Konjiki no Master(Indo):Arc 3 Chapter 152

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 152 : Keputusan Eveam

“Mereka mengamuk?” (Eveam)

“Ya, mereka mengamuk, mereka menyerang segalanya yang ada di depan mereka hingga tak ada apapun di depan mereka. Lalu, amukan mereka tak berhenti sampai di sana, ini bahkan terjadi kepada semua [Val Kiria Series]. Mempertimbangkan boneka itu adalah ‘duplikat’ dari Maou dengan kebijaksanaan dan kekuatan yang mirip dengan aslinya, membayangkan keberadaan itu membawa kehancuran. Aku cukup yakin, kalian tahu apa yang akan terjadi, kan?” (Aquinas)

 Itu lebih mirip adegan dari neraka.

“Me-mengapa hal itu terjadi?” (Shublarz)

Shublarz bertanya ketika pipinya terlihat kelu.

“Sederhananya, sihir mereka di luar kontrol.” (Aquinas)

“Mereka tak dapat mengendalikan sihir mereka?” (Eveam)

“Ya, sebagai ‘duplikat’ dari Maou mereka cukuplah sempurna. Namun, kekuatan Maou terlalu besar untuk mereka kontrol. Pada awalnya, kontrol mereka selalu stabil, tetapi wadah yang menahan kekuatan Maou tampak retak dan tak mampu menahan jumlah sihir yang besar. Akhirnya, wadah itu pun pecah.” (Aquinas)

Ini begitu mirip dengan bendungan yang mulai retak dan tak dapat menahan tekanan air yang berusaha mengalir.

“Tentu saja, Maou tidak diam saja dan dia menghancurkan mereka dengan tangannya sendiri. Bahkan jika mereka adalah duplikatnya, tidak semua kemampuan Maou dimiliki mereka. Jadi, Val Kiria pun dikalahkan Maou. Namun, konsekuensi yang dia terima juga tidak main-main.” (Aquinas)

Ketika pertempuran antara Val Kiria dan Maou berlangsung, negara iblis mulai hancur. Penduduknya hampir seluruhnya musnah.

“I-itu juga terjadi….?” (Eveam)

Eveam menampilkan ekspresi bersedih.

“Setelah itu, Maou menyembunyikan keberadaan dari [Val Kiria Series]. Hingga mereka dilupakan dari dunia ini. Dan selanjutnya, dia kembali mengumpulkan rasnya dan menstabilkan negara dengan tangannya sendiri.” (Aquinas)

“Jadi, Maou menyembunyikan keberadaan mereka sehingga generasi selanjutnya tak mengetahui hal itu?” (Eveam)

“Ya.” (Aquinas)

“Bukannya itu egois? Dialah yang menciptakan mereka untuk kepentingan dirinya sendiri, orang-orang menjadi terluka karena mereka, terlebih… dia menyembunyikan apa ia lakukan…” (Eveam)

Eveam terlihat sedikit marah. Dia tak menyetujui betapa egoisnya Maou Proklamator(?) tersebut.

“Aku tahu, kalimat Maou-sama begitu masuk akal. Namun, masih ada alasan lain untuk menyembunyikannya.” (Aquinas)

“A-alasan lain?” (Eveam)

“Dia tak akan pernah membiarkan keberadaan yang begitu mengerikan seperti [Val Kiria Series]. Ini karena mereka belum sempurna bahkan dengan pengetahuan milik Maou. Jika Val Kiria tidaklah sempurna, tragedi seperti ini akan muncul kembali. Maou sudah menduga penelitiannya akan menimbulkan kehancuran, jadi dia menguburkan Val Kiria ke dalam kegelapan.” (Aquinas)

Itulah masalah yang sebenarnya dari penciptaan makhluk yang berbahaya yang tak ada seseorang mampu mengontrolnya. Sejak Maou tidak dapat menyempurnakannya, dia berpikir tidak mungkin ada seseorang yang dapat menyelesaikannya.

Untuk alasan ini, Maou Proklamator tidak akan membiarkan ini tercipta lagi di masa depan, mengira seseorang di masa depan akan menciptakan Val Kiria dengan tidak sempurna dan tak mampu menghentikannya.

“Muuu…” (Eveam)

Tak diketahui seperti apa wajah Eveam yang begitu malu dengan ucapan sebelumnya karena dia menundukkan kepalanya. Dengan demikian, dia tahu fakta jika Maou akan melibatkan penduduknya, telah mengetahui sesuatu yang bakal terjadi.

Eveam terlihat tahu maksud tersebut, seseorang harus membuat kebijakan yang lebih baik untuk merespon hal itu.

“Aku mengerti, itu seperti bukanlah hal yang remeh-temeh jika diketahui oleh generasi selanjutnya. Tetapi keberadaan Kiria….” (Eveam)

“Benar, Maou-sama. Bahkan aku terkejut ketika mendengar dari Kiria jika dia adalah Val Kiria. Itu berarti…” (Aquinas)

“Avoros?” (Eveam)

Aquinas mengangguk atas kalimat Eveam.

“Meskipun aku tak terlalu yakin, perkiraanku mengatakan jika dia tahu cara membangkitkan mereka…” (Aquinas)

“Meskipun demikian, kenapa kau tahu hal semacam ini?” (Marione)

Itu adalah keraguan yang tepat dari Marione. Semua menatap ke arah Aquinas. Mengetahui tatapan mereka, Aquinas menutup matanya, menghembuskan napas dan perlahan membuka matanya. Kemudian, dia menjawab.

“… Dari seluruh orang, tidak semua orang binasa. Terdapat sedikit orang, dan sangat sedikit, berhasil menyelamatkan diri. Aku salah satu orang yang memiliki suatu hubungan dengan mereka.” (Aquinas)

Dengan kata lain, Aquinas mendengar cerita itu dari keturunan seseorang yang berhasil selamat.

“Aku mengerti… tetapi, berpikir Kiria penyebab kejadian yang seperti itu…” (Eveam)

“Itu tak mengejutkan kau tak tahu itu. Bahkan aku hanya mendengarkan dari cerita yang baru-baru ini kudengar. Aku mungkin satu-satunya di negara ini yang mengetahuinya.” (Aquinas)

“Muu, Maou-sama, situasi tak akan berubah bahkan jika cerita Aquinas itu nyata. Mengenyampingkan itu, perang adalah masalah kita sebenarnya. Bagaimana cara kita memerlakukan para tawanan?” (Marione)

Marione yang menawan para tawanan, bertanya bagaimana langkah berikutnya dalam situasi saat ini.

“Ah, terima kasih mengingatkanku. Pertama-tama, aku sudah menetapkan keputusanku mengenai hal yang saat ini sedang berlangsung.” (Eveam)

Eveam menatap semua orang satu-persatu dan menghembuskan napas besar.

“Kali ini, aku akan membebaskan tawanan [Humas] dan [Gabranth] yang masuk ke [Demon World]. Bagaimanapun, aku tak memiliki tujuan merampas hidup mereka.” (Eveam)

Empat orang lain yang sudah menebak apa yang ia pikirkan tidak berkata apa-apa. Semua tetap diam termasuk Marione yang terlihat tak setuju.

“Aku berniat membebaskan para tawanan, dan membuat mereka menyetujui Pakta Non-Agresi.” (Eveam)

“Houu, tidak aliansi…?” (Aquinas)

Dia menatap Aquinas yang berkata dengan nada sarkasme.

“Bahkan aku mengerti, cukup mustahil membuat hubungan aliansi dalam situasi saat ini. Oleh karena itu, aku memilih memberikan prioritas untuk kedamaian [Evila] sekarang ini.” (Eveam)

“Tetap saja, Maou~, apa kau berpikir pihak lawan akan setuju penawaran ini?” (Shublarz)

“Mari kita lihat. Ras yang sudah mengkhianati kita adalah [Humas] dan keberanian [Gabranth] yang menyerang kita dalam pertempuran yang ‘ajaib’. Kemudian…“ (Ornoth)

Shublarz dan Ornoth saling menyahut. Lebih dari setengah tahun ini, [Evila] hanya melawan [Gabranth] sekali. Walaupun perang yang dimaksud penghancuran jembatan oleh Eveam, Eveam dan yang lain mengakui ini sebagai serangan mereka terhadap [Gabranth]

“Barangkali… Itu memang terasa tak mungkin dengan [Humas]. Mereka memiliki kemungkinan mengkhianati kita lagi bahkan jika kita menggunakan tawanan sebagai sarana aliansi. Setelah semua yang telah terjadi, raja itu akan siap mengorbankan para pahlawan yang seharusnya menjadi kartu trump mereka.” (Ornoth)  

“Hmm~ jadi itu memungkinkan untuk bernegosiasi dengan [Gabranth]-?” (Shublarz)

“Ya, mereka adalah ras yang memiliki ikatan yang kuat. Walaupun kemungkinannya rendah, seharusnya itu dapat menjadi mungkin.” (Eveam)

“Aku rasa seperti akan buang-buang waktu jika menjadikan Beast King sebagai sekutu, meskipun demikian …” (Marione)

Marione berkata dengan sedikit menggelengkan kepala seolah tak setuju.

“Bisa dipastikan, mereka memiliki ikatan yang kuat. Namun, mereka bukanlah tipe yang mengaku kalah saat pertempuran. Mereka akan menerobos menyerang walaupun harus mengorbankan nyawa.” (Ornoth)

“Namun, kali ini kita memiliki rekan mereka, bukan?” (Marione)

“Tetap saja, mereka tak akan berhenti. Karena mereka adalah orang yang memiliki pikiran pendek yang haus darah.” (Ornoth)

Rasa haus darah muncul dari Marione. Dia tetap amat membenci mereka para [Gabranth], karena istri dan anaknya dibunuh oleh mereka.

“…. Meskipun demikian, aku tetap merekomendasikannya.” (Eveam)

“Tetap saja, bagaimana kita mengatur mereka jika mereka saja tak berniat menyerah?” (Ornoth)

Eveam menutup mata dan bibirnya. Semuanya tampak menunggu respon yang ia berikan. Lalu, dia membuka mulutnya.

“Jika hal itu terjadi … Kita akan ‘bertarung’ melawan mereka.” (Eveam)

Marione sedikit menegang mendengar respon yang Eveam keluarkan. Tidak hanya Marione. Semua yang di sana kecuali Aquinas terheran-heran.

Mereka tak menyangka kata “Bertarung” keluar dari mulut Eveam.

“Ma-Maou-sama? Kau paham maksud dari kata bertarung kan?” (Shublarz)

Dengan gugup Shublarz bertanya pada Eveam.

“Tentu, jika penawaranku tak diterima, maka satu-satunya pilihan adalah bertarung melawan mereka. Kita hanya menunda pertempuran, tetapi itu tak akan mudah menghilangkan semangat mereka bahkan setelah jembatan telah dihancurkan.” (Eveam)

“K-kau paham juga~” (Shublarz)

“Aku hanya mengingatkan tidak ada yang berubah, itu akan berlaku jika kita melewatkan mereka dan menunggu gerakan mereka setelahnya.” (Eveam)

Dia terlihat seperti paham dari kesalahannya. Kesalahan untuk tidak terlalu memercayai rekannya.

“Terlebih, sekiranya penawaranku tak diterima, barulah kita akan bertarung. Tambahan lagi, kita akan mendominasi mereka dan membiarkan mereka merasakan kekuatan idealisme kita! Hasrat untuk kedamaian sejati!” (Eveam)

“Dengan paksaan…. ya?” (Marione)

Eveam menyetujui dari pertanyaan Marione dengan sebuah anggukan dengan mengepalkan tangannya.

“Ya, namun, aku ingin kalian menahan diri untuk membunuh sebanyak yang kalian bisa… itulah mengapa aku memilih untuk memaksa mereka menyetujui bertarung dengan pembebasan tawanan!” (Eveam)

Setelah mereka mendengar penawaran yang akan ia berikan kepada [Gabranth], orang yang berkumpul di sana telah kehabisan kata.

TL Note : Hamba rasa yang dimaksud sama Val Kiria = Valkyrie. Ingat ‘bertarung’ dengan ‘bertempur’ adalah sesuatu yang berbeda.

<< Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya >>