Seirei Tsukai no Blade Dance:Extra 7

From Baka-Tsuki
Revision as of 16:12, 18 September 2019 by Narako (talk | contribs) (→‎Extra Chapter 7)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Extra Chapter 7 - Elemental Festa[edit]

Bagian 1[edit]

Hari setelah Kamito dan Tim Scarlet kembali dari pelatihan mereka–


"Hyah, hyahhhhhhhh!"


Claire tiba-tiba berteriak dari kamar mandi.


"Ada apa, Claire!?"


Dipertengahan memasak telur di dapur, Kamito berbalik dengan panik–


Pintu kamar mandinya dibuka secara kasar. Claire muncul cuma berbalut handuk.


"Wha.... K-Kenapa kau berpakaian kayak gitu?"


Kamito langsung tersipu. Meskipun perawakannya kayak anak kecil, Claire betul-betul terlihat sangat seksi dengan rambut merahnya yang basah menempel pada lehernya.


"Oh tidak, Kamito! Roh air ini.... Hyah!"


Menjerit, Claire tumbang ke kasur kesakitan.


Handuk yang membalut tubuhnya jatuh ke samping, mengungkapkan tubuh telanjangnya yang pucat.


"Apa–"


Kamito berseru terkejut.


Gak bisa dipercaya, terungkap dari balik handuk tersebut adalah sebuah tentakel transparan yang menggeliat.


Tentakel air itu membelit tubuh Claire yang telanjang, menyiksa dia.


"Hyau... Nn! Saat aku mulai mandi, roh airnya.... mengamuk...."


Air mata muncul di mata Claire seraya tubuhnya menggeliat kesakitan.


"J-Jadi begitu–!"


Entah gimana, rasanya sesuatu yang mirip pernah terjadi sebelumnya– Sambil berpikir begitu, Kamito menangkap tentakel air yang menggeliat itu, mengerahkan divine power dan merobeknya.


Terlempar, tentakel air itu berubah menjadi partikel cahaya dan menghilang.


"Huff, huff... M-Makasih banyak...."


Terbebas dari penyanderaan, Claire mengambil handuk yang jatuh ke kasur. Apa dia masih dalam keadaan panik? Kayaknya dia gak sadar kalau Kamito sudah melihat tubuh telanjangnya.


"Apa yang terjadi...?"


"Aku juga gak tau. Saat aku mandi, roh airnya tiba-tiba mengamuk. Aku gak tau apa yang terjadi–"


Kamito memalingkan tatapannya pada kamar mandi yang pintunya terbuka. Sebelumnya, para roh mengamuk karena Restia menggunakan roh gila–


Lalu....


"Kyahhhhhhh, a-apa ini!?"


"N-Nyonya, apa anda baik-baik saja? Kebakaran, kebakaran!"


Jeritan terdengar dari kamar sebelah, mengejutkan Kamito dan Claire.


"Itu Rinslet."


"Apa mereka juga mengalami masalah?"


Saat Kamito bergumam kebingungan dan hendak memeriksa, tiba-tiba...


BOOM!


Disertai suara ledakan yang keras, dindingnya jebol.


"Woah!"


Terhempaskan oleh ledakan itu, Kamito jatuh ke lantai. Saat dia mendongak–


Dari lubang besar di dinding muncul seekor kadal besar berselimut api.


"Seekor roh api!"


Claire berteriak.


Guooooooooooo!


Kadal api itu meraung dan menerkam kearah Claire yang duduk di kasur–


"Huah! T-tunggu–"


"O taring es pembeku, maju dan tembuslah–Freezing Arrow!"


Seketika, panah es berjumlah banyak melesat, menghempaskan kadal api itu.


Kepulan uap muncul pada roh api itu saat roh tersebut meredup dan menghilang.


"Claire, apa kau baik-baik saja?"


Yang masuk dari lubang di dinding adalah Rinslet sambil memegang elemental waffe miliknya.


Rambut pirangnya yang indah agak gosong.


"Rinslet.... Untunglah, apa yang terjadi....!?"


"Aku juga nggak tau. Aku sedang masak, lalu tiba-tiba roh apinya mengamuk."


"Roh...."


"Mengamuk....?"


Kamito dan Claire memiringkan kepala mereka keheranan.


"Apaan sih yang sebenarnya terjadi...."


Apa seseorang mendengar keributan itu? Lalu mereka mendengar suara langkah kaki lari menaiki tangga.


"Kalian, keributan apa itu yang barusan....?"


Orang yang membuka pintu dan masuk adalah Ellis, memimpin para anggota Sylphid Knight.


"A-Apaan ini....!?"


Melihat ruangannya dalam keadaan kacau, Ellis gak bisa berkata apa-apa.


"K-Kau salah sangka! Para roh mengamuk dengan sendirinya!"


"Kami gak berbuat apa-apa."


"..."


Ellis mengamati ruangan...


"....Begitukah? Jadi itu terjadi di asrama ini juga, huh?"


Menekan pelipisnya, Ellis berbicara sambil mendesah.


"Apa yang terjadi?"


Kamito, Claire dan Rinslet bertukar tatap.

Bagian 2[edit]

Di katedral tua jauh dari asrama, didalam ruangan pertemuan dari markas Sylphid Knight–


Kerusakan dari kehancuran yang dilakukan oleh Velsaria beberapa waktu yang lalu sudah hampir di perbaiki semuanya. Fungsi sebagai markas sudah dipulihkan.


Saat Kamito dan teman-temannya duduk, Ellis mulai berbicara dengan serius.


"Seperti yang diketahui, para roh yang mengendalikan sumber daya di Akademi nampaknya dalam suasana hati yang buruk."


"Apa yang terjadi?"


Claire mengernyit.


"Dengan kata lain, alasan kenapa para roh mengamuk sebelumnya adalah karena Akademi Roh Areishia telah menyinggung dua roh naga agung?"


"Dua roh naga agung?"


Gumam Kamito.


"Roh naga api dan roh naga air.... Mereka adalah para roh tingkat atas yang mengatur semua roh di Akademi."


Rinslet mengangkat jari telunjuknya dan menjelaskan.


"Gak aneh kalau kau gak tau, mengingat kau masih baru di Akademi. Dua roh agung awalnya melayani Sacred Maiden Areishia. Sejak didirikannya Akademi, mereka membuat kontrak dengan Akademi."


"Gak salah kalau mengatakan bahwa berkat kedua roh naga ini kita bisa menggunakan tungku dan shower di asrama tanpa perlu kuatir."


Rinslet mengangguk.


(Jadi begitu–)


Ada banyak roh bandel dan gak bisa diatur yang gak mematuhi para princess maiden. Akibatnya, alasan kenapa para siswi di Akademi bisa menggunakan mekanisme roh dengan aman kabarnya adalah karena dua roh agung ini memerintahkan mereka.


....Yah, kalau dipikir lebih dalam lagi, ini wajar sih. Tanpa adanya yang mengatur roh sebanyak itu, menggunakan begitu banyak mekanisme roh tentunya akan mustahil.


Bisa dikatakan, mekanisme-mekanisme roh juga sudah menjadi bagian dari kehidupan keseharian rakyat di Kekaisaran Ordesia. Begitu pula untuk Akademi–


"Jadi, kau bilang bahwa kau mendengar dua roh ini sedang dalam suasana hati yang buruk, kan?"


"Ya, kalau dipikir-pikir lagi, sudah ada tanda-tanda peringatan sebelumnya–"


Ellis berbicara dengan nada muram.


Kalau diselidiki–


Itu merupakan masalah yang sangat sederhana, namun sangat sulit diselesaikan.


Baru-baru ini, karena banyak insiden di kota Akademi, upacara persembahan telah ditunda, menyebabkan dua roh agung menjadi lebih marah lagi.


"Selain itu, Akademi sedang bersiap untuk Blade Dance, roh militer mengamuk, serangan Jio Inzagi, beberapa hari sebelumnya, insiden tragis di kota ketika Festival Suci Valentia... Akumulasi dari kejadian ini sepertinya telah membuat dua roh agung gak senang. Penurunan yang besar dari anggota Sylphid Knight, membuat kami gak bisa mengerahkan tenaga dalam upacara persembahan yang biasa dilakukan, yang mana itu mungkin juga bagian dari alasannya..."


Merasa bertanggung jawab, Ellis merosotkan pundaknya.


"....Soal itu, mereka gak senang karena mereka nggak dapat rasa hormat yang besar, kan?"


"Dari caramu menggambarkannya, gak ada rasa hormat, tapi kurang lebih begitulah."


Claire mengangkat bahu dan menjawab.


"Kalau begitu, gak bisakah kita mempersembahkan sebuah upacara besar untuk mereka?"


"Ya..."


Para roh merupakan mahluk yang berubah-ubah dengan perasaan yang lembut. Ini berlaku untuk mereka semua entah itu roh berperingkat rendah yang tinggal di tepi air ataupun roh berperingkat tinggi.


(...Aku ingat suatu ketika saat Est muncul sifat keras kepalanya, gak ada solusi buat memperbaiki suasana hatinya.)


Pernah dulu, ketika Est menyelinap ke kasurnya, Kamito memindahkan dia ke kasurnya Claire. Hal ini membuat Est gak senang, menyebabkan Est gak mau bicara dengan Kamito seharian.


Kamito menyesali perbuatannya dan tidur dengan Est sejak saat itu–


"Terus kapan tepatnya upacara itu dilakukan?"


"Oh, kepsek dan para guru sudah pergi ke Astral Zero untuk memohon pada kedua roh agung itu...."


"Permohonannya gagal."


Sebuah suara berbicara dari pintu masuk katedral.


"Greyworth..."


Kamito berbalik dan melihat Greyworth berdiri disana dengan ekspresi masam diwajahnya.


"Kepsek, apa maksud anda dengan... gagal?"


"Gagal ya gagal. Dua roh agung itu gak menanggapi permohonan kami."


Greyworth berjalan mendekat dan duduk di kursi.


"Tak bisa dipercaya..."


Ellis menggigit bibirnya dan menunduk.


"Kami Sylphid Knight bertanggung jawab atas insiden ini. Kalau kami mengerjakan tugas kami lebih baik lagi, ini bisa–"


"Apa? Ini bukan salahmu. Pada akhirnya, ketidaksenangan para roh berasal dari kepala sekolah enam generasi lalu yang mengurangi upacara persembahan menjadi sekali setiap tiga tahun. Tanpa tanda peringatan sebelumnya, kejadian ketidaksenangan yang tiba-tiba dalam beberapa abad ini juga membuatku gak nyaman, tapi gak ada gunanya mengeluh pada para roh karena konsep waktu mereka berbeda–"


Greyworth menggelengkan kepala.


"...Tapi pada tingkat ini, kontrak eksklusif yang dibuat sejak pendirian Akademi akan hancur, kan?"


"Ya. Tanpa kerjasama dari kedua roh agung itu, pada akhirnya Akademi akan menjadi gak stabil. Meskipun bisa saja melenyapkan kedua roh itu, itu percuma saja...."


