Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia):Volume 1 Episode 5

From Baka-Tsuki
Revision as of 05:28, 1 March 2016 by Isko (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Episode 5 Pertemuan dengan Teman Masa kecil[edit]

Part 1[edit]

“—Dengan begitu, dia adalah Lux Acadia yang akan menghadiri sekolah ini mulai hari ini. Semuanya, mungkin ada banyak hal yang kalian ingin tanyakan, tapi aku harap kalian dapat bergaul baik dengannya.”

Hari berikutnya—

Gedung sekolah: lantai kedua, ruang kelas pagi kelas dua.

Lux membuat ekspresi yang menunjukkan kalau dia tidak tahu harus berkata apa ketika instruktur wanita yang sedang mengajar di kelas, Raigree Balheart mengenalkan dirinya.

Raigree adalah seorang wanita yang berperan aktif sebagai Drag-Knight di Masa Kerajaan Lama, dan dia juga memihak pada sisi Kerajaan Baru sebagai sekutu perempuan dalam kudeta.

Selain itu, dia terlihat membanggakan popularitas yang besar di antara para siswi termasuk kecantikan dan kepribadian bermartabatnya.

Itu mungkin semacam keberuntungan yang dia masukkan ke dalam kelas yang instruktur seperti itu ambil alih.

Itu—jika Lux adalah calon petugas siswi sekalipun.

“…………”

Tadi malam, karena tidak ada kamar kosong di asrama perempuan, akhirnya dia tinggal di ruang tamu untuk para pengunjung dan menghabiskan malam di mana dia tidak bisa tidur nyenyak.

Namun, itu karena sakit perut Lux.

Setelah berdirinya Kerajaan Baru oleh kudeta, Lux bekerja sebagai Pangeran pekerja sampingan yang digunakan untuk kesibukan dan kerja keras.

Apa yang paling melelahkan adalah ketika dia melihat ruang kelas, dia sangat ingin meninggalkan tempat itu.

Tidak mungkin.

Bahkan lebih dari paksaan Lisha, seperti “tes masuk yang mempertimbangkan pendidikan bersama”, dan berbicara terus terang, dia tidak tahu sama sekali tentang apakah Kepala Sekolah Relie mengijinkannya, meski itu adalah pendaftaran sementara yang dipikirkan.

(Bagaimana dia bisa dengan mudah mengizinkannya meskipun ini adalah akademi perempuan...?)

Sedari dulu, Lux tahu kalau Relie memiliki karakter seperti itu, tapi seperti yang diharapkan, dia memiliki terlalu banyak kebebasan.

Ngomong-ngomong, karena nampaknya kalau orang yang sanggup menggantikan maka akan diatur oleh Kerajaan Baru untuk melakukan pekerjaan lain, yang Lux jadwalkan untuk lakukan, dia merasa lega untuk saat ini.

“Errr, aku Lux Acadia. Aku berharap bisa bergaul dengan kalian ...”

Dia menyapa canggung, untuk saat ini.

Ngomong-ngomong, Lisha yang berada di kelas yang sama, mungkin karena kelelahan kemarin, jauh menawarkan perahu penolong demi Lux yang mengantuk mendayung perahu.

Dengungan kecil dan suara berbisik memenuhi ruang kelas.

Nah, tidak mengherankan.

Dia adalah seorang pangeran dari Kerajaan Lama yang merencanakan tren androcracy selama bertahun-tahun, hingga meskipun sistem berubah lima tahun lalu, ini masih sasaran perhatian bagi anak perempuan.

Selain itu, orang sepertinya adalah satu-satunya yang diakui di akademi perempuan —

(Haa ..., aku ingin pulang.)

Semua orang mungkin sangat membencinya, dan jujur aku tidak tahu apa yang harus dibicarakan—

“... Ah. Lu-chan.”

Tiba-tiba dia mendengar suara seperti itu, sesaat Lux menangis dalam hati.

“—Eh?”

Seorang gadis berambut merah muda yang berada di kursi tepat di samping jendela kelas.

Rambut halusnya diikat menggunakan dua pita, benar-benar cocok dengan suasana linglung gadis itu.

Dan, dada besarnya yang mengangkat seragamnya membawa pesona misterius pada wajah gadis itu di mana jejak kekanak-kanakan tersisa.

SaijakuBahamut v1 115.jpg

“Lama tidak bertemu.”

Dengan suara lembut, gadis itu tersenyum pada Lux.

Cara lambatnya berbicara serta suasana aneh membunyikan lonceng pada Lux.

“Errr, apa ini sebuah kebetulan, Philphie ...?”

“Ya, benar.”

Gadis itu menggangguk untuk mengkonfirmasi pertanyaan Lux.

Philphie Aingram.

Dia adalah putri kedua dari keluarga pedagang besar, konglomerat keuangan Aingram, dan juga teman masa kecil Lux.

Selebihnya, dia adalah adik kepala sekolah — Relie Aingram.

Sebenarnya sudah tujuh tahun semenjak kali terakhir mereka bertemu.

Pada saat itu, kediaman Aingram dikaitkan dengan Kerajaan Lama dan fakta kalau mereka berada di usia yang sama, sehingga Lux ingat kalau mereka banyak bermain bersama ketika masih anak-anak.

“Jadi kau bersekolah di sini. Senangnya. mohon bantuannya, Lu-chan.”

Philphie mengatakan dengan nada yang tidak nampak begitu bahagia.

Padahal, Lux mengetahui kalau awalnya Philphie adalah seorang gadis yang tidak terlalu bagus dalam mengekspresikan emosinya.

Dan, fakta kalau dia tidak banyak berbicara dan juga dia memiliki kepribadian yang jujur.

Oleh karena itu, meskipun dia nampak seperti ini, dia mungkin benar-benar bahagia.

“Ah, ya. Demikian juga, mohon bantuannya.”

Selagi Lux bertukar salam, instruktur Raigree menunjuk kemudian berkata “Oke, Lux. Kau duduk di sebelah anak itu.”

Lux gugup, tapi karena dia duduk di samping teman masa kecilnya, dia menarik napas lega untuk pertama kalinya.

Untunglah.

Ada teman yang bisa dia ajak bicara.

