Konjiki no Master(Indo):Arc 3 Chapter 167

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 167 : Reuni

Di [Demon Capital : Xaos], sejumlah besar orang berkumpul di depan gerbang istana.

Para Cruel [Rank 1] Aquinas, [Rank 2] Marione, [Rank 4] Ornoth, [Rank 5] Shublarz; pengawas prajurit negara, [Head Commander of the Demon Army] Rushbelle, [Demon Army – Captain of the Herbreed Corps] Herbreed, dan [Demon Army – Captain of the Eonis Corps] Eonis.

Semua wajah terkenal itu sedang berkumpul. Para prajurit di sekitarnya juga menelan ludah gugup karena sedang diliputi rasa cemas.

Dan di sana juga terdapat Hiiro, Liliyn, Silva, Shamoe, Mikazuki, dan Nikki.

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu untuk pertarungan bersama [Gabranth]. Dengan kata lain, ini adalah hari pertaruhan mereka.

Jika mereka kalah dalam pertarungan ini, ada kemungkinan bagi mereka untuk tak bisa kembali menjalani gaya hidupnya yang mereka miliki sampai sekarang. Sesuai dengan [Contract Roll], telah disepakati bahwa pihak yang kalah tak akan terbunuh sia-sia. Meski begitu, semua orang merasa selama negara mereka dibuat untuk tunduk di bawah kekuasaan lawan, mereka tak mungkin berharap memiliki hak yang sama seperti yang mereka miliki sampai sekarang.

Itulah kenapa wajah para prajurit yang berkumpul dan warga sipil, yang seharusnya datang untuk memberikan semangat mereka malah tampak kaku.

Untuk menghibur semua orang, Maou Eveam, yang datang dari arah istana membuka mulutnya.

“Semuanya! Jangan risau! Kami pasti akan membawa sebuah kemenangan! Aku akan menunjukkan kepada kalian apa itu kedamaian yang akan kupegang dengan tangan ini!” (Eveam)

Ketika dia menyatakan hal itu, raut wajah penuh tekad bisa terlihat mengalir dari wajah beberapa orang di sana.

“Selain itu, ada kemungkinan bagi seseorang untuk mengambil kesempatan ini untuk menyerang negara kita! Itulah kenapa kami akan meninggalkan pejuang terkuat kami, Aquinas, di sini!” (Eveam)

Setelah kalimat itu, para rakyat [Evila] menunjukkan tanda-tanda kebingungan. Sepertinya mereka tak bisa memahami alasan kenapa Maou tak mengikutsertakan pejuang terkuat di negara itu, Aquinas, berpartisipasi dalam pertarungan ini, meskipun kekalahan sama sekali tak diperbolehkan.

“Semua tenang! Sebagai gantinya, kami membawa kekuatan terbesar lainnya! Aku yakin semua orang telah mengenalnya! Dia adalah orang yang telah melakukan pencapaian terbesar dalam peperangan terakhir, Hiiro Okamura!” (Eveam)

Dengan cepat semua orang menatap ke arah Hiiro pada saat yang bersamaan. Orang yang dimaksud telah menyilangkan lengannya diikuti matanya yang tertutup, seolah-olah dia tak memedulikan pengumuman yang disampaikan Maou.

“Kehadirannya adalah alasan kenapa negara kita mengalami kerusakan yang minimal dari peperangan! Mengalahkan para monster, kekalahan Crouch, salah satu dari [Three Warriors], dan penghancuran jembatan [Mütich Bridge]. Ini semua pencapaian yang berhasil ia lakukan sendirian!” (Eveam)

Sorak-sorai dari orang-orang bergema, “Oooooooohh!”

“Mungkin sulit untuk mempercayainya, tapi dia memiliki kemampuan yang setara dengan Aquinas! Itu adalah sesuatu yang Aquinas sendiri akui! Itulah tepatnya kenapa Aquinas telah mempercayakannya  tugas penting untuk menggantikan tempatnya dalam pertarungan dengan  [Gabranth]!” (Eveam)

Teriakan kegembiraan sekali lagi menyebabkan udara bergetar.

