Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
The printable version is no longer supported and may have rendering errors. Please update your browser bookmarks and please use the default browser print function instead.

Berikut adalah ilustrasi yang terdapat dalam jilid 3:


Prolog

3 Tahun lalu, di turnamen Tarian Pedang.

"Cucu ku, lihatlah dari dekat Tarian Pedang velsaria, cepat atau lambat, kau juga akan memanggul nama dan kehormatan kerajaan untuk bertanding dalam turnamen Tarian Pedang"

"Iya, Kakek"

Mendengar perkataan Kakeknya -Bangsawan Fahrengart-, gadis kecil tersebut hanya mengangguk dan menjawab dengan nada sopan.

Ia memiliki pupil mata cokelat kekuningan di padu dengan kilauan cantik dari alis mata berbentuk elegant.

Rambut birunya yang memikat di kuncir kuda.

Ia gadis cantik yang siapapun akan berbalik hanya untuk melihatnya, tapi tidak ada sama sekali Kecentilan dan keimutan dari ekpresi wajahnya.

Ia membawa hawa kehadiran seperti mata pedang yang akan memotong siapa saja dengan sekali sentuh.

Ellis Fahrengart.

Bakatnya sebagai Kontraktor Roh telah di tunjukan sejak kecil, dan sudah di pastikan, mulai musim semi tahun depan ia akan memasuki Akademi Roh Areishia, satu satunya tempat bagi Kontraktor Roh untuk menjalani latihan di Kerajaan Ordenshia.

Ia adalah cadet Elite prajurit kerajaan dengan masa depan menjanjikan.

Ellis bersandar kedepan dan melihat arena pertandingan di bawah.

Dadanya yang empuk menyentuh batang besi, kekhawatirannya sekarang ini jika dengan gadis yang seumuran dengannya, dadanya tumbuh jauh lebih cepat.

"Serius.......punya dada besar malah sulit mengayunkan pedang, ini menganggu sekali"

Berdasarkan masalah ini, gadis di sekitarnya malah merasa iri. Untuk Ellis yang sama sekali tidak ada rasa ketertarikan dengan permasalahan cinta, punya dada besar hanya menganggu.

".....sesuatu seperti cinta itu sangat bodoh, aku akan menjadi Prajurit seperti saudari tiri ku, Prajurit yang hebat"

Semakin keras Ellis mengepalkan tinju, dan di saat itu.

Sorakan keras keluar dari seluruh penjuru arena.

Dari gerbang barat, Kontraktor Roh perwakilan Kerajaan Ordenshia telah memasuki Arena.

Rambutnya yang bergelombang bagai di sinari kelipan bintang di langit.

Pahatan menawan terpahat menghiasi seluruh Baju Zirah Silver.

Jubah merah memberi kesan seorang penguasa, ia seperti Jendral yang baru kembali dengan kemenangan.

Versaria Eva Fahrengart.

Ia berasal dari bangsawan rendah yang tidak di akui karena perang Ranbaru. Tetapi karena bakatnya yang menjanjikan sebagai Kontraktor Roh, ia di adopsi keluarga Fahrengart, dan menjadi kakak tiri Ellis, dua tahun lebih tua.

Meskipun ia tahun pertama dari Akademi Roh Areishia, ia terpilih dari seluruh elite di negara sebagai perwakilan festival Tarian Pedang. Fakta bahwa ia sebagai anak baru terpilih menjadi perwakilan merupakan hal pertama terjadi dalam sepanjang sejarah Akademi Areshia.

Dengan saudari tiri seperti itu, Ellis melihatnya sebagai prajurit ideal yang ia hormati dari dasar hatinya.

Ia berjalan ketengah arena, dari gerbang timur, lawannya sesama Kontraktor Roh telah muncul.

Memiliki rambut hitam panjang sampai pinggul, pakaiannya terlihat begitu eksotis dengan kerah lebar di antara pingganya.

Meskipun masih muda, ia terlihat cantik bahkan untuk Ellis yang melihatnya sebagai sesama jenis kelamin, mengakuinya.

Sebaliknya, di tangan mungil gadis tersebut ia mengenggam pedang hitam mengerikan.

"Kakek, siapa gadis itu?"

"Ren Ashbell, Kontraktor Roh Independen"

"Independen......, ia tidak terikat dengan suatu negara ataupun organisasi, itukan yang di maksud?"

"Yeah, tampaknya ada pengaruh orang atas. Ia juga seumuran dengan mu 13 tahun"

"...."

Ellis mengigit bibir, meskipun umurnya sama, fakta ia adalah seorang gadis yang berpartisipasi dalam Tarian Pedang cukuplah aneh.

Dan kemudian, lonceng tanda pertandingan telah di mulai berbunyi.

Kagura yang di berikan 5 Raja Roh telah membuka kunci Gembok Tarian Pedang.

Segera Versaria mengaktifkan Baju Zirah untuk memasuki mode bertarung.

Zirah memercikan partikel cahaya, dari pundaknya dua meriam besar muncul.

Bagai benteng tak tertembus yang memerintah dunia.

Senjata Elemental Velsaria Iva -Silent Fortress.

.....Roh Elemental yang hebat, tidak, yang hebat adalah Anee-ue[1], karena ia yang menggunakannya.

Roh Kontrak milik Velsaria, adalah Roh Kontrak Kuno, telah tersegel di ruang bawah tanah kastil tua.

Selain ganas, di segel karena mustahil bagi seorang Kontaktor Roh membuat kontrak dengannya.

Tapi Velsaria, ia bisa mengendalikannya dengan sempurna.

Sekarang Ellis belum bisa menggunakan senjata elemental.

Hanya memikirkan perbedaan antara ia dan kakaknya, Ellis di gerakan oleh rasa malu.

A,aku pasti bisa menyamai Anee-ue'.

Velsaria mengayunkan lengannya keatas dan kedua meriam menembak di saat bersamaan.

Ia tidak terlihat seperti seorang Penari Pedang. Menghadapi lawan hanya dengan mengandalkan kekuatan daya tembak- gaya bertarung yang sederhana.

Dentuman suara menusuk telinga, di arena tak terhitung jumlahnya pilar-pilar berjatuhan.

Telah berakhir, bukan hanya Ellis, ribuan penonton lainnya juga setuju ini telah berakhir.

Tapi.

[Ehh?].

Ellis perlahan membuka matanya.

Kabut debu perlahan menipis tapi-

Tubuh gadis berambut hitam tersebut tidak ada di sana.

Tidak mungkin!?.

Untuk sesaat, suara dentuman metal menggema.

Sebelum semua orang menyadari, gadis tersebut telah bergerak kearah velsaria.

Pedang sihir hitam menusuk menembus Zirah padat -Silent Fortress.

Segera kabut hitam seperti darah keluar bercipratan.

Setelah Zirahnya hancur, perlahan Velsaria jatuh ketanah.

Keheningan menyelimuti penonton.

Kemudian-

Akhirnya penonton mendapati kembali situasi, meneriaki sorakan.

Kejadian tak terduga, dari keluarga dengan latar belakang Militer Bangsawan Fahrengart, telah di kalahkan kontraktor Roh tak bernama.

[...]

Ellis kebingungan, gadis berambut hitam yang mengalahkan Velsaria begitu mengagumkan.

Kontraktor Roh yang telah mengalahkan saudarinya, lawan yang harusnya ia benci.

Tapi saat itu, perasaan yang menyentuh Ellis malah sebaliknya.

13 tahun, meskipun umur mereka sama, gadis tersebut telah menunjukan kemampuan yang mengagumkan.

Suatu hari aku juga akan seperti dia....

Sebuah bentuk pengagguman baru telah tertoreh di hati Ellis.

Bersama dengan nama seorang Penari Pedang Terkuat- Ren Ashbell


Bab 1 - Ojou-sama yang bangun pagi

Bagian 1

*Chirp chirp...*

Terdengar suara burung bernyanyi. Cahaya matahari masuk dari jendela menyinari.

"...U...n"

Menjelang Jam 6 di pagi hari. Kamito menggosok matanya yang terkatup untuk membukanya.

Setelah menyisir rambutnya dengan tangan, ia melihat kebawah selimut seperti biasa.

"Syukurlah, hari ini aman"

Kamito menarik nafas lega.

Akhir-Akhir ini Roh Pedang yang tidak mengenakan busana selalu masuk sembarangan ke dalam kasur hanya untuk tidur bersamanya,ia tidak bisa lengah.

Merasa lega, ia melipat selimut dan turun dari kasur.

".....Aku harus buat sarapan"

Sarapan untuk Claire dan teman-temannya selalu di buat oleh Kamito setiap pagi.

Dari awal dia tidak berhak complain, dia menumpang di sini jadi sudah kewajiban.

"Roti bakar, salad, daging asap dan telur. Kurasa telurnya ku rebus saja hari ini"

Sejak pagi ini akan di adakan pertempuran antar team, mereka tidak boleh kalah. Jadi ia ingin dua teman satu team dan partner roh pedangnya makan makanan bernutrisi agar kekuatan mereka segera pulih.

Sudah seminggu sejak insiden di kota tambang.

Satu orang lagi di tambahkan ke dalam team Scarlet.

Ia adalah mantan putri kedua dari Kerajaan Ordensia, dan juga berasal dari <<Institute Ritual Suci>>.

Fianna Ray Ordensia.

Di juluki putri yang hilang, ia mencoba menjebak Kamito dan berpartisipasi dalam Tarian Pedang untuk mengembalikan kekuatan kontrak Roh nya.

Segera, ia pun berhasil mendapat kekuatannya sebagai kontraktor Roh kembali dengan usahanya sendiri, akan tetapi, ia tetap berada di Academy untuk beberapa alasan meskipun tujuannya telah tercapai, dan ia pun berakhir bergabung dalam team Scarlet.

Claire terlihat tidak senang tapi tinggal beberapa minggu lagi menjelang Tarian Pedang. dengan terpaksa akhirnya ia menerimanya dalam team.

Ini berbeda dari pertandingan individual yang di selengarakan 3 tahun lalu. Tahun ini Tarian Pedang adalah pertandingan antar team. Kecuali mereka mengumpulkan 5 orang untuk menjadi anggota team, mereka tidak memiliki Kualifikasi untuk partisipasi. Di samping itu kekuatan Fiana yang telah kembali adalah sesuatu yang Claire sendiri tidak bisa pandang sebelah mata.

Berasal dari <<Institue Ritual Suci>>, memang tidak menerima latihan bertempur, tapi ia bisa menutupinya dengan Ritual Tarian Kagura.

Kontrator Roh nya <<Georgios>> adalah Roh Prajurit yang specialisasinya <<Bertahan>>, Sesuatu yang Kamito dan Claire paling kurang. Semenjak ia bergabung kemampuan dalam team berangsur stabil.

Dan juga, evaluasi mereka di kota tambang mendapat NIlai S. Dan di tambah beberapa kemenangan dalam pertarungan antar team.

Rangking Team Scarlet meningkat pesat.

Jika mereka terus seperti ini, bukan hanya mimpi untuk menggeser Team 'Ellis' yang sekarang berada di urutan ke tiga.

"sisanya tinggal mereka berdua, apa bisa mereka tetap akur"

Kamito mendesah dengan kecewa, begitu ia mendekati dapur-

"Hn?"

Terdengar dentingan alat masak.

Dan juga, ada bau manis mulai memenuhi ruangan. Agak sedikit bau gosong juga.

Bau ini..., mungkinkah cokelat?

Kamito keheranan dan mulai mendekati ruangan secara perlahan.

Melalui celah kecil di pintu ia mengintip ke dalam dapur-

"hey, apa yang kau masukan ke dalam?"

"Fufufu, cuma potongan salamander[2] bakar"

Ia mendengar suara Claire dan Fianna.

"A-apa yang kau pikirkan!, jangan taruh bahan menjijikan seperti itu!"

"Ah, sebenarnya ini di gunakan di <<Ritual Institute Suci>>, efeknya sama dengan Aphrodisiac"

"A-Aphrodisiac"

"Yup, Jika Kamito-kun memakan ini, sifatnya sebagai Raja Setan Malam Hari akan bangkit, ia mungkin akan menyerang pada saat tengah malam"

"Me-menyerang...a-apa yang akan dia lakukan?"

"itu....sesuatu yang sangat dewasa, tapi lebihnya bisa di katakan ia akan menjadi seperti kena pelet[3]"

"pe-pelet...k-kau bohong, sekalipun dia, tidak akan sampai-"

"Di tambah lagi kita berdua ada di sini"

"Kita berdua?"

"yup, tidak akan mengejutkan, jika ia paling tidak-"

"Me-menjijikan sekali, tidak bisa di maafkan, mesum!!, akan kujadikan abu!"

Ketika suara Claire bergetar, Terdengar suara *pashin* *pashin* seperti sesatu di pecut dengan cambuk.

"Mereka berdua....."

Temporal kepala Kamito mengerut.

......entah kenapa, ia merasa mereka mencoba mempermalukannya dengan semangat menggebu-gebu.

".....dan sejak kapan aku menjadi Raja Setan Malam Hari"

Ketika Kamito bertahan dari perlakuan lucu ini, dua Ojou-sama terus melanjutkan percakapan mereka.

"Fufu.., bukanya ini bagus membuat Kamito sesekali memasuki Mode Raja Setan?"

"i-itu...,err, intinya tetap tidak!, menaruh benda berbahaya seperti itu, bagaimana jika perutnya bermasalah sebelum pertandingan di mulai?"

"sebenarnya Claire, kau tidak jauh beda, apa kau berencana membuatnya menelan abu gosok hitam itu?"

"Be-berisik!"

"....Abu gosok..?"

Kamito mengintip kedalam dapur, dan ongokan sesuatu tumpukan sesuatu yang hitam telah tersaji di atas piring.

Arang untuk memasak?, sepertinya bukan.

"Serius, Julukan Kucing Neraka memang bukan cuma nama. Kau memang mengubah segalanya menjadi abu"

"...aku tidak sudi mendengarnya dari putri berpayudara palsu"

"Oh, bahkan tanpa bantalan, punya ku masih jauh lebih besar dari mu claire"

"I-Ingin sekali ku bakar semua lemak berlebih mu"

Terjadi letupan di antara mereka....energic sekali di pagi hari.

Jika di biarkan situasi akan bertambah runyam, jadi-

"Hey, kalian berdua sedang apa?"

Kamito pun masuk kedalam dapur.

"Fua, Kamito!?" "Kamito-kun!?"

Mereka berdua berbalik dengan sikap terkejut dan menyembunyikan sesuatu di belakang mereka dengan malu-malu.

"K-kau sudah bangun?"

"Yeah, karena kita ada pertandingan hari ini. Aku berencana membuat sarapan seperti biasa-"

Kamito menghentikan bicaranya secara tidak sengaja.

Matanya tertuju pada penampilan Claire di hadapannya.

"K-kau, penampilan itu"

"A-apa....!Kalau tidak cocok dengan ku katakan saja"

Pipi, Claire menjadi merah, iapun berbalik untuk menyembunyikannya.

Kuncir rambut merahnya sedikit mengambang.

Pupil mata semerah Ruby,bibirnya bagai kelopak bunga sakura dengan kulitnya yang putih dan lembut.

Payudaranya, ukurannya sedikit mengembang tapi proposinya lebih dari cukup bisa di katakan pas.

Jika hanya penampilan luar, ia adalah gadis paling cantik di seluruh Akademi Areshia.

Di tambah lagi sekarang Claire tidak mengenakan seragam sekolah biasa, yang mana sering Kamito lihat.

Ia terlihat sangat cantik mengenakan apron berenda[4].

Melihat ini....... Kamito merasa terpesona sesaat.

Sangat cocok dengan tubuhnya yang ramping.

Kamito mengangkat kedua tangannya seperti menyerah.

"tidak, sangat cocok dengan mu malah...kamu terlihat imut"

"a-apa yang kau katakan sih!..., idiot, idiot,idiot,idiot"

*Gaaa...!*

Claire terlihat semakin memerah selagi memukuli dadanya Kamito.

"Eh...Kamito-kun,bagaimana dengan ku?"

Eh...Kamito-kun,bagaimana dengan ku?

Fiana menaruh jari telunjuknya di mulut berkata dengan sedikit tidak senang.

Ia mengenakan apron serupa dengan Claire di atas seragam hitamnya.

Rambut hitam perkilau sepanjang pinggang. Lipatan dadanya cukup dalam terutama di bagian seragamnya.

Pupil matanya berwarna redup[5] terlihat menawan dengan alis matanya yang lentik, seperti memancarkan cahaya mysterius.

Mantan seorang Putri Fianna, memiliki kecantikan yang merivali Claire.

"..Haruskah aku mengatakannya?"

"itu adalah sesatu yang membuat perempuan bahagia jika di katakan dengan jujur"

"Kau cantik sekali, Fianna.....eh, kau buat aku ngomong apa pagi-pagi begini"

"Fufufu, Kamito-kun, tidak mengira kamu sangat jujur"

"kau yang membuat ku mengatakannya"

Dengan wajah lesu Kamito memandang Fianna yang sedang cekikikan nakal.

"sebenarnya apa yang kalian berdua lakukan, apa yang kalian sembunyikan di belakang"

"i-itu..."

Claire dan Fianna secara bergantian tukar pandang dengan wajah memerah dan menekan-nekan telunjuk mereka.

"uh..."

Kamito keheranan dan melihat kebelakang-

"co-Cokelat!"

Claire berteriak.

"Cokelat, kau mau buat permen atau gimana?"

"Y-ya, k-kau tahu sebentar lagi <<Festival Suci Valentia>>, Itu sebabnya kami...berlatih, jangan salah paham. Paling tidak ku ijinkan kau menyicipi contohnya, itu saja!"

-Festival Suci valentia.

Ini adalah Festival populer untuk memperingati putri valentia Sadelca yang melayani Raja Elemental Api ratusan tahun lalu.

Aslinya Ritual memanggang kue yang di panggang oleh api pemurnian, api roh tapi- Jadi vestival memberikan cokelat pada lawan jenis yang di sukai di antara kerumunan massa.

Hm...lawan jenis, tapi cuma ada perempuan di akademi.

Kamito menyatakan maksud-

"I-itu jelas, ini hanya cokelat persahabatan yang di berikan kepada teman, bagian mu hanya contoh, astaga apa yang kau harapkan, dasar babi rakus"

Claire menambahkan dengan wajah memerah.

"...Jahat sekali, sebentar!, bukannya kamu tidak punya teman?"

"A-aku punya teman!, Untuk contoh, Scarlet, err....kucing liar di Akademi"

"maafkan kesalahan ku"

..Sepertinya Kamito menginjak ladang Ranjau.

"i-intinya sejak aku sudah repot membuatnya, Ini makan"

Claire mengatakannya dengan marah dan menyodorkan Ongokan abu gosok di hadapan Kamito.

"Uh..haruskah aku memakan....ini?"

"A-apa...aku sudah bangun pagi untuk membuatnya"

"tidak, aku berterima kasih...tapi"

"Kamito-kun, lupakanlah abu gosok itu, kau bisa makan cokelat ku"

*Fuyon.*

"Fianna!"

Tiba-tiba saja,Fianna yang menunjukan senyuman Nakal menekan payudaranya yang empuk ke Kamito.

Bahkan tanpa bantalan, dadanya memang besar dan cokelat berbentuk hati di letakan di antara kedua dadanya.

Berbeda dengan abu gosok Claire, yang ini punya penampilan bisa di makan, tapi ia tidak bisa membiarkan dirinya tertipu, daya penghancur masakannya lebih besar dari Claire.

...Baru saja mereka mengatakan sesuatu tentang Aphrodisiac.

"Kamito cepat makan cokelat ku"

"hey, jangan halangi rencana ku untuk membuat Kamito terlena padaku"

Saling memaksa, keduanya menyodorkan cokelat masing masing.

"Dengar, makan manisan di pagi hari sangat..."

Kamito kewalahan.

Dan saat itu, tiba tiba saja ruang tamu terbuka.

"Kamito,aku juga membuat cokelat"

"E-Est"

Yang muncul kali ini adalah gadis cantik secantik peri salju.

Rambut peraknya yang berkliau cerah. Dan kulitnya yang sehalus susu.

Dan kemudian kilau mata Violetnya yang besinar.

Ia adalah pedang Roh Est.

Ia adalah Roh yang di sege, membuat kontrak dengan Kamito dan memiliki kekuatan yang sangat luar biasa besar.

Kamito melebarkan matanya dan membeku diam di tempat.

Fianna dan Claire juga kehilangan kata-kata.

Ia telanjang, telanjang bulat.

Est yang berpenampilan seperti bayi baru lahir, hanya diam di sana.

"HAMPIR" karena masih ada fakta ia mengenakan kaus kaki hitam di kakinya.

Penampilan itu Telanjang mengenakan kaus kaki. Ada level daya pengoda lainya seperti Telanjang Apron yang mana tidak mengenakan apa-apa kecuali apron. telanjang Kaus kaki hanyalah variant dari itu, sama saja ini juga tidak mengenakan apa apa kecuali kaus kaki, jauh lebih menggoda ketimbang hanya telanjang.

"Est, itu salah"

"Est, salah?"

Est mengelengkan kepalanya keheranan.

"...ya, Est sangat nakal"

Di tengah kekacauan Kamito mengatakan sesuatu yang tidak ia mengerti.

"Mengecewakan sekali, kupikir Kamito akan senang dengan penampilan ini"

"Kau pikir seperti apa Kontraktor mu ini?"

Kamito Mendesah dalam dengan pandangan lesu.

"dan apa maksud mu kau juga membuat cokelat?"

Kamito tidak melihat sesuatu seperti cokelat di tangan EST.

Tapi sesuatu seperti sebuah tabung yang terbuat dari Kain.

itu di gunakan untuk mendekorasi Kue.

"Okay, sebelah sini"

  • >Nyururun*

"..."

*Nyuru nyurun.* *Nyururururun.*

Cairan cokelat dengan bebas tergambar di kulitnya.

Ditulis dengan bahasa Roh.

Jika di artikan "Makan Aku"

"EST!?"

Di saat Kamito mengerti, wajahnya mulai memerah.

"Fua!K-kau, apa yang kau ajarkan Roh terkontrak mu, me-mesum"

"Err..Kamito-kun, jadi kamu suka hal seperti ini?"

Wajah Claire memerah dan ia pun berlari keluar dengan marah, sementara Fianna sedikit merasa terpojok terlukis di wajahnya.

"Sebentar!, ini salah paham, hey Est-"

"Kamito tolong jilat cokelat ku"

Est yang telanjang berjalan dengan penampilan terbalut cokelat.

Penampilannya, yang mana Kamito intip dari sela jarinya begitu mengoda secara spontan membuatnya melonjak.

"...jika tidak cepat nanti meleleh"

"tidak, hey sebentar"

*Dotadotadotadotaa!*

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki di Koridor.


*Bam.* Pintu di buka secara paksa-

"Kazehaya Kamito, apa yang kau lakukan wh!?"

Yang muncul adalah.

Ksatria wanita mengenakan Zirah biru di tubuhnya.

Ia memiliki pupil merah ke cokelatan. Dan bibir merah mawar.

Rambut biru menakujubkan di ikat Pony ekor dengan Pita.

ia adalah captain Pasukan Sylphid, yang menjaga keamanan publik.

Ellis Fahrengart.

Di saat ia memasuki ruangan matanya yang merah kecokelatan terbuka lebar.

"K-kau,t-t-t-tidak tahu malu..."

Tu-tunggu Ellis, kau salah paham,ini bukan hoby ku-

"Kau pikir alasan seperti itu akan berhasil?"

  • Gogogogogogogo...!*

Angin kencang bertiup keras di sekitar Ellis.

Itu adalah Roh angin terkuat di akademi.

"Aku menerima laporan terjadi kebisingan di kamar mu, tapi...tidak mengira kau membuat Roh Terkontrak mu melakukan ini"

Putaran angin yang menggerakan perabot segera menjadi burung raksasa.


Roh angin kelas atas <<Simorgh>> yang melayani keluarga Fahrengart.

"Pa-padahal aku mulai berpendapat baik tentang mu"

Air mata sedikit mengalir dari mata Kamito.

"Ellis-, k-kau salah"

"Percuma, akan kujadikan kau Paela[6] di sini dan sekarang"

  • Kouu!*

Ia melepaskan gumpalan angin kearah Kamito.

Tubuh kamito terkena hempasannya di garis lurus menghantam jendela ruangan dan menari di tengah udara.


Bagian 2

Areishia Spirit Academy. Itu adalah sekolah pembinaan pelatihan perempuan mulia, yang dikumpulkan dari seluruh kekaisaran, menjadi elementalis yang sepenuhnya matang. gedung sekolah seperti sebuah benteng, dilengkapi dengan benteng yang kokoh. Akademi ini, yang termasuk benua terbesar «Hutan Roh» dan Kota tambang dalam wilayah yang luas, hanya seperti sebuah negara independen kecil. "...haaa, dia tidak berubah, pria itu." Saat dia menatap penampilan anak muda itu berkibar di udara dari asrama lantai dua. direktur akademi, Greyworth Ciel Mais, mendesah kecil. rambut abu-pirang nya melambai lembut. Pupil abu-abunya memuji kearifan tajam. Dia pasti hanya bisa dilihat sebagai seorang wanita yang indah mempesona dari penampilan luar, tapi dia pernah menjadi ksatria kepala Numbers twelve-knight- commanders itu yang membanggakan sebagai kekaisaran terkuat. Selama perang Ranbal, dia adalah elementalis legendaris, sang Penyihir Senja bahwa semua teman dan musuh takut. "Meskipun hanya ada beberapa minggu sampai pembukaan Blade Dance, tidak memikirkan sama sekali." tampaknya Mereka telah menambahkan mantan putri kedua, Fianna, ke dalam tim mereka dan secara bertahap meningkatkan peringkat mereka, tapi- mereka masih belum mengumpulkan lima rekan. "Namun demikian-" Sosok seseorang muncul dari bayangan Greyworth. "Adik Ratu kehancuran dengan mantan putri kedua yang kehilangan kualifikasi Ratu nya. Bahkan dalam atasan saya kelas penampungan anak bermasalah, mereka adalah kelompok yang sangat aneh." Itu seorang wanita dengan rambut hitam dan jubah putih di atas setelan. Kontraktor roh-Freya Grandol. Guru yang bertanggung jawab di kelas Raven. "Direktur Akademi, Anda tampaknya cukup terikat pada dia." "Itu benar, setelah semua, dia satu-satunya elementalis laki-laki di benua." Freya merubah tatapan yang ketat terhadap Greyworth, yang mengangkat bahu untuk menghindari pertanyaan. "Kazehaya Kamito ...Siapa gerangan dia?" "Oh, kau juga jatuh cinta dengan anak itu?" "Maaf, tapi saya tidak memiliki ketertarikan pada yang lebih muda." Freya menggeleng, dan Greyworth tersenyum, tampak senang. "Hmm ... Jadi, informasi apa yang kau punya untuk ku?" "Kami memperoleh informasi bahwa para pedagang Murders Corpse Federation menyusup ke kota Akademi. Mereka mungkin mencoba untuk menjual segel kutukan mengikat kepada siswa sebelum Blade Dance." "sekelompok menjengkelkan, perintahkan Ksatria Sylphid Ellis untuk memperkuat keamanan.." "Ya, ada hal lain-" "Eh?" "Velsaria Eva telah kembali ke akademi" Greyworth sedikit mengangkat alis nya. "Haa, dia menyelesaikan quest penaklukan Roh kelas Iblis hanya dalam beberapa minggu. Seperti yang diharapkan." "Ya, dia tanpa diragukan adalah elementalis terkuat di akademi saat ini- Sejauh ini, dia telah melakukan penyelesaian quest tanpa membentuk sebuah tim, tapi dia juga harus merekrut anggota untuk berpartisipasi dalam Blade Dance. Dia tampaknya menjadi seseorang yang akan berada di puncak di antara tiga yang berpartisipasi." "Yah, aku bertanya-tanya tentang hal itu?" Greyworth tersenyum, tampaknya terhibur, sambil melirik ke arah luar jendela. Kamito di sana, dikejar-kejar oleh roh iblis angin Ellis dan panik berlarian dari satu tempat ke tempat.

Bab 2 : Terobosan Tim Claire

Bagian 1

"Kamito, mereka datang!,kita serang dari tengah"

"Ah, aku mengerti"

Bersamaan dengan suara lonceng Bell pertandingan berbunyi-

Kamito dan Claire mulai berlari memasuki hutan Astral Zero.

Simulasi latihan Tarian Pedang dan pertandingan ketiga mereka sejak Fianna bergabung.

Mereka mengambil formasi bertempur dimana Kamito dan Claire sebagai penyerang dan Fianna di belakang memberi comando.

Kali ini tidak perlu mengantisipasi 5 orang anggota team lawan, mereka cukup mengalahkan satu orang yang menjadi pimpinan lawan. Adalah keputusan claire memilih Fianna untuk di posisikan di belakang memberi comando daripada dirinya di depan sebagai penyerang.

"haa,Haa..tungg-u, kalian berdua"

Fianna berlarian mengambil nafas, untuknya yang tidak pernah menerima latihan bertempur, berlari sangat melelahkan.

"kau semakin berat bernafas, Putri?"

"mau bagaimana lagi, dada ku tidak seringan punya mu Claire"

"Apa kau bilang!"

Melihat dada Fianna berayun tiap kali ia berlari, Claire mengigit bibirnya.

"hey, jangan berdebat, -Mereka datang!"

Begitu keluar dari kedalaman hutan- Kamito berteriak.

Dari depan terlihat tiga bayangan Kontraktor Roh, sepertinya mereka yang akan menyerang.

Claire kembali dengan wajah serius, mempercepat lajunya.

Lawannya peringkat ke-7 dari Ranking pertandingan antar team. <<Team Aquans>>

Team yang terbentuk dari kumpulan angkatan senior terbaik. Mereka tidak boleh gegabah.

Melihat lawan mendekat, Claire tersentak kaget.

Ia mengenal wajah dua dari tiga orang yang menghadang.

"Mereka berdua, jika aku ingat-"

kamito juga menyadarinya.

Mereka adalah Kontraktor Setan Cermin dan Roh Adamantine.

Beberapa minggu lalu, mereka adalah orang yang sama, ikut terlibat dalam Ritual Roh Militer di kota tambang.

Dan merekalah yang terus menyiksa Claire ketika ia tidak bisa menggunakan Roh-nya.

Keadaan berbalik saat Scarlet kerasukan Roh Sinting, tapi-

Tidak mengira mereka telah masuk ke-dalam 10 besar.

"..tiga dari depan, dua sisanya pasti bersembunyi di hutan"

"Aku yang hadapi mereka bertiga, kau urusi sisanya"

"kau yakin?"

"jangan remehkan aku"

Kamito mengembalikan senyuman Claire dengan senyuman yang di pasakan.

"Akan ku selesaikan dalam 30 detik"

"Aku mengandalkan mu,-Scarlet!"

Bersamaan dengan claire berteriak,pancaran lidah api muncul di sebelahnya.

Roh terkontrak yang berubah wujud menjadi senjata atau Elemental Waffe. Sudah pasti bukan kerjan anak SD.

Claire mengayunkan lidah apinya kesamping.

Jilatan cambuk merah membentuk tembok api

Ketika perhatian tiga penghadang teralih sesaat, Kamito menggunakan kesempatan ini untuk lari ke dalam hutan.

Ia melompati beberapa pohon meskipun sedang membawa pedang silvernya.

Pandangannya terhalang di karenakan kabut. Kamito mempertajam insting dan merasakan hawa kehadiran Kekuatan Suci, ini adalah sumber kekuatan Kontraktor roh- Kemampuan bertempur yang menggerakannya ketika ia masih muda di <<Sekolah Instruktur>>.

-Ada satu, datang kearah sini

Ia merasakan hawa kehadiran mendekat dari belakang, satu dari tiga penghadang tadi mengejar Kamito.

Ia mencoba berhenti dan berbalik melihat.

Vun -kepakan suara sayap seranga seperti melintasi daun telinga.

Serangan yang nyaris mengenai tadi menghantam pohon di pelakang.

Apa?, aku tidak melihat dari mana datangnya!

ia berbalik kearah datangnya suara. Di sana terlihat Figure penyerang.

Gadis bertubuh kecil dengan warna rambut Cokelat. Ia membawa harpa kecil di tangan.

Elemental waffe tipe instrumen music.

Si gadis menarik sitar Harpa meluncurkan serangan lagi.

Cabikan pedang kasat mata mengenai kaki Kamito dan tebaran daun terburai dalam sekejap.

Cukup menyebalkan, Berbeda dari serangan menembak, ia tidak bisa mengobservasi pergerakan tangan penembak atau memperkirakan jalur tembakan.

-Jika begitu caranya, akan ku jatuhkan dia dalam satu serangan.

Mengabaikan Kontraktor yang mengejarnya di belakang, kamito memegang pedang secara horizontal berlari kedepan.

Gadis berambut cokelat semakin cepat memetik Sitar Harpa, mungkin karena ia panik karena Kamito mendekat, tebaran pedang tak kasat mata terbang tak tentu arah.

Tidak, ini-

Kamito memahami tujuan lawannya.

Tebaran pedang suara yuang harusnya sudah di luar jangkauan berderet jatuh mengenai Kamito dari belakang.

Seragam yang tertusuk menjadi tertoreh, rasa sakit yang kuat menyebar di tubuh Kamito.

Meskipun ia menerima serangan di Astral Zero, fisiknya tidak akan terluka, tapi sensasi rasa sakit akan tetap di rasakan.

"Kau menuerunkan pertahanan mu, Kontraktor Roh Pria"

Teriakan suara dari belakang, itu adalah Kontraktor Roh yang mengejar Kamito tadi.

Berbalik melihatnya, adalah Senior tersenyum dengan Roh berbentuk bola mengambang di tangan.

"begitu, jadi kau membalikan serangan huh?.."

Atribute pembalik serangan sangat khas di miliki Setan cermin.

Ini adalah serangan kombinasi yang menggabungkan dua kemampuan, mereka terbiasa melakukan pertemburan.

"Vit, elemental waffenya itu adalah pedang, tidak akan masalah selama kita menjaga jarak"

Gadis pembawa harpa mengangguk terdiam, sepertinya mereka berniat menggempurnya sampai kalah.

'..Mereka sudah menganalisa kemampuan bertarung ku

Terminus Est memiliki elemental Waffe terkuat di kelasnya, tapi sejak ia adalah pedang, ia hanya bisa melakukan serangan dari dekat.

Juga, Kamito tidak bisa menggunakan seluruh potensialnya seperti Claire.

Menggunakan Sihir roh adalah seusatu yang di butuhkan dalam penelitian systematic untuk segala subject yang berhubungan dengan roh. Tapi Kamito dari <<Sekolah Instruktur>>, tidak terlalu banyak mempelajari di area tersebut.

Akan tetapi, jika mereka mengira Kamito tidak siap untuk pertarungan jarak jauh, mereka salah.

"Est"

Ketika Kamito berteriak, Ellemental Waffe mengamnbil bentuk.

Dari sebilah pedang menjadi sebilah belti indah dengan hiasan ornament.

di saat bersamaan, Hujan pedang kembali datang dari dua arah.

Kamito menghidarinya sembari melempar belati di tangan.

Lawannya terlihat terkejut karena tidak mengira ia akan melempar Ellemental Waffe.

Belati yang menancap masuk kedalam dadanya.

Dalam Astral Zero, Roh terkontrak bisa di gunakan sebagai perwujudtan Kekuatan Suci.

Tidak ada luka dari tusukan di dada, hanya ia akan kehilangan kesadaran.

Di saat bersamaan, Kamito berlari,

Ia mengeluarkan belati dari dari gadis yang pingsan, ketika ia berbalik ia kembali di hujani pedang, setelah menuangkan kembali energi sucinya kepada Est, kamito berhasil menahan serangan tersebut dengan Est yang telah kembali ke bentuknya sebagai sebilah pedang.

Sadar rencananya telah gagal, pengguna Setan Cermin coba melarikan diri, tapi sudah terlambat.

"Maaf, tapi keahlian ku ada lebih dari sekedar pisau Belati"

Pedang silver berkilau menusuk Setan Cermin bersamaan dengan kontraktornya.

Setelah memastikan mereka berdua pingsan, Kamito kembali ke tempat Claire-

"Lama sekali, terlambat 7 detik"

"kau menghitung?, jahat banget!"

Dalam putaran api merah, claire terlihat begitu bergemilang.

Tergeletak Roh karang yang meleleh, sepertinya satu orang telah di kalahkan.

Yang tersisa adalah kontraktor Roh <<Adamantine>>. rohnya telah mengambil bentuk raksasa yang bisa menjauhkannya dari jangkauan cambuk Claire, Claire sendiri membuat tembok api untuk membatasi pergerakan lawan. Tembok apinya terlihat masih berkobar bersamaan dengan tiupan angin yang semakin keras, membuat apinya semakin membara.

ini adalah effect dari Ritual tarian kagura yang di lakukan Fianna, kekutan ellemental angin yang menggerakan api.

Akan tetapi, lawannya adalah pengguna roh Adamantine yang punya ketahanan terhadap api.

"Roh api mu tidak akan mempan terhadap <<Adamantine>>"

Roh <<Adamantine>. datang melakukan serangan langsung, claire menendang tanah dan melompat ke-udara.

Penampilan kuncir dua yang tertiup angin bagai kembang api di udara.

Cahaya merah tua yang dengan bebas menoreh langit. Memotong semua pohon dari akarnya.

Kamito berfikir mungkin karena terus menerima sejauh ini, Roh adamantine yang berbentuk biji besi terbelah menjadi empat bagian dan jatuh ketanah.

"tidak mungkin!, Roh <<Adamantine>> ku!"

"memang, <<Adamantine>> punya ketahanan terhadap api, tapi sangat lemah dengan serangan tebasan"

Claire berpijak di tanah menyibakan rambutnya.

Mendarat di atas genangan air yang membuat suara mendesis.

..genangan air?

Kamito yang sebelumnya masih terkagum dengan aksi Claire mulai keheranan.

Hanya Fianna di belakang yang sedang melakukan Ritual Kagura.

Sebelumnya tidak ada genangan air-

Di saat bersamaan-

"Kyaa!"

Fianna menjerit.

Tubuhnya di lilit oleh bayangan dari genangan air.

Tubuh panjang transparan dengan mata merah mengancam.

Dan memiliki moncong besar.

Itu adalah roh ular.

"Fianna!"

"Ah...,apa yang kau lakukan!"

Tubuh setengah basah melilit erat figure ramping Fianna, dadanya teremas keras sampai udara di paksa keluar dari tenggorokan.

Fianna tidak berkutik jika lawannya adalah roh.

"Tidak, tidak, jangan sentuh aku!!"

Tidak, tidak, jangan sentuh aku!!

"kurang ajar, lepaskan Fianna!"

Mengincar tubuh ular yang melilit Claire meluncurkan lidah api.

Akan tetapi, lidah api hanya membuat suara mendesis melewati tubuh transparan ular tersebut.

Ini adalah roh air, yang mana artinya berlawanan dari Scarlet sebagai roh api, bahkan dalam urutan 5 elemen roh, elemen air yang paling tidak ingin claire hadapi, Roh yang memiliki wujud hewan berada di level tertinggi. Berarti ada pengendali rohnya, sayangnya si pengendali tidak terlihat di manapun.

