Haken no Kouki Altina (Indonesia): Jilid 1 Bab 3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Pada hari dimana Altina menyatakan ia bertujuan untuk menjadi kaisar, situasi berubah tak terduga.


Departemen administrasi militer telah mengeluarkan perintah untuk pengarsipan yang benar dan penyerahan dokumen.


Regis memikirkan hal ini sebagai masalah serius yang dapat membahayakan eksistensi resimen. Tapi si pelaku Jerome tidak terganggu sama sekali.


"Hmmph ... Mengeluh tentang hal-hal sepele seperti kesalahan dokumentasi, mengapa mereka tidak datang dan menjaga benteng ini sendiri? Mungkin tidak ada orang-orang yang ingin datang ke utara."


"Tidak mungkin bagiku untuk memberikan balasan yang terkesan mengejek seperti itu..."


"Jika kau tidak suka, kalau begitu lakukan sesuatu tentang hal itu sendiri."


"Hah ..."


Masalah itu dilimpahkan pada Regis.


Altina tampak khawatir.


"Ketika aku tiba di sini tiga bulan lalu, aku tahu bahwa hal ini tidak bisa terus berlanjut begini. Aku telah melakukan semua yang aku bisa."


"Tapi bukankah situasi masih seburuk..."


"Ara, bukankah aku membawamu kesini? Lagi pula aku meminta pada departemen SDM (Sumber Daya Manusia) militer untuk memindahkanmu kesini."


"Aku mengerti sekarang. Departemen SDM tidak mau memberitahuku ketika aku bertanya kepada mereka tentang tempat dimana aku akan dipindahkan, sekarang aku tahu sebabnya."


Regis pasti akan gelisah dan cemas jika dia tahu bahwa dia adalah satu-satunya perwira admin.


Altina bertanya dengan cemas:


"Apa aku menyusahkanmu?"


"Tidak, dibuang seperti ini sudah menjadi kepastian bagiku, ada garis depan peperangan yang lebih keras di luar sana. Tinggal di sini tidak terlalu buruk ... Meskipun menjadi satu-satunya perwira admin adalah masalah berat."


"Aku pikir, terlalu berat bagimu untuk menangani tugas administrasi sendirian."


"Mau gimana lagi coba? Yah, kita tidak bisa hanya mengabaikan semua masalah ini, aku akan mencobanya."


Dengan begitu, Regis mulai menyelesaikan pekerjaan administrasi.


Dia ingin menjadi berguna jika Altina berhasrat menjadi kaisar. Regis juga memiliki aspirasi untuk mengubah kekaisaran.


Tetapi kenyataannya adalah berat dan dingin seperti salju yang menumpuk di atap. Jika Regis tidak berhati-hati, dia akan terkena dampaknya.


Pekerjaan itu menunggunya untuk perlahan-lahan diselesaikan.


Terkubur dalam tumpukan dokumen setiap hari, Regis tidak menyadari Altina sudah membuat resolusinya.


Satu minggu kemudian, di pagi hari —


Regis merasa ruangan itu terlalu besar ketika dia melihatnya untuk pertama kali, dan dia pun merasa gelisah, curiga bahwa ada sesuatu yang salah. Tapi ruangan itu sekarang penuh kertas, tanpa meninggalkan ruang baginya untuk berjalan.


Bahkan meja yang sebelumnya terasa lapang, kini terasa begitu sempit karena tumpukan kertas di atasnya.


Regis membaca laporan di tangannya.


"... Aku mengerti. Jadi itu alasannya."


Masih ada bagian-bagian yang bermasalah, tapi Regis mulai mengerti.


Dia hampir selesai memeriksa dokumen-dokumen.


Cahaya lilin berkedip-kedip, bayangan dari objek yang diteranginya menari-nari di dinding.


Meskipun lampu minyak adalah penerangan yang umum di kekaisaran, sulit untuk membawanya karena berupa cairan. Jadi lilin lebih sering digunakan di dekat perbatasan.


Regis meraih dokumen berikutnya.


Pada saat itu ada suara ketukan lembut di pintu.


"Hmm? Ah, siapa itu? Pintu tidak dikunci ..."


"Selamat pagi Tuan Regis."


Seorang wanita dengan rambut hitam masuk. Kulitnya cokelat seolah-olah terbakar matahari dan matanya hitam. Dia memakai pakaian pelayan hitam, dan usianya sedikit lebih tua dari Regis.


Dia membungkuk dengan sopan dan memasuki ruangan.


Regis menyapanya.


"Ah Nona Elin. Kau datang lebih pagi hari ini."


"Mereka mendirikan sebuah pasar di jalanan pagi ini, jadi aku berencana untuk mampir dan menyapa. Aku khawatir jika Tuan Regis masih tertidur, tapi kau ternyata sudah bangun."


"Tidak ... Bukan begitu ..."


Dia telah tidur siang singkat, tapi pada dasarnya dia begadang sepanjang malam. Begitulah dia menghabiskan seluruh waktunya seminggu ini.


Elin adalah pelayan yang bekerja di rumah Jerome.


Setelah semua perwira admin diusir dari benteng, bendahrawan keluarga Margrave telah diperintahkan untuk menangani dokumen resimen.


Elin berasal dari luar negeri, tapi dia bergairah tentang belajar dan memahami bahasa Belgaria setelah tiba di kediaman Margrave, sekarang dia bisa membaca dan menulis dalam bahasa Belgaria.


Ada satu orang lagi —


Seorang pemuda berpakaian seperti seorang pelayan masuk. Dia memiliki mata hitam dan kulit coklat seperti Elin.


Dia membawa sebuah peti kayu besar di tangannya.


"Hei, aku membawanya masuk."


Dia melemparkannya ke atas tempat tidur dengan santai dan membersihkan serpihan kayu dari pakaiannya.


Elin menjitak kepala pemuda dengan buku-buku jarinya.

Haken no Kouki Altina - Volume 01 - NCP7.JPG

"Hei Gösta! Dimana sopan santunmu!"


"Sakit~ ... Jangan memukulku kak... Lagi pula ini adalah tugas tentara kan? Mengapa kita harus membantu?! Orang ini juga rakyat biasa, dan hanya perwira admin tingkat kelima, bukan masalah besar jika – sakit oy~!? "


Dia dipukul lagi.


"Apa yang kau katakan, jika kau memperlakukan orang lain tidak sopan, apakah Master Jerome akan dicurigai!? - Aku minta maaf Tuan Regis, tolong jangan marah. Adikku adalah pelayan baru.."


"Aku tidak mempermasalahkannya ..."


"Kak, aku sudah 16 tahun! Aku juga asisten bendahrawan! Aku bukan pelayan baru— "


"Kau diamlah!"


Gösta yang berpakaian seperti seorang pelayan adalah adik laki-laki dari si pelayan Elin, yang saat ini merupakan asisten bendahara keluarga Margrave.


Karena pekerjaan bendahara terlibat dalam segala macam urusan, ia jarang memiliki kesempatan untuk meninggalkan rumah. Dan menjadi penghubung antara bendahara keluarga Margrave dengan Regis adalah salah satu tugas Gösta. Tapi Regis masih tidak tahu mengapa Elin selalu ikut bersamanya.


Regis membaca dokumen yang dibawa oleh Gösta.


"Gösta benar ... Aku bukan majikan Nona Elin atau tamu." Regis berkata sambil mengecek jumlah dokumen.


"Tolong jangan berkata seperti itu. Pekerjaanmu sebagai seorang prajurit adalah kehormatan besar. Bukankah kau melindungi kami?"


"Kak, orang ini adalah seorang perwira admin jadi ia tidak pernah dikerahkan di medan perang."


"Hentikan itu, dasar!"


"Haha ... Itu benar. Sebagai seorang prajurit, aku tidak terampil dalam berpedang dan memegang tombak."


Regis buruk dalam menyikapi pujian.


Tapi Elin menatapnya dengan mata yang penuh gairah.


"Kau terlalu merendah, Tuan Regis ... Aku pikir orang cerdas sepertimu sungguh luar biasa."


Ini adalah sebuah era yang memerlukan kekuatan fisik untuk bertahan hidup. Kebanyakan wanita menilai pria berdasarkan otot-otot mereka, jadi apakah Elin sedikit berbeda? Atau apakah memuji orang lain adalah bagian dari pekerjaannya?


Mungkin yang terakhir ada benarnya — Pikir Regis.


