Oda Nobuna no Yabou (Indonesia):Jilid 9 Bab 6

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 6 - Berlayar, Untuk Pertempuran Laut![edit]

Di Laut Setouchi ada raja bajak laut dan anggota klannya.

Angkatan Laut Murakami.

Sebuah korps bajak laut yang lahir dari laut dan bertahan dengan laut.

Di bagian belakang pertumbuhan yang pesat di Klan Mori adalah dukungan mereka yang kuat.

Meskipun mereka memiliki aliansi dengan Klan Mori, Angkatan Laut Murakami tidak kehilangan kebebasannya sebagai sebuah korp bajak laut. Bisa dikatakan perasaan yang sama untuk meminjamkan tanah yang tidak berguna bagi korps bajak laut pada Klan Mori.

Mereka tidak punya ketertarikan pada daratan.

Hanya laut, adalah dunia dimana mereka tinggal.

Pemimpin Angkatan Laut Murakami adalah "Raja Bajak Laut" legendaris Murakami Takeyoshi.

"Angkatan Laut Murakami adalah yang terkuat di laut, biarkan mereka dengan benar mengalami hal ini."

"Siapa saja yang menjadi penguasa di darat tidak ada hubungannya dengan kami bajak laut."

"Baiklah, mari kita pergi untuk pertarungan besar!"

"Hmm, Pemimpin?"

"Dimana Pemimpin?"

"Mungkin memberikan makan kepada para misionaris yang terkunci dalam penjara."

"Lagi? Bukankah tidak apa-apa untuk meninggalkan dia begitu saja seperti itu?"

"Penangkapan para misionaris adalah hal yang bagus tetapi meninggalkan mereka disekitar adalah suatu halangan, ah kapan uang tebusan akan datang?"

"Selalu meminta pada kita untuk mengirim dia ke Sakai."

"Raja Bajak Laut" legendaris Murakami Takeyoshi mengayunkan massa tubuhnya yang besar saat dia menuruni tangga menuju ke lambung kapal.

Kenapa dia tertarik pada misionaris yang ditangkap di laut?

Meskipun dia ditangkap oleh bajak laut di laut asing, dilemparkan ke dalam penjara dimana dia tidak bisa melihat cahaya, dan hanya diberi makanan sederhana dan air yang sangat sedikit, misionaris muda dengan kacamata berwarna dan rambut hitam panjang itu umumnya tenang dengan mata yang begitu tenang dia seperti berada di sebuah gereja.

Bahkan ketika dihadapkan dengan krisis seperti badai yang bisa membalikkan kapal, dia masih duduk tak bergerak dalam posisi bermeditasi.

'Sungguh orang asing yang menakjubkan,' Murakami Takeyoshi tak bisa apa-apa selain berpikir.

"Misionaris, makanan hari ini, Anago Meshi."

"Gracias."

Orang hampir tidak bisa melihat kemarahan dan kebencian dari misionaris tersebut terhadap bajak laut yang merupakan penculiknya.

"Misionaris, ketika kau mencoba untuk menyeberangi Laut Pedalaman Seto dengan perahu, kau tidak membayar biaya yang diperlukan. Kau 100 tahun terlalu dini untuk mengabaikan aku, Raja Laut dari Setouchi."

Meskipun Murakami Takeyoshi dalam sebuah aliansi dengan Klan Mori, tapi dia masih menjaga keyakinan tak tergoyahkan bahwa dia adalah "Raja Bajak Laut" dari Laut Setouchi.

Dalam Pertempuran Miyajima bahwa klan Mori meraih kemenangan ajaib dalam menumbangkan Wilayah Chuugoku, mereka mendapat dukungan kuat dari Angkatan Laut Murakami juga. [1]

Setelah kematian sekutunya Mori Motonari, 'Untuk dia, aku harus melindungi si Kembar Mori muda,' adalah apa yang dipikirkan Murakami Takeyoshi.

Badan besar, keagungan, keberanian, pengalaman, kemampuan milik Murakami Takeyoshi semuanya sesuai dengan namanya sebagai 'Raja Bajak Laut'.

'Misionaris asing yang mempertaruhkan hidupnya untuk datang ke negara kepulauan ini di pinggiran dunia benar-benar seseorang yang menarik,' Murakami Takeyoshi memegang ketertarikan yang besar kepadanya.

"Bahkan jika kau seorang misionaris kau tidak terkecuali, kapan uang tebusan akan tiba?"

"Tolong bawa aku ke Sakai."

"Sakai lagi? Ada apa sebenarnya disana?"

"Aku datang ke Jepang dalam rangka menemui dan mencerahkan sang ratu, tolong berlayar menuju Sakai."

"Diam, aku adalah kapten kapal dan aku sedang berbicara padamu tentang uang tebusan sekarang."

"Kapal ini akan berlayar menuju Sakai. Itu ditentukan oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Dan aku kemudian akan mendidik ratu Jepang setelah mendarat di Sakai."

Terlepas bagaimana dia mengancamnya, itu tidak berpengaruh pada misionaris tersebut.

Berbeda dari biarawan negara yang hanya tahu bagaimana untuk bermeditasi.

"Sakai memiliki orang kristen yang tak terhitung jumlahnya, harusnya ada diantara mereka yang bersedia untuk membayar uang tebusan untukmu... ...misionaris, siapa namamu?"

"Cabral, Pedro Cabral."

Dalam kegelapan tersebut, sebuah cahaya melintas dari mata midionaris tersebut.

"Aku kepala baru cabang Jepang dari faksi Domnius."

Dibawah penampilan luar yang tenang dari misionaris itu, tersembunyi sebuah keganasan.

Orang biasa tidak akan bisa untuk melihat itu.

Tapi Murakami menyadarinya.

'Seorang misionaris dengan mata dari seekor elang,' pikir dia.

"Sesuai kehendak Tuhan, aku akan membuat Jepang menjadi kerajaan Tuhan, dan mengubah negara ini untuk-Nya. Membantu sang ratu untuk menjadi hamba Tuhan yang setia."

Misionaris tersebut berbicara bahasa Jepang dengan fasih.

Namun Takeyoshi tak mampu memahami maksud dari kata-kata ini, sebuah kerajaan Tuhan?

Tapi tampaknya bahwa perjalanan ini akan penuh kesenangan.

Takeyoshi tertawa sepenuh hati.

"Dengar. Kita akan terlibat pertempuran dengan Angkatan Laut Klan Oda. Itu berbeda dari pertempuran di darat, pertempuran akan berlanjut sampai salah satu pihak sepenuhnya tersingkir. Apakah kau bisa selamat mencapai Sakai, akan tergantung pada bagaimana berkhasiatnya Tuhan yang kau percayai itu."

Tidak jauh dari Sakai adalah kuil Honbyo dari Osaka.

Markas besar Nyankousou berdiri dekat sebuah delta sungai.

Mereka sangat energik hari ini juga, dan bonito kering mereka benar-benar lezat.

Jadwal pertandingan sepakbola namban berada dalam kepalanya hari ini juga. Sang pemimpin muda dengan telinga dan ekor kucing, tindakan komedi Kennya telah berakhir dengan sukses besar.

Kennya kembali dengan gembira dari ruang istirahat.

"Hanya dengan mengandalkan mengulangi segmen 'Kacamata, dimana kacamataku' terus-menerus dan menerima pujian kritis ~nya. Bahkan jika Mogoichi tidak ada, popularitas aku sendiri, Kennya-sama tidak berkurang sedikitpun nya~."

Partner untuk komedi, Saika Magoichi, jarang punya waktu untuk datang ke Osaka karena pekerjaan tentara bayarannya membutuhkan dia untuk sering bepergian.

Jadi baru-baru ini, Kennya membiarkan adiknya, Kyonya dengan telinga hitam dan ekor hitam untuk menjadi pasangannya dalam komedi.

Meskipun Kyonya adalah karakter pendiam dan tidak cocok untuk komedi, tapi selama mereka punya gerakan terkuat di sejarah Osaka 'Kacamata, dimana kacamataku?' itu tidak masalah siapa yang jadi pasangannya.