"Sial"

Ketika Kamito hendak mendekati Fianna.

Roh Air, menembakan semburan Aqua.

Claire berhasil menghalaunya dengan cambuk, tapi tidak semuanya ia berhasil Halau.

"claire!"

Kamito segera beralih untuk melompat menangkap Claire

Setelah peluru air menyentuh object solid tercipta ledakan besar yang mengubah struktur tanah.

"Roh Air type penyerang"

"Fua!, Kamito..apa yang kau lakukan!!!"

Don, mereka mendarat di tanah dan wajah Claire me-merah padam.

Sepertinya ia tidak terbiasa di gendong seperti tuan putri.

"Aku mengerti, aku mengerti!, jangan cakar wajah ku!"

Di saat Claire di turunkan ke tanah.

Roh Air sudah bersiap lagi untuk menembakan Semburan Aqua.

Di saat bersamaan, cahaya menyilaukan terpancar dari tubuh ular.

"-Kau adalah pelayan raja anak manusia, Ksatria dan Ahli Pedang"
"-Dengan kontrak darah Bertuah, Jadilah pedang yang melindungi ku, Datanglah ke sisi ku"

Ketika lilitannya melemah, Fianna mengambil kesempatan untuk membaca mantra.

Roh Air yang tadi melilitnya membesar dan meledak dari dalam.

Yang muncul dari kilauan cahaya adalah.

Ksatria Berzirah membawa Fianna di telapak tangannya.

Zirah Silver memandang dengan mata merah dari balik visornya.

Roh Ksatria <<Georgios>>- Roh terkontrak yng melayani keluarga Ordennshia selama beberapa generasi.

Ini adalah kekuatan fianna yang dulu sebelumnya di juluki Ratu Yang Hilang.

Fianna dengan lembut di turunkan ke tanah dan pingsan setelah ia menggunakan seluruh kekuatannya.

"SkakMat!"

Dengan tenang Kamito mengacungkan ujung pedangnya ke genangan air.

"....sepertinya begitu"

Kontraktor Roh air yang bersembunyi mengaku kekalahannya.



Bagian 2

Kamito dan yang lainnya setelah kembali dari AStral Zero berjalan di Koridor dengan yang lainnya.

Fianna yang terlilit Oleh Roh Air terlihat begitu kelelahan.

Dan Est yang berjalan menggandeng lengan baju Kamito.

"..Ini menjadikan kemenangan kita yang ketiga, terima kasih karena instruksi dari ku"

Menyibakan kuncir dua, Claire mengatakannya dengan senang.

"aku mengakuinya...tapi pertandingan kali ini sungguh nyaris"

Kemenangan melawan 7 tim teratas bia di katakan bagus, dengan ini mereka sudah masuk 3 besar sebagai bisa berpartisipasi dalam Tarian Pedang.

"itu benar, kita tidak bisa tenang dulu, selama pertandingan 3 ranking teratas belum di umumkan, kemungkinan Lawan kita berikutnya team Ellis cukuplah besar"

"Ellis...ingin sekali aku bersilangan pedang dengannya"

Ellis bertarung tanpa trick, selalu Sportif dan adil.

Jika dia, Kamito merasa bisa bertarung dengan tenang.

Claire menggembungkan pipinya melihat Kamito bergumam sesuatu.

"A-Apa!...kau ingin lihat dadanya Ellis yang berayun itu!"

"Apa...oh, ya memang dadanya Elis besar-, oh tapi-.."

Claire semakin mengeraskan pandangannya, Kamito kepanikan mencoba mengganti topic.

"Jika aku tidak salah, Dua teman Ellis sedang terluka bukan?"

Mereka adalah bagian dari Ksatra Sylphid, Rakka Dan Reishia, mereka adalah dua teman Ellis yang terluka setelah pertarungan dengan Jio Inzagi.

Akan memakan banyak waktu sampai mereka bisa pulih total.

"yeah, jika Ellis mundur kita mungkin akan melawan Ranking kedua atau Velsaria di Ranking pertama, jujur saja itu tidak akana menyenangkan"

"Velsaria"

"Ksatria dari keluarga bangsaawan Fahrengart julukannya Benteng Sunyi dia kontraktor roh terkuat di akademi"

Claire mengatakannya dengan suara bergetar.

"Terkuat di akademi..."

Ia berada di urutan teratas dalam Ranking pertarungan, Kontraktor Roh yang paling Claire takuti.

Lawan macam apa dia.

Hm. Keluarga bangsawan Fahrengart, jika tidak salah..

Tiba tiba Kamito mengingat sesuatu-

"yeah tapi intinya"

Untuk memecahkan suasana Claire menunjuk jari telunjuk keatas.

"Kita makan siang dulu, merayakan kemenangan kemenangan berturut turut"

"belum waktunya, kau bisa gendut jika kebanyakan makan"

"Kontraktor Roh yang kelelahan di setelah bertarung tidak akan bertambah berat badan"

Menempatkan tangan di pinggang, claire mengatakannya dengan kesal.

"Jadi semua NUtrisi mu di ambil Roh terkontrak, menyedihkan sekali"

"Eh?"

mendengar Fianna bergumam, Claire melihat kucing api di kakinya.

"....hey Scarlet"

"Nya?"

"apa benar, kau mengambil semua Nutrisi ku"

*Gogogogogogogo...!*

"Nya,nya,nyaa, nyaaa!"

"hey jangan lari!"

Scarlet menggelengkan kepalanya dan berlari dengan kecepatan penuh di koridor.

...Umm., aku merasakan perasaan yang sama dengan Scarlet

Kamito berfikir seperti itu ketika-

*Kuikui* Seragam bajunya di tarik dari belakang.

Adalah Est yang melihatnya dengan mata kelaparan.

"Kamito, Est lapar"

"Ah, Est, hari ini terima kasih banyak, kau bisa makan yang kau suka"

"okay, Kamito elus kepala Est"

"..mau bagaimana lagi"

*Surisuri*. *Nadenade*.

Est menutup matanya saat di elu, terlihat senang sekali.

"Kau terlalu memanjakan Est"

"Apa, Claire, kau juga mau di elus?"

"Ti...Fuan"

CLaire membuat suara imut ketika kepalanya di elus.

Saat di elus kepala ia menjadi Jinak seperti kucing yang di garuk di lehernya.

"S-sedikit imut"

Tanpa di sadari Kamito menemukan kelemahan si Kucing Neraka.

"Hm..Kamito-kun, apa aku juga di elus?"

Menaruh jari telunjuk di bibir, Fianna merasa di tinggakan.

Kemudian.

"-Lagi bersenang-senang adik dari Ratu Pembawa Bencana"

Suara dingin terdengar dari belakang.

"Padahal kenyataannya kau tidak pantas berada di Akademi ini"

"Kau sadar apa yang kakak mu lakukan?"

Mereka adalah Senior dari pertandingan tadi, mereka adalah Kontraktor Roh <<Adamantine>> dan Setan cermin.

"Apa kau bilang!"

Kamito segera menahan Claire yang marah.

"Claire tenang, jangan mudah terprovokasi"

"Tapi mereka menghina Nee-sama!"

"Jika kau berduel di sini, partisipasi kita di tarian pedang akan berantakan"

Kamito membisikannya dari bibir.

Jika mereka sampai di hukum karena berduel sembarangan, Rangking yang mereka telah susah payah Tingkatkan akan turun secara drastis.

Mereka berdua juga tahu akan hal itu, sebabnya mereka mencoba memprovokasi Claire.

Mereka berdua....

Kamito sendiri pun merasa gusar.

Meskipun hanya sesaat, Kamito tidak melewatkan Ekpressi terluka Claire tentang saudarinya, Rubia Elstien.

"menjijikan, satu akademi dengan adik seorang Kriminal, kau sendiri tidak punya urat malu ya?"

"hey, kau lebih baik-"

Saat Kamito ingin complain.

*Katsun*—Suara berjalan Elegan.

"Senior yang terhormat, kita adalah pelajar di Akademi, seorang bangsawan dengan harga diri, jika merasa tidak senang , selesaikan dalam ertandingan resmi"

Rambut pirang berkilau mengembang tertiup angin.

Dia telah di latih sebagai bangsawan dari sampai ujung jari.

"..Rinslet"

Yes-

Yang berjalan di koridor adalah putri tertua dari keluarga Lurenfrost dan mengakui dirinya sebagai Rival Claire.

Rinslet Laurenfrost.

Pupil matanya yang berwarna Hijau Zamrud memandang para senior tanpa takut.

"Atau mungkin bangsawan Desa seperti kalian tidak mengerti arti Harga diri?"

"...APa!"

Marah karena di provokasi, salah satu Senior memanggil Roh <<Adamantine>>

"Bahaya!"

Kamito mencoba lari kedepan untuk melindungi Rinslet tapi-

"Lambat!"

wajah para senior berubah menjadi Shock.

Rinslet sudah mengeluarkan anak panah dan menempatkannya di antara kedua alis mata mereka.

Roh Es <<Fenrir>> dengan elemental Waffe -Panah Es.

"Yang inisiasi lebih dulu adalah kalian Senior, jadi ini bisa di katakan untuk pertahan diri, meskipun aku bergerak sesudahnya aku tetap lebih cepat dari kalian"

".....Konyol sekali, kau melepaskan Elemental Waffe dalam sekejap"

Senior mengeraskan wajahnya dengan ekspressi menakan salah satu alis mata.

jujur, kecepatan melepaskannya juga membuat Kamito terkejut.

"Lebih bijak jika kalian mnyerah, karena kau bisa melepaskan anak panah lebih cepat, atau kalian masih mau berduel dengan Setan Es Rinslet ini?"

"..Kau, aku ingat ini"

Rinslet dengan bangga menyibakan rambutnya.

"Rinslet kau.."

"Kau tidak perlu merasa berhtuang Claire Rouge, aku hanya tidak suka bangsawan yang tidak memiliki harga diri seperti mereka"

"A-aku juga tidak merasa berhutang"

"Claire, jangan pedulikan orang seperti mereka"

"A-Aku tidak...hal seperti itu sudah biasa"

Claire menggosok matanya dan berbalik.

"Ngomong-ngomong..... semuanya?"

"Ahem"Rinslet terbatuk.

"Um?"

"Tadi ku dengar kalian ingin merayakan pesta kemenangan.

Wajah nya sedikit memerah, sikapnya agak sedikit malu-malu memainkan kedua telunjuk jari dan kalimatnya tidak terlihat teratur.

"Oh, jadi kau menguping pembicaraan kami"

"cuma kebetulan suara kalian terdengar, cuma kebetulan!"

Rinslet menggelengkan kepala tidak mengakui.

"Walaupun kalian mau melakukan pesta, sejak ini kalian pelajar, pasti akan di lakukan di ruang makan bukan"

"hm..yah"

Kamito bukanlah bangsawan, Claire dan semua assetnya telah di sita dan Fianna sendiri adalah putri yang hilang, haru di akui mereka modal mereka tidak banyak.

bukan berarti mereak tidak punya uang, mereka cuma tidak punya Surplus tambahan untuk menutupinya.

"bagaimana jika makan siang di restauran berbintang sesekali?"

"Err, kami tidak..."

Kalimat Kamito terpotong di tengah.

"Sudah di putuskan, biar aku yang traktir, ini cuma sedikit Upeti dari keluarga Lauren Frost. Claire Rouge, Yang Mulia, Dan roh pedang di sana, silahkan jangan sungkan"

Tuan Putri mengibaskan rambut pirangnya.

"tidak""aku tolak"

Akan tetapi fianna dan claire menolaknya tanpa segan.

"Ke-kenapa?"

"Karena aku tidak mau berhutang pada mu"

"Lagi pula sejak kapan rinslet datang ke perayaan team Scarlet?"

Rinslet merasakan sakitnya penolakan oleh dua ojou-sama.

Hilang sudah sosok gaha yang tadi ia tunjukan.

"Dengan kata lain, Nona Muda cuma ingin makan siang bersama kalian"

Pelayan Carol muncul entah dari mana.

"carol, apa yang kau katakan sih!"

*Pokapokapokapoka*.

Menjadi merah Rinslet menepuk bahu Carol.

"...apa, jika itu mau mu harusnya bilang dari awal"

Claire mengangkat bahu terkejut.

"Eh..aku boleh ikut"

"Aku bukanlah Ornag pendendam. Lagi pula sejak Kamito di rawat karena Luka di pertarungan sebelumnya, kamit idak sempat melakukan perayaan, kalau mau ikut silahkan saja"

Wajah Rinslet menjadi ceria dalam sekejap.

"Kamito aku mau parfait"

"Ah, karena kau mengatakannya aku memang berjanji"

*Tug-tug di tarik Est.

Kesampingkan Restauran berbintang, kenapa tidk coba makan di kota Akademi.

Mereka putuskan untuk makan siang di Restauran Prasmanan, sangat sulit minta ijin keluar, mereka hanya menghadapi waktu sulit saat berada di luar akademi.

Mencoba keluar Akademi sesekali untuk berpesta adalah ide bagus.

"Baiklah sudah di putuskan, aku akan minta ijinnya dulu"

"Ah tahan!"

KAmito memanggil Claire yang hendak berjalan.

"APa?"

"Aku ada pelajaran tambahan abis ini"

"...HUh?, Jangan bilang kau gagal untuk subject dasar?"

"...Maaf"

Kamito malu mengakuinya.

"Aku tidak percaya, kenapa kau bisa gagal untuk perlajaran mudah seperti itu"

"Gu..."

Kamito tidak bisa menjawabnya sejak ia dari <<<Sekolah Intruktur>>> ia tidak menerima pendidikan dasar tentang Roh.

Di lain pihak Claire mendapat pringkat tertinggi dalam hal ini.

Jika cuma nilai, ia adalah murid teladan. Meskipun terkadang menjadi anak ayang sangat bermasalah.

"..mau bagaimana lagi, kita tunggu sampai pelajaran tambahan Kamito selesai dan kita ketemua di gerbang pada jam 2"

Mundur ke Bab 1 Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Bab 3

Bab 3: Ulang Tahun Claire

Bagian 1

Kemudian, Kamito pergi untuk menjalani pelajaran tambahan.

Sejak Est, tidak suka duduk dan mendengarkan ceramah, ia memilih bermain di luar bersama Claire.

Ketika ia membuka pintu kelas, Terlihat Figure tidak asing di dalam, ia mengenalinya dari kerumunan murid dalam kelas.

Rambut Biru dengan kuncir kuda....tidak di ragukan lagi, pimpinan pasukan Sylphid, Ellis.

"Ia juga ikut pelajaran tambahan?"

Cukup mengejutkan, untuk gadis seperti Ellis yang selalu terlihat serius, gagal dalam pelajaran.

Kamito mencoba menghampirinya dari belakang.

Masih terasa mengganjal, ia ingin menjelaskan insiden pagi tadi.

Ellis membuka buku tebal yang di tulis dengan bahasa Roh dan membacanya pelan-pelan.

Terlihat begitu fokus dalam belajarnya sampai ia tidak menyadari Kamito mendekat.

"Apa mungkin ia mencoba menghapal tiap kata demi kata yang ada di dalam buku?"

Kamito berfikir tidak mungkin, Tapi Ellis sendiri terlihat memang sedang mencoba menghapalnya.

"..Oh, begitu, ia orang yang mudah serius tapi payah dalam belajar"

Dilihat ia adalah tipe yang Tergesa-gesa, Tipe seperti ini bisa berkembang selama ia tidak membuat kesalahan dalam prosesnya, tapi beberapa waktu ke waktu juga akan mengalami Hambatan.


"Yo, Ellis"

"Hyan!"

Di saat Kamito memanggil, terjadi Kilatan cahaya.

Ellis berbalik sembari mengayunkan pedangnya Vertical kebawah.

"...."

berhasil di hindari pedang nyangkut di meja.

Ada jarak setipis kertas saat Kamito menghindarinya.

"A-apa...kau coba membunuhku?"

"K-Kazehaya Kamito, jangan tiba tiba berdiri di belakang ku"

Sudah Hampir terbunuh, di marahi pula.

"jeritanmu imut sekali kapten"

"mau kujadikan ayam cincang"

Ellis memandang dengan mengancam.

"Maaf mengejutkan mu Ellis, dan..apa kau juga mengikuti pelajaran tambahan?

"Yeah, itu benar, aku gagal dalam subjek dasar"

"Berat sekali untuk kita berdua, tapi sejak kita satu kelas, mari saling membantu"

"Jangan samakan aku dengan mu, aku sibuk mengurus pasukan"

Kamito hanya membuat senyuman pahit melihat Ellis marah dan duduk di sampingnya.

Ellis tidak mengenakan Pelindung dada saat ini.

Tapi melihatnya mengenakan seragam biasa seperti ini terlihat menyegarkan.

ia selalu menunjukan Ekpressi gagah. Tapi sekarang, terlihat menawan.

...dadanya Ellis besar juga

Kamito adalah remaja dalam masa puber, tidak bisa di salahkan jika matanya melayang kesana.

jika sebesar itu, bukannya sempit kalau menggunakan pelindung dada?

Ketika ia berfikir seperti itu-

"Err...Kazehaya Kamito"

Ellis tiba tiba berdeham.

"uh?"

"tentang pagi ini, aku minta maaf"

"Eh?"

"Aku sudah dengar situasinya dari Claire, sepertinya hanya sebuah salah paham. Aku minta maaf...maukah kau memaafkan ku?"

Ellis menundukan kepalanya kebawah.

"Ah, tidak perlu di pikirkan, sebenarnya malah, bagaimana aku mengatakannya, jika Ellis tidak datang saat itu keadaan bisa menjadi lebih kacau lagi"

Kamito membuat senyuman sembari melambaikan tangannya, Ellis mengeluarkan nafas lega.

"Mereka sedang membuat cokelat untuk <<Festival Suci Valentia>>kan?"

"ya, sepertinya, Ellis apakah kau juga membuatnya?"

"A-aku"

Wajah Ellis menjadi merah.

"Aku tidak punya ketertarikan dengan hal semacam itu"

Ia menjadi marah.

"Ambil bagian di acara yang tidak jelas seperti itu, sama saja mengabaikan tugas sebagai pelajar"

Ellis terbatuk dan membenarkan pandangannya kearah buku text.

Untuk menenangkan wajahnya yang panas, ia mulai bergumam membaca lagi.

Tidak tahan hanya melihat, Kamito memberikan saran padanya.

"dari pada dibaca semua, bukannya lebih baik jika di baca bagian yang penting saja?"

"T-tapi aku tidak akan bisa belajar dengan tepat"

"Lebih tidak tepat jika hanya menghafal isi buku tanpa mengerti maknanya, lihat"

"Whuaa,a-a-apa yang kau lakukan!"

"Pertama keluarkan catatan mu, biar ku beri tahu bagian yang akan di pelajari"

"K-kau menyentuh dada ku.....err......"

"Apa?"

Ellis mengatakan sesuatu tapi tidak begitu terdengar.

Kamito semakin mendekatkan wajahnya dan muka Ellis semakin memerah.

Tidak sadar, Kamito hanya terus memberi tanda bagian yang akan di pelajari.

"Yang ini, ini, dan yang ini"

"B-begitu......Cara mengajar mu bagus"

"Yang benar?"

Memang jika di bandingkan dengan cara mengajar Claire, ini lebih baik. Claire selalu menjelaskan isi buku sebelum mulai mengajarkannya, tapi jujur saja, Kamito tidak mengerti apa yang di katakan.

Tipe seperti Claire cuma pinter buat diri sendiri.

"Jika ada waktu, bisa kau ajari aku lagi, cara mengajar mu mudah di mengerti"

"Ahh, tidak masalah"

Kamito membalasnya dengan senyuman ramah berjanji, kembali ke belajar, ia memusatkan perhatiannya ke depan.

Berdiri di podium adalah Freya yang akan mengajar.

Jika mereka telat sedetik saja memutar pandangan kedepan, batangan kapur akan datang berterbangan.



Bagian 2

Pelajaran di mulai.

Ellis seperti biasa dengan serius mendengarkan perkataan.

"Dengan kata lain, tergantung situasi , terjadi beberapa kasus Roh terkontrak yang Lenyap seluruhnya, dan tentu saja tidak akan ada mereka yang cukup bodoh untuk mencoba <<Kutukan Senjata Tersegel>>"

Apa yang guru Freya katakan adalah tentang alat pembobol Segel Roh <<Kutukan Senjata Tersegel>>

Bisa di katakan seseorang bisa melakukan Kontrak dengan roh melalui cara buatan.

Masih digunakan saat perang rambal, tapi sekarang sudah dilarang karena melanggar perjanjian antar negara. Walaupun bukan rahasia umum lagi beberapa negara masih melakukan penelitian lebih lanjut.

Di <<Sekolah Instruktur>> pun, aku juga melakukan penelitian <<Kutukan Senjata Tersegel>>

<<Sekolah Instruktur>> untuk Yatim Piatu, Jio Inzagi yang mereka lawan tempo hari juga berasal dari tempat yang sama.

Di dalam tubuhnya tersegel 72 roh.

Di samping menyegel Roh, <<Kutukan Senjata Tersegel>> juga memberikan Effect tambahan seperti menarik paksa kekuatan Roh dan penambahan Element baru. Terdengar sepertinya sangat praktis, tapi sampai di larang karena menyalahi perjanjian antar negara juga ada sebabnya.

Beberapa dari seluruh orang yang di pasangkan <<Kutukan Senjata Tersegel>>, menerima efek samping yang fatal.

"saat perang Rambal, banyak Kontraktor roh yang di pasangkan <<Kutukan Senjata Tersegel>>, Kalian Tahu apa Efek samping yang di akibatkan?- Ellis coba jawab"

"Okay, kekuatan Mereka sebagai kontraktor roh menjadi lepas kendali"

Ellis berdiri dari tempatnya dan menjawab dengan jelas.

"itu benar, jumlah mereka yang tidak cocok dengan <<Kutukan Senjata Tersegel>> tidak lebih dari 10%. Akan tetapi penelitian sampai sekarang masih di lanjutkan untuk mereka yang menginginkan kekuatan instan"

Guru Freya berkata dengan keras sembari mengayunkan tongkat.

Tiba tiba Kamito yang merasa ada yang Ganjil dari sikap gurunya berbisik pelan kepada Ellis.

"Topik <<Kutukan senjata Tersegel>> ini terlalu di bicarakan panjang lebar, seingatku ini bukan bagian dari Kurikulum"

"...ya, faktanya ada pemberitahuan untuk Pasukan Sylphid pagi ini"

Ellis sedikit mengagguk.

"beberapa hari ini terjadi penjualan <<Kutukan Senjata Tersegel>> menjelang tarian pedang di kota akademi, barusan tadi mungkin bagian dari pemberitahuan"

Tentu saja, Penjualan Kutukan Senjata Tersegel di larang di kerajaan Ordenshia.

Para Gadis di akademi ini juga mengerti tentang resiko yang di hadapi.

Meskipun begitu, beberapa di antara mereka masih ada yang ingin meraih kekuatan dengan mudah.

Terutama mereka dengan team yang Rankingnya kurang memuaskan sebelum Tarian Pedang, tidak akan aneh jika banyak dari mereka yang masih menggunakannya meskipun sadar resikonya.

Pemasangan <<Kutukan Senjata Tersegel>> memakan banyak biaya, tapi semua perempuan yang masuk ke akademi ini adalah gadis bangsawan dengan yang punya modal.

Bukannya hanya di anggap Illegal oleh berbagai organisasi, Resikonya jauh lebih rendah dari pada penangkapan roh untuk di jual di pasar gelap.

"Bukti sebuah hati menjadi lemah adalah tergoda untuk memiliki <<Kutukan Senjata Tersegel>>, akan tetapi yang jahat tetaplah mereka yang mendistribusikan, sebagai penjaga keamanan aku tidak akan pernah memaafkan mereka karena mengacaukan ketertiban akademi"

Kelemahan hati yang menginginkan kekuatan, Kamito tidak bisa menyalahkan.

Siapapun juga tidak akan menolak dengan godaan itu.

Begitu pula dengan Claire.

Menderita dengan kelemahan dirinya, ia menerima Roh Sinting pemberian Restia.

Menginginkan kekuatan tidak peduli apapun bayarannya, itu sesuatu yang Kamito mengerti sebagai seseorang yang pernah meraih Gelar terkuat.

Bisa melakukan kontak dengan Roh walaupun dirinya adalah pria. Bahkan ketika ia berfikir mengutuk kekuatan tersebut, orang itu juga sama, ia yang dirinya pernah di sebut sebagai raja setan paling kejam dalam sejarah.

-Akan tetapi, aku bisa membayangkannya

Kamito memalingkan mata untuk melihat lengan kirinya.

Jika ia tidak bisa memaksanyaRestiaherdengan kekuatannya yang sekarang.

Ada kemungkinan Kamito juga akan mencoba kekuatan terlarang.

"Berapa orang yang pasukan Sylphid amankan?"

"err,tentu saja untuk menguak organisasi ilegal seperti ini di butuhkan waktu, tapi sejak insiden serangan kemarin, kami jadi kekurangan orang"

"begitu..."

Ini adalah tentang insiden penyerangan oleh Jio Inzagi, pencurian Roh Militer yang di segel di perpustakaan akademi.

Lima orang dari pasukan Sylhid terluka saat itu, di tambah lagi Rakka dan Reishia yang juga teman satu teamnya Ellis terluka saat tugas di kota Tambang.

Jadi total jumlah orang yang masih bisa aktif, hanya sekitar 20.

Yang mana artinya, organisasi mereka tidak akan bisa berfungsi maksimal.

"Kedua teman mu, mereka baik-baik saja?"

"Mereka sudah pulih, paling tidak mereka bisa menggerakan anggota badan,Mereka belum pulih sepenuhnya untuk bisa kembali ke akademi. Jika tidak datang saat itu, mereka benar benar tidak akan bisa kembali ke akademi......sekali lagi aku berterima kasih kepadamu"

"Kami kebetulan ada di sana karena Tugas, lagi pula wajar jika melindungi teman satu akademi, jadi Ellis itu bukan sesuatu yang kau harus merasa berhutang karenanya, kami juga menerima penghargaan terima kasih atas surat rekomendasi dari mu"

Kamito refleks menjadi tegang dalam membuat senyuman.

"Itu sesuatu yang pantas di terima team scarlet, yang aku coba katakan di sini err, itu aku ingin menunjukan rasa terima kasih kepada mu secara pribadi lebih tepat di katakan, aku ingin melakukannya"

"uh?"

Ellis bergumam saat mengatakannya, tidak biasa ia seperti itu.

"Maaf, bisa katakan lebih keras?"

"....M-maksud ku"

Ellis mendekatkan badannya.

Aroma sabun yang tadi ia gunakan mandi bisa tercium, Kamito secara spontan kepanikan.

"Err, kau punya rencana selesai pelajaran tambahan?"

"Rencana?, ahh ya kita akan merayakan pesta kemenangan dengan Claire dan yang lainnya.. Ellis, kau mau ikut?"

"....."

Ketika Kamito menjawab, Ellis menempatkan dagu di tangan seperti ia sedikit cemberut.

"Tidak, aku menolak, sepertinya aku tidak di sukai Claire Rouge"

Ellis dengan tenang menggelengkan kepala.

"Jadi, kau bebas sore ini?"

"Asalkan tidak larut malam"

Kamito memeringkan kepalanya.

"Akan tetapi kenapa?"

"uh, ah.....aku cuma mau minta bantuan dalam belajar"

"Belajar?"

"b-benar, bukannya kau berjanji mau mengajari ku"

Wajah Ellis merah padam.

"yah, memang...tapi ini terlalu tiba-tiba"

"....kau mau mengajari ku atau tidak!"

"A-aku mengerti...kita lihat, jam 5 di depan auditorium"

"aku mengerti, aku sendiri juga banyak yang harus di persiapkan"

"Persiapan?"

"Bukan apa-apa...liat aja nanti"

Setelah mengatakannya sebelah pihak, Ellis membenamkan wajahnya di buku teks.

.......apa-apaan sih?



Bagian 3

Setelah pelajaran tambahan berakhir berpisah dengan Ellis, Kamito segera lari ke gerbang utama akademi.

"Kau terlambat Kamito"

*Pishi!* *Pishi!* claire membuat suara lecutan dengan cambuk...ia terlihat sangat marah.

"Astaga, membuat wanita menunggu adalah hal yang terburuk"

"Jika aku yang menjadi ratu, aku sudah penggal kau"

Rinslet dan Fianna juga terlihat marah.

"Maaf..."

"Kamito, aku mau segera makan parfait"

Est, dengan ekspressi tak terpatri memandang wajah Kamito.

"Yeah, aku selalu bergantung kepada Est setiap waktu, jadi hari ini silahkan minta apa saja"

"Aku bahagia sekali Kamito"

Setelah itu, Est langsung merangkul Erat tangannya Kamito.

"Wh-"

Claire dan yang lainnya, mereka bertiga menjadi kaku seperti membeku.

"hn, ada apa?"

Mereka bertiga terus melihat kesal Kamito, selagi merenguh "Gununu...".

"fufufu, semuanya, sebelah masih kosong"

Carol menaruh tangannya di mulut dengan senyuman lembut.

"ti-tidak seperti itu" "gandengan tangan dan semacamnya..." "A-aku bukan anak kecil"

tiga Ojou-sama merasa malu dan berbalik.

"Ah begitu, karena tidak ada yang mau, buat saya saja"

Carol merangkul sebelah tangan Kamito.

Ah begitu, karena tidak ada yang mau, buat saya saja

"...."

"ini sedikit memalukan....Hmm ada apa semuanya?"

"Bukan apa-apa, dasar idiot"

Claire berjalan lebih dulu.

"Pria yang memainkan perasaan wanita lebih baik mati"

"Haa, Kamito-kun, kau memang raja setan malam hari.."

Rinslet dan Fianna juga berjalan lebih dulu.

"...Kenapa sih?"

Dengan kedua lengan yang meggandeng dua orang gadis, Est dan Carol Kamito menggelengkan kepalanya.



Bagian 4

Jika Akademi Areshia adalah sebuah Kastil, maka kota Akademi adalah Kota dalam kastil. Bagian terluar dari linkaran di kelilingi Hutan Roh dan padang rumput, kotanya di bagi menjadi 5 area sesuai dengan 5 raja Roh Elemental.

Bagian akademi yang sering jadi tempat berkumpul semua pelajar untuk bersantai setelah menjalani Ulangan adalah Zona <<Air>>, menyamai Ibukota kerajaan dalam hal ketersediaan seperti toko permata, pemandian Umum, restauran.

Di lain pihak Zona <<Air>> yang Kamito datangi sekarang adalah tempat untuk rakyat biasa tinggal.

Hampir semua jalan di pasang banner bersulam dan Bingkai kayu yang berfungsi sebagai mediator Penyembahan Roh. Ini semua unutuk persiapan <<Festifal Suci Valentia>>.

"sibuk sekali, berbeda dengan festival di ibukota kerajaan, Austere"

Fianna menyampaikan pikirannya.

"Itu karena Festival Suci valentia adalah festival yang di adakan oleh rakyat. Nuansanya sedikit berbeda dari kalian wanita suci yang hidupnya di dedikasikan untuk Roh"

"sepertinya, sekarang sudah dekat dengan pembukaan Tarian Pedang"

Melihat Hiruk Pikuk kehidupan kota Kamito bergumam.

".....Ah, mungkin saja"

Claire juga bergumam di sebelahnya.

Tidak sepenuhnya acara ini di dedikasikan untuk Tarian Pedang.

Lagi pula festival besar dimana berkumpulnya semua bangsawan dari berbagai kerajaan. Partisipan yang di undang sebagai sponsor akan di kumpulkan di ruang besar untuk mengikuti pesta dansa di sertai hiasan ledakan kembang api saat malam.

Dari pada dikatakan ritual, lebih tepatnya pesta pora meriah yang berlangsung selama beberapa hari.

3 tahun lalu, Kamito yang masih mengenakan pakaian wanita, di undang ke pesta malah di lamar oleh banyak bangsawan, mengingat hal tersebut masih membuatnya berdebar-debar.

"kamito, apa kau pernah melihat Tarian Pedang?"

Kamito menggelengkan kepalanya melihat Rinslet.

"Fufu, tidak mungkin Kamito pernah melihatnya"

Sebagai satu-satunya yang tahu identitas Ren Ashbell, Fianna cekikikan.

"O-oi Fianna"

Kamito sedikit mengencangkan suaranya.

"Hn?"

Claire sepertinya tidak curiga ketika melihat kebelakang.

Claire berdiri di pinggir jalan tak bergerak melihat kaca toko.

Sepertinya itu toko yang menjual pernak pernik.

"...ada apa claire?"

"B-bukan apa-apa"

Sedikit terlonjak ketika Kamito menghampirinya.

"?"

Merasa curiga Kamito juga mengintip kedalam Toko.

Sebuah kalung dengan gantungan berbentuk kucing.

....wajar, dia perempuan

Melihat kembali Claire sekarang wajahnya merah padam, terlihat cukup imut.

"kau mau ini?"

"Ku-kubilang bukan apa-apa, aku tidak tertarik dengan hal beginian"

"Begitu, kupikir cocok untukmu"

"...d-dasar idiot, ayo pergi,aku sudah lapar"

Claire jadi semerah lobster dan berjalan serampangan.

"...tidak jujur seperti biasa"

Kamito hanya bisa mendesah kecewa.

"Festival Suci valentia ini bersamaan dengan ulang tahunnya"

"Eh?"

Rinslet yang entah dari mana sudah berada di belakang Kamito.

"besok ulang tahunnya?"

"yup, walaupun dia tidak mau mengakuinya"

...ah, begitu

kamito melihat claire di depan yang masih berjalan cepat.

Empat tahun lalu di karenakan Ratu pembawa bencana - Rubia Elstein, melawan raja Elemental api.

Akibatnya bangsawan Elstein di hilangkan status kebangsawanannya.

Sejak kejadian itu, hidup claire berubah sepenuhnya.

Tidak seperti dulu bisa seenaknya berharap mendapatkan hadiah di ulang tahunnya.

"..."

Kamito kembali mengalihkan pandangannya ke dalam toko.

Kalung berbentuk kucing dengan mata semerah Ruby.

sepertinya sangat mahal.

"Rinslet terima kasih karena telah memberi tahu ku tentang hal ini, kau orang yang baik"

"A-apa yang kau katakan, aku tidak mengerti"

Wajah Rinslet menjadi merah, berusaha membuang wajah.

...20 koin emang, apa yang harus ku lakukan?"



Bagian 5

Makan malam di tempat yang bernama Japanese Bluefish Pavilion yang di sarankan oleh carol, sangat bergaya dengan hiasan bata merah.

Mereka duduk di bagian dalam meja untuk 6 orang.

Untuk menu, terdapat Soup Ayam, atau daging panggang dengan berbagai macam rempah rempah, atau roti dengan kacang sangrai di beri toping madu dan Pia ikan air tawar. Semua hidangan yang ada di menu menarik perhatian semuanya.

Akan tetapi Kamito merasa tidak nyaman dengan tatapan si pelayan.

Semua pengunjung berbisik sembari melihatnya.

"Hey, jika tidak salah itu adalah Kontraktor pria yang di bicarakan" "maksud mu yang mengalahkan roh militer yang mengamuk itu?" "Membuat 5 gadis menunggu jawaban dasar brengsek" "bahkan sampai gadis kecil juga..." "Hewan cabul, bukan lebih tepatnya raja cabul" "Si raja cabul"

...raja cabul, Kamito berharap mereka berhenti dengan julukan baru.

"restoran kelas menengah tidak buruk juga"

"pertama kalinya aku ketempat seperti ini, apa ada etika makan yang harus di ikuti?"

Rinslet dan Fianna melihat sekeliling bagian dalam restoran.

Sementara Claire dan Est hanya melihat bagian menu hidangan Penutup.

"Aku bingung, tart Pear eropa juga terlihat lezat, atau Mousse Persik"

"kamito, boleh aku pesan semuanya?"

"Tidak, tidak mungkin, uangnya tidak cukup"

"Kamito berjanji, aku bisa pesan apapun yang ku suka hari ini"

"Gu..."

"Kau janji"

est terus memandang Kamito dengan pupil mata kosong dan ekpresinya yang tak pernah berubah memberi tekanan berat.

Merasa tidak tahan Kamito menganggukan kepala dengan terpaksa.

"...baiklah, aku berjanji"

"...Bahagianya aku, melakukan Kontrak dengan Kamito"

est dengan erat memeluk lengan Kamito.

"Haha, Est itu berlebihan"

kamito kembali membuat senyuman pahit

"..."

Ketika di pandangi Claire dan yang lain.

Setelah Kamito memesan semua pesanannya, hidangan segera di sajikan. Semuanya di bariskan dengan rapi di atas meja, 3 Ojou-sama yang punya selera berkelas juga terlhiat puas.

"Claire, jangan sembarangan menaruh jamur di atas piring ku"

"Apa, padahal aku berbaik hati mau memberikannya"

"Kamu cuma tidak doyan jamur, aku tahu persis sekarang apa yang kamu sukai dan tidak kau sukai"

wajah claire menjadi merah.

"Kamito, ini ikan untuk mu"

"Kamito-kun ini juga kuberikan kerang"

"..Kalian semua"

Mendapati semua bahan makanan di lempar ke piringnya pasta Kamito berubah menjadi sesuatu yang asing.

Waktunya hidangan penutup setelah makan. terdapat parfait berbagai rasa, tart yang di hias dengan buah baru di petik, Sponge cake yang lembut, Mousse yang di hiasi dengan saos asam manis. semuanya di bariskan di atas meja bagai permata.

"imut sekali" "indahnya..." "..m-mana yang harus ku makan duluan ya?"

"Melihat semua hidangan penutup di bariskan mereka semua terlihat bahagia.

Bahkan untuk seorang Ojou-sama terlihat bahagia di hadapan hidangan penutup.

"kalian suka makanan seperti ini?"

"Ketika perempuan memakan sesuatu yang manis, perut mereka terhubung dengan Astral Zero"

Claire mengatakan sesuatu yang Kamito tidak mengerti.

"Fianna, aku minta satu suapan cake"

"Tukeran dengan satu suapan pudding"

"ini claire, ku berikan kau pear"

"Eh?, kau serius Rinslet"

"yeah aku tidak doyan pear, sebagai gantinya kau jadi budak ku"

"..um, pilihan berat"

"Jangan sembarangan melakukan perdagangan manusia,..eh sebentar, aku seharga buah Pear?"

"Claire, itu buah cherry ku"

"Carol, lihat ini tart eropa kesukaan mu"

"Ah, sebagai tanda terima kasih saya kembalikan buah Pear nona"

"Eh, Rinslet kau-"

"Eh C-carrol, apa yag kau katakan sih!"

Rinslet menjitak carol.

sama saja....

Di sampingnya, menggumamkan sesuatu

Kamito merasa, Claire sedikit berubah.

berbeda dari pertama kali ia bertemu dengannya, impressi yang di dapat jauh lebih menyebalkan, seperti kucing liar yang tidak membiarkan siapapun di dekatnya.

....perasaan seperti teman dan sobat perjuangan mulai tumbuh dalam dirinya.

"..Kamito apa yang kamu lihat"

"hn? itu ada cream di pipi mu"

"id-diot, bilang dari tadi"

"terima kasih telah menunggu. ini hidangan penutup paling terkenal di toko, parfait jumbo"

"eh?"