Salah paham karena beberapa kata pujian terlalu memalukan. Fokus pada pekerjaan dan jangan memikirkan hal-hal yang tidak perlu, pikir Regis sambil mengatur dokumen.


"Oke ~ ... tidak ada masalah dengan jumlah halaman. Aku akan memverifikasi isinya nanti, terima kasih. Korespondensi mengenai perbaikan format untuk dokumen yang akan datang ada di sini. Aku telah melampirkannya dalam surat ini, tolong berikan surat ini pada Tuan Mc Clane."


"Baik."


Elin menerima surat itu dengan sopan. Gösta yang mengeluh bahwa itu merepotkan, lagi-lagi dipukul oleh Elin.


Tidak mungkin bagi Regis menyelesaikan semua pekerjaan administrasi untuk resimen seorang diri, sehingga keluarga Margrave tetap membantu mengurus dokumen tersebut. Bendaharawan Mc Clane adalah seorang veteran di bidang perpajakan dan dokumentasi perdagangan. Tidak ada kesalahan pada bagian-bagian itu, dan itu merupakan bantuan besar.


Laporan aksi militer dan bentuk permintaan pasokan memiliki format yang unik khas dokumen militer, sehingga Mc Clane kesulitan menanganinya, dan dia pun ditegur oleh departemen administrasi militer...


Regis memeriksa dokumen-dokumen tersebut sebelum penyerahan dan memperbaiki semua kesalahan dan menangani bagian yang sulit. Setelah berusaha keras, mereka akhirnya dapat menyelesaikan sebagian besar dokumen dengan benar.


"Aku ingin Tuan Mc Clane menangani dokumen-dokumen ini untuk minggu ini. Angka-angka dan hal-hal yang akan ditulis agak banyak."


Regis menempatkan dokumen-dokumen yang akan dia berikan pada Mc Clane ke dalam peti.


"Sebanyak ini? Ini sungguh menyusahkan. Tuan Mc Clane memiliki pekerjaan yang harus dilakukan di rumah juga!?"


"Aku benar-benar berterima kasih. Ini demi Sir Jerome, jadi tolong bantu aku."


"Hmmp! Tidak perlu bagimu untuk mengatakan itu!"


Gösta mengangkat peti saat ia berbicara.


Peti penuh dengan kertas seharusnya sangat berat, tapi Gösta memiliki kekuatan yang tidak proporsional dengan tubuh kurusnya. Pelayan seperti dirinya memang hebat.


Regis memadamkan lilin di mejanya, berjalan dengan hati-hati ke pintu, dan dia pun membukanya. Regis berhati-hati agar jangan sampai menyenggol gunungan kertas di tempat tidurnya.


"... Aku akan mengantar kalian sampai ke kereta kuda. Lagi pula aku memiliki beberapa tugas yang harus kukerjakan di luar."


Gösta tidak menjawab, tapi Elin tersenyum cerah.


"Terima kasih Tuan Regis."


"Aku merasa tidak enak karena mengantarmu adalah satu-satunya hal yang dapat aku lakukan untukmu."


Regis berencana untuk minum kopi di ruang makan.


Kopi adalah minuman umum seperti anggur dan bir, bahkan rakyat jelata bisa membelinya.


Terus terang, dia lebih membutuhkan tidur daripada kopi — Tapi dia harus menyelesaikan beberapa dokumen hari ini untuk memenuhi tenggat waktu, jadi mau bagaimana lagi.


Karena kurir datang secara periodik yang mengirim surat dan dokumen ke ibukota kekaisaran hanya datang sekali dalam dua minggu.


Ia memasuki koridor.


Koridor itu gelap.


Tidak banyak sinar matahari masuk melalui jendela saat ini.


Dinding-dinding batu gelap gulita. Di rumah-rumah bangsawan di ibukota, biasanya terdapat lilin di dinding ...


Regis sudah terbiasa dengan kegelapan ini, dan dia berjalan di sepanjang lorong dengan satu tangan meraba dinding.


Langkah kaki mereka bergema di sepanjang koridor.


"... Apakah kereta kuda diparkir di dekat gerbang selatan?"


"Ya. Akan membutuhkan beberapa upaya untuk mendapatkan izin membuka gerbang utama."


"Betul juga."


Gerbang utama yang mengontrol masuk dan keluarnya tentara membutuhkan banyak orang untuk membuka atau menutupnya. Gerbang selatan di belakang benteng hanya membutuhkan dua penjaga yang bertugas untuk membukanya.


Gerbang selatan cukup besar untuk dilewati kereta kuda, tapi itu lebih dekat jika kau ingin pergi ke kota.


Rumah Jerome terletak di Tuonvell.


Arus orang, barang dan informasi berpusat di sekitar jalan-jalan kota. Tidak mudah untuk mengelola wilayah dari dalam benteng.


Regis dan yang lainnya bertemu pelayan lain ketika mereka keluar dari menara pusat, dan mereka berjalan menuju kereta kuda yang diparkir di halaman belakang.


Pelayan itu memiliki rambut cokelat dan mata hazel, mengenakan pakian pelayan berwarna merah.


Dia sedang mendorong sebuah gerobak penuh dengan karung dari ruang penyimpanan makanan.


Pelayan ini adalah Clarisse.


"..."


Dia membungkuk tanpa ekspresi. Seperti biasa, dia tidak tersenyum atau berbicara banyak ketika ada orang lain di sekitar.


Gösta menegakkan punggungnya sambil memeluk peti.


"Ah!? Nona nona, Nona Clarisse!? Bagaimana bagaimana, bagaimana kabarmu! Pagi yang indah!"


"... Selamat pagi."


"Cu, cuaca sangat bagus hari ini!"


Regis dan Elin yang berada di samping, mengangkat kepala mereka. Langit timur mulai terang, tapi itu agak mendung.


Clarisse hanya menjawab "Ya". Dia tidak mengatakan apa-apa lagi.


Regis bertanya pada Elin dengan lembut.


"... Aku pikir Gösta bertingkah aneh?"


"... Aha, adikku menyukai Nona Clarisse."


"... Eh?"


Meskipun Clarisse adalah seorang pelayan, dia adalah pelayan pribadi tuan putri, sehingga dia memiliki aura di sekelilingnya yang berbeda dari pelayan lainnya. Clarisse juga cantik, rambut dan kulitnya yang indah benar-benar menarik.


Selain itu, dia memiliki payudara seksi yang terlihat jelas, bahkan saat dia memakai celemek.


Tapi dia seperti boneka ketika menghadap Gösta, dan dia tidak mengubah ekspresinya sama sekali. Balasannya hanya berupa "ya" dan "begitu kah".


Perempuan yang cantik tapi memiliki sikap buruk dianggap jelek di era ini. Dibutuhkan waktu, tetapi orang lain akan membencinya seperti mereka membenci kuda liar.


Elin mendesah.


"... Adikku memiliki selera yang unik, dasar orang yang aneh. Ini membuatku khawatir."


"... Yah, ada kecenderungan bahwa selerea mencerminkan kepribadian seseorang."


"Untuk calon suamiku, aku lebih memilih seseorang yang intelektual dan lembut, memiliki pendapatan yang stabil dan tidak memliki pekerjaan yang akan mempertaruhkan nyawanya dalam pertempuran."


"Ugh, aku mengerti ... Memiliki pendapatan yang stabil dan tidak dalam bahaya kematian adalah hal yang baik."


Regis mengangguk.


Elin menatap Regis, mata tak tergoyahkannya penuh dengan gairah.


— Ada apa dengan dia?


Clarisse dengan hormat menundukkan kepalanya.


"Aku masih memiliki tugas yang harus dilakukan, permisi."


"Ah, ahah benar! Maaf telah mengulur-ulur waktumu!"


"..."


Sangat disesalkan, tapi hampir tidak ada kesempatan bagi Clarisse untuk menunjukkan rasa hormatnya karena buruknya kepribadian Gösta.


Setelah menghetikan percakapannya dengan Gösta, Clarisse memandang Regis dengan senyum cerah. Dia tampak seperti orang yang berbeda. Perubahan tiba-tiba dalam kepribadiannya membuat orang lain ragu apakah dia dirasuki oleh peri.


"Selamat pagi Tuan Regis."


"Eh? Ah, pagi."


"Apa kau berencana untuk pergi keluar nanti?"


"Tidak ... Aku hanya mengantar mereka. Aku masih memiliki beberapa dokumen yang harus segera dikerjakan."


"Aku mengerti. Dapatkah aku menyeduh kopi di ruang makan untukmu?"