Greyworth merendahkan suaranya untuk mengucapkan kata-kata berbahaya.


Oh yah, Penyihir Senja memang bisa melenyapkan roh berperingkat tinggi–


"...Oh tidak–"


"Jangan pesimis. Pada akhirnya, 'yang mereka lakukan cuma mengabaikan permohonanku'."


"Apa maksudmu?" tanya Kamito.


"Dua roh agung itu meminta upacara persembahan berskala besar diadakan untuk mereka. Jika berjalan baik, suasana hati mereka akan membaik."


"Sebuah upacara persembahan berskala besar..."


"–Tepat, Elemental Festa."


Greyworth berbicara dengan serius.


"Elemental Festa...!?"


Tim Scarlet menampilkan wajah penuh keraguan.


Elemental Festa merupakan upacara persembahan berskala terbesar, dilakukan oleh para "idola" terpilih untuk menghibur para roh melalui ritual tarian yang dikenal sebagai kagura disertai nyanyian.


"Kita harus mengadakan upacara persembahan sebesar itu di saat seperti ini?"


Ellis berseru terkejut.


"...Ya. wajarnya, upacara persembahan sebesar itu gak akan diadakan sebelum Blade Dance, tapi karena perwakilan kita untuk Blade Dance sudah ditentukan, harusnya gak ada masalah–"


"Dengan itu, dua roh agung akan senang?"


"Bisa kalau upacara persembahannya spektakuler. Jika demikian, kita harus–"


Greyworth mengetuk sandaran lengannya di kursi dan menyeringai.


"...merekrut peserta Festa dari Akademi. kalian akan ikut juga."


"Eh..."


Kamito dan rekan-rekannya saling bertukar tatap.


Sejujurnya, Tim Scarlet masih bukan sebuah tim yang solid. Mengabaikan latihan Blade Dance untuk ikut serta sebuah event, gak peduli seberapa sedikitnya waktu–


Apa Greyworth membaca suasananya? Dia melanjutkan.


"Kalian gak bisa menolak. Kedua roh agung sudah menyebut kalian untuk kagura."


"K-kenapa!?"


Ellis berteriak.


"Oh, sepertinya mereka tertarik pada tim kalian setelah melihat pertarungan melawan Velsaria beberapa hari lalu."


"Nggak mungkin...."


"Kami tak pernah mempelajari kagura dengan baik...."


Memang, pengetahuan mereka soal kagura hanyalah sebatas amatiran. Sebagai kelas rendah, mereka memang anak ajaib yang bahkan mampu mengeluarkan elemental waffe, apalagi memanggil roh terkontrak, tapi kagura menuntut bakat yang berbeda. Selain itu, untuk mengingatnya dalam waktu sesingkat ini–


Cewek-cewek itu tampak sangat kebingungan.


"...Menurutku ini bukanlah hal yang buruk bagi kalian."


Greyworth berkata lagi.


"....Apa maksudmu?"


"Dua roh agung bilang mereka akan memberi berkah khusus, entah itu afinitas api atau air yang sesuai dengan basis personal, untuk para idola yang meraih kemenangan dalam Elemental Festa."


"Berkah dari dua roh agung!?"


Claire, Rinlet dan Ellis tiba-tiba bersemangat.


(...Aku paham sekarang, jadi itu kesepakatannya huh?)


...Ini sepadan. Roh kelas tertinggi biasanya mendiami Astral Zero dan menolak bertemu. Mendapatkan berkah dari roh seperti itu bisa membuat seseorang mengeluarkan kekuatan yang bahkan lebih kuat dari roh terkontrak mereka.


Dari yang bisa Kamito tangkap, cewek-cewek itu saat ini hanya bisa mengeluarkan setengah dari kekuatan roh terkontrak mereka.


Terutama Scarlet milik Claire yang sepenuhnya gak diketahui.


Kalau mereka diberi berkah oleh roh berperingkat tinggi–


"Misalkan saja itu benar, itu memang sebuah usulan yang menarik."


Rinslet tampak termenung.


"Entah itu benar atau tidak, untuk keadilan, ini harus diberitahukan pada seluruh Akademi."


"....."


Penampilan diwajah para cewek tiba-tiba menjadi serius.


Hadiahnya adalah berkah dari roh tingkat tinggi–persaingannya pasti akan sangat ketat.


"....Tapi kegagalan bukanlah pilihan."


"Ya, sejujurnya, aku gak percaya diri..."


Claire dan Rinslet gelisah soal itu–


"–Aku akan ikut."


Ellis menyatakan dengan jelas.


"Kesampingkan masalah berkah dari dua roh agung, aku merasa bertanggung jawab sebagai kapten Sylphid Knight untuk situasi saat ini. Karena itulah, aku harus turun tangan sendiri."


"Ellis..." "Kapten..."


Dihadapkan dengan tekad Ellis, Claire dan Rinslet saling bertukar tatap–


Akhirnya mereka berdua mengangkat bahu.


"...Baiklah. kita ini tim, kan?"


"A-Aku cukup percaya diri dengan nyanyianku."


Claire berpaling sedangkan Rinslet menyibakkan rambutnya.


"Kalian berdua.... terimakasih banyak."


Ellis berterimakasih dan menundukkan kepalanya pada dua cewek itu.


"Kalau begitu, sudah diputuskan–"


Greyworth mengangguk, tersenyum senang.

Part 3[edit]

Dengan demikian–


Seluruh Akademi segera diberitahu tentang Elemental Festa yang datang. Diadakan seminggu lagi–pada The Day of Iris saat saluran antara Astral Zero dan alam manusia mencapai titik terkuatnya.


"...Terus, apa yang harus kita lakukan?"


Dalam perjalanan kembali ke asrama dari ruang Kelas Gagak, Claire mendesah sambil terlihat gelisah.


"kita gak pernah ikut kagura."


"Pelajaran Akademi gak pernah membahasnya?"


"Memang dibahas, tapi cuma dasarnya saja."


Claire menggeleng pada pertanyaan Kamito.


"Ya, itu akan sepenuhnya berbeda kalau ada mata pelajaran terkhusus menjadi idola."


"....Aku paham. Yah, berjuanglah."


Mendengar gumaman tanggapan Kamito, Claire tersinggung.


"Apaan itu? Kau kedengaran seperti gak ikutan saja–"


"Tidak, tapi dengar, aku seorang pria... Kalau aku naik panggung, para roh malah akan marah, kan?"


"Meski memang betul begitu..."


Grrrr, wajah Claire dipenuhi dengan ketidaksenangan.


Namun, mau gimana lagi.


Para roh lebih suka para gadis muda yang murni.


Roh seperti Est termasuk pengecualian.


Dan juga, Kamito punya kenangan gak menyenangkan yang berhubungan dengan kata "idola"–


"Yah, kali ini, aku akan menyemangati kalian dari belakang–"


Kamito berusaha menyamarkan semuanya secara ambigu dan pergi.


"T-Tunggu bentar."


Claire tiba-tiba memegang bagian belakang kerah Kamito.


"A-Apa yang kau lakukan....?"


"Kamito, kau harus membantu?"


"Bantuan apa maksudmu?"


Claire mengarahkan jari telunjuknya pada Kamito.


"Ya, kau akan jadi manajer kami!"


"...Manajer? Apaan itu?"


Nggak pernah mendengar kata itu sebelumnya, Kamito memiringkan kepalanya.


"Manajer adalah anggota pendukung dari sebuah kelompok idola, bertanggung jawab membuat jadwal, mempersiapkan makanan, menangani negosiasi beserta segala macam tugas."


"Oh aku paham...."


Kamito menepukkan tangannya tanda memahaminya.


"....Bukankah itu yang selalu kulakukan selama ini?"


Kamito bertanya sambil memicingkan matanya.


"Yah, begitulah..."


"Sama persis apa yang telah kulakukan pada Carol selama ini."


Rinslet menyela, karena suatu alasan merasa bangga.


".....Haaaaa, aku paham."


Kamito mengangkat bahu dan menghela nafas.


"Aku akan jadi manajernya."


"Sudah diputuskan!"


Claire tersenyum.


....Oh yah, setidaknya itu lebih baik daripada "Ayo jadi idola bersama!"


"....Selanjutnya, kalau saja kita punya seorang guru untuk mengajari kita kagura."


"Ya, kurasa itu mungkin berhasil kalau kita minta bantuan, bilang kalau itu demi Urusan Akademi–"


Berkata demikian, Claire membuka pintu kamarnya.


Lalu–


"Hei, apa maksudnya ini!?"


Ditengah kamar itu, sang Putri Kedua berdiri sambil berkacak pinggang. Sangat marah.


"–Saat aku kembali dari dewan spiritologi, aku mendapati kamarku kayak kapal pecah!"


Di kamar itu, Georgios pelan-pelan membersihkan barang yang berantakan.


Roh ksatria keluarga kerajaan membersihkan ruangan, sungguh pemandangan yang sangat nggak masuk akal.


"Ngomong-ngomong, kita sudah punya seorang pro kagura disini."


"Memang, aku setuju."

Bagian 4[edit]

Berita tentang Akademi mengadakan event besar segera menyebar. Semua orang yang ingin ikut berbondong-bondong ke markas besar Sylphid Knight untuk mendaftar.


Gimanapun juga, kredit yang diperoleh pada Elemental Festa akan ditambahkan pada poin mereka, sedangkan pemenangnya akan menerima berkah dari para roh peringkat tinggi.


Akan tetapi, diantara para peserta disana kemungkinan besar merupakan para cewek yang ingin menarik perhatian sebagai idola, untuk bersinar di panggung juga–


"....Rasanya seperti telah berkembang menjadi sesuatu yang besar."


Melihat kerumunan besar yang berkumpul di depan katedral, Claire berkomentar terkejut.


"Hmph, saingan yang banyak hanya bertindak sebagai pemberi semangat yang lebih besar bagiku."


"Hei, kita latihan disana, buruan–"


"A-Aku tau."


Fianna memanggil dari pusat plaza. Claire dan para cewek mendekat dengan patuh.


Memang, gak diragukan lagi, Fianna adalah seorang putri elit dari Divine Ritual Institute. Menjalani pelatihan yang keras sejak kecil, dia betul-betul seorang pro dalam kagura.


Dalam hal bakat kagura saja, dia berperingkat lebih tinggi daripada para guru di Akademi. Dibawah bimbingannya, kagura Tim Scarlet pastinya akan mencapai tingkat kesempurnaan yang lebih tinggi daripada tim lain–


"...Aku terkejut. Ternyata ini sangat efektif."


Duduk dibangku untuk melihat para cewek muda itu latihan, Kamito berkomentar dengan santai.


Dari apa yang bisa dia lihat, mereka memiliki potensi yang mengagumkan.


Claire dan Rinslet merupakan anak ajaib yang sangat cepat memahami. Meskipun Kamito agak kuatir pada Ellis yang mana sepertinya tarian bukanlah bidangnya, Kamito sangat paham kalau dia adalah pekerjakeras yang mengagumkan. Gak peduli seberapa keras latihannya, dia akan mengerahkan segala kemampuannya untuk melewatinya–


"Kamito, boleh aku makan ini?"