Bersamaan dengan suara ceria.

Pelayan dengan penampilannya yang menawan dan rambutnya yang bergelombang.

jika dilihat seksama, ia memiliki telinga runcing.

...Ras Elfim

Sejenis manusia yang kabarnya telah menyebrangi hutan Astral Zero dari jaman Mystic.

Sekarang mereka yang memiliki darah Murni Elfim tidak ada lagi, tapi trait fisiknya yang berupa telinga lancip masih menjadi daya tarik. Mereka sering terlihat bekerja di daerah perkotaan, adanya juga pelajar yang berasal dari Ras Elfim di akademi, tapi mereka yang bekerja sebagai pelayan jarang.

yang di bawanya sekarang adalah Prafait raksasa.

Jika di taruh tengah meja makan mengambil seluruh tempat.

"...eh, siapa yang pesan ini?"

"bukan aku"

Claire menggelengkan kepala begitu pula Fianna dan yang lainnya.

"..."

Cuma satu perempuan yang tidak menggelengkan kepala.

"..Est?"

"kamito berjanji aku boleh pesan apa saja"

"Err, ya memang"

"kau berjanji"

Di pandangi lagi oleh kedua matanya.

"Apa yang harus kita lakukan"

"Tidak ada pilihan kecuali kita semua bekerja sama untuk menghabiskannya"

"...mau bagaimana lagi"

Kamito mendesah.

"..Hn?"

ia melihat siluet gadis yang ia kenal di luar jendela.

ia memiliki rambut biru Pony-tail dan mengenakan penlindung dada.

Ia adalah ellis.

"Ada apa kamito?"

"barusan aku melihat Ellis di sana, apa ia sedang bertugas?"

"Ellis, hmm..."

Claire melihat Kamito sepertinya tidak senang.

"...Kepikiran sekali dengan Eliis"

"Hm, apa maksud mu..Mogu mogu"

Tiba tiba satu sendok penuh parfait di masukan kedalam mulut Kamito.

"Dengar, Kamito, dari awal Ellis adalah team lawan"

Mogu mumuumuu"

"dan kau adalah budak Roh ku"

Memasukan sendoknya semakin di paksakan.

sungguh tidak beralasan..



Bagian 6

...gadis yang terlihat menarik

gadis tinggi cantik, baru saja dari dapur dan ia menjulurkan lidahnya untuk menjilat bibirnya yang basah.

dialah yang membawa Parfait kamito tadi si pelayan dari ras Elfim.

di dapur dia mengitip dari lubang kecil,

seperti sedang mengevaluasi sesuatu dan kemudian mendesah.

kurasa cukup sampai di sini, meskipun mereka adalah buruan ku

Resiko pertukaannya teralu besar.

mereka yang telah mendapatkannya, akan kehilangan kepercayaan diri dan semakin terobsesi layaknya sebuah tugas.

...walaupun yang berambut merah punya sedikit harapan

Vivian Melosa penjual PembunuhPerserikatan Mayat, khusus menangani <<Kutukan Senjata Tersegel>>.

ia pernah belajar di akademi kerajaan untuk mereka yang melakukan penelitian tentang <<Kutukan senjata tersegel>>, akan tetapi dengan alasan <<Kutukan Senjata tergel>> di larang setelah perang Ranbal akademinya pun di tutup, setelah itu ia bergerak dari satu organisasi ke organisasi lain hanya untuk melakukan penelitian terhadap <<Kutukan Senjata Tersegel>>.

Akademi yang di penuhi dengan para putri bangsawan adalah tempat yang sesuai.

Sejauh ini ia berhasil menyusup ke dalam Akademi dan memasangkannya pada mereka yang menginginkan kekuatan.

...walapun hanya satu yang berhasil

menyibakan rambut hijau bergelombang dia tertawa.

"baiklah, aku akan bersabar untuk Kitten-chan kesayangan ku"

Mundur ke Bab 2 Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Bab 4

Bab 4 : Ketulusan Seorang Ksatria

Bagian 1

Pada saat mereka semua selesai menaklukkan parfait raksasa, hari sudah malam.

Kamito, yang telah kembali dari kota akademi, muncul di tengah aula seperti yang dia janjikan pada Ellis.

Setelah menunggu beberapa saat, Ellis datang berlari dikejauhan dan sambil terengah-engah.

"...M-Maaf, membuat mu menunggu."

"Tidak,aku tidak menunggu selama itu."

Kamito sedikit tersenyum pada Ellis,yang sedang terengah-engah.

"Hey, Ellis,barusan kamu dari kota akademi,bukan begitu?"

"K-kau melihat ku!"

Ponytail Ellis berdiri.

"Ahh, aku kebetulan saja melihatmu dari jendela restoran. Apakah itu penjaga Ksatria?"

"Tidak, er... aku sedang belanja beberapa barang"

Ahem,Ellis terbatuk dan wajahnya memerah untuk beberapa alasan.

Sebuah tanda tanya terlintas di pikiran kamito tapi...baiklah,itu tidak apa-apa.

"Untuk saat ini,jika kita akan belajar,apakah kita pergi ke perpustakaan atau apa?"

"Ah,tidak...bukan perpustakaan."

Ellis menggelengkan kepalanya sambil kebingungan.

"Hn, bukan perpustakaan? Lalu,apakah kita pergi ke sebuah kelas kosong dima-"

"-Kamar!"

"..huh?"

Kamito seolah tidak mempercayai telinganya.

"...Sebuah kamar?"

"A-Maksudku, err...A-Aku mau kau mengajariku di kamarku!"

Ellis berteriak dengan wajahnya yang berubah merah menyala.

"..."

"..A-apakah tidak apa-apa?"

"Tidak, hey tunggu, bagi seorang laki-laki sepertiku untuk masuk kamar perempuan..."

"Se-seorang perempuan..."

Seketika, Ellis berwajah seperti dia kehilangan kepalanya karena sesuatu-.

"Ba-bagaimanapun, bukankah kau tinggal dengan Claire Rouge dan lainnya dalam satu kamar bersama?"

"Tidak, baik...begitulah yang terjadi."

Kamito menggaruk belakang kepalanya sambil menjawab.

"A-atau, kau tidak mau datang ke kamar seorang perempuan kolot seperti ku-"

"T-Tidak!, bukan begitu!"

Kamito menggelengkan kepalanya sambil kebingungan karena Ellis terlihat sedikit terluka.

"B-Baiklah kalau begitu-"

"...ahh, Aku mengerti. Aku mengerti. Izinkan aku untuk masuk."

Meski Kamito masih tidak memahami apapun, dia mengangguk dengan sedikit putus asa.


Bagian 2

Begitulah- Kamito sedang dibawa di sepanjang jalan ke asrama Kelas Weasel.

Berkebalikan dengan kelas raven yang berisi murid-murid paling bermasalah, kelas weasel merupakan kelas yang berisikan murid-murid terpilih yang rajin.

Kamar Ellis, di atas tangga, di lantai dua dalam bangunan.

Ellis terbatuk di depan pintu.

"Ini kamar ku. T-tentu saja, ini pertama kalinya seorang laki-laki memasukinya."

"...Jika kau berkata seperti itu, aku jadi sedikit tegang."

Ellis membuka pintu kamar dan mengucapkan sebuah mantra dalam bahasa roh.

Pada saat itu, kristal spirit di langit-langit bercahaya dan di dalam kamar redup itu terang bersinar.

Desain interriornya tidak begitu berbeda dari kamar Claire. Bagaimanapun, kamar Ellis telah teratur rapih.

"Kau merapihkannya dengan baik. Seperti itulah Ellis yang cekatan."

"Ahh, itu karena jika aku tidak bersih-bersih, teman sekamarku yang terlalu serius akan marah."

"Seorang Teman sekamar yang lebih terlalu serius dari Ellis?..."

begitu kasarnya pada Ellis, tapi dia tidak bisa membayangkannya sedikitpun.

"Dimana teman sekamarmu ini sekarang?"

"Dia sedang keluar beberapa minggu ini karena sebuah tugas dari Akademi. Jika orang itu sekarang ada di tempat ini- kau mungkin tidak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup."

Sambil mengatakan sesuatu yang berbahaya, Ellis meletakkan bantal di lantai sebagai tempat duduk untuk Kamito.

"Anggaplah rumah sendiri, aku akan menyiapkan teh dan cemilan sekarang."

"Ah..maaf."

Ellis segera merebus air panas, dan mengambil keluar daun Teh hitam dan cemilan.

Meskipun seorang Ojou-sama dari sebuah keluarga bangsawan besar, dia sangat ahli dalam beberapa bidang. Karena keluarga Fahrengart adalah keturunan militer,dia mungkin telah menerima pelatihan ketat ketika dia masih muda.

"Ini lezat. Ellis, kau yang membuatnya?"

"K-Kau bisa bilang begitu. Ini seperti Hobiku."

Ellis bersikap cangung, terlihat dia sedikit malu-malu.

Ini adalah sebuah Sponge cake yang ditaburi bubuk teh hitam di permukaannya.Ini mempunyai sebuah rasa yang sederhana karena manisnya yang sedikit.

Dia sudah tahu bahwa memasak adalah salah satu kelebihan utama Ellis, tapi ini mengejutkan bahwa dia bisa membuat hal lembut sedemikian rupa.

"Santailah sejenak. Aku akan pergi membuat persiapan sekarang."

"Hn, persiapan apa?"

Ketika Kamito bertanya- Ellis menarik pedangnya dari pinggangnya.

Dengan suara aneh terisi dengan intensitas,

"Ini persiapan."

"A-Aku mengerti..."

Dengan pedang yang tetap di acungkan ke belakang lehernya, Kamito mengangguk.

Ketika Ellis menghilang di kamar sebelah dan Kamito jadi sendirian, dia sedikit menghela.

(...Apa itu tadi?)

Sambil dia menyesap teh hitam yang Ellis buat, dia melihat sekitar interrior kamar.

Ada seragam terlipat rapi dan piyama diatas tempat tidur.

Ada teddy-bear lucu dan boneka kelinci mewah berderetan disampingnya.

(Mengejutkan, dia memiliki sisi kewanitaan)

Ketika memikirkan hal semacam itu, dia mengubah arah pandangannya, lalu—

Secara tidak langsung, pandangannya terhenti diatas meja tulis.

Sebuah Kristal Spirit Objet D'art,yang memancarkan cahaya redup, ditempatkan di dekat meja.

(Itu—)

Kamito mendekat, dan mengambilnya ke tangannya.

Didalam kristal spirit transparan, berbagai setan muncul dan menghilang—.

"Sebuah kristal spirit yang menyegel memori, huh?..."

Ini adalah sebuah benda yang bisa mengurung kejadian didalam memori seseorang dengan memasukkan kekuatan hebat ke dalamnya.

Penampakkan dari gadis yang sama telah berulang-ulang muncul beberapa kali didalam kristal spirit.

Rambut glamor nya berkibas dan dia sedang memegang sebuah pedang setan hitam-memancar—penampilan seorang gadis yang masih sangat muda.

"...Eh, bukankah itu aku tiga tahun yang lalu?!"

Kamito tidak sengaja berteriak.

Ya, orang yang tercermin disitu tidak diragukan lagi—

Penampilan dari Penari Pedang terkuat, Ren Ashbell.

(Itu mengingatkanku, dia pernah berkata bahwa dia mengagumi Ren Ashbell...)

Dia menghela dengan berat, dia menaruh kembali bijih spirit penyegel-memori ke dalam meja.

Jika Kamito tidak memastikan bahwa setidaknya identitas sebenarnya sama sekali tidak terungkap padanya—

Dia akan menghancurkan mimpi murni gadis itu, yang mana dia tidak bisa lakukan.

(...Hn?)

Tiba-tiba, Kamito menyadari bahwa penampakkan seorang gadis selain Ren Ashbell sedang diproyeksikan di dalam kristal spirit.

Dia memiliki rambut pirang mengkilap dan bercahaya. Dia adalah seorang gadis cantik, yang kelihatannya bertampang-dingin.

Orang yang berdiri malu-malu di samping gadis itu mungkin Ellis ketika dia masih muda—

(Aku memiliki ingatan gadis ini di suatu tempat)

Kamito meragukannya— pada saat itu.

"...A-Aku membuatmu menunggu."

Dia mendengar suara Ellis yang seolah hilang kapan saja dari belakang.

"Ellis?"

Kamito berbalik—

"..."

Mulutnya terbuka.

Disana ada seorang maid.

"...?"

Setelah Kamito menggosok matanya, dia membuka matanya lagi.

…Ya, pasti itu adalah seorang maid.

Dia memakai seragam maid berwarna biru gelap rapi berpasangan dengan celemek putih, dan rok panjang yang indah dengan hiasan. Dan kemudian, dia memakai hiasan kepala, yang diletakkan di kepalanya.

Dia memakai seragam maid berwarna biru gelap rapi berpasangan dengan celemek putih, dan rok panjang yang indah dengan hiasan.

Dan kemudian, dia memakai hiasan kepala, yang diletakkan di kepalanya.

Itu Ellis dalam pakaian maid lengkap.

"K-Kau, apa itu..."

Kamito menelan ludahnya, dan—

"A-Aku menjadi maid eksklusif-bergunamu dari sekarang. ...A-Apakah itu tidak apa-apa?"

Ellis, yang wajahnya berubah menjadi merah menyala, memegang ujung rok panjangnya dan membungkuk.

Di bagian bawah-belakangnya rok Ellis, Kamito melihat sekilas pada sebuah ikatan sabuk hitam.

"Ap—"

Kamito terkejut dan menutupi matanya dengan kedua tangan sambil kebingungan.

"J-Jangan lihat-lihat... Ini memalukan."

Wajah Ellis semakin memerah, dan dia mengusap lututnya bersamaan dengan malu-malu.

Karena dia tidak mengenakan baju besi nya, payudaranya yang besar terlihat lebih kelihatan dari biasanya.

Kamito kehilangan kata-katanya—

Ellis berbisik dengan ekspresi yang tampaknya gelisah.

"S-Seperti yang kupikir, jenis pakaian ini... tidak cocok untukku?"

"Tidak...err, bukan itu."

Kamito berkata sambil dia memalingkan pandangan matanya.

...Atau lebih tepatnya, dia manis. Sangat manis.

Tidak, bahkan setiap saat Ellis memang pasti manis tapi—

Dia tidak berpikir bahwa Ellis yang mengenakan seragam maid begitu menggoda.

Bagaimanapun, selain itu, Kamito lebih kebingungan.

"...M-Mengapa seragam maid?"

"In-Ini adalah sebuah tindakan ketulusan dariku..."

"Ketulusan?"

Kamito bertanya kembali kepada Ellis yang tampaknya sedang bergumam dengan malu.

Seragam maid adalah suatu tindakan dari ketulusan... Dia tidak mengerti maksudnya.

Ellis melipat tangannya dan melotot tajam kearah Kamito dengan mata cokelat kemerahannya.

"I-Ini tentang misi hari lainnya. Sebagai representatif dari Ksatria Syphid, aku telah berfikir kalau aku harus berterima kasih untuk bantuanmu diwaktu itu... I-Ini hanya sebagai representatif dari Ksatria Syphid!"

"Tidak, aku sudah katakan aku tidak butuh sesuatu seperti terima kasih. Itu wajar untuk membantu teman sendiri."

Kamito mengatakannya—

"Kalau begitu, aku tidak bisa tenang. Ap-Apa yang harus kulakukan agar kau menerima terima kasihku... Aku sudah khawatir selama minggu ini."

"...Kenapa balasannya adalah seragam maid?"

"Umm, saat mengkonsultasikan kawan reguku Rakka dan Rieshia, mereka berkata kepadaku kalau yang terbaik adalah kalau aku memakai pakaian ini untuk menunjukkan ketulusanku padamu. Lagipula, kau orang gila, yang takjub dengan melihat penampilan begitu. Pa-Pada mulanya, aku juga punya masalah dengan ini, tapi aku mencurahkan seluruh badan dan jiwa untuk menunjukkan terima kasihku ke seseorang yang aku berhutang budi padanya adalah aturan rumah tangga dari keluarga Fahrengart ku."

"Mengapa mereka berdua, mengajarkan sesuatu yang tidak berguna..."

Wajah Kamito tersentak... Singkatnya, Ellis sudah tertipu oleh mereka berdua.

"Ellis, jangan salah paham. Aku bukan orang gila yang tertarik dengan seragam maid."

Kamito berusaha menyelesaikan kesalahpahaman, tapi—

"... Ap-Apa? Artinya—"

Tampaknya Ellis mengartikannya dalam arti yang berbeda.

"... Melakukan itu, maksudmu itu?"

"Huh?"

"Y-Yang kau maksud menyuruhku memakai pakaian yang lebih seksi, kan?!"

"Apa yang kau katakan!"

"Kuu, dasar raja mesum sialan...!"

"Penggunaan-hak raja mesum sudah dipakai oleh penduduk kota!?"

"Aku sama sekali tidak terima untuk melakukan permintaan yang lancang!"

Ellis mengeluarkan pedang dari pinggangnya dan dengan cepat menodongnya ke belakang leher Kamito.

Tampaknya dia tidak kehilangan kemampuannya sebagai ksatria walaupun dia menjadi maid. ...itu sudah jelas.

"A-Aku mengerti, itu sangat cocok bagimu, seragam maid yang terbaik, seragam maid horayy!"

"... Hmm, itu sudah cukup."

Sambil Ellis menodongkan lagi ujung dari pedangnya tepat pada belakang leher Kamito—

"Ayo, Kamito, kau bisa menyuruhku melakukan apapun yang kau mau!"

"Kau adalah maid cantik yang bangga... Baiklah kalau begitu, Ellis, apa yang bisa kau lakukan?"

"Spesialisasiku adalah dalam mengayunkan sebuah tombak."

"Maid macam apa kau...?"

"Aku juga bisa menggunakan sebuah pedang, tapi keahlianku adalah menggunakan tombak."

Dengan bangga Ellis membusungkan dadanya.

"Apa kau tidak punya apapun selain kemampuan berbahaya?"

"Memasak adalah spesialisku."

"Ahh, aku tahu. Jadi, bisakah aku membuat sebuah permintaan?"

"Tentu saja. Apa yang kau mau?"

"Mari kita lihat... Aku juga makan malam nanti, jadi aku mau yang ringan dan bisa digenggam."

"Aku mengerti. Terus terang, aku sudah berfikir apa yang terjadi jika kau mengatakan body sushi[7] tapi—"

"... Mengapa kau."

Kamito mengerang dengan ekspresi datar—

Tiba-tiba, ia mencoba bertanya sebuah pendapat yang melintasi pikirannya.

"Ngomong-ngomong, apakah ini maksudnya kau akan melakukannya jika aku memintanya?"

"K-Kau orang yang kurang ajar!"

Disaat yang bersamaan, pedang tersembunyi, yang Ellis longgarkan, memotong rambut depan Kamito.



"... B-Bagaimana rasanya, Tuan?"

Seperti itulah—

Berakhir dengan Ellis menyiapkan makanan untuk Kamito.

Seperti yang diharapkan dari yang telah dilatih demi pria yang akan menikah dengannya di masa depan, dari memasak sampai menyusun makanan, keahliannya sangat baik. ... Dia adalah seseorang yang baik yang mana contohnya dia ingin pasti kucing neraka ojou-sama untuk mengikutinya.

Namun—

"...Aku berhutang padamu. Jangan panggil aku seperti itu."

Kamito mengerang dengan ekspresi datar.

"Um, meskipun begitu, mereka berdua berkata bahwa ini cara resmi untuk memanggilmu."

"Bukan, kau sudah tertipu, kau tahu?"

Kamito menggerutu sambil mengunyah sebuah potongan keju seukuran mulut.

Adonannya renyah yang menggunakan tepung terigu kelas satu. Keju kelas tertinggi, yang ditempatkan di antara daging, rasanya lezat saat meleleh di atas lidahnya.

"... Lezat. Lezat secara normal."

"Mm, itu normal?..."

Ellis cemberut, terlihat sedang frustasi.

"Aku memujimu. Ini susah untuk membuat sesuatu yang normal dan lezat secara normal."

"B-Begitukah...!"

Ellis tersipu malu dengan mengencangkan dadanya.

"Ellis akan menjadi pengantin yang baik."

"...! Ap-Apa yang kau katakan!"

*Bishuu!*

Dia menusukkan garpu bertempelkan potongan sebuah keju pada Kamito.

"Ap-Apa yang tiba-tiba kau lakukan!"

"Hmm, ini karena kau mengatakan sesuatu yang aneh!"

Ellis menatap dengan tegang pada Kamito.

Dan Lalu—

"... Buka mulutmu."

"Huh?"

Kamito bertanya balik—

*Bishuu, bishuu!*

Tusukan berkecepatan dewa terlepas sekali lagi.

"Owha!?"

"Jangan menghindar! Aku mencoba menyuapimu—"

"Mencoba menyuapiku... Kenapa!?"

"Aku mendengar jika itu adalah tugas seorang maid. Ayo, cepat... bilang ‘Ahh’!"

Ellis menusukkan garpu dengan kecepatan dewa pada Kamito.

Dia pernah berkata bahwa menusuk adalah keahliannya, seperti yang diduga, bahkan untuk Kamito, itu membutuhkan seluruh kekuatan untuk menghindar.

...Eh, latihan macam apa ini?!

"Ini berbahaya, kau hampir menusuk mataku!"

"Hmm, itu karena kau menghindar. Jangan kabur!"

—*Hamuu*.

Akhirnya, garpu itu didorong kemulut Kamito.

*Mogumogumogu*.

"B-Bagaimana?"

"... Lezat."

Kamito menjawab dengan jujur—

"B-Baiklah, satu suapan lagi..."

Kali ini dia dengan lembut menggerakkan garpu kemulutnya.

*Hamuu*.

"B-Bagaimana dengan yang ini?"

"... Ahh, lezat."

Saat mengangguk sekali lagi, Ellis sedikit terkikih-kikih, seperti sedang senang.

(... Hmm. Ini, seperti yang diduga, sedikit memalukan.)

Bagian 3

Pada saat dia telah selesai memakan masakan Ellis, diluar sudah berubah menjadi gelap gulita.

Ini sudah saatnya dia membuatkan makan malam untuk Claire dan lainnya, yang sedang menunggu di asrama.

Ketika Kamito memberitahukan kepada Ellis tentang masalah itu... Dia berwajah sedikit kecewa.

Setelah membantu Ellis membereskan peralatan makan minum, Kamito dan Ellis, yang berganti ke seragamnya, pergi keluar dari asrama.

Saat Ellis melepaskan seragam maidnya, dia tiba-tiba terlihat malu dengan tindakannya tadi, lalu saat dia berjalan di tempat disinari cahaya bulan, dia menundukkan kepalanya kebawah sepanjang waktu.

...Tentu saja, Sama sepertinya, Kamito juga malu.

"Aku minta maaf karena terlalu lama tinggal. Masakanmu enak."

"Iya, aku senang karena aku bisa menyampaikan terima kasihku sebagaimana mestinya. Karena mungkin hari ini adalah kesempatan terakhir aku bisa mengundangmu ke kamarku."

"Apa maksudmu?"

"Ini tentang teman sekamar yang baru saja kubicarakan. Dia akan menyelesaikan misinya dan segera kembali."

"Apa teman sekamarmu semengerikan itu?"

Saat mengatakannya, ekspresi Ellis sedikit murung.

"Velsaria Eva Fahrengart— Dia adalah kakak tiri tertuaku, sejak dua tahun lalu. Dia juga mantan kapten Ksatria Sylphid."

"Velsaria..."

Kamito terkejut. Nama itu, jika dia tidak salah, apa yang Claire bicarakan adalah—

"Elementalist akademi terkuat... Apa sebenarnya kakakmu, Ellis!?"

"Ya, ini tidak seperti kami berhubungan darah. Dulu dia juga diharapkan untuk menjadi seorang kandidat NomorDua belas Komandan Ksatria masa depan, tapi— setelah dia dikalahkan oleh Ren Ashbell itu di pertandingan pertama pada Penari Pedang tiga tahun lalu, cerita itu juga menghilang."

"...!?"

"Ada apa? Kau tahu tentang kakak ku?"

"... T-Tidak, tidak ada."

Kamito menggoyangkan kepalanya sambil kebingungan.

(...Aku tahu, tidak heran aku ingat sudah pernah mendengar nama itu sebelumnya.)

—Dia mengingat. Dia adalah lawan pertama di pertandingan pertama dari Blade Dance tiga tahun lalu.

Dia adalah seorang gadis dengan wajah cantik yang dingin dan rambut pirang yang indah.

"... Kakakku adalah seseorang yang mirip dengan gambaran Ksatria yang ku idealkan."

Ellis menghembuskan nafas putih sambil dia bergumam.

"Bagaimanapun, sekarang orang itu—"

Bergumam seperti bicara sendiri— Ellis menghentikan langkahnya disana.

Mereka telah sampai di depan gerbang Asrama Kelas Raven.

Kamito mendongak, dan jendela kamar Claire telah menyala.

"Ellis, terima kasih untuk hari ini. Baiklah kalau begitu, sampai jumpa besok."

"Ah-Ahh, tunggu—"

Kamito melambaikan tangannya dan berjalan menuju asrama.

Pada saat itu, ketika dia berjalan untuk sementara waktu ditempat menuju bangunan asrama.

"...Ka-Kamito!"

Ellis memanggil Kamito dari belakang agar berhenti dari belakang.

Itu tidak seperti suara dinginnya yang biasa, suara itu seperti teriakan darurat.

"...Ellis?"

Kamito berbalik—

"Ah..."

Ellis melebarkan matanya dan terkejut.

Kenapa dia menunjukkan ekspresi itu— bahkan dia tidak mengerti mengapa dia memanggilnya.

"Ada apa?"

"Tidak, err..."

"Um?"

Kamito menjadi kasihan dan mendekat—

"...!"

Ellis -seolah-olah dia membuat sebuah resolusi untuk sesuatu yang penting- dia mengambil nafas dalam-dalam.

"Sebenarnya aku ingin meminta padamu, tapi..."

"Keinginan?"

Kamito mengerutkan keningnya dan bertanya balik.

Apa yang terlintas dipikirannya adalah- kejadian sebelum dia menerima misi di Kota Penambangan dua minggu lalu.

Ellis mencoba untuk mengajak Kamito kedalam timnya.

Kamito, yang sudah bergabung sebuah tim dengan Claire, dengan jelas menolaknya, tapi sekarang kedua temannya menjadi tidak bisa berpartisipasi dalam kedudukan perang, dia mungkin mencoba untuk mengajaknya sekali lagi.

Ketika Kamito menggaruk kepalanya sambil gelisah, dia menggelengkan kepalanya.

"Ellis, maaf, tapi aku tidak bisa bergabung di..."

"Bu-Bukan itu!"

Wajah Ellis memerah saat dia berteriak... Tampaknya dia salah menyimpulkannya.

"Lalu..."

"Kamito, err... Maukah kau bergabung dengan Ksatria Sylphid?"

"Ksatria?"

Dengan spontan Kamito bertanya balik dengan kata-kata yang tak terduga tersebut.

Ksatria Sylphid— Sebuah organisasi elit murid yang melindungi ketertiban umum dan moral akademi.

(Bagiku untuk bergabung... Apa maksudnya ini?)

Ellis menatap Kamito dengan canggung.

"Err... Ini hanya sampai temanku kembali, aku ingin kau membantu para Ksatria."

Kamito teringat sesuatu yang dia bicarakan pada Ellis sewaktu pelajaran tambahan pagi hari ini.

Sebagai hasil dari serangan kemarin, termasuk dua rekan Ellis, tujuh ksatria terpaksa mundur dari Ksatria Sylphid. Ksatria Sylphid, yang telah kehilangan tiga anggotanya, sekarang dalam keadaan tidak berfungsi dengan normal.

Tentu, sebagai seorang kenalan dan juga selain orang yang memiliki kemampuan sebagai seorang elementalist dia juga mengerti, Kamito bisa mamahami alasan dia ingin mengajaknya.

"Tentu saja, aku tidak mengatakannya secara gratis. Sebagai seorang anggota Ksatria, kau akan dibayar sebagaimana mestinya."

"... Kenapa aku? Jika kau mengatur perekrutan, bukankah akan ada perempuan yang tertarik?"

"Kita mengadakan rekrutmen, tapi hampir tidak ada yang mendaftar. Kami telah mengumpulkan orang-orang selama periode kedatangan murid baru, tapi— meskipun begitu, lebih dari separuhnya langsung mengundurkan diri."

"Begitukah..."

Tampaknya bahwa pekerjaan Ksatria Sylphid adalah sesuatu yang lebih besar dari pada yang mereka bayangkan. Pada puncak bahaya, dan pada puncak disebut-demikian pekerjaan menjaga moral publik akademi, juga kemungkinan ada kasus dimana mereka terlihat bermusuhan dari murid akademi lain.

"Ditambah lagi, karena insiden serangan kemarin, kepercayaan terhadap Ksatria telah semakin jatuh. Walaupun kami menyelamatkan semua korban, pada akhirnya, kami tidak mampu menangkap penyerangnya."

Ellis menggigit bibirnya seperti terganggu.

"Aku menjalankan misi penangkapan Jio Inzagi dengan rencana membalikkan pendapat tersebut pada Ksatria tapi— hasilnya menyedihkan. Jika kau tidak menolong pada waktu itu, kami pasti akan dimusnahkan."

Pupil coklat kemerahannya menjadi basah dan sedikit gemetar.

Tanpa diragukan lagi, Ellis bertahan dari suara kritikan pada Ksatria selama ini.

Tentunya, dia menahan itu sendirian tanpa seseorang pun yang bisa dia mintai pendapat.

Sebagai tugas seorang kapten, dan dia menyalahkan dirinya sendiri.

(...Aku mengerti. Dia tidak aman. Tentu saja dia hanya bisa ketakutan saat dia tidak aman.)

Ini adalah tanggung jawab dan tekanan berat yang datang karena posisinya sebagai kapten.

Pasti ada suara keraguan tertuju padanya, seorang murid SD, melayani sebagai kapten.

Dia melakukannya sendirian dengan ketat untuk kepentingan menjaga tata tertib akademi dan mungkin pernah mendapat musuh.

Dia juga telah menahan kritik itu dengan menunjukkan kemampuannya selama ini.

Bagaimanapun, kepercayaan itu bergeming sekarang.

Lagi pula, rekannya dan kawan-kawannya selalu tetap mendukungnya.

Rakka and Reishia juga tidak ada sekarang.

(...Dia juga adalah seorang gadis, yang belum berumur enam belas tahun.)

Tertutupi oleh plat bahunya adalah siluet bahu gadis itu.

Betapa besar beban yang dipikulnya pada bahu miliknya-

"... Sebenarnya aku takut."

Dia menunduk ketika mengatakannya.

"Apakah aku telah melakukan sesuatu yang benar sebagai seorang Ksatria? Apa aku menyalahgunakan kewenangan Ksatria dan hanya menindas orang-orang yang harusnya kulindungi, dengan kekuatan?"

ponytail birunya itu berkibas oleh angin sepoi-sepoi.

Hampir seperti memperlihatkan hati Ellis.

"Aku ingin membantu" —Ellis tidak mengatakannya.

Kalimat itu pasti menjadi kalimat kebanggaannya yang terakhir.

Kamito—

"... Baiklah. Hanya sampai mereka berdua kembali, kan?"

"Ap-Apakah tidak apa-apa? ...Sungguh?"

Ellis membuka mata coklat kemerahannya.

"Ahh."

Kamito mengangguk dengan tegas sekali lagi.

Sejujurnya, dia tidak berfikir jika dia ditarik untuk hal-hal seperti Ksatria yang menjaga moral publik. Selain itu, jika mempertimbangkan tentang Tarian Pedang yang akan datang beberapa minggu, dia seharusnya tidak mempunyai ruang untuk menggunakan waktunya untuk hal-hal seperti itu.

Namun, saat melihat Ellis berubah ke keadaan dimana dia bisa hancur kapan saja—

Dia ingin membantu ketulusannya tapi gadis Ksatria yang bahkan sedikit canggung.

"... Te-Terima kasih. Kazehaya Kamito."

Ellis tertunduk dengan ekspresi seperti dia akan menangis kapan saja.

Kamito sedikit tersenyum pada Ellis, yang berbaik hati bahkan pada saat seperti ini.

"Ahh, itu benar. Aku punya permintaan untukmu."

"Apa itu?"

"Err, tentang pemberian gaji yang kau sebutkan barusan, apakah mungkin untuk sesuatu seperti kenaikan?"

Bagian 4

Setelah berpisah dengan Ellis, Kamito kembali ke kamar—

Claire memakai sebuah celemek lucu dan sedang berdiri di dapur seperti di pagi hari.

Ada bau manis tapi sedikit terbakar. Dia mendengar suara dari sesuatu yang mendidih.

Diam-diam menyembunyikan langkah suaranya, Kamito menghampiri Claire dari belakang.

"Hn, kau membuat coklat lagi?"

"Fuaa, Ka-Kamito!?"

*Pyon*, rambut merah Claire yang dikuncir ganda berdiri.

"Bo-Bodoh, jangan mengagetkanku! Aku akan mengubahmu menjadi abu!"

Wajah Claire berubah menjadi merah menyala, dan *Pishi* *Pishi* dia mengayunkan cambuknya. Kamito menghindarinya dengan kebingungan.

"... Astaga, kemana saja kau pergi? Pelajaran tambahanmu seharusnya sudah lama berakhir, kan?"

"Apa? Kau sudah lapar?"

"Bu-Bukan itu masalahnya, kau adalah budak spiritku, jadi tanpa izin dari majikanmu, kau tidak boleh berkeliaran sesukamu."

"... Apakah aku seekor anjing?"

Kamito menghembuskan nafas kekecewaan.

"Aku pergi ke tempat Ellis, dan akhirnya aku dipersilahkan untuk makan sedikit."

*Pishi*— Claire membatu.

"...Apa...itu?"

"Ahh, tampaknya sebagai ungkapan terima kasih karena telah membantunya kemarin. Sungguh bertanggung jawab."

Seperti yang diduga, Kamito menyembunyikan hal tentang seragam maid demi kehormatan Ellis—

"A-Aku mengerti, kau diperlakukan dengan baik... iya kan?"

Wajah Claire cemberut.

"Aku juga ikut membantu dan juga... dia hanya mengundang Kamito."

"Bukankah kau mendapatkan sekotak kue dari Ksatria? Sebuah kotak yang terdiri dari berbagai macam jenis makroni. Jika aku tidak salah, kau memakan semuanya sendiri."

"Ku-Kue itu sungguh enak... Eh, bukan itu masalahnya, apa yang kau maksud dengan singgah ke tempat Ellis? Ja-Jangan bilang, kau pergi ke kamarnya?"

"Ya, kamar Ellis benar-benar rapi. Kau seharusnya juga mencontohnya—"

"A-Aku tidak mempercayaimu...!"

Bahu ramping Claire bergetar.

Dia menggigit erat bibirnya yang berwarna bunga sakura. Air mata langsung muncul dari mata delimanya.

"... Claire?"

"K-Kau telah berhasil tergoda dengan hal-hal seperti payudara Ellis dan turun menjadi anjing Ksatria, kan?"

"Tidak, payudara apa...? Baik, meski begitu, aku diundang untuk bergabung dengan Ksatria."

"—Huh?"

Kali ini— Claire benar-benar kaku.

"Ap-Apa itu...? Apa maksudmu?"

"Hn, sekarang, Ksatria tampaknya sedang kekurangan tenaga kerja. Aku dimintai untuk membantu mereka."

"T-Tentu saja, kau menolaknya, kan? Kau menolaknya...kan?"

Claire memegang erat lengan Kamito, dan menatapnya dengan ekspresi serius.

Kamito menggaruk kepalanya—

"Tidak, aku memutuskan untuk membantu mereka. Aku juga memiliki beberapa kewajiban pada Ellis."

"...?!"

Sementara Claire tetap memegang lengan Kamito, ia terkejut dan matanya melebar.

Sebenarnya dia punya alasan lain untuk menerimanya, tapi—

Itu memalukan untuk memberitahu Claire sekarang.

"Aku minta maaf karena memutuskan tanpa izin darimu. Tapi tentunya bukan sebuah masalah, kan?"

"Tidak mungkin kalau itu bukan, kau tahu kalau aku dalam hubungan buruk dengan Ksatria, kan!"

"Itu karena kau membuat masalah—"

Kemudian, Kamito menyadari.

Ujung jari Claire memegang lengannya yang bergetar sedikit demi sedikit.

"... Aku mengerti, kau berada disisi Ellis lagi."

Dengan tenang Claire bergumam.

"Tidak, itu bukan soal aku berada disisinya atau tidak—"

"...Kau berkata begitu, dan juga."

"Eh?"

"Meskipun kau berkata begitu— 'Aku akan menjadi spirit terkontrak mu'."

Claire mengangkat wajahnya, dan air mata meluap dari matanya.

"K-Kau..."

"Sudah cukup!! Keluar—"

*Don*— Claire mendorong Kamito pergi.

"Hey, Claire..."

"Cepat pergi! A-Aku benci orang sepertimu, aku sangat membencimu!"

Sebuah bola api panas keluar dari telapak tangan Claire.

"Owa!"

Sebuah ledakan besar bergema, dan sebuah lubang yang sangat besar terbuka di tembok belakang Kamito.

"He-Hei, tunggu, kenapa kau marah?"

"Diam, bodoh! Keluar——!"

Kali ini, Claire mulai membacakan sebuah sihir spirit kelas terkuat, sehingga Kamito kabur dengan kewalahan.

Jika Claire berupaya serius, dia telah cukup mampu meledakkan asrama ini hingga sangat jauh.

Setelah berlari keluar dari asrama dan berlindung, Kamito menghela.

"Ap-Apa itu..."

Mengapa Claire marah?... Itu sulit dipahami.

(...Apakah dia tidak senang jika aku bergabung dengan Ksatria?)

Dia mendongak ke jendela kamar yang berada dilantai dua, tapi- dia tidak melihat Claire disana.

Lama sebelumnya, tirai jendela itu ditutup.

(...Ahh, jika dia menjadi seperti ini, dia tidak akan mau mendengarkan,)

Claire Rouge. Dia adalah seorang gadis yang hampir seperti api yang menyala-nyala.

(Yah, bagaimana pun, hal itu sesuai dengan kebaikannya...)

Kamito mengambil nafas dalam-dalam sekali lagi.

Dia meninggalkan Kelas Raven dengan langkah yang berat.

Bagian 5

Setelah mengusir Kamito keluar—

"Aku benci orang itu, aku benci orang itu... Aku sangat membencinya!"

Claire jatuh ke tempat tidur.

Dia menekan bantal halus ke pipinya, dia dengan erat memegang sepreinya.

Scarlet tampaknya berubah menjadi khawatir, tapi Claire menjauhkan dirinya tanpa sepatah kata pun. Dia tidak menginginkannya bahkan spirit terkontraknya, yang sudah bersamanya selama ini semenjak dia kecil, untuk melihatnya menangis sekarang.

"Apa... Aku terlihat seperti orang bodoh."

Selama beberapa hari, ia sudah berlatih untuk membuat coklat sepanjang waktu.

(T-tentu saja ini diluar kewajiban. Coklat yang akan aku berikan kepadanya jelas bukan kewajibanku.)

