Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 5 Bab 6

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Pertarungan dan Sihir[edit]

Part 1[edit]

Rabu, 18 November


Di dalam kamar 106 yang kosong itu, Maki berdiri ditengah-tengah bagian dalam kamar dan memusatkan pikirannya pada sesuatu. Saat itu, dia sedang menggunakan sihirnya untuk memindai ruangan itu secara keseluruhan. Setelahnya, dia membuka matanya dan mengusap keringat di dahinya.

"...Begitu, jadi pedang yang digunakan Satomi Koutarou dibuat dengan mengendalikan sebagian kekuatan sihir yang terpusat disini"

Dari penyelidikannya, Maki menyadari bahwa kekuatan sihir itu tidak hanya sangat besar, tapi kualitasnya juga sangat luar biasa. Kekuatan sihir itu cocok dengan kekuatan yang mengalir dari pedang yang digunakan Koutarou sesaat lalu.

"Dengan kekuatan sihir seperti ini, Rainbow Heart sekalipun pasti tidak akan membiarkannya begitu saja..."

Alasan mengapa Yurika tidak menggunakan kekuatan sihir yang terpusat di kamar itu adalah karena Rainbow Heart melarang penggunaan sihir secara berlebihan. Untuk alasan yang sama juga, dia tidak bisa menggunakan sihir untuk membuktikan identitasnya sebagai gadis penyihir. Tapi, larangan itu jelas tidak berlaku untuk Koutarou yang bukan anggota dari Rainbow Heart. Maki mengira bahwa itu adalah hal yang wajar kalau Koutarou menggunakan kekuatan sihir di kamar itu.

"Tapi, tidak kukira mengendalikan sebagaian dari itu saja kekuatannya akan sebesar itu. Kalau aku bisa mencuri kendali kekuatan ini, aku mungkin bisa membalikkan keadaan kami dari sisi kekuatan"

Maki kembali menggenggam tongkatnya dan menutup matanya.

Kalau aku menggunakan kembali mantra yang digunakan Satomi Koutarou..nyatanya, Sakuraba Harumi juga melakukannya, jadi aku mungkin juga bisa...

"...Analyze Magic -- Modifier -- High Precision -- And -- Casting Time Four Times"

Maki meningkatkan ketepatan sihirnya dan melanjutkan apa yang sebelumnya dia lakukan.

Tujuan utamanya adalah untuk menyelidiki konsentrasi kekuatan sihir di kamar itu dan memancing keluar rekan Yurika. Tapi, tergantung dari hasil penyelidikannya nanti, Maki mungkin bisa mencapai lebih dari apa yang menjadi tujuannya sebelumnya. Maki dengan alaminya menggenggam tongkatnya lebih erat dengan kedua tangannya.

Tunggu saja, Satomi Koutarou...aku akan menghancurkan kepercayaan dirimu!

Saat ini, Maki merasa lebih terancam dengan Koutarou yang bisa membasminya dibandingkan Yurika.


"Satomi-san, kayaknya Maki-chan lagi ngutak-atik kekuatan sihir di kamar 106"

"Kelihatannya sih begitu. Maki-san lagi berdiri di tengah kamar, lagi ngelakuin sesuatu yang aneh"

"Satomi-kun, matamu pasti bagus untuk bisa melihat dari jarak sejauh ini. Aku tidak bisa melihat apapun"

Saat itu, Yurika menggunakan sihirnya sementara Koutarou hanya menggunakan penglihatannya yang luar biasa baik sejak lahir untuk memata-matai kamar 106. Tapi, bagi Harumi yang sudah berjuang keras hingga menyipitkan matanya, dia tetap tidak bisa melihat ke dalam kamar.

"Gimana keadaannya?"

"Dia mungkin lagi ngecek kamarnya, aku bisa ngerasain sihir tipe hijau, yang dipakai buat ngeramal, sama sihir tipe jingga, buat degenerasi. Yang itu mungkin dipakai biar dia bisa ngambil alih kekuatan sihirnya"

"Apa lagi?"

"Aku nggak bisa ngeliat apa-apa lagi dari jarak segini pakai sihir pasif"

Koutarou, Yurika, dan Harumi saat itu berada di atap dari apartemen setinggi lima lantai. Dari sana, mereka bisa memata-matai kamar 106. Karena mereka memilih bangunan yang cukup jauh agar mereka tidak diketahui oleh Maki, Yurika kesulitan menangkap keadaan yang berlangsung saat itu.

"Apa kita deketin aja? Tapi resikonya kita bakal ketahuan"

"Jangan, karena kita perlu maju nyerang juga buat itu, mending kita serang dadakan aja daripada kita lanjut cari tahu dia lagi ngapain"

Tidak peduli apapun yang akan mereka lakukan, mereka pasti akan mengganggu Maki. Koutarou memutuskan bahwa dalam situasi itu serangan mendadak akan memiliki kesempatan berhasil lebih besar.

"Aku ngerti"

Yurika langsung menyetujui itu. Karena Yurika sendiri masih kurang pengalaman dalam hal seperti itu, dia menyerahkan keputusan itu kepada Koutarou yang sudah berpengalaman dalam bertarung.

"Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang, Satomi-kun, Nijino-san?"

"Kayaknya nggak ada waktu lagi, jadi kita serang sekarang"

"Kalau gitu, biar aku yang maju"

"Satomi-kun!?"

Harumi kaget dengan apa yang dikatakan Koutarou.

"Kita nggak bisa biarin Yurika yang maju dengan keadaannya yang kayak gini. Dia jaga jarak aja dan bantu aku"

"I-itu benar...tapi..."

Harumi kuatir karena Maki punya kemampuan aneh yang sudah dia rasakan sendiri. Hanya kekuatiran itulah yang dirasakan Harumi saat Koutarou mengatakan kalau dia yang akan maju menyerang.

"Kalau gitu, aku kasih kamu mantra yang banyak selagi aku bisa. Kalau aku ngasih kamu mantranya pas kamu deket Maki, dia pasti tahu"

Yurika mengeluarkan tongkatnya dan mengarahkannya pada Koutarou.

Kalau kuingat lagi, tongkat sama kostum itu dulunya punya si Nana itu ya...

Koutarou teringat dengan hal itu saat dia melihat penampilan Yurika. Di saat yang sama, Koutarou juga teringat kalau dia belum meminta maaf kepada Yurika.

"Yurika"

"Ya?"

"Maaf ya, aku nggak pernah percaya sama kamu selama ini"

"Satomi-san..."

Yurika justru menggelengkan kepalanya sambil tersenyum setelah mendengar permintaan maaf dari Koutarou.

"Hidup jadi cosplayer setengah tahun ini nggak jelek-jelek amat kok"

"Yurika..."

Hanya itu yang bisa diucapkan Koutarou sambil tersenyum kecut setelah melihat balasan Yurika.

"Lagian, kamu ngebantu aku kayak gini udah lebih dari cukup kok"

"Gitu ya? Kalau gitu, soal sihir aku serahin sama kamu ya"

Hal itu adalah hal yang penting bagi Koutarou untuk bisa terus menolong Yurika.

"Oke"

Yurika tersenyum dan mulai merapal mantranya.


Part 2[edit]

"Yes! Aku berhasil!"

Maki, si gadis yang jarang sekali menunjukkan emosinya, bersorak gembira sambil melempar tongkatnya ke udara.

"Karena sihirnya sudah kuno, butuh waktu untuk menjalankannya, tapi aku pasti nanti bisa mendapat kendali penuh untuk ini!"

Maki berhasil mengendalikan kekuatan sihir di kamar itu, namun jumlah kekuatan sihir yang berhasil dikendalikannya tidak seberapa dibandingkan jumlah yang terdapat di kamar itu. Hanya itulah yang berhasil dilakukannya dalam waktu sesingkat itu.

"Untuk saat ini, aku berhasil menghentikan persediaan energinya untuk mengalir ke Satomi Koutarou..."

Namun, berhasil menganalisi kontrolnya sendiri sudah merupakan pencapaian yang besar. Karena itulah dia berhasil menghentikan kekuatan sihir itu mengalir ke Koutarou.

"Baiklah...setidaknya sekarang aku tidak perlu kuatir soal pedang aneh itu untuk sekarang..."

Dengan otoritas yang telah diperoleh Maki, dia hanya bisa menghentikan kekuatan sihir itu untuk sementara saja. Tapi, itu sendiri sudah merupakan hasil yang bagus. Kalau dia bisa melakukan hal yang sama saat bertarung dan membuat Koutarou tidak bisa memakai pedangnya, Maki pasti akan menang.

"Tapi, tidak kupikir aku akan melihat mantra menggunakan bahasa Folsaria kuno di tempat seperti ini..."

Bahasa sihir yang digunakan di Folsaria saat ini telah di modernisasi setelah bahasa yang lama menjadi tidak terpakai. Mereka menganalisa dan menyatukan sihir yang telah digunakan, dan menyusun ulang pengucapannya agar mantra yang mereka gunakan akan mendapat huruf dan struktur kalimat yang sama, menghapus idiom dan membuat sihir secara keseluruhan mudah untuk digunakan.

Sihir yang menggunakan bahasa Folsaria kuno dikatakan sebagai yang paling susah untuk dirombak. Tidak hanya karena bahasanya sendiri yang terlalu tua, tapi juga karena pelafalan dan bentuk hurufnya yang dicampur dan membuat abjad yang betul-betul unik. Abjadnya sendiri hanya memiliki sedikit kemiripan dengan bahasa sihir yang lainnya, dan bahasa itu adalah bahasa sihir yang paling sulit untuk digunakan.

"Satomi Koutarou...siapa sebenarnya dia...?"

Kalau Koutarou mempunyai hubungan dengan Yurika atau Rainbow Heart, bahasa sihir yang digunakannya pasti dari bahasa sihir saat ini. Tapi, karena sihir itu menggunakan bahasa kuno, itu berarti mantra itu dibawa ke tempat itu oleh para leluhur Folsaria dan diwariskan hingga saat ini. Itu berarti, Koutarou mempunyai hubungan dengan orang-orang itu.

"Akal yang bisa membuat rencana-rencana hebat, penggunaan sihir tanpa harus berubah dan ahli dalam necromancy, kemampuan yang hebat dalam bertarung, dan juga suplai kekuatan sihir yang berdasarkan sihir kuno. Tidak banyak orang di Folsaria yang bisa melakukan ini..."

Maki, yang mulai mengerti kekuatan(?) Koutarou sebenarnya, kembali terkejut setelah merenungkan itu.

"Tapi, aku tidak akan kalah di lain waktu. Karena aku sudah mengendalikan tempat ini, aku pasti menang!"

Rasa persaingannya terhadap Koutarou kembali menyala karena itu. Saat ini, musuhnya telah berganti dari Yurika menjadi Koutarou.

Saat itulah, ada suara bel yang berbunyi dari salah satu hiasan di tongkatnya.

"Akhirnya kau disini, Satomi Koutarou!"

Di dalam pelindung itu, Maki sudah memasang lima alarm. Alarm yang berbunyi adalah yang terdekat dengan kamar 106. Keempat alarm yang lain dipasang oleh Maki di tempat-tempat yang mudah untuk ditemukan, tapi untuk alarm yang ini, dia memasangnya dengan tersembunyi. Itu memang trik yang sudah laam, tapi Koutarou dan yang lainnya yang tidak tahu apa-apa soal itu telah terjerat olehnya.

"Kau terlambat, Satomi Koutarou! Nijino Yurika!"

Itulah mengapa saat mereka berdua membuka pintu kamar, Maki dengan tenang menyambut mereka.


Part 3[edit]

Saat Koutarou membuka pintu dan menyergap mask ke kamar 106, Maki menghadapi Koutarou dan Yurika dengan tenang tanpa terlihat terkejut sedikitpun.

"Kau terlambat, Satomi Koutarou! Nijino Yurika!"

"Dia udah tahu!?"

"Maki-san! Kami bakal ambil lagi kamar ini!"

"Silahkan saja, kalau kalian bisa mengalahkanku, tentunya"

"Itu yang bakal aku lakuin!"

Koutarou sudah tidak peduli lagi dan langsung maju menyerang Maki. Biasanya, jika serangan dadakan gagal, umumnya yang dilakukan pihak penyerang adalah mundur, tapi kali ini sudah tidak ada lagi waktu untuk mundur. Kalau Maki tetap mendapat kendali atas kamar itu, siapa yang tahu hal buruk apa yang akan terjadi.

"S-Satomi-san!? O-oke, ayo kita mulai, Angel Halo!!"

Yurika dengan cepat mengerti maksud Koutarou dan mengarahkan tongkatnya ke punggung Koutarou.

"Effect -- Release!"

Dengan kata-kata itu, badan Koutarou mulai berpendar dengan berbagai warna - hampir seperti Koutarou memakai sebuah pelangi di badannya. Itu terjadi karena Koutarou sudah diperkuat sampai titik tertinggi dari potensi dirinya, tapi agar hal itu tidak terdeteksi oleh Maki, efeknya disegel terlebih dahulu. Kata-kata Yurika yang baru saja diucapkan oleh Yurika sendiri adalah untuk melepas segel itu.

"Begitu, jadi kalian telah mempertimbangkan ukuran kamar ini dan membuat pertarungan ini menjadi pertarungan jarak dekat! Kalau begitu-!"

Maki, yang melihat mantra-mantra yang menyelimuti Koutarou, mengerti maksudnya dan melangkah mundur.

"Ah!?"

Maki lalu memecahkan kaca jendela dan melompat keluar. Kalau Koutarou ingin bertarung dengan cara saling pukul, Maki tidak punya alasan untuk tetap ada di kamar itu. Pilihan terbaik baginya adalah mencari tempat terbuka dimana dia bisa menggunakan serangan jarak jauhnya.

"Tunggu!"

Koutarou ikut melompat keluar dari kamar melewati jendela, tapi Yurika dengan pelan berjalan masuk ke dalam bagian tengah kamar dan berhenti disana.

"Maki-chan pergi dari sini!? Kenapa!?"

Yurika merengut, bukan karena lukanya yang sakit, tapi karena fakta bahwa Maki yang seharusnya mengincar kamar itu dengan mudahnya menyerah dan justru melompat meninggalkan kamar itu. Yurika tidak mengerti kenapa Maki berbuat seperti itu.

"Analyze Magic!"

Namun, Yurika dengan segera mengetahuinya.

Mantranya udah dienkripsi!? GItu, jadi itu tujuan aslinya!!

Setelah mengetahui sebabnya dengan menggunakan sihir, Yurika dengan cepat mengejar Koutarou. Yurika tidak punya waktu untuk membalikkan enkripsi mantranya, karena Maki saat itu berniat mengalahkan antara Koutarou atau dirinya lebih dulu.

"Kau hebat juga, Koutarou!"

"Kamu juga kok, Maki-san!"

Setelah Yurika berada diluar, Koutarou dan Maki sudah berada dalam pertarungan sengit. Keduanya sedang bertarung di jalan di dekat Rumah Corona. Di saat-saat seperti itu, jalan itu biasanya akan cukup ramai dengan orang yang lewat, tapi berkat pelindung yang dipasang Maki, tidak ada orang lain disana saat itu.

"Satomi-san, awas! Maki-chan ngincer kita!"

Yurika berusaha memanggil Koutarou, namun Koutarou tidak membalasnya karena terlalu sibuk berurusan dengan Maki.

"Mind Flare!"

"Ngga masalah! Makan nih!"

Koutarou menghindari mantra yang ditembakkan Maki dan mengeluarkan tendangan saat dia berada dekat dengannya.

"Quick Cast -- Force Field!"

Namun, kaki Koutarou menabrak tameng cahaya Maki. Karena badan Koutarou saat itu sudah diperkuat dengan sihir Yurika, ditambah lagi dengan mantra serangan yang juga menyelimutinya, tendangan yang kuat itu menimbulkan kilatan cahaya yang cukup besar saat bertabrakan dengan tameng cahaya itu.

"Sialan, ini nggak mempan juga!"

Cahaya merah di kaki Koutarou menghilang pertanda efeknya telah digunakan.

"Orang ini lebih baik dari yang aku duga!"

Karena Maki menggunakan sihir untuk melindungi dirinya sendiri, dia bisa bertindak lebih cepat dengan melompat jauh ke belakang dan menjaga jaraknya dari Koutarou.

"Aku tidak bisa memakai sihir tingkat tinggi kalau dia sedekat ini!"

"Tunggu!"

Koutarou dengan cepat mengejar Maki. Kalau Maki tetap menjaga jaraknya, dia akan jauh lebih unggul.

"Sonic Impact -- Modifier -- Touch Trigger!"

Kaki kanan Koutarou berpendar merah sekali lagi, pertanda Yurika kembali menggunakan sihirnya dari belakang Koutarou untuk mempersenjatainya.

"..Yurika yang masih terluka membantunya dari belakang, mempercayakan seluruh sihirnya pada Koutarou, dan membuat pertarungan ini menjadi pertarungan jarak dekat yang paling tidak bisa dilakukan para penyihir. Rencana yang betul-betul hebat"

Kalau saja aku tidak bisa bertarung dalam jarak dekat, aku akan berada dalam masalah!"

Maki membetulkan pegangannya pada tongkatnya dan dengan cepat merapal mantra.

"Quick Double Cast -- Accelaration, Tiny Memory Flash -- Modifier -- Touch Trigger!"

Badan Maki mulai berpendar kuning dan tongkatnya berpendar biru. Maki telah meningkatkan kecepatan refleknya dan menyelimuti tongkatnya dengan mantra serangan yang menghapus beberapa detik terakhir dari korban serangannya.

"Satomi-san, hindarin itu!"

"Jadi itu mantra penghapus ingatannya!"

Sebelum mereka mulai bertarung, Yurika telah mengatakan kepada Koutarou apa yang dia ketahui tentang mantra-mantra Maki, yang tentu saja termasuk mantra yang saat itu menyelimuti tongkat Maki.

"Tepat sekali!"

Dengan saling mendekatnya Koutarou dan Maki, pertarungan jarak dekat pun dimulai. Koutarou, yang badannya diperkuat ditambah kekuatannya sendiri, unggul dalam masalah kekuatan fisik. Namun, tongkat Maki mempunyai jarak serangan yang cukup besar untuk menutupi kekurangannya, ditambah mantra yang paling bermasalah saat itu sedang menyelimuti tongkat itu. Karena mantra itu aktif dengan melalui sentuhan, mantra itu bisa digunakan baik untuk menyerang maupun bertahan.

"Taaaaaaa!"

"Wuah, gawat, dia nggak biarin aku deket-deket!"

Serangan yang dibuat Maki dengan tongkatnya sangat berbahaya, membuat Koutarou tidak bisa mendekat. Berkat bantuan dari Yurika, Koutarou bisa menghindari tongkat itu. Namun, karena mantra yang ada di tongkat itu, menyerang dengan ceroboh akan berakibat fatal. Dalam situasi seperti ini, kehilangan ingatan beberapa detik saja akan berakhir pada kekalahan. Karena itulah, Koutarou sedang tertahan karena tongkat itu dan tidak bisa mendekat untuk bisa menggunakan tinjunya.

"Satomi-san, mundur dulu sebentar!"

"Yurika!?"

Saat Yurika mengatakan itu, Koutarou langsung menurutinya dan melompat mundur. Saat dia menjaga jarak dengan Maki, Koutarou merasa kalau cahaya nila yang keluar dari tongkat Maki nampak lebih berbahaya dari sebelumnya.

"Control Plant -- Modifier -- Extend Length Four Times!"

Dengan selesainya mantra yang diucapkan Yurika, pohon-pohon yang berada di dekat jalan tiba-tiba mulai bergerak. Yurika telah menggunakan mantranya untuk mengendalikan pohon-pohon itu, yang dahan-dahannya mulai bergerak meraih Maki.

"Sialan kau, Yurika!"

Maki yang kesal karena diganggu oleh Yurika mengayunkan tongkatnya untuk memukul dahan-dahan itu. Saat Maki melakukan itu, cahaya nila yang ada di tongkatnya mulai menghilang. Karena bersentuhan dengan dahan pohon, sihir yang ada di tongkat itu menjadi terpakai.

"Satomi-san!"

"Serahkan padaku!"

Tepat saat Yurika berteriak, Koutarou sudah melesat maju. Ini kesempatan baginya, tidak mungkin Koutarou akan membiarkannya begitu saja.

"Kena deh!!"

Koutarou menggunakan seluruh kekuatannya dan mengayunkan pukulannya pada Maki. Maki menyiapkan tongkatnya untuk melindungi dirinya, tapi adegan itu terlihat seperti Koutarou akan memukul Maki beserta tongkatnya.

"--Pada akhirnya, aku harus menggunakan ini"

Namun, sebelum pukulan Koutarou bisa mengenai Maki, sebuah lingkaran hitam muncul dan menghalanginya.

"Apa!?"

Tepat saat itu terjadi, hampir semua mantra yang ada di badan Koutarou lenyap. Yang tersisa hanyalah matra yang terpasang jauh dari tangan kanannya yang saat itu bertabrakan dengan lingkaran hitam itu.

"Satomi-san, buruan lari!"

Lingkaran hitam itu bergerak di saat yang sama dengan Yurika yang berteriak. Lingkaran itu diserap oleh tongkat Maki, yang kemudian berubah menjadi hitam.

"Kaget? Tentu saja, ini kan kekuatanmu. Hanya saja, aku hanya bisa memakainya sedikit saat ini"

"Kekuatanku!?"

Koutarou kaget dan berhenti bergerak setelah mendengar perkataan Maki.

"Maki-chan lagi ngendaliin kekuatan sihir yang ada di kamar 106! Buruan lari!"

"Jadi itu--"

"Sudah terlambat untuk lari!"

Maki tertawa sambil mengarahkan tongkatnya pada Koutarou - itulah raut wajah orang yang sudah yakin dengan kemenangannya.

Aku sudah bisa mengendalikan kekuatan sihir itu! Satomi Koutarou tidak bisa menggunakan kekuatan yang aneh ini lagi, akulah yang akan memakainya! Dengan kata lain, aku yang menang!

Sampai sekarang, Koutarou sudah meremehkan Maki. Dia telah meledeknya saat Maki pertama kali datang ke sekolah, dan dia mencuri informasi dari Maki di pesta penyambutan dirinya. Selain itu, Koutarou juga sudah mengganggu pertarungan Maki dengan Yurika di lahan konstruksi.

Maki memang masih mempunyai beberapa kesalahpahaman mengenai Koutarou, tapi dia sudah sangat yakin dengan kemenangannya dan dia sudah tidak peduli lagi dengan hal itu.

"Matilah dan kembalilah ke tanah asalmu, Satomi Koutarou!"

Kalimat itu adalah kalimat yang umum digunakan di Folsaria. Konon kabarnya, mereka yang sudah mati telah kembali ke tanah Folsaria kuno yang sudah lama hilang. Dengan kata lain, kalimat itu bisa dikatakan sebagai putusan hukuman mati bagi seseorang.

"Lightning Lance -- Modifier -- Change Element Darkness -- And -- High Concentration!"

Maki membuat sebuah tombak petir seperti yang dilakukannya di lahan konstruksi. Namun, tidak seperti sebelumnya, tombak itu berwarna hitam, dan mulai menyusut. Seiring dengan mengecilnya tombak itu, warnanya semakin gelap, dan setelah tombak itu menjadi stabil, melihatnya hampir sama seperti melihat lubang hitam.

"Satomi-san!"

"Duh, gawat nih!"

Koutarou mencoba untuk lari, tapi karena sebagian besar mantra yang terpasang pada dirinya sudah terhapus, dia bergerak lebih lambat dari sebelumnya.

"Teeeeriiiimaaaaa iiiiniiii, Satomi Koutaroooou!!"

Maki melepaskan tombak hitam itu ke arah Koutarou yang berusaha sebisanya untuk menghindar.

Satomi Koutarou, tidak mungkin kau bisa menghindari tombak ini dengan keadaanmu yang sekarang!

Tombak itu melesat sambil mengeluarkan percikan listrik kehitaman dan terus mendekati Koutarou.

"Quick Cast -- Anti Magical Shield -- Modifier -- Maximize!"

Yurika menggunakan semua kekuatan sihirnya yang tersisa untuk memasang mantra pelindung pada Koutarou, namun, tombak Maki sampai pada Koutarou lebih dulu sebelum mantra Yurika selesai.

"Uwaaaaah!?"

"Satomi-saaaaaaan!!"

Saat terkena tombak itu, Koutarou tidak hanya tesengat listrik, dia juga bisa merasakan kekuatannya yang menghilang. Tombak yang terbuat dari kegelapan itu membuat kaki tangannya lumpuh dan badannya dingin, mencuri energi kehidupan itu sendiri dari Koutarou.

"Uh....s-sialan"

Koutarou pun tersungkur lemas. Meskipun tombak itu tidak betul-betul melukainya, namun karena energi kehidupannya yang tercuri, Koutarou tidak bisa bergerak.

"Oh, tidak kusangkan kau masih bisa selamat dari itu. Mungkin, seperti yang sudah kuduga dari Satomi Koutarou?"

Sudah kuduga, satu serangan masih belum cukup...tapi dengan ini, sihir putih dibadannya seharusnya sudah terpakai seluruhnya. Serangan selanjutnya akan menghabisinya!

"Satomi-san, jangan berhenti! Lari!"

"Nggak bisa...badanku nggak mau gerak..."

Yurika, yang sudah terluka parah sejak tadi, sudah menggunakan seluruh kekuatan sihirnya sementara Koutarou tercuri energi kehidupannya karena tombak hitam itu. Mereka berdua saat itu sudah tidak bisa bergerak lagi.

Se-seenggaknya, aku harus bisa nyelametin Yurika dari sini..

Koutarou berusaha menggerakkan badannya dengan seluruh kekuatannya yang tersisa.

..Dia bukan tipe cewek yang harusnya bertarung!

Namun, yang bisa dilakukannya hanyalah menggerakkan jari tangan kanannya. Anggota badannya yang lain tidak mau bergerak sama sekali.

"Maki-chan, jangan ngelakuin apa-apa lagi sama Satomi-san!"

"Yang benar saja, Yurika? Seharusnya kamu tahu seberapa berbahaya cowok ini bagi kami"

Maki menghela nafasnya sambil membuat dua tombak hitam, yang akan digunakannya untuk menghabisi Koutarou dan Yurika sekaligus.

Aku tidak bisa mengendalikan kekuatan sihir kamar itu sepenuhnya, tapi ini sudah lebih dari cukup...

Maki kembali terkesan dengan kekuatan sihir yang terpusat di kamar 106 saat dia mengarahkan tongkatnya ke arah Koutarou dan Yurika. Kalau Maki bisa membuat kekuatan itu menjadi milik Darkness Rainbow, mereka bisa membalikkan keseimbangan kekuatan yang ada.

"Dengan begini, aku ucapkan selamat tinggal"

"U-udah nggak bisa lagi..."

Tidak peduli seberapa keras Koutarou berusaha, badannya tetap tidak bergerak. Koutarou sekalipun tahu kalau dia sudah kalah.

"Satomi-san"

Yurika, yang menggunakan tongkatnya sebagai tumpuan, melangkah ke arah Koutarou. Dia sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi setelah menggunakan semua kekuatan sihirnya. Meski begitu, Yurika masih berniat melindungi Koutarou, namun, karena lukanya, jalannya lambat. Dia tidak akan sampai kepada Koutarou sebelum Maki menembakkan tombaknya.

"Selamat tinggal, Nijino Yurika dan Satomi Koutarou"

Maki menembakkan tombaknya ke arah Koutarou dan Yurika, yang mengeluarkan gemuruh hebat saat mereka melintasi langit.

Dan saat mereka berdua berpikir kalau mereka sudah tamat--


"Karama, Korama, wilayah energi spiritual dengan kekuatan maksimal, pusatkan semua yang kalian punya ke arah depan"


Suara seorang gadis bisa terdengar entah dari mana.

"Mengerti Ho-!"

"Serahkan pada kami Ho-!"

Sesaat setelahnya, dua buah haniwa muncul di depan Koutarou. Mereka adalah pelayan Kiriha, yaitu Karama dan Korama.

"Apa!?"

Saat Maki membelalakkan matanya karena terkejut, kedua haniwa itu membuat tameng cahaya berwarna kuning di depan mereka.

"Pelindung!? Tapi, kalian tidak akan bisa menghalangi tombakku hanya dengan satu mantra!"

"Kalau begitu, jangan kuatir. Ini bukan sihir"

Saat tombak itu terbang ke arah tameng, arah terbang mereka berubah dan mereka terbang ke atas ke arah langit. Meskipun tombak itu punya kekuatan yang luar biasa, tombak itu berhasil ditangkis dengan hebatnya. Namun, Maki tidak memperhatikan hal itu, dan justru teralihkan oleh Kiriha yang muncul dari salah satu jalan.

"Kurano Kiriha? Ada pelindung yang masih terpasang, bagaimana kau bisa masuk? Dan apa-apaan dengan boneka-boneka tanah liat itu!?"

Maki sedang terkejut dengan kemunculan Kiriha yang tiba-tiba, dan juga kekuatan dari kedua haniwa yang bisa menangkis serangannya.

"Sanae memanggil kami, dan Harumi menunggu disini. Hal yang mudah bagi kami untuk masuk ke sini"

"Satomi-kun, Nijino-san, seperti yang kalian minta, aku membawa semuanya ke sini!"

"Koutarou, kamu nggak apa-apa kan!?"

Saat Kiriha menyebut Harumi dan Sanae, mereka berdua muncul dari belakang Kiriha. Harumi lalu membawa Kiriha dan yang lainnya kepada Koutarou dan Yurika. Sebelum pertarungan dimulai, Yurika membuat lubang di pelindung yang dipasang Maki. Harumi lalu menunggu di tempat itu dan mengajak Kiriha dan yang lainnya masuk.

"Karama dan Korama bisa menangkis tombak-tombak itu karena mereka sudah terbiasa dengan serangan semacam itu"

Tombak-tombak hitam itu mencuri energi kehidupan seseorang, yang hampir sama dengan mencuri energi spiritual. Meskipun Karama dan Korama mungkin tidak bertahan dari mantra-mantra yang biasanya, karena Karama dan Korama ahli dalam mengendalikan energi spiritual, dalam kasus ini tombak-tombak itu berada dalam keahlian mereka.

"Tapi, kau tidak akan bisa mengalahkanku hanya dengan bertahan saja!"

Ada cewek misterius yang muncul...aku terlalu lama bertarung..sekarang, apa yang harus kulakukan?

Maki, yang sudah mengerti situasinya saat ini, memasang sikap yang terlihat meyakinkan sambil terus memikirkan sebuah rencana. Tapi, Maki tidak punya banyak waktu untuk memikirkan itu.

"Benar, kami tidak bisa memenangkan pertarungan tanpa menyerang"

"Yang Mulia, komunikasi elektronik mungkin terhalang, tapi kelihatannya kita masih bisa menggunakan komunikasi (subspace)"

"...Dan, menyerang adalah keahlianku!"

Selanjutnya, Theia dan Ruth muncul. Bertepatan dengan kemunculannya, Theia langsung memulai serangannya.

"Blue Knight! High Convergence Laser Bombardment! Musnahkan musuh yang berdiri dihadapanku!"

Theia menggunakan gelangnya untuk memerintahkan kapal perangnya yang berada di orbit bumi, Blue Knight, untuk memulai serangannya.

"Yang Mulia, itu berlebihan!"

"Itu tidak benar! Penyiksaan terhadap ksatriaku hanya bisa dihukum dengan kematian!"

"Seperti yang kau inginkan, tuan puteri"

Theia saat itu sedang marah besar. Dia melotot ke arah Maki sambil terbakar amarah. Theia tidak bisa begitu saja memaafkan seseorang yang sudah melukai Koutarou, yang merupakan hambanya, dan yang merupakan sesuatu yang lain lagi baginya belakangan ini.

"Quick Cast -- Force Field -- Modifier -- Maximize!"

Maki, yang melihat pergerakan Theia, merasakan sesuatu yang buruk akan segera datang dan langsung menggunakan semua kekuatan sihirnya untuk melancarkan mantra pelindung. Theia memilih senjata laser sebagai serangannya, yang biasanya tidak akan bisa dihalangi karena tidak akan sempat. Tapi, karena serangan itu datang dari orbit bumi, ada sedikit jeda sebelum serangan itu sampai, dan Maki bisa memasang mantra itu tepat sebelum serangan itu datang.

Laser itu meluncur menembus atmosfir dan menghujani Maki. Meskipun saat laser itu turun dari orbit kecepatannya sudah menurun, kekuatan serangannya masih cukup besar. Karena itulah, mantra pelindung yang dipasang Maki dengan seluruh kekuatannya dengan cepat mulai melemah.

Kalau terus begini, tamengku akan hancur!! Kalau begitu, bagaimana dengan ini!?

Maki menggunakan kekuatan kamar 106 yang tersisa pada dirinya dan mengerahkan semua itu untuk bertahan. Sebagai hasilnya, tameng yang berada di depannya kembali utuh dan berubah menjadi hitam. Meskipun tadinya tameng itu sudah mau hancur, sekarang tameng itu sudah bisa bertahan dari hujan serangan Blue Knight yang bertubi-tubi.

"Oh...Bahkan setelah dilemahkan oleh atmosfir, tidak kusangka kau bisa bertahan dari serangan seperti itu"

"K-kekuatan serangan semacam ini sungguh terla...!"

Maki rupanya sudah menghabiskan seluruh kekuatan sihir yang dicurinya dari kamar 106 dan kekuatan sihirnya sendiri. Kalau dia tidak melakukan itu, dia tidak akan bertahan dari hujan serangan Blue Knight.

"Tapi, dengan ini semuanya akan selesai! Blue Knight, tembakkan Genesis Buster yang terbatas!"

"Yang Muli~~a!! Hentikan itu atau aku akan marah!!"

Theia mencoba mengeluarkan meriam anti-matternya, namun Ruth berusaha sebisanya untuk menghentikannya. Meriam itu rupanya memiliki kekuatan yang terlalu besar untuk digunakan menyerang satu orang saja.

"Koutarou harus berdiri di atas panggung bersamaku!! Kami akan saling berteriak, tertawa bersama dan membuat drama itu bersama-sama!! Tapi, seseorang berani-beraninya menyakiti Koutarou! Aku betul-betul tidak bisa memaafkan dirinya!!"

"Apa Yang Mulia mau menghancurkan Satomi-sama bersama dengan planet ini!?"

"Uh"

"Nggak usah kuatir, serahin sisanya sama aku, Theia-chan"

Rokujouma V5 258.jpg

Akhirnya, Shizuka muncul, mendekati Maki tanpa suara dan mengayunkan pukulannya.

"Aku juga nggak mau maafin seseorang yang udah ngancurin kaca jendelaku"

Rupanya, Maki adalah seorang yang ahli dalam bela diri. Tapi, karena dia sudah kelelahan setelah bertarung melawan Koutarou dan Yurika, dia telah menggunakan seluruh kekuatan sihirnya yang biasanya dia gabungkan dengan keahlian bela dirinya. Dalam keadaan seperti itu, Maki tidak mungkin bisa menghindari serangan Shizuka.

"Kyaaaa!"

Setelah menerima serangan Shizuka yangbertubi-tubi, Maki terpelanting ke jalan aspal. Hanya beberapa saat lalu, Maki unggul dalam pertarungan, tapi sekarang badannya sudah penuh dengan luka-luka.

Aku terlalu terobsesi untuk mengalahkan Satomi Koutarou dan aku gagal karena keserakahanku...

Setelah mendapat luka seperti itu, Maki pun harus mengakui kekalahannya. Seharusnya, dia tetap berpegang pada rencana awalnya yang hanya mengumpulka informasi.

Tapi, aku bisa mengetahui kekuatan dari orang-orang disekitar Satomi Koutarou. Kalau aku bisa pulang dengan selamat, semua ini akan berakhir dengan seri!

Dalam situasi ini sekalipun, Maki masih berpikir untuk bisa lolos dari Koutarou dan yang lainnya.

"Kalau begitu!"

Maki dengan cepat bangkit berdiri dan mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi.

"Kamu masih mau lanjut!?"

Shizuka dengan cepat mengambil kuda-kuda, tapi tidak ada seorang pun yang menduga langkah yang diambil Maki selanjutnya.

"...Terima kasih atas segalanya sampai saat ini, Twilight Wing"

Maki menarik salah satu aksesoris di tongkatnya. Melihat itu, Yurika langsung mengetahui tujuan Maki dan memperingatkan yang lainnya.

"Gawat, semuanya, siap-siap ada serangan! Maki-chan bakal gunain mantranya!"

"Serangan!? Dengan keadaan seperti itu!?"

"Ampun deh, keras kepala banget!"

"Karama, Korama, sebarkan wilayah energi spiritual. Lindungi semuanya"

"Baik Ho-!"

Sementara semuanya bersiap-siap, Maki mulai merapal mantranya.

"...Sacrifice -- Twilight Wing -- Precast Spell -- Release"

Dengan menghancurkan tongkatnya sendiri, Maki melepaskan kekuatan sihir didalamnya dan lalu menjalankan mantra yang menggunkan kekuatan itu. Tongkat sihir itu sendiri sudah seperti nyawa bagi seorang gadis penyihir, yang juga merupakan alat untuk menjalankan mantra tingkat tinggi. Selain itu, jika tongkat itu hancur, akan butuh waktu yang sangat lama untuk membuatnya kembali. Karena itulah, tidak peduli seberapa besar kekuatan sihir yang dikandungnya, gadis-gadis penyihir tidak akan menghancurkan tongkat sihirnya begitu saja. Dalam keadaan terpojok seperti ini, serangan ini adalah senjata pamungkas Maki.

"Yang selanjutnya tidak akan seperti ini lagi, Nijino Yurika! Dan Satomi Koutarou!"


Mantra yang digunakan Maki untuk kabur adalah untuk menghapus ingatan beberapa jam lalu dari orang-orang yang berada di sekitarnya.


Part 4[edit]

"Dan dengan cara itulah aku bisa lolos. Hari ini betul-betul merepotkan"

Suara Maki menggema mengatakan itu di dalam kamarnya yang kosong, dengan dirinya yang dikelilingi oleh keenam gadis yang sama seperti sebelumnya.

"Kedengarannya repot juga, Maki"

"Memang itu merepotkan untuk Maki secara pribadi, tapi bagi kami, ini adalah kesuksesan besar"

"Itu benar, Purple-anesama. Aku juga sependapat. Kalau Navy-chan tidak menyelidiki ini secara menyeluruh, kita mungkin tidak hanya menghadapi cowok itu, tapi juga beberapa cewek yang kita tidak tahu apa-apa soal mereka"

Saat itu, Maki tengah melaporkan hasil pertarungannya dengan Koutarou dan Yurika kepada rekan-rekannya.

"Jadi, tadi kamu menyebutkan tentang mengendalikan sebagian kekuatan sihir itu, seberapa besar kekuatan itu, Maki?"

"Hmmm, aku pikir sekitar sepuluh tembakan dari Inferno Fire milikmu"

"Sebesar itu!?"

Mata gadis yang berpakaian merah mulai berbinar senang setelah mendengar laporan Maki, karena gadis itu memiliki tujuan hanya untuk memperkuat dirinya sendiri. Karena itulah dia tidak bisa menyembunyikan kegembiraan dan harapannya saat dia membayangkan bisa mengendalikan kekuatan sihir di kamar 106.

"Kalau sebagian kecil kekuatan itu sudah memiliki kekuatan sebesar itu, keseluruhan kekuatan itu pasti sangat besar"

"Benar"

Maki mengangguk setuju dengan pernyataan dari gadis berpakaian ungu.

"Bahkan jika kita bertujuh menggunakannya, kekuatan itu masih akan memberikan kita kekuatan yang sebanding dengan artifak sihir, mungkin lebih. Tapi, kelihatannya kita masih akan butuh waktu untuk menganalisanya"

Wajah Maki berubah muram setelah dia mengatakan itu.

"Tapi, butuh tekad yang besar untuk bisa mengusir mereka yang tinggal disana"

"Maksudnya serangan cewek pirang itu menghabiskan semua kekuatan yang kamu kendalikan hanya untuk memblokir serangannya?"

"Aku lebih tertarik sama cewek yang pakai dua haniwa. Haniwa itu imut, kan?"

"Ada juga yang ahli bela diri kan? Aku nggak sabar mau lawan dia"

"Kamu tidak boleh lupa dengan Nijino Yurika. Dan tentu saja, cowok yang paling kubenci itu, Satomi Koutarou"

Raut wajah Maki yang tadinya tenang langsung berubah penuh amarah dan dia mulai menggertakkan giginya saat dia menyebut nama Koutarou.

"Cowok itu adalah ancaman, dengan necromancy miliknya dan kendalinya atas kekuatan sihir di kamar itu. Ditambah, dia juga pintar. Siapa yang tahu jebakan apa yang disiapkannya untuk lain kali.."

"...Kamu suka sama dia ya?"

"Bisakah kamu bisa tidak mengatakan hal seseram itu dengan biasa saja!? Aku tidak mau berhubungan dengan cowok pintar yang bisa memanipulasi orang lain!"

Maki ahli dalam sihir yang dapat memanipulasi pikiran orang lain karena dia tidak ingin dikhianati.

Semenjak dia lahir di Folsaria, Maki telah dikhianati berulang kali. Orangtuanya menjual dirinya sebagai budak, teman budak yang tadinya berencana kabur bersamanya justru melaporkan rencananya tepat sebelum mereka menjalankan rencana itu. Dengan penghianatan sebagai kejadian sehari-hari yang terjadi dalam hidupnya, Maki baru bisa lepas dari kehidupan seperti itu karena Darkness Rainbow melihat potensi sihir didalam dirinya.

Karena dia membenci penghianatan, Maki tidak akan pernah menghianati siapapun. Tapi, dia takut kalau dia akan dikhianati kalau dia tidak membuat orang lain mematuhinya secara paksa. Karena itulah, Maki tidak bisa mempercayai orang dan hanya mencari kekuatan untuk bisa mengendalikan orang-orang itu dengan sihir pengendali pikiran miliknya. Jadi, saat Maki melihat Yurika yang mempercayai Koutarou, yang dirasakannya hanya rasa jijik.

Cowok itu adalah yang terburuk! Dia memainkan perasaan orang lain, lalu dia gunakan dan menghianati mereka. Aku akan membetulkannya dengan sihirku!

Jadi, jika Maki sampai jatuh cinta, perasaan itu pasti akan tertuju kepada pria yang jujur yang tidak akan pernah menghianati siapapun. Bagi Maki, Koutarou hanyalah keberadaan yang dibencinya.

"...Ngomong-ngomong"

Setelah si gadis berpakaian ungu mengatakan itu, Maki yang tadinya sedang melamun kembali sadar dan melupakan Koutarou. Setelah Maki kembali sadar, si gadis berpakaian ungu melanjutkan bicaranya.

"Kelihatannya akan lebih baik kalau kita melanjutkan semuanya dengan hati-hati di masa yang akan datang"

Saat si gadis berpakaian ungu mengusulkan itu, keenam gadis yang lainnya menganggukkan kepala mereka tanda setuju. Setelah mendengarkan laporan dari Maki, mereka mengerti keseriusan dari situasi mereka.

"Maki, kamu harus cepat membuat lagi tongkatmu. Lalu, kumpulkan informasi sambil menjaga kepercayaan mereka. Karena kamu sudah menghapus ingatan mereka, kita harus bisa menggunakan itu"

Maki tidak menolak usulan itu. Apapun pilihannya, dia tidak bisa bertarung sampai dia bisa membuat sebuah tongkat baru.

"Anggota yang lainnya harus melanjutkan persiapan mereka dengan cepat. Begitu juga, yang sedang terluka tidak akan bisa sembuh lebih cepat.."

Ketujuh petinggi Darkness Rainbow, terkecuali si gadis ungu dan Maki, tidak bisa bergerak sama sekali. Mereka saat itu sedang menyembuhkan diri mereka dari luka, atau berada dalam rehabilitasi atau sedang melatih penerus mereka. Mereka masih belum pulih dari kerusakan yang disebabkan dari pertarungan mereka dengan Rainbow Nana.

"Aku punya beberapa hal yang harus kulakukan disini, jadi kamu harus melanjutkan ini sendiri dahulu, Maki"

"Jangan kuatir. Dengan cowok itu sebagai musuhku, itulah yang kumau"

"....Jangan kelewatan ya, Maki"

Dengan kata-kata itu sebagai salam perpisahan, para gadis yang mengelilingi Maki pun menghilang. Rapat mereka sudah selesai dan Maki kembali sendiri di kamarnya.

Satomi Koutarou. Setidaknya, kau akan kukalahkan sendiri sebelum yang lainnya tiba!

Kebencian Maki kembali mendidih didalam dirinya, seakan-akan dia tidak mendengar peringatan dari rekan-rekannya.


Kembali ke Bab 5 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Bab 7