Oda Nobuna no Yabou (Indonesia):Jilid 9 Bab 3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 3 - Menyelamatkan Kuroda Kanbei[edit]

Di kuil Aga, Yoshiharu dan Shikanosuke sedang melakukan pelatihan mereka.

"Uhuk uhuk uhuk....."

Yoshiharu diikat terbalik ke cabang pohon dengan sebuah tali, sementara kepalanya direndam dalam sumur, tercekik dan berteriak "ah...ah...ah...ah...", dia akhirnya ditarik setelah dia berjuang dan menjadi tak bersuara.

"Ha...ha...ha...ha...ha...ha..."

Hanya setelah menarik napas, dia dilemparkan kembali ke sumur lagi.

Pelatihan sembrono seperti itu terjadi terus dan terus..

"Uhuk... Apa artinya untuk pelatihan semacam itu...?"

Digantung terbalik dan meminum banyak air, Yoshiharu, yang perutnya sudah menjadi sebuah tangki air, protes sambil memegang tali penghubung, Zenki.

"Cukup bicara. Pelatihan ini adalah untuk membiarkan kehadiranmu menghilang dalam menghadapi musuh, sebuah seni tembus pandang. Ini adalah pelatihan yang diperlukan."

"Aku hanya bisa membayangkan ini sebagai jenis skill berenang."

"Orang yang akan menerapkan mantra tembus pandang adalah aku yang akan pergi denganmu. Yang kau butuhkan adalah untuk mempelajari keadaan spiritual dari ketiadaan."

"Keadaan spiritual dari ketiadaan...uhuk."

"Terlepas dari rasa sakit seperti apa, sampai tingkat mana seseorang tidak bisa merasakan kesulitan bernafas, itu untuk sejauh ini bahwa kau tidak bisa terganggu oleh sekitar, dan menjadi satu dengan langit dan bumi."

"...aku mengerti secara teori...... Tapi bukankah aku akan mati sebelum mencapai batas ini?"

"Hanya dengan mencapai batas hidup ini kau bisa menghapus kehadiranmu dari musuh setelah aku menerapkan seni tembus pandang. Jika kau mati maka kau tidak bisa menyelamatkan Kanbei. Begitulah."

"....Tunggu.... Situasiku saat ini..... Aku merasa seperti aku pernah melihat ini di suatu tempat? Ah! Itu benar! Kartu tarot Kanbei!"

Sementara digantung, Yoshiharu berteriak dan menyemprotkan air dari mulutnya.

""Hanged Man"! ramalan tarotmu itu benar Kanbei! Baiklah! Ayo selesaikan ini dalam sekali jalan!"

"Hoho, kau tiba-tiba menjadi begitu termotivasi."

"Tunggu aku, Kanbeiiiiii!"

Sebelah Yoshiharu, Shikanosuke juga mulai pelatihan di kuil Aga.

Melepas bajunya dan hanya menggunakan kedua tangan untuk memegang payudaranya, Shikanosuke sedang melakukan Kekkafuza[1] di sisi pohon suci.

Selain itu, Shikanosuke juga ditutup matanya dengan kain.

Nenek Aga menggantung diri pada cabang pohon dengan tali rami sambil berputar di atas Shikanosuke, sambil sesekali membuat suara "Hey!", menggunakan keisaku untuk memukul kulit putih salju Shikanosuke dengan keras.

"...Ah! Itu sakit..."

Shikanosuke yang ditutup matanya tidak tahu kapan dia akan pukul lagi dan di bagian mana, jadi dia harus menahan rasa sakit dari seluruh tubuh gemetar lagi dan lagi.

"Ha...Ha...Ha... Sungguh penderitaan dari Dukkha. Pukul aku lagi. Lagi!"

"Hei, hei, hei. Kulit itu sudah menjadi merah, tapi motivasinya tampaknya masih akan meningkat. Sungguh seorang gadis."

"Hahaha..... Seluruh tubuh dipukuli hingga merah cerah. Ah, ini adalah Dukkha."

"Siasat taktik Qi Men Dun Jia adalah untuk merasakan serangan musuh dengan gerakan mereka.

Tanpa menggunakan matamu, hanya menggunakan perasa untuk merasakan gerakan keisaku, kau akan lulus jika kau bisa melakukannya. Hehehe."

Dong!

Ah! Itu pa-payudaraku..... Jangan mengarah di sana. Sungguh sakit!

"Oh ho. Tangan yang mencengkeram payudara telah melonggar. Hehehe, meskipun Zenki tidak melihat kesini, tapi anak itu bisa melihat segalanya dengan jelas."

"Iyaaaaaa~!! Tuanku, tolong berhenti melihat!"

"M-Maaf! Payudaramu le-lebih besar dari yang aku bayangkan!"

"Tolong jangan menjelaskannya!"

"Itu buruk. Kau begitu jauh dari keadaan spiritual dari ketiadaan."

Zenki melonggarkan tali di tangannya. Kepala Yoshiharu turun ke dalam sumur.

"Uhuk uhuk uhuk....."

"Eh, Tuanku? Apakah Anda baru saja tenggelam ke dalam sumur?"

"Seorang bocah yang tidak bisa menahan melihat gadis-gadis telanjang, inilah masa muda, hehehe."

"Ha... Ha... Tuanku benar-benar melihat Shikanosuke dalam keadaan memalukan seperti ini, ini adalah Dukkha."

"Serangan Berikutnya!"

"Ah? Pikiranmu telah menangkap pergerakan keisaku!"

Whack!

"Ouch! Shikanosuke adalah seorang anak yang buruk, jadi aku sedang dihukum seperti ini. Ha..."

"Hey! Kau harus menghindari keisaku tersebut. Kenapa kau memukul keisaku sendiri?"

".... Uhuk uhuk! Hey! Aku akhirnya keluar dari sumur, kenapa aku masih melihat Shikanosuke telanjang? Setidaknya biarkan dia mengenakan bajunya?"

"Hiks... Aku merasakan tuanku terganggu... Ini adalah Dukkha."

Setelah beberapa sesi pelatihan, Yoshiharu dan Shikanosuke benar-benar kelelahan, sehingga mereka memutuskan untuk beristirahat.

Namun, itu hanya dalam waktu singkat.

Mengenakan baju mereka sambil terengah-engah dan, mereka berdua naik ke batang pohon besar dengan mendukung satu sama lain.

"... Uhuk uhuk. ini sudah malam, bisakah kita benar-benar mampu untuk mengejar ketinggalan? Besok adalah hari dari perang, tapi kita masih tidak dapat mencapai keadaan spiritual dari ketiadaan."

"Aku sudah bisa merasakan bahwa tuanku terganggu."

"Ha ... Soal menyelamatkan Hanbei dan Kanbei begitu mendesak, namun pikiranku masih terganggu oleh seorang gadis. Sungguh aku berharap sebuah palu bisa muncul dan memukul kepalaku dengan keras."

"Tuanku ingin menantang Dukkha juga? Jika anda tidak keberatan, aku membawa pedang Jepang denganku!"

"Apa kamu ingin membunuhku?!"

Tiba-tiba, sebuah bayangan muncul di depan Yoshiharu.

"Tuanku! Masalah besar!"

Identitas dari bayangan tersebut bukanlah Goemon, orang yang dia harapkan, tetapi wakil menteri dari Kawanamishuu, Maeno Nanigashi.

Dan dia terluka di sekujur tubuhnya.

Yoshiharu menduga bahwa sesuatu yang tak terduga pasti telah terjadi di Yamato. "Apa yang terjadi?"

"Matsunaga Hisahide dari Yamato telah memberontak!"

"Apa kau bilang?"

"Ini adalah kedua kalinya! Terburuk dari semua, kamp utamanya terletak di Kastil Tamonyama di depan Kuil Todai dari Shosoin. Para pendeta bersenjata dan tentara Matsunaga memulai perang disana, kita tidak bisa mendekati Shosoin sama sekali!"

"G-Goemon disana kan? Goemon harusnya memiliki cara untuk memecahkan ini kan?"

Maeno Nanigashi yang berlutut di tanah, meraung sementara air mata jatuh dari matanya.

"...Boss telah... Boss telah... Boss telah dikalahkan dan dibunuh.... AHHHHH!"

Wanita iblis itu menggunakan skill boneka!

Boss berusaha menghentikan pemberontakannya, tetapi telah dibunuh!

Kami ingin mengikuti bos kami dan melakukan bunuh diri massal, tetapi untuk melaporkan hal ini kepada tuan kami, saudara-saudaraku berteriak padaku untuk datang ke sini.....

"Ini tidak baik! Kami sudah...... BOSS!!!!!"

Maeno ambruk di lantai, dan mulai menangis.

Shikanosuke berteriak juga "Bagaimana ini bisa terjadi...."

Pada saat ini, Yoshiharu sendiri bahkan tidak menyadari bahwa dia telah berdiri.

"....Matsunaga Hisahide.... untuk berpikir bahwa kau benar-benar mengkhianati kami lagi saat ini! Kenapa? Kenapa kau mengkhianati Nobuna? Aku tidak akan pernah memaafkanmu!"

"Tunggu bocah! Kemana kau pikir kau akan pergi?"

Nenek Aga turun dari cabang pohon dan menggunakan keisaku untuk memukul bahu Yoshiharu.

"Ke Yamato dan membalas dendam untuk Goemon! Nobuna masih tidur di Honnouji, dia masih dalam situasi berbahaya sekarang!"

"Idiot!"

Dahinya dipukul.

Yoshiharu tidak merasakan serangan tersebut, sehingga dia tak bisa menghindarnya.

Alisnya yang rusak, dan darah mengucur keluar.

"Ouch! Apa yang kau lakukan?!"

"Hehehe. Jangan biarkan hatimu menjadi terguncang, kau bahkan tak bisa menghindari keisaku di depan matamu dalam situasi seperti ini! Idiot!"

"Ugh..."

"Bukankah kau berjanji? Selama tiga hari dan tiga malam, apa pun yang terjadi, bahwa kau tidak akan berhenti berlatih."

"... Ugh..."

"Kau tidak akan dapat menguasai seni tembus pandang dengan cara ini."

"Sial...."

Yoshiharu mengambil bernafas dalam-dalam.

Tenang.

Jika aku terganggu oleh kemarahanku, semua upaya sampai sekarang akan sia-sia.

"Bocah, apakah kau menyerah pada menyelamatkan Kanbei?"

"Tidak mungkin aku akan menyerah, namun karena keserakahanku, semua kekuatan telah tersebar... Dan Goemon..."

"Idiot! Apa ada gunanya untuk setiap penyesalan sekarang!?"

"Baba. Pertama adalah Hanbei, dan kemudian Goemon, apa aku telah terlalu bergantung pada mereka?"

"Apa kau pikir itu adalah menjengkelkan bagi orang-orang bahwa kau bergantung pada mereka?"

"..... Tidak... Goemon.... Dia.... Dia adalah rekanku. Rekan yang telah mempercayakan mimpi dan kehidupan mereka satu sama lain."

"Jika kau berada dalam posisi ini, akankah kau menyesalinya sekarang?"

"Tentu saja tidak."

"Bocah itu yang dipanggil Oda Nobuna, apa dia tipe orang yang tidak bisa melampaui situasi seperti ini?"

"...Tidak... Nobuna bukan orang selemah itu."

"Hehehe. Jika itu masalahnya, aku akan berhenti di sini kalau begitu."

"...Ya."

Maeno meraung, "Di tempat bos yang muda dan kulit lembut, Kawanamishuu pasti akan menyelamatkan si muda, si cengeng dan kulit lembut Hanbei! Tuanku, Anda harus menyelamatkan si muda, tsundere dan kulit berair Kanbei!" Mengatakan itu, dia melompat ke sisi lain dari pohon cemara.

Sepertinya mereka sudah memutuskan diri mereka untuk mencuri Ranjatai, bahkan dengan biaya hidup mereka.

Terhadap Maeno yang menunjukkan wajah mati, Nenek Aga berkata.

"Tunggu! Orang itu yang dipanggil Goemon, apa dia benar-benar mati?"

"Itu...... Tidak...... Er......"

"Mana mayatnya?"

"Mayat bos.... Itu menghilang di suatu tempat..."

"Bodoh! Benar-benar bodoh! Jika kau tidak melihat mayatnya, maka jangan memutuskan dia sudah mati!"

"Yeah! Boss mungkin terluka dan sekarang mencari tempat untuk bersembunyi?"

"Ada kemungkinan seperti itu juga. Hehehe."

"Terima kasih banyak, Baba. Ohhh! Tiba-tiba aku merasa jauh lebih energik sekarang!"

Sedetik kemudian, sosok Maeno menghilang dalam kegelapan.

Wajah mati yang dia tunjukkan barusan telah menghilang tanpa jejak.

"Serius, hal-hal seperti delusi dan imajinasi, mereka berguna pada saat seperti ini. Mereka yang berada di medan perang, masih memerlukan imajinasi yang disebut mimpi."

"Itulah harapan."

"Dengan ini, orang itu tidak akan mulai mencari kematian. Hehehe."

"Kalau begitu semua yang Anda katakan tadi itu bohong?"

"Shikanosuke, hanya ada perbedaan kecil antara kebohongan dan kebenaran, dan tidak mungkin manusia seperti kita dapat mengetahui itu. Apa lagi, kita berada di Harima. Insiden terjadi di Yamato, bagaimana bisa orang seperti aku tanpa kepandaian terus memandang apapun dapat tahu tentang mereka?"

Yoshiharu menunduk dan bergumam "keadaan spiritual dari ketiadaan, aku pikir aku mengerti sedikit." "Ungkapan yang Nobuna selalu nyanyikan 'Mimpi adalah seperti delusi', aku akhirnya bisa mengerti. Akhirnya aku tahu apa yang dia doakan ketika dia menyanyikan Atsumori."

"Bocah, apa yang akan kau lakukan? Pergi ke Yamato atau terus tinggal di Harima?"

Yoshiharu menahan itu, dorongan untuk pergi ke Yamato untuk mengkonfirmasi keadaan Goemon, dan untuk menyelamatkan Nobuna yang telah runtuh dari tentara Hisahide.

Yoshiharu memutuskan untuk mengambil semua buah-buahan dan memasukkannya ke dalam tas bernama "Sagara Yoshiharu".

Percaya kepada rekan yang memegang mimpi yang sama, mengatasi cobaan di depan mereka. Ini adalah arti mengambil di semua buah-buahan tersebut.

Percaya pada Goemon, percaya pada Nobuna.

Semuanya belum berakhir.

Insiden di Honnouji belum dikonfirmasi.

Pengikut klan Oda telah tersebar semua, kondisi terjadinya tampaknya telah telah semuanya terpenuhi.

Tapi pengikut yang ditakdirkan, Akechi Juubei Mitsuhide belum mengkhianati Nobuna.

Tentara Matsunaga tidak menyerang ke Kyoto tapi bertempur dengan para biarawan bersenjata di Nara.

Dalam hal ini, masih ada waktu untuk Nobuna untuk bereaksi.

Bahkan jika tentara Nobuna adalah kecil, tapi masih ada waktu.

Jika itu adalah Nobuna, dia masih memiliki tekat menembus yang mustahil.

Dengan ini, kita pasti dapat mengatasi semua kesulitan.

Jadi aku ingin mengalahkan musuh tepat di depanku juga, dengan semua yang aku miliki!

Untuk bertahan, Yoshiharu menyilangkan tangan, dengan kukunya menancap dalam ke dalam kulitnya, sampai-sampai darah dapat dilihat mengalir keluar.

"Aku tinggal di Harima! Aku harus belajar seni tembus pandang sebelum fajar!"

"Tuanku, saya akan mencoba yang terbaik juga!"

"Yeah. Semuanya akan diputuskan besok, Shikanosuke. Teman-teman kita yang tersebar semua. Sekarang, satu-satunya yang dapat menyelamatkan Kanbei adalah kita."

"Ya!"

"Hehehe." Nenek Aga tertawa dengan senang.

"Tentara utama dari klan Mori akan mencapai Harima dalam waktu singkat. Besok adalah satu-satunya kesempatan, bisakah aku benar-benar menguasai seni tembus pandang malam ini untuk menyelamatkan Kanbei?"

"Tentu saja. Dan aku percaya pada Goemon. Ninja memiliki kemampuan untuk memalsukan kematian mereka untuk melarikan diri. Aku dulu pernah diselamatkan oleh Hanzo ketika dia menggunakan kematianku yang palsu... Jadi..."

Aku kehabisan kata-kata...

Ini mungkin hanya menjadi sebuah mimpi.

Mungkin itu adalah sebuah khayalan harapan. Tapi...

Ini bukan mimpi yang aku harus alami sendiri. Jadi.

"Aku percaya bahwa Goemon masih hidup!"

Keesokan harinya.

Di pesisir barat Yumesakigara penuh kabut, korp Sagara dipimpin oleh Yamanaka Shikanosuke muncul.

Shikanosuke mengambil kepemimpinan dan menyeberangi sungai.

"Semua pasukan! Lupakan tentang Gunung Shozan! Target kita adalah untuk merebut kembali Kastil Kozuki di Harima Barat!"

Mengenakan helm bulan sabit Kazuno-nya. Yamanaka Shikanosuke telah memutuskan untuk mengabaikan hidupnya di sini.

Tapi tekad ini bukan terbuat dari keinginannya untuk mati.

Ini adalah kesatuan tugas yang akan menjadi umpan untuk memancing keluar Ukita Naoie.

Mencoba yang terbaik untuk mengulur waktu untuk menyelamatkan Kuroda Kanbei, itu adalah tekad ketetapan hatinya.

"Jika kita berhasil merebut kembali Kastil Kozuki sebelum tentara Mori memasuki Harima, Ukita Naoie di Gunung Shozan akan terputus dari jalan mundur dan terisolasi. Setelah itu, kita akan mempertahankan Kastil Kozuki dan memotong kedua pasukan. Jadi maju!"

Shikanosuke memimpin veteran Sepuluh Pahlawan Amago, para veteran dari Kanegasaki yang bergabung dengan korp Sagara, dan meskipun jumlahnya kecil, para prajurit dari klan Kuroda yang memiliki pola pikir "Menyelamatkan sang putri kami" juga telah bergabung dengan pasukan.

Kekuatan pengikut keluarga Kuroda, tidak lebih dari seratus orang, yang bergabung dengan pengepungan kastil Miki, sangat tersentuh dengan dalam oleh Shikanosuke yang bersedia untuk menyelamatkan Kanbei untuk menantang Ukita Naoie. Mereka mengirim tim elit untuk ikut serta dalam pertempuran.

Namun, jika Shikanosuke tidak dapat menerapkan teknik Qi Men Dun Jia bersama dengan Nenek Aga, masih mungkin bagi mereka untuk benar-benar dikalahkan oleh Naoie yang memiliki keunggulan jumlah.

"Hehehe. Sebuah taktik yang terbentuk pada menit terakhir, akankah itu berhasil?"

Nenek Aga yang membantu Shikanosuke menunggangi seekor sapi dan maju dengan santai. "Bukankah mengendarai sapi menjadi sebuah masalah?"

"Inti dari taktikku adalah untuk menonton tentara bergerak maju-mundur dengan cepat, tetapi dalam kenyataannya, tentaraku diam."

bintang iblis di langit sedang bersinar.

Apakah itu bintang dari Matsunaga Hisahide, bintang pengkhianatan yang ditakuti oleh para prajurit?

Shikanosuke berdoa, meskipun mereka tak bisa melihat bulan di atas kepala mereka lagi, dia masih berdoa.

"Ini bukan untuk aku, itu untuk tuanku, untuk Kuroda Kanbei-dono, tolong berkahi aku dengan Dukkha!"

Mendengar apa yang dikatakan Shikanosuke, kebingungan dari tentara menghilang dalam sekejap.

"Semuanya, kita harus muncul sebagai pemenang dalam pertempuran penuh dengan kesulitan ini. Kami tidak akan pernah menyerah!"

"Oh!" teriak tentara.

"Terobos Gunung Shozan dari depan, lanjutkan dengan berpura-pura mundur tetapi maju dalam kenyataannya, berpura-pura untuk maju tapi mundur dalam kenyataan! Mari kita pergi!"

"Zenki, Shikanosuke telah mulai bergerak."

"Tentu saja. Ukita Naoie adalah orang yang cerdas, dia segera akan menyadari bahwa itu adalah umpan. Mari kita pergi sekarang."

Sagara Yoshiharu, yang sedang memegang peta dari kuil Aga nenek, mulai bergerak jauh ke Gunung Shozan.

Hanya ada Yoshiharu dan Zenki mereka berdua.

Meskipun mereka telah bertemu tentara pengintai Ukita berkali-kali, dengan seni tembus pandang, mereka mampu melewati dengan aman.

Bersembunyi sambil mendaki jalan pegunungan yang terjal, mendaki sambil bersembunyi lagi. Tidak ada waktu untuk beristirahat.

"Zenki, para pengintai itu, mereka ada di sini lagi!"

"Tenangkan pikiranmu. Lantunkan mantra itu."

Sementara bersembunyi di semak-semak, Yoshiharu dan Zenki melantunkan mantra bersama-sama.

Para penjaga hampir berlari ke depan Yoshiharu.

"Apakah itu imajinasiku?"

"Sepertinya tidak ada seorangpun di sana."

Menggelengkan kepala mereka, para penjaga kembali ketempat mereka berasal.

Setelah kehadiran penjaga menghilang, Yoshiharu dan Zenki kembali mendaki.

"Tapi itu benar-benar aneh. Kenapa para penjaga tidak melihatku?"

"Tidak. Hanya saja kau berpikir bahwa kau tersembunyi, itu saja."

"Aku pikirkan?"

"Keyakinanmu akan mempengaruhi pikiran mereka. Tentu saja, akulah orang yang memulai pengaruh."

"Apakah ini sebuah ilusi? Ini lebih seperti hipnosis."

"Meskipun aku jauh lebih lemah sekarang, aku masih memiliki tingkat kekuatan ini."

Pemandangan tiba-tiba menjadi jelas, jalan pegunungan terjal muncul di depan.

Sementara memiliki pandangan mata burung dari Kastil Himeji, Yoshiharu membuka peta yang dia dapatkan dari Nenek Aga.

"Ada total lima tempat yang memungkinkan yang memiliki penjara bawah tanah. Kanbei harusnya dipindahkan keluar dari penjara yang Goemon temukan, harusnya hanya ada empat kemungkinan tempat tersisa." Yoshiharu bergumam.

Di kejauhan, suara teriakan dan benturan senjata bisa terdengar.

Perang telah dinyalakan di kaki bukit.

Jelas, Ukita Naoie telah mengirimkan sebagian utama dari pasukannya ke medan perang. untuk menangkap Shikanosuke, bahkan jumlah pengintai telah menurun secara signifikan.

"Kita tidak punya waktu untuk mencari mereka satu per satu. Zenki, kita akan berpencar."

"Tidak. Seni tembus pandang tidak bisa dilakukan tanpa aku. Kau akan ditemukan jika kita berpencar."

"Kalau begitu kau bisa memanggil Sunekosuri untuk melacak bau Kanbei. Hei, bangun! Ini adalah waktu pertunjukanmu!"

"Nyun.... Aku tidak bisa bangun di pagi hari....?"

Tampaknya Sunekosuri yang memiliki Yoshiharu masih ingin tidur. Itu tidak ingin keluar sama sekali.

"Terlalu malas! Ini menyangkut hidup tuanmu!"

"Sagara Yoshiharu, tenang."

"Oh, yeah."

"Sagara Yoshiharu, ayo kita menuju ke lokasi berikutnya terlebih dulu. Kekuatanku melemah sementara kita berbicara."

"Pengaruh jimat tersebut mulai luntur?"

"Benar. Dan tentu saja, aku akan menghilang juga jika tuanku mati."

"Jika kau menghilang sekarang...."

"Ini akan menjadi akhir. Aku akan kembali ke surga."

Zenki tampaknya jarang berbicara tentang dirinya sendiri.

Meskipun itu seorang Shikigami, selain memperlihatkan penampilan rubah yang kadang-kadang, tidak ada yang berbeda dari seorang manusia.

Dan itu adalah Zenki ini, yang telah mulai menceritakan sedikit demi sedikit ketika mendaki gunung.

"Sebelum dipanggil sebagai Shikigami oleh tuan, aku berada dalam sebuah tidur nyenyak, Sagara Yoshiharu."

"tidur nyenyak?"

"Menjauh dari semua kontak manusia, mengambil istirahat sejenak. Ada waktu bahwa aku pernah hidup sebagai manusia normal."

"Sebagai seorang manusia? Kemudian kau dan Nenek Aga adalah kenalan lama sejak dulu?"

"Itu hanya aku punya beberapa darah buruk dengan leluhur Nenek Aga."

"Leluhur? Onmyouji Ashiya Douman atau sesuatu seperti itu? Seperti sebuah cerita benar-benar tua."

"Bagaimanapun juga, Nenek Aga adalah generasi Doman yang keenam puluh."

Zenki menatap langit tak berujung di atasnya.

"Sebelum aku pergi ke tidur, aku memutuskan untuk tidak peduli tentang dunia manusia. Benda-benda nyata akan hancur satu hari. Bahkan jika kau ingin melindungi sesuatu, tidak ada alasan untuk melakukannya sampai akhir. Jika kau melindunginya, kau hanya akan menghambat perubahan dan pertumbuhan orang itu. Hal ini tidak hanya berlaku untuk orang-orang, tapi pada negara juga."

"Jangan berbicara tentang sesuatu yang begitu rumit. Aku tidak mengerti itu."

Zenki sedang mencoba untuk mengungkapkan sesuatu, tapi Yoshiharu tidak bisa memahaminya.

Dia hanya bukan jenis orang yang akan berbicara tentang kisah-kisah lama pada saat-saat seperti ini.

"Ketika aku pertama kali dipanggil sebagai Shikigami oleh tuanku, untuk dia yang telah membangunkan aku sewenang-wenang dan memerintah aku, aku mengungkapkan sisi jahat dari diriku sendiri."

"Itu pasti sebelum Hanbei bertemu Nobuna dan aku kan? Apa yang Hanbei ingin lakukan sebelum dia memanggilmu?"

"Dia mengatakan padaku bahwa dia ingin menjadi seorang ahli strategi militer untuk melatih penguasa, dan mengakhiri era kacau. Hal yang lebih menarik adalah dia ingin mengubah dunia manusia ini menjadi sebuah dunia yang dipenuhi dengan empati, membersihkan negara dari segala kebencian dan dendam dan membiarkan dunia kegelapan berakhir. Itulah kenapa, dia membutuhkan kekuatanku."

"Dalam istilah bahasa modern, itu adalah untuk mengakhiri Abad Pertengahan."

"Itu artinya Onmyoudou akan sama sekali tidak berguna. Aku pikir dia adalah seorang Onmyouji aneh."

"Dan sehingga kau menjadi Shikigami dari Hanbei?"

"Tidak, tubuh Tuan sudah sakit-sakitan saat itu, memotong pembuluh darah naga berarti memperpendek hidupnya sendiri. Aku merasa bahwa tubuh yang lemah dan pikirannya yang halus tidak akan mengizinkan dia untuk mengejar ambisinya. Jadi aku mengatakan kepadanya untuk hanya bersyukur bahwa dia masih hidup, hidup dengan damai selama sisa hidupnya dan meninggalkan ambisinya dan meninggalkannya sendirian. Aku mengatakan padanya yang sebenarnya."

Suara Zenki berhenti tiba-tiba.

"Jadi, Hanbei......"

"Dia bahkan tidak meneteskan air mata, seperti dia telah melihat segala sesuatu dalam waktu singkat, dia bergumam pada dirinya sendiri, hanya mengungkapkan senyum yang sangat bermasalah. Tuan tahu dia tidak punya banyak waktu yang tersisa, dan karena karakter pendiamnya, dia tahu bahwa itu akan sangat sulit baginya untuk menemukan tuan yang bisa dia layani. Jadi, dia memanggil Shikigami berbahaya seperti aku, itu pasti pertaruhan Tuan yang terakhir."

"......jadi begitu?"

"Ketika tuan akan menyerah, bahkan ketika aspirasi dan cita-cita sendiri hampir dilupakan dan ketika dia hidup damai, dia dipaksa untuk melayani Saito Yoshitatsu dari Mino untuk membayar Ando Mamoru Iga yang membesarkannya. Tapi....."

"Tapi......?"

"Tapi Tuan bertemu orang yang dia bisa mempercayakan ambisinya, dan orang itu adalah kau, Sagara Yoshiharu."

"......"

"Tuan bilang kau tidak takut kematian dan terus maju, itu jauh lebih bermakna daripada menjadi hidup tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Dibandingkan dengan ekspresi tekad yang dia miliki dan saat aku pertama kali bertemu dengannya, dia seperti telah benar-benar berubah menjadi orang yang berbeda."

"Hanbei membuat pertaruhan besar seperti itu padaku....."

"Pada saat itu, sepertinya aku akhirnya ingat perasaan yang aku miliki sebagai manusia yang lama terlupakan."

"......"

"Kau adalah orang yang dibutuhkan bagi Oda Nobuna untuk membuka era baru. Putri dari Klan Oda membutuhkanmu juga. Setelah aku mendengar percakapan di Honnouji, aku sangat yakin akan hal ini juga."

"begitukah....."

Senyum tipis Zenki tiba-tiba menghilang.

"Sagara Yoshiharu, aku mengatakan ini sebelum terlambat. Jika kita berdua jatuh ke rahang kematian, kau harus segera meninggalkan aku untuk memastikan kau bertahan hidup."

"Apa? Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu."

"Kau harus. Aku akan menghilang cepat atau lambat, namun masa depan negara ini membutuhkanmu. Kau harus memahami arti dari tuanku mempertaruhkan hidupnya padamu, Sagara Yoshiharu."

"...Hanbei....... Huh..."

Sunekosuri tiba-tiba menunjukkan kepalanya dari punggung Yoshiharu.

"Hiks hiks, ini benar-benar cerita yang menyentuh."

"Sunekosuri, kau harus memberitahuku bahwa kau bangun!"

"Uhh.... Uhh...... Aku Menangis, seluruh Jepang menangis, nuuu."

"Potong omong kosong dan mulai bekerja. Sakuku bukanlah penghangat."

"Aku ingin istirahat lagi, nuuu."

"Mulai bekerja! Jika tidak aku akan meletakkan tongkat melalui pantatmu dan membuatmu BBQ di api."

"Buru buruburu. Ah! Ditemukan bau Kanbei♪"

"Benarkah?"

"Sungguh, nuuu!"

Arah yang Sunekosuri tunjuk adalah bukit curam.

Pandangan buruk saat pohon-pohon tumbuh tebal di kedua sisi jalan.

"Zenki, meskipun tampak berbahaya, menurut peta, itu harusnya memiliki tiga kemungkinan tempat pada arah itu."

"Kalau begitu ayo pergi."

"Yeah."

"Jika kita benar, para penjaga akan meningkat. Setelah itu, kita akan menggunakan seni tembus pandang untuk menghapus kehadiran kita."

"Tembus pandang sambil bergerak?"

"Aku akan membantumu, ayo pergi."

Yoshiharu melantunkan mantra dan bergerak menuruni bukit.

Mereka bertemu beberapa penjaga sepanjang jalan mereka.

(Aku tidak di sini, aku tidak di sini, aku hanya sebuah ilusi)

Karena dia melantunkan mantra tersebut dengan kuat, dan dengan bantuan Zenki, mereka melewati semua penjaga satu per satu.

Masih ada banyak kekuatan yang tersisa untuk Zenki, tapi Yoshiharu hampir pada batasnya.

Setelah hatinya menjadi terguncang, mantra akan rusak.

Jangan tidak sabaran, jangan marah, jangan menjadi cemas.

Aku harus berkonsentrasi untuk mempertahankan keadaan spiritual dari ketiadaan, jika tidak mantra akan rusak.

Setelah melewati sebuah sudut,

Yoshiharu bergumam "kita telah melewati setengah, kita hampir sampai." dan sambil dia bergerak maju.

Bang!

Sebuah peluru terbang tepat di kepala Yoshiharu.

"Meskipun aku tidak bisa melihat mereka, ada seseorang di sana!"

Ini adalah Ukita Naoie.

Orang yang seharusnya berada di medan perang, Ukita Naoie.

ini tembakan dari sisi lain dari sudut, sepenuhnya titik buta bahwa Yoshiharu, dengan penjagaannya yang turun tak bisa menghindarinya.

Yoshiharu terkejut oleh naluri dan penciuman Ukita Naoie, yang menembak pada sesuatu yang dia tak bisa melihat.

Hanya sedikit lagi.....

Mungkin karena kondisi pikirannya sekarang, dengan hatinya terguncang, dia mungkin tidak benar-benar menghapus kehadirannya.

Tidak peduli apa—

"Aku tidak akan tertipu oleh umpan tingkat ini, orang yang sedang melawan Shikanosuke di medan perang adalah penggantiku!"

Menghadapi Ukita Naoie yang telah menyergap mereka, tidak mungkin bahwa orang biasa seperti Yoshiharu dapat menghindarinya.

Tidak peduli seberapa baik dia dalam menghindar bola, tidak mungkin bahwa hal itu lebih cepat dari sebuah peluru. Apa lagi, itu adalah tembakan dari titik buta.

Apakah kita akan gagal?

Apakah itu tidak mungkin untuk mencapai impian menempatkan semua buah-buahan dalam sebuah tas.

Apakah aku akan mati di sini dengan ambisi yang diwarisi dari Hanbei?

Namun...

"Sagara Yoshiharu! Pergi!"

Ada orang yang bergerak lebih cepat daripada peluru yang ada.

Ini adalah Zenki.

Zenki bergerak dalam kecepatan angin seperti dan berdiri di depan Yoshiharu, dan peluru tersebut menghantam bahu kanannya.

Zenki memecahkan seni tembus pandang dan menunjukkan dirinya.

"Zen....Zenki! Kau....."

"Kau masih belum terlihat oleh orang. Pergilah sekarang! Larilah kemana Kanbei berada! Selamatkan Kanbei!"

"Bukankah kau mengatakan padaku bahwa kau takut peluru Tanegashima...... Bukankah kau akan menghilang?"

"Berhenti mengganggu jika kau seorang pria?"

"Jika kau menghilang sekarang, kau tidak bisa kembali lagi!"

"Diam dan pergi!"

Mata Zenki memberitahu Yoshiharu bahwa ini adalah perpisahan terakhir.

"....Ohhhh!"

Yoshiharu menyerbu ke depan.

Menuju Ukita Naoie dan memukul dia dengan kepalanya.

"Wah!"

Ini adalah sundulan Yoshiharu yang tak terlihat.

Ukita Naoie telah jatuh kepala lebih dulu, melepaskan senapan yang dia pegang.

Pada saat yang sama, seni tembus pandang yang menutupi Yoshiharu pecah.

Melihat Yoshiharu yang tiba-tiba keluar entah dari mana dan menunggangi tubuhnya, Ukita Naoie berteriak kaget "Kau.....! Dari mana kau datang!"

"Kau idiot! Kenapa kau masih di sini! Pergi dan selamatkan Kanbei sekarang!"

Lengan kanan Zenki sudah menghilang.

"Diam! Aku akan mengalahkan orang ini terlebih dahulu sebelum menyelamatkan Kanbei bersama-sama, Zenki."

"Seberapa bodoh kau ini?!"

"Ah, aku hanya sebodoh ini, oke!"

"Sekarang Omyoudou perlahan-lahan menghilang, aku akan menghilang bagaimanapun juga!"

"Namun kau belum menghilang sekarang! Bukankah kau masih hidup?!"

"Kau benar-benar....."

Yoshiharu terus menghujankan rentetan pukulan pada wajah Naoie.

Tapi pukulannya tidak mengenai.

Yoshiharu ditendang di perut, dan dia terdorong menjauh. Pinggangnya dengan keras menghantam batang pohon di sisinya. Itu begitu menyakitkan sehingga dia tidak dapat berdiri.

Ukita Naoie meraung dan berdiri.

"Ingin menang melawan aku tangan kosong! Kau terlalu naif, bocah!"

"Uhuk, uhuk...."

Ukita Naoie yang terpojok seperti seekor singa terluka.

Dengan tekad untuk berjuang sampai akhir, dia dengan kuat menendang pada wajah Yoshiharu, yang telah jatuh ke tanah.

Pada saat yang tepat, Zenki menggunakan tangannya untuk menarik tubuh Yoshiharu.

"Uhuk, uhuk.... Aku pikir aku akan bisa menang tanpa senjata api.... Tidak menduga dia sebaik ini dengan tangan kosong...."

"Sagara Yoshiharu, lari!"

"Pistolku, dimana pistolku sialan!"

Zenki dan Yoshiharu bergegas menuruni bukit.

Ukita Naoie yang kehilangan senjatanya tidak mengejar mereka dan jarak antara mereka berdua dan Ukita Naoie menjadi lebih jauh.

Tapi tujuan mereka jelas, penjara bawah tanah yang memenjara Kuroda Kanbei.

"Aku tidak akan membiarkanmu melarikan diri!" Ukita Naoie akhirnya menemukan pistolnya.

Bang! Bang!

Punggung mereka menjadi sasaran dan melepaskan tembakan.

Seluruh tubuh Yoshiharu dapat merasakan niat membunuh dari peluru tersebut.

Semua rambutnya berdiri.

Mereka hampir mencapai penjara bawah tanah yang menahan Kanbei.

hanya sedikit lagi.....

"Sepertinya ini adalah akhir, Sagara Yoshiharu, selamat tinggal."

tiba-tiba, Zenki melemparkan tubuh Yoshiharu ke depan dan menendangnya.

Melihat ke belakang, dia telah memulai konfrontasi dengan Ukita Naoie yang telah menebas cabang-cabang dengan pedang sambil mengejar mereka.

Dada Zenki ditembak oleh dua peluru.

".......Uhh....."

Para shikigami sangat takut pada peluru.

Mereka lebih rentan terhadap peluru daripada manusia.

Dada Zenki mulai mencair.

"Kau layak mendapatkannya! Satu orang jatuh. Sagara Yoshiharu, kau akan mati di sini juga!"

Mengatakan itu, Ukita Naoie entah bagaimana terhalang oleh dinding yang tak terlihat.

Zenki melepaskan semua energinya yang tersisa.

Ingin menyelesaikan semuanya....

"Ukita Naoie, aku tidak akan membiarkan kau membunuh orang ini. Kau harus membunuhku jika kau ingin maju." Tubuhnya mulai runtuh seperti pasir.

Meski begitu, Zenki masih bergerak maju.

Menggunakan semua kekuatannya pada setiap langkah untuk bergerak ke arah Ukita Naoie, yang ekspresinya terdistorsi oleh teror saat dia berteriak "Kau..... Kau monster!"

Jarak antara Yoshiharu mulai menjadi lebih besar.

"Sagara Yoshiharu. Ukita Naoie yang bingung tidak akan memiliki cara untuk berurusan denganmu sekarang. Serahkan dia padaku. Jangan berpikir tentang hal-hal lain, cepat dan selamatkan Kuroda Kanbei!"

".....Zenki...... Apakah kau benar-benar berniat untuk menghilang di sini.....!"

"Sagara Yoshiharu, kau benar-benar sepenuhnya idiot. Aku tidak bisa percaya bahwa aku akan tergerakkan oleh seorang pria bodoh sepertimu..."

"Tunggu! Tunggu....."

"Aku tidak bisa percaya bahwa aku masih bisa menangis. Aku berterima kasih dari hatiku."

"Tidak! Jangan menghilang!"

"Sudah aku katakan, hentikan omong kosongmu! Tumbuhlah! Ini adalah sebuah perpisahan dengan seorang teman! Tanggunglah!"

Kata-kata Zenki mengubah ekspresi Yoshiharu seketika.

"Kau bersedia untuk mengakui aku sebagai teman..... Zenki."

"Ini benar-benar topik yang menjengkelkan. Jangan beritahu siapapun. Selamat tinggal, temanku."

".......!"

Yoshiharu mengertakkan giginya, berbalik dan mulai berlari.

Dia berlari ke penjara bawah tanah yang memenjarakan Kuroda Kanbei, sendirian.

Dia tidak ingin membiarkan Zenki melihat air matanya sehingga dia tidak mengeluarkan suara apapun.

Jika aku membiarkan keluar suara apapun, Zenki akan tahu bahwa aku menangis.

Dia pasti akan memarahiku bahwa karena belum tumbuh.

Jadi, aku berlari tanpa membiarkan keluar suara apapun.

Dengan ekspresi seperti iblis, Ukita Naoie menggunakan peluru untuk meledakan keberadaan Zenki, sementara mendekati Zenki dan berteriak "Bagaimana bisa aku membiarkan kau pergi!"

Menggunakan senjata dari Nanban ini, mereka mampu untuk membubarkan kekuatan sihir negara ini yang telah ada sejak jaman kuno.

"Era Onmyouji sudah berakhir. Sekarang orang-orang yang menciptakan era baru, dengan aku.... Itu bagus."

Zenki menutup matanya.

Satu-satunya penyesalan yang dia miliki adalah dia mampu mengalahkan roh yang muncul di Kyoto.

Tapi hantu itu akan segera dikirim kembali ke dalam kegelapan oleh para pemimpin era baru ini, seperti Oda Nobuna.

Dan itu tidak akan lama lagi.

Akhirnya, waktu akan berubah.

Negara kacau yang telah mengalami stagnasi selama satu abad akan segera terlahir kembali.

Orang-orang yang menggunakan kekuatan spiritual dari dewa rubah, menyebutnya Onmyoudou dan terjebak negara ini selama bertahun-tahun...

Orang-orang yang telah melindungi negara tetapi karena kekuatan luar biasa mereka, juga telah menunda kemajuannya...

Dengan leluhur klan Tsuchimikado kembali ke surga...

Aku tidak pernah menyangka bahwa saat-saat terakhir ternyata menjadi kerinduan penuh dengan harapan.... Aku benar-benar benci untuk berpisah dengan dunia ini, pikir Zenki.

"Sagara Yoshiharu. Bawa tuanku ke dunia baru."

Sebuah suara tembakan senapan dapat didengar dari Gunung Shozan.

"Argh....."

Yoshiharu tidak melihat ke belakang.

Berlari pada jalan menurun yang sempit yang muncul di hutan bambu.

Aku telah berjanji untuk menjaga semua buah-buahan untuk diriku sendiri..... aku berjanji...

Tapi, kekuatanku tidak cukup.

Yoshiharu tidak berhenti.

Aku tidak bisa membiarkan pengorbanan Zenki sia-sia.

Saat-saat sedih bisa ditinggalkan sampai setelah aku menyelamatkan Kanbei dan meninggalkan Gunung Shozan.

Hanya jarak yang kecil yang tersisa antara Kanbei.

"Sunekosuri, apa jalan ini benar? Apakah ada aroma Kanbei?"

Kepala Sunekosuri keluar dari dadanya.

Kedua telinga dan matanya terkulai.

"Ini benar ~nuu...."

"Hei, ayolah, kau akan menemui tuanmu, bergembiralah!"

"Zenki sudah kembali ke surga namun Yoshiharu masih memiliki semangat ini ~nuu....."

"Tentu saja! Ini bukan waktunya untuk depresi!"

"Ah. Kenapa hujan di hari yang cerah, bahkan hujan badai ~nuu."

"In...Ini hujan dihari yang terik! Seekor rubah pasti menikah di suatu tempat."[2]

"....Apa, itu berubah menjadi air mata monyet."

"Diam!" Teriak Yoshiharu.

"Dan ada ingus juga!"

"Tunggu, jangan menghasut aku lagi! ......Ah?"

Pada akhir hutan bambu adalah pemandangan yang tidak pernah terlihat sebelumnya.

"Bagaimana bisa..... jalannya terbagi menjadi tiga?"

"...Nuu."

"Peta yang Nenek Aga berikan padaku hanya menunjukkan satu jalan langsung ke ruang bawah tanah!"

Tidak ada waktu untuk ragu-ragu, tetapi mereka harus memilih jalan yang benar sebelum bergerak.

"A...Ap...Apa sekarang ~nuuu!"

"Sunekosuri, jalan mana yang memiliki bau Kanbei? Kau harusnya tahu itu."

"Biarkan aku mencium... Ah, aku menemukannya!"

"Dimana?"

"Ketiga jalan memiliki bau Kanbei."

"Apa! Sekarang bukan saatnya untuk bercanda! Atau aku memanggangmu!"

"Jangan panggang aku! Itu benar ~nuu."

"Jadi, ini adalah perangkap yang Ukita Naoie rencanakan, huh?"

Sebuah perangkap kematian mungkin menunggu jika jalan yang salah dipilih.

Bahkan jika tidak ada jebakan apapun, aku masih akan tersesat dalam gunung.

Aku tidak dapat menggunakan seni tembus pandang tanpa Zenki.

"Yang mana jalan yang benar, Kanbei? Dimana sih kamu Kanbei!?"

Sebuah suara dingin tiba-tiba terdengar oleh telinga Yoshiharu.

"... kebiasaan buruk milikmu itu tidak bisa diperbaiki, tenangkan pikiranmu."

"Zenki?"

"Ambil ke jalan yang kanan, akan ada seseorang yang menunggumu di kolam."

Suara ironis ini adalah tanpa diragukan lagi, suara Zenki.

Ini bukan ilusi apapun, sampai akhir, kau masih memimpin aku.

Maka tidak ada yang perlu diragu lagi.

"Ke sisi kanan!"

Yoshiharu berlari menuju jalan yang kanan dengan kecepatan penuh.

Dia bergegas melalui jalur bambu.

Penglihatannya tiba-tiba menjadi lebar, meninggalkan hutan bambu, ada sebuah kolam.

Dua gadis sedang menunggu Yoshiharu.

Salah satunya mengenakan kosode berwarna cerah, seorang gadis Jepang kecil.

Satu yang lainnya dari mereka memiliki sepasang mata biru, yang sebelumnya bertindak sebagai utusan Ukita Naoie dan mengunjungi Yoshiharu, seorang ksatria putri yang santun.

Keduanya memiliki kuda di samping mereka.

"Kalian?!"

"Senang bertemu denganmu, Sagara Yoshiharu-sama. Aku putri Ukita Naoie, Ukita Hideie."

"Saya ajudan Hideie-sama, Konishi Yakurou dari Sakai. Ini adalah kedua kalinya kita bertemu."

"Yakurou, Yakurou, ketika Otou-sama mengetahui tipuan Korp Sagara dan tiba-tiba ingin meningkatkan jalan, aku benar-benar khawatir tentang hal itu."

"Karena saya menempatkan permen di sisi kanan jalan sebagai tanda."

"Yeah, seperti yang diharapkan dari Yakurou, kamu benar-benar cerdas, hehe."

Yoshiharu berhenti dan mengibaskan tangannya.

"Tidak tidak tidak, aku tak melihat permen sama sekali."

"Ap...Apa katamu? Kemana permen yang saya taruh?"

"Kemungkinan besar dimakan oleh burung?"

"Ah! Itu buruk!"

"Lalu... Bagaimana Yoshiharu-sama tahu yang mana jalan yang benar?"

"Aku tak ingin pernikahan lain dari rubah lagi, jadi tolong, itu lebih baik jika kamu tidak bertanya...."

Hideie dan Yakurou saling memandang dengan ekspresi tak percaya.

"Kenapa kalian di sini?"

"Anda datang ke sini untuk menyelamatkan Kanbei-sama, kan? Ini adalah kunci dari penjara bawah tanah."

Hideie mengeluarkan kunci emas dari payudaranya dan meletakkannya di tangan Yoshiharu.

"Ukita Naoie masih mengejar aku dari belakang, aku akan memberitahumu alasan dalam perjalanan ke penjara bawah tanah yang memenjara Kanbei."

Yoshiharu melompat ke kuda, berteriak "Aku mengandalkanmu" dan bergerak.

Yakurou menunggang kuda lain, sementara Hideie melekat erat-erat.

"Kami telah mendengar tentang Yoshiharu-sama dari Kanbei-sama, dia mengatakan bahwa Anda adalah orang baik hati yang membenci membunuh."

"Kami tuan dan hamba adalah Kristen dan berteman dengan Simon-sama."

"Yoshiharu-sama, aku ingin anda menyelamatkan Kanbei-sama dan dengan itu, menyelamatkan ayah saya sebagai hasilnya juga."

"Ukita Naoie? Sulit bagiku untuk mengatakan itu, tapi aku benar-benar ingin...."

"Kami tak ingin anda percaya, tapi Otou-sama memiliki hati manusia juga."

Tangan kecil Hideie memegang sebuah salib perak sementara air mata keluar dari matanya.

Dia tampaknya seorang gadis lugu yang baik hati.

Ini sulit untuk membayangkan dia adalah anak Ukita Naoie.

Tapi, memang benar bahwa wajah miliknya dan mata besar memiliki beberapa kemiripan dengan Naoie.

"Meskipun Otou-sama dikenal sangat jahat, orang-orang yang dia bunuh hanya terbatas pada pria. Dan untuk wanita, bahkan setelah dia selesai menggunakan mereka, dia tidak akan menghabisi mereka. Adapun untuk anak-anak, dia tidak akan pernah menyakiti mereka sama sekali. Dia memiliki sisi ini padanya yang tak seorangpun yang tahu...."

"Tapi sekarang, dia memenjarakan Kanbei dan ingin mengeksekusi dia."

"Hal ini karena jika dia tidak menangkap Shikanosuke sebelum kedatangan tentara Mori, maka dia harus memberikan Bizen dan Mimasaka."

"Untuk membiarkan aku mewarisi 500K yield Bizen dan Mimasaka dari tanah yang Otou-sama menghabiskan hidupnya untuk memperoleh, dia akan kehilangan sisa kemanusiaan terakhirnya..."

"Jika dia melanggar tabu tidak membunuh setiap wanita, Tuanku benar-benar akan menjadi iblis sepenuhnya."

"Banyak kali, Hideie mencoba untuk memaksa dia dengan mengancam bunuh diri, namun seorang Kristen dilarang melakukan bunuh diri... Hiks hiks...."

Dibalik dosa Ukita Naoie yang tek terhitung, rasa sakit terasa jauh di dalam hati putrinya Hideie.

Tidak bisakah tindakan dari putrinya sendiri bergabung dengan Kristen menghentikan Naoie?

Tidak, seseorang yang mampu membesarkan sebaik itu, putri polos, jelas bukan seorang iblis, Ukita Naoie pastinya menjadi ayah yang baik.

Hei, Sagara Yoshiharu, kau tidak boleh dikendalikan oleh kemarahan dan berubah menjadi iblis juga. Zenki berbisik ke telinganya.

Potong semua siklus kebencian di sini.

Ini mungkin apa artinya dengan mengakhiri era peperangan.

Merasa seperti itu sebuah teguran.

"Apakah Kanbei disiksa? Apakah dia baik-baik saja?"

"Ya. Otou-sama mengancam beberapa kali, tapi tidak menyiksanya. Meskipun gerakan tubuhnya terbatas, tapi selain itu dia aman."

"Otot-ototnya mungkin telah berhenti berkembang, dia harusnya baik-baik saja setelah mandi air panas."

"Benarkah...?"

Sepertinya aku belum kalah, pikir Yoshiharu.

Jika Kanbei telah disiksa dan seluruh tubuhnya penuh dengan luka, aku pasti akan menyalakan api kemarahan dan balas dendam dan menjadi seorang iblis sendiri, tapi aku masih bisa mempertahankan kewarasanku sebagai manusia.

Yoshiharu mencapai pintu masuk gua sambil melihat langit.

"Aku tahu, aku tidak akan pernah membiarkan Kanbei terbunuh."

"Terima kasih banyak...."

"Anda harus berjalan dari sini dan seterusnya. Penjara berada pada ujung ruang bawah tanah tersebut."

Melompat turun dari kuda, Yakurou memimpin Hideie dan Yoshiharu ke penjara. Pada biaya mengorbankan Zenki, Yoshiharu akhirnya tiba.

Di sisi lain dari jeruji besi, Kuroda Kanbei menunggunya.

"Ah, sungguh lambat, Sagara Yoshiharu."

Meskipun dia kehilangan beberapa berat badan, tapi senyum Kanbei masih sama seperti senyum normalnya.

Yoshiharu tergesa-gesa membuka gembok dengan kunci dan membuka pintu.

Perasaan yang telah ditekan meledak.

Sunekosuri yang menunjukkan kepalanya dari dada Yoshiharu berteriak "Ini hujan deras Nyun!" Tapi dia benar-benar tidak bisa menahan lagi.

"Kanbeiii!"

Dia tidak tahu apa yang dia bicarakan.

"Jangan meninggalkan aku tanpa aku ketahui kau idiot!"

"....aku bukan seorang idiot, aku seorang gadis!"

"Diam! masih terlalu dini untuk menyatakan diri sebagai seorang gadis! Kau bocah kecil!"

"Apa Takenaka Hanbei baik-baik saja?"

"Aku tidak akan membiarkan Hanbei mati! Kau sekarang harusnya khawatir tentang hidupmu sendiri. Khawatir tentang Shojyumaru."

"Shojyumaru aman, aku percaya pada teman-temanku."

"Kau....."

Yoshiharu menangis keras sambil merangkul Kanbei kecil dengan seluruh kekuatannya.

Ada apa dengan si jenius ini?

Kanbei. Kau, benar-benar bodoh. Seorang idiot yang tidak bisa disembuhkan. Dengan bangga datang ke tempat Ukita Naoie, ada batas untuk bersikap baik. Membuat aku memasukkan begitu banyak usaha dan membuat orang lain begitu khawatir tentangmu. Sebagai seorang ahli strategi, berpikirlah sedikit sebelum kau bertindak. Idiot Idiot idiot!

"Yoshiharu, lepaskan aku. Itu sakit."

"Diam! Jika aku membiarkanmu pergi maka kau akan menghilang lagi! Aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi!"

"....Aku tidak akan pergi, lagi. Aku tidak akan menghilang seperti itu lagi."

"Kalau begitu berjanjilah padaku!"

"Aku tidak akan pergi... Aku tidak akan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata lagi."

"Jika kau masih bertindak semaumu lain kali, aku pasti tidak akan memaafkanmu!"

Sunekosuri melompat ke dada Kanbei.

"Ini masih tempat yang menenangkan bagaimanapun juga."

Tindakan Sunekosuri yang menyembunyikan dirinya dalam dada Kanbei itu menjadi sebuah pemicu.

"Wu...."

Dipeluk erat oleh Yoshiharu, Kanbei mulai menangis keras.

Seolah-olah semua ketegangan telah dilepaskan, sebuah isakan tak terbendung terjadi.

"Uwaaaa.... Uwaaaaa!"

Oda Nobuna vol 9 pic 3.jpg

Sebuah tangisan tanpa henti.

Apa yang tersisa dari kelembaban yang tersisa di tubuhnya yang melemah berubah menjadi air mata dan mengalir keluar.

Terpengaruh oleh mereka, Hideie dan Yakurou yang berdiri di samping meneteskan air mata juga.

Agar tidak mengganggu reuni Yoshiharu dan Kanbei, mereka menahan suara mereka.

"Uwaaaaa! Aku benar-benar takut... Ini benar-benar menyakitkan... Yoshiharu... Yoshiharu!"

"menangislah! Seorang anak harus bertindak seperti anak kecil dan menangislah semaumu!"

Suara Yoshiharu bercampur dengan air mata, dan tidak bisa menahan emosinya.

mentalitas apa yang Kanbei miliki ketika dia datang ke gunung ini sendirian?

Kenapa dia memilih nasib kejam seperti itu bahkan ketika dia telah menarik kartu 'Fool' dengan tarotmu?

Ketika dia mendengar bahwa Nobuna telah memerintahkan aku untuk membunuh adiknya sendiri dari Ukita Naoie, apa yang Kanbei pikirkan pada waktu itu? Bagaimana dia bisa menahan ini?

Dia tidak menyebutkan hal tentang adiknya Shojyumaru, yang berarti bahwa dia sudah memperlakukan dan mempercayai aku sebagai temannya.

Dalam sebuah penjara bawah tanah apek dan sempit, dia masih percaya padaku, percaya bahwa aku tidak akan mengkhianatinya.

Masih banyak hal-hal lembut yang aku ingin katakan kepadanya...

Tapi terlalu banyak pikiran membanjiri dalam pikiranku, membuat aku tidak dapat mencari tahu bagaimana mengekspresikannya.

"....kau masih hidup. Terima kasih."

Akhirnya, aku terpaksa mengeluarkan ini dengan semua kekuatanku.

Kanbei membenamkan wajahnya ke dada Yoshiharu, terisak pelan.

Hideie dan Yakurou mengingatkan Yoshiharu.

"Yoshiharu-sama, itu akan merepotkan jika Otou-sama menemukan hal ini."

"Turunlah dari gunung. Kami akan memandu Anda melalui jalan rahasia tanpa pengintai."

Yoshiharu dan Kanbei sekarang jauh di dalam kamp musuh sendirian.

Dan Ukita Naoie mendekat.

"Yeah. Aku akan meninggalkan pertempuran dengan Ukita Naoie setelah aku membawa Kanbei kembali ke tempat yang aman."

Tentara Mori juga akan tiba di Harima besok atau hari sesudahnya.

Meskipun dia cukup bijaksana untuk mengetahui bahwa Shikanosuke bertindak sebagai umpan, tetapi karena memberi terlalu banyak perhatian pada hal ini, Ukita Naoie lupa tujuan aslinya - untuk menangkap Shikanosuke.


Tanpa dia di medan perang, tak mungkin Shikanosuke akan ditangkap.

Ukita Naoie yang terpojok harusnya sudah tak mampu membuat pilihan yang tepat.

"Ayo pergi, kita tinggalkan Gunung Shozan."

Yoshiharu membelai kepala Kanbei dan berdiri.

Kanbei yang telah dipenjarakan di penjara bawah tanah yang sempit ini begitu lama, otot kakinya harusnya sudah lemah dan tidak bisa bergerak.

Hal ini juga mengkonsumsi banyak staminanya.

Mungkin karena dia lelah karena menangis, Kanbei tertidur di bahu Yoshiharu.

Yoshiharu membawa Kanbei di punggungnya dan berjalan menuju pintu keluar.

Mereka naik kuda dan siap untuk pergi.

Hideie dan Yakurou juga menaiki kuda dan memimpin Yoshiharu.

"Yoshiharu-sama, suatu hari nanti tolong bantu Otou-sama...."

"Ah, aku berhutang padamu, jadi aku yakin akan ku lakukan!"

Empat orang, menunggangi dua kuda mereka berjalan menyusuri gunung di jalan rahasia.

Namun,

"Hideie-sama! Itu tuan! Tuan telah mengejar kita!"

"Huh?"

"Apa?!"

Di ujung jalan ini, ada seorang pria menunggu Yoshiharu.

Itu adalah Ukita Naoie.

"Dasar bajingan! Beraninya kau menipu putriku!"

Matanya dipenuhi dengan kemarahan dan kegilaan.

"Otou-sama, itu tidak seperti ini! Yoshiharu-sama...."

"Tuanku, harap rasional!"

"Sagara Yoshiharu! Kau berani untuk menipu putriku, aku tidak akan pernah memaafkanmu!"

Dia menembakkan pistol tiba-tiba.

Tapi beruntung bahwa masih ada cukup jarak antara mereka berdua.

Naoie telah kehilangan ketenangannya, menyebabkan akurasinya menurun.

Yoshiharu memegang tali kekang erat-erat, dan menghindari tembakan.

"Hideie adalah putri darah dan dagingku! Aku menghabiskan seluruh hidupku untuk mendapatkan 500K yield Bizen dan Mimasaka, mereka semua milik Hideie! Aku tidak akan membiarkan Mori atau Oda mengambil semua itu!"

Menunggangi kuda, Ukita Naoie yang marah menyerbu, siap untuk menutup jarak untuk memberi Yoshiharu pukulan kritikal akhir.

Yoshiharu tidak mundur satu langkahpun, kenapa?

Tingkat perbedaan ketika mereka berdua tangan kosong begitu jelas.

Tapi aku yakin. Aku tidak akan pernah kalah pada ini lagi.

Itu dari saat itu ketika aku membawa Kanbei di punggungku.

"Ukita Naoie! Kau adalah orang yang memenjarakan Kanbei, kan!?" "Jangan berpura-pura memahami aku, kau bocah kecil!"

"Bukankah kau memiliki aturan bahwa kau tidak akan membunuh seorang gadis? Apakah kau benar-benar berencana untuk menurunkan diri menjadi samurai yang akan membunuh bahkan seorang gadis?!"

"Jika itu untuk Hideie, ini bukanlah apa!"

"Putrimu tidak ingin kau untuk berubah menjadi iblis karena suatu hal yang kau tahu!"

"Masalah keluarga Klan Ukita bukanlah urusanmu, kau bocah kecil! Apa yang kau tahu tentang keluarga kami?!"

"Aku tidak tahu apa-apa! Lihatlah berapa usiamu, jangan melakukan chuuni dengan caramu bicara!"

"Jika klan Ukita tidak diwarisi oleh Hideie, hidupku... tidak, hidup ibuku akan benar-benar tak berarti!"

"Ibu?"

"Tuanku benar-benar bingung karena Hideie dibawa pergi." Kata Yakurou. Kemudian, Hideie yang menempel pada Yakurou, tiba-tiba melompat dari kudanya dan ke kaki Yoshiharu.

"Otou-sama, Hideie tidak ingin Otou-sama menjadi iblis. Izinkan saya untuk dibunuh oleh Yoshiharu-sama di sini!"

Hideie serius. Bahkan Yoshiharu memahami bahwa Hideie tidak berakting.

Karena sifatnya yang murni, Hideie mempercayakan hidupnya, yang paling berharga bagi Klan Ukita pada Yoshiharu.

"Jika fakta bahwa saya Hideie menghilang mampu menyelamatkan Otou-sama, maka...."

"Hideie, tunggu! Sagara Yoshiharu! BAJINGAN KAU!!!"

"Yoshiharu-sama, saya sangat menyesal. Umat Kristen dilarang melakukan bunuh diri. Jadi silakan menebas tenggorokan Hideie."

"Yoshiharu-sama! Tidak!"

Yakurou mencoba untuk menghentikan Yoshiharu.

Yoshiharu mengeluarkan pisau secara perlahan dan diam-diam.

Lalu dia meletakkan pisau tersebut pada tenggorokan Hideie yang putih bersih.

"Aku tahu, Hideie. Untuk menghapus iblis pada Ukita Naoie, tampaknya aku harus memikul beban memiliki iblis sebagai gantinya."

"Yoshiharu-sama... Terima kasih banyak..."

"Ini untuk membayar hutangku padamu yang menyelamatkan Kanbei. Selamat tinggal, Hideie."

"Yoshiharu-sama? Apa yang anda lakukan?! Ini bukan sesuatu yang Anda bisa untuk melakukannya bahkan jika Anda kaya!?"

"Yakurou! Ambil jiwaku sebagai kompensasi."

"Tunggu, Sagara Yoshiharu! Aku akan memberikan Kanbei kembali padamu! Aku akan membiarkan kalian berdua meninggalkan gunung ini! Tolong hentikan! Tolong hentikan! Hanya dia... Tidak!"

"Terlambat, Ukita Naoie. Kau adalah orang yang memojok putrimu ke titik ini."

Yoshiharu membuat gerakan menebas, dan darah segera menyembur keluar kemana-mana.

Hanya sedikit lagi tetapi masih tidak dapat...

Tidak dapat menjangkau Hideie.

Seperti jiwa yang keluar cangkangnya, Ukita Naoie jatuh tak bernyawa dari kuda.

Matanya telah kehilangan semua cahayanya, dan sekelilingnya mulai kabur.

Dia melihat sosok ibunya yang meninggal.

"Oka-sama...."

Klan Ukita yang melayani daimyo dari Bizen.

Kakek Naoie terkenal karena kesetiaannya kepada tuannya.

Ayah Naoie sangat mampu dan ahli strategi yang baik, ibunya juga bahkan disebut sebagai keindahan Bizen.

Hubungan orangtuanya yang sangat baik, Naoie muda dibesarkan dalam penuh kasih sekelilingnya yang termasuk kakek dan orang tuanya.

Tapi untuk Klan Ukita harus dikalahkan, itu bukan kekalahan oleh kekuatan musuh, tapi itu pengkhianatan rekan-rekan mereka yang memiliki tuan yang sama.

Kakeknya ditipu oleh rekan-rekannya dan akhirnya tewas.

Strategi berbahaya ini semua dilakukan hanya untuk mengambil kursi kepala punggawa.

Tuan tersebut juga telah meninggalkan Klan Ukita yang setia.

Klan Ukita kemudian kehilangan rumah mereka dan tersebar.

Ketakutan menjadi terbunuh, ayahnya yang mengembara hanya bisa berpura-pura gila.

Meski begitu ayahnya tak bisa diselamatkan.

Selama masa mengembara, dia meninggal sebelum membangun kembali keluarganya.

Naoie selalu percaya bahwa ini adalah perbuatan para pengkhianat itu yang membunuh kakeknya dan ingin memusnahkan seluruh keluarganya.

Harus meninggalkan rumahnya di usia muda, Naoie diperlakukan seperti tabu atau wabah karena kasusnya.

Para pengikut yang bersedia untuk mengikutinya juga sedikit.

Samurai yang telah kehilangan wilayah mereka akan berada dalam keadaan menyedihkan seperti itu.

Bahkan lahan pertanian juga hilang.

Dan akhirnya para pengikut merosot menjadi bandit untuk merebut makanan.

Sudah kehilangan alasan untuk kembali ke dunia samurai yang terkait dengan pengkhianatan dan konspirasi.

Sudah memutuskan untuk menyerah pada membangkitkan Klan Ukita, dan hidup tanpa beban.

Jika aku benar-benar harus menjadi orang jahat, lebih baik untuk menjadi bandit daripada mati kelaparan.

Tapi melihat putra yang jatuh, ibu Naoie memutuskan untuk mengeluarkan petisi kepada Tuan tersebut, berharap untuk membangun kembali Klan Ukita.

Tuan itu menjawab.

"Jadilah selirku, dan aku akan memberi Naoie beberapa tanah."

Hina dan penuh keserakahan.

Naoie yang bahkan ibu yang cantik diambil menjadi marah.

Tindakan tuannya terhadap klan Ukita yang selalu setia membuat dia marah. Dia mengutuk dunia samurai dan mengamuk.

Dengan tekad untuk mati bersama-sama dengan ibunya, Naoie memimpin teman-temannya, sekelompok bandit untuk menyerang kediaman tuan, tetapi tanpa jejak kesedihan apapun, ibu Naoie bahkan menyambut anaknya dengan senyum lembut.

"Kenapa, Oka-sama! Kenapa!"

Dengan senyum lembut namun indah, ibunya menenangkan kemarahan Naoie.

"Itu semua untuk kamu Naoie-sama..."

Bahkan sekarang, Naoie tidak bisa melupakan senyum ibunya saat itu.

Mengetahui bahwa dia dicintai oleh ibunya.

Jadi.

"Pada saat itu, aku bersumpah!"

Aku harus membunuh semua pengkhianat Klan Ukita, sang tuan juga akan dihancurkan olehku! Tidak peduli seberapa jahat strateginya, tidak peduli bagaimana orang lain menghinaku, aku pasti akan membunuh mereka semua!

Bahkan jika aku hanya memiliki napas terakhirku, aku harus mendapatkan ibuku kembali.

Jadi dia membunuh samurai.

Untuk meningkatkan wilayah Klan Ukita, untuk menjadi lebih kuat, dia tidak menunjukkan belas kasihan kepada para samurai itu.

Pertama, dia membunuh ayah istrinya.

Awalnya, itu adalah untuk merayakan perebutan tanah.

Klan Ukita pasti akan bangkit kembali!

Ini adalah harapan Ibu yang lama dihargai.

Ayah dari istri keduanya juga telah dibunuh oleh dia.

Dengan menggunakan berbagai metode berbahaya dan menakutkan, dia membunuh semua musuh yang dibencinya satu per satu.

Memberikan adik kandungnya sebagai seorang istri, kemudian membunuh pria itu saat dia melengahkan pertahanannya.

Metode ini berulang berkali-kali.

Semua orang percaya bahwa "Aku tidak melakukan sesuatu yang salah, jadi aku tidak akan dikhianati, kan?" Jadi tidak peduli berapa banyak rekan Ukita Naoie yang tewas, semua orang masih percaya padanya.