Dan kejadian yang akan mengguncang sejarah kuil Honbyo ini terjadi pada hari ini, tepat ketika kedua bersaudara tersebut beristirahat di ruang istirahat bersama-sama.

".......Aneue, tampaknya seperti sesuatu terjatuh nya."

Tidak yakin apakah itu untuk cosplay, Kyonya yang dalam jubah hitam mengambil 'obyek' tertentu yang jatuh ke meja.

"Nya? Ini adalah......"

"Onee-sama, ini adalah sebuah telinga kucing nya."

"Nya. NYAAAAAAAA?!"

Kennya buru-buru menyentuh kepalanya.

Hilang.

Sesuatu telah hilang.

Telinga kucing di sisi kanan kepalanya telah hilang.

Pada beberapa titik waktu yang tak diketahui, itu jatuh seperti daun layu.

"NYAAAAAAAA? Apa yang harus aku lakukan nyaaa?"

"Ah, telinga kucing di sisi kiri, juga jatuh nya."

"NYAAAAAAAA?!"

Kennya yang telah kehilangan kedua telinga kucingnya tampak seperti sorang gadis manusia normal.

Tapi itu bukan masalahnya.

Pemimpin kuil Honbyo adalah seorang dewa hidup.

Itu tepat karena mereka telah mewarisi garis keturunan dewa kucing bahwa mereka memiliki telinga kucing dan ekor kucing alami, sebuah kebutuhan yang diperlukan sebelum mereka bisa menjadi pemimpin dari kepercayaan Nyankousou.

Tapi telinga kucing tersebut yang memamerkan keilahian ini (Itu akan lebih baik untuk mengatakan felinity) benar-benar jatuh.

Ini bukan suatu candaan.

"Aneue, apa yang harus kita lakukan~nya?"

"Ap-ap-ap-apa yang harus kita lakukan. Y-y-yah selama kita me-me-menempelkan telinga kucing tersebut kembali ke kepalaku, dan ti-ti-ti-tidak membiarkan mereka jatuh lagi, itu se-seharusnya b-baik-baik saja nya!"

"Kamu mau menipu para penganut nya?"

"Me-me-menipu mereka bukanlah masalahnya sekarang nya."

"Ah, Onee-sama, ekor kucingmu juga terasa kendur, itu seperti aku bisa menariknya nya."

'Nyawuwu.' Kennya meratap.

"Tidaaaaaaakkk! Jika bahkan ekor keramatku hilang, Kennya akan sepenuhnya menjadi manusia, itu akan mustahil untuk terus menjadi pemimpin Kuil Nyankousou nya!"

Dengan buru-buru menekan ekornya.

Guu (suara mengelupas)

"AH! EKORKU! EKOR KERAMATKU TELAH JATUH NYAAAAAAA?!"

".......Aneue, ini adalah akhir nya."

Kyonya menepuk bahu kakaknya.

"A-A-Akhir?"

"Pemimpin Kuil Nyankousou kadang-kadang mengalami hal ini terjadi pada mereka. Darah manusia Aneue lebih kental dibandingkan dengan darah dari dewa kucing."

"Kenapa Kennya tidak tahu hal semacam ini nya?"

"Kyonya mempelajari ini dari buku tersembunyi dari Kuil Honbyo nya. Keadaan tubuh Aneue telah berubah saat dia tumbuh lebih tua, dan oleh karena itu menjadi orang biasa nya."

"Nya?!"

Ah, pada minatnya dalam komedi dan Sepakbola Namban dia tidak punya waktu untuk membaca buku nya, Kennya meratap diatas lututnya.

"Aneue, menipu para penganut adalah salah. Kamu hanya harus menjadi seorang manusia normal nya."

"Ap-Ap-Apa yang akan terjadi pada Kuil Honbyo nya."

"Aneue kamu sudah seorang manusia, tolong jangan tambahkan 'nya' di belakang dari kalimatmu nya."

".......Wuuwawa..... Kenapa menjadi seperti ini...."

"Kepala baru dari Kuil Nyankousou akan menjadi aku Kyonya nya."

"Eh?!"

"Hanya seorang dewa kucing yang bisa menjadi pemimpin Kuil Honbyo, tidak ada jalan lain nya."

Shashasha.

Bawahan Kyonya memasuki ruang istirahat dan membantu Kennya yang murung berdiri, mencoba membawa dia ke gerbang utama daru Kuil Nyankousou.

"T-Tunggu! Setidaknya biarkan aku tampil di panggung.... masih ada kompetisi Sepakbola Namban...."

"Kompetisi Sepakbola Namban juga akan diakhiri nya."

"Kyonya?"

"Aku baru saja menerima sebuah surat dari Shogun Ashikaga meminta kita untuk bergabung dalam pertempuran melawan Klan Oda. Kuil Honbyo dengan demikian mengikuti persetujuan pertama kami dan bertempur melawan Klan Oda~nya."

"Bagaimana bisa ini...?! Setelah kita akhirnya menghindari pertempuran tersebut.... Kyonya, tunggu....!"

"Mengalahkan Klan Oda yang mendukung Kekristenan untuk mendominasi dunia, dan kemudian membangun sebuah kuil kucing diseluruh negeri."

Kyonya menutupi mulutnya dengan tangannya dan terkekeh.

Itu adalah sebuah tawa gelap yang menggelikan.

"Memiliki kekuatan militer terbesar di Jepang, namun hanya mengetahui bagaimana untuk bermain sepakbola, Aneue kamu terlalu lembut nya. Jika ini berlangsung, negara ini akan dicuri oleh Kekristenan nya. Kami Nyankousou harus bertarung nya."

Sepertinya dia benar-benar ingin berperang dengan Klan Oda.

"Magoichi! Panggil Magoichi kesini! Seseorang!!"

"Sayang sekali. Selamat tinggal nya , Aneue."

"Kyonya nyaaa~!"

Hanya dewa kucing yang diijinkan untuk menjadi pemimpin dan raja.

Peraturan Kuil Nyankousou sangat ketat.

Setelah memakai pakaian penduduk sipil, Kennya diam-diam diusir dari kuil Honbyo.

Itu tidak jelas apakah satu-satunya orang yang dia bisa andalkan, Magoichi partnernya, saat ini berada di Sakai.

Diusir dari jabatannya sebagai pemimpin adalah sesuatu yang tak terelakan. Pandangan Kyonya tentang ingin menentang Oda Nobuna yang melindungi orang Kristen dan mengijinkan mereka akses bebas dari Kyoto, Azuchi dan Sakamoto adalah bisa dimengerti juga. Namun, mengobarkan perang akan selalu menjadi pilihan terakhir. Oda Nobuna membenci faksi agama yang mempersenjatai diri mereka sendiri dan berpartisipasi dalam peperangan. Jika Kuil Honbyo benar-benar bertempur dengan Klan Oda, orang-orang yang akan menderita, adalah sejumlah besar dari murid-murid Nyankousou.

Tapi Kennya yang telah menjadi seorang gadis manusia biasa sudah tak berdaya dan hanya bisa meratap tentang bagaimana masalah menjadi seperti ini.

Apa ini hasil dari menikmati lelucon 'kacamata, dimana kacamataku'?

Karena dia telah menggunakan lelucon yang dibeli dari Matsudaira Motoyasu, dan juga telah ditinggalkan oleh dewa komedi?

Tidak, berbicara secara umum, ini tanpa perasaan apapun dari kehadiran, kehadiranku terlalu lemah...!

"Sa-Sagara Yoshiharu, tolong hentikan adikku, aku mohon padamu..."

Kennya yang diusir sendirian saat ini berjalan di jalanan Osaka sambil memegang sebuah tongkat.

Tak seorangpun menyadari gadis biasa yang telah kehilangan karakteristiknya dan memiliki kehadiran lemah ini sebenarnya adalah Kennya.

Tensho kastil Azuchi masih dalam pembangunan.

Itu adalah sebuah bangunan yang tinggi yang belum pernah ada sebelumnya dalam sejarah Jepang.

Nobuna bermaksud untuk tinggal dimenara ini di masa depan.

Tapi penyelesaian menara ini masih sangat lama.

Setelah mengakhiri rapat militer Harima, Nobuna memimpin jalan dari dasar Gunung Azuchi menuju ke kastil.

Klan Oda hendak terlibat pertempuran penentuan dengan Klan Mori.

Meski Tentara Mori mundur ke Kastil Kozuki, mereka tidak punya niat untuk mundur dari Harima.

Uesugi Kenshin telah benar-benar mengalahkan Shibata Katsuie di Kaga, tapi dia tidak menduduki Kaga atau mengejar Katsuie yang mundur namun sebaliknya kenbali ke basisnya, Echigo.

Setelah mundur dari Pulau Kawanaka, Takeda Shingen telah mengurung diri di kamarnya di Kai sambil merencanakan gerakannya selanjutnya. Sementara Houjou Ujiyasu dari Kanto diam-diam merencanakan mengusir Klan Uesugi dari Kanto sementara Kenshin tidak ada.

Oleh karena itu, penarikan Kenshin juga sebagian karena berterimakasih cara pertempuran yang jujur dari Shibata Kastuie dan membiarkan dia melarikan diri dengan sengaja.

Uesugi Kenshin yang mengambil perang sebagai bentuk dari seni juga memiliki sisi seperti ini.

Bagaimana Takeda Shingen, yang tampaknya belum menyerah pada ambisinya untuk memasuki Kyoto, akan bergerak masih belum jelas. Namun satu-satunya musuh Klan Oda sekarang adalah Klan Mori.

Itu karena....

Kebakaran Kyoto disebabkan oleh Matsunaga Hisahide. Dan Oda Nobuna telah melindungi Istana Kekaisaran Jepang dari tangan Hisahide.

Informasi ini telah menyebar pada penduduk kota Kyoto dan Sakai.

Meskipun bagaimana dia melakukan itu adalah tidak jelas, itu adalah Hisahide yang menyebarkan informasi ini.

Hisahide dengan sempurna melakukan rencana cermat tersebut untuk peringatan kematiannya pada hari dimana Budha raksasa dari kuil Todaji terbakar.

Bahkan komet melesat melintasi langit telah menggunakan dan dinamai 'Bintang Danjo'.

'Danjo, aku pasti akan mengahkiri era kacau ini dan menuju sisi lain dari laut.'

Berbagai tentara Klan Oda tengah diatur seperti dibawah.

Shibata Katsuie dan Maeda Inuchiyo akan sekali lagi menuju ke Echizen dan menghadapi Uesugi Kenshin.

Dan di Gifu, Tsuda Nobusumi akan berada pada kendali dengan Mino Tiga sebagai penasihatnya. Mereka akan memikul tugas penting dari mempertahankan melawan perluasan barat Takeda bersama dengan Matsudaira Motoyasu.

Dan di Sakai, Takigawa Kazumasu akan dikirim kesini bersama dengan Kuuki. Ini adalah untuk pertempuran angkatan laut yang akan datang dengan klan Mori.

Memahami kesulitan dari menyerang Harima dari darat, klan Mori pasti akan menggerakkan Angkatan Laut Murakami yang dikenal sebagai kelompok bajak laut terkuat di Jepang. Pendapat Nobuna dan Mitsuhide pada poin ini adalah sama.

Sementara di Harima, selain Korp Sagara, sekarang dimasukkannya 'Itu lebih penting untuk membantu Senpai terlebih dahulu dibandingkan dengan Tamba.' Tentara Mitsuhide Akechi.

Meskipun melalui dua kombinasi tentara Yoshiharu dan Mitsuhide belum setara dalam jumlah untuk terlibat pertempuran penentuan dengan Klan Mori, namun itu lebih dari cukup untuk mempertahankan Kastil Himeji sampai kematian.

Jika mereka memperoleh kemenangan dalam pertempuran angkatan laut, maka Kastil Miki akan diselesaikan, setalah Kastil Miki jatuh, Harima akan ditaklukan.

'Yoshiharu dengan Juubei di garis depan bertarung berdampingan.... Meskipun aku sedikit khawatir itu seharusnya baik-baik saja. Sebelum kembali ke Harima, Yoshiharu akan datang ke Azuchi, selanjutnya...'

Selanjutnya Nobuna dengan cerdik mengatur untuk Rikyuu akan dikirim ke Korp Sagara. "Kali ini penghargaan terbesar pergi ke Saru yang menahan sejumlah besar musuh dengan jumlah pasukannya yang kecil. Untuk ini aku telah memutuskan untuk mengijinkan Saru menjadi tuan rumah pesta teh. Jadi Saru, kau lebih baik mempelajari cara teh dari Rikyuu." Alasan sempurna ini lahir dari sebuah ide yang melintas di kepalanya.

'Rikyuu akan diam-diam membantu aku mengamati Yoshiharu dan Juubei dan tidak membiarkan hubungan mereka menjadi lebih intim.... Dia seharusnya membantu aku mengamati mereka dengan benar.'

Nobuna sendirian kembali ke Azuchi. Membuat persiapan untuk terlibat faksi manapun yang membuat pergerakan melawan dia, apakah itu Uesugi, Takeda atau Mori, dalam sebuah pertempuran penentuan.

Jika dia di Kyoto, itu akan sulit untuk menipu orang lain.

Itu akan segera.

Beberapa hari lagi dan itu akan bail-bail saja.

Setelah mengirim Hanbei dan Kanbei ke Sumber Air Panas Arima, Yoshiharu akan datang ke Azuchi.

Nobuna berbaring membentuk 大 dengan tubuhnya di ruang teh kastil tersebut dan menunggu waktu berlalu.

Sungguh lama.

Perjalanan waktu, sangat lambat.

Matahari tampaknya belum tenggelam.

Sekali lagi, dia jatuh secara mendalam tentang fakta bahwa Saitou Dousan dan Matsunaga Hisahide tidak lagi ada di dunia.

Setelah kembali dari Harima, dan sendirian, perasaan seperti itu akan langsung membanjiri hatinya.

Sejak kapan ini mulai terjadi?

Pernah ada pemikiran bodoh dari 'Meskipun Danjo memperlakukan aku begitu lembut, dia bukanlah ibu kandungku.' muncul dalam pikirannya.

Kenapa dia memiliki pemikiran bodoh semacam ini?

Bahkan jika mereka tidak berhubungan darah, Matsunaga Hisahide adalah ibu Nobuna juga.

Menjadi sangat dimanjakan oleh ibunya, menyejukan rasa sakitnya dengan menyuapi dia dengan banyak macam obat, kadang-kadang bahkan merasa patah hati.

Namun, dia tidak memiliki kenangan seperti itu dengan Tsuchida Gozen ibu kandungnya.

Mengingat-ingat waktu yang dihabiskan dengan Hisahide, mereka tampak begitu akrab.

Jika trauma yang ibunya bawa ke hatinya tidak bisa disembuhkan, Nobuna mungkin harus menanggung kesedihan dari tidak menerima cinta ibu Tsuchida Gozen dan sehingga menjadi tidak mampu untuk mencintai siapaun juga. Matsunaga Hisahide memahami luka hati Nobuna dan dengan demikian mengisi kekosongan dalam hatinya secara permanen.

Sehingga Nobuna bisa tanpa takut mengambil inisiatif dan mencium Yoshiharu.

Itu seharusnya seperti ini.

'.....sungguh kesepian...'

Disaat dia mengerti betapa menyenangkannya itu untuk di cintai, dia kehilangan Matsunaga Hisahide.

Dia ingin menangis secara tiba-tiba.

Sia telah menahannya selama ini.

Bahkan di depan Yoshiharu, dia tidak menyebutkan kesedihannya dari kehilangan Hisahide. Dia menahannya. Untuk membuktikan pada Yoshiharu bahwa Oda Nobuna telah melupakan kematian Matsunaga Hisahide dan dewasa dan berharap membuat Yoshiharu lega. Jadi, dia berusaha keras. Memanggil keberaniannya dan mencium Yoshiharu.

Namun perasaan cinta dan benci yang Nobuna pegang semakin kuat dan lebih intens daripada siapapun juga.

Untuk tidak jatuh oleh kesedihan... Itu mustahil.

Menahan dorongannya untuk menangis... Itu mustahil.

Tapi sekarang ini, tidak ada seorangpun didekat Nobuna.

Bahkan jika itu adalah untuk satu malam.

Dia ingin memeluk seseorang sambil meratapkan hatinya.

Menunjukan betapa lemahnya dia...

Agar kesedihan ini tidak terbawa sampai besok.

Dihibur dari kesedihan kehilangan Hisahide sesegera mungkin.

Berharap bahwa ada seseorang yang akan tinggal di sisinya.

"... ... Wuu... ..."

Air mata di matanya menyebabkan langit-langit terdistorsi.

Tepat saat itu.

Seseorang memasuki ruang teh tersebut.

"Hime, anda melakukan menahan dengan bagus. Poin penuh."

Itu adalah Nagahide.

Mempertahankan senyum, diam-diam duduk di samping Nobuna.

"Manchiyo, bagaimana kamu bisa kesini? Bagaimana dengan Wakasa?"

"Sebelum menyelesaikan kastil Azuchi, aku akan tinggal disini."

"Tapi kita tidak bisa meninggalkan Wakasa begitu saja."

"Wakasa cepat atau lambat harus diserahkan pada pengikut yang cocok. Namun aku akan tetap Manchiyo untuk selamanya."

"Manchiyo..."

"Posisi dari seorang Daimyo mengendalikan sebuah negara, beban yang terlalu berat bagiku. Oleh karena itu, aku berharap untuk bisa tetap di sisi Hime, selama Hime mengijinkan itu."

"Manchiyo...!"

Nobuna memeluk Nagahide sambil menangis keras-keras.

"Danjo meninggal, Danjo dia..." Nobuna mulai meratap seperti seorang bayi.

Ketika ayahnya meninggal, Nobuna juga memeluk Nagahide sambil menangis.

'Namun, aku dibandingkan saat itu telah jauh lebih dewasa. Melakukan yang terbaik di Harima, tidak bersikap bodoh, memlihara sikap dari seseorang yang akan menaklukan dunia pada akhirnya, bahkan bertahan didepan Yoshiharu.'

"Aku tidak salah kan, Manchiyo. Danjo tidak mati sia-sia. Aku... menjadi lebih kuat, kan?"

"Tentu saja."

"Aku begitu takut. Tapi... Aku benar-benar takut. Orang-orang yang aku cintai meninggal lebih awal daripada aku...!"

"Anda masih memiliki pikiran semacam ini. Sebelum aku memberi anda poin penuh, tampaknya aku hanya bisa memberi 10 poin."

Nagahide menggunakan jarinya dan mengangkat poni Nobuna.

Senyum yang tidak berubah dari saat-saat dia adalah seorang ajudan yang lembut membungkus Nobuna.

"Hime, harap yakinlah. Aku tidak akan mati. Aku bersumpah bahwa aku akan hidup lebih lama daripada Hime, bahkan jika itu hanya untuk satu hari."

"... ...Wu... ..."

"Tidak peduli kapan atau dimana aku akan mendampingi anda di sisi anda. Selain itu, Hime saat ini berbeda dari saat ketika anda kehilangan ayah anda. Dia yang telah anda tunggu telah muncul eh?"

"... ...muncul... ...?"

"Tepat. Sagara Yoshiharu-dono."

Nobuna mengangguk sedikit.

"Hime. Setelah Tenka Fubu terealisasi, kita semua harus pergi ke Tsushima untuk Festival Tenno. Kali ini kita juga akan membawa serta Yoshiharu-dono." [2]

"... ...Un."

"Biarkan aku melihat sekali lagi tarian manis Hime dan Kazumasu oh."

"... ...Un."

"Lain kali anda bertemu Yoshiharu-dono, keluarkan semua rasa sakit anda dari kehilangan Matsunaga Hisahide dan biarkan dia memanjakan anda."

"... ...Un, baiklah."

Nagahide membelai punggung Nobuna dan berkata dengan pelan.

"Hime.

Ketika kesedihan mengambil alih hati anda, jangan sungkan-sungkan untuk memanggil Manchiyo ini.

Manchiyo akan selalu ada di samping Hime apapun waktunya.

Sekarang, meskipun itu masih bisa dianggap kata-kata yang tak berdasar.

Tapi Hime dan Yoshiharu-dono.

Waktu dimana kalian berdua bersama-sama, pasti akan menjadi sebuah kenyataan."

Baru-baru ini, di sungai Rokusho dari Kyoto, ada seorang pendongeng yang muncul secara tiba-tiba seperti sebuah bintang jatuh yang menarik perhatian sejumlah besar pejalan kaki.

Jika orang yang dikenal Manami Senchiyo melihat dia, mereka akan berpikir bahwa dia adalah seorang bishoujo model persis seperti dia.

Namun, pakaian mereka sepenuhnya berbeda.

Sangat cantik dan tegas.

Gadis itu memimpin rusa suci dengan sebuah karpet Persia bersinar emas tersampir diatas punggungnya.

Rusa tersebut terbungkus dekorasi mewah dan cantik seperti sebuah pengapung berwarna-warni pada Gion Matsuri [3] mendampingi gadis tersebut, sementera gadis itu sendiri memiliki karpet Persia sebagai selendang tersampir pada bahunya, dan terikat kulit leopard di sekitar pinggangnya, merokok pada pipa panjang, dengan santai berjalan.

"Bunga mekar dan layu dalam duapuluh hari, pada hiruk-pikuk kegembiraan dari orang-orang kota."

Tiba-tiba, kelopak peony melayang diatas kepala para pejalan kaki. Membacanya dalam nada cerita, "Matsunaga Hisahide, bingung oleh komet Hisahide yang bersinar di langit, telah melakukan kejahatan keji, dan dihukum oleh Oda Nobuna, yang memimpin sejumlah kecil pasukan, dan se-menggemaskan peony ini." dan bermandikan oleh tepuk tangan dari para pejalan kaki.

"Itu adalah sejenis sihir."

"Luar biasa, luar biasa."

"Nona kecil, bisakah kamu beritahu kami namamu?"

Kegilaan dari kerumunan tersebut mulai meminta nama gadis itu.

"Aku tidak punya nama."

Gadis tersebut, memimpin rusa di sungai Rokusho perlahan mengisap pipanya, diam-diam, dengan lembut, mengungkapkan sebuah senyum.

"Itu benar, namaku adalah, Bunga Dewi——"

Gadis tersebut menatap kelopak peony yang mengapung di langit, berbisik.

Oda Nobuna vol 9 pic 5.jpg

Tidak, bunga peony tersebut telah layu.

Di era kacau ini, bunga-bunga yang mekar dengan bangga telah melayang pergi. Buah-buah yang dihasilkan juga telah diwariskan. Semua itu diberikan kepada seseorang tertentu.[4]

Lagipula, efek dari Ranjatai cukup mengejutkan.

Itu seharusnya dikatakan sebagai kebaikan hati. Karena dia tidak tahan untuk membiarkan Ninja muda itu layu sedemikian rupa, jadi di ruangan yang dipenuhi dengan bunga dewi, dia membiarkan dia meminum Ranjatai yang direbus.

Hasilnya adalah seperti yang kamu lihat.

Tak seorangpin menduga bahwa dia mampu terus melihat mimpinya dengan bentuk seperti itu.

Sebuah tubuh dengan dua jiwa tinggal didalamnya. Bagi dia sekarang di usia ini, jika seseorang menginginkan sebuah analogi, itu akan menjadi inti dari buah yang dikenal sebagai 'impian'.

Oleh karena itu...

"Namaku, Kashinkoji, seorang penduduk dari dunia mimpi."

Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]