Latihan itu membuahkan hasil, karena secara bertahap dia mampu membuatnya dengan baik.

Meskipun ia berhenti membuat abu dalam jumlah besar, seharusnya di cukup baik untuk dipuji.

Di hari sebenarnya, besok pagi, dia berencana untuk memberikan Kamito coklat yang dibuatnya paling-terbaik.

"Kau melakukannya dengan baik." ...Dia ingin dipuji.

(Dan namun, dia...)

Claire mengerang, dan memukul bantalnya. *Posu posu*.

(... Makanan yang Ellis buat pastinya lebih enak dibandingkan hal-hal seperti coklatku.)

Itu menjengkelkan. Pikirannya campur aduk, dan walaupun ia tidak tahu apa yang membuat ia jengkel, tapi hal itu menjengkelkan.

"... Aku seperti orang yang menjijikan."

Dia mengerti. Dia tentu saja tidak memiliki perasaan buruk kepada Kamito. Sungguh, tidak salah lagi bahwa dia hanya berpikir untuk menjadi berguna pada Ellis dan memutuskan untuk bergabung dengan Ksatria.

Kamito adalah orang yang seperti itu.

Bahkan Claire khususnya tidak membenci Ellis. Tentu saja, mereka tidak berhubungan baik, tapi dia menyadari bahwa dia adalah elementalis yang dibanggakan.

Namun, hal itu membuatnya sangat marah untuk beberapa alasan.

(...Kenapa?)

Dia mengerti alasannya.

Dia berfikir bahwa dia yang lebih spesial bagi Kamito.

(Lagi pula, Dia mengatakan kalau dia akan menjadi roh terkontrakku.)

Ia memegang lembut bibirnya dengan ujung jarinya, pipinya memanas dengan cepat.

(Disamping itu, Ka-Kami bahkan... berciuman.)

Ini menjadi perasaan yang menyakitkan seperti dadanya sesak.

(...Tapi, itu salah.)

Ini tidak berarti bahwa hanya Claire yang khususnya spesial.

Selama ada perempuan yang bermasalah, Dia akan mengulurkan tangannya ke siapapun, tak peduli siapa.

(Ini karena aku adalah saudara perempuan Ratu Bencana itu—)

Dia mungkin berfikir kalau keberadaan Claire sangat menyedihkan, dan hanya bersimpati kepadanya.

Setelah memikirkan itu, Claire menjadi sangat kesepian.

Kamito pasti tidak mengerti mengapa Claire semarah itu.

Claire juga tidak jelas mengerti mengapa dia berperasaan seperti ini.

Perasaanya saat ini hampir seperti api membara di perapian.

...Ini bukanlah api Claire Rouge.

Pada waktu itu, ada suara pintu kamar yang terbuka.

"Kamito!?"

Dengan penuh semangat Claire menaikan wajahnya dari bantalnya, tapi—

Seseorang, yang berada disana, adalah Fianna dengan ekspresi kebingungan.

Ekspresinya terlihat seperti dia habis kembali dari tugas berbelanja untuk makan malam.

Claire menutupi wajahnya dengan bantalnya sambil kebingungan. Dia tidak mau Fianna melihat wajahnya berurai air mata.

Fianna melihat keadaan Claire saat ini—dan entah mengapa dia tampaknya telah menebak situasinya.

"Ehh, kau bertengkar dengan Kamito?"

"... Pergi."

Menjaga wajahnya tetap tertutupi bantal, kata Claire.

Fianna menghela, duduk di kasur dan menaruh tangannya diatas kepala Claire.

"Aku bilang tinggalkan aku sendiri, bukankah."

"Kau sungguh seorang anak kecil. Jauh berbeda dari Rubia-sama."

"Bagaimanapun, aku berbeda dengan Nee-sama."

Claire dengan kesal membalasnya.

"Hei, Claire, mengapa kau tidak bisa sedikit lebih jujur?"

"A-Aku minta maaf kalau aku tidak jujur... Bagaimanapun, bahkan payudaraku kecil."

"Huh? Tidak ada yang berkata tentang payudara, kau tahu?"

Sambil Fianna dengan lembut mengusap kepala Claire seperti kucing, dia menghela.

"Apa yang bisa kita lakukan untuk makan malam?"

Bagian 6

Pada saat itu juga— Ellis sedang berguling-guling di atas kasurnya sambil menderita.

"..., A-Aku memakai pakaian yang memalukan."

Ellis melempar seragam maid yang barusan dia pakai, dan tersipu malu. Bahkan jika ini demi membayarnya untuk rasa terima kasihnya, ini, sangat berlebihan, bukan?

"Ta-Tapi..."

Ellis memegang erat seragam maid—

"Kamito bilang kalau ini cocok dengan ku..."

Mengingat hal itu, pipinya lebih tenang.

Ellis membuka matanya saat dia kaget, dan menampar pipinya dengan kedua tangan.

"A-Aku Kapten! Jika aku tidak tegas, aku tidak bisa menjadi contoh untuk semuanya!"

Seorang Ksatria dari keluarga Fahrengart harus tidak pernah menunjukkan kelemahannya.

Ellis Fahrengart selalu begitu.

Namun—

(Aku telah menunjukkannya kepadanya...)

Bahkan dia tidak pernah menunjukkan sisinya, yang ketakutan dengan ketidak amanan, di depan teman-teman yang dia percayai.

Sejujurnya, dia tidak berniat mengundang Kamito ke Ksatria— sampai saat itu.

Namun, ketika dia melihat punggungnya yang hendak pergi, tanpa sadar dia memanggilnya.

(...Aku heran kenapa? Aku juga tidak mengerti.)

Pada awalnya, dia telah berfikir bahwa hal-hal seperti elementalist laki-laki adalah seorang musuh, yang akan mengganggu moral publik akademi.

Sejak kapan dia, sangat aneh, dan mulai peduli tentang Kamito?

Ketika dia berfikir tentang Kazehaya Kamito, dadanya sesak dan sakit untuk beberapa alasan.

Perasaan tersebut adalah yang pertama bagi Ellis, yang telah menjadi seorang Ksatria.

Kebetulan, ia melirik ke atas meja.

Sebuah coklat yang dibungkus rapi berada disana.

Besok adalah «Festival Suci Valentia».

Hari untuk memberikan coklat kepada lawan jenis yang diadakan di suatu tempat dengan satu maksud—

(...I-Ini adalah hadiah untuk mendaftar ke Ksatria. Tentu saja, tidak ada maksud lain selain itu.)

Ellis langsung mengerang.

Jika itu masalahnya, dia seharusnya tidak menjadi tegang. Tapi, degupan di dadanya tidak akan berhenti untuk beberapa alasan.

(...Ka-Kapan waktu yang baik untuk memberikannya?)

Lagi pula, ini pertama kalinya dia melakukan hal seperti ini, jadi dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

"...Di-Dia tidak akan berfikir kalau aku adalah perempuan aneh, kan?"

"—Apa yang aneh, Ellis?"

Tiba-tiba, suara seperti udara dingin yang membeku terdengar.

"...!?"

Sebelum dia tahu itu, pintu kamar telah terbuka—

Dan, disana— dia berdiri.

Dia memiliki rambut pirang mengkilap dan berkepala dingin dengan mata biru-es.

"Ah, Aneue[8]...!"

"Wajah pengecut apa yang kau buat? Dan kau masih menyebut dirimu seorang Ksatria dari keluarga Fahrengart?"

Dia adalah elementalis tekuat akademi— Velsaria Eva Fahrengart.


Bab 5 : Ksatria Sylphid

Bagian 1

"...chan,tolong bangun."

Dia mendengar suara seseorang...

"...chan, onii-chan."

"Uh..."

Kamito mengucek matanya sambil bangun perlahan.

Punggungnya sakit. Otot dan sendinya meregang.

"Hn..."

Dia merasakan sensasi yang keras ditelapak tangannya-

Kamito akhirnya ingat.

Kemarin malam, dia diusir dari kamar oleh Claire, jadi dia terpaksa tidur di dekat hutan.

(...Eh,onii chan?)

Dengan setengah sadar, Kamito memiringkan kepalanya.

Pastinya, Kamito, yang yatim piatu, tidak mempunyai hal-hal semacam saudara.

Setelah mengedipkan matanya beberapa kali, dia langsung mengalihkan pandangannya ke sisinya—

"Apakah kau sudah bangun, Onii-chan?"

"E-Est!?"

Seorang perempuan cantik, telanjang dan hanya menyisakan stoking selutut, sedang melihat wajah Kamito tanpa ekspresi.

Dia bertubuh langsing nan ramping. Embun pagi membasahi kulit putihnya dan bersinar.

"A-Apa yang terjadi!? Bukannya kau tidur di kamar Claire!?"

Kamito, yang wajahnya berubah menjadi merah menyala, mengalihkan padangannya dari payudara-landai gadis itu sambil gugup.

"Supaya Onii-chan tidak mati beku, aku tidur bersamamu dan menghangatkanmu."

"... I-Itu bohong, kan?"

"Apakah pahaku terasa nyaman, Onii-chan?"

"... Guaa."

Kamito sangat kebingungan dan mengerang.

"Ngomong-ngomong, Barusan, kenapa kau memanggilku ‘Onii-chan’?"

"Yah baiklah, aku mencoba berbagai cara untuk memanggilmu agar bangun, tapi kau tidak bangun sama sekali, jadi Est mencoba memanggilmu Onii-chan. Ketika aku melakukannya, Kamito langsung bangun."

"Apa itu benar...?"

"Ya, Onii-chan."

"Est, panggil aku 'onii-chan'."

"Ya, onii-chan."

Est mengangguk tanpa ekspresi.

"... Est. Ngomong-ngomong, apa kau marah?"

"..."

Est menatap Kamito dengan mata misterius violetnya.

"Aku adalah spirit terkontrak Kamito, kau tahu."

"Eh?"

Dengan lembut Est menekan jari telunjuknya ke bibir Kamito.

"Kamito, tolong berjanjilah kepadaku bahwa kau tidak akan meninggalkanku sesukamu."

"..."

Tampaknya dia marah karena ditinggalkan kamar Claire.

Sedangkan Kamito, dia merasa kasihan jika membuat Est tidur diluar dengannya, tetapi—

"... Ahh, aku mengerti. Maaf."

"Ini adalah janji, Kamito."

Kamito mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Est yang sudah terulur dan berjanji.

"—Baiklah kalau begitu, aku harus ke tempat Ellis."

Akademi juga punya hari libur sekarang karena «Festival Suci Valentia», tapi disana akan diadakan rapat.

Kamito sudah memutuskan untuk bergabung dengan Ksatria, sepertinya dia harus bekerja hari ini juga.

"Ayo pergi, Est."

"Oke, Kamito."

Est memegang erat tangan Kamito, yang telah berdiri.

Bagian 2

Paginya Ksatria Sylphid itu lebih awal.

Bahkan jika hari itu adalah hari libur akademi, disana ada rapat umum Ksatria di pagi hari.

Kamito datang ke markas besar Ksatria Sylphid, sesuai dengan waktu yang didengarnya dari Ellis.

Markas besar Ksatria adalah sebuah bangunan indah yang direnovasi dari sebuah gereja tua. Mengingat bahwa ada sekitar dua puluh orang anggota, mungkin tempat itu agak luas.

Kamito mengambil nafas, dan membuka pintu baja itu.

"Ap—?"

Kamito membiarkan pintu terbuka dan terdiam untuk beberapa saat.

Di dalam gereja suci itu ternyata penuh dengan gadis-gadis dengan pakaian dalam mereka.

Ada gadis-gadis yang sedang melepas rok mereka dan juga gadis-gadis yang sedang mengikat tali branya.

"...!"

Ellis, yang sedang melepaskan stokingnya hingga lutut, membuka lebar mata coklat kemerahannya.

Ellis, yang sedang melepaskan stokingnya hingga lutut, membuka lebar mata coklat kemerahannya.

Pakaian dalam hitam mirip-orang dewasanya tertampang jelas di retina Kamito.

Dan lalu—

"Gyaaaaaaaaaaa!"

Kamito menerima puluhan ledakan sihir roh di tubuhnya, dan bahkan meledak sampai keluar pintu.


"...Kelihatannya aku telah menerima kekerasan Ksatria dengan mudah."

Kamito, yang seluruh tubuhnya telah tersayat-sayat dan compang-camping, menatap Ellis dengan mata sinis.

Kebetulan, satu-satunya orang yang mengeluarkan sihir spirit yang terkuat, pastinya adalah Ellis.

Jika Kamito tidak mengenakan seragam akademi anti-pedang dan anti-pelurunya, pastinya dia akan berubah menjadi potongan-potongan oleh pedang angin liar yang terbang.

Ellis dengan kikuk mengalihkan pandangannya—

"Maaf. Aku harus mengatakannya saat ini. Kami selalu mengganti pakaian kami disini."

"Mengapa kau tidak memakai ruang ganti saja?"

"Itu karena kami tidak memerlukannya. Sejauh ini, kami belum memiliki murid laki-laki."

"Jadi begitu, tapi..."

"Yah, begitulah. Itu lumayan cocok untukmu, bukankah begitu, Kamito."

Ellis berdeham untuk menghindari pertanyaan.

Kamito memakai sebuah lencana, yang terukir dengan lambang dewa elemen angin.

Karena seragam Ksatria hanya dipakai untuk perempuan saja, telah diputuskan sehingga dia memakai lencana itu sebagai gantinya.

Para Gadis Ksatria berbaris horizontal di depan Kamito dan Est.

Di sana terdapat dua puluh anggota bersama, dan tampaknya juga beberapa senior diantaranya.

Sebelum memulai rapat umum Ksatria, Ellis terlebih dahulu memperkenalkan Kamito.

"Dia akan menjadi anggota Knight mulai hari ini, dia Kazehaya Kamito dari Kelas Raven. Seperti yang kalian lihat, dia adalah elementalist laki-laki. Tapi, aku ingin kalian menyambutnya tanpa rasa takut."

"..."

Para gadis Ksatria itu—

Menatap tajam ke arah Kamito dengan tatapan curiga.

...Hal itu bisa dimengerti. Karena kejadian tadi, membuat nama baik Kamito semakin terpuruk.

"Apakah dia yang dibicarakan sebagai raja iblis di malam hari?" "Aku tidak percaya, ia membuat seorang gadis kecil menjadi kekasihnya..."

"Namun, bukannya dia sedikit tampan" "Jangan tertipu, meskipun penampilannya begitu, dia adalah orang mesum yang terburuk." "Bahkan tadi, dia memandang kita seperti dia menjilati pakaian dalam kita.”

...Itu adalah suara bisikan dari gadis-gadis yang ia dengar.

"Hei, Ellis...hatiku tampaknya hancur sejak hari pertama."

"Te-Tenang saja. Aku tahu kau bukan anak kecil. Jika kau menunjukkan bagian dimana kau bekerja sebagai Ksatria dengan baik, hal seperti rumor-rumor itu akan langsung hilang."

"... Baguslah jika seperti itu."

Meskipun Kamito menghargai Ellis yang menyemangatinya, dia mengeluarkan helaan berat.


Bagian 3

Rapat umum Ksatria dimulai.

Apa yang dikatakan dari mulut Ellis adalah tentang misi spesial untuk Festival Suci Valentia.

"Hari ini, pelajaran di akademi akan ditiadakan. Banyak murid akademi yang akan berkerumunan ke kota karena Festival Suci Valentia. Untuk mencegah insiden pertarungan yang mungkin terjadi di depan masyarakat kota biasa, semua anggota, berhati-hatilah dan laksanakan misinya."

"Ya!"

Semua gadis-gadis Ksatria menjawab dengan serempak.

Jumlah mereka memang sedikit, tapi mereka adalah elementalis yang hebat. Seperti yang diduga, semangat mereka pun tinggi.

Namun- tampaknya juga ada orang yang menyampaikan ketidakpuasan tentang Ellis yang memimpin diantara senior.

Kamito tidak melewatkan fakta kalau ada beberapa orang yang jelas menampakkan wajah ketidakpuasan.

(...Aku mengerti, inilah mengapa Ellis kesulitan.)

Ini jelas membuat iri pada junior mereka, yang mana keturunan dan kemampuannya lebih unggul.

Ksatria Slyphid, yang tampaknya baik-baik saja, sepertinya memiliki bermacam hal terjadi di dalamnya.

Namun, Ellis mengabaikan seniornya dan melanjutkan.

"Orang-orang pedagang Segel Persenjataan Terkutuk —PembunuhPersekutuan Mayat itu- tampaknya telah menyusup ke dalam Kota Akedemi. Mereka mungkin berencana menggunakan kesempatan ini untuk semacam kontrak dengan murid akademi yang akan pergi keluar kota. Jika kalian melihatnya, tolong lakukanlah dengan caramu.Baiklah kalau begitu, bubar-"

"—Tunggu!"

Tiba-tiba suara datang dari belakang Kamito.

Pintu baja terbuka dengan paksa, dan sinar matahari langsung masuk.

"...!?"

Mereka semua terkejut dan berbalik.

Yang berdiri di pintu adalah —seorang ksatria berwajah cantik dengan penampilan ukiran es.

Dia memiliki rambut pirang berkilau dan mata biru es yang tajam. Dia memakai mantel putih di atas seragamnya— itu adalah pamor mantel yang hanya boleh dipakai oleh murid akademi yang memiliki pangkat tinggi.

(Elementalis terkuat akademi— Velsaria Eva.)

Sesuatu yang dingin datang melewati tulang punggung Kamito. Dia, yang Kamito lawan di arena Tarian Pedang tiga tahun yang lalu, seharusnya tidak memiliki hawa intimidasi sekuat ini.

Velsaria membuat suara menggunakan sepatu bajanya dan perlahan berjalan ke depan.

"Aneue, kenapa kau ada disini...!"

"Sepertinya jumlah bidak berkurang sangat banyak selama aku tidak ada."

"Aneue... Apa yang kau katakan tadi?"

"Aku berkata jumlah bidak berkurang. Itu saja."

"...!"

Ellis dengan kaget menaikkan alisnya pada pernyataan keras yang di katakan Velsaria.

"Apa kau memanggil kawan-kawan Ksatria dengan sebutan bidak?!"

"Bidak tetap bidak—Lagi pula, mereka bidak pengorbanan yang tak berguna. Tanpa pernah bisa menangkap hanya satu penyerang, mereka sama sekali dikalahkan pada penyerangan balik."

"Itu bukan masalah untukku. Bagaimanapun, aku suka kalau kau berhenti untuk menghina para gadis, yang melaksanakan tugas mereka dengan baik. Bahkan jika kau adalah mantan kapten."

Velsaria memandang rendah Ellis, yang memprotes, dengan mata dinginnya.

"Aku seorang Ksatria Fahrengart, aku tidak akan pernah menarik kembali kata-kataku!"

"Kau...!"

"Atau, kau bisa mencoba membuatku menyerah dengan kekerasan, Kapten?"

Jari tipis Velsaria memegang dagu Ellis.

"...!?"

Kewalahan dengan tatapan tegasnya, Ellis dengan spontan mengalihkan pandangannya.

Velsaria menggelengkan kepalanya seperti dia kecewa.

"Ellis, adalah sebuah kesalahan untuk mempercayakan Ksatria kepadamu."

"—Tunggu!"

Kamito mencengkram lengan Velsaria dari samping.

Kamito berpikir kalau dia seharusnya tidak ikut campur ke dalam masalah Ksatria, tapi— jika itu melibatkan Ellis, seperti yang diduga, dia tidak akan tinggal diam.

"Ketika Jio Inzagi menyerang akademi, Ellis bergegas ke sana lebih cepat dan melawannya. Kau tidak berhak untuk menyalahkan Ellis."

"Ka-Kamito..."

Ellis melebarkan matanya karena terkejut.

"—Oh?"

Dengan cepat Velsaria melepaskan tangannya dari dagu Ellis.

"Kau adalah elementalist laki-laki, yang katanya diterima disini dengan rekomendasi Yang Mulia Greyworth, kan?"

"Ya, jadi kenapa?"

Kamito langsung menatap balik pada mata biru dinginnya yang tajam.

"Orang yang menangkap penyerang itu adalah kau, kan?"

"Itu bukan cuma aku. Alasan aku menang karena aku berjuang bersama kawan-kawan tim ku."

"Jangan merendah. Aku tidak mengerti mengapa kau menyembunyikan kekuatanmu, tapi—"

Kata-kata tajam ditujukan kepada Kamito.

(...Orang ini, Jangan-jangan dia tahu identitas asliku?)

Keringat dingin muncul di dahi Kamito.

...Tidak, itu tidak mungkin. Kamito bertemu dengan Velsaria tiga tahun lalu. Penampilan Kamito sekarang harusnya sangat berbeda dari waktu itu, ketika dia seorang anak biasa.

Velsaria—

"Kekuatanmu yang sebenarnya tentu saja adalah sesuatu yang ingin aku uji."

"... Apa?"

Tiba-tiba, Velsaria mengangkat salah satu tangannya.

Tiba-tiba, Velsaria mengangkat salah satu tangannya.

"...!?

Pada saat itu, sebuah guncangan yang besar dilepaskan!

Suara itu bergemuruh sementara seluruh katredal berguncang.

Gadis-gadis di sekitar terpental oleh guncangan itu dan terlempar ke tembok.

Awan debu yang pekat muncul dan ubin marmer terlempar dengan ganasnya.

Itu adalah sihir spirit tanah yang beratribut— mengingat waktu untuk memunculkannya yang hampir nol[9], itu adalah kekuatan yang luar biasa.

Satu-satunya yang bisa menghindari guncangan itu— hanyalah Ellis dan beberapa senior.

Kamito melindungi Est dan telah menerima sihir spirit yang pipih secara langsung.

Ketika Kamito terkena serangan, dia tidak tumbang tapi seragamnya rusak.

"Kau, apa yang kau lakukan...?"

"Hmm, mengejutkan, beberapa masih tersisa."

Dengan tenang Velsaria menggerakan tangannya ke dagunya, dan melihat ke sekeliling untuk memperhatikan para gadis.

Dan Lalu—

"Kau, dan kau, dan lalu... kalian berdua."

Dia memilih empat Ksatria, yang masih berdiri tanpa terjatuh, satu demi satu.

"Aneue, apa yang sedang kau rencanakan!?"

Sangat marah, Ellis mendekat ke Velsaria.

"Aku menentukan pilihanku. Orang-orang yang aku pilih sekarang akan aku masukkan ke dalam tim ku."

"Dasar egois—"

Pilihannya— adalah mencoba menghasut anggota Ksatria, yang berjumlah sedikit bahkan dalam keadaan normal.

Ellis tidak bisa tinggal diam.

"Aku tidak berniat untuk memaksa mereka. Itu semua terserah mereka."

"Ap—?"

Ellis terkejut dan menatap keempat senior yang terpilih.

Keempat senior saling bertukar pandang, tapi—

"Y-Ya...!"

"Suatu kehormatan karena dipilih masuk ke dalam tim Velsaria-dono!"

"Tolong masukkan aku juga!"

"A-Aku juga!"

Mereka semua menjawab dengan sepakat.

"...!"

Ellis menggigit bibirnya, sepertinya dia kesal.

Dia tidak bisa menghina gadis-gadis itu.

Untuk masuk ke dalam tim dari elementalist terkuat di akademi —peringkat nomor satu, Velsaria— hampir sama dengan mendapatkan jaminan tiket ke Tarian Pedang.

Godaan itu terlalu hebat, pastinya karena mereka adalah orang-orang yang kuat.

Selain itu, gadis senior— anggota Ksatria ketika Velsaria masih menjadi kapten. Dalam hal ini, mereka mungkin sangat tidak puas dari awal Ellis menjadi kapten sesuai dengan perkiraan Kamito.

"..."

Seperti yang diduga, hal ini mungkin aneh, jadi gadis-gadis tidak mencoba untuk melihat muka Ellis.

Velsaria menghadap Kamito.

"Kau mengejutkanku— kau memiliki waktu untuk melindungi spirit terkontrakmu pada jarak itu. Bagaimana, tidakkah kau mau bergabung dengan tim ku juga.Kau tampaknya setidaknya bisa menjadi pengendaraku."

"Aku menolak. aku dengan tim kucing neraka ojou-sama."

Kamito melotot balik ke arah Velsaria.

"«Tim Scarlet»— tim dari adik Ratu Bencana, bukankah tim itu sekarang berada di peringkat enam? Yah, tidak apa-apa, jika kau tidak mau menjadi bidakku, lalu aku hanya harus menghancurkanmu."

Velsaria mengalihkan garis pandangannya sambil kehilangan ketertarikannya—

Dan memberi aba-aba kepada gadis-gadis yang dia hasut dari Ksatria dengan matanya.

Sambil di membuat hentakan sepatu baja, dia meninggalkan gedung markas.

Lalu—

Satu-satunya yang tersisa hanyalah gundukan reruntuhan, ditambah Ellis dan kawan-kawannya, dalam keadaan tercengang.

Bagian 4

(Tidak peduli apa, ini tidaklah sakit...)

Velsaria, yang meninggalkan gedung markas Ksatria Sylphid, merubah ekspresinya dalam kesakitan.

Denyutnya sangat cepat.«Hati» nya berdebar seperti akan menggila.

(Aku pikir aku sudah terbiasa menggunakan «Hati» ini tapi—)

Dia belum mencapai titik dimana dia bisa mengendalikannya secara penuh.

Dia tidak bisa menahan impuls perusak yang terus memacu dirinya dari dalam tubuhnya.

Atau, bahkan kesadarannya mungkin sudah mulai rusak.

(Tapi, itu bagus. Jika tidak seperti itu, ini akan menjadi tidak berarti—)

Apa yang penting adalah kekuatan suci yang dibawa dengan «Hati» ini.

Selama dia punya «Hati»,dia bisa menang.

Melawan gadis itu— Ren AshbellPenari Pedang Terkuat, yang mengalahkannya.

Tiba-tiba, api kegelapan menyala di dalam mata dingin Velsaria.

(Namun, elementalist laki-laki itu— Kazehaya Kamito atau disebut apalah itu?)

Pupil hitam itu langsung melototi Velsaria.

Dalam mata itu— ada sesuatu yang mirip.

(Mereka terlihat sama...)

Mata itu sama seperti gadis tiga tahun yang lalu.

Namun, ada bagian-bagian yang pastinya berbeda.

Kazehaya Kamito mengarahkan tatapan penuh-permusuhannya ke arah Velsaria.

(—Gadis itu berbeda. Dia bahkan tidak pernah menatapku.)

Gadis itu tidak berpikir apa-apa tentang Velsaria, yang tak lain adalah pesaingnya.

Gadis itu melihat sesuatu yang lebih jauh lagi.

"..."

—Tarian Pedang akan dimulai dalam beberapa minggu lagi.

Akhirnya, pertandingan ulangnya dengannya, yang mana keinginan terbesarnya, akan menjadi kenyataan.

"Tunggulah, Ren Ashbell—"

Sambil Velsaria merasakan denyutan dari kemarahan «Hati»nya, dia menggigit keras.


Bab 6 : Keamanan Ibu Kota Akademi

Bagian 1

Anggota Ksatria terbagi menjadi beberapa kelompok yang berisi dua sampai tiga orang, tergantung kemampuan mereka.

Untuk sekarang, Kamito yang seorang anggota baru, satu kelompok dengan Ellis, Sang Kapten.

Meskipun, alasannya bukan karena Kamito seorang anggota baru, melainkan tidak ada satupun wanita yang mau satu kelompok dengannya.

Pekerjaan Ksatria meliputi berbagai macam hal, lebih dari apa yang bisa diatasi Kamito.

Ada yang melerai perkelahian antar murid akademi, menangkap pedagang yang menjual roh tersegel hasil seludupan, menyelamatkan roh yang tersesat, bernegosiasi dengan organisasi murid lainnya, menolong orang yang terdampar—yang paling sering adalah menjinakkan binatang buas dan roh liar yang biasanya melewati Gates yang berada di Hutan Roh lalu muncul dari Astral Zero. Ada laporan kalau seekor binatang buas sedang mengamuk di pinggiran kota, mereka berdua pun langsung menuju tempat itu.

Seekor binatang buas dengan cangkang raksasa, yang sedang menebangi pohon-pohon di hutan itu meraung.

Binatang buas itu seperti seekor laba-laba yang dikawin silangkan dengan kura-kura raksasa.

“Buruan yang lumayan besar. Sebesar apa Gate yang sudah terbuka?”

“Menurut pengumuman dari Asosiasi Investigasi Roh, ukuran Gates yang muncul di Hutan Roh setiap tahun mengalami peningkatan. Alasannya tidak diketahui.”

Ellis mengangguk dengan ekspresi serius, dan mengeluarkan senjata elementalnya, Ray Hawk.

Untuk pertama kalinya Kamito bertarung bersama Ellis, namun dia sudah tahu kemampuan gadis itu.

Claire lebih ahli dalam fleksibilitas taktiknya. Namun, Claire yang emosinya tidak menentu, berbeda dengan Ellis yang bertarung dengan cara yang sama. Hanya dengan teknik dasar dan tanpa trik atau semacamnya, gadis itu mampu memaksa seseorang untuk menyerah hanya dengan serangan dari depan. Seperti itulah gaya bertarung Ellis.

“Sekarang, Kamito!”

Kamito langsung mendekati binatang itu, cocok dengan Ellis yang menyerang dari udara.

Bagian vital dari makhluk bercangkang adalah perutnya yang lembut. Tak terkecuali binatang buas.

Kamito menghantam tanah menggunakan senjata elemental yang berupa pedang di tangannya.

Disaat itu juga, perut binatang itu terbelah secara vertikal.

Kepala ular raksasa muncul dari perut binatang itu. Membuka lebar mulutnya dengan taring yang tajam, binatang itu langsung menyerang Kamito. Ular itu menggeliat di tanah dan tertutupi oleh pasir dan debu.

“... Makhluk macam apa itu.”

Kamito mengecakkan lidahnya ketika dia menghindari serangan mematikan binatang itu.

Mengenakan perlindungan suci dari roh anginnya dan terbang di udara, Ellis melepaskan pisau anginnya.

Namun, sepertinya beberapa efek sihir sedang bekerja—sehingga pisau-pisau itu tertahan oleh cangkang keras binatang itu.

-*Don* Ellis mendarat di sebelah Kamito.

“Menggangu sekali, tampaknya cangkang itu diperkuat oleh sihir roh dengan atribut pertahanan.”

“Sihir roh? Siapa—“

“Ada kemungkinan kalau binatang ini tidak berasal dari Gate yang biasanya muncul, melainkan seseorang yang memanggilnya. Selain untuk mengacaukan Festival Suci Varentia, mereka juga membuat keributan di luar Kota Akademi. Tampaknya mereka juga berusaha mengalihkan perhatian Ksatria.”

Kamito paham setelah mendengar hal itu.

“Ini ulah pedagang segel senjata terkutuk yang menyusup ke Kota Akademi, kan?”

“Ada kemungkinan.”

Ellis mengangguk dengan ekpresi tegas.

Binatang itu menebangi pohon dan meraung, tampaknya dia marah.

Dengan Ray Hawk di tangannya, Ellis memasang posisi menyerang.

“Kamito, kita akan melakukan serangan terkoordinasi. Ayo kalahkan binatang itu di serangan berikutnya.”

“Ah, aku mengerti.”

Serangan cepat binatang itu datang.

Ellis mengucapkan sihir roh terbang dengan sangat cepat, mencengkram lengan Kamito lalu terbang.

Ketika mereka melayang tepat di atas binatang itu, Ellis langsung melepaskan cengkramannya dari Kamito.

“Ayo, Est!”

Menanggapi teriakan Kamito, senjata elemental Terminus Est bersinar terang.

Seiring dengan serangan dari atas, pedang perak itu menusuk cangkang.

-*Krak*—Suara retakan terdengar, dan sebuah celah terbuka melintang di cangkang keras binatang itu.

Kemudian—

“Haaaaaa!”

Ellis, yang masih melayang, menukik menuju celah yang barusan muncul lalu menusukkan Ray Hawknya!

“—Pergi dan mengamuklah, angin jahat!”

Ketika dia meneriakkan kalimat pelepasan.

Tubuh binatang itu tersentak, dan meraung kesakitan karena sekarat kemudian terdiam.

Angin kencang yang mengamuk di dalam tubuh binatang itu menyayat dan merobek isi perutnya hingga berkeping-keping.

“Untuk saat pertama kita, kerjasama yang sangat bagus.”

Kamito mengatakannya ketika menarik Est yang tertancap di cangkang.

“ahh, aku mungkin cocok denganmu... Ma-Maksudku ketika kita sedang bertarung!”

Ellis langsung memerah dan tiba-tiiba berbalik.



Bagian 2

Meskipun sudah memusnahkan binatang buas yang tadi berada di Hutan Roh, mereka berdua masih harus menyelesaikan berbagai masalah yang tanpa diduga muncul satu per satu.

Hampir semua murid pergi ke kota karena pelajaran di akademi diliburkan, tampaknya masalah-masalah tidak akan selesai secepat biasanya.

Dan juga, ketika jumlah anggota Ksatria berkurang akibat perekrutan paksa tadi pagi, hal itu juga mempersulit pekerjaan.

Waktu berlalu seiring mereka menyelesaikan insiden-insiden yang tidak terduga, dan sekarang sudah sore.

Festival Suci Varentia dimulai sejak sore hari hingga selesai.

Langkah penduduk kota berjalan menuju Walikota yang tampaknya sedang berpidato di pinggiran alun-alun.

“Pekerjaan Ksatria sungguh mengerikan.”

Gumam Kamito ketika mengamati keadaan jalanan yang ramai dengan persiapan festival.

“Namun, hanya untuk pagi ini. Karena, senior-senior Ksatria terluka akibat perekrutan paksa. Aku sudah membuat masalah denganmu sejak hari pertamamu. Maafkan aku.”

Ellis melemaskan bahunya, merasa bersalah, dan mendesah.

Dia terlihat tertekan akibat kejadian tadi pagi.

“Ellis, sebenarnya itu bukan salahmu.”

“Tidak, faktanya kalau aku tidak bisa menahan mereka adalah tanggung jawabku.”

Ellis perlahan menggelengkan kepalanya.

“Keempat senior itu adalah anggota Ksatria sejak Aneue masih menjadi kapten. Hampir semua senior sudah mengundurkan diri ketika aku terpilih menjadi kapten. Hanya mereka yang tersisa, tapi—mereka sudah kehilangan kesabaran denganku, yang tidak memiliki kemampuan sebagai seorang kapten.”

“Ellis...”

“Itu mengingatkanku, hanya beberapa minggu sebelum kau datang kemari.”

Ellis pun menceritakan tentang Ksatria setahun yang lalu kepada Kamito.

Ketika Velsaria masih menjadi Kapten, Ksatria Sylphid dijalankan dengan peraturan yang keras dan tampaknya lebih kuat daripada sekarang. Mereka memiliki peraturan yang sangat efisien. Orang-orang yang melanggar peraturan kelompok, akan dihukum di tempat.

Dan murid-murid akademi yang membuat masalah, akan di pukuli tanpa ampun dengan pasukan bersenjata Ksatria.

Pastinya, peraturan akademi terlihat terjaga dengan baik.

Namun, metode kasar Velsaria mengundang perlawanan dari murid akademi lainnya, yaitu gadis bangsawan yang sangat terhormat. Dan tak lama kemudian, dia harus mengundurkan dii dari posisinya sebagai Kapten.

Meskipun dia adalah putri tertua dari Keluarga Gubernur Fahrengart, tetap saja, faktanya kalau dia tidak lebih dari sekedar anak angkat dari keluarga kelas rendah, atau mungkin karena timbul permusuhan dengan bangsawan lainnya yang dihormati di kalangannya.

Satu-satunya, yang terpilih menjadi penerus Velsaria adalah Ellis, yang sama-sama berasal dari keluarga Fahrengart.

“Dulu, Aneue adalah ksatria yang hebat, ksatria yang aku kagumi.”

“Dia orang yang sangat dingin dan tegas, tapi dia bukanlah orang yang akan menghancurkan segala hal dengan kekuatan seperti itu.

Dirinya sekarang bukan lagi ksatria yang aku impikan.”

Kamito teringat kristal roh yang dia lihat di kamar Ellis kemarin.

Velsaria yang berada di memori Ellis memiliki aura yang sangat berbeda dengan dirinya tadi pagi.

Kamito merasakannya ketika dia berhadapan dengan Velsaria, hawa menekan gadis itu sangat menakutkan.

Apa yang sudah mengubahnya hingga seperti itu?

Tiba-tiba—

-*Gyururu*

Terdengar suara perut keroncongan.

“Ellis?”

“I-Itu bukan aku!?”

Ellis membantah dan mulai memerah.

Kamito tersenyum masam.

“Itu karena kita sudah bekerja sejak pagi. Sebenarnya aku juga kelaparan. Karena sekarang hampir memasuki waktu untuk shift, bisakah kita makan siang atau semacamnya?”

“Gu... Me-Meskipun aku mengatakan kalau bukan itu penyebabnya.”

Kamito mengamati sekitarnya, mengabaikan Ellis yang menggembungkan pipinya.

Karena sekarang Festival Suci Varentia, ada banyak sekali toko aksesoris, tapi ada juga beberapa warung pinggir jalan yang menjual makanan. Ada roti goreng yang ditaburi gula, ada sebuah masakan yang dibalut adonan pai dengan sayuran dan daging cincang panggang, kemudian di panggang dengan tusuk sate... Meskipun Ellis menolak, perutnya mungkin akan tetap keroncongan.

“Apa kau mau membeli sesuatu di warung? Atau, kau ingin pegi ke suatu restoran di suatu tempat?”

“Mm, tidak, err...”

Lalu, tiba-tiba Ellis merasa gugup untuk beberapa alasan.

“Se-Sebenarnya... Aku sudah membuatkan sesuatu.”

“Uh?”

Kemudian, entar dari mana, roh angin iblis dalam bentuk seekor elang terbang mendekat.

Itu adalah roh angin iblis Simorgh milik Ellis. Dia memegang sebuah keranjang besar di cakarnya.

“Seperti yang diharapkan.”

Kamito terkesan.

Ellis memang Ojou-sama yang handal, untuk membuat bentonya sendiri.

“Kalau begitu, aku akan membeli sesuatu di warung.”

“Tu-Tu-Tunggu!”

Ellis memegang leher Kamito ketika pria itu hendak pergi.

“A-Apa?”

“Ba-Bagianmu juga ada...”

“Eh?”

“Ta-Tadi, aku bilang kalau aku juga membuatkan bagianmu!”

“Bagianku?”

“Y-Ya, karena meskipun aku membuat satu atau dua, waktu yang dibutuhkan pun tidak terlalu banyak. Ja-Jangan salah paham, aku membuatnya karena akan sia-sia kalau bahannya tersisa!”

“Terima kasih untuk itu. Bento Ellis adalah sesuatu yang aku harapkan.”

“Humph, jika kau terlalu mengharapkannya, aku akan merasa kesulitan.”

“Ahem”, pipi Ellis memerah ketika dia batuk.

“Baiklah, kita harus mencari tempat untuk kita beristirahat—“

Ellis mengamati sekitarnya, dan—   “Ah, Kapten, rupanya kau di situ, apa kita bisa makan siang bersama?”

“Ap—!?”

