Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo (Indonesia):Jilid 9 Bab 3

From Baka-Tsuki
Revision as of 11:03, 8 January 2020 by Ka-el (talk | contribs) (Created page with "==Bab 3 - Lilin, Kue Telur, dan Hantu Kota== ===Bagian 1=== thumb —Bagian Utara, Gerbang Luar Nomor 67...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Bab 3 - Lilin, Kue Telur, dan Hantu Kota

Bagian 1

Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo v9 cl05.png

—Bagian Utara, Gerbang Luar Nomor 678900, Jalan Labu.

Satu pekan sebelum Festival Panen [Underwood], Ayesha sang Ignis Fatuus sedang dalam perjalanan pulang dengan langkah ringan.

Hal ini disebabkan oleh kegembiraannya setelah menyelesaikan persiapan Permainan Berhadiah yang akan diselenggarakan oleh [Will-O'-Wisp].

(Segalanya akan berjalan dengan baik setelah kami menyelesaikan tahap akhir pada dekorasinya! Dan kami tinggal menunggu para pemain berdatangan untuk memulai acara utamanya.)

Wajah Ayesha terlihat tersenyum ketika mengibaskan rambut hijaunya yang diikat menjadi ikatan kembar. Berbagai ukuran lilin berbeda dan lampu menyala biru terhampar di sepanjang sisi jalan bebatuan. Dan itu semua dibuat dari kulit labu besar dari hasil pertanian Komunitas mereka. Bagian daging labu telah dikeluarkan dan penerangannya dibuat oleh Jack dan Ayesha.

(Akan hebat jika kami bisa menyelenggarakannya dengan ceria untuk tahap ini. . .)

Ayesha menatap panggung yang telah dibangunnya.

Komunitas [Will O' Wisp] mengambil semboyan "Menikmati menyelenggarakan Permainan Berhadiah lebih senang ketimbang menjadi pemain" dengan sangat serius. Jika mereka memenangkan Permainan yang mereka selenggarakan, itulah bagian hebatnya, tapi harus dengan prasyarat membiarkan baik penyelenggara dan para pemain untuk bersenang-senang dalam prosesnya. Lebih tepatnya karena jika permainan yang mereka ciptakan menyenangkan, akan menyisakan perasaan yang baik entah hasilnya kalah atau menang, dan para partisipan akan terus kembali berpartisipasi di permainan mereka berikutnya.

(Tapi kali ini, kami juga mengirimkan undangan pada [No Name]. Jangan sampai kami menikmatinya sendiri tapi aku juga harus menunjukkan pada mereka kekuatan Putri Ayesha yang hebat ini!)

*FuaHaHaHaHa!* Dia membusungkan dada dalam tawa gelak yang konyol.

Kembali ke bangunan utama Komunitas, dia memasuki pintu utama dengan semangat dan melangkah ke kamarnya.

Dan berdiri di depan kamarnya ketika meletakkan tangannya ke kenop pintu, ada sensasi aneh yang menekan tangannya.

*Ceklik*, dia memutar kenop pintu. Tapi terkunci dan tidak bisa terbuka.

Dia mencari kunci di saku bajunya, tapi tidak ditemukan.

Tidak, kuncinya memang tertinggal di kamar sejak awal, tapi bagaimana bisa pintunya terkunci—

"—Ah, Asuka. Boneka beruang mahal ini imut banget."

“Ara, memang benar. Kalau dilihat lebih dekat, sepertinya dibuat dengan tangan. Mungkinkah ini dibuat oleh Ayesha sendiri?"

“Mungkin? Tapi seleranya sangat menarik, kan?"

“Setuju. . . Tapi kesampingkan ini dulu, kotak jajan tersembunyi dibalik boneka beruang mahal memberikan keharuman yang sangat enak—"

Mendadak wajah Ayesha memerah seolah darahnya mendidih.

Dua suara yang tidak dia ketahui bagaimana cara mereka bisa masuk membuat Ayesha bergetar hebat.

—Katakanlah, kotak jajan yang Asuka buka berisi kue tart yang terkenal dengan isian ubi emas merupakan produksi lokal dari teritori [Salamandra]. Dan terkenal sebagai jajanan berkualitas wahid yang diinginkan setiap gadis Bagian Utara.

“OiOiOiOiOiOi kubilang Oi!!? Menyelonong ke kamar orang terus membuka kotak jajan berkelas tinggi, darimana kalian para pencuri datang ha?! Buka pintunya sekarang kalian bangsat!!!"

"Ara, kudengar ini jajan berkelas tinggi, Kasukabe."

“H'em. Harapanku bertambah."

*Brak brakk!!*

“Buka pintunya sekaraaaaaang!!”

"Ara, sepertinya ada orang diluar dan pintunya tidak bisa dibuka."

"H'em. Kalau begitu ayo habiskan ini berdua saja."

Keduanya segera mempersiapkan pesta teh mereka. Sementara yang diluar terus menggedor pintu sambil marah *brakbrakbrak* karena tidak mampu menghentikan mereka berdua.

Ini merupakan contoh menyia-nyiakan usaha. Menyadari jika cara itu tidak efektif untuk menghentikan bocah rusuh, Ayesha dengan marah bergegas turun menuju brankas dibawah tangga untuk mengambil kunci cadangan. Namun,

"Asuka, kalau dipikir-pikir, dimana kamu dapat tali yang sudah terikat di pintu itu?"

“Aahh, kukira akan berguna ketika aku menemukannya pas membersihkan reruntuhan teritori [No Name]."

“Pintar sekali kalian melakukannya!!!"

Ayesha berseru dalam keputusasaan. Dan suara kunyahan terdengar hingga balik pintu.

Kue yang dibelinya dengan uang saku kecilnya, diambil orang, Ayesha menggantungkan kepalanya dalam keputusasaan.

Tapi hal itu tidak cukup untuk menghentikan kedua bocah rusuh.

“……Asuka.”

“Ya?”

"Ada koleksi puisi yang disusun disertai ilustrasi. . . Di bawah kotak jajan."

  • Hyeaa!* Ayesha mendadak bangkit.
Mondaiji-tachi ga isekai kara kuru soudesu yo v9 p125.png

Buruk. Sangat buruk. Itu adalah harta karun yang menyembunyikan rahasia ketika masih gadis dan sejarah kelam dengan pemikiran masa pubertas yang memalukan. Jika sampai ada yang melihat, itu akan menjadi buku sihir yang pastinya akan membuat pembacanya dipenuhi gelak tawa.


"Ka. . . Kalian. . .!!!"

Ayesha menggunakan seluruh sisa kekuatannya untuk mencengkeram kenop pintu kuat-kuat ketika berteriak sambil tangisan menetes di pipinya.

"Kalian keluar dari sanaaaaaaaaaKa-el (talk)!!!!!"


Bagian 2

Bisa membuat Ayesha menangis, bahkan jika pelakunya Asuka dan Yō, saat ini mereka merenungkan tindakan mereka dengan sungguh-sungguh.

Ayesha bergabung dengan pesta teh Asuka dan lainnya di ruang keluarga tapi pipinya masih menggembung.

Saling bertukar pandang, Yō dan Asuka tersenyum masam dalam situasi memusingkan ini.

"Sungguh, kami hanya bermain-main. Tidak peduli apapun itu, kami tidak akan keras kepala hingga seperti itu, benar kan?"

“Yang kami makan tadi cuma bekal yang kami bawa sendiri, loh. Lihatlah Ayesha, jajanmu masih utuh dan aman di dalam kotak."

“Jelas!"

Hufth, Ayesha memalingkan wajah sambil menggembungkan pipinya.

Setelah itu, keduanya membutuhkan waktu lama untuk membujuk Ayesha agar tenang ketika mereka mulai mendiskusikan rincian permainannya.

"Ayesha, kalau dipikir lagi, berdasarkan permainan yang undangannya diperluas hingga kami, sebenarnya aktivitas macam apa itu?"

“. . . Hufh. Sebelum tiba di bangunan utama kami, ada jalanan Labu, kan? Itu adalah tanah yang awalnya tanah kosong yang kami renovasi menjadi Kota Hantu."

"Kota kecil untuk roh gentayangan?"

Asuka dan Yō menyuarakan keraguan bersamaan dan Ayesha yang puas dengan reaksi mereka, akhirnya tersenyum ketika mengejek keduanya.

"Aku nggak bisa memberitahu rinciannya. . . Tapi bagian utama permainannya adalah menemukan aku atau Jack. Meski cuma begitu, tapi akan menyusahkan buat kalian. Hingga sekarang, belum ada yang mampu menyelesaikannya. Berkat itu, Hadiah mahal yang selalu kami persiapkan sebelumnya sudah berdebu."

HmH'em. Ayesha tertawa terbahak-bahak.

Namun setelah mendengarkan kata-kata Ayesha, mereka berdua saling bertukar tatapan.

"Begitu ya. . . Jadi kami bisa menyimpan hadiahnya?"

“Hehe. Sepertinya menarik."

Mereka menjawab dengan penuh percaya diri pada ejekan Ayesha dan Ayesha termotivasi untuk berdiri.

"Permainannya akan dimulai malam ini ketika bulan tepat di atas. Tunggulah di bangunan utama sebelum dimulai."

“Mengerti. Kalau begitu ayo menetap di kamar Ayesha."

“Nggak boleh!"

Ayesha langsung menolak.

Untuk sementara waktu, Asuka dan Yō bersama-sama menikmati keheningan sambil menyeruput teh merah mereka, kemudian menghela nafas sebelum berbicara lagi.

"Hadiah mewah. . . Apa ya itu?"

"Entah. Tapi [Will O' Wisp] adalah Komunitas bilangan enam. Sampai dipuji sebegitunya, pasti Hadiahnya sangat menarik. Dan jika kita mendapatkannya, pastinya akan terhitung sebagai usaha untuk menghadiri Festival Panen mendatang."

Keduanya saling bertukar tatapan dan mengangguk.

Itu menjadi tujuan mereka.

Komunitas [No Name] yang mereka masuki, saat ini sedang beradu dalam mendapatkan Hadiah antar rekan. Dan pemenang yang akan diumumkan beberapa hari nanti, akan menentukan lamanya hari bagi mereka untuk berpartisipasi di Festival Panen [Underwood].

"Yang mengejutkan, Izayoi masih belum mendapatkan Hadiah apapun. . . Permainan ini bisa jadi kesempatan terbesar kita."

". . . H'em. Itu akan menyisakan pertempuran yang akan menentukan siapa dari kita yang akan maju."

Yō mengangguk gugup. Asuka kebingungan dengan kegugupan yang Yō rasakan yang belum pernah terlihat jelas sebelumnya, namun ia kesampingkan masalah itu untuk menyimpan energi dan mengisinya selama menunggu permainan yang akan datang.


Bagian 3

—Wilayah panggung Gerbang Luar nomor 678900, Jalan Labu.

Ini adalah salah satu dari beberapa teritori [Will O' Wisp]. Selain itu, ada banyak [Master Lantai] di Bagian Utara dan karena itu kebanyakan tanah menjadi tanggung jawab langsung teritori [Master Lantai].

Awalnya, [Will O' Wisp] memegang kekuatan untuk aktif sebagai [Master Lantai] Bilangan Enam, namun teritori mereka hanya terdiri atas wilayah panggung ini, bangunan utama, dan bengkel perawatan kaca. Dan karena lokasi Gerbang Luar ini dekat dengan wilayah Barat Bagian Utara, selubung yang menghalangi dingin cukup lemah dan kehangatan dari Lampu Gantung terlalu jauh, menyebabkan suhu dingin sepanjang hari.

Dan rumah-rumah terbengkalai juga merupakan hasil dari para penduduk yang berpindah untuk alasan yang sama.

Untuk bergabung dengan bidang kendali yang digunakan oleh Aliansi terbesar dan terkuat [Salamandra] dan [OniiHime].

[Will O’ Wisp] kemudian merenovasi rumah-rumah terbengkalai itu menjadi panggung besar mereka.

Bangunan di Bagian Utara adalah rumah bata yang sangat kokoh, tidak mudah terkikis, dan secara alami menjadi bahan bangunan yang sangat baik.

Berjalan menuju lokasi yang disebutkan dalam kartu undangan, Asuka dan Yō mengikuti para pemain lain menuju pintu panggung permainan.

Dan saat itulah pertanyaan muncul di benak mereka ketika menyadari karakteristik rival Mereka.

"Kontestan berjumlah dua ratus. Walaupun jumlah pemainnya lebih banyak dari yang kuduga. . . Tapi kebanyakan mereka masih muda."

“Ketimbang memanggil mereka muda, lebih baik memanggilnya anak-anak."

Iya. Para pemainnya rata-rata sekitar populasi remaja dan ada juga anak-anak yang lebih muda dari Yō, menunggu untuk berpartisipasi ke dalam permainan. Kontestan tertua kebanyakan mungkin hanya berjarak dua atau tiga tahun di atas mereka berdua.

Walaupun ada banyak spesies berbeda yang hidup di dunia Taman Mini dan tidak perlu untuk memutuskan usia berdasarkan penampilan saja, bisa terlihat jika populasi yang terlihat muda jumlahnya tidak kecil.

Asuka mengernyitkan alisnya curiga, namun segera memudar ketika Ayesha muncul di atas gerbang Jalan Labu.

Ayesha memegang tumpukan besar [Gulungan Geass].

"Maaf telah membuat kalian menunggu, semuanya! Kami akan mengedarkan [Gulungan Geass] dari [Kota Lilin] sekarang, dimohon untuk mendapatkan salinannya sendiri!"

*Pashaa* Asuka dan Yō yang mendapatkan salinan [Gulungan Geass] langsung memfokuskan tatapannya pada isian.


“— Nama Permainan Berhadiah: “LilinKota”—

Syarat Berpartisipasi::

*Biaya partisipasi adalah koin tembaga yang dikeluarkan oleh percetakan uang [Thousand Eyes]. (Gratis bagi anak-anak usia dibawah 10 tahun)

*Partisipan harus dibawah usia dewasa.

*Partisipan harus memiliki kartu undangan dari [Will O’ Wisp].


Kondisi kemenangan pemain::

*Mendapatkan permata dari lentera pengelana shikigami di Kota Hantu ini.

*Hadiah berbeda akan diberikan berdasarkan jenis permata. (Satu hadiah per partisipan saja.)

*Hadiah spesial akan diberikan pada individu yang mendapatkan permata dari Jack O' Lantern.


Kondisi Kekalahan pemain::

*Tidak mampu mendapatkan satu pun permata dalam batas waktu satu jam.


Sumpah: Berdasarkan kemuliaan dan bendera kita, dan menghormati isian di atas, [Will O’ Wisp] menyelenggarakan Permainan Berhadiah ini.

“Cap [Will O' Wisp]"


Membacanya sekali lagi, keduanya mengedipkan mata dan bertukar pandang.

"Hmm, kurasa kita sudah paham alasan adanya sejumlah besar anak kecil. . . Tapi merujuk pada apa ini dari istilah lentera Shikigami?"

“Mungkin para lilin berjalan berkaki dua atau lentera yang pernah kita temui selama Kelahiran Festival Naga api . . .?"

Keduanya memiringkan kepala bingung.

Dan seolah mencoba menghalau kebingungan mereka, Ayesha menyalakan lentera seukuran kepala ketika memperkenalkannya pada para pemain.

"Ini adalah prajurit kaki umumnya dari lentera berjalan berkaki dua. Akan ada permata yang diletakkan di antara mereka dan memiliki lima jenis berbeda. Pada dasarnya, lentera dengan kepala lebih besar memiliki Hadiah lebih baik yang disiapkan untuk kalian, jadi lakukan yang terbaik untuk menangkap mereka."

“Lentera~?”

Lentera imut Shikigami melambai ke kerumunan dan Ayesha terdiam.

Setelah beberapa saat, Ayesha menatap ke arah Asuka dan Yō—

"—Sebagai peringatan, bagi individu yang berhasil mendapatkan permata yang dipegang oleh Jack O' Lantern, dia akan dihadiahi Hadiah terbesar yang telah kami siapkan—Hadiah dengan bendera ukiran [Will O' Wisp] yang mampu menyimpan dan menyediakan api."

Menatap ke arah lampu lilin besar yang ditunjuk, para kontestan bersorak-sorai. Asuka dan Yō juga menatapnya dengan mata berkilauan.

"Lampu yang mampu menyimpan api. . .!"

Anak lelaki yang berdiri di samping tempat lilin besar meletakkan kayu terbakar di dalamnya ketika mendapatkan petunjuk untuk melakukannya dan kobaran api mulai menari-nari di dalam tempat lilin.

Wilayah yang seharusnya sedikit dingin semakin hangat oleh kobaran dari lilin.

Walaupun panasnya tidak bisa disamakan dengan Lampu Gantung penyelubung batas besar, namun sudah terbukti mampu menyimpan sejumlah panas yang baik. Asuka bertepuk tangan ketika menatap tempat lilin layaknya predator yang menemukan mangsanya.

"Bukan hanya mampu menyimpan, tapi jika digunakan dengan baik . . . Itu akan menjadi sumber panas yang sangat dibutuhkan komunitas. Dapat satu pun sudah cukup."

“H'em. Hadiah ini pasti menjadi yang terbaik untuk kompetisi piala perang kita."

Yō mengepalkan tinjunya erat dan Asuka dikejutkan oleh emosi tidak biasa yang ditunjukkan Yō. Namun Asuka mengasumsikannya sebagai antusiasme Yō terhadap event.

Ayesha yang meluncur turun dari bingkai gerbang berbalik menatap ke arah bulan sabit di langit ketika dia menghitung waktu dimulainya acara. Dan begitu waktunya semakin dekat, Ayesha melesat di antara kerumunan kontestan lalu berjalan menuju Kota Hantu kemudian mengangkat tangan kanannya.

"—Baiklah, sudah saatnya, Jack! Ayo berlari sekuat tenaga dari para kontestan malam ini!"

Dan itulah pengumuman untuk memulai acara ketika bola api besar secara bersamaan muncul di ruang kosong.

Putaran neraka yang menyempit di bagian depan berputar seperti gangsing menarik tangan Ayesha, membantunya naik ke puncak bola api. Diikuti partikel api yang menyebar, tawa labu keras terdengar dari dalam.

“—Yahohohohohoho! Selamat datang kalian semua di Festival Dekret Komunitas dari [Will O' Wisp] malam ini! Anak-anak bisa mengejar lentera kecil sementara kontestan lainnya silakan mengejar lentera yang lebih besar dan aku, sang kepala labu!"

"Yah, tentunya kalian akan sangat kesulitan untuk menangkapku!"

Sobekan kain di sekitar tubuh Jack berkibar ketika Ayesha menjulurkan lidahnya untuk mengejek.

Segera setelah pengejekan, mereka mengelilingi tubuh mereka dengan apu dan menghilang sekejap tanpa jejak.

Menyadari bahwa ini adalah sinyal dimulainya permainan, para kontestan mulai mengeluarkan seruan tanda mulai permainan.

"Abaikan lentera kecil! Semua itu hanyalah hadiah manis untuk menenangkan anak-anak!"

“Targetnya adalah lentera terbesar! Selama mereka berada di diameter lebih dari 10 kaki, itu sudah cukup pantas untuk usaha kita!"

“Menargetkan Jack hanya akan membuang-buang waktu dan energi! Pantau lentera yang bergerak lambat!"

Para partisipan meneriakkan permulaan gembira dan jika Jack jujur mengenai acara Dekret Komunitas, itu berarti akan ada veteran yang pernah berpartisipasi di tantangan ini sebelumnya. Dan di Bagian Utara yang dingin ini, Hadiah yang Jack ciptakan pasti sangatlah memikat. Namun, begitu juga dengan [No Name].

Memiliki keunggulan dalam pergerakan, Yō mengendarai pusaran angin dan meninggalkan Asuka.

"Maaf, aku akan bergerak duluan!"

"Wah, tidak masalah! Karena, aku akan segera menyusul!"

Asuka mengangkat Kartu Hadiah merah anggurnya ketika memanggil Hadiah yang dimilikinya—Besi suci merah raksasa.

Dan boneka besi merah itu terpanggil dari lingkaran sihir tanpa simbol apapun, meraung dengan keagungan.

“————DEEEEEeeeeeEEEEEEN!!!”

“Kita hanya akan menarget Jack! Ayo pergi, Deen!"

mengikuti perintah masternya, Deen melaju ke arah gerbang seolah itu adalah taman bermainnya. Dan para kontestan lainnya kalut berlarian memberi ruang gerak pada boneka besi merah yang menakuti mereka dengan kemunculannya yang tiba-tiba.

Asuka berkeringat dingin saat berdoa agar langkah Deen tidak menginjak anak-anak secara tidak sengaja, namun melihat Yō yang sudah di depan, membuat Asuka tidak bisa berlama-lama. Dengan Asuka yang terus-menerus memerintah boneka itu untuk berhati-hati ketika melangkah, mereka pun menuju Kota Hantu.


Bagian 4

Yō beraksi dengan sangat cepat. Menelusuri keberadaan Jack di langit, dia mulai menggunakan indera kelima luar biasanya untuk melacak target. Hadiah yang dia miliki yaitu [Pohon Genom] mampu membuatnya memanfaatkan berbagai kemampuan binatang buas. Jack yang menghilang tiba-tiba bukan berarti keberadaannya ikut tersembunyi.

Indera penciuman Yō segera mengungkap keberadaan Jack dan Ayesha.

Melihat dari atas, Yō meluncur tajam untuk menyerang langsung ke arah Jack dan Ayesha.

"Jack, aku menemukanmu. . .!"

“Yaho?!”

Sambil menjaga kecepatan terjunnya, tendangannya mengenai kontak langsung dan melewati hingga mengenai jalanan beraspal batu. Perasaan prestasi sempat melewati pikiran Yō ketika dia berhasil menarik penyergapan.

Namun musuhnya bukan seseorang yang mudah kalah.

Walaupun sang kepala labu terhempas keras, jika dilihat dari dekat akan terlihat jelas jika dia sama sekali tidak terluka. Jika kepala labu itu tidak terpukul, permata itu pasti masih tersembunyi. Dan itu membuat Yō merasa gelisah.

"Bagaimana mungkin. . .! Bahkan dengan serangan barusan, dia sama sekali tidak terluka,"

“Hng, Hnghng~ Jack tidak bisa semudah itu terluka dengan serangan semacam itu, loh."

“Yahoho! Meski serangannya membuatku terkejut! Namun tingkat serangannya bisa disembuhkan secara instan!"

Bahkan setelah diterbangkan, Jack lanjut tertawa riang ketika Ayesha sepertinya kurang lebih merendahkan dalam nadanya.

Namun setelah berpikir lagi, ini bisa diduga. Alasan Jack menjadi rival nomer satu bagi Yō karena keabadiannya.

Jack, yang dikutuk untuk berkelana dalam batas hidup dan mati oleh Saint Peter, tidak memiliki konsep kehancuran untuk membelenggunya.

Walaupun saat ini perwujudannya dalam bentuk iblis oleh Willa sang Ignis Fatuus, dia tetap saja tidak mampu berjalan di atas tanah kehidupan.

Yō yang telah mengerahkan seluruh kekuatannya untuk melayangkan tendangan masih tidak mampu mengalahkan kecepatan penyembuhan dan dia berekspresi malu ketika melihat kedua lawannya tersenyum.

Namun selanjutnya, raungan sengit meletus dari belakang rumah terbengkalai.

“Lakukan sekarang, Deen!”

“DEEEEEeeeeeEEEEEEN!!!”

Sebuah pergelangan besar mendekat dari arah dinding yang berlawanan. Awalnya dia mengira Jack menurunkan penjagaannya namun yang benar adalah sebaliknya. Dia pura-pura ceroboh untuk menarik ular keluar dari lubang, agar Asuka menampakkan diri.

“Yahohohoho! Terlalu naif, Mbak Asuka! Terlalu naif!”

Jack tertawa riang ketika mengelak dari serangan dan menghilang dengan sihir api menyilaukan. Asuka mendecakkan lidahnya ketika melihat sekelilingnya untuk mencari keberadaannya namun tidak berguna.

Rasa cemas tumbuh dalam diri Asuka ketika mendesah kecil.

"Buruk. . . Jika dia terus-terusan bergerak di kota, satu jam akan lewat dalam sekejap. . .!"

Terlebih, Asuka tidak bisa melacaknya. Penyergapan kali ini hanya kebetulan dengan persiapan menyergap lokasi Jack yang terbang melewatinya. Dan sepertinya keberuntungannya tidak mungkin terjadi dua kali.

Walaupun mencari api yang mengayun dari sisi ke sisi dengan cahaya dari lilin akan mendorong kemungkinan menjadi rencana pertarungan, sepertinya tidak ada pilihan lain yang lebih baik baginya.

"Kurasa hanya itu satu-satunya cara. . . Aku hanya akan menemukan tempat lain untuk menyiapkan penyergapan—"

“—Asuka.”

Yō memanggil dari belakang sosok yang pergi, yang bersiap mengejar Jack, Asuka.

Ingin menanyakan ada apa ketika berbalik badan, Asuka melihat tatapan serius dan putus asa yang belum pernah terjadi sebelumnya pada wajah Yō yang berhenti, dia hanya bisa menelan nafasnya.

"Ada, ada apa, Kasukabe."

“. . . Aku, punya rencana. Tapi itu, aku ingin meminta bantuanmu."


Bagian 5

—Jalan Labu. Alun-alun hiburan tua.

Jack dan Ayesha mengangguk puas saat melihat jalannya permainan di wilayah terbuka. Alun-alun ini tidak ada penutup untuk sergapan efektif yang memudahkan mereka untuk kabur. Dan membuat tempat ini semata-mata teritori mereka. Berbagai rencana kurang ajar menanti musuh yang muncul dan mengejar mereja tidak akan berguna bagi mereka berdua. Ini karena bentuk spiritual Jack dan Ayesha yang mampu menggunakan keterampilan teknik pemanfaatan gerbang yang diciptakan oleh Willa untuk kabur ke segala arah yang memungkinkan.

Namun, bicara tentang Willa, dia telah pergi dalam perjalanan berkelana di sekitar wilayah luar teritori Komunitas dan belum kembali. Kedua anggotanya hanya bisa mengernyit oleh kepribadian ceroboh pemimpin mereka sambil menikmati jalannya Festival Dekret Komunitas.

"Tapi coba pikir, akhirnya tiba juga. Kontestan yang berani bertarung langsung dengan Jack."

“Yahoho! Itu benar! Selama beberapa awal tahun kita mengadakan Festival Dekret Komunitas, banyak kontestan yang ingin datang dan menantangku. . ."

Berbicara sampai titik itu, kata-katanya berhenti mendadak. Dan suasananya menjadi canggung di sekitar mereka berdua yang mencegah mereka melanjutkan percakapan.

Bagi Permainan terbuka untuk umum yang diadakan oleh Komunitas, hanya percobaan awal yang lebih ceria. Walaupun bisa dibilang fenomena terkenal di dunia Taman Mini, lebih kepada simbol untuk percobaan awal di dalam game dengan konsep formula baru dengan janji Hadiah. Ini merupakan simbol adil yang memadatkan harapan dan kepercayaan karena motivasi untuk melewati ujian ketika hanya sedikit hingga tidak ada petunjuk yang beredar untuk para partisi lainnya dan kreativitas yang dibutuhkan untuk melampauinya.

Namun Festival Dekret Komunitas yang diselenggarakan lebih dari dua puluh kali ini, serta para kontestan yang terus menurun menjadi beberapa reguler dan anak-anak yang berpartisipasi secara gratis. Pemasukannya tidak terlalu banyak.

Walaupun mengubah konsep permainan menjadi ide yang bagus, namun ini akan memalukan kebanggaan Komunitas. Selama Komunitas meluncurkan Permainan Berhadiah dalam Festival Dekret Komunitas, ini menjadi posisi sulit bagi Penyelenggara dan Partisipan untuk mundur jika tidak ada seseorang yang mampu menyelesaikan Permainan.

"Yah, bukan ide buruk juga untuk merubah permainan jika kita menang. . . Tapi ini sedikit menyesakkan bagi penyelenggara."

“Itu benar. Jika pemenang menjadi pemimpin untuk mengumumkan Nama kita, itu akan menjadi keinginan tak terbantahkan bagi kita. . . Tapi hal itu tidak akan membuat kita terkenal untuk merubah Permainan ketika menjadi pemenang dalam Festival Dekret Komunitas. Dan jumlah orang yang berkeinginan untuk berpartisipasi di permainan selanjutnya pasti berkurang karena alasan itu."

Kemudian, itu akan menjadi pertumpahan darah yang sia-sia. Daripada mendapatkan kerumunan bantak partisipan untuk menantang ujian mereka, itu adalah moto mereka untuk mengizinkan sejumlah besar orang menerima kenikmatan yang adil.

Dan demi tujuan itu, mereka memutuskan untuk mengundang Komunitas yang memiliki kemungkinan tertinggi untuk mengalahkan Jack—[No Name], namun malah menjadi beban berat bagi mereka yang hanya bisa membuat mereka tersenyum masam.

"Meski masalahnya memang itu, jika kita bersikap lemah lembut di babak ini, kita akan mengkhianati partisipan yang telah menantang kita hingga kini. Jadi kita hanya bisa berharap mereka mendapatkan kemenangan dengan cara mereka sendiri."

“Walaupun kamu bilang begitu, lelaki itu belum menjawab undangan kita. Apa ini akan berhasil dengan kedua gadis itu saja?"

Ini bukanlah komentar yang sombong atau berlebihan, melainkan observasi fakta asli. Jack percaya jika lelaki itu lebih kuat dari kedua gadis itu dan dia percaya dalam pertarungan melawan mereka berdua, mereka pasti kesusahan menyamai kecepatannya.

Jika itu masalahnya, mereka tidak punya strategi apapun untuk dimanfaatkan. . .

". . . Ayesha, aku datang!"

“Aie?”

Ayesha berteriak bingung. Pada saat yang sama, angin kuat menyerang mereka berdua. Ayesha menahan kedua rambut kuncir kembarnya di dalam angin sementara pandangan Jack tertutup oleh kain yang berkibar di hadapannya.

“Wuaah!?”

“Kamu terbuka . . .!"

Kali ini, Yō menyerang dari dekat dengan pedang perak putih Asuka. Merasakan dendam intens yang tersimpan di dalam pedang, Jack hanya bisa mengelak di momen akhir.

Dan dia mengeluarkan tangan putih besar untuk menangkap Yō ketika tertawa penuh takjub.

“Yahohohoho! Aku tidak menduga kamu punya Hadiah tersembunyi! Tapi jika kamu punya Hadiah semacam itu, seharusnya kamu gunakan pada percobaan pertama dan pasti bisa melubangi kepala labuku ini!"

“……uu……”

Yō menggemeretakkan giginya saat menatapnya. Namun setelah menunggu kesempatan terbuka ini, Asuka menyerukan perintahnya.

“Deen, giliranmu!”

“DEEEEEeeeeeEEEEEEN!!!”

Pergelangan besi yang mampu direntangkan itu menembak ke arah Jack dari jarak jauh, alun-alun.

Itu adalah kekuatan yang bisa memecahkan kepala labu Jack jika benar-benar mengenai target. Namun Jack yang mengelak tenang dari pukulannya menunjuk kombinasi mereka berdua dengan tawa gelak.

"Itu terlalu naif! Terlalu naif, gadis-gadis. Kendali kalian dalam Permainan terlalu naif. Menyerang bergelombang hanya berarti jika kalian punya banyak orang di sisi kalian! Dengan jumlah segini hanyalah taktik dasar bekerja sebagai pasangan, loh." Jack menertawai usaha penyerangan yang terus berlanjut yang tidak akan berhasil dari dua gadis dan sebuah boneka.

Tapi sebaliknya, dia tidak memiliki daya tahan untuk melewati Kekuatan tinju Deen. Mungkin serangan keberuntungan bisa terjadi dan yang terbaik adalah kabur dari wilayah itu.

Jack memegang Yō ketika dia memanggil api untuk mengelilingi mereka—

"Sekarang saatnya, Asuka!"

Dalam sekejap, pusaran angin Yō menyelubungi Jack.

Apinya tidak mampu dimampatkan ke dalam unit hubungan, malah sebaliknya, dihempaskan oleh angin. Dan saat inilah Jack mulai sungguh-sungguh panik.

"Mungkin, mungkinkah. . .!"

“Iya, seperti yang kamu pikirkan, Jack. Kamu membutuhkan api untuk menyelubungi dirimu agar bisa langsung teleportasi, kan?"

"Ini buruk," Jack mendecakkan lidah dalam hati.

Sejak awal Permainan, Jack telah menghilang dari orang-orang ketika melarikan diri dan dalam dua kali itu memiliki pola sama dengan pendahuluan memampatkan api di sekeliling tubuhnya

Komunitas [Will O' Wisp] adalah salah satu yang didasarkan di sekitar iblis dari 'api dalam batas hidup dan mati'.

Karenanya, masih memungkinkan untuk memprediksi syarat dari menghilangnya yang akan memanggil api untuk menyelubungi tubuhnya.

Walaupun itu masalahnya, sungguh rencana pertarungan yang gila dan Yō diam-diam terkejut dengan keberhasilan eksekusi yang lancar namun itu bukan alasan untuk melewatkan kesempatan.

Deen yang menghajar kepala labu dibawah perintah Yō telah membuka keberadaan permata yang tersembunyi.

“Uu. Tidak akan kubiarkan!"

Ayesha terbang ke arah permata sementara tangan Yō yang dipegang membuatnya terlambat melompat. Meski begitu Yō terlambat satu langkah dalam beraksi, dia memanfaatkan kekuatan ledakan dari leopard untuk terbang melewati atas kepala Ayesha.

Dan mengambil permata biru erat-erat dalam genggamannya.

“Kuu……!”

Yō menatap ke bawah ke arah Jack yang membenahkan tubuhnya ketika membusungkan dada kecilnya.

". . . Dan itu kemenanganku, kan?"

Untuk mendeklarasikan kemenangannya pada penyelenggara permainan.


Bagian 6

—Setelah akhir dari permainan diumumkan oleh Jack dan Ayesha bahwa Permainan <Kota Lilin> akhirnya berakhir, mereka mengadakan upacara sah untuk memberikan hadiah.

Menyerahkan surat yang akan memberikan [No Name] hak atas lilinnya, mereka pun mengumumkan akhir dari permainan untuk para kontestan lain.

"Eh, acara yang telah diselenggarakan tiga tahun berturut-turut ini, <Kota Lilin> akhirnya disemarakkan oleh kemunculan individu yang akan menerima Hadiah spesial. Karena itu, permainan juga akan berakhir pada hari ini. Jika ada permainan lain yang diselenggarakan oleh Bendera [Will O'Wisp], kami akan dengan bangga menerima bantuan kalian untuk menyemarakkan permainan kami selanjutnya."

Jack mengakhiri pidatonya kemudian turun dari panggung, yang mana kerumunan memberikan tepuk tangan yang menggema dalam apresiasi mereka.

Setelah menyelenggarakan total dua puluh kali, mereka telah mengumpulkan total dua ribu partisipan. Walaupun lebih dari setengah partisipan adalah anak kecil yang tidak perlu membayar biaya partisipasi, sisanya adalah partisipan normal dan itu cukup membuktikan bantuan untuk permainan telah terkumpul dengan sendirinya. Dan ada gema suara kekecewaan dalam kerumunan partisipan.

Menerima pengalaman permainan yang diselenggarakan oleh [Will O' Wisp], Yō dan Asuka tersenyum masam.

"Kurasa pokok dari Taman Mini adalah menyelenggarakan Permainan Berhadiah, ya?"

“H'em. . . Suatu hari, aku ingin menjadi penyelenggara juga."

Keduanya melihat tuan rumah dengan iri ketika mereka meninggalkan panggung.

Usai upacara, pesta teh yang diatur oleh [Will O'Wisp] untuk perayaan pasca permainan dimulai.

Anak laki-laki dan gadis kecil bisa mengganti permata dari menangkap lentera untuk kue buatan tangan.

Asuka dan Yō yang disambut ke pesta diberi potongan kue telur apel panggang.

Melihat santapan barat untuk pertama kalinya dalam hidup, mata Asuka berkilauan ketika menatap Ayesha dengan hangat.

"Ini adalah makanan yang sangat lezat. . .! Makanan pencuci mulut dengan lumuran krim dan irisan buah di antara lapisan, bukankah itu seperti roti?"

"Bagaimana mungkin? Walaupun lapisan kue telur mirip dengan roti itu, jika ini adalah jenis lapisan makanan pencuci mulut yang digunakan dalam sandwich dengan bahan lain, ini tetap saja kue telur. Selain itu, hidangan Asuka adalah jue telur apel panggang sementara punyaku adalah kue telur labu dan krim."

Dan ketika dia mengatakannya, kue telur labu dan krim menghilang dari piringnya.

Sejenak, Ayesha kebingungan atas makanannya yang mendadak hilang, namun ketika melihat kantong makanan mirip tupai di pipi Yō, dia tiba-tiba menatap marah pada pelaku.

". . . Oi b#zeng. Apa yang kamu masukkan dalam mulutnu?"

". . . Hee. Kue."

“Aaaaah! Beneran?! Sikap buruk dan kurang ajarmu sangat buruk sampai-sampai aku tidak punya tempat untuk memulai tsukomi, B*go!"

Ayesha mulai menggosok pipi menggembung itu dengan paksa. Walaupun sempat membuat Yō mual, dia memanfaatkan kemampuan nafsu makan besarnya untuk menahan dan menelannya.

Ayesha hanya bisa terdiam dan menurunkan bahunya. Sepertinya tidak akan ada sisa kue telur itu lagi. Dan Yō yang telah membersihkan bagian dalam mulutnya dari berbagai sisa kue telur mulai berbincang dengan Ayesha,

“Ayesha.”

“Apa lagi?”

"Kue telur labu dan krim sangat lezat, dan terima kasih atas undangan yang telah kamu kirimkan pada kami."

“…… Hmph.”

Ayesha cemberut ketika pergi dengan rambut ikat kembarnya bergoyang di belakang.

Menyadari bahwa mereka sendirian, Asuka bertanya pada Yō tentang rincian Permainan,

“Kasukabe. Mengenai pembicaraan kita selama permainan. . ."

“Hmm? . . . Maksudmu, berbagi piala dalam permainan ini?”

Yō mulai memakan kue telur di piringnya ketika mendongak untuk menjawab pertanyaan Asuka.