Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 5 Bab 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Rencana Besar Yurika[edit]

Part 1[edit]

Senin, 16 November

“Nijino-san, e-em....”

Harumi mengumpulkan semua keberaniannya dan mulai berbicara.

“Ada apa?”

Tapi, Yurika tidak tahu sama sekali apa yang sedang dirasakan Harumi. Dia hanya emmandang Harumi dengan polos sambil menyeruput jus jeruk miliknya menggunakan sedotan.

“S-Sebenarnya, aku ingin bertanya padamu...”

Sudah beberapa saat berlalu sejak Harumi bisa mengatakan kalimat itu. Karena itulah, kopi yang ada di depannya sudah mendingin. Meskipun kopi itu disajikan dengan menggunakan gelas kertas yang membuatnya dingin lebih cepat, rupanya waktu sudah berjalan cukup lama.

“Silahkan! Aku bakal ngelakuin apapun buat kamu, Sakuraba-senpai!”

Yurika menerima permintaan Harumi dengan penuh senyum bahkan sebelum dia tahu Harumi akan menanyakan apa.

Mereka telah menjadi teman semenjak mereka berlari bersama saat festival olahraga. Bagi Yurika, Harumi adalah senior yang dihormatinya, dan seorang teman yang tak tergantikan. Karena itulah, niatan untuk menolak permintaan dari temannya tidak sekalipun muncul di benaknya.

Melihat Yurika melakukan hal itu, Harumi pun menghela nafas lega.

“Terima kasih, Nijino-san”

“Jadi, kamu mau tanya apa?”

“I-Itu...”

Harumi mulai ragu – pipinya mulai memerah saat dia menundukkan wajahnya.

Tetap semangat, Harumi! Kalau kamu menyerah sekarang, tidak akan ada yang berubah!

Harumi menegur dirinya sendiri dan kembali mengangkat wajahnya – yang masih merah – tapi dari sana terpancar tekadnya yang kuat.

“Yang ingin kutanyakan kepadamu adalah.....tentang...Satomi-kun...”

Satomi-kun. Tepat saat dia menyebutkan namanya, jantung Harumi mulai berdetak kencang. Ini terjadi setiap kali Harumi menyebutkan nama Koutarou dan Harumi hampir mencapai batasnya, itulah kenapa dia saat ini sekarang berbicara dengan Yurika.

“Satomi-san? Ah, apa dia jahat sama senpai!?”

Tepat saat Yurika mendengar nama Koutarou, hal pertama yang muncul dibenaknya adalah kebiasaan Koutarou sehari-hari. Dia bukan orang jahat, tapi tetap saja dia punya sisi yang kasar. Lagipula, tidak peduli seberapa keras Yurika mencoba, dia tidak bisa meyakinkan Koutarou soal sihir. Yurika berpikir kalau Harumi telah sakit hati karena Koutarou mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya.

“Dia memang suka begitu orangnya!”

“B-Bukan, bukan seperti itu!”

“Tapi, kamu tahu, Sakuraba-senpai, meski dia kayak begitu, dia bisa baik juga. Jadi—“

“Bukan itu. Aku tahu Satomi-kun adalah orang yang baik, itulah kenapa aku sedang kesulitan saat ini!”

“...Eh?”

Nada bicara Harumi membuat Yurika keheranan. Dia sampai lupa dengan apa yang akan dikatakannya.

“Satomi-kun memang orang baik. Dia bisa mengerti kesulitan yang dihadapi orang lain. Dia rajin, tekun, juga ceroboh. Tapi, itu sebabnya aku kesulitan”

Nada bicara Harumi kembali normal. Yurika yang menyadari hal itu menyeruput jus jeruknya dan membetulkan posisi duduknya untuk memperhatikan apa yang akan dikatakan oleh Harumi.

“Maksudnya?”

“I-Itu...Aku...ingin bisa akrab dengan Satomi-kun...”

“Akrab? Bukannya kalian udah akrab? Kalian kan merajut bareng-bareng di klub merajut setiap hari?”

Bagi Yurika, Koutarou dan Harumi sudah terlihat akrab. Selain dari kegiatan klub sehari-hari mereka di klub merajut, akting mereka saat drama di festival budaya membuat hal itu jelas. Baginya, mereka berdua sudah berada dalam hubungan senior-junior yang sangat baik.

“Maksudku bukan dalam arah seperti itu...Yang kumaksud...em...arah yang...”

Pipi Harumi semakin memerah dan pandangannya turun ke arah meja. Dia terlalu malu untuk melihat langsung ke arah Yurika. Kepalan tangannya yang ada di atas pangkuannya gemetaran saat dia berusaha mengucapkan beberapa patah kata selanjutnya.

“M-Maksudnya ke arah itu toh”

Pipi Yurika juga memerah karena dia mengerti apa yang dimaksud Harumi. Keduanya lalu saling berpandangan selagi pipi mereka masih bersemu merah. Tapi, kali ini kesunyian diantara mereka tidak bertahan begitu lama.

Aku harus tetap semangat...aku tidak bisa terus begini!

Harumi kembali menegur dirinya sendiri dan mulai berbicara.

“Tapi...Satomi-kun...betul-betul menghargaiku, itu karena dia tidak mau melangkah lebih jauh lagi...”

“Ah...kayaknya sih begitu...”

Yurika bisa mengerti apa yang Harumi maksud.

“Satomi-san memang pengertian soal hal-hal yang aneh”

“...Itulah sebabnya aku...mau Satomi-kun memperlakukanku lebih kasar lagi...seperti yang dia lakukan padamu atau, em, Theiamillis-san...”

“Kayak aku sama Theia-chan?”

Hal itu cukup mengagetkan bagi Yurika yang ingin diperlakukan layaknya Harumi. Dia ingin Koutarou memperlakukannya dengan baik, dan menghargai apa yang dikatakannya. Pendeknya, dia ingin Koutarou percaya kalau dia adalah gadis penyihir. Tapi, Harumi sendiri berkata kalau dia ingin diperlakukan seperti Yurika. Tentu saja ini mengejutkan bagi Yurika.

“Y-Ya. Jadi tolong katakan padaku. Apa yang harus kulakukan agar Satomi-kun memperlakukanku seperti kamu atau Theiamillis-san?”

Saat itu, Harumi teringat Koutarou saat dia berlatih aktingnya dengan Theia.

Kalau saja Satomi-kun bisa memperlakukanku sama seperti dia memperlakukan Theiamillis-san...

Koutarou memang tidak segan-segan terhadap Theia. Dia tidak segan-segan mengajukan keluhannya pada Theia, yang terkadang berakhir dengan adu tinju antara mereka berdua. Tapi Harumi tahu kalau Koutarou mengeluh atau bertengkar dengan Theia hanya karena Koutarou mempercayai Theia. Dibandingkan dengannya, Harumi diperlakukan layaknya seorang pembeli[1] , atau paling bagus, seorang tuan puteri – Koutarou masih segan dengan Harumi.

“.....Mungkin aku harus mengubah penampilanku? Theiamillis-san punya kesan sebagai orang yang lincah. Dan kamu, Nijino-san, kamu punya..cosplay, ya? Kamu hebat dalam hal itu...”

Harumi mulai memainkan rambutnya yang panjang. Kalau memang dibutuhkan, dia siap untuk memotongnya. Harumi terlihat serius tentang hal ini.

“S-Sebaiknya jangan deh! Nggak enak diperlakuin kayak kami! Satomi-san jahat sama kami dan nggak ambil pusing buat mukul kami di kepala!”

“Tapi, Satomi-kun tidak pernah memukulku atau bahkan jahat padaku...”

“Aku nggak pernah dihargain atau diperlakuin dengan lembut—“

Ah...

Yurika menyadari apa yang dikatakannya dan menghentikan dirinya.

Bisa jadi aku udah dihargai sama Satomi-san...dan diperlakuin dengan lembut...

Seperti biasanya, Koutarou tidak akan percaya padanya saat membahas dirinya yang sebagai gadis penyihir, tapi dia menolongnya dalam kasus kumbang Hercules, dan saat naskah mereka ditolak, mereka makan mi instan bersama-sama untuk meredam kesedihan mereka.

Yurika memang telah dibully dan melakukan hal bodoh lalu dipukul karenanya. Dia juga telah dihargai dan diperlakukan dengan lembut. Dia telah mengalami semua hal itu.

Mungkin Theia-chan juga kayak gitu. Kalau begitu...

Yurika akhirnya mengerti apa yang ingin dikatakan Harumi.

“Aku ngerti, Sakuraba-senpai! Meskipun aku nggak akan banyak berguna, tolong biarkan Nijino Yurika ini menolongmu!”

“T-Terima kasih, Nijino-san!”

Yurika tersenyum dan menerima permintaan Harumi. Air mata bahagia bisa terlihat mulai mengalir dari sisi-sisi mata Harumi yang juga tersenyum. Senyumannya yang begitu indah membuat Yurika kehilangan kata-kata.

Kalau Satomi-san liat ini, dia pasti kena instant KO...

Yurika hanya bisa merasa kalau senyuman itu terbuang sia-sia padanya.

“Kalau kupikir-pikir lagi, Satomi-san selalu ngeledek kami kalau kami lagi ngomong atau ngelakuin sesuatu...”

“Begitu...”

Harumi mulai mencatat di bukunya – Yurika sudah mengajarkannya semua tentang Koutarou selama beberapa saat ini.

Begitu. Jadi Satomi-san nggak ngomong sesuatu yang jahat tanpa alasan...?

Saat dia menjelaskan tentang Koutarou kepada Harumi, Yurika mulai bisa merasakan kembali orang seperti apa Koutarou itu.

“Tapi, kalau emang keterlaluan, dia bakal mukul aku secara refleks. Karena dia orangnya gampang cari ribut, selama ini selalu aja kayak gitu”

“Dia kadang bertengkar juga dengan Matsudaira-san”

“Kelihatannya si Mackenzie itu spesial. Meskipun mereka selalu berantem, mereka masih aja temenan. Bukannya cowok kayak begitu?”

“Mungkin ada sesuatu yang lebih hebat terjadi di masa lalu dibandingkan pertengkaran mereka sehari-hari”

“Mungkin...Oh iya, kita lagi ngomongin Satomi-san sekarang”

Yurika mengembalikan mereka pada pokok pembahasan awal. Saat ini, mereka perlu membahas apa yang harus Harumi mulai lakukan dari saat ini.

“Simpelnya, aku pikir kamu harus lebih egois lagi deh, Sakuraba-senpai”

“Egois?”

Harumi hanya bisa mengejapkan matanya berulang kali saat mendengar kata itu.

“Yap. Kalau dibandingin sama aku sama Theia-chan, kamu jarang ngomong apa-apa ke Satomi-san”

“Jarang mengatakan apapun...aku belum pernah mencoba melakukan hal itu...”

“Yah, anggap aja kamu lagi haus”

Karena Harumi masih belum mengerti, Yurika mencoba menjelaskan menggunakan contoh.

“Ya”

“Apa yang biasanya kamu lakuin, Sakuraba-senpai?”

“Uhm...Aku pikir aku akan menyeduh teh untuk kuminum dan menawarkan Satomi-kun”

“Kalau buat aku sama Theia, kamu nggak akan nyeduh teh apapun”

“Begitu?”

Yurika pun mengangguk.

“Aku nggak punya uang, jadi aku numpang di tempat Satomi-san. Theia-chan adalah tuan- maksudku, seorang nona, jadi dia bakal nyuruh Satomi-san buat bikinin dia teh”

“B-Begitu!?”

Mata Harumi terbelalak karena terkejut mendengar hal itu.

“Ya. Jadi dia pasti bakal neriakin kami agar jangan macam-macam”

“B-Begitu...jadi seperti itu rupanya”

Karena terkesan, Harumi mencatat hal itu. Menumpang tinggal atau menyuruh Koutarou untuk membuatkannya teh adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan olehnya.

“Kalau aku, aku bakal rewel dan Satomi-san bakal nyerah dan bakal bagi minumnya buat aku. Kalau Theia, mereka bakal berantem”

“...Itu sesuatu yang tidak pernah kubayangkan...”

Setelah mendengar contoh dari Yurika, Harumi hanya bisa terdiam keheranan.

Kamu tidak boleh terkejut, Harumi. Aku harus melakukan hal yang sama!

Tapi, dengan segera dia menyemangati dirinya sendiri.

“Meskipun kamu bilang aku harus lebih egois lagi, Nijino-san, aku tidak tahu caranya...”

“Nggak apa-apa. Aku udah baca shoujo manga[2] selama sepuluh tahun. Aku udah meneliti topik itu secara keseluruhan!”

“Seperti yang kuharapkan dari Nijino-san!”

Dia tidak bermain-main menjadi cosplayer. Dia bisa kuharapkan...

Harumi mengapresiasi Yurika dalam cara yang sebenarnya Yurika tidak inginkan.

“Untuk memulainya, aku pikir senpai bisa ngajak dia buat kencan”

“K-k-kencan!?”

Mendengar kata-kata itu, Harumi hanya bisa terdiam.

“Ya! Kamu dengan egois bilang kalau kamu pengen pergi entah kemana berdua. Terus, kalian pergi berdua dan kalian bakal tambah deket! Ini rencana dengan dua tahap!”

Yurika meletakkan tangannya di atas meja dan membungkukkan badannya ke arah Harumi saat mengatakan itu.

“A-Aku mengerti apa yang kamu maksud, tapi...bukannya itu terlalu cepat...untuk k-kencan...”

Harumi adalah orang yang pemalu dan sopan. Karena itulah, ketika dia tiba-tiba mendapat usul untuk pergi kencan, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

“Nggak apa-apa. Kalau gitu, kencan grup juga bisa. Kita bisa pakai itu sebagai cara masuk dan pelan-pelan kita ubah jadi kencan kalian berdua!”

Pertama, mereka akan mulai dengan kencan grup. Saat kencannya berlanjut, jumlah orang yang berpartisipasi akan berkurang secara perlahan sampai hanya tersisa mereka berdua saja. Kasus itu sering terjadi dalam manga wanita yang selalu dielu-elukan Yurika.

“K-kalau begitu, apakah kamu akan ikut bersama kami, Nijino-san?”

“Aku mengerti. Biarkan aku menemanimu”

Yurika mengangguk dengan penuh percaya diri, tapi dia sendiri masih tidak memperhatikan kesalahan yang fatal dalam rencananya.


Part 2[edit]

“Ah, berhenti menumpahkannya! Jangan membuat suara!”

Rokujouma V5 026.jpg

“Mana mungkin!”

Theia saat itu sedang geram kepada Koutarou – yang merupakan hal yang biasa di kamar 106, tapi hari ini ada sesuatu yang sedikit berbeda. Koutarou tidak memegang sumpit di tangannya, tapi beberapa alat aneh dari besi.

“Itu mungkin! Sudah berapa kali kukatakan kepadamu untuk menganggap ini sebagai pesta makan kaum bangsawan!”

“Mana mungkin aku bisa makan dengan bener kalau aku pake alat-alat dokter gigi buat makan!”

“S-A-L-A-H! Itu hanya untuk salad! Kenapa kau mencoba menggunakan itu untuk menyantap nasi!?”

Koutarou sedang memegang peralatan makan tradisional Forthorthe di tangannya. Benda-benda itu kemungkinan seperti pisau dan garpu di Forthorthe, tapi jumlah dan variasinya yang banyak membuat Koutaoru pusing.

“Banyak banget, mana mungkin aku bisa langsung inget semuanya!”

“Aku sudah memberimu contoh beberapa saat yang lalu! Aku akan melakukannya sekali lagi, jadi pastikan kau memperhatikannya! Kau melakukannya seperti ini! Yihat! Khamu bhisha memhakhannya dhenghan baihk! Ahpa kahmu muehngerhtih?”

“Ya kali aku bisa dalam sekali lihat, idiot! Ini bukan set pensil warna isi 100!”

“Aphua mhuakshudmuh dhengahn ihdiohft!? Itufh bhukanf chafra yangf bhuagus untufk beurfbicuara kepuada tuanfmu!”

“Yang Mulia, tidak sopan berbicara dengan makanan masih dimulut anda”

Meskipun festival budaya sudah selesai, latihan ksatria bagi Koutarou masih berlanjut. Koutarou bisa saja berhenti, tapi dia tidak bisa menolak saat dia diberitahu kalau itu akan membantu aktingnya dalam bagian kedua dari drama “Sang Puteri Perak dan Sang Ksatria Biru”. Dia ingin agar kemampuan aktingnya tidak memperburuk akting Harumi.

“Heh, rasain, kena marah”

*kunyah*kunyah*

Saat Koutarou meledek Theia, Theia dengan cepat mengunyah semua makanan di mulutnya. Saat dia selesai menelannya, Theia mendekatkan wajahnya kepada Koutaoru.

“....Koutarou, kelihatannya kau sangat ingin mati”

“Nggak juga. Aku udah berencana buat hidup panjang”

Urat nadi mulai muncul di wajah Theia, sementara Koutarou terus tersenyum mengejek. Tidak ada diantara mereka yang terlihat akan menyudahi pertengkaran itu.

“Kalau aku mau, aku bisa mengubah naskahnya agar kau berdiri dengan telanjang bulat di atas panggung”

“Nggak mungkin, kamu kan memuja si Ksatria Biru. Kalau cuma berhubungan sama aku, mungkin aja. Tapi kalau si Ksatria Biru udah terlibat, kamu nggak akan bisa seenaknya”

“Cih, kau sudah mempelajari sesuatu yang tidak perlu”

“Pujian itu adalah kehormatan bagiku, tuan puteri Theiamillis”

“Arrrgh! Kenapa kau tidak menaruh hormat padaku!?”

“Hmmm...hobi?”

“Jangan bertanya kembali padaku!!”

Pertengkaran Koutarou dan Theia kembali memanas. Sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka berdua untuk bertengkar, tapi belakangan ini pertengkaran itu lebih panas.

“Apa masalahnya sih, buruan makan dong! Ampun deh!”

Sanae bisa merasakan apa yang Koutarou makan saat dia bergantung ke Koutarou. Karena saat itu Koutarou dan Theia sedang bertengkar, Sanae harus menunggu sampai makan malam. Karena itulah dia merajuk saat mereka berdua terus bertengkar.

“Apa-apaan bor ini!? Aku makan apa pake ini!?”

“Ini untuk menghancurkan kulit kacang yang keras yang berasal dari bagian utara Mastir! Ini adalah alat untuk makan malam tradisional!”

“Mereka nggak dengar sama sekali....panggil aku kalau udah selesai ya?”

Sanae, yang masih merajuk, melepaskan dirinya dari Koutarou dan melayang pergi.

“Ampun deh, nggak kelihatan kalau kalian tuh akur apa nggak...”

“...”

Yurika saat itu sedang terfokus pada makanan yang berjajar di atas meja. Saat dia mendengar keluhan Sanae, dia menengok kearahnya. Karena Yurika miskin, dia akan makan kapanpun ada kesempatan, dan karena Koutarou akan berlatih untuk makan layaknya kaum bangsawan, Yurika turut diundang sebagai tamu. Yurika telah makan tanpa sungkan-sungkan, tapi setelah mendengar keluhan Sanae, dia menghentikan makannya.

“Akur atau tidak...huh..”

Yurika, yang sudah menghentikan makannya, memandangi Koutarou dan Theia yang masih bertengkar.

“Kalau gitu, bawa sini kacangnya! Bor ini nggak masalah buatku!”

“Baiklah! Kalau begitu, akan kubawa kesini! Ruth!”

“Ya, Yang Mulia”

Dan saat situasinya berlanjut, Yurika tidak terlihat akan menyelanya.

Apa yang bisa kubilang, entah baik atau buruk, nggak mungkin aku bisa ikutan...aku jadi ngerti kenapa Sakuraba-senpai kuatir...

Yurika mulai memperhatikan lebih dekat hubungan antara Koutarou dan Theia semenjak diskusinya dengan Harumi. Dia merasa kalau dia betul-betul mengerti apa yang membuat Harumi begitu kuatir.

“Sesuatu pasti telah terjadi saat kita tidak ada di tempat, yang merubah hubungan mereka”

“Kiriha-san”

Yurika menoleh ke arah Kiriha, yang saat itu tersenyum sambil menuang teh untuk dirinya yang sudah selesai makan.

“Kenapa kamu mikir begitu?”

“Kalau mereka benar-benar saling membenci satu sama lain, mereka tidak akan se-keras kepala itu”

Kiriha menaruh tekonya dan tersenyum kecut.

“Aku mungkin tidak tahan untuk diam lebih lama lagi. Kalau aku mau merayu Koutarou, aku harus segera melakukannya”

“....Benar juga”

Yurika mengacuhkan Kiriha yang entah serius atau tidak. Dia merasa bahwa lebih baik bagi Harumi untuk terjun beraksi langung lebih cepat daripada terlambat. Kalau saja, untuk suatu alasan, Koutarou dan Theia berhenti menjadi keras kepala, tidak diragukan lagi kalau mereka akan jadi sangat dekat dalam waktu yang sangat cepat. Yurika tidak bisa berhenti memikirkan hal yang sangat mungkin terjadi itu.


Part 3[edit]

“Kacang ini sekeras kepalamu!”

“Hm, rupanya kau hanya bisa bicara saja. Itulah kenapa aku mengatakan kalau kau perlu berlatih”

Dalam suasana yang serius, Theia dengan hati-hati menjulurkan tangannya di atas meja teh.

Permainan hari itu adalah Jenga, dimana para pemain menarik sebuah bagian alat permainan dari bawah dan meletakkannya di atas. Kalau bangunan Jenga-nya runtuh, maka pemain itu dinyatakan kalah. Meskipun peraturannya simpel, permainan itu butuh konsentrasi yang tinggi dan pergerakan yang tepat, tidak seperti yang semudah orang pikirkan. Karena itulah, ada banyak resiko yang bisa diperoleh seseorang. Saat mereka meletakkan bagian permainannya di atas, mereka bisa meletakkannya secara sengaja dengan tujuan membuat keseimbangan bangunannya menjadi berantakan, yang juga sebagai tekanan untuk pemain selanjutnya. Itulah alasan kenapa Koutarou tadi memanggil Theia – dia berusaha mengganggu Theia yang sedang dalam gilirannya, dan membuatnya gagal.

“Theia kelihatannya keras kepala gara-gara dia tumbuh karena makan banyak itu”

“Aku tidak bermasalah menggunakan kepalaku yang keras ini untuk membelah kepalamu, kau tahu – Uwah!?”

Theia yang terlalu bersemangat membuat bangunan Jenga-nya bergoyang, tapi hanya sebatas itu. saja. Jenga-nya tidak runtuh.

“Fiuh...hampir saja”

Theia mengelap keringat dingin di dahinya dan menaruh bagian yang diambilnya ke atas bangunan. Karena posisinya menaruh bagian bangunan itu, Jenga-nya mulai miring.

“Cih”

“Fufun, tidak akan kubiarkan berjalan sesuai rencanamu”

“Oke, kalau gitu aku selanjutnya. Koutarou”

“Yeah”

Setelah Theia, giliran selanjutnya adalah Sanae. Tapi, Sanae tidak bisa melakukan gerakan yang rumit seperti itu sendirian, jadi dia merasuki Koutarou dan menggunakan dia. Sanae bergantung di punggungnya dengan tangannya memeluk leher Koutarou, dan mulai mengendalikan tangan Koutarou.

“Rasanya masih aja aneh, meskipun entah udah berapa kali kamu ngelakuin ini”

“Inilah kekuatan dari si cewek misterius, Sanae-chan!”

Tangan Koutarou yang biasanya bergerak dengan cara yang kasar sekarang bergerak dengan lembut dan anggun. Tampilannya berubah dengan drastis, hanya karena ada orang lain yang mengendalikannya. Tangan Koutarou sekarang terlihat sangat feminim.

“Ei!”

Sanae dengan cepat mengarahkan tangan Koutarou menuju ke puzzle. Meskipun gerakannya feminim, tapi tangan itu bergerak dengan cepat, sesuai dengan usia Sanae.

“Aku penasaran dari tadi, itu nggak berefek buruk buat badanmu kan?”

“Yurika, jangan bilang hal kayak gitu dengan biasa aja dong!”

Komentar Yurika mengganggu Koutarou, tapi karena Sanae sedang mengendalikan badannya, tangannya tidak goyah.

“Tapi di anime, orang yang kerasukan hantu pasti teriak-teriak”

“Tenang aja. Aku nggak niat mengutuk Koutarou sampai mati kok”

Sanae menarik keluar sebuah potongan puzzle sambil bergumam.

“Sanae-sama memang benar-benar akur dengan Satomi-sama”

“Ya”

Sanae tersenyum setelah Ruth mengatakan hal itu, dan membuat potongan puzzle yang diambilnya melayang di udara, lalu terbang ke atas tumpukan puzzle lainnya dan mendarat.

“Sip!”

“Sanae, kamu bisa ngelakuin itu tanpa aku, kan?”

“Aku bisa naruh potongan puzzlenya, tapi aku nggak bisa nariknya”

“Gitu...”

“...Wah, kalian berdua akur sekali”

Kalau Sanae-chan bukan hantu, Sakuraba-senpai bakal punya satu masalah lagi buat dipikirin...

Itulah yang dipikirkan Yurika saat dia memandangi Koutarou dan Sanae.

“Tidak usah kuatir, Yurika”

Kiriha, yang melihat Yurika yang memandangi Koutarou dan Sanae, berasumsi kalau dia kuatir dengan Koutarou dan memanggilnya.

“Sanae tidak menunjukkan tanda-tanda mengalami kebocoran energi spiritual yang bisa menyakiti Koutarou”

“Beneran?”

“Karama, Korama”

“Ya Ho-!”

“Serahkan pada kami Ho-!”

Kedua haniwa muncul dari bawah meja selagi membalas panggilan Kiriha.

“Wujud Sanae-chan saat ini stabil, jadi dia tidak membocorkan energi spiritual apapun yang bisa mempengaruhi Koutarou Ho-!”

“Sensor energi spiritual kami tidak mendeteksi energi spiritual jahat apapun juga Ho”

“Begitu, bagus kalau begitu”

Biasanya, orang biasa tidak akan mengerti apa yang dikatakan oleh Karama dan Korama, tapi karena Yurika adalah gadis penyihir, dia menunjukkan ekspresi wajah yang menandakan kalau dia mengerti penjelasan mereka.

“Koutarou, mereka bilang kalau kamu makin sehat karena aku”

“Aku memang sehat dari dulu, jadi kayaknya nggak begitu kerasa”

“Iiih, kamu selalu aja kayak gitu! Kenapa sih, kamu nggak bisa lebih jujur dan bilang ‘Makasih Sanae-chan, kamu selalu aja imut’!”

Sanae yang merengek mulai mencekik leher Koutarou.

“E-Energi spritualnya mulai bocor”

“Hmph, kamu memang nggak imut sama sekali”

Koutarou kembali menyerang di tempat yang sama, membuat Sanae semakin merajuk dan melepaskan cekikannya dari leher Koutarou.

“Kebocoran energi spiritual dengan jumlah seperti itu tidak akan begitu berbahaya”

“Kayaknya baik-baik aja tuh”

“Kalian semua jahat! Tengah malam nanti aku ganggu loh!”

Kiriha dan Yurika menertawakan Sanae, yang membalas mereka dengan menjulurkan lidahnya.

“Selanjutnya giliran Satomi-sama”

“Oh iya, hampir aja lupa”

Koutarou melamun sesaat saat dia melihat ke arah Sanae, Yurika dan Kiriha, tapi akhirnya teringat kembali bahwa saat itu adalah gilirannya saat Ruth mengingatkannya.

“Aku tidak suka dengan orang yang lambat”

“Nggak masalah buatku”

“Apa!? Jadi kau bilang kau tidak butuh cinta dari seorang puteri!?”

“Nggak”

Koutarou mengayunkan tangannya pada Theia dengan gaya mengusir dan mulai menjulurkan tangannya ke arah menara Jenga.

“Kalau gitu, kamu mau dicintai sama siapa, Satomi-san?”

“Wow!?”

Karena pertanyaan Yurika yang tepat pada waktunya, Koutarou hampir saja mendorong menaranya. Untungnya, dia bisa menghentikan tangannya tepat pada waktunya.

“H-Hampir aja”

“Cih”

Theia dengan kesal mendecakkan lidahnya smeentara Koutarou menaruh tangannya di dadanya dan mengehela nafas panjang.

“Siapa yang ingin mencintainya? Itu sih, tentu aja Sanae-chan ini. Bener kan, Koutaoru?”

“Aku juga penasaran dengan jawabanmu. Itu bisa menjadi referensi yang bagus untuk masa yang akan datang”

Sanae dan Kiriha memandangi Koutarou dengan penuh penasaran.

“Jawablah. Jika bukan aku, lalu siapa?”

“...”

Theia saat itu sedang kesal setelah dia mendengar kalau Koutarou merasa tidak apa-apa kalau Theia membencinya. Di sisi lain meja, Ruth memandangi Koutarou dengan mata yang penuh harap.

Saat itu semua gadis di kamar 106 sedang memfokuskan perhatian mereka pada Koutarou – Siapa yang akan dia pilih dari antara mereka semua?”

“Udah jelas dong”

Namun, Koutarou tidak sedikitpun terlihat ragu saat mengatakan itu.

“Jawabannya Sakuraba-senpai. Kalau cewek secantik dan seanggun dia bilang kalau dia benci aku, jelas aku nggak akan bisa hidup”

“Eeeeeeeeeeh!? Bukan aku!?”

“...Sudah kuduga, dialah orang yang kau harapkan”

Sanae langsung berdiri dan mulai menggerutu sementara Kiriha kembali menyeruput tehnya.

“Wanita itu lagi!? Aku tidak tahan selalu berada dibawahnya! Segera betulkan jawabanmu!”

“Tentu saja, aku lebih rendah daripada kumbang...”

Theia langsung meledak marah dan Ruth merajuk. Keempat gadis di ruangan itu bereaksi dengan cara mereka masing-masing.

“....Sakuraba-senpai ya..”

“Gimana ngomongnya ya, aku ingin dia ingat aku sebagai adik kelas yang baik”

“Apa yang salah denganku!?”

“Apa cara yang tersisa hanya serangan langsung...”

“Tentu saja, sudah kuduga ini akan terjadi...”

Ini gawat. Koutarou pengen Sakuraba-senpai suka sama dia, tapi dia sendiri ngerasa baik-baik aja sama jarak mereka selama ini...aku harus bikin mereka lebih deket!

Tidak seperti gadis-gadis lainnya yang masih bersemangat membahas hal itu, Yurika kembali mengkhawatirkan Harumi. Koutarou sangat menyukai Harumi, tapi dia tidak punya niatan untuk meningkatkan hubungan mereka lebih jauh. Itu karena dia berhutang kepada Harumi dan dia sangat menghormatinya. Koutarou tidak berpikir kalau dirinya adalah orang yang pantas bagi Harumi, tapi Harumi sendiri berpikir seperti itu.

Kalau tidak ada yang dilakukan terhadap kesalahpahaman ini, ada kemungkinan besar bahwa Koutarou justru akan berpacaran dengan gadis lain. Itu bukan sesuatu yang terjadi hanya di dalam shoujo manga, tapi juga dalam kehidupan nyata.

Sudah kuduga, satu-satunya jalan cuma kencan! Kalau aku pergi sama mereka dan bisa ninggalin mereka berdua sendiri...!

Yurika sudah siap untuk membuat Koutarou dan Harumi lebih dekat—

“Coba pikir! Ambillah Yurika buat contoh! Gimana bisa aku ngeliat orang yang doyan hobi cosplay sebagai calon pasangan!? Kalian semua juga sama!”

--sampai Koutarou mengatakan hal itu.

“Apa maksudnya ‘doyan hobi cosplay’!? Aku lagi kuatir sama kamu loh!”

Tepat saat itu, Yurika mulai berencana menggangu jalannya hubungan Koutarou dan Harumi.


Kembali ke Ilustrasi Volume 5 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Bab 2
  1. Lihat catatan kaki di jilid 4 bab 5, Di Pesta Dansa
  2. Manga yang diarahkan untuk pembaca wanita