Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 6 Bab 6

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Kurano Kiriha[edit]

Part 1[edit]

Minggu, 20 Desember

Awalnya, Koutarou mengira bahwa getaran yang dirasakannya berasal dari roller coaster yang baru saja melintas di dekatnya, tapi getaran itu terlalu kencang bagi wahana itu dan tidak terlihat akan kunjung reda. Dia juga merasa kalau getaran itu berasal dari bawahnya. Aneh jika getaran dari roller coaster berasal dari bawah kakinya.

"Apa ini?"

Sementara Koutarou masih kebingungan, getaran yang sudah ada mulai menjadi lebih keras, yang tadinya hanya getaran kecil, sekarang sudah menjadi guncangan-guncangan kecil yang terus menyerang bagian bawah kaki Koutarou.

Bukan hanya Koutarou saja yang kebingungan, para pengunjung yang lainnya pun juga merasakan hal itu. Gempa bumi yang tiba-tiba itu membuat mereka resah, ditambah karena mereka juga mau menikmati roller coaster.

"Mungkinkah ini!?"

Namun, Kiriha sendiri yang terlihat paling resah. Tepat di saat dia merasakan getaran itu, raut wajahnya menunjukan kewaspadaan yang biasanya. Dia rupanya mempunyai dugaan tentang asal-usul gempa ini.

"Karama, Korama!"

Kiriha dengan cepat memanggil kedua haniwanya. Sesaat setelahnya, mereka muncul disampingnya. Meskipun tidak mendengar perintah dari Kiriha, mereka rupanya sudah mengambil tindakan.

"Ya Ho-, nee-san! Kami bisa melacaknya dari sisi kami juga Ho-!"

"Menganalisa pola getaran, reaksi generator kekuatan spiritual terdeteksi. Analisa selesai, ada kemungkinan 97% kalau ini adalah kapal selam bawah tanah Ho-!"

Para haniwa itu dengan cepat memberikan banyak informasi. Setelah mendengar laporan mereka, raut wajah Kiriha menjadi semakin resah.

"Sudah kuduga! Bagaimana keadaannya!?"

"Ada di kedalaman 20 meter dan terus naik!"

"Mereka berencana naik ke atas permukaan ini Ho-! Titik perkiraan kemunculan mereka berada di 50 meter di selatan-barat daya!"

"Tidak mungkin! Di tempat seperti ini!?"

Kiriha melompati pagar pembatas wahana dan berlari keluar ke arah titik perkiraan kemunculan yang dimaksud.

Kalau informasi para haniwa terbukti benar, getaran ini berasal dari kendaraan yang digunakan oleh Rakyat Bumi untuk naik ke permukaan, yaitu kapal selam yang berfungsi berbeda untuk naik ke permukaan tanah. Sekarang, kapal itu akan muncul di permukaan, tepat di tengah-tengah taman bermain yang ramai ini.

"Kiriha-san!? Ada apa!?"

Koutarou berlari mengejar Kiriha sambil berusaha memanggilnya.

"Gawat...kalau hanya pasukan pengintai yang muncul, mereka tidak akan muncul di tempat seperti ini!"

Kata-kata Koutarou tidak sampai kepada Kiriha yang saat itu tengah panik, dengan penyebabnya adalah kapal selam milik Rakyat Bumi yang akan muncul.

Bawahan-bawahan Kiriha tidak menggunakan kapal-kapal selam itu, karena mereka tidak punya alasan untuk menggunakan itu untuk menjalankan invasi dengan damai. Kalau mereka menggunakan kapal itu dengan ceroboh, kapal itu pasti akan menarik banyak perhatian. Maka dari itulah, mereka tidak mungkin muncul di tempat seperti ini.

Situasi yang dibayangkan Kiriha dimana kapal itu akan muncul di tempat seperti ini adalah situasi darurat, tapi dalam kasus itu, dia sudah diberitahu lebih dulu sebelumnya. Karena bukan hal itu yang terjadi, maka kemungkinan yang ada tinggal satu.

"Betul-betul gegabah!"

Kiriha hanya bisa menggertakkan giginya.

Hanya ada satu alasan kenapa kapal selam milik Rakyat Bumi akan muncul. Faksi radikal, atau bagian dari faksi itu, telah memutuskan untuk muncul secara paksa di atas permukaan dan menggunakan kekuatan militer. Karena tujuan mereka adalah untuk menunjukkan kekuatan mereka, mereka tidak akan peduli jika menjadi pusat perhatian. Justru, mereka akan memilih tempat yang memiliki banyak orang untuk memenuhi tujuan itu. Kapal selam itu sedang naik untuk menyerang orang-orang yang ada di taman bermain itu.

"Kenapa, Kiriha-san!?"

"Ho-! Ada serangan Ho-!"

Kedua haniwa pun akhirnya menjawab pertanyaan Koutarou. Mereka melayang di sebelah Koutarou dan turut mengejar Kiriha.

"Serangan!? Maksudnya!?"

"Orang-orang yang tidak setuju dengan cara nee-san melakukan invasinya sedang menuju ke sini untuk menyerang orang-orang Ho-!"

"Gitu rupanya, jadi faksi radikal yang sempat dibilang Kiriha-san ya!"

Karena adanya faksi yang ingin menginvasi permukaan tanah menggunakan kekuatan militer, Kiriha tidak bisa begitu saja menguasai kamar 106, ataupun gagal dalam usaha menguasainya.

Setelah mendengar penjelasan dari Karama, Koutarou teringat kalau Kiriha pernah mengatakan itu beberapa waktu yang lalu.

"Benar Ho-! Nee-san sedang berencana untuk menghentikan mereka Ho-!"

"Jadi dia mau ngelakuin itu rupanya!"

Setelah mengerti situasi yang ada, Koutarou pun langsung melanjutkan mengejar Kiriha.

Sebagai seorang pecinta kedamaian yang sedang mencari cinta pertamanya, Kiriha tidak bisa begitu saja mengalihkan pandangannya dari tindakan gegabah faksi radikal. Saat ini, dia sedang bergegas menuju tempat perkiraan munculnya faksi radikal untuk menghentikan serangan mereka.

"Tapi, ini bahaya Ho-! Kalau terus begini, Nee-san akan terbunuh Ho-!"

"Faksi radikal hanya menganggap Nee-san sebagai gangguan Ho-!"

"Kalau gitu, buruan hubungin temen-temen kalian! Suruh mereka ngelakuin sesuatu soal ini!"

"Mengerti Ho-!"

Faksi radikal membenci Kiriha yang tidak menyukai penggunaan kekuatan militer. Kemungkinan pendapat mereka akan didengar oleh Kiriha sangat kecil, dan dalam situasi ini, ada kemungkinan mereka akan membunuh Kiriha dan membuatnya terlihat seperti sebuah kecelakan.

"Aku tidak akan memaafkan mereka! Aku betul-betul tidak akan memaafkan mereka karena sudah menyerang ke atas sini!"

Meskipun dia tahu akan hal itu, Kiriha tetap harus pergi. Kalau tidk, dia tidak akan bisa melindungi apa yang berharga baginya.

Di saat itu, jalan aspal di depan Kiriha mulai retak, dan sesuatu yang besar pun muncul. Benda itu berbentuk silinder berwarna hitam, dengan panjang beberapa meter dan terbuat dari metal. Benda itu muncul dari dalam permukaan tanah dan muncul dengan menjulang tinggi, sehingga terlihat seperti cerobong asap.


Part 2[edit]

Shizuka dan Yurika sedang membopong Ruth bersama-sama, menuju ke sebuah pos kesehatan di dalam taman bermain itu. Mereka berencana membawa Ruth untuk berisitirahat disana hingga Ruth bangun.

"Nijino-san, semangat ya"

"Tapi, ini berat bangeeeet!"

Namun, karena Yurika lemah, kecepatan berjalannya betul-betul lambat. Badannya pun mulai membungkuk karena kalah berat dengan Ruth.

"Betul-betul lemah"

"Yurika, kamu bisa! Tunjukin semangat cosplaymu!"

"Kamu bilang gitu juga...!"

Kenyataannya, Theia lebih kuat dari Yurika, tapi karena tingginya, dia tidak bisa bekerja sama dengan Shizuka untuk membawa Ruth.

"Kamu mau aku bantuin?"

"Nggak mau, aku mending pilih yang lain!"

Sanae menawarkan bantuannya, tapi karena rasa takutnya terhadap hantu, Yurika tentu saja menolaknya. Meskipun dia akan bertambah kuat, Yurika tidak mau dirasuki. Dengan begitu, Sanae hanya bisa membantunya dengan kekuatan poltergeist. Namun, karena kemampuannya bukan untuk penggunaan jangka panjang, bantuannya pun hanya bertahan sebentar saja.

"Kalau gitu, yang semangat!"

"Aku pikir kejam juga, mengharapkan itu dari Yurika"

"Satomi-saaa~n, tolongin dooong~!"

Sekali lagi, Yurika berada dalam masalah yang sepele. Dan sekalinya dia berada dalam masalah, seperti biasanya juga, dia akan bergantung kepada orang lain.

Di saat itulah, mereka mendengar suara yang besar dari arah kiri mereka. Suara itu mirip seperti ledakan, bersamaan dengan bunyi sesuatu yang hancur.

"Kyaaa!"

"Tolong tenang, Nijino-san, Ruth-san mau jatuh!"

"Apa, apa yang baru saja terjadi!"

"Theia, sebelah sana!"

Keempat gadis yang baru saja dikejutkan dengan suara keras itu pun menoleh ke arah asal suara itu. Tepat di saat itu, mereka melihat sebuah pilar silinder yang muncul dari balik bangunan. Pilar kehitaman itu berdiri mencolok di antara bangunan-bangunan lain yang seakan-akan berasal dari dongeng.

"Apa itu!? Ruth!....masih belum sadar...!"

Theia, yang merasa ada sesuatu yang buruk akan terjadi, menggunakan gelangnya sendiri untuk mengumpulkan informasi dan mengirim pesawat tanpa awaknya menuju pilar itu.

"Itu Koutarou dan Kiriha! Lalu, siapa orang-orang itu!?"

Melalui layar yang diproyeksikan oleh gelangnya, Theia bisa melihat Koutarou dan Kiriha juga seorang pria yang berhadapan dengan mereka berdua. Dari dalam pilar itu keluar lebuh banyak orang-orang yang membawa senjata dan melindungi pria misterius itu.

"Apa ini semacam event?"

"Event macam apa yang keluar dari dalam tanah kayak gitu!?"

"Yah, bener juga..."

Pria yang berhadapan dengan Koutarou dan Kiriha berasal dari pilar yang keluar dari dalam tanah itu. SIapa yang bisa membayangkan kalau ada event yang sampai harus membuat lubang seperti itu di tanah? Akan lebih masuk akal untuk membayangkan jika ada hal lain yang sedang terjadi.

"Kalau gitu gawat!! Jangan-jangan Satomi-kun sama Kurano-san berhadapan sama orang-orang yang punya senjata!?"

Tepat di saat Shizuka meneriakkan itu, Theia sudah mulai berlari. Ia meninggalkan yang lainnya dan berlari secepat yang ia bisa. "Koutarou!!"

Aku punya firasat buruk tentang ini!

Theia sudah tahu kalau Kiriha sedang menyembunyikan masalahnya dan kalau Koutarou sedang terlibat di dalamnya. Setelah dia melihat pria misterius itu, Theia merasakan bahaya yang dihadapi Koutarou dan Kiriha lebih cepat dari yang lainnya.

Semoga kau baik-baik saja, Koutarou!

Tuan puteri itu sedang berlari ke tempat dimana pengikutnya sedang berada dalam bahaya. Tindakan itu adalah hal yang tidak biasa bagi seorang tuan puteri, tapi Theia tidak bisa diam saja melihat hal itu.

Dia tidak bisa memikirkan hal lain selain Koutarou.

"Aku juga ikut!"

Sanae, yang masih belum mengerti situasi yang ada, merasakan keresahan yang ada dari perilaku Theia dan dengan cepat mengejarnya.

Bagi Sanae, Koutarou bukan hanya sekedar teman sekamar. Dengan jimat 'Keselamatan Keluarga' masih menggantung di lehernya, dia punya alasan lain untuk membantu Koutarou.

"Ah, tunggu, kalian berdua!!"

Teriakan Shizuka tidak sampai kepada Theia. Sanae mendengar teriakan itu, tapi dia berniat untuk mengikuti Theia untuk bertemu dengan Koutarou. Melihat itu, Shizuka memutuskan kalau dia juga akan pergi ke tempat dimana Koutarou dan Kiriha berada.

"Nijino-san, ayo kita bawa Ruth-san ke bangku di sebelah sana!"

"Ah, i-iya!"

Setelah membujuk Yurika, Shizuka membaringkan Ruth di bangku terdekat. Dia berencana untuk membiarkan Ruth di tempat itu sampai dia kembali.

"Nijino-san, tolong jaga Ruth-san! Aku kuatir sama mereka berdua, jadi aku bakal ikut mereka!"

"A-aku ngerti!"

"Tolong ya!"

Shizuka lalu berlari mengejar Theia dan Sanae setelah mendengar jawaban Yurika. Dia tidak bisa begitu saja meninggalkan mereka berdua yang pergi begitu saja.

"...U-um..."

Yurika mengalihkan pandangannya antara Ruth yang tertidur dan ketiga gadis yang sedang berlari.

Kalau aku ninggalin mereka begitu aja, aku pikir bakal ada kerusuhan besar...

Yurika pun menjadi semakin gelisah dengan keadaan yang ada. Tidak seperti biasanya, kali ini ada banyak orang yang terlibat. Dan jika Theia atau Kiriha sampai mengeluarkan senjata mereka, akibatnya akan cukup besar. Akan ada orang yang terluka, dan kalaupun tidak, situasi yang ada akan menjadi berantakan.

"...Aku juga harus pergi"

Yurika pun menenangkan dirinya dan mengangguk sekali dengan penuh tekad.

Untuk bersiap-siap akan adanya kemungkinan pertempuran, Yurika akan memasang pelindung untuk mengusir orang jauh-jauh dan membuat mereka aman sambil membuat pertempuran itu tidak kelihatan. Itulah tugas yang hanya bisa dilakukan oleh Yurika.

"Kalau Satomi-san sampai ketangkep, aku juga yang kena"

Demi orang-orang yang datang ke tempat ini untuk bermain, demi Harumi dan juga demi dirinya agar bisa lulus bersama-sama dengan Koutarou, Yurika bertekad untuk pergi bertempur ke medan pertempuran miliknya sendiri.

"Datanglah, Angel Halo!"

