Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo (Indonesia):Jilid 9 Bab 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 1 - Hari Biasa Tertentu di Taman Mini[edit]

Bagian 1[edit]

Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo v9 p8.png

Berbeda zaman.

Berbeda dunia.

Surat aneh dan luar biasa dikirimkan kepada tiga remaja, satu lelaki dan dua gadis yang tidak pernah berhubungan sama sekali di kehidupan biasa mereka.

Dan, isi suratnya adalah sebagai berikut:

"Para anak lelaki dan gadis dengan bakat mengagumkan dan sedang kesusahan, aku memanggil kamu! Jika kamu ingin berjuang dengan menguji Hadiahmu, kesampingkan teman-temanmu, tinggalkan yang kamu miliki, duniamu, dan datanglah ke Taman Mini kami."

Dalam sekejap, cakrawala ketiganya terhampar secara tak masuk akal.

Dan diikuti situasi yang berubah tajam, mereka jatuh dari lokasi sekitar empat ribu meter di atas permukaan tanah.

Cakrawala yang terbentang di depan mata ketiganya memiliki jurang yang mirip seperti ujung dunia.

Sementara di tanah, kota-kota ditutupi oleh Kudung yang besar dan menyebabkan fenomena yang seolah memberi pemandangan dengan ukuran yang salah dari ukuran yang sebenarnya.

Dunia yang memanggil mereka—adalah dunia lain yang sempurna.


Bagian 2[edit]

—Siang hari di jalanan depan Taman Mini, Dinding Luar di Gerbang Luar 2105380.

Dengan kata lain, itu adalah pintu, diapit dengan batu berukir macan, yang tersambung dengan kota luar.

Pedagang yang membawa ransel besar dan laki-laki dengan tubuh besar yang tampak percaya diri dengan kemampuan bertarung, mereka berjalan di sepanjang jalan yang mengarah ke pusat kota.

Dan seorang gadis yang mengenakan rok mini ekstrim yang menggiurkan, berkaus kaki bretel, dan sepasang telinga kelinci, berteriak.

"Bego! Kalian Bego! Kalian. . . Kelewat super Bego!!!"

Teriakan yang menggema hingga menembus surga.

Gadis ini, yang marah dengan telinga kelinci tegak ini, tidak lain tidak bukan adalah pelaku yang memanggil si trio dari dunia lain—Sakamaki Izayoi, Kudou Asuka, dan Kasukabe Yō dengan surat undangan.

Dan saat ini, sang gadis sedang menceramahi si trio.

"Belum satu jam sejak kalian keluar dari kota dan Kuro Usagi berpikir kapan kalian akan kembali. . . Astaga, sungguh, bagaimana mungkin keadaan jadi seperti ini. . .?!"

Kuro Usagi memegangi kepalanya yang seolah pusing sementara di depannya ada si trio dari dunia berbeda yang pura-pura tidak tahu apapun.


Mari memundurkan cerita satu jam yang lalu.

Di sebuah kota di Taman Mini, di depan air mancur alun-alun yang diaspal dengan bebatuan rapi yaitu Jalan Raya Peribed. Izayoi dan lainnya yang duduk di warung terbuka, yang memiliki spanduk [Six Scar] berkibar, mempertanyakan kata-kata Kuro Usagi.

"Seluruh Permainan Berhadiah. . . Ditangguhkan? Semuanya di wilayah ini?"

“YES! Ini sungguh darurat!"

Kuro Usagi menegakkan telinganya ketika menjawab.

Yang disebut "Permainan Berhadiah" adalah Permainan Sihir Agung yang dimainkan dalam dunia Taman Mini demi mendapatkan "Hadiah", keberuntungan, dan lainnya. Dibagi dalam kategori [Penyelenggara] dan [Pemain], kedua kelompok akan menargetkan hadiah mereka sendiri demi kebaikan dalam keberuntungan, wilayah, kekuatan, ketenaran, individu berbakat. . . dan keajaiban yang dikristalkan yang disebut "Hadiah" dalam pertarungan.

Dan penyelenggaraan "Permainan Berhadiah" sepenuhnya ditangguhkan.

Anak lelaki yang mengenakan seragam siswa berkerah lurus sambil menggantungkan headphone di lehernya—Sakamaki Izayoi, bertanya pada Kuro Usagi dengan nada tidak menyenangkan.

"Apa-apaan nih? Memberhentikan "Permanan Berhadiah" bukannya setara dengan memberhentikan seluruh transaksi finansial? Meski ada fasilitas pertukaran dari penggunaan mata uang, bukannya kebanyakan jual-beli diputuskan dari penyelenggaraan Permainan?"

Ucap Izayoi sambil memiringkan kepalanya. Sementara gadis yang mengenakan gaun formal merah, Kudou Asuka menambahkan percakapan dengan ekspresi cemas.

"Mungkinkah. . . Ada Raja Iblis yang muncul?"

Mendengar komentar Asuka, Kuro Usagi menggeleng kepala.

Gadis lain yang duduk di seberang, Kasukabe Yō, mengelus Calico si kucing yang beristirahat di pahanya ketika bertanya dengan memiringkan kepala.

"Ada suasana yang menggelisahkan di jalanan. Dibandingkan perasaan takut, lebih seperti kesusahan akan sesuatu?"

{"Iya. Rasanya seolah orang-orang sedang bergegas lari ke suatu tempat."}

Kucing Calico mengeong.

Air mancur alun-alun di depan Jalan Raya Peribed biasanya hanya beberapa yang melewati, tapi ada beberapa yang terlihat seperti pedagang pengembara yang berjalan di hari itu dan penduduk yang berusaha menghentikan mereka. Alun-alun yang biasanya tenang dan hanya digunakan untuk jalan-jalan santai, pemandangan ini sungguh langka dan membuat penasaran.

"YES! Meski ini bukan ancaman setingkat Raja Iblis, tidak diragukan lagi situasi inilah yang membuat orang-orang kesusahan. Sebenarnya, ini berasal dari berita bahwa kekeringan akan berpindah dari Bagian Selatan Taman Mini ke Bagian Timur."

Haa? Si trio menyuarakan kebingungan.

Asuka dan Yō mengernyitkan alis ketika menanyai Kuro Usagi.

". . . Apa itu? Apakah mungkin kekeringan punya tangan dan kaki untuk bisa berlari ke sini?"

"IYA! Lebih tepatnya, penampilannya ada tambahan sebuah tangan dan kaki."

“Sebenarnya hal aneh apa itu?"

Asuka dan Yō menjadi lebih bingung.

Namun hanya Izayoi yang terkejut ketika berkomentar.

"Kekeringan yang punya tangan dan kaki buat lari. . . KanBatsu? Jangan-jangan si [Batsu] muncul?"[1]

"YES! Seperti yang diharapkan dari pembacaan situasi oleh Izayoi. Lebih akuratnya, ini adalah pohon aneh yang ditemukan di akhir pohon silsilah. Burung aneh ini selalu memberikan Bagian Selatan panas menyengat dari matahari, dan nampaknya cukup menyebabkan kerusakan yang cukup besar ke wilayah itu."

Sambil menggumamkan "itu sungguh masalah menyusahkan", Kuro Usagi melanjutkan penjelasan.

—[Batsu] muncul dari dongeng China dan disebut sebagai binatang agung kekeringan. Memiliki garis darah yang sama dengan kaisar, [Batsu] mampu memerintah matahari dan memiliki kemampuan membelokkan angin dan awan.

Selama pertarungan melawan Raja Iblis [Chiyou], [Batsu] yang menggunakan kekuatannya dirusak oleh miasma[2] dan tidak mampu kembali ke surga.

Dan beberapa tahun pun berlalu, dan keturunan [Batsu] yang menunggu selama beberapa generasi agar mampu kembali ke Surga, berangsur-angsur mengecil hingga tampilannya menjadi burung kecil, dan sejak itu terus mengelana di Dunia Taman Mini.

Mendengarkan klarifikasi Kuro Usagi, Izayoi termenung.

". . .[Perseus] dari mitologi Yunani dan [Kelinci Bulan] dari faksi Buddha, terus sekarang [Batsu] dari dongeng China yang muncul. Ha, seperti yang diharapkan dari Dunia Taman Mini yang punya segalanya."

"Yah, Izayoi, tidak ada kata TIDAK untukmu. Baik [Kelinci Bulan] atau [Perseus], kami semua diundang dari Dunia Luar setelah pencapaian kami diakui. Mirip istilah "Berkah (Hadiah)", itu mewakili berkah yang dianugerahkan Dewa kepada kami! Dan di situasi ini, ketika istilah "keturunan" diangkat, itu setara dengan "prestasi"!" Ucap Kuro Usagi yang mengepalkan tangan mantap.

Mirip seperti [KanBatsu], Kuro Usagi adalah keturunan [Kelinci Bulan] yang Indra panggil ke Taman Mini.

Sebagai pelayan Indra, yang merupakan salah satu pencipta Taman Mini, keturunan [Kelinci Bulan] juga dikenal sebagai [Bangsawan Taman Mini].

". . . Yah, meski alasan [Batsu] dipanggil ke Taman Mini tidak hanya itu, keberadaannya juga menjamin dalam membawa gelombang panas matahari yang menyengat, dan karena itu dia menjadi eudemon menyedihkan yang tidak diinginkan komunitas manapun. Setelah terkontaminasi miasma, dia tidak hanya kehilangan Keagungan tapi juga kekuatan agungnya berangsur-angsur menurun. Kontaminasi yang terlalu parah membuatnya kehilangan kewarasan, meninggalkan sisa dengan warisan panjang pada generasi-generasi mendatang untuk kembali ke tanah airnya. . ." Usai mengucapkannya, Kuro Usagi mulai menatap jauh. Dia mungkin sedang memikirkan tentang adanya ketidakadilan ketika keinginan kuat yang telah melewati beberapa generasi malah memberinya sayap di generasi saat ini walaupun penampilannya berubah.

Tapi halaman tetaplah halaman. Mereka yang tidak bisa menjamin adanya makanan di hari esok juga tidak akan mampu terus bersimpati pada yang lainnya.

Ekspresi Kuro Usagi berubah ketika menunjukkan keceriaan.

"Kita sudah cukup menyimpang dari topik! Bisa dikatakan jika para komunitas di dalam Gerbang Luar 2105380 sedang sibuk bersiap terhadap kekeringan! Dan ini akan menjadi kesempatan besar bagi kita [No Name] untuk membuat kesepakatan besar!"

Kuro Usagi melambai tangan gembira.

Menyadari maksud kata-katanya, Izayoi dan lainnya tersenyum.

"Aku paham, kita punya sumber air besar karena punya [Pohon Air]. Meski kita nggak tau banyaknya simpanan air Komunitas lain. . . Kurasa kebanyakan nggak nyimpen cukup banyak, diliat dari ekspresi kalut mereka."

“Yeah, jika sumber air itu hanya digunakan oleh kita saja hanya akan sia-sia. Mengambil kesempatan ini untuk mengamankan kontrak jangka panjang dengan komunitas lain untuk memastikan aliran laba yang mantap akan menjadi ide bagus. "

“H'em. Lagipula, cukup menyedihkan jika hanya membiarkan kosong ruang harta karun itu."

Melihat Asuka, Yō, dan Izayoi yang tertawa gelak, Kuro Usagi tersenyum masam sambil mengangguk.

"Sebenarnya, Kuro Usagi tidak ingin menggunakan metode ini yang seolah mengambil keuntungan, dan ingin menggunakan metode sah untuk mendapatkan kontrak. . . Tapi kita [No Name] adalah organisasi tanpa 'nama' dan 'bendera' yang telah dicuri oleh Raja Iblis dan tidak ada cara bagi kita untuk membuat iklan yang pantas. Jika kita menunjukkan bahwa kita memiliki sumber air di periode kekeringan, nantinya pasti muncul orang-orang yang ingin membuat kontrak dengan kita! Selanjutnya, Kuro Usagi ingin kalian bertiga memantau keadaan [Batsu] dan mengumpulkan sedikit informasi tentangnya."

Mendengar hal itu, ketiganya menganggukkan kepala menyetujui permintaan Kuro Usagi.

"Yap. Nggak ada Permainan juga. Buat kesibukan lumayan juga."

“Ketika kita membicarakan tentang mengumpulkan informasi mengenai eudemon, jelas itu adalah ranah yang Kasukabe bangga untuk ikut andil. Semangat, ok!"

“H'em. Akan kukonfirmasi ulang rinciannya. Dia adalah burung besar aneh yang hanya punya satu tangan dan kaki. . . Benar, kan?"

“YES? Meskipun kemungkinan ukurannya berbeda, dia tetaplah burung aneh dengan karakteristik unik yang memiliki "ukuran tubuh berbeda". Jika kalian menggunakan karakteristik itu untuk mencari, pasti mudah menemukannya. Selain itu, dia pasti mengeluarkan suhu tubuh tinggi sepanjang waktu dan akan lebih bagus jika mencarinya di wilayah dengan kabut panas. . . Tapi tolong berhati-hatilah. Jika kalian merasakan adanya bahaya, segera kembali."

Kuro Usagi kemudian mengirim si trio dari dunia lain pergi melakukan perjalanan dengan ekspresi khawatir dan mereka juga meninggalkan pinggiran kota dengan perasaan sama.

Si trio sedang menjalankan misi rahasia untuk mengintai informasi mengenai binatang agung [Batsu] yang bersembunyi di wilayah tetangga.

Dan setelah satu jam setelah kepergian mereka,

—Kembali ke masa sekarang.

Si trio dari dunia lain sedang duduk di depan tiang batu gerbang luar yang dihiasi pahatan batu yang berbentuk macan.

Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo v9 p18.png

Ada banyak orang di sekeliling mereka. Faktanya, di sana ada kerumunan tidak wajar di sekitar mereka.

Bahkan dengan sejumlah banyak penonton, Kuro Usagi cukup marah untuk mengabaikan tatapan mereka. Seorang Kuro Usagi, yang telinga dan rambut panjang mengkilat berwarna pink, menceramahi si trio.

"Apa, apa kalian mendengarkan yang Kuro Usagi katakan sebelumnya?! Kuro Usagi bilang untuk bersiap dari kekeringan yang akan datang dan mengharapkan kalian untuk mengumpulkan beberapa informasi mengenai [Batsu]!! Dan informasi yang disebutkan adalah tentang keberadaan sarangnya, ukuran tubuhnya dan lainnya! Tapi kenapa!! KENAPA. . .?! Siapa yang menyuruh kalian menghabisi [Batsu]?!!"

" " "Kami tidak sengaja melakukannya ketika emosi dan sedang merenungkan tindakan kami." " "

"Diam!!!"

*Pak! Pak! Pak!*

Kepada si trio yang minta maaf tanpa adanya penyesalan, Kuro Usagi menggunakan kipas kertasnya untuk menyerang mereka dengan secepat kilat.

Iya. Inilah masalahnya. Daripada kerumunan itu disebut sedang menatap mereka berempat, lebih tepat disebut jika mereka melihat ke arah mangsa yang mereka bawa pulang.

Yang terbaring di samping mereka adalah burung yang terlihat aneh, panjangnya sekitar dua puluh meter, dan terikat.

Dua bagian tubuhnya berbeda ukuran, dan itu sepertinya karena salahnya memiliki transformasi penampilan menjadi hanya punya satu tangan dan satu kaki. Tubuh [Batsu] yang menyimpang sejumlah besar panas masih menciptakan kabut panas meski tidak sadar.

—Binatang agung [Batsu] merupakan salah satu yang mampu mengendalikan matahari. Walaupun dikontaminasi oleh miasma dan kekuatan agungnya terus mengalami penurunan setelah beberapa generasi, dia masih lawan yang tidak mampu dikalahkan manusia biasa.

Namun ketika dihadapan tiga orang itu, semuanya terabaikan. Karena mereka memiliki keunikan yang sangat spesial.

Dan Kuro Usagi telah melupakan hal paling penting ketika meminta bantuan mereka.

Si trio dari dunia lain yang ia panggil—salah satu dari kelompok bocah rusuh yang bisa dihitung dengan jari.


Bagian 3[edit]

Haaaaaaahhhhhh~~~…….

Setelah desahan panjang, Kuro Usagi lesu.

"Uuh . . Ini sangat menyedihkan. Dan ketika Kuro Usagi berpikir bahwa kita akan melakukan langkah besar dalam menghidupkan kembali komunitas kita. . . Kenapa pula kalian ingin mengalahkannya. . .?"

“Hukum fana."[3]

"Hukum rimba."

"Perasaan manusia."

"Sudah kubilang, meski kalian ingin menemukan pengecualian, setidaknya diskusikan terlebih dahulu."

Telinga Kuro Usagi tegak dalam kemarahan namun si trio menatap ke arah berbeda dan tidak ada niatan mengemukakan alasan mereka.

Dan karena mereka tidak mampu meninggalkan [Batsu] setelah ditangkap, keempatnya melakukan perjalanan ke toko untuk ditukarkan dengan uang.

Meninggalkan jalan raya yang dinaungi jajaran pohon yang berbunga pink di sepanjang air mancur alun-alun dan melewati jembatan yang dibangun melewati terusan air, keempatnya berjalan menuju toko yang menggantungkan spanduk dewi kembar di depan toko. Itu adalah toko milik Komunitas [Thousand Eyes].

Setelah mengangkat burung aneh sepanjang dua puluh meter di atas kepala, Izayoi melemparnya ke depan dibarengi dentuman keras saat dia tersenyum menyapa asisten toko.

"Tukar."

“Tolong kembalilah."

“Ogah. Aku ingin menukarnya dengan uang."

“Tolong jangan buat keributan. Toko kami tidak menerima segala kunjungan dari [No Name], berapa kali aku harus mengulangnya agar kalian paham kata-kataku?"

Asisten toko wanita itu mengangkat sapunya saat memamerkan taringnya mencoba menakut-nakuti kelompok itu. Dan mereka hanya mengangkat bahu lesu ketika menanggapi.

Kelompok itu tidak akan berbalik arah oleh rintangan seperti ini. Demi kebaikan anak-anak di komunitas mereka yang tidak memiliki jaminan ketersediaan makanan, masalah menukar dengan uang ini akan menjadi masalah hidup dan mati.

Diam-diam mendesah, Kuro Usagi tertawa dengan ekspresi seram.

"Hmm Hm~~? Apa tidak masalah menyuruh kami pulang? Jika senior tokomu mendampratmu karena itu, kami tidak peduli lo."

“Hmm, kukira kamu akan mengatakan hal yang lebih buruk. Bukankah itu hanya jawaban halus karena frustrasi tidak diterima di depan pintu?"

“Yah, Kuro Usagi tahu bahwa kami ditolak di sini! Tapi tolong lihat burung aneh yang telah kami tangkap ini! Hanya karena komunitas ini adalah pedagang tingkat pertama, [Thousand Eyes], kalian pasti tahu nilai sebenarnya dari burung aneh ini dengan sekali lihat, kan?"

Kuro Usagi tersenyum licik. Mendadak, ekspresi asisten toko berubah ketika melihat dan berjalan menuju [Bastsu] yang belum sempat ia lihat. Dan dia menaikkan alis ketika melihat lebih dekat.

Dengan bulu seukuran kepala manusia dan memancarkan angin hangat yang menghembuskan empat pintu.

Mendadak ekspresi asisten toko berubah.

". . . Keturunan [Batsu]? Tidak, tidak mungkin. Komunitas tingkat terbawah memiliki kekuatan sebesar ini,"

“Tidak, tidak, percaya dirilah pada apa yang kamu lihat. Burung besar aneh ini menjadi bahasan di jalanan, alasan kekeringan! Binatang agung [Batsu] yang memerintah cahaya matahari!"

HngHng~, Kuro Usagi membumbungkan dadanya dengan telinga kelincinya tegak.

"[Batsu] yang bisa menghasilkan panas abadi bisa menjadi sumber energi paling penting dan sangat bernilai pada komunitas jika diproses dengan benar. Dan semua orang tahu itu! Di tingkat bawah ini, masih banyak komunitas yang menggunakan metode menghasilkan panas dari membakar kayu. Pasti banyak yang ingin menawarnya dengan harga tinggi loh."

". . . Iya, kurasa benar. Tapi [Batsu] ini, sungguh kalian yang menangkapnya?"

Asisten toko wanita menatap penuh ragu pada Izayoi dan lainnya.

Memahami maksud Kuro Usagi, Izayoi menyeringai bangga sambil mengangguk.

"Emang salah? Gampang tau! Karena kemarau kayaknya bikin pusing komunitas lain terus kami merasa perlu membantu ngilangin masalah. Gitu doang sih."

"Hmm. . . Itu sungguh ambisi menenangkan dari [No Name]. Memang akan jadi masalah jika dibiarkan begitu saja. Dewa tahu berapa banyak komunitas yang ingin menawar dengan harga tinggi dan menggunakan berbagai Permainan Berhadiah menggunakan itu."

"Perasaan manusia, ingatlah itu baik-baik. Melihat orang lain kesusahan ingin membuatmu membantu."

Izayoi tertawa gelak ragu dan asisten toko wanita terus menatapnya ragu.

Namun, mengesampingkan kebenarannya, situasi ini jelas mengartikan jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang kekeringan.

Dan ini juga situasi menguntungkan bagi [Thousand Eyes].

Enggan namun tak berdaya, asisten toko wanita menghela nafas dan mengangkat pintu yang menuju interior toko.

"Yah, kuanggap sebagai pengecualian spesial. Menjaga kedamaian di tingkat bawah menjadi tanggung jawab pemilik toko kami. Jika dalihnya adalah kalian sebagai agennya yang ditugasi membantu pekerjaan kami, aku ragu orang lain akan punya opini lain tentang kalian yang melangkah memasuki toko "

“Maaf, kami menyusahkanmu."

“Memang benar. . . Tolong tunggu di sini sebentar. Aku akan memberikan taksiran harga."

Begitulah, asisten toko wanita menenteng sapu bambunya ketika melangkah ke dalam toko.

Seolah beban terangkat dari bahunya, Kuro Usagi melemaskan pundaknya dan berbalik ke arah trio bocah rusuh.

"Itu bantuan sempurna! Izayoi."

“Sebenernya aku nggak bohong. Iya nggak, Nona Muda?"

“Begitukah? Aku merasakan itu sebagai kebohongan. Bagaimana denganmu, Kasukabe?"

“Hmm~. . . Tapi sisanya memang benar, kan?"

Yeah, sepertinya. Bocah rusuh saling berpandangan saat tersenyum masam.


Bagian 4[edit]

Ketika keempatnya dalam perjalanan pulang dari toko, bangunan komunitas sudah diwarnai senja oleh matahari terbenam.

Bocah rusuh langsung jalan melewati area perumahan.

Kuro Usagi langsung pergi menuju lokasi pemimpin, tempat tinggal Jin Russel untuk memberikan konfirmasi akhir pada daftar pesanan inventaris dan makanan yang ditempatkan dengan [Thousand Eyes].

Dan yang berlarian dari Aula Besar untuk menyambut mereka adalah salah satu Kelompok Senior, gadis bertelinga rubah dan mengenakan apron bergaya Jepang.

Gadis rubah itu tersenyum sumringah ketika menyambut Izayoi dan lainnya.

"Selamat datang kembali, Mas Izayoi, Mbak Yō. . . Eh? Dimana Mbak Asuka?"

Melompat energik, gadis rubah itu mencari Asuka.

Izayoi dan Yō mengangkat bahu ketika menjelaskan.

"Dia mau mandi dulu katanya habis bercucuran keringat."

"Pasti pengap berada dekat dengan [Batsu]. Kalau dipikir-pikir, hebat juga ya [Thousand Eyes] mau membelinya dari kita."

"Membelinya. . .? Ah! Aku mengerti! Jadi seperti itu! Terima kasih atas kerja keras kalian!"

Menegakkan energik telinga rubahnya, itu adalah tanggapan yang sangat mudah dimengerti oleh seseorang yang berharap banyak pada Izayoi dan lainnya. Namun, merasa pikirannya terlalu realistis, telinga rubahnya menjadi merah ketika menunduk.

Telinga yang memiliki ekspresi rumit namun mudah dipahami membuat Izayoi dan Yō hanya bisa bertukar senyum masam.

"Jangan khawatir. Tadi kami menangkap mangsa besar jadi nggak usah khawatirin sediaan makanan sementara waktu."

“Kami sudah memesan banyak bahan makanan dari [Thousand Eyes] dan akan dikirimkan besok. Jadi, kami akan menyusahkanmu dengan penerimaan pesanan dan mengatur penyimpanan."

"Ba, baik! Mengerti! Lalu, apa rencana kalian? Jika kalian ingin makan, aku bisa mulai memasak segera."

“Nggak usah, aku bakal nungguin Nona Muda selesai mandi sebelum makan bersama. Kalau kamu, Kasukabe?"

“Aku. . . Umm."

Kata-katanya berhenti tak wajar.

Yō yang menatap langsung ke arah dapur, memiringkan kepala untuk bertanya.

"Ada aroma yang membuat nostalgia. Mungkinkah itu aroma dari ekstrak larutan alkalin dari abu rebung?"

Aye? Setelah ucapan Yō mengenai sasaran, gadis rubah itu mematung.

"Eeh, mengenai itu. . . Iya, memang. Mendengar Mbak Yō menggumamkan "aku sangat kengen makanan laut jepang". . . Jadi aku ingin memberimu kejutan dan membuat sangat banyak persiapan."

"Ya?!"

Berpikir "Sial, aku mengacau!", Yō berekspresi kecut ketika membuang pandangannya.

Karena indera penciuman yang dimiliki Yō lebih tajam dari manusia kebanyakan, tidak heran jika dia mampu mengetahui yang ada di dapur.

Hadiah yang dia miliki, [Pohon Genome], adalah salah satu yang memberinya kemampuan komunikasi dengan anjing, kucing, lumba-lumba, kelelawar, dan banyak hewan lainnya. Dan jika mereka terjalin hubungan, itu akan memberinya kemampuan hewan tersebut. Salah satu kemampuannya adalah eudemon bertipe Gryphon.

Seolah merusak kejutan untuk dirinya sendiri, membuat suasana menjadi canggung.

Tidak mampu melihat keadaan ini terus berlanjut, Izayoi mengangkat bahu dan membantu mencairkan suasana.

"Terus, hidangan utamanya?"

“I, iya. Karena bahannya daging lunak berkualitas, rebung, dan sayuran liar dari gunung, aku kepikiran akan membuat tempura. Membuang cairan alkalin dari rebung segar akan mengeluarkan kesegaran yang manis. Menggunakan rebung itu untuk dibuat tempura dan menambah garam sebagai perasa akan menambah aroma manis segar musim panas pada rasanya. . . Ah, ada juga sayuran lain yang dikumpulkan dari kebun mini di belakang yang digunakan untuk mengisi varian sayuran—"

“Maaf Izayoi, aku akan masuk terlebih dahulu."

“Duluan saja. . . Sebentar, ada sisa rebung yang nggak kepake? Kalau ada, aku kepengen pesen Takenoko Gohan[4].”

"Oh, ide bagus. Bolehkah kami menyusahkanmu dengan itu?"

"I, iya! Aku akan menyiapkannya segera!"

Melihat tanggapan saling mengerti, gadis rubah itu secara alami menjadi tenang dan kembali ceria.

Menggoyangkan kedua ekornya, nampaknya perasaannya sangat bagus saat kembali ke dapur untuk menyiapkan makan malam.


Bagian 5[edit]

Di sisi lain, Kuro Usagi mendesah keras ketika duduk di kursi kantor Jin yang berlokasi di blok lain. Jin sudah pergi untuk memeriksa gudang mengkonfirmasi jumlah persediaan setelah melihat daftar pesanan.

Sedangkan Kuro Usagi yang menunggu Jin kembali, tampaknya kehilangan seluruh motivasi ketika merosot di kursi sambil mendongak menatap langit-langit.

Walaupun transaksi [Batsu] membuat penyimpanan mereka sedikit gemuk, komunitas yang mereka jalankan memiliki seratus dua puluh anak lelaki dan gadis kecil. Dibutuhkan sumber pendapatan yang stabil jika mereka ingin meningkatkan komunitas.

Sang gadis yang mengenakan pakaian pelayan, duduk di sampingnya dan menghibur Kuro Usagi yang depresi setelah kehilangan kesempatan langka.

"Jangan terlalu muram. Menggunakan sumber air bukan hanya satu-satunya cara yang kita punya."

“Yah, kamu bisa bilang begitu. . . Lalu, saran baik apa yang bisa Putri Leticia berikan?" Kuro Usagi bertanya dengan sedikit memiringkan kepalanya.

Rambut lembut dan halus Leticia bersinar layaknya helai emas ketika menerpa hidung Kuro Usagi.

Penampilannya sekitar usia dua belas atau tiga belas tahun, kostum pelayan yang ia kenakan dihiasi renda berpola daun teratai indah. Jika seseorang melihatnya dari sudut pandang sebagai pelayan, tidak peduli seberapa sopan, terlalu berlebihan menyebut pakaian ini cocok untuk pekerjaan itu.

Tapi lebih tidak cocok lagi ketika dia yang memakainya.

Parasnya yang cantik dengan rambut pirang panjang dan tergerai indah, dan penampilannya cantik serta ramah. Walaupun pakaian itu terlihat aneh sebagai kostum pelayan ketika pertama kali lihat, sudah jelas jika tuannya berfokus pada estetika pakaian. Dan juga menunjukkan keseriusan sikap Leticia terhadap pekerjaannya.

Dan gadis serius ini sedang menunjukkan senyuman licik seperti firasat akan adanya lelucon ketika sedikit memiringkan kepalanya bertanya pada Kuro Usagi.

"Wah, aku cuma pelayan rendahan yang tidak patut untuk membicarakannya. Ketika di hadapan taktisi komunitas, dan seseorang yang dikenal sebagai [Bangsawan Taman Mini], aku sungguh tidak pantas memberikan segala saran di hadapan Nona Kuro Usagi. . ."

“Uuh. . . Tolong jangan bicara seperti itu. Tolong berbagilah pengetahuanmu kepadaku."

Melihat Kuro Usagi berucap lemah, Leticia mengangkat bahu jengkel.

"Hmm. . . Untuk meningkatkan kekuatan Komunitas kita, yang kita butuhkan adalah meningkatkan tabungan kita. Kamu sudah tahu bagian itu, kan?"

"YES! Tapi saat ini, komunitas kita tidak punya banyak tabungan. . ."

“Yah, memang benar. Walaupun Master sudah melakukan yang terbaik, saat ini sepertinya hanya bisa menyeimbangkan dan tidak cukup untuk menabung—Lalu, kenapa bisa? Itu karena ada seratus dua puluh anggota yang tidak mampu berkontribusi banyak terhadap komunitas? Benar, kan?"

Ekspresi Kuro Usagi membeku sejenak

Karena itu adalah hal yang ia ketahui dan kenyataan itu ingin ia abaikan selama ini.

Namun, Leticia menatap dingin dan tak ada ampun yang tidak terduga dari dirinya yang biasa ketika terus menekan masalah itu.

"Seperti yang kusebut sebelumnya, Master sudah melakukan yang terbaik. Sejak kedatangan mereka di dunia Taman Mini ini, mereka mendapatkan kemenangan di berbagai Permainan secara berurutan. Tapi standar kehidupan di Komunitas ini tidak menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Dan kenapa begitu? Karena kita adalah organisasi dengan adanya lubang kewajiban. Dan kewajiban terbesar di Komunitas ini. . . Adalah anak-anak itu. Apa aku salah mengatakannya?"

“………… .”

Kuro Usagi perlahan tidak berekspresi ketika menatap tajam mata Leticia. Demi menemukan niatan sebenarnya dibalik kata-kata itu, dia terus mencari jawabannya di dalam mata merah anggur itu.

Jika niatan aslinya adalah untuk mengabaikan kewajiban. . . Itu jelas tidak akan cocok dengannya.

—Normalnya, sumber besar untuk mendukung kehidupan sehari-hari di dalam komunitas bisa dibagi menjadi dua kelompok besar.

Yang pertama adalah mereka yang berspesialisasi dan bertanggung jawab mengikuti Permainan Berhadiah dan mendapatkan Hadiah seperti [Pohon Air] atau berhadiah uang. Orang berbakat yang mendukung Komunitas, seperti Izayoi, adalah Pemain Permainan.

Jenis kedua adalah kelompok yang bisa membantu aspek lain dalam kehidupan agar Pemain Permainan mampu memasuki kompetisi dalam kondisi terbaik. Anak-anak dalam komunitas hanya mampu menikmati Hadiah yang didapat melalui pekerjaan yang telah mereka lakukan untuk membantu Izayoi dan lainnya seperti di aspek makanan, persiapan, menyapu dan membersihkan tempat dan merawat setiap aspek hidup mereka.

Namun struktur sumber kemanusiaan dalam Komunitas [No Name] sangat tidak seimbang. Yang berjuang hanya terdiri dari tiga orang dan sisanya adalah kelompok berjumlah seratus dua puluh orang. Jika dibandingkan dengan Izayoi dan lainnya yang menghabiskan pagi hari mereka di kompetisi, pekerjaan anak-anak hanyalah menyiapkan makanan, mencuci baju, menyapu, atau tugas-tugas lain yang mirip. Itu saja.

“…… ……”

Seratus dua puluh anak merupakan kewajiban komunitas ini. Kuro Usagi hanya bisa menunduk dan memalingkan matanya karena tidak bisa membalas kata-kata Leticia. Faktanya, dia sudah memikirkannya. Bahkan insiden [Batsu] hari ini, seharusnya hadiah yang ditujukan pada Izayoi dan regunya tanpa perlu dibagikan pada yang lain. Bahkan jika situasinya tidak seperti rencana, seharusnya dia tidak berhak mengomentari tindakan itu.

Namun, mereka tidak pernah mengeluh menyokong segalanya demi komunitas—Dan itu bisa dikatakan sebagai perbuatan baik mereka.

Semakin jauh ia memikirkannya, semakin sakit hatinya dan telinga kelincinya menunduk ketika terlihat lebih depresi dari sebelumnya.

Melirik Kuro Usagi, Leticia menghela nafas ketika menatap langit.

"Cobalah buat rencana untuk membantu para kewajiban itu menjadi sumber Komunitas. Jika kita bisa melakukannya, Komunitas kita pasti mampu berkembang. . . Ini juga yang sangat diharapkan anak-anak itu."

“Yi?”

Kuro Usagi mengangkat kepala kaget.

Leticia menatap Kuro Usagi dengan senyuman hangat dan lembut.

"Ini terjadi tadi siang. Setelah menyiapkan makan siang tadi, anak-anak dari kelompok senior mendatangiku untuk mendiskusikan masalah ini

—Sejak kedatangan Mas Izayoi dan Mbak Asuka, kami mampu memenuhi keseharian kami. Terlebih, kita juga punya cukup air dari sumber air yang menghapuskan tugas kami untuk mengambil air dari sungai jauh. . . Tapi sekarang kami tidak mampu memenuhi tugas kami untuk komunitas ini. Apakah ada saran bagus untuk kami—?

Seperti itu. Anak-anak pasti sudah menyadari situasi ini ketika mereka membuat permintaan seperti itu dan sepertinya mereka sudah memikirkannya matang-matang sebelum datang padaku dengan ekspresi wajah serius, loh."

"Be. . . Begitu ya?"

Kuro Usagi mengedipkan mata terkejut.

Mungkin karena akhir-akhir ini ia terburu-buru berkeliling setelah kedatangan Izayoi dan lainnya, Kuro Usagi belum memiliki kesempatan bagus untuk berbicara dengan baik pada anak-anak. Tidak tahu jika anak-anak pun membawa perasaan bersalah itu memang tidak diduga.

Menatap pandangan Kuro Usagi, Leticia tertawa sambil melanjutkan.

"Memang. Andaikan kita mampu membereskan masalah dengan menjual air, pemasukan kita akan terjamin. Tapi harus ada rencana bagus untuk alokasi keefisienan sumber daya. Walaupun mereka masih anak-anak, tapi kekuatan mereka ada seratus dua puluh. Menyertakan seluruh anggota dan sumber daya untuk mencari cara mengeluarkan nilai terbesar adalah tugasmu. Benar kan, Kuro Usagi?"

Mendengarkan nasehat Leticia, Kuro Usagi tersentak.

"Cara untuk memanfaatkan air dan anak-anak. . . Bukan untuk tugas rumahan tapi tugas yang lebih produktif. . ."

Bagi Kuro Usagi yang mendukung Komunitas ini sendirian selama tiga tahun terakhir, saran ini belum pernah ia pikirkan sebelumnya. Karena di mata Kuro Usagi, anak-anak itu bukanlah rekan yang mendukung Komunitas melainkan anak-anak yang butuh perlindungan dan perhatian. Namun, setelah tiga tahun penyerangan Raja Iblis, anak-anak Kelompok Senior sudah memasuki usia sepuluh tahun.

Demi kebaikan untuk mendukung Komunitas mereka—Mungkin hari dimana mereka memainkan peran itu telah tiba.

Telinga kelinci yag tadinya menunduk mendadak tegak dengan *Pi!* ketika Kuro Usagi berterima kasih pada Leticia sengan semangat baru.

"Terima kasih banyak! Aku akhirnya mampu menatap ke depan, semuanya berkat kata-katamu."

“Sungguh? Itu hebat."

