Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 9 Bab 5

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Ruth vs. Clan[edit]

Kamis, 11 Februari

Ruth pergi mengunjungi Cradle pada keesokan harinya sepulang sekolah.

Alat komunikasi Clan sudah terdaftar dalam alat komunikasi pada zirah Koutarou. Dengan menggunakan itu, Ruth membuat janji dengan Clan untuk berbicara dengannya pada esok hari.

"Jadi, hal penting apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Clan yang terlihat kesal seraya menghapus hologram yang melayang di sekitarnya dan membetulkan posisi kacamatanya. Dia sedang melakukan penelitian sampai Ruth tiba dan membuatnya kesal karena harus menghentikan sejenak penelitiannya. Clan ingin pembicaraan itu menjadi singkat agar dia bisa kembali meneliti.

"Hanya ada satu hal yang ingin aku bicarakan."

Ruth pun ingin mempercepat jalannya pembicaraan itu dan dia langsung masuk ke inti pembicaraan sambil terus menatap Clan.

"Ini tentang apa yang disembunyikan oleh Clan-sama dan Satomi-sama."

"T-Tidak ada hal yang kami sembunyikan."

Raut wajah Clan langsung berubah mendengar hal itu. Awalnya dia terlihat kesal, sebelum terlihat terkejut dan langsung berubah menjadi kalem.

Sudah kuduga, mereka pasti menyembunyikan sesuatu...pikir Ruth setelah melihat perubahan raut wajah Clan. Kelihatannya Clan begitu terkejut dengan sesuatu yang tidak terduga sebelum bisa kembali tenang.

"Aku punya bukti."

"Tidak mungkin hal seperti itu ada", balas Clan seraya berbalik memunggungi Ruth.

Semua datanya sudah dihapus, Pardomshiha pasti hanya menebak-nebak.Tidak mungkin ada bukti yang tertinggal...

Clan mengambil nafas berulang kali dari sisi yang tidak bisa dilihat Ruth untuk menenangkan dirinya, lalu berbalik menghadap Ruth dengan senyum penuh percaya diri.

"Karena kami tidak menyembunyikan apapun."

Clan sudah berjanji pada Koutarou untuk merahasiakan apa yang telah terjadi di Forthorthe, karena hal itu akan membuat keadaan Forthorthe saat ini tetap stabil dan tidak menimbulkan masalah. Ditambah, hal ini juga menguntungkan bagi Clan, karena dengan janji ini, Clan menjadi orang yang paling dekat dengan Signaltin. Clan tahu betul apa yang paling berharga, seorang kaisar atau seorang tuan puteri yang memegang Signaltin. Clan tidak cukup baik untuk menyerahkan keuntungan yang begitu besar ini dengan sendirinya.

"Bukti yang pertama adalah anda sudah mengundang saya ke kapal anda, Clan-sama."

Namun, Ruth tidak gentar di hadapan Clan yang tampak yakin. Dia dengan cermat memperhatikan reaksi Clan sambil terus berbicara.

"Apa?"

Hal ini sekali lagi menjadi hal yang mengejutkan bagi Clan, membuat wajahnya kembali nampak terkejut. Ruth mengingat reaksi Clan karena ini juga merupakan bukti yang penting.

"Setengah bulan lalu, anda berusaha membunuh kami, Clan-sama. Walau begitu, anda tidak menolak permintaan saya untuk berbicara dengan anda. Dan meskipun kita sudah saling berhadapan seperti saat ini, anda tidak mencoba untuk membunuh saya. Kenapa?"

"Itu..."

Clan mulai mencari-cari jawaban. Dia tidak menyerang Theia dan yang lainnya karena dia sudah mendapatkan Ksatria Biru dan Signaltin dalam genggamannya. Kedua hal itu jauh lebih berguna darinya daripada hak untuk naik takhta, jadi tidak ada alasan baginya untuk menyerang Theia. Dan saat ini, Koutarou sudah menjadi seseorang yang menjadi tempat baginya untuk berbagi kebahagiaan dan kesedihan. Clan tidak akan berniat untuk menyakiti Ruth, teman dari Koutarou.

Namun, Clan tidak bisa mengatakan hal itu. Dia terus berusaha agar tetap terlihat tenang sambil terus berpikir keras.

"Itu karena aku menyadari ada cara yang lebih pantas untuk bisa menang sebagai seorang tuan puteri. Aku memutuskan bahwa jika aku mengganggu Theiamillis-san, aku akan melakukannya dengan berani. Seorang puteri sejati akan menghadapi tantangan seperti apapun tanpa berbuat curang."

Untungnya, Clan bisa mengeluarkan alasan itu.

Ini menjadi merepotkan buatku...

Clan mengambil nafas lega setelah bisa lolos dari jeratan Ruth, sambil terus berusaha untuk tetap waspada.

"Kalau begitu, kenapa anda tetap berada di planet ini, Clan-sama? Saat ini anda tidak berani menghadapi Yang Mulia, dan juga tidak kembali ke Forthorthe. Jadi, apa yang anda lakukan disini?" tanya Ruth yang menanyakan kembali apa maksud Clan sambil mendesaknya lebih keras.

"Itu...."

Pertanyaan itu kembali menjadi pertanyaan yang sulit dijawab oleh Clan.

Clan tetap berada di Bumi untuk meneliti Signaltin, dan juga untuk membujuk Koutarou agar menjadi pengikutnya.

Tentunya, Clan tidak bisa mengatakan hal itu, jadi dia kembali berpikir keras untuk mencari alasan.

"Itu karena aku sedang membuat senjata untuk melawan Theiamillis-san. Setelah senjata itu selesai kubuat, aku berniat menantangnya kembali memperebutkan hak untuk naik takhta."

"Anda bohong, benar?" tanya Ruth dengan suara yang dingin sambil menyipitkan matanya. Dia tahu betul kalau kata-kata itu adalah kebohongan.

"A-Aku tidak b-berbohong!"

Clan sendiri gemetar dan suaranya terdengar gemetar. Ruth, yang mendengar hal itu, sadar bahwa inilah kesempatannya untuk menyerang.

"Kalau anda berniat untuk menyerang Yang Mulia secara terang-terangan, kenapa anda tidak memanggil kembali Hazy Moon? Kapal itu mempunyai peralatan yang lebih cocok untuk membuat senjata. Alasan apa yang membuat anda harus terus melakukan pembuatan senjata di kapal yang kecil ini?"

Saat itu Clan sedang menggunakan kapal luar angkasa kecil yang dikenal dengan nama Cradle, yang berfungsi sebagai kapal luar angkasa multifungsi yang juga merupakan bagian dari kapal luar angkasa tempur pribadinya, Hazy Moon. Sensor dan peralatan observasi di dalam Cradle jauh lebih canggih, membuat kapal itu cocok untuk meneliti Signaltin, namun tidak mempunyai banyak peralatan yang cocok untuk membuat senjata. untuk itu, memanggil kembali Hazy Moon dari Forthorthe adalah pilihan yang masuk akal.

"A-Aku tidak perlu menjawab hal itu!"

Bahkan Clan sendiri tidak bisa lepas dari pertanyaan itu. Dia tidak bisa memikirkan alasan mengapa dia tidak memanggil kembali Hazy Moon kalau dirinya ingin melawan Theia. Dia hanya bisa mengelak dari pertanyaan itu.

Tidak salah lagi, Clan-sama dan Satomi-sama sedang menyembunyikan sesuatu yang sangat penting!

Ruth, yang sudah menjadi yakin dengan reaksi Clan, mengeluarkan pertanyaan terakhirnya sebagai pukulan pamungkasnya.

"Kalau begitu, izinkan saya mengganti pertanyaannya....apa yang anda dan Satomi-sama lawan di Forthorthe masa lalu?"

Inilah kartu andalan Ruth. Semua pertanyaan sebelumnya hanyalah alat untuk membuat Clan goyah. Jawaban dari pertanyaan inilah yang paling ingin diketahui oleh Ruth.

"K-Kenapa kau bisa tahu hal itu?"

Clan terkena jebakan itu dan secara refleks menjawab seperti itu.

"Jadi, anda benar-benar melakukan itu!?"

Saat melihat reaksi Clan, raut wajah Ruth menjadi penuh semangat, sementara Clan menutup mulutnya dengan kedua tangannya untuk membuat dirinya diam.

Gawat! Dia menjebakku!!

Reaksinya itu akan sama saja dengan mengakui bahwa mereka berdua pergi ke masa lalu. Itulah kesalahan fatal yang dibuat Clan.

"Alat penerjemah pada zirah Satomi-sama mengatur bahasa Forthorthe lama menjadi prioritas utama! Kalau bahasa itu tidak digunakan sehari-hari, bahasa itu tidak akan menggantikan prioritas bahasa Forthorthe saat ini! Itulah sebabnya saya mmulai curiga kalau itu sebabnya, tapi...saya tidak menyangka kalau itu yang sungguh terjadi..."