Tugas pertamanya adalah untuk memasang pelindung untuk Ruth yang masih pingsan.

"...Maaf, Ruth-san. Tolong tunggu disini sebentar ya"

Setelah membisikkan kata-kata itu kepada Ruth, Yurika memegang tongkatnya yang muncul di tangannya yang terangkat dan mulai merapal mantra.


Part 3[edit]

Shijima Tayuma adalah orang yang ekstrim, bahkan dari antara orang-orang faksi radikal sekalipun. Dia sangat bangga menjadi bagian dari Rakyat Bumi, dan dia selalu menganggap bahwa keadaan dimana kaumnya diusir ke dalam bawah tanah betul-betul menjengkelkan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, dia menjadi semakin jengkel dan kesal dengan banyaknya orang-orang Rakyat Bumi yang mengagumi budaya orang-orang di atas permukaan tanah.

Karena dia adalah tipe orang yang seperti itu, saat pemimpin Rakyat Bumi, Kurano Daiha, memutuskan untuk menginvasi permukaan, dia menjadi gembira sampai-sampai ingin menari. Dia yakin kalau dia akhirnya bisa merebut kembali kejayaan bangsanya, namun sesaat setelahnya dia menjadi betul-betul kecewa. Komandan pemimpin invasi, Kurano Kiriha, mengajukan rencana invasi yang betul-betul berlawanan dengan apa yang dia inginkan.

Bagi Tayuma, invasi damai milik Kiriha terilhat seperti mengobral kejayaan dan kebanggaan bangsanya. Dia percaya kalau menggunakan kekuatan untuk merebut kembali apa yang telah dicuri adalah sebuah keadilan. Apa yang Kiriha takutkan adalah perbedaan keadilan itu, tapi Tayuma begitu yakin dengan keadilan miliknya sampai-sampai dia tidak mau mendengarkan Kiriha. Dia menganggap keadilan Kiriha sebagai milik seorang pecundang yang sudah kehilangan keberaniannya.

Yang menyulut perbedaan ini lebih jauh lagi adalah klan yang diikuti oleh Tayuma. Klan Shijima adalah klan pejuang yang mendapatkan reputasi mereka melalui keberanian. Meskipun ada perang besar yang menunggu mereka jika invasi militer sampai terjadi, Tayuma tidak mempermasalahkan hal itu karena itulah kesempatan baginya untuk menunjukkan keberanian dan keadilan miliknya.

Kebanggaannya sebagai Rakyat Bumi, kebanggaannya sebagai bagian dari klan pejuang, ambisinya untuk menorehkan namanya dalam peperangan dan kemarahan yang dirasakannya saat harapannya untuk sebuah invasi militer telah terkhianati bercampur dan membuatnya mengambil tindakan yang gegabah. Baru setahun semenjak Daiha memutuskan untuk menginvasi permukaan, dan saat ini kesabaran Tayuma sudah sampai pada batasnya.

Sekarang, Tayuma memimpin pasukannya sendiri menuju ke permukaan. Tujuan mereka adalah untuk menunjukkan ke seluruh dunia kalau Rakyat Bumi itu ada dengan menggunakan kekuatan militer. Dengan melakukan itu, mereka akan dicap sebagai musuh oleh orang-orang permukaan dan Rakyat Bumi pun akan terpaksa melakukan invasi militer. Itulah rencana yang dimiliki oleh Tayuma.

Namun, Kiriha tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Kalau sampai itu terjadi, hal itu akan memicu konflik yang akan berlangsung selama beberapa dekade, dan Rakyat Bumi akan hancur sebelum mereka bisa mengambil alih permukaan. Dengan itu, Kiriha berdiri menghalangi rencana Tayuma, dengan tekad sekuat baja.

"Apa maksudnya ini semua, Shijima Tayuma!"

Kiriha melotot ke arah Tayuma, yang berada beberapa meter di hadapannya dan memarahinya dengan nada dingin.

"Yah, kelihatannya kau menghadapi masalah dengan incasimu, jadi aku datang untuk membantu. Aku harap kau berterima kasih padaku"

Meskipun Kiriha marah padanya, Tayuma masih menunjukkan wajah penuh percaya diri. Tayuma sendiri adalah seorang pria yang sudah berumur lebih dari empat puluh tahun, jadi dia menganggap Kiriha, yang bahkan belum berumur dua puluh tahun, sebagai gadis kecil yang hanya mampu bersilat lidah. Badannya besar, dan dia memakai pakaian yang mirip dengan kepala biksu Shinto. Delapan bawahannya juga memakai pakaian yang mirip, tapi terlihat lebih mudah untuk bergerak. Rupanya, para bawahan itu memakai seragam militer sementara Tayuma sendiri memakai pakaian formal.

"Tarik pasukanmu mundur, Tayuma! Lakukan itu, dan aku anggap kau tidak pernah mengambil kapal selam bawah tanah itu!"

"Aku tidak bisa melakukan itu. Waktu untuk merebut kembali kejayaan kita yang dicuri telah tiba!"

Tayuma menolak tawaran Kiriha dan tidak menunjukkan keraguan sedikitpun saat melakukan itu. Tayuma datang ke sini setelah memantapkan pikirannya.

Merebut kembali kejayaan mereka yang dicuri...?

Koutarou, yang berdiri di sebelah Kiriha agar tidak menghalanginya, teringat kalau dia pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya. Itu adalah kata-kata Kiriha saat mereka pertama kali bertemu. Kiriha mungkin mengatakan itu untuk membuatnya waspada, tapi melihatnya menolak kata-kata itu sekarang membuat Koutarou merasa tenang.

"Apa kau betul-betul mengerti, Tayuma!? Hanya dengan menunjukkan kapal selam bawah tanah kepada orang-orang permukaan sudah cukup berbahaya! Mengambil jalan militer setelahnya hanya akan membuat perang terjadi!"

"Itulah keinginanku! Aku akan menghilangkan dendamku yang terpendam dalam perang dan menunjukkan kepada dunia kekuatan klan Shijima adn mengambil kembali permukaan yang indah ini!"

Peran Kiriha pun berubah. Dulu, Koutarou mencegah Kiriha dari menjalankan rencananya, tapi sekarang, Kirihalah yang mencegah Tayuma untuk menjalankan rencananya.

Kiriha-san serius, rupanya...

Kiriha yang saat itu berusaha dengan bijak untuk membujuk Tayuma sudah menjadi bukti bahwa apa yang dikatakan Kiriha sebelumnya adalah benar. Koutarou percaya padanya, tapi melihat Kiriha bertindak seperti ini membuatnya senang.

"Yang benar saja! Apa kau sebegitu inginnya bertarung dengan orang-orang permukaan sampai membawa Rakyat Bumi pada kehancuran!?"

"Kita hanya perlu menang sebelum itu terjadi! Dan kalau kita kalah, itu masih menjadi sebuah kehormatan! Daripada hidup sebagai anjing, Rakyat Bumi lebih baik mati dengan bangga sebagai serigala!"

"Serigala tidak selalu bertarung! Kau hanya seekor anjing gila!"

"Dasar gadis kurang ajar!"

Tayuma, yang marah karena dipanggil anjing gila, mengangkat tangan kanannya. Bersamaan dengan itu, kedelapan orang yang berada di sekitarnya mengangkat senjata mereka. Senjata mereka berbeda dengan senjata yang ada saat ini, dan terlihat seperti keramik, mirip dengan Karama dan Korama. Tidak hanya mirip dengan Karama dan Korama saja, senjata mereka juga merupakan senjata energi spiritual yang dibuat dengan teknologi yang sama.

"Kiriha-san!?"

"Tidak apa-apa, Koutarou"

Koutarou mulai panik saat senjata-senjata mulai terarah ke Kiriha. Kalau mereka hanya sekedar berbicara, dia tidak berniat untuk menghalangi, tapi kalau sampai berubah menjadi pertarungan, Koutarou tidak akan tinggal diam. Dia tidak bisa berdiam diri menunggu pelatuk senjata itu ditarik. Namun, Kiriha dengan tenang tetap melotot ke arah Tayuma.

"...Tayuma, kau tahu apa artinya mengarahkan senjata padaku?"

"Aku tinggal melapor kepada Daiha-dono kalau sang komandan telah dikhianati dan dibunuh oleh para penghuni permukaan"

"Jadi kamu betul-betul sudah merencanakan semuanya dari awal"

Tayuma sudah berencana membunuh Kiriha dari awal. Itulah mengapa dia muncul di tempat dimana Kiriha berada. Kalau Tayuma melaporkan bahwa Kiriha telah dibunuh oleh para penghuni permukaan, Rakyat Bumi pasti akan ingin bertindak lewat kekuatan militer. Itulah keseluruhan rencana Tayuma yang sedang berjalan.

"Begitu juga, membunuhmu sekarang juga tidak akan menyenangnkan. Pertama-tama--"

Namun, sebelum Tayuma bisa melanjutkan bagian rencana selanjutnya, sebuah suara yang sudah dikenal oleh Koutarou dan Kiriha terdengar oleh mereka.

"Aku menemukan kalian, orang-orang bawah tanah! Menjauhlah dari orang-orang itu!"

"Siapa itu!?"

Tayuma, yang terkejut dengan suara itu, langsung membalikkan badannya untuk mencari asal suara itu, yang ternyata berasal dari atap salah satu wahana.

"Red Shine!"

"Blue Shine!"

"Green Shine!"

"Yellow Shine!"

"Pink Shine!"

"Kami adalah Pasukan Matahari, Sun Rangers!"

Kelima orang itu, dengan memakai pakaian yang berwarna, mengambil pose masing-masing. Para pahlawan keadilan telah datang.

"Dimana ada cinta, disitu ada keadilan! Dalam dunia ini--"

"Tembak mereka!"

Sementara Sun Rangers masih memperkenalkan diri mereka, Tayuma memerintahkan bawahannya untuk menembak mereka. Kedelapan prajurit itu langsung mengarahkan senjata mereka ke arah Sun Rangers dan menarik pelatuknya.

Yang keluar dari senjata mereka bukanlah peluru, tapi energi spiritual. Senjata mereka rupanya adalah senapan sinar energi spiritual. Sinar itu punya efek serangan yang sama seperti saat Sanae menggunakan poltergeist miliknya untuk menyerang. Namun, karena sinar itu difokuskan, kekuatan serangannya lebih besar daripada serangan Sanae.

"Aaagghh, kami masih memperkenalkan diri kami!!"

Sebuah ledakan besar terjadi di sekitar Sun Rangers. Kekuatan senapan itu betul-betul besar, dan delapan tembakan itu menghasilkan ledakan yang besar dan membuat para Sun Rangers terhempas dengan mudahnya.

"Kami baru saja tiba dan ini yang kami dapaaaa~t!?"

"Meskipun aku sudah datang memakai warna biruuu~!!"

"Tidaaaak~, Baron-samaaa~!!"

"Ahh, kentang bakarkuuu~!!"

"...Berubah jadi arang"

Para Sun Ranger membuat lengkungan yang indah sementara mereka terhempas jauh. Meskipun mereka langsung dipukul terbang tepat disaat mereka muncul, berkat kekuatan kostum mereka, mereka selamat tanpa menderita luka berat apapun.

"Ngapain juga mereka kesini..."

Koutarou hanya bisa menghela nafas melihat mereka melayang seperti itu.

Para Sun Ranger datang setelah sensor mereka mendeteksi kapal selam bawah tanah. Sebenarnya mereka telah melakukan hal yang sama kemarin, tapi mereka justru menemukan para haniwa milik Kiriha. Yang tidak mereka ketahui adalah yang pertama kali mereka temukan adalah kapal selam yang sama yang sedang mencari Kiriha.

"Tayuma-sama, saya rasa mereka adalah gangguan yang sempat dilaporkan"

"Begitu rupanya. Jadi mereka mengawasi pergerakan kita dan datang ke sini untuk mengganggu kita. Mereka bekerja cukup keras juga ya? Kukukuku"

Tayuma sudah memerintahkan bawahannya untuk menyelidiki permukaan tanah sebagai persiapannya menjalankan invasi militer. Pasukan tempur yang berbeda dengan Sun Rangers telah sukses mengganggu pasukan pengintai yang dikirimkan. Sayangnya, Sun Ranger berhadapan dengan pasukan inti dari invasi itu, bukannya pasukan pengintai.

"Karama, Korama, kerahkan kekuatan penuh untuk wilayah energi spiritual! Gunakan serangan elemen sebagai senjata dan pusatkan sisa energinya ke wilayah energi itu!"

"Siap Ho-!"

"HoHo-!"

Munculnya Sun Rangers tidaklah sia-sia. Kiriha, yang mengambil kesempatan sementara kedelapan prajurit itu menyerang Sun Rangers, menyuruh haniwa miliknya bersiap untuk bertempur. Kedua haniwa itu melayang di sebelahnya dan membungkus diri mereka, Kiriha, dan Koutarou dalam cahaya kekuningan. Itulah perisai tebal energi spiritual yang diciptakan para haniwa. Dengan itu, mereka akan bisa bertahan dari serangan kedelapan prajurit itu. Sesaat setelah membuat perisai, api dan kilatan listrik yang akan digunakan sebagai serangan mulai mengalir melalui badan para haniwa.

"Oh, itukah automaton yang dibanggakan oleh para Kurano? Namun, tidak seperti benda-benda itu yang digunakan untuk bertahan, milik kami adalah untuk pertempuran!!"

Sebuah boneka tanah liat setinggi satu meter melayang di sebelah Tayuma. Boneka itu terlihat terbuat dari keramik, seperti Karama dan Korama, tapi bentuknya lebih mirip kotak dan desainnya terlihat lebih agresif. Boneka itu ternyata juga sebuah robot senjata seperti haniwa milik Kiriha.

"Sudah menyerang dengan jumlah, sekarang kau menyerang dengan kekuatan? Keberanian klan Shijima ternyata semurah itu"

"Silahkan saja kau bicara sesukamu. Itulah perang yang sebenarnya! Jakko! Aktifkan penetralisir wilayah energi spiritual!"

"Gaaaaa"

Boneka tanah liat yang sudah menerima perintah dari Tayuma pun mulai meraung dan memancarkan kilauan berwarna jingga. Boneka itu lalu dengan pelan mendekati para haniwa.

"Nee-san! Dia mulai merusak wilayah energi spiritual kami!"

"Ini gawat Ho-! Kita kehilangan hasil keluaran generator Ho-!"

Dengan semakin dekatnya boneka tanah liat itu, cahaya kuning yang menyelimuti Koutarou dan yang lainnya menjadi semakin lemah. Ini karena kemampuan boneka tanah itu yang bisa menghancurkan perisai energi spiritual.

Satu sisi mencoba membuat pelindung, dan sisi yang lain mencoba menghancurkannya. Dalam keadaan seperti ini, pihak yang punya kekuatan lebih besarlah yang menang, dan Karama dan Korama sedang kekurangan hal itu. Tinggi mereka yang hanya 30 sentimeter,kalah jika dibandingkan dengan tinggi si boneka tanah liat yang setinggi satu meter. Kekuatan yang bisa mereka berdua hasilkan jika bergabung sekalipun masih akan kalah dengan si boneka tanah liat karena perbedaan besar badan itu. Kalau keadaan terus berlanjut seperti itu, perisai mereka akan hancur sebentar lagi.

"Tayuma, apa kau tidak akan berhenti bertempur apapun yang terjadi?"

"Pertanyaan bodoh! Karena kami sudah berada di atas sini, kami tidak bisa kembali tanpa bisa menunjukkan sesuatu sebagai hasilnya!"

"Baiklah kalau begitu, aku juga akan menyiapkan diriku"

Sebelum Kiriha selesai berbicara, dia menggenggam tangan kirinya. Sebelum ada yang menyadarinya, tangan itu sekarang sudah tertutup oleh pelindung tangan berwarna biru. Inilah salah satu senjata Kiriha yang dimilikinya di markas rahasianya.

Rokujouma V6 269.jpg

"Aku tidak akan membiarkanmu mencuri apapun!"

Meski tidak pernah memegang senjata sebelumnya, sekarang Kiriha menghunuskan salah satu miliknya. Demi kedamaian yang diimpikannya, dia harus mengangkat senjata untuk mencegah terjadinya peperangan, tidak peduli apapun yang terjadi.

"Wahahahaha, bagaimana kau bisa melindungi semuanya seorang diri!?"

Tayuma tertawa meremehkan Kiriha. Dia memandang rendah Kiriha karena sudah yakin dengan kemenangannya.

"Tidak ada orang di atas sini yang akan bekerja sama denganu! Mereka yang kau coba lindungi tidak akan melindungimu! Pergilah ke bangku penonton dan saksikanlah masa depan yang kau perjuangkan berakhir dengan tragis!"

Tayuma pun mengangkat senjatanya sendiri dan mengarahkannya ke roller coaster.

"Sialan kau, Tayuma! Aku tidak akan membiarkanmu menyerang permukaan!"

Saat Tayuma mengarahkan senjatanya ke arah roller coaster, Kiriha yang kalem sekalipun mulai panik. Taman bermain itu adalah sesuatu yang berharga bagi Kiriha, dan dari semua wahana, roller coasterlah yang paling penting. Kiriha lalu mengarahkan tangan kanannya, yang terbungkus pelindung biru, ke arah Tayuma.

Namun, bawahan Tayuma berdiri mengahalangi Kiriha. Mereka semua mengarahkan senjata mereka pada Kiriha, membuat Kiriha tidak bisa menyerang Tayuma.

"Kuh!"

Karena wilayah energi spiritual Karama dan Korama terkikis oleh si boneka tanah liat, serangan bawahan Tayuma sudah bisa menembus pelindung milik Kiriha. Kiriha tidak bisa begitu saja menyerang dan memberikan kesempatan kepada para bawahan itu untuk membalas.

"Kukukuku, aneh juga dirimu mau mencoba melindungi rongsokan itu"

Tayuma dengan pelan membidik ke arah roller coaster, menyombongkan posisinya saat itu pada Kiriha.

"Hentikan itu, Tayuma!"

"Suaramu mulai jadi lebih baik. Aku penasaran, suara macam apa yang akan kau keluarkan saat rongsokan tercintamu runtuh"

Sambil menaruh jarinya di pelatuk senjata, Tayuma terus meledek Kiriha.

Namun, sebelum dia bisa menariknya, seseorang mengayunkan sebuah tinju padanya.

"Guwah!?"

"Berhenti bercanda deh, dasar brengsek!"

Tinju itu rupanya milik Koutarou, yang betul-betul dilupakan oleh Tayuma. Wajar saja jika dia lupa, karena tidak ada seorang pun diantara mereka yang berpikir kalau penghuni permukaan tanpa senjata tidak akan melakukan apapun. Hal yang sama juga berlaku untuk Kiriha; matanya sampai terbelalak saking terkejutnya.

"Koutarou!?"

"Ada hal-hal yang nggak bisa kamu lakuin begitu aja!"

Koutarou pun berteriak ke arah Tayuma yang terjatuh. Saking marahnya Koutarou, dia sampai lupa siapa musuhnya dan kalau musuhnya saat itu memiliki senjata. Dia hanya teringat dengan satu hal, yakni dia tidak bisa memaafkan tindakan Tayuma.

"Ini tempat dimana orang-orang membuat kenangan!"

"Konyol sekali!! Memangnya kenapa!? Kami tidak peduli soal itu!!"

Tayuma pun bangkit sambil mengelap mulutnya, karena berdarah setelah dipukul oleh Koutarou. Rasa sombong Tayuma membuatnya tidak menerima bahwa seseorang yang lebih muda darinya telah memukul dan menyakiti dirinya. Dia lalu menatap tajam ke arah Koutarou dengan murka yang bertumbuh kian besar.

"Aku nggak bisa ngebiarin orang yang bilang tempat ini konyol menginvasi permukaan! Kiriha-san nggak akan bilang tempat ini konyol!"

"Cukup gonggonganmu, bocah! Kalau begitu, kau akan kubunuh lebih dulu!"

Koutarou pun kembali mengayunkan tinjunya ke arah Tayuma. Untuk menangkisnya, Tayuma mengarahkan senjatanya ke arah Koutarou. Karena jarak mereka yang dekat, Tayuma hanya perlu membidik sedikit untuk bisa mengenai Koutarou.

Namun, senjata Tayuma tidak menembakkan pelurunya sama sekali. Tiba-tiba, beberapa sinar laser turun bagai hujan dari langit dan menembus senjatanya. Serangan itu membuat senjatanya hancur dan menyebarkan berbagai komponen senjatanya di atas tanah.

"Apa!?"

"Kerja bagus, Theia!!"

Koutarou lalu mengayunkan tinjunya, yang menghajar Tayuma yang saat itu tengah terkejut tepat di wajahnya. Setelah terkena pukulan di wajahnya lagi, Tayuma pun tumbang.

"Bukan 'kerja bagus, Theia', tapi 'kau telah menyelamatkanku, wahai tuan puteriku'!"

Suara Theia terdengar dari atas Koutarou. Sesaat setelahnya, sebuah mesin yang berbentuk seperti pesawat sepanjang satu meter yang terlihat kokoh melayang turun di dekat Koutarou. Itulah pesawat tanpa awak yang digunakan Theia untuk mengikuti Koutarou dan Kiriha kemarin dan hari ini.

"Kau telah menyelamatkanku, wahai tuan puteriku"

"Kau selalu saja ceroboh, benar-benar..."

Suara kagum Theia bisa terdengar dari pesawat itu. Rupanya, pesawat itu telah diperintahkan untuk berjaga di atas Koutarou dan Kiriha dan melindungi mereka jika terjadi sesuatu yang berbahaya.

Theia telah memberi sinyal yang hanya bisa diperhatikan oleh Koutarou dan mencari kesempatan untuk bisa menyerang bersama-sama. Pada akhirnya, Koutarou yang kelewat marah menyerang Tayuma sebelum Theia bisa menyerang, tapi semua tetap berjalan sesuai rencana.

"Theia, berhenti ngomongnya dan kasih aku pedangnya!"

"Bukan begitu, katakan 'Tolong berikan aku pedangnya, Tuan Puteri'!"

Karena Tayuma sudah terkena serangan seperti itu, bawahannya tentu saja tidak tinggal diam. Setengah dari mereka mengganti bidikan mereka dari Kiriha ke arah Koutarou, tapi di saat itu, Koutarou sudah siap untuk bertarung. Dia sudah menarik keluar sebuah pedang dari lubang hitam yang terbuka di udara dan memegangnya dengan kedua tangannya sambil memasang kuda-kuda. Pedang itu adalah pedang harta Saguratin, yang memiliki lambang bunga emas Theia. Kuda-kuda yang digunakan Koutarou pun berasal dari kuda-kuda berpedang Forthothe dari zaman dahulu.

"Tirai Asap!"

Saat Theia mengatakan itu, asap putih mulai menyelimuti Koutarou. Asap itu berasal dari sebuah bola yang diluncurkan oleh pesawat itu. Dengan reaksi kimia yang begitu cepat, asap dalam jumlah besar pun tercipta dan langsung membuat musuh-musuh Koutarou kehilangan penglihatan mereka.

"Buodoh! Aku juga nggak bisa lihat!!"

Koutarou mengendurkan kuda-kudanya dan protes kepada Theia. Meski bawahan Tayuma tidak bisa melihat melalui asap itu, hal yang sama juga berlaku bagi Koutarou.

"Tenang, Koutarou! Semuanya berjalan sesuai rencana!"

"Koutarou!"

Sesaat setelahnya, Koutarou merasakan sensasi yang sudah dikenalnya di sekitar lehernya.

"Sanae, itu kamu ya?"

"Yap!"

Koutarou lalu mendengar suara Sanae di dekat telinganya. Rupanya, Sanae mencari Koutarou di antara kepulan asap itu dan lalu bergantung di punggungnya seperti biasanya.

"Aku cariin musuhnya buat kamu!:

Di saat yang sama dengan Sanae mengatakan itu, Koutarou bisa melihat beberapa benda yang berpendar di dalam asap putih itu. Benda-benda itu mempunyai bentuk seperti manusia, dan bergerak dengan penuh hati-hati di dalam asap itu.

"Ini apa!?"

"Ini kebalikan dari aku bisa ngerasain apa yang kamu makan! Aku nunjukin kamu apa yang bisa aku lihat!"

"Gitu toh, boleh juga!"

Setelah mengerti situasinya, Koutarou mulai berlari. Cahaya bergerak yang dilihatnya ternyata merupakan manusia. Dia bisa membedakan Kiriha dari cahaya yang lainnya karena dia memiliki haniwa, yang berarti cahaya yang lainnya milik bawahan Tayuma. Koutarou tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Nanti puji aku yang banyak ya, kalau ini semua udah selesai ♪ "

"Iya, iya!"

Dengan pedangnya, Koutarou menghancurkan senjata milik para bawahan Tayuma satu demi satu. Koutarou dan Sanae tidak ingat akan hal ini, tapi ini adalah kali kedua mereka melakukan hal ini. Karena itulah Koutarou bisa lebih mudah menerima situasi ini.

"Ini bukan pertarungan yang seharusnya dilakukan oleh seorang ksatria, tapi..."

"Nggak apa-apa, kamu jenius, Theia!"

Koutarou lalu menggunakan bagian tumpul dari pedangnya untuk memukul pingsan para bawahan yang sudah tidak bersenjata itu. Karena tiba-tiba dibutakan oleh asap, para bawahan itu tidak bisa mencegah serangan dadakan dari Koutarou. Mereka hanya bisa panik dan menembakkan senjata mereka secara sembarangan, tapi hal itu tidak cukup untuk bisa membuat mereka membalikkan situasi itu.

"B-benarkah? Apa betul itu yang kau pikirkan?"

"Ya, aku berhutang padamu"

Memang benar, bahwa pertarungan seperti ini adalah pertarungan berat sebelah yang tidak terpuji bagi seorang ksatria. Tapi, Koutarou bersyukur bahwa dia tidak harus bertarung sampai mati, bahkan lebih lagi karena dia sudah mengetahui keinginan Kiriha. Itulah kenapa Koutarou begitu bersyukur dengan rencana Theia.

"Koutarou, asapnya mulai hilang"

Setelah Koutarou memukul empat bawahan yang mengincar dirinya, efek dari bola penghasil asap itu berhenti dan asapnya menghilang. Karena taman bermain itu terletak di dekat laut, angin darat mulai berhembus saat sore tiba. Setelah asap itu berhenti diproduksi, asap itu langsung menghilang begitu saja.

"Jadi kamu udah ngeberesin yang di sebelah sana ya. Kerja bagus, Satomi-kun"

"Ibu Kos-san"

Setelah asapnya menghilang, keempat bawahan Tayuma yang lain juga telah terbaring di atas tanah. Yang berdiri tegak justru Shizuka yang memakai kacamata besar. Dia mengambil kesempatan saat asapnya masih ada untuk menyelinap masuk dan memukul musuh yang mengincar Kiriha.

"Senang bisa melihatmu selamat, Shizuka"

"Sebagai petarung bela diri, pertarungan seperti ini nggak bagus kalau pakai kacamata seperti ini. Seharusnya aku ngelakuin pakai mata batin"

Shizuka melepas kacamatanya setelah berbicara kepada Theia lewat pesawat tanpa awak. Kacamata yang dipakai Shizuka rupanya bisa membuatnya melihat sinar inframerah, yang membuat Shizuka bisa melihat melewati asap.

"S-sial, tidak kusangka kau punya serangan tiba-tiba seperti itu..."

Tayuma, yang telah dipukul dua kali oleh Koutarou, mulai bangkit kembali. Saat dia melakukan itu, boneka tanah liat miliknya menjauh dari Karama dan Korama dan mendekatinya untuk melindungi dirinya.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan sekarang, Tayuma? Apa kau masih berniat bertarung?"

Kiriha mendekati Tayuma dengan masih mengenakan pelindung tangan di tangan kirinya. Dia sudah membulatkan tekadnya untuk menggunakan itu jika dia harus.

Meskipun sudah tidak di atas angin, Tayuma tetap menatap dingin Kiriha dan dengan berani membalas:

"Tentu saja! Kalau aku bisa mengubahmu menjadi korban disini, Rakyat Bumi akan memlih perang!"

Meskipun kelompok Tayuma kalah di tempat ini, selama Kiriha mati, anggota lain faksi radikal akan mengubah kebenaran kejadian itu dan membuat marah Rakyat Bumi. Dengan melakukan itu, Tayuma akan mendapatkan hasil yang diinginkannya. Dia hanya perlu mengabaikan apakah dia secara pribadi menang atau kalah.

"Apa kau pikir kau bisa melakukannya dalam situasi ini?"

"Tidak"

Kiriha, Koutarou dan yang lainnya mengepung Tayuma. Meski dia tahu bahwa sulit untuk membunuh Kiriha, dia masih tetap tertawa.

"Namun, korbannya tidak harus dirimu!"

Tayuma tersenyum penuh kemenangan, hampir seperti dia sudah meramal datangnya situasi ini.

"Begitu rupanya, tujuanmu bukan aku, tapi--"

Tepat di saat itu, Kiriha menyadari tujuan Tayuma.

"Jakko, lepaskan pengamannya!"

"Gaaaa"

"Karama, Korama! Pusatkan wilayah energi spiritual di sekitar automaton itu! Tenaga penuh! Tidak masalah jika sirkuit kalian sampai terbakar! Hadang benda itu apapun yang terjadi!"

"Kau terlambat! Jakko, ledakkan diri sendiri!"

"Gaaa"

Kiriha dan Tayuma saling memberi perintah di saat yang sama. Tapi, karena perintahnya lebih pendek, Tayuma selesai lebih dahulu. Karama dan Korama tidak akan sempat melakukan perintah Kiriha tepat pada waktunya. Meski sempat, karena mereka sudah dilemahkan sebelumnya, mereka tidak yakin kalau mereka bisa menghadang ledakan itu.

"Kukukukukukukuku, hahahahahahahaha, aku menang!"

Karena sudah yakin semua berjalan sesuai rencananya dan dia akan menang, Tayuma tertawa sekeras-kerasnya.

Strategi Tayuma memilki dua tujuan. Pertama, membunuh Kiriha dengan tangannya sendiri. Setelah tujuan ini menjadi tidak mungkin, dia mulai menjalankan tujuan keduanya.

Tujuan keduanya adalah untuk menghancurkan boneka tanah liat miliknya dan menjadikan dirinya sendiri sebagai korban. Meskipun klan Shijima tidak mempunyai pengaruh sebesar klan Kurano, mereka masih mempunyai cukup pengaruh. Kalau mereka sampai bisa memberitakan bahwa Tayuma telah diserang oleh orang-orang permukaan dan automaton miliknya meledak dalam serangan itu, mereka bisa mengubah Tayuma menjadi seorang martir[1] yang menjadi korban kekejaman orang-orang permukaan. Dan jika sampai ledakan itu bisa membuat Kiriha terlibat, itu adalah hasil terbaik yang bisa diperoleh Tayuma.

Alasan dibalik beberapa pasukan pengintai yang diterjunkan oleh Tayuma adalah untuk memancing keluar pasukan tempur para penghuni permukaan. Dengan melakukan itu, mereka bisa menjadikan para pasukan milik orang permukaan sebagai kambing hitamnya. Nyatanya, Sun Rangers muncul, itulah sebabnya Tayuma tidak menyerang Kiriha sampai saat itu.

Setelah Sun Rangers muncul, yang perlu mereka lakukan adalah menghancurkan Karama dan Krama yang mempunyai detil rekaman seluruh peristiwa yang terjadi. Alasan kenapa Tayuma membawa sebuah boneka tanah liat yang mempunyai kemampuan untuk menghapus wilayah energi spiritual adalah untuk memastikan kalau Karama dan Korama akan betul-betul hancur. Yang perlu dilakukan Tayuma setelahnya adalah untuk mengulur waktu sampai wilayah energi itu terkikis.

Karena gagal melakukan itu, Tayuma akan menghancurkan boneka tanah liat miliknya dan dengan sendirinya menjadi korban. Dan, jika bisa, hasil terbaik adalah untuk membunuh Kiriha juga, dengan yang paling buruk adalah menghancurkan Karama dan Korama. Pernyataan dari Kiriha saja tidak akan bisa membantah pernyataan dari faksi radikal. Itu berarti, kalau hanya Tayuma saja yang mati, itu sudah cukup untuk mengguncang pendapat Rakyat Bumi terhadap penduduk permukaan.

"Dengan ini, Rakyat Bumi akan memperoleh kembali kejayaan mereka! Dan aku akan berdiri berdampingan dengan para pahlawan sejarah!"

Itulah kemenangan Tayuma. Boneka tanah liatnya akan meledak dan Tayuma akan mati. Di saat yang sama, para haniwa milik Kiriha hancur dan tidak meninggalkan bukti apapun. Dengan menggunakan situasi ini, faksi radikal bisa menyerukan serangan kepada para penduduk permukaan. Zaman perang yang diimpikan oleh tayuma pun akan dimulai.


Boneka tanah liat itu meledak, dan tawa Tayuma tidak kunjung berhenti.


"A-apaaaa~!?" Sampai ledakan itu dihalangi oleh wilayah energi spiritual Karama dan Korama, yang seharusnya tidak bisa membuat wilayah itu tepat pada waktunya.

"Tidak mungkin! Bagaimana bisa!?"

Wilayah itu seharusnya terpasang terlambat, dan perintah Tayuma pun sudah lebih cepat. Meskipun para haniwa berhasil membuatnya, wilayah itu seharusnya terkikis oleh ledakan si boneka tanah liat. Yang manapun, para haniwa seharusnya tidak bisa menghalangi ledakan itu.

"Kelihatannya ledakannya lebih kecil dari yang aku duga"

Kiriha, yang tidak menyia-nyiakan kesempatan sementara Tayuma masih terkejut, langsung melesat mendekati Tayuma. Tayuma tahu kalau Kiriha datang mendekat, tapi karena dia masih dalam syok karena rencananya yang gagal, dia tidak bisa bergerak sama sekali.

"Berhenti bercanda, bagaimana mungkin ini bisa terjadi! Ini pasti sebuah kesalahan!"

Tayuma tidak bisa menerima situasi itu. Boneka tanah liat miliknya punya kekuatan cukup untuk membunuhnya. Karena dia sudah memastikan hal itu berulang kali melalui simulasi, pasti itu tidak mungkin salah. Karama dan Korama tidak seharusnya bisa menghalangi ledakan itu, tapi ledakan itu sudah dihalangi, dan Kiriha sekarang sudah semakin dekat.

"Kalau begitu, kau hanya dibenci oleh dewi pencipta!"

Pelindung tangan kiri Kiriha mulai bercahaya. Pelindung itu bekerja dengan cara mengubah energi spiritual pemakainya menjadi api dan listrik. Di saat itu, energi spiritual Kiriha sedang diubah menjadi listrik.

"Perang akan dimulai! Aku akan menjadi pahlawan! Sejarah Rakyat Bumi akan--"

"Izinkan aku menyarankan padamu suatu hal"

Tinju kiri Kiriha pun melesat ke badan Tayuma sementara Tayuma masih berteriak. Tepat di saat itu, listrik di sekitar tangan kiri Kiriha mengalir melalui badan Tayuma.

"Guhah"

Melalui kendali yang tepat, aliran listrik itu membuat Tayuma pingsan tanpa membunuhnya.

"...Lain kali, jangan lupa berdoa. Demi dirimu juga...."

Tayuma pun pingsan dan rubuh di tempat itu. Melihat itu, Kiriha jadi terlihat sedih.

"Ah, kelihatannya selesai dengan aman"

Seseorang sedang mengawasi pertarungan Kiriha dan Tayuma dari kejauhan. Namun, ia bukanlah dewi pencipta yang disebutkan oleh Kiriha, tapi seorang gadis yang memakai kostum berwana pink yang berjumbai. Gadis itu tidak lain dan tidak bukan adalah gadis penyihir kita, Rainbow Yurika.

"Sekarang akhirnya aku bisa turun"

Dengan menahan rasa takutnya, dia memanjat sebuah tiang yang tinggi dan mengawasi Koutarou dan yang lainnya bertarung dari jauh dan membantu mereka dengan sihir jika perlu.

"Rasanya aku jadi makin hebat pakai sihir diam-diam begini"

Dia sudah memasang pelindung yang mencegah orang-orang untuk berkerumun melihat, mengurangi kecepatan hempasan para Sun Ranger agar mereka tetap selamat dan melindungi taman bermain itu dan para pengunjungnya saat bawahan Tayuma mulai menembak secara acak.

"Syukurlah, semuanya baik-baik aja"

Ditambah, dia membantu menghalangi ledakan si boneka tanah liat.

Yurika telah memasang mantra pelindung di dalam wilayah energi spiritual Karama dan Korama. Kekuatan ledakannya memang betul-betul besar, tapi berkat dua lapis pelindung dari sihir dan energi spiritual, entah bagaimana mereka bisa menghalangi ledakan itu.

Karama dan Korama hampir tidak sempat menghalangi ledakan itu, tapi Yurika entah bagaimana bisa membantu mereka. Tidak ada seorang pun yang tahu, kalau pahlawan hari ini adalah Yurika.

"Sekarang, aku tinggal balik ke tempat Ruth-san dan semuanya bakal baik-baik aja"

Namun, tidak seperti biasanya, Yurika merasa bahwa hal yang baik kalau tidak ada yang tahu. Kalau orang tahu kalau mereka akan dibantu lewat kekuatan sihir, banyak orang pasti akan berhenti berusaha. Masalah harus diselesaikan dengan kekuatan sendiri. Itulah pertanda lain bahwa Yurika sudah tumbuh. Ini juga demi diri Yurika sendiri. Dia ingin menjadi gadis biasa selama yang dia bisa.

"...Tapi gimana aku bisa turun dari sini...?"

Setelah menggunakan sihir semaunya, Yurika sudah menghabiskan seluruh kekuatan sihrinya. Karena itulah, dia tidak bisa turun dari tiang tempatnya berada saat itu.

"Satomi-saaa~n, tolongin dooong~!"

Bagi Yurika, daripada semua orang tahu kalau dia telah membantu, dia lebih memilih untuk kuatir dengan krisisnya saat ini.


Part 4[edit]

Beberapa hari kemudian, sebuah pertemuan evaluasi kembali diadakan di markas Sun Rangers. Mereka akhirnya telah memutuskan warna kostum masing-masing, tapi hari ini mereka semua memakai warna putih. Luka yang mereka derita dari ledakan dan hantaman setelahnya tidaklah sedikit. Mereka semua rupanya sedang terbungkus perban.

"Semua masalah kita sebelumnya sudah terpecahkan, dan kami telah memastikan bahwa musuh juga aktif di wilayah ini, tapi sekarang kita telah menemukan masalah baru"

Seperti yang sudah-sudah, Professor Roppongi sedang menulis di papan tulis putih.

"...dan itu adalah bahwa kita semua betul-betul lemah"

"Kita bahkan tidak berkutik sama sekali"

White Shine dengan rambut yang menyembul keluar hanya bisa melemaskan bahunya. Di saat yang sama White Shine kecil di sebelahnya melanjutkan bicaranya.

"Lagian, di wilayah lain mereka langsung lari begitu ngeliat rekan-rekan kita. Tapi disini, mereka malah nyerang"

"Ya. Mereka menembak kita tanpa pikir panjang. Tambah lagi, senjata mereka sangat kuat"

White Shine yang memakai kacamata hitam berbicara dengan nada muram. Dia percaya dengan kemampuannya memakai senjata, karena itulah dia sangat kecewa dengan kekalahan ini.

"Tapi, kita diselamatkan oleh kekuatan baju-baju itu. Kita selamat saja, itu sudah menjadi sebuah misteri"

"Aku sempat yakin kalau aku bakal mati pas Megu-chan jatuh di atasku"

"Daisaku-kun, kamu nggak usah bilang kayak gitu juga!"

Saat White Shine yang gendut terhempas, dia menjadi bantalan mendarat bagi White Shine wanita. Berkat itulah, luka miliknya jauh lebih parah. Si White Shine wanita merasa kasihan dengan itu, tapi karena dia punya sisi keras kepala, tentu saja dia memprotes itu.

"Di sisi lain, orang-orang bawah tanah itu dikalahkan oleh orang-orang biasa yang kebetulan ada di tempat itu"

"Itu artinya senjata mereka betul-betul kuat, tapi para tentaranya sendiri tidak sekuat itu?"

"Bisa jadi. Mereka mungkin hanya tentara biasa"

"Begitu...jadi situasinya sama bagi kedua pihak, tapi kita kalah karena perbedaan kekuatan senjata..."

"Kalau prediksiku tepat"

Roppongi dan White Shine berambut pendek saling mengangguk. Namun, White Shine kecil yang sedari tadi mendengarkan mereka memiliki pendapat berbeda.

"Tapi, bisa jadi orang-orang yang mengalahkan mereka orang-orang spesial. Mereka itu Baron Demon-san dan teman-temannya yang mengalahkan mereka, iya kan?"

"Benar juga! Baron-sama itu kuat!"

Sekali nama Baron Demon muncul, mata White Shine wanita mulai berbinar. Di dalam kepalanya, Baron Demon sudah seperti dewa baginya. Setelah mendengar kemenangannya, White Shine wanita itu merasa seperti berada di dalam mimpi.

"Aaah~, aku mau ditangkap dan disiksa sama Baron-sama secepat mungkin! Ufu, ufu, ufufufufufu..."

"....Dengan mengabaikan pendapat Megu-chan, kalau orang biasa bisa menang, bukankah kita juga bisa kalau kita berusaha lebih keras?"

Pria besar yang terbungkus gips merangkum topik pembicaraan mereka.

Kalau Baron Demon bisa menutup perbedaan kekuatan senjata dengan kemampuan, seharusnya mereka juga bisa melakukan hal yang sama, selama mereka bekerja keras. Lebih lagi, mereka punya kemungkinan yang lebih besar daripada Baron karena mereka punya kostum super mereka.

"Daisaku-niichan, apa itu berarti kita harusnya ngelatih gerakan kita dan mulai bikin strategi?"

"Yap"

"Latihan, ya, itu sih bagianku"

"Strategi...hei, aku baru saja berpikir, apa seharusnya kita tembak mereka dari jarak jauh dengan diam-diam? Kita bahkan punya pendeteksi"

"Bodoh, kamu mau kena marah Baron-sama lagi?"

"Kalau begitu, kalau kita bisa meningkatkan jumlah personil--"

"Berhenti bercanda!! Hayato, kamu masih belum mengerti juga!! Apa kamu dengar apa yang udah dibilang Baron-sama!?"

"B-bukan begitu sih, tapi..."

Diskusi mereka pun menjadi sulit, sekali lagi. Pertempuran pertama mereka mungkin berujung pada kekalahan, tapi semangat mereka masih tinggi. Mereka ingin bisa membuahkan hasil pada kesempatan berikutnya mereka ditugaskan. Mereka semua sama-sama mengharapkan hal itu.

Mereka akhirnya bisa melakukan pekerjaan mereka setelah diturunkan jabatannya, jadi satu atau dua kegagalan tidak akan begitu dipertimbangkan. Antara mereka kalah atau menjadi bahan ledekan, mereka akan bangkit sebanyak yang mereka perlu. Setidaknya, dalam hal itu, mereka bisa dikatakan sebagai pahlawan.


Pertempuran Pasukan Matahari, Sun Rangers, baru akan dimulai.



Kembali ke Bab 5 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Bab 7
  1. Istilah lain untuk seseorang yang mati syahid