Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo (Indonesia):Jilid 6 Bab 5

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 5[edit]

Bagian 1[edit]

—[Lembaran Lautan Bintang], Gang Pajangan.

Saat ini, matahari mulai turun perlahan di ufuk barat.

Penampilan [Kota Kouen] berangsur berubah warna menjadi warna senja. Bersamaan dengan warna-warni cahaya lentera, hanya ketika malam tiba kota ini akan menunjukkan penampilannya yang sesungguhnya.

Ada banyak ras nokturnal yang bertempat tinggal di kota ini dan malam hari menjadi waktu paling sibuk.

Kota yang memberikan perbedaan cahaya antara siang dan malam—yaitu teritori [Salamandra].

Tepat ketika [Lembaran Lautan Bintang] mulai dihiasi warna senja, mendadak ada kegemparan di Gang Pajangan.

Setelah mendapatkan informasi mengenai keberadaan Sandra, sejumlah besar pasukan polisi militer berhasil menyusul mereka. Mengabaikan pandangan bermasalah di wajah para tamu yang sedang merenung, mereka masih gencar membuntuti Sandra dan lainnya yang tengah berlari.

"Tolong berhentilah, Tuan Putri Sandra!"

“Tidak~! Sebelum menyelesaikan kasus 'Kamikakushi', aku tidak akan kembali~!”

*Week~* Sandra menjulurkan lidahnya sambil terus berlari.

Kenyataannya, dia jarang menunjukkan sifat kekanakannya pada bawahannya.

Jin yang juga terjebak dalam kericuhan ini ditarik kerahnya oleh Sandra dan Yang Mulia ketika berlari. Sampai dia lemas kehabisan nafas.

Berjuang untuk waktu lama hingga akhirnya mampu melonggarkan ruang pada kerah lehernya, dia menangis sedih.

"Hey... Aku sekarat tau!"

“Tidak masalah. Jika hanya mati lemas, kami masih bisa memikirkan cara untuk menghidupkan dirimu lagi."

Tuan Yang Mulia berkomentar datar. Mungkin Karena tanggapan si pemuda selama ini? Membuat Jin tidak mampu memahami jika si pemuda sedang serius atau bercanda saat berkomentar.

— Tidak, pemuda ini memang selalu serius sepanjang waktu.

“Ngomong-ngomong, kita perlu tempat untuk bersembunyi."

"Heem. Ada pintu belakang yang mengarah ke pameran pajangan, yang biasa digunakan untuk transportasi barang pameran, tepat di depan kita, ayo kesana sekarang."

“Kuy.”

Yang Mulia dan Sandra lanjut menarik Jin ketika melesat melewati lorong lalu belok kanan mendadak dan terbang di atas kepala para pengunjung. Namun sepertinya pasukan polisi militer sudah menduga pergerakan mereka dan menyiapkan penyergapan di muka pintu belakang. Lalu mereka memberi perintah saat melihat Sandra di tikungan.

"Sekarang! Keluarkan pasukan Naga Bersayap!"

“Eh... Bersayap? Pasukan Naga Bersayap? Tepat di jantung Gang Pajangan?"

Sandra tidak mampu menahan teriakan terkejutnya, yang menghentikan jalurnya adalah tiga Naga Api Bersayap dengan tinggi kurang lebih tiga meter menjulang di atas mereka sambil menutup jalan menuju pintu.

Ketiga naga tidak hanya memiliki keuntungan dalam pengepungan, setelah memojokkan mereka di tengah-tengah, dari depan dan belakang, mereka juga mampu terbang dan menguasai langit di atas mereka. Dengan penyergapan seperti itu, mereka tidak mampu lagi kabur dari Gang Pajangan.

Ketiga naga yang rahangnya dikelilingi api, mengepung mereka bertiga dengan sang pemimpin menatap tajam Sandra.

"Tuan Putri Sandra, dimohon untuk segera kembali ke Markas Besar."

"Kami tidak ada niatan untuk melawan pemimpin kami."

“Harap tunggu dengan tenang hingga Konvensi Besar diadakan. Jika masalah ini sampai menyebar, hanya akan jadi bahan tawa oleh para Master lainnya. Jadi, demi [Salamandra], tolong segera kembali ke istana."

Meskipun mereka menggunakan nada sopan, itu tidak menyembunyikan ketidakpuasan yang tertanam dalam kata-kata mereka.

Lebih seperti ketiga naga itu merupakan kelompok yang tidak mendukung kenaikan takhta Sandra. Atau naga-naga rendah ini tidak akan muncul di hadapan mereka di objek wisata ini— [Lembaran Lautan Bintang]. Jika Sandra ingin menggunakan kekuatan untuk melawan, orang-orang ini kemungkinan besar berencana untuk menimpakan seluruh kerusakan yang terjadi pada Sandra.

Jadi Jin melindungi Sandra yang ada di belakangnya saat memberi saran dengan lembut:

"... Kusarankan ya Sandra, kenapa kamu tidak meminta bantuan Mandra saja? Karena musuhnya Raja Iblis, bukankah [Salamandra] butuh kekuatan penuh untuk menghadapi ancaman itu?”

“... Tidak, itu tidak berhasil. Kakanda Mandra sama sekali tidak percaya padaku."

“EH?” Jin mendongak, tidak bisa membayangkan keseriusan Mandra yang mengesampingkan ucapan pemimpinnya dan dia ragu jika dia salah mendengar bagian ini.

Namun Sandra menggenggam tinjunya sambil mengingat insiden masa lalunya.

"Sebenarnya... Aku pernah melihat pelaku 'Kamikakushi' di tempat kejadian yang terakhir."

“Pelaku 'Kamikakushi'?

“Heem. Orang itu mengenakan jubah panjang berkarakter “混” menggelembung di punggungnya. Namun hanya aku saja yang mampu melihat 'Kamikakushi' ... Kakanda Mandra dan teman-temanku tidak percaya kata-kataku. Sejak hari itu, kakanda menyuruhku untuk tidak ikut campur lagi."

Sandra menutup matanya saat menceritakan kesedihannya.

Tapi dia mendadak menggelengkan kepala untuk meluruskan pikirannya.

"Kakanda Mandra selalu seperti ini. Dia tidak pernah mendengar ucapanku dengan serius. Jika hubungan pemimpin dan ahli strategi berjalan seperti ini, bagaimana bisa aku terus memimpin Komunitas? Karena itu, aku menggunakan insiden ini untuk mendapatkan kepercayaan kakanda dan lainnya."

Sandra menggenggam kedua tangannya bersamaan ketika menyalakan semangat api juangnya sekali lagi.

Mendengar ucapannya, Jin akhirnya mengerti alasannya menyelinap keluar diam-diam.

Karakter Sandra memang selalu berani dan tidak terkendali, namun tidak menjadikannya gadis gila yang melakukan apapun semaunya. Dan alasan bagi Sandra menguatkan hatinya untuk melakukan tindakan seperti itu lebih karena kesalahan harga dirinya daripada tindakan memberontak terhadap kakak laki-lakinya.

Sebagai pemimpin Komunitas, jika seseorang yang mampu mendapatkan kepercayaan rekan-rekannya adalah masalah yang menyangkut kelangsungan hidupnya. Tak perlu dikatakan, jika [Salamandra] adalah Organisasi besar, selama bawahannya memiliki sedikit keraguan, pasti akan menyebabkan banyak masalah dalam rantai komando. Dikarenakan Komunitasnya selalu memberikan posisi dari garis keturunan, menjadi hambatan yang harus dilalui cepat atau lambat.

"Aku mengerti. Karena kamu sudah bilang begitu, aku tidak akan memaksa. Tapi, bagaimana caramu memecahkan situasi sekarang?"

“Dengan kekerasan . . . Begitulah rencana awalku. Tapi akan jadi masalah jika pameran di galeri hancur. Ada jalan lorong yang mengarah ke lokasi arena di atas jalan masuk di belakang Galeri dan kita perlu cara untuk ke sana."

“Coba pikir sebentar, [Pertandingan Penciptaan] akan segera dimulai. Harusnya ada gerombolan pengunjung menuju arena."

Setelah dimulainya acara Permainan, para pengunjung dari Gang Pajangan akan berbondong-bondong menuju tribun penonton dan bisa menjadi perlindungan terbaik mereka. Namun masalah terbesarnya adalah cara untuk menuju ke sana.

Sambil menatap ketiga Naga Api yang mendekat, Jin berpikir keras untuk menemukan jalan keluar.

Kemudian, Yang Mulia memecah pikirannya:

“Jin, Sandra, apakah hanya ada satu cara?”

“Haa?"

"Cara untuk kabur. Lagipula, aku dipekerjakan olehmu, jadi hal kecil seperti ini serahkan saja padaku."

"Hal. . . Hal Kecil . . . Saat kita memulai keributan, seluruh alun-alun pameran akan bingung dengan pasukan polisi militer. Jika ada cara untuk keluar dari pengepungan ini tanpa menyakiti lawan, akan lebih bagus, tapi cara lain pasti menyebabkan masalah besar."

"Begitukah? Jadi maksudmu, selama pasukan polisi militer tersingkir tapi tidak terluka tidak masalah kan? Tugas yang sederhana."

Yang Mulia hanya menyatakannya tanpa bermaksud membual.

Melihat kepercayaan dirinya, Jin dan Sandra saling bertukar pandang, tidak bisa berkata-kata. Dan untuk membuatnya jelas hingga mencegah kesalahpahaman di masa depan, Sandra juga memiliki kekuatan untuk melawan Naga Bersayap dan pasukan polisi militer.

Namun untuk menggunakannya pada pasukan polisi militer tanpa menyakiti mereka maupun galeri pameran, kesulitannya semakin bertambah.

"Heem. Mengenai itu. . . Akan kunyatakan sekali lagi rencananya. Jangan menghancurkan Gang Pajangan, singkirkan Naga Api Bersayap dan Pasukan Polisi Militer, dan temukan 'Kamikakushi'. Itulah yang harus kita capai . . ."

"Hem, siap. Dilarang menghancurkan Gang Pajangan, terbangkan Naga Api Bersayap dan pasukan polisi militer, juga menemukan 'Kamikakushi' pada saat bersamaan, benar? . . . Lalu, ada permintaan lain?"

*Kacha Kacha* Yang Mulia mulai gemeretakkan jari-jarinya saat ketiga Naga Api hampir menyusul mereka perlahan-lahan.

Meskipun Yang Mulia telah meminta untuk mengkonfirmasi poin terakhir, mereka berdua sudah kehabisan ide lain.

Sandra menganggukkan kepalanya mantab.

"Kalau begitu, kuserahkan padamu. Aku akan menghalangi Naga Bersayap di udara sementara kamu menahan dua naga bersayap lainnya. Jangan sampai menyakiti pasukan polisi militer sebanyakー"

—mungkin dan singkirkan mereka saja. Bagian terakhir tidak tersampaikan.

Seekor Naga Bersayap yang diliputi gelombang panas menerkamnya dari belakang, Yang Mulia mengambil kesempatan dengan menahan tubuhnya ketika Sandra sedang fokus berbicara.

"Tuan Putri Sandra, maafkan penghinaanku!!"

Tubuh besar setinggi sepuluh kaki melesat turun mengarah tepat di belakang Sandra. Sandra yang sedang memberikan instruksi pada Yang Mulia bereaksi lambat untuk beberapa saat lalu tersangkut oleh cakar depan Naga Bersayap.

“Ahyo~……?!”

“Sandra!”

"Keselamatan Tuan Putri Sandra telah terjamin! Tidak masalah membuat mereka berdua sedikit menderita! Semuanya, serang!"

Pasukan polisi militer dan dua Naga Bersayap lainnya mengeluarkan raungan yang agresif dan respons yang antusias terhadap perintah tersebut.

Yang Mulia dengan cepat menarik tengkuk Jin lalu membuatnya mendekat untuk membisiki sesuatu:

"Ini akan segera berakhir, menunduklah selama lima detik."

“Lima . . .”

Dalam sekejap, tiba-tiba ada ledakan mendadak dari bawah pijakan Yang Mulia saat menerjang menuju pasukan polisi militer.

Pasukan polisi militer tidak mengharapkan target mereka akan ditangkap dalam inisiatif untuk menuntut mereka, sesaat mereka bimbang. Kesempatam ini, bagaimanapun, tidak dibiarkan begitu saja oleh Yang Mulia.

Mengayunkan pelan tangannya, dia memukul tepat ke tengah-tengah formasi tujuh orang untuk memberikan pukulan akurat dan kritis pada titik vital untuk membuat para polisi militer tak sadarkan diri.

Dan ada total lima puluh lima orang pasukan polisi militer di belakang. Untuk melimpahkan kesalahan besar pada Tuan Putri? Yang Mulia tidak mampu menahan desahan dalam hatinya ketika terus menyapu pasukan polisi militer dalam berbagai kesibukan

Menggunakan kecepatan super yang mencengangkan, Yang Mulia menyambungkan pukulannya pada dada lawan secara akurat tepat mengenai jantung, leher, poros yang melindungi otak, dan sebagainya. Ketika yang terakhir tak sadarkan diri lalu roboh ke tanah, Jin bereaksi.

“. . . Satu detik. . . Bahkan kurang. Yang Mulia . . . Kamu!'

“Brengsek! Bocah nakal berani meremehkan kami!"

"Kejahatan karena melukai kami, rekan-rekan kami, jangan harap bisa lolos dengan mudah!"

Kedua Naga Bersayap meraung ganas saat menyerang dengan marah pada seseorang yang mengacak-acak sisik mereka dengan cara yang salah.

Naga-naga Bersayap yang memancarkan gelombang panas di sekitar rahangnya terbang sangat cepat dengan tubuh besarnya sambil menyemburkan bola api sangat besar dari mulut mereka.

Bola apinya tiga kali melebihi tinggi badan Yang Mulia namun dia tampak tak terpengaruh saat dia hanya melambaikan tangan kanannya dengan ringan untuk membuat bola api menghilang tanpa jejak.

"Itu . . . Mustahil!"

“Perintah yang kami terima adalah untuk tidak memberi ampun pada kalian. Jadi, aku tidak akan main-main. . . Yah, jika ingin kabur, sekarang saatnya loh!"

Peringatan itu diberikan karena kedermawanannya, tetapi kedua Naga Bersayap itu salah menganggapnya sebagai ejekan saat mereka semakin marah ketika mereka meraung:

"Hah? Siapa yang takut padamu ha?! Armor sisik kami telah ditempa di kawah besar di puncak sana, dan tidak akan kalah orang sepertimu, bocah bau kencur!”

Melebarkan sayapnya, Naga Bersayap mendeklarasi, menerima tantangan permusuhan.

Sampai saat ini, Yang mulia yang hanya menjatuhkan lawan dengan tumpul, melebarkan matanya, kaget—selanjutnya terlihat senyuman mengerikan terlintas di wajahnya.

". . . Begitu ya? Karena masalahnya begitu, aku salah sudah bermurah hati. . .!!!"

"Ah! Yang Mulia, JANGAN!!"

Sandra yang masih dalam cengkeraman Naga Bersayap yang melayang-layang di udara berteriak kencang ketakutan akan keselamatan temannya.

Namun sayangnya terlambat. Teriakan untuk berhenti itu terlalu lambat.

Meskipun sikap bertarungnya santai, Yang Mulia tidak bermurah hati untuk memberikan lawannya peluang setelah terpancing dengan cara itu. Sikap tenangnya yang biasa telah sepenuhnya lenyap digantikan oleh kegilaan pertempuran yang menyelubungi tubuhnya.

Anak lelaki itu, yang saat ini membocorkan sedikit kekuatan spiritualnya, mengeluarkan firasat gambaran menjadi berkali-kali lipat dari ukuran aslinya. Tekanan yang dikeluarkan dari iris mata emasnya, anak lelaki berambut putih itu bisa disetarakan dengan seorang Raja Iblis.

Melangkah dengan kekuatan yang cukup untuk membuat tekanan pada lantai gang, Yang Mulia tampak bergerak dalam akselerasi yang mampu membakar atmosfer—Kecepatan Kosmik Ketiga saat dia meluncur lurus ke dada Naga Bersayap.

“Haa . . .?!”

"Terima ini dengan segenap kemampuanmu. Jangan khawatir. Jika beruntung, kamu masih bisa selamat—!"

Tinju anak lelaki itu terhubung dengan Naga Bersayap.

Dampak tinju dari anak lelaki yang tampak kurus itu telah melewati imajinasi Naga Bersayap. Sisik yang lebih keras dari baja telah hancur berkeping-keping dengan indah dan tubuh besarnya terhempas ke belakang. Dan Naga Bersayap lainnya menggunakan keempat anggota badannya sebagai perisai, menangkap rekannya.

“Gu, ohohohohohohoh!”

Naga Bersayap lainnya meraung saat mencoba menghentikan rekannya yang jatuh.

Namun Naga Bersayap yang dihempaskan oleh tinjuan Yang Mulia, terus bergerak cepat ke arah yang sama tanpa melambat, kedua Naga Bersayap pun keluar dari alun-alun Gang Pajangan.

Jin, Sandra, dan Naga Bersayap yang tersisa menatap kejadian yang baru saja terjadi dengan mata terbelalak kaget.

Dan suara tak acuh Yang Mulia menarik mereka kembali ke kenyataan.

"Oi, kamu yang masih memegang Sandra. Lepaskan dia sekarang."

"Apa?! . . . Kamu pikir kamu siapa?!"

"Sudahlah, lepaskan saja dia. Sandra mencoba mendapatkan kepercayaan [Salamandra] dalam perjuangan putus asa ini. Menjadi pasukan utama petarung dalam Komunitas, setidaknya percaya dirilah pada keputusan pemimpin barumu, benar kan?"

Yang Mulia mengangkat alis saat dia mencaci Naga Bersayap.

Diceramahi oleh seorang pemuda membuat harga diri Naga Bersayap terluka. Tetapi, Naga Bersayap terlihat kesulitan saat melihat Sandra, Jin, dan Yang Mulia, juga rekan-rekan militer [Salamandra] di atas tanah.

Setelah melihat mereka dengan tatapan pahit, Naga Bersayap diam-diam melepaskan Sandra dari cengkeraman.

Mengirimkan kembali Sandra ke Gang Pajangan, Naga Bersayap menunduk di atas lututnya sambil bicara dengan hormat.

" . . . Mohon ampuni penghinaan kami, namun kami juga memikirkan masa depan [Salamandra]. Tolong jangan memaksakan diri dan kembalilah jika merasa terlalu berbahaya untuk dilakukan sendirian."

"Baik, aku mengerti. Aku juga akan memberikan refleksi diri untuk tindakan memalukan karena menggunakan metode kekerasan semacam ini untuk meyakinkan kalian. Aku berharap bahwa tindakanku kali ini akan membantu membawa kemuliaan bagi Bendera Naga Api, dan dengan melakukan itu, Aku berharap bahwa kalian akan memaafkanku. ”

Naga Bersayap dan pemimpin muda bertatap mata lalu mengangguk.

Melebarkan sayapnya, Naga Bersayap menatap sekilas untuk yang terakhir pada Yang Mulia sebelum terbang.

Ketika keributan akhirnya berakhir, Jin mengeluarkan nafas panjang sebelum tersenyum lega.

"Dengan ini, kita hanya perlu kabur menuju arena, kan?"

“Heem. . . Tapi aku sangat terkejut saat melihat bahwa Yang Mulia sebenarnya sekuat itu "

"Begitukah? Kurasa aku lebih mengagumi pasukan Naga Bersayap. Walaupun aku sudah menahan diri, dampak tinjunya seharusnya mampu membawa mereka ke ujung dunia. Aku tidak menyangka mereka mampu bertahan dengan cepat."

“Be, begitu ya?"

“Yeah. Jika ada empat ribu Naga Bersayap seperti itu, aku akan sangat kesulitan mengatasi situasinya."

“— Seolah kamu berencana bertarung melawan [Salamandra] ya?" Jin tertawa

Yang Mulia juga tertawa.

"Ah, hentikan. Sudah kubilang kan? Komunitasku berbasis perniagaan dan bertarung melawan [Master Lantai] pasti berefek besar pada bisnis kami. . . Dibanding itu, ayo pergi ke arena. Apakah jalan belakangnya ada di sana?"

Ketiganya mengangguk diam saat bertatap mata lalu mulai menaiki anak tangga yang akan menuntun menuju pintu belakang galeri dengan tautan yang mengarah ke arena menjadi tujuan dalam pikiran. Dan tampaknya semua polisi militer masih di luar karena tidak ada kehadiran mereka yang terasa dekat.

Sementara duduk di jalur penghubung, sorak-sorai antusias penonton terdengar dari arena.

Dan sebagai tanggapan, wanita yang bertanggung jawab sebagai pembawa acara tersebut memberikan pengumuman penuh semangat..

Jin dengan hati-hati melihat sekeliling ketika dia membuka pintu untuk berjalan ke tribun arena—

“—Ronde pertama akan segera dimulai!

Dari [No Name], Kudou Asuka!

Dari [No Name], Kasukabe Yō!

Dan bintang semua orang! Kandidat paling populer untuk memperoleh seluruh kemenangan!

Wanita super tak terkalahkan!

Dari [Will-O'-Wisp], Willa sang Ignis Fatuus—!”


Translator’s notes[edit]


Kembali Ke Halaman Utama