Konjiki no Master(Indo):Arc 3 Chapter 168

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 168 : Pertarungan antara Evila dan Gabranth Dimulai

“Baiklah, tidak ada banyak waktu untuk perkenalan, jadi, izinkan saya untuk memberikan perkenalan singkat. Pertama, tuan putri saya, Liliyn.” (Silva)

“Eh... anak itu...?” (Arnold)

Bahkan di saat-saat sedang berselisih, LIliyn masih bisa mengeluarkan tatapan mematikan kepadanya, sehingga dia memilih untuk menarik kembali perkataannya.

“Ja-jadi, dia adalah tuan putri...!” (Arnold)

“Yep, ngomong-ngomong, tuan putri kami memiliki kebencian berkaitan dengan umur dan ketinggiannya, terutama masalah penampilan, jadi, akan lebih baik untuk menghindari pembicaraan itu.” (Silva)

“Di-dimengerti.” (Arnold)

Muir ikut menyetujui hal itu demi keselamatannya, dia menganggukkan kepala berulang-ulang di samping Arnold.

“Dan wanita ini, sama sepertiku, melayani tuan putri Liliyn, Shamoe.” (Silva)

“A-aku Sh-Shamoe, Tuan!” (Shamoe)

Dengan wajahnya yang merona, dia mencoba mengeluarkan kalimat perkenalannya, tetapi tetap saja, dia masih menggigit lidahnya sendiri. Bagi Muir yang sering merasakan hal yang sama, memaklumi hal itu adalah hal yang tak terelakan. 

 “Dan ini adalah Nikko-dono. Bahkan walaupun dia tampak seperti ini, dia merupakan murid dari Hiiro-sama.” (Silva)

“Senang bertemu denganmu!” (Nikki)

Dengan senyum cerah menghadap ke arah mereka.

“Ha-Hah!? Murid dari Hiiro, benarkah...?” (Arnold)

“I-itu berarti waktu telah berlalu dengan cepat, Paman!” (Muir)

Saling memandang satu sama lain karena takjub akan keganjilan yang telah mereka dengar.

“Dan...” (Silva)

“Lama tak berjumpa, kalian berdua!” (Mikazuki)

Mikazuki mengangkat tangannya saat berbicara, tetapi wajah mereka berdua tampak tak mengenalinya.

“Eh.. siapa? Siapa anak kecil ini?” (Arnold)

Arnold pun bergumam demikan...

“Bu~ Jahatnya sampai melupakanku~! Mikazuki bahkan masih mengingat kalian berdua~!” (Mikazuki)

Wajahnya tampak menggembung karena pipi dan bibirnya ia gembungkan.

“Orang sepertimu tak mungkin diingat, Mikazuki!” (Nikki)

“Diamlah, Nikki!” (Mikazuki)

Menentang cemooh dari Nikki, Mikazuki berteriak-teriak dengan wajah merah padam. Bahkan setelah mendengar nama gadis muda itu, tampaknya Arnold masih belum menemukan petunjuk siapa gadis itu. Hingga akhirnya, Silva memberikan sedikit penjelasan.

“Kenyataannya, dia adalah makhluk yang diubah menjadi tampak seperti manusia oleh Hiiro-sama.” (Silva)

“Ta-tampak seperti manusia, katamu!?” (Arnold)

 “Itu benar adanya. Dia awalnya merupakan makhluk berbentuk burung yang kalian panggil Raipdic, dan tentunya kalian mengenalnya sebelumnya kan?” (Silva)

Dan saat itulah, Arnold mulai dapat mengenalnya. Saat di [Beast Kingdom Pasion] mereka mengenal seorang Raipdic dalam party mereka.

“Ja-jadi, kau adalah Raipdic saat itu?” (Arnold)

“Itu benar! Dasar kalian, mengapa bisa melupakanku! Kakek dan bahkan Muir!” (Mikazuki)

“Ma-maafkan aku!” (Muir)

“Ka-kakek..?” (Arnold)

Dengan sepenuh hati Muir meminta maaf, sedangkan Arnold lebih terkejut karena panggilan yang dilontarkannya.

“Dan, terakhir namaku adalah Silva Plutis. Suatu kehormatan bisa mengenal kalian.” (Silva)

Dengan sopan dia menundukkan kepalanya.

“Walaupun demikian... berubah wujud, dan teleportasi, seperti banyak waktu telah terlewati, dan yeah pastinya itu terjadi, terutama pada orang itu...” (Arnold)

 Wajah Arnold tampak mengeras ketika melihat Hiiro.

“Nofofofo! Ngomong-ngomong, Arnold-dono, aku tidak tahu mengapa, aku merasa jika kita sedikit mirip.” (Silva)

“Yeah, kau benar! Aku merasa kalau aku dapat memahamimu, atau...” (Arnold)

“Tepat sekali! Aku terkejut mengapa! Nofofofo!” (Silva)

“Siapa yang tahu! Ahahaha!” (Arnold)

Sebuah ikatan yang tak diketahui telah terhubung di antara seorang mesum dan seorang lolicon. Mereka entah mengapa bisa saling memahami, bagaikan seorang teman lama... tidak, perasaan itu sama seperti belahan jiwa yang akhirnya dipertemukan. 

Sedangkan Muir tak tahu apa yang harus dilakukan di antara hubungan antar pria yang baru saja terbentuk, dan karena sepertinya pertikaian telah berakhir, Hiiro mendekati mereka.

“Hmm? Kalian masih di sini? Cepatlah kembali ke kamp kalian berada.” (Hiiro)

“Nugu... Ka-kau... bahkan ini perjumpaan kita kembali, kau masihlah... huh, ini begitu menyedihkan karena dirimu tak berubah sama sekali, oy... dan aku dengar dari Master jika kau pernah datang kemari sebelumnya, seharusnya kau memberikan 1 atau 2 kata ucapan hangat... demi Tuhan...” (Arnold)

“Seolah-olah ada banyak perubahan dalam setengah tahun ini, dan alasanku tidak bertemu dengan kalian adalah sederhana saja, kalian tidak ada di sana. Aku tidak salah apa-apa, kau tahu.” (Hiiro)

“... Begitu baiknya dirimu, Hiiro... “ (Arnold)

“Ahahah... begitu nostalgia.” (Muir)

Sedangkan keduanya menghela nafas.

“Oh benar, ossan, Aku dengar dirimu dengan sangat bangga mengumbar segalanya tentangku kepada Beast King.” (Hiiro)

“Eh, ah, i-itu...” (Arnold)

Ujung bibir Hiiro naik, tapi matanya sama sekali tidak tampak tertawa. Dan dari belakangnya keluar aura hitam kesenangan.

“Tampaknya kau berharap menjadi subyek tes sihirku untuk pertama kalinya, kan?” (Hiiro)

“Tu-tunggu sebentar, Hiiro! A-aku tak bermaksud mengatakannya, tetapi kau sendiri tak tampak menyembunyikannya, kan?” (Arnold)

“.... Jadi?” (Hiiro)

Hiiro mengerutkan dahinya ketika memiringkan kepalanya.

“H-hei! Kita adalah teman perjalanan, kan? Jadi kenapa kau tak mencoba menghubungi kami!? Dengan sihirmu, seharusnya itu akan sangat mudah, kan!?” (Arnold)

“Ah jika saja aku menyadarinya. Itu terdengar menyakitkan.” (Hiiro)

“Sa-sakit...?” (Arnold)

Pernyataan itu membuat rahang Arnold terjatuh.

“Hiiro-san!” (Muir)

Dengan tiba-tiba, Muir berteriak, jadi semua orang tampak memperhatikannya.

“Ada apa, Chibi?” (Hiiro)

“A-a-a-aku sangat khawatir juga! M-mimir-chan juga! D-dan...” (Muir)

Muir menatap grup Liliyn berada.

“Se-semua bersamamu tampak menyenangkan... dan aku tak tahu mengapa, di sana terlihat banyak sekali gadis kecil...” (Muir)

“Apa yang ingin kau katakan?” (Hiiro)

Dia berbicara dengan nada yang lebih kecil, jadi itu tak akan terdengar. Kemudian dengan wajah memerah, Muir melantangkan suaranya kembali.

“Po-pokoknya, karena menunggumu membuat kami sangat tertekan! Pa-paman sebenarnya juga mengatakan banyak hal karena balas dendam, tetapi hal itu dia lakukan karena dia juga peduli padamu!” (Muir)

“O-oy, tunggu dulu, Muir-chan...? (Arnold)

“Hmmm... Balas dendam, yah... Aku mengerti.” (Hiiro)

Arnold dengan gugup berbalik arah menghadap Hiiro.

