Konjiki no Master(Indo):Arc 1 Chapter 45

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 45: Asal Kekuatan Gabranth![edit]

Dibandingkan saat mereka pertama kali bertemu Rarashik, di ruangan yang tampak seperti laboratorium itu terlihat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya.

“A-apa sebenarnya makhluk itu?” (Hiiro)

Hiiro, menatap benda aneh yang ada di depannya, bertanya dengan alis berkerut.

‘Berwarna putih dan kecil, bukannya itu terlihat seperti kelinci kecil...?’ (Hiiro)

“Oo, sudah cukup lama tak melihat [Spirit] milik Shishou.” (Arnold)

“[Spirit]? Yang kau maksud itu?’ (Hiiro)

Hiiro secara tanpa sadar memandang sinis makhluk itu. Bagaimana wujud yang kau lihat, apa yang ada di depannya benar-benar seperti kelinci salju yang ada di musim salju. Makhluk itu lompat terus menerus, seperti yang ia duga.

“Yang lebih penting, apakah alarm itu sungguhan?” (Rarashik)

Ketika Rarashik bertanya kepada [Spirit]-nya, bagaikan jawaban persetujuan mengangguk-anggukan kepalanya berulang kali.

“Tidak mungkin… apa-apaan ini… bukannya ini sangat tidak masuk akal…?” (Rarashik)

Rarashik menyentuh dagunya. Arnold dengan gelagapan bertanya sebagai wakil kebingungan mereka.

“A-ano, Shishou? Apa yang sebenarnya terjadi…?” (Arnold)

“…” (Rarashik)

“A-ano?” (Arnold)

“…” (Rarashik)

“S-Shishou…?” (Arnold)

Tak peduli berapa kali Arnold bertanya, masih belum ada jawaban yang diberikan Rarashik. Rarashik tetap diam seperti itu, membeku dengan otak yang penuh pikiran seolah waktu telah berhenti.

Arnold menggaruk kepalanya saat ia menoleh ke Hiiro sebagai permintaan tolong. Namun, Hiiro hanya mengangkat bahu ketika dia bersandar ke tembok. Arnold yang tak memiliki pilihan lain hanya mampu menunggu Rarashik mendapatkan kesadaran penuhnya kembali. Karena mungkin memakan cukup lama, Arnold meletakkan Muir di ranjang.

Setelah beberapa saat kemudian, [Spirit] itu mulai naik ke atas kepala Rarashik. Bagaikan telah disengat pada kepalanya, Rarashik dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Ah, Shishou?” (Arnold)

“………haa~” (Rarashik)

Rarashik mengeluarkan helaan nafas panjang. Tidak mengetahui alasan dia menampilkan sifat tertekan, Hiiro dan partynya saling memandang dengan kepala yang dimiringkan seolah-olah sedang kebingungan.

“Shishou? Apa yang sebenarnya terjadi?” (Arnold)

Ketika Arnold menanyakan hal yang sama sekali lagi, seperti sedang mengatakan dengan serius ingin diberikan suatu penjelasan. Terlebih, isi jawaban itu sebenarnya membuat penasaran.

“… Pasukan itu telah kembali.” (Rarashik)

“…hee~pasukan itu, huh? Aku tak paham mak-….tunggu sebentar, S-S-S-S-SERIUS, SHISHOU!?” (Arnold)

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

Arnold menerima jawaban dengan suara yang jelas. Namun, isi dari jawaban yang saking menakjubkan membuat otaknya berhenti sesaat, membuat ia ketinggalan waktu untuk memahami maksud dari kalimat itu.

Pasukan dari Raja Gabranth seharusnya ada di tengah peperangan saat ini. Lagipula, mereka baru saja memulai perang itu tiga hari yang lalu. Perang itu seharusnya memengaruhi takdir dari kedua ras itu. Dan tidak seharusnya perang itu selesai dalam kurun waktu tiga hari. Dia menilai perkataan dari Rarashik hanyalah sebagai bualan. Namun, sebaliknya, Rarashik mengeluarkan ekspresi serius di wajahnya.

“Serius. [Spirit]-ku sudah menyelidiki hal itu.” (Rarashik)

Mengatakan itu, Rarashik mengusap kepala dari [Spirit]-nya.

“Tu-tunggu, menyelidikinya? … huh? shishou maksud adalah perang, benar?” (Arnold)

“Aa.” (Rarashik)

“Walaupun perang itu baru dimulai tiga hari yang lalu?” (Arnold)

“Bisa saja.” (Rarashik)

“Namun, pasukan Gabranth sudah kembali?” (Arnold)

“Aa.” (Rarashik)

“… bahkan jika kita benar-benar menang, bukannya itu begitu cepat? Tidak, bahkan jika kita lah yang kalah, itu benar-benar tidak masuk akal.” (Arnold)

Itu hanya perkiraan Arnold. Bahkan jika Gabranth benar-benar kalah, mereka seharusnya mengumpulkan petinggi dari [Gabranth] dan segera bergerak ke perbatasan. Jumlah adalah faktor yang sangat besar dalam perang. Dan Gabranth bukanlah ras yang bisa dikalahkan hanya dalam kurun waktu tiga hari saja.