"Orang yang percaya adalah seorang idiot!" Naoie tertawa terbahak-bahak di depan orang rekan-rekan tewas itu.

Namun, dia mengampuni perempuan dan anak-anak.

Bahkan jika dia ingin, dia akan teringat senyum ibunya selama waktu itu dan menjadi tidak dapat melakukannya.

Entah bagaimana, pada suatu waktu, ketika merencanakan strategi dan pembunuhan, Naoie telah memutuskan "bunuh semua pria, dan hanya mengambil keuntungan dari perempuan."

(Kenapa? Karena aku percaya mereka akan mencintai aku, gadis-gadis itu yang menjadi pion dalam strategiku akan mengatakan ini kepadaku sambil tersenyum.)

"Ini semua karena Anda Naoie-sama..."

Tidak peduli wanita seperti apa, bahkan jika mereka buruk, ekspresi yang mereka muliki sambil tersenyum dan mengatakan itu adalah seperti Bodhisattva.

Itu sama seperti Ibu.

Senyum cerah mungkin saja menjadi alasan hidup Naoie...

Kebencian dan ekspresi tragis pada istri-istrinya dan adik ipar setelah Naoie mengkhianati mereka juga dipenuhi dengan cinta mereka kepada keluarga mereka.

Namun, setelah berkali-kali pengkhianatan dan pembunuhan, ketika Naoie menghancurkan tuan itu untuk menyelamatkan ibunya, ibunya tidak lagi di dunia ini.

Tepat ketika dia telah melakukan dosa keji tersebut dan akan segera mendapati keinginannya terpenuhi...

Sisa hidup Naoie begitu megah tak berguna.

(Meski begitu)

"Ini semua karena Anda Naoie-sama."

Selama wanita mengatakan ini kepada aku dengan ekspresi tersenyum, aku tidak akan bisa meninggalkan lingkaran pembunuhan dan pengkhianatan ini.

(Manusia benar-benar sulit untuk dimengerti.)

Semakin aku menghianati, semakin aku disebut iblis, semakin banyak wanita mengelilingiku. Setiap kali ketika aku selesai menggunakan salah satu dari mereka, akan ada lebih banyak yang menunggu.

Tersenyum dan berkata "Ini semua karena Anda Naoie-sama."

Hanya ini kemudian yang aku percaya bahwa aku tidak ditinggalkan oleh Oka-sama dan selalu dicintai.

Aku sudah tidak keluar dari hal ini.

Aku hanya bisa menjadi seorang iblis jahat untuk seluruh hidupku, sampai hari aku mati.

Sampai hari putriku, Hideie lahir.

"Karena aku selalu tidur dengan wanita untuk ambisiku, dan tidak memiliki keturunan, aku selalu percaya bahwa Klan Ukita akan berakhir dengan aku."

Namun, Hideie lahir.

"....aku tidak menduga bahwa aku akan memiliki seorang keturunan di usiaku, seorang putri, Hideie."

Ibuku mengorbankan dirinya untukku.

Seseorang yang jahat seperti Ukita Naoie tidak apa-apa bahkan jika dia dibunuh di jalanan. Itu yang sudah dibuang bersama dengan kemanusiaannya.

Tapi putriku, tidak, Hideie yang mewarisi darah ibuku, aku ingin dia mewarisi Klan Ukita.

"Aku harus membiarkan dia mewarisi Klan Ukita, 500K yield itu semua miliknya..."

Ukita Naoie telungkup di lantai saat dia merangkak ke Hideie.

"Jika tidak... Untuk alasan apa ibuku... Untuk alasan apa dia hidup... Dan untuk apa dia mati!"

Naoie berteriak dari lubuk hatinya, dengan sekuat tenaga.

"wanita yang mencintaiku sangat senang dapat digunakan olehku. Itu harusnya. Ini harusnya seperti ini!"

Hideie terbaring di tanah dan tidak bergerak satu incipun.

Rasa pusing Naoie tidak berhenti, dia bahkan tidak bisa berdiri.

Dia berteriak-teriak terus-menerus, tidak berhenti bahkan untuk menarik napas.

Mungkin itu terlalu mengejutkan bahwa dia tidak bisa mengejar pernapasan.

Dia tidak bisa bergerak maju lagi.

"Hideie... Hideie.... jawab aku..."

Apakah ini ganjaran?

Apakah ini karena aku meninggalkan putriku satu-satunya?

Apakah ini karena aku membesarkan dia terlalu murni?

Aku menjaga apa yang tersisa dari kemanusiaanku semua untuk Hideie.

Tapi sekarang, aku telah membawa putriku pada kematian.

Pada akhirnya, semua yang aku lakukan adalah untuk mengkhianati dan menyakiti para wanita yang mencintaiku?

Suatu hal yang seperti membiarkan para wanita di sekitarku terus hidup, tidak bisakah aku melakukan itu?

Karena ibuku dibawa pergi oleh tuan itu, aku telah kehilangan ibuku selamanya. Haruskah aku menjerit kesakitan?

"Sagara Yoshiharu, ini adalah kekalahanku...."

Sagara Yoshiharu mengambil mayat Hideie dalam keheningan.

Tangannya berlumuran darah.

Yakurou menggenggam erat sebuah salib, melakukan doa Kristen.

"Silahkan! Aku memberikan hidupku! Aku menyerahkan Bizen dan Mimasaka padamu!"

"....Apakah itu benar, Ukita Naoie?"

"Itu benar! Jadi tolong, gunakan kekuatan masa depan untuk membangkitkan Hideie.....!"

"Baik."

Yoshiharu mengetuk wajah Hideie.

Hideie tiba-tiba membuka matanya yang besar dan menatap Naoie.

"....Otou-sama maafkan aku.... Jika aku tak melakukan ini, Otou-sama tidak mendengarkan kata-kataku, jadi aku berbohong padamu...."

"Hideie?!"

"Aku membuat kesepakatan dengan Yoshiharu-sama, dan kami berakting ini. Apa yang Yoshiharu-sama potong adalah tangannya sendiri."

"Itu terlalu dalam, dan itu sakit seperti neraka sekarang! Hideie-chan, tolong rawat tanganku."

"Ya."

"Untuk sesaat saya tak tahu apa yang terjadi, tapi itu baik tuanku! Tapi apakah anda berniat untuk memberikan semua Bizen dan Mimasaka pada Yoshiharu-sama?"

Setidaknya anda harus meninggalkan sekitar sepuluh persen atau lebih, Yakurou berpikir dalam kepalanya.

Naoie merasa seperti berteriak padanya saat dia masih memegang salib di tangannya.

Kekuatan dalam tubuhnya perlahan-lahan pulih.

Naoie tiba-tiba berdiri dan menyambar Hideie dari tangan Yoshiharu.

"Idiot! Bagaimana bisa aku memberikan itu pada dia!"

"Kau bajingan, Hideie bekerja sangat keras untuk bertindak dan kau tidak berubah sama sekali!"

"Yang benar saja! Aku ditipu begitu buruk olehmu dan kau masih menyemburkan omong kosong!? Jika kau menginginkannya, ambil itu dariku dalam pertarungan yang adil!"

"Kau tidak bertempur dalam perang, hanya mengandalkan pembunuhan untuk merebut wilayah-wilayah baru, siapa kau untuk mengatakan itu padaku!"

"Diam anak kecil! Bukankah perang membunuh banyak pengikutmu? Bukankah cara yang paling efisien membunuh bos musuh?"

"Selain itu, kau tahu alasan mengapa kau melakukan hal-hal yang buruk, namun kau tidak bisa menghentikan dirimu sendiri? Kenapa demikian?"

"Hmmpf! Jika aku mengubah diriku sekarang, wanita-wanita yang telah aku gunakan tidak akan bahagia bukan!?"

"Siapa yang peduli tentang omong kosong itu! Lihatlah semua darah ini mengalir keluar dari tanganku, itu menyakitkan seperti neraka!"

"Bukankah kau melakukan itu sendiri?!"

"Diam! Sebagai permulaan, ini adalah untuk Zenki!"

Yoshiharu mengangkat tangan yang tidak terluka, dan memberikan pukulan tepat di wajah Naoie.

Karena Naoie memegang Hideie dengan kedua tangannya, dia tak tidak bisa membela diri sama sekali, dan terpukul di wajah dengan darah mengucur dari hidungnya.

"Kau layak mendapatkannya!"

"Kau... Hina, Sagara Yoshiharu!"

"Ukita Naoie, kau tidak bisa menang melawan aku lagi!"

"Diam! Sagara Yoshiharu, beraninya kau mempermalukan aku! Aku pasti akan membunuhmu!"

"Aku tidak takut padamu lagi! Meskipun kau adalah orang yang membunuh Zenki, tapi aku akan membiarkanmu pergi karena Hideie dan Yakurou!"

"Apa katamu? Jangan terlalu sombong, bocah!"

"Lain kali kita akan menyelesaikan ini di medan perang, Ukita Naoie."

Sambil membawa Kanbei di punggungnya, Yoshiharu naik kuda dan meninggalkan tempat tersebut dengan cepat.

Naoie ingin mengincar Yoshiharu "Sialan, dengan Kanbei menghalangi, aku tidak bisa menembak sama sekali."

Dia menyerah pada itu.

Karena Hideie, yang berada ditangannya, memelototi Naoie.

"Dalam kenyataannya dia bisa membunuh Hideie. Orang itu adalah penyelamat hidup Hideie."

"Itu benar, Tuanku."

"....Cih, apa boleh buat kalau begitu."

Akhirnya, Yoshiharu melarikan diri dari Gunung Shozan dengan membawa Kanbei.

Naoie hanya bisa memukul bibirnya sendiri, dan merasa bahwa salah satu giginya patah.

"....aku harusnya tidak punya anak."

"Jadi apa sekarang, tuanku? Menjadi sekutu dengan Yoshiharu-sama?"

"Yakurou, lakukan beberapa perhitungan. Pasukannya terbatas, pemenang akan ditentukan ketika Tentara Mori tiba, bukan?"

"Itu masih belum memutuskan, masih ada Klan Oda."

"Klan Oda? Tidak akan ada yang namanya bala bantuan datang."

"Mereka mungkin, bukan untuk menyebutkan bahwa Yoshiharu-sama memberi kita hutang."

"Bagaimana bisa ada?"

"Ada!"

"Yakurou, masalah di sini adalah siapa yang akan muncul sebagai pemenang, entah apakah itu Klan Mori atau Klan Oda. Pada akhirnya, kami hanya akan bersekutu dengan pihak yang menang."

Jika diseret ke dalam perang jangka panjang, Klan Oda dengan wilayah lebih banyak kemungkinan besar akan memenangkan pertempuran, tapi sekarang Klan Mori memiliki keunggulan yang luar biasa pada jumlah. Naoie bergumam pada dirinya sendiri.

"Yakurou, lain kali jika kau membiarkan Hideie bertemu dengan bajingan itu lagi, aku akan membunuhmu juga!"

"T...Tu...Tuanku. S...Sa...Saya seorang gadis yang Anda tahu?"

"Menjengkelkan, putri seorang pedagang Sakai tidak dihitung sebagai gadis!"

"Kapan... Kapan orang-orang Sakai... menyinggung perasaan Anda tuanku?"

Naoie tampaknya marah pada penghinaannya tepat di depan Yoshiharu.

"Bajingan! Beraninya dia untuk bermain-main dengan aku! Aku pasti tidak akan melepaskan monyet itu!"

Disebelah Naoie, Hideie sedang melihat sisi lain dari kaki gunung dengan ekspresi melankolis.

"Yoshiharu-sama, harap selamatlah...."

"Kanbei, kita keluar dari Gunung Shozan, sedikit lagi dan kita akan bertemu dengan Shikanosuke dan meninggalkan Kastil Himeji!"

".....Munya..... Maafkan aku, aku tertidur..."

"Tidur, tidur saja."

"Wu..." Kanbei yang dibawa dipunggung, membuka matanya dan mengeluarkan beberapa suara mengantuk.

Namun, tepat di luar gunung, Yoshiharu melihat adegan tak bisa dipercaya.

Pada saat ini.....

Tentara Mori yang dipimpin oleh Kikkawa Motoharu dan Kobayakawa Takakage sudah melewati Kastil Kozuki dan datang ke Gunung Shozan, siap untuk mengelilingi pasukan pengalihan yang dipimpin oleh Yamanaka Shikanosuke.

Jumlah pasukan mereka hampir seperti awan di langit.

Semangat juang yang tinggi, memerintahkan gerakan tanpa jejak kebingungan.

Melihat kemunculan tiba-tiba dari Tentara Mori, pasukan pengalihan yang dipimpin oleh Shikanosuke telah kehilangan rute pelarian mereka.

Bahkan jika mereka ingin melarikan diri, Yumesakigara tepat di belakang mereka. Jika mereka mencoba melarikan diri melalui sungai, kehancuran total adalah sudah jelas.

Dan jika mereka berbalik dan melawan, hasilnya akan sama.

Shikanosuke sekarang kehabisan akalnya.

"Sial.... Ini... Ehhhh....? Bagaimana ini bisa terjadi?"

"Yoshiharu, itu Tentara Mori, Mereka sudah berada di sini."

"Shikanosuke dikepung! Ini buruk! Jumlah pasukan pengalihan sangat kecil, itu tidak mungkin bagi mereka untuk menahan kekuatan militer semacam ini!"

"Apa sekarang, Sagara Yoshiharu?"

"Apa sekarang, Shikanosuke adalah akan mati jika hal ini terus berlanjut. Aku akan menerobos barisan musuh dan menyelamatkan Shikanosuke! Kanbei, carilah rumah rakyat biasa untuk menyembunyikan dirimu sendiri!"

"Aku menolak. Seorang prajurit yang lemah sepertimu pergi ke medan perang tanpa penasehat militer, itu pasti akan menjadi kematian seketika."

"Kau baru saja diselamatkan dan sekarang kau akan menyelam dalam kematian lagi?"

"Tidak, hanya jika kau membawa Simon dapat meningkatkan kesempatanmu bertahan hidup."

"Bahkan jika ada seorang penasehat militer, tidak ada tentara! kesempatan ini untuk bertahan hidup tidak menjadi lebih baik!"

"Sekitar 0-10%, setidaknya aku bisa menjamin bahwa itu bukan 0, kan?"

"Pergilah Pergilah!"

"Aku menolak. Simon ingin melunasi hutangnya."

"Aku hanya melakukan hal-hal dengan caraku, kau tidak perlu merasa berhutang budi atau apapun."

"Tapi, kau mempertaruhkan hidupmu untuk menyelamatkan Simon, kan?"

"Itu tak usah dikatakan! Kita bukan tuan/bawahan tapi teman."

Kanbei tersenyum dengan wajah yang bermasalah.

"Teman huh. Menyebut seorang penasihat militer seorang teman, manusia dari masa depan benar-benar aneh."

"Bukan itu, teman adalah teman. Di Jepang mereka sebut 'Tomodachi'." [3]

"Fufu... Aku paham... Lalu biarkan aku membayar 'friendship' mu."

(Mereka mengatakan kata "friendship" dalam bahasa Inggris)

"Friendship? Sebuah Kapal teman(friend's ship)?"

"Kau benar-benar idiot, 'friendship' berarti persahabatan."

Jadi ini berarti kau masih tidak mau turun dari punggungku, Yoshiharu merasa bermasalah.

"Tampaknya Klan Oda tidak mengirimkan bala bantuan kesini, Onee-Sama."

"Yeah, karena Matsunaga Hisahide dari Yamato telah memberontak."

"Sebuah pemberontakan di saat seperti ini."

Pasukan Yamanaka Shikanosuke yang telah mencoba untuk menarik masalah dengan klan Ukita dengan menyerang dan mundur setelah berada dalam kekacauan total dalam menghadapi Tentara Mori, yang telah datang lebih awal dari yang diharapkan.

Duduk di kamp utama dari klan Mori adalah sang shogun kecil dan elegan - Ashikaga Yoshiaki.

Di sampingnya, ada si kembar Mori dengan penampilan yang sama persis.

Kikkawa Motoharu dan Kobayakawa Takakage.

Bagi klan Mori yang memiliki sejumlah besar tentara, pasukan pengalih Shikanosuke seperti kacang kecil dimana mereka dapat dengan mudah dihancurkan hanya dengan jumlah mereka yang lebih unggul.

"Takakage, jenderal musuh seperti Yamanaka Shikanosuke."

"Nee-sama, akhirnya kita bisa menyelesaikan masalah dengan musuh abadi itu."

"Itu, ksatria putri itu yang dengan ganas melawan musuh-musuhnya adalah Yamanaka Shikanosuke? Sungguh ganas penampilan teknik tombaknya, luar biasa."

Ashikaga Yoshiaki, yang menggunakan teleskop untuk mengamati medan perang, mendesah.

"Oh? Siapakah prajurit yang membawa seorang gadis di punggungnya? Untuk berpikir bahwa dia benar-benar menyerbu ke Tentara Mori, apakah dia berencana untuk bunuh diri?"

"Aku tidak yakin...?"

"Mungkin seorang tentara yang telah ketiduran."

Ukita Naoie, dengan wajah sedih bergegas ke kamp utama Tentara Mori. Dia tidak menyangka bahwa Tentara Mori akan mencapai Harima begitu awal.

Haruskah aku membelot untuk membayar Sagara Yoshiharu, tidak tidak, dia membuat aku menunjukkan sisi jelekku tepat di depan Hideie, aku akan benar-benar dipermalukan jika aku tidak membunuhnya. Tapi jika aku lakukan, aku harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa klan Oda mungkin lebih kuat dari klan Mori di masa depan tapi aku tidak punya waktu untuk ini lagi.

"Tunggu! Aku pasti akan menangkap Yamanaka Shikanosuke hidup-hidup! Aku pasti akan membunuh Sagara Yoshiharu! Tolong beri aku sedikit waktu lagi!"

Motoharu menatap Naoie dengan tatapan dingin.

"Waktunya sudah habis, bukankah seharusnya kau melakukan Seppuku sekarang?"

"Ini! tatapan ini dari seorang gadis seperti dia menatap seekor serangga membuatku gila... Tidak! Tolong tunggu!"

"....Seorang pria yang menjijikkan."

"kakak dari si kembar Mori aku ingin membersihkan nama 'Pembunuh Ksatria Putri', Perkenankan aku untuk melawan Sagara Yoshiharu!"

"Kau tidak ingin mengakui nama tercemarmu itu, kemudian mati."

"Tolong tunggu! Jika aku tak membunuh Sagara Yoshiharu sendiri, hatiku akan sangat frustrasi oleh itu!"

"Onee-sama, itu karena Ukita Naoie bahwa kita dapat dengan mudah mengelilingi Yamanaka Shikanosuke."

Takakage yang gemetar menghentikan Motoharu yang mengambil pisau kecil.

"Seperti yang diharapkan dari Kobayakawa Takakage, kau masih mengakuiku."

"Namun, jika kau membahayakan atau membunuh sandera, Kuroda Kanbei, maka lakukan seppuku di tempat."

Takakage sedikit menyipitkan matanya.

"Tidak! Aku sudah mengembalikan dia pada Sagara Yoshiharu tanpa cedera."

"Itu bagus. Kuroda Kanbei adalah temanku. Kau benar-benar lolos dari maut, Ukita Naoie."

Su...Sungguh nyaris.... Mengeluarkan keringat dingin, Naoie mendesah lega.

Ekspresi dari Takakage itu mengingatkan ayahnya - Mori Motonari, aura dari seseorang dengan tatapan dingin.

Si kembar Mori benar-benar telah mewarisi darah dan bakat Mori Motonari.

Bahkan tanpa ahli strategi Motonari yang seperti iblis ada disekitar, menentang dua bersaudara ini pasti akan berakibat fatal.... Naoie gemetar sambil berpikir.

"Kau dengar itu Takakage. Dia mengirim sandera kembali, mungkin dia sudah menjadi sekutu dengan Sagara Yoshiharu."

"tidak! Aku mengembalikan karena aku terancam! Dia adalah bajingan iblis yang mengambil putriku sebagai sandera! Dia juga orang yang membunuh adik Kuroda Kanbei! Sagara Yoshiharu adalah seorang pria yang bahkan lebih jahat dari aku!"

Jika Yoshiharu mendengar percakapan ini, keributan pasti akan pecah, tapi Naoie akan melakukan apapun untuk bertahan hidup. Sekarang Hideie kembali di sisinya, dia dalam semangat tinggi.

"Apa itu? Kalau begitu pergi tangkap Shikanosuke, pertempuran telah dilakukan lagipula."

"Takakage, perlakuanmu pada orang ini terlalu naif."

"Oh, kalau begitu aku akan segera kembali! Sagara Yoshiharu, kali ini aku akan membunuhmu pasti!"

Naoie yang penuh semangat bergegas keluar dari kamp utama.

"orang paling awal yang berhasil dalam klan Oda, Sagara Yoshiharu. Orang yang mengklaim bahwa dia datang dari masa depan. Apakah dia seorang penipu yang bahkan lebih baik daripada Ukita Naoie atau seorang pria harus kita temui setidaknya sekali?"

"Takakage, Sagara-kun akan segera dimusnahkan. Sagara Yoshiharu yang terjebak akan menjadi mayat di medan perang ini."

"Yeah, dan jika hal tentang dia membunuh adik Kuroda Kanbei adalah benar, dia sama dengan Ukita Naoie, tidak, itu jauh lebih buruk. Kita tidak bisa membiarkan dia hidup."

"Meninggalkan tentara Sagara hanya karena pemberontakan yang terjadi, klan Oda bukanlah sesuatu yang baik juga."

"Oda Nobuna tidak memiliki bakat untuk menjadi penguasa dunia. Bawakan kepala Yamanaka Shikanosuke dan Sagara Yoshiharu, selamatkan kastil Miki dan kemudian segera bawa tentara ke Kyoto untuk mengusir klan Oda."

"Ini tidak tampak seperti apa yang Takakage yang berhati-hati akan katakan."

"Onee-sama, aku sedikit marah sekarang. Klan Oda mengatakan hal-hal seperti Tenka Fubu, namun sekarang mereka berada dalam keadaan menyedihkan. Orang yang dikenal memiliki bakat untuk menjadi penguasa dunia hanya menyeret terjadinya perang sekarang. Aku merasa bahwa kita harus benar-benar menghancurkan dia."

"Seperti yang diharapkan dari klan Mori, ambisimu setinggi langit." Ashikaga Yoshiaki membuka kipasnya dan mulai tertawa "Ahahahaha".

Terisolasi di Harima, korps Sagara sekarang menghadapi kehancuran total.

Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. Cara duduk untuk latihan Zen, "Kekka-Fuza" mirip dengan yoga. Yaitu, seseorang harus menempatkan kaki kanan di paha kiri dan kaki kiri dipaha kanan.
  2. Sebuah pernikahan rubah sering digunakan di Jepang untuk menggambarkan hujan di hari yang terik.
  3. Memang benar seperti yang dibilang penerjemah versi inggrisnya, kalau di terjemahkan ke kata "Teman" akan menjadi sedikit aneh.