Dengan menggabungkan pengaturan alat penerjemah dan hal-hal lainnya, Ruth bisa menarik kesimpulan itu. Dan setelah dia berhasil membuat Clan cukup goyah, Ruth menjebaknya dengan pertanyaan itu secara tiba-tiba. Efeknya begitu manjur dan Clan secara refleks mengakui hal itu. Meskipun Ruth sendiri sudah menduga bahwa hal itulah yang sebenarnya terjadi, kenyataan yang diperolehnya tetap membuatnya terkejut.

Begitu rupanya, prioritas bahasa yang diterjemahkan! Aku tidak berpikir sampai ke sana!

Clan sudah menghapus seluruh data yang berhubungan seperti yang diminta oleh Koutarou, tapi dia tidak berpikir sejauh daftar prioritas pada berbagai alat pada zirah itu. Clan tidak menyangka, hal-hal sepele yang diperoleh dari pemeriksaan zirah itu akan membawa siapapun yang melihat hasilnya akan sampai pada kesimpulan itu. Hal ini bukan menunjukkan keteledoran dari sisi Clan, tapi kecermatan Ruth dalam melihat sesuatu.

"Clan-sama, tolong katakan pada saya. Kemana kalian berdua pergi dan apa yang kalian berdua lakukan?"

Pada saat itu, yang Ruth ketahui hanyalah Koutarou dan Clan menggunakan bahasa Forthorthe lama dan mereka telah melawan sesuatu di zaman itu. Ruth ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Masalah apapun yang mungkin dihadapi Koutarou mungkin akan menjadi masalah bagi Theia dan Ruth di masa yang akan datang, membuat masalah itu menjadi hal yang harus segera ditangani.

"....Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan."

Meskipun sudah ketahuan, Clan justru kembali tenang.

Aku rasa Pardomshiha masih belum mengetahui kebenarannya. Kalau begitu, akan lebih bijak kalau aku memberikannya sebagian kebenarannya agar dia merasa puas dan membuatnya pergi...pikir Clan yang langsungmendapat ide itu dan lalu tersenyum pada Ruth, sementara Ruth sendiri menjadi tertarik dan mendesak hal itu.

"Tolong jangan mengelak dari pertanyaan itu, Clan-sama! Saya tahu bahwa itulah hal yang sebenarnya, saat saya melihat reaksi anda beberapa saat lalu!"

"Aku tidak mengelak dari pertanyaan itu. Dan meskipun semuanya memang seperti yang kau katakan, bahwa aku dan Koutarou pergi ke Forthorthe di masa lalu, apa kau pikir aku akan betul-betul mengakuinya?"

"A-Apa maksudnya!?"

Setelah berada semakin dekat dengan kebenaran yang dicarinya, Ruth menjadi semakin tidak tenang. Sementara Clan sendiri sudah nampak tenang, membuat posisi keadaan mereka menjadi tertukar.

"Sudah jelas, kalau kami mengakui bahwa kami pergi ke masa lalu, itu akan sama saja seperti kami sudah mengganggu apa yang terjadi pada masa lalu, dan hal itu akan membuat masalah serius yang bisa membuat pondasi keluarga kekaisaran Forthorthe menjadi goyah."

"I-Itu..."

Ruth menjadi terbata-bata mendengar jawaban itu, karena dia mengerti apa yang ingin dikatakan oleh Clan.

Koutarou dan Clan tidak mengubah masa lalu. Memang, ada sedikit perubahan, tapi secara garis besar, semuanya tetap terjadi sama seperti yang seharusnya. Tapi, kalau mereka secara terang-terangan mengakui bahwa mereka pergi ke masa lalu, hal itu akan membuat orang berpikir bahwa kekaisaran Forthorthe yang sudah ada seperti sekarang ini bisa ada karena adanya perubahan dalam sejarah. Jika hal itu sampai hal itu sampai menyebar ke seluruh Forthorthe, bisa dibayangkan kekacauan yang akan timbul karenanya.

"Jadi, terlepas dari kebenarannya, aku tidak bisa menjawab. Koutarou dan aku tidak pergi ke Forthorthe di masa lalu."

"Kuh...."

Ruth hanya bisa mengertakkan giginya. Meskipun dia sudah berada selangkah lagi menuju kebenarannya, dia masih belum bisa betul-betul sampai. Rasa gusar yang ada di dalam dirinya terasa jauh dari kata kecil.

Hanya ini yang bisa kukatakan padamu, Pardomshiha. Terima sajalah dan pergilah...pikir Clan sambil terus mengawasi Ruth. Keadaan yang rumit ini membuat Clan harus mengambil keputusan yang tepat.