“Itu sebabnya, tolong percayakan pada kami dan tunggulah kami! Saat kita semua akan bertemu, akan kupastikan aku meraih kemenangan dengan tangan ini!” (Eveam)

Sorakan yang luar biasa disertai gemuruh tanah dengan jeda waktu yang teratur terdengar. Tampaknya gelora dari kalimat Maou berhasil meningkatkan moral semua orang.

Hiiro meringis betapa ributnya itu, tapi Eveam tersenyum bahagia. Setelah itu, dia mengalihkan wajahnya ke arah Aquinas.

“Aquinas, selama aku tak ada, aku menyerahkan negara ini padamu.” (Eveam)

“Tak masalah. Cepatlah kembali dan menangkan pertarungan ini.” (Aquinas)

“Yeah!” (Eveam)

Lalu, ketika Aquinas melirik ke arah Hiiro, dari sudut penglihatannya, Hiiro sedang mengerutkan dahinya karena jengkel, lalu ia melihat Ornoth mendekatinya.

“Aku akan menyerahkan Tuan Putri... Maou-sama kepadamu.” (Aquinas)

“Aku akan melindunginya bahkan jika itu membuatku kehilangan nyawaku.” (Ornoth)

 Mereka berdua saling menatap satu sama lain dan mengangguk kecil.

“Hiiro, lakukan.” (Eveam)

Setelah diberitahu oleh Eveam, Hiiro mendesah kecil saat dia menulis sebuah kata, [転移] | [Transfer].

“Pegang salah satu bagian tubuh satu sama lain, jadi semua orang akan saling terhubung dengan cara seperti itu.” (Hiiro)

Sesuai perintah Hiiro, semua orang kecuali Aquinas saling menyentuh bagian tubuh orang di sampingnya. Jadi, saat itulah semua orang saling terhubung.

Bukan hanya anggota terkuat yang akan ikut ke dalam pertarungan, tapi juga para prajurit di belakang mereka juga saling menyentuh tubuh orang di sampingnya. Ada sekitar 100 orang di sana yang terhubung bersamanya. Saat ini mereka saling terhubung satu sama lain, dan jika saja ada sebuah listrik dialirkan pada Hiiro, pastinya itu akan menyetrum ke semua orang yang terhubung.

“Ayo pergi.” (Hiiro)

"Yeah! Semuanya, kumohon tunggulah kami! ”(Eveam)

“Woooooooooooohhh!” (Evila)

Setelah itu, ketika Hiiro mengaktifkan karakter itu, sosok dari 100 orang itu menghilang sekaligus.

“.... Sisanya kuserahkan padamu, Hiiro.” (Aquinas)

Aquinas bergumam saat dia kembali masuk ke istana.

.

Tempat yang mereka datangi dengan teleportasi adalah lokasi pertarungan, [Valaaru Wilds]. Di hadapan mata semua orang terpampang sebuah kawah raksasa.

Itu adalah sebuah kawah berdiameter sekitar 200 meter. Pertarungan akan diadakan di dalamnya.

Ketika mereka melihat ke arah pusat kawah, mereka melihat para prajurit [Gabranth] telah mengambil posisi mereka.

“Ayo pergi.” (Eveam)

Wajah Eveam menegang saat dia memimpin kelompoknya dan turun ke dasar kawah.

“Betapa mengagumkannya kalian para tuan dan nona dari [Evila]!” (Leowald)

Orang yang berbicara adalah raja dari [Beastman Capital : Passion], Beast King Leowald King. Di dekatnya adalah para prajurit terkuat di [Passion] yang mereka banggakan.

Namun, setelah menggerakkan matanya dengan gelisah, Leowald mengajukan sebuah pertanyaan ke arah Eveam.

“Jubah Merah... Apa yang terjadi pada Hiiro Okamura?” (Leowald)

“Uu... tentang itu....” (Eveam)

Eveam menunjukkan raut wajah susah untuk diungkapkan.

“Dia bilang kalau melakukan sesuatu seperti memberi salam itu sedikit merepotkan dan katanya ‘Aku menunggu di sini’, jadi dia saat ini ada di sana....” (Eveam)

Dia lalu mengarahkan jarinya ke posisi awal mereka datang. Tampak sosok Hiiro berdiri di sana.

“Maaf karena dia kurang sopan.” (Eveam)

Eveam meminta maaf atas perilaku Hiiro, karena Hiiro saat ini masihlah menjadi bawahannya. Namun, Leowald hanya berkata-

“Gahahaha! Dia benar-benar sosok yang menarik, Hiiro itu! Baginya untuk tetap menjadi dirinya sendiri bahkan dalam situasi seperti ini! Gahaha!” (Leowald)

Saat dia mengatakannya, banyak bayangan terlihat berlari menuju Hiiro.

“Jangan bilang itu serangan dadakan!? Kau sialan!” (Marione)

Marione mengeluarkan tatapan haus darah ke arah Leowald, tapi anehnya, orang yang menghentikannya adalah Eveam.

“Hentikan, Marione.” (Eveam)

“Ta-Tapi mereka merencanakan serangan dadakan!” (Marione)

“Tidak, itu bukan serangan dadakan.” (Eveam)

“…. Hah?” (Marione)

"Sebelumnya Hiiro memberitahuku kalau hal ini mungkin akan terjadi." (Eveam)

"A-Apa maksud Anda, Maou-sama?” (Marione)

Tak bisa mengerti perkataan Eveam, Marione memberikan pandangan kosong.

“Tak apa-apa. Jika menurut apa yang dikatakan Hiiro, orang-orang itu adalah.......” (Eveam)

“Terbang dan meledaklaaaaaah!” (???)

Seseorang yang melompat ke arah Hiiro lalu mengayunkan tinjunya menggunakan momentum dari larinya untuk menambah kekuatannya. Hiiro melirik ke arah kepalan yang mendatanginya lalu menutup matanya. Seolah-olah dia ingin menerima kepalan tangan itu, dia tak berusaha menghindarinya. Lalu....

Syut!

“…. Hareh?” (???)

Debugdebugdebug!

Setelah kehilangan targetnya begitu saja, tinju yang memotong udara kosong itu tampaknya menyebabkan orang itu menjadi kehilangan keseimbangannya karena momentum menariknya ke depan. Dan begitulah, tubuh orang itu jatuh ke tanah dengan hebat dan mulai berguling-guling.

Lalu, orang yang diam-diam menyaksikan pertunjukan memalukan dari orang yang merangkak di atas tanah mulai berbicara—

“…. Jadi dia mati, huh.” (Hiiro)

“SEPERTI AKU SUDAH MATIIIIIIIII!” (???)

Orang yang tersungkur tadi berdiri dengan penuh semangat dan berbalik dengan cepat ke arah Hiiro sambil menunjuknya menggunakan jari telunjuknya.

“Gooraaaa! Kau menyebalkan Hiiro! Jangan coba untuk menghindarinya, sebenarnya!” (???)

“Maafkan. Aku benar-benar berencana membiarkanmu memukulku setidaknya sekali, tapi begitu lirikanku melihat wajahmu, aku pikir dengan menghindarinya akan membuat pertunjukanmu lebih menarik. Maafkan aku.” (Hiiro)

“SEPERTINYA AKU BISA MEMAAFKANMU, IDIOT! Sebenarnya, meskipun sudah lama, kau benar-benar ‘seenaknya’ seperti biasa, oi!” (???)

“Tentu saja. Karena aku adalah aku.” (Hiiro)

“Hmph, kau benar-benar pria yang kurang ajar... Hiiro.” (???)

Saat orang itu tersenyum saat mengatakannya, Hiiro juga menyipitkan matanya bagaikan sedang bernostalgia.

“Kau berdarah panas seperti biasa, eh... Ossan.” (Hiiro)

Yang terpantul di mata Hiiro adalah Arnold Ocean, yang selalu berdarah panas sama seperti setengah tahun lalu.

“U-um....” (Muir)

“Hm?” (Hiiro)

Mendengar suara yang tampaknya memanggilnya dari belakang, Hiiro berbalik. Di sana berdiri—

“S-S-S-S-S-Sudah sangat lama, Hiiro-san.” (Muir)

—seorang gadis kecil yang berbicara dengan gagap.

“.... Bicara dengan benar, Chibi.” (Hiiro)

“Uu... au….” (Muir)

Muir Castreia berdiri di sana dengan wajahnya yang berwarna merah cerah saat dia mulai tertekan karena kesalahannya. Tampaknya dia sedikit lebih kuat dibandingkan setengah tahun terakhir, sesuai permintaan Hiiro—

“Apa kau bertambah kuat?” (Hiiro)

“Ah ... y-ya tentu saja.” (Muir)

Dia senang karena Hiiro memperhatikannya, karena itulah dia tersenyum berseri-seri.

“Ooh~ Muir-chan yang memerah dengan tingkah malu-malu, dan juga tampak sedikit sedih memanglah imut! Cara dia tersenyum bagaikan seorang malaikat yang sangat cantik~.” (Arnold)

Tampaknya kecenderungan sifat orang tua yang kekanak-kanakan milik Arnold masih tetaplah kuat.

“Nofofofofo! Akhirnya telah datang juga! Seorang panutan telah tiba! Lebih tepatnya, ini adalah jalan keemasan dari karakter Loli! Sekarang, Ojou-sama, tolong belajarlah dari tingkah lakunya dan bertingkah sedikit malu-malu!” (Silva)

“Kau hanya sedang meminta untuk membuangkan otakmu agar berlumuran darah!” (Liliyn)

Puunch!

Sebelum ada yang menyadarinya, Liliyn yang berada di belakang Silva, melakukan German Suplex pada diri sosok Silva. Seorang pria cabul harus menerima kepalanya dibanting di tanah akibat gerakan itu.

“Feeeeee! Banyak darah keluar dari kepala Silva-sama!” (Shamoe)

Shamoe menjadi pucat ketika dia menjadi histeris karena terkejut.

"O-Oi, Hiiro... Orang-orang ini-... hii!?” (Arnold)

Belum selesai dia mengatakannya, dia merasakan tatapan mengancam dari Liliyn, jadi dia—

“…. Bagaimana kau bisa berhubungan dengan orang-orang seperti ini?” (Arnold)

—mengubah kata-katanya menjadi kalimat yang lebih sopan.

“Hm? Benar, aku tidak benar-benar ingin mempercayainya, tapi mereka seperti rekanku.” (Hiiro)

“Oi Hiiro, berhentilah membuat lelucon! Aku tuanmu! Jangan salah paham!” (Liliyn)

“…. Um, tapi dia menyatakan hal yang berbeda?” (Arnold)

Arnold bertanya ketika dia merasakan rasa dingin di punggungnya seperti saat Rarashik menatapnya.

“Tidak, kepalanya sangat mudah berimajinasi. Dia gadis kecil yang punya kebiasaan menceritakan kebohongan dan mengingau. Itulah kenapa kau tak perlu khawatir tentang hal itu.” (Hiiro)

“Hohou, sepertinya kau ingin aku mengubah bagian dalam kepalamu menjadi kotoran, huh, Hiiro?” (Liliyn)

“Silakan saja.” (Hiiro)

Menanggapi kata-kata keren Hiiro, sebuah urat biru muncul di dahi Liliyn.

“U-umm….” (Muir)

Karena Arnold menjadi bingung karena tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya, sebuah tangan tiba-tiba menepuk pundaknya dari belakang. Ketika dia berbalik gerakan sedikit terkejut, sosok Silva, dengan darah menetes dari hidungnya, muncul di pandangannya.

“Mereka berdua selalu seperti itu, jadi tak perlu pedulikan mereka. Lebih penting lagi, apakah Anda yang bernama Arnold-sama, salah satu teman perjalanan pertama Hiiro yang sering ia bicarakan? Dan gadis muda yang menawan di sana adalah Muir Castreia-sama, benar?” (Silva)

Silva mengatakan itu sambil mengambil sebuah sapu tangan dari saku dadanya dan menghapus mimisannya.

"Y-ya....” (Arnold)

“S-Senang bertemu denganmu!” (Muir)

Mengikuti jawaban Arnold, Muir menundukkan kepalanya dengan hormat.

“Ohh, dirimu sangatlah sopan.” (Silva)

Silva juga membungkukkan kepalanya.

<< Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya >>