Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 6 Bab 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Syal dan Kerja Paruh Waktu[edit]

Part 1[edit]

Kamis, 10 Desember

Hari itu, Koutarou terbangun karena suara pisau dapur yang mengenai talenan dan aroma sup miso yang sudah lama dikenalnya.

Kalau aku nggak salah, ini...

Saat Koutarou membuka matanya, sebuah jendela nampak di depannya. Rupanya, dia sedang memeluk bantalnya dan sudah berguling sampai ke depan jendela.

"Kiriha-sama, kelihatannya kita kehabisan natto"

"Baiklah, nanti akan aku beli saat pulang ke sini"

Koutarou bisa mendengar suara Ruth dan Kiriha dari dapur. Suara pisau dan bau miso itu berasal dari masakan mereka berdua.

Begitu, Kiriha-san, rupanya...

Saat ia membalikkan kepalanya, Koutarou bisa melihat dua orang gadis. Beberapa hari belakangan ini, Ruth menyiapkan sarapan sendirian. Meski Kiriha hanya tidak hadir selama seminggu, kehadiran Kiriha saat itu membuat Koutarou merasa lega.

"Ngomong-ngomong, aku sudah selesai menyalin catatanmu saat aku absen kemarin, nanti akan kukembalikan. Terima kasih ya"

"Tidak usah berterima kasih, Kiriha-sama"

Kayaknya masalahnya udah selesai...

Kiriha hanya sedang memasak di dapur, tapi itulah yang diartikan Koutarou. Kiriha ada di tempat dimana dia selalu berada, dan itu sudah cukup bagi Koutarou.

"Koutarou...sarapannya udah siap...?"

Di saat itu, Sanae muncul di depan Koutarou sambil mengusap-usap matanya yang masih terlihat mengantuk.

"Belum kok, tidur aja lagi"

"Mm...."

Sanae lalu meregangkan tangannya dan kembali menyelam ke dalam badan Koutarou. Namun, sebelum dia betul-betul tenggelam, Sanae membisikkan sesuatu.

"Koutarou..."

"Ya?"

"Kamu bisa nggak, jaga moodmu lebih lama lagi? Rasanya nyaman soalnya..."

"....Oke, aku coba ya"

"Mm...."

Setelahnya, Sanae kembali menyelam ke dalam badan Koutarou seakan-akan dia meleleh.

Gitu ya, hangat dan nyaman...

Saat Sanae mengatakan itu, Koutarou sadar bahwa dia sedang menyambut kembalinya Kiriha yang biasanya.


Part 2[edit]

Yurika rupanya betul-betul sensitif dengan suara dan kesusahan untuk tidur setelah dia secara tidak sengaja mempersilahkan seekor kecoa untuk masuk ke dalam lemari dan membuatnya trauma. Namun, setelah dia tertidur pulas, akan susah untuk membangunkannya. Yurika akan tetap tertidur saat semuanya sudah berangkat ke sekolah.

Susah untuk tidur, dan susah untuk dibangunkan. Bagi para penghuni kamar yang lain, Yurika adalah yang paling bermasalah.

"Zzzz....Zzzz...Zzzz.."

"Diapain ya..."

Koutarou saat itu sedang kebingungan menghadapi Yurika yang tidur dengan mulut menganga. Dia berniat membangunkan Yurika untuk sarapan, tapi tidak peduli seberapa keras Koutarou mengguncang badan Yurika ataupun mencoleknya, Yurika sama sekali tidak terlihat akan segera bangun dari tidurnya.

"Kenapa nggak kamu biarin aja? Kan dia tidur karena dia mau tidur"

"Oh, tidak bisa. Dia sudah sering banget datang telat. Kalau begini terus, dia bakal tinggal kelas"

Hingga saat ini, Koutarou sudah membiarkan kemalasan Yurika yang terus berjalan. Tapi, setelah mendengar dari guru mereka kalau Yurika mungkin akan tinggal kelas, Koutarou mencoba membiasakan dirinya untuk membangunkan Yurika untuk berangkat sekolah.

"Yah, mau gimana lagi...jadi, sekarang gimana kamu mau bangunin dia, Koutarou? Apa mau kamu tampar lagi?"

"Hmm...?"

Koutarou pun mulai berpikir. Sejauh ini, dia betul-betul menampar Yurika hingga terbangun, tapi Yurika kesal dengan itu dan melarang Koutarou membangunkannya dengan kekerasan. Sambil menangis, Yurika pun sampai mengancam Koutarou untuk menikahinya kalau sampai wajahnya berubah bentuk - itulah yang membuat Koutarou gentar.

"Tapi, kalau aku nggak bisa mukul dia sampai bangun, aku nggak punya cara lain"

"Aku setuju"

"Zzzz....Zzzz...Zzzz"

Yurika, yang tidak menyadari usaha Koutarou, tetap tertidur dengan cueknya dengan posisi menggulung seperti bola. Lalu, Theia yang ikut mengintip ke dalam lemari sambil berdiri di sebelah Koutarou mencolek wajah Koutarou dengan kipas.

"Koutarou, setidaknya sekarang kau mengerti betapa sulitnya bagi kami untuk membangunkan dirimu di pagi hari"

"Diem aja deh, Theia!! Bukannya kamu nggak masalah soal nginjek kepalaku pakai hak sepatumu!!"

"Tentu saja! Kalau aku tidak melakukan itu, kau tidak akan bangun! Lagipula, tidak pernah ada cerita dimana seorang ksatria dibangunkan oleh seorang tuan puteri! Seharusnya kau berterima kasih padaku!"

"Siapa yang kamu bilang ksatria!?"

"Dengan keributan sekeras ini di sebelah seseorang, biasanya sih mereka bakal bangun..."

Rokujouma V6 061.jpg

"Haaa~h, a-aku nggak bisa makan lebih banyak lagi... Zzzz...Zzzz..."

Yurika masih saja terlelap, meskipun saat itu Koutarou dan Theia tengah bertengkar. Dia masih tertidur dengan raut wajah yang terlihat ceria.

"Jadi, apa yang akan kamu lakukan, Koutarou?"

"Zzzzz...Zzzz..K-kenyang banget, sampai sakit rasanya..."

"Sakit, oh iya...itu dia!!"

Setelah mendapatkan suatu ide, Koutarou menguurkan tangannya ke arah Yurika.

"Kamu mau ngapain"

"Lihat aja"

Sanae melihat Koutarou dengan bingung sementara Koutarou menyentuh wajah Yurika. Tentu saja, hanya menyentuh wajahnya tidak akan membuat Yurika terbangun.

"Kita lakukan ini"

"Ugh"

Koutarou menggunakan tangan kirinya untuk menutup lubang hidung Yurika, dan tangan kanannya untuk menutup mulutnya.

"Rencana bagus! Kayaknya berhasil deh!"

"Aku pikir ini nggak jauh beda sama diinjak pakai hak sepatu, deh..."

"Mhm, mmmh, mhhmmmmmmm!"

Karena tidak bisa bernafas, Yurika mulai panik dan mulai berusaha benafas kembali. Raut wajahnya terlihat kesakitan dan mulai berubah menjadi warna biru. Tapi, Yurika masih saja belum bangun.

"Dia tidak bangun juga..."

"Bangun, Yurika! Kamu bakal telat!"

"Kalau terus begini, dia betul-betul tidak akan pernah bangun"

Setelah melakukan itu selama beberapa detik..

"Hmmmmh!?"

Mata Yurika terbuka lebar dan tangan kakinya bergerak liar.

"Mmmmmmm-mmmmm!! Mmmmmhhmmmm!!"

"Woah, jangan gerak-gerak kayak gitu, buruan bangun, Yurika! Kamu bakal telat!"

"Mmmm!!" "Koutarou. Apa jangan-jangan dia udah bangun?"

"Yakin? Masa sih? Kalau dia emang bangun, dia pasti bakal bilang sesuatu"

"Mari kita tahan sedikit lebih lama lagi, untuk berjaga-jaga"

"Mmmmmm!! Mhmmmm~~mmmmm!!"

Setelah peristiwa ini, mencekik juga dilarang untuk membangunkan Yurika.


Part 3[edit]

"Lagian, Satomi-san, kamu jahat banget sih!"

"Maaf. Aku lupa kamu nggak bisa ngomong karena mulutmu aku tutup"

"Jangan sampai lupa dong!!"

Yurika dengan geramnya memukul meja dengan tinjunya. Biasanya, dia terlihat penakut dan lemah lembut, tapi dengan nyawanya yang berada di ujung tanduk membuatnya menjadi seperti ini. Suaranya yang menyimpan amarah menggeme ke seluruh penjuru ruang kelas, membuat teman-teman mereka penasaran apa yang terjadi di antara Koutarou dan Yurika.

"Kalau gitu, bangun cepet dong"

"Kamu nggak bisa cari cara lain!?"

"Nggak bisa, makanya aku ngelakuin itu. Atau kamu lebih milih telat?"

"Ugh"

Itulah yang membuat protes dari Yurika berhenti. Dia tidak yakin antara memilih terlambat atau tidak bisa bernafas.

"Kalau kamu telat terus, kamu bakal tinggal kelas, iya kan?"

"Ughhh"

Nggak adil, Satomi-san nggak adil!

Yurika mengerti bahwa sebenarnya Koutarou kuatir dengannya. Koutarou mungkin tidak ingat, tapi, dulu, Koutarou mengatakan kalau ia ingin lulus bersama dengan Yurika. Dia tidak berbohong saat mengatakan itu. Itulah mengapa Yurika betul-betul yakin bahwa Koutarou kuatir dengannya. Masalahnya, caranya menyatakan kekuatiran itu betul-betul tidak masuk akal.

"Satomi-san, nggak peduli mau seberapa kuatir kamu sama aku, ada hal-hal yang nggak bisa kamu lakuin gitu aja! Yang itu tadi udah kelewatan!"

Belakangan ini, perasaan yang dilontarkan Yurika pada Koutarou mulai berubah. Dulu, dia akan menyatakan keluhannya dengan penuh egois, tapi sekarang ada perasaan berbeda yang tercampur di dalamnya.

Satomi-san, kamu emang nggak bisa jujur, ya! Meskipun kamu yang paling baik di antara yang lain!

Yurika tidak puas dengan Koutarou yang selalu menyembunyikan perasaannya yang sesungguhnya.

"Maaf, maaf"

"Aku nggak bilang kalau kamu harus minta maaf! Aku mau kamu lebih jujur lagi!"

Pertengkaran Koutarou dan Yurika pun terus berlanjut. Kenji, yang menonton dari jauh, bertanya pada Shizuka yang kebetulan berada di dekatnya.

"Kasagi-san, si Kou ngapain lagi kali ini?"

"Yah, Satomi-kun sama yang lain kuatir sama kemalasannya Yurika, dan Satomi-kun nutup hidung sama mulutnya Yurika buat ngebangunin dia..."

Shizuka enggan untuk menjelaskan bahwa Koutarou dan Yurika tinggal di tempat yang sama dan membelokkan kenyataannya sedikit.

Kalau dipikir lagi, aneh juga kalau nggak ada hal-hal yang lain yang terjadi...Yah, aku rasa itu memang sifatnya Satomi-kun...

Sambil berpikir seperti itu, Shizuka kembali memandangi mereka yang masih bertengkar dan tersenyum.

"Dia bener-bener berubah, ya..."

Setelah mengerti situasinya, Kenji mengingat kembali wisata sekolah yang mereka ikuti saat SMP. Saat itu, Koutarou bangun di tengah malam dan menjahili teman-temannya. Selain mencekik mereka, dia akan menggambari wajah mereka atau bahkan melepas pakaian mereka. Akhirnya, Koutarou akan berguling-guling ke seluruh penjuru ruangan dan menyebabkan perang bantal besar-besaran.[1]

"Kalau gitu, gimana aku bangunin kamu?"

"Ugh"

"Aku nggak bisa mukul kamu, nggak bisa mencekik kamu, tinggal nyiram kamu pakai seember air es"

"Bukankah air mendidih juga bisa dipakai? Kiriha dan Ruth selalu merebus air saat mereka membuat sarapan, kita juga bisa memakai itu"

"Paling nggak, air dingin dong! Apapun asal jangan air mendidih!"

"Soal ini aja kamu pilih-pilih, ya..."

Koutarou hanya bisa memandangi Yurika, yang mulai menangis, dengan rasa tidak enak.

"Satomi-kun, Nijino-san"

Setelah menyelesaikan pembicaraannya lewat handphone, Kiriha mendekati mereka berdua.

"Aku ingin meminta bantuan kalian dalam suatu hal"

"Nggak masalah"

"A-ada apa?"

Koutarou, yang mendapat kesempatan untuk mengalihkan topik, langsung merespon permintaan Kiriha. Sementara itu, Yurika mengusap matanya untuk menyembunyikan air matanya dari Kiriha.

"Sebenarnya, pada hari Minggu dua hari dari sekarang, aku ingin kalian membantuku dalam sebuah pekerjaan paruh waktu"

"Kerja paruh waktu?"

Tidak disangka, tawaran Kiriha adalah kerja paruh waktu.

Divisi pemuda dari organisasi masyarakat itu rupanya berencana menyelenggarakan drama superhero, yang menampilkan pahlawan lokal Harukaze-man dan Kisshou-lady. Drama itu adalah salah satu acara yang mereka selenggarakan pada hari ulang tahun taman kanak-kanak Harukaze. Namun, dibutuhkan banyak orang untuk menyelenggarakan drama superhero tersebut. Ada banyak yang harus dilakukan orang-orang tersebut, seperti membuat panggung, kostum, properti, menjadi manajer dan lain sebagainya. Karena itulah,anggota divisi pemuda dari organisasi masyarakat tersebut tidak cukup, dan mereka harus mencari sukarelawan.

Masalah itu mengarahkan mereka pada Kiriha, yang sudah aktif melayani masyarakat baru-baru ini. Divisi pemuda organisasi masyarakat itu pun akhirnya meminta bantuan dari Kiriha. Alasannya, mereka tahu kalau Kiriha turut serta dalam drama di festival kebudayaan sekolah. Karena Kiriha sendiri juga ingin bisa berbaur dengan masyarakat sekitar, dia dengan senang menerima tawaran mereka.

Namun, karena waktunya hanya tinggal dua hari, Kiriha tidak bisa mengumpulkan orang-orang Rakyat Bumi dengan jumlah yang cukup. Itulah sebabnya dia meminta bantuan Koutarou dan yang lainnya.

"Jadi, kamu mau kita semua tampil di pentas superhero itu?"

"Benar. Aku sudah bertanya kepada kenalanku, tapi sebagian besar dari mereka tidak memiliki pengalaman tampil di atas panggung...yang dalam hal demikian, kalian sudah memiliki pengalaman dari festival budaya"

Kiriha terlihat sungkan saat menyampaikan hal itu, karena ia merasa menyerahkan sesuatu secara mendadak kepada mereka.

"Gitu toh. Yurika sih biasanya udah bertingkah kayak dia hidup di acara-acara superhero, jadi dia cocok buat itu"

Shizuka menyetujui itu sambil mengangguk.

Sebelum Koutarou sadar, grup yang biasanya sudah berkumpul mengelilingi dirinya.

Selain Sanae, Yurika dan Kiriha, ada Theia, Ruth, Shizuka dan Kenji. Mereka semua ikut mendengar apa yang ingin dikatakan Kiriha.

"Baiklah, aku mengerti! Kiriha, serahkan saja pada kami!"

Mata Theia berbinar-binar saat ia memukul dadanya. Meskipun pentas superhero itu ditujukan bagi anak-anak, pentas drama tetaplah pentas drama. Itu adalah kesempatan yang tepat baginya untuk melatih Koutarou lebih lagi.

"Aku dan Koutarou akan membuat anak-anak itu terpana dengan akting kami yang begitu mempesona!"

"T-tunggu dulu, Theia, kamu juga mau ikutan!?"

"Bersoraklah, Koutarou. Kita akan menjalankan latihan spesial malam ini!"

Mata Theia berkilau saat ia melihat ke arah Koutarou. Melihat itu, Koutarou teringat dengan perjuangannya saat festival budaya.

"Latihan spesial!? Aku harus ngejalanin mimpi buruk itu lagi!?"

Koutarou harus bangun dan menghadap Theia setiap pagi. Kehidupannya betul-betul dikendalikan oleh Theia, dengan toilet sebagai tempat melepas lelahnya. Koutarou akan menghabiskan sepanjang harinya dipenuhi dengan teriakan perintah dari Theia, tanpa diizinkan untuk istirahat bahkan sebentar saja, hingga Koutarou kelelahan dan pingsan. Theia akan berada disisinya mulai dari ia bangun hingga pingsan. Latihan spesial Theia memang sebegitu kerasnya, hingga membuat Koutarou yang sudah atletik menganggapnya sebagai mimpi buruk yang menjadi nyata.

"Tidak usah khawatir, Koutarou"

Theia mengatakan itu sambil tersenyum layaknya malaikat, senyuman setulus hati yang tertuju pada Koutarou yang sedang ketakutan, tapi hanya sebentar saja. Karena setelahnya, senyuman itu langsung berubah menjadi senyuman iblis.

"Tidak peduli kau adalah jiwa yang baik atau jelmaan iblis sekalipun, aku akan melatihmu secara pribadi! Kau akan membuat semua orang pingsan karena takjub dengan penampilanmu, dua hari dari sekarang!"

"Nggak mau! Aku yang bakal pingsan sebelum tampil!"

"Tidak usah takut..."

Theia, dengan matanya yang berbinar-binar, mendekati Koutarou selangkah demi selangkah. Jemari tangannya menggeliat hendak menggenggam dan menahan Koutarou.

"Aku nggak mau ngebantu acara itu!"

"Tidak akan kubiarkan kau menolaknya!"

Koutarou menggelengkan kepalanya, melawan Theia yang menolak untuk membiarkannya begitu saja.

"Aku nggak mau! Mending aku ngerajut aja!"

"Sudah kukatakan, tidak akan kubiarkan kau menolak!"

Kemauan kuat Theia menekan dan menghapus teriakan protes dari Koutarou, dan jari jemarinya yang sedari tadi menggeliat liar akhirnya bisa menggenggam erat Koutarou.

"Aku tidak akan melepaskanmu hingga kau mengeluarkan tetes darah terakhirmu! Aku tidak akan menerima keluhan apapun!! Kau tidak akan punya waktu untuk beristirahat hingga kau melangkah ke atas panggung sebagai sang Ksatria Biru sekali lagi!!"

"Tidaaaaaaaaaaaak!!"

Tuan puteri ketujuh Kekaisaran Galaktik Forthorthe, Theiamillis Gre Forthorthe, tertawa dengan sikap yang cocok untuk seorang bangsawan yang memimpin bintang-bintang yang tidak terhitung jumlahnya. Semua orang di tempat itu pun terpana dengan keberadannya yang betul-betul agung.

"...Kalau saja dia bisa jujur dengan dirinya sendiri, semua akan menjadi lebih mudah.."

Namun, Ruth yang tumbuh bersama dengan Theia, untuk suatu alasan, melihat mereka berdua dengan senyuman ceria.


Part 4[edit]

Saat Koutarou memencet tombol sekali, dua kali, tiga kali, sebuah api muncul dari dalam pemanas tua bertenaga minyak tanah.

Pemanas tua ini sudah digunakan selama bertahun-tahun oleh klub merajut, dan dibandingkan dengan versi yang lebih modern, kinerjanya buruk sekali. Meski begitu, itu sudah cukup untuk sebuah klub yang beranggotakan dua orang. Karena suhu saat itu sudah semakin dingin, benda itu adalah sebuah kebutuhan untuk menjalankan kegiatan klub.

Koutarou lalu mengatur pengukur di pemanas itu untuk mengatur suhu pemanasnya. Setelahnya, warna api di dalamnya berubah dari merah menjadi biru, dan banyaknya asap yang muncul pun menurun drastis. Setelah merasa cukup, Koutarou pun kembali ke tempat duduknya.

"Terima kasih, Satomi-kun"

"Hari ini memang dingin, ya"

"Betul sekali. Belakangan ini, pagi hari pun sudah dingin sekali"

Sambil saling tersenyum, Koutarou dan Harumi duduk berdekatan di depan pemanas itu. Dalam cuaca yang dingin itu, jari-jari mereka akan menjadi kaku. Itulah sebabnya mereka berdua mendekat untuk menghangatkan diri di depan pemanas itu.

"Kamu kayak nenek-nenek aja, senpai"

"Ih, Satomi-kun..."

Harumi menggerakkan jarum rajutnya sambil membalas tersenyum. Meskipun dia merasa canggung di sekitar laki-laki, tapi jika dengan Koutarou, dia merasa tidak masalah berada sedekat ini dengannya. Harumi merasa bahwa dirinya tidak hanya dekat dalam hitungan jarak, tapi juga dekat dalam masalah hubungan.

"Lagian, kita juga lagi ngerajut"

"Betul juga, ini tidak terlihat muda sama sekali. Fufufu"

Sambil tertawa, mereka saling memamerkan hasil rajutan mereka masing-masing. Di bulan Desember yang dingin itu, kegiatan klub budaya di sekitar mereka libur sementara, dan tawa mereka berdua menggema di dalam gedung klub itu.

Setelah selesai tertawa, Harumi memandangi tangan Koutarou sejenak.

"Sekarang kalau kupikir lagi, syal ini kelihatannya sudah semakin panjang"

Saat itu Koutarou sedang bekerja keras merajut sebuah syal. Awalnya, dia hanya merajut itu ebagai latihan, tapi setelah panjangnya dirasa cukup, Harumi menyarankan agar Koutarou membuatnya menjadi syal.

"Ini semua berkat kamu"

"Maukah kamu menunjukkannya?"

"Silahkan"

Koutarou berhenti menggerakkan jarum rajutnya dan menyerahkan pada Harumi sebuah tas yang berisi sebagian besar syal yang sudah selesai.

"Kelihatannya sedikit terlalu panjang untuk digunakan oleh seseorang"

Harumi mengeluarkan syal itu dari dalam tas dan menggelarnya di atas meja. Seperti yang dikatakannya, syal itu cukup panjang. Karena Koutarou sudah mengerjakannya semenjak musim semi, panjang syal itu sudah mencapai sepuluh meter.

Rokujouma V6 077.jpg

"Itu karena sebagaian besar bikinnya nggak bagus"

Tapi, kualitas syalnya bervariasi. Karena syal itu adalah lanjutan dari hasil latihan Koutarou, bagian awal syal itu terbuat dari berbagai macam teknik merajut. Kemampuan merajut Koutarou memang buruk pada awalnya, dan membuat syal itu terlihat mencolok secara buruk.

"Cuma bagian terakhir yang bisa dipakai sebagai syal"

Meskipun begitu, bahkan Koutarou yang kikuk sekalipun mulai meningkat kemampuannya setelah merajut selama delapan bulan. Itu terlihat dari beberapa meter terakhir yang terbuat dengan indahnya.

"Ah, itu tidak benar"

Koutarou tidak memandang tinggi hasil karyanya, tapi Harumi justru berpendapat lain.

"Aku suka bagian awal ini"

Sambil tersenyum, Harumi mengelus bagian awal dari syal tersebut.

"Bagian ini menunjukkan, lebih dari apapun juga, seberapa keras kamu sudah berusaha"

Bagian awal itu berasal dari saat Koutarou mulai merajut, dengan susah payah ia berusaha merajut dan menggerakkan jarum rajutnya dengan penuh kesulitan. Harumi, yang menyaksikan itu semua, tidak bisa menganggap kalau bagian itu tidak berguna. Sebaliknya, bagi dirinya, bagian awal itulah yang paling bernilai.

"Cuma kamu yang bisa bilang begitu, Sakuraba-senpai"

"Fufu, jika soal usaha, aku rasa itu betul untuk sebagian besar kasus"

Benar juga, hanya aku yang benar-benar mengerti nilai dari syal ini. Syal ini menyimpan kenanganku dan Satomi-kun...

Alasan kenapa Harumi menilai syal itu begitu tinggi adalah karena kenangan beberapa bulan yang telah tersimpan di dalamnya. Hanya dengan melihat bagian tertentu dari syal itu, Harumi bisa mengingat apa yang terjadi di saat itu.

Melihat bagian awal syal itu membuatnya teringat dengan pertemuannya dengan Koutarou dan saat Koutarou baru saja bergabung dengan klub merajut. Harumi teringat betapa bahagianya dirinya saat menemukan seseorang yang bisa menemaninya.

Saat Harumi menyentuh bagian selanjutnya, ia teringat dengan festival olahraga. Dia berpartisipasi dengan Koutarou, dan menang.

Bagian selanjutnya terbuat saat libur musim panas. Harumi ingat sempat bertemu Koutarou secara tidak sengaja. Di saat itu, Harumi sudah mulai menyukai Koutarou.

Di bagian selanjutnya, kemampuan Koutarou mulai meningkat, dan dia mulai mencoba berbagai teknik. Bersamaan dengan itu, festival budaya semakin dekat dan mereka berdua harus tampil di atas panggung bersama-sama. Saat itulah Harumi menjadi sadar akan seberapa besar keberadaan Koutarou baginya. Baru beberapa hari yang lalu, dia meminta bantuan Yurika dan pergi bermain bersama dengan Koutarou.

Bagi Harumi, syal ini adalah bukti dari waktu yang telah dijalaninya bersama dengan Koutarou.

"Mackenzie terus ngomong kalau ini nggak pantes buat cowok"

"Yah, memang benar kalau sebagian besar pria normal tidak bisa mengerti"

Koutarou tertunduk lemas mendengar itu, sementara Harumi tertawa kecil.

"...Apa itu artinya aku bukan cowok normal?"

"Bukan, bukan itu maksudku, kok..."

Aku mengerti, Satomi-kun...

Harumi merasa bangga karena hanya dirinyalah yang betul-betul mengerti nilai sesungguhnya dari syal itu, sementara teman terbaik Koutarou tidak - yang menurut Harumi adalah hal yang lucu.

"Kalau begitu, aku bakal ngerjain Mackenzie dengan ngasih dia bagian awal ini buat kado Natal"

"J-jangan, Satomi-kun! Itu percuma!"

Suara tawa Koutarou dan Harumi terdengar dari dalam ruang klub merajut, ditemani syal yang membuat jarak di antara mereka semakin dekat.


Part 5[edit]

Setelah tertawa sejenak, Koutarou mulai menggerakkan jarum jahitnya sekali lagi, dan Harumi pun juga mulai mengerjakan rajutannya. Namun, mereka berdua masih melanjutkan pembicaraan mereka.

"Terus, Yurika mulai nangis"

"Nijino-san memang ingin memerankan peran yang berbeda, ya"

Dulu, saat musim semi, Koutarou tidak bisa merajut dan berbicara di saat yang bersamaan. Namun, setelah beberapa bulan, karena kemampuannya yang meningkat ia sekarang bisa berbicara sambil menjalankan kegiatan klubnya. Di saat yang sama juga, Harumi menjadi terbiasa menghabiskan waktu dengan Koutarou dan ikut berbicara juga.

"Begitu juga, dia bagus juga meranin kuda..."

"Fufufu, memang memprihatinkan, melihat keinginannya dan kemampuannya yang tidak seimbang"

Saat ini mereka sedang membicarakan kerja paruh waktu yang ditawarkan oleh Kiriha. Karena Yurika adalah teman mereka berdua, pembicaraan mengenai dirinya pun muncul dalam topik kerja paruh waktu ini.

Pada akhirnya, mereka yang tinggal di kamar 106 dan Kenji turut serta dalam pentas drama superhero itu. Karena divisi pemuda begitu terobsesi mengenai bintang acara itu, Harukaze-man, mereka menyewa seorang profesional untuk memerankan peran itu. Koutarou dan yang lainnya akan menjalankan peran yang lain.

Kiriha, yang menawarkan pekerjaan itu, akan berperan sebagai petinggi jahat, Black Rose. Karena badannya yang tinggi dan wajahnya yang cantik, dia dianggap cocok untuk peran itu.

Koutarou akan memerankan bawahan Kiriha, Baron Demon. Dia adalah pria yang karismatik tak terkalahkan yang melakukan hal-hal keji bersama rekannya, Jet Black King. Karena pemeran pria yang ada hanya Koutarou dan Kenji, Koutarou terpilih untuk memerankan sang baron karena badannya yang besar.

Dan sebagai rekan penjahat Koutarou, Jet Black King, adalah Yurika. Kemampuannya memerankan bokong kuda sudah mencapai tingkatan master. Meskipun Yurika sudah memohon untuk mendapatkan peran lain, tapi karena tidak ada orang lain yang bisa memerankan itu, dia akhirnya mendapat peran itu. Aktingnya saat drama Ksatria Biru mendapat pujian, tapi Yurika sendiri menangisi hal itu.

Theia akan memerankan Princess Devil. Dialah otak sebenarnya dibalik aksi Baron Demon dan wujud dari rencana jahat menguasai dunia. Karena Baron Demon bersumpah setia padanya, Koutarou memprotes peran ini. Dia ingin Shizuka dan Theia untuk bertukar peran, tapi karena peran Shizuka sulit untuk digantikan, permintaan Koutarou ditolak.

Shizuka mendapat peran rekan Harukaze-man, Kisshou-lady. Karena Shizuka memiliki pengalaman dalam bela diri, dia terpilih menjadi yang paling sesuai untuk peran itu. Karena itulah, dia tidak bisa ditukar, dan Theia menjadi pemeran Devil Princess. Koutarou hanya bisa menangisi itu.

Ruth akan memerankan penduduk biasa. Sekilas, nampaknya itu peran yang mudah, tapi dia harus berteriak keras saat Baron Demon muncul, dan lalu membuat penonton bersorak untuk kemunculan Harukaze-man - yang ternyata merupakan peranan teknis. Karena peranan itu membutuhkan kehati-hatian dan kesantunan, Ruthlah yang terpilih.

Kenji akan berperan sebagai pembawa acara. Alasannya adalah karena parasnya yang populer di kalangan anak-anak dan ibu rumah tangga, ditambah opininya sendiri bahwa Koutarou tidak akan bisa memerankan seorang pembawa acara. Beradaptasi terhadap keadaan yang ada dan membuat para penonton bersorak adalah sesuatu yang ahli dilakukan oleh Kenji. Koutarou sempat protes juga mengenai hal ini, tapi tidak ada yang menggubrisnya.

Sebagai hantu, Sanae akan bertugas memberi efek-efek spesial dan membantu Koutarou mengucapkan dialognya. Karena tidak ada orang yang bisa melihat atau mendengarnya, Sanae cocok sebagai juru bisik[2], dan rekan yang cocok bagi Koutarou yang suka kesulitan menghafal dialognya.

"Jadi, peran apa yang kamu dapat, Satomi-kun? Tokoh utama lagi?"

"Nggak, kali ini aku jadi penjahat. Aku meranin penjahat kejam bernama Baron Demon"

Koutarou lalu mengeluarkan naskah dari tasnya dan mulai membalik halamannya.

"Satomi-kun menjadi penjahat kejam..."

Harumi hanya bisa memiringkan kepalanya karena dia tidak bisa membayangkan Koutarou sebagai seorang penjahat. Dia memang usil, tapi dia tidak bisa menyambungkan Koutarou dengan perbuatan jahat. Karena itulah, Harumi menjadi tertarik dengan pentas superhero itu.

"Aku tidak ada acara hari Minggu ini, jadi mungkin aku akan pergi menonton"

"Boleh aja. Semuanya--"

Koutarou hampir mempersilahkan Harumi, tapi dia langsung menyadari sesuatu, dan langsung tersenyum usil.

"Bener juga, Sakuraba-senpai, gimana kalau kamu ikut tampil juga?"

"Aku!?"

Harumi pun terkejut dengan tawaran yang tidak terduga itu.

"Yap. Sebenarnya kita cuma punya sedikit orang, dan naskahnya perlu ditulis ulang. Tapi, kalau kamu ikut, jumlahnya jadi pas"

Dalam versi aslinya, ada satu karakter lagi. Penduduk biasa yang diperankan Ruth memiliki seorang pacar. Karena jumlah orangnya kurang, Kenji harus berperan sebagai pembawa acara dan membuat peran si pacar itu kosong. Karena itulah, naskahnya harus diubah sedikit.

Namun, jika Harumi ikut bergabung, maka naskahnya tidak perlu diubah. Harumi dan Kenji bisa menjadi pasangan penduduk biasa, dan Ruth menjadi pembawa acara. Dengan begitu, mereka bisa mengikuti versi aslinya.

"K-Kamu bilang begitu juga...langsung menawarkan itu kepadaku itu menyusahkan"

Harumi, yang pada dasarnya pemalu, kaget dengan tawaran untuk tampil di atas panggung. Saat festival budaya, dia bisa melakukan itu karena dia berakting bersama Koutarou.

"Tenang aja. Kami semua juga baru tahu hari ini kok. Dan, kalau aku nggak salah, peranmu nggak susah kok, Sakuraba-senpai"

Sambil mengabaikan Harumi yang masih terkejut, Koutarou dengan riangnya kembali membalik halaman naskah.

Dalam versi asli, tugas si penduduk wanita biasa adalah hanya berteriak saat dia diculik. Perannya tidak sesulit itu. Namun, tanpa si pasangan prianya, semua dialog yang mereka berdua bicarakan harus dibawakan oleh si wanita sendiri dan membuat peran itu menjadi lebih sulit. Karena itulah Koutarou tidak merasa kuatir.

"T-tapi...aku tidak tahu kalau aku bisa..."

Namun, Harumi tidak bisa membayangkan dirinya yang diculik dan berteriak. Karena itulah dia kuatir kalau dia nantinya tidak bisa mengucapkan dialognya sedikitpun di atas panggung.

"Ngomong apa, si aktris terkenal ini?"

Koutarou hanya bisa menertawakan Harumi yang terlihat ragu.

Setelah festival budaya, kepopuleran Harumi meningkat tajam. Tadinya orang menganggap dirinya imut, tapi setelah aktingnya yang mempesona di atas panggung, Harumi sekarang menjadi selebriti di SMA Kisshouharukaze. Karena Harumi sendiri tidak senang mendapat perhatian seperti itu, hidupnya menjadi sedikit lebih rumit.

Koutarou yang mendapat peranan utama bersama Harumi tersapu oleh kepopuleran Harumi, dan kehidupan Koutarou pun berlanjut seperti biasa.

"Pas awal nanti kamu mesra-mesraan sama Mackenzie, terus nanti kamu bakal aku culik. Kamu cuma perlu teriak-teriak aja kok"

"Berteriak setelah diculik Satomi-kun..."

Setelah mendengar kalau Koutarou akan menculiknya, Harumi mulai berkhayal.

"Gahahahahaha, kamu cantik juga. Akan kubuat kau menjadi istriku!"

"Tidaaaaaaaak! Seseorang, tolong akuuuu!"

Koutarou, yang mengenakan kostum berduri berwarna hitam legam, akan menculiknya sambil tertawa keras.

Kelihatannya menyenangkan sekali...

Setelah bimbang hingga detik ini, Harumi mulai berpikir bahwa itu akan menyenangkan setelah selesai berkhayal. Kalau yang melakukannya adalah Koutarou, Harumi tidak akan merasa bermasalah kalau dirinya diculik. Lagipula, Harumi sering membacakan buku untuk anak-anak yang ada di rumah sakit, jadi tampil dalam sebuah pentas superhero di taman kanak-kanak adalah mimpi yang menjadi nyata baginya.

"Kalau hanya itu saja, mungkin aku bisa..."

"Beneran? Kalau gitu, tolong dibantu, ya!"

Saat Harumi menyatakan setuju, Koutarou langsung bangkit dari kursinya dengan penuh semangat. Dia lalu mengeluarkan handphonenya dan menelepon Kiriha, melaporkan kalau Harumi akan membantu mereka juga.

"Pentas superhero,ya...fufufu..."

Sambil memandangi Koutarou yang mulai berbicara lewat handphonenya, Harumi tersenyum.

Hanya sesaat lalu dia ragu dengan apa yang harus dilakukannya, tapi sekarang dia menantikan pentas superhero itu, dua hari dari sekarang.



Kembali ke Bab 1 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Bab 3
  1. Biasanya, murid-murid sekolah di Jepang yang ikut dalam kegiatan wisata sekolah akan tidur bersama di ruangan yang besar yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.
  2. Orang yang bertugas memberitahu dialog atau apa yang harus dilakukan para pemain di atas panggung