Tiga orang gadis berlari mendekat dengan langkah ringan mereka, dan sambil melambaikan tangannya dari seberang jalan.

Mereka semua adalah anggota Ksatria Sylphid, karena memakai baju besi ringan di luar seragam mereka.

“Ka-Kalian, bagaimana dengan patroli di kota!?”

“Sekarang waktunya kelompok Ryuska yang mengurusi patroli di kota. Kemudian, aku sudah memikirkan akan makan makan siang dengan semua orang. Kapten, bagaimana kalau kau makan siang bersama kami?”

“Err, aku sudah ada janji dengan Kamito—“

“Ah, curang. Kapten, kau berencana untuk mengambil alih Kamito sendirian saja!”

“Penyalahgunaan wewenang—“

“Kapten, kau mesum!”

Bersamaan, ketiga gadis itu mengkritik Ellis.

“Aku tidak mengambil alih Kamito sendirian saja atau semacamnya!”

Ellis memerah dan emosinya memuncak.

“Bukankah itu bagus? Bagaimanapun juga, pagi ini aku tidak bisa memperkenalkan diriku dengan baik, kau tahu itu kan.”

“Ya-Yah, tapi, namun...”

Ellis mendesah, dan—

“... Baiklah. Kalau begitu, ayo kita makan siang bersama semua orang!”

“Humph”, Ellis menatap Kamito dengan tatapan jengkel, lalu mengangguk.



Bagian 3

Kemudian, mereka akhirnya makan siang di taman terdekat.

Taman yang rindang dekat alun-alun.

Di kota, hanya tempat inilah yang sepi, karena persiapan Festival Suci Varentia.

Gadis-gadis Ksatria duduk di atas rumput, dan membuka kotak makan siangnya.

Ketiganya berisi sandwich, namun berbeda dengan Ellis.

“Oh? Luar biasa!”

“... Be-Begitukah? Ta-Tapi tidak ada yang istimewa, bekal ini sama seperti biasanya.”

Kamito meninggikan suaranya karena kagum, dan Ellis menunduk karena sedikit malu.

Ada sandwich isi salad kentang, sosis, telur goreng, buah-buahan yang dipotong dengan ukuran yang sempurna, dan lainya ditaruh di dalam kotak makan siang yang agak besar.

“Bohong! Kau baisanya hanya membawa sandwich isi selai kacang, dan juga —“

“Apel-apelnya juga dipotong seperti bentuk Tuan Kelinci!”

“Sosisnya juga dibentuk seperti Tuan Gurita!”

Ellis akhirnya kewalahan, karena terus ditatap ketiga gadis itu dengan tatapan mengejek.

“Ka-Kalian—“

Ellis menatap dan mengacungkan tangannya ke arah gadis-gadis itu, sambil mengabaikan pertanyaan-pertanyaan mereka.”

“Bukannya tadi pagi kalian takut kepada Kamito, tapi apa yang malah kalian lakukan sekarang?”

“...”

Sebenarnya, hal itu juga menggangu Kamito.

Reputasi Kamito sebagai elementalis laki-laki di dalam akademi yang seluruhnya berisi Ojou-Sama sangatlah buruk. Kesalahpahaman yang buruk sering terjadi... Seperti hal-hal mesum, binatang kurang ajar, raja iblis malam hari.

Selain itu, tadi pagi dia juga tidak sengaja melihat gadis-gadis sedang mengganti baju.

Kesan pertama Kamito seharusnya sangat buruk.

Ketiga gadis itu menatap satu sama lain, dan membuat wajah tampak kebingungan.

“U-Um... Sebenarnya, aku masih sedikit takut.”

“Ketika aku melihat Kapten mengobrol dengannya, aku berpikir dia bukanlah orang jahat atau semacamnya.”

“Selain itu, tadi dia menentang keras Velsaria, keren sekali.”

Ketiganya menaruh tangan mereka di pipi masing-masing, dan muka mereka sedikit memerah untuk beberapa alasan.

Ellis sedikit menggigit bibinya dan cemberut karena tingkah ketiga temannya.

“Itu bukan apa-apa. Aku hanya tidak menyukainya saja.”

Kamito mengambil sandwich buatan Ellis.

Sandwich dengan daging sapi dan telur. Ladanya berasa, dan sandwich itu menggunakan bumbu yang sangat sederhana.

“Lezat. Keahlianmu membuat sesuatu yang sederhana menjadi lezat sangat bagus.”

“Be-Benarkah?... Itu bagus.”

Ellis menarik nafas lega.

“Ja-Jangan sungkan, silakan makan!”

“Ah, kalau begitu, aku tidak akan menahannya lagi—“

Ketika Kamito memasukkan sandwich ke dalam mulutnya, tiba-tiba.

-*Nyam*

Sandwich di tangannya tiba-tiba hilang.

-*Nyam nyam*

“... Est, apa yang kau lakukan?”

Est yang berada di samping Kamito, sudah berubah dari pedang ke bentuk manusia.

“Kamito, aku juga lapar. Tolong suapi aku.”

“Ayolah... Jangan begitu.”

Kamito tersenyum masam ketika dia mengambil sandwich.

Dia merobek sandwich menjadi potongan kecil sehingga mudah dimakan, dan memasukkannya ke mulut Est.

-*Nyam nyam*

Ellis mengunyah rotinya tanpa ekspresi, hampir terlihat seperti hewan kecil.

Ellis menggembungkan pipinya hingga berbunyi “Humph”.

“Ah, Est-chan lucu~”

“Aku juga ingin menyuapinya!”

“Makan sandwichku, makan sandwichku juga!”

Ketiga gadis Ksatria itu memberi makan Est satu per satu.

-*Nyam*. *Nyam nyam*

“Aku pikir dia adalah salah satu yang paling dihormati oleh manusia.”

“... Tidak, dia benar-benar diberi makan seperti binatang, kau tahu?”

“Fua...”

Tiba-tiba, Est menguap dengan indah, dan jatuh di pangkuan Kamito.

Tiba-tiba, Est menguap dengan indah, dan jatuh di pangkuan Kamito.

Ketika Kamito berpikir kalau Est itu akan langsung membuat dengkuran manis— tubuh gadis itu berubah menjadi partikel cahaya, lenyap menuju ruang hampa, dan kembali ke bentuk pedangnya.

“Ah, dia berubah kembali menjadi pedang...

”Salah satu gadis bergumam, dan terlihat kecewa.

“Dia memakan semua yang dia bisa dan pergi tidur.”

Kamito mengangkat lemas bahunya ketika menaruh kembali Est ke sarung pedangnya.

Est, yang terpisah dari tubuh Astral Zeronya, berbeda dengan roh terkontrak lainnya, biasanya dia akan menghabiskan sebagian besar harinya dalam keadaan tertidur.

Kemudian, Kamito memakan sandwich-sandwich seiring waktu yang perlahan berlalu.

Topik-topik yang sedang dibicarakan, adalah tentang pelajaran yang tiada henti dan buku yang barusan mereka baca.

Gadis-gadis Ksatria terlihat tegang ketika berbicara dengan Kamito, tapi beberapa saat kemudian, mereka mulai membuka hati...

Namun, Ellis malah membuat wajah seperti tidak senang untuk beberapa alasan.

Meski begitu—

Kamito tiba-tiba menyadari sesuatu ketika para gadis sedang mengobrol.

“Meskipun anggota Ksatria, kalian semua masih gadis normal, kan?”

“Fue~?”

Secara bersamaan, wajah ketiga gadis itu sedikit memerah.

“Erm... Ga-Gadis normal? A-Apa... maksud... mu?”

“Err, aku berfikir kalian semua akan seperti Ellis.”

“Kamito, maksudmu apa dengan hal itu?”

Ellis cemberut dan melotot kepadanya.

“Err, lebih tegas, atau lebih tepatnya, mampu atau semacamnya—“

“Seperti sebelumnya. Orang seperti kita pasti akan dibuang.”

Salah satu gadis bergumam.

“Ya, hal itu terjadi ketika Velsaria masih menjadi kapten.”

“Dia menindas segala sesuatu dengan kekuasaan. Jujur saja, suasana di akademi pada saat itu tidak baik.”

Dua gadis lainnya juga menganggukan kepalanya bersamaan. Karena mereka adalah anggota yang bergabung setelah Ellis menjabat sebagai kapten, mereka sepertinya merasa kecewa dengan cara yang digunakan mantan kapten Velsaria.

“Apakah tidak ada, yang menentang Velsaria?”

Yang berada di akademi sebagian besar adalah putri kebanggaan keluarga bangsawan.

Jika mereka ditindas oleh kekuasaan seperti itu, pasti ada beberapa orang yang juga menentangnya.

“—Pastinya ada. Beberapa orang juga.”

Ellis memotong percakapan.

“Namun, bahkan senior yang paling diunggulkan pun bukan ancaman bagi Aneue. Pada akhirnya, alasan Aneue mengundurkan diri sebagai kapten karena tekanan dari bangsawan yang berpengaruh.”

“Orang-orang yang memberontak kepada Velsaria sampai akhir kurang lebihnya berasa dari Kelas Gagak. Terutama si kucing hutan Claire Rouge, bahkan tampaknya tangan Ksatria pada saat itu sampai dibakar.”

“Yah, tapi sampai sekarang pun Clare Rouge masih menjadi masalah.”

“... aku tahu.”

Permusuhan antara Claire dengan Ksatria sepertinya sudah menjadi permasalahan sebelum Ellis menjabat sebagai kapten.

Tiba-tiba, wajah Claire yang kemarin muncul di pikiran Kamito.

...Apa dia masih marah?

Sambil mendengarkan percakapan, Kamito juga mempertimbangkan kalau penjelasannya tidaklah cukup.

Karena adanya permusuhan seperti itu, wajar saja kalau Claire marah setelah tahu kalau Kamito bergabung dengan Ksatria.

Sebenarnya, Kamito ingin melihat kamar Claire tadi pagi. Tapi, dia terlalu sibuk dengan pekerjaan Ksatria yang membuatnya tidak bisa bertemu gadis itu.

—Pada saat itu juga.

“Hn?”

Sesuatu melewati jarak pandangan Kamito.

Kamito berkedip dan menyipitkan matanya.

Di jalan utama kota yang bisa dilihat dari taman.

Sebuah ekor merah kecil terlihat diantara keramaian.

...Apa itu Scarlet?

Lalu, hewan itu seperti menyadari kalau Kamito menatapnya—

Scarlet langsung berhenti dan berbalik ke arah Kamito.

Kemudian, langsung menghilang di tengah keramaian.

... Apakah dia menyuruhku untuk mengikutinya?

“Ada apa, Kamito?”

“Maaf, aku baru ingat kalau aku masih punya sedikit tugas yang harus kuselesaikan. Aku akan kembali secepatnya.”

Kamito berlari mengejar Scarlet yang menghilang di keramaian.

Bagian 4

“Ayolah, Scarlet. Kau pergi ke mana, sih?”

Claire mengacak-acak kuncir kembarnya, dan sangat marah.

Saat mereka berjalan ke dalam kota, Claire tiba-tiba terpisah dari Scarlet. Dan sebelum Claire menyadari kalau dia terpisah Scarlet, dia sudah tersesat di gang-gang kecil.

Claire, yang biasanya tidak pergi ke Kota Akademi, sama sekali tidak terbiasa dengan daerah itu. Juga, Scarlet tampaknya tidak kembali ke Astral Zero, sehingga dia tidak bisa dipanggil. Tidak ada tanda-tanda keberadaan orang di sepanjang gang. Festival Suci Varentia tampaknya sudah dimulai di alun-alun, semua orang sudah berkumpul di sana.

“... Apa-apaan ini, aaaah!”

Claire tampak cemas, lalu dengan gelisah memandangi sekitarnya.

Tentu saja, preman atau semacamnya bukan tandingan bagi Claire, yang seorang elementalis. Namun, entah mengapa gadis itu malah menjadi gelisah.

“... Pria itu juga, dia benar-benar tidak kembali!”

Claire dengan kesal membuat suara *slap* menggunakan cambuknya.

Sebenarnya, alasan Claire pergi ke kota adalah untuk mencari Kamito.

Kemarin, gadis itu sudah menunggu semalaman. Namun Kamito tidak kembali lagi.

“Apa...? Padahal aku akan memaafkanmu jika kau dengan jujur meminta maaf.”

Claire sedikit menyadari keadaan di mana dia mengusir Kamito tanpa mendengarkan ceritanya secara lengkap terlebih dahulu.

Claire sama sekali tidak bisa memaafkan Kamito karena berada di dalam kamar Ellis, tapi tetap saja, tanpa mengatakan abu, Claire sudah berencana untuk mengakhiri masalah ini dengan tubuh Kamito setengah terbakar.

... Hanya sekali, hanya kali ini, aku akan memaafkannya karena mengayunkan ekornya kepada Ellis, meskipun roh terkontraknya memiliki kedudukan sosial. Aku sangat toleran, hampi seperti orang suci.

Dengan cepat Claire menyisir rambutnya, dan mengambil kantong kecil dari kantong seragamnya. Sebuah kantong indah yang dilingkari oleh pita kuning.

Didalamnya terdapat coklat buatan tangan.

Karena sudah berlatih beberapa kali, dia akhirnya bisa membuat sesuatu selain abu.

“Ji-Jika dia patuh dan meminta maaf, aku akan memberikannya ini sebagai hadiah. Benda ini hanya sebuah hadiah. Tidak ada hubungannya dengan hal-hal seperti Festival Suci Varentia.”

Claire bergumam sendiri, ketika—

“Nyaaa?”

“Hwaaaa!”

Claire terkejut.

Ketika dia berbalik, Scarlet sudah memiringkan kepala ke arah kakinya.

“A-Ahhh, jangan menakutiku! ... Aduh, kau tiba-tiba tersesat ketika kita tiba di sini.”

Yang sebenarnya tersesat adalah Craire, tapi dia tidak mau mengaku.

Pada saat itu juga, langkah-langkah berlari semakin mendekat dari ujung gang.

“Claire!”

“...?”

Claire berbalik, dan yang muncul dari ujung gang adalah Kamito.

Kamito sudah terengah-engah, sepertinya dia sudah berlari untuk beberapa saat.

“Ka-Kamito! Kenapa—“

“Aku melihat bayangan Scarlet, dan mengejarnya ke sini.”

“Eh?”

A-Apakah itu berarti dia datang untuk mencariku?

Claire membuat ekspresi tampak marah, kesusahan, senang yang tidak jelas.

Untuk saat ini, karena mereka masih dalam keadaan bertengkar, Claire tidak tahu ekspresi apa yang harus dia buat.

Be-Benar juga, aku tidak boleh membuat wajah manis di sini.

Claire yang sangat sombong sama sekali tidak berniat memaafkan Kamito sampai pria itu meminta maaf. Majikan meminta maaf kepada budaknya, hal seperti itu tidak boleh terjadi.

“Hmm, mengapa kau datang ke sini!?”

“Kau juga, apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?”

Tanya Kamito, yang terlihat kebingungan.

“... Ti-Tidak ada, hal ini bukan berarti aku sedang mencarimu.”

“Ahh, aku paham, tapi—“

“Bukankah itu berarti kau tidak paham!?”

Dengan gelisah Claire mengangkat cambuknya— Kemudian, tiba-tiba dia berhenti.

Jika dia mengayunkan cambuknya di sini, akan sama saja berakhir seperti kemarin.

“Ya-Yah, baiklah.”

Claire menurunkan cambuk yang dia angkat, dan dengan kasar menyisir rambutnya.

Pandangan Kamito kosong.

“Hei, Kamito? Kebetulan, aku tidak ada acara sore ini.”

“... Benarkah?”

“Itu benar. Ja-Jadi, err, traktir aku atau semacamnya di ruang kopi, atau manapun! La-Lalu, aku... tidak... punya pilihan selain memaafkanmu, kau tahu?”

Pipinya sedikit memerah, dan melirik Kamito dengan satu mata.

Kata-kata barusan adalah keringanan terbesar dari Claire yang sangat sombong.

Itu bukan berarti kalau Claire ingin ditraktir. Bagi Claire, itu adalah rencananya untuk memberikan alasan mudah bagi Kamito untuk meminta maaf.

Kamito akan mengatakan “Apa, hal itu tidak membantu” ketika dia mentraktir Claire, dan Claire akan pergi “Hmm, aku akan memaafkan mu setelah mempertimbangkan traktiran ini” sambil mengangkat bahunya— Seperti itulah, Claire pikir dia mampu memperbaiki hubungan mereka dengan perlahan.

Mungkin sudah terlambat, tapi sepertinya, dia datang untuk meminta maaf. Aku juga bukan anak kecil, jadi aku akan baik hati memaafkannya.

“Maaf, hari ini aku harus patroli di Kota Akademi bersama Ellis.”

“Oh... Aku mengerti... Dengan Ellis...!?”

Dalam sekejap wajah Claire membeku.

“He-Hey, Kamito... aku tidak mendengarnya dengan jelas, jadi... apa tadi yang kau bilang?”

“Aku bilang, aku punya pekerjaan Ksatria. Aku akan berkeliling dan berpatroli di kota dengan Ellis.”

Kamito menjelaskannya sekali lagi.

“...”

“Hey, Claire?”

“O-Oh? Dengan Ellis... Itu sebuah kencan, benar kan!?”

Seluruh suara Claire bergetar.

“Bukan, bukan kencan. Itu pekerjaan—“

“Oh, kau sudah menjadi anjingnya Ksatria, kan!? Lencana itu cocok denganmu, kan!?”

-*Gogogogogogogogogogogogogogo...!*

“...!?”

Claire marah.

Rambut merah berkuncir kembarnya bergoyang, dan dia yang dengan aura tampaknya dia akan segera melepaskan bola api.

“Kau, hanya mendengar sedikit kata-kataku. Kau tidak perlu melihat Ksatria dengan penuh dendam, kan?”

“A-Apa, jangan mengatakan hal itu seperti kau mengerti!”

Claire berkobar, dan mengangkat cambuknya.

-*Gyruruuuuu*

“...”

Suara agak bagus terdengar.

Dengan gugup Claire memalingkan pandangannya, ketika dia memegang cambuknya di atas kepala.

“Kau, apa kaubelum makan siang?”

“Apa? bukankah karena kau tidak membuatkannya untukku—?”

“Orang yang mengejarku adalah kau.”

“Itu.. benar, tapi...”

“Claire, kalau itu tidak masalah bagimu, mau makan denganku?”

“Eh?”

Claire melebarkan mata berwarna rubinya.

“... I-Itu... baiklah...”

Wajahnya memerah, dan tiba-tiba berbalik.

“Ji-Jika kau memaksa, aku tidak bisa menolaknya.”

“Kalau begitu, ayo. Aku makan bersama Ellis dan yang lainnya di di taman sebelah sana.”

“...!?”

-*Pikuuu* Dahi Claire berkedut.

“A-Apa yang kau katakan, kau... Apa kau bodoh!?”

“Aku tahu kalau kau berhubungan buruk dengan Ksatria, tapi mereka semua gadis normal. Jika kau sudah makan bersama mereka, bukankah kau bisa berhubungan baik dengan mereka?”

“Aku tidak berniat berteman dengan mereka. Aku benci orang-orang dari Ksatria dari dulu. Aku tidak peduli mereka slit atau tidak, tapi mereka sudah sangat menghina Nee-sama!”

“Bukankah itu tentang mantan Ksatria, allis tidak seperti itu—“

“... Apa, Allis ini, Ellis itu.!”

Claire akhirnya meledak. Dia sudah berada di batas toleransinya.

Melepaskan senjata elemental nya, Claire menggenggam erat Flame Tonguenya yang berkobar.

... Dia tidak mengerti mengapa.

Tapi, hal itu menjengkelkan sekali kalau Kamito ramah dengan Ksatria dan Ellis.

“Kau budak rohku! Jadi, kau milikku!”

Flame Tongue nya terayun kebawah sesuai perkataan emosinya.

Namun—

“—Diamlah, Claire Rouge.”

“...!?”

Flame Tongue nya terjerat oleh tombak yang terbungkus angin kencang.

“Ini merupakan pelanggaran peraturan sekolah bagi siswa normal yang akan menggunakan senjata elemntalnya di dalam kota.”

“Ellis!?”

Ellis, yang berdiri seperti sedang melindungi Kamito, melotot ke arah Claire dengan pandangan siaga.

“...!”

Claire merapatkan gerahamnya, tampak kesal.

Tetesan air mata yang besar jelas terlihat di mata rubinya.

“... Cukup!”

“Eh?”

“Sudah cukup, bodoh! Terserah kau!”

“He-Hey, Claire... Guaaah!”

Claire melempar kantong coklat dengan seluruh kekuatannya ke wajah Kamito.

“Aku benci orang seperti kau! Ke-Kenapa kau tidak bergaul dengan Ellis saja—“

Claire berteriak dengan suara hancur dan air mata, kemudian segera pergi.



Bagian 5

“—Hey, bukankah yang tadi itu Claire Rouge?”

Para senior melihat Claire keluar dari gang.

Mereka adalah elementalis Adamantine dan elementalis Demon Mirror, yang kemarin melawan tim Claire.

Keduanya menatap sinis Claire, yang sedang melarikan diri.

“... Sekarang dia sendirian. Kita juga berada di luar akademi, tempat dimana guru tidak bisa mengawasi.”

Gadis elementalis Adamantine mengubah arah pandangannya, dan—

“Percuma saja. Lihat! Elementalis pria dan Kepten-dono itu ada di sini.”

Dia mengatakannya ketika Kamito dan Ellis mencul, untuk mengejar Claire.

“Cih, elementalis pria itu bergabung dengan ksatria, kan?

“Bukankah mereka kekurangan tenaga karena serangan hari itu? Dibandingkan pada masa Velsaria, kualitas Ksatria Sylphid sudah sangat menurun.”

Mereka berdua adalah mantan anggota Ksatria.

Hubungan permusuhan mereka dengan Claire Rouge yang kurang ajar berawal dari waktu itu.

Konon, perilaku mereka tidak konsisten sejak awal. Sebagai contoh, mereka selalu menyalah gunakan wewenang mereka sebagai Ksatria untuk menyiksa siswi yang lebih lemah. Setelah Ellis menjadi kapten, dia mengusir kedua orang itu dari Ksatria.

“Namun, jika hanya tiga senior, kita bisa—“

“Kau sebaiknya memberikannya istirahat. Bahkan kalian berdua tidak akan sebanding meskipun menyatukan kekuatan.”

“...!?”

Keduanya langsung bersiap diri karena suara yang muncul dari belakang.

Seseorang, yang berdiri di sana yang kehadirannya tidak dirasakan oleh dua elementalis itu, adalah—

“Hey, kalian, bukankah kalian ingin kekuatan yang lebih hebat?”

“A... pa...?”

“Kekuatan perkasa, melebihi perempuan liar ojou-sama, bukan masalah.”

Pedagang Federasi MurdersCorpse, pupil merah Vivian Melosa bersinar dengan menakutkan.


Bab 7 - Festival Suci Valentia

Bagian 1

Saat ini malam hari.

Alun-alun Kota Akademi penuh sesak oleh kerumunan orang.

Aroma manis menggelitik lubang hidungnya.Di kuil,kue-kue panggang yang terlihat lezat menumpuk layaknya gunung dan para gadis tuan putri dari akademi mempertunjukkan tarian pedang untuk menghibur para roh.

"Tapi,kemana sih cewek itu perginya?"

Seiring tatapannya jatuh ke arah cokelat yang telah dibuang Claire tadi—

Kamito menghela nafas,kesal.

Bersama dengan Ellis dan dua orang lainnya,mereka telah mengejar Claire.Namun di tengah jalan,waktunya untuk gantian berpatroli tiba dan mereka harus menyerah karenanya.Dengan itu,mereka mulai patroli keliling mereka di sekitar area «Wind».

"....."

Ellis,yang berjalan tepat di sampingnya dengan ekspresi rumit,menatap cokelat yang Kamito bawa.

"Ada apa,Ellis?"

"Nggak,nggak ada apa-apa kok...kelihatannya nggak ada masalah di area ini."

Ellis berdehem,dan memalingkan muka.

Benar, nampaknya tak ada satupun tanda-tanda adanya aktivitas mencurigakan di area ini.

Meskipun disini mungkin telah terjadi kericuhan antara para pemabuk dan para pencopet,masalah semacam itu bisa diserahkan pada sukarelawan pengaman kota untuk ditindak lanjuti.Terlebih,apa yang Kamito dan yang lain perlu awasi adalah hal-hal yang para penduduk kota,orang-orang yang tak terbiasa berinteraksi dengan para roh,memicu kemarahan roh-roh tersebut tanpa sepengetahuan mereka.

Selama ritual persembahan pada roh,insiden semacam itu sering terjadi.

"Ini hampir seperti...ke-kencan."

"Hm,apa kau bilang sesuatu?"

"Nggak sama sekali kok,lebih konsentrasi dong berpatrolinya!"

Wajah Ellis merona merah padam seiring ia ngambek.

"Ma-maaf...."

Kamito meminta maaf.

(...Tunggu sebentar,bukannya Eliis yang nggak berkonsentrasi?)

Sejak sesaat yang lalu Ellis, yang nggak mampu tenang,mencuri-curi pandang ke arah wajah Kamito dari arah samping hingga sekarang dan sesudahnya.

Entah kenapa,sikapnya berjalan terlihat sempoyongan dan tak menentu.

Bahu mereka saling berdekatan satu sama lain, membuatnya tak yakin apakah mereka berdua saling bersentuhan,lalu ia akan menjerit "Fuwaa",dan sekali lagi menjauh darinya — hal semacam itu terjadi berulang-ulang.

Karena itulah,mereka membentur orang-orang yang mereka lewati,berkali-kali.

"Ellis,jalan kayak begitu tuh bahaya."

Tak kuasa melihatnya lebih lama,Kamito menggandeng tangan Ellis,

"....A-apa yang kau lakukan,dasar orang kurang ajar!"

"Nggak,sejak tadi kau agak sempoyongan,dan itu kan bahaya.....tanganmu juga sedikit panas.Apa kau kena demam atau semacamnya?"

"...~E-Emangnya ini salah siapa kau pikir!?"

Seiring tangan Ellis bergandengan dengan tangan Kamito,ia memukul-mukul bahunya.

"Aku ingin kau bertanggung jawab karena sudah merenggut waktu pertamaku!"

"Ap...!?"

Pada kata-kata Ellis,yang wajahnya merona merah terang,—

Orang-orang,yang hilir mudik di jalan,menoleh dengan wajah menyala-nyala.

Mereka memeloti Kamito dengan tatapan seperti mengejek dan bergumam dengan suara lirih dengan serempak.

"Ellis,jangan bilang sesuatu yang bisa memancing salah paham kayak gitu dong!"

"I-ini bukan salah paham!Serius,i-ini pertama kalinya aku bergandengan tangan dengan seorang cowok!"

"...!?"

Itu—Kamito mendadak paham.

Kalau dipikir-pikir,Ellis juga ojou-sama dengan latar belakang bangsawan yang bermartabat.

Sekarang ketika ia memikirkannya,Claire dan yang lain juga nampaknya seperti ragu-ragu begitu bergandengan tangan dengannya ketika mereka berangkat kemarin.Bagi mereka yang adalah putri bangsawan,bergandengan tangan dengan seorang cowok mungkin adalah perbuatan yang lebih memalukan daripada yang ia bayangkan.

"....Maaf deh,Aku yang salah."

Tepat ketika Kamito hendak melepaskan tangannya—

"Ah,nggak,aku nggak keberatan kok,dan aku nggak bermaksud menakutimu."

Seiring dengan Ellis yang memalingkan muka,ia dengan erat menggamit tangan Kamito lagi.

Perasaan lembut dari tangan cewek.Alasan adanya kapalan yang terbentuk disana-sini pastinya merupakan bukti dari ia melatih dengan serius ilmu beladirinya.

Yah seperti itulah,Ellis berjalan dengan kaku, layaknya mainan action-figure.

"Ini ya...tangan cowok itu."

"Ya iyalah."

Mendengar balasan Kamito,Ellis tertawa kecil,nampak senang,untuk suatu alasan.

Ia serta merta terkaget-kaget melihat raut muka Ellis yang biasanya berwibawa.

"Ini lebih memalukan daripada yang kupikirkan...untuk bergandengan tangan."

"Ahh,itu benar."

Menggaruk-garuk pipinya dengan satu tangan,Kamito dengan samar mengangguk.

Sejujurnya,ia agak lupa.

Dari tadi,dada besar Ellis menekan-nekan lengannya.

Meski ia tak bersentuhan langsung dengannya karena ada pelindung dada Ksatria miliknya,sensasi kekenyalan mereka tersalurkan mau ia suka ataupun tidak.Alasan matanya secara tak sadar tertuju pada tubuh semok dibalik armor-nya adalah sesuatu yang tak bisa ditolak oleh cowok dalam masa pubertasnya.

(D-Dengan kepribadian kakunya,tubuhnya kok lembutnya bukan main...)

Dengan jantungnya yang berdegup kencang dan penuh rangsangan,keduanya berjalan di jalan utama yang penuh oleh hiruk pikuk festival untuk sesaat.

Jalanan yang terbuat dari batu-batu indah terang benderang oleh cahaya kristal roh.

Menunjuk boneka beruang yang menghiasi jendela pajangan,mata Ellis berbinar-binar,dan ia menatap pada gaun pesta cantik di depan toko pakaian. Ketika Kamito terseret ke dalam insiden baju maid untuk mengerjai-nya kemarin,wajahnya berubah jadi merah terang seiring ia menggebu-gebu karenanya.

"Hmph!Sejak awal,aku memang nggak cocok dengan pakaian cantik semacam itu!"

"Nggak begitu juga kok.Ellis dalam pakaian ksatrianya menarik juga sih tapi aku ingin lihat Ellis mengenakan baju seperti ini."

"...Ap-apa kau bilang?"

Mencibirkan bibirnya,Ellis dengan tersipu-sipu menunduk.

Perbuatan itu bukanlah tindakan ksatria yang berwibawa seperti ia yang biasanya,malahan itu nampak seperti tindakan cewek pada umumnya.

Melihat dirinya yang seperti itu——

Kamito mendadak mendapat sesuatu yang ingin ia coba tanyakan.

"Hei,Ellis,kenapa kau berencana ingin jadi seorang ksatria?"

Meski ia adalah putri keluarga militer kelas atas,ia merasa obsesinya menapaki jalan hidup seorang ksatria bukan cuma karena alasan itu.

"........."

Ellis perlahan memalingkan wajahnya ke arahnya.

"Yang pertama,itu karena kekaguman pada Aneue."

"Velsaria Eva itu?"

"Itu benar.Aneue adalah ksatria yang hebat.Ia adalah seorang yang disiplin pada dirinya sendiri,membenci ketidakadilan,bersungguh-sungguh dalam mengasah keterampilan berpedangnya,dan selalu bekehendak untuk mewujudkan cita-cita orang-orang."

Seolah menatap ke kejauhan,ia menatap langit yang bermandikan cahaya matahari tenggelam yang memudar.

"Dari kecil,aku selalu berpikir ingin menjadi ksatria seperti Aneue.Sebagai penerus keluarga Fahrengart,Aku ingin menjadi ksatria roh yang melindungi banyak orang.Jadi,ketika aku masuk ke Akademi,aku langsung membuat lamaran ke Ksatria Sylphid yang Aneue pimpin sebagai Kapten." Tiba-tiba,pupil cokelat kemerahan Ellis meredup.

Akan tetapi—Ia melanjutkan.

"Ketika aku masuk ke Akademi,Aneue telah berubah.Seolah terpacu oleh suatu hal,ia telah berubah menjadi seorang yang haus akan kekuatan semata.Tentu saja,aku tak bisa berkata bahwa jalan hidup semacam itu benar-benar salah.Mengejar kekuatan nomor satu juga jalan hidup yang wajar bagi seorang elementelist.Akan tetapi,paling tidak,orang itu sekarang bukanlah ksatria yang aku kagumi."

"Apa yang telah merubahnya menjadi seperti itu?"

Kamito bertanya—

Ellis menggigit bibirnya kuat-kuat,

"Itu mungkin karena pertandingan melawan Ren Ashbell tiga tahun yang lalu."

"...!?"

Tanpa berpikir,Kamito angkat bicara.

"Aku juga tak yakin apa yang terjadi.Namun,dengan pertandingan itulah,ada fakta sikap Aneue berubah."

"...."

Kamito menjatuhkan arah pandangannya pada tangan kirinya yang terbalut sarung tangan kulit.

Segel Roh,yang mengikat dirinya dengan roh terkontraknya sebelumnya,terukir disana.

Itu adalah tangan kiri yang mengalahkan Velsaria dan memenangkan Tarian Pedang tiga tahun silam.

Itu adalah tangan kiri yang memutuskan banyak «harapan» demi kemenangan.

(—Diriku tiga tahun yang lalu yang tak melihat apapun.)

Ia bertarung semata-mata demi dirinya.

Ia dengan sungguh-sungguh mendulang kemenangan demi kemengan dan menjatuhkan banyak lawan dengan hati yang polos.

Nyaris tak ada satupun lawan yang dihadapinya yang ia ingat.Pada waktu itu,ia tak punya waktu luang berpikir tentang pikiran macam apa yang dimiliki lawan-lawan yang dikalahkan oleh Ren Ashbell ketika berpatisipasi dalam Tarian Pedang.

Ia mengingat-ingat pupil layaknya es milik Velsaria Eva.

(...Apa akulah yang merubah ksatria yang dikagumi Ellis?)

Ellis menurunkan pandangannya dari langit yang memerah tua,dan mengalihkannya pada Kamito.

Pupil mata cokelat kemerahan miliknya menampakkan tekad kuat.

"Aku ingin menunjukkan pada Aneue,jalan ksatria yang kupercaya.Meski aku masih belum berpengalaman sekarang,aku berpikir ingin meraih sesuatu yang tersembunyi dibalik kekuatannya suatu hari nanti.Untuk alasan itulah,aku berpatisipasi dalam Tarian Pedang." Demi jalan ksatria yang ia percayai—

Ellis yang mengatakan itu dengan berwibawa,mempesona Kamito.

"Ellis,apa kau membenci Ren Ashbell?"

Kamito bertanya secara spontan.

Jika peristiwa yang merubah Versalia diasumsikan adalah karena pertandingan 3 tahun yang lalu—

Mau tak mau ia akan dibenci oleh Ellis—Jadi,begitulah pikirnya.

Akan tetapi,dengan lirih Ellis menggelengkan kepalanya.

"Ya begitulah,aku juga pernah sebal padanya saat Aneue kalah.Namun,seiring melihat Ren Ashbell yang menang dan menang lagi,aku sadar aku terpesona padanya."

"Aku tak paham.Ia harusnya kan sama dengana kontraktor roh lainnya,yang semata-mata menarikan tarian pedang untuk «harapan»nya.Itu bukan seperti ia memiliki tujuan hebat seperti Ellis—"

"Salah."

Ellis menyela dengan suara parau.

"...?"

"Tarian pedangnya merupakan tarian pedang yang patut dipuji-puji lebih daripada yang lain.Jika tak begitu,mana mungkin ia biasa memuaskan para Raja Roh,dan diatas itu semua,emangnya kenapa kau pikir para gadis,yang pernah menonton pagelaran itu,sekarang masih terpikat padanya."

"...."

Kamito secara spontan menelan ludah pada tatapan seram Ellus yang seperti sedang mengomeli dirinya.

"Itu jelas karena penampilannya dalam menarikan tarian pedang begitu mulia,membuatku terpukau dan terpikat padanya.Pastinya,ia tak mengayunkan pedang miliknya untuk dirinya sendiri—namun untuk seseorang."

"Untuk seseorang..."

Kamito—

Menatap terpaku pada tangan kirinya yang bertukar kontrak dengan gadis roh kegelepan. Ia merasa ia sedikit terselamatkan oleh kata-kata Ellis.

Untuk seseorang—ya itu benar.Alasan Kamito berpartisipasi dalam Tarian Pedang adalah demi dirinya.

Kehilangan jati dirinya,ia mengayunnkan pedangnya demi tujuan mengabulkan «harapan» satu-satunya yang dikehendakinya.

Biarpun,sebagai contohnya,itu menghasilkan sesuatu yang memuakkan.

Mementaskan sebuah tarian pedang untuk dirinya yang berharga — paling tidak itu sudah jelas.

Gadis di depannya juga berujar begitu.

"Ellis,makasih ya."

"...?Ada apa sih?"

Ellis mengernyit dengan curiga.

"Nggak,nggak ada apa-apa kok."

Kamito tertawa pahit sembari memalingkan muka dari Ellis.

—Kemudian,tatapan matanya terhenti pada salah satu toko.

"Ellis,bisa nggak kau temani aku membeli sesuatu?"

"K-Kita sedang tugas,tauk."

"Aku sudah memutuskan apa yang mau kubeli kok.Harusnya nggak kan sampai lebih dari semenit."

"...Mau gimana lagi.Mau beli apaan sih?"

"Um,sesuatu..."

Seiring Kamito menggaruk bagian belakang telinganya,ia berjalan menuju toko tersebut.

Bagian 2

Claire berjalan menembus kelebatan pinggiran Hutan Roh dengan ekspresi bete.

Ramainya riuh rendah dari alun-alun dapat terdengar dari kejauhan.

Siang hari hampir berlalu,tapi rasa-rasanya ia sedikit jengkel kalau kembali begitu saja dan ia juga merasa enggan bertemu Fianna dan Rinslet.

"...Euph! Apaan yang pekerjaan Ksatria?P-padahal aku rencananya tadi mau maafin dia."

Claire menggosok-gosok matanya dengan lincah memakai ujung lengan seragamnya.

Dinginnya angin malam menyibak rambut merah bergaya twin-tail nya seolah-olah mengejek nya.

Claire menggigit bibirnya kuat-kuat dan menjatuhkan tatapannya pada sepatu loafer kulit miliknya.

*Potaa* Setetes air mata menyeruak dan jatuh.

"...Ini adalah hari ulang tahunku dan belum lagi..."

Meski mengatakannya dengan keras,ia mendadak merasakan kesepian yang tak tertahankan.

Tiap tahun,kedua orang tuanya,kakak perempuannya dan para penduduk lokal akan berkumpul dalam jumlah banyak di kastil nya dan pesta ulang tahun besar-besaran akan digelar.Ia akan mengnakan sebuah gaun yang indah,meja akan penuh dengan jajaran kue-kue favoritnya dan ia akan tidur di kasur hangat bersama dengan onee-san nya,yang akan pulang dari «Divine Ritual Institute» hanya pada hari itu ——hari itu akan menjadi hari yang paling menyenangkan selama setahun.

Namun,empat tahun yang lalu—di hari dimana Rubia Elstein mengkhianati Raja Roh Api.

Claire kecil kehilangan segalanya.

(...Itu benar.Aku masih mempunyai tujuan akhirku sendiri.)

Menghempaskan emosinya,Claire dengan tegas mengangkat wajahnya yang menatap ke tanah.

Ini bukan waktunya untuk bersenang-senang dengan sesuatu semacam ulang tahunnya atau Festival Suci Valentia.

(Tujuanku adalah untuk memenangkan Tarian Pedang dan mengetahui kebenaran dibalik peristiwa empat tahun yang lalu.Untuk tujuan itulah,aku harus menjadi lebih kuat—)

Rambut merah twintail nya berdiri layaknya kobaran api.

(Biarpun seseorang seperti Kamito tak ada disini,aku akan—)

"Fufu,sepertinya kau menderita stress yang berlebihan,ojou-sam§a kucing neraka."

"...!?"

Ke arah suara yang datang dari belakang—

Claire dengan cepat berbalik.

Seorang gadis terkekeh-kekeh sembari berdiri dibalik rimbunnya pepohonan.

Ia memiliki rambut hijau-giok yang tumbuh memanjang sampai ke pinggangnya dan telinga berujung runcing.

Ia punya ingatan tentang dirinya.

Ia adalah si pelayan,yang datang membawakan parfait raksasa,di restoran kemarin.

(Sejak kapan ia mendekat?)

Claire menjadi waspada dan mempersiapkan dirinya.Untuk mendekati Claire,seorang kontraktor roh,tanpa disadari,ia pastinya bukanlah orang biasa.

Intuisinya berkata pada dirinya bahwa wanita ini berbahaya.

"Siapa...kau?Maaf saja ya tapi mood-ku sekarang lagi benar-benar jelek."

"Ah,manis banget deh wajah yang kau buat itu,dasar kucing menakutkan ."

Vivian Melosa mengayunkan kedua tangannya untuk memperlihatkan padanya.

"Meskipun begitu aku rela bersakit-sakitan demi rencana meminjamimu kekuatan." "....Kekuatan?"

Alis mata Claire berkedut.

"Ya,ini adalah sesuatu yang paling kau dambakan."

"Kau...jangan-jangan kau...?"

Claire melotot pada wanita di hadapannya.

"Penyelundup Cursed Armament Seal!"

"Benar!Akan tetapi,lebih tepatnya,seorang peneliti,tauk♪"

Seiring Vivian Melosa mengaynkan jari telunjuknya,ia perlahan berjalan mendekatinya.

Pupil mata merah terang mencoloknya menatap tajam tanpa gerak lurus-lurus ke arah mata Claire.

Seperti ia sanggup melihat jauh sampai bagian terdalam lubuk hatinya.

"—Hmm,anak kucing,kau mau kan kekuatan dahsyat itu?"

Kata-katanya dengan menderu bergema.

Claire tak mampu menggerakkan kakinya seujung jari pun seolah-olah terbelenggu.

(Ini kah Sihir Dominasi?)

Itu adalah sihir pemanipulasi pikiran.

Kata-katanya terngiang-ngiang berkali-kali di dalam kepalanya dan menusuk-nusuk bagian terdalam pikirannya. "....Kau."

"Jika kau meng-implant «Cursed Armament Seal» milikku,kucing neraka-chan mu akan menjadi roh yang lebih kuat."

Sakitnya seperti kepalanya terpecah belah.Meskipun ia menutup telinganya dengan kedua tangan,kata-katanya masih saja menembus masuk.

— Hey,bukannya kau menginginkan kekuatan?

— Kekuatan yang melampaui segalanya

— Kekuatan untuk meraih «harapan»mu.

(...Jelas sekali aku ingin sesuatu seperti itu!)

Ia ingin kekuatan.Ia perlu kekuatan tak peduli apapun harganya demi tujuannya.

Untuk alasan itulah,ia akan menghalalkan segala cara— Ia telah mempersiapkan dirinya seperti itu semenjak hari empat tahun silam itu. Karenanya,ia bahkan akan membahayakan nyawanya untuk meraih roh tersegel kuat.

Ia telah membuat kontrak dengan roh gila pemberian roh kegelapan itu.

Namun.

"Jangan meremehkanku!"

Dalam sekejap mata,Lidah Api berkobar milik Claire terwujud di tangannya,dan melahap habis area di depannya.

"Sihir Dominasiku dipatahkan?"

"Maaf saja ya tapi aku tolak jualanmu yang maksain begitu."

"Mengecewakan banget.Kupikir kau telah memiliki kualifikasinya tapi sepertinya aku salah menduganya."

Vivian Melosa mengangkat bahunya,menampakkan rasa bosan.

Jika itu adalah Claire beberapa minggu yang lalu,ia mungkin tak akan mampu melawan godaan itu.

(Tapi aku yang sekarang berbeda.)

Jika kau menginginkan kekuatan—aku akan menjadi roh terkontrakmu.

(....Sejak awal,ia telah berjanji padaku)

"Jadi,aku nggak butuh kekuatan palsu kayak begitu!"

Bebarengan dengan waktu Claire berteriak,ia meluncurkan sebuah sihir roh berbentuk bola api.

Ia tak segan-segan pada si musuh pedagang Cursed Armament Seal ini.Ia menyerang dengan maksud merubahnya seutuhnya menjadi batu bara.

Sebuah goncangan mengerikan dan ledakan menggema di hutan sunyi senyap tersebut.

Pohon-pohhon di sekelilingnya terpental dengan satu pukulan dan ambruk lurus ke tanah.

Pepohonan itu terbakar.Namun,sosok Vivian Melosa tak nampak disana.

"Fufu,Jangan buru-buru begitu dong.Ada orang lain tuh yang ingin ketemuan denganmu tanpa boleh gagal."

Suara menyihir itu menggema di dalam hutan

Claire terperanjat dan berbalik—

Dari dalam lebatnya hutan,seorang gadis tinggi semampai muncul.

"Kau kan..."

Ia adalah si senpai kontraktor roh adamantine,seseorang yang memprovokasi Claire kemarin.

Benar-benar tak ada satupun ekspresi yang nampak dari wajahnya.

Ia mendekat,berjalan tertatih-tatih layaknya hantu.

"Jangan-jangan.. Cursed Armament Seal?"

"Ah,jangan keliru dulu.Yang ingin kekuatan itu dia.Meskipun,yah nampaknya pikirannya tak sanggup menanggung Cursed Armament Seal-ku."

Suara terkikih-kikih penuh ejekan menggema di dalam hutan.

"...Wa...a...laire...Rouge...Aaaahhh!"

Si cewek kontraktor roh adamantine mengeluarkan suara ratapan memekakkan telinga.

Dalam sekejap,sebentuk angin badai menyapu area,dan seekor hewan buas tinggi besar muncul entah darimana.

Di sana—Nampak seekor rusa besar ber-atribut logam,yang dengan mudah melampaui tinggi badan Claire.

Ia memiliki dua tanduk yang memanjang secara ekstrim dan pupil mata hitam yang mengkiaskan tanda-tanda kebengisan.

Atmosfer pengintimidasi mengerikan miliknya membuat bulu kuduknya merinding.

"Apa?apa ini... si roh adamantine !?"

Claire menyerukan suaranya dengan kaget.

Roh terkontraknya harusnya bukanlah roh peringkat-tinggi dengan kekuatan selevel ini.

"Nggak tuh,tidak diragukan lagi ini adalah roh miliknya.Ia berevolusi dengan Cursed Armament Seal milikku,tauk ♪"

Vivian Melossa tertawa kecil.

"Jadi,bersediakah kau bekerjasama dalam eksperimen ku,ojou-sama kucing neraka."

"...?"

Rusa besar yang menggila itu mengeluarkan raungan memuakkan dan menyerbu maju.

Bagian 3

Apa yang dibeli Kamito adalah kalung berbentuk kucing yang Claire pandang-pandangi.

Setelah menerimanya dalam kotak kado terbungkus berpita merah,Kamito meletakkannya dalam saku dadanya sembari dengan malu-malu menggaruk-garuk wajahnya.

"Hari ini adalah ulang tahunnya."

"Aku paham.Alasanmu meminta gaji di awal itu demi membeli itu to."

"Hn,bisa kau bilang begitu deh...tapi,aku akhirnya malah bertengkar dengannya."

Di momen Kamito mengangkat bahunyaa,Ellis berdehem.

"Kupikir baikkan lagi tu nggak akan sesulit itu kok.Bukannya cokelat barusan item buatan tangan Claire Rouge."

"Ah,kayaknya begitu.Kayaknya juga ia berlatih membuatnya kemarin-kemarin."

"Baginya untuk memberikan itu di hari Festival Suci Valentia itu artinya,err,ia aslinya tak membencimu,menurutku sih...maksudku,kupikir ia ingin baikkan kembali,ya kan?"

"Jika seperti itu,syukurlah."

"Me-Meskipun begitu,jika penerimanya adalah lawan jenis,ada juga sedikit kesempatan bahwa bukan itu saja maksudnya tapi..."

Ellis berdehem lagi—

Ia menatap wajah Kamito.

"Hn?Ada apa?"

"E-Ern,u-um...Sebetulnya,A-Aku juga punya cokelat—"

Ellis hampir akan mengeluarkan sesuatu dari saku seragamnya,dan saat itulah.

*Dooooon—!*

Sebuah raungan bergemuruh seolah menggoncangkan bumi menggema dari arah alun-alun.

"....Ellis!?"

"Ah,ayo pergi Kamito!"

Ellis dalam sekejap beralih kembali ke wajah ksatrianya,dan mulai lari dengan sekuat tenaga.

Bagian 4

Memaksa lewat di kerumunan yang kalang-kabut mereka tiba di alun-alun—

"Apa-apaan itu!?"

Seekor hewan buas raksasa tengah mengamuk di pusat alun-alun.

Ia adalah hewan buas mirip babi hutan liar,yang memiliki dua gading tajam.

Seluruh tubuhnya tertutup dengan cangkang yang terpoles seutuhnya layaknya cermin.

Itu bukanlah hewan buas.Ia adalah roh.

Terlebih,ia adalah roh level tinggi yang menggila.

Kerumunan di alun-alun telah jatuh dalam kepanikan.

Mencoba melarikan diri secara serempak ke arah yang sama,mereka akhirnya malah saling bertubrukan dan jatuh.

Nampak juga banyak manula dan anak kecil diantara kerumunan tersebut.

"Apa ada seseorang yang membuat roh ini membabi buta?"

"Ah,bisa jadi ada kontraktor roh nya di suatu tempat namun makhluk itu benar-benar telah kehilangan kendali."

Seperti yang diduga dari seorang yang telah biasa dengan situasi semacam ini,Ellis sangat tenang.

Ia telah mempersenjatai diri dengan senjata roh «Ray Hawk» di tangannya.

"Investigasi penyebab hal ini akan dilakukan nanti.Aku menyimpulkan situasi ini adalah bencana roh level lima.Ayo kita basmi dia,Kamito."

"Siap!"

Memberikan anggukan,Kamito menghunuskan Est Pemusnah dari sabuk pedang di pinggangnya.

Menyalurkan divine power miliknya ke pedang,ia membangunkan Pembasmi Iblis—Pedang Suci Pembunuh Raja Iblis.

"Est pinjami aku kekuatanmu!"

Merespon keberadaan senjata roh,roh yang menggila itu berbalik ke arah mereka berdua.

Mengeluarkan auman lantang yang menggetarkan atmosfer,ia menendang tanaha dan maju menyerang.

Sebuah goncangan yang mengerikan.Bangunan-bangunan di sekitarnya runtuh satu persatu.

"—Ha!"

Ellis mengayunkan Ray Hawk secara horizontal.

Bilah-bilah pedang angin dengan jumlah tak terhitung yang bahkan mampu mengoyak baja muncul dan meluncur berturut-turut ke arah roh tadi.

Bahkan roh level tinggi sekalipun jika terkena itu secara langsuung,ia tak akan dalam keadaan baik-baik saja.

Namun—

Pada saat itulah,roh yang mirip seperti cermin itu memendarkan warna-warna pelangi.

"Apa!?"

Ledakan berkas sinar muncul—dan bertepatan dengan itu bilah-bilah angin yang seharusnya kena secara telak ke tubuh si roh semuanya terpantul sekaligus.

Bilah pedang angin yang terpantul kembali tersebut mengiris bangunan di sekitarnya menjadi dua.Bagian atas bangunan-bangunan yang teriris merosot perlahan-lahan,dan mengeluarkan lengkingan suara bergemuruh dan kepulan awan pasir besar yang menari-nari.

"Bilah-bilah pedang anginku ditangkis!?"

"Bukan—ia menguatkan dan memantulkannya balik."

Kamito dengan garang menatap roh di depannya.

(...Roh yang memantulkan serangan ber-atribut,eh?)

Apa yang terlintas dalam benak Kamito adalah pertandingan kemarin.

(.....Jangan bilang,itu si roh cermin?)

"Ia datang,Kamito!"

Ellis menjerit.Setelah mementalkan puing-puing yang berserakan,roh gila itu mulai merangsek maju. Kamito memasang kuda-kuda dengan Terminus Est dan berdiri di jalan yang akan dilalui si roh.

Serangannya aslinya gampang dihindari—tapi,itu nggak bisa dilakukan.

Gading besarnya mendekat.Hantaman intens itu—terhenti oleh Kamito yang menggunakan mata pedangnya. Suara logam menggema.Ia hampir saja bisa menghentikan hewan buas besar itu namun Terminus Est,yang hanya mampu membawa kurang dari sepersepuluh kekuatannya,bahkan tak sanggup mencungkil kulitnya.

(...Divine Power makhluk ini ada di level yang beda.)

Keringat dingin mengucur dari dahi Kamito.

Seiring Kamito menahan gading raksasa itu dengan pedangnya,ia sedikit demi sedikit mulai tertekan.

(Sial,kalau saja kita ada di Astral Zero,aku akan mampu mengurusnya tapi—)

Ia adalah roh level tinggi yang mengamuk.Ia mungkin akan jadi ancaman bagi kontraktor roh biasa,tapi bagi Kmaito yang dijuluki Penari Pedang Terkuat,ia bukan lawan yang akan membuatnya kesusahan.

Namun,faktanya adalah kerumunan disini,orang-orang yang terlambat pergi,ada di sekitarnya.

Apa yang akan terjadi jika ia melepaskan hewan buas ini ke arah mereka sudah jelas dapat ditebak.

Melihat bahwa serangan ber-atribut tak mempan,Ellis mendarat di belakang Kamito dan mengarahkan orang-orang untuk mengungsi.Itu adalah sebuah keputusan yang tenang dan beralasan dari seorang yang layaknya Kapten Ksatria Sylphid.

Si roh cermin iblis itu mulai melolong membabi buta.

Ia menghancurkan tanah dengan gelombang kejut itu dan membuat Kamito,yang sedang menahan gadingnya,terpental ke udara.

Dan seperti itulah,ia pun nyungsep ke gunungan puing-puing.

"Gah,kuat banget...."

Menggeram,Kamito mencoba berdiri sambil gemetaran,dan——

"Kamito"

Mendengar pekikan Ellis,Kamito segala menolehkan kepalanya.

Si roh cermin iblis tadi menjejak-jejakkan kakinya dengan keras ke tanah.

Di jalurnya,ada seorang gadis kecil yang diam terpaku.

Mungkin ini pertama kali bginya melihat roh yang mengamuk,jadi terlihat ia jadi ketakutan dan kakinya tak mau beranjak dari tempatnya bepijak.

Si Roh Cermin mengeluarkan auman keras dan merangsek maju.

(Sialan,nggak kan sempat!)

Memaksa untuk berdiri,Kamito menendang tanah dan meloncat.

Dengan timing itu,menyambar si gadis dan menghindar adalah hal yang mustahil. Cipratan darah merah menyembur keluar.

Sebuah serangan kuat menyeruduk bagian samping perut Kamito.

"Gwah!"

Panas.Penglihatannya menjadi putih murni karena rasa sakit seperti terbakar itu. Si roh cermin iblis mengayunkan gadingnya dan tubuh Kamito pun menghantam tanah.

"...! Kamito!!"

Ellis segela berlari kearahnya.

Seragam sekolah yang semula putih perlahan-lahan berwarnakan warna darah.

(...Bagaimana dengan gadis itu?)

Menahan rasa sakit,ia melihat keadaan sekelilingnya dengan sepintas lirikan— Gadis yang didorongnya ke samping tak sanggup berdiri dan terduduk di tanah.

Di saat ia menghela nafas lega,ia terbatuk-batuk dengan keras.

Darah merah terlontar ke tanah.

" Kamito!Kau tak apa!?Kamito—!!"

Ellis menjerit keras.

"Ah...Entah bagaimanapun itu ya begitulah."

Seolah ia bertahan dari gegar otak,kesadarannya menyelinap pergi.

Wajah Ellis yang dengan khawatir menatap dirinya menjadi buram,

Keringat dingin mengucur dari seluruh tubuhnya.Ia tahu dirinya memucat.

Menekan bagian samping perutnya dengan satu tangan,Kamito perlahan berdiri.

Ia menatap tajam roh cermin iblis yang bersimbahan oleh darahnya sendiri.

"E-Ellis,lindungi aku.Akan kuurus makhluk itu."

"Tapi,lukamu—"

"Afinitas antara senjata roh mu dengan miliknya terlalu tak cocok.Hanya aku yang bisa melakukan ini." Dihadapkan pada kenyataan tak terbantahkan,Ellis dengan kesal meggigit bibirnya.

Kamito menggenggam erat Est Pemusnah dengan kedua tangannya,dan menyalurkan semua divine power yang ia punya.

(...Aku harus menyelesaikan ini dengan serangan berikutnya...)

Pembasmi Iblis Pedang Suci Pembunuh Raja Iblis adalah senjata roh kelas terkuat,namun output nya sangatlah tidak stabil.

Tanpa menyalurkan divine power yang cukup kedalamnya dan mengendalikannya,sebagian besar kekuatannya tak akan bisa diwujudkan.

Dengan keadaan Kamito yang sekarang,ia hanya bisa bertaruh pada satu serangan itu.

Roh cermin iblis mengangkat gadingnya,ia menyerang sekali lagi.

"Ellis,aku mengandalkanmu!"

"Ah!"

Kamito melompat—bukan,terbang tepat di atasnya.

Ellis telah menggunakan sihir roh angin miliknya.

Terbang di atas roh cermin,Kamito mengayunkan kebawah pedangnya ke kepala besar hewan buas itu. Akan tetapi.

(...! Tak mau tembus!?)

Pedang Suci Pembunuh Raja Iblis hanya sedikit menggores dahi roh cermin itu.

Karena luka seriusnya,kendalinya terhadap Est menjadi tak stabil.

Roh cermin iblis yang murka mengguncang-guncangkan kepalanya dengan keras dan melempar Kamito ke tanah.

Raksasa itu perlahan mendekati Kamito yang jatuh dari atas kepalanya—

Saat itulah,sebuah cambukan merah tua mengoyak langit.

Lidah Api melilit roh cermin iblis,membuatnya tersandung dan raksasa itupun terjungkal ke samping.

  • Dooon!*

Goncangan yang dahsyat.Debu-debu dengan segera beterbangan

"Apa!?"

Dari kepulan debu—suaranya mampu terdengar.

"Orang itu roh budakku...janga sentuh dia tanpa seizinku!"

"Claire!?"

Mata Kamito terbelalak kaget.

Menggenggam Lidah Api,Claire turun dari lantai dua sebuah bangunan.

"K-Kau,kenapa—"

"Kita bicarakan nanti saja.Ayo kalahkan mereka dulu."

"Mereka?"

Kamito mengernyit curiga—dan ikut-ikutan menatap tajam ke depan arah tatapan mata Claire.

Kemudian,bangunan-bangunan mulai hancur dan,dari sisi lain alun-alun,roh yang lain muncul.

Ia adalah seekor rusa besar dari logam dengaN tanduk besar di kepalanya.

"...!Ada satu lagi!?"

"Apa sebenarnya yang terjadi Claire Rouge?"

Ellis menghambur kearahnya dan bertanya dengan ekspresi garang.

"Tuan mereka adalah siswi kontraktor roh cermin iblis dan kontraktor roh adamantine.Aku telah mengalahkan kontraktor roh nya,tapi kedua roh ini sepenuhnya telah hilang kendali dan menjadi gila."

"Jangan-jangan,dua orang yang kemarin itu yah....T-tapi roh terkontrak mereka kan tak punya wujud semacam ini—"

Menghentikan kalimatnya di tengah jalan—Kamito mendadak tersadar.Ellis juga nampaknya paham.

"Jangan-jangan..."

"Uh,mereka menggunakan Cursed Armament Seals."

"...!"

Ellis menggigit bibirnya dengan kesal.

Ia meratapi fakta bahwa ia tak bisa menghentikan para murid terjerumus menggunakan Cursed Armanent Seals.

Cursed Armament Seals mengizinkan roh level menegah berevolusi menjadi roh level tinggi.Tak ada jaminan mereka akan baik-baik saja jika mereka mentransplantasikan segel itu.Malah hasil yang akan di dapat adalah mengamuknya roh mereka sendiri.

"Ngomong-omong,bagaimana lukamu!?"

Menyadari ada noda darah di seragam Kamito,Claire membelalakkan matanya.

"...Ah,aku tadi khilaf.Kau juga,bukannya kau juga penuh luka?"

"...S-Sesuatu kayak gini sih bukan masalah besar."

Claire segera memalingkan muka,membalas perkataan Kamito dengan nada sengit.

Tapi,bahkan seragamnya sobek disana sini,dan kaki lengannya penuh dengan luka-luka.

"Kesampingkan itu,Ellis,mana bala bantuan Ksatria Sylphid?"

"Mereka seharusnya sedang dalam perjalanan kemari.Namun,satu-satunya yang berpatroli di area ini adalah aku dan Kamito....diantara kerumunan ini,akan makan waktu bagi mereka untuk datang dari area lain."

Ellis menggigit bibirnya dan menunduk.Dikarenakan kekuatan tempur Ksatria Sylphid yang hampir berkurang setengahnya,mereka mau tak mau harus membagi-bagi satuan pengaman mereka.

Melepaskan sebuah auman keras yang mengguncang bumi,roh cermin iblis kembali bangkit.

Roh adamantine yang berwujud seekor rusa raksasa juga perlahan berjalan menuju pusat alun-alun.

"Dua roh level tinggi yang mengamuk,—Seperti dugaan,ini benar-benar edan."

Claire dengan gugup mengerang.

Disini masih ada sekelompok besar orang-orang,yang gagal melarikan diri keluar alun-alun.Menunggu dengan santai bala bantuan Ksatria Slyphid dan Akademi yang hanya akan berakhir dengan hasil yang tak terelakan.

"Aku mungkin bisa paling tidak mengulur waktu."

"Maaf,Claire Rogue,pinjami aku kekuatanmu sampai bala bantuan datang."

Menggenggam senjata roh mereka masing-masing,Claire dan Ellis berhadapan dengan kedua roh tersebut.

Dalam sekejap,sebuah cahaya menyilaukan meledak.

Sebuah suara gemuruh memekakkan telinga terdengar.Puing-puing hancur.

"...!Apa-apaan itu!?"

Seiring Kamito melindungi matanya dari pecahan batu-batu yang beterbangan,ia berteriak.

Hujan.

Itu adalah hujan rentetan tembakan yang tanpa ampun ditembakkan ke arah dua roh tadi.

Tanah bergoncang keras,dan tak terhitung pilar-pilar api terlontar ke langit.

"...."

Di saat berondongan tembakan berhenti—

Yang tersisa hanyalah alun-alun yang telah luluh lantak sepenuhnya.

Kedua roh level tinggi tadi benar-benar telah lenyap tak berbekas.

(...Apa yang sebenarnya terjadi!?)

Sembari terbatuk-batuk dengan keras,Kamito mendongak ke langit—ke arah asal berondongan tembakan tadi.

Di atas sana—sebentuk benteng raksasa melayang!

Itu adalah sebuah benteng udara yang dilengkapi dengan beberapa lapis armor campuran dan meriam-meriam yang tak terhitung jumlahnya.

Sepasang pupil mata biru-beku layaknya es menatap tajam ke tanah.

"Silent Fortress—"

Kontraktor roh terkuat Akademi,seorang yang menghancurkan alun-alun dalam sekejap mata,perlahan mendarat di tanah.

"Velsaria...."

Kamito menekan bagian samping perutnya yang merembeskan darah sembari menatap tajam Velsaria. Bangunan-bangunan di alun-alun hancur di sana sini karena berondongan tembakan. Sisa puing-puing,yang terlontar ke atas,tanpa ampun menghujani kerumunan orang yang tak sempat menyelamatkan diri.

"Kenapa kau melepaskan tembakan!Kau harusnya tahu kan menggunakan senjata roh semacam itu akan berakhir menjadi—"

"Aku hanya melenyapkan roh-roh yang mengamuk.Mereka yang ikut terlibat berarti sedang sial—tidak,untuk berakhir dengan kerusakan selevel ini saja,sebaliknya ini adalah nasib baik bagi mereka."

"Aneue!Apa kau serius berpikir kalau—"

Velsaria dengan dingin melecehkan amarah Ellis.

"Ellis,kelihatannya adalah hal yang salah untuk mempercayakanmu posisi sebagai Kapten.Nampaknya kau bahkan tak sanggup menangani situasi selevel ini.Kau bebas membeberkan cita-citamu mu sebagai Ksatria atau apalah itu— tapi cita-cita tanpa kekuatan itu cuma kayak kata-kata ngelantur.Kau tak punya kualifikasi untuk memanggil dirimu sendiri seorang Ksatria."

"...!?"

Menepis perkataan Ellis,Velsaria hendak beranjak pergi.

Di saat itulah.

"Tarik kembali itu."

"Apa?"

"Tarik kembali itu,kata-kata yang barusan kau ucapkan!Dan meminta maaflah pada Ellis!" Dengan kesadarannya dirinya yang memudar,Kamito menyeret kedua kakinya maju dengan langkah tertatih-tatih dan mendekati Velsaria,

Adalah hal yang tak bisa diterima bahwa ia melontarkan kata-kata semacam itu tanpa tahu menahu bagamaima perasaaan Ellis,

Faktanya kata-kata itu terlontar dari seorang ksatria yang pernah dikagumi Ellis.

"Apapun kepercayaan yang kau anut itu adalah kebebasanmu.Akan tetapi,kau tahu,takkan pernah kumaafkan seorang yang tak tahu apa-apa,menginjak-injak cita-cita Ellis."

"Aku hanya mengatakan kenyataannya.Ksatria Fahrengart tak akan memutarbalikkan kata-katanya."

"Jangan bercanda,kau tak layak menyebut dirimu sendiri seorang ksatria." "....!?"

Riak emosi terpancar dari pupil mata Velsaria.

Itu bukanlah rasa kesal,bukan juga kemarahan—namun sejenis emosi yang berbeda.

"Enyahlah,kontraktor roh pria.Keberadaanmu merusak pemandangan."

"Tunggu—"

Tepat ketika ia mencoba untuk mengejarnya lebih jauh,pandangan mata Kamito berguncang hebat. Darah menyembur keluar dari tenggorokannya.Bidang pandang di depan matanya mendadak buram seperti ada kabut.

"Sial...!"

"—Kamito!"

Claire dengan cepat memegangi dan menghentikan tubuh Kamito yang ambruk ke tanah.

Bab 8 - Tekad Ellis

Bagian 1

"Ah..."

Kamito membuka matanya, langit-langit kamar Claire datang ke penglihatannya.

Sinar matahari yang hangat bersinar melalui tirai.

(... Eh? A... Mengapa aku tertidur?)

Ingatannya telah dalam keadaan kacau-balau.

Dia tidak tahu kapan piyama dipakaikan pada dirinya, atau ketika ada perban dibungkus padanya.

Di samping tempat tidurnya, ada spirit dalam bentuk kristal yang dia ketahui digunakan untuk penyembuhan.

Kamito mencoba untuk berdiri-

"Hoo ... Ah ...!"

Ia merasa seperti terbakar pada sisi tubuhnya.

Ketika ia mencoba melihat tubuhnya, darah pada perban yang melilit disekitar tubuhnya sudah mulai mengering.

(Benar juga, aku-)

Karena rasa sakit, Kamito akhirnya ingat.

(Ia sebelumnya tertusuk oleh spirit itu...)

Spirit cermin setan yang mengamuk karena kekuatan kutukan Armament Seal.

Spirit yang menyerang Kamito telah dilenyapkan oleh Velsaria.

Dengan kekuatan penghancur yang luar biasa tanpa meninggalkan bekas apapun.

Spirit yang dihancur sampai sejauh itu, takkan bisa kembali ke Astral Zero.

Dengan begitu kekacauan tersebut telah diberantas.

"Penari pedang terkuat di Akademi— huh?"

Spirit yang digunakannya tidak kalah dengan Est, sungguh senjata elemental yang kuat.

Velsaria menjadi jauh lebih kuat daripada saat tarian pedang tiga tahun yang lalu.

(...Dengan kemampuanku sekarang, dapatkah aku mengalahkan dia?)

Saat dia mengepalkan tangan kirinya yang tengah memegang pedang iblis, dia bertanya pada dirinya sendiri.

Dia melakukan kekosongan tiga tahun dengan ia bepergian untuk menemukan Restia.

Sebuah fakta bahwa kontrak rohnya dengan Est masih belum bisa mengeluarkan kemampuannya yang sebenarnya.

Sepertinya itulah alasan mengapa dia tidak bisa menang, dia bisa mencobanya sebanyak yang ia mau.

(Orang itu dari «Instruksional School» -Jio Inzagi telah mengatakan bahwa aku telah menjadi lemah...)

Itu karena Kamito selalu mencoba melindungi teman-temannya.

Jika itu kelemahanku, maka-

(...Aku memang telah menjadi lemah, huh)

Menahan rasa sakit seperti terbakar pada tubuhnya, dia akhirnya bangun dari tempat tidur.

Seragam Kamito digantung pada dinding ruangan, ada bekas debu-debu pada sisi-sisinya hasil pertarungan sebelumnya.

Memikirkan bahwa tidak ada gunanya mencucinya sekarang, sehingga dia biarkan begitu saja.

Sementara dia menempatkan kedua tangannya pada dinding, dia mencoba berjalan dengan langkah kaki yang gemetar.

Setelah dia mencari sesuatu pada kantung baju seragamnya, dia mendapati sebuah hadiah dan coklat.

Coklatnya telah mencair dan telah rata, itu adalah coklat yang dibuat oleh Claire dengan susah payah. Jadi, dia akan memakannya dengan senang hati.

Setelah membuat keputusan dia memakan sepotong ukuran-gigitan coklat itu kedalam mulutnya, rasa manis langsung menyebar di dalam mulutnya.

"...Hn? Ini mengejutkan..."

Meskipun masih ada sedikit rasa pahit, coklat itu di buat lezat, benarkah dia?

Meskipun dalam suasana hati yang tidak baik, Tapi karena dia adalah seorang yang berbakat, dia cepat mempelajari hal-hal seperti itu.

Jika dia serius, Aku percaya bahwa kemampuan memasaknya pasti akan meningkat.

"-Kamito!?"

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka.

Claire memegang perban yang kusut di kedua tangannya.

"k-kau, apa yang kau lakukan!"

"Nm? Cokelat yang kamu berikan padaku dibuat dengan cukup baik. Kamu sudah bekerja keras."

"Eh?"

Kamito terus terang memuji --

Wajah Claire segera memerah.

"B-Bukankah itu jelas? A-Aku banyak berlatih setelah semua ... Eh, itu bukan intinya. M-Mengapa kau bangun? Tubuhmu masih tidak dalam kondisi baik, kan? ! "

"Ah, tidak, hanya berjalan tidak masalah, lihat ... Aduh!"

Hanya dengan sedikit menggerakkan lengannya, nyeri menjalar ke seluruh tubuhnya.

"...Haaa. Kau benar-benar bodoh, lukamu terbuka lagi, bukan? Ayolah, duduk sini. Aku akan memberi perban baru."

"Ahhh, maaf..."

dengan ditekan secara lembut dipundaknya oleh claire, kamito dibuat duduk di tempat tidur. Dibawah tindakan dari claire sangat berbeda dengan yg biasanya, jantung kamito berdetak lebih cepat.

"...ya ampun, kau memang bodoh."

Claire membalutkan perban tanpa keterampilan— dia menceritakan pada kamito apa yg terjadi setelah dia terluka.

Keduanya, yg menggunakan Cursed Armament Seals, ditemukan dalam keadaan tidak sadar di hutan.

Sepertinya mereka ditangkap segera setelah kedatangan Ksatria dan dipindah ke ibukota. Dengan penggunaan atas Cursed Armament Seals tidak berarti bahwa itu akan berakhir dengan hanya melanggar aturan akademi. Mereka akan berakhir dijatuhi hukuman untuk kejahatan mereka oleh dewan elementalists.

Tindakan oleh Velsaria, yang melibatkan masyarakat umum, tidak menyebabkan kematian, dan di samping itu, sebagai hasil dari menekan korban di kota sampai minimum, dia sepertinya telah berakhir tanpa dikenakan pertanggungjawaban.

Orang yang mengeluarkan putusan itu adalah Greyworth, namun- penghakiman itu mungkin mendorong kembali ke sebelum Blade Dance dan- tanpa keraguan- melibatkan spekulasi kongres dari Kekaisaran Ordesia bahwa tidak ada cara mereka bisa menghukum kandidat terkuat di akademi.

Setelah Ellis membantu Claire membawa Kamito,

ia tampaknya telah mengurung diri di kamarnya.

Mungkin dia merasa bertanggung jawab sebagai kapten untuk fakta bahwa dia tidak bisa melindungi kota dari kehancuran dan bahwa dia tidak bisa mencegah siswa dari terlibat dengan Cursed Armament Seals.

"...Berapa lama aku tidur?"

"Selama hampir satu hari. Festival Suci Valentia sudah berakhir lama."

"Begitukah..."

Kamito melirik jam yang tergantung di dinding.

Sejak tadi malam, lebih dari setengah hari sudah berlalu.

"Claire, aku minta maaf karena terlambat."

Kamito menyerahkan kotak kecil, yg dia ambil dari seragamnya beberapa waktu lalu, untuk Claire.

"Apa?"

"Ah ... Err, ini hadiahmu... Untuk ulang tahunmu. Meskipun sudah berakhir."

"...!?"

Claire membuka lebar mata ruby-nya.

"Tidak mungkin, kenapa...?"

"Rinslet memberitahuku. Nah, untuk ojou-sama yg mulia, ini mungkin bukan sesuatu yang bernilai tinggi."

"..."

Menerima kotak, Claire melepaskan ikatan pita dengan gelisah.

Di dalam kotak, liontin perak berbentuk kucing dengan sempurna ditempatkan.

"i-ini, bukankah ini apa yg aku inginkan...?"

"bukankah kamu terus menerus melihat itu waktu itu?"

"E-Eh, tapi..."

Claire dengan lembut dan hati-hati mengambil liontin.

"Ini pastinya mahal. Kamu bahkan bukan bangsawan, bagaimana-"

"aku meminta bantuan pada Ellis, dan mendapat uang muka dari keanggotaan Ksatria."

"...j-jadi...seperti itu."

Claire dengan erat menggenggam liontin, sementara dia menatap Kamito dengan matanya melirik ke atas-

"...Te-Terima kasih, Kamito"

Dan mengatakan dengan malu-malu. Jantung Kamito secara spontan berdetak lebih cepat pada ekspresinya yg biasanya tidak dia tunjukkan.

(...o-orang ini, membuat wajah lucu seperti itu-)

Dia sudah berpikir bahwa dia akan mendengar sesuatu seperti- "Kau termasuk seorang budak yang terbaik"

Dia tidak berpikir dia akan mengungkapkan rasa terima kasihnya secara terus terang.

"Maaf, Kamito ... Err, aku yang salah."

"Mn?"

Dengan kata-kata yg sulit dipercaya yg lainnya, Kamito meragukan telinganya.

"A-Aku bilang aku yg salah... Err, menjadi marah dan mengusirmu keluar. Kamu bergabung dengan ksatria untuk mendapatkan uang dan memberiku ini?"

"Ah, tidak, itu—"

saat dia akan berbicara tentang hal itu, Kamito menutup mulutnya. Meskipun sebenarnya tidak sepenuhnya seperti itu— itu tampaknya akan lebih baik untuk diam pada saat ini.

"meskipun begitu aku tidak mencoba mendengarkan penjelasanmu dan menjadi marah... Maaf."

Twintail merahnya terkulai kebawah.

"tidak, aku yg salah, kata-kataku tidak cukup menjelaskan waktu itu. Maaf."

"Kamito..."

"—Hei, apa kalian sudah selesai?"

ada suara batuk.

"...!?"

keduanya menoleh tersentak.

"Fianna, sejak kapan kau disini!?"

"Dari saat Kamito-kun menekan paksa, mengatakan 'Sudah waktunya bagi kamu untuk menjadi lebih jujur, meskipun kamu selalu mengatakan kamu benci-kebenaran adalah kamu ingin menjadi kacau oleh aku, kan?'"

"Jangan mengarang fakta mustahil!"

"Y-Ya! U-Untuk menjadi kacau... I-Itu tidak diperbolehkan!"

Claire memerah terang dan marah.

"Hoho, aku bercanda. Sungguh Claire, kenapa kamu memerah seperti itu, aku heran?"

"A-Ap-Apa, untuk apa kau datang kesini, Ero-Queen?!"

"lawan kita untuk pertandingan besok telah ditentukan, aku datang ke sini untuk memberitahu kamu!"

"Lawan kita untuk pertandingan?"

"Ya, lawan kami adalah peringkat pertama- tim Velsaria Eva~" "...!"

Ekspresi Claire menjadi tajam.

"... Sang Silent Fortress, huh?"

Selama mereka akan terus menang, dia adalah lawan yg pasti harus mereka hadapi suatu hari.

Claire seharusnya siap untuk ini. Namun, kekuatan yg memberantas dua roh tingkat tinggi perkasa dalam sekejap itu...

"...Tidak masalah."

Kamito mengambil Pedang Elemental Waffe yg bersandar di sisi tempat tidur.

"Aku akan mengalahkan Velsaria. Aku harus membuat dia membuka matanya dengan tanganku."

"A-Apa yang kau katakan!"

Claire dengan tajam memelototi Kamito.

"Dengan cedera seperti ini, tidak mungkin kamu dapat berpartisipasi dalam pertandingan besok?"

"Dia bukan lawan yg kalian berdua bisa menang."

"S-Semuanya akan beres. Selain Velsaria, yang lain belum matang sebagai sebuah tim. Ketika mereka hanya rekrutan paksa dari Ksatria, pelatihan mereka dalam koordinasi juga belum cukup-"

"Silent fortsess itu bukan lawan yang mudah."

"Itu..."

Claire memiliki kepribadian impulsif, namun, sebagai elementalist, dia diberkahi dengan mata tenang untuk pertempuran. Hanya dengan itu, perbedaan kekuatan antara Velsaria dan dia tidak terlalu jauh. Kekuatan Claire, yang menggunakan Scarlet, jauh di atas rata-rata siswa tetapi, bahkan dengan itu, dia bukan lawan dia bisa menang melawan. Mantan putri «Divine Ritual Institute» Fianna adalah pakar tarian ritual tapi itu tidak mengubah fakta bahwa dia seorang pemula di pertempuran. Georgios miliknya sudah pasti kuat tetapi mengingat fakta bahwa hal itu tidak bisa dilepaskan sebagai Elemental Waffe, pilihan untuk pertempuran terbatas pada setiap tingkat.

Selain itu, dalam rangka untuk menyerang benteng terapung, spirit yang bisa membuat serangan jarak jauh yg kuat sangat diperlukan. Hal yg akan berurusan dengan pertempuran anti-udara di Tim Scarlet saat ini hanya Sihir Spirit claire. Namun, itu tidak mungkin karena Sihir roh biasa bisa memecahkan armor itu.

"Tapi, jika aku menjadi seorang penyerang, entah bagaimana kita bisa tahan selama lima menit-"

Pada Kamito yang hendak keluar dari tempat tidur-

  • Mugyuu *

"Yah, yah, tidak peduli seberapa kokoh tubuh Kamito-kun, berpartisipasi dalam pertandingan besok adalah benar-benar tidak mungkin."

Fianna menekankan belahan payudara lembutnya.

Claire marah memelototi Kamito, yang wajahnya berubah merah karena perasaan nyaman dari elastisitas.

"Itu benar, orang yang terluka seperti kamu hanya akan menjadi beban."

"..."

Itu menjengkelkan tapi dia tidak bisa membantah. Memang, jika Kamito, yang terluka parah, berpartisipasi, dia hanya akan berakhir menjadi hambatan.

"Lalu... mengorbankan Tim Scarlet?"

"Itu-"

Kamito, yang bertanya, memahaminya. Pilihan itu tidak mungkin. Setelah salah satu kehilangan pertandingan, peringkat seseorang secara signifikan akan turun sebagai penalti.

Bahkan tanpa itu, jika mereka tidak mengalahkan tim peringkat pertama di sini, kemungkinan Tim Scarlet yg di peringkat keenam untuk masuk tiga besar dalam dua minggu ke depan dan berpartisipasi hampir akan hilang.

"..."

Suasana yang berat memenuhi ruangan, dan pada saat itu...

"Fuu, aku mendengar apa yg kalian katakan!"

Suara elegan datang dari luar ruangan. yg datang dengan rambut pirang platinumnya bergoyang itu Rinslet. Maid Carol dengan sopan berdiri di belakangnya..

"Rinslet, apa yang kau lakukan memasuki kamarku sesukamu!?"

"Semua orang, sepertinya kekuatanku diperlukan."

Mengabaikan Claire yang mengeluh, Rinslet dengan berani berjalan. Dia berhenti di depan Kamito, yang sedang duduk di tempat tidur, dan menyisir rambutnya.

"Selama ini, aku ingin melihat benteng wanita itu jatuh ke tanah."

"nyonya mengatakan bahwa dia ingin bergabung dengan tim Claire-sama."

Carol menerjemahkan apa yg dikatakan Rinslet itu.

"Apakah itu benar, Rinslet?"

"...T-Tidak! Aku hanya ..."

Rinslet meminta bantuan Carol di belakangnya.

"Fufu, Nyonya, kau benar-benar tidak jujur."

Menempatkan tangannya di dekat mulutnya, Carol tertawa.

"...Rinslet!"

Tiba-tiba, Kamito berdiri dan meraih bahunya. Bahu rampingnya mulai gemetar.

"Hyan! A-apa yang kau lakukan! Meraih bahu seorang wanita begitu saja!"

Dia memprotes dengan suara imut. Namun, Kamito tidak melepaskannya.

"..."

"Ah, wha ..."

Kamito menatapnya, Rinslet dengan cepat tenang. Wajahnya merah padam saat dia menggenggam ujung roknya...

"b-berhenti... Err Jika kamu menatap aku seperti itu, aku-aku akan merasa aneh."

"K-Kamito, apa yang kau lakukan!?"

"Kamito-kun, tidak peduli apa keadaannya, kamu terlalu kurang dalam pengertian."

Mengabaikan Claire dan Fianna, yg mengangkat suara mereka...

"kumohon, Rinslet. Bergabunglah dengan tim kami."

"Eh?"

Rinslet tercengang. Claire juga menatap heran. elemental Waffe Rinslet itu «Panah Pembeku» jangkauan yg jauh dari serangan elemental Waffe. Terutama karena Kamito tidak akan dapat mengikuti pertandingan besok, mereka ingin memasukkan dia ke dalam tim dengan segala cara. Meskipun, seperti Claire, ojou-sama ini pasti akan memakai harga dirinya. Jadi, itu sebabnya Kamito membuat penampilan mengemis.

Rinslet....

"B-Baiklah..."

Seperti pengantin yg dijodohkan, dia dengan patuh mengangguk.

"J-Jika Kamito-san mengatakan demikian..."

Memerah, dia memutar-mutar ujung rambutnya dengan ujung jarinya.

"Bukankah ini baik-baik saja, Claire?"

Kamito dengan lembut menarik tangannya pergi dari bahu Rinslet dan berbalik.

Claire mendesah, mengatakan

"Ini tidak akan membantu"

"Tentu saja, jika kita peduli tentang penampilan, kita tidak bisa menang melawan «Silent Fortress». Bagaimanapun, kita akan membutuhkan dukungan, dan kekuatannya."

"T-Tunggu, jangan salah paham. Aku bergabung dengan timmu karena Kamito-san meminta itu."

Carol menenangkan Rinslet, yg mulai menjadi murka. Dalam hal apapun, ini berarti bahwa mereka sekarang mampu membuat serangan jarak jauh dari tanah.

(...Jika aku menambahkan diri sebagai penyerang, keseimbangan kita akan menjadi baik.)

Claire tampaknya telah memikirkan hal yang sama seperti Kamito.

"sekarang tersisa satu orang lagi, kita akan membutuhkan seseorang dengan kekuatan penyerang meskipun..."

Gumamnya dengan tatapan serius.

Saat itu, ada suara ketukan dari pintu.

"...?"

Semua orang saling memandang... pengunjung yg tidak biasanya akan datang ke ruangan ini.

Claire berjalan mendekat dan membuka pintu. Yang di luar pintu... dua orang terduga.

"K-Kalian berdua!?"

Sementara Claire memegang kenop pintu, dia melebarkan matanya.

"Claire Rouge, kami memiliki permintaan untuk kamu..."

"...Meskipun kami tahu bahwa saat ini bukan saat kami bisa membuat sebuah permintaan."

Mereka adalah rekan tim Ellis yg seharusnya memulihkan diri di ruang medis akademi. Mereka adalah Rakka dan Reishia dari Ksatria Sylphid.

Bagian 2

Dalam sebuah ruangan gelap dengan semua tirai yang tertutup... Ellis meringkuk di tempat tidurnya dengan wajah yg tidak memiliki semangat.

Apa dia melamun sambil menatap kristal spirit yg menyegel kenangan.

Ada sosok Velsaria, yg Ellis kagumi ketika dia masih muda. Dia juga tidak pergi ke pertemuan Ksatria pagi ini. Ini, tentu saja, pertama kali nya. Apa yg dia kenakan bukanlah seragam akademi, tapi piyama. Tanpa mengikat ekor kudanya, rambutnya yang panjang menyebar di tempat tidurnya...

(kamu bukanlah seorang ksatria.)

Kata Velsaria itu terputar kembali di kepalanya.

(Ini mungkin sama seperti apa yg Ane-ue katakan...)

Di tengah kegelapan, Ellis menggenggam seprai tempat tidurnya.

(...Saat aku telah mengatakan tidak seperti itu, pada akhirnya, aku tidak bisa melindungi apa-apa.)

Para warga kota yg sedang menikmati festival. Para siswa yg akhirnya terlibat dengan Cursed Armament Seals.

Selain itu rekan berharga dari Ksatria. Bahkan Kamito, yg datang untuk membantu Ksatria dengan niat baik, mengalami luka serius.

(Ini semua tanggung jawabku. Jika aku bisa lebih tegas dalam bertindak, ini akan...)

Itu juga wajar kalau kakak kelas menanggapi undangan Velsaria dan meninggalkan Ksatria. Tidak akan ada orang yg akan mengikuti seorang kapten lemah yg hanya berbicara tentang cita-cita.

"...aku...aku tidak layak untuk menyebut diriku seorang ksatria-"

"Itu benar, dengan keadaanmu saat ini, kau tidak layak untuk disebut ksatria, Ellis."

"...!"

Ellis mengangkat selimutnya dan terkejut.

"Claire Rouge?"

"Maaf, tapi aku melelehkan lubang kuncimu."

Sepertinya Claire mengatakan bahwa, dia memasuki ruangan secara langsung tanpa tata krama.

"K-Kenapa kau di sini, dan apa maksudmu bahwa aku tidak memiliki kualifikasi ksatria!?"

"Heh ~ kau masih memiliki semangat untuk marah setelah dihina. Aku merasa nyaman sekarang."

Claire berjalan ke sisi tempat tidur, dia meletakkan tangannya di pinggul dan menatap Ellis. Biasanya, Ellis yg gagah akan menatap kembali, tapi... Sekarang, dia mengalihkan matanya seperti sedang kewalahan.

"... A-Apakah Kamito sudah bangun?"

"Ya, dia bahkan mengatakan beberapa hal yg sembrono seperti berpartisipasi dalam pertandingan besok."

"Apa...? Jangan bilang, dengan cedera semacam itu?"

"Itu benar. Selain itu, lawan kami adalah yg Terkuat d Akademi «silent fortress»."

"Itu gila, apa yang kalian semua pikirkan!?"

Ellis berdiri untuk meraih Claire.

"Apakah kamu masih tidak mengerti kekuatan Ane-ue itu?"

"Ah, dia pasti elementalist terkuat, tapi kuat bukan berarti dia tak terkalahkan."

"Apa?"

Ellis mengerutkan kening. Velsaria Eva Fahrengart adalah yang terkuat di Akademi. Ini adalah fakta yg diketahui semua orang.

"Tiga tahun yang lalu, Ren Ashbell mengalahkannya."

"Itu... Dia adalah penari pedang terkuat. Itu perbandingan yg terlalu berbeda."

"Benar. Tapi, kami memiliki tujuan untuk mengalahkan Ren Ashbell."

"Ap....?"

kata-kata yg Ellis tidak pernah bayangkan... Dia kehilangan kata-katanya.

(...mengalahkan Ren Ashbell..!?)

"Bagaimana itu mungkin..?"

"ini bukal hal yg mustahil. Maksudku, aku akan melakukannya~"

"..."

Mata Claire serius. Dia serius berpikir untuk mengalahkan penari pedang terkuat.

"Aku akan menang melalui Blade Dance. Lalu, aku pasti akan mendapatkan «harapan». Apakah itu adalah silent fortress atau penari pedang terkuat, siapa saja yg meghadang di jalan ku, aku hanya perlu menjatuhkannya."

Menatap lurus ke depan dengan pupil matanya yg menyimpan api ketenangan.

Kegelisahan kecil berada di dalam hati Ellis.

"A-Aku..."

"Ellis, apakah kau berencana untuk mengikuti Blade Dance dengan resolusi seperti itu?"

Claire menyambar kerah Ellis.

"Apakah ideal ksatria yg bertujuan untuk menggapai sesuatu dengan tingkat ini?"

"...Tidak!"

Ellis terkejut dan mendorong tangan Claire.

"aku... Aku seorang ksatria kebanggaan dari Fahrengart!"

  • Boom! *

Angin kencang bertiup di dalam ruangan. Tirai tidur tertiup, dan benda-benda kecil di meja dan perabot menari di udara.

cahaya terang tiba-tiba bersinar dari sudut gelap.

"..."

Setelah badai mereda...

"Sepertinya anginmu masih bertiup."

Claire tiba-tiba tersenyum.

Kemudian, dia mengacungkan jari ke arah Ellis. Dengan tangannya yang lain pada dirinya pinggul...

"Ellis, bergabunglah dengan tim kami!"

"...A-Apa?"

Ellis heran dan bertanya kembali.

"aku... Tim Scarlet?"

"Benar. Jika kau bergabung, kita bisa menang, bahkan jika melawan silent fortress."

Claire mengangguk dengan ekspresi serius.

Namun, Ellis dengan tegas menggeleng.

"Maaf, itu sebuah pembicaraan yang tidak masuk akal. Aku sudah punya rekan bertarung"

"Kapten!"

"..!?"

Ellis berbalik ke arah suara yg didengarnya dari luar ruangan.

"K-Kalian berdua!?"

ada seorang gadis dengan rambut pendek dan seorang gadis dengan rambut dikepang. Mereka adalah rekannya Rakka dan Reishia.

"...kamu menyelinap keluar dari pusat medis?"

Mereka seharusnya sedang istirahat total dan tidak diperbolehkan untuk keluar di tempat itu.

"Kenapa...?"

"Kami, erm, berharap Kapten berpartisipasi dalam blade dance."

Rakka mengatakan sementara terbatuk kesakitan. Reishia mengangguk.

"Kami sudah memutuskannya. Kami sudah tahu bahwa kami tidak akan dapat kembali ke akademi sebelum Blade Dance... Jadi-"

"Kau... Membubarkan... party?"

dengan ekspresi terkejut, Ellis mengamati dua rekannya.

"..."

"T-Tidak, aku tidak akan membiarkan hal itu!"

"Kapten, kami..."

"Kita telah berjanji! Untuk berpartisipasi dalam Blade Dance bersama-sama!"

Ellis berteriak.

"Kami tidak mampu. Jadi.." "Tapi kami benar-benar ingin berjuang bersama-sama... Jadi, kami akan mempercayakan keinginan kami kepada kamu, Kapten."

"Rekka, Reishia..."

"Tolong, berjuang untuk kami juga."

"aku ingin melihat tarian pedang Kapten. Sebuah tarian pedang, seperti badai, yg memuku segala sesuatu."

"..."

Ellis... menggigit bibirnya dan mengepalkan tangannya. Kedua belah pihak menolak untuk menyerah... tatapan mereka bertemu satu sama lain. Orang yang mendesah pertama adalah Ellis.

"...Aku mengerti. Kalian berdua menang."

"Kapten!"

Kedua gadis itu bersorak.

"...Claire Rouge."

Ellis dengan tenang berpaling ke arah Claire. Itu bukan wajah tak bernyawa. Itu adalah wajah dari seorang ksatria yg gagah.

"Aku, Ellis Fahrengart, meminta untuk bergabung dengan Tim Scarlet."

"Selamat datang, Ellis ~"

Claire tersenyum dan mengulurkan tangan kanannya. Ellis meraih tangan itu sebagai tanggapan.

"Saya akan menunjuk kepada orang tentang cara ksatriaku ."


Bagian 3

penari pedang terkuat-Ren Ashbell.

Tiga tahun lalu, sejak hari dia menyilangkan pedangnya dengan miliknya, kehidupan Velsaria berubah. Pada hari itu, dia menerima shock besar.

Sebelum hari itu, Velsaria telah bangga menjadi ksatria terkuat. Itu tidak seperti dia membuat cahaya di gadis itu, yg muncul di depan matanya, karena pendatang baru... dua tahun lebih muda dari dia.

Tidak peduli siapa itu, asalkan mereka berhadapan, dia akan menggunakan kekuatan penuh dan menyerang mereka. Itu keyakinannya sebagai Ksatria.

Dia berjuang dengan segala kekuatan-nya Dan kemudian, dia dikalahkan. Namun, apa yang tumbuh dalam hatinya saat itu bukan kebencian. Itu lebih seperti rasa penghormatan terhadap dirinya. Itu sesuatu yang sepele, dia juga, seperti Ellis dan gadis-gadis lain, terpesona oleh tarian pisau Ren Ashbell itu. Jadi, apa yg dia terima tanpa kalah.

Itu adalah mata gadis terkuat yg menatap padanya, kalah. Apa yg tercermin dalam hitam legam gadis itu- Bukankah permusuhan, bukan kasihan, bukan kebencian- bahkan tidak ada emosi.

Velsaria bahkan tidak tercermin dalam mata gadis itu.... Itu tidak termaafkan. Tidak mungkin dia bisa bisa menerima itu. Dia akan mengalahkan gadis terkuat dan membuat keberadaannya di akui.

Ini mungkin-dalam arti, emosi yang sebanding dengan cinta.

(...Segera, aku bisa melawan dia lagi di Blade Dance.)

Setiap hal-hal lain yg tidak relevan.

(Bahkan jika pikiranku dan daging yg termakan oleh ini «heart»...)

Larut malam. Jauh di dalam «Hutan Roh» - Berkeliaran sendirian di kegelapan, Velsaria telah menekan perasaannya yg sombong.

Pada saat ini, semak-semak di belakangnya bergerak sedikit.

"Apakah... Kamu, penyihir!"

"Ha, seperti yang diharapkan dari kamu, kamu mampu mendeteksi kehadiran ku~"

Ada suara tawa seksi terdengar dari dalam hutan. Orang yang muncul adalah- pembuat Cursed Armaments-Vivian Melosa.

"Kau melakukannya dengan baik kemarin, karena kamu Aku punya data yang baik~"

"Aku tahu itu, itu kau yg menanamkan Cursed Armament Seals pada mereka."

Velsaria memancarkan aura pembunuh sengit. Daun pohon bergoyang.

"Ya, tapi, mereka menhancurkan dengan segera. Bahkan untuk Spirit Academy Areshia yang terkenal, aku tidak bisa menemukan spesimen baik seperti dirimu sendiri!"

"lenyaplah. Aku sudah bilang untuk tidak pernah muncul di depanku lagi."

"Wah, kau cukup dingin. Aku datang ke sini hanya untuk memeriksa tingkat perkembangan «heart»."

"aku tidak punya niat untuk membantu penelitianmu. «heart» mampu kukendalikan sepenuhnya."

Vivian Melosa tertawa terbahak-bahak.

"berhentilah bertindak tangguh. Untuk Cursed Armament Seals terukir dijantung... satu-satunya yg mungkin bisa mengendalikan hal semacam itu hanyalah si Penyihir Senja. Jika hanya kamu biarkan seperti itu, kamu akan mati dalam beberapa tahun~"

"Tidak masalah. Selama aku hidup sampai Blade Dance dua minggu lagi, itu sudah cukup."

"Itu masalahnya. Sebenarnya aku menyukai spesimen itu..."

Dalam sekejap, Velsaria bergerak ke arah Vivian Melosa dan merilis Elemental Waffe-nya. Sebuah tonjolan terkompresi oleh listrik ilahi meledakan pohon-pohon di hutan dan mencungkil area depannya.

Setelah debu mereda, tidak ada seorang pun di sana. Yang ada hanya kegelapan yang pekat...

"...penyihir sialan itu."

Menghadapi ruang kosong, Velsaria dengan pahit menggerang.

  • Duk*

detak «jantung» yg menyakitkan.





Bab 9 : Kontraktor Roh Terkuat

Bagian 1

Ini adalah hari pertandingan tim.

Anggota Tim Scarlet berkumpul di depan «Lingkaran Batu».

Tempat itu adalah sebuah «Gerbang» untuk masuk ke Astral Zero yang hanya ada di beberapa tempat,bahkan di Kerajaan Ordesia.

Tak terhitung jumlah siswi yang telah masuk ke tribun penonton yang mengitari arena besar.

Ini adalah sebuah pertarungan diantara Velsaria sang penari pedang terkuat Akademi dan Tim Scarlet,yang dengan cepat naik ke posisi ke-6,jadi tentu saja pertandingan ini dianggap wajib untuk disaksikan.

Dengan teknologi terbaru yang tak terhitung kelompok peneliti sediakan untuk Akademi Roh Areishia,sekarang adalah hal yang mungkin untuk menyaksikan tarian pedang yang terjadi di Astral Zero.

Di dalam tribun di depan layar,selain sebagian besar siswi,disana juga hadir para anggota Ksatria Sylphid.

Dan di bagian depan Tim Scarlet,ada Kamito dan Ellis.

Melalui kekuatan penyembuhan Fianna,Kamito akhirnya mampu pulih kembali ke poin dimana ia bisa bergerak kemana-mana lagi.

Namun luka-luka yang ia derita lebih dalam daripada yang ia bayangkan,dan masih sulit baginya untuk menggenggam pedang.

Memandang teman satu timnya,Claire mulai meringkas taktik mereka.

"Ellis,aku serahkan bagian depan padamu.Sejak awal,kaulah yang terkuat dari segi serangan langsung."

"Serahkan itu padaku.Akan kubuatkan celah menembus senjata roh Aneue."

Dengan ekspresi tegas,gagah berani,dan penuh nyali Ellis menyatakan kemantapan hatinya.

"Tugasku adalah mengalahkan «Silent Fortress» ya kan!?"

"Dan aku bertahan sambil melakukan dukungan dengan ritual ku."

Rinslet dan Fianna menerima tugas mereka masing-masing.

Claire,yang seimbang di segala hal,bertanggung jawab menyampaikan perintah pada 3 orang yang bertugas menyerang,memberi dukungan,dan bertahan.

Claire percaya dengan teguh bahkan kalau kekuatan individu tak mampu mengalahkanVelsaria,jika mereka bekerjasama sebagai sebuah tim,kekuatan terkombinasi mereka harusnya bisa melampui dia.

Meski rekan satu tim yang Velsaria pilih adalah senior-senior terkuat di Ksatria Sylphid,mereka cuma sekelompok orang yang dipilih secara acak.

Tanpa latihan pertarungan tim yang mumpuni,kelihatannya bahkan Velsaria sekalipun takkan mampu menyusun siasat sebagai Komandan mereka.

"Dengan tim kita,itu hal yang mungkin—"

Claire menggenggam kuat-kuat kalungnya.

Di saat itulah,kerumunan terbagi menjadi kubu tim Tim Scarlet dan Velsaria,dan sorak sorai pun ramai terdengar dari tribun penonton. Velsaria Eva dengan jubah seputih saljunya berjalan keluar.

Mengikutinya adalah mantan Ksatria Sylphid yang membelot.

Tiba di hadapan Claire,Velsaria berdiri.

Pupil mata biru sedingin es miliknya menatap tajam Ellis.

"Ellis,kupikir kau lebih pintar daripada ini."

Ellis segera mengangkat kepalanya,dan menatap tegas Velsaria.

Ia tak bisa kalah,demi teman satu timnya yang telah memberinya kesempatan untuk ikut serta dalam Festival Tarian Pedang.

Untuk sesuatu yang dipercayakan oleh rekan Ksatria Sylphid nya.

Dan yang terakhir,untuk idolanya yang pernah menjadi yang terkuat di hatinya,ksatria yang berdiri tepan di hadapannya.

"Akan kutunjukan padamu jalan Ksatriaku—dan akan kumulai itu dengan menaklukkan mimpiku yang pernah mengidam-idamkan seperti dirimu."

"Tolol.Jadi begitu ya,akan kuhancurkan kau."

—Dan pada akhirnya,lonceng yang menandakan dimulainya festival berdentang.

Bersamaan dengan itu,Cincin Batu—peninggalan zaman mitos mulai berputar,dan membuka pintu menuju Astral Zero.

Bagian 2

Tempat dimana Tim Scarlet dikirim adalah hutan lapang.

Karena pepohonan di sekeliling menghalangi bidang pandang mereka,akan jadi agak sulit untuk menemukan tim lawan. Setelah dengan cepat memastikan 3 orang lainnya juga telah ter-trasportasikan—

"—Maju,Scarlet!"

Claire mengayunkan cambuknya ke bawah,dan memanggil kucing neraka berselimutkan kobaran api miliknya.

3 orang lainnya juga dengana cepat memanggil roh mereka.

"Ellis dan aku akan mengurus masalah pengintaian.Fianna,area sekitar markas kita itu tanggung jawabmu."

Claire dengan cepat memberi perintah namun—

"—Tak perlu repot-repot,Claire Rouge."

"...!?"

Setelah mendengar suara tersebut—Semua anggota Tim Scarlet diam membeku.

Menengadahkan kepala mereka,disana—

Sebuah benteng raksasa melayang di langit.

Bersenjatakan senjata roh nya— "Silent Fortress",Velsaria muncul.

"Velsaria!?Sendirian!?"

Claire terpekik kaget.

"Aku tak butuh orang-orang yang menghalangi jalan.Lawan kalian cukup aku seorang saja."

"—Ia datang"

Rinslet berteriak.

Bersamaan dengan itu,armor campuran berlapis-lapis yang menyelubungi Silent Fortress mulai bergerak dan meriam-meriam tak terhitung jumlahnya muncul dari dalamnya.

Bagaikan Kaisar yang memandang tanah dari atas,Velsaria mengibaskan tangannya.

"—Lenyaplah dari hadapan roh bentengku"

Meriam-meriam tak terhitung jumlahnya itu melancarkan serangannya.

Mengiringi gelombang kejut raksasa yang tercipta di bumi,hujan rentetan tembakan menghujam ke tanah.

Tembakan artileri terus menerus menghujani tanah,menghempaskan banyak sekali debu.

Kekuatan yang maha dahsyat.Itulah kehancuran yann tercipta oleh senjata roh terkuat.

"Membosankan.Sampah tetap akan menjadi sampah"

Dalam sekejap,rerimbunan hutan nan hijau berubah menjadi padang tandus penuh lubang kawah.

Setelah debu-debu menghilang,yang nampak adalah—

"Apa?"

Ekspresi Velsaria membeku.

Seorang cewek berambut pirang menggenggam panah es berdiri sambil tersenyum.

"Kau bermaksud untuk ??? rentetan tembakan—"

Rinslet dengan bangga menyibakkan rambutnya.

"Ha,takkan kubiarkan ada seorang yang bisa memakai senjata roh mereka lebih cepat daripada aku~"

"...!Mustahil—"

Velsaria kemudian segera menghamparkan armor campurannya dan memblokir panah-panah es—

"Ini belum berakhir!"

Tanpa sedetik pun jeda,Rinslet segera melepaskan lebih banyak anak panah.

Es itu membelah udara dan terbang—keempat anak panah yang ditembakan semua mengenai sasaran!

Namun,hanya dengan kekuatan setingkat itu,mustahil untuk menembus armor roh benteng.

"Bodoh.Di hadapan «Silent Fortress»,anak panah selevel punyamu tak ada apa-apanya bagiku—"

"Kau yakin?"

"Apa—"

Ketika meriam telah siap untuk ditembakkan sekali lagi—

Velsaria akhirnya sadar.Tujuan Rinslet bukanlah untuk memberikan dampak kerusakan pada armornya.

Senjata Roh «Panah Pembeku» milik roh level tinggi Fenrir memiliki efek tambahan — Ice-nine.

Karena itu adalah es yang takkan pernah mencair,armor campuran terkuat pun sekarang menjadi beku.

"Ini persis seperti yang kau prediksikan,Claire~"

"Ya,meski daya tahan fisik Dreadnought ada di kelas tertinggi,ia punya daya tahan yang sangat lemah terhadap sihir—Karenanya,senjata roh level tinggi Fenrir milikmu pastinya mampu menjebolnya."

"...!"

Velsaria menjadi sedikit khawatir.

Tepat kemudian roh benteng nya tak bisa berubah kembali ke mode meriam.Juga,karena ada es di permukaannya,mobilitasnya menjadi berkurang

"—Situasi yang buruk."

"Ellis,waktunya serangan balik!"


"Ahh!"

Claire dan Ellis melantunkan ritual pemanggilan mereka.

Dan di saat benteng itu tak sanggup menghindari mereka—

"—Telanlah,oh bola api crimson penghangus! "

"—Angin,jadilah bilah pedang yang mampu menebas segalanya! "

Menghindar adalah hal yang mustahil.Dalam sekejap,sebuah gelombang kejut mengguncang udara.

"Berhasil...!"

Bahkan dengan berlapis-lapis armor campuran yang melindunginya,mustahil untuk keluar tanpa tidak menerima dampak kerusakan dari serangan langsung tadi.

Akan tetapi...

"—Jadi cuma segitu saja levelmu,imouto Ratu Bencana."

"Apa—?"

Tanah kembali bergetar.

Bersama dengan angin,pasir bertiup ke arah tubuh Claire.

Di tengah kawah yang seolah nampak tercipta oleh hantaman meteor—

«Silent Fortress» berdiri di sana dengan ????

"...!?"

"Membuatku jatuh ke tanah,tak layak dipuji."

Dikarenakan gelombang kejut yang disebabkan oleh jatuhnya Silent Fortress,es yang ada di armornya hancur berkeping-keping.

"Namun,inilah akhirnya.Roh bentengku adalah roh tanah— ia akan menjadi tak tertandingi di atas tanah."

Bagian 3

Segera setelah ia menyatakan hal itu—dari sisi «Silent Fortress»,muncul 2 tangan robot raksasa.

Bilah-bilah pedang muncul dari kibasan tangan itu dan menumbangkan pohon-pohon di dekatnya—

Kekuatan yang dahsyat.Tapi pergerakan itu mempunyai banyak celah.

Ellis mengayunkan senjata rohnya—«Ray Hawk».

Angin yang muncul dari ujungnya berhembus ke arah Velsaria.

Namun selanjutnya, «Silent Fortress» lenyap.

"...!?"

Dan mendadak,Velsaria langsung muncul di depan Ellis.

Seolah sedang meluncur,mobilitasnya sepenuhnya berbeda dari saat ia terbang.

"—Ellis!"

Claire mengeluarkan Cambuk Api nya dan secepat kilat menangkap tangan roh benteng.

Pukulan itu melambat—namun bukan itu masalahnya.

Kekuatannya terlampau kuat.

"Serahkan padaku!"

Seseorang yang menghalangi pukulan itu adalah seorang ksatria bertameng.

Roh ksatria milik Fianna «Georgios».

Gesekan antara sepatu boot besi dan tanah mendorong si ksatria dan ia pun menangkap roh benteng dengan tubuhnya.

*BAMM*.Tetapi,bahkan roh ksatria yang memiliki pertahanan amat kuat sekalipun tak sanggup mengangani kekuatan penuh roh benteng.Armornya mulai bengkok dan perisainya retak—

"...Bertahanlah,Georgios!"

Fianna menjerit kesakitan.

"Penari pedang yang hilang—kupikir kau lebih cerdas."

"Benar—T-tapi,aku juga suka kok bagian diriku yang idiot~"

Velsaria terus mengayunkan tangan robotnya tanpa ampun.

"Takkan kubiarkan!"

"...!"

Segera,Claire melompat ke arah tangan robot yang menyerang.

Tangan berbilah pedang itu berbentrokan dengan cambuk api.Barusan,Velsaria jatuh dalam rencana mereka— cambuk api tersebut bukan untuk menghentikan pergerakannya,namun untuk mendekatinya.

(—Di jarak segini ini takkan terhalangi oleh armornya!)

Claire lalu mempertunjukkan salah satu keahliannya,pelafalan mantra berkecepatan tingggi.

Ke arah Velsaria yang terkejut,Claire melepaskan mantra sihir terkuatnya.

"Menarilah,kobaran api crimson yang menyerukan kehancuran—Hell Blaze!"

Di dalam kobaran pusaran api crimson,Velsaria terbakar sekujur tubuhnya.

"...Ah!"

Ini adalah pertama kalinya ia melepaskan teriakan kesakitan.

"Sialan,lalat-lalat—"

Seiring lengan tadi kembali berusaha untuk menyerang Claire—

"Aneue,sadarilah kenyataannya!"

  • Hon*—Sebuah badai yang hebat berhembus dari atas.

Terselubungi oleh angin dan dengan secepat kilat menyerang dari atas;sebuah skill keahlian Ellis.

Dengan senjata roh nya «Ray Hawk»,ia menusuk dada Velsaria.

"G-Gah..."

Lalu—

"—O angin,berhembuslah dengan liar!"

Sebuah tornado raksasa mahadahsyat menghempaskan «Silent Fortress» dan tubuh Velsaria.

*Bang*—Angin tersebut berheti dan ia menghantam tanah.

"Hah,hah —"

Karena serangan yang membakar habis seluruh energinya tadi,Ellis langsung jatuh terduduk.

Claire juga menghembuskan nafas lega dan menjilat bibirnya.

"Kau terlalu percaya diri,Velsaria.Kebodohanmu datang dari dirimu sendiri—"

"Yang bodoh itu kau,Claire Rouge."

"Huh—"

Melihat ke arah debu yang mulai mengendap kembali—.

Sebentuk bayangan raksasa bergerak.

"Bagi seorang yang benar-benar kuat,seorang tanpa kekuatan apapun cuma akan jadi penghalang."

Setelah debu pasir mengendap itulah«Silent Fortress»,muncul sekali lagi.

Persis seperti dinding,armor campuran itu tak menampakkan satu pun jejak dampak kerusakan.

" Lenyaplah—"

Armor itu dalam sekejap melepaskan—meriam-meriam tak terhitung jumlahnya yang ditembakkan secara bersamaan.

Bagian 4

Kamito mengepalkan tangannya kuat-kuat,dan memandang ke arah monitor.

Pergerakan Claire,lebih nampak layaknya sedang mencoba bertarung melawan hewan buas raksasa daripada melakukan tarian pedang.

Bahkan meski itu tak terbayangkan—Pertarungan ini akan segera berakhir.

Namun menilik lagi pada Velsaria,kelihatannya energinya seperti terisi kembali.

Untuk mempertahankan roh tipe itu,kau harusnya menggunakan banyak Divine power—

"..."

Melalui layar monitor raksasa,Ellis dengan gagah berani berdiri berhadapan dengan Velsaria.

(Heh,ia masih bisa berdiri....)

Nampaknya menyerahkan hal ini pada Claire adalah pilihan yang tepat.Kalau Kamito,bahkan jika ia mampu melegakan hatinya,ia tak bisa memberinya keberanian untuk berdiri kembali.

Kekuatan tim,ini bukan cuma pertunjukan dalam pertarungan.

Untuk bisa membuat seorang teman berdiri kembali setelah kehilangan semua harapan—itu juga menunjukkan kekuatan dari sebuah tim.

(Tak peduli apapun itu.ia adalah pemimpin yang hebat~)

Mengamati pertarungan sengit dan memberikan perintah dengan tenang adalah tugas Claire.

Menganalisa dengan tepat kekuatan tiap-tiap orang dan mengarahkan mereka bisa membawa kekuatan tim ke arah level yang baru.

Untuk bisa membuat perbedaan orang-orang yang ahli dalam hal-hal yang berbeda-beda saling bekerjasama,ia percaya orang biasa takkan mampu melakukannya.

(Mungkin,ia punya skill memimpin yang lebih kuat daripada kakak perempuannya.)

Kamito sekelebat berpikir.

(Tapi,Velsaria itu kuatnya minta ampun.)

(Tak peduli apakah itu karena roh terkontraknya atau tekadnya lah yang membuatnnya lebih kuat,dibandingkan 3 tahun yang lalu—)

"Kamito,ada apa sih?"

Est dengan cemas memandang Kamito.

"Haha,nggak ada masalah kok."

Kamito dengan pelan membelai rambut perak Est.

(—Aku percaya pertarungan ini akan jadi lebih sengit.)

Bagian 5

Dan di saat yang sama dengan menyalanya meriam-meriam itu —

"—Panah Pembeku!"

Rinslet juga menembakkan senjata rohnya.

Seiring sebentuk berlian terbang ke udara tipis,es itu hancur ketika ia mengenai sasarannya.

"...!Apa divine power si cewek benteng itu nggak terbatas!?"

Rinslet mulai berkeringat.

Dibandingkan dalam hal kekuatan, «Panah Pembeku» langsung akan mengunggulinya,namun ketika mereka ditembakkan secara terus menerus,senjata roh Velsaria memiliki keutungan yang sangat besar.

(—Kita tak bisa terus-terusan begini,kita akan kalah.)

"....Roh ksatriaku juga sudah mencapai batasnya."

Fianna bernafas dengan berat.

Perisai yang selalu menangkis serangan meiam itu,juga mulai terdapat retakan di sana-sini.

Dan melalui serangan tiba-tiba,Claire dan Ellis tak bisa mendekat.

Di depan benteng tak tergoyahkan itu,aksi Tim Scarlet benar-benar telah terkunci rapat.

Seperti itulah,mereka hanya dapat menunggu dengan sabar sampai divine power Velsaria kosong—namun roh benteng yang melindungi mereka takkan bisa bertahan lebih lama dari 10 detik lagi.

"Jadi,kita masih tak bisa mengalahkan Aneue—"

Ellis dengan menyesal menggigit bibirnya.

"Kok kamu beda banget sih,apa kau mau menunjukan kelemahan di waktu-waktu kayak begini?"

"T-Tapi—"

Ellis menoleh dan menatap Claire.

"Bukannya kau telah berjanji pada dua orang itu?"

"...Ha ha,itu benar."

Ellis perlahan mengangkat kepalanya.

(Itu benar—Aku tak boleh kalah disini.)

(Aku telah berjanji pada Rakka dan Reishia.)

(Dan,aku juga telah bersumpah akan menunjukkan Velsaria jalan Ksatriaku.)

(Kabur bukanlah pilihan.)

"Tapi,apa yang harus kita lakukan?Dengan berondongan tembakan itu kita bahkan tak bisa mendekat."

"...Aku masih punya senjata rahasia.Akan kubuatkan kesempatan."

"Apa itu mungkin?"

"Nggak tau.Tapi,cuma ini satu-satunya cara yang tersisa."

Claire yang melihat ke depan beucap,

"—Mm.Benar."

Ellis juga mengangguk.

"Claire!Aku sudah tak sanggup lagi menahannya!"

Teriak Fianna dengan penuh rasa sakit.

Roh ksatria yang menangkis berondongna tembakan itu akhirnya berlutut juga.

Dengan berondngan tembakan tanpa ampun itu,ia berubah kembali menjadi bultana-bulatan cahaya dan menghilang.

Di momen itulah,Claire mulai berlari.

Ketika semua meriam terfokus pada roh ksatria,disana ada sebuah celah—kesempatan ada disitu.

Di saat bersamaan,Ellis juga mulai berlari ke arah sebaliknya.

Velsaria membuat keputusan instan dan memutuskan untuk menyerang Claire terlebih dahulu.

Mengincar kapten adalah pilihan yang beralasan.Namun,Claire telah mengantisipasi hal itu.

"—Scarlet!"

Dibarengi teriakan,senjata rohnya berubah kembali ke wujud kucingnya.

Ia berlari menembus hujan berondongan tembakan,dan perlahan namun pasti mendekati Velsaria.

"Percuma saja!"

Velsaria yang menggeram,menggunakan lengan robotnya untuk menyerang dan menghantam si kucing neraka.

Selanjutnya,meriam terfokus pada Scarlet—Meski melihat Claire mendekat,Velsaria sadar tanpa senjata rohnya,ia takkan menyebabkan ancaman apapun.

Claire yang mendekat lalu meletakkan tangannya pada armor roh benteng.

Kemudian—melepaskan sihir roh.

"Engkau yang berhati es,sadarilah kemarahan dan ratapanku—Blood Aria!"

Sihir itu membuat apapaun yang tersentuh oleh telapak tangannya bergetar dalam frekuensi tinggi,dan membuatnya menjadi overheat.

Karena sihir ini hanya bisa dilepaskan melalui kontak langsung,ini adalah sihir yang sangat sulit untuk dipergunakan dalam pertarungan.

"Bodoh,kau benar-benar berpikir kalau kau bisa menembus armor roh bentengku dengan sihir?"

Velsaria berkata dengan nada dingin.

Karena serangan lengan robot,tubuh kecil Claire menghantam tanah dengan keras.

Momen berikutnya—

"—Panah Pembeku!"

Rinslet melepaskan panah esnya,dan anak panah itu menembus menusuk armor roh benteng.

"Bukankah sudah kubilang—Apa!? "

*Plick*—Permukaan armor itu retak.

Velsaria membuka matanya dengan kaget.

"Kayaknya...itu berguna~"

Claire yang terhempas ke tanah sebelumnya menyeka darah dari bibirnya.

"Menggunakan perbedaan suhu dan membuat kerusakan pada armor—I-itukah tujuanmu!?"

