Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid5 Bab4

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 4 - Saudara Perempuan Laurenfrost[edit]

Bagian 1[edit]

Kamito dan yang lain kembali ke Menara tepat sebelum matahari sepenuhnya tenggelam melewati cakrawala.

Seperti kemarin, ada sebuah pesta dansa di menara aula besar. ini tidak ada hubungannya dengan upacara pembukaan, namun; itu hanya suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk kaum bangsawan, jadi hampir tidak ada elementalists yang berpartisipasi. Sebagaimana mereka melakukan pertempuran di acara turnamen utama hari berikutnya, mereka hanya tidak pada mood untuk melakukan sesuatu seperti pesta dansa.

Kamito kembali ke kamarnya sendiri dan Mengumpulkan hal-hal yang akan dia bawa besok.

Barang-barang yang dia dimasukkan ke dalam tas termasuk beberapa makanan yangg mudah untuk dibawa dan lentera yang terbuat dari kristal roh, dan kebutuhan lain untuk bertahan hidup dihutan.

Dalam aturan permainan yang beratnya terbatas dari hal-hal yang dapat dia bawa bersamanya, item harus dengan hati-hati dipilih.

"Pertandingan individu tiga tahun yang lalu itu jauh lebih mudah daripada yang sekarang..."

Pada waktu itu, Kamito hanya menyibukkan diri dengan mengalahkan lawan setelah muncul dihadapannya. Namun, kali ini, dia harus membuat rencana untuk memastikan kelangsungan hidup semua anggota kelompok.

Karena sendirian, Kamito bukanlah tandingan untuk Ren Ashbell.

Tidak... seperti saat ini, tanpa Est, Dia tidak memiliki cukup kekuatan untuk mengalahkan bahkan Leonora Lancaster dan tim elementalist lainnya.

"... Aku seharusnya tidak menjadi beban bagi orang lain."

Kamito bergumam pada dirinya sendiri. Kemudian--

Dari luar ruangan datang suara gadis cantik.

"Wow, sungguh indah! rambut Kakakku benar-benar cantik!"

"Ah ah... Mireille, jangan menarik rambutku!"

... Itu suara Rinslet's.

"Apa itu?"

Kamito membuka pintu dan berjalan ke lorong --

Dan melihat seorang gadis kecil yang menarik-narik rambut Rinslet.

"... Rinslet, apa yang kau lakukan?"

"Ah... Kamito-san!?"

Dengan suara itu, Rinslet terkejut memutar kepalanya.

"Kamito?"

Gadis kecil bermain dengan rambutnya menoleh ke arah Kamito juga.

Seperti Rinslet, gadis kecil itu juga memiliki rambut emas pucat yang cantik.

Dia mengenakan gaun putih kontras dengan mata hijau emerald nya.

Gadis kecil itu terlihat sekitar tujuh atau delapan tahun. dia masih muda, dia tampak sangat imut, dan agak sama seperti Rinslet.

"Oh wow, itu adalah Kamito onii-chan! Lihat, aku bertemu Kamito-chan!"

Menyeringai lebar, gadis itu mengambil langkah besar menuju Kamito --

Dan, ditenggelamkan kepalanya ke perut kamito.

"Ahhh... apa!?"

Kaget, Kamito tidak bisa merespon, tetapi Rinslet tergesa-gesa berlari, mengatakan:

"Mireille, kamu tidak boleh melakukan itu! Kamu adalah seorang wanita dari Keluarga Laurenfrost, bagaimana bisa kamu menampilkan perilaku yang benar-benar tidak senonoh!"

"Tidak apa-apa, Kamito-chan akan segera menjadi kakak ipar Mireille."

"... Apa?"

Setelah mendengar kata-kata gadis itu, Kamito mengerutkan kening dalam kebingungan.

"M-M-Mireille! A-A-A-Apa yg kamu katakan!"

"Huh? Bukankah kakak selalu menulis surat untukku... ooo, ooo..."

Rinslet dengan cepat meletakkan tangannya dimulut gadis itu.

Kamito menggaruk kepalanya dan berkata:

"... Eh, gadis ini... adalah adik Rinslet?"

