Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid17 Epilog

From Baka-Tsuki
Revision as of 18:57, 27 July 2018 by Narako (talk | contribs) (→‎Epilog)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Epilog[edit]

Bagian 1[edit]

Sebuah ledakan yang sangat besar mengguncang Makam Raja Iblis.


Seseorang bisa membayangkan kekuatan penghancurnya dari suara yang bahkan bisa terdengar dari tempat pemakaman ini yang dilindungi oleh penghalang yang paling aman.


Didalam sebuah kristal berwarna-warni, roh Iris mendesah putus asa.


".....! Aku tak pernah menyangka mereka akan menghancurkan seluruh Makam—"


Crack—Sebuah retakan besar muncul di permukaan kristal roh itu.


Dengan runtuhnya piramida itu—perangkat sihir untuk mempertahankan penghalangnya—ini juga menyiratkan kehancuran yang akan segera terjadi pada pengelolanya, Iris sendiri.


Dengan kata lain, segel dari Peti Mati Raja Iblis, yang dia jaga selama bertahun-tahun, akan segera diangkat.


Apa yang Raja Iblis Solomon segel menggunakan kekuatan terakhirnya, yang mana tidak boleh dibebaskan—


Memang, apa yang dia jaga bukanlah sisa-sisa dari Raja Iblis.


Jasad tubuhnya sudah kembali ke ketiadaan. Saat ini, hanya sisa-sisa dari jiwanya yang ada di kota ini.


Peti Mati Raja Iblis. Yang bersemayam didalam objek yang memakai namanya adalah—


Creak, crack—Retakan dalam jumlah yang tak terhitung memenuhi permukaan kristal.


Lalu, cahaya terang berwarna-warni memancar keluar ke segala arah dari retakan-retakan itu—


Dengan demikian kristal itu hancur berkeping-keping.

Bagian 2[edit]

"Master."


"Ada apa, Est?"


Pada hari itu, menghadap roh pedang yang secara aktif memulai percakapan dengan dirinya yang mana itu sangat jarang, gadis muda itu memiringkan kepalanya kebingungan.


"Master, apa kau tidak punya orangtua? Seperti manusia-manusia lain—"


"...Ya."


Gadis itu menunjukkan kesedihan di wajahnya dan mengangguk.


"Aku diangkat sebagai anak oleh kepala desa ini dan dibesarkan. Aku tidak tau seperti apa orangtuaku."


Ini tidaklah jarang. Disisi lain, diambil oleh seseorang yang baik hati dan dibesarkan dengan kasih sayang, itu dianggap seperti keajaiban—


Kenapa orangtuanya meninggalkan dia? Gadis itu tidak tau. Dia pernah bertanya pada kepala desa dan para penduduk desa, tapi tak seorangpun yang mau memberitahu dia.


Tak ada gunanya mengetahuinya. kata kepala desa.


Itu adalah permana kalinya kepala desa yang lembut berbicara dengan suara kasar pada gadis itu.


Setelah itu, dia dilarang membicarakan tentang orangtuanya lagi di desa.


"Akan tetapi, aku tidak merasa kesepian—"


Berkata begitu, gadis itu tersenyum pada roh pedang rekannya.


Kepala desa dan para penduduk desa memperlakukan dia dengan baik.


Terlebih lagi—


"Sekarang, aku punya kamu, Est—"


Gadis itu meletakkan tangannya diatas kepala roh pedang itu, dengan lembut membelai rambut putih-perak yang berkilauan itu.


Tanpa ekspresi sampai sekarang, rou pedang itu menunjukkan getatan dalam matanya.


"—Aku juga, Master."


"...Hmm?"


Tanya gadis itu.


"Aku juga. Aku tidak tau darimana aku berasal atau dimana aku lahir."


"Jadi begitu—"


Dia telah mendengar kisah-kisah tentang para roh datang dari suatu tempat diluar dunia ini. Legenda-legenda mengatakan doa dan harapan manusia dikristalkan menjadi elemen, dilahirkan di dunia lain—


....Apakah Est berbeda dari para roh lain?


"Kalau begitu, kamu sama dengan aku, Est."


"—Ya, Master."


—Ini adalah sebuah mimpi tentang Sacred Maiden dan Pedang Suci di masa lalu.


Halaman Utama