"Ya."


Kamito menyerahkan bekal bakso pada Est yang duduk disampingnya.


Nyam nyam.... Roh pedang itu tanpa ekspresi memasukkan bakso kedalam mulutnya.


Kamito tiba-tiba memiliki rasa penasaran dan bertanya.


"Oh ya, Est, kamu berada di pihak penerima kagura yang dipersembahkan oleh manusia. Tarian seperti apa yang kamu sukai?"


"..."


Est melamun, berpikir secara mendalam–


"Itu dimulai dengan 'cappa'."


"Huh?"


"Aku suka tarian yang dimulai dengan 'cappa'."


"....Umm, seperti apa tariannya?"


"Cappa~, cappa cappa~, cappa~, dish on the head~, cappa~..."


Terlihat asyik sendiri, Est menyanyi tanpa ekspresi.


(....Hmm, aku nggak betul-betuk paham dengan selera Est.)


Suara tegas Fianna terdengar dari plaza.


"Yang pertama adalah bentuk dasarnya. Ekspresikan diri kalian sendiri layaknya air mengalir, seperti air terjun yang kuat!"


"Apa-apaan itu, itu terlalu abstrak!"


"Gak bisa dipahami!"


Ellis dengan canggung memutar tubuhnya disertai keraguan di wajahnya.


"SALAH! Air terjun itu kayak gini, perhatikan, menarilah lebih menggoda!"


...Kayaknya semuanya lebih sulit daripada yang Kamito bayangkan.

Bagian 5[edit]

"...Hmm, sudah kuduga. Oh yah, kurasa memang gak semudah itu, huh?"


Menatap plaza dari kantor kepala sekolah, Greyworth menghela nafas pelan.


Meskipun mereka tampak berlatih kagura ortodoks, pada akhirnya mereka kekurangan kemampuan dasar. Seorang pengamat akan berpikir mereka sedang melakukan ritual yang mencurigakan.


"Ini mungkin butuh waktu lebih lama daripada yang kupikirkan–"


Greyworth tertawa kecil dan memalingkan pandangannya dari jendela.


"Kepala sekolah, boleh aku menyela?"


Yang berdiri di pintu adalah Freya.


"Ada apa?"


"Tim Scarlet sudah dipastikan berpartisipasi dalam Blade Dance. Mereka tak punya waktu luang untuk mengikuti event idola seperti ini, kan?"


Ada sedikit penekanan pada nada Freya. Mempertimbangkan semuanya, empat dari lima anggota Tim Scarlet adalah siswa dari Kelas Gagak. Sebagai wali kelas mereka, sudah wajar dia merasa nggak senang.


"Hmm, maksudmu itu buang-buang waktu saja anak-anak ini latihan menari?"


"Bukan begitu... Tapi mereka harusnya meluangkan lebih banyak waktu untuk latihan khusus untuk Blade Dance, kan? Meskipun dua roh agung telah menyebutkan mereka–"


"Oh, itu bohong."


"Huh?"


"Dua roh agung nggak menyebutkan siapapun, aku cuma ingin mereka ikut Elemental Festa."


"Kenapa anda melakukan itu....?"


"Karena latihan biasa tak bisa memberikan apa yang saat ini mereka butuhkan–"


Tersenyum percaya diri, Greyworth mengarahkan tatapannya ke luar jendela lagi.


"Selain itu, aku mungkin bisa melihat sesuatu yang menarik."


"...?"


Freya mengernyit bertanya-tanya.


"Apa kau pernah mendengar tentang Himeragi E. Arsage?"


"...Ya. Tiga tahun lalu, sang idola legendaris yang tiba-tiba muncul di ibukota kekaisaran."


"Tepat. Setelah mencapai puncak popularitas, dia tiba-tiba pensiun. Ada yang mengatakan dia bukan manusia. Ada juga yang mengatakan dia adalah seorang roh–"


"Jika dia ada disini, mungkin kita tak perlu mengadakan Elemental Festa."


"Fufu, memang..."


Senyum muncul di sudut bibir Greyworth.


Yang sedang dia perhatikan adalah–


Si manajer, mengantarkan bekal buatan sendiri pada para cewek.

Bagian 6[edit]

"–Kurasa tempat ini cocok."


Tempat Fianna membawa Tim Scarlet untuk latihan adalah–


Alun-alun air mancur di Jalan Undine di Kota Akademi.


Alun-alun itu dikelilingi oleh cafe-cafe dan pertokoan. Ada banyak pelanggan disini, hasilnya membawa kemakmuran. Terlebih lagi, karena divine power melimpah yang dihasilkan oleh air mancur yang murni tersebut, tempat ini juga dikenal sebagai tempat roh beristirahat.


"Aku paham, ini memang lokasi yang bagus." kata Kamito.


"...A-Apa kita harus menari disini dimana banyak sekali orang disekitar?"


Claire, karena malu, bertanya pelan penuh kekhawatirannya.


"Hmm, kalau bisa aku lebih senang tempat yang dijadwalkan–"


"Apa yang kau katakan? Sebagai permulaan, kau harus perform untuk penonton di arena yang lebih besar. Sebagai idola, sangat konyol bagi kalian untuk malu-malu."


"Astaga, Yang Mulia memang benar "


"T-Tapi tetap saja..."


"Ooh~..."


Ellis dan Claire melihat sekeliling malu-malu.


"Karena ini hanya latihan, kalian nggak perlu gugup."


Fianna mendekati air mancur. Para roh yang berkumpul disekitar mulai berputar-putar di udara, memperhatikan mereka penuh ketertarikan.


"Hmm, semakin banyak penonton akan semakin bagus. Tambah saja penontonnya."


"G-Gak usah!"


Mengabaikan protes dari Claire, Fianna menggambar sebuah lingkaran sihir sederhana di tanah dan mulai merapal mantra dalam bahasa roh.


–Lingkaran sihir yang digambar menggunakan kapur itu mulai bersinar samar. Dari sana, para roh berbagai bentuk, besar dan kecil, muncul.


Para roh yang dipanggil segera memenuhi seluruh alun-alun air mancur tersebut.


Dan juga, orang-orang disekitar juga berkumpul, penasaran dengan apa yang sedang terjadi.


"Hei, apa kau yakin gak apa-apa memanggil sebanyak itu?"


"Sepertinya anda memanggil terlalu banyak."


"Hmph, ini sempurna."


Rinslet membusungkan dadanya dengan bangga.


"....."


".....Haaaa, aku lebih senang tarian pedang."


"Jarang sekali kita sependapat. Aku juga lebih nyaman memegang elemental waffe."


Claire dan Ellis mengangkat bahu dan menghela nafas secara bersamaan.


"Bersemangatlah dan berdiri tegaklah."


Sebagai instruktur, Fianna mengatur posisi berdiri para cewek.


"Kalau begitu, aku akan menonton bersama Est. Berjuanglah."


"Tunggu bentar, itu sangat gak adil, dasar penghianat~!"


Ditengah protes Claire–


Kamito menggandeng tangan Est dan duduk di kursi luar sebuah cafe.


"Kamito, boleh kita memesan pudding?"


"Tentu."


"Boleh pesan dua?"


"Tentu."


"Kamito, aku cinta kamu♪"


Memanjakan Est seperti biasanya, Kamito memesan kopi untuk dirinya sendiri sambil memesan pudding buat Est.


Dia mengarahkan tatapannya pada air mancur, melihat para cewek yang gugup itu mengumumkan kalau mereka sudah hampir menyelesaikan persiapan untuk persiapan.


(....Mari kita lihat hasil latihan mereka.)


Lalu–


Musik kalem di mainkan dari kristal roh yang dipasang Fianna.


Bi~, hyarabi~, hyarabi~, hyarahyarabi~bi~...

(music on~now playing : bgm kera sakti versi seruling wkwkwkwkwk)


Seketika, nada sakral dari seruling meliputi alun-alun dimana para roh berkumpul.


Claire, Rinslet, dan Fianna menggerakkan tangan dan kaki mereka, menggunakan seluruh tubuh mereka untuk mensyukuri kehidupan.


Tanah yang luas, langit di kejauhan, serta lingkaran kelahiran dan kematian yang tiada akhirnya...


Bi~, hyorobi~, hyorohyorobi~...


....Tetesan keringat tiba-tiba mengalir di kening Kamito.


(E-Entah kenapa, aku tiba-tiba merasa sangat ngantuk...)


Kamito melihat sekelilingnya–


Para penonton yang berkumpul mulai menguap bosan. Diantara para roh yang dipanggil, kayaknya sekitar setengah telah kembali ke Astral Zero....


Lalu tak lama setelah itu–


Sebagian besar roh yang berkumpul di air mancur menghilang.


"–Tunggu, apa-apaan ini!? kenapa mereka kembali!?"


Kunciran Claire berdiri tegak saat dia mengeluarkan Flametongue. Sama sekali tak terintimidasi, roh terakhir kabur.


"Ya ampun, sungguh nggak sopan!"


Rinslet mengangguk seraya kemarahan terlihat jelas diwajahnya.


"...Aku minta maaf, mungkin aku yang mengacau."


Ellis menundukkan kepalanya pada Claire dan Rinslet.


"Nggak, ini bukan salahmu, Kapten."


"Aku sependapat, sumber masalahnya adalah pada musik yang dipilih!"


Memegang cambuk apinya, Claire menunjuk Fianna.


"Apanya yang kagura dari Divine Ritual Institute? Ini betul-betul gak guna."


"A-Aneh banget. Saat di Divine Ritual Institute, Ritual untuk Berdoa buat Panen Berlimpah dianggap sebagai salah satu kagura tertinggi apapun itu penggunaannya..."


Fianna menghindari kontak mata.


"Yah, kurasa itu agak berlebihan memulai dengan kagura tertinggi."


Sampai di samping, Kamito mengangkat bahu dan berkomentar.


Memang sih, latihan yang tepat dari bentuk dasar diperlukan untuk melakukan tarian kagura. Ini bukanlah sesuatu yang bisa dikuasai dalam waktu satu atau dua hari.


"Selain itu, sepertinya roh-roh dikota nggak begitu menyukai kagura formal dan kaku."


"....Mungkin memang begitu."


Fianna mengangkat bahu dan mengangguk.


"Haaaa, dan kita sudah melatihnya secara serius..."


Bahu Claire merosot, tampak sangat putus asa.


–Lalu.


Disisi lain jalan, musik ceria bisa terdengar.


Itu adalah musik yang anggun dan ceria, berkebalikan dengan kagura yang dimainkan oleh kelompok Claire.


"Apa itu?"


"Ayo kita periksa–"


Para cewek berlari kearah sumber suara itu.

Bagian 7[edit]

Diujung jalan utama–


Ada sebuah panggung kayu.


Ini adalah tipe arena serbaguna yang biasanya digunakan untuk pertunjukan drama.


Kursi penonton dipenuhi dengan orang dan para roh.


Para cewek muda yang berdiri di panggung tengah menabuh drum.


Mereka mengenakan kostum bertelinga dan ekor hewan, memainkan istrumen musik gembira.


"Itu...."


Kamito nampaknya ingat melihat mereka disuatu tempat sebelumnya.


....Atau lebih tepatnya, mereka sudah saling kenal.


"Mereka adalah anggota Tim Cernunnos, kan?"


Rinslet berkomentar terkejut.


Memang, mereka merupakan tim yang Kamito lawan saat ujian peringkat.


Saat itu mereka masih tim dua orang, Kamito dan Claire mengalami kekalahan yang menyakitkan di tangan tim kuat ini, yang mana pemimpinnya adalah seorang cewek druid yang menggunakan kawanan roh binatang yang kuat.


".....Sepertinya begitu."


Kamito mengangguk.


"Anak-anak, bernyanyi dan menarilah lebih gembira–"


Cewek druid itu mengangkat tongkat miliknya dan berteriak.


Seolah menanggapi dia, para roh yang melayang diatas kursi penonton berkilauan.


Drum terus berbunyi....


"Ah, meskipun musiknya terdengar primitif, para roh nampaknya menyukainya."


"Dibandingkan dengan kagura serius, ini jauh lebih baik."


"Umm, memang benar sampai-sampai badanku bergerak sendiri tanpa sadar....."


Ellis mulai mengetukkan ujung kakinya mengikuti irama.


Setelah itu–


"Oh, aku melihat Kapten!"


"Benarkah~ Apa yang dia lakukan disini~?"


Para cewek mengenakan handuk di kepala mereka, mendekat.


"K-Kalian....!?"


Ellis berseru tergagap.


Para cewek itu mendekati rekan Sylphid Knight mereka.


"Jangan bilang Kapten juga ikut serta dalam Festa~?"


Kamito merasakan aura jahat pada senyuman para cewek Ksatria itu.


"U-Ummm, begitulah."


"Nggak mungkin! Kupikir Kapten gak akan pernah melakukan sesuatu seperti idola!"


"A-Aku punya alasan!"


Ellis batuk secara sengaja, tersipu.


"...Ngomong-ngomong, menilai dari pakaian kalian, kalian ikut serta dalam Festa juga, kan?"


"Ya, kami berlima telah membentuk sebuah grup bernama Wind Fairies."


Para cewek ksatria itu berputar, membuat rok mereka terangkat.


"Tak masalah asalkan itu tidak memengaruhi tanggung jawab kita sebagai ksatria, kan?"


"Ya, tentu saja–"


Ellis menatap rok pendek dari para juniornya.


"P-Panjang rok itu, bukankah itu agak gak tau malu?"


"Sungguh~?"


Para cewek itu memiringkan kepala mereka sebagai tanggapan.


...Mereka memang memakai rok yang cukup pendek.


"Kalian tak boleh menampilkan paha terlalu banyak!"


"Eh~ tapi para roh jelas-jelas lebih suka ini...."


"Itu benar, dan juga, mereka memakai pakaian yang lebih mengagumkan lagi di sebelah sana."


"....Disebelah sana?"


Ellis mengernyit. Para cewek itu menunjuk pada panggung didepan.


Saat Tim Cernunnos turun panggung seraya disertai tepuk tangan penonton. Kelompok lain masuk menggantikan mereka.


Yang muncul di panggung adalah–


Sebuah unit dari para princess maiden cantik mengenakan busana berwarna hitam.


Dengan permata di tiara mereka berkilauan seperti bintang-bintang, memakai gaun hitam legam itu tampak seolah mereka akan melebur kedalam kegelapan malam, mereka dikelilingi aura misterius.


Pemandangan ini seolah para roh penari malam telah turun.


"Entah gimana, ini terasa seperti nyata...."


Claire menelan ludah.


"Kostum itu tingkatnya terlalu tinggi."


"Tapi gimana dengan bagian pentingnya, performa mereka?"


Kelima cewek itu membungkuk pada penonton, lalu–


Djen~, djen djen, djen~!


Suara gitar terdengar.


"–!"


Lalu, teriakan para cewek itu mendominasi seluruh area.


Itu adalah kagura terbaru, dengan ritme kencang, yang disukai di kota-kota.


Kemeriahan area ini seketika meledak.


Para penonton bahkan lebih antusias daripada saat Tim Cernunnos diatas panggung. Cahaya divine power dari para roh juga menjadi berwarna-warni.


"....A-Apa ini....!?"


"Apa ini Kagura...!?"


Claire dan lainnya ditaklukkan oleh kagura ini yang mana sepenuhnya berbeda dari performa mereka sendiri.


Memainkan musik yang stylish, menari bebas di panggung.


Gaun hitam itu berkibar, sayap hitam legam menari-nari diudara–


Saat lagu mereka berakhir–


Penonton bertepuk tangan sangat meriah.


Para cewek itu menanggapinya dengan ekspresi tenang dan turun dari panggung.


"....."


Claire dalam diam menggigit bibirnya.


Kesenjangan diantara performa mereka telah sangat mengguncang dia.


Dark Evangel adalah nama dari unit tadi.


Salah satu anggotanya yang turun dari panggung memusatkan tatapannya pada Claire.


"Claire Rouge... Hmph, kalian mau ikut Festa?"


Dia berbicara dengan nada mengejek.


Lalu, kuncir Claire berdiri.


"....Ya, itu benar, masalah?"


"Hei Claire–"


Kamito mau menghentikan dia.


"Ya, tentu saja, adik Ratu Bencana–"


"...Apa kau bilang!?"


"Kalau lalat kecil seperti kalian ikut, dua roh agung cuma akan kecewa."


"Kami pasti menang. Isap saja jempolmu dan perhatikan."


"Setidaknya itu akan lebih baik daripada menampilkan kagura aneh didepan semua orang–"


Para cewek dari Dark Evangel menutupi mulut mereka, mencemooh.


"....K-Kau, a-apa kau bilang....!?:


"Claire, kekerasan dilarang."


"Aku mengerti perasaanmu, tapi tahanlah. Blade Dance sudah dekat."


Rinslet dan Ellis memegang bahu Claire saat dia masih mau mengayunkan Flametongue.


"T-Tapi...!"


Claire menatap orang-orang yang memprovokasi dia, terpaksa menahannya.


"Hmph, gak bisa kupercaya kalian memenangkan hak untuk masuk Blade Dance. Pasti ada yang gak beres."


"Bangsawan pinggiran Laurenfrost, Ratu Hilang yang betul-betul gak berguna–"


"Velsaria Eva? Gak bisa kupercaya dia memasang Segel Persenjataan Terkutuk. Sangat mencemarkan sekolah, apa yang bisa dibanggakan dari hal itu?"


"Apa, beraninya kau... menghina kakakku!"


"Ellis, tenang–"


Kali ini, giliran Kamito yang memegang lengan Ellis.


"–A-Aku gak akan kalah dari kalian."


Suara Claire bergetar saat dia menunjuk mereka, menyatakan dengan tegas.


"Ho, kami nantikan itu."


"Karena yang kami panuti adalah "tuan produser kegelapan"."


Dengan seringai diwajah mereka, para anggota Dark Evangel menghamburkan bulu-bulu hitam pada Tim Scarlet dari pakaian mereka sebelum pergi.


"...~, gak bisa dimaafkan, gak bisa dimaafkan. Aku gak percaya mereka menyebut bangsawan pinggiran Laurenfrost!"


Rinslet terus menghentakkan kakinya.


"Meskipun aku sudah terbiasa difitnah jahat oleh orang lain, aku tetap tersinggung sekarang."


Fianna berbisik pelan.


Adapun untuk Claire–


Dia menatap punggung para anggota Dark Evangel.


"...."


"Claire?"


Kamito menanyai dia, membuat Claire perlahan memalingkan kepalanya ke belakang.


"Teman-teman, kita harus menang, gimanapun caranya–"


"Ya, ini menyangkut kehormatan bangsawan!"


"Aku nggak bisa memaafkan mereka karena menghina kakakku–"


"Fufufu... Aku akan melakukan upacara kutukan untuk membuat mereka mengalami mimpi buruk soal ayam setiap malam, mencegah mereka tidur."


"Jangan lakukan itu."


Kamito dengan panik menghentikan Fianna yang mau mengeluarkan sebuah payung yang digunakan untuk ritual mencurigakan.


Claire dan para cewek saling bertukar tatap. Memgangguk dalam diam.


Provokasi Dark Evangel jelas-jelas telah membuat semangat para cewek itu menggebu-gebu.


Akan tetapi, dari sudut pandang Kamito, mengingat kondisi mereka saat ini, mengabaikan Dark Evangel yang barusan mereka lihat, mengalahkan kelompok lain akan sukit–


"....Ayo lanjut latihan. Setiap detik sangat berharga sekarang." kata Claire.


"Pertama, kita harus memilih lagu baru–"


"Ya. Meski itu membuatku sangat frustasumi, lagu milik Dark Evangel sangat bagus."


"Kurasa mencari seorang instruktur yang ahli dalam kagura akan lebih baik lagi–"


Dengan ekspresi serius diwajah mereka, para cewek saling mengutarakan saran.


"....."


Melihat mereka seperti itu, Kamito–


Entah gimana, dia merasa paham alasan sebenarnya kenapa Greyworth memerintahkan mereka untuk ikut serta dalam Elemental Festa ini.


(Jika demikian, apa yang bisa kulakukan adalah–)


Meskipun itu membuat dia jengkel bahwa dia akan termakan oleh rencananya Greyworth, dia merasa kalau itu bukanlah hal yang buruk di situasi saat ini.


Dan juga–


(–Barusan, aku merasa agak marah saat rekan timku dihina.)


"Kamito, ada apa?"


"....Dengar, teman-teman. Apa kalian ingin mengalahkan mereka?"


Kamito mulai berbicara–


"Sudah pasti."


"Aku nggak bisa membiarkan kata-kata semacam itu diucapkan tanpa mendapat balasan–"


"Kalian serius ingin menang, kan?"


Saat Kamito mengulanginya lagi, para cewek mengangguk penuh kesungguhan.


"–Kalau begitu, bisakah kalian serahkan sisanya padaku, menejer kalian?"


Kamito mengarahkan tatapannya pada wajah mereka.


"Aku akan membuat kalian menang."

Bagian 8[edit]

Dimulai dari hari itu, demi Elemental Festa seminggu lagi, latihan khusus dari Kamito dimulai.


Termasuk pelajaran pagi sebelum kelas dimulai dan pelajaran malam. Selain itu, Kamito merancang pelajaran privat untuk para cewek saat mereka nggak ada pelajaran. Tentunya. Mereka nggak mengabaikan latihan untuk Blade Dance yang akan datang. Oleh karena itu, ini merupakan latihan yang sangat keras meskipun untuk rekan-rekan timnya yang percaya diri pada kebugaran dasar mereka.


Makanan juga. Porsi para cewek dibawah manajemen Kamito. Menu khusus Kamito gak hanya didasarkan pada nutrisi tapi juga meliputi pemulihan divine power.


"Uwah, ini menjijikkan. Apaan ini?"


Meminum jus berwarna biru gelap, Claire mengeluh disertai penampilan menderita.


".....~Aku betul-betul nggak bisa menerimanya!"


"Ini adalah minuman elemental khusus. Ini untuk mengisi ulang divine power."


Melalui metode yang tak biasa, minuman khusus ini dibuat menggunakan herbal yang tumbuh di Hutan Roh.


Bisa membuat seorang elementalis mengeluarkan kekuatan maksimum mereka, ini adalah sebuah resep rahasia dari Sekolah Instruksional.


"Ya ampun, rasanya enak."


"Kamito, tambah."


"Lihat, kalian perlu belajar dari Fianna dan Est."


"Ugh~ ....Tapi bukankah Est seorang roh?"


"Y-Yang Mulia, apakah ada yang salah pada indera pengecapmu?"


Meskipun penderitaan terlihat jelas diwajah mereka, para cewek tetap meminum minuman khusus mereka.


Mereka telah meminta sebuah toko jahit yang sering Ellis kunjungi untuk membuat pakaian panggung Tim Scarlet. Untuk membedakan mereka dari saingan yang banyak, kostum yang mudah dikenang sangat penting selain kerja keras yang dikerahkan dalam performa. Terutama, lawan yang ingin mereka kalahkan–Dark Evangel–cukup sempurna dalam hal pilihan musik serta konsep desain kostum mereka.


Konsep desain pada kostum Tim Scarlet didasarkan pada tarian pedang.


Pakaian putih polos dengan bordiran benang perak, mengingatkan pada tarian pedang. Sebuah pita personalisasi diikatkan pada masing-masing pundak para cewek dengan warna yang berbeda.


"....S-sungguh memalukan. Apa aku betul-betul harus menari kayak gini?"


Memegang ujung roknya, Claire mengerang.


"Tahanlah. Selain itu, pakaian itu terlihat cocok untuk kalian."


"Eh? I-Ini terlihat cocok....?"


Para nona muda itu tersipu karena komentar Kamito.


Ini bukanlah gombalan. Memang, para cewek itu terlihat menawan memakain kostum mereka. Meskipun dia belakangan ini sudah terbiasa pada fakta bahwa mereka memang cewek-cewek yang sangat cantik. Kebanggaan Akademi, melihat mereka mengenakan sesuatu selain seragam mereka yang biasanya membuat Kamito semakin menyadari hal itu.


Para roh, yang menyukai para cewek cantik dan murni, akan puas dengan penampilan cantik mereka, kan?


Disaat Kamito berpikir demikian–


"Ada apa, Kamito?"


Meniru kostum para cewek dalam sekejap, Est berputar-putar.


Mengenakan pakaian putih perak, Est tampak seperti seorang peri salju.


STnBD EF 238.jpg


"Hmm, itu tampak cocok juga buatmu, Est."


"Senang sekali, Kamito."


Putar putar putar. Est mulai berputar lebih cepat lagi.


.....Para roh pedang nampaknya suka berputar.


–Berpikir demikian, terbesit suatu pemikiran dalam benak Kamito, dan bertanya.


"Hei Est, kenapa kau nggak ikut dalam Festa juga?"


Faktanya, Elemental Festa tak punya peraturan "melarang para roh ikut serta."


Sebuah tarian yang mengikutsertakan Est yang sangat manis pasti akan membawa kegembiraan pada banyak roh.


"Ya, Kamito– keinginanmu adalah perintah bagiku."


Est berputar sekali lagi lalu memasang pose "ping" tanpa ekspresi.


Pelajaran untuk Tim Scarlet diadakan pada malam itu. Karena gangguan merupakan hal yang sudah biasa terjadi, mereka pergi ke Astral Zero melalui gerbang di reruntuhan.


"Jadi, ginana dengan musik kita?"


Kamito menyerahkan sebuah kristal roh kecil pada Fianna saat dia bertanya.


"Kurasa lagu ini bisa dipakai. Teman-teman, dengarkanlah kapanpun kalian punya waktu."


Kamito menuangkan divine power pada kristal itu melalui ujung jarinya, membuat kristal itu bersinar samar dan mulai memainkan musik.


Apa yang muncul dari kristal itu adalah suara yang terdiri dari instrumen tabuh dan tiup, sebuah nada dengan ritme cepat. Karena variasi melodinya yang banyak, seseorang bisa mendengarkannya lagi dan lagi tanpa merasa bosan.


"Lagu ini, jangan bilang ini...."


Fianna berseru terkejut.


"–Tarian Himeragi E. Arsage!?"


".....Kau tau itu?"


"Ya, muncul entah darimana empat tahun lalu. Idola legendaris. Dia muncul pada Elemental Festa yang diadakan di ibukota kekaisaran, bukankah itu kisah terkenal bagaimana dia menenangkan banjir di Sungai Dorna?"


Mendengar ini, Kamito berpaling.


"...Terserahlah. kalau kau sudah tau, maka akan lebih mudah."


Berkata demikian, Kamito mengeluarkan kristal roh lain dan meletakkannya di lantai.


"Yang ini untuk apa?" tanya Claire.


"Ada sisa-sisa gambaran dari masa lalu. Aku ingin menunjukkan ini dulu pada kalian."


Seperti sebelumnya, Kamito menuangkan divine power pada kristal roh itu. Kristal tersebut bersinar dan memproyeksikan sebuah gambar jernih pada dinding reruntuhan.


"Kamito-kun, ini, nggak mungkin...!"


Fianna berseru terkejut.


"Ya, aku meminjamnya dari perpustakaan Akademi. Sebuah video dari Himeragi E. Arsage empat tahun lalu."


"......!"


Yang diproyeksikan adalah–


Seorang cewek cantik, rambut pirangnya berkibar saat dia menari.


Kipas berkilauan di tangannya melambai layaknya aliran sungai yang tiada ujungnya. Karena kekaburan dalam video tersebut, wajahnya tidak jelas, tapi keindahan dari kagura'nya tersampaikan sepenuhnya.


"....I-Ini pertama kalinya aku melihat ini. Indah sekali."


"Ya, aku merasa seperti hati dan jiwaku telah dibersihkan hanya dengan menonton ini."


"Cewek yang sangat cantik, sungguh menakjubkan–"


Kagura yang dilakukan oleh idola legendaris empat tahun lalu membuat Claire dan para cewek merasa kagum.


Mereka menonton video itu dengan cermat tanpa berkata apa-apa.


Akhirnya, video itu menghilang dan musiknya berhenti.


Kamito batuk ringan dan berbicara.


"Apa kalian paham kenapa aku menunjukkan ini pada kalian?"


"....Umm, kau mau kami mempelajari tarian dari idola legendaris itu, kan?"


Claire mengangguk dan menjawab.


"Ya. Kalau kalian mempelajari kagura ini, kemenangan bukanlah mimpi."


"Tapi itu mustahil menguasai kagura setingkat ini dalam waktu singkat–"


"Jangan kuatir, aku akan mengajari kalian."


Kamito menjawab Ellis yang kuatir.


"Kamito, mungkinkah kau punya pengalaman kagura?"


"....Yah, aku pernah mempelajarinya sedikit dimasa lalu."


Kamito menjawabnya dengan samar.


"Hmm...."


Fianna menatap dia penuh kecurigaan sebagai tanggapan pada sikap Kamito.


".....Baiklah. Kita coba saja."


Claire berbicara sebagai pemimpin. Semuanya mengangguk.


Selama seminggu setelah itu, Kamito memulai latihan khususnya.


"Claire, gerakanmu kacau! Ellis, lebih semangat lagi!"


Meniup peluit, Kamito berteriak. Karena suatu alasan, dia memakai tracksuit dan kacamata hitam.
(TL Note: aku gak nemu sebutan yang pas buat "tracksiut" itu, bisa disebut juga itu pakaian olahraga, biasanya dipake atlit sebelum mereka bertanding. Kalo bingung, contoh paling gampang itu, biasanya dipake sama guru olahraga)


"Hei, bukankah dia terasa seperti orang lain?"


"Kenapa dia pakai kacamata hitam malam-malam begini?"


"Gak usah ngerumpi! Jalan idola tidaklah mudah!"


Suara peluit lagi.


"Kamito, aku lapar."


"...Baik. istirahatlah, Est."


"Kau terlalu memanjakan Est!"


"Nyonya, berjuanglah~"


Menghadap para nona muda yang sedang berlatih di lapangan Akademi, Carol melambaikan bendera.

Bagian 9[edit]

"Fufu.... Sepertinya akhirnya kau bangkit, Kamito."


Dibawah sinar rembulan, diatas menara penelitian di wilayah Akademi–


Suatu sosok menatap Kamito dan rekan-rekannya melakukan latihan khusus.


Itu adalah seorang cewek berambut hitam, mengenakan gaun berwarna hitam.


Matanya yang berwarna senja tengah menatap Kamito penuh kasih.


"Aku berencana menyebabkan keributan sebelum Blade Dance... Tapi sepertinya si Penyihir Senja juga punya hobi yang menarik–"


Cewek roh kegelapan itu tertawa kecil dan berbalik.


Disana ada lima cewek berdiri berbaris, mata mereka kosong.


Mereka adalah anggota Dark Evangel.


"Menarilah seperti yang kuajarkan pada kalian. Aku akan membuat kalian idola terbaik."

Bagian 10[edit]

Seminggu kemudian–


Even super besar Elemental Festa yang diadakan oleh Akademi Roh Areshia dibuka.


Panggung untuk para princess maiden untuk perform adalah sebuah arena outdor lingkaran di tengah Kota Akademi. Dengan kapasitas penonton sebanyak 2000, orang bilang arena itu digunakan untuk turnamen blade dance sebelumnya.


Penilai dari performanya adalah dua roh naga agung, yang merupakan alasan diadakannya event ini, serta banyak roh yang tinggal di Kota Akademi. Selain itu, banyak warga kota yang berkumpul untuk menonton tarian spektakuler para princess maiden, meskipun mereka nggak terlibat secara langsung dalam penilaian. Bahkan para penonton terpesona oleh dua roh naga agung yang menari dengan santai di udara.


Kebisingan dari penonton yang bersemangat, melebihi 2000 jumlahnya, bisa terdengar–


Di ruang kendali arena, Tim Scarlet dengan gugup menunggu mulainya event.


"A-Aku nggak percaya aku harus menari didepan begitu banyak orang...."


Sudah berganti mengenakan pakaian menggemaskan, Claire bicara malu-malu.


"K-Kita hanya perlu perform seperti latihan kita."


"Ya, memang...."


Mengangguk, Ellis memasang wajah kaku.


Meskipun dia selalu terlihat kalem dan percaya diri, Fianna juga terlihat gugup.


Hanya Est yang tetap sama seperti biasanya, tanpa ekspresi memakan roti melon sebagai cemilan.


"Itu Refilca Sazer dari Number, dan juga Countless Milton, serta Sir Balboa yang bekerja sebagai seorang administrasi resmi untuk keluarga kekaisaran...."


Menatap kearah kursi VIP, Fianna menyebutkan para bangsawan penting. Akademi mengadakan Festa yang diselenggarakan setiap beberapa tahun sekali pasti telah menarik perhatian para bangsawan di ibukota kekaisaran.


"....~Oh tidak, k-kakekku juga ada disini?"


Ellis menyembunyikan wajahnya karena malu. Kemungkinan besar, pria tua ekspresi serius yang duduk di area VIP adalah Duke Fahrengart. Dengan sebuah ikat kepala di keningnya, dia memegang stik bercahaya di tangannya untuk menyoraki para idola.


"Gak bisa kupercaya dia datang jauh-jauh kesini untuk menyemangati cucunya. Sungguh kakek yang hebat, kan?"


"Oo, tapi, perasaan kakekku menonton...."


"Jangan gugup begitu. Kau sudah berjuang keras sampai sekarang. Kau pasti akan baik-baik saja."


Aku berjanji pada para cewek. Melihat Kamito mengangguk, ekspresi para cewek berubah.


"Kamito-kun..."


"Y-Ya... Kita sudah berlatih keras."


Para anggota Tim Scarlet mengangguk satu sama lain.


Lalu–


"Astaga, apa ini?"


Tawa mengejek terdengar dari pintu ruang kendali.


"....K-Kalian..."


Para anggota Dark Evangel muncul disana.


"Karena kalian nggak akan bisa mengalahkan kami, kenapa nggak nyerah saja sekarang?"


"Itu juga berlaku untuk kalian."


"Jangan segitu bodohnya percaya kalau kami masih sama seperti yang sebelumnya."


Claire dan Rinslet melotot pada mereka.


"Hmph, gak peduli apa yang kalian rencanakan, pada akhirnya, kalian gak akan bisa mengalahkan kami karena kami telah mendapat pelatihan dari master agung kami."


"Master agung?"


Claire mengangkat alisnya terkejut–


"....Fufu, aku menantikan performa yang sebenarnya."


Senyum muncul pada wajah para cewek itu saat mereka meninggalkan ruang kendali.


"....Kayaknya mereka sangat percaya diri."


Ellis mengerang.


"Kita pasti gak akan kalah, karena kita sudah berlatih keras sepanjang waktu."


"Ya, pasti."


Menatap pintu, Claire dan Rinslet mengangguk.


Memperhatikan mereka, Kamito tersenyum masam di dalam benaknya.


(....Kurasa semuanya akan baik-baik saja seperti ini.)


Selama seminggu ini, para cewek sudah mencurahkan tenaga pada latihan keras dibawah instruksi Kamito.


Latihan dasar di Hutan Roh, latihan otot menggunakan metode latihan pembunuhan dari Sekolah Instruksi, latihan menyanyi yang dilakukan secara bersamaan dengan latihan blade dance–


.....cewek-cewek ini sama sekali nggak mengeluh, betul-betul mengesankan.


Saat ini, Tim Scarlet sudah lebih kuat daripada saat mereka melawan Velsaria. Ini adalah kekuatan yang gak akan bisa mereka capai kalau mereka hanya melakukan latihan tarian pedang dan elemental waffe–


(.....Kami sudah melakukan segala yang kami bisa. Mereka harusnya sudah cukup kuat untuk menang.)


Yang bisa Kamito lakukan saat ini adalah mempercayai mereka.


Diluar ruang kendali, suara lonceng keras terdengar.


Claire meluruskan tatapannya dan segera mengulurkan tangannya yang berbalut sarung tangan putih.


"Teman-teman, kita harus menang–"


"Ya."
"Tentu."
"Pasti.
"Yeah–"


Tangan kelima orang itu saling bertumpuk.


Terakhir, Kamito menempatkan tangannya dipaling atas–


Lalu Elemental Festa membuka tirainya.

Bagian 11[edit]

Ohhhhhhhhhhhhhhhhhh!


Segera setelah Festa dimulai, panggungnya dipenuhi sorakan.


Sorakan meriah. Cahaya-cahaya yang spektakuler bersilangan dan menerangi diatas kepala. Ditempatkan pada berbagai bagian dari tempatbl itu, para roh suara memperkuat musik yang dimainkan dari mekanisme roh, para princess maiden yang menari, mengerahkan apa yang mereka punya pada performa mereka, menyebabkan 2000 penonton terbakar semangat.


Para roh berkilauan, memancarkan cahaya divine power. Aliran cahaya dari roh yang tak terhitung jumlahnya menyerupai sebuah sungai yang memantulkan cahaya matahari.


"Oh, roh payudara raksasa legendaris juga datang menonton."


"Huh? B-Benarkah...."


Rinslet menunjuk pada sebuah bola transparan yang melayang.


Sepertinya banyak roh datang dari Astral Zero untuk menonton.


seperti berenang di sebuah sungai cahaya. Dua roh naga agung menggerakkan tubuh besar mereka dengan santai. Setiap kali mereka menggerakkan ekor besar mereka, cahaya divine power akan menyebar di langit.


Bermandikan divine power dari para roh, para idola di panggung yang menyanyi dan menari dengan setiap semangat yang meningkat.


"Semua orang lebih mengagumkan daripada yang kuduga...."


"Memang, mereka luar biasa."


Unit yang dibentuk oleh para ksatria junior Ellis–Wind Fairies–melakukan koreografi yang bagus, membuat Claire dan Rinslet memberi pujian.


Setelah idola tampil, para penonton akan bersorak meriah. Disaat yang sama, mereka juga memutuskan pemenang dan pecundangnya tanpa kenal ampun. Cuma ada satu standar keberhasilannya, yaitu, sampai sejauh mana tarian yang mereka persembahkan memuaskan para roh–


Perangkat-perangkat yang ditempatkan di empat sudut arena akan mengukur cahaya divine power yang dilepaskan dari sekitarnya, lalu ditampilkan pada sebuah papan pengumuman di panggung yang ditenagai oleh roh cahaya.


"Wind Fairies mendapatkan skor 89,2 untuk performa mereka!"


Seorang guru dari Akademi bertindak sebagai pembawa acara dan membacakan skor yang ditampilkan pada papan pengumuman. Ini adalah skor tertinggi sementara dari semua grup yang sudah tampil sejauh ini. Win Fairies melompat gembira.


"....Kerja bagus... Mereka melakukannya dengan baik...."


Melihat pertunjukan meriah juniornya, Ellis meneteskan air mata gembira.


"Hei Ellis, sekarang bukan saatnya emosional. Kita gak akan menang kalau kita nggak melampaui skor itu."


"....Ya, a-aku tau."


Ellis menyeka air matanya dan kembali ke ekspresi seriusnya yang biasanya lagi.


"Akhirnya, kita akan tampil berikutnya–"


"Ya."


Setelah Wind Fairies turun dari panggung, tepuk tangan meriah terdengar lagi.


"Giliran kita!"


Saat Claire berbicara, Tim Scarlet memasuki panggung.

Bagian 12[edit]

Lagu segera diputar.


Empat tahun lalu, pada Elemental Festa yang diadakan di ibukota kekaisaran, sang idola legendaris–Himeragi E. Arsage–menggunakan lagu ini, Gospel's Elementalia.


Ha~ha~ha~ha~, ha~ha~ha~ha~–


Instrumen tabuh mempertahankan ritme tetap dengan waranada dawai dan instrumen tiup yang luar biasa saling berpadu, membuat jantung para penonton berdebar-debar. Dan juga, didukung oleh melodi ini yang sangat menggairahkan sebagai sebuah persembahan untuk para roh, suara nyanyian para princess maiden menggetarkan udara.


Ellis dan Rinslet menari dengan kombinasi langkah yang sempurna, mengikuti ritme dengan hentakan tumit sepatu mereka. Claire tidak mengikat rambutnya dan menari bebas kesana-kemari di panggung. Seperti seorang peri, Est berputar, Fianna berada di tengah panggung, menampilkan tarian spektakuler sambil tetap mengawasi pergerakan setiap anggota dan memberi arahan.


Dipertengahan lagu, saat nadanya semakin cepat, Claire dan Rinslet bertukar posisi, menampilkan sebuah koordinasi duet yang sempurna. Lampu sorot di panggung terus bergerak secara spektakuler. Memandu Est yang berputar-putar dengan tangannya, Ellis bergerak ke tengah panggung–


Dibandingkan dengan sebagian besar kelompok lain uanh pergerakannya ditujukan untuk kesatuan yang sempurna, konsep koreografi Tim Scarlet didasarkan pada mempertahankan kepribadian idola sebisa mungkin, sambil mengkalibrasikan pada keseimbangan yang indah.


Sebuah performa yang menampilkan pesona maksimum dari para nona muda ini, dengan kepribadian kuatnya masing-masing–


Itulah yang Kamito ingin hasilkan dengan kagura ini.


Itu seperti sebuah tarian pedang yang membingungkan–


Sampai ke titik hingga seseorang mungkin salah mengira itu adalah tarian pedang, sebuah pertunjukkan tarian yang dipenuhi dengan pesona dan ketegangan.


Kira-kira tiga menit berlalu–


Claire dan para cewek menari dengan sungguh-sungguh.


Bahkan dibandingkan dengan latihan khusus mereka minggu ini, itu adalah performa terbaik mereka.


Disaat lagunya berhenti–


Ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!


Seluruh tempat ini dipenuhi dengan tepuk tangan yang sangat meriah.


Para roh berkilauan layaknya petir. Kedua roh agung di langit meraung penuh kegembiraan yang menggelegar.


(Bagus, mantap....!)


Lalu papan pengumumannya menampilkan skornya, menyebabkan sorakan yang meredup kembali meledak lagi.


94.6– Skor tertinggi saat ini.


"....K-Kita berhasil!"


"Kita berhasil melakukannya, Claire!"


Claire dan Rinslet yang berdiri berdampingan gak bisa menahan diri dan saling berpelukan.


"Tarian persembahan kita telah menggapai para roh."


"M-Meskipun itu memalukan, itu t-terasa cukup bagus..."


Tersipu, Ellis melambai malu-malu pada penonton. Kamito menatap area VIP, dan melihat Duke Fahrengart berteriak sambil melambaikan stik bersinar miliknya.


Fianna berbicara untuk memperingatkan mereka bertiga di panggung yang mana telah terbawa suasana.


"Masih terlalu dini buat merayakannya. Pemenangnya masih belum diputuskan–"


"...K-Kau benar."


Claire tersentak terkejut dan kembali memasang penampilan serius.


Disamping panggung adalah Dark Evangel, persiapan mereka sudah siap.

Bagian 13[edit]

Dengan hamburan bulu hitam legam, Dark Evangel memasuki panggung.


Suatu atmosfer misterius mengelilingi mereka, menyebabkan suasana di arena itu berubah drastis, langsung tejadi keheningan. Turun dari panggung, Claire dan para cewek memperhatikan mereka, menelan ludah.


Lampu sorot pada panggung saling bersilangan–


"–Hah!"


Vokalis utama berteriak.


Lalu, sorakan yang keras terdengar. Cahaya yang dipancarkan oleh para roh memenuhi bidang pandang.