"Itu benar. Namaku Mireille Laurenfrost, dan Aku putri ketiga keluarga Laurenfrost."

Terbebas dari pegangan rinslet, gadis itu bagi Kamito seperti seorang bangsawan yang sempurna.

Mata hijau emeraldnya menari-nari dengan imut.

Ketika dia tumbuh dewasa, dia pasti memiliki Kecantikan yg anggun, seperti Rinslet.

"Aku Kazehaya Kamito, rekan tim dari Rinslet --"

"Aku tahu, anjing peliharaan dari rekan timmu dan budak dari kakakku, kan?"

Mireille tersenyum manis dan berkata.

"P-Peliharaan anjing kecil, apa sih?"

"M-Mireille! Berhenti berbicara omong kosong!"

Rinslet cepat berbisik padanya, tapi Mireille hanya menampilkan wajah yang tidak bersalah dan melanjutkan:

"Huh, itu tidak benar? Jadi, apakah itu... pacar?"

"T-Tentu saja tidak! B-B-Bagaimana dia bisa menjadi... P-Pacar..."

Yang tertua daridua bersaudara menepuk tangan tangannya kepipi, wajahnya yang sangat memerah tampak asap menguap naik dari kepalanya.

"Oooh... kakak malu sekarang, lucu sekali!"

"... Hmph, aku b-benci kamu, berhenti bicara omong kosong untuk menggoda aku!"

STnBD V05 111.jpg

Rinslet dengan lembut menepuk Mireille dipunggungnya.

Melihat mereka berdua, Kamito tidak bisa menahan senyum.

...Rinslet tersipu, kehilangan semua dominasi Karena adik kecilnya.

Sementara adegan ini memang lucu, keliru untuk menyebut kekasih atau pacar Kamito. Tentu saja sangat tidak bagus untuk Rinslet.

Kamito dengan lembut meletakkan tangannya di kepala mireille.

"Ai!"

Mireille menjerit seolah-olah dia sedang digelitik.

"Aku bukan Anjing peliharaan Rinslet, ataupun pacarnya. seharusnya kamu tidak menggoda kakakmu seperti itu."

"... Oh... uh-huh. Kamito-kun, aku minta maaf."

Sedikit memerah, mireille mengangguk.

Tampaknya bahwa, seperti kakaknya, dia secara alami anak yangg jujur dan baik.

"Oooh... Kamu seharusnya tidak menyangkal seperti itu..."

Untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, Rinslet menggigit bibirnya dengan sedikit ekspresi tidak senang. Kemudian --

"Itu tidak bisa Kamito-san, untuk memikat semua dari kami bertiga dengan kata-kata manismu..."

"Carol!? Kapan kau datang –"

Sang maid, yang muncul entah dari mana, tersenyum dan tertawa.

Dari kata-kata Carol, Rinslet menatap Kamito dengan takjub dan berkata:

"K-Kamito-san... T-Tidak, aku tidak memiliki tiga orang adik!"

"Rinslet... Apakah kamu memikirkan hal-hal tak senonoh?"

Rinslet melangkah ke depan dan seolah-olah untuk melindungi adiknya, sementara Kamito memutar mata padanya.

"A-Aku pikir, kalau aku bersama-sama dengan kakakku... Aku tidak keberatan melakukan sesuatu."

Adik perempuan ini sungguh, mengatakan hal-hal aneh.

Carol membersihkan tenggorokannya, mencubit leher belakang mireille dan berkata:

"Baiklah, Mireille-san... kakak Anda memiliki hal-hal yg harus dilakukan, jadi lebih baik kita tidak mengganggu dan kembali ke kamar."

"Oooh... tapi aku masih ingin bermain lebih lama dengan Kamito-kun."

Melihat Mireille menolak dan menggelengkan kepalanya tanda penolakan, Carol berbisik di telinganya:

"Baiklah, Anda tidak boleh mengganggu kakak Anda diwaktu pribadi!"

"Oh... B-Benar. Aku mengerti, Carol."

Mireille tiba-tiba berhenti rewel dan memeluk erat lengan Rinslet.