"Eh? Yah, sebenarnya aku yang seharusnya memintamu..."


Regis kebingungan, dia tidak tahu bagaimana menangani Clarisse yang aneh.


"Hmm fu fu, kau datang pada waktu yang tepat. Kami baru saja menerima biji kopi segar pagi ini. Izinkan aku untuk menyeduh kopi lezat untukmu."


Clarisse menunjuk karung di gerobaknya.


Regis senang bahwa Clarisse bersedia untuk menyeduh kopi untuk dia ...


Tapi tatapan Gösta menusuk padanya. Bahkan Elin cemberut dengan ekspresi menakutkan.


Regis mengerutkan kening dan bertanya pada Clarisse dengan suara rendah:


"... Apa kau melakukan lelucon padaku?"


"Apa yang kau bicarakan?"


Senyum cerah Clarisse tidak berubah, seperti topeng.


Gösta mengeratkan giginya denga keras. Tangannya yang memegang dokumen gemetar, peti yang dipegangnya berderit.


Dia pasti tidak senang.


Regis mengeluarkan keringat dingin.


"... Clarisse, tolong jangan memperburuk lingkungan kerjaku."


"Ara? Aku tidak mengerti apa yang kau maksudkan Tuan Regis?"


"Kau pasti melakukan ini dengan sengaja."


"Hufufufu ..."


Pada akhirnya, Gösta berlari menuju kereta setelah berteriak "Jangan berpikir bahwa kau telah menang!". Elin tersenyum sambil mengucapkan selamat tinggal pada Regis, tapi matanya sama sekali tidak menunjukkan kebahagiaan.


Kereta kuda melaju dari gerbang selatan.


Regis mengantar mereka keluar dari benteng seperti yang dijanjikan.


"Hah ... Clarisse, jangan bercanda seperti itu. Tanpa bantuan mereka, pekerjaan dalam mengolah dokumen akan tertunda."


"Bukankah kau terpesona oleh Nona Elin?"


"Hmm? Apa maksudmu? Gösta benar-benar menyukai ... yah, bukan bagianku untuk mengatakan itu."


"... Elin terus melirik padamu."


"Huh?"


"Tidak, tidak ada apa-apa. Tuan Regis, kopi saja tidak akan cukup mengisi perutmu. Mereka mengirimkan ham dan keju juga. Apakah kau ingin ham dan keju untuk sarapan?"


"Oh, aku benar-benar berterima kasih."


"Kau memang mau makan."


"Ya."


"Aku akan perlu untuk melakukan tiga kali perjalanan antara gudang makanan dan ruang makan♪"


"Aku tahu akan menjadi seperti ini ... Dasar."


Setelah itu, Regis dan Clarisse mengangkut bahan makanan untuk beberapa orang.


Di kediaman bangsawan, ada banyak pelayan melakukan pekerjaan untuk tuan mereka.


Mereka membuat sarapan sebelum fajar, membersihkan rumah, mencuci dan menyiapkan makan malam.


Tapi tugas di benteng ditangani oleh tentara, jadi hanya ada beberapa pelayan di sini.


Di antara mereka, Clarisse adalah pelayan tuan putri, jadi dia memiliki lebih banyak kebebasan untuk bergerak.


Ketika pelayan lainnya sedang menyiapkan sarapan untuk pasukan, dia sedang mempersiapkan ham untuk Regis dan mengatur potongan keju.


Regis duduk di sudut ruang makan perwira dan memakan sarapannya yang lebih pagi.


"... Apakah aku merepotkan?"


"Ara, mengapa kau mengatakan itu Tuan Regis?"


"Karena ini adalah ruang makan perwira... dan aku adalah seorang perwira non komisi."


"Sudah terlambat untuk itu. Bukankah kau sudah menggunakan tempat ini beberapa kali. Baik putri maupun Margrave tidak mengeluh tentang hal ini. Itu berarti tidak ada yang melarangmu makan di sini."


"Itu bagus ... Tapi meskipun demikian, apakah kau tidak memiliki pekerjaan lain untuk dilakukan Nona Clarisse?"


Regis merasa menyesal sekaligus bersyukur terhadap Clarisse yang mempersiapkan sarapan untuknya selama pagi yang sibuk.


"Pekerjaanku yang sesungguhnya adalah mengurus tuan putri. Jadi aku hanya membantu ketika aku melakukan tugas-tugas lainnya."


Sebagai pelayan pribadi seorang putri, dia lebih mirip sebagai asisten pribadi daripada pelayan.


Regis menarik simpatinya.


Dia membuat tanda salib di bahunya dan meraih keju.


"... Ada kesulitan ketika kau berada dalam posisi seperti itu juga."


"Sangat mengejutkan."Dasar wanita jalang, benar-benar posisi yang menguntungkan disertai begitu banyak kesejahteraan.’' Kau tidak mengejekku sambil berpikir seperti itu?"


"Aku tidak pernah memikirkan hal sejahat itu padamu!? Yah ... kebanyakan orang akan berpikir seperti itu. Itulah mengapa sulit untuk berada di posisi yang menguntungkan. Rasa iri dari orang lain memang mengerikan."


"..."


Clarisse menatapnya.


Wajahnya ditatap sepanjang pagi. Apakah ada tinta di wajahnya?


Regis menunduk dan melihat makanan yang dipegangnya.


"Hmm? Kau ingin makan keju ini?"


"Aku akan memakannya kalau begitu."


Clarisse mengambil keju dari Regis, mencuil sepotong kecil dan memasukkannya ke dalam mulutnya.


Masih banyak keju yang tersisa di piring.


Benar-benar hal yang aneh untuk dilakukan, pikir Regis saat ia mengambil makanan lainnya.


Baik ham dan keju adalah makanan olahan yang dimaksudkan untuk penyimpanan jangka panjang, tapi olahan baru pasti lebih lezat.


Kopi ini terasa lebih enak daripada yang diperkirakannya.


Clarisse bertanya:


"Tuan Regis, apakah itu terlintas dalam pikiranmu?"


"Hmm? Tentang apa?"


Hal yang ia pikirkan seketika adalah tentang Altina.


Apa yang bisa ia lakukan untuk membantunya menjadi kaisar?


Dia telah mengatakan pada Regis, yaitu orang yang tidak memiliki kepercayaan diri untuk menjadi ahli strategi "Jika kau tidak mempercayai dirimu sendiri, maka akulah yang akan mempercayaimu". Dia tidak berencana untuk menjadi seorang ahli strategi karena kata-kata ini...


Tapi dia masih memikirkan apa yang dia bisa lakukan untuk Altina.


"Yah, hanya berpikir tentang hal itu akan sia-sia, aku sendiri tidak benar-benar memahaminya ..."


"Apa kau berencana untuk bertindak?"


"Itu ... Aku tidak berencana untuk mengakhirinya hanya sebagai kata-kata dalam mimpi."


"Aku memahami bahwa kau tidak memiliki kepercayaan diri, tapi aku tidak berpikir kau akan melakukan sesuatu yang begitu sepele, seperti kata-kata yang diucapkan dalam mimpi."


"Tidak, itu adalah hal yang luar biasa, kan? Hal ini dapat mengubah sejarah."


"Apakah itu begitu luar biasa?"


"Pasti. Ini cukup luar biasa untuk mengejutkan seluruh bangsa dan akan dicatat dalam ribuan buku."


"Jadi itu adalah sesuatu yang menakjubkan."


"Ya, aku pikir itu memang luar biasa."


"Upacara pernikahannya Tuan Regis..."


"Itu benar, pernikahan... Huh?!"


Regis menegakkan punggungnya tanpa sadar.


Clarisse menyipitkan matanya.


"Aku hanya bertanya ‘apakah itu terlintas dalam pikiranmu', jadi apa yang kau bicarakan?"


"Oh... sial..."


Dia ceroboh karena Clarisse adalah orang yang dipercaya oleh Altina.


Dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, dia harus menjaga dirinya sendiri.


"Apakah kau tidak berencana untuk menikah, Tuan Regis?"


"Itu ... aku ... bagaimana mungkin aku bisa menikah."


"Kau adalah orang dewasa ketika kau berusia 15 di kekaisaran. Bukankah kebanyakan orang menikah sebelum usia mereka mencapai 20?"


"Memang, kakak perempuanku menikah di usia 19 ... Ah, aku akan berumur 19 sebentar lagi ... Ini menyusahkan."


