Konjiki no Master(Indo):Arc 3 Chapter 146

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 146: Mantan Maou, Avoros

Setelah mendengar kalimat dari Teckil, Taishi dan Chika membeku.

“Eh… Oi, Taishi. Bukannya Maou seharusnya seorang gadis, benar?” (Chika)

“Ah-Aah…. Itulah yang kami dengar dari raja….” (Taishi)

Mengetahui mereka berdua kebingungan, Teckil menunjukkan senyum masam.

“Ah, sepertinya aku salah bicara. Dia memang Maou, tetapi sebelumnya. Dengan kata lain, dia adalah mantan Maou.” (Teckil)

“Ma-mantan Maou?” (Taishi)

Taishi membuka mata lebar dan menatap bocah itu. Bocah itu malah tersenyum seakan hal itu menyenangkan.

“Saat itu, ketika ‘itu’ muncul di depan mataku … itu juga perbuatanmu, benar -su?” (Teckil)

“Ahahaha, apa kau tidak merindukannya? Sayangnya, itu sudah dewasa, dan kau pernah membunuhnya sekali. Padahal di masa lalu ‘itu’ berurusan denganmu begitu mudahnya.” (Avoros)

“Terima kasih untukmu, sekarang aku adalah Cruel -su.” (Teckil)

“Itu berarti, waktu sudah banyak berlalu.” (Avoros)

“….. Tinggalkan masalah itu, faktanya saat ini kau masih hidup, itu berarti kematianmu adalah kebohongan -su?” (Teckil)

“Yah, itu benar.” (Avoros)

“Bagaimana kau melakukannya-su? Waktu itu, Aquinas telah mengonfirmasikan kematianmu -su?” (Teckil)

Aquinas adalah orang yang memegang gelar [Strongest Evila]. Itu masih menjadi misteri. Mengapa Aquinas tidak menyadari jika Avoros berhasil memalsukan kematiannya.

“Yeah, matanya benar-benar masalah. Itulah mengapa, seperti yang kau bilang, aku masih hidup, tetapi akan lebih baik jika aku mengatakan jika, ‘Aku hidup kembali’.” (Avoros)

“Hidup kembali….. ?” (Teckil)

“Nah, lebih tepatnya, saat ini aku masih belum sempurna.”

“Belum sempurna…..?” (Teckil)

“Lebih dari itu adalah rahasia. Ya, untuk saat ini.” (Avoros)

Dia mengatakan dengan membawa telunjuknya di dekat bibirnya dan menutup salah satu mata.

“…….. Apa tujuanmu -su? (Teckil)

“Nh~? Aku mengatakan saat ini bahwa aku belum sempurna. Jadi mungkin….. menjadi sempurna.” (Avoros)

“…….?” (Teckil)

“Wajahmu menjelaskan jikalau kau sama sekali tak paham maksudku. Nah, itu sudah kuduga. Jika demikian, bagaimana dengan Hero-kun yang di sana, jelaskan apa yang telah terjadi.” (Avoros)

Sementara itu, sebuah “Eh?” lolos dari bibir Teckil, kemudian Teckil menatap ke arah Taishi.

“Eh ….. aku?” (Taishi)

“Ya, kau. Kalian menyerang [Demon City : Xaos], kan?” (Avoros)

Teckil cukup terkejut mendengar kalimat itu, dan mengerti alasan Iraora memberikan mereka izin untuk melewati jembatan itu.

Kemudian dia menemukan satu kebenaran tentang Kiria saat ini, dan mengetahui alasan dirinya yang bekerja sebagai informan adalah yang pertama ditangkap.

“… Kita ….. berperang -su?” (Teckil)

“Whoa~, seperti yang kuduga dari Teckil. Saat ini, kita dalam peperangan. Omong- omong [Humas] dan [Gabranth] sekarang beraliansi.” (Avoros)

“AAAPA!?” (Teckil)

Apa yang ia tak inginkan benar-benar terjadi. Sebelum konferensi, dia memberi tahu Kiria tentang tindakan aneh kedua ras tersebut, tapi mengingat Kiria sekarang, maka informasi itu tidak mungkin disampaikan pada Eveam.