Sama halnya dengan para [Evila]. Sementara di seberang pertahanan mereka merupakan ibu kota mereka. Bahkan jika [Gabranth] mendapatkan kemenangan, mereka tidak mungkin dapat mengalahkan [Evila] secepat itu. Berhasil memenangkan perang dalam kurun waktu tiga hari sangatlah tidak masuk bagi mereka.

“??…Shishou yakin laporan itu tak salah?” (Arnold)

Itu adalah hal yang sangat di luar nalar bagi Arnold. Namun, Rarashik menggelengkan kepalanya.

“Tidak, aku telah memerintahkan anak ini mengawasi segala hal dalam perang. Aku juga memerintahkannya untuk mengaktifkan alarm itu jika raja berhasil dikalahkan dalam peperangan itu.” (Rarashik)

Dengan penjelasan singkat tersebut, Rarashik menunjukkan tombol merah yang terpasang di dinding ruangan itu. Yang semula sudah terpasang di sana.

“Jadi… itu benar adanya?” (Arnold)

“Seperti itu apa adanya. Jika kau ingin sesuatu yang rinci, anak ini dapat menunjukkanmu semuanya jika kalian melakukannya mungkin kalian tahu apa yang sebenarnya terjadi.” (Rarashik)

“Apakah Pasukan raja sudah kembali?” (Arnold)

“Belum, mereka belum sampai ke saini. Lagipula, kita membicarakan orang itu jadi, segera pulang rasanya…” (Rarashik)

Mereka berdua mengeluarkan ekspresi yang sulit dijelaskan mengetahui sedikit hal yang sedang terjadi, Hiiro, orang yang mendengarkan semuanya dengan diam, membuka mulutnya.

“Oi, yang lebih penting, apa itu [Spirit]-?” (Hiiro)

Tak peduli dengan kekacauan yang sedang terjadi, dia benar-benar masih menjadi orang yang sama, benar-benar seperti Hiiro.

“Ka-kau bodoh atau apa!? Perang baru saja selesai, kau tahu, perang! Malah berbicara ‘yang lebih penting’, sedikit terkejut lah kau bodoh, huh?” (Arnold)

Semua orang memahami perasaan Arnold. Namun, Hiiro mengerutkan dahinya dan menatapnya dengan ketidaksukaan.

“Aku sama sekali tak tertarik dengan perang. Terus terang, aku lebih tertarik dengan makhluk yang lembut seperti jeli itu.” (Hiiro)

Hiiro sudah bertemu dengan [Pheom] sebelumnya. Dia bahkan tanpa sengaja bertemu seorang Fairy Queen. Tepatnya karena itu Hiiro dia mengenal eksistensi yang dikenal dengan nama Spirits. Karena itu pula ia lebih tertarik dengan eksistensi kecil itu, [Spirit]. Terlebih, dia cukup menyukai bentuk itu makhluk itu.

“Ka-kau benar-benar….” (Arnold)

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

Walaupun itu Arnold, yang masih tetap takjub dengan sifat Hiiro yang acuh-tak-acuh, menatap bocah itu dengan pandangan satu mata yang ditutup, Rarashik hanya menatapnya dengan pandangan kosong. Lalu, mulutnya yang tampak kaku, mulai mengendur.

“Nahaha! Kau benar-benar orang yang menarik, boya~!” (Rarashik)

Setelah mengatakan itu, dia tertawa keras dengan renyah.

“Berpikir bahwa ada orang idiot yang tidak tertarik dengan kejadian abnormal ini! Terutama, orang itu sama seperti kita, seorang Gabranth! Nahahahaha.” (Rarashik)

“Tidak, lagipula dia bukan seorang Gabranth…” adalah apa yang ingin Arnold katakan tanpa pikir panjang. Entah bagaimana, dia mampu menahan diri untuk sesaat.

Rarashik yang tertawa saking kerasnya membuat ia meneteskan air matanya. Dia mengusap matanya dengan pelan sebelum mengangkat kedua tangannya, mengarah ke [Spirit] yang ada di atas kepalanya.

“Baiklah, aku akan menjelaskan padamu. Anak ini adalah [Spirit]-ku, Yuki-chan.” (Rarashik)

‘Jadi itu bukan makanan?’ Hiiro mengatakan itu dengan pelan. Dengan kata lain, itu bukanlah jeli salju atau semacam itu. Lagipula, dia tak mempunyai cara untuk bertanya apakah di sini ada salju seperti di Jepang.