"Itu kan cuma strategi grup dasar ketika kau punya roh api dan roh es di dalamnya~"

Itulah senjata rahasia Claire.

Meski tingkat keberhasilannya rendah,namun mereka akhirnya berhasil menemukan sebuah kelemahan.

"...!"

  • Plick* *Plick*—Retakan pada armor bertambah banyak.

Di saat inilah—

"Ahhhhh!"

Angin puyuh yang menyelubungi Ellis keluar dan memusat pada «Ray Hawk».

Dengan daya penghancurnya,ia menyerbu dengan kecepatan kilat.

Tombak tersebut menghancurkan armor,dan menusuk dada Velsaria.

"...!Ellis!"

Mata coklat Ellis menatap tajam pada mata biru es Velsaria.

Ksatria terkuat Akedemi mulai menunjukkan sedikit kekhawatiran.

"—O angin,berhembuslah dengan liar!"

Bersamaan dengan kuda-kuda menusukkan «Ray Hawk»—

Ellis melepaskan hembusan angin terkuatnya.

Angin puyuh yang mengamuk menghancurkan sekaligus melemahkan senjata rohnya.

Velsaria,yang armornya telah hancur terhempas ke udara,dan jatuh dengan keras ke tanah.

"Hah,Hah,Hah—"

Ellis jatuh berlutut dengan lemas ke lantai.

"...Apa...kita berhasil...?"

Velsaria saat ini terbaring di tanah.

Terlihat tak sadarkan diri.

"Aku..."

"Huh?"

Salah,ia tak kehilangan kesadarannya.

Velsaria mulai bergetar dengan keras.

"...Aku....sama sekali...tak boleh kalah..." "...Apa?"

Claire mengangkat alisnya.

Pemandangan di depan matanya begitu tak bisa dipercaya.

Senjata roh yang harusnya telah hancur—

"Ia mulai bertamorfosa menjadi sesuatu yang lain!"

"Aneue...?"

Ellis terdiam,tak tahu harus berbuat apa.

"—Ah—AHHHHHHHHHHHHH!"

Di dalam hutan Astral Zero,raungan Velsaria menggema.

Bagian 6

"Apa itu...!? "

Teriak Kamito.

Para siswi yang menyaksikan melalui monitor untuk menonton jalannya pertarungan mulai berlarian menyelamatkan diri.

Senjata roh Velsaria muali menampakkan wujud yang berbahaya.

Tubuhnya terbungkus oleh armor hitam pekat,seolah seperti seorang ksatria yang bangkit dari alam baka.

Karena divine powernya bisa dilihat dengan mata telanjang seserang,itu pasti bukanlah pertanda yang baik.

"Itu Cursed Armament Seal,Kamito."

"Huh?"

Kamito melihat Est yang tanpa ekspresi.

"Juga,sekarang ia diluar kendali.Jika ini terus berlanjut—"

"Velsaria,ia mengimplant Cursed Armament Seal!?"

Kamito dengan cemas bertanya untuk meminta konfirmasi.

(Kenapa...?)

Kenapa penari pedang terkuat Akademi harus bergantung pada benda itu?

(Velsaria,dengan terpaksa masuk ke dalam situasi ini....)

Kamito mengepalkan tangan kirinya dengan kuat.

(Bahkan jika alasannya tak jelas,aku tahu kalau pertarungan 3 tahun lalu lah yang merubah dirinya.)

Melalui monitor,ksatria hitam pekat itu meraung.

Menyadari perubahannya,rekan satu tim Velsaria buru-buru keluar.

Mereka adalah 4 orang yang pernah menjadi bagian Ksatria Sylphid.Mereka mungkin dipaksa untuk tidak keluar sampai sekarang.

Dan untuk menyambut rekan satu tim yang buru-buru mendekatinya—

Sang ksatria hitam pekat menggunakan tangannya untuk melibas mereka.

Darah bercucuran.Gadis-gadis mantan Slyphid Knight menghantam tanah.

Dari bagian bahu kanan sampai dada,para gadis tersebut menderita luka yang parah.

"...!!?"

Kamito mulai merasakan perasaaan kesal.

Menilik dari luka yang ditimbulkan langsung oleh roh,itu membuktikan bahwa roh tersebut perlahan kehilangan kendali.

Bel tanda darurat berbunyi—Pertandingan telah dihentikan.

Namun meskipun demikian,Claire dan yang lain tak ingin mundur.

(T-Tidak...!)

Kabut hitam yang menyeruak keluar dari dalam ksatria hitam pekat,layaknya tentakel-tentakel,menjerat Claire dan yang lain dan menangkap lengan dan kaki mereka.Meski Scarlet dan Fenrir mencoba untuk menggigiti benda itu,keduanya juga ikut tertangkap dalam sekejap.

thumb

(...Jangan-jangan,ia mencoba untuk menguras kekuatan Scarlet?)

Hanya Ellis yang berdiri,terhuyung-huyung.

Menggunakan senjata rohnya untuk menyingkirkan kabut hitam di dekatnya,ia mencoba melindungi Claire dan yang lain.

Kamito di sisi lain—

"—Est.Aku punya permintaan."

Menggenggam erat tangan mungil Est.

Meski Est menampakkan ekspresi yang seperti hendak mengatakan sesuatu,ketika ia melihat Kamito—

"—Aku pedang Kamito.Segalanya untuk dirimu."

Ia nampak menyerah dan mengangguk.

"Tapi,kumohon berhati-hatilah.Dengan tubuhmu yang sekarang,dan wujud senjata roh ku,kau kemungkinan hanya akan bertahan selama 10 detik,"

"Ahh,itu cukup,Est."

Kamito dengan lembut membelai rambut peraknya,dan mulai merilis senjata rohnya.

"Sang Ratu Baja adil,pedang suci yang menghancurkan iblis—sekarang wujudkanlah sebuah pedang baja dan jadilah kekuatan di tanganku!" Tubuh Est perlahan berubah menjadi bola-bola cahaya dan lenyap ke udara tipis—

Dan di tangan Kamito,muncullah sebilah pedang baja yang bersinar terang.

Bagian 7

"...S-Sial...!"

Ellis menggunakan mata tombak senjata rohnya untuk menebas kabut hitam sang ksatrria hitam pekat.

Meski itu hanya sebuah sentuhan kecil,divine powermu akan terkuras.Rekan satu tim Velsaria yang tak sengaja mendekat ikutan terjerat dan tak sadarkan diri.

Fianna dan Rinslet yang telah menggunakan hampir semua divine powernya juga terbaring pingsan di tanah.Meskipun begitu Claire masih ngotot untuk tetap sadar—

"...Ellis,C-cepat larilah ke pintu...."

"Jangan bercanda.Aku seorang Ksatria Sylphid,misiku adalah melindungi para murid."

Sambil berbicara pada Calire yang terbaring di tanah,di waktu yang sama pula,ia juga melepaskan badai ke arah Velsaria.

Namun serangan itu bahkan tak mampu menggores armornya,Meski wujudnya berubah,kelihatannya ia memiliki durabilitas roh benteng.

Satu-satunya hal yang bisa merubah roh menjadi wujud mengerikan semacam ini adalah—

Hanya ada satu penyebabnya.

"Kenapa—?Kenapa kau mengimplan Cursed Armament Seal!Aneue!"

(Aku tak mengerti.)

(Seorang yang dulunya kupikir sempurna,kenapa kau harus melakukan sesuatu semacam ini?)

Kepada Velsaria yang tak mampu mendengar apa-apa,Ellis kembali melesat dengan kecpatan kilatnya.

Karena kemarahan itu meningkatan kekuatan badainya,serangan itu menembus armornya—

"—O angin,bertiuplah dengan liar!"

Namun,senjata rohnya hanya tetap diam di dalam armor tanpa bergerak atau mengeluarkan sihir sekalipun.

(...Aku tak bisa mengeluarkan angin lagi!?)

Dari retakan armor tersebut keluarlah kabut hitam—divine power milik Velsaria,menjalar dari tombak menuju tangan Ellis,dan mulai menguras kekuatannya.

Velsaria menggunakan tangannya,dan perlahan mengangkat tubuh Ellis dengan mencekik lehernya.

"Ellis!"

Claire menjerit.

(...Inikah akhirnya?Aku...)

(Kesadaranku perlahan memudar.Kegelapan perlahan menyelimutiku.)

(...Aku tak bisa melindungi siapapun.Bahkan teman-temanku,juga Aneue.)

"Kamito,maaf...Aku—"

Di saat itulah.Sebilah pedang melntas di udara.

"...!?"

Momen selanjutnya,tubuh Ellis berada di udara.

Dari belakang,sebua tangan muncul dan memeluknya erat.

Perlahan,ia membuka matanya.

"Apa—?"

DI depan kedua matanya,seseorang yang muncul adalah Kazehaya Kamito.

Ellis saat ini bagaikan seorang putri yang di-“princess craddle” di udara.

"...Kamito?"

"—Ellis,makasih ya sudah melindungi teman-temanku~"

Kamito tersenyum dan turun ke tanah,dengan agak menyesal menurunkan Ellis.

..Tak sanggup memahami situasi saat ini,Ellis mengerjap-ngerjapkan mata dengan terbengong-bengong.

Kamito lalu menatap ke arah Velsaria,dan menghunus senjata roh pedangnya.

"Takkan kubiarkan kau menyentuh teman-temanku!"

Bagian 8

Dari balik perbannya menyeruak sebuah sensasi terbakar yang sangat hebat.

(...Tch,lukanya terbuka lagi...)

Dengan kuat menggemeratakkan giginya untuk menahan teriakan kesakitannya,Kamito mengumpat dalam hati.

Meski aku mengatakan sesuatu yang keren,aku masih mempunyai sebuah lubang besar di perutku.

Bukan cuma menarikan tarian pedang,sekarang berdiri pun sulit rasanya.

"Aku tahu,memakai Pedang Suci Pembasmi Iblis dalam kondisi seperti ini benar-benar bikin capek ya~"

Ia tersenyum kecut.

"K-K-K-K-K-Kau idiot!"

Cambuk Claire membuat suara menjepret.

"Aduh!"

Kamito berteriak kesakitan.

*Gogogogogogo...!*

Menolehkan kepalanya ke belakang,disana ada Claire yang sedang menggenggam cambuknya dengan tangan terlipat.

(....Seram,kayaknya ia punya 2 tanduk sekarang...)

"A-apa sih yang kau lakukan!Perlakukan orang yang lagi terluka dengan lebih baik dong!"

Kamito menatap Claire dengan mata berair.

"Terus kenapa orang yang lagi terluka itu datang kesini!?"

Rambut Twin tail merah miliknya berdiri dengan marah.

Kamito menghela nafas,dan meletakkan tangannya di atas kepala Claire.

"Bergegas kemari ketika teman-temanku dalam bahaya,itu normal kan?"

"Hah,k-kau emang idiot asli."

Claire melihat ke sisi lain mencoba menyebunyikan wajahnya yang memerah.

"Kamito,d-dengan luka-lukamu..."

Ellis berbicara dengan penuh perhatian.

Kamito sekali lagi berbalik,dan dengan lembut meletakkan tangannya di bahu Ellis.

"Ellis,kau telah bekerja keras da melakukannya dengan baik.Kau telah menjadi seorang ksatria yang hebat."

"Kamito..."

Mata Ellis menampakkan rasa bahagia.

Di saat itulah—

"...Oh... Ohhh ahhhhh..."

"...!?"

Ketiganya langsung menoleh ke arah sumber suara.

Ksatria hitam yang telah kehilangan satu lengan meraung kesakitan.

Dengan wujud itu,ia cuma seperti tubuh yang terasuki oleh roh sesat.

"Velsaria..."

Kamito dengan terhuyung-huyung berjaan mendekat dan menggenggam erat Terminus Est.

Dengan kondisinya yang sekarang,ia cuma dapat mempertahankan wujud senjata roh Est hanya dalam waktu kurang dari 10 detik.

"Kamito,kau serius mau bertarung melawan makhluk ini!?"

"Ah,sejak awal,dialah orang yang harus kukalahkan dengan tanganku sendiri."

"Kamito,apa yang kau katakan—"

Kamito menghunus pedangnya,dan menatap Velsaria.

"...Ren...Ashbel...Aku.."

"Velsaria,kau benar-benar ingin bertarung melawan ‘dia’?"

Meski ia tak pernah mengharapkan jawaban,Kamito masih saja bertanya.

"...Ohhh...oh..."

Satu-satunya jawaban yang ia dapat,adalah raungan yang dipenuhi dengan kekacauan dari tenggorokannya.

"Kalau begitu,sebelum dengan penari pedang terkuat,akulah yang akan jadi lawanmu!"

Seiring ia menyatakannya—Kamito mulai maju menyerang.

Di waktu yang sama,Velsaria yang telah kehilangan salah satu lengannya juga mulai menyerang.

"Kamito!"

Suara Ellis perlahan memudar dalam suara bising yang tercipta oleh pertarungan pedang.

"Ohhh!"

Menblok serbuan Velsaria,Kamito mengayunkan pedangnya.

Armor hiitam pekat itu retak.Dengan ayunan yang lain,ia menghancurkannya.

Percikan bungan api terbang kemana-mana.Di saat yang sama,rasa sakit bagai sengatan listrik mengejutkan tubuh Kamito.

Seketika saat Kamito berteriak kesakitan,Velsaria yang ber-armor mencengkeram tangan Kam ito.Namun—

"Jangan meremehkan teman-temanku!"

Seolah mebalas teriakan Kamito,Terminus Est memancarkan cahaya terang.

Sebentuk cahaya yang terlihat untuk menyucikan,cahaya itu menyingkirkan kabut divine power Velsaria.

Mengikutinya,Kamito menebas ke arah kepala armor hitam pekat itu.Dengan itu,ia melancarkan serangan lain—ksatria hitam itu tak mampu menahan serangan serangan kilat itu.

"Kuatnya...!"

Ellis berseru.

Melihat tarian pedang itu,kau takkan pernah bisa bilang kalau Kamito terluka parah akan kekuatan dahsyatnya itu.

"Itu,seperti..."

Seorang yang Ellis Fahrengart iri padanya,penari pedang terkuat,

Seolah melihat hal yang sama dengan 3 tahun silam—

"—Ahhhhhh"

Velsaria memekikkan suara yang mengerikan.

Udara seolah bergetar,menghantam tubuh Kamito dan menghempaskannya.

Dan setelah itu membantingnya ke tanah dengan keras.

Darah merah tua menodai perban di dadanya seiring rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya.

Cahaya Terminus Est mulai lenyap,mengisyaratkan pertarungan mendekati akhirnya.

"..."

Dengan bertumpu pada tangannya,Kamito berdiri.

Divine Power mengerikan Velsaria lalu mulai menyebar ke tanah layaknya kabut,

(Jadi sumber kabut ini adalah jantungnya...)

Skill observasi di atas rata-rata Kamito mengatakannya kesimpulan tersibut.

Sembari dengan putus asa menahan rasa sakitnya,Kamito kembali menggenggam dan membuat pedangnya bersinar kembali. (Dengan kemampuan anti-kutukan Terminus Est,Aku mungkin bisa—)

Di saat itulah,layaknya sebuah rintangan,senjata roh Velsaria mulai berubah wujud sekali lagi.

Tangan yang buntung sebelumnya perlahan berubah layaknya clay,dan berubah menjadi sebuah tombak raksasa.

Bukan,daripada sebuah tombak—itu terlihat lebih mirip dengan pendobrak.

"...Kayaknya ini sudah waktunya untuk menentukan siapa pemenangnya.,Persis seperti yang kuinginkan..."

"Kamito!"

Ellis perlahan berjalan ke arah Kamito dengan tombaknya sebagai tongkat penyangga.

"Ellis,maafkan aku."

"Kamito,benda itu berbahaya."

"Apa maksudmu?"

"Skill tombak-ku diajarkan oleh Aneue."

"...Aku paham."

Velsaria sekali lagi meraungkan suara yang seolah itu datang dari dalam kubur.

"...Ren..Ash...bell!"

"...?Aneue salah mengartikan Kamito sebagai Ren Ashbell?"

Ellis mengangkat alisnya,bertanya-tanya.

Tentu saja,Velsaria yang sekarang telah kehilangan semua akal sehatnya.

"Ini waktunya melihat siapa yang menang.Ellis,tolong bantu aku sedikit."

"...Aku paham."

Ellis menganggukkan kepala.

"Kamito,kumohon padamu,tolong selamatkan Aneue."

Kamito lalu memusatkan seluruh divine power miliknya yang tersisa ke pedang di tangannya.

Pedang perak tersebut sekali lagi mulai berkilauan sepenuh hati.Ellis pun mulai menciptakan badai angin.

Jurus ini adalah serangan terkuat yang mampu ia gunakan dengan kondisi tubuhnya sekarang ini.

(Aku hanya bisa mempertaruhkan segalanya pada ini.)

"Ayo,Velsaria Eva Fahrengart!"

"Ahhhhhhhh!"

Velsaria menyerang seiring menciptakan jejak-jejak debu di sekitarnya.

Dengan tubuh Kamito yang menjadi lebih ringan oleh angin Ellis,

Bersamaan dengan sebuah badai mengamuk yang mendorongnya di bagian belakang,Kamito berakselarasi kembali.

Diikuti oleh benturan sekejap,area di sekitar mereka berdua segera terselimuti oleh cahaya menyilaukan mata.

Tepat hampir saja tak bisa menghindari serangan Velsaria—

Pedang Suci Pembasmi Iblis yang bersinar dengan cahaya putih gemerlapan,seluruhnya menusuk armor Velsaria sekaligus ‘jantungnya’. Dari ujung bilah pedangnya,cahaya terang mulai meluap-luap.

(Persis seperti apa yang terjadi—3 tahun yang lalu.)

"...Velsaria,kau harus kuselamatkan."

Dengan pedang yang menancap di dadanya,Kamito dengan pelan berbisik.

Armor hitam pekat tersebut hancur menjadi bubuk-bubuk,dan wajah cantik Velsaria muncul sekali lagi. "Ren Ashbell—"

Bibir warna sakuranya,perlahan bergerak.

Bagian 9

(Jadi begini....Kazehaya Kamito,kau adalah—)

Di momen ia tertusuk,ia sadar akan sesuatu.

Seseorang yang ada di hadapannya,adalah orang yang sama dengan orang yang menusuk dadanya 3 tahun silam.

"...Aku telah dikalahkan sekali lagi..."

Velsaria tersenyum lembut.

Seolah kekhawatiran besarnya telah musnah,ia menampakkan ekspresi yang sangat tenang.

Namun untuk sebuah alasan,ia tak mampu lagi merasakan penyesalan dari saat itu.

Ini karena,mata hitam Kazehaya Kamito,menatap lurus-lurus dirinya. "...!?"

  • Dub dub*— Cursed Armament Seal mulai berdetak kembali.

Dengan wajahnya yang memanas,Velsaria mengalihkan sedikit mata berairnya dari tatapan Kamito.

"Velsaria,kau memang kuat.Tapi,kekuatan itu suatu ketika akan berkarat layaknya pedang."

"Itu benar...tapi,aku hanya mencari kekuatan ini agar kau bisa mengenaliku—Tapi kelihatannya ini saja tak cukup~"

"—Kau yang salah kalau begitu." "Apa?"

"Kau kalah,tapi itu bukan karena kau kurang kuat.Kau kalah cuma karena kau sendirian.Namun aku punya kawan,teman-teman yang ku temui di Akademi ini"

"..."

"Itu,sesuatu yang bahkan diriku 3 tahun yang lalu—Ren Ashbell takkan pernah miliki."

Di hadapan wajah Velsaria yang merona merah,angin sejuk berhembus. (Ini adalah—Angin Ellis.)

Dalam waktu sekejap di saat-saat terakhir pertarungan tadi,ini adalah angin yang sama yang mengakselerasikan Kamito yang sedang terluka parah.

Angin yang sama yang membawa pemikiran sekaligus kepercayaan Ellis sebagai seorang ksatria. "Ren Ashbell,Aku—"

Dengan senyuman dan rambur emasnya yang melambai-lambai dalam buaian angin—

Velsaria Eva Fahrengart akhirnya kalah.

Dan—detakan ‘jantung’ itu juga berhenti sama sekali.

Bagian 10

"Ara ara,’jantung’ itu rusak~Itu,sejak awal,sebuah barang dagangan yang langka~"

Di hutan tak jauh dari Akademi—

Vivian Melosa dengan sebal menggigit bibirnya.

Sejak awal,ia hanya datang untuk menyaksikan pertarungan untuk mengumpulkan lebih banyak data. "Pengimplant-an langsung Cursed Armament Seal ke ‘jantung’masih akan membutuhkan waktu cukup lama sampai bisa digunakan tanpa menyebabkan masalah~"

Menghembuskan nafas,ia mematikan saklar terakhir.

"Tapi,bocah itu benar-benar menarik.Dan sejak si Jio dari Sekolah Instruksional juga telah ditangkap,aku harus bermain-main dengannya lain kali~"

"Murid-murid itu bukan mainanmu,Vivian Melosa."

"...!?"

Dari suara yang datang entah dari mana asalnya,Vivian Melosa—merasa merinding.

"Itukah kau!?Penyihir Senja!?"

"Hmph,betapa kangennya.Muridku yang nggak ada bagus-bagusnya."

Greyworth Ciel Mais perlahan berjalan keluar dari dalam kerimbunan hutan.

"...!Kenapa—?"

"Melakukan tindkan yang memancing perhatian orang-orang semacam iu,siapapun pasti akan menyadarinya.Dan kemarin setelah dua gadis itu kehilangan kendali,kami melakukan penelitian kecil.Kami sadar bahwa itu adalah Cursed Armament Seal yang kau pelajari dulu ketika kau masih seorang murid.Kayaknya kau masih tidak ada perkembangan dari dulu~"

Layaknya guru yang sedang menceramahi muridnya,Greyworth dengan lembut berujar.

"Aku masih belum percaya kalau kau sekarang mulai bertindak karena murid-murid yang tak ada sangkut pautnya itu—"

"Hmph,terakhir kali aku dikirim kemari adalah beberapa tahun yang lalu.Untukku yang kembali kesini untuk mengurus para hama pengganggu itu,kelihatannya ini adalah takdir."

Vivian Melosa segera menahan nafasnya,dan tubuhnya mulai gemetar ketakutan.

"Selanjtunya,untuk kau yang telah menyerang murid-muridku yang berharga,penting sekali bagimu untuk merasakan sedikit hukuman~"

—Di waktu yang sama,tangan kanan Greyworth mulai berkilau dan terkompresi dalam sebuah benda berwarna hitam pekat.

Dari kondisi yang aneh ini,sesuatu yang muncul pastinya bukanlah roh terkontrak—itu adalah iblis.

"Sudah lama ya sejak kau terkhirkali mendapat makanan,’Earl’,sana nikmatilah~"

Greyworth menjilat bibirnya dengan sikap sadis.

"Ah...Ahhh...Ahhhhhhh..."

Vivian Melosa mengeluarkan jeritan kencang dari dalam tenggorokannya.

Dari rasa takut,itu telah berubah sepenuhnya menjadi kepanikan.

Melihat dia mencoba untuk merangkak pergi—

"— Jangan coba-coba kabur~ Hukuman itu penting!"

"Heh,Ah,Ahhhh... "

Makhluk hitam pekat itu melakukan serangan terakhirnya.

*Ka* *Crack* *Chouk* *Gulp*...

Suara kunyahan menggema di seantero hutan.

"Ara ara,Aku masih harus menangani situasi terakhirnya,dasar murid bodoh~"

Ia lalu dengan hati senang menyentuh kacamatanya,dan perlahan melenggang pergi. Bagian 1

Tubuh Velsaria Eva rusak oleh Cursed Armament Seal.

Meski mereka dapat menghapus Cursed Armament Seal yang terukir di «Jantungnya» dengan kekuatan Pembasmi IblisPedang Suci Pembunuh Raja Iblis—Terminus Est—, kutukan,yang terakumulasi selama bertahun-tahun tahun dan meledak sekaligus,telah menghancurkan saluran yang mengatur regenerasi divine powernya.Tak ada yang tahu berapa tahun lagi ia bisa kembali sebagai seorang kontraktor roh.

Juga,bahkan jika Cursed Armament Seal musnah,bukan berarti kejahatannya akan lenyap. Ellis dan Kamito mengantarkan Velsaria,yang digelandang oleh Ksatria Sylphid untuk diantarkan ke ibukota,menuju depan gerbang Akademi.

Diberangkatkan dengan kereta pengawal,Velsaria menampakkan raut muka damai.

Dikarenakan fakta bahwa ia mengimplant Cursed Armament Seal,mungkin saja pikirannya juga sedikit rusak.

Ia yang sekarang bukanlah seorang ksatria cantik yang dingin bagai es,namun ia nampak terlihat layaknya gadis biasa.

"...Ellis,maafkan aku. "

Velsaria menoleh ke arah Ellis dan menundukkan kepalanya.

"Kumohon angkat kepalamu,Aneue.Aku selalu akan menunggumu."

Velsaria mengangguk,dan kali ini,ia menoleh ke arah Kamito.

"Aku serahkan adikku padamu.Ia memang orang yang kaku,tapi yah ia,secara mengejutkan,imut kadang-kadang."

"Ah,ah,Aku tahu kok."

"Ka-Kamito!?Aneue,apaan sih yang kau katakan?!"

Dengan wajah yang bersemu merah terang,Ellis berteriak.

"Ellis,aku tunggu penampilanmu di Tarian Pedang."

Mengusap kepala Ellis dengan lembut,Velsaria dikawal masuk ke dalam kereta.

Kamito berdiri berjajar dengan Ellis dan mengantarkan kepergian kereta itu.

"Kamito terima kasih.Kau membantuku menyelamatkan Aneue."

"Yang menyelamatkan ia itu kau,Ellis.Bukan aku."

Kamito menggelengkan kepalanya dengan tenang.

"..."

Mendadak,kesunyian yang aneh datang.

"Erm,Kamito,tentang 2 hari yang lalu, «Festival Suci Valentia »."

"Oh?"

Ellis mengeluarkan sebuah kotak kecil entah dari mana.

Sebuah kotak yang terbungkus cantik dan bertalikan pita.

"..Ini?"

"I-Ini cuma karena aku menyetujuimu sebagai kawan satu angkatan Ksatria.Selain itu,ng-nggak ada secuil pun maksud yang lain!"

Ellis dengan cepat memalingkan wajahnnya dan menyodorkan cokelat itu.

"Ha ha,makasih ya Ellis.Kau beneran orang kaku yang punya rasa berkewajiban ya."

"Um,tapi i-ini...t-tak ada hubungannya dengan kewajiban."

Ellis mencibirkan bibirnya dan bergumam,

Bagian 2

Beberapa hari setelahnya,sebuah pesta untuk merayakan terpilihnya Tim Scarlet berpartisipasi dalam Blade Dance digelar.

Dengan mengalahkan peringkat pertama «Silent Fortress»,peringkat mereka melesat ke posisiketiga.

Sama halnya juga naik peringkat,senpai veteran dari «Tim Wyvern» bersama dengan «Tim Cernunnos» yang ada si cewek Druid di dalamnya pun terpilih untuk berpartisipasi dalam Tarian Pedang.

Keberangkatan kapal yang akan menuju alun-alun Astral Zero dilaksanakan satu minggu setelahnya.

Pesta itu digelar di kamar Claire.

Kue cokelat raksasa terduduk manis di atas meja.

Ukurannya hampir seperti ukuran kue pernikahan.

"Kalian...Serius nih kaliam mau makan seluruh kue ini?"

Kamito mengerang dengan muka lempeng.

"Kami nggak punya pilihan.Kami punya banyak cokelat untuk Festival Suci Valentia yang tersisa,sejak awal begitu."

"Kamito-san,a-apa kau bilang kau nggak mau makan kue-ku?"

Rinslet mengernyit dengan tatapan tak senang.

"Kau yang buat?...Kau memang benar-benar ojou-sama yang high-spec."

"Nona adalah yang terhebat bahkan kalau dibandingkan dengan toko-toko pastry." 

Carol tersenyum,dan meletakkan tangannya di mulutnya.

"Carol juga membantu dalam merasakan rasanya."

"Ya,aku bersyukur bisa memakan kue-kue Nona tiapa hari."

"Hum,Carol,kau harusnya kerja lah sedikit."

...Si lawan bicara yang lain tak lain dan tak bukan adalah si maid low-spec yang nggak pernah berubah-berubah.

"Ah,Kamito-kun,Calire dan Aku juga ngebantuin loh!"

Mugyuu.Sensasi payudara yang lembut menekan-nekan dirinya.

Dialah sang putri kerajaan kedua yang tak senonoh.

"Fianna,kau..."

Seketika ketika mendengar Fianna ikutan membantu,yang Kamito rasakan adalah firasat buruk.

"Fufu,nggak cuma kuenya,kau juga bisa ‘makan’ aku juga kok!"

Ia berbisik,berbaur dengan nafasnya,di telingannya.Kamito berubah jadi merah padam.

"A-Apa sih yang kau katakan—?"

"Kamito,kau bisa ‘makan’ aku juga?"

"Est,kau bilang begitu,emang kau tau artinya?!"

"...Ka-Kamito,da-dasar mesum...."

  • Gogogogogo*

"Tunggu,Claire.Ini salah paham!"

Di saat itulah,bel pintu berbunyi.

"K-Kayaknya Ellis kesini deh."

Kamito melangkah menuju pintu seakan-akan ia sedang melarikan diri dengan gugup.

Seiring ia membuka—pintu matanya terbelalak.

"...!"

Seseorang yang berdiri di sana adalah——

thumb

Ellis yang mengenakan gaun pesta yang memiliki celah terbuka di area sekitar dada besarnya.

Wajahhnya terhiasi riasan make-up tipis dan bibirnya diberi pemerah bibir.

"E-Ellis..ada apa dengan pakaianmu?"

"K-Karena ini kan pesta,jadi aku datang mengenakan pakaian yang layak."

Dua cewek cekikikan di belakang Ellis,yang wajahnya memerah.

Mereka kan Rakka dan Reishia...Kayaknya ia ditipu oleh dua cewek itu lagi.

"I-ini..aneh ya?"

Ellis bertanya dengan pipi yang agak bersemu kemerahan dan mendongak ke atas.

"Nggak,cocok kok denganmu...Kau benar-benar cantik!"

Kamito menggaruk-nggaruk kepalanya sembari menjawab—

  • Gogogogo*

Ia merasakan ada tatapan-tatapan mematikan dari belakangnya.

"...!?"

Seiring ia berbalik,para ojou-sama menatap tajam Kamit dengan wajah "Grrr".

"A-Apa?"

"D-Diam,nih makan kuenya!"

"Muhh"

Claire menusuk kue dengan garpu dan menjejalkannya ke mulut Kamito.

Fianna,Rinslet..dan bahkan Est—

Mereka secara paksa menjejalkan kue ke dalam mulutnya.

(Ini gila...)

Seiring Kamito dikerubuti oleh cewek-cewek cantik yang lagi ngambek,ia menghela nafas berat.

—Seminggu kemudian, «Tarian Pedang» akhirnya membuka tirainya.

Kata Penutup

Pengarang

—M-Maksudmu aku harus memakai pakaian yang lebih seksi lagi,ya kan!?

Dengan itu telah 3 bulan lamanya sejak kontak terakhir kita.Ini Shimizu Yuu.Aku persembahkan pada kalian volume ketiga seri harem akademi x komedi pertarungan "Seirei Tsukai no Balde Dance" yang dimulai akhir tahun lalu.

Untuk menyerahkan cokelat kepada cowok yang mereka suka— Para ojou-sama akademi tengah bersiap-siap dan dengan risau menunggu kedatangan « Festival Suci Valentia»,sebuah event yang membuat jantung para cewek deg-degan.Diantara mereka,Ellis,Kapten Ksatria Sylphid yang bertugas melindungi moral publik Akademi,mencoba menawarkan tindakan membalas budi tertentu pada Kamito—

"A-Aku sekarang maid yang dapat kau gunakan secara eksklusif...I-itu tak apa kan?"

Ada pertarungan cewek-cewek cantik dimana percikan-percikan api beterbangan.Ada kegelapan «Cursed Armament Seals» yang merongrong Kota Akademi.

Dan selanjutnya,ada sang kontraktor roh terkuat akademi yang kembali!

Kumohon dengan sepenuh hati nikmatilah volume ketiga yang penuh sesak oleh pesona si selalu serius dan kaku (dan mengejutkannya berdada besar) Ellis!

Dan di poin ini,berita besar terbang dari penanggung jawabku Shouji-san!

Menerima popularitas dari semua orang,Seirei Tsukai mendapatkan penjualan yang menjanjikan namun—

Apa! Serialisasi edisi komik telah diputuskan dalam "Monthly Comic-Alive"!

Orang yang menggambar edisi komik "Seirei" adalah Yoshihira Zenzai-sensei.Aku diperlihatkan desain karakter di lain waktu,tapi....mereka berbahaya,mereka imutnya di luar batas kewajaran!

Alasan kami bisa mengembangkan sebuah mix media secepat ini adalaha berkat kalian semua para pembaca,yang telah mendukung "Seirei".Mohon tunggulah hari dimana Claire dan Est berubah ke dalam komik dan beraksi.

Waktunya ucapan terima kasih.Pertama,pada Sakura Hanpen-sensei,terima kasih banyak untuk ilustrasi mengagumkannya kali ini juga.Khususnya,Ellis di sampul depanlah yang paling manis.Kaos kaki hitam sepaha memang yang terbaik.Dan,untuk kenapa pelindung dadanya terbuka—itulah teka-teki abadi,misteri abadi dan romansa abadi!

Pada Inkubator MFJ yang karismatik Koto Shouji-sama yang selalu menyaksikan pertumbuhan karyaku dengan tatapan hangat,terima kasih banyak untuk waktunya dan maaf telah menyusahkan anda—

Dan sekali lagi,bersama Korie Rinko-sensei,penanggung jawab ilustrasi roman komedi,roh pelindung, penghangat suasana Gotou Yuujin-sensei "Tsuki-Tsuki!" yang diluncurkan bersamaan dengan "Seirei",pengggambaran kolaborasi ilustrasi dengan saling men-support bisa terlaksana.

Korie-sensei terima kasih banyak.Sebagaimana "Tsuki-Tsuki!" yang adalah hasil karya menarik dipenuhi dengan banyak cewek-cewek imut (Shimizu termasuk golongan Gogyou-sensei!),bagi yang belum membacanya silahkan baca dengan sepenuh hati—Ngomong-oming,ilustrasi kolaborasi Sakura Hanpen-sensei kelihatannya di tempatkan pada "Tsuki-Tsuki" volume 3!

Kepala editor Misaka,tim penyunting,tim penjilid,tim penjualan dan toko-toko buku,benar-benar aku berterima kasih untuk segalanya.Sekali lagi,pada retailer baru Anibro Gamers yang telah terus berkarya dari volume pertama,bahkan di volume kedua mereka meluncurkan papan nama ekstra besar dan roadshow ‘Blade Dance’.

Dan,tentunya,ucapan terima kasih terbesar kutujukan pada kalian semua para pembaca yang telah membaca buku ini.

Bagi semua yang mengirimkan pertanyaan,aku telah membacanya berulang kali,selalu kuhargai pemikiran kalian semua.Pertanyaan-pertanyaan itulah yang memacuku untuk menulis manuskripku,Aku senang jika kalian tetap mengirimkannya padaku!

※Melenceng sedikit yuk,tapi ketika aku menggunakan mesin cash ditempat kerja sampingan (toko buku tertentu) di lain hari,ada seorang pelanggan yang membeli "Seirei",dan jantungku jadi berdetak super cepat....!

Selanjutnya adalah volume keempat.Latarnya adalah kompilasi akademi (paruh pertama) menuju kompilasi Turnamen Tarian Pedang (paruh kedua) —untuk paruh keduanya,aku berencana untuk membuat lebih banyak misteri dan sesuatu yang masih kabur menjadi jelas.Tentu saja,dengan slogan-ku "tingkatkan cinta,lipatkan guyonan,pertarungan mahadahsyat!" pertarungan cibnta diantara gadis-gadis cantik akan lebih memanas dari apa yang pernah kau lihat.

Terakhir,aku berdoa semoga volume-volume yang akan tercipta mulai dari sekarang kedepannya akan membawa secercah kedamaian bagi semua orang,bahkan bagi mereka yang sedang dirundung kesulitan—

P.S

April kemarin,aku menerima tentang meninggalnya Matsuno Akinari-sensei,dan aku turut berbela sungkawa.

Terima kasih atas banyaknya karya-karya anda yang begitu menakjubkan sehingga membawa senyuman keluar dari lubuk hatiku yang terdalam. April 2011,Shimizu Yuu.

Illustrator

Senang bertemu denganmu,atau mungkin,lama tak jumpa,ini dia Sakura Hanpen!

Kali ini aku diberikan dua halaman untuk kata penutupku,jadi aku gunakan tiap-tiap spacenya sampai penuh. Dan kugambar Ellis-san!

Ellis di volume ketiga ini terlalu imut sampai ke tingkat dahsyatnya bukan main.

Bahkan aku sendiri,yang mana adalah golongan Rinslet,hampir ikut terbawa karenanya,bahaya sekali kan.

Selanjutnya,ada kabar menggembirakan! Yaitu,seri ini telah diserialisasikan dalam bentuk manga!

Awal dari serialisasi perama yang mengikuti ilustrasi pertama ku dalam light novel secara berturut-turut membuatku sangat bahagia! Penggambarang mangan-nya benar-benar kawaii,oh-bukan,ini berada di tingkat aku menginginkan hak pero-pero milik Shizumi-sensei dalam edisi manganya.

Tidak-tidak,itu akan sia-sia saja,jadi aku menahannya, pero-pero Shizumi-sensei benar-benar sangat imut,jadi silahkan tunggulah karyanya!Aku ingiin segera membacanya.

Nah kalau begitu,akan kuhentikan dulu disini!

Volume berikutnya kelihatannya akan menjadi buku yang memiliki manfaat tersendiri bagiku!

Shizumi-sensei,kutunggu-tunggu lo!Terima kasih!!

Sebelum Koto Shouji-san menghalangi ku dari hak pero-pero ku,aku akan berhenti disini,sampai jumpa di volume berikutnya!

Catatan Penerjemah dan Referensi

  1. istilah jepang untuk menyebut kakak perempuan.Namun,istilah ini juga membawa rasa penghormatan yang besar dan oleh karenanya,tak bisa diterjemahkan dari bahasa aslinya.
  2. salamander
  3. Pelet
  4. Berenda
  5. Redup
  6. hidangan khas Venesia yang terdiri dari nasi dengan tambahan daging,sayuran atau seafood
  7. Nyotaimori (Jepang: 女体盛り, "Penyajian tubuh wanita"),sering disebut sebagai "body sushi", adalah latihan menghidangkan sashimi atau sushi dari tubuh seorang wanita
  8. Sebuah hubungan kebanggaan besar untuk seorang kakak perempuan. Hubungan ini merujuk pada seorang perempuan yang memiliki jumlah kehormatan ekstrim yang tidak bisa dikonversi ke Indonesia. Sehingga dibiarkan seperti itulah.
  9. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan serangan,kebanyakan istilahnya disebut:(Chanting Time)
Mundur ke Jilid 2 Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Jilid 4