Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia):Volume 3 Prolog

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Prolog — Di atas Langit nan Jauh[edit]

Dua orang memandang ke bawah menuju dunia.

Benda buatan yang lebar dan bola melayang sedang diselimuti oleh cahaya yang sangat tipis. [1]

Permukaan dinding yang memiliki susunan tak terhitung di mana-mana, bumi yang luas dengan perkotaan dan hutan-hutan sedang dirancang layaknya jendela-jendela kecil.

Sepasang laki-laki dan perempuan sedang duduk di dalam ruang observatorium[2] dari mesin yang menyediakan seluruh pemandangan tersebut.

Salah satu dari mereka adalah seorang pemuda berambut perak dan berwajah tampan.

Laki-laki yang mengenakan mantel elok dihiasi dengan sulaman emas, dengan penampilan megah khas kerajaan, dibalut dengan rasa haus akan darah yang mirip seperti pisau yang dihunuskan.

“Apa boleh, jika aku mengajukan satu pertanyaan?”

“—‘Tidak mungkin’, jika aku berkata demikian maka apa yang akan kau lakukan? Membuat sebuah perkenalan konyol tentang cara penyakit bekerja? Mishis V Exfer.”

Pemuda tersebut berbalik dengan senyum yang serupa dengan mengejek atau menertawakan kepadanya.

Gadis yang mengenakan pakaian pelayan putih murni dan biru gelap masih berdiri seperti bayangan.

Dia adalah pelayan pendiam yang pastinya tidak akan mengungkapkan apapun selagi dia dengan jelas mempertunjukkan kehendaknya untuk mengabdikan dirinya dengan peran melayani serta menyertai tuannya.

Wajah cantik tanpa emosi dan hanya diam sambil menatap ke arah pemuda itu.

“Mengapa kau mempercayakan Divine Drag-Ride kepada mereka? Meskipun ini demi tujuan itu, tetapi jika kau memikirkan masa depan yang akan menanti, bukankah itu sebuah keputusan buruk untuk memperbolehkan mereka yang pada akhirnya akan melawanmu dengan bertempur memperebutkan kekuasaan?”

Perempuan yang dipanggil Mishis secara tenang bertanya dengan nada biasa.

Setelah tertawa dengan penuh merendahkan dalam menanggapi pertanyaan tersebut, laki-laki itu perlahan mengangkat dagu dan mengarahkannya dengan tatapannya.

“Keberadaan yang dikenal sebagai <Pahlawan>, kau pikir dari mana mereka berasal? Mishis.”

“...Aku merasa sulit untuk memahami arti dari perkataanmu.”

Setelah sedikit ragu, si pelayan membalas demikian dan pemuda itu mulai tertawa.

“Apakah kau tidak pernah membaca kisah kepahlawanan? Semacam dari dongeng pun tak masalah. Pahlawan yang menolong orang-orang dan sang putri, serta mengalahkan monster dan pemimpin kejamnya. Kemanakah mereka akan dilahirkan dalam dunia masa ini yang bukan dongeng belaka?”

“...Mereka disusun oleh kekuatan itu. ─Benar kan? Keberadaan yang dibebani dengan peran yang dikenal sebagai <Pahlawan>, mengakui menjadi pembela keadilan dan bertarung melawan musuh.”

Pada kata-kata Mishis, pemuda itu dengan lembut menyipitkan matanya dan mengangkat ujung mulutnya.

“Itu tidak benar, Mishis. Hal yang dijuluki <Pahlawan> pastinya adalah rakyat.”

“...rakyat?”

Tanpa menunjukkan ekspresi wajah atau sikap sedikitpun, Mishis hanya kembali bertanya.

“Itu benar, Mishis. Kau yang tertidur tidak akan tahu, tapi sebagian besar dunia ini seperti itu. Tidak ada pahlawan yang sengaja mulai bertarung untuk kepentingan perkara besar. Manusia dan hewan, kecuali mereka yang menghadapi bahaya dalam sebuah pertengkaran, mereka akan hidup dengan mengejar koin-koin kecil yang berjuntai di depan mata mereka. Bahkan para kesatria, jika mereka harus dibagi upahnya oleh raja feodalnya, mereka akan mengurangi jumlah kriminal demi berusaha hidup. Itulah apa yang disebut naluri seseorang—dari kehidupan.”

“Lalu......”

“Lalu, apa yang mendorong mereka untuk bertarung? Perkara besar? Rasa keadilan? Rasa bertanggung jawab? ...Bukan itu, dengan pola pikir yang mengorbankan diri sendiri, penduduk tidak akan pernah melangkah.”

“…………”

Hanya suara pelan Mishis yang menarik napas dapat terdengar.

“Apa yang menggerakan mereka adalah selalu <mempertahankan diri>. Dalam hal itu, bagi mereka yang tidak bisa melakukan apa-apa, kau hanya perlu mengendalikan mereka di bawah ‘sihir’. Menganugerahkan kepada mereka senjata kuat yang disebut sebagai Drag-Ride, lalu memberitahu mereka tentang lokasi reruntuhan di mana terdapat tempat harta karun, menunjukkan kepada mereka musuh yang dijuluki Abyss, dan akhirnya membiarkan mereka untuk merasakan kemenangan, selangkah demi selangkah — mereka akan mulai bergerak untuk melindungi kepentingan mereka sendiri dan secara alami yang disebut <Pahlawan> akan perlahan menjadi bodoh.”

Memotong kata-katanya sekaligus, pemuda berambut perak itu berdiri.

Sambil menatap pada jendela mesin yang merancang pemandangan tak terhitung, mulutnya tiba-tiba membentuk senyum.

“Untuk kita membuka seluruh reruntuhan, <Pahlawan> adalah penting. Alasan itu saja lebih dari cukup untuk memberikan Divine Drag-Ride pada mereka. Mulai sekarang di luar perselisihan antar negara akan semakin kuat dan berlanjut. Bahkan kepala pelayan sepertimu secepatnya akan bertindak, kau tahu?”

“Aku mengerti ceritanya. Namun dalam hal itu, dari cara berpikirmu bukan berarti kalau tidak ada hal seperti <Pahlawan> di dunia ini sejak awal?”

Terhadap pertanyaan Mishis, pemuda yang telah menampakkan senyum terpaksakan sampai sekarang berubah.

Sepasang mata kelabu itu yang dibatasi di atas melebarnya kegilaan, lantas dia bergumam.

“—Tidak, itu salah.”

Hanya untuk sekejap, sementara merangkai kata-katanya, laki-laki itu menunjukkan senyum jahat.

“...Aku pengecualian. Satu-satunya pengecualian. Hanya aku—pahlawan asli yang sebenarnya, Mishis. Tidak seperti mereka.”

“…………”

Pemuda berambut perak mulai berjalan keluar ruang obsevatorium pada saat yang sama sambil dia mengatakan hal itu.

“Sudah waktunya untuk menyiapkan langkah selanjutnya untuk bergerak. Kirimkan utusan pada putri kerajaan ketiga, Mishis.”

“Sesuai yang anda perintahkan.”

Setelah si pelayan secara sopan menundukkan kepalanya, dia menutup pintu setelah kepergian pemuda tersebut.

Sembari dia menyentuh permukaan meja dengan ujung jarinya dan mengendalikan mesin ruangan, Mishis dengan lembut bergumam.

“...Apakah kau benar-benar berpikir seperti itu? Fugil.”


Referensi[edit]

  1. aku yakin ini hologram bumi?
  2. tempat mengamati bintang
Balik ke Ilustrasi Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Episode 1