High School DxD (Bahasa Indonesia):Jilid 2 Life 0

From Baka-Tsuki
Revision as of 03:15, 30 May 2012 by Gwilthyunman (talk | contribs) (→‎Life 0: Navigation tab)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Life 0[edit]

Namaku adalah Hyoudou Issei. Orang-orang memanggilku "Ise". Aku adalah siswa SMU Kelas XI. Sayangnya, aku bukan seorang "Siswa SMU biasa". Itu karena aku adalah seorang Iblis. Tidak, aku serius. Hanya saja, aku dilahirkan kembali sebagai seorang Iblis. Tapi itu tidak penting sekarang. Cukup anggap saja aku sebagai seorang Iblis di SMU.


Aku bingung dengan apa yang terjadi kepadaku saat ini. Entah kenapa aku berada di dalam sebuah gereja. Wajah-wajah yang kukenal ada disekelilingku.


"Sial! Kenapa Ise bisa menikah!"


"Pasti ada kesalahan! Ini adalah konspirasi!"


Laki - laki berkepala botak, Matsuda, dan yang berkacamata, Motohama, yang adalah kedua sahabatku melihatku dengan pandangan iri selagi melemparkan kata-kata ejekan mereka.


"Ise, anak pertamamu harus perempuan!"


"Hiks.... Ise sudah dewasa...! Dulunya dia adalah anak tidak berguna yang Hanya bangga dengan nafsu seksnya saja....”


Kedua orangtuaku menangis. Tolong, berhenti berkata seperti itu! Aku mengenakan tuksedo putih. Ini seperti sebuah adegan pernikahan. Tunggu, bukankah ini memang adegan pernikahan. Bahkan lagu pernikahan pun dimainkan. Aku!? Apakah ini pernikahanku? Aku kehilangan kata-kata karena kejutan mendadak ini. Lalu siapa pengantinku?


"Ise, kamu harus tenang."


Aku mendengar suara yang kukenal datang dari sampingku. Ketika aku melihat ke sampingku, disana terdapat seorang wanita cantik yang rambut merahnya turun hingga pinggulnya. Rias Gremory-Buchou ada disana. Dialah yang membuatku menjadi seorang Iblis, dan dia adalah seorang iblis kelas atas yang memiliki gelar kebangsawanan. Aku adalah pelayan dari Rias-Buchou dan juga anggota dari kelompoknya. Aaaah, dia tampak begitu cantik dengan gaun pengantin hingga aku tidak berani melihatnya secara langsung. Hiks... Buchou, kamu tampak begitu cantik...! Dan Buchou ada di sampingku! Jadi itu artinya dia adalah...


"Rias-sama! Anda cantik sekali!"


"Aaaah, Rias-onee-sama! Kenapa!? Kenapa dengan laki - laki seperti itu!?"


Ada suara-suara di sekeliling kami, jeritan-jeritan kaget. Jadi tak ada yang memujiku.... Jadi ini adalah pernikahanku dan Rias-buchou!? Ya Tuhan. Kapan hubungan kami menjadi seperti ini? Dan kami tiba di situasi seperti ini? Aku tidak tahu detailnya, tapi jika aku dapat menikahi wanita yang kumimpikan maka sudah tak ada lagi yang kubutuhkan.


"... dengan keinginan yang baik, bebas, dan tanpa paksaan dan niat yang teguh untuk menjadikan sebagai istri..."


Pendeta tua itu sepertinya mengucapkan sumpah pernikahan, namun kepalaku terisi oleh hal-hal lain. Pernikahan sama dengan suami dan istri. Suami dan istri sama dengan keluarga. Keluarga sama dengan anak-anak. Anak-anak sama dengan membuat bayi. Membuat bayi sama dengan seks. Seks sama dengan situasi suami dan istri. Situasi suami dan istri sama dengan malam pertama pernikahan… malam pertama pernikahan... malam pertama pernikahan!?


"Datanglah kemari Ise."


Dalam impianku, Buchou berbaring telanjang. Ini berarti aku boleh, kan? Maksudku kita adalah suami dan istri dan kita harus membuat sebuah keluarga. Anak-anak adalah suatu keharusan ketika membangun sebuah keluarga. Dan untuk membuat anak-anak kita harus melakukan sesuatu... Dan sesuatu itu adalah seks... Aku bisa melakukan hubungan seks dengan Buchou!? Ketika aku mencapai kesimpulan itu, kepalaku penuh dengan kegembiraan dan tak dapat berhenti membayangkan banyak hal yang cabul. Sekarang aku mengerti. Alasan kenapa aku tidak memiliki keberuntungan dengan hal-hal seperti ini di masa lalu adalah karena untuk hari ini, untuk malam ini! Apakah aku dapat menyelesaikan tugas ini hingga akhir dengan aman!? Tidak, jika kalau soal pengetahuan, maka aku adalah seorang ahli. Aku sudah berlatih setiap hari! Dengan kata lain, aku adalah seorang pilot ulung di pertandingan latihan! Aku adalah seorang elit yang hanya membutuhkan paraktik yang asli!