“Jadi kenapa itu ada di situ? Apa mungkin untuk membuat [Spirit] bekerja?” (Hiiro)

“Nn~ Boya, walaupun kau seorang Gabranth, kau tak tahu ini? Itu mengingatkanku, kau juga tampak tak menggunakan [Nameless bracelet] …apa sebelumnya kau seorang petualang, boya?” (Rarashik)

Hiiro kehilangan cara untuk menjawab. Hiiro memanglah bukan seorang [Gabranth]. Dia hanya sedang menggunakan karakter dari [Word Magic] untuk mengubah tampilannya, dan melupakan untuk memakai [Nameless Bracelet]. Dari apa yang Arnold katakan padanya, semua petualang Gabranth memakai gelang untuk dapat mengeluarkan kekuatannya untuk bertarung.

Tidak memiliki gelang, itu berarti dia tidak akan bisa menggunakan skill [Binding], dan jika itu yang terjadi maka itu akan sangat membatasi potensi kekuatan bertarungnya. Arnold melirik Hiiro, menatap dengan gelisah ketika dia mencoba memberikan jawaban.

“Nn? Tidak, tapi sebelumnya juga, kau menggunakan kemampuan yang aneh, kan?…boya, apa yang sebenarnya terjadi….” (Rarashik)

Hiiro ingat betul saat dimana ia menggunakan [Word Magic].

“Dan juga, kau satu suku dengan gadis kecil itu, kan? Dan dirimu tak mengenakan gelang yang sama sepertinya, kau dapat menggunakan kemampuan yang aneh. Di atas itu semua, pengetahuanmu tentang [Spirit] terlihat sangat minim…”

Hiiro sekarang benar-benar kebingungan. Hanya menatapnya, Arnold tak mampu memberanikan diri untuk saat ini. Namun, sikap Hiiro tidak berubah. Masih sama, sifat acuh-tak-acuh seperti biasanya.

“Jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. Jika kau merasa aku mencurigakan, tak masalah bagiku untuk pergi, kan?” (Hiiro)

Hiiro mengatakannya dengan nada acuh-tak-acuh pula, dia mengarahkan pandangannya kepada mata Rarashik sehingga mereka saling memandang. Berpikir jika Rarashik akan segera marah, Arnold menggigil. Namun, orang yang mengakhiri kontes tatap-menatap adalah Rarashik.

“Ha~, merepotkan. Walaupun perasaan ingin tahu sedang berdetak, aku berpikir untuk mendapatkan jawabannya nanti saja. Di samping itu, kau sangat bersikeras untuk mendapat penjelasan lebih untuk kalimatku tadi, baiklah aku akan berhenti bertanya.” (Rarashik)

“Aa, walaupun kau bertanya kepada Ossan, itu tak masalah bagiku.” (Hiiro)

“Aaaa~aaaa~, aku benar-benar ingin tahu. Hei boya, mau jadi bahan percobaanku?”

“Aku tolak.” (Hiiro)

“Uu~, bahkan sifatmu itu ingin aku teliti~” (Rarashik)

Rarashik memeluk bahunya sendiri dengan girang, menggeliat dengan pipinya yang memerah. ‘Anak kecil aneh’ adalah yang terbesit di pikiran Hiiro.

“Meh, sangat disayangkan. Orang-orang selalu menolaknya ketika aku bertanya.” (Rarashik)

“Pikirkan itu nanti, mau menjelaskannya atau tidak?” (Hiiro)

Dengan wajah tak sendang, Rarashik berbicara.

“Baiklah, baiklah. Aku akan mengatakannya, oke? Dengar, [Spirit] adalah eksistensi yang berbeda dengan segalanya yang hidup di dunia ini.” (Rarashik)

“… Apa maksudmu?” (Hiiro)

“Aku berasumsi bahwa kau telah tahu, ketika kekuatan [Binding] telah bangkit, kau akan melakukan kontrak dengan [Spirit] yang akan memberikan nama untuk gelang itu.”

“Aaah” (Hiiro)

“Arnold berkontak dengan [Wind  Spirit] yang membuat nama gelang itu menjadi [Wind bracelet], dan nona kecil itu melakukan kontrak dengan [Thunder Spirit], menuliskan [Thunder Bracelet]. Namun, bahkan jika kita menyebutnya sebagai ’kontrak’, sosok [Spirit] yang terkontrak bukanlah eksistensi yang ada di dunia ini. Bisa dikatakan, [Spirit] yang terkontrak adalah sosok lain dari kita yang dibangunkan dari tidurnya ketika melakukan kontrak.” (Rarashik) 

“Sosok yang tidur?” (Hiiro)

“Yeah. Gabranth sebenarnya eksistensi yang berbentuk bagaikan monster yang terhubung dengan para [Spirit] melalui sihir.” (Rarashik)

“Hou~” (Hiiro)

Jika yang dikatakannya adalah benar. Maka, dalam konsep umum, Gabranth bisa dipanggil sebagai [Phoem] dengan cara ‘menjadi’ yang berbeda.

“Yeah, pada zaman dahulu, kita dipanggil sebagai [Sacred Beasts]. Kita tak memiliki tubuh seperti ini. Waktu semakin berlalu, kita beradaptasi demi memudahkan kehidupan kita. Hal yang menyedihkan adalah kita menjadi semakin mirip dengan humanoid.” (Rarashik)

Memang lebih mudah untuk hidup dengan bentuk humanoid dibandingkan berbentuk hewan. Dalam bentuk humanoid, orang dapat menggerakkan kedua tangan dan kakinya. Dan yang pasti, lebih mempermudah untuk membuat dan menggunakan barang.

“Tetapi pada saat bersamaan dengan Gabranth, [Spirit] yang terhubung dengan kami juga melemah. Aku tidak tahu bagaimana dan mengapa, tetapi itu menyebabkan kita kehilangan cara menggunakan sihir. Namun, sebaliknya, hal itu juga menyebabkan kemampuan fisik dan semangat hidup kita meningkat.” (Rarashik)

“Aku mengerti, mungkin karena itu Gabranth memiliki kelenturan, pergerakan, dan tenaga seperti para beast. Dan selebihnya, Gabranth juga mampu menggunakan kemampuan yang sama dengan [Spirit] yang awalnya terhubung dengannya.” (Hiiro)

“Ya, tetapi tak dapat dipungkiri kita tetaplah semakin melemah. Walaupun kita memiliki kemampuan dari [Spirit] yang ada di dalam tubuh kita sendiri.” (Rarashik)

Rarashik memukul dadanya sendiri saat mengatakan itu.

“Aku mengerti, [Nameless bracelet] adalah sesuatu yang merangsang [Spirit] itu?” (Hiiro)

“Oh, kau benar-benar cukup mengerti. Tetapi ketika kau masih lemah maka kau belum mampu untuk merangsang yang sekaligus membangungkannya.” (Rarashik)

“Jadi, itu juga berfungsi sebagai ‘pendorong’-?” (Hiiro)

Sejujurnya, ini sangat menakjubkan ketika ada orang yang menyadari hal itu dan menciptakan benda itu. Bagaikan seorang penemu luar biasa, yang berhasil menemukan daerah makmur yang belum terjamah.

“Pendorong, huh? Mungkin itu juga tak salah. Benda itu juga dapat menarik [Spirit] keluar hingga batasnya.” (Rarashik)

“Jadi, jika ketika kita mampu mengeluarkan [Spirit], bukankah kita sedang menemukan potensi dari dalam tubuh kita? Lalu, dapat disimpulkan sebenarnya kita menjalin kontrak dengan kita sendiri?” (Hiiro)

“Yeah, bagaimana aku mengatakannya, [Spirit] adalah dirimu yang lain. Sebuah jiwa yang hidup di masa lalu, hidup hingga sekarang dan seterusnya. Dan kita dapat memanggilnya [Soul Spirit].” (Rarashik)

“Jadi, yang kau lakukan adalah berkontrak dengan [Soul Spirit]-?” (Hiiro)

“Aa, ya, Yuki sebelumnya adalah [Soul Spirit]. Bagaimanapun, hanya sedikit Gabranth yang dapat melakukan hal semacam ini.” (Arnold)

Hiiro memandang Arnold dengan rasa penasaran.

“Yang pastinya, aku masih belum bisa menggunakan [Spirit Summoning]-” (Arnold)

Dia mengatakannya dengan nada cemberut dengan bahu yang jatuh. Setelah Arnold mengatakan itu, Hiiro ingat akan suatu skill yang bernama [Spirit Summoning] di status dari Rarashik.

‘Jadi, ada kemampuan untuk melakukan pemanggilan juga, huh’

Hiiro menatap makhluk imut, Yuki, makhluk yang sedang dibicarakan saat ini.

‘Asal kemampuan dari Gabranth adalah [Spirit]... Bukannya itu begitu menarik?’

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

Itu adalah hal bagus jika ia mengetahuinya sekarang. Jika seseorang, yang menyamar menjadi Gabranth tidak mengetahui hal itu, hal itu akan membuat rasa curiga terhadapnya cepat atau lambat. Suatu keberuntungan mendengarkan hal itu sekarang.

“U…” (Muir)

Dan di saat bersamaan, Muir terlihat siuman Arnold dengan perlahan menuju Mui dan mencoba berbicara dengannya.

<< Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya >>