Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 2 Chapter 9

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 9[edit]

Keesokan harinya, Tatsuya dan Miyuki meninggalkan rumah sedikit lebih awal dari biasanya.

Alih-alih untuk sampai ke sekolah lebih awal, mereka ingin datang lebih dulu di stasiun kereta.

Untungnya, mereka tidak perlu menunggu terlalu lama di stasiun kereta.

"Selamat pagi, Ketua."

Di antara perempuan, sosok Mayumi sudah pasti dinilai sebagai mungil, tapi itu tidak berarti dia akan terkubur dalam keramaian. Bahkan di tengah keramaian, aura unik miliknya memungkinkan Tatsuya untuk segera menemukan dia.

"Tatsuya-kun? Dan Miyuki juga. Apa ini?"

Meskipun situasinya sudah jelas, Mayumi benar-benar dikejutkan oleh kemungkinan bertemu mereka berdua di sini, jadi sikapnya tidak mencerminkan sifat bercandanya yang biasa dan merupakan reaksi yang lebih normal.

Namun, tujuan hari ini tidak mengejutkan Mayumi. Tatsuya melewatkan pembukaan dan masuk langsung ke inti permasalahan.

"Aku sangat khawatir tentang apa yang terjadi kemarin setelah kami pergi. Dapatkah kamu memberitahuku hasil pembicaraan antara Ketua dan Mibu-senpai?"

Pada permintaan Tatsuya, mata Mayumi melebar kaget.

"Sungguh mengejutkan."

Bukan hanya ekspresinya, tapi nadanya dipenuhi keheranan juga.

"Tatsuya-kun sudah pasti tidak tampak seperti tipe orang yang peduli urusan orang lain."

"Kalau itu hanya urusan orang lain, aku tidak peduli. Sayangnya, nasib telah memutuskan sebaliknya."

"Tidak heran."

Pada respon Tatsuya, Mayumi mengangguk dalam penerimaan. Tatsuya sudah terlibat dalam urusan dengan "Aktivist Alliance". Jika pun ia ingin melepaskan dirinya dari kekacauan, itu sudah jauh melampaui batas tidak bisa kembali.

Dia sudah jelas memiliki hak untuk mengetahui apa yang akan terjadi, pikir Mayumi — bahkan jika hal ini tidak terjadi, hasilnya akan diumumkan besok pagi.

"Mereka meminta agar murid Jalur 1 dan 2 menerima perlakuan yang sama, tapi tampaknya mereka tidak pernah berpikir bagaimana untuk menempatkan ini dalam praktek. Lebih tepatnya, rasanya seperti mereka ingin OSIS untuk datang dengan rincian konkret. Yah, berkat itu, itu lebih seperti sesi Q&A (Question & Answer) sekarang. Awalnya, kami hanya merencanakan untuk membahas rincian negosiasi kemarin, tapi kami berakhir dengan sebuah forum publik yang akan diselenggarakan di auditorium besok sepulang sekolah."

"Perkembangan yang terjadi berada pada kecepatan yang berbahaya..."

Tatsuya mengungkapkan keterkejutan membosankan, karena baginya ini adalah tidak terelakkan "Apakah itu akhirnya di sini?" Dengan demikian, ia tidak terlalu terkejut. Tatsuya awalnya berpikir kalau strategi yang paling efektif adalah untuk secara langsung berhadapan dengan para anggota dan menyeret mereka keluar untuk ditangani, bahkan dengan mengorbankan dan membiarkan beberapa sisa yang menyelinap melalui celah-celah. Bisa dikatakan, reaksinya mungkin dalam minoritas yang menentukan. Sebagai contoh, Miyuki berada dalam kelinglungan pada seberapa cepat bergeraknya masalah.

"Meskipun aku memahami strategi itu memberikan lawan sedikit waktu untuk bersiap, cara ini, kita juga dalam keadaan yang sama. Siapa yang akan mewakili OSIS di forum?"

Pada pertanyaan Tatsuya, Mayumi mengungkapkan senyum yang dengan jelas mengatakan "Pertanyaan yang bagus", dan menunjuk dirinya sendiri.

"...Jadi, itu hanya akan menjadi Ketua sendiri?"

Suara Tatsuya masih ragu-ragu, belum lagi Miyuki yang diam tertegun.

"Meskipun Hanzo-kun juga akan di atas panggung, aku akan menjadi satu-satunya yang berbicara. Sama seperti kata Tatsuya-kun, tidak ada waktu untuk mempersiapkan, sehingga jika hanya satu orang yang berbicara, seharusnya tidak ada kekuatiran apapun tentang menginjak kaki orang lain. aku juga khawatir tentang meninggalkan kesan yang terlalu agresif."

"Dengan kata lain, kamu pasti tidak akan kalah dalam debat tradisional?"

Saat Tatsuya mengatakan ini, Mayumi dengan percaya diri menganggukkan kepalanya.

"Ada hal yang lain," suara ringan Mayumi yang diwarnai dengan udara harapan.

"Jika mereka benar-benar memiliki kemampuan untuk mengatasi argumenku, bukankah itu sangat bagus bagi mereka untuk menyebarkannya ke sekolah juga?"

Di telinga Tatsuya, Mayumi tampaknya berharap kalau mereka akan menghancurkan pihaknya.


◊ ◊ ◊


Pada pengumuman kalau sebuah forum yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya akan diadakan besok, Alliance (singkatan dari "Aktivists Alliance for Abolishment of School-wide Differential Treatment") tiba-tiba dipenuhi dengan aktifitas.

Sementara itu tidak adil mengatakan kalau banyak faksi yang terlibat, memang benar bahwa pandangan anggota Alliance secara aktif berpidato untuk pendukung yang bisa dilihat di sekitar sekolah sebelum, selama, dan setelah pelajaran.

Setiap orang dari mereka memakai gelang putih dengan garis-garis hijau dan merah. Apakah mereka menyerah dalam bersembunyi? Atau apakah mereka tak menyadari makna di balik lambang tersebut...? Tatsuya percaya itu adalah yang terakhir. Tentu saja, Tatsuya tidak mendukung gagasan bahwasanya "orang bodoh tidak bertanggung jawab atas kejahatan mereka". Dia percaya kalau tanggung jawab tidak diukur dengan kesadaran, tetapi dengan tindakan.

Meskipun demikian, ia tidak berencana untuk ikut campur dengan Alliance. Mencoba untuk mengumpulkan jumlah pendukung tertinggi sebelum "negosiasi" adalah proses tindakan alami. Sementara ia tidak terafiliasi dengan situasi, ia tidak ingin melakukan apa-apa yang berhubungan dengan pelajar SMA yang tak dewasa secara emosional yang dapat dengan mudah terprovokasi oleh kata-kata penuh gairah ke dalam tindakan yang akan meluncurkan mereka ke dalam jurang tak berdasar (keputusan yang salah pada beberapa tingkat).

Di sisi lain, jika situasi tersebut melibatkan orang yang dikenalnya — Tatsuya juga seorang siswa di SMA Satu, itu tidak mungkin baginya untuk mengetahui tidak seorang pun sepenuhnya — dan berusaha untuk menipu atau menarik mereka, ia tidak akan tinggal diam.

"Mizuki."

Sehabis sekolah, sehari sebelum perundingan. Tatsuya menyapa teman sekelasnya, yang mengenakan wajah kebingungan, sambil dia sedang berbicara dengan seorang lelaki yang mengenakan gelang itu di lengan kanannya, dan mungkin siswa kelas 3. Mizuki memeluk beberapa buku ke dadanya, yang mungkin bahan-bahan klub yang diperlukan. Kenyataan kalau mereka menggunakan bahan-bahan yang tidak didigitalkan merupakan indikasi, banyak siswa di klub Seni mungkin berbagi minat yang sama. Namun, itu adalah percakapan untuk hari lain.

"Ah, Tatsuya-kun."

Setelah mengenali Tatsuya, Mizuki menghela napas lega. Dari reaksinya, dia telah terjebak dalam percekcokan ini untuk beberapa waktu.

Pertama, Tatsuya dengan hati-hati memeriksa senior tersebut. Dia memiliki badan tinggi dan ramping, dengan tanda-tanda pelatihan dalam seni bela diri.

Sehubungan dengan tipe tubuh tertentunya, Tatsuya memiliki ingatan tertentu.

Tanpa diragukan lagi, dia adalah orang yang melarikan diri setelah berusaha menyergap Tatsuya dengan sihir selama keributan dalam minggu perekrutan.

"Aku Shiba dari Komite Keamanan. Melanjutkan mengganggu murid lain dapat dianggap sebagai pelecehan. Pastikan untuk tidak berlebihan."

Tatsuya tidak perlu untuk memastikan rinciannya dari Mizuki, dan berjalan langsung menuju senior tersebut untuk membuat ini dikenal. Namun, dia tidak menginterogasi siswa tersebut mengenai kegiatannya selama minggu perekrutan. Tidak ada alasan untuk percaya kalau senior itu akan menjawab setelah ditanyai, dan mendesak dia hanya akan mencapai efek sebaliknya. Tatsuya diam-diam menempatkan dirinya di antara Mizuki dan senior itu dan langsung menghadap padanya.

Pihak lawan tidak mengenakan lambang Bloom di atas dada kirinya.

Dia mengenakan sepasang kacamata kecil di wajahnya, tetapi itu tidak terlihat seperti kacamata biasa.

"Aku mengerti, maka aku akan mundur. Shibata-san, jika kamu berubah pikiran, bisa tolong beritahu aku? Kapan saja tidak masalah."

Senior tersebut menarik tangannya dengan cara yang sangat sopan, kemudian pergi ke arah tangga di ujung lorong. Tatsuya mengambil waktu ini untuk menanyai Mizuki apa yang terjadi sebelum dia tiba.

"Dia adalah ace dari Klub Kendo. Aku pikir namanya Tsukasa Kinoe-kun. ...Dia sama seperti aku, seseorang yang menderita 'sensitivitas berlebihan pada pencaran partikel roh', jadi dia bertanya apakah aku ingin bergabung dengan klub yang dipimpin oleh orang yang memiliki kesulitan yang sama."

Tatsuya tidak mengduga Mizuki untuk secara sukarela menyebutkan "matanya" sendiri. Namun, dia membuktikan sensitivitas berlebihan pada pancaran partikel roh miliknya sudah lama, jadi ini tidak mengejutkan.

"Jadi ini adalah untuk berbagi pengalaman masing-masing. Apa aku benar?"

"Tidak, Kinoe-senpai mengatakan kalau setelah bergabung dengan klub tersebut, gejalanya telah meningkat banyak, jadi mungkin itu bisa membantu aku juga..."

"Itu..."

Konyol. Tatsuya tidak menyelesaikan kalimatnya dengan suara keras.

Bahkan tanpa berkata begitu, ia bisa mengatakan Mizuki memegang pendapat yang sama.

Satu-satunya cara untuk mengurangi bahaya dari menjadi terlalu sensitif terhadap sensasi berbasis sihir adalah untuk berhati-hati mengontrol Kemampuan Inquisitive Sensory. Untuk menjaga kemampuan itu dengan benar di tangan, jalur terpendek menuju sukses pasti pelatihan yang tepat.

Misalnya, untuk kelas tanpa guru pembimbing pun, pelajaran yang dipelajari di kelas adalah hal yang paling dekat pada "pelatihan yang tepat". Itu tidak masuk akal untuk berpikir kalau sebuah klub yang didirikan oleh murid bisa memberikan rezim pelatihan yang lebih efektif daripada mengambil kelas. Tentu saja, itu adalah masalah lain jika klub yang diatur oleh seorang anggota fakultas, tetapi sistem sekolah jelas tidak memiliki cukup guru, sebagaimana dibuktikan oleh sistem Jalur 1 dan 2.

"Meskipun aku sudah menolaknya beberapa kali di dulu dengan alasan 'aku puas dengan mencoba berusaha di kelas'."

"Itu tepat sekali. Tidak perlu buru-buru. Mengambil satu langkah pasti pada satu waktu adalah pilihan yang benar-benar dapat diterima."

Mizuki mengangguk ke arah Tatsuya dengan cara yang mengatakan "Kau benar", kemudian berjalan menuju ruang klub.

Saat Tatsuya berjalan di arah yang berbeda dari arah Mizuki, pikirannya berpacu. Itu hanya suatu kebetulan kalau ia dilihat oleh Mizuki. Tapi, tidak termasuk rincian itu, ia tidak berpikir ini adalah suatu kebetulan. Sementara aktif merekrut lebih banyak anggota klub dalam nama saja, atau lebih seperti "memancing", tujuan sejati mereka adalah untuk menjerat Mizuki sebagai salah satu rekan-rekan mereka. Dengan mempertimbangkan tingkat skill individu yang menyergap Tatsuya sebelum kegiatan Alliance dimulai, murid kelas 3 ini adalah "menyusahkan". Setidaknya, dia bukan seseorang yang sedang "diumpankan", tetapi sebaliknya, secara aktif "memancing".

(Ace dari Klub Kendo, Tsukasa Kinoe.)

Sudah jelas perlu untuk menanyakan tentang senior itu, pikir Tatsuya.


◊ ◊ ◊


Setelah makan malam, selama waktu yang biasanya disediakan untuk melepas stres yang terjadi sepanjang hari, Tatsuya saat ini sedang mengendarai sepeda motor listrik yang baru dibeli.

Tujuannya adalah kuil Yakumo.

Ia tidak berjalan karena ini bukanlah pagi hari atau larut malam, dan ada banyak pengendara atau pejalan kaki di jalan. Menggunakan sihir tanpa alasan yang sah adalah persoalan pada hukuman dan denda. Bahkan anak-anak tidak bisa menghindari hukuman.

Juga, mengendarai sebuah sepeda motor listrik tidak ilegal lagi. Tahun 2095, undang-undang lalu lintas mengijinkan siapa saja yang merupakan "lulusan sekolah menengah" untuk mendapatkan lisensi sepeda motor listrik. Persyaratan tidak lagi berdasarkan usia, tetapi pada iya atau tidaknya individu itu telah menyelesaikan wajib belajar sebagai gantinya.

Di pinggangnya, sepasang tangan lembut melilitkan diri di sekelilingnya. Di punggungnya, bola kembar milik adiknya ditekan menghadapnya. Meskipun dia masih berkembang, setidaknya, dari sudut pandang obyektif sempurna, itu tidak diragukan lagi di atas rata-rata untuk orang seusia lima belas tahun (Miyuki lahir pada bulan Maret).

Bisa dikatakan, denyut jantung Tatsuya tidak meningkat secara tajam. Mengingat kalau ini adalah adik kandungnya, itu wajar saja.

Selain itu, perjalanan hanya berlangsung sepuluh menit. Tidak ada kegiatan tidak bermoral, baik mental atau fisik, terjadi di sepanjang rute kearah kuil Yakumo.

Kali ini, tidak ada penerimaan kekerasan dari murid-murid. Tujuan dari perjalanan ini adalah bukan untuk praktek lebih lanjut, sehingga tidak ada kebutuhan untuk semacam sambutan besar-besaran setelah dipanggil dari waktu untuk jadwal pertemuan. Keduanya langsung menuju biara.

Ruang Yakumo yang telah dibentuk setelah rumah sipil terlihat pada paruh awal abad ke-20. Sebenarnya, itu mungkin sebuah bangunan otentik dari waktu tersebut, tapi Tatsuya dan Miyuki tidak punya cara untuk mengetahui dengan pasti.

Fakta kalau kuil tersebut tidak memancarkan sinar tunggal dari cahaya di sekitarnya kemungkinan besar tidak disebabkan oleh usia bangunan itu.

Bukan hanya bagian luar, tapi bahkan interior bangunan tidak memperkenankan adanya cahaya untuk lewat. Gelap gulita di dalam kuil, dengan awan mendung menutupi sumber cahaya bintang di langit yang tak berbulan sementara dinding tinggi terluar menghadang lampu-lampu jalan.

Seharusnya tidak ada waktu untuk tidur lagi, kecuali para biksu masuk lebih awal dari biasanya? Itu sulit untuk membayangkan, mengingat ninja yang tidur dan bangun lebih awal belum pernah diketahui, dan tidak ada alasan baginya untuk bangun dari tempat tidur setelah mereka dipanggil langsung untuk jadwal pertemuan.

Miyuki dengan lembut mengulurkan tangan ke arah Tatsuya. Tangannya tidak gemetar, dan cengkeraman pada lengan bajunya tidak sangat kuat. Namun, bagi Miyuki, yang penglihatan malam harinya tidak setajam Tatsuya, itu harusnya tidak mengejutkan kalau dia merasa tidak nyaman dalam kegelapan — Yah, karena itu hanya sebuah tangan, dia bisa melakukan semaunya. Jika ada bahaya yang sebenarnya, Tatsuya akan menggunakan sihirnya sendiri untuk menanganinya.

Bagian dalam kuil tidak terlalu sempit atau luas, sehingga mereka berdua dengan cepat mencapai ruang depan menuju ke bagian dalam. Tidak ada tanda-tanda pengeras suara ataupun bel pintu — ini pasti disengaja. Tepat saat Tatsuya hendak membuka pintu dan mengumumkan kedatangan mereka,

— "Tatsuya-kun, lewat sini."

Dari tempat yang benar-benar hening yang tidak jauh, sebuah suara memanggil Tatsuya.

Tangan yang mencengkeram lengan baju Tatsuya bergetar saat pemiliknya melompat dengan terkejut sambil Tatsuya tersenyum tak berdaya. Serius, bahkan di usianya, pria itu masih tidak lelah dengan tindakan kekanak-kanakan seperti menyelinap dalam kegelapan dan menakut-nakuti orang.

Bisa dikatakan, satu-satunya orang yang ketakutan adalah Miyuki, karena Tatsuya hampir tidak merasakan apa-apa. Pada tingkat ini, "rencana" Yakumo hanya sebagian berhasil — jika saja memang ada "rencana".

Untuk sesaat, Tatsuya bermain-main dengan ide berbalik dengan Miyuki dan pergi, tapi malam ini ia punya urusan untuk dilakukan. Tatsuya menelan rasa tidak senangnya, dan berjalan menuju sumber suara tersebut.

Yakumo berdiri dengan pinggangnya bersandar di dinding dan kedua kaki menggantung secara sembarangan.

Jika dia bermeditasi dalam posisi duduk normal, ia bisa dengan langsung salah mengenali untuk setiap biksu lain, tapi justru itulah ciri khas Yakumo. Bahkan setelah berkenalan selama dua setengah tahun, Tatsuya masih merasa kalau biksu itu adalah seorang pria yang sulit untuk ditebak.

"Selamat malam, Sensei, apa Anda akan ke tempat tidur?"

"Ah, selamat malam, Tatsuya-kun, Miyuki-kun. Bagaimana mungkin, karena tidak peduli seberapa santainya aku, tidak mungkin aku akan meninggalkan janji dan hendak ke tempat tidur."

Keluhan Tatsuya segera dihapuskan oleh Yakumo. Awalnya menduga Yakumo untuk membuat kesepakatan besar dari ini, Tatsuya agak diherankan oleh jawabannya.

"Sensei, saya minta maaf karena memanggil di jam begini.

Jadi... karena Anda belum mau tidur, lalu mengapa menyalakan lampu?"

"Hm? Ah, itu hanya sebuah kebiasaan. Jika tidak diperlukan, aku membiarkan lampu mati. Aku seorang ninja bagaimanapun juga."

Sepertinya Tatsuya keliru dalam asumsinya kalau itu untuk lelucon. Tidak peduli seberapa banyak acuan yang ada, ia harus berhati-hati untuk melompat pada kesimpulan ketika memeriksa situasi, Tatsuya menyatakan dengan singkat.

Tentu saja, ia tidak akan melakukan sesuatu seperti itu di depan Yakumo.

Yakumo mendeteksi kalau Tatsuya mempertanyakan integritasnya. Dia memicingkan mata pada saudara tersebut, kemudian meluncurkan lanturannya yang tanpa tujuan.

"Semua sama, aura spiritual yang kalian pancarkan benar-benar indah. Mampu untuk melihatnya di tempat tanpa cahaya bahkan lebih baik dengan kedua mata."

"Aura Spiritual, kata Anda?"

"Dalam bahasamu, aku pikir kau akan menyebutnya cahaya Pushion."

Terhadap Miyuki, yang memiringkan kepalanya, Yakumo berbicara dengan ekspresi luar biasa serius.

Baginya untuk menyipitkan sepasang matanya yang sangat sempit itu bukan hanya sekedar untuk pertunjukan, tetapi untuk benar menangkap sesuatu yang biasanya sulit untuk dilihat.

"Aura spiritual Miyuki bersinar dengan kecemerlangan beragam tanpa membuang setetespun, sementara aura Tatsuya secara akurat menyusur siluetnya. Dan kemudian, menghubungkan kedua..."

"Sensei."

Tatsuya segera memotong lanturan Yakumo. Mata Yakumo yang menyipit kembali normal, wajahnya memakai ekspresi malu-malu.

"Maaf, maaf, aku lupa ini adalah hal yang tabu."

"Tidak, sayalah yang kurang sopan."

Tatsuya sedikit menunduk, menandakan kalau percakapan berakhir di sana. Tentu, tidak mungkin Yakumo melewatkan itu.

"Jadi, apa yang kau perlukan untuk menemuiku?"

"Sebenarnya, ada sesuatu yang saya ingin sensei untuk lihat."

Menggunakan ini sebagai pengantar, Tatsuya menjelaskan kepada Yakumo mengenai keadaan sekitar Tsukasa Kinoe.

"Murid kelas 3 itu pasti anggota dari Egalite, meskipun saya memiliki alasan untuk percaya kalau dia juga terhubung ke Blanche. Sayangnya, saya tidak yakin apa yang Blanche ingin dapatkan dari menggunakan Tsukasa Kinoe."

"Egalite dan Blanche, eh... Hanya sebanyak ini tidak akan terlalu sulit untuk ditemukan."

Pada permintaan Tatsuya dengan pertanyaan yang diutarakan di akhir itu, Yakumo secara terus terang mengangguk. Kata-katanya biasanya akan dipandang sebagai terlalu bangga atau percaya diri, tapi dari mulutnya hal itu muncul hampir alami.

Tentu saja, Tatsuya tahu kalau untuk Yakumo, meminta sesuatu seperti menyelidiki kegiatan organisasi teroris yang beroperasi di dalam negeri itu "sangat mudah".

"Namun, aku seorang biksu, jadi aku tidak bisa melangkah terlalu jauh ke dalam dunia sekuler. Juga, mengingat kedalaman analisis tersebut, bukankah akan lebih bijaksana untuk meminta Kazama-kun? Aku pikir putri dari keluarga Fujibayashi bersama dia juga."

"Meminta Kolonel akan sedikit..."

"Itu tidak akan cocok dengan bibimu, ya."

Setelah keheningan singkat, Yakumo membatasi kesulitan yang disuarakan Tatsuya — sampai akhir, Tatsuya tidak bisa mengatakan dengan lantang.

"Jika itu yang terjadi, aku kira aku satu-satunya pelurumu."

Tatsuya tanpa kata menundukkan kepalanya, bukan dalam apresiasi terhadap penerimaan dari permintaannya, tetapi berterimaksih pada pemahaman pihak lain.

Yakumo dengan santai melambaikan tangannya untuk menandakan tidak perlu untuk itu, kemudian duduk, memberi tanda pada Tatsuya dan Miyuki untuk melakukan hal yang sama.

Tatsuya duduk di samping Yakumo, sedangkan yang lebih memprihatinkan Miyuki duduk di samping Tatsuya. Melihat ini, Yakumo memulai,

"Tsukasa Kinoe, sebelumnya dikenal sebagai Kamono Kinoe."

Dan melompat langsung ke penjelasannya.

"Orang tua dan kakek-neneknya tidak menunjukkan kecenderungan genetik terhadap sihir. Di permukaan, keluarga 'biasa' yang murni, tapi mereka sebenarnya cabang sisi keluarga Kamo. Meskipun cabang sisi, itu adalah hubungan yang sangat jauh, membuat mereka tidak berbeda dari keluarga biasa. 'Mata' Kinoe-kun kemungkinan besar mencerminkan nenek moyang sebelumnya."

Kata-kata Yakumo tampak seolah-olah dia telah meramalkan permintaan Tatsuya, menyebabkan mata Miyuki untuk melebar heran, sedangkan Tatsuya tetap tanpa ekspresi.

Jika ia akan kagum setiap kali pada hal semacam ini, tidak mungkin ia bisa berteman dengan Yakumo.

Tapi, hanya komentar ini harus dikatakan.

"Sensei, apakah Anda pernah mendengar tentang 'privasi pribadi'?"

"Aku memahami definisi literal."

Jelas tidak peduli kalau itu adalah permintaannya sendiri yang menyerang privasi orang lain, Tatsuya langsung mengecam Yakumo. Sebagai perbandingan, Yakumo benar-benar tenang saat dia menjawab.

Baik Tatsuya dan Yakumo terang-terangan mengabaikan Miyuki, yang telah mengangkat tangan.

"Meskipun demikian, apakah Anda tahu dahulu bahwa saya akan meminta pemeriksaan latar belakang pada Tsukasa Kinoe?"

Namun, cara Tatsuya tentang mengubah topik pembicaraan adalah bukti jelas kalau ia tidak benar-benar mengabaikan adiknya.

Dan Yakumo, juga memperlakukan situasi sebelumnya seolah-olah itu tidak terjadi, dan tidak keberatan.

"Tidak, mengapa aku tahu tentang dia adalah sepenuhnya tidak terkait dengan permintaanmu."

"...Apakah ada alasan?"

"Sambil aku menjaga kuil ini, pada saat yang sama, tidak, sekali waktu, aku seorang ninja. Sama seperti bagaimana ikan tidak dapat bertahan hidup jauh dari air, ninja tidak dapat bertahan hidup tanpa terus-menerus tinggal di putaran informasi. Bagaimanapun, jika ada tempat yang perlu diselidiki, atau orang-orang yang patut dicek, aku sudah melihat."

Tatsuya memicingkan matanya.

"Situasi kami juga?"

Yakumo tertawa terbahak-bahak.

"Aku sudah bertanya ke dalamnya, tetapi tidak mampu menggali rahasia penting. Manipulasi intelijen sekitar kalian berdua benar-benar tak terkalahkan. Atau haruskah aku katakan, layak reputasi tinggi."

Udara di sekitar Tatsuya dan Yakumo menjadi tegang.

Menyadari suasana berubah antara keduanya, Miyuki dengan cepat menyela.

"Sensei, mengenai hubungan antara Kinoe-senpai dan Blanche...?"

Pada upaya maksimal Miyuki, baik Tatsuya dan Yakumo santai secara bersamaan. Benar-benar dimaksudkan untuk serangan, isinya hanya tatapan pada satu sama lain. Kegelisahan di udara yang disebabkan oleh perbuatan mereka dengan cepat menghilang.

"Ibu Kinoe-kun menikah lagi, dan pasangan yang dibawa bersamanya seorang anak dari mantan pernikahan. Adik angkat ini adalah pemimpin Blanche cabang Jepang saat ini. Selain itu, dia bukan hanya pemimpin dalam penampilan saja. Dia mengarahkan pekerjaan sisi 'batin' juga."

Meskipun Yakumo terlihat tenang, jawabannya adalah bukan hal yang santai.

"Kinoe-kun mungkin masuk SMA Satu atas perintah kakak angkatnya. Kemungkinan besar itu untuk menghasut kegiatan baru-baru ini... Tapi, apa yang sebenarnya mereka rencanakan untuk dicapai tetap tidak diketahui. Bagaimanapun, tidak ada keraguan kalau mereka tidak baik."

"Saya mengerti..."

Setelah mendengarkan kata-kata Yakumo, Tatsuya mengangguk serius.

"Maafkan aku tidak bisa membantu pada saat yang kritis seperti ini."

"Tidak, ini dapat digunakan untuk referensi."

Ini bukan hanya bersikap sopan, karena ia tidak mengantisipasi mendapatkan semua jawaban di sini juga. Selain itu, mampu mengangkat "seseorang yang mungkin berbahaya" menjadi "seseorang yang sudah pasti berbahaya" cukup menguntungkan dalam dirinya sendiri. Besok, ia harus dengan santai memberitahu Mari kalau Tsukasa Kinoe diperlukan untuk diperhatikan jauh sebelum forum akan dimulai — Tatsuya secara mental merencanakan jadwalnya.

Setelah mempertimbangkan hal ini, Tatsuya tiba-tiba menyadari ada satu lagi item yang perlu dia diskusikan.

"Omong-omong, sensei. Pada tingkat apa 'mata' Tsukasa Kinoe?"

Pada pertanyaan Tatsuya, Yakumo mengusap dagunya dan jatuh ke dalam pemikiran.

"Ya... Dia mungkin pada tingkat yang dapat mengidentifikasi pelepasan gerakan spiritual. Dia tidak seharusnya bisa membaca aura spiritual yang tersembunyi di dalam tubuh. Setidaknya, dia tidak memiliki pandangan spiritual yang kuat yang sama dengan yang dimiliki teman sekelas Tatsuya-kun."

Kalimat terakhir Yakumo menyebabkan Tatsuya untuk mengerutkan alisnya.

"Anda menyelidiki Mizuki juga?"

Mendengar pertanyaan Tatsuya, Yakumo mengungkapkan seringai yang paling nakal.

"Bukankah kau tertarik padanya juga?"

Tatsuya merengut. Fakta kalau Yakumo memanggilnya berarti dia sudah membiarkannya tergelincir, dan kenyataan dia mengungkapkan ini hanya menunjukkan kenaifannya.

Ketertarikan tersebut tidaklah manis seperti kisah cinta. Dalam sebuah kata, itu berarti kalau Tatsuya juga waspada terhadap Mizuki. Tepat saat Yakumo menunjukkan, Mizuki mungkin memiliki kemampuan untuk membaca "aura spiritual yang tersembunyi di dalam tubuh".

"Hasil pembicaraan untuk mereka sendiri. Aku tidak berpikir ada kebutuhan untuk berjaga-jaga."

Yakumo lebih dari puas dengan ekspresi masam Tatsuya.

Dia tidak lagi tertawa. Meskipun nada hambar dan sikap kegila-gilaannya tidak berubah, ekspresinya tidak lagi bercanda.

"Jikapun dia bisa melihat aura spiritualmu, gadis itu tidak akan mampu memahaminya. Jika dia cukup mahir dengan sihir untuk membaca rahasiamu, maka dia tidak akan begitu bermasalah atas 'mata'nya sendiri."

Itu mungkin dimaksudkan untuk mengatur dirinya pada kenyamanan. Suasana hati Tatsuya berubah halus.

Meskipun Yakumo tidak pernah memaksudkan hal itu, Tatsuya masih merasa kalau dia memiliki pemahaman yang segar pada fakta kalau dia adalah seorang Penyihir yang tidak normal.



Balik ke Chapter 8 Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Chapter 10