"Kau memiliki kakak perempuan?"


"Ya, dia menikah tiga tahun lalu, aku tinggal di kota Luen. Sepertinya dia memiliki dua anak sekarang."


"Sepertinya?"


"Aku belum pernah melihat keponakanku. Kakakku hamil tak lama setelah menikah, dan bepergian jarak jauh sembari membawa anak kecil adalah hal yang berbahaya. Aku bisa pergi ke rumahnya ... Tapi aku bekerja sebagai staf seorang bangsawan waktu itu. Tidak mungkin untukku mengajukan perpanjangan cuti selama magang."


"Para aristokrat sering bepergian bersama pelayan mereka. Aku pikir kau masih akan memiliki kesempatan untuk bertemu mereka bahkan saat penugasanmu. Kota Luen dan ibukota kekaisaran tidak terpisah jauh."


"Ah, itu karena ... Marquis Tennesse cukup tua, sehingga ia hanya berpergian jika diperlukan."


"Aku mengerti."


"Tapi kami saling berkirim surat. Ah, aku berjanji bahwa aku akan mengirim surat ketika aku mencapai benteng ... ini buruk."


"Kau belum mengerimkan surat padanya? Sudah hampir sebulan sejak kau datang ke sini, Tuan Regis..."


"Ini, sudah sekitar setengah bulan ... Aku akan mengirimkan surat hari ini."


"Itu bagus. Orang seperti apa kakak perempuan Tuan Regis?"


Regis mengambil napas dan teringat masa lalunya.


Kakak Regis disebut sebagai seorang wanita lembut dan dewasa ketika dia tenang. Tapi di mata adiknya, dia hanya tenang ketika dia tidur.


"Yah, aku pikir dia adalah tipe orang yang akan mengambil inisiatif sendiri. Tiga tahun yang lalu, aku dan kakakku masih tinggal di dekat ibukota kekaisaran."


"Ya, ketika Tuan Regis masih seorang kadet[1]."


"Ya, kakakku bekerja sebagai pelayan. Suatu hari, seorang pandai besi dari kota Luen mendirikan toko di sebuah pasar terdekat untuk menjual pot dan pisau dapur. Kakakku menikahi orang itu."


"Seorang pelayan dari ibukota kekaisaran dan pandai besi dari Luen ... Mereka tampaknya tidak memiliki banyak kesamaan."


Clarisse tampak tertarik oleh cerita Regis.


Dia mendengarkan dengan tenang dan tidak bercanda sama sekali.


"Kakakku sedang dalam perjalanan ke pasar untuk membeli sepasang gunting jahit setelah mendapatkan instruksi dari majikannya. Dia bertemu pandai besi itu di sana."


"Meski begitu, keduanya hanyalah penjual dan pelanggan. Bukankah hanya sebatas itu hubungan mereka?"


"Normalnya seperti itu ... tapi kakak perempuanku melamar pandai besi itu di sana, saat itu juga."


Mata Clarisse terbelalak.


Kakak Regis memang benar-benar tidak normal.


"Itu mengejutkanku. Pandai besi itu pasti terkejut juga ... Biasanya pria lah yang mengajukan lamaran setelah beberapa kali pertemuan."


"Haha ... Dia memang terkejut. Meskipun perempuan di kekaisaran lebih liberal, dilamar seperti itu oleh perempuan pasti mengejutkan."


"Tapi dia tidak menolaknya kan?"


"Dia curiga, awalnya bertanya-tanya apakah itu sebuah lelucon atau penipuan..."


"Wajar saja."


"Untuk membuktikan identitasnya, kakakku membawa pandai besi itu kembali ke kediaman bangsawan majikannya. Majikannya pasti terkejut juga."


Majikannya mengirim pelayannya untuk membeli gunting jahit, tapi dia malah membawa seorang pandai besi sebagai calon suaminya.


"Tindakannya sungguh tidak terduga."


"Ya, karena dia tidak peduli tentang orang lain setelah ia menetapkan tujuannya."


"Kalian berdua memang saudara kandung."


"... Apa maksudmu, aku masih punya akal sehat, oke? Nah, karena kakakku yang sudah menikah tinggal di kota Luen, pandai besi yang terampil itu menjadi kakak iparku. Aku juga menghadiri pernikahan mereka di kota Luen. Kakak iparku memiliki ruang kerja besar dan lima murid di sana. "


"Aku mengerti... Kehidupannya cukup baik."


"Cara yang digunakannya mungkin sedikit kasar, tapi aku pikir semua orang akan senang jika dilamar."


Clarisse mengangguk.


Dan mengungkapkan perasaannya dengan semangat:


"... Aku menyukaimu ... Tolong nikahi aku, Tuan Regis."


"Aku mengerti sekarang, kau bercanda. Aku yakin."


"Jahat banget. Aku bahkan mengabaikan akal sehat dan melamarmu."


"Memang aneh bagi seorang gadis untuk melamar."


Regis iri pada inisiatif kakaknya.


Clarisse tersenyum dan berkata:


"Itu tergantung pada orangnya. Aku pikir seseorang yang ingin menikah dengan Tuan Regis adalah orang yang tidak memiliki akal sehat."


"Tidak ada seorang pun yang ingin menikah denganku sekarang?! Aku tidak yakin dengan diriku sendiri, tapi asetku tidak begitu rendah ..."


"Kau pikir dirimu seburuk itu?"


"... Masih ada kebutuhan menyimpan uang untuk masa depan."


Regis menghentikan topik ini sambil menghela napas.


Clarisse mengambil keju di piring.


"Kenapa kakakmu tidak mewariskan bahkan sepersepuluh dari semangatnya untuk adiknnya?"


"Bahkan jika kau mengatakan itu..."


"Bagaimana jika kau mengambil inisiatif sesekali?"


"Aku pikir aku cukup antusias tentang pekerjaan administrasiku."


"Tuan putri masih tidur, sudah saatnya untuk membangunkannya."


Clarisse melihat jam di dinding.


Altina selalu bangun pagi, dan dia menyelesaikan sarapan sebelum ruang makan ramai.


"Membangunkan Altina adalah pekerjaanmu. Apa kau berencana untuk membiarkanku masuk ke kamar tuan putri?"


"Aku baru ingat bahwa aku sibuk menangani tugas-tugas lain."


"Kau bilang kau hanya membantu saat melakukan tugas-tugas lain ..."


"Aku mengerti. Aku akan memberitahu semua perwira bahwa sarapan mereka terlambat karena aku harus mempersiapkan sarapan untuk Tuan Regis —"


"Apakah ini rencanamu sejak awal?!"


Regis terus mengeluh, tapi ia mengakui kekalahan, lantas dia berdiri dari tempat duduknya.


Clarisse mengangguk dengan ekspresi puas.


"Tuan putri membutuhkan ciuman dari seorang pangeran untuk bangun. Apa kau ingin mencoba?"


"Kau ingin aku tewas karena hukuman mati? Dan lagi pula, aku hanya rakyat biasa."


"Kalau begitu, tolong membangunkannya dari luar pintu."


"Ah, aku berencana untuk melakukan itu."


"Tolong memanggilnya 'Arurun♪' oke."


"Aku akan dihukum karena merendahkan keluarga kekaisaran!? Apa kau memiliki dendam terhadapku?!"


Regis tampak marah pada Clarisse yang senang, dan dia pun keluar dari ruang makan.


Lantai ketiga dari menara pusat memiliki lebih banyak jendela yang lebih luas daripada di lantai pertama.


Ada sebuah pintu yang dicat hitam dan telah dihiasi.


Ruangan Altina berada di balik pintu ini.


Regis mengetuk.


Tanpa diduga, Altina segera menjawab.


"Ah, maaf aku ketiduran. Kau datang pada saat yang tepat, bisakah kau membantuku?"


Dia memintaku untuk masuk?


Regis ragu-ragu.


Ia berharap untuk menyelesaikan ini tanpa perlu masuk ke dalam kamarnya...


Suara bergema di lorong yang terbuat dari batu. Ruangan Jerome berada pada lantai yang sama.


Regis ingin menghindari rumor tentang dirinya yang mengunjungi kamar tuan putri sendirian. Jika dia hanya berdiam diri sembari mempertimbangkan apakah akan masuk atau tetap di luar, maka itu akan menjadi masalah.


"... Aku tidak punya pilihan."


Dia bergumam pelan dan membuka pintu.


Dia masuk.


Ada tempat tidur besar dan beberapa peti penuh pakaian.


Altina yang membelakangi Regis sembari membelai rambut merahnya dengan tangan kanan.


Kulit leher dan bahunya terlihat, kulitnya begitu putih menyilaukan.


Dia hanya mengenakan pakaian dalamnya.


Sebuah korset yang dipakai oleh bangsawan wanita menutupi kulit dari dadanya sampai ke pinggang.


Bagian belakang korset memiliki desain seperti sepatu, sehingga memerlukan tali untuk mengencangkannya.


Saat Altina sedang mempersiapkan untuk mengencangkan tali, tangan kiri Altina ditempatkan di dadanya untuk menahan korset.

Haken no Kouki Altina - Volume 01 - CP3.JPG

"...!?"


Regis tidak mengerti apa yang terjadi di hadapannya, dan dia hanya bisa diam terpaku di tempat.


Altina berbicara kepada Regis sambil membelakanginya.


"Ini merepotkan, ini terasa lebih ketat. Apakah aku semakin gemuk? Aku pikir aku masih dalam masa pertumbuhan. Pagi ini juga terasa ketat. Tolong bantu aku mengikat tali."


"Tali yang di kor, korset?!"


"...Eh?"


Altina akhirnya menyadari orang yang datang untuk membangunkannya bukanlah seorang pelayan.


Dia berbalik panik dengan mata terbuka lebar.


Altina tampak seolah-olah tersambar petir.


Regis juga tertegun dan tidak bisa berkata-kata. Pikirannya dibanjiri dengan kata-kata seperti “pelecehan” dan “tidak menghormati keluarga kekaisaran”.


"Ah ... tidak, itu ... Aku di sini untuk membangunkanmu ... Aku tidak tahu bahwa ini akan terjadi!"


"HyaaaaLogitechf1f4 (talk)!!"


Jeritan Altina cukup keras untuk menghancurkan gendang telinga.


- Apakah ini akhir bagiku?


Regis menyerah.


Tak lama setelah itu, suara langkah kaki mendekat.


Suara laki-laki terdengar dari luar pintu.


"Apa yang terjadi tuan putri!"


"Apa seorang pencuri menyelinap masuk?! Kami akan membantai dia Yang Mulia!"


Regis hanya bisa melihat masa depannya berubah menjadi daging cincang oleh penjaga kekar. Apakah dia akan ditikam sampai mati, dibuang seperti kerikil atau dibakar hidup-hidup? Jika memungkinkan, ia memilih kematian tanpa rasa sakit. Akan lebih baik jika ia tidak menyeret kakaknya yang tinggal jauh dari sini ke dalam masalah ini.


Altina mengatakan:


"Ma, maaf. Ada serangga merangkak keluar dari pakaian! Serangga besar!"


"Oke! Kami akan menghancurkannya!"


"Tidak! Aku masih berganti pakaian, kalian akan dituntut karena tidak menghormati keluarga kekaisaran, pelecehan, serta menerobos masuk, itu merupakan hal yang buruk, oke?!"


"Berganti pakaian ... Dimengerti! Kami pasti tidak akan masuk!!"


"Ya, perkenankan kami untuk berjaga di luar!"


"Tidak apa-apa! Aku baik-baik saja! Aku akan merasa malu jika kalian berdiri di sana, jadi silahkan kembali ke pos kalian sekarang!"


"... Mengerti."


"Dia, dia sedang berganti pakaian sekarang."


"Ayo cepat kembali."


"Baik."


Suara langkah kaki terdengar semakin pelan dan menjauh.


Regis berubah dari kaget menjadi putus asa, menambahkan kebingungan tentang situasi saat ini, pikirannya membeku.


Dia menatap Altina dan bertanya:


"... Ke, kenapa?"


"Bodoh! Jangan lihat aku!"


"Ah, Maaf."


Regis berbalik dengan panik, dia berencana untuk membuka pintu dan pergi — tapi mungkin ada penjaga di luar jika ia tidak berhati-hati.


Altina bergumam pada dirinya sendiri:


"Aku berteriak tanpa sengaja... Tapi jika diperhatikan, itu adalah kesalahanku karena aku meminta bantuan tanpa memeriksa siapa orangnya."


"Aku tidak tahu kau sedang berganti pakaian."


"Itu benar ... Apa kau ada perlu denganku?"


"Aku diminta oleh Nona Clarisse ... untuk membangunkanmu."


"Ku ... Gadis itu benar-benar ... Dia tahu bahwa aku selalu memintanya untuk membantuku berganti pakaian..."


"Apakah begitu?"


"Yah kadang-kadang. Jika aku terburu-buru atau ketika aku mengenakan korset ... ah, tidak apa-apa! Ini adalah rahasia gadis!"


"... Ah, maksudmu semakin gemuk dan lain-lain."


"Haruskah aku memanggil penjaga?"


"Eh?!"


"Hapus itu dari ingatanmu atau kau akan dihukum mati!"


"Baik Yang Mulia!"


Tidak baik bagi Altina menyalahgunakan wewenangnya untuk hal-hal pribadi, tapi ini adalah pengecualian - rahasia seorang gadis memang menakutkan.


Altina tersipu sambil menutupi dada dan pinggangnya dengan tangan.


"Kenapa kau melihat ke arahku!?"


"Ah wah, maaf! Kita sedang berbicara, jadi aku hanya..."


"Apakah kau benar-benar masuk tanpa memperhatikan!?"


"Aku bersumpah demi Tuhan."


"Kau bahkan tidak menghadiri misa sekalipun setelah ditugaskan ke benteng!"


"... Aku sudah menyapa pendeta kok."


"Hanya menyapa dan kau sudah berani bersumpah kepada Tuhan? Kau diam di sana dan berbalik. Jangan berani berpikir untuk menoleh kesini."


"Baiklah, aku tidak akan menoleh."


Regis memfokuskan pandangannya pada serat pintu kayu.


Dia bisa mendengar suara napas ringan dan gemerisik pakaian di belakangnya.


Fu, fu.


Suara napas yang sedikit tertahan berhenti, dan berubah menjadi suara pakaian yang dipakai.


Suara logam yang berbenturan terdengar, Altina mungkin memakai armor dan pelindung kakinya.


"Oke, kau boleh melihat ke sini sekarang."


"Fu~"


Regis menyeka keringat dinginnya.


Altina memakai gaun yang biasa ia pakai dengan armornya.


Tapi pemandangan Altina memakai pakaian dalamnya yang menggoda tetap tertanam di dalam pikirannya, membuat wajah Regis panas.


Altina terlihat tenang, tapi telinganya masih memerah.


"Fu ah~ ..."


"Ada, ada apa Altina. Apa kau baik-baik saja?"


"Haaah, itu karena kau sangat tidak “peka”."


"Aku tidak bermaksud untuk melihat. Ini adalah, apa yang dikenal sebagai kecelakaan."


"Aku tahu. Jika kau melakukannya dengan sengaja, aku akan membelahmu dengan Thundering sword![2]"


"Aku pikir, alasanku ditebas oleh pedang pusaka akan menjadi alasan yang terburuk sepanjang masa. Tolong ampuni aku."


"Hah ... Aku berencana untuk berbicara padamu hari ini. Tapi sekarang aku merasa malu hanya dengan melihat wajahmu."


"Kau ingin berbicara denganku tentang hal-hal memalukan?"


"Bukan itu!"


"Yah, akan lebih baik bagi kita berdua untuk melupakan hal ini."


"... Aku pikir, aku tidak akan pernah melupakan ini selama sisa hidupku."


"... Maaf."


Setelah wajah memerah mereka mereda, Regis dan Altina berjalan menuju ruang makan meskipun itu sedikit terlambat.


Altina keluar dari kamarnya terlebih dahulu, diikuti oleh Regis yang menyelinap keluar dari ruangan.


Mirip seperti pasangan kawin lari, pikir Regis.


Keduanya akhirnya berjalan melalui lorong.


"Jadi, apa yang kau ingin bicarakan denganku? Kau dapat memberitahuku tanpa perlu melihat wajahku."


"Erm ... Mereka bergegas untuk membantuku waktu itu kan?"


"Hmmm? Ah, maksudmu para tentara?"


"Semua orang memperlakukanku dengan baik. Tapi mereka hanya menganggapku sebagai seorang putri."


"Aku juga berpikir begitu."


"Aku juga mengatakannya malam itu. Menurutku, aku bukanlah seorang komandan yang sebenarnya jika aku tidak memiliki kewenangan untuk memberikan perintah."


"Sangat disayangkan, tapi aku juga merasa seperti itu."


Altina tidak melihat Regis karena malu — itu bukan satu-satunya alasan. Pikirannya juga menerawang jauh.


"Jika aku ingin diakui sebagai komandan resimen ini, aku harus lebih dapat diandalkan daripada ksatria hitam Jerome. Bukankah itu benar?"


"Ah ... Hei, kau berencana untuk melakukan sesuatu? Aku punya perasaan buruk tentang ini."


Altina tidak menjawab pertanyaan Regis.


Dia sedang memikirkan sesuatu.


"Kau pasti akan menentangnya jadi aku tidak akan bilang."


"Altina ... Kau berencana untuk melakukan sesuatu yang tidak kusetujui? Tolong hentikan."


"Tapi itu pasti akan efektif. Karena kau menjamin itu akan bekerja."


"Apakah aku mengatakan sesuatu yang tidak perlu lagi?"


Altina tidak menjawab, dia hanya tersenyum pada Regis untuk meyakinkannya.


Wajahnya tidak memerah bahkan ketika mereka melihat satu sama lain.


Mereka melihat Clarisse duduk dengan santai ketika mereka tiba di ruang makan.


Sebagian besar kursi kosong, ruang makan sepi.


Regis memastikan waktu dengan melihat jam di dinding.


"Ini seharusnya ... jam sarapan sekarang."


Jika jam tidak tidak berfungsi, maka pasti pekerja tidak memperbaikinya.


Semua perwira seharusnya berkumpul di sini pada hari biasa.


Clarisse bangkit dan membungkuk.


"Selamat pagi putri."


"Mm, pagi Clarisse. Kau benar-benar berani."


"Aku mendengar teriakan imut barusan... Apa ada yang terjadi, bisakah kau ceritakan secara detail?"


"Ugugu ... Tidak, tidak ada yang terjadi."


"Apakah begitu."


Clarisse berada di atas angin ketika mereka bersilat lidah.


Altina merubah topik dan bertanya:


"Apakah semua orang tidur larut malam? Atau kita yang terlambat?"


"Sepertinya, kalian lah yang terlambat."


"Apakah sesuatu terjadi?"


Clarisse terlihat bingung sejenak.


Ini adalah perubahan kecil... Tapi jarang melihat dia ragu di hadapan Altina.


"Regu pengintai baru saja kembali."


"Eh?"


"Apakah itu regu pengintai utara?"


Altina mengangguk untuk membalas pertanyaan Regis.


"Ya, untuk benteng ini, regu pengintai akan melakukan pengintaian ke utara. Misi mereka adalah untuk menyelidiki negara-negara tetangga dan orang barbar. Mereka menghabiskan waktu sekitar satu bulan untuk mengintai..."


Di bagian utara wilayah Beilschmidt adalah Varden Duchy[3].


Varden adalah bagian dari federasi Germania, Negara tersebut berada dalam keadaan perang internal atau eksternal yang terus berkelanjutan. Mereka pernah saling berbentrokan dengan resimen Jerome beberapa kali.


Beberapa suku barbar juga berkumpul di hutan di antara kedua negara.


Suku yang lebih kecil berjumlah ratusan, sedangkan yang lebih besar memiliki ribuan orang. Mereka adalah campuran penduduk asli dan warga yang diabaikan oleh kekaisaran dan federasi.


Sebagai resimen perbatasan, mereka harus berhati-hati terhadap kedua kelompok ini. Komandan harus diberitahu tentang laporan pengintaian bahkan jika ia harus meninggalkan hal-hal lain yang mendesak.


Altina menggigit bibirnya.


"... Apakah Sir Jerome menerima laporan ini?"


"Ya, beberapa prajurit datang ke sini mencari dia untuk memberitahu Sir Jerome tentang kepulangan regu pengintai. Mereka pergi ke tempat tinggalnya setelah gagal menemukan dia di sini. Semua perwira berkumpul di alun-alun untuk mendengarkan laporan."


Para prajurit tidak mencari Altina. Mereka bahkan tidak berpura-pura melapor pada komandan yang “salah”.


Sebuah badai kemarahan berkecamuk dalam hati Altina, tapi dia tidak membiarkan hal itu terlihat.


"Aku akan sarapan nanti!"


Dia pergi ke pintu setelah mengatakan itu.


Clarisse membungkuk dalam-dalam di belakangnya.


Regis mengikutinya setelah keluar dari ruang makan dengan tergesa-gesa, dan dia berlari menuju alun-alun.


Ada banyak perwira berkumpul pada alun-alun di depan gerbang utama, dan para tentara melihat dari kejauhan pada lingkaran luar.


Di tengah dinding manusia terdapat Jerome dan lima orang.


Margrave berdiri dengan tangan bersedekap, dan dia mendengarkan laporan.


Orang yang berlutut dengan satu kaki di hadapannya adalah laki-laki berpakaian seperti petualang dengan jubah dan pedang di punggungnya. Kelima orang itu memiliki wajah brewokan dan sangat kurus. Hanya mata mereka yang “hidup”. Mereka adalah regu pengintai, dan orang yang berbicara adalah pemimpin pengintai.


Bir dan kismis diberkan kepada regu pengintai, tetapi mereka tidak mnyentuhnya.


Mereka menghabiskan satu bulan di daerah musuh untuk memberikan laporan ini, mereka sangat serius menjalankan misi selama satu bulan yang sarat dengan kesulitan.


"—begitulah informasi penting dari Varden Duchy."


"Hmm ... Mereka tampaknya sedang mengumpulkan pasukan."


"Aku juga pikir begitu."


"Apakah mereka berencana untuk menyerang kita ... Atau apakah mereka mempersiapkan untuk perang saudara ... Hmm?"


Jerome menatap Altina yang mendekat, lantas dinding manusia terbelah untuk memberikannya ruang.


Regis berhenti ketika sampai di tepi kerumunan. Dia tidak ingin terlihat seperti pengikut yang tak tahu malu, dan mengundang ketidaksenangan dari orang lain.


Regu pengintai melihat Altina dengan ekspresi serius. Altina diremehkan dan dianggap seperti hiasan semata. Laporan pun dimulai sebelum ia tiba. Tapi Altina masihlah komandan resmi walaupun dia belum melakukan apa pun yang layak. Mungkin saja Altina akan menunjukkan sisi buruknya ketika emosinya tak terkendali.


Pemimpin pasukan mengusulkan:


"Nyonya Komandan... Izinkan aku untuk melaporkan lagi-"


"Tidak apa-apa, silahkan lanjutkan laporanmu. Sir Jerome akan menringkas apa yang kau katakan dan melaporkannya kepadaku, benar?"


"Haha, aku melapor pada seorang gadis kecil? Kembali dan makan ham kalkunmu di ruang makan sana."


"... Aku akan menyelesaikan masalah ini denganmu setelah mendengar laporan mereka."


Kata-katanya penuh dengan tekad.


Semangat Altina tidak goyah bahkan ketika menghadapi intimidasi Jerome. Atmosfer terasa seperti ada dua bilah pedang yang beradu dengan bunga api beterbangan.


Para pengintai berani dan kerumunan tersentak oleh adegan ini.


Altina mendesak mereka untuk melanjutkan laporan.


"Ugh ... Berikutnya adalah laporan pengintaian terhadap orang barbar di hutan. Mereka terlibat dalam perang besar antar suku ketika kami melakukan pengintaian."


"Pertikaian sesama orang barbar? Pertempuran-pertempuran kecil antar suku-suku kecil memang umum, tetapi perang besar antar suku jarang terjadi."


"Ya, sebuah koalisi yang setidaknya terdiri tiga kelompok suku juga hadir."


"Orang barbar yang hanya tahu membunuh dan merampok bersatu? Apakah mereka benar-benar barbar?"


"Dari peralatan dan gaya bertarung mereka, mereka sepertinya orang barbar. Ada seorang pria menonjol yang kuat dalam kelompok tersebut yang bergerak seperti monyet. Dia terus menerkam musuh dan mengalahkan mereka, cukup kuat untuk mengubah gelombang pertempuran sorang diri."


"Oh ..."


Jerome tersenyum pada kemungkinan menghadapi lawan yang kuat. Bagian dari karakternya itu mungkin adalah alasan mengapa ia menjadi pahlawan dan mengapa pasukannya memujanya.