Ketika Lux yang lelah sejak kemarin dengan berbagai aktivitas melonggarkan pipinya dengan lega, dia memandang teman masa kecilnya yang duduk di dekatnya—

(Tapi, usia dan posisi kita berbeda dari tujuh tahun lalu, kita berada di ruang kelas, jadi aku harus mengambil agar menjadi sedikit pertimbangan, bukan!?)

“Um, akan lebih baik kalau aku memanggilmu Philphie-san?”

Saat Lux berkata demikian, tiba-tiba (dengan suasana hati yang buruk) Philphie berpaling dengan tatapan serius.

“Eh ...?”

Lux bingung dengan reaksi itu.

Apakah aku mengatakan sesuatu yang kasar?

(Tapi, aku memiliki ingatan di mana Philphie jarang sekali marah tentang sesuatu, tapi—)

“Ini Phi-chan, bukan?”

Seperti yang Lux pikirkan, Philphie mengatakannya sementara dia masih memalingkan pandangannya.

“...Eh? bisakah aku memanggilmu seperti itu di sini?!”

“…………”

Philphie mengangguk untuk menegaskan.

(S-Sekarang aku berpikir tentang itu ...!)

Lux mengeluarkan keringat dingin ketika mengingatnya.

Sejak dulu, Philphie menuntut hubungan di mana dia dan seseorang yang dia sukai menyebut satu sama lain dengan nama panggilan mereka.

Lux juga melakukannya karena mereka sangat dekat ketika masih anak-anak, tapi—

“A-Aku senang kau mengatakan itu, tapi seperti yang dilihat, aku tidak bisa memanggilmu seperti itu di sini… Maksudku lihat, kita sudah dewasa, kita juga merupakan calon petugas, dan kita juga berada di dalam akademi ...”

Atau harus aku katakan, itu sangat memalukan untuk memanggilmu begitu di depan teman sekelas yang tidak dikenal.

“Apa kau mempertimbangkan situasi pada sudut itu?” Lux berharap begitu, tapi—

“…………”

Hmph.

Melihat Lux yang membuat alasan, Philphie memalingkan wajahnya sekali lagi.

Kegaduhan dari teman sekelas bisa terdengar.

“Semuanya, jangan brisik. Aku akan mulai pelajarannya.”

Seketika kelas menjadi tenang kembali dengan suara Raigree.

Tapi, karena itu adalah penerimaan yang tiba-tiba, jadi Lux belum memiliki sebuah buku di tangannya.

“Philphie-san. Bisakah aku menggunakan bukumu bersama-sama?”

“…………”

Dia diabaikan.

“Ph-Philphie. Ini tidak baik, kan? Kita berada di kelas sekarang ...”

“…………”

Tidak ada respon.

Aku ingin sekali menangis.

“... Hei, Phi-chan.”

“Apa ...? Lu-chan.”

Entah bagaimana Lux menekan suaranya, Philphie berbalik ke arahnya dan berkata seperti itu.

“B-Bisakah kita membaca bukumu bersama ...?”

“Ya, tentu saja.” Pada saat itu, suara tawa memenuhi kelas.

“Manisnya.” “Phi-chan katanya.” “Apa mereka memiliki suatu hubungan?”

Wajah Lux memerah mendengar banyak suara seperti itu.

Ha, itu memalukan ...!

Apa ini?!

Situasi seperti apa ini!

“Fufufufu ...!”

Bahkan instruktur yang serius seperti Raigree berusaha untuk menahan tawanya.

Lux ingin sekali melarikan diri sekarang dan entah bagaimana menetap di kelas.

“... Hmph.”

Lisha yang nampaknya berada dalam suasana hati yang buruk terbangun melihat ini.

Dan, Lux tidak melihat tatapan siswi lain.

Part 2[edit]

Namun, secara tak terduga saling memanggil dengan Philphie yang sudah menjadi teman sekelas Lux begitu memalukan yang nampaknya harus menghilangkan perhatian mereka kepadanya.

“Hei, hei, apa Philphie-chan dan Lux-kun kemungkinan bertunangan?”

“Pekerjaan macam apa yang selalu Pangeran lakukan?”

“Ngomong-ngomong, kenapa kau bisa melawan Abyss sendirian? Bukankah itu hebat!?”

“Apakah laki-laki lebih baik dalam menggunakan Drag-Ride? Aku mendengar kalau tingkat bakat laki-laki awalnya di atas perempuan, tapi—”

Kemudian, jumlah siswi yang bertanya dan berkumpul di depan mejanya bertambah banyak, di setiap jam istirahat selama pelajaran terlihat layaknya festival.

Duel dengan Lisha yang merupakan seorang putri, dan memukul mundur Abyss.

Untuk baik atau buruk, kesan buruk karena tak sengaja masuk ke kamar mandi benar-benar dihapuskan dan nampaknya hanyalah kesan menarik dan baik terhadap Lux yang tersisa pada murid-murid.

Tepat sebelum istirahat makan siang, serbuan orang datang dari kelas lain.

(Entah bagaimana, ini berbeda dengan apa yang kubayangkan ...!)

Kandidat kesatria akademi yang merupakan nona bangsawan hadir.

Selagi Lux bingung dengan suasana yang sangat berantakan—

“Lux-kun. Itu mengingatkanku, kau masih melakukan pekerjaan sampingan, kan?”

“Errr. Ya, jadi... itu merupakan tugasku.”

Saat dia membalas pertanyaan dari seorang gadis yang berada disekitar mejanya,

“Jadi jika aku meminta, Lux-kun akan melakukan pekerjaan di sini. Baiklah, akan aku minta sekaligus?”

“Ah, itu tidak adil. Aku juga ingin meminta!”

“Lux-san. Yang lebih penting, Apa kau akan menemaniku minum teh?”

“Semuanya, jika kalian memiliki permintaan, aku akan mengumpulkannya. Jika kalian mendekatinya sekaligus, Lux-cchi akan bermasalah, kan?”

Tillfarr yang merupakan teman sekelasnya datang dan mulai membawa bersama semuanya.

(Aku secara egois diberi julukan yang aneh ...)

Tillfarr yang merupakan salah satu dari trio—“Triad” yang menjadi terkenal di akademi adalah pembuat suasana hati seperti keberadaan di dalam kelas.

“Fiuh ...”

Namun, jujur, dia merasa lega.

Ini adalah hal yang baik jika Tillfarr menengahi semuanya—

“Ya, ya. Tulis permintaan pekerjaan sampinganmu pada Lux-cchi dan masukan ke dalam kotak ini. Memuat semuanya. Masukkan juga tanggalnya yang ditentukan. Nantinya mereka akan dikerjakan secara bergiliran.”

“Eeeeeeeeh?!”

(Entah bagaimana, pembicaraan telah selesai ke dalam arti yang buruk!)

“Jangan khawatir. Semuanya adalah orang yang kaya. Seperti ini, hutang Lux-cchi dapat dibayar dengan cepat!”

“…………”

Sejauh dia bisa lihat permintaan tertulis sedang dilempar di kotak kayu yang Tillfarr siapkan dengan lebar sudah menumpuk, dia merasa seperti akan pingsan sebelum semua permintaannya selesai.

Dan—istirahat makan siang; Lux yang sudah lelah secara mental meletakkan wajahnya ke bawah di atas meja untuk sementara waktu,

“H-Hei. Jika itu baik-baik saja, bagaimana kalau pergi makan bersama? Lux.”

“Uwah?!”

Lux melompat ketika seseorang dengan tiba-tiba memanggilnya dari atas kepalanya.

Yang berdiri di hadapannya adalah Lisha.

Dia telah setengah tertidur selama pelajaran, tapi nampaknya dia terbangun sebelum dia menyadarinya.

“Errr, maksudmu—kita berdua?”

“I-Itu benar ... Bisa tidak kau pergi denganku?”

Bagian pipi Lisha agak memerah.

Pada saat itu, suara-suara kecil memenuhi ruang kelas.

“D-Dan jika memungkinkan—hari ini, aku ingin kau menjadi pelayan pribadiku. Kebetulan, aku menginginkan seorang pelayan.”

Lisha mengatakan begitu ketika dengan gelisah dan memilitkan (memutar?) jarinya di depan dadanya.

“Eeeeh?!“

Seiring dengan jeritan Lux, seluruh kelas berbisik sekali lagi.

“Eh? Apa maksudnya?“ “Jika aku ingat betul, Lizsharte-sama tidak menerima pelayan karena dia membenci orang-orang, bukan?” “Untuk meminta pria menjadi pelayannya adalah—” “Tidak mungkin ...”

Dari para siswi yang berada di kelas, dia bisa mendengar suara-suara tersebut dari jauh.

“H-Hal semacam itu—”

Dia merasa bersalah karena dia tidak bisa menyanggahnya dengan suara keras.

“Ini baik-baik saja, kan? Pada saat itu, kau terpaksa melihat tubuh telanjangku—”

“Kyaaaaaah” suara bernada tinggi dari ruang kelas menanggapi perkataan Lisha.

Seperti yang diharapkan, insiden di kamar mandi telah menjadi rumor, tapi sepertinya ada beberapa siswi yang tidak mengetahui rinciannya.

“I-Itu—Um.”

Lux benar-benar panik—

“…………”

Seorang gadis diam-diam mendekati Lux.

“... Phi-chan?”

Itu Philphie.

Sementara sudah memakan sesuatu yang nampak seperti donat panggang secara diam-diam mungkin untuk makan siang, dia berdiri tepat di samping Lux dan Lisha yang saling berhadapan.

Ekspresinya seperti biasa, namun auranya kuat.

  • gulp* “Lu-chan sedang dalam masalah. Lizsharte-sama.”

Kata Philphie setelah menelan donat di mulutnya.

“Apa. Aku bertanya-tanya siapa orang itu, namun itu hanyalah putri bodoh dari Konglomerat Keuangan Aingram, ya. Ini merepotkan. Baiklah, aku akan memberi cemilanku, jadi mundurlah dengan tenang.”

Sesaat setelah menempelkan alisnya, Lisha mengambil bungkus kertas dari dadanya dan memerintahkan Philphie.

Menilai dari bau yang agak manis serta bungkusan itu, permukaan yang berkilau layaknya emas (gemerlapan).

Nampaknya itu berisi roti dengan madu.

“…………”

Itu telah ditentukan dalam peraturan sekolah yang tidak ada hubungannya dengan hirarki antara bangsawan dan karena mereka diperlakukan sebagai calon kesatria yang sama di akademi.

Tapi, itu hanyalah formalitas, dalam kenyataannya tidak seperti itu.

Seorang putri adalah putri.

“Ini bukan seolah-olah Lux, dirinya benar-benar meminta bantuan, kan? Aku tidak tahu tentang kau yang menjadi teman masa kecilnya atau apapun, tapi kusarankan untuk tidak mencampuri urusan orang lain.”

Lisha mengatakan itu untuk membujuknya.

Philphie diam-diam menggerogoti roti dari bungkusan yang diterimanya seperti seekor binatang kecil.

“Ah, jadi kau memakannya ...”

Philphie sangat menyukai makanan yang manis. Dan, dia memakannya dengan kecepatannya.

Sudah lama, dia juga nampaknya tidak berubah pada sisi itu.

“Semuanya akan mengerti hanya dengan melihat Lu-chan terganggu. Jadi berhenti. Putri.”

Sebuah nada yang lambat serta lembek.

Tapi, Philphie memberitahunya dengan sangat jelas.

Seseorang pasti tidak mengetahui kalau Philphie sedang berpikir karena biasanya dia linglung, dia dengan tak terduga tegas dan dia adalah tipikal orang yang keras kepala.

Pertukaraan pembicaraan dari kedua gadis berpijar tenang.

Teman-teman sekelas melihat pada pemandangan itu dan mulai bersemangat.

“Aku ingin tahu siapa yang akan menang.”

“Seorang putri Kerajaan Baru atau teman masa kecil dari Konglomerat Keuangan Aingram ...”

Lux tidak dapat bertahan di sini, dengan terburu-buru,

“Tunggu, kalian berdua, tenanglah—”

Sesaat setelah dia meningkatkan suaranya,

“—Maaf untuk ikut campur karena kalian sedang sibuk, tapi bisakah aku?”

Sebuah suara yang bermartabat.

Dia mendengar suara yang jelas di kelas.

Lux ingat gadis itu dengan wajah yang cantik layaknya peri.

Krulcifer Einvolk.

Dia adalah sesama calon kesatria, teman sekelas yang berasal dari negara luar religius Ymir, bangsa yang kuat di daerah utara.

Itu adalah gadis yang membuat Lux kabur di saat dia sedang pingsan; melemparkan dia jauh ke dalam insiden dua hari yang lalu.

“Krulcifer, ya. Jika kau ingin membicarakan soal sesuatu, itu nanti saja. Aku sedang berada di tengah-tengah pembicaraan yang penting sekarang—”

Lisha menbengkakkan pipinya (seolah cemberut) dan protes seperti itu, tapi—

“Aku diminta untuk mengerjakan urusan kecil dari kepala sekolah. Ada tempat yang dia ingin aku yang mengantar anak itu ketika istirahat, paham, Lux-kun?”

“Err ..., ah, ya.”

Ini adalah pertama kalinya dia mendengar tentang masalah memandu, tapi berpikir itu adalah sebuah sekoci , Lux membuka percakapan.

“Lalu, seperti itu, jadi.”

Krulcifer diberitahu seperti itu dan memegang tangan Lux dengan lembut, dia menariknya menuju koridor tanpa menunggu jawaban dari Lisha dan Philphie.

“—Tidak mungkin, berpikir kalau orang yang berbakat seperti Krulcifer-san tertarik padanya.”

“Ini menjadi hal yang menarik.”

Suara sumbang dari teman-temannya yang terdengar olehnya dari belakang, Lux berjalan menyusuri koridor sambil merasa cemas.

Part 3[edit]

Keluar dari kelas menuju ke koridor, mereka menaiki tangga.

Ketika mereka tiba di atap di mana tidak ada seorang pun, Krulcifer mendekati susunan anak tangga kemudian dengan tenang melihat ke bawah.

Pemandangan dari area sekolah yang besar bisa terlihat semuanya dari sini.

Sebuah halaman yang hijau dan gedung sekolah yang besar.

Di tempat yang agak jauh, terdapat asrama perempuan dan lapangan latihan serta hanggar Machine Dragon keempat.

Dan, ada beberapa bangunan yang dia belum tahu bangunan apa itu.

“Um, terima kasih. Krulcifer-san.”

Untuk saat ini, Lux mengambil napas kemudian kata pertama yang diucapkannya adalah terima kasih.

Dia telah mendengar sedikit rumor tentang Krulcifer Einvolk dari adiknya Airi.

Seorang gadis asing yang memiliki keterampilan kelas satu dalam belajar, olahraga, dan penanganan Drag-Ride.

Kecantikannya yang melebihi orang biasa, dia adalah seorang perempuan berbakat yang diakui oleh orang-orang di akademi.

“Kau ingin aku membantumu ... kan? Mungkin.”

“Meskipun wajahmu kekanak-kanakan, namun kau peka juga rupanya.”

“I-Itu tidak ada hubungannya dengan hal ini, bukan?! Mengapa kau mengatakan hal itu?! Meskipun aku tidak memikirkannya!”

Krulcifer tak sengaja tertawa melihat wajah Lux yang memerah.

“Fakta bahwa kau segera menjadi kesal seperti itu, meskipun kau adalah seorang pangeran dari kerajaan lama atau harus aku sebut kekanak-kanakan. Meski hanya mantan pangeran, ada juga keuntungan untukmu, jadi aku ingin kau kembali terus terang memprovokasi dengan sarkasme.”

“…………”

(Tidak ada gunanya. Kita seharusnya berada di usia yang sama, namun dia benar-benar telah berada di atas angin.)

Ketika itu, di dalam hati Lux, dia merasa dilecehkan seperti itu,

“Tapi, selain itu, aku memujimu. Atau bisa dikatakan kalau aku mengagumimu. Untuk memberitahu tujuanku. Itu menyelamatkanku dari kesulitan.”

“Ya, ada beberapa hal. Tapi, pertama-tama.”

Dia mengatakan seperti itu kemudian berbalik dan mengarahkan bola mata transparannya pada Lux.

“Kenapa kau tidak memberikan pukulan penyelesaian kemarin—pada waktu itu?”

“... Apa kau berbicara tentang Lizsharte-sama? atau tentang Abyss ...?”

“Aku berpikir bahwa kau bisa mengalahkan keduanya. Hanya saja jika kau merasa seperti itu—”

Krulcifer sekilas melihatnya, untuk sesaat, Lux menjadi ragu.

“... Kau terlalu berlebihan menilaiku.”

Dia menjawab begitu setelah beberapa detik berlalu.

“Tentu saja, aku tidak pernah kalah dalam Latihan Tanding resmi Drag-Knight. Tapi, aku juga tidak pernah menang.”

Sebutan “Weakest Undefeated” nama dari gaya bertarungnya di mana dia memfokuskan diri untuk bertahan dan menghindar tanpa ada serangan sedikitpun.

Tetapi, namanya menunjukkan, semua catatan pertandingannya berakhir seri.

Lux tidak pernah menang.

“Jangan khawatir. Aku tidak bermaksud untuk memaksamu untuk berbicara tentang sesuatu yang tidak ingin kau bicarakan.”

(A-Aku tidak mempercayainya ...!)

Lux menundukkan kepalanya, Krulcifer mengatakannya seakan dia bisa membaca pikirannya.

“Oh, tidak mungkin aku akan mempercayaimu, bukan? Kau, pangeran yang mengintip dan mencuri pakaian dalam.”

“S-Seperti yang kukatakan! Kau salah!”

Krulcifer tertawa melihat Lux yang tersipu dan menjadi bingung.

Itu adalah senyum menawan yang hampir tidak masuk akal untuk seorang gadis yang berada pada usia yang sama dengannya.

Hati Lux berdenyut sesaat setelah melihat ekspresi itu.

“Aku sedikit lega.”

“Eh ...?”

“Itu karena kau adalah seorang anak laki-laki yang tidak berbahaya daripada yang aku bayangkan. Kau tidak seperti anggota kerajaan kebanyakan.”

“…………”

Nada yang dia sendiri tidak tahu apakah dia sedang dipuji atau sedang dipermainkan.

Walaupun hanya sedikit, dia terlihat senang.

“Ini tidak akan membantu. Aku pangeran ketujuh, bahkan—”

“Kau memiliki wajah yang kekanak-kanakan dan kau juga pendek?”

“TIDAK?! Um ..., karena berbagai alasan, ketika aku masih kecil, kami diusir dari kerajaan. Jadi, kami tidak terlalu akrab dengan kerajaan lama—”

Setelah berhasilnya kudeta, Lux dan Airi dilepaskan dengan amnesti dari kerajaan baru.

Kerah penjahat yang melekat pada leher mereka dan hutang dengan jumlah besar sebagai tanda penebusan dosa.

Dan juga kesepakatan lainnya—

“Jadi begitu.”

Krulcifer mengumamkan kata-kata ini tanpa menunjukkan perasaan yang lebih spesifik.

“Jadi, Krulcifer-san datang dari negara religius Ymir ke negeri ini, untuk mempelajari Drag-Knight?”

“Tentu saja, itu juga merupakan salah satu tujuanku.”

Bagaimana untuk menjelaskannya, gadis ini tampak selalu berbicara dengan nada yang sulit untuk dimengerti.

“Lalu, tujuan lain seperti apa yang kau miliki? Aku mendengar kalau kau adalah putri bangsawan, tapi apakah itu untuk tukar menukar dengan kerajaan baru atau sesuatu yang seperti itu—”

“... Hei, apa kau kenal dengan “Pahlawan Hitam”?”

Krulcifer bertanya seperti itu sehingga mengganggu kata-kata yang Lux ucapkan.

“Eh ...?”

“Sesosok monster yang menghancurkan sekitar seribu dua ratus Drag-Knight kerajaan dengan hanya menggunakan Drag-Knight yang tidak diketahui, dan merencanakan untuk mengalahkan kerajaan. Afiliasi dan tujuannya masih belum diketahui. Penggunanya belum terkonfirmasi oleh kerajaan baru sampai saat ini. Oleh karena itu, dia disebut sebagai iblis kehancuran bagi kerajaan lama dan disebut sebagai pahlawan legendaris untuk kerajaan baru.”

“... Meskipun itu hanyalah sebuah rumor, aku pernah mendengar tentangnya, tapi—”

“…………”

Krulcifer tidak mengatakan apapun untuk merespon jawaban Lux.

Dia hanya melihat dengan tenang pemandangan di bawahnya tepat di depan pegangan pembatas di atap akademi.

“Um ...?”

“Aku memiliki satu permintaan pekerjaan untukmu.”

“Eh?”

“Carilah “Pahlawan Hitam”. Aku memiliki urusan dengan orang itu.”

“... ?!”

Sesaat ketika Lux tersentak.

  • Dong*, suara lonceng besar terdengar dari menara jam.

“Ah ...”

“Kelas siang akan segera dimulai. Berikutnya adalah latihan praktik untuk Drag-Ride, jadi lebih baik kita buru-buru.”

Setelah mengatakan itu, Krulcifer turun dari atap dan perlahan-lahan menuruni tangga.

“U-Um ... Krulcifer-san!”

Ketika Lux memanggil kembali, Krulcifer berhenti kemudian berbalik.

Sepertinya Lux bingung karena dia tidak tahu apa yang akan dia katakan.

“Ngomong-ngomong, Lux-kun, apakah kamu sudah makan siang?”

“Eh ...?!”

(K-Kenapa dia baru memberitahuku sekarang, tentu saja belum!)

Itu karena waktunya habis pada awal istirahat makan siang dan dikerumuni dalam kesulitan setelah itu—

Pada saat dia sadar, perut Lux berbunyi dan wajahnya berubah menjadi kemerahan.

“Lakukan yang terbaik. Pangeran pekerja sampingan yang imut.”

Krulcifer tiba-tiba tersenyum dan meninggalkannya begitu saja.

“…………”

Entah bagaimana, dia adalah seseorang yang misterius, tapi sejauh ini ada satu hal yang membuatnya menjadi jelas.

Orang ini terlalu sulit, dengan berbagai cara—

Perasaan Lux yang tak terlukiskan dan rasa laparnya, kemudian mengambil kelas siang.

Part 4[edit]

“Haa, aku sudah lelaaaaaah ...”

Malam hari.

Pemandian umum besar yang terhubung ke asrama perempuan.

Sementara menyikat bak mandi dan lantai dengan sekuat tenaga di mana dia menerobosnya dua hari yang lalu, Lux kelelahan.

Setelah menyelesaikan kelas siang, jumlah permintaan “pekerjaan sampingan” yang diberikan pada Lux telah menumpuk.

Dia adalah lelaki pertama yang pindah ke akademi perempuan?—Pangeran pekerja kerajaan lama yang aneh (luar biasa).

Atau, dia menarik perhatian dengan berbagai cara dikarenakan duel kemarin dan insiden kemarin?

Permintaan, termasuk mereka yang berasal dari akademi maupun siswi, hanya hari ini melebihi puluhan hal, dan jumlah permintaan akan terus meningkat.

Awalnya, jika Lux tidak mengatur pekerjaan paruh waktunya yang mencapai jadwal yang padat, dia mungkin telah lama menyerah.

“Meski begitu, aku berpikir kalau itu adalah tempat layaknya surga.”

Sekitar lima tahun setelah Lux dibebaskan oleh amnesti dari kerajaan baru.

Hidupnya sebagai pangeran pekerja sampingan tidak berarti sesuatu yang nyaman.

Tentu saja, ada juga orang-orang baik di tempat kerja.

Tapi, selama permintaan yang tak terhitung jumlahnya, ada banyak hal yang menyakitkan serta sulit.

Dia disiksa oleh orang-orang yang membenci kerajaan lama.

Sebaliknya, dia juga telah dijuluki dengan sesuatu yang buruk sebagai “anjing dari kerajaan baru” oleh para pengikut kerajaan lama.

“Tapi—tempat ini adalah”

Ketika dia bekerja keras untuk belajar, dia bisa membayar hutangnya dan terlebih lagi, keselamatannya dijamin.

Yang lebih penting dari semuanya, hal itu memungkinkan dia untuk berlatih Drag-Ride setiap hari.

Bisa dikatakan bahwa beban dari manajemennya mahal, dan biaya perawatan Machine Dragon-nya juga sangat ideal untuk ditujukan dengan jenis kehidupan yang Lux inginkan.

Namun satu-satunya hal yang dia khawatirkan,

“Apakah ini semua tepat untuk orang sepertiku untuk tinggal di tempat seperti ini?”

Di tempat di mana Lux bergumam ini, setelah suara ketukan ringan, pintu ke ruang ganti tiba-tiba terbuka.

“W-Waaaah?! Maaf! Kamar mandinya akan segera selesai dibersihkan, bisakah sekarang anda menunggu sebentar—?!”

Sial?!

Apakah aku kebetulan lupa untuk menempatkan tanda “sedang dibersihkan”?

Lux menjelaskan dengan panik—

“Aku minta maaf karena tidak memenuhi harapanmu, Nii-san. Apa kau ingin melihatnya? Tubuh telanjangku.”

Adiknya Airi dan Nokuto yang merupakan anggota Triad kelas satu dan juga merupakan temannya.

Ngomong-ngomong, keduanya memakai pakaian.

“A-Apa yang kau katakan?! Ah, Nokuto-san, selamat malam ...”

“Ya, tapi hal itu tidak dapat membantu. Aku mendengar kalau remaja laki-laki biasanya sulit untuk memilikinya dengan berbagai cara. Aku bertanya-tanya tentang bagaimana mereka mendambakan sesuatu walaupun mereka mempunyai hubungan darah, tapi—”

“Kenapa kau menganggap kalau aku mengharapkan tubuh telanjangnya!?”

“Yah, kurasa sekali-sekali tidak masalah. Kita adalah keluarga, kapan-kapan mandilah bersamaku? Nii-san.”

“Airi ... Ini memalukan, jadi tolong kau jangan mengatakan lelucon seperti itu didepan orang lain?”

Ketika pipi Lux memerah dan dia memprotes hal itu, Airi juga agak malu, dan dia menarik perhatian dengan membersihkan tenggorokannya. *terbatuk*.

“Jadi, apakah kau memiliki urusan denganku? Permintaan terakhir untuk hari ini adalah membersihkan kamar mandi, jadi jika itu bukan urusan yang mendesak, aku ingin kau menunggu sebentar—”

Airi dan Nokuto tersenyum kecut ketika Lux menegakkan punggungnya.

“Ya, itu pekerjaan yang ringan. Setelah itu, silakan datang langsung ke aula yang besar asrama perempuan. Dilarang bertanya yang aneh-aneh. Kalau begitu, sampai nanti.”

Airi mengatakan itu dengan lembut dan kemudian berbalik.

“Baiklah. Aku akan segera ke sana.”

“Ya, akan kutunggu nanti.”

Ketika membungkuk ke arah Lux yang menjawab, Nokuto juga meninggalkan kamar mandi bersama dengan Airi.

“Nanti ya...?”

Lux memiringkan kepalanya bingung, namun pada akhirnya dia tidak mengerti.

Part 5[edit]

Malam hari ketika matahari tenggelam sepenuhnya.

Setelah ibu pemilik asrama yang meminta memeriksa pembersihan, tanpa istirahat terlebih dahulu, Lux menuju ke aula yang besar seperti yang telah diberitahu oleh Airi dan Nokuto.

Saat dia berjalan di asrama, bangunannya luas seperti hotel mewah di ibukota, dia tak sengaja tersenyum kecut pada dirinya sendiri dan merasa kalau dia “terasingkan.”

“Ngomong-ngomong, bayaranku, juga ...”

Dia telah tinggal di istana kerajaan sampai dia berusia tujuh tahun, tapi setelah dirampas singgasana hak warisnya, dia keluar dari istana, dan kehidupannya tidak kaya seperti dulu.

Kudeta terjadi ketika dia berusia dua belas tahun, dan dengan perang singkat selama sekitar satu bulan, setelah ketua dewan Atismata menang, dia dipenjarakan dengan adiknya Airi dan mereka ditahan untuk sementara waktu.

Dan—pada saat yang sama, lahirlah pemerintahaan kerajaan baru, Lux menjadi seorang kriminal dan itu diputuskan kalau dia akan memikul misi untuk melakukan pekerjaan sampingan dan hutang dengan amnesti.

Hanya mereka berdua yang selamat sebagai bayaran dari kerajaan lama.

Meskipun mereka hampir diusir dari keluarga kerajaan, untuk membiarkan Lux dan adiknya yang mewarisi darah kerajaan tetap hidup, berbagai kesepakatan dibutuhkan untuk membebaskan mereka.

Seiring dengan rahasia lainnya yang tidak bisa dikatakan—

“... Errr? Apakah itu aula besarnya?”

Lux melihat dan berhenti.

(—Tapi, pada saat itu, alasan untuk apa mereka memanggilku?)

Meskipun ada banyak pekerjaan yang aku tidak bisa lakukan ketika malam tiba.

Lux berpikir seperti itu dan melihat Airi yang sedang menuruni tangga di aula.

“Nampaknya penampilanmu sudah rapi. Aku harusnya menerima pendapat yang lebih baik darimu, Nii-san.”

“S-Setidaknya aku akan melakukan yang terbaik! Um, tentang permintaan dari gadis-gadis—”

“Kalau begitu, silakan lewat sini. Semuanya sudah menunggu.”

Airi mengambil tangannya dan mengabaikan kata-kata Lux.

Sama dengan begitu melewati kantin.

“Huh ...? Jika aku ingat betul, tempat ini adalah—”

Meskipun itu sudah waktunya kantin tutup.

Lux tampak bingung kemudian masuk.

“SELAMAT UNTUK PENERIMAANMU!”

Dia mendengar suara gadis-gadis sekaligus.

“Eh ...?”

Ketika melihat bagian depannya, banyak sekali hidangan yang diletakkan di atas meja besar.

Kue daging dengan saus dimasukkan dan segala macam roti yang dilapisi sayuran di dalamnya.

Pasta dengan jamur dihidangkan dengan minyak nabati. Tumis ayam dibumbui dengan rempah-rempah.

Sup dengan sayuran yang dimasak, menarik keluar rasa manis.

Bahkan botol anggur merah serta teko disiapkan.

“Jangan katakan kalau ini—”

“Benar, ini adalah perayaan atas penerimaanmu di sekolah ini. Lux-kun.”

Sharis dari Triad tersenyum ringan melihat reaksi Lux.

Bila dilihat, aula ruang makan disulap seperti tempat pertemuan pesta kecil, dan banyak siswa berkumpul di sana.

Lizsharte, Krulcifer, Philphie.

Sharis, Tillfarr, dan Nokuto dari Triad.

Dan, beberapa siswi dari kelas yang sama dengannya serta instruktur Raigree juga duduk di sudut ruangan.

Untuk sesaat, dia tidak bisa percaya apa yang dilihatnya.

Rasanya seperti mimpi.

Lux linglung untuk sementara waktu.

“Um, apa mungkin—ini untukku?”

“... Yah, ini sesuatu yang sederhana, kami berkumpul dan merencanakan semuanya. Mungkin sedikit biasa untuk sebuah perjamuan, sebagai seorang mantan pangeran, tapi tolong nikmatilah.”

Sharis sebagai siswi kelas tiga mengatakan demikian,

“He-eh. Masakan buatan tangan semuanya, tapi aku tidak bisa menjamin rasa dari apa yang aku buat! Aku sangat gugup!”

Kata Tillfarr dengan wajah tersenyumnya.

“Tidak. Aku tidak berpikir kalau itu adalah sesuatu yang harus kau katakan.”

Dengan tanggapan yang tenang, Nokuto mengatakan itu.

“Lu-chan. Kita akan bersama-sama mulai sekarang.”

“Aku mengharapkan berbagai hal darimu.”

Setelah Philphie dan Krulcifer masing-masing memanggil Lux.

“Yo. Ah, um, bagaimana untuk mengatakannya.”

Lisha yang duduk di kursi belakang dengan ringan mengangkat tangannya kemudian berdiri.

“U-Um—Jujur, aku tidak terlalu baik dalam hal pesta atau acara tersebut. Oleh karena itu, um, aku tidak tahu apakah kau benar-benar senang. Tapi, kupikir kami akhirnya harus melakukannya ... kerja yang bagus ... Tidak, ini adalah kehormatan besar. Lux Acadia.”

Gumamnya dengan malu-malu sambil mengalihkan matanya sedikit.

Lux melihat untuk pertama kalinya, gaun merah yang dikenakannya.

“Ya. Lizsharte-sama sepertinya ingin mengatakan “Aku ingin mengucapkan terima kasih dan selamat padamu, jadi aku yang merencanakannya. Walaupun sedikit, aku akan senang jika kau sedikit menikmatinya”.”

“K-Kau salah?! Jangan menjelaskannya sendiri! Meskipun kau hanyalah siswi kelas satu!”

Melihat pembicaraan itu, siswi lain tertawa terbahak-bahak.

“…………”

Karena terlalu banyak kejutan, Lux terpaku untuk sementara waktu.

“—Terima kasih. Lisha-sama. Aku senang.”

Dia mengatakannya dengan senyum biasa.

“T-Tidak ... Yah, um, bagaimana mengatakannya. Walaupun itu cuma satu-satunya, tapi aku juga mencoba untuk memasak. Errr ...”

  • terbatuk*, dengan sekilas melirik ke arah Lisha yang tersipu dan mulai panik, Sharis berdeham.

“Kalau begitu, kita akan memulainya dengan memanggang?”

Semua orang menuangkan anggur ke dalam gelas mereka dan mengangkatnya.

Malam yang meriah berlanjut.

Part 6[edit]

Waktu bersenang-senang berlalu dalam sekejap mata.

Setelah pesta selamat datang Lux berakhir, mereka pun membubarkannya.

“Apa yang ... aku benar-benar lupa ...!”

Karena perutnya kenyang, dan juga kelelahan karena pekerjaan dan aktivitas di hari pertama, Lux ingin beristirahat sesegera mungkin, tapi dia mengetahui saat ini, fakta tentang permasalahan penting yang tersisa.

Itu—tentang tempat tidur(di mana untuk tidur).

Lux telah menggunakan ruang tamu bagi pengunjung, tapi karena keperluan perbaikan, dia hanya ingat kalau itu tidak bisa digunakan untuk sementara waktu,

Dalam akademi ini di mana hanya terdapat asrama untuk perempuan, ruangan tempat Lux akan tinggal masih belum ditemukan.

“Aku bertanya-tanya mengapa hanya tempat ini yang sama seperti sesaat sebelum masuk...”

Meskipun terdapat banyak kamar, namun tidak ada satupun di mana dia dapat menetap.

(Aku seharusnya berkonsultasi dengan instruktur di pesta ...)

“Tidak ada gunanya. Aku mengantuk ...”

Kelelahan dan perut kenyang.

Tanpa berperang melawan kantuk yang tiba-tiba menyerang, dia berlutut.

“Aku akan beristirahat sebentar, jadi ...”

Di atas karpet aula, tepat setelah dia bersandar di dinding.

Kesadaran Lux segera ditelan oleh kegelapan dan dia tenggelam ke dalam tidurnya.

Part 7[edit]

  • Ciap* *Ciap* ...

Kicauan dari burung kecil dapat terdengar dan di bagian belakang kelopak matanya, dia bisa merasakan kehangatan sinar matahari yang redup.

Pagi hari. Lux sudah dalam kesadarannya.

Apakah aku tertidur di atas koridor? Ini merupakan sensasi yang misterius.

(Karpet asrama ini hangat dan lembut, ya.)

Selain itu, entah bagaimana ini adalah bau yang benar-benar enak.

(Sampai beberapa waktu yang lalu, tidur di luar atau tinggal di dalam kandang hewan (ternak?) adalah sesuatu yang normal bagiku.)

Mengingat hal itu, Lux tersenyum kecut dalam kantuknya.

Sebelum dia menyadarinya, dia nampaknya telah terbiasa dengan kehidupan yang cukup buruk.

Aku harus segera bangun; aku masih punya banyak hal yang harus dilakukan.

Tapi, walaupun sebentar, aku ingin tetap seperti ini saja—

Berpikir seperti itu, dia mencoba untuk menyeret selimut di tangannya, matanya masih tertutup.

“Ahn ...”

  • funyu*, bersama dengan sensasi lembut yang menyentuh tangannya, dia mendengar suara itu.

“Hah ...?”

(Aku ingin tahu apa ini.)

Ini berbulu (kain mungkin maksudnya), berdaging, halus, dan sangat lembut.

Ini elastis seperti meremas adonan roti, dan ketika tenggelam dalam kekenyalan, jari Lux terdorong mundur.

Sensasinya yang nyaman membuat Lux memijat beberapa kali dengan matanya yang masih tertutup—

“A-Ahn ...”

“…………”

Suara di depan dia berubah menjadi menggoda.

Lux yang terkejut langsung membuka matanya—

“Ap ...?!”

Seorang gadis yang lembut, ringan dengan rambut merah muda serta bola mata emas yang sedikit terbuka.

Philphie Aingram berada di ranjang yang sama—di samping Lux.

“Tungg ...?! Mengapa Phi-chan di sini?!”

“... Ah, pagi. Lu-chan. Fuhaaah.”

Philphie mengedipkan mata tanda masih mengantuk berbeda dengan Lux yang bingung.

Dia mengenakan kemeja tipis, bagian dadanya terbuka—dari bagian bawah tubuhnya dapat terlihat pakaian dalamnya.

“Ap ... Apa yang sebenarnya terjadi?! Kenapa?! Kenapa kau—”

Dengan segera Lux melompat dari tempat tidur kemudian melihat sekeliling.

Tempat tidur, lemari, dua meja kecil yang tegap, serta sebuah meja belajar—

Tidak peduli bagaimana kau berpikir tentang hal ini, itu adalah ruangan di asrama perempuan untuk dua orang.

“...Kamar kecil di atas lantai pertama?”

“Bukan begitu?! Bukan karena aku khawatir tentangmu?! Maksudku, tutupi itu! aku bisa melihatnya! Aku bisa melihat dengan jelas!”

Sementara menyanggahnya dengan gugup, dengan segera Lux menutupi matanya dengan tangannya.

Saat dia melakukannya, Philphie menguap dengan imut dan merangkak lagi ke bawah selimut.

“Hei?! Jangan tidur lagi! Ada apa dengan situasi ini?! Jika aku ingat betul, tadi malam, aku—”

“Ya. Aku yang membawamu ke sini. Itu karena aku menemukanmu tertidur di atas koridor dalam perjalananku menuju ke toilet ... Kau akan masuk angin, kau tahu?”

SaijakuBahamut v1 147.jpg

“T-Terima kasih ... Bukan begitu ?! Kamar ini adalah kamar untuk dua gadis, bukan?!”

“Aku satu-satunya yang menggunakan ruangan ini, jadi tidak masalah.”

“Meskipun ada tempat tidur yang lain, mengapa kau tidur denganku?!”

“Itu merepotkan untuk mengangkatmu ke atas. Dan aku juga mengantuk ...”

“L-Lalu, bukannya lebih baik jika kau pergi ke atas, kan ...?”

“Menaiki tangga adalah hal yang merepotkan.”

“…………”

Akhir dari diskusi.

“T-Tapi ... Um, itu buruk, benar? dalam banyak arti—Kau dan aku sudah berada di usia ini.”

“Ah, ya ampun ... Berapa banyak sifatmu yang tidak berubah dari dulu ...!”

Tidap peduli apapun, dia adalah gadis muda, seperti yang diharapkan, dia agak terlalu pendiam.

Aku sangat senang kalau kami akrab seperti dulu, tapi sekarang daya perangsangnya lebih kuat.

Penampilan serta baunya membuat orang berpikir kalau dia adalah “gadis” dewasa.

“Apa kau berubah, Lu-chan?”

“Eh ...?”

Philphie mengatakannya dengan tatapan yang serius seperti biasanya serta perlahan-lahan mulai bangun.

“Aku pikir tidak ada yang berubah. Kupikir kalau kau selalu menjadi Lu-chan seperti biasanya.”

Walaupun hanya sedikit, dia tersenyum.

Senyum yang lembut sampai-sampai hanya bisa diperhatikan oleh seseorang yang sudah dekat sejak lama.

“Baiklah. Aku yakin kita tidak berubah.”

“———”

Aku bertanya-tanya, kenapa.

Lux merasa ingin menangis melihat senyum Philphie serta kata-kata yang diucapkannya.

Sebenarnya aku ...

Di hari terakhir kudeta, aku—

  • Tok* *Tok*!

Pada saat itu, suara ketukan pintu bergema di seluruh ruangan.

“Philphie! Ini sudah pagi. Jika kau tidak cepat bangun, kau akan terlambat! Kau selalu terlambat setiap saat, jadi jika kau terlambat lebih dari ini—bisakah aku masuk?”

Suara anggota Triad dari kelas dua, Tillfarr bisa terdengar dari balik pintu.

“...?!”

(Ini buruk!)

Tidak peduli berapa banyak suasananya, terlihat dalam situasi seperti ini akan—

“Philphie ..., kau tahu? Aku sudah bangun, jadi bisakah kau tetap merahasiakannya tentang keberadaanku di sini—”

“Tidak apa-apa. Masuk.”

Sebelum Lux selesai mengatakannya, Philphie menjawab dengan polos.

“Tungg—?! Apa ruangan ini kebetulan tidak dikunci?!”

Tillfarr membuka pintu dan masuk.

“—Huh?”

Dia menganga membuka mulutnya ketika dia melihat Lux dan Philphie,

“…………”

  • patan*

“Maaf mengganggu!”

“HEI?! Kau salah! Jadi, tolong jangan salah paham!”

Lux buru-buru keluar dari ruangan dan mengejar Tillfarr yang melarikan diri.

Pada akhirnya, Lux, Philphie, dan Tillfarr jadi terlambat, dan sementara kehidupannya berjalan dengan lancar.


Back to Chapter 4 Return to Main Page Forward to Chapter 6