"Kakak, aku akan bersorak untuk mu besok, kamu harus menyelamatkan Judia dan membawa dia kembali!"

ekspresi tersenyumnya tiba-tiba berubah sangat serius.

Dilain pihak, Rinslet juga mengangguk dengan wajah tekad kuat.

"Aku tahu, serahkan itu kepadaku."

Mireille melepaskan lengan kakaknya dengan lembut, kembali ke senyumnya yang asli, dan berputar ke arah Kamito.

"Kamito-kun, setelah tarian pedang berakhir, kamu harus datang mengunjungi daerah Laurenfrost kami."

"Mmm, aku tahu."

"Jika Kamito-kun benar-benar menjadi kakak iparku, itu akan menjadi sangat menyenangkan..."

"Huh?"

Dengan kata-kata itu,meninggalkan Kamito yang terguncang, Mireille --

Keluar ke ujung lorong, didampingi oleh Carol.

"Aku b-benci dia... mengurus adik kecil ini benar-benar membuat aku sakit kepala..."

"Tapi Rinslet adalah kakak yang benar-benar tahu Bagaimana untuk merawat orang."

"T-Tapi tentu saja, karena aku saudari tertua di rumah."

Sedikit malu, Rinslet menyisir rambutnya yang panjang.

Kamito tiba-tiba merasa penasaran tentang nama yang telah disebutkan Mireille secara sepintas.

"Oh ya, siapa itu judia, seseorang yang kalian berdua bicarakan barusan ?"

"..."

Awan gelap menyelimuti wajah Rinslet.

"M-Maaf... Sepertinya aku menanyakan sesuatu yang seharusnya tak kutanyakan?"

"T-tidak, sama sekali tidak!"

Menurunkan pandangan matanya, dan menggelengkan kepalanya, Rinslet berkata:

"Judia adalah adikku yang lain, putri kedua Laurenfrost."

"Jadi kamu punya adik yang lain."

"Mmm. Dia sekarang di Kastil Laurenfrost, dalam keadaan tertidur panjang."

Penuh air mata, Rinslet menceritakan seluruh kisahnya pada Kamito.

Putri kedua dari keluarga Laurenfrost, Judia Laurenfrost, awalnya berperingkat tinggi, princess maiden luar biasa di «Divine Ritual Institute». Namun, beberapa tahun yang lalu, sementara melakukan ritual persembahan terhadap Lord Elemental Air, dia membuat kesalahan. Dalam kemarahan, Lord Elemental memenjarakan dia dalam kutukan es yang tak akan mencair.

Kepala keluarga Laurenfrost telah merekrut elementalists dari seluruh kerajaan mencoba untuk mematahkan kutukan, tetapi tidak berhasil. Meskipun memiliki kekuatan berbagai Roh tingkat-tinggi, mereka tidak bisa mematahkan kutukan.

Setelah itu, Judia berbaring tak bergerak, dalam tidur nyenyak.

"... kutukan dari Lord Elemental air? Itu pasti menjadi sesuatu yang tidak dapat elementalist manusia patahkan."

"Ya, hanya ada satu jalan yang tersisa untuk menyelamatkan Judia."

Mengepalkan tinju nya, Rinslet melanjutan: "Itu adalah hadiah pemenang Blade Dance – berkah dari Lord Elemental. «Harapan» ku hanya untuk Lord Elemental Air untuk memberi belas kasih dan memberikan pengampunannya, untuk membiarkan aku menyelamatkan Judia."

"Rinslet..."

Kata-katanya menyalakan kembali api dipikiran Kamito.

Ya, ini tidak hanya aku...

Claire, Ellis, Fianna... dan Rinslet juga. Partnernya dalam «Blade Dance» semua memiliki motivasi yang kuat tak tergoyahkan.

Menghilangnya Est, tepat didepan matanya, setelah Roh Kamito dan membuat dia lebih sedikit pemanggilan.

Namun, dia tidak bisa membiarkan dengan alasan yang seperti itu.

Meletakkan kedua tangannya di bahu Rinslet, Kamito mengatakan pada dia:

"Rinslet, kita benar-benar harus mencapai kemenangan."

"Y-Ya, kau benar!"

Rinslet tersipu dan tersenyum bahagia.

Mungkin karena dia biasanya lebih suka keras kepala, terlihat sombong, Kamito merasa bahwa Rinslet yang tersenyum terus terang tampak sangat menggemaskan.

"Yah, Kamito-san... Aku akan kembali ke kamarku dan bersiap."

"Tentu."

Rinslet berbalik dan berlari ke arah ujung koridor.

"Kalau begitu, aku juga akan melanjutkan persiapanku."

Kamito mengangkat bahunya dan mulai kembali menuju kamarnya. Kemudian --

"Hee hee... Kamito, kau selalu populer seperti biasanya."

"Fianna!?"

Fianna berdiri di pintu Kamito, dan tampaknya telah disana selama beberapa waktu.

"Bagaimana itu? Berkencan dengan Claire dan sisanya?"

Putri tertinggi kedua tersenyum dan menggoda Kamito.

"...kencan? Tidak sama sekali, itu hanya –"

Dipertengahan kalimatnya, Kamito berhenti, tidak mengetahui cara terbaik untuk melanjutkan.

Dari sudut pandang objektif, hal itu memang terlihat seperti kencan... mungkin.

Selain itu, itu tampak seperti tamasya sembrono dengan tiga Gadis murni, keindahan tak ternoda.

Dengan reaksi Kamito, Fianna mendesah, dan berkata:

"Ah... Aku mengerti Kamito sekarang tidak hanya Iblis di malam hari, Tetapi Iblis di siang hari juga."

"... Iblis di siang hari, apaan itu?"

"Sudahlah, itu adalah aku yang membuat kalian untuk pergi keluar dan bersenang... sekarang giliran aku untuk menunjukkan pergerakanku."

"... Giliranmu, pergarakanmu? Apa maksudmu?"

Kamito memiringkan kepalanya, tidak paham.

Fianna tiba-tiba terlihat serius.

"Aku bertemu seorang kenalan yang dapat mematahkan kutukan yang ada padamu."

"Benarkah!?"

Sementara Kamito dan yang lain sedang melakukan tur jalan-jalan, Fianna telah mencari orang yang bisa menghancurkan «Brand of Darkness».

"... Fianna, terima kasih banyak. "

"Sama-sama... Namun, masih ada satu masalah."

"Masalah?"

"Karena dia princess maiden berperingkat tinggi, aku tidak bisa meminta dia untuk meninggalkan «Grand Shrine», Jadi pertemuan dengannya akan sedikit sulit. Dengan demikian, aku akan memerlukan kamu untuk datang bersamaku secara pribadi, Kamito."

"... Oh, jadi itu hal itu? Tentu saja aku bisa pergi bersamamu."

"Mengagumkan. Jadi, tanpa basa-basi lagi, aku meminta kamu untuk bergegas dan mengganti pakaian kamu?"

"Mengganti pakaianku?"

"Ya, aku ingat bahwa Kamito... Kamu tampaknya menjadi sangat cantik bila berpakaian sebagai seorang gadis?"

Bagian 2[edit]

-- Beberapa menit kemudian.

Didepan cermin di kamar, berdiri seorang gadis berambut hitam.

"..."

"... Ini sungguh mengejutkan, aku tidak pernah membanyangkan untuk bisa begitu akurat."

"Kau anak nakal, Jangan bilang kau benar-benar senang..."

"T-Tidak seperti itu, hanya ini solusi kita."

Fianna membuat jarak, mencoba untuk membersihkan masalah.

Dia benar-benar menikmati ini...

Kamito bergumam pelan.

Memang, gadis yang dipantulkan di cermin adalah Kamito, mengenakan pakaian upacara «Divine Ritual Institute».

Ada wig hitam di kepala dan bedak make up di wajahnya.

bahkan dengan lapisan lipstik berwarna ceri pucat pada bibirnya, dia terlihat sosok gadis yang sangat muda.

STnBD V05 119.jpg

"Sungguh cantik... Meskipun garis luarmu sedikit berbeda, sungguh kecantikan yang tak terbantahkan... Kamu benar-benar terlihat seperti seorang Ren Ashbell. Jika kamu berjalan di jalan-jalan seperti ini, kamu pasti akan menjadi subjek pembicaraan."

"H-Hey... bisakah kamu merahasiakannya"

Kamito secara naluriah melihat sekeliling.

Walaupun mereka di dalam Ruangan, tidak ada Jaminan; dibalik dinding ada telinga.

Setelah melihat wajah malu kamito, Fianna tersenyum manis dan berkata:

"Namun pakaian ini benar-benar adalah sebuah mahakarya. Itu sungguh cantik aku ingin memanggil semua orang agar semua orang bisa melihatnya."

"... Tolong jangan!"

Kamito mati-matian memohon kepada Fianna, seolah-olah mengemis untuk hidupnya.

"Oh... hati-hati, dengan teriakan yang keras, kamu akan terdengar oleh orang-orang di koridor."

Tiba-tiba, tepat saat itu --

dari sisi lain dari pintu terdengar suara sesuatu yang jatuh di lantai.

"...!?"

Kamito berbalik ke arah suara itu --

"Ka-Ka-Kamito!? A-Apa yang kau lakukan!?"

Itu Claire, ekspresi shock dan menyeramkan di wajahnya. Sesuatu berserakan di lantai yang telah jatuh dari tangannya.

"C-Claire!? K-Kamu salah, ini tidak seperti yang kamu pikirkan -- ah!"

Kamito bergegas maju, untuk menjelaskan tentang dirinya.

Namun, karena tergesa-gesa, dia tersandung kain pakaian dan jatuh, dan bantalan dada terjatuh dari dadanya dan jatuh ke lantai

...Semua orang diam selama beberapa detik.

"Eh... Yah, ini... "

Memecah keheningan, Claire membuka mulutnya dan berkata:

"T-Tidak, tidak peduli... Aku tidak keberatan! H-Hanya saja... aku hanya terkejut tiba-tiba menemukan bahwa kamu memiliki hobi seperti itu. U-Uh... setiap orang mempunyai hobi mereka sendiri, setelah semua!"

"Itu adalah apa yang aku katakan, kamu telah salah!"

Kamito menegakkan dirinya dan dengan keras menjelaskan, tapi Claire berlagak bodoh dan berpura-pura tidak mendengar.

"K-Kau tidak perlu menyembunyikan, itu saja! Itu... Kau terlihat sangat cocok dalam hal itu, dan aku pikir kau tampak cantik berpakaian sebagai seorang gadis. Meskipun hobi ini sesuatu yang kau tidak ingin publikasikan, aku mendukung kamu, Kamito; aku akan merahasiakan untuk mu, Ya!"

"Aku tidak membutuhkan dukungan mu!"

"Ha ha... Kamito, itu fantastis."

Fianna tertawa, melihat keduanya.

"Fianna... Aku mohon padamu, bantu aku menjelaskan hal ini kepada Claire, tolong."

"Yah, aku tak punya pilihan... Aku akan senang untuk melihat lebih banyak dari pertunjukan yang bagus ini."

"... Apa maksudmu?"

Claire terlihat bingung.

"Ini adalah sebuah cerita panjang... Kamito dan aku akan menyelinap ke Grand Shrine, untuk meminta seorang princess maiden peringkat tinggi untuk menghancurkan «Brand of Darkness» pada tubuhnya."

"Maksudmu... Grand Shrine?"

Pada poin ini, Claire menjatuhkan rahangnya karena shock. Itu adalah reaksi yang bisa dimengerti. Grand Shrine adalah wilayah Maha Suci Diantara seluruh pulau, tidak dapat diakses bahkan oleh peserta Blade Dance.

"A-Apa yang akan kamu lakukan disana! tahukah kamu bahwa ada Guardian Spirit yang sangat kuat menjaga tempat itu?"

"Tentu aku tidak berencana menerobos gerbang depan! Kita akan masuk melalui jalan rahasia; oleh karena itu, aku perlu Kamito untuk berpenampilan sebagai seorang princess maiden."

"Tapi... I-Ini terlalu berbahaya...!"

"Lalu, beritahu aku, Apakah ada cara lain untuk menyingkirkan kutukan dari kamito?"

"I-Itu..."

Melihat Claire kehilangan kata-kata, Kamito dengan lembut meletakkan tangan dikepalanya.

"Ah!... A-Apa yang kau lakukan! "

"Jangan khawatir, aku tidak akan dengan mudah tertangkap."

"..."

Sebagai tanggapan, Claire menggigit bibir dengan gugup --

"Yah, baiklah... Aku tahu..."

Dia mengangguk dengan enggan.

"Namun, dalam hal ini, aku harus ikut juga."

"Jangan lakukan itu. Sedikit orang yang menyelinap kedalam, lebih baik. Dan Claire, warna rambut mu terlalu mencolok."

"Claire, Apakah kamu khawatir tentang aku?"

"Bodoh! T-Tentu saja tidak."

"Yakinlah, aku akan kembalikan Kamito kepadamu dengan keadaan utuh."

"...Oooh... Aku b-bahkan tidak berpikir apa-apa tentang itu!"

"Ha ha... Kalau begitu, aku akan meninggalkan sisanya padamu. Kamito, ayo pergi."

Fianna melambaikan tangan pada Claire yang tersipu malu, dan kemudian --

Bergegas.

Dia menekan dada lembutnya ke lengan Kamito.

"Hei Hei! Fianna!?"

Jantungnya berdetak kencang, Kamito tersipu.

"Oooh... J-jadi apa... Kamito kamu idiot!"

Claire bergegas keluar dari ruangan sambil menangis.

Bagian 3[edit]

bagian dari pulau terapung,«Ragna Ys», Terdiri dari jaringan gua-gua bawah tanah yang luas.

Tidak ada orang yang hidup sampai hari ini yang tahu ketika itu dibangun, atau bahkan untuk tujuan apa.

Ada sosok berdiri di tempat ini dimana bahkan para princess maiden peringkat tertinggi itu diperintahkan untuk berhenti.

Dia adalah gadis bertopeng merah terang -- Ren Ashbell.

Dia berada di ruang persegi yang penuh ukiran.

Memang kontras dengan gua-gua alam sekitar, Ruangan ini jelas sudah dibangun oleh manusia.

Ruang batu kecil itu ternyata Sacred True Sanctuary.

Grand Shrine didirikan jauh dibawah supaya tidak terlihat penampilannya yang megah.

Ada bau busuk berhembus di tempat ini.

Gadis bertopeng sedang menatap sarkofagus hitam yang ditempatkan di tengah ruangan.

Hanya kehadiran sarkofagus memberikan tekanan udara yang menakutkan dan menyeramkan.

"-- sudah lama aku mencari kamu, Ren Ashbell."

Keluar dari datangnya suara, seorang gadis muda kekanak-kanakan.

Seorang gadis berambut abu-abu perlahan-lahan berjalan keluar dari kegelapan.

Dia adalah Muir Alenstarl.

Dia, yang telah hilang sejak malam pertempuran terakhir, dia adalah peringkat kedua «Beast» dari Instructional School.

"Tampaknya bahwa orang keempat tersebut akhirnya di sini. Lily adalah yang menarik dia kesini sekarang."

"Sepertinya begitu? Putri yang benar-benar membawa masalah bagi orang lain."

Yang mereka bicarakan adalah anggota keempat tim Inferno -- Sjora Kahn. Dia dan Lily berbeda dari Muir karena mereka sudah tidak diambil oleh orang-orang Ren Ashbell, tetapi elementalists diangkat oleh rekomendasi religious Teokrasi Alpha.

Teokrasi Alpha tidak memberikan Ren Ashbell informasi apapun tentang kemampuan Sjora, karena Sjora bertanggung jawab untuk memantau semua tindakan Ren Ashbell.

"Muir Alenstarl... Kamu datang hanya untuk berbicara tentang hal ini?"

"Tentu saja tidak. Izinkan aku bertanya padamu... Kau iblis, apa yang telah kau lakukan pada kakakku?"

Muir bertanya marah, seolah-olah pisau telah ditusuk ke lehernya.

"Kau tidak puas dengan caraku melepaskan kekuatan penuhnya?"

"Ini harusnya menjadi tanggung jawab Muir untuk membangunkan kekuatan saudaraku sendiri."

"Itu bukan maksudku untuk menyangkal, tetapi karena alasan lain, aku tidak memiliki pilihan lain selain untuk mempercepat rencana awal."

Ren Ashbell mengangkat bahunya, tampaknya tidak terganggu.

"Dan jika tubuh kakakku tidak bisa menahan, apa yang akan kau lakukan?"

"Jika demikian, itu berarti bahwa dia tidak memiliki hak akan menggantikan Iblis raja -- itu saja."

"Apa yang kau katakan...!"

Saat ini, ekspresi Muir berubah tajam dan kejam.

"Kau tidak bisa menerima itu? Maka di waktu berikutnya... Bangkitkan dia menggunakan tanganmu sendiri."

Setelah mengatakan itu, Ren Ashbell melemparkan cincin kecil pada Muir.

"... Dan ini?"

"Aku punya artefak kuno «Mythical class» ini dari fogeys tua di Alpha. Tiga Roh militer yang tersegel adalah semua senjata yang ditolak oleh pedoman internasional."

"Apakah kau pikir Muir akan begitu mudah disuap oleh mainanmu ini?"

"Ini adalah hanya tanda persahabatan kita; Harap menerima hal itu."

"... Hmph, aku hanya akan menonton dan melihat seberapa lama kau dapat bertahan."

Sementara mengenakan cincin, Muir melotot marah padanya.

"Meskipun Muir membantumu untuk sekarang, aku tidak seperti Lily. Jika kau berani meletakkan tangan pada kakakku lagi, aku akan membunuhmu tanpa belas kasihan."

"Terserah... Silakan, jika kau bisa."

Ren Ashbell dengan mudah membuat Muir menjadi ganas, kemudian --

Menoleh ke arah sarkofagus hitam.

"Berbicara tentang itu... Apa yang kau lakukan di sini?"

"ritual kebangkitan."

"...huh? Apa itu?"

"Membawa Roh kematian untuk kembali hidup didunia -- «instrutional school» menganggap ini sebagai tindakan paling dilarang dari semua."

"Membawa Roh kematian...?"

Ren Ashbell menempatkan rantai permata sarkofagus.

Itu «batu darah» -- ditemukan hanya di dunia roh asli, suatu krital roh yang sangat berharga mengandung kekuatan kristal roh biasa tidak mungkin jadi tandingannya.

Selanjutnya, dengan suara yang terdengar jelas, dia mulai mengucapkan rapalan yang terdengar seperti kutukan.

"Oh Lord elemental dunia bawah, saya mohon Anda untuk memanggil kembali jiwa-jiwa dari benih-benih kegelapan– "

Dari balik topeng keluar semacam bahasa roh yang sulit untuk dipahami.

Jika ada princess maiden dari Institut disana, mereka pasti akan sangat terkejut.

Hanya princess maiden peringkat tertinggi yang diizinkan untuk merapalkan bahasa kuno tingkat tinggi.

Bump, bump -- dari sarkofagus hitam keluar seperti detak jantung.

Tiba-tiba, «batu darah» merah cerah hancur!

Kemudian --

Mendesis... Desisan... Mendesis

Dengan gerakan-gerakan kecil, tutup sarkofagus perlahan-lahan terbuka, dan dari celah kecil -- muncul sesuatu!

"A-Apa sebenarnya... ini...?"

Muir Alenstarl tidak bisa bergerak tetapi Badannya mulai merinding, pemandangan mengerikan yang terlihat di depan matanya.

"Dia adalah Ren Ashbell sebelumnya -- Nepenthes Lore."

Suara Ren Ashbell bergema di Ruangan batu diliputi dengan bau busuk daging.

"Dia itu juga – anggota kelima «Tim Inferno»."



Back to Bab 3 - Godaan Putri Naga Return to Halaman Utama Forward to Bab 5 - Putri Maiden dari Grand Shrine