“Yeah~. . . Dan Kuro Usagi sangat menyesal karena bergantung padamu terlalu banyak. Meski mereka telah merusak rencana awal dengan mengalahkan [Batsu], itu tidak merubah fakta jika mereka membawa manfaat besar bagi Komunitas. Nampaknya Kuro Usagi sudah bertindak tidak sopan pada Izayoi dan lainnya. . ."

"Kupikir juga begitu. Bahkan pada rekan terdekatmu, seseorang harus memperhatikan kesopanan. Ketika kamu mengingatnya, tolong minta maaflah pada mereka. . . Wah, kalau dipikir-pikir, Master telah mengalahkan [Batsu], aku penasaran alasan dibaliknya. Rasanya tidak seperti mereka yang biasanya."

Ara? Mereka berdua memiringkan kepala ketika saling bertukar pandang.

Saat itu juga, ada suara kalut dari sepanjang lorong.

Disertai suara "Brakk!", Jin membuka pintu tergesa-gesa.

"Kuro, Kuro Usagi!! Buruk, tolong cepat ikuti aku!!"

“Bos, Bos kecil Jin? Apa sedang terjadi sesuatu?"

Yang berlari tergesa-gesa adalah Jin Russel sang pemimpin muda, dan sebelum dia sempat bernafas lega, dia menarik tangan Kuro Usagi. "Mustahil kulakukan sendiri! Pokoknya, ikuti aku dan bantu aku menerjemahkan!"

"Ten, tentang menerjemahkan?!"

Keadaan semakin membuat bingung.

Dan ketika Kuro Usagi masih kebingungan, Jin menarik tangannya ketika mereka menuruni tangga.

Tiba di jalan masuk bangunan lain, Kuro Usagi akhirnya memahami situasi dengan sekali lihat pada tamu mereka.

"Ah! Kamu. . . Unicorn[5] yang pernah kutemui, kan?"

{"Iya, itu aku. Lama tidak jumpa, [Kelinci Bulan]."}

Iya. Yang mengunjungi teritori [No Name] adalah Eudemon yang dia temui ketika dia mengejar Izayoi.

Tubuh yang diselimuti permukaan halus putih kebiruan yang indah dan satu tanduk yang tumbuh di keningnya. Ini adalah kuda yang dikenal sebagai unicorn.

"Ini sungguh mengejutkan. . .! Tidak hanya melihat unicorn di Bagian Timur tapi muncul di wilayah kediaman manusia?! Kabar tentang kawananmu yang meninggalkan Bagian Selatan saja sudah aneh. . . Yah, karena kita ada di bangunan terpencil, kami tidak bisa memberi sambutan hangat. Jika kita ke bangunan utama, kami punya ruang tamu khusus untuk melayani tamu jenis Eudemon! Jika kamu mau, kita bisa ke sana. . ."

{"Tidak. Tolong jangan buat upacara apapun padaku. Karena aku di sini untuk menyampaikan rasa terima kasih. . . Maaf tentang ini, tapi bisakah kamu membantuku menurunkan buntelan di punggungku?"}

Unicorn itu menggunakan hidungnya untuk diarahkan ke punggungnya. Di dalam karung yang mirip pelana di punggungnya, hanya ada satu benda. Setelah melepaskan karungnya, Jin perlahan mengambilnya dan menaruhnya di tanah.

Ketika melihat benda itu, Kuro Usagi dan Jin sangat terkejut.

"Jangan-jangan. . . Tanduk unicorn?!"

{"Benar. Aku ingin menghadiahkannya pada kalian."}

"Bagaimana mungkin?!! Kami tidak bisa menerima hadiah yang sangat berharga ini!! Terlebih, kamu adalah unicorn, dan memberikan tanduk dari jenismu sebagai hadiah. . . Kejadian ini belum pernah terdengar sama sekali!!"

Kuro Usagi kebingungan sekali lagi. Bisa dikatakan jika situasi ini sangat tidak wajar.

—Ketika seseorang membicarakan tanduk unicorn, itu merupakan benda pusaka yang mampu membersihkan dan menyembuhkan luka. Dan dunia Taman Mini ini, ada catatan bahwa unicorn diburu karena banyak manusia yang ingin mendapatkan tanduknya.

Sejarah inilah yang membuat mereka terkejut ketika mendapati seekor unicorn memasuki wilayah yang dihuni manusia.

Singkatnya, memberikan sisa-sisa unicorn pada orang luar adalah sesuatu yang belum pernah terdengar.

{"Dapat dipahami jika kamu sangat terkejut. Tetapi rekan-rekanmu telah melakukan hal yang layak untuk kuanugerahkan tanduk ini kepadamu. Bukan hanya mereka menyelamatkanku hari ini—tapi juga membalaskan dendam rasku dengan mengalahkan binatang iblis [Batsu] yang menjadi musuh bebuyutan kami! Dengan itu, anggap saja itu adalah pembalasan dendam untuk rekan-rekanku yang telah gugur! Sebagai perwakilan seluruh penduduk Bagian Selatan yang telah berjuang keras di bawah kekeringan, kuharap kamu mau menerima hadiah ini sebagai wakil dari rasa terima kasih kami yang mendalam. . .!"}

Suara unicorn tulus dan diisi rasa terima kasih.

Namun reaksi Kuro Usagi sangat terkejut.

"Mungkinkah. . . Alasan Izayoi dan lainnya mengalahkan [Batsu] adalah untuk menyelamatkanmu. . .?"

{"Iya, kamu benar tentang itu. Wah, mereka sungguh manusia luar biasa. Hanya dengan mengingat pemandangan itu cukup membuat darahku mendidih heboh! Meski dia dirusak oleh miasma dan keagungannya berkurang, dia masih keturunan Binatang Agung—Tapi dengan sekali pukul! Dia dibanting dengan sekali pukul! Menurutku, mereka pastilah yang diharapkan dari rekan-rekan [Kelinci Bulan]. Itu sungguh pukulan yang membuat jantung berdebar bahagia . . .!!!"}

Nafas unicorn semakin tidak teratur ketika ia bersemangat mengingatnya. Namun itulah aliran kejadian hingga berakhir ke situasi ini.

—Dikatakan jika [Batsu] sedang beristirahat di Bagian Selatan Dunia Taman Mini sebelumnya.

Penyimpanan air menipis karena panas menyengat matahari dan membawa malapetaka kehancuran pada beberapa tanaman dan organisme di Bagian Selatan. Khususnya bagi Unicorn yang hidup di dekat air, itu adalah masalah hidup dan mati. Bukan hanya habitat mereka terus dihancurkan namun cukup banyak rekan mereka meregang nyawa karenanya.

Walaupun Unicorn adalah ras yang berani dan pandai dalam pertarungan, musuh mereka mampu terbang dan perbedaan kecocokan mereka terlalu besar. Rekan-rekan yang berhadapan langsung dengannya kembali dengan tumpukan bulu saja.

Tepat ketika mereka akan dimusnahkan, jendral sihir yang lewat mengejar [Batsu] keluar dari Bagian Selatan dan menyelamatkan mereka dari kepunahan.

{"Seperti yang kami dengar dari pelayan Dewa Air yang tinggal di Bagian Timur Gerbang Luar Nomor 2105380, aku berkeliling untuk mendapatkan Hadiah darinya. Dewa Naga yang tinggal di dekat Air Terjun Tunisia cukup terkenal '}

"A, aku mengerti. Jadi itu alasan kita bertemu di sana."

{"Iya. Tapi kalian telah mengalahkanku di tantangan yang diselenggarakan oleh Dewa Naga. Meski begitu, Dewa Naga yang mempelajari situasiku lalu menunjukku untuk menerima tantangan dari peri air tetangganya. Beruntung, aku berhasil memperoleh Hadiah."}

"Itu berita hebat."

Kuro Usagi memijat dadanya merasa lega.

Namun Unicorn itu tiba-tiba menunduk dengan nada suara yang sedikit turun.

{"Namun, ketika dalam perjalanan kembali ke kampung halamanku—Aku melihat musuh rasku! Aku tidak tahu jika [Batsu] telah tiba di Bagian Timur atau berharap bertemu dengannya! Selanjutnya adalah pemandangan samar ketika darah mengalir dari kepalaku ketika mengejarnya. Kami dari ras Unicorn sangat bersemangat dan tidak akan berhenti ketika jantung kami terbakar!"}

". . ."

Meski terdengar seperti gurauan, Kuro Usagi mampu merasakan perasaannya.

Jika dia bertemu dengan Raja Iblis yang menjadi musuhnya. . . Dia pasti akan menyerangnya tanpa pikir panjang.

{"Wahwah. . . Itu sungguh pemandangan memalukan. Bukan hanya aku tidak berhasil membalas dendam, tapi aku sadar ketika perlahan-lahan aku mundur. Karena hatiku terus menerus memberitahuku bahwa aku harus membawa Hadiah yang dianugerahi oleh peri air ke kampung halamanku, tapi ketika pikiranku cukup jernih, sudah terlambat. Tepat ketika dia akan mengoyakku dengan cakarnya—rekan-rekanmu menyelamatkan hidupku dalan sekejap. . .!"}

Bisa dibilang kejadiannya hanya sekejap mata.

Tepat ketika cakar besar itu menyerang dari langit ke arah Unicorn yang meninggalkan kota, melewati bukit dan pepohonan dalam perjalanan membawa pulang hadiahnya, Kudou Asuka berseru pada [Batsu].

"Berhenti!"

Seketika, pergerakan [Batsu] terhenti.

Tanpa membuang-buang waktu, Kasukabe Yō segera membuat pusaran air untuk mengirimkan Izayoi ke udara.

"Kami serahkan sisanya padamu, Izayoi."

“Serahkan saja padaku!!!"

Tertawa "Yahohoho!" ketika menjulang ke langit dengan jungkir balik, dia mendaratkan tendangan ke [Batsu]. Dan Karena tidak mampu menahan serangan itu, [Batsu] rubuh ke tanah.

{"Wow. . . Itu sungguh luar biasa. Meski memalukan Karena aku sempat kabur saat itu, tetap saja pemandangan itu membuat jantungku menyanyi bahagia! Sungguh. . . Aku sangat berterima kasih pada kalian."}

Sang Unicorn menunduk khidmat.

Sepenuhnya mematung di tempat, Kuro Usagi menggantungkan kepalanya dengan alasan aneh.

{"Tanduk ini adalah tanduk peninggalan salah satu rekanku yang gugur melawan [Batsu]. Awalnya, ini adalah benda yang akan kugunakan untuk negosiasi jika aku gagal dalam Permainan Berhadiah. . . Tapi jika diberikan pada kalian, kupikir akan lebih baik. Aku ingin kalian menerimanya."}

". . . Aku memahami keseluruhan cerita sekarang dan akan kuberikan tanduk ini pada Izayoi dan lainnya. Tolong berhati-hatilah dalam perjalanan pulangmu."

Setelah menyerahkan tanduk rekannya pada Kuro Usagi, Unicorn itu pergi.

Namun seolah mendadak teringat sesuatu, dia menengok untuk bertanya, {"Aahh, benar. Ada hal lain yang ingin kutanyakan."}

"Tentang apa itu?"

{"Kudengar Komunitasmu menyebarkan slogan "Mengalahkan Raja Iblis" sebagai aktivitas kalian. Benarkah itu?"}

Dalam sekejap, Kuro Usagi menelan kata-katanya.

Melirik ekspresi Jin, dia membusungkan dada dan mengangkat kepanya untuk menjawab pertanyaan itu.

"—YES! Bukan hanya bersinggungan dengan Raja Iblis tapi juga masalah yang mereka timbulkan. Kami menerima semuanya loh."

{"Hoho. . . Aku mengerti, terdengar bisa diandalkan! Dibandingkan kenyataan jika kalian adalah [No Name], ambisi kalian cukup kuat untuk terukir di hatiku. Jika memungkinkan, tolong datang dan hadiri kontes Permainan Berhadiah yang akan diselenggarakan di Festival Panen Bagian Selatan dua bulan lagi. Meski Unicorn masih dalam proses penyembuhan dan tidak mampu mengikuti festival, tapi Komunitas kami, [One Horn] sangat menyambut kedatangan kalian!"}

Setelah mengatakannya, sang unicorn meringkik keras sebelum meninggalkan teritorial [No Name].


Bagian 6[edit]

Kembali ke kantor bersama Jin, Kuro Usagi meneceritakan seluruh cerita pada Leticia dan menunjukkan tanduk itu. Ketika Leticia melihat ke tanduk berharga dengan panjang sekitar satu meter, dia mengangguk, lalu berkomentar dengan takjub.

"Begitu ya. . . Hoho, jelas ini gaya biasa pada Master. Tidak memberi tahu kita alasannya hanyalah bagian rasa malu mereka, kan? Atau mungkin karena saat itu unicorn berbalik mundur?"

“Ta, tapi jika mereka mengatakannya dengan baik-baik padaku, aku juga akan menerima tindakan mereka."

Kuro Usagi mengatakannya dengan pipi menggelembung.

Namun hatinya berkata lain. Kuro Usagi mengelus tanduknya sambil memikirkan Izayoi dan lainnya sejak mereka pertama kali bertemu.

"Kalau dipikir-pikir, meski Izayoi dan lainnya memang bocah rusuh. . . Namun masalah yang mereka timbulkan bisa ditertawai sebagai candaan. Masalah ini jelas berbeda dari gaya biasa mereka. Kuro Usagi seharusnya sadar akan adanya alasan tak wajar sejak awal. . ."

“Kamu benar. Meski mereka membuat berbagai pengecualian, pada dasarnya mereka jujur. . . Meski tidak bisa dipungkiri jika mereka bisa saja menjengkelkan."

Berbalas tatapan, keduanya cengengesan.

"Kembali ke topik, kami baru saja mendengarnya dari Tuan Unicorn jika Bagian Selatan akan menyelenggarakan Festival Panen sebagai Tuan Rumah Kontes Permainan Berhadiah dua bulan lagi."

“Ohh. . . Festival Panen Bagian Selatan? Fufu, sungguh ingatan nostalgia."

"Putri Leticia pernah berpartisipasi sebelumnya?"

“Yap. Di sana banyak Komunitas dan berbagai Ras berkumpul. Kenangan tentang keramaian dan keceriaan di kerumunan masih jelas."

Leticia memandang jauh dan nampaknya dia tenggelam dalam ingatannya ketika berpartisipasi dengan rekan-rekan lamanya.

Mendengar kata-kata itu, Kuro Usagi mendesah gembira lalu kecewa.

"Begitu ya. . . Meski kita diundang ke festival, akan sulit bagi kita ke sana tanpa adanya tabungan untuk biaya ke sana. Tempat itu sungguh saKa-el (talk) 16:53, 11 December 2019 (CET)ngat jauh."

“Hoho, itu memang benar. Namun Festival Panen Bagian Selatan sangat menyenangkan. Di sana akan ada Dewa Bumi yang terkenal dan Komunitas peri yang akan membawa benih yang dibudiyakan ke daerah itu—"

Pembicaran terhenti begitu saja lalu keduanya menahan nafas.

"Panen Komunitas. . . Benar. Kuro Usagi, bagaimana kondisi sektor pertanian komunitas kita?!"

“Tanahnya cukup kacau setelah diserang Raja Iblis tiga tahun lalu! Jika kita mampu merekrut Dewa Bumi terkenal dari Festival Panen, kita mungkin bisa menyelamatkan tanahnya!"

Jika tanahnya bisa kembali subur, anak-anak juga bisa membantu menggarapnya. Akan ada kegunaan baru untuk persediaan airnya. Dan jika Komunitas mampu membangun sistem kecukupan, masalah peningkatan tabungan bukan lagi sekadar mimpi.

Namun ketika mengingat kata-kata yang keluar dari mulutnya, Kuro Usagi menundukkan kepala.

"Ah. . . Tapi ada kendala untuk biaya perjalanannya."

"Kita akan mengurangi biaya makan."

Ucap Jin tiba-tiba setelah mengkonfirmasi kuantitas daftar penyimpanan dan pesanan.

Walaupun dia tidak tahu keseluruhan isi percakapan mereka, namun dja pasti mengerti inti dari ucapan mereka.

Menaruh dokumen di sampingnya, Jin mendongakkan kepala menatap mereka berdua sambil memberi saran.

"Jika kita kekurangan biaya perjalanan, kita bisa mulai dari memotong biaya makan rekan-rekan kita. Jika kita memotong 30% konsumsi makanan keseharian dan menimang rata-rata pendapatan Izayoi dan lainnya, dua bulananlah kita bisa meningkatkan jumlah yang dibutuhkan enam orang untuk melakukan perjalanan. . . Ah, tapi mungkin hanya cukup untuk perjalanan. Jika kita ingin kepastiaannya, mungkin lebih baik memotongnya jadi 40%. Dan menimbang bahwa kita harus memprioritaskan sejumlah makanan harian Izayoi dan lainnya, aku akan menghitung ulang persediaan."

“Ta, tapi jika 40%, bukankah hampir berkurang separuhnya?"

“Hoho, hebat kan? Ini juga saran yang bagus."

Kuro Usagi yang cemas dan Leticia yang setuju.

Jin mengangguk semangat saat menjawab.

"H'em. Akan kuberitahu semuanya tentang perubahan itu. Terlebih, kita sudah terbiasa kelapadan dan tidak perlu dikhawatirkan. Hanya dua bulan. Singkat kok. Lagipula, mengenai Izayoi dan lainnya. . . Mereka pasti bisa menuai hadiah untuk menyuburkan tanah."

Jin bicara sambil mengepal erat.

Dua gadis bertukar tatapan sebelum mulai merencanakan masa depan mereka.

"Kalau begitu, bukan hanya tentang jatah makan. Kita juga perlu memperhatikan pengeluaran yang tidak perlu. Putri Leticia juga bisa menggunakan posisimu sebagai pelayan untuk langsung memberi tugas pada anak-anak senior."

“Mengerti. Kuro Usagi, aku ingin memastikan kondisi perkebunan, ikutlah bersamaku."

“YES! Aku mengerti!"

Kuro Usagi mengangkat jempolnya dan nada resahnya sudah menghilang.

Setelah jelas tentang masalah komunitas, semangatnya pun terdorong.

"Aahh, benar, mengenai masalah jatah makan, rahasiakan dari Izayoi dan lainnya, paham? Jika mereka tahu, mereka pasti bilang "Sungguh. Jangan urusi hal kecil dan sesuatu yang membosankan". Atau semacam itu."

"Aku sungguh tidak bisa memahami apakah itu semacam harga diri tinggi atau sisi lembut mereka. . . Memiliki orang yang tidak menanyakan hak istimewa di tempat seperti ini. Jika kita ingin ini berjalan mulus, sebaiknya jangan beritahu mereka."

"H'em. Jika kita membuat mereka marah, keadaan hanya akan jadi mengerikan."

Ketiganya bertukar pandang sambil tersenyum masam.

Dengan begitu, rencana menabung rahasia untuk perjalanan ke Festival Panen yang akan datang diluncurkan. Demi tujuan jangka panjang mengembalikan tanah pertanian, pemimpin muda, taktisi amatir, dan sang pelayan memantapkan tekad demi kebangkitan komunitas.


Bagian 7[edit]

—Keesokan harinya.

Kuro Usagi dan bocah rusuh tiba di gerbang luar 2105380 dengan luapan senyuman ketika menyambut ketiganya.

"Baiklah semuanya, penyelenggaraan Permainan Berhadiah telah kembali seperti biasa! Kalian harus mengerahkan segalanya demi Permainan, mengerti?"

“Yah, bukan masalah besar sih, emang yakin Permainan ini bakal menarik?"

“YES! Itu adalah Komunitas yang datang ke wilayah ini untuk tujuan perniagaan, divisi lain dari [Yaorozu no Kami] dan mereka saat ini menyelenggarakan pertandingan juga!" Jawab Kuro Usagi.

Kali ini, giliran Izayoi bergumam kagum.

". . . Buddha, mitologi Dewa Yunani, mitologi Chia, dan sekarang Dewa faksi Shinto.

Mirip festival perayaaan awal tahun dan akhir tahun Jepang. Kalau dipikir-pikir, karena ini Yaourozu no Kami, ada hubungannya sama Omikami, kan? Oi!"[6]

"Hmm Hmm. Kita akan tahu itu nanti! Tidak peduli apa itu, [Yaorozu no Kami] adalah komunitas berskala besar yang bisa dibandingkan dengan [Thousand Eyes]! Tingkat antisipasi bisa jauh lebih besar bila dibandingkan dengan sebelumnya, loh!"

"Benarkah? Yah, kita lagi membicarakan tingkat antisipasi, dengan skala super?"

“Meski terdengar sangat samar mengenai acara yang kamu bandingkan dengan kami, kedengarannya menjanjikan."

Kuro Usagi yang sedikit frustasi atas komentar tanpa ampun Asuka dan Yō, menegakkan telinga kelincinya seolah tidak mau kalah.

"Kalau begitu, ayo pergi! Permainan Berhadiah adalah Permainan unik Dewa dan Iblis! Jelas ada banyak keajaiban dan Hadiah yang disiapkan untuk memuaskan hasrat kalian!"

Setelah mengucapkannya, Kuro Usagi berputar di tempat dan roknya berkibar sambil tersenyum cerah.

—Iya. Ini adalah dunia Taman Mini tempat tinggal para Dewa. Jika seseorang menginginkan keajaiban, mereka harus memperoleh kemenangan.

Dengan tujuan membangkitkan komunitas yang hancur dan mengalahkan Raja Iblis di dalam hati, mereka terus menuju medan perang di Permainan Berhadiah hari ini.


Translator's Notes[edit]

  1. kutip—>>[magrefnotes: Di Jepang, "Kekeringan[Kanbatsu]" mirip dengan Kan Batsu. Punya nama Hiderigami [Dewa Kekeringa], Kanbo [ibu kekeringan], KanBatsu [Iblis Kekeringan], dengan 'Kan' adalah 'Kekeringan/kering' dan Batsu adalah Iblis]
  2. miasma => racun yang keluar dari tanah
  3. Impermanence bisa diartikan fana/tidak permanen. Tapi maksudnya ->> [magrefnotes: semuanya akan berakhir, tidak ada yang kekal.]
  4. [magrefnotes: Takenoko->rebung, gohan->nasi. Nasi rebung. Makanan musim panas di Jepang]
  5. Unicorn=Kuda bertanduk satu. Kalau diterjemahin ntar kepanjangan :v
  6. FYI->> [magrefnotes: yaoyorozu no kami secara harfiah diartikan sebagai 8 juta dewa agama Shinto. Omikami mengacu pada Amaterasu Omikami.]
Kembali Ke Halaman Utama