“Dirimu sudah memutuskannya sendiri, kan?” (Hiiro)

“Hi-hiiiiiiiiiiiii!” (Arnold)

Hiiro segera menulis suatu karakter, dan mengarahkan ke Arnold sebelum mengaktifkannya.

“Tidaaaaak! Hentikan! Aku tak berpikiran seperti itu! Itulah initinya..... Ah, ah, ah, nuuuuuuuuuuuuuuuu!” (Arnold)

Menatap wajah pucat Arnold saat dia menggeliat, Muir menatap kosong ke arah Hiiro.

“Apa? Aku hanya memperlihatkan sebagian kecil dari mimpi buruk.” (Hiiro)

Hiiro menggunakan karakter [幻] | [Dream] menyiksa Arnold sendirian dalam pandangannya. Mimpi buruk itu sendiri adalah pemandangan laki-laki berotot yang sedang mengelilinginya dan dengan kaki berminyak sedang menginjak-injaknya.

“Aku mengerti! Sederhananya, saat ini Arnold-dono sedang dikelilingi laki-laki yang seperti itu dan melakukan ini dan itu terhadap tubuhnya? Oh, astaga...” (Silva)

Terhadap penjelasan singkat itu, ekspresi Muir sedikit kasihan terhadap walinya tersebut. Dan setelah semenit berlalu, ossan tampak ambruk ke tanah dengan wajah letih.

“Sudah mau bertobat?” (Hiiro)

“... Gusu ... Gusu... hiks aku sudah tak bisa menikah...” (Arnold)

Suatu imajinasi liar telah diberikan kepadanya. Air mata mengalir dari matanya tanpa henti. Karena itu adalah penebusan Arnold atas kecerobohannya, Muir terhening dengan senyum masam di wajahnya.

“Oy, Chibi, apakah Blue Ribbon juga tak datang?” (Hiiro)

“Eh? B-Blue Ribbon? Apa kau sedang membicarakan Mimir-chan?” (Muir)

“Yeah.” (Hiiro)

“Oh, dia berkumpul bersama yang lainnya.” (Muir)

“Jadi, dia juga datang.” (Hiiro)

“Sebenarnya, aku mengajaknya untuk kemari, tapi sayangnya dia harus tetap di belakang dan mengatakan jika ini adalah reuni yang kami tunggu-tunggu.” (Muir)

“Yah, kami baru saja bertemu beberapa hari yang lalu.” (Hiiro)

Setelah mendengar kalimat itu, telinga Muir tampak berkedut.

“Mooh, itu tak adil.” (Muir)

“Apa maksudmu?” (Hiiro)

“Kau benar-benar tak adil, hanya bertemu Mimir-chan! Terakhir kali kau datang, aku harap bisa... bertemu denganmu.” (Muir)

“.... Yeah, kita bertemu lagi hari ini di sini, jadi, itu baik-baik saja, kan?” (Hiiro)

“I-Itu memang benar... tetapi...” (Muir)

“Dan aku berpikir jika akan lebih baik kita bertemu di saat seperti ini.” (Hiiro)

“Eh?” (Muir)

“Karena aku menyimpan kebahagiaan di akhir.” (Hiiro)

“Hiiro-san...” (Muir)

Pada saat itu, dengan kesadaran yang akhirnya pulih, walaupun dengan wajah yang mengerikan, Arnold memandang mereka dengan wajah cemberut di wajahnya.

“Ka...kau... Aku pasti membunuhmu suatu saat nanti...” (Arnold)

“Jika kau merasa mampu, maka coba saja lakukan.” (Hiiro)

“Walaupun kali ini sepenuhnya kesalahan Paman.” (Muir)

“Muir~.” (Arnold)

Arnold memanggil namanya seolah-olah dia mengandalkannya, tetapi Muir mengangkat bahunya dengan pasrah. Itu semua karena perkataan dari Muir, tetapi sebagai seorang ayah yang menyayanginya, Arnold tak mampu untuk menyalahkannya.

“Yang lebih penting, kalian berencana di sini sampai kapan? Kalian berdua adalah musuh kami sekarang. Kalian paham maksudku kan?” (Hiiro)

Mereka berdua mengambil nafas panjang. Dan sekarang membuat wajah serius. Arnold bicara.

“... Benar. Ayo, Muir.” (Arnold)

“Eh, ah, aku...” (Muir)

Muir tampak tak tahu apa yang harus dilakukan. Mungkin dia ingin bersama Hiiro lebih lama setelah akhirnya bertemu kembali setelah sekian lama. Tapi sesuai dengan perkataan Hiiro, saat ini mereka seharusnya sedang bermusuhan, dan berada di sini seharusnya sesuatu yang berbahaya.

Dan karena dia terus begitu, Hiiro mendekatinya.

Dia dengan perlahan menjentikkan jari di dahi Muir.

“Chibi, pastikan kau menunjukkan hasil dari latihanmu setengah tahun ini.” (Hiiro)

Muir dibuat ling-lung dengan kata-katanya baru saja, dan dengan perlahan dia menggerakkan tangannya. Dan mengambil nafas panjang...

“Ya!” (Muir)

Dia memberikan jawaban pasti sebelum mengejar Arnold. Tapi tidak lama kemudian, dia berlari mendekati Hiiro kembali.

“U-um, Hiiro-san.” (Muir)

“Yeah?” (Hiiro)

“... Ada banyak hal yang ingin kukatakan, jadi setelah pertarungan ini selesai, bisa kau memberikan waktumu sebentar?” (Muir)

“Apa?” (Hiiro)

“Terutama mengenai mengapa kau selalu dikelilingi oleh anak kecil...?” (Muir)

“... Me-mengapa kau bertanya seperti itu?” (Hiiro)

Hiiro memang merasakan hawa dingin di punggungnya. Namun, sosok iblis hitam yang mengintip dari bahu Muir pasti khayalannya saja.

“Mimir-chan mungkin juga memiliki beberapa hal yang akan disampaikan, jadi, bisakah kami berdua akan mengambil waktumu sebentar?” (Muir)

“Pa-pasti...” (Hiiro)

Muir tersenyum cerah saat dia kembali berjalan ke Arnold. Hiiro merasakan dengan jelas tekanan absurd dari Muir, tetapi baginya melihat Muir yang seperti itu... Muir pasti telah berkembang, pikirnya.

“Hiiro, kami akan menunjukkan seberapa kuat kami sekarang!” (Arnold)

“Kau tak perlu mengeluarkan pernyataan yang dramatis. Hanya bersiaplah.” (Hiiro)

“Ku... Aku paham! Bisakah kau memberikan respons seperti, ‘Akan kutunggu itu,’ atau semacamnya!?” (Arnold)

“Paman, ayo!” (Muir)

“Baiklah~, ayo Muir~!” (Arnold)

“... Jadi Lolicon sudah sehat kembali.” (Hiiro)

“Aku bukan seorang lolicon, bodooh!” (Arnold)

“Nofofoof! Aku merasa aku bisa menjadi teman terbaik dari Arnold-sama.” (Silva)

“Yeah! Ayo kapan-kapan kita minum bersama, dan berbicara tentang...” (Arnod)

“Ayo cepat, Paman!” (Muir)

“Ah, tunggu dulu, Muir!” (Arnold)

Ditarik dengan tangan Muir, mereka berdua pergi.

“Fuu, seperti biasa, dia orang tua yang berisik.” (Hiiro)

“Meskipun begitu, tampak kau sedang bersenang-senang.” (Liliyn)

Liliyn menyeringai padanya, wajah Hiiro tampak menekuk karena merasakan tidak nyaman.

“Hmm, pastinya kau bercanda... tapi yah... itu sedikit bernostalgia.” (Hiiro)

Dan semua tersenyum kecil padanya.

.

“Tampaknya itu berakhir tanpa ada konflik.”

Mendengar kata-kata Eveam, semua yang menatap perpisahan Hiiro dengan Arnold dari jauh, memiringkan kepalanya.

“Maou-sama, mereka berdua adalah...?” (Marione)

Eveam segera menjawab kebingungan Marione.

“Tampaknya mereka adalah rekan perjalanan Hiiro yang petama. Dia mengatakan setelah berteleport ke sini, akan ada kemungkinan mereka akan berusaha memukulnya, walaupun begitu, dia mengatakan jika itu adalah suatu kepastian. Terlebih, dia meminta agar kita tak ikut campur.” (Eveam)

“Bocah itu... memintanya...?” (Marione)

“Yeah, dan pastinya mereka berdua juga memintanya bukan, Beast King?” (Eveam)

Matanya tertuju pada orang yang sama-sama memperhatikan reuni itu dan sama sekali tak ikut campur, Leowald.

“Sangat benar. Arnold mengatakan dia akan bertemu dengan kawannya terlebih dahulu, dan aku pun menyetujuinya. Mungkin kalimat Hiiro hampir sama.” (Leowald)

Tampaknya, dari kedua belah pihak telah mendapatkan pesan tersebut.

“Yeah, sepertinya sekarang pertarungan dapat dimulai tanpa kendala... benar, kan, Demon Lord?” (Leowald)

“... Aku mengerti.” (Eveam)

Mereka mulai saling menatap satu sama lain, dan yang pertama membuka mulutnya masalah pertarungan adalah Eveam.

“Aku sebenarnya sudah mendengar detail dari metode pertarungan, tetapi untuk meyakinkan saja, bisa kembali kau katakan?” (Eveam)

“Baiklah, tak masalah. Pertarungan ini menggunakan metode kuno yang digunakan para ras [Gabranth], dan bisa disebut [Agasshi].” (Leowald)

Pertama : Pertarungan dilakukan dengan jumlah yang sama.

Kedua : Pertarungan dibuat menjadi 5 pertarungan individu.

Ketiga : Dari 5 pertarungan itu, kemenangan didapat jika telah salah satu pihak memenangkan sebanyak 3 kali pertarungan.

Keempat : Sebuah pertarungan tidak akan berakhir kecuali pemimpin dari salah satu pihak mengaku kalah.

Kelima : Jika pertarungan telah berakhir, dan berakhir seri, setiap pihak memilih seseorang untuk pertandingan by-one.

Keenam : Hasil tersebut kemudian diambil setelah satu pihak tak mampu lagi bertarung atau satu pihak mengaku kalah.

Ketujuh : Setiap individu hanya dapat berpartisipasi dalam pertempuran sebanyak 2 kali, tetapi ketika pertarungan kedua, mereka tak dapat menjadi pemimpinnya.

Kedelapan : Individu telah dipilih sebelumnya, dan tak dapat diganti.

Setelah memastikan tidak ada masalah dengan metodenya, mereka meneruskan dengan pembahasan apa yang terjadi setelah pertarungan.

“Telah ditulis dalam [Contract Scroll], dan negara yang akan kalah akan mengikuti perintah dari negara yang menang. Tapi kita akan saling menghormati satu sama lain, dan tidak ada kematian yang sia-sia. Apa itu baik-baik saja?” (Eveam)

Eveam mengatakan itu dengan nada yang serius, dan Leowald menjawab dengan anggukan kecil.

“Ya, di dalam pertarungan, pihak kami pasti memiliki keuntungan yang lebih besar. Jika kami kalah, kami akan patuh, dan dengan rendah hati menjadi bawahan kalian. Dan jika kami menang, kami akan tetap menjaga kalian dengan layak. Selama pihak kalian menghormati kontrak, kami tak akan menarik kata-kata kami. Aku bersumpah atas kebanggaan semua [Gabranth].” (Leowald) 

Gabranth yang ada di belakangnya mengangguk seirama. Mereka semua mempunyai tekad yang kuat.

“Ya, kita tak meminta sesuatu yang lebih. Jika kami menang, kami akan membuat kalian merakan kedamaian yang sebenarnya. Dan di atas segalanya, mungkin aku akan membuat aliansi sejati!” (Eveam)

Setelah cukup lama saling menatap, senyuman keluar dari wajah Leowald.

“Aku mengerti, inilah kenapa Hiiro berada di pihak kalian.” (Leowald)

“... Eh?” (Eveam)

“Kau benar-benar orang yang lembut.” (Leowald)

“Uuu...” (Eveam)

“Untuk alasan yang tak aku tahu, sejujurnya aku lebih memilih mendukungmu.” (Leowadl)

“...”

“Itu bakat alami yang ada sejak kau lahir, bocah. Pastikan kau menggunakannya dengan baik.” (Leowald)

“Beast King...” (Eveam)

“Tapi, kamilah yang akan mendapatkan kemenangan kali ini!” (Leowald)

“Kami tak akan membiarkannya!” (Eveam)

Mereka saling menatap tajam sekali lagi.

“Baiklah, jadi, mari bersiap.” (Leowald)

Ketika Leowald mengatakan hal itu, Eveam mengangkat tangannya.

“Aku lebih memilih menunggu sebentar lagi. Karena berdasarkan persetujuan, kami akan membebaskan tahanan yang kami tangkap.” (Eveam)

“Mu?” (Leowald)

“Bagaimanapun, mengirim mereka dalam jumlah besar mungkin saja bagi Hiiro, jadi, kami akan menyerahkan itu kepadamu terlebih dahulu.” (Eveam)

Dia mengalihkan pandangannya ke arah para tentara, dan menemukan sosok Crouch yang sedang diborgol di antara mereka. Memang, saat di penjara bulunya berubah menjadi putih, dan tampah seperti gadis kecil, tapi sekarang dia kembali ke bentuk asalnya yang mirip macan kumbang hitam.

"Oh, karena dirimu mengatakannya, aku jadi mengingatnya. Aku sama sekali sudah melupakannya." (Leowald)

"Leowald-sama... Jahatnya~." (Crouch)

"Gahaha! Bercanda, bercanda! Sebenarnya aku berencana untuk mengikutkanmu dalam pertarungan. Bisakah kau bertarung?" (Leowald)

Dengan itu, kedua ujung bibir Crouch naik tanpa rasa takut.

"Tentu saja, nya~." (Crouch)

"Bahkan jika itu sudah diputuskan terlebih dahulu, apakah kau yakin dengan ini, Maou?" (Leowald)

"Tentu saja, ada makna tersendiri dengan mengalahkanmu saat kau memiliki kekuatan di atas puncak." (Eveam)

"Hmm... menarik. Lalu kita akan menggunakan semua yang kita miliki untuk melawanmu." (Leowald)

Mengatakan itu, dia mengambil kertas dari sakunya dadanya. Di sana, tertulis nama-nama yang ditetapkan untuk berpartisipasi.

"Nofofofofo! Di sini, saya, Silva seorang netral akan mengambil alih!"

Silva entah bagaimana tiba-tiba muncul antara kedua belah pihak, membuat orang lain menjadi terkejut. 

"Si-Silva-dono!?" (Eveam)

Eveam dengan tidak sengaja mengeluarkan suara nyaring.

"... Siapa kau?" (Leowald)

Leowald bertanya dengan suara waspada.

"Tidak, tidak, saya hanya seorang pelayan yang rendah hati." (Silva)

Leowald melirik Eveam untuk mencari penjelasan, jadi Silva mulai menjelaskan kembali tujuan berdiri di sana.

"Aku mengerti, kemudian ambil ini." (Leowald)

Kertas itu diserahkan.

"Aku ingin kau menerima kertas kami juga, Silva-dono." (Eveam)

"Tentu." (Silva)

Dia menundukkan kepalanya, sebelum mengambil kertas dari Evem yang ia ambil dari saku dadanya juga. Dengan kertas keduanya di tangannya, dia mengonfirmasi nama orang-orang yang akan berpartisipasi dalam putaran pertama.

"Kalau begitu, mari saya umumkan peserta putaran pertama dalam pertarungan [Agasshi] ini! Pertama, dari pihak [Evila] adalah Marione-dono."

Pihak [Gabranth] mulai bergemuruh, seperti nama orang terkenal diumumkan di putaran pertama. Tapi fakta bahwa hanya satu nama diumumkan dimaksudkan untuk...

"Dari pihak [Gabranth] adalah..."

Semua orang menatap Silva dengan ragu-ragu, yang secara tidak sengaja masih menatap kertas dari [Gabranth] cukup lama.

"Ehem, saya minta maaf. Dari pihak [Gabranth] ... Beast King, Leowald-dono! "

Bukan hanya pihak [Evila], tetapi dari pihak [Gabranth] yang tidak tahu urutan pertarungan ikut terdiam.

Di antara mereka semua, satu-satunya yang mengeluarkan senyum lebar di wajah mereka adalah Marione dan Leowald.

<< Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya >>