Masou Gakuen HxH (Indonesia):Volume 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Ilustrasi[edit]

Prolog[edit]

{Unit Serangan Spesial, jawablah.}

Sebuah suara tercampur dengan bunyi gaduh bisa terdengar.

“Ini Unit Serangan Spesial, markas besar.”

{Laporkan posisimu saat ini.}

Di bawah mataku danau mengelilingi gunung terlihat.

“Saat ini aku di Shizuoka, di tengah perjalanan melalui Hakone. Perkiraan waktu sampai ke tujuanku di Nagoya adalah——”

{Operasi Nagoya terhenti. Kembali ke Tokyo.}

Aku meragukan telingaku.

“Apa artinya ini? Sekarang senjata sihir maju dari Entrance Kumano, kan!? Aku harus ke sana secepatnya!”

{Nagoya ditinggalkan.}

“Ap.........-?”

Ditinggalkan katanya....... apa artinya itu?

{Yang lebih penting, ini perintah baru. Tokyo Float akan lepas landas.}

“Eh!?”

Di dalam hatiku tumbuh kedinginan.

Tokyo Float itu mengapung di Teluk Tokyo. Untuk itu lepas landas artinya——


Membuang Jepang, apa yang itu katakan.


Keringat dingin membanjiri sekujur tubuh.

Telinga berdengung.

{Entrance juga muncul di Tokyo, senjata sihir juga mendekati lokasi ini. Ambil posisi sebagai penjaga sampai warga kota berkumpul di Teluk Tokyo untuk menumpang ke Tokyo Float.}

“It, itu! Nagoya akan....... apa yang akan terjadi pada kota lain! Meskipun mereka menungguku membantu mereka! Apa kau memberitahuku untuk menyaksikan orang-orang mati!?”

{Lalu, kau akan menyaksikan orang-orang di sini mati?}

“.........Kuh!”

{Ini perintah. Cepat kembali.}

“.......Roger.”

Aku berputar 180°. Di saat itu, teriakan yang seharusnya tidak aku dengar terasa mencapai telingaku.

Dengan keengganan menyakitkan, aku menuju ke Tokyo.

Aku berpura-pura tidak melihat api dan asap meningkat di mana-mana.

Rasanya tubuhku sendiri terpanggang.

Air mata keluar dari ketidakberdayaanku sendiri.

Tapi, aku tidak bisa menunjukkan wajah seperti ini pada orang lain.

Aku pelindung Jepang. Mana mungkin aku bisa menunjukkan wajah lemah pada orang-orang.

Menyeka air mata, aku mendarat di dermaga dari Teluk Tokyo.

“Ini......”

Teluk Tokyo, dari dermaga sampai sekitarnya menjadi gunung hitam kerumunan orang. Ada beberapa ribu, beberapa puluh ribu, atau bahkan lebih dari itu berkumpul di sini?

Pasti, mengakomodasi semua orang ini akan memakan banyak waktu.

“Oi! Apa itu!?”

“Itu Unit Serangan Spesial! Bantuan datang!”

Orang-orang menemukan sosokku, mereka menunjuk dan menaikkan suara mereka.

Semuanya memiliki wajah yang di penuhi dengan harapan dan ekspektasi. Wajah itu menaikkan suara kegembiraan dan pertolongan.

Itu benar.

Aku harus melindungi orang-orang ini. Tak ada waktu untuk menangis atau semacamnya.

Ketika aku mendarat di dermaga, orang-orang datang bergelombang ke depan, jadi aku berbicara untuk mengontrol kerumunan.

“Semuanya, tolong tenanglah! Mulai sekarang, aku akan melindungi semuanya. Tolong tenanglah, ikuti intruksi dan evakuasi!”

Kata-kataku terpancarkan bagaikan riak dari mulut ke mulut orang-orang. Di waktu itu, ekspresi kelegaan juga menyebar. Aku memastikan situasi itu dan berjalan ke sekeliling orang-orang.

Tua dan muda, laki-laki dan perempuan, umur dan pakaian mereka juga bermacam-macam. Bukannya bersama dengan keluarga mereka, ada banyak orang yang membuat grup dengan orang lain yang sepertinya teman mereka di sekolah atau di tempat kerja. Ada juga perempuan yang umurnya sama denganku di antara mereka. Seorang laki-laki berdiri di sampingnya, menggenggam tangannya dengan erat.

Pasti mereka sepasang kekasih.

Dadaku terasa terlilit erat. Aku berpura-pura tidak melihat dan lewat di samping mereka.

“Wah?”

Ada seorang ibu menuntun anaknya. Anaknya adalah seorang perempuan berumur sekitar di taman kanak-kanak, dia memeluk boneka beruang lembut kecil dengan wajah yang nampak siap menangis.

“Ada apa? Apa kau takut?”

Sang ibu membuat sebuah senyuman terpaksa dan merendahkan kepalanya. Wajah sang anak kecil masih terlihat sedih sambil melihat padaku.

“Hiks...... uh huh. O, Onee-chan? Kau tidak takut?”

“Ya, aku tidak takut sama sekali.”

Perempuan itu mengedipkan matakannya dengan terkejut.

“Karena, semua orang jahat itu, Onee-chan ini akan mengalahkan mereka semua!”

Tersenyum dengan gembira, aku menepuk kepala perempuan itu.

Setelah itu, pipi perempuan itu mengendur, dan segera wajahnya jadi tersenyum senang.

“Benarkah? Benarkah, Onee-chan akan menyelamatkan kami? Aku juga, Mama juga?”

“Ya, benar.”

Perempuan itu ‘Uwaa’ dengan membuka mulut, matanya berkilau dengan cerah.

“Oii-! Apa itu!?”

Suara terkejut bisa terdengar dari sisi lain dari tembok manusia.

Sebuah gelombang hasutan menyerang kerumunan.

“Tenanglah! Apa ada yang salah?”

Aku berlari ke arah suara. Ada, semuanya menunjuk ekspresi satu titik.

——Itu?

Dari banyangan bangunan kota, sebuah bola cahaya maha besar menunjukkan sosoknya.

Mungkin itu berdiameter sepuluh meter. Permukaanya merekah, itu seperti gas berputar. Karena itu nampak bagaikan Jupiter berubah warna menjadi merah.

“Semuanya, tenanglah! Rendahkan tubuh kalian, orang yang bisa bersembunyi bergerak ke bangunan terdekat untuk me——”

Gelombang kejut luar biasa menembus tubuhku.

——Eh?

Sebelum aku sadar, langit dan bumi benar-benar terbalik.

Api dan ledakan merejah di sekitar, menghalngi bidang pandang.

——Apa,

Apa, yang terjadi?

Tubuhku mengapung di udara, lalu roboh ke tanah.

“Ku....... h”

Sekujur tubuhku sakit.

Aku terhempas?

Aku merayap di kedua kaki dan tangan dan entah bagaimana mencoba berdiri.

Sebuah suara tetesan, darahnya menetes ke tanah.

Apa aku terluka?

Akan tetapi, aku tidak boleh komplain hal seperti itu sekarang.

“Se...... semua...... nya”

Aku mengangkat wajahku, dan kehabisan kata-kata.

Sosok dari orang-orang berdiri di garis rapi, menunggu giliran mereka tidak bisa terlihat di manapun.

Meskipun barusan mereka menatap padaku, dengan mata yang dipenuhi dengan pengharapan.

“Apa yang...... terjadi”

Ketika aku memukul kakiku sendiri, aku berdiri.

Reruntuhan dimana-mana bisa terlihat.

Api neraka yang membakar semuanya menjadi tidak ada.

Asap hitan dan tornado yang api hasilkan.

Tiba-tiba, aku merasa sensasi lembut di bawah kakiku.

Aku bergerak ke samping, kakiku gemetar.

Itu beruang lembut, setengah terbakar dan setengah meleleh.

Di saat itu, tanah bergetar, suara raungan bergema.

Metal maha besar memarut satu sama lain, suara yang seperti geritan.

Pemilik suara, dengan perlahan menunjukkan kemunculan dari sisi lain asap dan api.

Ia punya tiga leher, menggeliat-geliat di udara secara fleksibel.

Mata bersinar dengan dingin, dengan liur lava menetes jatuh dari mulut yang bersinar kemerah-merahan.


——Naga berkepala tiga.


Meskipun aku ingin berteriak, suara tidak keluar.

Teror, dan kemarahan, dan kesedihan, ketidaksabaran, syok, semuanya bercampur bersama-sama,

Dorongan yang sulit untuk dideskripsikan mendesak di dalam tubuhku,

Itu mencari saluran dengan putus asa.

Kalau begini aku akan pecah.

Aku akan retak.

Aku akan hancur.

Kalau aku tidak menciptakan saluran.

Dengan semua kekuatan tubuhku. Aku membuka mulutku.


“TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK!!!”


Seolah-olah untuk memuntahkan semuanya, sebuah jeritan menyembur keluar. Masou Gakuen HxH (Indonesia):Volume 2 Bab 1 Masou Gakuen HxH (Indonesia):Volume 2 Bab 2 Masou Gakuen HxH (Indonesia):Volume 2 Bab 3 Masou Gakuen HxH (Indonesia):Volume 2 Bab 4 Masou Gakuen HxH (Indonesia):Volume 2 Epilog Masou Gakuen HxH (Indonesia):Volume 2 Kata Penutup