Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo (Indonesia):Jilid 7 Selingan 1

From Baka-Tsuki
Revision as of 22:32, 31 October 2019 by Ka-el (talk | contribs) (Created page with "==Selingan== —Gerbang Luar Nomor 2105380. Di depan air mancur alun-alun. Saat ini langit mulai diwarnai merah. matahari tenggelam. Di Kota Kouen, saat Sakamaki Izayoi ber...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Selingan[edit]

—Gerbang Luar Nomor 2105380. Di depan air mancur alun-alun.

Saat ini langit mulai diwarnai merah. matahari tenggelam.

Di Kota Kouen, saat Sakamaki Izayoi bertarung melawan Yang Mulia.

Di ujung Distrik Niaga yang sedang sibuk, Leticia Draculea berdiri menyembunyikan diri. Dia seharusnya tidak berdiri di kerumunan dengan pakaian pelayan dan ambut pirang indahnya, namun dia secara sempurna berbaur di antara kerumunan. Meski rambut pirangnya bersinar, tidak ada yang menyadarinya. Para penjual keliling yang membawa barang jajanannya, melaluinya tanpa menyadahari ada hal aneh.

Diam-diam memperhatikan berbagai macam spesies lalu-lalang, dia memeriksa surat yang ada di tangannya.

(. . . Sampai bisa menerima surat ini darinya.)

Terukir di segel lilin adalah spanduk dari Ratu Halloween, yang mengukir Lintasan Matahari juga Batasan Bintang-bintang. Tidak ada yang tidak mengenal simbol ini.

Roh Bintang Emas dan Matahari yang memerintah Batasan Bintang-bintang.

Meski dibawah Shiroyasha, tapi dia dipercaya untuk menguasai enam matahari.

Taman Mini dengan para Dewa berkumpul, hanaya satu orang, Raja Iblis hebat, yang memegang gelar 'Ratu'. Bahkan di Taman Mini, Ratu Halloween adalah salah satu Komunitas terbaik. Orang-orang pilihan yang memperoleh bantuan dari Ratu—Ksatria Ratu juga dirumorkan setara dengan Dewa. Dan surat kilat ini dikirim oleh salah satu Ksatria itu, Faceless, yang pernah berbagi kesepakatan dengan [No name] sebelumnya.

(Surat ini seharusnya ditujukan pada Yō, tapi. . . Tidak mungkin aku menolak pertemuannya hanya karena dia masih diluar.)

Kasukabe Yō, Sakamaki Izayoi, Kudou Asuka, Kuro Usagi, Jin Russel, dan Pest sedang berada di Teritori [Salamandra], tepatnya Kota Kouen. Yang tertinggal di markas besar [No Name] hanya Leticia, Putri Shirayuki, dan Gry si Gryphon yang sedang bertugas.

(Kalau dipikir-pikir, Tuan Gry seharusnya kembali hari ini.)

Rambut pirangnya tersapu oleh hembusan angin, dia menatap muram matahari terbenam. Anggota senior No Name pasti sedang sibuk menyiapkan makan malam. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena ada Lily yang mengurus dapur, hanya saja ketia memikirkan Putri Shirayuki yang ceroboh, hatinya tidak bisa tenang.

(Semoga makan malam nanti. . . Bukan pesta kubis lagi.)

Dia mengernyitkan alisnya khawatir. Kemudian, dia menandai sosok aktab diantara kerumunan. Mengenakan rok berarmor putih, Faceless berjalan di wilayah Gerbang Luar dengan gaya elegan, dan tanpa ragu melewati kerumunan lalu berhenti di depan Leticia. Dia yang sedang menyembunyikan hawa keberadaannya, otomatis tersenyum kecut.

". . . Serius. Aku sedang menyembunyikan diri, loh."

"Terlalu sederhana. Pikirku aneh bagi pelayan cantik yang berusaha menyembunyikan diri di kerumunan."

"Balasan yang baik. Aku yakin kamu bisa menjadi pelayan hebat."

Dia mengangkat bahu saat tersenyum masam. Merasa cukup basa-basi, Leticia membenahkan diri kemudian bertanya.

"Jadi, bisnis macam apa antara kamu dan Yō hari ini? Karena di suratnya ada segel lilin Ratu Halloween, kurasa pasti titah dari sang Ratu kan?"

“. . . Iya."

Dia menjawab dengan nada bingung, tak seperti biasanya. Dia ragu-ragu sambil menyentuh dagu sejenak, kemudian bergumam kesusahan.

"Tentang permintaannya memanggil penutup telinga saat itu. . . Sepertinya telah menyebabkan terbukanya retakan pada batasan antara dunia luar dan Taman Mini."

"Retakan ke dunia luar?"

“Iya. Jika retakannya semakin besar, akan memungkinkan untuk menelan area Gerbang Luar seutuhnya."

Tanapa ada perubahan intonasi, dia membicarakan situasi yang sangat tidak wajar. Penutup telinga yang dia maksud mungkin headphone bertelinga kucing. Wajah Leticia memucat saat mengambil nafas dalam-dalam.

". . . Aku merasakan ada yang kurang, tapi tak kusangka akan separah ini. Apa yang musti kita lakukan?"

“Pertama, bawa penutup telinganya. Lalu, jika kita berhasil menemukan pusat retakan, kita bisa membereskannya tanpa banyak masalah."

“Pusat retakan? Apa itu tepatnya?"

“Itu—"

Ketika Faceless akan menjawab, bayangan sosok besar perlahane menyelimuti mereka.

"Jadi di sini kamu selama ini. Aku sedang mencarimu, Nona Leticia."

Faceless sesaat memancarkan perasaan gelidah menanggapi suara dan kehadiran lelaki besar itu. Bukan sebagai musuh, namun kehadiran dan suara yang tidak akrab yang melewatinya. Hal yang wajar dilakukan seorang ksatria. Leticia sudah menerkanya lalu menyebut namanya sambil tersenyum masam.

"Maaf. Baru saja aku akan pergi mencarimu. Sepertinya aku menyusahkanmu, Tuan Gry."

“—Gry?"

Nama yang terdengar akrab baginya. Namun di ingatan Faceless, nama Gry milik seekor Gryphon. Dengan mata penuh tanda tanya, dia mengamati dari balik topengnya—lalu terdiam.

“……………?”

"Hem? Wah, bukannya kamu ksatria itu. Lama gak bertemu."

Nada bicaranya sopan. Suaranya memang dalam namun bersahabat dan memberi kesan sebagai orang yang berbudi luhur. Tubuhnya tinggi tapi tidak mengintimidasi malah memberi aura penuh toleransi; karena itu, ketika dia berdiri di sampingnya, sama sekali tidak ada rasa takut. Fitur wajahnya anggun dan mengeluarkan aroma gagah. Tetapi—

Pakaiannya terlalu ketat.

". . . Tuan Gry?"

"Ya, aku. . . Ada apa? Kau mirip burung dara yang habis ditembak kacang polong. Sebagai ksatria Ratu, perubahan fisik seharusnya bukan hal baru, kan?"

Senyum cerianya hanya bisa menggambarkannya sebagai sosok pria. Dilihat dari fisik manusianya, terlihat sekitar usia hampir tiga puluh. Dada dan lengan kekarnya sedang dibentuk menyeseuaikan tinggi badannya, dan kuliy coklatnya membuatnya lebih tampan. Namun pakaiannya terlalu ketat. Sangat-sangat ketat.

Jika disuruh menggambarkan seberapa ketat pakaiannya, Faceless sebagai veteran dan ksatria paling berbakat Ratu, menganga melihatnya; begitulah. Faceless bisa saja ditikam setelah terkejut melihat pemandangan itu.

Dia sangat tampan dan manis, namun pakaiannya tidak cocok dengan penampilannya. Tingginya mungkin sekitar 190 sentimeter, namun dia hanya mengenakan tank-top dan celana pendek. Entah kenapa dia berpakaian seperti ini, yang pasti orang yang melihatnya akan merasa malu sendiri.

“…………”

Lupa membalas sapaannya, Faceless menatap kosong Gry. Memahami perasaannya, Leticia berniat membantunya.

"Tuan Gry. Sepertinya Faceless. . . Ehh, terkejut melihat cara berpakaianmu. Bagaimana kalau menggunakan kesempatan ini untuk memakai pakaian yang lebih merakyat?"

"Apa maksudmu? Aku mungkin sudah kehilangan sayap, tapi Grypon dihormati sebagai raja binatang buas. Mana mungkin aku malu dengan penampilanku dan menghias diri dengan pakaian canggung. Kalau mengenakan pakaian merakyat, sosok tegap seorang raja binatang buas akan membuktikan kedamaian. Sama sekali ogah."

Gry menyatakan dengan tatapan jujur. Leticia sempat bimbang mendengar ucapan tulusnya dari lelaki bercelana pendek dan tank-top. Leticia memikirkan cara meyakinkannya untuk mengubah gaya berpakaian, tapi Faceless mengambil alih kendali.

"Maaf. . . Nona Leticia. Tolong, abaikan saja. Ras mereka memang punya pernyataan yang tegas. Mencoba menyesuaikannya dengan lingkungan bukan ide bagus."

“Be, begitu ya?"

“Iya. Lagipula bukan saatnya bahas itu. Kita harus menemukan pusatnya secepat mungkin."

“Oohhh. Sepertinya darurat. Aku akan membantu."

“Gak usah."

Facelesa menjawab cepat. Menanggapi itu, Gry tersenyum riang sambil menggelang.

"Jangan khawatir. Tidak perlu meminta bantuan teman yang pernah berjuang bersama. Saling bertemu juga alami dalam kehidupan. Nah, ayo ke markas besar [No name] untuk mendengarkan seluruh ceritanya."

Gry berbalik. Sosoknya yang berjalan gagah melewati air mancur alun-alun seolah memperlihatkan kepribadian baik. Jika saja pakaiannya tak seketat itu.

". . . Aku mengerti. Istilah 'jatuh setelah semua usaha yang dilakukan' adalah pria seperti dia."

Faceless menggosok dagunya lalu mengangguk mengerti.

Itu salah, Leticia memikirkan tindakannya, namun memilih diam. Mereka perlu bergegas. Gry yang memimpin perjalanan menuju markas besar, diikuti mereka berdua.


Translator’s notes[edit]


Kembali Ke Halaman Utama