Altina mendengarkan dengan tenang. Jika kedua belah pihak bertanya segala macam pertanyaan, laporan tidak bisa dilanjutkan.


Jerome menanyakan beberapa pertanyaan tentang orang barbar, ia tampak khawatir tentang musuh yang seperti monyet itu.


Saat laporan berakhir, Altina akhirnya bertanya:


"... Regu pengintai memiliki dua belas anggota ketika kau memulai misi, benar?"


"Ya."


"Bagaimana cara mereka meninggal?"


"Tiga orang tewas saat melawan orang barbar, dua orang meninggal karena penyakit, satu orang kehilangan pijakan saat melintasi pegunungan dan satu lagi terkubur dalam badai salju."


"Aku mengerti..."


Altina mengangguk dan menutup matanya.


Saat keheningan untuk orang mati.


Para perwira dan pria pada alun-alun tenang tak bergerak, seluruh benteng hening.


Dia membuka matanya sesaat setelah itu.


"... Terima kasih atas laporan pentingmu dan pelayananmu yang gagah berani. Silakan istirahat yang baik untuk saat ini."


"Baik... Yang Mulia ... Ugugu ..."


Kelima orang yang selamat mulai menangis. Mereka teringat rekan-rekan mereka yang tewas dan kesulitan yang mereka alami.


Mereka memberi hormat dan pingsan.


Para prajurit di sekitar mereka menyambut regu pengintai dengan pujian dan rasa syukur.


Laporan pengintaian sangat berharga seperti cahaya yang bersinar dalam kegelapan. Musuh mungkin memilih untuk membangun kekuatan atau menyerang di bawah samaran salju. Kekaisaran akan dapat menyesuaikan patroli dan pertahanan mereka sesuai dengan tindakan musuh.


Jerome berbalik dan berencana untuk kembali ke menara pusat.


"Hmmp ... Hal yang dapat gadis kecil itu lakukan hanyalah memerintahkan untuk mengheningkan cipta."


Altina menjawab: "Berhenti." pada pria yang mengejeknya, dan dia meletakkan tangannya di gagang pedang.


Regis membelalakkan matanya saat ia melihat adegan tersebut terjadi.


Dia mendengar suara logam beradu.


Tanpa memberikan Regis waktu untuk menghentikannya, Altina menarik pedangnya.


"Apa?!"


Regis menjerit putus asa.


Suara gaduh meletus di sekelilingnya, para pasukan terkejut.


Dinding manusia mundur dengan teriakan "Wah!"


Altina berjarak lima langkah dari Jerome. Untuk pahlawan seperti dia, Jerome bisa mendekatinya dengan sekejap.


Karena Altina menunjuk pedangnya ke arah Jerome, tidak mengherankan jika dia akan dibunuh.


Tapi dia tetap tenang meskipun begitu.


"Kau bersikeras untuk tidak mengakuiku tidak peduli apa yang terjadi, Sir Jerome."


"Hei ... Gadis kecil, lawakanmu tidak lucu."


"Aku serius. Sungguh menyebalkan memiliki keluarga kekaisaran bertindak seperti seorang komandan bagimu, bukan? Sudah saatnya untuk menyelesaikan masalah ini."


"Hmmp, tidak ada perlu diselesaikan. Ini adalah resimenku."


"Itu adalah kata-kata yang akan diucapkan dari sebuah negara kecil di dalam federasi Germania. Semua orang di resimen dari prajurit sampai ksatria, dan bahkan kau adalah milik tentara kekaisaran Belgaria, dan berada di bawah perintahku."


"Ya, itu benar. Tapi gadis kecil, kau tidak bisa memimpin pasukan dengan hanya sebuah gelar kosong. Ini bukan istana. Tidak ada prajurit yang akan mendengarkan perintah dari sebuah hiasan dalam keadaan darurat."


"Aku tahu hal ini dengan baik. Aku menyadari ini pada bulan April. Itu sebabnya aku harus membuktikan diriku layak untuk memiliki gelar komandan."


"Kukuku ... Bukankah kau sudah memiliki mandat dari kaisar?"


"Apa kau bercanda?"


Altina mengalihkan padangannya sedikit.


Regis merasakan tatapan Altina pada dirinya.


Dia tidak melihat keraguan atau kegelisahan pada diri Altina, dia tampak santai dan percaya diri.


Pedangnya tak tergoyahkan.


Dia mengalihkan pandanga ke arah pria dihadapannya dan mengumumkan:


"Sir Jerome, aku menantangmu untuk berduel!"


Jika ini adalah mimpi buruk, aku ingin segera bangun- Regis berdoa.


Sekitar sepersepuluh dari pasukan tercengang, sepersepuluh lainnya kaget karena kebingungan, sebagian besar tentara berpikir itu adalah lelucon dan beberapa dari mereka bahkan tertawa.


Bahkan Jerome tidak menganggapnya dengan serius.


"Hei gadis kecil ..."


Tapi tawa mereka berhenti dengan kata-kata Altina berikutnya.


"Jika aku menang, kau akan mengubah caramu memanggilku. Pertama, kau harus mengakui aku sebagai komandan dan mendengarkan instruksiku. Berikutnya, kau akan menjadi jenderal di bawah komandoku dan mengerjakan segala tugas dengan kemampuan terbaikmu. Ini bukan mimpi atau lelucon, jika kau terus memperlakukan ini dengan sikap main-main, aku akan menganggapmu melarikan diri. "


Altina telah mengatakan semuanya, sehingga Jerome tidak bisa terus mengabaikannya.


Senyumnya menghilang dari wajahnya.


Aura mengintimidasi yang dilepaskannya meningkat.


Pasukan merasa takut karena mereka merasakan niat membunuh yang kuat, beberapa bahkan mencoba melarikan diri.


"Cih ... Jangan menyesal gadis kecil. Aku tidak akan menahan diri bahkan jika lawanku adalah kaisar!"


"Aku sudah menduganya. Jika kau adalah orang yang menghormati posisi orang lain, kau akan bersedia untuk bekerja di bawahku tanpa perlu melakukan duel."


"Kau menganggap enteng hal ini. Apakah kau sudah menyiapkan seorang petarung untuk menggantikan posisimu? Satu-satunya ksatria yang mampu menantangku dalam benteng ini mungkin Evrard ..."


Komandan ksatria yang menjadi pusat perhatian memiliki ekspresi bingung.


Dia mungkin bekerja di bawah perintah Jerome, tapi ia juga memperlakukan Altina seperti putri, cucu, atau bahkan dewinya. Dia akan berada dalam dilema jika ia ditugaskan untuk menjadi petarung Altina.


Altina mengayunkan pedangnya.


".. Aku tidak memerlukan seorang petarung. Akulah yang akan berduel denganmu. Aku katakan sekali lagi - aku akan menganggap kau takut jika kau tidak menerima tantanganku!"


"Kukuku ... Baiklah. Kau hanya seorang putri yang kalah dalam perebutan kekuasaan politik. Mungkin kau akan kalah juga di sini."


Altina mengerutkan keningnya dengan kesal.


Putri pecundang adalah salah satu julukan paling kejam yang pernah dia dengar. Ini lebih seperti cemooh daripada nama panggilan.


"Kau akan mengakuiku sebagai komandan jika aku menang?"


"Tentu saja, aku akan mengakuimu sebagai komandan sesungguhnya, bukan hanya gelar kosong. Itu jika kau menang! Jadi ... Apa yang aku dapatkan jika aku menang? Aku adalah komandan resimen ini bahkan tanpa duel .. . Ah, mengembalikan gelar komandan[4] padaku terdengar bagus."


"Kau ingin aku memperlakukan dekrit kekaisaran seperti sepotong sampah, benar?"


"Bisakah kau melakukannya?"


"Bahkan jika aku mengirimkannya, itu akan dicabut oleh pangeran Latreille."


"Hmmp ... Jadi kau tidak bisa memotivasiku untuk mengambil bagian dalam duel."


Altina mengangguk setuju.


Sepertinya ini adalah bagian dari rencananya.


"Aku tahu kau akan mengatakan itu. Duel ini tidak berguna jika tidak ada keuntungan untuk Sir Jerome. Aku telah memikirkan hal ini selama beberapa hari terakhir. 'Menahan diri karena tidak ada gunanya berusaha keras'. Jika pasukan berpikir seperti ini, maka duel tidak akan memiliki nilai."


"Hah ... Maksudmu, kau memiliki perjanjian yang dapat membuatku tertarik?"