"S-Saya mengerti..."

Pada akhirnya, Ruth memutuskan untuk menyerah. Dia tahu bahwa Clan tidak akan mau menjawab lagi.

"Tapi, tolong katakan pada saya satu hal."

"Apa itu?"

"Saat kalian berdua pergi, apakah sikap Satomi-sama pantas untuk disebut sebagai ksatria?"

Walau begitu, masih ada hal yang ingin diketahui oleh Ruth, yakni jika Koutarou tetap bersikap sama seperti biasanya. Hal itulah yang sebenarnya ingin diketahui oleh Ruth, dan dia tidak begitu tertarik dengan apa yang terjadi di masa lalu.

Terima kasih, Pardomshiha...

Clan diam-diam mendesah lega dan tersenyum pada Ruth. Senyuman yang ditunjukkannya itu adalah hal yang jarang terlihat dari dirinya, karena tidak ada rasa permusuhan dan keinginan membunuh dalam senyuman polos itu.

"Tenanglah, Pardomshiha. Koutarou tetap setia melangkah sebagai seorang ksatria dari awal hingga akhir."

"Jadi, begitu....", balas Ruth yang tertunduk lemas. Meskipun dia sudah tahu apa yang paling ingin diketahuinya, tapi hal yang sebenarnya masih tetap berada dalam bayang-bayang kegelapan. Ruth merasa begitu kecewa, dan Clan mengerti itu, membuatnya merasa kasihan pada Ruth.

Sejak kapan aku jadi sebaik ini...

Meskipun dia sedang bingung dengan dirinya saat itu, Clan memanggil Ruth.

"Pardomshiha, karena kau sudah datang kesini, aku tidak bisa membiarkanmu pergi dengan tangan kosong. Jadi, sebagai gantinya aku akan mengatakan sesuatu yang bagus kepadamu."

"Clan-sama...?"

Ruth menengadahkan kepalanya dengan mata terbelalak karena terkejut, karena dia betul-betul kaget dengan tindakan Clan yang tidak seperti Clan yang biasanya.

Tolong jangan buat wajah seperti itu! Aku sendiri tahu kalau aku sedang bersikap aneh!

Sambil mengeluhkan Ruth yang bersikap seperti itu, Clan memilih-milih informasi apa yang akan sangat berguna bagi Ruth.

"Pardomshiha, saat ini kau sedang menjalani perjodohan, apa benar?"

"Ya...apa anda juga tahu hal itu?"

Ruth kembali kaget, karena tidak menyangka kalau Clan akan membahas masalah perjodohannya.

"Benar. Karena aku mengincar nyawa Theiamillis-san, tentu saja aku punya informasi seperti itu."

"Saya tidak ahu harus berkata apa..."

Ruth hanya bisa tersenyum kecut, karena beberapa saat yang lalu, dia merasa seperti sedang berdiri di hadapan seorang musuh, tapi sekarang dia sudah mulai lengah. Perubahan yang terjadi pada diri Clan rupanya sudah tersampaikan pada Ruth.

"Yang lebih penting lagi, kau harus hati-hati dengan perjodohan itu."

"Hati-hati? Apa maksud anda?"

"DKI berniat mengembangkan bagian militer."

"Bagian militer!?"

Kata kunci itulah yang membuat Ruth menyadari sesuatu.

DKI adalah perusahaan biasa, tapi mereka belum masuk ke dalam bagian militer. Itulah sebabnya mengapa mereka masih memiliki hubungan baik dengan ibu Theia yang juga merupakan kaisar saat ini, Elfaria, yang mengusulkan perlucutan senjata dan hal itu menjadi hal utama saat memilih tunangan bagi Ruth.

Namun, jika perusahaan itu berniat masuk ke dalam bagian militer, maka dorongan Elexis untuk melangsungkan pernikahan itu akan mempunyai tujuan lain.

"Apa itu benar!?"

"Itu benar. Mau bagaimana lagi, secara divisi intelijen Pardomshiha tidak mempunyai informasi seperti itu. Keluarga Schweiger sudah membuat beberapa kemajuan di bidang sains, jadi informasi yang berkaitan dengan militer tentunya juga kami miliki."

Keluarga Schweiger yang menjadi keluarga asal Clan sudah menghasilkan banyak ilmuwan hebat dari generasi ke generasi. Sebagai hasilnya, hubungan mereka dengan pihak militer tentunya menjadi sangat kuat. Daripada berpihak pada keluarga Mastir yang mengusulkan perlucutan senjata, pihak militer lebih bisa mendapat kekuasaan lebih jika mereka berpihak pada keluarga Schweiger yang mengandalkan hal-hal ilmiah. Sebagai hasilnya, saat pihak militer tahu bahwa Clan pergi ke Bumi untuk mengganggu jalannya ujian yang dihadapi Theia, mereka mulai membocorkan informasi yang akan menguntungkan kedua belah pihak, yang termasuk informasi mengenai apa yang akan dilakukan DKI di masa depan.

"Elexis mau membangun divisi militer untuk membuat perusahaannya semakin besar. Tapi, jika sebuah perusahaan baru saja masuk ke divisi militer tapi tidak membuahkan hasil, tidak akan ada orang yang tertarik. Jadi, mereka memutuskan untuk membuat keluarga Pardomshiha sebagai umpan bagi pihak militer. Aku yakin kau sudah paham dengan sisanya, benar?"

Saat Clan mengatakan hal itu dan melemaskan bahunya, wajah Ruth menjadi pucat pasi.

"Kalau mereka membangun divisi militer setelah pernikahan kami, maka akan timbul perpecahan antara keluarga Pardomshiha dan Mastir!?"

"Dan sebagai gantinya, pihak militer sudah menjanjikan DKI sebuah proyek skala besar. Kesepakatan mereka begitu menarik."

Setelah mendapatkan banyak dukungan setelah menikahi Ruth dan mendapat marga Pardomshiha, DKI pasti akan bekerjasama dengan pihak militer nantinya. Elexis tidak akan mendapat kerugian apapun dari menikahi Ruth. Kalau pihak militer tidak memenuhi kesepakatan mereka, Elexis tinggal menjalankan perusahaannya seperti yang sudah-sudah. Kalau begitu, penetapan perlucutan senjata akan mendapat semakin banyak suara dan pihak militer hanya bisa menuruti tuntutan dari Elexis. Kesepakatan yang hebat itu betul-betul mencerminkan reputasinya sebagai manajer yang hebat.

"Kalau begitu, sudah tidak ada masalah lagi untuk menolak perjodohan ini, benar?"

Ruth sudah berniat menolak, tapi jika seluruh pernikahan ini ternyata hanyalah jebakan semata, maka hal itu sudah tidak menjadi masalah lagi baginya.

"Biasanya itu sudah menjadi hal yang sewajarnya, tapi aku penasaran kenapa Elexis ingin cepat-cepat bertemu denganmu."

"Apa maksud anda?"

"Maksudku, kunjungan tiba-tiba Elexis bisa menjadi alasan untuk membawa pasukan militer ke planet ini. Dan kalau kau sampai terlihat akan menolak, mereka tinggal membuat sebuah alasan untuk memisahkan kalian berdua, dan saat kau pergi, ada kemungkinan Theiamillis-san akan menghadapi bencana."

"Jangan-jangan---"

Saat menolak perjodohan itu, Ruth berencana kembali sebentar ke Forthorthe. Dan selama itu berlangsung, pihak militer mungkin akan menyerang Theia menggunakan senjata yang ada di kapal Elexis. Setelahnya, mereka bisa mengumumkan bahwa Theia telah dibantai oleh kaum barbar dari Bumi, atau mereka bisa menjadikan Theia sebagai tawanan dan menggunakannya untuk melawan Elfaria.

"Apakah maksud anda hal itu bisa terjadi!?"

"....Itu hanyalah sebuah kemungkinan."

Clan hanya menyiratkan kalau Theia mungkin akan diserang, tapi dia lebih meyakini kemungkinan bahwa Theia akan disekap. Karena pihak militer sudah sampai membuat Clan tahu mengenai Elexis, hal itu bisa menjadi pertanda bahwa pihak mliter akan melakukan sesuatu bahkan jika Clan diam saja.

"Gawat, Yang Mulia!!"

Ruth dengan cepat memutuskan untuk kembali kepada Theia. Dia harus mengurangi ancaman bahaya yang akan dihadapi Theia.

"Saya akan berterimakasih nanti, Clan-sama!!"

Ruth yang biasanya sopan dan formal langsung pergi begitu saja tanpa pamit sama sekali.

"Tidak apa-apa. Ini hanya hadiah kecil dariku."

Sementara itu, Clan terus memandanginya dengan sikap tenang dan mendesah pelan.

"Haaaaaah....entah kenapa, aku selalu saja membantu Veltlion....apa aku memang sebaik ini?"

Clan lalu memerintahkan gelangnya untuk membuka jalur komunikasi.


Kembali ke Bab 4 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Bab 6