Konjiki no Wordmaster (Indonesia):WN Chapter 88

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 88: Kekuatan Kamui yang Sebenarnya


Hiiro dan Kamui berdiri di atas padang pasir setelah meninggalkan Oasis bersama Jin-u. Penduduk suku Ashura berkumpul untuk mengamati dengan penasaran. Di antara mereka juga ada anak-anak.

Tentu saja anak-anak bersorak untuk Kamui. Juga untuk Hiiro-

“Semoga berhasil, temanku!” (Silva)

“L-Lakukanlah yang terbaik! Hiiro-sama!” (Shamoe)

Silva dan Shamoe bersorak untuknya, namun, dia terkejut atas dukungan Silva.

(Siapa sih temanmu itu....?) (Hiiro)

Tentu saja, Hiiro mengerti bahwa maksudnya adalah teman dari fanclub Liliyn. Tetapi jika Hiiro memukul Silva, Silva hanya akan merasa kegirangan. Jadi Hiiro memutuskan untuk mengabaikannya.

(Baiklah. Yang lebih penting, bagaimana aku melawannya… untuk saat ini…) (Hiiro)

Saat ia berpikir demikian, Hiiro menggunakan kata 『覗 | Pry』. Tentu saja, yang lai hanya melihat Hiiro sedang menggunakan sihirnya. Jin-u meningkatkan kewaspadaannya.

“Apa yang kau lakukan, bajingan?” (Jin-u)

Meskipun Jin-u bertanya, Hiiro hanya berpura-pura tidak tahu apa-apa.

“Aku hanya melakukan sedikit pemanasan. Sihir diperbolehkan dalam pertarungan ini, kan?” (Hiiro)

“O-Oh…” (Kamui)

Kamui sangat mencurigai Hiiro, tapi Hiiro mengabaikannya.

<Kamui> <Level 85>

HP 2380/2400 MP 3270/3270 EXP 674441 NEXT 27911

ATK 588 (668) DEF 490 (515) AGI 800 (823) HIT 450 (470) INT 388 ( )

<Magic Attribue> Earth <Magic> Sand Needle (Earth, Attack) Sand Wave (Earth, Attack) Sand Armor (Earth, Support) Sand Guard (Earth, Support) Desert Storm (Earth, Attack) Red Idol (Earth)

<Title> <Ashura Tribe> | <One who lives with the Desert> | <Monster Slayer> | <Sage> | <Easy-Going> | <Dual Katana User> | <Red Sand> | <Chief of the <Ashura Tribe>> | <One who inherits their Father’s Will> | <Lightning Speed>

Hiiro sedikit terejut kalau Kamui sudah level 85. Namun, Kamui tidak memiliki serangan jarak jauh milik Superhuman Class seperti Liliyn. Ada sesuatu yang menarik dalam parameternya.

(Seperti yang diharapkan, kecepatan adalah kekuatannya...) (Hiiro)

Walaupun Kamui belum serius, namun, ia mampu melihat gerakan Liliyn. Itu saja sudah merepotkan. Dibandingkan Hiiro yang level 76, ada perbedaan yang jelas dalam hal kecepatan. Ada lebih dari 200 poin perbedaan. Sejujurnya, dia bukanlah orang yang bisa Hiiro kalahkan.

Meskipun serangannya tidak begitu kuat, kecepatannya cukup tinggi. Hanya dengan mendapatkan title <Lightning Speed> itu saja telah menjelaskan cukup banyak. Meskipun Hiiro telah mempersiapkan beberapa mantra, sihir tanah Kamui memiliki banyak keuntungan. Hiiro pun tersenyum kecut.

(Bertarung dengan pengendali tanah di gurun akan sulit, ya...) (Hiiro)

Semua yang ada di sini bisa jadi senjatanya. Hiiro mengingatkan dirinya kalau jarak tidak akan menjadi masalah disini. Kamui mungkin memiliki cara untuk mengendalikan pasir.

Hiiro berpikir bahwa ini akan menjadi pertarungan yang sulit. Untuk saat ini, ia mempersiapkan diri dengan menghapus {Word Magic} yang dia gunakan pada Mikazuki.

Hiiro hanya bisa menggunakan paling banyak 5 kata. Sangat penting untuk menggunakannya sebelum pertarungan dimulai. Liliyn menatap ke arahnya dengan wajah penuh rasa ingin tahu. Maklum saja jika dia tertarik.

Untuk sekarang, prioritas utama adalah untuk memenangkan pertarungan ini. Hiiro memasang {Word Magic} di tangannya. Kemudian, ada sesuatu yang tiba-tiba terlintas dalam pikirannya.

(Mungkin, aku bisa menggunakan gurun ini...) (Hiiro)

“Kita akan segera memulainya." (Jin-u)

Jin-u muncul ke depan mereka dan keduanya mengangguk. Kamui terlihat sudah siap. Dia menghunus pisau kembarnya saat ia mengambil posisi bertahan.

Sambil menonton mereka berdua, Liliyn dan Shivan bertukar pendapat.

“Menurutmu siapa yang akan menang?” (Shivan)

"Siapa yang tahu? Kekuatan mereka sedikit mirip." (Liliyn)

“Kalau begitu, Kamui memiliki keuntungan geografis yang akan unggul." (Sivan)

“Aku ragu mengenai itu.” (Liliyn)

“Mu?” (Shivan)

"Tentu saja, kelihatannya dia tidak lebih dari sekedar ras Imp) yang sombong." (Liliyn)

"Bukankah sudah jelas?" (Shivan)

Barangkali, sentimen ini telah dibagi oleh semua orang juga.

"Tapi, dia itu... menarik." (Liliyn)

"Hoh, itu jarang terjadi. Tunggu, tidak. Tidak mungkin kau akan membawa orang biasa. Apakah kau mengatakan bahwa ada sesuatu yang istimewa dengan anak muda itu? "(Shivan)

Liliyn hanya tersenyum.

"Lihatlah sendiri." (Liliyn)

"Mu .." (Shivan)

"Bahkan jika semua orang percaya bahwa anak itu dirugikan, ketika pertarungan dimulai, kau akan terkejut." (Liliyn)

Melihat dia tertawa, Shivan mempertajam perasaannya untuk merasakan "kejutan" yang Liliyn bicarakan.

Hiiro menarik pedangnya saat mereka berdua saling melotot.

"Aku... akan... membetulkan kalimatmu... keluargaku... tidak... bodoh..." (Kamui)

"Aku tidak peduli tentang itu." (Hiiro)

"Eh?" (Kamui)

"Saat ini, kita sedang menentukan siapa yang lebih kuat, kan? Jika kau ingin menyangkalnya, maka buktikan kalau aku salah, Nitoryuu. "(Hiiro)

"Kau a... akan menyesalinya..." (Kamui)

"Tentu saja .(kau akan)." (Hiiro)

"Guh.. Pasti." (Kamui)

"Tidak akan." (Hiiro)

"Kamu pasti akan .." (Kamui)

"Tidak ada alasan untuk itu." (Hiiro)

"Ada..." (Kamui)

"Ahem!" (Jin-u)

Jin-u berdehem untuk menghentikan mereka dari adu debat.

"Dengarkan. Pertarungan akan selesai ketika salah satu sisi kalah(KO) atau menyerah. Ada yang keberatan? "(Jin-u)

"Tidak masalah." (Hiiro dan Kamui)

Mereka menjawab bersamaan. Jin-u mengangguk sambil mengambil napas dalam-dalam. Semua orang menelan ludah. Pertarungan dengan kehormatan mereka dipertaruhkan akan dimulai. Pemenang membuktikan kalau pernyataan mereka benar. Yang kalah harus menerimanya. Mempertaruhkan hal itu, mereka akan bertarung. Dan kemudian, untuk memulai pertarungan ...

"Mulai!" (Jin-u)