka dengan mudahnya. Sebuah baku tembak yang mengesankan, Quenser dan Heivia hanya kalah dalam jumlah, tapi taktik gertakan mereka berhasil membawa pertempuran ini ke sisi mereka.

“(Hei, aku tidak akan bisa menembak mereka semua!!)”

“(Kalau kau bisa menembak beberapa dari mereka, mereka pasti akan pergi untuk menjaga nyawa mereka dan lari ke dalam hutan. Mereka tidak akan bisa bertempur cukup lama untuk menjadi orang terakhir yang bertahan hidup.)”

“(Hei, tuan pelajar, mereka sepertinya tidak akan melarikan diri. Mereka sepertinya bersiap untuk membawa pertarungan ini sampai titik darah penghabisan!!)”

“(Sial, itu sniper-nya! Dia menembak lagi! Dia menembak ke arah mereka lagi untuk menutup jalan keluar mereka, jadi mereka tidak akan bisa kabur walau pun mereka mau!!)”

Semakin lama pertempuran ini berlangsung, semakin besar kemungkinan para penduduk untuk terkena serangan peluru nyasar. Quenser dan Heivia tidak memiliki alasan untuk menang, jadi mereka tidak peduli kalau tentara Oseania itu melarikan diri, tapi sniper misterius itu menghalangi harapan mereka.

Tiba-tiba, seorang pria gempal yang sepertinya komandan mereka menaiki bukit.

Dia memberikan perintah dengan gerakan tangannya dan para tentara itu mengangkat senapan mereka.

“(Oh, sial! Mereka tahu posisi kita!!)”

Quenser dan Heivia segera mundur dengan panik. Segera setelah itu, sebuah badai peluru menghujani mereka. Karena mereka menembaki tebing longsor ini, longsorannya mereka gunakan sebagai tempat berlindung.

“(Untungnya kita cukup jauh untuk menghindari lontaran granat dari senapan lawas itu.)”

“(Mereka tidak akan butuh waktu lama untuk mengepung kita. Hei, Quenser, bisa kau pasang peledak di jalan mereka sebelum mereka sampai di sini?)”

Namun, sebelum mereka bisa melakukan apapun, seseorang meraih pundak mereka dan memutar tubuh mereka.

Mereka berputar dengan panik dan melihat pasukan infanteri Aliansi Informasi.

“(Aku tidak tahu situasi apa yang terjadi di sini, tapi kami akan membantu. Kita akan mengirimkan unit infanteri berat untuk menghancurkan mereka kurang dari lima menit.)”

“(Lima menit, hm? Tidak buruk, tapi ini sudah terlambat.)”

Heivia menggunakan pipinya untuk menunjuk bagian bawah tebing itu.

Banyak sekali mayat yang bergelimpangan di sana karena banyak orang yang terlibat dalam baku tembak. Dan mereka semua bukanlah tentara Oseania. Beberapa dari mereka ditembak sampai mati karena rasa takut mereka.

Juga, sejumlah mainan anak kecil tersebar di tempat itu seperti seseorang sengaja membuat mereka menjatuhkan mainan mereka karena terburu-buru ingin melarikan diri.

Dari sejumlah mainan yang tertutupi oleh pasir, debu, dan darah terlihat sebuah buku bergambar. Mereka cukup jauh dari desa itu, tapi buku itu terlihat dengan jelas lewat teropong mereka.

Judul buku itu adalah The Kind Beast of the Rocks.

Itu adalah buku yang sama yang dipegang oleh gadis kecil di luar barikade markas pasukan koalisi tadi sore.

Heivia mendecakkan lidahnya dan melemparkan senapannya ke tanah.

“(Baiklah, aku mengerti. Ini adalah perang yang sangat brengsek. Wanita tidak berdosa dan anak-anak kecil tidak berdaya mati dibunuh karena alasan yang tidak jelas. ...Lakukan. Bunuh semua orang Oseania brengsek itu.)”

Tentara dari Aliansi Informasi itu mengangguk pelan dan memberikan perintah kepada tentara infanteri berat mereka. Tanpa memperhatikan desingan peluru, mereka melompat dari bukit yang longsor ini.

“Hei, aku menemukannya,” kata Quenser saat dia menurunkan teropongnya dan menunjuk sebuah titik.

Dia tidak menunjuk desa itu. Dia menunjuk sebuah titik di perbatasan Oseania dan wilayah pasukan koalisi.

“Aku menemukan sniper itu. Lihat, dia bukan tentara Oseania atau koalisi. Itu adalah salah satu dari reporter. Dia menggunakan kamera untuk menutupi senapannya. Sepertinya ini menjelaskan kenapa dia tidak menggunakan pembidik militer. Mungkin dia salah satu tentara bayaran yang menyamar sebagai wartawan yang dikatakan oleh Froleytia.”

“Oke,” kata Heivia saat dia mengambil kembali senapannya yang ada di tanah. Dia berbalik ke tentara Aliansi Informasi itu. “Kita akan tangani sniper itu. Aku rasa aku tidak akan puas sebelum bisa menghajar mukanya.”

Bagian 6[edit]

Setelah kembali ke markas mereka, Quenser dan Heivia bersandar di dinding jalur pegawai.

Froleytia berbicara kepada dua bawahannya.

“Aku sudah memeriksa laporan kalian, dan sepertinya pemilik buku itu bukan anak kecil yang kalian khawatirkan.”

Quenser dan Heivia terdiam untuk waktu yang agak lama.

Akhirnya, Quenser membuka mulutnya dan berkata, “Apa kau pikir ini cukup untuk membuat kita lega?”

“Aku tahu, sebagai seorang prajurit, kita tidak memiliki hak untuk berpikir kita suci atau bersih, tapi ini bukan perang yang kita inginkan untuk terlibat.”

“Aku tahu,” gumam Froleytia sebelum menekan kenop pintu dan masuk tanpa mengetuk.

Dia menghela napasnya karena harus berhadapan dengan pekerjaan yang menyusahkan ini.

Dia berada di dalam sebuah ruangan kecil.

Dia memiliki rambut panjang berwarna perak dengan sebuah tusuk rambut panjang nan lancip yang memiliki bentuk seperti kanzashi Jepang, dan ia sedang menghisap sebuah kiseru Jepang. Dia mengambil sebuah komputer dan tablet sensor dari bawah lengannya dan meletakkannya di meja. Dia biasanya menggunakan pena khusus untuk komputer itu untuk mengirimkan perintah ke unit yang berada sangat jauh dari situ, tapi monitor itu mati.

Froleytia melihat lurus ke depan.

Sebuah kursi dipaku di lantai di seberang dirinya dan diantara mereka ada sebuah meja kecil. Ia berdiri di depan seseorang

Pria dengan tangan yang melipat.

Dia adalah seorang reporter.

Quenser dan Heivia memberitahunya tentang tamu mereka itu yang ternyata adalah seorang mantan tentara bayaran, tapi Froleytia tidak setuju. Seorang tentara bayaran masuk ke wilayah perang tanpa Object yang melindunginya adalah sebuah pekerjaan yang sangat kasar bagi dirinya. Sepertinya, atau tanpa perlu dilihat lagi, dia lebih dari seorang tentara biasa.

Dia sepertinya berasal dari seorang keluarga kaya dari luar wilayah Oseania yang tergila-gila pada dirinya sendiri dan menganggap bahwa dirinya adalah pusat segala tren.

“Tuan...Sewax, benar? Anda telah mengganggu sedikit operasi kami. Apa anda mengerti bahwa ini adalah ruangan interogasi militer dan anda telah melakukan sesuatu yang pasti membuat anda harus datang kemari?”

“Lepaskan ikatan ini,” kata Sewax dengan cepat, memotong Froleytia. “Aku tidak memiliki kewajiban untuk berbicara di sini tanpa kehadiran seorang pengacara, tapi aku akan melakukannya khusus untukmu. Anda tidak memiliki satu hak pun untuk mencabut kebebasanku di sini. Lepaskan ikatan ini dariku secepatnya.”

“...”

“Apa? Kau marah karena aku menembak tentara-tentara itu? Kalian para prajurit sangat tidak berguna. Apa kau ingin mengatakan kalau aku adalah seorang pembunuh karena bukan bagian dari tentara? Di wilayah lain, di mana Object tidak ikut campur dalam konflik seperti di Oseania, para tentara bayaran seperti kami berkeliling ke wilayah-wilayah negara untuk membasmi tentara musuh, dan kemudian kembali ke negara asal kami. Apa kau ingin mengatakan kalau mereka juga seorang kriminal? Penjahat?” Sewax tersenyum senang saat dia mengatakan kalau haknya absolut dan dia tidak ada seorang pun yang dapat mengancamnya. “Yang aku lakukan hanyalah melakukan apa yang tidak kalian lakukan. Bukankah tugas kalian adalah menembus tubuh monster Oseania itu dengan peluru? Aku hanya melakukan ini demimu, untukmu, dan sekarang aku akan menulis laporannya dan mengganti opini publik. Kasarnya, anda semua tidak melakukan tugas kalian dengan baik pada level paling dasar ketika anda marah ketika seseorang menghabisi beberapa prajurit Oseania. Apa kau pikir kau bisa mengakhiri tirani di Oseania?”

Froleytia menyeringai saat Sewax melihat dirinya dengan mata yang sangat sombong.

Heavy Object v01 286.jpg

Dia melihat wajah seorang tentara yang berubah emosinya.

“Karena Object, kalian begitu melupakan tugas kalian sebagai seorang tentara. Aku akan menulis tentang kalian saat aku kembali ke negara asal. Aku akan memberi tahu semua orang tentang kalian para prajurit yang telah melupakan tugas kalian untuk bertempur dan betapa kalian sangat panik ketika melihat darah. Aku tidak akan menulis tentang anda yang kehilangan pikiran rasional dan anda yang secara ilegal menahan seorang wartawan yang jujur dan pekerja keras sepertiku.”

Froleytia meletakkan kiseru panjang dan lancip itu di atas meja.

Setelah itu, sebuah suara keras terdengar.

Dia meraih bahu Sewax, mengangkat wartawan itu, beserta kursi dan semuanya lalu menempelkannya di dinding.

“Gbh.... Ghaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh!?”

Tenaga yang sangat kuat menghancurkan sandaran kursi itu dan tubuh Sewax ditekan ke punggungnya. Namun, lengan Froleytia tidak mengizinkannya untuk menyentuh tanah. Dia menahan tubuh itu di dinding dan menekan kepalanya sangat kuat ke dinding.

“Ada empat,” kata Froleytia pelan, suara yang dingin yang jarang ia intonasikan begitu pelan. “Jika kamu...kalau saja kamu hanya membunuh tentara musuh, aku akan menyanjungmu tinggi. Namun, ada empat. Empat penduduk yang tak bersalah yang terbunuh karena aksi yang tidak diinginkan ini. Orang-orang itu tidak akan mati jika saja...dengarkan ini, salah satu dari empat orang itu mati bukan karena peluru tentara Oseania, tapi dari pelurumu.”

“Uhuk. Tapi karena itu, kau bisa segera membuat tindakan cepat untuk menyerang Oseania! Kita tidak bisa mengendur hanya karena dosa kecil ini!! Yang aku lakukan ini tidak salah!! Kalau aku menulis ini, orang-orang di seluruh dunia akan merasa sensitif dengan perang dan kelompok anti-perang akan bangkit. Sebuah zaman di mana para tentara yang menghabiskan pajak kami akan segera berakhir, bodoh!!”

“Oh, benar begitu!?”

Froleytia membawa tubuh Sewax dari dinding dan menerbangkannya. Gaya sentrifugal menghantam punggungnya saat dia jatuh tepat di atas meja kecil itu.

Saat Sewax Bath berhenti, Froleytia mulai berbicara.

“Kalau begitu izinkan aku untuk berbicara sebentar. Kami mengetahui bahwa para tentara Oseania itu tidak berada di situ untuk menarik uang. Mereka tidak berada dalam jadwal untuk datang ke tempat itu. bahkan kalau kau tidak menyerang mereka dengan senapan, mereka akan mematuhi perintah atasan mereka dan mulai menyerang desa itu.”

“La-lalu...”

“Dan mereka melakukannya karena aksi wartawan seperti kalian!! Karena intervensi pasukan koalisi, negara junta militer Oseania berpikir bahwa masyarakat internasional menganggap remeh keberadaan mereka. Karena itu, mereka ingin menunjukkan kekuatan mereka pada pasukan koalisi dengan memperkuat wilayah reboisasi mereka dan rencana bodoh untuk membantai seluruh penduduk desa!! Mereka akan menggunakan orang-orang mereka sendiri sebagai kartu negosiasi dengan mengatakan bahwa kematian mereka adalah kesalahan kami karena mengirim tentara ke wilayah mereka dan menurunkan Object!! Memangnya kenapa kami melarang para wartawan untuk mendekati wilayah perbatasan Oseania? Karena kami sudah tahu rencana mereka! Mereka tidak memiliki saksi untuk genosida yang akan mereka lakukan dan menyebarkannya ke seluruh dunia! Namun, karena aksimu yang sungguh ceroboh itu, mereka akan bergerak semakin gila untuk rencana busuk mereka!!” kata Froleytia, menyesali kebodohan yang dimiliki oleh Sewax. “Memangnya kau pikir apa yang akan dilakukan oleh orang-orang Oseania ketika melihat kawan-kawan mereka mati? Mereka akan menunjukkannya kepada dunia betapa mereka menderita di sini. Mereka pasti akan menggunakan pembantaian ini untuk menunjukkan pada dunia kalau kitalah yang salah! Mereka sekarang akan memainkan peran ‘mencari pelaku pembunuhnya’. Mereka akan mencarinya di dalam ‘orang-orang mencurigakan’, yaitu di suku-suku pribumi asli Oseania. Mereka akan mengirimkan pasukan, dan membantai mereka sampai puas!! Apa kau dengar itu!? Sampai mereka puas!!”

Tubuh Sewax seakan tidak bisa mendengar lagi apa yang dikatakan oleh Froleytia.

“Ta-tapi aku adalah seorang wartawan Kerajaan Legitimasi. Aku sudah memastikan kalau aku menembak dari wilayah pasukan koalisi. Kenapa mereka malah menarget penduduk Oseania? Itu omong kosong. Bahkan negara junta militer tidak akan melakukan hal itu tanpa ada bukti—”

“Apa kau pikir mereka akan mendengar alasan itu!!!??”

Froleytia mengepalkan tangannya dan memukul Sewax di perutnya.

Sewax tidak bisa menahan rasa sakit ini dan muntah-muntah di lantai. Froleytia meraih kursi dan berbicara padanya dengan wajah yang sangat marah.

“Mereka melihat wajah para penduduk itu tidak lebih dari serangga!! Kalau mereka menyukainya, mereka akan membunuh tanpa perlu ada bukti atau tidak! Itulah kenapa aku mengatakan mereka akan terus membunuh sampai mereka puas. Mereka akan menyerang desa-desa yang tidak mereka sukai! Apa kau pikir pengadilan bisa menegakkan hukum di negara ini!? kau pikir berapa banyak orang-orang tidak berdosa yang kehilangan nyawa mereka karena tindakan berbahayamu ini yang tidak membawa penyelesaian apapun selain harga dirimu!?”

Masih tidak jelas apakah dia sudah mengerti semuanya atau hanya sebuah rangkaian berantai untuk mengosongkan perutnya, tapi air mata mulai menetes dari matanya.

“Jujur saja, aku ingin menyerahkanmu ke pemimpin bodoh Oseania ini, tapi untungnya Kerajaan Legitimasi menjunjung tinggi hak asasi manusia. Aku tidak bisa menyerahkanmu begitu saja.” Froleytia melepaskan dirinya dari kursi itu dan sepertinya dia mulai bisa mendinginkan pikirannya, lalu dia bicara lagi. “Apa kau mengerti? Kita ada di sini untuk menjaga keseimbangan di medan perang dan aksimu itu membawa perang ini ke sisi yang lebih buruk dan membuat semua usaha kami sia-sia.”

Bagian 7[edit]

Saat interogasi yang dilakukan oleh Froleytia ditampilkan di dalam monitor di depan mereka, Quenser dan Heivia melihat ke arah lain di saat yang sama. Mereka meninggalkan ruang observasi kecil yang diisi dengan staf perekam dan analisis lalu mereka saling bertukar pendapat saat mereka berjalan di lorong.

“Hei, Quenser. Berapa lama kau pikir sampai orang-orang Oseania itu mulai mencari pembunuhnya?”

“Jika perkiraan dari simulasi elektronik ini akurat, maka satu-satunya Object yang dimiliki oleh Oseania adalah sebuah Object generasi 0.5. Tingkat teknologinya sangat rendah untuk memiliki fungsi maksimal sebuah Object.” Quenser memilih kata-katanya secara hati-hati. “Sebuah reaktor Object memiliki cara kerja seperti reaktor nuklir atau sebuah ledakan berantai yang lebih efisien untuk terus menghasilkan tenaga daripada harus dimatikan dan dinyalakan. Namun, generasi 0.5 itu terlalu lemah. Jika ia terus menggunakan tenaga dari reaktornya terlalu lama, bagian dalamnya bisa menyatu. Aku yakin kalau reaktornya pasti sedang dimatikan sekarang. Kalau kita menghitung kecepatan kemampuan reaktornya untuk menghasilkan tenaga yang cukup untuk bergerak, maka...”

“Kita memiliki waktu antara 4 sampai 5 jam,” kata Heivia saat dia melihat jam tangan militer di pergelangan tangannya.

Quenser mengangguk dan berkata, “Menurut Froleytia, mereka ingin pembantaian mereka terhadap penduduk desa bisa mendapatkan perhatian dari para wartawan itu untuk menarik perhatian dunia. Sekarang mereka telah gagal untuk itu, maka para prajurit Oseania itu pasti mencari suatu cara lain untuk menghapus kegagalan mereka ini. Dalam kasus ini, tidak menyerang penduduk desa sekarang adalah pilihan terbaik yang mereka miliki.”

Mungkin Object milik Oseania ini diberi nama generasi 0.5, tapi tetap saja itu adalah Object. Kerajaan Legitimasi atau Aliansi Informasi pasti menyatakan bahwa Object itu bisa dengan mudah dikalahkan oleh mereka, tapi desa-desa kecil tidak akan memiliki kesempatan untuk melawannya.

Jika terus seperti ini, mereka pasti akan mencari cara apapun untuk bisa mendapatkan ‘Tragedi mengerikan’ yang mereka incar.

“Ini buruk. Kalau kita tidak menemukan Object itu, ini akan menjadi, sangat buruk.”

“Tapi bagaimana caranya kita menemukan Object itu? Satelit sudah mengincarnya selama sebulan, dan mereka tidak menemukan apapun. Bagaimana kita bisa menghancurkan Object hanya dalam waktu 4 jam.”

“Menghancurkanya tidak terlalu sulit. Kita memiliki 20 Object milik pasukan koalisi. Jika kita bisa memberitahukan mereka posisi dari Generasi 0.5, mereka bisa menggunakan seluruh kekuatan militer mereka untuk menghancurkannya.”

“Artinya?”

“Artinya kita harus mencari di mana letak Object itu. Kita pasti bisa mencari tahu posisinya jika kita melihat dari sudut pandang kita sendiri daripada harus bergantung pada satelit.”

Saat dua orang itu baru memulai aksi mereka, seseorang menginterfensi mereka.

Itu adalah Froleytia yang baru saja keluar dari ruang interogasi.

“Jujur saja, aku ingin kalian berdua melakukan itu, tapi aku tidak bisa. Itulah perintah dari atasan.”

“?”

“Kalau Object 0.5 milik Oseania itu memberikan jejak setitik saat keluar dari bangunan beton miliknya, kita pasti memiliki kesempatan. Atasan menginginkan kita untuk hanya mengawasi satelit dan menunggu sampai mereka meninggalkan markas Object mereka. Kalau mereka sampai menyadari keberadaan pasukan pengintai kita, kesempatan ini akan hilang dan mereka pasti akan pergi dari markas mereka dan mencari tempat yang baru.

“Jadi kau mencoba mengatakan kalau kita harus membiarkan mereka menyerang desa-desa kecil itu!? Kau tahu ‘kan rasanya ketika Object musuh menyerang kelemahan kita saat kita lengah!”

“Saat kita menyadari bahwa ia meninggalkan markas, kita akan segera bergerak cepat sebelum ia mulai menyerang!! Aku jamin tidak akan ada penduduk desa yang akan menjadi korban!!”

“Tapi aku yakin kalau militer Oseania akan menyadari kita! Apa yang akan kau lakukan ketika kita dengan bangga menyerang target yang terlihat di satelit dan ternyata itu hanyalah sebuah tangki gas raksasa dengan umpan!? Sementara yang asli akan keluar dan membakar habis sebuah desa, menyamar menjadi tangki gas yang lain, dan melarikan diri ke markas yang lain!! Kalau itu terjadi, kita harus melakukannya lagi. Apa kau akan membiarkan mereka membakar desa sampai kita mendapatkan Object mereka!? Mungkin terdengar salah ketika kita menyerang para prajurit Oseania itu dengan Object, tapi Object bukanlah sesuatu yang bisa ditangani oleh para penduduk tak bersenjata!!” teriak Heivia, kehilangan harga diri yang ia junjung tinggi terhadap atasannya sendiri.

Sepertinya, Froleytia sendiri tahu apa yang akan terjadi, tapi sesuatu menghalanginya untuk menyetujui pendapat Quenser dan Heivia.

Itu adalah peraturan militer.

“Sebenarnya aku ingin sekali mengirim kalian berdua, tapi aku tidak bisa melanggar perintah,” kata Froleytia dengan masam.

Melihat ekspresinya, Quenser dan Heivia kemudian diam.

“Dan jangan coba-coba mengaksesnya lewat database militer. Untuk menghindari informasi Object kita ketahuan oleh anggota pasukan koalisi yang lain, pengamannya sudah ditingkatkan. Kalau kau mencoba mengakses data yang ada di luar wilayah kewenanganmu, kau akan langsung disidang di pengadilan militer sebelum kau menyadarinya.”

“Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?”

Heivia masih tidak mau untuk menyerah, tapi Froleytia membalikkan badannya.

“Aku akan menyiapkan segalanya untuk memastikan kalau kita bisa langsung bergerak segera setelah kita mengetahui koordinat Object Oseania dari satelit,” katanya sebelum meninggalkan mereka berdua.

Ditinggal sendirian, Quenser dan Heivia hanya bertukar pandang.

“Hei, Quenser, apa yang harus kita lakukan sekarang? Kau memiliki akses khusus untuk Object setelah menang di Alaska, ‘kan? Bisakah kau masuk ke dalam database tanpa ada orang yang menyadarinya?”

“Kalau aku memiliki kemampuan, aku hanya butuh sedikit meretas dan mengaksesnya. Tapi itu tidak mungkin. Tidak mungkin kita bisa mencari data tentang informasi generasi 0.5 ini di situasi seperti ini.

Quenser memasukkan jarinya ke dalam kantungnya dan mengeluarkan peta dari dalamnya dan kemudian membuka peta itu.

Heivia terkejut, tapi Quenser hanya menunjuk peta itu dan berkata, “Aku rasa cara manual adalah cara terbaik untuk memecahkan masalah kita.”

Bagian 8[edit]

Quenser dan Heivia keluar dari gedung dan berjalan memutar untuk sampai ke bagian belakang gedung itu. Mereka duduk di atas tanah kering dan keras itu dan membuka petanya.

“Oseania itu besar,” keluh Heivia.

Quenser mengangguk dan berkata, “Yah, cukup luas untuk menampung Eropa Barat. Tempat ini tidak disebut sebagai benua tanpa alasan yang logis.”

“Jadi bagaimana kita bisa menemukan sebuah Object di tanah seluas ini?”

“Membutuhkan waktu setahun kalau kita mencari ke seluruh tempat di Oseania, tapi sepertinya mereka memiliki area-area tertentu yang bisa mereka gunakan untuk bersembunyi.”

Saat ia berbicara, Quenser menggunakan pena merah dan menggambar sebuah lingkaran besar di peta itu.

Lingkaran itu berada di Oseania utara.

“Mereka pikir Object itu ada di wilayah utara antara distrik Kimberley dan padang gurun Tanami.”

“Jadi itu ada di mana?”

Bahkan setelah mengecilkan area pencarian mereka, wilayah yang dimaksudkan oleh Quenser itu masih seluas pulau Honshu, salah satu kepulauan Jepang yang dimiliki oleh Korporasi Kapitalis. Itu bukanlah wilayah yang bisa mereka cari dengan berjalan kaki.

“Dua tahun yang lalu, saat Generasi 0.5 milik Oseania selesai dibuat, mereka mengadakan parade besar-besaran di sini. Setelah itu, mereka menyembunyikannya di antara tangki gas yang mereka sebar dengan perangkap di seluruh wilayah dan memasukkannya ke dalam markas. Namun, kita masih tidak tau yang mana yang asli.”

“Jadi itulah kenapa pasukan koalisi menghancurkan markas-markas itu walau mereka tahu kalau itu hanya umpan. Kalau mereka terus menghabisi seluruh markas di wilayah ini, mereka pasti akan mendapatkan yang asli jika mereka beruntung.”

“Jujur saja, mereka pasti akan menemukannya walau mereka tidak melakukan apapun, tapi siapa yang tahu berapa banyak desa yang dibakar ketika mereka menunggu.”

“Yah, kita tidak bisa meninggalkan hal ini begitu saja.”

“Tapi ini masalahnya. Ada 100 fasilitas militer yang bertindak sebagai umpan dan 40 diantaranya sudah diketahui sebagai sebuah tangki gas saja. Para petinggi tidak tahu sama sekali soal mana yang asli dan mana yang tidak.”

“Apakah ada markas yang benar-benar terutup, sehingga atasan kita pun sama sekali tahu?”

“Bukan tidak mungkin, tapi aku ragu. Membuat satelit terus berjaga untuk mendeteksi gedung-gedung itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Dan bahkan ketika mereka menyembunyikannya di bawah tanah, mereka membutuhkan jalur dan jalan masuk untuk mengeluarkannya.”

“Jadi sudah hampir pasti kalau mereka menyembunyikan salah satunya di sebuah bangunan yang sama sekali tidak diketahui oleh para atasan?” gumam Heivia.

Quenser memerhatikan wilayah yang telah ia tandai.

“Kalau saja ada tanda khusus yang hanya dimiliki oleh Object yang asli.”

“Maksudmu seperti peralatan untuk perawatan sebuah Object? Kalau begitu, bukankah sebuah markas dengan jalan besar memiliki kemungkinan besar sebagai tempat persembunyian?”

“Markas yang kita serang tadi juga memiliki fasilitas yang sama.”

“Tapi tidak semuanya memiliki luas yang cukup untuk Object setinggi 50 meter. Bahkan target yang tadi kita hancurkan tidak memiliki tanda-tanda telah dilalui oleh sebuah Object.”

“Sepertinya markas yang memiliki tempat yang cukup besar untuk menampung Object sudah dihancurkan semua. Itulah kenapa perintah kita adalah untuk mencari mana yang paling mungkin untuk tidak bisa dimasuki oleh Object.”

“Tapi ke mana lagi kita harus pergi? Kalau semua markas yang memiliki kemungkin paling tinggi tidak menghasilkan apa-apa, bukankah yang tersisa adalah menghancurkan semua markas yang tidak terlihat mencurigakan?” kata Heivia, tidak hati-hati. Sepertinya atasan mereka memiliki kesimpulan yang sama.

Namun...

“Bagaimana kalau kita berpikir seperti cara musuh kita berpikir?” kata Quenser.

“Hah?” kata Heivia dengan ekspresi bodoh di mukanya.

“Generasi 0.5 terakhir kali dilihat dua tahun lalu saat ia sudah selesai dibuat. Setelah itu, ia disembunyikan di suatu tempat. Apakah mungkin kalau mereka sudah menumbukan berbagai macam pohon dan tanaman untuk menutup jalur yang bisa digunakan oleh Object?”

“Kenapa mereka melakukan itu? Kalau mereka menutup markas mereka dengan pepohonan, bukannya itu akan meninggalkan jejak ketika ia meninggalkan markas. Para atasan kita pasti dengan mudah menyadarinya.”

“Markasnya sendiri pasti sudah diamati oleh satelit, jadi semua pohon-pohon yang tumbang tidak akan jadi masalah. Setelah penyerangan, Object itu bisa bersembunyi di salah satu tangki gas dan bergerak menuju markas lain. Tentu saja kita akan menghancurkan segala kemungkinan yang ada kalau bergerak ke markas yang salah.”

“Itu berati markas yang paling mencurigakan adalah markas yang memiliki banyak pepohonan dan bebatuan disekelilingnya. Markas yang terlihat seperti sudah ditinggalkan memiliki kemungkinan terbesar sebagai markas yang paling mencurigakan.”

“Sepertinya ada dua masalah,” kata Heivia ketika dia memperhatikan titik yang ditandai dengan pena merah. “Pertama, jarak di antara markas-markas ini terlalu jauh walau kita sudah menyempitkan daerah pencarian kita sampai tiga markas. Kita tidak bisa menebak mana dari tiga itu yang asli. Kalau kita mendapatkan markas yang salah, kita akan sangat kehilangan banyak waktu.” Dia menunjuk peta itu dengan cahaya kecil. “Kedua, setiap markas umpan pasti memiliki prajurit untuk menjaganya. Bahkan kalau kita bisa mengalahkan mereka semua, mereka masih memiliki waktu untuk menghubungi markas asli mereka. mereka pasti akan semakin menyebar ke tangki gas yang lain dan Generasi 0.5 pasti sudah menghilang. Penyerangan mereka ke desa-desa hanya akan mundur sedikit.”

“Dan masalah ketiga adalah, kita tidak akan mendapatkan bantuan militer atau pun Object.”

“Apa kau yakin tentang itu? Walau kita tidak diperintahkan oleh Froleytia, pasti ia akan mengirimkan sang Putri untuk membantu kita mengalahkan Genera—”

Tiba-tiba alarm berbunyi mengisi seluruh markas koalisi ini. Sirine yang menyala dengan warna redup menutupi langit malam. Semua lampu di seluruh markas segera dinyalakan seketika seperti malam pertandingan kasti.

“Apa yang terjadi? Kita belum meninggalkan markas sama sekali!”

“Bukan, bodoh. Para Object sudah diperintahkan untuk bergerak! Apakah para atasan sudah menemukan di mana posisi Generasi 0.5!?”

Quenser melipat petanya dan melihat ke sekeliling.

Sejumlah prajurit keluar dari dalam bangunan. Dia juga melihat sang Putri berlarian di wilayah perawatan. Para pekerja perawat Object yang masih bekerja segera membuka palka Object.

Quenser menghampiri seorang prajurit dan bertanya padanya.

“Apa yang terjadi!? Apa kita menemukan sebuah Object milik militer Oseania?”

“Ya, benar. Akhirnya aku bisa pulang ke rumahku! Bos terakhir sudah menunggu kita di ujung Gurun Great Sandy. Object tentara Koalisi sudah mengarah ke sana dengan kecepatan tinggi, tapi kita harus segera ke sana dengan truk militer. Yang pertama yang dilayani, kau harus cepat kalau ingin naik ke dalam truk yang memiliki suspensi yang bagus. Kalau kau terlalu lama, punggungmu akan terasa sakit.”

“Gurun Great Sandy?” gumam Quenser, ia merasa kosong saat melihat prajurit itu meninggalkannya.

“Hei, bukankah itu salah satu tempat yang sudah kita prediksi,” kata Heivia, menyadari sesuatu yang sama.

“Beruntung sekali. Apa yang dipikirkan oleh para atasan untuk berpikir kalau Generasi 0.5 ada di sana?”

Kali ini, Heivia menghentikan seorang prajurit yang lewat di depannya. Dia memiliki pakaian yang sama dengan Heivia dan kebetulan dia juga seorang analis Object sama seperti Heivia.

Setelah perbincangan singkat, Heivia kembali.

“Seperti yang aku duga, itu berasal dari satelit. Saat reaktor Object diaktifkan, sebuah sinyal energi redup akan terdeteksi. Sepertinya, satelit menangkapnya.”

“Tapi Oseania sudah berhasil menipu satelit kita selama ini! Kalau kita masih menggunakan cara lama untuk mencarinya, mereka hanya akan menipu kita lagi!”

“Itu karena wajah masam para atasan yang mengeluarkan senjata meteorologis terbaru mereka. Sebuah senjata baru sudah diluncurkan. Itu mirip seperti rudal sekam yang kita gunakan di Alaska. Itu mengumupkan partikel khusus di ketinggian tertentu dan mengubah awan menjadi sebuah sensor raksasa. Saat satelit menggunakan sensor awan itu untuk mencari di permukaan, satelit menerima sinyal redup dari sebuah Object. Kita tidak tahu kalau purwarupa Object itu mengeluarkan sebuah sinyal yang sama, dan partikel tidak selalu bercampur dengan awan karena arah angin, kadar air di awan, dan banyak faktor lain, jadi pasti keberuntungan yang membawa kita menang.”

“Tapi,” kata Quenser, merasa belum puas. “Tapi ‘kan reaktor Generasi 0.5 dimatikan?”

“Mereka pasti menyalakannya sedikit demi sedikit dan energi yang dihasilkan pasti sampai pada titik dimana satelit bisa mendeteksinya.”

“Benarkah?” tanya Quenser dengan terkejut.

Negara junta militer ini membangun markas-markas umpan di seluruh Oseania dan menggunakan tangki gas untuk menipu satelit, jadi kenapa mereka memberitahukan posisi mereka dengan begitu mudahnya? Ini seperti mereka meminta 20 Object pasukan Koalisi yang tersebar di seluruh Oseania untuk menggunakan seluruh kekuatannya untuk menembak mereka.

Setelah berpikir sebentar, Quenser mengangkat kepalanya. Dia sepertinya panik.

“Bukan, itu adalah purwarupa reaktor Object!!”

“Apa!?”

“Dengan reaktor purwarupa, tidak akan ada yang tahu kalau itu akan bekerja atau tiba-tiba saja meledak. Tidak akan ada yang memasang itu di dalam Object mereka! Cara yang paling umum adalah membuat reaktor kedua yang sama persis dengan reaktor yang dipasang di dalam Object pertama milik Oseania. Mungkin Oseania juga memiliki reaktor purwarupa. Mereka mencoba menyembunyikan lokasi reaktor yang asli saat mereka menyalakannya dengan mengaktifkan seluruh reaktor purwarupa di saat yang sama!!”

“Apa kau tidak terlalu banyak membaca? Sensor yang ada di dalam awan memang belum dikeluarkan secara resmi. Tapi bagaimana bisa militer Oseania membangun sebuah trik dimana efek sebuah senjata tidak memiliki spesifikasi yang benar!?”

“Jika ini pertama kalinya purwarupa it digunakan, kau pasti benar. Namun, ini sudah dua tahun sejak pasukan koalisi bertahan di Oseania. Mainan itu pasti sudah diujicoba beberapa kali. Dan kalau sudah, pasukan Oseania bisa mengumpulkan data dari banyaknya eksperimen yang gagal dan menebak apa yang akan terjadi. Masih ada kemungkinan kalau ini adalah sebuah jebakan!!”

“Kau pasti sedang bercanda! Putri dan yang lain sudah mau berangkat!!”

Kalau Quenser benar, maka sang Putri dan yang lain akan bergerak menuju markas yang salah lagi. Dan sementara perhatian mereka teralihkan, Object Generasi 0.5 milik Oseania akan menyerang desa-desa kecil di dekatnya.

Militer Oseania tahu kalau mereka tidak akan menang kalau melawan pasukan Koalisi secara langsung. Itulah kenapa mereka menggunakan suku-suku pribumi yang menentang mereka sebagai sebuah sandera dari taktik diplomasi mereka. Mereka mengatakan bahwa akan ada lebih banyak lagi suku pedalaman yang akan terbunuh jika pasukan Koalisi tidak segera pergi meninggalkan tempat ini.

Quenser dan yang lain pasti akan melihat lebih banyak pembantaian atas nama penghijauan hutan yang tidak akan mengusir 20 Object yang ada di sini, tapi akan ada banyak nyawa yang berada di ujung tanduk.

Jika sang Putri dan yang lain masih terus bergerak, rencana gila ini akan terus berlanjut.

“Brengsek!!”

Quenser dan Heivia dengan panik bergerak menuju gedung untuk menghentikan Object. Namun, Object itu terlalu cepat. Kerajaan Legitimasi dan Aliansi Informasi memotong jalan seperti sebuah kereta peluru. Mereka melintasi Quenser dan Heivia sebelum mereka bisa mendekati markas.

Hanya suara petir dari Object sang Putri yang tersisa.

“Sial! Apakah kita bisa memanggil mereka lewat radio!?”

“Dua Object itu sudah dikirim, jadi mereka pasti memiliki perintah resmi. Dan yang memberi perintah pasti adalah orang yang memiliki otoritas paling tinggi. Komunikasi personal kita tidak akan bisa memanggil mereka kembali. Mereka pasti akan dihukum kalau mendengarkan kita!!”

Quenser dengan panik berpikir keras saat dia melihat truk-truk yang berisi prajurit mulai meninggalkan markas satu persatu.

Melihatnya seperti itu, Heivia berkata, “Apa yang akan kita lakukan? Memang mungkin kalau Object yang ada di Gurun Great Sandy adalah benar-benar Object Oseania, tapi...”

“Itu dia!” jawab Quenser. “Kalau ini adalah reaktor purwarupa, pasti ini adalah kartu truf mereka yang tidak pernah mereka gunakan selama dua tahun sejak Object mereka selesai. Mereka tetap menyembunyikannya walau harus membiarkan prajuritnya sendiri harus terbunuh di markas umpan. Kenapa mereka baru menggunakannya sekarang? Kenapa mereka harus menipu kita sesusah ini? Itu pasti karena teknologi Object kita yang terlalu canggih telah keluar dari wilayah ini! Generasi 0.5 pasti berada di dekat sini! Mereka telah menyadari bahwa kita akan menemukannya kalau mereka tidak melakukan sesuatu.”

Sebuah ekspresi terkejut muncul di wajah Heivia.

“Lalu, fasilitas yang menyembunyikan Generasi 0.5 ada di...”

“Sepertinya, ini adalah markas paling dekat dari tiga yang kita curigai! Tapi ini tidak membuktikan apapun. Kita membutuhkan data dari sinyal energi yang keluar dari dalam fasilitas itu!!”

Dua orang itu kemudian segera kembali ke dalam gedung.

Kalau mereka bisa melihat ke dalam database militer, mereka bisa dengan cepat memeriksanya. Namun, database itu sendiri berisi desain Object dan strategi perang yang sangat sensitif bagi militer. Kalau mereka melanggar perintah mereka dan mengaksesnya, bukan hal yang aneh jika mereka ditembak di tempat tanpa melewati sebuah persidangan.

“Duduk di sini saja tidak akan mengubah apapun. Data yang kita butuhkan ada di dalam salah satu gedung ini, jadi kita harus segera masuk ke dalam. Kita harus menemukan cara untuk bisa mendapatkan informasi yang kita inginkan dari database...”

“Hei, Quenser. Apakah para atasan kita adalah tipe orang yang tidak menyukai barang-barang elektronik?”

“?”

“Kalau laporan pengarahan sebelum misi dicetak, maka data yang kita butuhkan ada di dalam selembar kertas. Dengan begitu kita tidak perlu membuka database militer.

Dan kemudian, Quenser dan Heivia masuk ke dalam fasilitas besar yang digunakan untuk pengarahan. Sebagian besar tentara sudah dikirim ke Gurun Great Sandy, jadi hampir tidak ada orang di dalam sini.

Namun, dua orang itu melihat sesuatu yang membuat mereka kaget saat mereka sampai di ruang pengarahan dan melirik melalui celah pintu yang terbuka.

“(Kenapa Froleytia dan orang-orangnya masih ada di sini!?)”

“(Dia mungkin terlihat pamer dengan dada besarnya, tapi sebenarnya dia seorang pegawai yang handal.)”

Setelah melihat komandan dengan dada besar itu sedang mengoperasikan komputernya, Quenser berjalan mundur dari pintu. Walau data yang mereka inginkan ada di dalam ruangan, tapi mereka tidak akan bisa memeriksanya jika ada Froleytia di dalam ruangan. Kalau mereka membuat gerakan yang mencurigakan, dia pasti akan mengirim mereka ke dalam ruang penahan tanpa alasan.

“(Apa ada cara supaya kita bisa melihat laporan itu tanpa harus melewati Froleytia?)”

“(Bagiaman kalau kita menarik perhatian agar fanatik Jepang itu ke luar?)”

“(Kalau kita melakukan itu, kita pasti akan dikirim ke pengadilan militer setelah semuanya selesai.)”

Sementara keduanya berdiri tanpa tahu apa yang harus mereka lakukan, mereka mendengar suara ketukan pintu.

Mereka berputar dan mendengar suara seorang pria.

“Aku tahu.”

Suara itu berasal dari ruangan sebelah, yaitu ruang interogasi.

Wartawan yang bernama Sewax itu berbicara kepada mereka.

“(Apa ini? Kenapa ruang interogasi tidak kedap suara!? Dia bisa mendengar semua intel militer dari situ!)”

“(Tempat ini hanya dibuat untuk merawat Object. Mereka mungkin tidak kepikiran untuk membawa seorang tahanan. Sepertinya mereka menggabungkan ruangan interogasi dengan ruangan yang ada.)”

“Aku tahu!!”

Sesuatu mengetuk pintu dengan lebih keras dari sebelumnya.

Quenser dan Heivia khawatir soal Froleytia yang mungkin bisa mendengar suara yang berasal dari pintu di sana, tapi Sewax melanjutkan pembicaraanya.

“Aku mendengar apa yang mereka katakan di sini. Atasan kalian sepertinya terbagi antara dimana sebenarnya Generasi 0.5 itu disembunyikan. Aku rasa mereka memiliki dua pilihan, tapi mereka akhirnya memilih yang memiliki sinyal yang paling besar. Itulah kenapa mereka memilih Gurun Great Sandy.”

Quenser dan Heivia bertukar pandang.

“(Apa yang harus kita lakukan, Quenser? Apa kita akan mendengarkannya? Dia mungkin saja mengada-ngada.)”

“(Dari yang dia lakukan sebelumnya, dia memang orang brengsek, tapi aku ragu kalau dia akan melakukan sesuatu yang akan menguntungkan Oseania. Ayo kita dengarkan apa yang ingin dia katakan.)”

Setelah memantapkan pikiran mereka, Quenser berbicara kepada pintu yang terkunci itu.

“Di mana lokasi lainnya!?”

“Sebuat tempat bernama Padang Gurun Tanami.” Sewax sepertinya ingin mengatakan semua yang dia ketahui karena dia menjawab tanpa keraguan sedikitpun. “Beberapa atasan tinggi kalian sangat skeptis, tapi sinyal yang datang dari arah Padang Gurun Tanami terlalu lemah dan Gurun Great Sandy memiliki sinyal yang lebih terlihat seperti sebuah Object, jadi mereka meninggalkan pilihan ini.”

“Seperti yang kita pikirkan,” kata Quenser.

Padang Gurun Tanami adalah sebuah tempat yang berada sangat dekat dari markas yang Quenser dan Heivia putuskan sebagai sebuah markas yang cukup mencurigakan. Jika Generasi 0.5 diaktifkan di situ, Object itu bisa menghancurkan desa terdekat di sini ataupun markas pasukan Koalisi itu sendiri.

“Tidak bagus. Butuh cukup banyak waktu untuk meminta putri dan yang lain untuk kembali.”

“Itu berarti kita harus melakukannya sendiri. Kita akan kembali ke neraka yang merindukan kita!!”

Quenser dan Heivia mengecek lokasi di peta dan Heivia mengatakan kalau mereka butuh kendaraan. Namun, mereka dipotong oleh apa yang akan dikatakan oleh Sewax.

“Tunggu. Tolong bawa aku.”

“Ahhn? Tidak akan. Kita tidak bisa membawa seorang warga sipil ke dalam medan perang. Dan kita tidak memiliki waktu untuk membantumu kabur.”

“Bukan, bukan itu. Aku ingin mengganti akan apa yang telah aku lakukan. Aku membawa situasi ini pada kalian, bukan?” Suara Sewax terdengar agak sumbang. Dia terdengar sangat berbeda dari saat mereka membawanya ke dalam markas ini. “Semua yang kita tahu soal perang adalah soal pertarungan antar dua Object, jadi kami tidak pernah melihat apa yang sebenarnya terjadi pada warga sipil. Aku datang ke sini karena aku tidak bisa memaafkannya. Tapi aku salah. Kalian membangun strategi dengan para ahli yang berpengalaman dan aku menghancurkannya dengan sikap amatirku. Aku pikir dengan membunuh orang-orang Oseania itu, aku dapat memberikan bantuan moril pada suku-suku pribumi di sini, tapi yang aku lakukan hanyalah memberikan kematian bagi warga pribumi seperti mereka. Dan banyak, banyak orang yang akan terbunuh! Aku tidak bisa menahan diriku. Pasti ada sesuatu yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahanku!!”

Quenser dan Heivia saling bertukar pandang sejenak.

“Kau bisa menggunakan sniper, bukan?”

“I-iya. Aku tidak memiliki pengalaman militer, tapi aku sering pergi ke tempat latihan menembak setiap akhir pekan.”

“Selama kau bisa menembak seseorang, itu cukup. Kita akan menyiapkan semuanya untukmu. Kita tidak bisa membiarkanmu pergi tanpa senjata.”

“Aku mengerti. Terima kasih. Terima kasih banyak! Aku akan menunggu!! Tolong biarkan aku bertarung bersama dengan kalian!!”

Dari suaranya, Sewax sepertinya menangis di salah satu sisi pintu.

Quenser berpindah sedikit dari pintu ruang interogasi itu dan berbisik pada Heivia.

“(Hei, ayo kita cari kendaraan. Akan lebih bagus kalau kita membiarkannya tidak ikut bertarung.)”

“(Aku punya perasaan ke mana arah pertempuran ini.)”

Heivia berbalik dan membelakangi pintu ruang interogasi.

Saat mereka menuju pintu keluar, Quenser berkata, “Kalau kita membawanya bersama dengan kita, dia pasti akan memilih mati terhormat di medan perang. Dia memang membuatku marah, tapi aku tidak akan bisa tidur nyenyak kalau dia mati di depanku. Dan akan menjadi masalah besar jika anggota wartawan mati di tengah medan perang.”

“Pandangan yang bagus pahlawan. Tapi ayo kita cari cara agar kita juga tidak mati sia-sia. Bangun lagi adalah hal yang sangat penting daripada tidur pertama kali.”

Mereka berdua keluar dari gedung itu.

Heivia berlari ke suatu tempat dan saat dia kembali dia membawa sebuah kendaraan off-road militer. Quenser naik ke kursi penumpang dan Heivia segera menaikkan kecepatannya.

Saat dia keluar dari markas, Quenser bertanya kepada rekannya.

“Hei, apa kau memiliki SIM? Kau seumuran denganku, jadi bukannya kau terlalu muda?”

“Di Kerajaan Legitimasi, kau bisa mendapatkan SIM khusus militer. Tapi itu hanya berfungsi di medan perang saja. Kau tahu, kapan kita bisa melewati batas teknologi kendaraan roda empat ini? Tidak banyak yang berubah sejak automobile diluncurkan pertama kali di muka bumi.”

“Semua teknologi terbaik dikembangkan untuk Object. Memangnya kenapa mereka harus repot-repot mengembangkan teknologi militer yang lain? Pertumbuhan memang tumbuh sedikit demi sedikit, tapi aku dengar kecepatan pertumbuhan peradaban kita semakin menurun. Sepertinya, barang-barang seperti senapan dan tank telah berkembang tiga generasi lebih cepat sejak Object ikut berperang pertama kali, tapi itu tidak terjadi... Sebenarnya, jika kau tidak mengetahui semua ini, kenapa kamu menyupir? Tunggu, apa model ini memiliki airbag untuk penumpang?”

“Oh, diamlah. Tidak ada kendaraan militer yang memiliki balon yang mengembang untuk melindungi penumpang saat mereka tertabrak. Lihat, kita bergerak maju. Bukankah ini bukti kalau aku bisa mengemudi?”

Sang pewaris tahta keluarga itu mengendarai kendaraan off-road ini maju seperti seseorang pengemudi pemula yang membuat instrukturnya ketakutan setengah mati.

“Hei pahlawan. Apa kau memiliki bahan peledakmu? Generasi 0.5 tetap sebuah Object, jadi seperti biasa, ini adalah pertarungan hidup-mati.”

“Aku masih memiliki Hand Axe dan pemicu elektrik. ...Tapi aku ragu kita bisa menghancurkannya dengan memasang ini di armornya.”

“Oh, benar, benar. Apa yang akan kita lakukan dengan putri dan reaktor purwarupa itu? Kalau mereka hanya mendapatkan tipuan di sana, pasukan Oseania pasti menyiapkan sebuah jebakan di sana.”

“Kau benar. Ini pasti bisa menjadi buruk. Bisakah kau menghubungi mereka lewat radio kendaraan ini? Aku memiliki radioku sendiri, tapi aku ingin menggunakannya untuk memberikan sinyal peledakkan. Aku memang masih bisa menerima sinyal, tapi aku tidak ingin menganggu frekuensi transmisinya. Semua cadangan frekuensiku sudah kuisi dengan kode peledakkan.”

“Tunggu sebentar. Aku akan menyiapkan frekuensinya.”

Dia mengendarai kendaraan ini dengan satu tangan, Heivia menggunakan tangannya yang lain untuk meraih sebuah kabel mikrofon yang sama seperti dimiliki seorang supir taksi. Menggunakan frekuensi yang sama dengan jalur komunikasi pasukan koalisi, dia mulai berbicara.

“Umm, testing, testing. Bisakah seseorang mendengarku? Aku memiliki peringatan untuk semua tentara Kerajaan Legitimasi di luar sana. Maaf mengecewakanmu, tapi apa yang kalian kejar itu hanyalah tipuan. Yang asli berada di Padang Gurun Tanami.”

Sebuah suara masuk ke dalam speaker radio itu.

Quenser menghiraukannya dan berbicara lagi lewat mikrofon itu.

“Sepertinya fasilitas yang ada di dalam markas Gurun Great Sandy memiliki purwarupa reaktor Object daripada Object. Juga, ada kemungkinan besar di sana ada jebakan yang menunggu kalian. Mereka bisa memasang reaktor itu untuk menggunakan tenaga maksimumnya hingga melewati batas dan menghancurkan Object di dekatnya dengan ledakan itu.

Tidak peduli berapa banyak orang yang mendengarnya, tidak ada jawaban yang terdengar.

Semua orang pasti berpikir apakah informasi itu benar-benar kredibel atau tidak.

Akhirnya, seorang Elite Aliansi Informasi berbicara sebagai perwakilan dari semua orang.

“Apa kau memiliki bukti? Oh ho ho.”

“Tidak,” jawab Quenser. “Aku tidak memiliki waktu untuk memastikannya. Kita mendapat informasi dari seseorang, tapi itu berasal dari seseorang yang sulit kami percayai.”

“Lalu...”

“Itulah kenapa kami memperkirakan kalau dua target ini kemungkinan besar akan hancur. Satu hal yang kami tahu dari pembacaan energi reaktor yang terdeteksi, ada dua tempat yang berbeda. Oseania hanya memiliki satu Object, jadi yang satu pasti asli dan yang satu palsu. Tapi bagaimana kalau keduanya sama-sama hancur?”

“Kami rasa markas yang berada di dalam Padang Gurun Tanami lebih mencurigakan daripada yang ada di Gurun Great Sandy,” tambah Heivia.

Setelah hening beberapa saat, Quenser berbicara lagi.

“Seperti yang aku katakan sebelumnya, kami yakin Gurun Great Sandy adalah sebuah jebakan raksasa yang menggunakan purwarupa reaktor Object. Untuk amannya saja, sebuah Object harus mengambil jarak aman paling tidak 10 km dari tempat itu dan menghancurkan tempat itu dengan senjata utama kalian. Ini bukan sebuah target bergerak, jadi aku yakin Object sang Putri sudah lebih dari cukup untuk menghancurkannya jika membidik secara hati-hati.”

“Oh ho ho. Aku merasa iri jika kalian tidak mengharapkan apapun dariku,” kata Elite Aliansi Informasi.

Dalam keadaan itu, Quenser menjawab, “Senjatamu adalah sebuah Gatling Gun cahaya panas, bukan? Itu adalah senjata yang luar biasa untuk jarak dekat, tapi tidak akan bisa menembak cukup tepat jika musuh berada dalam jarak yang jauh. Ini adalah tugas untuk sang Putri.”

“...Aku akan melakukan sebisaku,” potong sang Putri dari Kerajaan Legitimasi.

Mendengar itu, Heivia berbisik kepada Quenser.

“(Putri kita akhirnya mendapat hadiahnya. Aku rasa keberanianmu menyentuh hatinya.)”

“?”

Quenser terlihat bingung, tapi dia tidak memiliki waktu untuk menanyakan apa yang dimaksudkan oleh Heivia. Ada sesuatu yang lebih penting untuk diselesaikan.

“Kami yakin Object yang asli berada di wilayah barat Padang Gurun Tanami. Jaraknya hanya 5 km dari markas kita dan sebuah sinyal energi reaktor juga datang dari arah sana.”

“Sebenarnya, kalau kalian tidak berniat untuk pergi ke Gurun Great Sandy, kami berharap kau mau memberikan bantuan kepada kami.”

Tiba-tiba suara lain masuk ke dalam radio.

Itu adalah Froleytia.

Pemancar radionya pasti bekerja dengan baik karena suara statik ketukan di mikrofonnya juga terdengar.

“Tunggu sebentar. Kalian mau mengatakan kalau kalian berdua mengarah menuju padang gurun Tanami!?” katanya.“Oh, apa ini tentang pengadilan militer? Ayo taruhan. Kalau Object ternyata memang muncul di Gurun Great Sandy, kau bisa melempar kami ke ruang tahanan, tapi kalau ternyata yang benar ada di padang gurun Tanami, kau harus melakukan apa yang kami inginkan tak peduli apapun itu. Ngomong-ngomong, ada hal yang sangat aku inginkan dari seorang wanita cantik yang melakukan sesuatu padaku dari bawah kakinya!!” kata Heivia.

Dengan terkejut, Quenser berteriak, “Tunggu, kau meminta itu!? Oh, aku hanya ingin seorang wanita cantik melakukan sesuatu dengan ketiaknya!!”

“Ap-apa...? Jangan meminta sesuatu yang aneh seperti itu dan paling tidak kalian seharusnya meminta sesuatu yang lebih normal!!” teriak Froleytia.

“Kita sudah mau memulainya! Masih ada lubang hidung atau telinga kalau kau mau!!” teriak dua orang itu bersama-sama.

“Kenapa kalian meminta itu kalau kalian tahu aku tidak akan pernah melakukan itu!?”

Teriakan terakhir dari Froleytia membawa Quenser dan Heivia kembali ke diri mereka kembali. Kenapa mereka begitu bersemangat saat mereka sedang bergerak untuk melawan Object?

“Masalahnya adalah kita akan menjadi pahlawan jika kita bisa mengalahkan Generasi 0.5 sendirian. Mungkin kita akan mendapatkan medali. Sebenarnya, kita mungkin akan melewati pangkat Froleytia jika kita terus seperti ini.”

“Tidak Heivia. Apapun yang terjadi, kita tetap melawan perintah atasan. Kita mungkin tidak akan mendapat medali kali ini.”

“Bukan, kalian sangat bodoh! Setelah semua yang kalian lakukan, aku tidak bisa membiarkan kalian pergi seperti ini!!” Sementara dua orang itu setengah bercanda, Froleytia benar-benar marah. “Generasi 0.5 masihlah sebuah Object!! Kalau itu benar-benar ada di Padang Gurun Tanami, kalian akan melawan Object sendirian! Apa kalian mengerti!? Paling tidak tunggu sampai satu Object sampai ke tempat kalian!!”

Quenser dan Heivia terdiam ketika mendengar atasan mereka begitu marah pada mereka dengan kata-kata yang begitu halus.

Untuk sesaat, mereka memikirkan kembali apa yang dikatakan oleh Froleytia.

Namun, mereka tidak bisa menghentikan kendaraan ini.

Quenser dan Heivia kemudian berbicara lagi lewat radio.

“Tapi kami harus pergi. Kalau kami menunggu, Generasi 0.5 akan segera bergerak.”

“Kalau para penduduk dibantai karena kami tertipu oleh Oseania, reputasi pasukan koalisi akan jeblok. Kau juga mungkin akan dimutasi.”

Froleytia meneriakan sesuatu, tapi Heivia mematikan radio.

Mereka terdiam sesaat, tapi Heivia kemudian berbicara.

“Melakukan sesuatu dengan ketiak, hm?”

“Aku rasa itu lebih normal daripada dengan bagian bawah kaki.”

“(Hm, aku penasaran kalau sang Putri mau melakukan sesuatu padamu dengan ketiaknya?)”

“?”

Saat duo penghancur Object itu selesai mengobrol, kendaraan mereka masih tetap melaju kencang.

Bagian 9[edit]

Apalah arti sebuah nama. Hal itu juga berlaku bagi Padang Gurun Tanami.

Wilayah yang tersebar di depan mata Quenser dan Heivia adalah sebuah hujan tropis raksasa seperti yang ada di Amazon. Jumlah hewannya relatif sedikit dibandingkan tingkat varietas tumbuhannya karena penghijauan di sini dibuat oleh manusia dalam waktu yang singkat. Untuk meningkatkan pertumbuhan hewan yang berkembang biak memang membutuhkan waktu yang lebih lama.

“Lebih baik kita berjalan dari sini,” kata Heivia saat dia berhenti di depan jalan masuk ke dalam hutan. Ia meraih senapannya dan sebuah rudal misil anti-tank di punggungnya. “Lebih baik aku tidak memberikan posisi kita pada musuh dengan suara mesin kendaraan ini. Pasti ada sejumlah prajurit yang ditempatkan di markas umpan itu dan kemungkinan besar mereka semua berniat membunuh kita kalau ketahuan.”