U-Uohhhhhhhhhhhhhhh!


"....Gak bisa kupercaya para roh bereaksi kayak gini–"


Claire menggigit bibirnya.


Sorakan penonton jauh melampui apa yang diberikan saat penampilan Tim Scarlet.


Kedua roh agung meraung gembira, menghujankan divine power maksimum pada arena–


"...Guh, memang sih, latihan khusus seminggu saja gak cukup buat ngalahin mereka, huh–"


Ellis bergumam muram.


Namun–


(...Perasaan apaan ini?)


Kamito merasakan sesuatu yang janggal pada kagura Dark Evangel.


Meskipun itu merupakan penampilan yang sangat spektakuler, dibandingkan dengan tim Claire, harusnya gak ada kesenjangan selebar ini.


Jika demikian, apa tepatnya yang menyebabkan semangat yang gak biasa dari para roh itu–


"Kamito–"


Dia merasakan tarikan pada lengan bajunya.


Kamito berpaling dan melihat Est. Mata ungunya agak meredup.


"Itu adalah sesuatu yang buruk."


"Ya, aku juga punya perasaan buruk soal ini...."


Lalu....


"Kamito-kun, itu–"


Fianna menunjuk keatas dan berteriak.


Terkejut, Kamito menengadah–


Aku menyadari sesuatu yang aneh pada kedua roh naga agung.


Ada kilauan cahaya merah dimata mereka, tubuh besar mereka dikelilingi oleh kegelapan yang menyerupai kabut.


"...Nggak mungkin–!?"


Tatapan Kamito kembali ke Dark Evangel yang ada diatas panggung. Lalu–


Raungan roh naga agung mengguncang udara.

Bagian 14[edit]

"Fufu... Kayaknya anak-anak itu menarik dengan baik–"


Diatas menara jam yang menjulang di kota, roh kegelapan bersayap hitam tersenyum.


Apa yang dia ajarkan pada Dark Evangek adalah sebuah ritual kagura kuno yang telah hilang, tapi dengan sedikit perubahan.


Itu adalah sebuah tipe dari kagura hitam untuk membuat para roh mengamuk. Setiap kali ritual itu dilakukan, bahkan roh peringkat atas gak bisa bertahan–


"Jadi, Kamito, apa yang akan kamu lakukan?"


Berbisik gembira–


Roh kegelapan itu tertawa.

Bagian 15[edit]

Arena dari Elemental Festa seketika tenggelam dalam kekacauan yang dipenuhi dengan jeritan.


Kedua roh naga agung menyemburkan api dan air. Mengamuk, ratusan roh bersinar terang sambil menabrak bangunan-bangunan sekitar.


2000 penonton yang berkumpul di arena berteriak, berusaha melarikan diri.


"....Apa yang terjadi!?"


Claire berteriak.


"Aku juga nggak tau!"


"...I-Itu adalah kagura Mad Banquet."


Fianna berbicara dengan nada gugup.


"Apaan itu?"


"Itu adalah tipe kagura hitam untuk membuat para roh mengamuk. Aku pernah membaca tentang itu dari sebuah buku tersegel saat aku berada di Divine Ritual Institute."


"Apa? Kenapa sesuatu kayak gitu–"


Claire membelalakkan matanya terkejut dan bertukar tatap dengan Kamito.


Kemungkinan besar, Kamito memikirkan hal yang sama.


Roh kegelapan yang pernah memberi dia sesuatu dan menyebabkan kekacauan dikota Akademi–


(....Mungkinkah itu Restia?)


Lalu, salah satu dari roh naga agung menghantam panggung dengan ekornya yang besar.


Craaaaaaash!


Dinding batu panggung itu langsung roboh, menyebabkan kepulan debu tebal mengepul.


"...Oh tidak, Dark Evangel!"


"Jangan kuatir, mereka baik-baik saja."


Fianna menenangkan Claire yang menjerit.


Kamito memperhatikan dengan cermat. Lalu dia melihat Georgios mengangkat sebuah perisai besar dibawah reruntuhan yang berjatuhan untuk melindungi para anggota Dark Evangel yang telah gak sadarkan diri.


"Putri, kenapa para roh masih mengamuk meski kaguranya sudah berhenti?"


"Sekali Kagura Mad Banquet diaktifkan, inilah yang terjadi–"


Kedua roh agung meraung dan terus menyemburkan api dan es.


....Pada tingkat ini, bukan cuma arena saja yang hancur, tapi sekitarnya juga.


(....Ini betul-betul nggak ngasi aku pilihan.)


Kamito mungkin satu-satunya orang yang ada disini yang mampu melawan dua roh tingkat tinggi secara bersamaan.


....Gak ada waktu buat ragu. Kamito memegang tangan Est yang berdiri disampingnya.


"Est, ayo lakukan!"


"Baik, aku adalah pedangmu, Kamito. Keinginanmu adalah perintah bagiku–"


Tubuh Est berubah menjadi partikel cahaya dan lenyap. Demon Slayer muncul di tangan Kamito.


Ini adalah elemental waffe ultimate yang bahkan mampu menghancurkan roh peringkat tinggi.


Akan tetapi, Claire memegang lengan Kamito saat dia mau menyerbu.


"Jangan, Kamito, gak boleh! Kalau kau melenyapkan kedua roh agung itu, Akademi gak akan bisa berfungsi!"


"Memang, kamu harus menganggap itu upaya terakhir–"


Menatap pedang suci berwarna putih perak, Fianna mengangguk dan menyetujuinya.


"Ya, tapi pada tingkat ini, kotanya akan...."


"Kami akan bertindak. Kamito-kun, kamu pergilah lindungi orang-orang."


Fianna menegaskan dengan jelas.


"...Apa maksudmu dengan bertindak?"


"Kami akan menggunakan kagura kami untuk menenangkan para roh."


"....Apa itu bisa dilakukan?"


"Ya. Berkat adanya banyak idola disini, kalau kami semua bisa bekerja sama, akan memungkinkan untuk merusak Kagura Mad Banquet–"


"Aku paham...."


Menenangkan roh mengamuk adalah sebuah misi yang sangat sulit, jika semua princess maiden yang ada di TKP melakukan sebuah kagura penenang sebagai persembahan, mungkin itu akan berhasil–


"....Kurasa kita nggak punya pilihan. Ayo kita lakukan, kawan-kawan."


"....Dimengerti."
"Kau bisa mengandalkankanku."


Menanggapi panggilan Claire, Ellis dan Rinslet mengangguk tegas.


Ha~ha~ha~ha~, ha~ha~ha~ha~–


Lagu gospel's Elementalia diputar dengan volume maksimum–


Dengan dimainkannya lagu itu, Claire dan para cewek mengeluarkan elemental waffe mereka, membagi upaya mereka untuk menangani para roh yang mengamuk seraya memanggil para peserta Festa yang lain untuk bekerja sama.


"Kapten, tolong beri perintah!"


Para anggota Wind Fairies yang bersembunyi di puing-puing, berlari mendekati Ellis.


"Ikuti arahan dari putri. Persembahkan kagura penenang bersama-sama."


"Dimengerti."


"Kami akan membantu juga."


"Shareilia-san, makasih banyak!"


Dengan Tim Cernunnos yang mengenakan kostum hewan yang memandu, tim-tim lain satu per satu juga mendekat untuk berkumpul.


"Semuanya, berkumpul didepan panggung!"


Membuat sebuah penghalang isolasi untuk bertahan dari serangan para roh, Fianna memberi arahan pada para princess maiden.


Menganggap dirinya sendiri gak seperti seorang putri seperti biasanya, dia saat ini memancarkan kekhidmatan agung.


Menggunakan Flametongue, Claire menarik perhatian kedua roh. Rinslet menjatuhkan para roh yang berusaha menyerang Fianna. Diwaktu ini, Ellis dan para anggota Sylphid Knight dengan cepat menyelamatkan penonton yang gagal melarikan diri tepat waktu–


(...Cewek-cewek itu telah berkembang pesat.)


Kamito juga bertindak untuk melindungi penonton. Dia bergumam dalam benaknya.


Meskipun awalnya selalu bertengkar sepanjang waktu, suka cekcok–


Sekarang mereka telah saling memahami kekuatan dan kelemahan satu sama lain, bisa berkoordinasi dan bekerjasama.


Para princess maiden yang berkumpul mulai mempersembahkan kagura pada kedua roh agung yang mengamuk.


Suara nyanyian yang seperti doa dari para nona muda berubah menjadi paduan suara yang kuat, mengirim para roh bandel ke Astral Zero satu per satu–


Akan tetapi–


Ohhhhhhhhhhhhhhhhh!


Kedua roh agung meraung disaat yang bersamaan, menyembur ke arah panggung.


"...Kyahhhh!"


Serangan semburan ganas itu dengan mudah menghancurkan penghalangnya, membuat seluruh panggung terhempas.


(.....Gagal...!?)


Kamito menuangkan divine power pada Demon Slayer.


Bilah putih peraknya bersinar dengan cahaya menyilaukan.


Dia gak bisa membiarkan ini lebih jauh lagi. Untuk mencegah kota berada dalam bahaya, gak ada solusi lain selain melenyapkan kedua roh agung itu.


Tepat saat Kamito mau menyerbu ke panggung....


"Kamito–"


"...?"


Tiba-tiba, bayangan di kakinya bergoyang dan suatu sosok muncul.


Mau tak mau Kamito berhenti.


"Freya-sensei!?"


Keluar dari bayangan itu adalah guru wali kelasnya, Freya.


"Kenapa anda ada disini....? Tunggu, sekaranglah waktunya, tolong bantuannya!"


"Yah, tenanglah–"


Freya menggeleng.


"Kepsek memintaku datang kesini. Untuk memberikan ini padamu."


Dia menyerahkan sebuah tas besar yang dia pegang.


"...Apa ini?"


"Tidak tau. Kepsek bilang kau akan paham."


"...?"


Dengan tanda tanya diatas kepalanya, Kamito membuka tasnya untuk melihat isinya.


Tas itu berisikan–


Sebuah kostum rapi dan bersih berwarna putih polos dan wig pirang berkilauan cerah.


"...!"


Kamito segera memahami niat Greyworth mengirim ini pada dia.


...Dia mencengkeram kepalanya setelah dia memahaminya.


(.....Arrrgghhhh, aku paham sekarang, sialan!)

Bagian 16[edit]

"....Berkumpul lagi, menari kagura lagi!"


Menghempaskan lapisan-lapisan puing-puing, Claire berteriak.


"Rinslet, kuserahkan perlindungan Fianna padamu–"


"Dimengerti!"


"Tunggu, langsung memulainya adalah hal yang gak mungkin. Aku perlu bersiap untuk kagura lagi."


Fianna menggeleng sedih.


"....Seberapa lama?"


"Aku harus membangun sebuah panggung sederhana menggunakan sebuah lingkaran sihir, itu butuh waktu lima menit.... Tidak, tiga menit."


Claire menggertakkan giginya.


"Aku akan mengulur waktu selama mungkin. Cepatlah–"


Lalu....


Dibelakang Claire dan para cewek, sebuah suara seperti lonceng terdengar.


"...Huh?"


Semua orang yang ada berpaling.


Lalu–


Sejak kapan dia ada disana?


Diatas tumpukan puing-puing berdiri seorang cewek mengenakan gaun putih polos.


Rambut pirang yang indah. Mata hitam legam yang tampak berisikan kegelapan malam didalamnya. Sudut bibirnya tersembunyi dibalik topeng putih perak yang berbentuk menyerupai bulan sabit.


Suara yang seperti lonceng barusan sepertinya berasal dari anting-anting cewek itu.


"Umm, kau siapa....?"


Apa dia salah satu idola yang dijadwalkan tampil dalam Elemental Festa?


Claire bertanya ragu.


"...Himeragi E. Arsage!"


Fianna berbisik disertai keterkejutan diwajahnya.


"...Huh?"


"Nggak salah lagi. Pakaian itu, penampilan itu.... Itu adalah sang idola legendaris empat tahun lalu."


"Apa kau bilang!?"


Pengamatan Fianna menyebabkan keributan.


Namun, kalau diperhatikan dengan jeli, memang–


Meski fisiknya berbeda, suasana ceria yang menyelimuti dia identik dengan sang idola legendaris yang mereka lihat dalam video.


"K-Kenapa...? Padahal seharusnya kau sudah pensiun?"


...Apa dia datang untuk menonton Elemental Festa?


Mengabaikan keterkejutan Claire dan yang lainnya, princess maiden bertopeng itu berdiri diatas panggung yang runtuh–


Whoosh– Lalu dia mulai menari kagura dengan langkah gesit.


Tubuhnya terselimuti divine power yang indah dan menarik mata.


".....!"


Tarian yang megah dan mengalir membuat semua orang yang ada menahan nafas mereka.


Akhirnya memahami niatnya, Fianna berteriak.


"Semuanya, menarilah kagura sesuai dengan ritmenya!"


"....Huh?"


Claire bertanya menanggapinya. Cewek bertopeng itu mengangguk.


"D-Dimengerti!"
"Dipahami!"
"Semuanya, ikuti dia–"


Claire dan yang lainnya berdiri dan mulai mempersembahkan kagura bersama sang idola legendaris.


...Guh.. uuuuuuu... oooooouuuuu...!


Layaknya tarian dari pedang-pedang yang indah, tarian mereka menyebabkan kedua roh naga agung yang mengamuk mengerang. Himeragi E. Arsage dan para princess maiden menari sebuah kagura mengalir, melenyapkan dan memurnikan kegelapan yang menjerat mereka–


...Guh... Gwoooo, uuuuu...!


"Sedikit lagi...."
"Bertahanlah... sebentar lagi...."


Himeragi E. Arsage melakukan langkah terakhir.


Lalu disaat lagunya berakhir–


Kedua roh agung meraung dan kembali ke Astral Zero.

Bagian 17[edit]

....Keesokan harinya, setelah Elemental Festa berakhir dengan kekacauan besar.


"....Apa-apaan sih itu?"


Di sebuah kafe di Kota Akademi, Claire menggerutu sambil mendesah.


Meskipun Elemental Festa berakhir kacau balau, dua roh agung berhasil ditenangkan berkat kemunculan yang tiba-tiba dari sang idola legendaris. Setelah mengamuk dan menghancurkan kota, roh naga api dan roh naga air sepertinya telah menyesali perilaku buruk mereka dan memberi berkah pada setiap princess maiden yang ikut serta dalam Festa.


Para cewek dari Dark Evangel yang telah menggunakan ritual terlarang berakhir dalam keadaan menggigau, gak bisa mengingat apapun yang terjadi. Menurut kesaksian mereka, seminggu lalu, ada seorang dewi bersayap hitam. Meskipun para Imperial Knight saat ini sedang menyelidiki hubungan tersangka dengan insiden saat ini, peluang menemukan tersangkanya sangat tipis.


Tatapan Kamito mengarah pada tangan kirinya yang memakai sarung tangan kulit, dalam hatinya terasa pahit.


"Bisa dikatakan itu sangat mengejutkan. Aku gak bisa percaya sang idola legendaris kebetulan berkunjung dari ibukota kekaisaran untuk menonton event ini."


Kata-kata Claire membuat jantung kamito berdebar-debar.


"Ya, dia sungguh cantik!"


"Mm-hmm, seorang princess maiden seperti dialah yang pantas disebut idola sejati."


Ellis mengangguk.


"Kamito, kau melihat dia juga, kan?"


"Uh, ya... K-Kurasa... sangat cantik, haha...."


"Apaan itu bilang 'kurasa'? Meskipun dia menutupi wajahnya, Nona Himeragi sungguh cantik."


"......."


Kamito memalingkan wajahnya kearah lain.


"Tapi kenapa dia langsung menghilang?"


"Ya, aku ingin berterimakasih pada dia karena sudah melindungi kota."


"Mungkin dia nggak suka dikerumuni orang-orang yang ingin tau."


"Hmm, kepribadian yang sungguh karismatik, Nona Himeragi."


Cuma Fianna yang memperhatikan Kamito dengan nakal. Sudah pasti, dia sudah menyadari sesuatu.


"Meskipun sebelumnya aku sudah nge-fan sama dia, sekarang aku jadi fans beratnya dia~"


Kamito mengutuk ribuan kali dalam benaknya... Putri itu jelas-jelas sudah mendapatkan bahan pemerasan lebih banyak lagi.


(....Greyworth, sejak awal kau sudah tau ini akan terjadi, kan?)


Kamito berteriak marah dalam benaknya.


Sebuah sensasi datang ke ibukota kekaisaran empat tahun lalu, sang idola legendaris–Himeragi E. Arsage.


Sudah jelas, identitas sejatinya adalah Kamito, dipaksa crossdress oleh Greyworth.


Bagi Greyworth, ini gak lebih dari latihan untuk debut Kamito sebagai Ren Ashbell... Tapi bagi Kamito, yang memasuki Festa dan berakhir melakukannya lebih baik dari yang diharapkan, dia telah meninggalkan kesan yang mendalam pada ingatan publik.


(....Padahal aku sudah bertekad nggak akan pernah menjadi idola sialan lagi.)


Baru setelahnya Kamito mengetahuinya, saat dia mendatangi Greyworth, Greyworth memberikan kostum Himeragi pada dia untuk jaga-jaga kalau gak ada yang berhasil memuaskan kedua roh agung. Memakai topeng untuk menutupi wajahnya adalah satu-satunya kelegaannya...


"Oh, umm..."


Bermain-main dengan rambutnya, Claire berbicara.


"....Terlepas dari apa yang terjadi, itu menyenangkan."


"Yah, kurasa begitu."


"mm-hmm.... Itu terasa bagus."


"Kita semua begitu manis mengenakan kostum idola."


Para nona muda itu saling bertatapan dan tersenyum.


....Oh yah, dibandingkan sebelumnya, kerjasama tim mereka memang sudah jauh lebih baik.


(....Yah, kurasa Greyworth merencanakan ini juga, huh?)


Memang, ini jauh lebih baik daripada latihan Blade Dance.


Kamito mengangkat bahu lalu mengepalkan tangan kirinya yang mana terdapat kontraknya dengan seorang roh kegelapan.


....Blade Dance akan dimulai seminggu lagi.

Kata Penutup[edit]

Halo, Shimizu Yuu disini. Kali ini, koleksi cerita pendek "Elemental Festa" telah sampai ditangan kalian.


Koleksi ini termasuk enam cerita spesial termasuk dengan Anime blu-ray'nya, plus kisah pendek baru berkisar 70 halaman yang saya tulis. Masing-masing cerita spesial memiliki bagian darinya di adaptasi menjadi sebuah mini-OVA dan termasuk dalam pendamping blu-ray, jadi harap tontonlah jika kalian tertarik. Ada Claire yang tsundere.


Oke, inilah deskripsi singkat dari masing-masing bab.


Bab 1 - Festival Besar Roh di Ibukota Kekaisaran–sebuah cerita tentang hari-harinya Kamito di Sekolah Instruksional. Saat itu, Kamito begitu tsun pada Restia. Sebelum insiden Elemental Lord Api, kepribadian Rubia begitu lembut. Akankah saat-saat rukun Elstein bersaudara trulang lagi....?


Bab 2 - Perawatan Est–Sebuah cerita tentang Est yang kesana-kemari. Mungkin cerita dari sudut pandang Est sangatlah jarang. Kemampuan acting Furukawa-san sangat luar biasa dalam mini-OVA saat Est menusukkan daun bawang.


Bab 3 - Pekerjaan Paruh Waktu Rahasia Sang Putri–Dalam garis waktu itu, ini terjadi tepat sebelum arc Blade Dance. Saya benar-benar senang menulis cerita ini karena saya tidak punya peluang untuk menggambarkan kehidupan keseharian para heroin. Mini-OVA'nya juga mempersembahkan suatu penampilan berharga soal Kamito yang berdandan sebagai seorang maid!


Bab 4 - Perburuan Roh Payudara Raksasa Legendaris–Sebuah episode dimana roh payudara legendaris benar-benar ada. Silahkan nikmati kisah masa lalu Claire dan Rinslet. Hmph!


Bab 5 - Pertempuran Hotpot Misteri Yang Mengerikan!–Bisa dibilang, sebuah perang yang bahkan lebih tragis daripada Blade Dance. Karena sejarah panjang Akademi, nampaknya ada banyak ritual yang mencurigakan.


Bab 6 - Liburan Para Elementalis–Karena ini adalah bab spesial terakhir, saya mengubah keseluruhan suasananya untuk menjadikannya sebuah bab segar. Karena cerita utamanya tidak membahas kegiatan siswa, saya pikir akan bagus untuk menciptakan suatu perasaan kisah sekolahan.


Bab 7 - Elemental Festa—Sebuah cerita pendek yang saya tulis. Saya ingat bagaimana pengisi suara unit "kaos kaki selutut" melakukan siaran langsung terakhir mereka dan itu membuat saya menangis berkali-kali. Kokuin Sanka benar-benar lagu yang paling menakjubkan, kalian harus mendengarkannya.


–Sebagai hasilnya, ini adalah sebuah koleksi cerita pendek yang dipenuhi dengan episode keseharian saat cerita utamanya semakin serius.


Selanjutnya adalah ucapan terimakasih. Nimura Yuuji-sensei, Chiptune-sensei, terimakasih banyak karena menggambar ilustrasi dan sampul yang imut.


Yang terakhir, untuk para pembaca, saya minta maaf membuat kalian menunggu begitu lama. Karena sistem produksinya diatur ulang, saya berharap Volume 17 segera bisa dikirim ke tangan kalian. Itu akam menjadi kehormatan yang besar bagi saya jika kalian bisa tetap bersama saya sampai akhir!


Shimizu Yuu, Juni 2017

Kata Penutup Ilustrator[edit]

STnBD EF 271.jpg

Bagaimana bisa desain yang ditolak ini bergaya Jepang?


Nimura

Halaman Utama