Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo (Indonesia):Jilid 8 Selingan

From Baka-Tsuki
Revision as of 04:29, 15 November 2019 by Ka-el (talk | contribs) (Created page with "==Selingan== (''……..Di mana……?'') Di kedalaman hutan, Jin Russel terbangun dalam keadaan pusing. Ketika dia mencoba bergerak, dia sadar jika sedang dibelenggu. Ra...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Selingan

(……..Di mana……?)

Di kedalaman hutan, Jin Russel terbangun dalam keadaan pusing.

Ketika dia mencoba bergerak, dia sadar jika sedang dibelenggu.

Rasa nyeri panas yang dia rasakan di perutnya tepat di tempat Rin menusuknya. Maxwell pernah bilang jika dia membakar lukanya, namun ada bukti pertolongan pertama lainnya. Karena Rin menusuknya di antara organ-organ dalamnya, cederanya hanyalah sebanyak luka kecil. Namun itu tidak merubah fakta bahwa dia telah ditusuk. Dia merasa pusing setelah kehilangan cukup banyak darah.

Terhadap Jin yang bergerak layaknya serangga, Yang Mulia yang duduk di atas pohon, menyadarinya dan berbicara.

"Jin, kau terbangun."

“Yang Mulia. . .?"

“Aah, jangan bergerak. Meski organ-organ dalammu selamat, perutmu masih terluka. Kamu harus beristirahat. Tak seperti kami, secara fisik Jin nampak seperti manusia biasa."

Melompat dari pohon, Yang Mulia menunjukkan wajahnya. Saat menatapnya, dia dipenuhi luka. Cederanya menunjukkan pertempuran yang sengit ketika melawan Izayoi.

"Bagaimana dengan Permainannya?"

“Aku dan Sakamaki Izayoi mengakhirinya dengan persetujuan bersama. Yah, begitulah situasinya. Jin juga harus melupakan luka itu."

". . . Kau memang yang terburuk."

Dia merosotkan tubuhnya lelah. Jika dia tidak bisa kabur, mau bagaimana lagi. Jin menyerah pada perkembangan situasi ini. Lagipula, dia telah menuai apa yang dia tabur. Dia telah bertaruh dengan mengetahui kemungkinan situasi ini terjadi.

Mendengarkan dengan seksama, dia bisa mendengar aliran sungai di sekitar.

Di pegunungan yang terhubung dengan punggung bukit raksasa, para anggota [Ouroboros] berkumpul. Selain Rin dan Maxwell, yang lainnya mendapatkan luka yang berbeda. Maxwell telah menggunakan kemampuan teleportasi untuk mundur, dan telah memperhatikan situasi di Kota Kouen. Rin yang menjadi satu-satunya yang tidak bertarung, memberikan perawatan medis pada gryphon hitam dan Aura.

Namun ekspresi kekecewaan terlihat jelas di wajah Rin.

Sambil mengeluarkan barang-barang dari kotak P3K, Rin mendesah lesu.

"Hah. . . Rencananya berhasil, tapi aku tidak menyangka semua orang akan terluka seperti ini. Sebagai [Pembuat Permainan], aku sungguh kecewa pada kemampuan kalian."

{“N,Nu…..!”}

"Meski kamu bilang begitu, Rin. Tapi Graiya diserang oleh Binatang Bintang dan aku diserang oleh Raja Iblis Saurian. Aku harap kau memuji kami setelah berhasil selamat."

"Tolong diamlah. Kesampingkan Paman sejenak, yang Aura harus lakukan adalah menjaga lingkaran pemanggilan di belakang Ras Raksasa. Kau sudah dipercaya, jadi tolonglah lakukan dengan baik."

Peshili! Rin memukul luka yang sudah tertutup.

Yang Mulia, yang telah mendapatkan pertolongan darurat, tertawa lesu dan mengangguk.

"Seperti ucapan Rin. Saat ini, kalian berdua belum banyak menghasilkan. Sebagai boss kalian, aku berharap bisa melihat hasil dari kerja keras kalian."

“Ngomong-ngomong, jangan bersikap seolah boss ketika kamu sendiri kembali dengan kacau dan kalah!"

Peshili! Rin menjitak kepala Yang Mulia.

Meski sedikit berbicara, Yang Mulia tidak diragukan lagi menjadi yang terluka paling parah. Terluka di setiap otot, dengan retakan di tulang-tulang, dia kembali dalam keadaan kekacauan anatomi.

"Kau ambil peran sebagai Master Permainan dengan penuh percaya diri, jadi aku tidak mengira kamu bakal pulang dalam kekalahan. Sebagai taktisi, situasi ini menyedihkan. Bukankah lebih baik kalau aku yang berperan sebagai Master Permainan dan mengulur-ulur waktu?"

“Tidak juga. Dan aku tidak kalah. Hari ini kami hanya membandingkan statistik dasar kami."

“Dan kamu kalah dalam statistik dasar."

“Aku tidak kalah. Sebagai Kandidat Asli, aku hanya kurang sempurna."

Mu, dia membenarkan pernyataan Rin. Rin menghela nafas dari percakapan tak berarti itu, namun dia mulai mendiskusikan perolehan mereka demi merubah suasana.

"Dengan keseluruhan cedera yang diterima, terima kasih atas usaha yang kalian lakukan. Kesampingkan kekalahan kita dalam pertarungan, hasilnya lebih dari memuaskan. Dengan kata lain, kita bisa mengatakannya sebagai kemenangan penuh kita!"

Mengeluarkan Kartu Berhadiah berwarna biru gelap, dia menata sejajar Hadiah yang telah mereka rampok dari Kota Kouen.

Pertama, tanduk dari Raja Naga Lautan Bintang.

Kedua, pedang berharga dari Zodiak China, [Naga].

Ketiga, sesuatu mirip spherical astrolable[1]

{"Rin. Apakah itu astrolabe yang juga dipanggil [Kosmologi Lain]?"}

"Benar. Ketika membicarakan tentang kosmologi pengetahuan China, Ekuator Bintang adah yang paling terkenal. Yang ini adalah kosmologi yang mirip dengan. . . Peta bintang untuk [Adipati Tai Sui]."

Memeluk astrolabe itu, Rin dengan bangga menjelaskan nilainya.

[Ouroboros] memiliki banyak Hadiah berkelas tinggi seperti [Erin Grimmoire] dan [Mata Jahat Barol] namun hadiah ini berkelas lebih tinggi.


—Adipati, Tai Sui[2].

Tai sui awalnya adalah Raja Iblis berkelas tinggi di mitologi China yang dikenal sebagai [Bintang Malapetaka], Adipati Jupiter. Indentitas aslinya adalah Roh Bintang dari planet fiktif yang terletak berlawanan dengan Jupiter.

Dalam mitologi China, Jupiter diambil sebagai dasar dari Ekuator Bintang, sebuah bintang Agung. Juga disembah sebagai Zaman Bintang. Bahkan di Dua belas Zodiak Emas, pada dasarnya Jupiter ada di tengah-tengah, dan dikatakan menjadi setengah tubuh dari Dewa Terkuat, Zeus.

Tai Sui adalah Roh Bintang dengan bentuk tiga wajah dan enam tangan, seperti naga yang mirip dengan lele.

Tidak seperti Roh Bintang lainnya, Menjadi bintang fiktif mungkin telah menyebabkan Tai Sui dibicarakan dalam bentuk yang berbeda. Alasannya mengganti nama menjadi Raja Naga Lautan Bintang kemungkinan besar untuk menyembunyikan alam sejatinya—

Yang Mulia mengambil pedang [Naga] dan mengayunkannya di udara dengan bangga serta menambah penjelasan.

"[Kosmologi Lain] adalah teknik rahasia para Dewa. Juga bisa dikatakan bahwa dunia merekalah yang membuat mereka. Asgard dalam mitologi Nordik, Dunia Tiga Ribu dalam Buddha, dan dualisme baik dan jahat dalam Zoroastrianism. Dan bagi kita [Kosmologi Lain] Ouroboros juga merupakan senjata terbaik."

"Yeah itu dia! Aku beneran lupa, tapi kenapa kamu tidak menggunakan [Kosmologi Lain]-mu? Kamu ingin membandingkan statistik dasar, kan?"

Terhadap pertanyaan Rin, Yang Mulia bergeleng.

"Jangan bicara bodoh. Jika aku dan Sakamaki Izayoi saling memukul dengan [Kosmologi Lain], Kota Kouen akan hancur tanpa sisa."

". . . Yah, benar juga."

Rin memerosotkan bahunya. Setelah percakapan berakhir, Raja Iblis Kekacauan yang telah mengintai musuh. . . Dalam bentuk Sandra, kembali dengan tawa kasar.

"Oohhh, kalian bersenang-senang tanpaku ya. Membuat Tuan Raja Iblis Kekacauan berpatroli layaknya budak pas kalian berpesta; keterlaluan eh?"

"Tentu saja tidak! MVP Permainan ini tidak lain tidak bukan adalah kamu, Tuan Raja Iblis Kekacauan. Hanya kamulah yang menyelesaikan tugas yang diberikan dengan sempurna. Aku sungguh terpesona dengan pekerjaan mulusmu."

Rin memujinya tanpa ada tipuan dalam ucapannya.

Raja Iblis Kekacauan dalam tubuh Sandra membusungkan dada bangga.

"Jelas. Aku kan lebih berpengalaman. Tapi, aku sedikit mengkhawatirkan menghilangnya Permainan si Labu bangsat. . . Oh, bocah, kau sudah sadar."

Raja Iblis Kekacauan menoleh pada Jin.

Jin terbelalak pada Sandra yang dirasuki.

". . . Raja Iblis Kekacauan. Apakah [Wewenang Master Penyelenggara] milikmu adalah mengambil alih yang lain?"

"Yap. Tapi aku cuma bisa memakainya pada satu orang saja, ditambah cuma bisa diterapin ke bocah. Kegunaannya itu sudah rendah semakin rendah sangat rendah makin rendah meski itu sebuah [Wewenang Master Penyelenggara]. Yah, karena khawatir pada gadis kesepian ini jadi aku gak akan ngeluh."

Duduk bersila, dia menyentil kepala Jin. Cara bicara dan gaya tindakan yang sangat berbeda dari Sandra. Namun jika jiwanya berbeda, itu bisa dipahami.

Menatapnya tanpa emosi, Jin bergumam.

"Tubuh itu punya Sandra. Tolong jaga baik. Awas saja kalau kau biarkan kepalanya terbelah.

“……….Heeh~?”

Mata Raja Iblis Kekacauan bersinar jahat.

Warna mata berbahaya yang tidak nampak sebelumnya.

"Gitu yah. Hihi. Kau bukan bocah sembarang kan? Terus, apa yang musti kita lakukan padanya? Bakal kita bawa?"

"Iya. Hadiah yang dipegangnya sangat berharga. Tapi sebelum itu. . . Maxwell!"

Dia memanggil ke area kosong.

Batasan panas membelah, dan dengan udara panas juga dingin, Maxwell menunjukkan diri.

"Kamu memanggilku, Nona Taktisi."

“Iya. Tolong pukul pengungsi yang tersisa dan serang pasukan yang mengawal. Dengan kemampuan teleportasimu, kau sendiri cukup untuk tugas ini."

Dengan tuntutan Rin, Maxwell meremukkan wajahnya.

Terasa seperti perintah pada pelayan, dan dia sudah tidak mempercayai Rin. Hal itu membuatnya berpikir bahwa membuatnya pergi ke medan perang sendirian berarti ada maksud lain di belakangnya.

Menyadari kecurigaannya, Rin menghela nafas dengan sikap berlebihan.

"Ha~. . . Maxwell tidak tahu petunjuk apapun tentang hati wanita."

“Hah?”

Hati wanita? Diberi istilah tak terduga, dia bersuara terkejut.

Bishi! Rin menunjuk Maxwell dan berkata.

"Kau dengar? Pengantinmu, Willa sang Ignis Fatuus sedang dalam keadaan putus asa. Dia pasti merasa tidak aman. Dia ingin bergantung pada orang lain. Dia menginginkan seorang pangeran untuk datang menyelamatkannya! Dalam situasi tertekan itu, jika seorang penguntit keren berpengalaman datang, tidak peduli seberapa menjijikkan orang itu, dia pasti akan jatuh hati tergila-gila padamu!"

"Jatuh hati tergila-gila, katamu?!"

“Iya! Jika segalanya berjalan baik, bisa jadi mommi-mommi dan pafu-pafu[3]!"

“Momi-mommi dan pafu-pafu katamu?!"

“Iya, kau baru saja berkuasa sebagai Raja Iblis! Pengantinmu, Willa sang Ignis Fatuus saat ini sedang menunggu seorang pangeran untuk menyelamatkannya!"


ZUDOOOOOOOOOOOOOONNNNNNNN!!!!!!


Dan dari efek suara bodoh itu, saklar ON Maxwell menyala.

Bergetar dari kegembiraan pengungkapan ini, Maxwell menjangkau surga seolah-olah dia telah diberi pesan dari sana.

“Willa. . . Menungguku. . .?!"

"Iya! Tepat sekali! Jika kamu tidak mampu menyelamatkan kekasihmu maka namamu sebagai penguntit cabul akan ternoda! Sekaranglah saatnya untuk menuangkan cintamu dan menghembuskan badai cintamu yang menjengkelkan, Maxwell!"

“U,….OOooo…….WI, WILLLLLLLAAAAAAAAA!!!!!” AKU DAATAAAAAAAAAAAAANGGGGGGHH!!!!"

Di dalam badai udara panas dan dingin, Raja Iblis terbaru meninggalkan tempat.

Itu bukan kiasan. Dia benar-benar bergerak dalam badai gairah romantis.

“…………………………………………………………………………………………………………………............................................................................ …………………………………………………………………………………………………………………….......................................................................... ………………………………………………………………………………………………………………………....................................................................... ………………………………………………………………………………………………………………………….................................................................... ……………………………………………………………………………………………………………………………….............................................................. …………………………………………………………………………………………………………………………………........................................................... …………………………………………………………………………………………………………………………….........................................................................................................................."

Akhirnya, ketika dinginnya angin malam dipadu tanaman yang bergoyang, Rin terbatuk sekali dan berbicara.

"Yah yah, sekarang si kepala batu. . . Bukan. Orang menjijikkan itu sudah hilang."

“Benar."

“Iya.

{“Umu”}

“Kalian mengerikan."

Tapi dia tidak menyangkal.</ref>Kalian mengerikan dan baris ini dimaksudkan untuk si Kekacauan.</ref>

Rin berjalan menuju Jin, dan berjongkok untuk mendekatkan jarak wajahnya dengan Jin.

"Jin. Ayo kita bahas topik utama. Melanjutkan topik yang kita bahas tadi, dengan semua orang."



Translator's Notes

  1. Spherical Astrolable atau bisa juga disebut Armillary sphere, adalah benda kuno yang mewakili surga. Modelnya dari pemikiran para ilmuwan terhadap bentuk surga dan pergerakannya. Juga merupakan alat navigasi yang digunakan untuk menentukan posisi matahari dan bintang dan digunakan oleh pelaut untuk menavigasi. Atau bisa juga mengacu pada Nabi Musa a.s. yang menyebut spherical astrolabe sebagai [Master of Universe] yang berarti semesta ada di genggamanmu. Dan baik armillary sphere atau spherical astrolabe, dua-duanya berbentuk mungil segenggaman tangan.
  2. https://www.tionghoa.info/sejarah-thay-sui/.
  3. dikutip dari [Edenhall] —>> Mommi-mommi suara dari meremas sesuatu yang lembut berulang kali. Dan pafu-pafu suara dari pukulan dari sesuatu yang lembut berulang kali.<<— Terserahlah.



Kembali Ke Halaman Utama