“Dan juga, kalau kendaraan kita hancur, kita harus berjalan untuk pulang ke markas.”

“Ha ha. Buruk juga ya kalau sampai hancur. ...Sebenarnya itu memang buruk. Ayo kita sembunyikan kendaraan ini.”

Mereka berdua setuju untuk mengkamuflasekan kendaraan mereka dengan ranting-ranting dan batang pohon yang sudah roboh untuk menutupinya.

Setelah menyamarkannya, Quenser berjalan mundur satu langkah untuk melihatnya.

“Apa kita bisa menemukannya kalau kita kembali nanti?”

“Kalau kita tidak membuatnya seperti ini, tentara musuh pasti akan menyadarinya. Ayo kita bergerak. Tidak peduli apa yang harus kita lakukan, masih ada hal yang harus kita khawatirkan.”

Sangat jarang sekali orang masih bertarung satu sama lain di era dan zaman sekarang ini. Tapi di masa ketika Object belum menguasai perang, orang-orang masih sering menggunakan jebakan atau ranjau. Quenser dan Heivia melewati hutan dengan sangat hati-hati.

“Coba pikir, aku dengar pemimpin Oseania juga menghilang bersamaan dengan Object-nya.”

“Yah, sebagai seorang Elite. Selain itu, Oseania sudah lama sekali memerdekakan dirinya. Kau pikir sudah berapa kali kita menyerang ibukota mereka dengan sebuah Object?”

“Bukannya itu lebih buruk daripada menyerang desa-desa kecil?”

“Yang boleh tinggal di ibukota adalah para pejabat militer dan penyokong dana militer. Saat rezim militer mulai berkuasa, mereka mengambil semua rumah penduduk dan mengusir mereka ke alam liar. Tidak ada yang salah kalau kita juga mengusir mereka juga.”

“Shh. Lihat itu. Bukankah itu markas perawatan Object?”

Quenser dan Heivia berhenti bergerak dan merunduk. Mereka bersembunyi dibalik semak-semak yang tumbuh dari tanah dan melirik untuk melihat fasilitas itu dengan tanda tanya.

Itu sebuah gedung beton persegi panjang.

Itu cukup besar untuk menampung sebuah Object setinggi 50 meter. Bangunan yang lebih kecil mengelilingnya. Yang lebih kecil mungkin digunakan untuk fasilitas lain yang berhubungan dengan Object atau tempat pertahanan bagi para tentara.

Quenser melihat ke jam tangan di pergelangan tangannya.

“Oke, kita masih memiliki waktu dua jam sampai reaktornya dinyalakan. Generasi 0.5 seharusnya masih belum bisa bergerak sekarang. Aku tidak tahu berapa banyak tentara yang disiapkan di sini, tapi karena kita sampai sebelum Object itu bergerak membuat pekerjaan ini lebih mudah.

Saat Quenser terfokus pada apa yang dia tuju saat ini, dia merasakan sebuah getaran di kakinya. Getarannya terus menguat sampai mencapai titik di mana pepohonan dan tanaman di sekitarnya juga ikut bergetar.

“Ini buruk! Aku yakin reaktornya cukup kuat!”

“Ayo kita berharap yang terbaik. Mungkin karena teknologi reaktor itu tidak terlalu tinggi makanya reaktor itu mencapai batas maksimalnya ketika dinyalakan untuk pertama kalinya sejak terakhir kali digunakan dua tahun yang lalu.”

“Kalau itu yang terjadi, itu akan meledakkan dan membunuh kita juga. Yah, aku hanya memikirkan bagian terburuknya saja. Mungkin mereka menggunakan semacam senjata rahasia untuk memerpendek waktu untuk mengaktifkan sebuah Object.” jawab Quenser.

Setelah Quenser menjawabnya, sebuah suara mesin bergetar di udara. Bagian depan dari dinding bangunan raksasa markas perawatan Object itu sebenarnya adalah sebuah palka raksasa. Bagian atas bangunan itu membuka.

Di saat yang sama, sebuah kabut putih mengalir ke luar.

Sebuah makhluk raksasa yang bersembunyi di dalam gedung perawatan itu keluar dan membuat siluet dibalik asap putih itu.

“...Yah, mungkin dia sudah melewati batas minimumnya,” keluh Quenser.

Bahkan dari jarak 500 meter, dia bisa merasakan panas yang terpancar dari Object itu.

Tubuh bulat dari generasi 0.5 memiliki banyak konstruksi yang menempel padanya. Itu memiliki pendorong berbentuk X yang dipasang di bawahnya dan sebuah benda raksasa ditempel di belakang tubuh bulatnya seperti sebuah sayap. Tentu saja, itu tidak bisa terbang. Itu sepertinya digunakan untuk mengeluarkan tenaga berlebih yang dibuat oleh reaktor yang sulit untuk dikontrol karena tingkat teknologi yang tidak mendukung.

Sebuah senjata menempel di bagian kiri tubuh bola itu.

Panjangnya beberapa puluh meter dan disangga dengan sejumlah tiang penyangga seperti kabel. Sepertinya senjata itu tidak akan mengalami masalah tanpa adanya bantuan penyangga kabel itu, tapi ada risiko di mana saat senjata itu menghancurkan dirinya sendiri karena beratnya dan panjangnya yang mengarah sangat horizontal. Object ini adalah sebuah Object dengan desain yang sangat buruk bagi sebuah Object.

Untuk meningkatkan keseimbangannya, memasang senjatanya seperti itu membuat senjatanya sendiri kehilangan kemampuannya untuk bergerak sesuka hatinya. Untuk membidik sebuah target, seluruh bagian Object itu mau tidak mau harus ikut bergerak.

Konstruksinya yang sangat buruk itu membuat Object ini kehilangan kebanggaannya sebagai sebuah senjata modern dan malah memberikan persepsi tentang senjata di era lama. Object ini tidak akan memberikanmu kematian yang damai. Tapi memberikan sebuah ketakutan yang membuat bulu kudukmu merinding.

Dari jarak jauh, Quenser memerhatikan Object Generasi 0.5 yang anehnya memiliki suhu yang tidak normal.

“Sepertinya, Object itu menggunakan peningkat daya listrik untuk menaikkan suhu reaktornya. Aliansi Informasi memiliki perangkat pengeluaran tenaga, ingat? Object ini kebalikannya. Aku rasa Object ini konsepnya sama dengan ruang pembakaran bahan bakar minyak pada kendaraan bermotor. Dengan menggunakan tenaga listrik yang sangat banyak, Object memancarkan sebuah laser di dalam reaktornya. Itulah kenapa mereka bisa mengontrol reaktornya...tapi ini gagal. Ada beberapa ledakan kecil di dalam fasilitas perawatan ini.

Dengan teknologi tingkat tinggi yang dimiliki oleh Aliansi Informasi, mereka sepertinya mampu mengatasi hal itu. Namun, Object milik militer Oseania mengundang sebuah risiko untuk melelehkan seluruh bagian dalam reaktornya jika reaktor itu diaktifkan terlalu lama. Memaksa reaktornya untuk terus bekerja melewati batas normalnya akan menjadi sangat buruk.

Semua pekerja perawatan Object ini pasti sudah dihabisi. Sebenarnya, mungkin malah tidak ada tanda-tanda adanya tentara sama sekali di sini. Mungkin mereka semua merayakan pengaktifan Object ini tapi kemudian mereka terjebak di dalam sebuah ledakan yang menghabisi mereka semua.

Heivia menggunakan fungsi pengintai di senapannya untuk mendengarkan semua jenis suara yang ada di dalam markas ini tapi dia tidak menemukan suara manusia sedikit pun.

Hanya Quenser, Heivia, dan Generasi 0.5 yang ada di tempat ini.

Jika mereka bisa menghancurkannya, pertempuran di Oseania bisa segera mereka akhiri.

Bagian 10[edit]

Namun, Quenser dan Heivia tidak cukup bodoh untuk menghadapi Object itu langsung dari depan.

Generasi 0.5 belum menyadari di mana keberadaan mereka, jadi menghadang langsung sebuah Object dari depan adalah menuju langsung ke alam baka atau sama saja dengan bunuh diri.

“(Ayo kita menyelinap untuk mendekat tanpa ketahuan. Kalau ledakan kecil terjadi di dalam gedung perawatan ini, maka semuanya yang ada di wilayah ini sudah rusak. Kalau kita bisa menemukan mana yang rusak, mungkin kita bisa menemukan sesuatu.)”

“(Aku sih tidak masalah kalau kita menangani ini pelan-pelan, tapi bagaimana kalau Object ini langsung pergi dengan kecepatan tinggi dan menyerang penduduk desa demi nama ‘penghijauan hutan’? Aku tidak tahu seberapa cepat Generasi 0.5 bisa bergerak, tapi tetap saja monster itu bisa bergerak lebih cepat dari langkah kaki kita.)”

“(Reaktornya baru dinyalakan untuk pertama kalinya setelah dua tahun. Aku yakin mereka membutuhkan beberapa sedikit penyesuaian sehingga Elite-nya bisa menyesuaikan dirinya dengan kontrol Object itu. Aku yakin Object tidak akan ke mana-mana saat ini.)”

Tiba-tiba, Generasi 0.5 itu bergerak sejauh 500 meter dari mereka. Tujuh puluh senjata pendukungnya, besar dan kecil, masing-masing bergerak untuk melakukan sedikit latihan. Akhirnya, semua senjata pendukung Object berhenti bergerak dan tubuh utamanya bergerak untuk mengarahkan senjata utamanya. Sepertinya konsentrasi sang Elite ada pada latihan yang sedang ia jalani saat ini.

Lalu kemudian senjatanya itu menembak dan membentuk sebuah garis lurus yang menghancurkan semua yang ada di depannya.

Object milik militer Oseania ini sepertinya menggunakan coilgun dengan kaliber raksasa.

Sebuah kumparan raksasa yang dibentuk dari kabel konduksi listrik dilewati oleh sebuah selongsong logam. Dengan tenaga magnet, meriam itu menembakkan proyektilnya.

Heavy Object v01 325.png

Senjata utama itu menembakkan pelurunya satu persatu seperti mesin pelempar bola.

Puluhan selongsong peluru ditembakkan dari kanan ke kiri seperti sebuah senapan mesin, menghancurkan semua pohon raksasa yang ada di depan mereka.

Quenser dan Heivia merunduk untuk menghindarinya.

Garis lurus tembakan coilgun itu melewati kepala mereka dan menghancurkan pohon-pohon besar di belakang mereka.

“(Sial! Apa dia tahu keberadaan kita!?)”

“(Tidak, tujuannya bukan itu. Mungkin ini masih bagian dari latihannya!! Object itu masih belum menyadari keberadaan kita sama sekali.)”

Jika terus seperti ini, akan sangat berbahaya bagi mereka jika mendekati Object dari depan. Quenser dan Heivia merangkak untuk memutari Object itu dan sampai ke bagian belakangnya.

“(Semak-semak ini sangat melindugi kita daripada yang aku bayangkan.)”

“(Ya, ini bisa juga digunakan untuk menyembunyikan ranjau, jangan turunkan kewaspadaanmu.)”

Semak-semak itu meninggalkan bekas sudah dilewati oleh seseorang, tapi kerusakan yang diakibatkan oleh Generasi 0.5 membuatnya hampir tidak menyadari perubahan kecil di sekitarnya.

“(Sepertinya itu benar-benar model lama. Model Object ini tidak memiliki mekanisme yang dimiliki oleh Aliansi Informasi untuk meriam Gatling Gun cahaya panasnya. Dari yang aku lihat, laras coilgun itu akan meleleh jika terus menembak.)”

“(Yah mau model lama atau tidak, senjata itu masih terlalu kuat untuk kita tangani.)”

“(Menurutmu bagaimana caranya dia bisa membidik?)”

“(Sebuah kamera pasti caranya yang utama. Dugaanku adalah setiap senjata memiliki kamera jadi bisa diarahkan sesuka hatinya. Kalau mereka menggunakan gelombang ultrasonik untuk mendeteksi musuh, semak-semak ini tidak akan memiliki arti.)”

“(Artinya?)”

“(Kamuflase sederhana akan bekerja. Ayo, tutupi pakaianmu dengan lumpur. Ini akan sangat membantu kita.)”

Namun, mereka tidak bisa berhenti dan menyiapkan penyerangan mereka dengan hati-hati. Tembakan coilgun masih melayang di dekat mereka. Jadi mereka menutup tubuh mereka dengan lumpur dengan cara berguling-guling.

Sebenarnya, mereka hanya sejauh sekitar 300 meter dari Generasi 0.5. Mereka mendekati pusat dari Object itu, jadi mereka merangkak lebih jauh lagi. Setelah mendapatkan posisi yang cukup baik, mereka akhirnya berhasil menghindari ancaman dari coilgun.

“(Oke, sekarang kita bisa mencari kelemahannya dengan tenang.)”

“(Hei, kita akan masuk ke bagian dalam markasnya.)”

Mungkin karena baru diaktifkan selama dua tahun, generasi 0.5 hanya terfokus pada pengecekkan sistem. Bisa dilihat dari percobaannya menembak tadi.

Quenser merangkak lebih jauh lagi dan melihat Object itu dengan teropongnya.

Jika reaktor Object dipaksa terus menerus dengan power supply dari luar, maka ia pasti memiliki semacam stopkontak. Dan jika mereka bisa meledakkannya dengan sebuah ledakan kecil, mereka bisa merusak bagian inti dalam reaktor.

(Benarkah begitu?)

Quenser melihat dengan teropongnya dan kemudian ia melihat sebuah titik.

Tepat di bagian belakang kanan tubuh bola itu, dia melihat sesuatu seperti jack yang rusak. Sebuah kabel setebal 50 sentimeter menggantung dengan ujung yang putus.

Sepertinya ia menggunakan peningkat tenaga listrik ke reaktor. Biasanya, aliran listriknya dipotong dengan sesuatu semacam sekering yang sangat kuat untuk menahan konsleting yang sangat kuat.

(Apa karena ini Object itu disebut sebagai Generasi 0.5, dan kemungkinan bisa dihancurkan dengan sebuah nuklir?)

Saat dia memikirkan itu, Quenser mendengar suara elektronik dengan nada tinggi.

Itu tidak berasal dari sensor Generasi 0.5. Dia tanpa sengaja menyentuh sistem keamanan laser inframerah yang mengelilingi markas perawatan ini.

“Oh, sial—!?”

Generasi 0.5 tidak membutuhkan waktu lama untuk segera membalikkan tubuhnya.

Beberapa dari 70 senjata yang berada di sisi Quenser langsung membidik Quenser.

Namun, dia beruntung.

Sebelum senjata itu bisa membidiknya, sebagian roda Generasi 0.5 terjebak di dalam rawa. Object setinggi 50 meter itu tidak akan tenggelam di dalam kubangan air, tapi ini memberikan cukup waktu sekitar 10 detik bagi Quenser dan Heivia untuk kabur.

“Heivia! Berikan aku rudal itu!!” teriak Quenser saat dia menarik rudal anti tank milik Heivia yang menggantung di bahunya.

Dia tidak membidik Object itu.

Untuk sesaat, seorang mahasiswa magang seperti Quenser tidak tahu caranya membidik sebuah misil. Dia hanya menarik pelatuknya, dan mengirimkan rudal itu terbang ke arah rawa-rawa di depan Object itu. Rudal yang menancap di rawa-rawa itu kemudian meledak dan menyebarkan seluruh lumpur ke semua arah. Diiringi suara ledakan, satu sisi Object itu berlumuran lumpur.

Segera setelah itu, Generasi 0.5 membidik senjatanya walau kameranya tertutupi oleh lumpur.

“Sial!”

Quenser melempar pelontar rudal itu ke tanah.

Daripada menunduk, dia dan Heivia lebih memilih berlari secepat yang mereka bisa. Setelah mereka cukup jauh, tempat mereka tadi berada langsung meledak dan hancur karena proyektil yang ditembakkan oleh coilgun. Dua orang itu terjebak dalam gelombang ledakannya dan terlempar beberapa meter ke udara. Mereka tidak akan bisa lagi menghadang Generasi 0.5. Mereka langsung berlari lurus untuk berlindung di balik fasilitas perawatan Object yang memiliki banyak peralatan yang mungkin bisa menyelamatkan mereka.

Generasi 0.5 dengan perlahan berbalik arah agar senjata yang tidak terkena lumpur bisa diarahkan pada mereka. Namun, ia telah kehilangan mereka. Senjata yang dilengkapi dengan kamera ini langsung mencari mereka berdua ke seluruh penjuru arah.

Dengan punggung yang menempel di dinding fasilitas ini, Quenser berkata, “Sial, aku beruntung kalau Object itu memiliki teknologi yang rendah. Object standar bisa mendeteksi kita dengan cepat karena memiliki sensor yang lebih banyak.”

“Aku yakin sampah itu memiliki wiper, bukan? Aku tidak pernah mendengar seorang Elite menangis dan mengibarkan bendera putih karena kameranya terkena sedikit lumpur.”

Quenser melihat Hand Axe di tangannya.

Dia mengintip dengan kepalanya yang terangkat di atas fasilitas ini dan berfokus pada kabel tebal yang menggantung di bawah zirah Object.

“(Itu pasti adalah kelemahannya, tapi apa kau pikir aku bisa mendekatinya untuk menempelkan peledak?)”

“(Kalau kau bisa menangkis terjangan peluru coilgun, aku rasa kau tidak akan apa-apa.)”

“Sial,” kutuk Quenser.

Dia memiliki sebuah rencana. Dia tahu dimana kelemahan dari Object ini. Dia memiliki semua senjata yang dia butuhkan. Namun, dia tidak bisa mengalahkan Object itu. Monster raksasa itu bukanlah sesuatu yang bisa dikalahkan oleh orang seperti dirinya. Tenaga penghancurnya adalah penghalang terbesar untuk mendapatkan kemenangan gemilang ini.

Quenser mengepalkan radio di tangannya.

Ini bisa digunakan untuk meledakkan sebuah Hand Axe, tapi ini juga bisa digunakan untuk tujuan lain.

Dia bisa menghubungi sekutunya.

“(Hei, apa aku bisa menghubungi seseorang dengan radio ini?)”

“(Aku yakin Generasi 0.5 akan segera menyadarinya, tapi aku ragu ia bisa mendeteksi lokasikita. Pertanyaannya adalah, apakah sang Putri dan Elite dari Aliansi Informasi itu dapat datang ke sini dalam waktu singkat. Gurun Great Sandy berada cukup jauh dari sini.)”

“(Jadi apakah kita akan melarikan diri dari tempat ini sampai mereka datang kemari?)”

“(Itu adalah cara menguruskan badan terbaik yang pernah aku dengar. Masalahnya adalah kau akan mati 100 kali sebelum bisa menurunkan 5 kilogram berat badanmu.)”

Walau sudah tahu apa yang dikatakan oleh Heivia, Quenser menekan saklar di dalam radio itu.

Generasi 0.5 bukanlah lawan yang bisa dilawan dengan cara biasa.

Bagian 11[edit]

Suara petir yang berasal dari Object milik sang Putri mengisi seluruh malam Oseania.

Setelah sampai di dekat Gurun Great Sandy, Object dari Kerajaan Legitimasi dan Aliansi Informasi akhirnya berhenti.

Putri memeriksa target yang akan ia hancurkan.

Proyek penghijauan buatan milik Oseania baru saja dimulai di wilayah ini, jadi masih banyak wilayah yang tertutupi oleh pasir. Di tengah-tengah wilayah itu ada beberapa bangunan beton. Itu terlihat seperti sebuah stasiun logistik bagi Object dan berada di tengah jalan berpasir yang sangat-sangat panjang. Sebenarnya, secara resmi memang seperti itu. Namun, bangunan yang terlihat seperti telah ditinggalkan itu adalah fasilitas militer milik militer Oseania.

Elite yang biasa dipanggil dengan “Putri” oleh rekan-rekannya membidik fasilitas itu dengan salah satu meriam utamanya. Dia berada pada jarak 10-13 km dari targetnya, jadi dia mencoba mengikuti instruksi dari rekannya.

Dengan suara ledakan yang luar biasa, sebuah garis cahaya keluar dari meriam plasma berstabilitas rendah. Garis cahaya itu menusuk gedung beton itu, menyebarkan warna putih kebiruan. Jaraknya memang terlalu jauh untuk menembus zirah sebuah Object dengan teknologi tinggi karena energi plasma akan menghambur jika terlalu jauh, tapi ini sudah jauh lebih dari cukup untuk menghancurkan sebuah gedung beton atau zirah sebuah Generasi 0.5 yang tidak memiliki teknologi yang terlalu bagus.

Setelah dia menembak gedung itu beberapa kali, sebuah ledakan yang lebih besar terdengar. Purwarupa reaktor Object itu sudah hancur.

Skala ledakannya lebih kecil dari yang ia pikirkan.

Ledakannya hanya memiliki radius 300 m, jadi perpindahan tenaga untuk memaksa reaktor itu mengeluarkan tenaga sampai batasnya telah gagal. Ledakan kecil itu menunjukkan betapa sangat rendah teknologi yang dimiliki oleh militer Oseania.

Sang putri menerima laporan dari seorang prajurit Kerajaan Legitimasi.

“Menurut laporan dari divisi pengamatan satelit, tidak ada tanda-tanda bahwa sebuah Object ada di sisa-sisa reruntuhan bangunan ini. Sepertinya tempat ini juga markas umpan yang menggunakan purwarupa reaktor sebagai jebakannya, tapi kita mendapat perintah dari atasan untuk memeriksa fasilitas itu hanya untuk menyakinkan saja.”

“Tapi bukankah itu tugasmu,bukan tugasku?” jawab sang Putri.

“Oh ho ho. Mereka meminta kita untuk berjaga di sini kalau-kalau ada sebuah Object muncul dari balik reruntuhan itu. Sepertinya kita mendapatkan pekerjaan yang mirip seperti penjaga pantai.”

Sang putri merasa kalau ini hanya membuang-buang waktu.

Setelah itu, dia menerima transmisi dari seseorang yang sama sekali tidak ia duga.

“...Kssshhh... ini Quenser. Kami telah mengkonfirmasi keberadaan Object negara militer Oseania, dia berada di Padang Gurun Tanami. Aku ulangi, kami telah mengkonfirmasi keberadaan Object negara militer Oseania di Padang Gurun Tanami! Sesuai dengan prediksi departemen simulasi elektronik, teknologinya hanyalah sebatas Generasi 0.5. Dengan Object yang kita miliki, kita bisa menghancurkannya dalam satu tembakan dan semua akan selesai! Kami butuh bantuan. Kita tidak peduli itu dari siapa! Cepat kirimkan Object kemari dan siapkan senjata kalian!!”

“Siapa pun yang sampai ke sini duluan, dialah yang menang! Kalau kalian tidak cepat, kami akan mengambil semua kejayaan ini sendirian!!” potong suara Heivia.

Dia mendengar beberapa prajurit seakan tidak percaya kalau Object itu berada di sana.

Sang Putri memutar Object-nya, tapi transmisi yang lain masuk ke dalam salurannya.

“Tidak. Tidak akan ada pasukan bantuan untuk ke Padang Gurun Tanami. Ini adalah perintah langsung.”

Sang Putri tiba-tiba berhenti.

(Suara siapa ini?)

Dari frekuensinya, sepertinya ini berasal dari seseorang dari Kerajaan Legitimasi, tapi....

“Aku ulangi, transmisi dari padang Gurun Tanami hanyalah sebuah jebakan. Tidak akan ada orang yang akan melakukannya. Quenser dan Heivia pergi ke sana sendirian dan seperitnya mereka kebingungan.”

(Tunggu, suara ini ‘kan...)

Dia mengenal suara ini dan ini adalah suara Konselor Flide.

Konselor itu berasal dari Kerajaan Legitimasi dan dia adalah salah satu dari orang yang bekerja sama dengan pasukan koalisi untuk mengalahkan Oseania demi pemilu yang akan datang. Namun, identitasnya membawa pengaruh lain bagi sang Putri.

“Dari data yang kami punya, Object Oseania memang berada di Gurun Great Sandy. Purwarupa dan Objcet-nya berada di tempat yang sama. Pasukan Oseania itu takut akan serangan kita dan dengan cepat melarikan Object itu keluar dan meninggalkan purwarupa reaktor itu sendirian di sana. Object yang asli pasti masih berada di suatu tempat di Gurun Great Sandy. Kita tidak boleh melepasaknnya. Kalau kita mundur ke Padang Gurun Tanami sekarang, Generasi 0.5 akan melarikan diri lagi,” saat para prajurit mendengar suara kasar itu, Konselor Flide melanjutkan. “Quenser dan Heivia tahu hal ini, tapi mereka takut dengan Object, jadi mereka mencoba membuang waktu kita untuk melawan umpan yang lain di Padang Gurun Tanami. Mereka akan segera ditahan, tapi Generasi 0.5 harus kita lawan dulu. Jangan termakan kata-kata Quenser dan Heivia.”

Tak peduli apakah itu di Padang Gurun Tanami atau Gurun Great Sandy, seharusnya keduanya sama-sama muncul di satelit sekarang.

Saat bergerak perlahan, sebuah Object dan sebuah tangki gas sulit dibedakan, tapi jika Quenser dan Heivia menghadapi sebuah Object sendirian dengan mempertaruhkan nyawa mereka, Object itu akan lebih cepat bergerak. Bahkan sebuah Generasi 0.5 akan dikatakan sebagai sebuah tangki gas jika dilihat di satelit.

(Ada sesuatu yang lebih gawat dari ini...)

Sang putri berbalik dengan Object-nya dan menuju padang gurun Tanami.

Berangkat dengan perintahnya sendiri, para prajurit mencoba menghentikannya, tapi tidak ada satu pun senjata yang bisa melawan sebuah Object.

Sang putri tidak mempedulikan mereka dan bergerak maju, tapi kemudian Object-nya berhenti di tempat.

Hanya ada satu senjata di tempat itu yang memiliki kekuatan yang cukup untuk membuatnya berhenti.

“Oh ho ho. Apa kau berniat untuk tidak mengikuti perintah atasanmu?”

“Kau....”

Object milik Aliansi Informasi mengarahkan meriam Gatling Gun cahayanya ke arah putri saat sang Putri memerhatikannya lewat sensornya. Para prajurit pasti mengira bahwa dua Object ini akan berkonfontrasi karena mereka melanggar perintah.

“Sebuah Elite Object musuh tidak boleh dibiarkan lolos. Ini bukan kebiasaan kami sendiri. Ini adalah pedoman umum semua kekuatan militer yang menggunakan Object di seluruh dunia. Oh ho ho. Aksimu bisa menghantarkan kita kepada sebuah pembantaian masal. Aku tidak bisa membiarkan sebuah Object bertindak semaunya sendiri.

“Konselor Flide adalah pemimpin Kerajaan Legitimasi. Kau tidak memiliki alasan untuk mematuhinya.”

“Oh ho ho. Itu memang benar...”

Elite dari Aliansi Informasi tidak menunjukkan tanda bahwa ia akan memindahkan meriam Gatling Gun-nya.

Begitu juga dengan sang putri yang membidik sang Elite dari Aliansi Informasi dengan meriam utamanya.

Mereka berdua saling membidik reaktor satu sama lain.

Suara petir bergemuruh di bagian bawah Object milik sang Putri.

“...Tapi aku diperintahkan untuk merekam semua aksi yang aku dapat dari teknologi Object Kerejaan Legitimasi. Biasanya, aku akan mendapatkannya saat kita saling bertarung satu sama lain, tapi kalau kau ingin bertarung, aku dengan senang hati akan meladenimu. Oh ho ho.”

Bagian 12[edit]

Wajah Quenser menjadi pucat saat dia mendengar suara itu dari transmisinya.

“Tunggu, tunggu, tunggu. Apa yang sedang terjadi? Siapa yang bilang kalau kita kebingungan!? Kenapa kita bisa bingung soal sebuah Object di depan kita!?”

“Konselor Flide, hm? Kalau tidak salah dia memiliki industri senjata yang berhubungan erat dengan pengembangan Object. Dia berhasil menggunakan semua yang dia miliki untuk mengembangkan seorang Elite yang tangguh.”

Mereka berdua merenung sambil berpikir kenapa dia menginterfensi mereka.

Dan mereka mendapatkan jawabannya dari radio.

“Kalian berdua sudah melewati ekspektasi kami,” kata Konselor Flide.

“?”

Quenser dan Heivia bertukar pandangan.

Mereka tidak menyangka akan dihubungi secara langsung seperti ini.

“Transmisi ini dikirim hanya untuk kalian berdua yang telah melangkahi harapan kami.”

“Harapanmu? Apa kami melakukan sesuatu yang salah soal pemilihanmu?”

“Mengirimkan pasukan koalisi adalah rencanamu dari awal, benar?” tambah Heivia. “Apa kau ingin kami menghancurkan harapan orang-orang karena wajah kami yang muncul di televisi ruang keluarga dengan wajah berlumpur kami?”

“Malah sebaliknya. Kalian berdua terlalu bagus. Kalau saja kalian agak sedikit ceroboh,” Jawab Konselor Flide dengan suara halus. Dari suaranya, sepertinya dia sedang membaca sebuah skrip yang sudah ia siapkan. “Seorang prajurit manusia mengalahkan sebuah Object adalah sebuah cerita yang sangat bagus yang memberikan manusia harapan. Namun, para penduduk yang tinggal aman di rumah mereka bukan hanya orang yang mendapatkan harapan. Apa kau tidak berpikir bahwa para gerilyawan dan teroris sedang melanjutkan aksi mereka di seluruh dunia sekarang ini?”

“...”

“Neraka di Oseania ini diciptakan oleh kalian berdua,” kata Konselor Flide.

Dua bocah itu mendengarkan kata-kata orang itu seperti seorang musuh.

“Memang benar kalau pasukan koalisi—termasuk pasukan Kerajaan Legitimasi—telah menghabiskan dua tahun kami untuk melakukan hal kecil, tapi perang seharusnya selesai sebulan yang lalu ketika puluhan Object datang ke tempat ini. Itu adalah saat yang sama ketika kalian mengalahkan Object di Alaska. Perang saat ini sebenarnya cukup sederhana. Yang mampu memenangi perang adalah mereka yang memiliki Object dalam jumlah dan kualitas yang lebih baik. Kalau kau memiliki satu Object dan musuh tiga Object, kau tidak memiliki alasan untuk bertarung lagi. dan kau akan mundur untuk memperkecil kerusakan yang kau terima seminimal mungkin. Perang dibuat cukup sederhana agar yang kalah bisa segera menyarah tanpa perlu susah-susah berusaha.”

Begitulah seharusnya perang yang terjadi di Oseania.

Negara militer ini memiliki Object Generasi 0.5 sementara pasukan koalisi memiliki 20 Object dengan teknologi mutakhir. Biasanya, ketika Object-Object ini disebar di seluruh benua, Oseania akan mengibarkan bendera putih. Itu akan mengakhiri perang dengan cepat.

Tapi faktanya, lihat apa yang akan dilakukan oleh Oseania sekarang.

Namun yang bisa mereka lakukan hanyalah menyembunyikan Generasi 0.5.

Namun, mereka menyiapkan sebuah rencana untuk menggunakan Object Generasi 0.5. Mereka menggunakan sebuah purwarupa reaktor sebagai jebakan.

“Ya, dan ini semua berkat tindakan kalian berdua.” Suaranya seperti sangat marah. “Perang tidak lagi antara Object melawan Object. Para tentara manusia pun juga bisa menghancurkan sebuah Object. Apa yang kalian berdua buktikan di Alaska dilihat sebagai sebuah harapan bagi para gerilyawan, teroris, dan para diktator. Harapan yang kalian berikan ini membuat semangat mereka terpacu untuk tidak mengibarkan bendera putih. Ini membuat perang menjadi lebih lama dari yang kita pikirkan. Keuntungan yang seharusnya menjadi bagian dari kampanyeku terbagi ke anggaran untuk perang. Kita tidak bisa mentolerir hal ini lagi. Apa kita perlu menemukan cara lain untuk membuat dunia ini melihat sebuah perang?”

“Jadi kau ingin kami mati di sini?”

“Sebenarnya kau ingin kami dibunuh oleh Object,bukan? Kalau berita tersebar bahwa seseorang yang telah menghancurkan Object mati dibunuh oleh Object, para tentara itu akan menyerah, dan kemenangan kami tidak akan lagi diingat.”

“Perang memerlukan sebuah alasan yang jelas untuk mempercepat kelangsungan perang ini. Tidak ada orang yang mau memperpanjang masa konflik di wilayah perang. Yang kalian berdua lakukan hanyalah memperpanjang masa perang dan menambah jumlah orang yang akan mati.” Kata Konselor Flide dengan tenang. “Sebenarnya, rencana aslinya adalah memecah belah pasukan koalisi dan membiarkan kalian berdua mati dalam pertarungan antar Object. Namun, sepertinya kalian sangat membantu kami dengan menemukan Object milik pasukan Oseania itu, jadi kami tidak akan menghentikan para Oseania itu untuk memainkan peran jahat mereka.”

Pada awalnya, argumen Konselor Flide terdengar adil.

Mungkin memang benar bahwa Quenser dan Heivia memainkan perang untuk memperpanjang masa perang di Oseania. Mungkin memang benar kalau perang seharusnya hanya diserahkan pada Object saja sementara meninggalkan para prajurit dan penduduk sipil sebagai sebuah karakter saja.

Namun...

“Kalau kau membiarkan Oseania membunuh kami di sini, Object musuh akan pergi ke desa terdekat dan membunuh semua orang. Apa kau tidak apa-apa dengan hal itu!?” teriak Quenser.

“Kami mencari Generasi 0.5 dengan satelit. Ini adalah pembantaian terakhir pasukan Oseania. Setelah itu, kami akan mengakhirinya dengan Object pasukan koalisi.”

Setelah mendengar betapa siapnya orang itu berbicara, Quenser telah memiliki bukti yang dia inginkan.

Konselor Flide tidak memikirkan apapun tentang perdamaian atau perang.

“Kalian berdua harus tahu kalau kalian telah menjadi sangat berbahaya dan rencana untuk membunuh kalian harus dipikirkan dengan sangat matang meskipun harus ada pengorbanan. Jika perang ini hanya berada di antara dua Object, perang bisa diakhiri dengan cepat. Dengan cara itu, tidak akan ada orang yang harus meninggal. Harapan kalian telah menghalangi hal ini.”

(Yeah, benar sekali.)

Memang benar bahwa orang yang kalah dan yang menang ditentukan oleh sebuah Object di dalam perang. Namun, ia lupa bahwa Object juga membantai para tentara. Quenser dan yang lain juga akan mati jika mereka kehilangan Object mereka di Alaska. Di Selat Gibraltar, semua markas mereka telah hancur karena sang Putri sedikit terlambat. Di dalam perang, tidak ada peraturan yang mengatakan bahwa kita harus membiarkan para prajurit itu ketika mereka kehilangan Object mereka.

Quenser menambahkan semua hal yang ia dapat dari argumen Konselor untuk pendapatnya yang kedua.

“Hanya orang yang tak pernah kalah yang dapat mengatakan hal itu.”

“Kau hanya ingin melindungi kepentinganmu sendiri,” kata Heivia. “Kau hanya ingin dunia dimana negara yang memiliki Object paling banyaklah yang menguasai dunia. Negara yang tidak memiliki Object dan tentara biasa akan ditarget oleh Object, dan kemudian semua orang akan berpikir bahwa Object hanyalah alat untuk membantai orang seefektif mungkin.”

Anggapan bahwa perang telah selesai ketika baru saja dimulai tentu saja sangatlah salah.

Manusialah yang mengangkat senjata dan berjuang.

Tidak peduli betapa kecil mereka, mereka harus bertarung untuk menunjukkan apa yang mereka bisa.

Konselor Flide adalah salah satu orang yang menginvestasikan dana yang sangat banyak dalam pengembangan sebuah Object dan membuat banyak uang dari kemenangan perang. Pendapatnya hanyalah pendapat orang yang beranggapan bahwa posisi sangatlah penting dalam dunia ini.

“Katakan apa saja yang kau mau,” kata Konselor Flide dengan nada yang menunjukkan bahwa dia memiliki sangat banyak Object dan merasa sama sekali tidak tersentuh. “Kalian akan mati di sana. Kita akan mengawasi Generasi 0.5 saat dia mulai menyerang dan mengirimkan Object pasukan Koalisi untuk menghancurkannya. Dengan ini, perang telah selesai dengan sendirinya dan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Semua perang ini akan menunjukkan betapa kuat dan canggihnya Object yang kita miliki.”

“Baiklah. Kalau begitu ayo kita bertaruh.”

Quenser dan Heivia berbicara dengan nada seperti akan menantang petinggi militer Kerajaan Legitimasi.

“Kalau kami kalah dari Generasi 0.5, kau akan mendapatkan semua yang kau inginkan.”

“Tapi kalau kami menang, semua akan berakhir untukmu.”

Quenser mematikan radionya dan mendecakkan lidahnya.

“Sial, ini berarti kita tidak akan mendapatkan bantuan sama sekali! Object mengelilingi seluruh Oseania, dan tidak akan ada satu pun yang datang!!”

“Hei, Quenser, bagaimana dengan sang Putri?”

“Dia mungkin akan datang jika kita memintanya, tapi semua Object yang lain akan menjadi musuhnya. Juga, tidak akan mengejutkanku kalau Konselor memiliki perangkat pengaman untuk mencegah hal itu terjadi.

“Jadi aku rasa kita harus menanganinya sendiri, lagi!”

“Yah, kita harus bertahan hidup cukup lama untuk memukul orang itu, si Konselor keparat!”

Sementara mereka bersembunyi dibalik gedung, dua orang itu memeriksa apa yang akan mereka hadapi.

Mereka tahu satu hal yang pasti.

Mereka bukanlah seorang prajurit yang cukup loyal untuk mati seperti yang diharapkan pemimpin mereka.

Bagian 13[edit]

Namun, Quenser dan Heivia bukanlah seorang manusia super yang mampu melawan monster sendirian seperti yang ada di buku komik pahlawan.

“(Aku rasa aku seperti orang bodoh jika kita tertembak karena kita mendekati monster itu. Heivia, ayo kita cari jalan pintas melewati bangunan ini untuk mendekati Generasi 0.5.)”

“(Kita pasti menemukan cara untuk mendekatinya, tapi bagaimana caranya agar kita bisa mendekatinya?)”

Quenser dan Heivia bergerak dengan bersembunyi di balik dinding fasilitas ini agar Object itu tidak melihat mereka. Akhirnya mereka berhasil masuk ke dalam pintu yang tidak terkunci. Sebenarnya, pintunya sendiri terbuka karena terkena gelombang ledakan. Mungkin karena ada ledakan yang berasa dari luar.

Mereka masuk ke dalam sebuah ruangan yang sangat luas.

Mereka berada di dalam markas perawatan Object Generasi 0.5.

Semua yang dibutuhkan oleh sebuah Object ada di sini, tapi semuanya sudah rusak. Sebuah crane roboh ke tanah dan pendingin mesin industri juga meledak karena panas yang berlebih. Banyak mayat yang bertebaran di sini. Banyak sekali mayat bergelimpangan. Sekitar 40 orang dengan pakaian militer atau pekerja hampir semuanya terpanggang dalam api.

Kaki Quenser serasa akan berhenti saat dia masuk, tapi dia tidak memiliki pilihan lain selain terus maju. Jika dia berhenti di sini, Generasi 0.5 akan lebih banyak menghasilkan mayat daripada kemenangan.

“(Apa yang sedang kau cari, Quenser? Ayo pergi. Atau kau juga ingin menjadi mayat-mayat itu?)”

“(Bukan, kau tahu ‘kan kalau ini adalah markas perawatan Object, jadi...)”

“(Jadi kau ingin mencari senjata atau sesuatu untuk mengalahkannya? Bahkan kalau kita menemukannya, kita tidak memiliki tenaga listrik untuk menggunakannya. Kita mungkin bisa mengalahkannya kalau kita memiliki satu reaktor saja.)”

“(Bukan, aku berpikir kalau strategi Object itu ada di suatu tempat di sekitar sini. Mungkin kita bisa mengalahkannya kalau memilikinya.)”

Mereka berdua berpisah, dan mencari di dalam tumpukan rongsokan yang terbakar di dalam fasilitas ini.

Saat mereka terjebak di dalam markas musuh di Alaska, mereka juga menemukan banyak sekali turbin listrik statis yang ternyata adalah sebuah kelemahan utama dari Water Strider. Sedikit mirip, mungkin mereka akan menemukan kelemahan dari Generation 0.5 jika mereka menemukan suku cadangnya atau rencananya.

“(Hei, apa yang dilakukan Object itu? Itu tidak bergerak untuk mencari kita atau pun pergi ke desa terdekat.)”

“(Tentu tidak. Aku rasa dia sedang membersihkan lumpur di kameranya. Dia sepertinya membiarkannya mengering dan membersihkannya dengan energi listrik negatif. Aku pikir itu mirip dengan teknik yang digunakan pada masker gas yang tidak membiarkan debu untuk lewat.)”

Heivia melirik lewat palka raksasa di mana Object itu baru saja keluar. Sebuah Object dengan teknologi mutakhir dapat dengan mudah menemukan manusia di dalam gedung dengan sensornya, tapi generasi 0.5 tidak memiliki fungsi itu.

Sepertinya, Oseania sangat ingin memiliki sebuah Object agar bisa dipamerkan di masyarakat internasional sesegera mungkin, dan mungkin berfungsi secara baik dalam perang adalah tujuan kedua mereka.

“(Hei, apa kau pikir ini akan meledakkannya?)” tanya Quenser.

Heivia kembali melirik keluar dan menemukan Quenser menunjuk sebuah kontainer yang berdempet dengan bangunan ini. Kontainer itu saling terhubung dengan sebuah kabel yang tebal.

“(Apa itu? Baterai?)”

“(Aku rasa itu adalah kapasitor raksasa. Mungkin itu adalah tenaga luar yang digunakan untuk menginterfensi reaktor di dalam Generasi 0.5. Itu menggunakan generator diesel untuk mengumpulkan tenaga, memperkuatnya, dan mengirimkannya kembali ke dalam Object.)”

Salah satu kontainer itu meledak dari dalam. Ledakan itu menutup setiap jalan keluar dan masuk di dalam fasilitas ini. Orang-orang yang ada di dalam tidak akan memiliki jalan untuk keluar.

Namun...

“(Hei, apa itu berarti yang tadi meledak adalah penguatnya dan bukan Object? Kalau begitu, Object itu sama sekali tidak rusak!!)”

“(Coba pikir, jika ledakan itu berasal dari pusat sebuah Object, zirah tebalnya pasti sudah melengkung. Yah, kita tahu kalau itu terjadi, akan sangat mudah untuk mengalahkannya, jadi coba kita lihat komputer di sini.)”

“(Sial, aku harap komputernya tidak ikut meledak.)”

Mereka melihat area itu, tapi mereka tidak menemukan komputer dimana pun.

Namun, mereka menyadari bahwa ada komputer di lantai dua. Untuk ke sana, mereka harus naik ke tangga yang hampir rusak karena ledakan. Untungnya, komputernya berada di tempat yang tidak bisa dilihat oleh Generasi 0.5.

“(Layar LCD-nya sudah meleleh. Tidak berguna.)”

“(Ini, gunakan monitor ini. Tarik kabelnya.)”

Komputernya sendiri sepertinya masih berfungsi dan informasi mengenai Generasi 0.5 masih ada di dalam komputer itu saat mereka menyalakannya.

Quenser tercengang.

“(Huh? Tampilannya sangat aneh. Ini tidak bergeser?)”

“(Cih. Mereka menggunakan OS yang berbeda dari milik kita. Aku rasa mereka menggunakan versi lama OS Aliansi Informasi.)”

Quenser memiliki beberapa kesulitan untuk menggunakannya, tapi dia cukup bisa mengaturnya ketika dia menyadari perbedaannya. Keyboard-nya berganti warna akibat panas, tapi masih bisa digunakan.

“(Hei, Quenser. Kita menyerang kaki ketika kita melawan Water Strider di Alaska dan Tri-Core di Gibraltar, benar? Apa kita bisa mencobanya lagi kali ini?)”

“(Dari yang bisa aku lihat, Generasi 0.5 menggunakan roda logam seperti kereta. Strukturnya cukup sederhana dan tidak terlihat ada kelemahan yang bisa kita serang.)”

“(Roda? Jadi itu tidak menggunakan pendorong udara sama sekali? Apa bisa roda itu menopang Object? Bahkan dengan roda logam, bukankah as rodanya akan rusak jika digunakan untuk bergerak?)”

“(Untuk membagi berat Generasi 0.5, itu memiliki 500 roda. Konsepnya mirip seperti kursi penyiksaan yang memiliki banyak jarum di atasnya. Jika kau duduk dengan tenang di situ, beratmu akan terbagi ke seluruh jarum dan kau tidak akan terluka sama sekali.)”

“(Yah, tapi tidak ada yang mau mencobanya, ‘kan? Aku pikir itu cuman mitos.)”

“(Itu hanya contoh. Aku tidak menyuruhmu untuk mencobanya. Aku tidak bisa membayangkan kalau kau benar-benar mencobanya.)”

Pada teorinya, kalau mereka bisa menghancurkan dua pertiga dari roda logam itu, Object itu akan kehilangan keseimbangannya. Namun, seorang manusia seperti mereka tidak akan bisa melakukan itu.

“(Kita bisa melelehkan zirahnya dengan serangan nuklir, tapi sayangnya kita tidak punya itu.)”

“(Bahkan dengan Generasi 0.5, menyerangnya secara langsung sama saja dengan bunuh diri. Kita harus mencari celah kelemahannya. Oh...?)”

Jari Quenser tiba-tiba saja berhenti pada sesuatu di keyboard-nya.

Layarnya menampilkan para pekerja yang memasang sebuah perangkat yang langsung menyalakan reaktor Object dengan suplai tenaga dari luar. Ini adalah teknik baru yang bahkan militer tidak diketahui Kerajaan Legitimasi, tapi Object mereka bisa bergerak setiap saat, jadi ini tidak berguna bagi mereka.

“(Ini dia. Dengan cara inilah pemimpin Oseania yang bodoh itu mampu membunuh para pekerjanya.)”

“(Hei, kalau tenaga utamanya adalah untuk menyalakan rektor dengan baterai luar, sepertinya reaktornya juga menghasilkan tenaga yang berlebih. Sebuah perangkat untuk menangkap energi itu sebagai tenaga listrik juga sudah dipasang.)”

“(Mungkin itu juga akan gagal. Meningkatkan energi putarannya memang bisa, tapi jika terlalu kuat akan sulit untuk dikontrol.)”

“(Artinya?)”

“(Artinya, kalau ada tenaga dalam jumlah besar dikirimkan ke dalam reaktornya lewat stopkontaknya, maka reaktornya akan berhenti bekerja.)”

Saat dia berbicara, Quenser beralih dari komputer itu. Dia melihat ke bawah dari lantai dua dan ia melihat kontainer yang ternyata adalah sebuah kapasitor raksasa.

Tiba-tiba, dinding yang ada di sebelahnya meledak oleh sebuah garis api.

Sepertinya itu berasal dari coilgun milik Generasi 0.5.

Lubang yang dibuat itu bergerak dari kanan ke kiri menuju Quenser dan Heivia. Sudut penembakannya cukup unik. Object itu pasti telah memutari gedung ini sebagai bagian dari latihannya.

“Merunduk Quenser!!”

“Kau bodoh, kita akan terkena reruntuhannya! Lompat!!”

Mereka berdua lompat dari teralis besi itu dan turun ke lantai pertama. Di saat yang begitu cepat, dinding di lantai dua hancur dalam garis horizontal. Bunga api dari komputer besar itu muncul dan meledakkannya.

“Sial! Aku rasa kita tidak bisa mencari apa-apa lagi!”

“Kita hanya bisa mencoba untuk mencari tahu. Ayo kita pergi ke kapasitor itu dan lari!!”

Namun, mereka tidak memiliki waktu untuk melakukannya.

Dengan semua dinding yang hancur di lantai dua, fasilitas perawatan ini mulai miring. Namun, Generasi 0.5 masih sangat haus akan darah sehingga dia mulai menembaki gedung ini lagi.

Railgun, meriam laser, coilgun, dan meriam cahaya ditembakan secara beruntun.

Semua tipe senjata itu mengubah fasilitas raksasa ini menjadi seperti keju swiss dalam waktu singkat. Quenser dan Heivia tidak lagi bisa bergerak.

Jika mereka mengangkat kepala mereka, mungkin mereka bisa terkena selongsong raksasa itu dan terbunuh.

Beruntungnya, mereka tidak terkena ledakan.

Namun, mereka mendengar suara retakan.

Dindingnya telah hancur dan atapnya tak lagi bisa menahan beratnya. Atap-atapnya runtuh, dan menghancurkan apa yang masih tersisa di dinding. Itu jatuh lurus ke bawah untuk menghantam Quenser dan Heivia yang ada di dalam.

“Kau pasti bercanda!!”

Mereka tidak memiliki waktu untuk menghindar.

Dengan suara erangan, Quenser kehilangan kesadarannya dan terbang beberapa meter dari situ.

Bagian 14[edit]

Quenser pikir jantungnya sudah berhenti, tapi sepertinya tidak.

“(Brengsek. Hei, Quenser! Bangun!!)”

“(Apa? Kita tidak remuk?)

“(Atapnya ditopang oleh pilar-pilar seperti yang ada di dalam gym dan kita berhasil sampai di salah satu celahnya.)”

Atapnya yang telah hancur itu membuat sebuah celah yang membuat mereka bisa merangkak keluar.

Namun, mereka tidak cukup bodoh untuk keluar tanpa berpikir.

Sampai pada akhirnya, sang Elite Generasi 0.5 berpikir bahwa Quenser dan Heivia sudah mati. Saat dia berpikir seperti itu, mereka masih memiliki kesempatan untuk membalas. Sekarang adalah kesempatan mereka untuk serangan balik.

“(Tapi apa yang akan kita lakukan? Kalau dia pikir kita sudah mati, itu bagus. Tapi dia akan menyerang desa-desa itu sebentar lagi!!)”

“(Kau sendiri sudah lihat kekuatannya, ‘kan. Kita tidak bisa melawannya secara langsung. Satu-satunya cara untuk menang adalah dengan menghancurkan reaktornya lewat stopkontak itu.)”

“(Apa kau tidak menyadari kekuatannya!? Kita tidak akan memiliki cukup waktu untuk meraih stopkontaknya dan jangan pikir kita bekerja seperti seorang teknisi mobil listrik!! Bagaimana cara kita mendekat!?)”

“(Yang kita harus lakukan hanyalah mendapatkan suplai listriknya tanpa mendekatinya. Ke sini.)”

Quenser menempelkan kepalanya ke atap yang telah hancur itu.

Dia bisa melihat Object raksasa itu di malam hari. Ke-70 senjatanya membuat beberapa pergerakan tapi sepertinya tidak berniat untuk mencari mereka.

“(Apa dia masih ingin latihan sedikit lagi sebelum dia menyerang desa-desa? Sial.)”

“(Mungkin saja reaktornya bermasalah sedikit karena baru pertama kali dinyalakan selama dua tahun. Ke sini.)”

“(Hei, kau tidak memberitahuku rencananya bagaimana!)”

Quenser memanjat atap yang telah runtuh itu dan merangkak. Dia ingin bergerak lebih cepat, tapi dia tidak boleh mengeluarkan banyak suara. Jika Object itu menyadari keberadaan mereka, semuanya akan tamat.

Untungnya, kamera adalah satu-satunya sensor yang dimiliki oleh Object. Kualitas pendengarannya sangat buruk. Walau jumlah kamera yang dimiliki oleh Object itu sedikit menjadi masalah, paling tidak mereka bisa bersembunyi dibalik gelapnya malam.

Quenser sampai pada bagian yang ingin dia incar.

Di situ, ada sebuah kontainer besar yang adalah sebuah kapasitor yang berjejer. Sebagian besar dari mereka hancur karena runtuhan atap, tapi masih ada yang bisa berfungsi.

Heivia merangkak segera setelahnya dan berbisik pada Quenser.

“(Apa kau serius untuk menarik kabel ke Generasi 0.5? Kau akanmati!!)”

“(Bukan itu rencanaku. Hei, apa di sana masih ada air? Mungkin tangki penyimpanan air atau hidran bisa berfungsi. Aku hanya butuh membuat kolam di tanah!!)

“(Apa yang kau pikir— Tunggu, maksudmu...!?)”

“(Benar sekali. Ujung dari kabel yang terhubung itu masih terseret di tanah. Jika kita bisa membuat sebuah kolam berisi air dan mengalirinya dengan listrik, itu akan mengalir ke dalam kabel dan masuk ke dalam reaktor Generasi 0.5!!)”

Tiba-tiba saja, mereka mendengar suara yang berasal dari meriam utama Generasi 0.5.

“Dia menyadari kita!!”

“Quenser, sebelah sana!! Di sana ada tangki penyimpanan air!!”

Mungkin dia sangat ingin menghabisi mereka berdua karena Generasi 0.5 berputar sebentar.

Sementara itu, Quenser menancapkan pemicu elektriknya ke dalam Hand Axe dan melemparnya sekeras mungkin ke arah yang ditunjuk oleh Heivia.

Sebuah tangki air berada di arah itu. Tidak diarahkan ke arah atapnya tapi dilempar ke ujung paling tinggi menara itu.

Saat bom itu baru akan menyentuh tangkinya, Quenser mengirimkan sinyal peledakan.

Dengan suara yang besar, tangki itu hancur dan menara logam itu runtuh.

Namun...

“Itu kosong!! Apa ini juga bagian dari markas umpan!?”

“!!”

Sementara itu, Generasi 0.5 sudah selesai berbalik arah.

Dengan suara retakan logam, coilgunnya sudah selesai membidik.

Mereka tamat.

Di saat yang sama, menara logam itu menghantam tanah. Menara itu hanyalah dibuat untuk menipu satelit, tapi hantamannya ke tanah menusuk bumi cukup dalam. Debu beterbangan di udara dan di atas kepala Quenser dan Heivia.

Namun, itu belum semua.

Itu telah menghancurkan pipa air bawah tanah. Sebuah tiang air erupsi keluar dari tanah. Itu bukan pipa air biasa. Air yang muncrat itu membuat sebuah pilar setinggi beberapa meter di atas dan menghujani seluruh area.

(Apa itu aliran air pipa industri? Apa mereka menggunakan air untuk bagian dari Object juga?)

Tentu saja, Quenser tidak peduli apa yang mereka gunakan saat ini.

Air yang sangat banyak menghujani tanah, menghubungkan kabel yang menggantung dari tubuh Generasi 0.5 dengan kapasitor raksasa yang berada di dalam gedung yang runtuh itu.

“Laaaarrrriiiii!!” teriak Quenser saat dia berbalik dari Object dan lari.

Heivia mengikutinya dari belakang.

Mereka tidak lari dari coilgun milik Generasi 0.5.

Itu bukanlah sesuatu yang bisa mereka hindari dengan langkah kaki.

Mereka lari dari air yang membuat sebuah kolam di situ.

Dan sebuah arus tercipta di antara bangunan yang runtuh itu dengan Generasi 0.5.

Segera setelah itu, mereka mendengar sebuah suara ledakan.

Pertama, Quenser pikir tanah telah meledak dengan cahaya yang sangat luar basa.

Namun, bukan itu yang terjadi. Energi listrik dalam jumlah besar yang ditampung di dalam kapasitor menyebar di kolam air itu. Dengan cepat, aliran listrik bergerak sejauh 200 meter di tanah dan menuju Generasi 0.5.

Targetnya adalah sebuah kabel yang menggantung di atas tanah. Dua puluh atau tiga puluh persen dari voltasenya masuk ke dalam Object dan memaksa pemancar laser untuk memanaskan reaktornya.

Tubuh utama dan reaktornya sepertinya menyatu di dalam.

Namun, Quenser tidak memiliki waktu untuk melihat.

Heivia menyandungnya di bawah dan menutup mata Quenser dengan tangannya.

“Kau bodoh!! Kau akan buta!!”

Sebelum Quenser mengerti apa yang dimaksudkan oleh Heivia, dia mendengar suar ledakan yang luar biasa.

Di saat yang sama, sebuah cahaya yang sangat terang menghantam retinanya walau Heivia sudah menutup matanya. Pandangannya menjadi sangat putih dan kesadarannya perlahan memudar. Rasa sakit yang luar biasa menusuk tubuhnya. Dia kemudian merasa akan muntah. Dia tidak tahu dimana lukanya itu, tapi yang jelas dia berdarah.

Dia tidak tahu kapan penglihatannya akan pulih.

Mungkin dia kehilangan kesadarannya untuk beberapa saat.

Dia sendiri juga tidak yakin.

“Quenser! Buka matamu, Quenser!”

Saat Heivia menggoyangkan tubuhnya, Quenser membuka matanya.

Dia melihat wajah Heivia yang kabur.

“Generasi 0.5? Apa yang terjadi padanya...?”

“Lihat sendiri, kata Heivia saat dia menunjukkannya dengan pipinya.

Quenser melihat bahwa Object milik militer Oseania itu hancur dari dalam. Tubuh bolanya terlipat seperti bunga yang mekar, dan ke-70 senjatanya tersebar di tanah. Karena ledakan dari dalam reaktornya, kolam air tadi kemudian menghilang. Semua airnya menguap. Erupsi air itu juga sudah berhenti. Mungkin karena pipa industri itu meleleh dan menutup kembali.

Tidak ada pertanyaan bodoh tentang bagaimana kabar dari pilot Object itu.

Bahkan kalau dia menggunakan peralatan untuk melarikan diri, dia mungkin sudah terpanggang di udara saat dia jatuh dengan parasut.

“Selesai.”

“Yah. Ini sudah bukan lagi masalah satu atau dua Object. Perang di Oseania sekarang sudah selesai.”

Dua orang itu duduk dengan pandangan kosong tapi mereka bisa berdiri lagi.

Lalu, bukan satu orang saja, dua orang itu berkata, “Sekarang, apa yang akan kita lakukan dengan Konselor brengsek itu?”