Rokujouma no Shinryakusha!? Empat Musim (Indonesia): Bab 6

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Epilog[edit]

Rokujouma Shunkashuutou Image 11.jpg

Benda yang digunakan para haniwa untuk membangunkan Yurika adalah sambal yang jarang digunakan, bernama "Potemkin's Morning Glow". Tingkat kepedasannya jauh daripada tabasco, dan sambal super pedas itu punya rumor membuat orang meninggal saking pedasnya.

"Ah, a'u a'i'a i'a e'a'a'ing i'ah'u a'i"

"Dia bilang apa?"

"Dia bilang 'aku akhirnya bisa ngerasain lidahku lagi'"

Tentu saja, sambal itu membuat Yurika terpuruk. Bibirnya membengkak dan lidahnya mati rasa, membuatnya tidak bisa berbicara. Karena itu, Yurika bisa bicara bukan karena suaranya sendiri, tapi karena Sanae yang mendengarkan suaranya lewat gelombang spiritual.

"Apa kamu tidak apa-apa, Yurika? Kita akan tampil nanti"

Theia hanya bisa merasa khawatir melihat keadaan Yurika seperti itu. Ditambah, hari itu adalah hari penampilan babak kedua dari drama mereka dan Yurika mendapat peranan penting, jadi Theia melihatnya dengan penuh belas kasih lebih daripada biasanya.

"A'u i'ing a'u 'aka'an e'uahin ahi, 'ahi 'ahu 'iha 'hahil 'hoh"

"Itu 'Aku pikir aku bakalan ngeluarin api, tapi aku bisa tampil kok'"

"Yurika-sama, aku membawa susu untukmu"

"Aha 'agha 'iyup 'hohehi?"

"'Apa ada sirup stroberi?"

"Tidak Ho-"

"Benda merah yang kami punya cuma sambal pedas, Ho-"

"Ahu 'hihuh 'aha 'eh"

"'Aku minum aja deh'"

"Silahkan, Yurika-sama"

Yurika lalu mengambil susu dari Ruth dan meminumnya, membuat bibir dan lidahnya menjadi dingin dan menghapus sisa-sisa rasa pedas yang ada. Betul-betul obat yang mujarab untuk kasus-kasus seperti ini.

Dia nggak akan bisa makan buat sementara waktu...

Koutarou yang melihat keadaan Yurika seperti itu mengerti kalau Yurika tidak akan bisa makan dan memberi saran kepada Kiriha, yang saat itu sedang menyiapkan makan.

"Kiriha, bisa tolong bikinin sandwich buat Yurika makan nanti?"

"Bisa, akan aku buatkan"

"'Aaph 'a'"

"'Maaf ya'"

Karena ini adalah sebuah kecelakaan, Koutarou akan membantu Yurika sejauh yang dia bisa, dengan sandwich sebagai salah satu caranya. Yurika akan memerankan naga yang akan melawan Koutarou yang akan memakai kostum Ksatria Biru. Akan menjadi masalah kalau sampai pemeran utamanya tidak bisa tampil, dan saat itu mereka sudah tidak bisa mendapatkan pemeran pengganti.

"Bagaimanapun juga, Koutarou, ayo kita selesaikan sarapan kita. Kita juga tidak punya banyak waktu lagi"

"Stujuuuuu!"

"Oke, ayo kita makan"

Mereka sudah melakukan apa yang bisa mereka lakukan bagi Yurika dan mulai memakan sarapan mereka. Sarapan pagi ini dibuat khusus untuk menghadapi drama nanti, yakni udon yang mudah untuk dicerna. Namun, hanya udon saja akan terasa hambar, jadi ada tambahan makanan lain seperti telur goreng. Sejauh ini, mereka sudah siap untuk bertempur.

Saat mereka semua selesai sarapan, Yurika akhirnya bisa berbicara kembali dan mulai meminum segelas susu keduanya.

"Maaf udah bikin kalian kuatir"

"Yurika-chan, aku harap kamu udah belajar bangun pagi dari kejadian ini", kata Shizuka sambil tersenyum pahit, mengetahui apa yang sudah terjadi.

"Hari ini bukan salahku!"

"Maafkan kami, Ho-"

"Kami tidak tahu itu sambal yang bisa membunuh orang, Ho-"

"Bunuh orang!?"

Dengan kembalinya Yurika menjadi normal, begitu pula dengan suasana kamar 106. Bisa dikatakan, para penghuni kamar saling memikirkan satu sama lain. Hubungan mereka pun sudah bertumbuh dengan baik selama sepuluh bulan ini.

"Koutarou, telur"

"Iya, iya"

Sanae dengan cerianya memberi perintah pada Koutarou. Dia merasa sedikit gugup karena Yurika tidak bisa makan.

"Sekarang udon"

"Hmm..."

Sanae hanya menyebutkan makanan favoritnya saja. Karena sekarang Yurika sudah sembuh, itu sudah tidak menjadi masalah lagi. Namun, masalah pun muncul.

"Dan akhirnya, sosis gurita!"

"Kamu emang paling suka itu, ya"

"Ehehehe~~"

Yang paling ditunggu oleh Sanae adalah menikmati sosis yang sudah dibentuk seperti gurita.

"Ah!?"

"Theia!?"

"Fufufu~~n"

Theia dengan cepat mengulurkan tangannya dan mengambil sosis terakhir menggunakan sumpitnya. Hal ini pernah terjadi sebelumnya, dan membuat sebuah pertengkaran terjadi. Ruth langsung kuatir kalau pertengkaran itu akan terjadi lagi.

"Ini, katakan ahh"

"Ha?"

"Hm, apa kau tidak mau?"

"Aku mau, aku mau! Makan dong, Koutarou!"

"Aah"

"Ini"

Tapi, kekuatiran Ruth ternyata tidak beralaskan. Theia menyuap Koutarou sambil tersenyum.

"Enaaak~~!"

"...Kamu ngapain sih tadi?"

Setelah menikmati sosis itu, Koutarou menanyakan hal itu kepada Theia sambil memandanginya dengan perasaan bercampur aduk.

"Itu bukan apa-apa. Tapi, kalau kau mau tahu...aku rasa karena aku ingin pementasan drama nanti sukses. Itu saja", jawab Theia sambil tersenyum. Theia hanya kebetulan saja mengambil sosis itu dan lalu menyerahkannya kepada Koutarou dan Sanae. Dia tidak punya alasan untuk berlaku jahat kepada mereka. Justru, karena hari itu adalah hari pementasan drama, Theia harus menyemangati mereka.

"Gitu ya, okelah kalau kamu bilang begitu"

"T-tentu saja, tidak ada alasan lain!"

"Tapi, makasih ya, Theia"

"Hmph"

Alasan sebenarnya adalah karena Theia sebenarnya baik, namun pemalu. Tapi, Koutarou dan Sanae memilih untuk berpura-pura tidak mengetahui hal itu.

"Nah, Sanae, aku mau makan sayurnya"

"Nggak apa-apa, aku bakal mundur dan kamu bisa makan sepuasnya"

"Itu nggak akan terjadi"

"K-Koutarou!? L-lepasin aku, nggak, aku nggak mau paprikaaaaaaa!"

"Nyerah aja, kamu nggak akan bisa ngelawan"

"Uwaaaaaaahhhh!"

Koutarou lalu memakan daging cincang dan paprika yang ditumis sambil melihat ke seluruh penjuru kamar. Theia yang sedang menyeruput mi sambil memegang naskah dengan satu tangannya, Ruth yang gusar karena harus memperingatkan Theia tentang sikap makannya yang tidak baik, Kiriha yang sedang menyuapi haniwa miliknya dengan paprika, Yurika yang masih minum susu, Shizuka yang meminum teh disebelahnya, dan Sanae yang sedang merajuk di dekatnya.

"P-pahit..lepasin aku, Koutarou~~!"

"Nyerah aja, aku nggak bakal lepasin"

Tidak ada rasa permusuhan di antara mereka saat itu, mereka lebih terlihat sebagai teman yang berkumpul bersama dan bersiap-siap untuk mementaskan drama. Atau, dalam langkah yang lebih jauh lagi, sesuatu yang spesial.

"Koutarou, k-kamu nggak sayang sama aku!?"

"Justru karena aku sayang"

"Kamu bohong, nggak mauuu, aku nggak mau paprika!"

Hari itu, mereka mementaskan babak kedua dari drama. Kesuksesan pementasan itu mungkin akan mengubah mereka, tapi mereka tidak mengetahui hal itu saat ini. Dengan diselimuti oleh saat-saat yang tenang dan damai, mereka menyerahkan diri mereka ke dalamnya.

Rokujouma Shunkashuutou Image 12.png



Kembali ke Musim Dingin Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Kata Penutup