"Aku akan menerima gelar kosong sebagai komandan, dan mengembalikan nama baik keluarga Beilschmidt."


"Apa katamu?"


"Kau belum lupa tentang dirimu yang dikucilkan dari panggung utama oleh para jenderal keturunan bangsawan, kan?"


Jerome mengertakkan giginya.


"Gadis kecil ... Kau telah menyinggung sesuatu yang tidak perlu. Jika kau mengusulkan beberapa rencana bodoh, kita tidak perlu berduel. Aku akan tutup mulut di sini sekarang juga! Pikirkan dengan hati-hati sebelum berbicara. Apa perjanjian yang kau akan ajukan?"


Sudah terlambat untuk menghentikan mereka pada atmosfer saat ini.


Secara hipotetis, dapatkah Regis menghentikan duel jika ia melakukan intervensi sekarang? Mustahil.


Melakukan itu hanya akan membuat reputasi Altina jatuh lebih buruk. Seorang komandan yang dilindungi oleh seorang perwira admin tingkat kelima hanya akan menjadi bahan tertawaan.


Yang bisa ia lakukan hanyalah menonton.


Meski begitu, Regis merasa sulit menekan dorongan untuk menghentikan mereka.


Ada sebuah cara bagi seorang wanita untuk menganggap dekrit kekaisaran seperti sampah, meninggalkan masa dinas militer dan meningkatkan status Jerome di antara para bangsawan.


"... Berhenti."


Dia mengucapkan ini dengan lembut di tenggorokannya.


Tentu saja kata-katanya tenggelam oleh suara di sekitarnya, sehingga perkataannya gagal mencapai Altina.


Altina mengarahkan pedangnya ke arah lawan.


Dan berkata kepada si pahlawan dengan mata merah seperti anjing liar:


"Jika kau menang, aku akan menjadi istrimu."


Jerome menjadi kaku.


"... Memang ... Ini adalah perjanjian yang menarik."


"Benar kan?"


Altina tidak lagi seorang putri setelah menikahi seorang bangswan, sehingga rencana Pangeran Latreille untuk menunjuk putri sebagai komandan akan menjadi tidak berarti.


Setelah menikah, gelar bangsawan dari keluarga Beilschmidt akan tetap sama, tapi status mereka pasti akan meningkat.


Secara objektif, Jerome memiliki lebih dari cukup alasan untuk menganggap duel ini dengan serius.


"Hmmp ... Gadis kecil, Kau bukan tipeku, tetapi perjanjian itu sendiri sangat bagus. Bersiaplah untuk diperintah sesuka hatiku, seperti seorang pelayan."


"Tampaknya perjanjian ini dapat diterima olehmu."


"Tentu. Mempertaruhkan kehidupanmu sangatlah menarik. Aku akan menerima duel ini."


Jerome tersenyum seolah-olah dia sudah menang.


Altina menyarungkan pedangnya.


"Kalau begitu duel ini berlaku. Aku akan mengatakan ini hanya untuk berjaga-jaga. Jika kau memiliki kesalahpahaman aneh dan berduel denganku dengan pikiran mesum, maka kepala busukmu akan hancur berserakan di lantai."


"Kau harus memperhatikan masalahmu sendiri gadis kecil. Kau harus memulai pelatihan pengantinmu sekarang."


"Apa?!"


Altina mengertakkan giginya dengan marah.


Itu hanya ejekan tak berarti, tapi Altina memiliki resistansi rendah terhadap masalah ini, jadi itu sangat efektif.


Jerome melemaskan buku-buku jarinya.


"Kapan kau ingin melakukan duel ini? Aku sih tidak masalah, bahkan jika kita melakukan ini sekarang."


"Apa kau bercanda? Aku tidak akan memberikanmu kesempatan untuk mencari alasan. Aku memiliki begitu banyak tuntutan, aku tidak akan meminta berduel dengan segera. Akan ada banyak alasan seperti kau baru bangun, kau minum terlalu banyak tadi malam, atau perbedaan dalam persiapan antara kedua belah pihak. "


"Hmmp ..."


Jerome tahu bahwa resimen telah terbagi menjadi dua kubu, salah satu kubu mendukung dia, dan kubu lainnya mendukung Altina.


Memberi banyak alasan adalah hal yang buruk, terlepas dari hasil duel tersebut.


"Oui, Mari berduel pada siang hari, tiga hari lagi. Tempatnya adalah alun-alun ini."


"Apakah tiga hari cukup?"


"Kau pikir siapa aku?"


"Dimengerti. Juga, aku tidak ingin orang lain berpikir aku merencanakan sesuatu saat melawanmu jadi—"


"Jangan sombong! Seorang gadis kecil berusia 14 tahun tidak akan menang melawanku tidak peduli perangkap apa pun yang kau siapkan!! Aku tidak akan mengeluh dengan hasil duel nanti, jika ada yang mengeluh tentang hasilnya, itu berarti ia mengeluh kepadaku. Aku akan mencekik lehernya dan membungkamnya! "


"... Apakah begitu."


"Aku yang seharusnya memperingatkanmu. Aku tidak akan menahan diri tidak peduli siapapun yang bertarung melawanku. Siapkan tekadmu."


Setelah mengucapkan kata-kata ini, Jerome menaiki tangga menara pusat.


Erangan meletus dari sebagian ksatria. Mereka adalah orang-orang yang memuja Altina sebagai seorang dewi.


Altina yang dihormati oleh mereka, terlihat tenang.


"Aku tidak berencana untuk membunuh bawahanku."


"... Apakah kau berencana untuk menang?"


Regis bertanya pada Altina setelah Jerome memasuki menara. Dia tidak akan merusak reputasi Altina, dengan berbicara padanya pada saat ini.


"Ara Regis, tidak ada orang yang hendak melakukan duel dengan berencana untuk kalah, benar?"


"Cerita putri melakukan duel tanpa harapan kemenangan untuk cinta dan reputasi sepertinya umum di dunia ini ... Aku tidak berpikir kau sebodoh ini, putri ... aku salah tentangmu."


Regis merasa dirinya bertambah tua 10 tahun.


— Menantang 'Pahlawan di Erstein' untuk berduel!!


Dia merasa seperti akan pingsan.


Altina memiliki ekspresi acuh tak acuh.


"Mengatakan aku bodoh terlalu jahat. Apakah tidak mengetahui cerita tersebut sangat memalukan? Cerita tentang duel yang tak bisa mereka menangi itu..."


"Bukan itu maksudku! Aku mengatakan bahwa menantang pahlawan Jerome terlalu bodoh !!"


"Karena tidak ada cara lain. Memenangkan duel dan membuktikan akulah yang terkuat di benteng. Kau mengatakan bahwa kau membutuhkan lebih dari kecakapan bela diri untuk menjadi seorang komandan, tapi lebih mudah bagi orang lain untuk menunjukkan siapa yang lebih kuat melalui kekuatan dan kekuasaan."


"Aku keceplosan lagi ..."


Regis memijat pelipisnya dengan jarinya, ia pasti akan pingsan karena sakit kepala jika ini berlanjut.


Apakah Altina tidak memahami situasi ini? Atau apakah dia memiliki beberapa skema dalam pikirannya?


Dia merasa bahwa Altina terlihat tenang dari sikapnya.


"Kau tidak keceplosan. Aku pikir itu adalah ide yang bagus, Regis."


"... Kau berencana untuk memenangkan duel?"


"Pastinya!"


Altina menjawab sambil membusungkan dadanya.


Catatan Penerjemah[edit]

  1. Jaga2 kalo gk ngerti, kadet = prajurit yang masih dalam pelatihan/akademi militer.
  2. Nama pedangnya Altina.
  3. Duchy adalah sebuah wilayah yang pemimpinnya bergelar Duke. Di Indonesia yang mirip kayak Duchy itu di Solo. Wilayah yang dipimpin Duke => Duchy, King => Kingdom, Emperor => Empire.
  4. Oke mungkin pada bingung jadi akan gue jelasin. Komandan bukan pangkat, tapi kedudukan dalam sebuah unit bukan pangkat, oke? Sebuah regu dipimpin oleh komandan berpangkat sersan. kompi dipimpin oleh komandan berpangkat letnan atau kapten. Resimen atau brigade dipimpin oleh komandan berpangkat brigadir jenderal. Divisi dipimpin oleh komandan berpangkat mayor jenderal. Paham?


Sebelumnya Bab 2: Janji Saat Fajar Kembali ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 4: Pedang yang Bergemuruh