Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 8.5 Bab 7

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Adegan Terakhir untuk Dirimu[edit]

'Sang Puteri Perak dan sang Ksatria Biru, Babak 2'

Drama yang dipentaskan di gedung olahraga SMA Kisshouharukaze telah mencapai adegan terakhir, dan akhir drama itu pun akan dimulai. Para pekerja diblaik layar yang sudah bekerja keras selama ini sedang bekerja sekuat tenaga untuk mempersiapkan adegan terakhir ini agar terlihat sebagus mungkin.

"Dimana Harumi-chan!?"

"Dia udah diposisinya! Bisa dilanjut sekarang!"

"Lightingnya udah diganti jadi warna sore belum!? Jangan sampai salah!!"

"Sudah!"

"Dimana Satomi-kun!?"

"Dia udah di atas!"

Mereka semua bekerja keras untuk menjadikan adegan ini sebagai akhir yang sempurna.

Tirai adegan terakhir pun akan segera diangkat. Harumi, yang berperan sebagai Puteri Perak, sedang berdiri di sisi panggung.

"Aneh....apa yang terjadi denganku..."

Harumi tidak bisa menyembunyikan kegugupannya menjelang adegan terakhir drama yang sebentar lagi akan dimulai. Dia lalu meletakkan tangannya di dadanya dan mengambil nafas dalam-dalam beberapa kali, namun hal itu tidak cukup untuk meredakan kegugupannya. Perasaan yang kuat mulai muncul dari dalam dirinya dan Harumi berusaha keras untuk mengendalikan perasaan itu.

"Aku harus melakukannya seperti biasanya..."

Harumi tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Saat latihan, dia tidak pernah mengalami masalah apapun saat melakukan adegan ini, karena bisa bersama dengan Koutarou membuat pikirannya menjadi tenang.

"Mengapa aku menjadi gugup bertemu dengan Satomi-kun...rasanya tadi tidak seperti ini..."

Tapi sekarang, entah mengapa, Harumi merasa gugup untuk berhadapan dengan Koutarou di atas panggung. Saat dia membayangkan dirinya yang berhadapan dengan Koutarou, perasaannya menjadi kacau balau. Hal itu terjadi bukan karena mereka sedang berkelahi, dan bukan karena Harumi sendiri telah berubah perasaannya. Namun demikian, meski semuanya masih tetap sama, Harumi tidak bisa bertindak seperti sebelumnya.

"Apa yang harus kulakukan...d-dramanya sudah dimulai..."

Beberapa saat lalu, Harumi merasa aman dengan adanya Koutarou, tapi sekarang yang terjadi jusru kebalikannya, seakan perasaannya sudah diputarbalikkan dan membuatnya merasa tidak aman.

"Maaf, aku agak terlambat!"

Tepat di saat itu, Theia, yang berperan sebagai sang Puteri Emas, muncul. Pada adegan terakhir ini, sang Puteri Perak dan sang Puteri Emas akan berpisah dengan sang Ksatria Biru. Adegan itu akan dimainkan oleh Koutarou, Harumi dan Theia.

Theiamillis-san...dia sudah menjadi perannya...

Harumi merasa kagum dengan Theia saat dia melihat air mata yang mengalir di pipi Theia. Theia sudah menyesuaikan perasaannya dengan apa yang akan diperankannya bahkan sebelum dia naik ke atas panggung, dan itulah yang membuat Harumi kagum.

Kalau aku menggunakan rasa ini, aku bisa....

Dan di saat yang sama, Harumi menyadari bahwa jika dia mempercayakan dirinya pada perasaan yang menyelimuti dirinya, dia juga bisa tampil dengan baik.

Di dalam naskah, sang Puteri Perak mengucapkan salam perpisahannya pada sang Ksatria Biru, tapi dia percaya bahwa dia bisa menemui sang Ksatria Biru kembali. Jadi, Harumi percaya bahwa dia bisa menggunakan perasaan itu untuk menyampaikan kegugupannya dengan baik.

"Baik..."

Setelahnya, Harumi mulai membaik. Meskipun masih gugup, dia merasa bahwa dia bisa kembali berakting.

"Harumi-chan, Theia-chan, silahkan naik! Kami akan angkat tirainya!"

Tepat pada saat itulah ketua klub drama memberikan tanda mulai kepada semua orang yang terlibat.

Tirai pun mulai terangkat dan cahaya kemerahan menyinari latar padang rumput panggung. Di sisi yang berlawanan dari panggung itu terdapat sebuah pijakan besar, dan Koutarou sedang berdiri di atasnya. Inilah adegan dimana sang Ksatria Biru melihat kebawah ke arah mereka berdua dari puncak sebuah bukit.

"Ah..."

Dan tepat saat Harumi menengadah untuk melihat Koutarou, semua kegugupan di dalam dadanya pun lenyap, persis seperti Alaia pada hari itu.

Saat Harumi dan Theia muncul di atas panggung, Koutarou merasa seperti melihat Alaia dan Charl yang asli.

Harumi tidak memiliki rambut putih keperakan, dan Theia tidak semungil Charl. Pakaian yang mereka kenakan pun begitu berbeda dengan pakaian Alaia dan Charl saat itu. Namun, saat dia melihat ke arah mereka berdua dari tempat tinggi seperti ini, Koutarou menjadi teringat dengan hari itu. Kenangan yang begitu kuat itu membuat Koutarou merasa bahwa jika dia membiarkan apa yang dirasakannya keluar, dia bisa kembali ke hari itu.

"Layous-sama!!"

"Ksatria Biru!!"

Dan rasa itu pun menjadi semakin kuat saat dia mendengar suara mereka.

"Koutarou-sama!!"

"Ksatria Biru!!"

Harumi dan Theia mulai bertumpuk dengan Alaia dan Charl. Bahkan nama Layous pun mulai terdengar seperti namanya sendiri saat suara itu sampai ke telinganya.

Apa..yang lagi aku lihat...?

Entah itu ilusi yang dibuat oleh kenangan Koutarou sendiri, atau Signaltin, yang saat itu bergantung di pinggangnya, menjawab perasaannya saat itu, tidak ada seorang pun yang tahu.

"Kaisar Alaia! Puteri Charl!"

Hal yang diketahui Koutarou adalah kata-kata yang diucapkannya, dan tangannya yang saat itu sedang melambai tidak berasal dari arahan naskah, melainkan dari dirinya sendiri.

Gitu rupanya...aku bener-bener, bener-bener cinta dengan mereka....

Dan saat Koutarou mengakui perasaannya sendiri, pemandangan di hadapannya pun berubah dengan sangat.

Sebelum Koutarou sadar, panggung itu telah berubah menjadi padang rumput yang asli, memantulkan cahaya merah matahari senja yang memiliki kemilau emas, diiringi angin yang bertiup. Yang dilihatnya saat itu bukanlah pemandangan semata, karena dia bisa merasakan angin dan mencium aroma rumput yang sama seperti hari itu.

Rokujouma V8.5 289.jpg

Salju yang putih bersih turun dari langit, disinari matahari senja yang menghasilkan kemilau perak dan menciptakan kontras yang begitu indah dengan padang rumput keemasan itu.

"Selamat tinggal! Kaisar Alaia! Puteri Charl!"

Koutarou menjadi tidak yakin dengan dimana dirinya saat itu. Apa dia berada di panggung? Dalam mimpi? Atau, apa dia betul-betul kembali? Dia sudah bertemu dengan orang-orang yang dia pikir tidak akan pernah ditemuinya.

"Jangan menangis, Ksatria Biru!! Kau laki-laki, benar bukan!!"

Air mata pun mulai mengalir dari mata Koutarou. Charl sedang mengeluhkan hal itu, tapi Koutarou tidak bisa menahan air mata itu.

"Ksatria BIru!! Bermainlah denganku kalau kita bertemu lagi!! Jaga dirimu baik-baik!!"

Charl menangis sambil melambaikan tangannya, persis seperti pada hari itu.

Tepat sekali, Koutarou meninggalkan Charl seperti ini.

"Koutarou-samaaaaa!!"

Dan Alaia memanggil Koutarou dengan suara dan senyuman yang dikenangnya, sambil merentangkan tangannya dan berusaha meraih Koutarou, seakan mencoba memeluknya sementara Koutarou menjadi semakin dan semakin jauh darinya. Alaia pun melanjutkan seruannya sambil melakukan itu.

"Meskipun kita terpisah oleh waktu yang tak berujung dan jarak yang tak terhitung---"

Itulah kata-kata yang dihapus oleh roket Cradle, yang tidak pernah sampai kepada Koutarou, dan sekarang kata-kata itu akhirnya sampai kepadanya. Koutarou menjadi betul-betul terkejut, dan terus menyimak apa yang dikatakan oleh Alaia, sambil mengukir kata-kata itu dalam-dalam di hatinya.

"---rasa ini akan terus ada bersamamu!"


Itulah pesan dari masa lalu yang telah menempuh waktu dan jarak yang begitu luar biasa banyaknya.


Dan sementara Koutarou dan yang lainnya masih berada di atas panggung, drama itu pun berkahir dengan hujan tepuk tangan yang begitu meriah.



Setelah 2000 tahun, Koutarou akhirnya tahu apa yang dikatakan oleh Alaia pada hari itu.



Kembali ke Bab 6 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Kata Penutup