Dia ingat 1 hal, Kiria mengatakan Eveam dan [Demon City] aman. Paling tidak, mungkin itu yang dimaksud dengan belum diserang.

Tapi kenyataan jika perang sedang berlangsung, berarti situasi saat ini begitu mengerikan. Bagaimanapun, dua ras berada dalam satu aliansi dan berusaha menghancurkan [Evila].

Bocah itu melihat Teckil, menggertakkan gigi, dan bicara.

“Aku diberitahu bahwa kejadian tak terduga telah terjadi. Itu salah satu salahmu juga.” (Avoros)

Tubuh Teckil menegang. Itu memang benar, fakta bahwa dia menyampaikan informasi kepada Yudom adalah kekeliruan.

“Nah, apapun yang terjadi dalam konferensi itu, tidak akan menghalangi rencanaku. Meskipun begitu, sepertinya aku meremehkan kekuatanmu. Sebuah borgol beru itu tidak hanya membatasi pergerakanmu, tetapi akan menyegel kekuatan sihirmu.” (Avoros)

Saat Teckil dibawa ke sini, pasti bocah ini telah mengambil pena favoritnya dan memakaikan borgol untuk membatasi pergerakannya. Bocah itu juga pasti berpikir, jikalau ia mengambil pena favorit Teckil, maka ia tak akan bisa menggunakan sihir.

Hal itu karena Teckil selalu menggunakan pena ketika menggunakan sihir. Sehingga saat ia berada dalam kondisi yang genting, dia mungkin dapat menggunakan sihir tanpa pena, tetapi sekarang, semuanya terungkap dan dia diborgol dengan borgol penyegel sihir.

“Dengan ini, kau tak bisa melakukan apapun. Karena itulah aku memanggilmu ke sini, dan sudah cukup, sekarang kita membicarakan apa yang akan terjadi mulai sekarang.” (Avoros)

Ketiganya menatap bocah itu.

“Sebenarnya, dua pahlawan lainnya seharusnya juga di sini, tetapi sepertinya ada hal yang tak terduga lainnya muncul. Dari informasi yang kudapat, keduanya bersama Eveam.” (Avoros)

Saat itu, kejutan melanda punggung Taishi dan Chika. Mereka tetap tak bisa tenang mengetahui Shinobu dan Shuri telah ditangkap pemimpin musuh.

“Ka-katakan!!” (Chika)

“Nh?” (Avoros)

“Katakan, katakan secara rinci!” (Chika)

Chika seolah-olah telah kehilangan kendali saat meminta jawaban dari pertanyaannya.

“I-Itu tak berguna, Chika!” (Taishi)

Taishi mencoba menghentikannya, tapi pria dengan luka X itu sudah ada di hadapan Chika.

“Ahh……!” (Taishi)

Taishi terkejut dengan kecepatan yang dilakukan ketika menuju Chika.

“Wanita, kau maju lebih dari ini dan akan kupotong salah satu kakimu.” (Pria Luka X)

Sebuah bloodlust mencoba menusuk Chika, seolah-olah itu adalah pisau tajam.

“Chika!” (Taishi)

Taishi bergegas menuju Chika, yang terkena serangan tersebut dan berlutut.

“Ahahah, jangan terlalu menakuti mereka." (Avoros)

Orang dengan luka X itu menundukkan kepalanya kepada bocah itu.

“Ah, ya, ya. Kau tidak perlu khawatir dengan 2 pahlawan yang lain. Eveam terlalu lembut sebagai Maou, dan kupikir dia tak akan membunuh mereka. Nah, kemungkinan terberat adalah jika mereka mungkin ada di dalam kurungan saat ini.” (Avoros)

Tapi Taishi dan Chika tidak mungkin percaya kata-katanya. Karena mereka tidak diberi tahu apa-apa tentang Eveam, keduanya pasti mengira teman mereka mungkin telah dibunuh oleh mereka.

Taishi menenangkan tubuh Chika yang gemetar.

“Ta-Taishi …..” (Chika)

“…. Mari kita percayai bahwa Shinobu dan Shiuri masih hidup.” (Taishi)

Mereka tidak percaya pada kata-kata bocah itu, tetapi mereka harus percaya jika Shinobu dan Shiuri masih hidup. Walaupun ingin menangis, Chika mengangguk pada kalimat Taishi.

“Sekarang semua sudah tenang?” (Avoros)

Bocah itu melanjutkan ceritanya sebelumnya.

“Aku akan membicarakan sesuatu sekarang. Apa kalian paham maksudnya? Itu artinya kalian tak punya hak untuk mengacuhkanku.” (Avoros)

Keringat dingin mulai terasa mengalir dari ketiga orang itu.

“Pertama, akan aku katakan alasan memulai perang ini.” (Avoros)

Ketiganya tanpa sadar menelan ludah setelah mendengar kata-kata bocah itu.

“Perang ini, akan menceritakan kebenaran, aku tak terlalu ambil pusing dengan hasilnya.” (Avoros)

“….. Apa maksudmu -su?” (Teckil)

“Hanya fakta bahwa perang telah dimulai, hanya itulah yang kubutuhkan.” (Avoros)

"......?" (Teckil)

"Fufufu ......." (Avoros)

Bocah itu berdiri dari kursinya dan perlahan menuruni tangga.

“Sesuatu yang disebut ‘Orang’ adalah sesuatu yang menarik. Alih-alih emosi yang positif, emosi yang negatif jauh lebih mudah mengalir. Bahkan dengan satu kesempatan.” (Avoros)

“…. Apa yang kau katakan?” (Teckil)

Avoros berhenti berjalan saat sampai di tengah tangga.

“Perasaan negatif lebih kuat dari perasaan lainnya. Selain itu, mudah mewarnai sesuatu yang baik dengan itu.” (Avoros)

Tidak mengerti apa yang bocah itu katakan, Teckil mengerutkan kening.

"Fufufu, sepertinya aku terlalu banyak bicara. Bagaimanapun, setelah perang dimulai, perasaan negatif akan terus meningkat dalam hati setiap orang. Tujuanku adalah untuk memperkuat perasaan itu. Dan itu hanyalah awal..... Ufufufu "(Avoros)

“….. Tak berubah sama sekali wajahmu itu -su.” (Teckil)

“Begitukah?” (Avoros)

“Tidak berubah …. Tatapan mata yang melihat orang sebagai bidak catur, sama sekali tak berubah seperti saat kau menjadi Maou!” (Teckil)

“Ufufufu, apa kau ingin mengatakan seperti, ‘Karena aku memiliki prinsip ini, aku dimusnahkan?’” (Avoros)

“………” (Teckil)

“Ufufufu, seperti yang kukatakan sebelumnya. Aku tidak dimusnahkan. Aku membiarkan kalian memusnahkanku. Itulah tujuanku.” (Avoros)

“……..” (Teckil)

“Baiklah, kuberi tahu apa peran kalian berdua di sini.” (Avoros)

Bocah itu menghadap Taishi dan Chika.

“Ah, kalau dipikir-pikir lagi, aku belum memperkenalkan diri, bukan?” (Avoros)

Dari sudut pandang orang-orang yang belum pernah mendengar cerita itu sebelumnya, senyum bocah itu sepertinya berasal dari anak yang baik, tetapi Taishi dan Chika hanya merasakan bulu kuduk mereka menggigil.

“Baiklah, seperti Teckil-kun katakan, aku adalah mantan Maou. Dengan kata lain, aku adalah saudara dari Maou yang sekarang, yaitu Eveam….” (Avoros)

“Kau adalah saudaranya!” atau begitulah ekspresi yang terlihat dari tatapan mereka berdua.

“Akan lebih baik jika kalian mengingatnya. Mulai hari ini, inilah nama tuan kalian.” (Avoros)

Bocah itu menyeringai dan berbicara lagi.

“Namaku Avoros. Avoros.Gran.Early.Evening.”

-----------

TL Note : Maksud Tickel, strategi dia kalau dia cuman bisa pena untuk sihir, padahal tidak.

Gak jelas bloodlust itu macam apa, kalau dari artinya sih “Haus Darah”, setidaknya pasti ada beberapa orang yang berpikir itu bloodlust fork. Jadi, tunggu aja manganya.

 <<Sebelumnya | Daftar Isi | Selanjutnya>>