"Sekarang anda dapat mencium pengantin wanita."


Apa!? Ya, sekarang aku ingat! Ini adalah hal pertama yang harus aku lakukan! Ciuman di dalam gereja! Ciuman dengan Buchou! Ketika aku melihat ke sampingku, mata Buchou tertutup dan wajahnya semakin dekat! Bolehkan aku!? Aku boleh kan!? Ya! Ya! Bibir Buchou adalah milikku! Bibirnya terlihat sangat lembut. Lipstik membuatnya berkilau dan kepalaku rasanya akan berputar.


"Kamu kelihatan menikmatinya, bocah."


!! Aku mendengar suara misterius di dalam kepalaku. Itu adalah suara yang kuat dengan volume rendah. Aku tidak ingat suara ini. Tapi entah bagaimana aku merasa aku mengenal orang ini.


"Itu benar. Aku ada tepat di sampingmu."


...Siapa ini? Ketika aku melihat ke sekelilingku, seluruh isi gereja menghilang. Buchou yang ada di sampingku juga menghilang. Semua orang termasuk orang tuaku dan teman-temanku juga hilang! Sebelum itu, ada dimana aku? Aku kehilangan semua inderaku. Aku kehilangan indera perabaku. Tentu saja, aku juga kehilangan indera penglihatan dan pendenganku. Di depanku hitam legam. Yang ada hanya kegelapan. Aku tidak dapat mendengar apapun. Tidak ada suara... Ada apa ini? Buchou! Ayah! Ibu! Matsuda! Motohama! Aku meneriakkan nama-nama orang yang dekat denganku, namun tidak ada jawaban. Apa yang sedang terjadi kepadaku? Suara itu milik siapa?


"Itu aku."


Wah! Suara itu tidak datang dari mulutku, tapi aku sungguh ketakutan dalam hatiku. Tentu saja. Siapapun akan takut jika ada monster raksasa yang muncul tepat dihadapan mereka. Dia memiliki mata yang besar. Warna matanya semerah darah. Sebuah rahang memanjang hingga ke telinganya, dimana banyak taring yang tajam tumbuh. Sebuah tanduk yang besar tumbuh di dahinya, dan sisik yang menutupi tubuhnya merah seperti magma. Dia memiliki lengan dan kaki yang besar seperti pohon raksasa. Kuku-kukunya sangat tajam dan melengkung yang membuatnya terlihat menakutkan. Dan diatas semua itu, dia tampak begitu besar karena dua pasang sayap yang merentang ke samping. Yang ada di depanku adalah... monster raksasa... dan dari semua yang kutahu, mahkluk itu mirip seperti… naga. Dia tampaknya mengetahui apa yang kupikirkan walaupun aku tidak mengatakannya, dan tampaknya mulut naga itu bergerak sedikit ke atas.


"Begitulah. Itu adalah tebakan yang benar. Aku sudah berusaha untuk berbicara denganmu selama ini. Tapi, karena kamu begitu lemah, kata-kataku tidak dapat mencapaimu. Akhirnya. Akhirnya aku dapat memunculkan diri di hadapanmu"


...Apa yang mahkluk ini katakan? Aku tidak mengerti. Muncul? Dia berusaha untuk berbicara denganku? Aku tidak tahu. Aku tidak tahu tentang hal itu! Apa? Apa dia berusaha untuk memakanku?


"Makan? Kamu? Sesuatu yang rasanya mengerikan seperti dirimu? Seperti aku mau memakanmu saja. Bukan hal itu. Aku hanya ingin memperkenalkan diriku kepada partner yang akan bertarung bersamaku."


Partner? Tunggu sebentar. Aku bahkan tidak tahu apa yang sedang kamu katakan! Naga! Siapa kamu...


"Kamu tahu, kan?” Kamu mungkin sudah menduganya. Ya, itu benar. Aku tepat seperti apa yang kamu pikirkan. Mari kita bicara lagi. Aye, partner."


Ketika aku melihat tangan kiriku, tanganku ditutupi oleh sisik merah yang terlihat sangat tidak wajar dengan kuku-kukunya yang sangat tajam.